8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
1/18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam merupakan agam Tauhid dan agama Samawi yang sempurna. Tauhid
sama dengan Wahid yang berarti ‘satu’, ‘esa’ atau tunggal. Tauhid berarti meyakini
Allah adalah satu atau esa, tidak ada yang menyamainya baik dalam zat-Nya atau
perbuatan-nya menciptakan alam semesta. Sedangkan Agama samawi atau disebut
juga agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun
berdasarkan wahyu Allah. Oleh karena itulah, Islam masuk kedalam agama Tauhid
dan agama Samawi yang sempurna karena Islam adalah agama yang mengajarkan
umatnya bahwa Allah adalah satu dan tidak ada dzat yang menyamaiNya, serta
dipercaya para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.
Namun dewasa ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan fundamental
yang terjadi dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu permasalahan
fundamental yang kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam.
Dasar ajaran Islam yang terdiri dari aqidah, syari‟ah, dan akhlak sering sekali
dilupakan keterkaitannya. Contohnya: seseorang melaksanakan shalat, berarti dia
melakukan syari‟ah. Tetapi shalat itu dilakukannya untuk membuat kagum orang-
orang di sekitarnya, berarti dia tidak melaksanakan aqidah. Karena shalat itu
dilakukannya bukan karena Allah SWT, maka shalat itu tidak bermanfaat bagi
dirinya sendiri ataupun orang lain. Alhasil, dia tidak mendapatkan manfaat pada
akhlaknya. Oleh sebab itu dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap dapat
menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri dari:
Aqidah, Syari‟ah, dan akhlak yang kian terlupakan.
1.2 Perumusan Masalah
Apa penjelasan kerangka dasar ajaran Islam ?
Apa unsur-unsur ajaran Islam?
Bagaimana fungsi dan kedudukan ajaran/Aqidah Islam ?
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
2/18
2
1.3 Tujuan Pembahasan
Menjelaskan dan menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran
Islam yang terdiri dari: Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak yang kian
terlupakan;
Menjelaskan mengenai ruang lingkup Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak
dalam ajaran Islam dan kedudukannya dalam ajaran Islam.
Memahami dan mangkaji mengenai Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak dalam
ajaran Islam
Merefleksikan pemahaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari;
Memahami kekeliruan-kekeliruan menyangkut Aqidah, Syari‟ah, dan
Akhlak untuk kemudian menjadi cermin untuk berintrospeksi diri
1.4 Sistematika Penulisan
Bab Pertama, yaitu pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan pembahasan, dan sistematika penulisan.
Bab Kedua, yaitu pembahasan terkait pokok bahasan LSPB 2..
Bab Ketiga, yaitu penutup terdiri atas kesimpulan, kritik dan saran.
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
3/18
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aqidah Islam
Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan, adalah
keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Dalam
ajaran agama Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan
atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu
keyakinan kepadaAllah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
akhir,serta taqdir baik dan buruk.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau diamalkan.
akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-
nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. dan akal tidak mampu juga
menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu. tetapi akal hanya
perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran sipembawa berita tersebut di
buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja.
Adapun yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar dalam aqidah islam
adalah rukun iman, sebagai berikut :
Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah-
lah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan, membina,
mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia
Iman kepada malaikat
Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa
Allah menciptakan malaikat dari cahaya.
Iman kepada kitab suci
Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :
1. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As
2.
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
4/18
4
3. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As
4. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Iman kepada Nabi dan Rasul
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada
umat manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap
ajaran Allah. Iman kepada hari akir
Iman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa manusia akan mengalami
kesudahan dan meminta pertanggung jawaban di kemudian hari.Al-Qu’ran
selalu menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-
peristiwa hari kiamat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-
qari’ah, an-naba’ dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan
peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi manusia pada saat itu.
Iman kepada qada’ dan qadar
Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati
bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.
Aqidah memiliki beberapa fungsi bagi umat Islam di muka bumi ini,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
2.
Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidah yang
kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia,
dan bermu’amalat dengan baik.
3. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah
kita tersebut tidak akan diterima.
Fungsi suatu aqidah tentu tidak terlepas dari peran akidah dalam Islam,adapun peran aqidah adalah sebagai berikut:
1. Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah.
2. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 :
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
5/18
5
Artinya :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
3.
Berpengang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur
hidup.
