Majalah Teknokra Edisi Khusus Mahasiswa Baru

44
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015 Oktober 2015 ISSN 0215-8116

description

Merupakan terbitan Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung

Transcript of Majalah Teknokra Edisi Khusus Mahasiswa Baru

  • Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015Oktober 2015ISSN 0215-8116

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 20152

    JendelaSalam Kami 3Denah Unila 4Komitmen 5Info Kampus 6Resensi 10Bahwa perjuangan manusia melawan kekua-saan adalah perjuangan ingatan melawan lupa begitu tulis Milan Kundera....Sebaiknya anda tahu 12Sekilas Teknokra 13Sepanjang usia, eksistensi Teknokra bukan tanpa halangan. Pemberitaan Teknokra tak jarang diintervensi banyak banyak ppihak. Na-mun, banyak intervensi tak membuat Teknokra gentar.Sorotan 18Meriahnya rangkaian Unila Emas sepertinya belum diimbangi dengan kondisi Unila saat ini. Keluahan demi keluhan seputar sarana dan prasarana.Karikatur 21Galeri Foto 22Komik 24Tips & Trik 25Inovasi 26padi sendiri merupakan tanaman yang me-mang pada dasarnya membutuhkan air sebagai media tanam. hal tersebutlah yang membuat inovasi yang dibuat mahasiswa Agribisnis 09 Unila terdengar mnggelitik, lantas apa istimewanya?Anakidah 30Puisi 30Cerpen 32Kyay Jamo Adien 35Opini 36UBL Berdarah 3816 tahun sudah tragedi UBl Berdarah terjadi. Tragedi yang menunjukkan bahwa hak manu-sia dikesampingkan, tak peduli apa yang disu-arakan. Ketika aspirasi menyinggung keburu-kan pemerintah, maka nyawa jadi taruhannya.TTS 39Pojok PKM 42

    Life Style

    Ekspresi 15

    Inovasi 26

    Tutorial 20

  • 3 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Salam Kami

    Judul :Tetap Berpikir Merdeka!Desain :Retno WulandariModel :Fitri Wahyuningsih

    Menyelesaikanyang Sudah Dimulai

    Awal semester ganjil telah tiba. Atmosfir dunia kampus pun kem-bali menyengat. Sebagai aktivis kampus yang punya segudang rencana selama kepengurusan ini, kami tentu dihadapkan oleh banyak tantangan dan pilihan. Ma-salah klise seputar Sumber Daya Manusia (SDM) yang mulai kendur dengan deretan kegiatan masih menjadi tantangan yang harus kami alami.

    Tak bisa dipungkiri hal tersebut memakan lebih banyak emosi, energi, dan pikiran kami. Namun tak boleh membuat kami menjadi berkecil hati dengan kondisi kami

    untuk menyelesaikan semua yang telah kami mulai. Terbitan dan ke-giatan yang sudah kami rancang harus berjalan seperti tahuntahun sebelumnya, bahkan kami menargetkan menjadi lebih baik.

    Tapi kami juga tak menampik terbitan yang sering molor dan ke-giatan yang belum maksimal mene-mpatkan kami pada pilihanpilihan. Akan ikut arus dan terbawa entah ke mana, atau berjuang melawan arus menuju tujuan yang kami citacitakan. Pada faktanya kami memilih untuk terus menggerak-kan roda organisasi. Terus menjaga komitmen dan konsisten untuk se-

    Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Rifai, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, S.Pd, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi

    Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Fitri Ardiani, Enindita Prastiwi, Retnoningayu JU Redaktur Foto: Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina, Enindita Prastiwi Staf Pemasaran: Yola Septika Staf Kesekretariatan: Fitri Ardia-ni Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Wawan Taryanto Magang: Aditya, Sheli P.S, Adi F, Agung M, Aldi H, Ana U, Ari A, Arif S, Ariz N, Bayu F.H, Eka S, Endani A, Faiza U.A, Febriel M, Fonny B, M. Ghufroni A, Niko F, Novita L, Nur Azizah D.A, Nur Intan F, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N, Ade S, Andre P.H, Arham A.A, Della S.A, Dewi S.R, Evita Y.R, Ginanjar, Maryadi B.W, Milsa S.D, Rachmawati R, Ruri S.M.S, Sonny K, Sopian A.

    buah kata profesional meski ten-tu kami masih jauh.

    Dua bulan tak bersua dengan pembaca, Teknokra hadir dalam Edisi Khusus Mahasiswa Baru ta-hun 2015. Hadirnya majalah ini juga merupakan bukti pilihan kami untuk terus menjaga eksistensi Teknokra, serta memainkan peran yang kami emban sebagai maha-siswa, aktivis, juga pers mahasiswa.

    Edisi Khusus ini hadir untuk men-yajikan informasi tentang Universi-tas Lampung (Unila) yang dibutuh-kan oleh mahasiswa baru seperti sekilas berita baik tingkat universi-tas maupun fakultas, tips dan trik memilih organisasi, info beasiswa hingga denah Unila. Selain itu ber-ita populer seperti inovasi dan life style turut mengisi deretan isi ma-jalah ini. Usia emas Unila yang di-pandang tak lagi muda juga kami soroti demi perbaikan di masa mendatang.

    Kepada mahasiswa baru kami ucapkan Selamat Datang. Mu-lailah berhabituasi dengan dun-ia baru, dari masa transisi siswa menuju Mahasiswa. Teruslah ber-karya sebagai Agent of change yang terus mengharumkan almamater sehingga menjadi torehan prestasi yang membanggakan. Dari pojok PKM ini, kami terus mengajak pem-baca untukTetap Berpikir Merdeka!

    Redaksi

    MAJALAH EDISI KHUSUS MAHASISWA BARUditerbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung.ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjo-negoro No.1 Bandar Lampung 35145Telp .(0721) 788717EMAIL [email protected], [email protected] WEBSITE www.teknokra.com

    Foto

    Waw

    an T

    arya

    nto

  • Oleh R

    etnoningayu Janji Utam

    i

  • Komitmen

    TETAP BERPIKIRMERDEKA!

    Pastilah terselip rasa bangga saat menyandang gelar maha-siswa. Di balik kebesaran kata Maha yang mengawalinya sudah barang tentu tak sembarang mak-nanya. Ada tanggung jawab juga tantangan besar yang menanti. Se-lain tanggung jawab di bidang ak-ademis, seorang mahasiswa harus memahami perannya sebagai agen perubahan dan pengontrol sosial. Mahasiswa saat ini dituntut men-jadi sumber daya manusia yang melakukan berbagai perubahan positif untuk dirinya juga lingkun-gan sekitarnya. Keberadaannya harus mampu membawa manfaat dan mampu menjadi solusi di ten-gah permasalahan sosial yang dih-adapi masyarakat.

    Menjadi mahasiswa mengajar-kan seseorang untuk mandiri da-lam memutuskan sesuatu. Mulai dari memutuskan halhal akade-mis hingga masalah minat dalam mengikuti organisasi. Di sini lah dituntut tanggung jawab moral ter-hadap diri masingmasing sebagai individu untuk menjalankan ke-hidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hid-up dalam masyarakat.

    Tapi kenyataannya mahasiswa saat ini dipenjara dengan segala tuntutan kampus yang ada. Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi memaksa mahasiswa untuk lulus cepat. Berorganisasi yang seha-rusnya menjadi wadah bagi ma-hasiswa untuk bertumbuh baik , seakan malah menjadi momok bagi mereka. Yang tertanam dipikiran

    mahasiswa saat ini hanyalah cara untuk lulus cepat, bukan lulus te-pat waktu. Dampaknya sudah tentu menjadi sarjana yang tak memiliki kualitas dan pada akhirnya hanya menambah jumlah sarjana yang menganggur.

    Secara tak sadar suara maha-siswa dibungkam dengan kesibu-kan kuliah. Kampus dengan caranya yang halus mengubah pola pikir mahasiswa agar tak kritis.

