Makalah 2 Kesehatan Global Nur Assyifa DF 1406648395

download Makalah 2 Kesehatan Global Nur Assyifa DF 1406648395

of 8

description

Belanja Kesehatan dan Outcome KesehatanSalah satu indikator kepedulian suatu bangsa terhadap pembangunan di bidang kesehatan, dapat dilihat dari proporsi alokasi belanja kesehatan dibandingkan dengan Gross Domestic Product negara tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya derajat kesehatan adalah seberapa besar tingkat pembiayaan untuk sektor kesehatan (Sujudi, 2003). Besarnya belanja kesehatan berhubungan positif dengan pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Semakin besar belanja kesehatan yang dikeluarkan pemerintah maka akan semakin baik pencapaian derajat kesehatan masyarakat.

Transcript of Makalah 2 Kesehatan Global Nur Assyifa DF 1406648395

Makalah 2 Kesehatan GlobalNama: Nur Assyifa D.FDosen Pembimbing: Renti Mahkota, SKM, M. EpidNPM: 1406648395Kelas: A203

V. Belanja Kesehatan dan Outcome KesehatanSalah satu indikator kepedulian suatu bangsa terhadap pembangunan di bidang kesehatan, dapat dilihat dari proporsi alokasi belanja kesehatan dibandingkan dengan Gross Domestic Product negara tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya derajat kesehatan adalah seberapa besar tingkat pembiayaan untuk sektor kesehatan (Sujudi, 2003). Besarnya belanja kesehatan berhubungan positif dengan pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Semakin besar belanja kesehatan yang dikeluarkan pemerintah maka akan semakin baik pencapaian derajat kesehatan masyarakat.Terdapat beberapa tema utama yang dapat ditarik berdasarkan FIGURE 311 tentang National Income and Health Expenditure, Selected Countries 2003/2004 dalam buku Global Health 101 halaman 59, yaitu: Semakin tinggi pendapatan seseorang di suatu negara, akan cenderung semakin banyak uang yang dihabiskan per orang untuk kesehatan Kebanyakan negara-negara berpenghasilan tinggi berkelompok pada kisaran pengeluaran 9-12% dari penghasilan mereka untuk belanja kesehatan Kebanyakan negara-negara berpenghasilan rendah berkelompok pada kisaran pengeluaran 3-6% dari penghasilan mereka untuk belanja kesehatan. Dapat dilihat pada negara Bangladesh, Ghana, dan Nigeria Terdapat beberapa negara yang berada pada posisi yang terasing dan menempati posisi yang cukup jauh dari hubungan yang umum antara pendapatan perkapita dan persentase dari pendapatan national yang dipakai untuk kesehatan

Dalam FIGURE 312 tentang Expenditure on Health as a Share of GDP, Compared to Life Expetancy, Selected Countries 2003/2004 dalam buku Global Health 101 halaman 59, kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa: Banyak negara-negara berpenghasilan rendah menghabiskan bagian yang relatif rendah dari PDB mereka untuk kesehatan dan juga memiliki harapan hidup yang rendah. Ini dapat terlihat di Ghana, Kenya, dan Mali Kebanyakan negara-negara berpenghasilan tinggi menghabiskan bagian yang relatif tinggi dari PDB mereka untuk kesehatan dan juga memiliki harapan hidup yang tinggi. Ini dapat terlihat di Jerman dan Islandia Beberapa negara-negara berpenghasilan rendah menghabiskan bagian yang relatif kecil untuk kesehatan, namun tetap memiliki harapan hidup yang lebih tinggi dari negara-negara yang menghabiskan bagian yang lebih besar dari PDB mereka untuk kesehatan. Ini dapat terlihat di Kuba, Kostarika, Tiongkok dan Srilangka Beberapa negara-negara berpenghasilan tinggi menghabiskan bagian PDB yang relatif tinggi untuk kesehatan, namun tetap memiliki harapan hidup yang lebih rendah dari negara-negara yang menghabiskan bagian yang lebih rendah dari PDB mereka untuk kesehatan. Ini dapat terlihat pada Amerika Serikat yang menempati posisi luar pada FIGURE 3-11Selama 2008-2012, belanja kesehatan per kapita (publik dan privat) di 10 negara berpenduduk terbesar di dunia cenderung meningkat. Amerika Serikat menempati posisi tertinggi dengan nilai belanja yang cukup besar dibandingkan dengan yang lain, yakni $8895,12 pada 2012. Posisi kedua tertinggi ditempati oleh Jepang dengan nilai belanja $3577,67 pada 2012, sementara posisi ketiga ditempati oleh Federasi Rusia dengan nilai belanja $1473,83 pada 2012.Dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk terbesar lainnya di dunia, belanja kesehatan per kapita Indonesia cukup rendah, yaitu $150,11 pada 2012. Dari sisi urutan, Indonesia menempati urutan ketiga terendah di atas Pakistan yang nilai belanja kesehatan per kapitanya hanya $90,56 pada 2012. Adapun posisi terendah ditempati oleh Bangladesh dengan nilai belanja $67,76 pada 2012.