Allah berfirman dalam surat Fushilat ayat 30:
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah”
kemudian mereka beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka) maka para
malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata) : “Janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang dijanjikan Allah kepadamu.”(QS. Fushilat: 30).
4. Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia
yang fana ini.
5. Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah
umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesusah mereka.
2.2 Implementasi Aqidah dalam Kehidupan
Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang karena
tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai
prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkan
dirinya dari jalan hidup kebahagiaan. Oleh karena itu, akidah sangat dibutuhkan
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa implementasi aqidah dalam
kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
1. Akidah dalam Individu
Implementasi aqidah dalam individu dapat berupa perwujudan enam rukun
iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya, merenungkan
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
6/18
6
kekuasaan Allah SWT, berbuat kebaikan karena tiap gerakan kita diawasi
Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Qur’an, menjalani risalah nabi,
dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar
sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat
hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik.
2. Aqidah dalam keluarga
Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan
saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam. Contoh implementasi aqidah
dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa
sebelum melakukan sesuatu.
3.
Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat
Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga
hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara,
antara lain dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu
masyarakat yang tentram dan harmonis. Contoh implementasi aqidah dalam
kehidupan bermasyarakat adalah tolong menolong, toleransi, musyawarah,
bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah swt
dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.
4. Aqidah dalam kehidupan bernegara
Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan
bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu
sendiri. Tak perlu lagi menjual tenaga rakyat ke negara lain karena rakyatnya
sudah memiliki SDM yang tinggi berkat penerapan aqidah yang benar. Apabila
hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan memperoleh
kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.5. Aqidah dalam pemerintahan
Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap
pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan
negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan.
Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan, semuanya disandarkan pada
ketetapan Al- qur’an dan hadist. Apabila permasalahan tersebut tidak memiliki
penyelesaian yang pasti dalam Al-qur’an dan hadist, maka akan dibuat
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
7/18
7
keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran tersebut. Segala
keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar dan
diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu kehidupan
berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi Allah SWT.
2.3 Syariah Islam
Definisi hukum islam adalah hukum yang bersumber dari agama islam.
Hukum islam juga menjadi bagian dari agama islam. Selain itu, definisi hukum
islam dapat dijelaskan sebagai keseluruhan ketentuan dari Allah SWT yang harus
ditaati oleh seorang muslim. Dasar dan kerangka hukum islam ditetapkan oleh
Allah SWT. Sumber-sumber hukum Islam yaitu Al-Qur ’an, Al-Sunnah, Ijtihad,
Qiyas , dan Ijma
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam hukum Islam, meliputi hal-hal
berikut ini :
1.
Hubungan manusia dengan Tuhannya secara vertikal diantaranya meliputi,
shalat, puasa, zakat, naik haji dan lain sebagainya;
2. Hubungan manusia muslim dengan sesama muslim antara lain meliputi, tolong
menolong, bekerja sama, sillaturrahmi dan lain sebagainya;
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia, antara lain meliputi tolong
menolong, mewujudkan perdamaian, bekerja sama dalam meningkatkan
kesejahteraan dan lain sebagainya;
4. Hubungan manusia dengan alam di lingkungan sekitarnya dan alam semesta;
5. Hubungan manusia dengan kehidupan, yakni hidup dengan berusaha mencari
karunia Allah yang halal, mensyukuri nikmat-Nya, dan lain sebagainya.
Kemaslahatan hakiki sebagai tujuan hukum islam, meliputi 5 hal, yakni:memelihara agama, jiwa, akal dan keturunan serta harta yang selanjutnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Memelihara agama adalah memelihara pelaksanaan agama, yakni menjalankan
agama sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh agama.
Memelihara jiwa adalah memelihara diri dari segala ancaman. Menyuburkan
keikhlasan hati dalam beribadah dan berinteraksi bersama dengan masyarakat.
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
8/18
8
Memelihara akal adalah menjaga akal pikiran agar selalu dapat berpikir secara
sehat dan senantiasa berbuat baik dan benar.
Memelihara keturunan adalah menjaga dan memberikan kasih sayang kepada
anak keturunan agar dapat tumbuh dengan normal dan dalam pendidikan yang
baik.
Memelihara harta benda adalah mengatur agar mendapatkan rejeki yang baik,
yang benar dan halal serta senantiasa berbagi harta benda yang dimiliki kepada
orang yang tidak mampu sesuai dengan perintah agama.