    Saat dihadapkan pada permas-alahan sosial, mahasiswa saat ini hanya sibuk mengeluh tanpa ber-komentar memberikan suara untuk perubahan. Tak mampu menjadi pemberi solusi malah menambah beban. Mahasiswa pun menyim-pan suaranya rapatrapat, memi-lih menjadi pendengar. Padahal, berpikir secara merdeka dengan mengeksplorasi seluruh informasi yang dimiliki menjadi tolak ukur ke-cerdasan seseorang.

    Berpikir merdeka merupakan kebebasan dalam menyampaikan pendapat atau gagasan. Bebas tak bermakna tiada batas, namun batasbatas yang ada tidak boleh menjadi hambatan mahasiswa untuk membebaskan dirinya dari keterkungkungan. Sebagai generasi baru di Unila, mahasiswa baru ha-rus mampu menunjukkan karakter yang mencerminkan sosok Maha. Mampu menjadi agen perubah-an dan pengontrol keadaan sosial khususnya di lingkungan Unila. Masih banyak waktu untuk belajar, bebaskan diri untuk Tetap Berpikir Merdeka! n

    Wajah baru di tahun ajaran baru,

    kalimat yang dirasa sesuai untuk menggambarkan

    Unila awal September lalu. Betapa tidak, sejauh mata

    memandang terlihat banyak wajah

    asing berseragam hitam putih dengan

    almamater hijau tua yang khas. Ya,

    mereka adalah mahasiswa baru

    yang akrab dengan sapaan Maba.

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 20156

    Info Kampus

    Memancing. Embung depan Rusunawa mulai ramai dikunjungi untuk memancing. Foto dibidik (22/08).Foto Fitria Wulandari

    Oleh Rachmawati Ramadhan

    Unila-tek: Sebanyak tujuh ma-hasiswa asing peserta Program Darmasiswa Universitas Lampung (Unila) memulai pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) pada (07/09), di UPT Balai Bahasa Unila.

    Ketujuh mahasiswa tersebut adalah Katerina Bartosova (Rep. Ceko), Aygerim Murzagaliyeva (Kazakstan), Rosat Ya (Kamboja), Muslimah Hayiyakoh (Thailand), Sanako Kobayashi (Jepang), Tran Kim Dung (Vietnam), dan Zhu Xi (Rep. china).

    Program yang sudah berjalan delapan tahun ini merupakan ker-jasama Unila dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-mendikbud) dalam menyediakan pendidikan bagi mahasiswa asing . Koordinator Program Darmasiswa, Muhammad Fuad, menjelaskan bahwa program tersebut merupa-kan program Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri (PKLN)

    Kemendikbud yang bertujuan un-tuk mengenalkan Bahasa dan Ke-budayaan Indonesia pada maha-siswa asing dari berbagai Negara.

    Menurut Prof. Cipta Ginting yang juga mengurusi program terse-but, peserta Darmasiswa ini tidak hanya berasal dari mahasiswa di Negara asalnya, ada juga yang merupakan lulusan dari universi-tas lain seperti Katerina Bartoso-va danTran Kim Dung. Selain itu adapula yang sudah bekerja sep-erti Zhu Xi. Selain untuk menam-bah pengalaman dengan tinggal di negri lain, mereka juga membawa misi sebagai duta dengan memba-wa nama dan kebudayaan mereka yang beragam.

    Dalam pembelajaran BIPA mer-eka ditempatkan pada kelas khu-sus di balai bahasa namun tidak menutup kemungkinan bagi mer-eka untuk seat in dan membaur di perkuliahan kelas regular agar dapat merasakan sesi perkuliahan

    Mahasiswa Asing Jadi Duta Budaya

    pada umumnya.Saat ditemui di kelas mem

    baca, Rosat Ya mengaku senang bisa mendapatkan pengalaman di Lampung yang menurutnya ter-masuk tempat yang indah. Orang orang nya ramah dan jika saya butuh bantuan mereka tidak segan untuk memberi pertolongan, lan-jut mahasiswa Fakultas Bisnis dari Kamboja ini.

    Salah satu angkaian program ini adalah filtrip ke Pantai Kiluan untuk memperkenalkan lingkungan alam Lampung. Di akhir pendidikan para peserta akan me-mentaskan seni budaya sebagai pengantaran kembali ke Negara asalnya.

    Dengan harapan mereka akan menjadi duta yang mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia saat mereka kembali ke Negara ma sing masing, jelas Cipta yang juga Guru Besar Ilmu Pemerintah-an Unila. n

  • 7 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Info Kampus

    Oleh Rachmawati Ramadhan

    Oleh Retnoningayu Janji Utami

    Tahun Emas FEB

    Kopma di Tingkat Jambore Nasional

    FEB-Unila: Terbitnya Surat Keputu-san Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 195, pada 23 September 1965, menjadi bukti resmi berdirinya Fakultas Ekonomi dalam naungan Universitas Lam-pung. Hingga di tahun 2011, ber-dasarkan keputusan Rektor Unila, Prof. Sugeng P. Harianto Fakultas Ekonomi berubah menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

    September tahun ini, FEB mema-suki usia emas lima puluh tahun. Dengan tema Dies Natalis 50 FEB Emas rangkaian acara digelar un-tuk memeriahkan perayaan seten-gah abad FEB tersebut. Beberapa kegiatan seperti workshop dan talkshow seputar ekonomi dan ke-wirausahaan, bazaar dan pameran, lomba karoke, temu alumni, dan di-tutup dengan jalan sehat dan pen-

    Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiwa Koperasi Mahasiswa (UKM Kopma) Unila ikut terlibat dalam Jambore Kopma Nasional pada (14/10). Se-banyak tiga orang perwakilan yang dikirim untuk menghadiri acara tersebut di antaranya, Savitri (FI-SIP/Administrasi Bisnis12), Rifatin (FISIP/Administrasi Bisnis13), Doan Ridho Amaludin (Ilmu Pemerin-tahan13). Acara tahunan yang se-belumnnya digelar di Purwokerto ini kembali digelar di Universitas Bengkulu sebagai pemenang dalam juara umum Jambore tahun lalu.

    Acara yang mengusung tema Eksplorasi Bahari Bumi Raflesia bersama Kopma SeNusantara melalui Jambore ini diisi dengan berbagai perlombaan, seperti Lom-ba Cerdas Tepat Koperasi, Lomba Masak Seafood,Pentas Budaya Bu-jang Gadis Kopma, Presentasi Kop-

    tas musik pada Sabtu, (13/9).Dies natalis tersebut memang

    digelar lebih meriah dari tahunta-hun sebelumnya. Selain karena berbarengan dengan hari jadi unila yang juga memasuki usia emas, aca-ra tersebut menjadi ajang eksistensi FEB Unila di masyaraat. Prof. Satria Bangsawan, selaku dekan FEB terpi-lih mengatakan bahwa ia berusaha untuk fokus memberikan pelayanan prima dengan menciptakan Smart and Green Faculty yang berbasis te-knologi digital juga lingkungan yang nyaman dan asri. Ia meyakini hal tersebut akan mempermudah pros-es transfer ilmu pada mahasiswa.

    FEB menjadi salah satu fakultas yang menjadi sorotan karena presta-sinya. Tak hanya mendapatkan sert-ifikat ISO 90012008, FEB Unila juga mendapatkan sertifikat The Alliance

    ma 15 tahun kedepan, serta diskusi FKKMI (Forum Komunikasi Kopera-si Mahasiswa Indonesia. Ada pula seminar dengan tema Sinergitas Koperasi dengan Kewirausahaan untuk Menuju Ekonomi Kreatif yang menghadirkan pemateri dari Dinas Koperasi Bengkulu dan Pen-gusaha Elektronik dengan outlet lebih dari 500 serta Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Bengkulu.