Belanja kesehatan di Indonesia didominasi oleh sektor privat dengan angka 60,39% pada 2012. Sementara, proporsi belanja kesehatan oleh Negara (publik) hanya 39,61%. Artinya, sektor kesehatan Indonesia cukup terprivatisasi. Dari 10 negara berpenduduk terbesar di dunia, proporsi belanja kesehatan oleh Negara di Indonesia menempati urutan keenam. Urutan pertama ditempati oleh Jepang dengan belanja kesehatan oleh Negara sebesar 82,49% dan sektor privat hanya 17,51%. Sementara, urutan terakhir ditempati oleh Nigeria dengan belanja kesehatan oleh Negara sebesar 31,15% dan sektor privat sebesar 68,85%.

Negara-negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia cenderung memiliki belanja kesehatan yang didominasi oleh Negara (publik). Pada 2012, dari 8 Negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia, hanya ada satu Negara yang belanja kesehatannya didominasi oleh sektor privat, yaitu Singapura dengan belanja kesehatan sektor privatnya sebesar 62,40%. Ketujuh Negara lainnya memiliki belanja kesehatan yang didominasi oleh Negara. Jepang menempati urutan pertama, disusul Italia pada urutan kedua.

Dari 10 negara berpenduduk terbesar di dunia, proporsi belanja kesehatan dalam belanja Negara Indonesia menempati posisi ketiga terendah dengan angka 6,87%. Urutan pertama ditempati oleh Amerika Serikat dengan proporsi belanja kesehatan 19,92%. Disusul Jepang dengan proporsi belanja kesehatan 19,39%. Adapun urutan terakhir ditempati oleh Pakistan dengan proporsi belanja kesehatan sebesar 4,72%.

VI. Pengeluaran Publik dan Perseorangan Belanja masyarakat terdiri dari belanja operasional dan modal dari pemerintah anggaran (pusat dan daerah), pinjaman eksternal dan hibah (termasuk sumbangan dari lembaga internasional dan lembaga swadaya masyarakat) , dan dana asuransi kesehatan sosial (atau wajib). Total belanja kesehatan adalah jumlah pengeluaran kesehatan publik dan swasta. Ini mencakup penyediaan layanan kesehatan (preventif dan kuratif), kegiatan keluarga berencan , kegiatan gizi, dan bantuan darurat yang ditunjuk untuk kesehatan tetapi tidak termasuk penyediaan air bersih dan sanitasi.

Pengeluaran saku atau Belanja perseorangan adalah setiap pengeluaran langsung oleh rumah tangga, termasuk gratifikasi dan dalam bentuk pembayaran, kepada praktisi kesehatan dan pemasok obat-obatan, peralatan terapi, dan barang-barang lainnya dan jasa yang tujuannya utamanya adalah untuk memberikan kontribusi pada restorasi atau peningkatan status kesehatan individu atau kelompok populasi. Ini adalah bagian dari pengeluaran kesehatan swasta.

Sebuah interpretasi sederhana mungkin mengatakan bahwa negara telah diganti dana publik dengan sumber daya swasta. Sebaliknya bukti menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran pribadi tidak terjadi dengan mengorbankan dana publik. Selain itu, dana publik untuk pendidikan tinggi meningkat pada periode yang sama dari indeks 100 pada tahun 2000 menjadi indeks 138 poin pada tahun 2009 di OECD. Negara-negara seperti Republik Ceko, Korea dan Polandia telah melihat peningkatan pendanaan publik untuk lebih dari 180 poin indeks.

Tingkat pertumbuhan pengeluaran publik dan swasta untuk perguruan tinggi sangat berbeda di seluruh negara. Beberapa negara menggabungkan tingkat pertumbuhan yang tinggi untuk kedua belanja publik dan swasta, seperti Austria, Republik Ceko, Meksiko dan Republik Slovakia. Di negara-negara lain pengeluaran publik dan swasta memiliki pola pertumbuhan yang berbeda: Denmark, Portugal dan Inggris gabungan indeks pertumbuhan yang lebih tinggi daripada rata-rata untuk belanja pribadi dengan indeks pertumbuhan yang lebih rendah dari rata-rata untuk pengeluaran publik untuk pendidikan tinggi.

Dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda, baik pengeluaran publik dan swasta di perguruan tinggi meningkat antara tahun 2000 dan 2009. Namun, variasi antara negara-negara dalam proporsi relatif dari pengeluaran swasta masih sangat tinggi, dari negara-negara Nordik dengan 10% atau kurang pengeluaran swasta, untuk Amerika Serikat dan Inggris dengan sekitar 60% dan 70%, masing-masing. Sumber daya swasta telah ditambahkan ke belanja publik, dan pada tingkat negara, tingkat yang lebih tinggi dari pengeluaran swasta di pendidikan tinggi tidak terkait dengan peluang yang lebih rendah untuk siswa dari latar belakang yang kurang beruntung untuk mengakses pendidikan tinggi.

DAFTAR PUSTAKAhttps://drive.google.com/file/d/0BxYuo7hbmCYceHFWSVVuRUpIdG8/view. Diakses pada tanggal 23/02/15http://data.worldbank.org/indicator/SH.XPD.PUBL. Diakses pada tanggal 23/02/15http://data.worldbank.org/indicator/SH.XPD.OOPC.ZS. Diakses pada tanggal 23/02/15http://oecdeducationtoday.blogspot.com/2012/11/private-vs-public-expenditure.html. Diakses pada tanggal 23/02/15