Adapun hukum-hukum dalam Islam secara garis besarnya adalah sebagai
berikut :
1.
Wajib. Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan
pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan yang
memiliki hukum wajib adalah shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, dan
Zakat.
2. Mandud atau Sunnah. Mandud atau sunnah ialah sesuatu perbuatan yang
dituntut agama untuk dikerjakan tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan
wajib atau sederhananya perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan
pahala dan jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan siksaan atau hukuman.
Contoh dari perbuatan yang memiliki hukum mandud atau sunnah ialah shalat
yang dikerjakan sebelum/sesudah shalat fardhu.
3. Haram. Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikejakan pasti akan
mendapatkan siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh
perbuatan yang memiliki hukum haram adalah membunuh, mabuk, judi, dan
sebagainya.
4.
Makruh. Perbuatan makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jikameninggalkannya itu lebih baik dari pada mengerjakannya. Contoh dari
perbuatan makruh ini adalah memakai sutra atau cincin emas bagi laki-laki.
5. Mubah. Ada yang mengartikan bahwa mubah adalah suatu perbuatan yang
diperbolehkan oleh agama antara mengerjakannya atau meninggalkannya.
Contoh dari mubah adalah makan, minum, bermain yang sehat dan sebagainya.
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
9/18
9
2.4 Sistem Implementasi Syariah Islam
Syari’ah yang berarti juga Syari’at Islam yang menurut terminologi artinya
adalah peraturan-peratuan atau hukum yang ditetapkan Allah bagi manusia melalui
Rasul- Nya. Syari’at terdiri dari dua bagian yaitu (1) ibadah yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, (2) Muamalah yang mengatur hubungan
manusia dengan sesamanya dan makhluk lain yang berkaitan dengan hubungan
sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan.
A. Ibadah
ي
َ
د
ن إ سإا
و قد سدل
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. Surat Adz Dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua
makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka
mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT.
Ruang lingkup ibadah yaitu dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang
ditentukan oleh agama. Hukum syariat yakni terdiri dari:
1. Wajib : ketentuan syar’i yang menuntut para mukallaf yang mengikat serta diberi
imbalan pahala bagi yang melakukanya dan ancaman dosa bagi yang
meninggalkanya
2. Sunnah : ketentuan Syar’i tentang berbagai amaliah yang harus dikerjakan
mukallaf yang tidak mengikat. Pelakunya diberi imbalan pahala tanpa ancaman
dosa bagi yang meninggalkanya.
3. Haram : tuntutan syar’i kepada mukallaf untuk meninggalkanya dengan tuntutan
yang mengikat., beserta imbalan pahala bagi yang menaatinya dan balasan dosa
bagi yang melanggrnya.
Secara garis besar, ibadah itu dibagi dua yaitu : ibadah pokok yang dalam
kajian ushul fiqh dimasukkan dalam hukum wajib, baik wajib ‘ain atau wajib
kifayah. Termasuk kedalam kelompok ibadah pokok itu adalah apa yang menjadi
rukun islam dalam arti akan dinyatakan keluar dari islam bila sengaja
meninggalkannya yaitu:
1. Ibadah Sholat : secara terminologi yaitu serangkaian dan perbuatan tertentu yang
dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Hukumnya adalah wajib ‘ain
kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf)
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
10/18
10
2. Ibadah Zakat : menurut istilah berarti menyerahkan harta secara putus yang telah
ditentukan syari’at kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Hukum
zakat adalah bersifat wajib. Yang telah disebutkan dalam QS.Al-Muzzammil:20.
3.
Ibadah Puasa : menurut pengertian syari’at puasa ialah menahan diri dari sesuatu
yang dianggap dapat membatalkan, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari
dengan niat puasa, oleh orang muslim yang berakal dan tidak sedang mengalami
haid atau nifas.
4. Ibadah Haji : secara terminologi haji berarti kepergian menuju mekkah pada
bulan-bulan tertentu untuk melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu demi
karena Allah.
Sekarang bagaimana kita sebagai seorang manusia memaksimalkan atau
meningkatkan kualitas-kualitas dari ibadah. Berikut ini merupakan cara-cara yang
bisa kita lakukan :
1. Senantiasa merasa bahwa diri ini penuh diliputi dengan dosa dan noda. Dalam
hidup ini kita sering kali terjebak ke dalam perbuatan dosa, entah dosa kecil
maupun dosa besar. Dengan berpandangan seperti ini menjadkan diri ini semkin
butuh terhadap ampunan dan pada titik akhirnya akan meningkatkan ibadah
sebagai tambal sulamnya.
