Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmein” artinya berhias. Kosmetik digunakan secara luas baik untuk kecantikan maupun untuk kesehatan. Masyarakat di zaman Mesir Kuno sudah memanfaatkan merkuri pada abad ke 18. Dunia kedokteran memakai merkuri sebagai obat sifilis, tapi sekarang semua bahan obat dokter yang mengandung merkuri sudah ditinggalkan karena merkuri adalah logam berat yang berbahaya bagi kesehatan. 1 Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode Spektrofotometer serapan atom (AAS). Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui 1 Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” http://Jurnal-Virginia- Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).

Transcript of Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu.

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmein” artinya berhias. Kosmetik

digunakan secara luas baik untuk kecantikan maupun untuk kesehatan.

Masyarakat di zaman Mesir Kuno sudah memanfaatkan merkuri pada abad ke 18.

Dunia kedokteran memakai merkuri sebagai obat sifilis, tapi sekarang semua

bahan obat dokter yang mengandung merkuri sudah ditinggalkan karena merkuri

adalah logam berat yang berbahaya bagi kesehatan.1

Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode

Spektrofotometer serapan atom (AAS). Metode AAS (Atomic Absorption

Spectrophotometry) merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan

untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan,

namun terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi cuplikan. Pada metode

destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan cara menambahkan

pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang

digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti asam sulfat (H2SO4), asam

nitrat (HNO)3, H2O2, perklorat (HClO4) atau campurannya. Pemilihan jenis asam

untuk mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.2

1Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” http://Jurnal-Virginia-Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).

2Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya” Jurnal Kimia, 2 no. 1 (Juni) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,

1

2

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ini untuk

mengetahui kadar Cd dalam tiram secara destruksi dengan Spektrofotometer

Serapan Atom (SSA).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu berapakah kadar merkuri (Hg)

dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer

Serapan Atom (SSA)?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui kadar merkuri (Hg)

dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer

Serapan Atom (SSA).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kosmetik

Kosmetik merupakan produk yang dihasilkan oleh industri kosmetik dan

dipasarkan secara langsung kepada konsumen. Kosmetik berguna untuk

memperbaiki kesehatan, kebersihan dan penampilan fisik manusia dan melindungi

bagian tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan. Kosmetik

termasuk sediaan farmasi maka pembuatannya harus mengikuti persyaratan,

%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf (31 Oktober 2014).

1

3

keamanan, dan pemanfaataan sesuai Undang-Undang Kesehatan serta Peraturan

Pelaksanaannya yaitu batas cemaran merkuri didalam kosmetik sebesar 1 mg/kg.

sesuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik

Indonesia Nomor HK. 03.1.23.07.11,6662 Tahun 2011. Kosmetik tidak boleh

mempengaruhi fisiologi tubuh dan hanya bekerja di lapisan epidermis kulit.3

Di Indonesia angka kejadian efek samping kosmetik juga cukup tinggi

terbukti dengan selalu di jumpainya kasus efek samping kosmetik pada praktek

seorang dermatologi. Reaksi efek samping kosmetik cukup parah akibat

penambahan bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih. Parahnya reaksi efek

samping kosmetik ini salah satunya disebabkan karena penambahan bahan aditif

untuk meningkatkan efek pemutih, disamping karena penggunaan jangka panjang

pada area yang luas pada tubuh, di iklim yang panas dan lembab yang

kesemuanya meningkatkan absorbsi melewati kulit.4

B. Merkuri (Hg)

Raksa merupakan terjemahan ke bahasa Indonesia dari bahasa latin

"hydrargyrum" (Hg). Terjemahan ke bahasa Inggris adalah mercury, yang berarti

mudah menguap. Walaupun terjemahan hydrargyrum ke bahasa Indonesia adalah

raksa, namun dikalangan peneliti dan masyarakat unsur hydrargyrum lebih

terkenal dengan nama merkuri. Raksa adalah unsur kimia, yang mempu-nyai

nomor atom 80, berat atom 200,61 dan jari-jari atom 1,48 A°. Merupakan satu

satunya unsur logam yang berbentuk cair pada suhu kamar ( 25°C ) dan sangat

mudah menguap. Membeku pada suhu — 38,87°C dan mendidih pada suhu

356,9°C. Warnanya tergantung pada ben-tuk fasanya. Fasa cair berwarna putih

3Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.4.

4Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h. 2.