    Dengan dihadiri 25 Universitas di Indonesia, sekitar 150 peserta saling berbagi informasi mengenai kondisi koperasi masingmasing. Dari Jambore ini, Doan Ridho Ama-ludin merasakan ketertinggalan yang sangat jauh dari universitas Lainnya. Kalau mendengarkan cerita dari universitas lain, mer-eka sudah sangat maju dan bisa mendapatkan keuntungan yang

    on Business Education and Schol-arship for Tomorrow, 21st Century Organization (ABEST 21). ABEST 21 merupakan salah satu lembaga sertifikasi sekolah bisnis internasi-onal di Jepang. Dengan diterimanya sertifikat tersebut, menjadikan FEB Unila sebagai FEB tereakreditasi in-ternasional pertama di Sumatera. Insya Allah, bulan Oktober akan ada visitasi untuk memenuhi tahap selanjutnya untuk mendapatkan akreditasi international, ungkap Prof. Satria saat ditemui usai jalan sehat, Rabu (13/9).

    Melihat tantangan ke depan yang semakin berat, pekembangan FEB memang fokus untuk memberikan mahasiswa maupun tenaga penga-jar pembekalan berbasis interna-sional untuk menghasilkan produk yang berdaya saing. n

    tinggi pertahunnya, ujar Doan. Hal ini juga yang membuat Sav-

    itri berharap dapat lebih mema-jukan Kopma Unila, dirinnya juga menuturkan di acara ini Kopma Unila meraih juara 2 untuk lomba memasak, dan juara 1 untuk lom-ba kreasi sampah.

    Doan juga berharap mendapa-tkan dukungan lebih dari pihak universitas. Kita bukan hanya membawa nama baik pribadi tapi juga universitas, keluhnnya. Menurutnya pendanaan masih menjadi kendala untuk keberang-katan, sebelumnya mereka akan mengirim enam orang tapi hanya bisa tiga orang saja. Dirinnya juga berharap pada tahun selanjutnn-ya akan ada Jambore yang lebih baik, dan Unila bisa menjadi tuan rumahnnya. n

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 20158

    Info Kampus

    Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) berkumpul di depan pelataran Gedung B FISIP, mengi-kuti pembukaan malam keakraban. Foto dibidik Sabtu (3/10).

    Foto Luvita Wilya H

    Oleh Wawan Taryanto

    Unila-Tek: Tahun ini Universitas Lampung (Unila) kembali menar-getkan 1000 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), hal ini diungkapkan Hartono selaku Ketua Pengelola PKM Unila, Kamis (8/10). Ia mengatakan ada 1700 proposal yang telah mendapat login dari Sistem Informasi Mana-jemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Simlitibmas). Menurutnya hal tersbut mer-upakan peningkatan yang bagus, dibandingkan tahun lalu yang ha-nya dapat mencapai angka 510 proposal yang bisa diunggah ke simlitibmas.dikti.go.id dari 660 proposal yang masuk rektorat.

    Selain persiapan yang matang, seperti sosialisasi PKM dan pela-tihan pembuatan proposal PKM yang dilakukan oleh pihak Unila serta beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa, Tim pengelola PKM dan tim pengelola Bidik Misi me-netapkan strategi sebagai upaya peningkatan jumlah proposal PKM yang diungah dengan mewajibkan seluruh mahasiswa penerima Bidik Misi mengikuti PKM. Mahasiswa

    tersebut merupakan angkatan 2014 dan 2014.

    Menanggapi kebijakan tersebut, Temu Riyadi (FKIP Kimia13) salah satu penerima Bidik Misi, menga-takan bahwa ia cukup tertekan di awalnya, sebab setiap mahasiswa Bidik Misi harus menjadi ketua kelompok PKM. Menurut m hal itu membuat keraguan ketika men-gajak teman untuk bergabung, terlebih dosen pembimbing yang bahkan memiliki kuota lebih dari sepuluh kelompok PKM, dikare-nakan jumlah proposal yang cuk-up banyak, tak sebanding dengan jumlah dosen pembimbing.

    Berbeda dengan Temu, Shindy Dwyani (FMIPA Matematika14) merasa bahwa kebijakan itu san-gat sesuai dengan peran sebagai mahasiswa. Bahkan ia menam-bahkan, bahwa dengan keharu-san menjadi ketua PKM, ia belajar pengkaderan untuk memimpin tim. Namun ia memang mengala-mi kesulitan di awal, namun berkat bimbingan yang tepat ia mampu menyelesaikan proposal PKMn-ya. Ia berharap , ia dan kelompok

    Jumlah Proposal PKM Meningkat Drastis

    PKMnya bisa lolos untuk ahap se-lanjutnya.

    Jumlah proposal yang saat ini kemungkinan besar masih akan bertambah karena batas pengung-gahan proposal ke Dikti diperpan-jang hingga akhir bulan Oktober. Hal itu merupakan keputusan Wakil Rektor III SeIndonesia pada (6/10) yang akan ditindaklanjuti oleh DP2M Dikti dalam bentuk su-rat keputusan.

    Setelah waktu pengunggahan proposal selesai, selanjutnya pi-hak universitas akan mengevalua-si dan melakukan penguatan bagi yang kelompok PKM yang lolos un-tuk didanai agar dapat mencapai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasioan (Pimnas). Yang merupakan puncak dari agenda PKM. Pimnas tahun ini merupakan Pimnas ke28, yang akan diselengarakan di Universitas Halu Oleo, Kendari. Dan dihadiri oleh 113 perguruan tnggi seIndo-nesia.

    Hartono berharap Unila dapat mengirim lebih banyak mahasiswa untuk mengikuti Pimnas dari ta-huntahun sebelumnya. n

  • 9 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Oleh Yessi Eva Nora

    Melanjutkan Pemba-ngunan. Pebangunan gedung di Fakultas Hu-kum dilanjutkan setelah sempat berhenti. Foto dibidik (26/08)

    Foto Fajar Nurrohmah

    Info Kampus

    FT-Unila: Unila Robotika Otomatis (URO) Fakultas Teknik Unila kem-bali menorehkan prestasinya. Kali ini dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2015 yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1719 September lalu.

    Sebanyak empat tim perwakilan Unila berhasil lolos sebagai finalis dalam kontes tersebut. Tim BKP101 dan BKP110 dengan tiga ang-gotanya, Muhammad Yasin, Nasrul Fatkurohman, dan Venus Asadilla (Teknik Elektro 13), tim BKP111 dengan anggota Fernando Faizal,

    Unila-Tek: Unit Kegiatan Maha-siswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Lam-pung (Unila) mengadakan kegiatan Pengambilan Nomor Induk Anggo-ta Muda (PNIAM) sebagai syarat menjadi pengurus.

    Kegiatan yang dilaksanakan pada 18/09 sampai 4/10 tersebut diikuti oleh delapan anggota muda Mapa-la. Sebelumnya, para anggota muda itu telah melalui tahap Pelatihan Ruang, Latihan Pemantapan (Lan-tap), dan Masa Bimbingan (Mabim), serta dilanjutkan dengan PNIAM .

    Didik Ardiyansya, dan Makruf Fa-jar (Teknik Elektro 12), serta tim XBKP001 yang beranggotakan Windu, Khairul Anwar, Brilian (Teknik Elektro 12).

    Ketua umum URO, Nanang Kur-niawan (Teknik Elektro 13) me-ngungkapkan terdapat tiga divisi perlombaan dalam kontes terse-but yaitu, Fixed Wing, Racing Jet, dan Vertical Take Off and Landing (VTOL). Dalam kesempatan terse-but, tim BKP101 berhasil meny-abet juara II dan best system pada kelas mapping di divisi fixed wing.

    Para anggota muda juga melaku-kan turun lapang ke beberapa lokasi seperti di Kawasan Karst Pahmungan Kab. Pesisir Barat untuk divisi Susur Goa dan divisi gunung hutan. Dengan melaku-kan pendataan biota, pemetaan dua dimensi, juga mengangkat sektor pariwisara hutan damar. Di Pantai Klara untuk divisi Diving dengan tujuan menginventarisasi dan memonitoring perkembangan keadaan terumbu karang.

    Di Tebing Parang Kab. Purwakar-ta, Jawa Barat juga dijadikan tem-

    URO Torehkan Prestasi Emas

    Turun Lapang Anggota Muda Mapala

    Sedangkan penghargaan ide ter-baik pada divisi racing jet diraih oleh tim BKP111.