2. Mengintrospkesi dirinya sendiri. Introspeksi yang harus dilakukan adalah
melihat sejauh mana Ibadah yang orang tersebut lakukan sudah khusyuk,
setengah khusyuk atau bahkan tidak sama sekali.
3. Jangan menganggap ibadah yang kecil-kecil itu remeh. Anggapan adanya ibadah
yang remeh menyebabkan kita meninggalkan banyak jenis ibadah ketikan kita
tidak bisa melakukan ibadah yang dianggap besar, tidak hanya itu menganggap
sebagian bentuk ibadah kecil dan remeh akan menyebabkan kita menyepelekanorang lain yang melakukan ibadah tersebut.
4. Belajar ilmu agama lebih banyak lagi. Semakin tahu tentang kedalaman makna
ibadah kepada Allah maka semakin giat pula bagi kita dalam meningkatkan
kualitas ibadah. Itulah sebabnya orang yang berilmu akan lebih utama ketimbang
orang ahli ibadah. Nah, kalau dua-duanya kita gabungkan yaitu sebagai ahli ilmu
dan ahli ibadah tentu akan sangat mulya sekali. Di dalam hadits Nabi SAW pun
menjelaskan :
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
11/18
11
B. Muamalah
Setelah mengetahui pengertian dari Ibadah, kita pun harus megetahaui apa
itu Muamalah. Berikut di bawah ini adalah pengertian Muamalah, dari kata ( س )
yang merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan
yang dikehendaki mukallaf. Muamalah mengikuti pola (م و
) yang bermakna
bergaul (
و
ل
س).
Muamalah sangat penting dipahami seluruh umat muslim, dikarenakan
dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari Muamalah mengatur hampir seluruh
hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lain. Ruang lingkup
fiqih Muamalah terbagi menjadi 2 yaitu:
1.
Mumalah yang bersifat Abadiyah
Adapun Muamalah yang bersifat Adabiyah ialah Ijab Qabul saling meridhoi,
tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak dan kewajiban, kejujuran pedagang,
penipuan pemalsuan, penimbunan dan segala sesuaru yang bersumber dari
indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta dalam hidup
bermasyarakat
2. Muamalah yang bersifat Madiyah
Adapun Muamalah yang bersifat Madiyah ialah masalah jual beli, jaminan dan
tanggungan pemindahan, hiwalah, sewa menyewa barang titipan, garapan tanah,
menyewa tanah, upah, gugatan, sayembara dan beberapa masalah Muasyiroh
seperti masalah bunga bank, asuransi dan kredit.
Untuk meningkatkan kualitas Muamalah seseorang hampir sama dengan
cara meningkatkan kualitas Ibadah yang tadi sudah dijelaskan. Berikut merupakan
cara-cara untuk meningkatkan kualitas muamalah :
1.
Mengevaluasi dan mengintrospeksi diri sendiri sehingga dapat mengetahuisudah sejauh mana kita melakukan Muamalah.
2. Kemudian seseorang tersebut haruslah berniat untuk lebih baik dalam
melakukan Muamalah nantinya.
3.
Dan yang terakhir, apabila seseorang melakukan Muamalah, orang tersebut
dituntut untuk tahu Mualamalah apa yang sedang ia jalankan, jadi jelas ia
dituntut untuk mengetahui pengetahuan mengenai hal tersebut.
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
12/18
12
2.5 Akhlak Islam
Pengertian akhlak menurut etimologi adalah perangai, kebiasaan, adat,
perbuatan, dan urf, baik yang terpuji maupun yang tercela. Pengertian akhlak secara
sosioloagis di Indonesia berarti perangai dan tingkah laku yang terouji. Apabila kata
akhlak dikaitkan dengan kalimat islam, yang disebut al-Akhlak al-Islamiyah atau
al-Akhlak al-Karimah berarti perbuatan dan tingkkah laku yang baik dan terpuji,
sesuai dengan tuntutan al-Qur’an dan al-Sunnah.