3

4

perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu. Densitas raksa yaitu 13,55

merupakan densitas yang tertinggi dari semua benda cair. Tegangan

permukaannya juga sangat tinggi yaitu 547 dine, dibandingkan dengan air (73

dine) atau alkohol (22 dine).5

Berdasarkan PERMENKES RI No.445/MENKES/PER/V/1998 Indonesia

melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik, namun penggunaan krim

yang mengandung merkuri ini masih terus digunakan. Menurut Dr. Retno I.

Tranggono, SpKK menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya

memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat, tetapi lama-

kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah, selain itu,

pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker

kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker

lainnya. Pendapat ini berbeda dengan pendapat dari masyarakat dimana

Masyarakat menganggap bahwa kosmetik pemutih wajah tidak akan

menimbulkan hal-hal yang membahayakan karena hanya ditempelkan dibagian

luar kulit saja, tetapi ternyata pendapat ini salah, kulit mampu menyerap bahan

yang melekat pada kulit. Absorpsi kosmetik melalui kulit terjadi karena kulit

mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat

di atasnya. Dampak dari absorpsi ini ialah efek samping kosmetik yang dapat

berlanjut menjadi efek toksik kosmetik.6

C. Destruksi

Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi

unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan,

5Horas P. Hutagalung, Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3 (1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014).

6Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.2.

5

yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik, pada

dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi

basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini

memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang

berbeda.7

Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik

tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat

oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain

asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam

klorida (HCl). Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun

campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih

pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah

larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan

baik. Senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam

yang stabil dan disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja

destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan

metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.8

Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel

menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle

furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam

destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini

sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.9

7Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian”, h. 2.

8Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.

9Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.

6

D. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Spektroskopi atom merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur,

dimana sekitar 70 unsur dapat dianalisis. Pemakaiannya luas pada berbagai bidang

karena prosedurnya paling selektif, spesifik, sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran

ppm sampai ppb, waktu yang diperlukan cepat dan mudah dilakukan.10

Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah

penyerapan energi secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan berada

dalam bentuk gas. Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam tertentu ketika

disedot ke dalam nyala, maka akan berubah menjadi uap sesuai dengan spesi

logam. Beberapa logam akan naik langsung ke tingkat energi eksitasi sedemikian

rupa untuk memancarkan radiasi logam tertentu. Titik kritis dari atom logam

dengan energi kuantum yang cukup besar dari unsure tertentu akan tetap berada

dalam keadaan dasar dan tidak teremisi. Atom tersebut yang akan menerima

radiasi cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan

atom logam.11

Spektroskopi absorpsi atom pada metodenya radiasinya dari suatu sumber

yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan kedalam nyala api yang berisi

sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor

melalui monokromator, untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari

sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang

dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api. Detektor disini

akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak

balik (sinyal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur

10Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 196.11Nursalam Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin

University Press, 2013), h. 88-89.

7

berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang

diukur (sampel) dalam nyala api.12

Pelarut digunakan dalam prosedur dalam spektrofotometrik menimbulkan

permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut tidak hanya harus

melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap cukup banyak dalam daerah

itu dibuat.13

Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat mengukur kadar unsur

tertentu dengan baik meskipun dengan adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali

tidak ada keharusan untuk memisahkan unsure uji dari yang lain sehingga tidak

hanya menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber kesalahan

yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, Spektrofotometer serapan

atom (SSA) dapat juga digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan

berair. Kenyataannya, Spektrofotometer serapan atom (SSA) bebas dari segala

kerumitan persiapan sampel, telah terbukti sebagai alat analisis yang ideal dan

serbaguna, walaupun bukan ahli kimia, misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur

yang lebih berorientasi pada pentingnya hasil.14

12Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 197.13R. A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius

Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.14Nursalam hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer, h. 88.

8

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Jumat/ 14 November 2014

Pukul : 13.00-17.30 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia

Instrumen Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

9

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rangkaian alat

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) varian AA240F, lampu katoda

merkuri (Hg), cold vapor, neraca analitik, penangas listrik, pipet skala 5 mL

dan 1 mL, pipet volume 25 mL, labu takar 500 mL, 100 mL dan 50 mL,

erlenmeyer 100 mL, bulp, botol semprot, batang pengaduk, corong dan

spatula.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam nitrat

(HNO3) p.a, asam klorida (HCl) p.a, aquabides (H2O), kertas saring whatman

no.42, larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm, sampel (DM), dan timah (II)

klorida (SnCl2)

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:

1. Preparasi uji merkuri (Hg) total

Prosedur kerja pada preparasi uji merkuri (Hg)l total yaitu

menimbang 5,0022 gr dan 5,0019 gr sampel ke erlenmeyer 100 mL.