    Pencapaian tersebut bukan tan-pa kendala, Yusuf Tantomi (Teknik Elektro `10) selaku pendamping saat perlombaan mengungkapkan bahwa kurangnya dana menjadi kendala utama. Ia merasa pihak universitas hanya setengahseten-gah mendukung. Jadi harapan kami tahun depan universitas dapat mendukung penuh baik dana ataupun support lainnya, ujarnya. n

    pat turun lapang ubtuk divisi rock-climbing . Dan yang terakhir divisi Lingkungan yang diadakan di Unila.yang bertujuan untuk menghitung kapasitas karbon yang tersedia dan layak untuk dihirup.

    Koordinator Badan Diklat Mapala, Sior Putra Ade Surya (Peternakan 12) berharap agar anggota muda Mapala bisa bertanggung jawab ter-hadap kegiatan alam bebas.

    Lebih peduli terhadap lingkun-gan alam sekitar, dan tentunya agar bisa lebih aktif di bidang kepengu-rusan nantinya, ujar Sior . n

    Oleh Arif Sabarudin

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201510

    Resensi

    Sajak PanjangSapardi

    Apakah dunia kita ini? Kita sa-ling menyendiri dan selalu mengasingkan dunia? Apa-kah ada jawaban? Atau persoalan? tanya Sarwono pada dirinya sendiri. Begitulah ia, tokoh lelaki yang lebih banyak bertanyatanya, berpikir, si-buk menanggapi kejadiankejadian di luar dirinya atau yang menimpa dirinya secara internal.

    Sarwono dan Pingkan, dua sosok yang memadu kasih dalam novel Hujan Bulan Juni. Mereka terus be-rusaha mengukuhkan cinta di ten-gah berbagai terpaan perbedaan antarkeluarga. Sosok Sarwono yang seorang dosen muda Jurusan An-tropologi yang sering diejek zadul atau zaman dulu oleh kekasihnya.

    Dan Pingkan adalah dosen muda di Program Studi Jepang. Mereka sudah kenal sejak lama, terlebih Sarwono sendiri adalah teman dari kakak Pingkan, Toar. Mereka pun dilanda kebingungan sampai kapan hubungan ini dapat berlanjut ke pernikahan. Sebuah prosesi yang membutuhkan pemikiran matang dan tahap lebih dewasa.

    Banyak likaliku hidup yang di-hadapkan pada Sarwono dan Pingkan. Sarwono yang dari kecil hidup menetap di Solo, sudah ba-rang tentu orang Jawa. Sedangkan Pingkan adalah campuran antara Jawa dengan Manado. Ibu Pingkan adalah keturunan Jawa yang la-hir di Makassar, sedangkan bapak Pingkan orang pribumi Manado. Sarwono yang sangat taat pada ag-amanya (Islam) dan sosok Pingkan yang juga meyakini agama (Kristen) sepenuh hati.

    Hubungan asmara Pingkan dan Sarwono ini tidak hanya mendapatkan hambatan dari keluarga besar Pingkan karena semua perbedaan latar belakang. Tetapi juga kehadiran orang ketiga bagi Sarwono, yaitu Katsuo yang merupakan dosen Jepang yang pernah kuliah di UI, tempat Sarwono dan Pingkan mengajar sekarang. Dan selama di Indonesia, Katsuo sangat dekat dengan Pingkan. Sarwono harus menahan diri dan meyakinkan di-rinya sendiri kalau Pingkan tetap setia padanya.

    Di novel pertamanya ini, pe nyair Sapardi Djoko Damono mencoba memasuki daya khayal kaula muda saat ini. Rangkaian kalimat yang panjang hanya akan membuat pembaca menjadi bosan dan terli-hat dipaksakan. Namun, nyatanya Sapardi berhasil membuat pemba-ca menikmati kalimatkalimat pan-jangnya. Novel sastra ini hadir bagai hujan bulan Juni yang menyiram gersangnya dunia kesusastraan In-donesia. Hujan Bulan Juni berhasil mencuri perhatian pembaca di tengah kerumunan novel populer yang menjamur. Dengan ego seo-rang penyair, Sapardi menggabung-kan baitbait puisi yang menambah bumbu romantika dalam sebuah kehidupan dan hubungan.

    Sayangnya, meskipun novel ini membuat pembaca tenggelam pada kisah Sarwono dan Pingkan namun akhir ceritanya menggan-tung dan tidak selesai. Akhir cerita yang menyuguhkan tiga sajak kecil membuat cerita ini seolaholah ti-dak akan pernah selesai. n

    Oleh Yessi Eva Nora

    Judul : Hujan Bulan JuniPenulis : Sapardi Djoko DamonoPenerbit : Gramedia Pustaka UtaraTanggal Terbit : Juni 2015Jumlah hlm : 135 HlmHarga : Rp 68.000,

    Rep

    ro

  • 11 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Resensi

    Melawan Lupa,Gelak Tawa Iblis dan Malaikat

    Bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa begitu tulis Milan Kundera dalam novel Kitab Lupa dan Gelak Tawa. Novel ini sesungguhnya mer-upakan kumpulan cerita pendek dengan tema sentral mengenai kekuasaan politik. Namun Kundera tak sedang berbicara soal kekua-saan pada umumnya. Ia bicara soal kekuasaan yang disalahgunakan. Kekuasaan yang cenderung ko-rup dan menindas. Tak heran, jika kemudian kutipan kalimat di awal menjadi kalimat yang paling banyak dikutip orang.

    Ada dua tema yang ingin Kunde-ra sampaikan, yang pertama ada-lah perjuangan terberat manusia adalah perjuangan melawan lupa. Yang kedua adalah tentang gelak tawa malaikat dan gelak tawa iblis. Iblis tertawa karena dunia Tuhan tampak tak berarti baginya, ma-laikat tertawa karena segala sesua-tunya dalam dunia Tuhan memiliki arti. Hingga kehidupan manusia itu dibatasi oleh dua jurang: fana-tisisme dan skeptisisme absolut di sisi lain. Dan lupa merupakan se-bentuk kematian yang hadir dalam kehidupan, yang juga merupakan masalah besar dalam politik. Bang-sa yang kehilangan kesadaran akan masa lalunya perlahanlahan akan kehilangan dirinya .

    Kundera sebetulnya tidak hen-dak bercerita, melainkan ingin mengupas suatu persoalan dengan menampilkan cerita sebagai con-toh. Ia memaksa pembaca untuk bertanyatanya, tentang kehidupan

    manusia yang dibatasi oleh dua sudut yang saling berlawanan na-mun sekaligus membentuk harmo-ni yang tak bisa ditawartawar lagi, seperti; lupa dan gelak tawa, masa lalu dan masa depan, cinta dan benci, fanatisme dan skeptisisme, ideologi politik dan kebebasan indi-vidu, hingga sex, dan moralitas.

    Ia menggambarkan perjuangan manusia melawan kekuasaan ada-lah perjuangan ingatan melawan lupa, seperti Tamina yang terus be-rusaha mempertahankan memo-rinya tentang cinta yang ia jalin bersama suaminya. Perempuan itu menolak untuk melupakan suamin-ya, cintanya, kebebasannya dengan sebuah gelak tawa.

    Sastrawan kelahiran Cekoslowa-kia ini sendiri, sering masuk ke dalam novelnya dalam rupa kata ganti orang pertama (Aku) untuk mengomentari sikap dan tingkah laku para tokoh. Pada strukturnya, Kundera menggunakan plot yang cenderung bebas, tidak terarah atau sukasuka. Ia melompat dari cerita yang satu ke cerita yang lain, karakter yang satu ke karakter yang lain, bahkan pada beberapa bab, ia sengaja mencampuradukkan latar belakang yang satu dengan yang lain.