Akhlaq merupakan bentuk jamak dari kata khuluq (Qs. 26; 137; 68; 4), yang
artinya perbuatan, tingkah laku, atau budi pekerti. Sedangkan secara garis besarnya,
akhlak terbagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak terhadap khaliq (Yang
Menciptakan); dan akhlak terhadap makhluk (yang diciptakan). Dari dua bagian ini,
akhlak mengandung semua nilai yang diperlukan oleh manusia untuk keselamatan
dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nilai-nilai tersebut dapat dibagi sebagai
berikut :
1. Al – akhlaq al – diniyyah (nilai – nilai keagamaan)
Nilai- nilai agama adalah akhlak yang bersangkutan dengan kewajiban
hamba kepada Tuhannya, hal ini meliputi:
a.
Beriman kepada Allah, kepada rasul – rasul-Nya, malaikat – malaikat-Nya,
kitab – kitab-Nya, qodlo dan qodhar, serta beriman kepada hari akhir.
Bersyahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji.
b. Taat kepada Allah secara mutlak yakni menjalankan semua perintah – Nya,
dan menjauhi segala larangan – Nya serta takutlah pada Allah.
c. Memikirkan ayat-ayat – Nya
d. Mensyukuri nikmat – Nya
e.
Bertawaqal kepada – Nyaf.
Berdo’a kepada Allah dengan penuh takut dan harap
g. Tidak putus asa dari rahmat – Nya
h. Menggantungkan segala perbuatan masa depan kepada kehendak – Nya,
maksudnya adalah jangan kita berjanji untuk mengerjakan suatu hal. Kecuali
dengan mengucapkan “insya Allah”
i. Selalu mengingat Allah
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
13/18
13
j. Menyucikan dan membesarkan – Nya dengan cara bedzikir kepada Allah dan
bertasbih kepada Allah dikala waktu pagi dan petang
k.
Mengerjakan shalat yang diwajibkan
l.
Mengerjakan haji
m. Bertobat dan memohon ampunan kepada – Nya
n.
Mencintai Allah melebihi segala-galanya
o. Tidak membalas cercaan orang musryik
p. Menjauhi majleis-majelis yang membantah kebenaran Allah
q. Jangan banyak bersumpah dengan nama Allah
r. Menghormati sumpah, bila telah bersumpah
2. Al –
akhlaq al –
fardiyyah (nilai –
nilai perseorangan)
a. Kesucian jiwa
b. Lurus di jalan Allah
c. Menguasai nafsu
d.
Menjaga nafsu makan dan seks yaitu dengan menjalankan puasa dan tidak
mengumpuli pasangan halal kita pd waktu-waktu tertentu, seperti haid
e. Menahan rasa marah yaitu memaafkan kesalahan orang lain
f.
Benar
g. Teguh pendirian
h. Lemah lembut dan rendah hati
i. Berhati-hati dalam mengambil keputusan dan berlaku teliti dalam mengambil
tindakan
j. Menjauhi buruk sangka
k. Istiqomah dan sabar
l.
Teladan yang baikm.
Sederhana
n. Beramal soleh
o. Berlomba-lomba dalam kebaikan
p.
Berhati ikhlas
q. Pintar mendengan dan menyelidiki informasi, yakni jagan kegabah
mengambil persepsi.
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
14/18
14
2.6 Implementasi Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab “khuluq”, jamaknya “akhlâq” yang
berarti tabiat atau budi pekerti. Prof. Ahmad Amin, dikutif Hamzah Yaqub,
mendefinisikan akhlak adalah “suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada
lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.”
Kata akhlak di dalam al-Quran disebutkan pada surat al-Qalam (68): 4,
“Dan sesungguhnya kamu benar - benar berbudi pekerti yang agung.” Adapun penerapan nilai-nilai karakter keagamaan adalah seperti kejujuran
dan ketransparanan. Kejujuran dalam islam atau dikenal dengan istilah As-Shidqu
ialah kesesuaian pembicaraan dengan kenyataan menurut keyakinan orang yang
berbicara. Transparan kurang lebih memiliki arti sama dengan jujur. As-Sidqhu ini
memiliki keutamaan yang agung, pahala yang besar/banyak, serta kedudukan yang
mulia. Jujur dan benar di antara bagian dari Ash-Shidu. Dan bukti dari keutamaan
Sidqhu, ketinggian kedudukannya, serta kemuliaan derajatnya ada di Q.S. Al Ahzab
ayat 35. Contoh cara-cara menerapkan perilaku jujur adalah sebagai berikut:
a. Di kampus, luruskanlah niat kita untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh ibu bapak dosen, tidak menyontek saat ujian, menaati
peraturan yang berlaku, dan bertutur kata sopan.
b. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua,
memberitakan mereka hal-hal yang benar.
c. Di masyarakat, kita dapat melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun
lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang
membuat suasana di lingkungan menjadi tidak kondusif, dan tidak membuat
gosip.