Menambahkan aquabides (H2O) 25 mL dan asam nitrat (HNO3) pekat

sebanyak 5 mL. Memanaskan hingga larutan menjadi 10 mL. Menyaring

larutan hasil sisa destruksi ke dalam labu takar 100 mL. Menambahkan 1 mL

larutan baku 1 ppm. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan

menghomogenkan. Melakukan duplo.

10

2. Pembuatan larutan pengencer asam nitrat (HNO3)

Prosedur kerja pada pembuatan larutan pengencer yaitu 5 % asam

nitrat (HNO3) p.a dipipet sebanyak 38 mL ke dalam labu takar 500 mL

ditambahkan 0,5 % asam klorida (HCl) p.a sebanyak 7 mL kemudian

diencerkan dengan aquabides (H2O) hingga tanda batas dan dihomogenkan.

3. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm

Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm yaitu

memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm ke dalam labu takar 50

mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.

4. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm

Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm yaitu

terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 100 ppm ke dalam

labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.

5. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm

Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm yaitu

terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 10 ppm ke dalam

labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.

6. Pembuatan larutan standar

Prosedur kerja pada pembuatan larutan standar yaitu memipet larutan

baku 10 ppm sebanyak 0,25 mL, 0,5 mL, 0,75 mL dan 1 mL ke dalam 4 labu

takar 50 mL yang berbeda. Mengencerkannya dengan aquabides (H2O) dan

homogenkan.

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Tabel IV.1 Larutan Standar dan Sampel

No. Larutan Konsentrasi (x) (ppm) Absorbansi (y)

1. Blanko 0 0,0000 0,00112. 1 0,0050 0,06883. 2 0,0100 0,11524. 3 0,0150 0,14535. 4 0,0200 0,21976. Sampel (DM)1 Uncal 0,35087. Sampel (DM)2 Uncal 0,3475

12

2. Reaksi

3. Grafik

a. Grafik Komputer

0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.0250

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

f(x) = 10.274 x + 0.00728000000000001R² = 0.982314572123419

yLinear (y)

Konsentrasi

Abs

orba

nsi

Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .

b. Grafik Manual

13

Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar . B. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar merkuri

(Hg) yang terdapat pada kerang hijau. Kerang hijau yang akan diuji didestruksi

dengan metode basah. Pengukuran kandungan merkuri (Hg) dilakukan dengan

menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).

Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk

kadmium Hg(NO3)2 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar.

Memipet larutan standar merkuri (Hg) masing-masing ppm, ppm, ppm, ppm dan

ppm deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan

absorbansi dari masing-masing deret standar.

Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan menimbang sampel DM.

Menambahkan aquabides sebagai pelarut bebas mineral dan akan membersihkan

14

sampel dari pengotor. Menambahkan asam nitrat (HNO3) yang berfungsi sebagai

asam yang akan menyerap kadar logam berat yang dalam sampel. Selanjutnya

dipanaskan untuk mempercepat terjadinya proses destruksi karena pada suhu

tinggi destruksi berlangsung cepat yang artinya perombakan logam organik dapat

cepat menjadi logam-logam anorganik. Mendinginkan dan sebelum disaring

menambahkan 1 ml larutan baku 1 ppm untuk mepermudah dalam

pengidentifikasian merkuri (Hg) dalam sampel pada saat pengidentifikasian

menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor, kemudian menyaring

larutan ke dalam labu takar dan selanjutnya mengencerkan untuk memperkecil

konsentrasi lautannya. Mengidentifikasi larutan menggunakan spektrofotometer

serapan atom (SSA) vapor.

Larutan yang telah dihimpitkan di uji kadar merkurinya dengan alat

spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor dengan panjang gelombang 253,7

nm, dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan

hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007 dengan R² =

0,982. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini

diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran

kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi

larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi

dan absorbansi dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien

yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1.