    Dalam novel ini Kundera terk-adang menyajikannya dalam ben-tuk setengah esai yang dibumbui banyak kisah kehidupan seputar kemelut perpolitikan di Cekoslowa-kia. Juga pembaca mungkin akan sedikit kecewa karena tak ada hu-mor yang ditampilkan seperti pada judulnya. n

    Oleh Hayatun Nisa F

    Judul : Kitab Lupa dan Gelak TawaPenulis : Milan KunderaPenerbit : Narasi dan Pusta-ka PrometheaTanggal Terbit : 2015Jumlah Hlm : 400 HlmHarga Buku : Rp 85.000,

    Rep

    ro

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201512

    Sebaiknya Anda Tahu

    Info BeasiswaOleh Rachmawati Ramadhan

    Tak sedikit orang yang mengeluhkan biaya perkuliahan. Mulai dari biaya persemes-ter hingga biaya hidup selama masa perkuliahan. Terebih dengan Sistem Uang Kuli-ah Tunggal (UKT) yang telah berjalan dua tahun ini. Banyak komentar miris dari mereka yang akhirnya putus harapan untuk mengenyam bangku perkuliahan karena ma-halnya biaya yang harus dibayarkan ke universitas.

    Hal yang dapat memberikan angin segar bagi mahasiswa baru yang belum tahu infor-masi seputar biaya yang bisa membantu meringankan beban yaitu beasiswa yang dise-diakan Universitas Lampung (Unila) . Mereka yang tetap ingin berkuliah namun terbentur oleh biaya pendidikan bisa mencari solusi dengan berburu beasiswa yang disediakan per-guruan tinggi, bahkan sebagian merupakan program dari dinas pendidikan dan tawaran dari sejumlah perusahaan.

    Di Unila sendiri berbagai macam beasiswa sudah ada, informasinya juga bisa diakses melalui situs resmi Unila. Sebagai Mahasiswa yang cerdas, tentu hal ini bisa menjadi mo-tivasi dan peluang untuk memperjuangkan kuliah dengan terus berprestasi.

    Berikut adalah daftar beberapa beasiswa yang mungkin akan membantu perkuliahan mahasiswa di universitas lampung.

    Untuk mendapatkan beasiswa tersebut ada beberapa syarat yang wajib diajukan seperti persyarata umum di bawah ini:a) Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS) atau yang sejenis sebagai bukti mahasiswa aktif;b) Fotokopi piagam atau bukti prestasi lainnya (kokurikuler dan atau ekstra kurikuler) pada tingkat Nasional maupun Internasional.c) Surat pernyataan tidak menerima beasiswa/bantuan biaya pendidikan lain dari sumber APBN/APBD yang diketahui oleh Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan;d) Rekomendasi dari pimpinan Fakultas/Jurusan.e) Fotokopi kartu keluarga. n

  • 13 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Sekilas Teknokra

    Agar Suara

    Tak Sekedar NamaOleh Ginanjar

    Dikenal sebagai media kampus yang selalu kritis, Teknokra yang sudah berusia 38 tahun tetap eksis dengan produkproduk jurnalistiknya. Tabloid trimingguannya siap menyapa para pembaca dengan berita

    berita seputar Unila juga Lampung. Meski cukup populer di kalangan akademisi, ternyata banyak dari mereka yang tak tahu aktivitas di balik layarnya.

    Berada di Grha kemahasiswaan Lantai 1 atau lebih dikenal pojok PKM karena letaknnya yang ada di pojok, sekumpulan mahasiswa yang tergabung di dalamnya bergulat dengan malam demi menghasilkan karyakarya demi eksistensi Teknokra.

    1 Maret 1977 menjadi hari yang bersejarah bagi Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra. Hari itu menjadi tanggal berdiri yang ditandai dengan keluarnya Surat Tanda Terbit (STT) Teknokra. Tahun 1978 pemerintah mulai mengintervensi kehidupan kampus dengan mengeluarkan SK Menteri P dan K No. 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK).

    Sebelum mendapatkan STT, Teknokra sudah menerbitkan edisi perdananya pada April 1975 dalam bentuk buletin 30 halaman. Dengan kalkulasi 80 persen merupakan opini dan tulisan ilmiah sedangkan sisanya berisi artikel lepas. Terdapat pula kolom yang diberi nama Watch Dog. Kolom yang banyak mengkritisi kebijakan kampus dan kebijakan pemerintah.

    Namun, dalam salah satu peraturan di NKK/BKK menyatakan jabatan ketua pers mahasiswa/pemimpin umum dijabat oleh dosen yang ditunjuk langsung oleh rektorat. Sejak itulah, Teknokra mati suri dalam rentang waktu 19781980.

    Pemilihan nama Teknokra merujuk pada kata Teknokrat yang digagas oleh Asep Unik yang saat itu menjabat sebagai Koordinator Bidang Humas, Penerangan dan Publikasi dalam struktur DEMA (Dewan Mahasiswa). Ia adalah salah satu pendiri Teknokra dan hal itu mendapatkan tanggapan positif dari dua rekannya, yaitu Muhajir Utomo dan M. Thoha B. Sampurna Jaya.

    Ketiga orang tersebut hingga kini menjadi pembina dan anggota dewan pembina Teknokra.

    Kata Teknokrat saat itu tengah populer untuk menyebut golongan intelektual, orangorang yang pintar, cerdas, dan selalu berpikir. Harapannya dengan memakai nama tersebut orangorang yang ada di Teknokra akan menjadi seperti itu. Namun, ada sebuah ketakutan Teknokra tak mampu menyandang nama besar itu.

    Teknokra juga sempat mengalami beberapa kali pergantian nama. Pada tahun 19811982 bernama Teknokrat, dan Cendekia pada tahun 19831986. Setelah periode tersebut UKPM Teknokra kembali menggunakan nama Teknokra hingga sekarang. Teknokra sendiri merupakan akronim dari teknologi, inovasi, kreativitas, dan aktivitas. Tetap Berfikir Merdeka, adalah jargon dari Teknokra dari dulu, maksud dari jargon ini mengajak setiap orang untuk terus berpikir bebas tanpa batasan, menyuarakan pendapat, ide, dan kraetivitas.

    Tiga tahun berselang, Teknokra bangkit kembali dengan M. Thoha B. Sampurna Jaya sebagai Pemimpin Umum, dan Tedy Junaidy sebagai Pemimpin Redaksi pada tahun 1982. Baru pada tahun 1993, pemimpin umum Teknokra langsung dijabat oleh mahasiswa yaitu Rozali, mahasiswa Fakultas Hukum.Pada awal berdiri, Teknokra beralamat di jalan Hasanudin No. 34 Teluk Betung bersamaan dengan Fakultas Hukum. Saat itu, fakultas yang ada di Unila masih terpisahpisah tidak menyatu seperti sekarang.

    Secara umum Teknokra memiliki dua bidang yaitu Redaksi dan Usaha serta memiliki dua divisi yaitu Kesekretariatan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang).

    Bidang redaksi dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi yang membawahi beberapa sub bidang seperti redaktur pelaksana cetak, redaktur pelaksana daring, redaktur berita, redaktur daring, redaktur foto, redaktur artistik, kameramen, fotografer, dan reporter. Sedangkan bidang usaha dipimpin oleh seorang pemimpin usaha yang mengurusi

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201514

    Sekilas Teknokra

    masalah keuangan, pemasaran dan

    periklanan.Divisi Kesekretaria-

    tan mengelola masalah administrasi dan mana-jemen surat menyurat. Sementara divis Litbang bertugas meningkatkan kemampuan keorganisa-sian dan sumber daya ma-nusia Teknokra.

    Sebagai organisasi pers mahasiswa, UKPM Tek-nokra menghasilkan tiga jenis terbitan; Tabloid Te-

    knokra yang terbit tiga minggu sekali,

    Majalah Teknokra yakni Edisi khu-sus (Edsus) yang diperuntukkan untuk maha-

    siswa baru dan majalah t a h u n a n yang men-

    cakup pemberitaan daerah di Lam-pung serta Teknokra Online yang bisa diakses di (Teknokra.com). Da-lam Teknokra online, Teknokra juga menggarap video streaming yang bisa diakses dari youtube.