Masalah besar umat hari ini memasuki era globalisasi terjadinya interaksi
dan ekspansi kebudayaan secara meluas melalui media massa yang di tandai dengan
semakin berkembangnya pengaruh budaya pengagungan materia secara berlebihan
(materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik),
dan pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik). Gejala
http://2.bp.blogspot.com/-SHIR5ynCTls/VRoBZDvvEoI/AAAAAAAAEvE/iQu947NUGPM/s1600/68_4.png
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
15/18
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
16/18
16
sehingga tergambar bahwa akhlak pada dirinya adalah akhlak yang terpuji.Atas
dasar hubungan itu, maka seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi
tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam
kategori kafir. Seseorang yang mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau
melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yang
mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yang
tidak lurus atau dengan akidah yang salah disebut orang yang munafik.
Oleh sebab itu peran aqidah, syariah, dan akhlak dalam pembentukan
ketaqwaan manusia adalah sebagai berikut :
a. Takwa merupakan kepamahaman Muslim akan kebaikan dan keburukan serta
perintah dan larangan Allah SWT
b. Ketakwaan adalah cermin sinergi dari Aqidah, Syriah dan Ahlak, seperti yang
tersirat dalam Q.S Al-Bawarah 2: 2-3, 177.
b. Mutaqiin adalah mereka yang berhasil menyautan seluruh pokok ajaran agama
dan menyeimbangkan akal dan nasu serta menunjukkan totalitas identitas
sebagai Mukmin
c. Tantangan zaman sukses dihadapi dengan ketaguhan dalam keimanan,
kesungguhan dalam kepatuhan ibadah, dan pengalaman nilai agama dengan
bulat hati dan ikhlas
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
17/18
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kerangka dasar ajaran Islam terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak.
Ketiganya saling berhubungan satu sama lain.
Aqidah merupakan akar(dasar) dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan
Syaria‟ah adalah perbuatan-perbuatan yang merupakan wujud dari aqidah.
Dari penetapan aqidah dan perwujudannya berupa Syari‟ah muncullah buah
berupa kebermanfaatannya baik bagi diri sendiri maupaun orang lain yang
disebut denganakhlak.
Tidak hanya ilmu ilmu keislaman saja, namun di dalam ajaran Islam
diajarkan pula hal – hal lain, seperti politik yang berdasar Islam, ekonomi,
dan masyarakat
Agar setiap muslim bisa lebih mengerti ajaran Islam, sebaiknya setiap
muslim mempelajari ilmu – ilmu keislaman lebih dalam lagi
Tidak hanya mempelajari lebih dalam ilmu – ilmu keislaman, tetapi juga
dipahami dengan baik agar bisa diamalkan dalam kehidupan sehari – hari
8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)
18/18
18
DAFTAR PUSTAKA
Bambang. Fiqih Muamalat (Pengertian, Ruang Lingkup, Sumber Hukum, Asas,
Prinsip serta Akad dan Hak). http://bambang89.heck.in/fiqih-muamalat-
pengertianruang-lingkupsu.xhtml (diakses Jumat, 11 Maret 2016, pukul
03.00 WIB)
Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997
Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993
Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1
Ichtiar Baru Van Hoeve, Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: 1996
Pratama, Ade. Pengertian Syari’ah dan Ruang Lingkup Syari’ah.
http://www.slideshare.net/AdePratama5/pengertian-syari’ah-dan-ruang-
lingkup-syari’ah (diakses Kamis, 10 Maret 2016, pukul 10.00 WIB)
Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H. Pendidikan Agama Islam dengan subpokok
bahasan Penerapan dan Tantangan Akhlak serta Upaya Peningkatan
Kualitas Akhlak.
Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah Al-Quran, 1989, Bandung: Mizan
Zuhdi, Masjufuk, Studi Islam. Rajawali Pers, Jakarta, 1988