 Nilai R2  kurva kalibrasi larutan standar pada penelitian ini adalah 0,982,

sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi ini layak

digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat

diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubung anantara konsentrasi

15

dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007, dalam hal ini y adalah absorbansi, x

adalah konsentrasi. Nilai 10,27 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan

nilai 0,007 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y,

dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel

didapatkan sampel (DM I) sebesar 0,0334 mg/L dan sampel (DM II) sebesar

0,0331 mg/L sehingga diperoleh rata-ratanya sebesar 0,03325 mg/L;

Menurut teori (Standar Nasional Indonesia) tidak diperbolehkan terdapat

kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetik sehingga dapat disimpulkan sampel

tidak layak untuk digunakan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar merkuri (Hg)

dalam sampel kerang hijau dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan

atom (SSA) vapor adalah 0,03325 mg/L

B. Saran

Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya

dilakukan pula uji kandungan Arsen (As) dalam kerang hijau sehingga dapat

diketahui kendungan logam tersebut dalam kerang hijau menggunakan

spektrofotometr serapan atom (SSA) vapor.

16

DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.

Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002.

Hamzah, Nursalam. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar: Alauddin University Press, 2013.

Hutagalung, Horas P. Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3 (1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014).

Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.

Kristianingrum, Susila.”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada 06 Novemberr 2014.

17

Polii, Boby. Dkk. Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” http://Jurnal-Virginia-Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).

LAMPIRAN

Analisis Data

No. Sampel Konsentrasi (x) ppm Absorbansi (y) x.y x2 y2

1 Blanko 0 0,0011 0 0 0,000001212 Standar I 0,005 0,0688 0,000344 0,000025 0,004733443 Standar II 0,01 0,1152 0,001152 0,0001 0,013271044 Standar III 0,015 0,1453 0,0021795 0,000225 0,021112095 Standar IV 0,02 0,2197 0,004394 0,0004 0,04826809

N = 5 Σx= 0,05 Σy= 0,5501 Σx.y=0,0080695 Σ x2= 0,00075 Σ y2=0,08738587

Diketahui:

x rata-rata = 0,01

y rata-rata = 0,11002

18

N = 5

Σx = 0,05

Σy = 0,5501

Σxy = 0,0080695

Σx2 = 0,00075

Σ y2 = 0,08738587

Ditanyakan:

a. b = .............?

b. a = .............?

c. garis regresi y = a + bx

d. R2 = ...........?

Penyelesaian:

a. Persamaan garis linier (b)

b=Σxy−

( Σx )(Σy)N

Σ x2−¿¿¿

¿0,0080695−

(0,05 )(0,5501)5

0,00075−(0,0025)5

¿0,0080695− (0,027505 )

5

0,00075−(0,0025)

5

19

¿ 0,0080695−0,0055010,00075−0,0005

¿ 0,00256850,00025

¿10,27

b. Nilai a

a = y rata-rata – b (x rata-rata)

= 0,11002 – 10,27 (0,01)

= 0,11002 – 0,1027

= 0,007

c. Konsentrasi (x) merkuri (Hg) dalam DM

1. Konsentrasi (x) DM I

y = a + bx

0,3508 = 0,007+ 10,27x

0,3508 - 0,007= 10,27x

0,3438 = 10,27x

x=0,343810,27

x = 0,0334

2. Konsentrasi (x) kerang hijau II

y = a + bx

20

0,3475 = 0,007 + 10,27x

0,3475 - 0,007 = 10,27x

0,3405= 10,27x

x=0,340510,27

x= 0,0331

d. Konsentrasi blanko

x= y−ab

x=0,0011−0,00710,27

x=−0,005910,27

x=−0,00057

e. konsentrasi deret standar

Standar 1 :

x= y−ab

x=0,0688−0,00710,27

x=0,061810,27

x=0,00602

Standar 2:

x= y−ab

x=0,1152−0,00710,27

x=0,108210,27

21

x=0,01053

Standar 3 :

x= y−ab

x=0,1453−0,00710,27

x=0,138310,27

x=0,01346

Standar 4:

x= y−ab

x=0,2197−0,00710,27

x=0,212710,27

x=0,02071

f. kadar rata-rata merkuri (Hg) dalam DM

0,0334 + 0,0331= 0,03325 mg/L

2

g. Nilai regresi (R)

R2= nΣxy−ΣxΣy

√ ¿¿

R2= 5 x (0,0080695 )−0,05 x (0.5501)

√ [(5 x 0,00075 )−(0.0025 )] x [ (5 x 0,08738587 )−(0,30261 )]

22

R2= 0,0403475−0,027505

√[ (0,00375 )−(0,0025 ) ] x [(0,43692935 )−(0,30261 )]

R2= 0,0128425

√ (0,00125)(0,13431935)

R2= 0,0128425

√ 0,0001679

R2= 0,01284250,0129575

R2= 0,99