    Tak hanya penerbitan, Teknokra juga telah mengadakan berbagai macam kegiatan daerah dan nasion-al seperti lomba fotografi jurnalistik (Rally foto (20072014)) dan pela-tihan jurnalistik untuk pelajar dan mahasiswa seperti pelatihan jurnal-istik tingkat lanjut (PJTL) tahun 2014. Pelatihan Riset Media (Prisma) ta-hun 2013. Teknokra juga pernah ter-pilih sebagai salah satu lembaga dari delapan universitas yang menggelar Kompas Kampus dan pada tahun 2012. Teknokra juga kerap mengirim delegasi sebagai peserta pelatihan yang diadakan setiap pers maha-siswa seIndonesia.

    Selain itu, beberapa kali Tek-nokra mendapat pengahargaan untuk karya jurnalistiknya seperti Harapan II Lomba Penerbitan Kam-

    pus Mahasiswa seIndonesian oleh Departemen P dan K tahun 1994, peringkat V lomba Media Alter-natif seIndonesia oleh ISAI tahun 1999, peringkat II lomba Media Alternatif seIndonesia oleh ISAI tahun 2000, Juara II Lomba Blog Mahasiswa yang diselenggarakan leh Unila, penghargaan dari Indo-nesia Print Media Award (ISPRIMA) sebagai Bronze Winner untuk kat-egori The Best Sumatra Magazine tahun 2012 dan 2014, Bronze Win-ner dalam kategori Best of Nation-al Non-magazine tahun 2012 oleh serikat perusahaan pers (SPS).

    Sepanjang usia, eksistensi Tek-nokra bukan tanpa halangan. Pem-beritaan Teknokra tak jarang di-dintervensi banyak pihak. Namun, banyaknya intervensi tak mem-buat Teknokra gentar. Hingga kini, Teknokra tetap menjulang untuk menyuarakan nurani Mahasiswa Unila dengan mencoba terus profe-sional dan independen.

    Tetap Berpikir Merdeka! n

    Dok

    .

  • 15 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Kalau mau jadi orang sukses, jadilah yang pertama dan yang paling duluan. Kalau ti-dak bisa, jadilah yang terbaik dan kalau belum bisa, jadilah yang paling berbeda, ujar Budi Kadaryanto. Dosen program studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lam-pung ini memang selalu menjadi yang pertama, terbaik, dan paling berbeda. Hal tersebut ia buktikan sejak ia menyandang status maha-siswa.

    Saat itu tahun 2001, ia resmi menjadi mahasiswa FKIP Unila den-gan mengambil konsentrasi Bahasa Inggris. Di awal perkuliah, Budi sem-pat minder dengan temanteman angkatannya. Ia merasa tidak lebih pintar dari yang lain. Tak mau ter-kungkung dengan perasaan tidak percaya diri, ia mulai mengatur strategi kuliah agar nilainya baik.

    Sadar bahwa komunikasi dengan dosen sangat penting, Budi pun sering sekali bertanya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal tersebut pun menjadi kebiasaan-nya, seringnya ia mengangkat tangan untuk bertanya pada dosen membuat temantemannya menju-lukinya Mr. Asker. Itu juga berguna untuk melatih mental diskusi kita, minimal ya saya harus punya satu

    pertanyaan untuk dosen setiap kali pembelajaran, kata pria yang per-nah berjualan burger di awal tahun perkuliahannya itu.

    Ia juga punya julukan lain, yai-tu Mr. Tidiest. Julukan itu ia dapat karena selama menyandang sta-tus mahasiswa Budi kerap tampil rapi dengan kemeja yang selalu dimasukkan. Berbeda dengan ma-hasiswa kala itu yang lebih suka tampil lebih santai, dan tampak gaul di tahun itu.

    Menurut Budi pribadi seseorang bisa dilihat salah satunya melalui cara berpakaian. Terutama ia se-bagai calon pendidik, harus bisa menempatkan diri mulai dari cara berpakain yang sopan dan rapi.

    Di selasela aktifitas kuliah, saat itu Budi juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan seperti UKPM Tek-nokra dan UKM Birohmah. Ia juga menghibahkan waktunya untuk mengajari anakanak mengaji. Kala itu, semangat sebagai mahasiswa membuat Budi bersama beberapa temannya membentuk English Stu-dent Islamic Forum (ESIF) di tingkat prodi. Forum tersebut bertujuan untuk pembelajaran Bahasa Inggris dan menghidupkan diskusi agama.

    Selama kuliah, Budi pernah bekerja sebagai seorang sopir, kenek truk, dan kuli panggul. Budi

    juga pernah menjadi tukang bersihbersih di fakultasnya, dia tidak pernah malu melakukan pekerjaan apapun selama itu halal. Kalau ada teman yang lewat ya saya cuek saja. This is my life, ujar sulung dari empat bersaudara.

    Di awal semester enam, Budi menjadi asisten salah satu dosen di jurusannya sekaligus mulai mengajar di Bimbingan Belajar English First di Bandar Lampung. Di ta-hun 2004, Budi berhasil menyabet predikat sebagai lulusan terbaik II Unila dan menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 3,5 tahun. Saat itu masih jarang sekali ditemui ma-hasiswa yang menyelesaikan masa studi secepat Budi.

    Di tahun yang sama, Budi mengi-kuti seleksi dosen dan resmi men-jadi dosen Bahasa Inggris Unila di tahun berikutnya. Pada 2007, Budi mendaftar beasiswa keluar negeri dan akhirnya diterima di UTRECH University, salah satu perguruan tinggi Belanda. Tak sampai disitu, pria kelahiran Sragen ini pun dia-manahkan memegang IT di FKIP Unila. Ia bersama timnya mempra-karsai adanya kerjasama dengan universitasuniversitas luar negeri di Eropa. Hal itulah yang membuat-nya pernah menginjakkan kaki di beberapa benua. n

    Kesuksesan tidak diraih dengan cara yang mudah, usaha keras menjadi harga yang pantas. Menjadi yang berbeda membawa

    Budi sebagai pribadi yang sukses.

    Ekspresi

    Budi Kadaryanto,

    Oleh Della S

    Berani Sukses, Berani Beda

    Foto Wawan Taryanto

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201516

    Ekspresi

    Jam dinding sudah menunjukan pukul dua dini hari. Rasa kantuk pun mulai menghinggapinya. Beberapa kali menguap tapi seper-tinya ia tak mau beranjak dari layar laptopnya. Mata sipit yang dibing-kai kacamata itu tetap awas dengan tiap kata yang ia ketik.

    Malam itu, Jisung harus menyelesaikan perbaikan naskah karya ilmiah sebelum mengirimnya bersama dokumen lainnya ke Di-rektorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) sebagai syarat dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional. Ia memang tak punya banyak waktu, terpilih me-wakili Universitas Lampung dalam ajang tersebut membuatnya begitu sibuk selama sepekan terakhir di awal Bulan Juni lalu.

    Waktu yang minim tak mem-buat mahasiswa jurusan akuntansi itu beralasan untuk tidak maksi-mal. Menang atau kalah urusan belakangan, karena kunci dari ke-suksesan adalah persiapan yang matang, kerja keras, dan doa. Apapun hasilnya yang penting saya memberikan hal yang terbaik, ujarnya. Kabar baik itu pun datang pada 12 Juni lalu, usahanya tak pernah siasia. Nama lengkapnya, Risky Putera Kesuma, masuk dalam 15 besar mahasiswa berpresatasi terbaik nasional yang selanjutnya harus mengikuti beberapa selek-si lanjutan untuk posisi tiga besar terbaik.

    Meskipun akhirnya ia harus rela tidak mencicipi posisi terbaik di tiga besar, ia merasa semua proses

    Menjadi yang bertalenta bukan tanpa usaha,

    manajemen waktu yang begitu disiplin dibutuhkan

    agar semua targetan tercapai.

    Oleh Yessi Eva Nora

    CaloNAkuntanyang Serba Bisa

    Dok

    .

  • 17 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Ekspresi

    yang ia jalani hingga bisa mewakili Unila dalam ajang nasional sangat berharga. Kata prestasi dan juara memang selalu lekat dengan prib-adinya yang mudah bergaul. Pria berusia 20 tahun ini telah berhasil meraih segudang prestasi sejak ia duduk di bangku sekolah hingga di bangku kuliah. Kita kan hidup hanya satu kali. Jadi buat segala sesuatu jadi bermakna, katanya, penuh semangat.

    Awal prestasinya di bangku kuli-ah yaitu mengikuti Storytelling Competition ESo English Festival 2012 di tingkat nasional dan ber-hasil merebut juara I. Pada 2013, ia menjadi juara dua dalam Story-telling Competition ALSA National E-Comp. Di tahun yang sama Jis-ung menjadi juara III dalam Debate Competition ESo Cup. Serta terpilih sebagai Okti-finalis Storytelling Competition, Asian English Olym-piad, dan prestasi lainnya di bidang yang sama di tahun berikutnya.

    Buah jatuh tak jauh dari pohon-nya, itulah Jisung. Anak kedua dari tiga bersaudara tersebut memiliki ke-mampuan public speaking yang baik dari almarhum sang ayah. Semasa ayahnya hidup, Jisung yang ber-citacita sebagai penyanyi ini selalu mengikuti kegiatan ayahnya sebagai public speaker. Ia sering menirukan cara ayahnya berbicara di publik.

    Ia memilki banyak presta-si bidang public speaking. Pada 2011, ia terpilih sebagai Duta IM3 seLampung. Ia pun melangkah ke tingkat nasional dan terpilih se-bagai Runner-Up King IM3 Young Ambassador. Rentetan prestasi yang ia raih menghantarkannya meraih predikat Best Performance kategori Ramalan Cuaca, News Casting Competition, EIA wilayah Sumbagsel.

    Menurut mantan Vice President AIESEC Unila ini, organisasi begitu penting untuk membentuk karak-ter yang dan menempatkan diri di lingkungan masyarakat, kuliah saja tidak cukup.

    Disiplin waktu menjadi kunci manajemen waktunya yang begitu baik. Kuliah dan organisasi menun-tutnya lebih terkonsep. Jisung sela-lu membuat target kegiatan ming-guan. Ia selalu menjadi orang yang maksimal dalam setiap kesempa-tan. Baginya waktu bersifat relatif. Saya sangat menghargai waktu terutama untuk waktu tidur, saya selalu menyisihkan waktu tidur se-lama 6 jam per hari, ujarnya.

    Alasannya memilih jurusan Akuntasi karena menurutnya tiap perusahaan membutuhkan orangorang yang cakap mengatur waktu dan keuangan. Dan dia adalah satu di antaranya.n

    Juara I Storytelling Competition ESo English Festival 2012

    Juara II Storytelling Competition ALSA National EComp

    Juara III Debate Competition ESo Cup 2013

    Oktifinalis Storytelling Competition, Asian English Olympiad 2013.

    Juara II Speech Competition, EIA wilayah Sumbagsel 2014.

    Duta IM3 seLampung 2011. RunnerUp King IM3 Young

    Ambassador 2011. Best Performance kategori

    Ramalan Cuaca, News Casting Competition, EIA wilayah Sumbagsel

    Juara I News Casting, Rakanila Fair seLampung 2013

    Economic Best Student Award (EBSA) 2015 di tingkat FEB Unila.

    Mahasiswa Berprestasi Universitas Lampung 2015.

    Juara 2 Lomba Karya Tulis Akuntansi Bunga Rampai 2015 seLampung.

    TK Taruna Jaya (19992000) SDS AlKautsar (20002006)SMPN 29 Bandarlampung (20062009) SMAN 2 Bandarlampung (20092012)S1 Akuntansi FEB Universitas Lampung 2012

    CV

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201518

    Sorotan

    TANTANGANMAKIN BESAR

    Lapangan belakang gedung rektorat Universitas Lam-pung (Unila) malam itu di-sulap menjadi tempat pesta adat Lampung. Ornamenornamen keemasan dan kemerahan men-dominasi dekorasi adat tersebut. Kehadiran para tetua adat dan to-kohtokoh masyarakat serta mu-limeghanai perwakilan 46 daerah di Lampung itu pun ikut memer-iahkan festival Budaya Lampung malam itu, Jumat (18/9).

    Lantunan alat musik gambus dan gamelan menandakan acara akan dimulai. Acara dimulai dengan ma-suknya Prof. Hasriadi Mat Akin den-gan beberapa pejabat Unila lainnya yang masingmasing diangkat oleh dua pemuda. Meski belum resmi dilantik sebagai rektor, Prof. Has-riadi hadir dalam rangkaian acara dies natalis ke50 Unila itu untuk membuka festival budaya tersebut sebagai Rektor Unila.

    Dalam sambutannya, Prof. Hasri-adi sebagai rektor terpilih periode 20152019 menyatakan janjinnya untuk mendirikan Fakultas Ilmu Bu-daya untuk 2 tahun ke depan, dan akan melestarikan budaya Lam-pung dalam setiap perayaan Unila secara terus menerus.

    Dalam kegiatan budaya malam itu secara tersirat terdapat doa dan harapan untuk kepemimpinan yang baru. Hal itu dikarenakan ma-sih banyak tugastugas yang harus diselesaikan oleh pemimpin yang baru ini. Usia 50 tahun seharus nya sudah menjadi usia nyaman dan damai untuk sebuah universitas.

    Oleh Retnoningayu Janji Utami

    Menginjak usia emas, Universitas Lampung dengan pencapaiannya hingga saat ini ternya-ta memiliki banyak tantangan untuk mencapai visi misinya menjadi Top Ten University di tahun 2025. Pergantian kepemimpinan menjadi harapan untuk membawa Unila menjadi yang terbaik.

    Euforia dies natalis Unila tahun ini memang lebih terasa dibandingkan sebelumsebelumnya, hal tersebut makin meriah dengan pergantian rektor Unila di bulan September lalu. Mengusung tema Unila Emas, diusianya yang ke50 tahun, Unila menggelar banyak acara merayakan usia emasnya. Rangkaian acara dimulai sejak bu-lan Mei dan puncaknya pada bulan September, yaitu Unila Expo. Sela-ma sepekan, bazar yang digelar di belakang rektorat itu ramai dikun-jungi oleh mahasiswa. Berbagai UPT, lembaga kemahasiswaan, UKM, stand buku, dan makanan minuman ikut berpartisipasi pada perayaan usia emas ini.

    Meriahnya rangkaian Unila Emas sepertinya belum diimbangi den-gan kondisi Unila saat ini. Keluhan demi keluhan seputar sarana dan prasaran, hingga uang kuliah yang harus ditanggung mahasiswa masih menjadi topik hangat yang tak ada benang merahnya. Terlebih pada dua tahun terakhir ini perubahan SPP menjadi UKT, mahasiswa yang telah membayar dengan UKT ting-gi merasa tidak setimpal dengan fasilitas yang ditawarkan. Dan pen-etapan UKT bagi mahasiswa masih dipandang tidak sesuai atau salah sasaran. Hal ini pun masih menjadi permasalahan yang terus disuara-kan oleh BEM di berbagai fakultas. Menurut Khoirul Anwar selaku Gu-bernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA, penetapan UKT bagi mahasiswa perlu peninjauan ulang, karena besaran UKT masih dinilai

    tinggi dan kurang tepat.

    Fasilitas Masih Menjadi Tuntutan.Tuntutan mahasiswa pun tidak

    berhenti mengenai UKT saja, Me-nilik akreditasi yang dimiliki Unila kini, yakni B+, keberadaan labor-aturium pun masuk kedalam pe-nilaian. Tapi, sejauh ini keberadaan laboraturium di Unila masih harus ditingkatkan juga dilakukan per-awatan. Perawatan menjadi alasan yang tak bisa dilupakkan karena laboraturium yang berada di Unila tepatnnya di FMIPA yang memiliki alatalat yang sudah rusak dan tidak terawat, hal ini dituturkan oleh Gubernur BEM FMIPA yang merasakan kekecawaaannya pada fasilitas. Dirinya mempertanyakan kemana uang perawatan itu diper-gunakan. Tak hanya ruang lab, ge-dung kuliah pun kini dinilai kurang, karena jumlah mahasiswa yang semakin banyak ini. Kita kuliah dengan kursi yang rapat sekali, seperti orang yang mau hajatan saja, keluh Anwar. Ia juga mengeluh soal jumlah dosen Ilmu Komputer yang masih sedikit. Sehingga kuliah umum sering berlangsung.

    Perbaikan dan peningkatan kualitas laboratrium pun masih menja-di pengharapan di Fakultas Teknik. Menurut Abdul Sallam Ahmad (Teknik Elektro12) keberadaan fasilitas seharusnya diimbangi dengan kemampuan mahasiswa da-lam memberdayakannya. Meski dirinya juga menyadari, penyediaan fasilitas laboratorium membutuh-kan waktu yang cukup lama.

  • 19 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Sorotan

    Berbeda hal di Fakultas Perta-nian (FP) yang dinilai cepat dalam penyediaan apapun yang dibutuh-kan oleh mahasiswanya. Hal ters-but dikatakan Graha Badi Pasiaman (Agribisnis 11). Pada tahun ini, ada perluasan parkir, kalau di FP apa yang dibutuhkan secepatnya dibenahi oleh Wakil Dekan II, ujar Graha. Ia juga menambahkan ban-yak lulusan terbaik dari pertanian karena pertanian sudah mendapa-tkan fasilitas yang di desain khusus oleh Dekan dan Wakil Dekan FP.

    Tenaga Administrasi Butuh Peningkatan

    Sebelumnnya pelayanan prima merupakan pelayanan yang digadanggadang oleh Prof. Sugeng sebagai Rektor Unila, tapi hal itu ternyata belum terealisasikan dengan baik. Banyaknya jumlah ma-hasiswa Unila yang tiap tahun bertambah tak diimbangi dengan pelayanan yang dise-diakan. M. Toha Sam-poerna Jaya (Dosen FKIP Unila) mengatakan bahwa tenaga adminis-trasi Unila perlu diting-katkan kembali. Tenaga adminstrasi kita masih lemah, kalau tidak dibenahi maka kita akan keteteran mengha-dapi mahasiswa yang ban-yak ini, ujarnya.

    Harus BerbenahBanyak halhal sederhana yang

    harus dibenahi di usia 50 tahun ini. Kemampuan internet kita ma-sih sangat rendah, itu harus kita perhatikan dengan usia 50 tahun, kedepan ini harus lebih kerja keras dan kerja cerdas, kalau tidak kita bisa tertinggal dengan universitas negeri yang ada di Lampung. Apa yang harus kita perbuat, masalahnya itu, kita tidak ingin universitas yang menyandang nama provinsi ini stagnan, ujar Toha yang lama mengabdi di Unila.

    Ia juga menjelaskan bahwa

    khusus skala nasional, Unila mengalami kemunduran dalam kegiatan kemahasiswaan. Tahun 20002008 Unila masih diperitungkan untuk kegiatan kemahasiswaan, baik dalam pengembangan bakat, nalar, dan pikiran. Saya contohkan PIMNAS, satusatunya PTN yang sudah menyelenggarakan sampai 2 kali yaitu Unila pada tahun 92 dan 2007, ujar dosen yang ketika menjabat sebagai wakil rektor per-nah menggagas penggunaan Ijazah dalam dua bahasa, Inggris dan In-donesia. Artinya kalau kita bicara globalisasi , ini harus diperhatikan, Itu seder- hana, tapi

    penting. Rektor baru harus lebih proaktif, katanya.

    Kerjasama Butuh Perhatian Menanggapi pembangunan

    RSP Unila yang menjadi prioritas rektor baru, Toha menilai bahwa Unila sering melupakan kerjasama dengan daerah, provinsi, dan juga 15 kota atau kabupaten. Sebera-pa besar kontribusi mereka untuk mengembangkan Unila. Mestinya kerjasama itu tidak hanya berhenti di MOU, tapi juga harus ada aksin-nya. Kerjasama jangan hanya acci-dental, tapi terus menerus, ujar

    Toha. Ia berharap pemimpin yang baru didukung oleh civitas akade-mika ini, harus berpikir keras dan cerdas.

    Pencapaian Unila di Usia EmasPada malam puncak dies nata-

    lis ke50 Unila, Rektor Unila Prof. Sugeng P Harianto menyampaikan saat ini Unila menjadi dua puluh perguruan tinggi terbaik di Indone-sia. Rektor yang menjabat selama dua periode ini mengaku mampu membawa Unila dari belum ter-akreditasi sampai saat ini terakreditasi B dengan mengantongi 357 poin dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT).

    Selain itu webometrics Unila menempati 10 terbaik di In-

    donesia. Webometrics dinilai dari Presence sebesar 20%, impact 50%, openness 15% dan excellence sebesar 15%. International Col-lages & University juga me nempatkan Unila di posisi ke13 sebagai perguruan tinggi ter-baik di luar Pulau Jawa.

    Pada tahun 2014, Unila juga berada di-urutan ke10 dalam penilaian Greenmetric World University. Green-

    metric ranking mer-upakan peringkat universitas berbasis

    kondisi lingkungan hidup. Hal yang menjadi pe-

    nilaian meliputi transportasi, pengelolaan limbah dan air, infra-struktur, energi, perubahan iklim, serta pendidikan yang berwawasan lingkungan.

    Saat ini Unila juga mengalami peningkatan peminat dari sebel-umnya 51.825 di penerimaan ta-hun ini mencapai 57.979. Prof. Su-geng berharap mahasiswa dapat menyelesaikan studinya tepat waktu, guna mendukung adann-ya peningkatan peminat. Ia juga mengharapkan Visi Unila di tahun 2015 bisa terwujud didukung dengan pencapaian tahap ke tahap dari sekarang. n

    Repro

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201520

    Tutorial

    TEKNIKLEVITASILevitation Photography adalah cara pengambilan foto dengan objek seolaholah melawan grafitasi. Foto levitasi adalah salah satu tehnik pengambi-lan foto yang hits dikalangan anak muda. Untuk mendapatkan foto levitasi yang baik berikut adalah tip dan triknya.

    Atur pengambilan gambar pada kamera dengan Burst Mode (Continuous Shoothing). hal ini agar saat menekan tombol shutter foto yang terekam dapat lebih dari satu.

    Agar Foto yang dihasilkan tidak terlalu terang atau terlalu gelap. Atur juga Di-afragma kamera hingga jarum pada lightmeter berada dititik 0 (Normal).

    Terakhir tekan dan tahan tombol Shutter sampai kamera selesai mengambil gambar.

    Pilih shutter speed tinggi diatas 1/500.

    1.

    3.

    4.

    2.

    Oleh Kurnia Mahardika

  • 21 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Karikatur

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201522

    Galeri Foto

    50unila

    Foto-foto Dok. Teknokra

  • 23 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Galeri Foto

    WARNAWARNI

    PROPTI

    Adek lelah bang...

    Teman itu, saling bantu

    Pusing loooh...

    Sudah terlalu lama, sendiri-sendiri

    (Maba) Masih Baru

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201524

    Komik Oleh Wawan Taryanto

    Oleh Wawan Taryanto

  • 25 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Tips & Trik

    Memilih Organisasidi Perguruan TinggiOleh Rachmawati Ramadhan

    Proses transisi dari seorang siswa men-jadi mahasiswa ha-rus disiapkan baik dari fisik maupun mental, semuanya butuh per-encanaan yang matang. Tentu akan sangat ber-beda dengan kehidupan selama di bangku SMA. Tuntuan menjadi mandiri dan menjadi berpresta-si atau lulus tepat waktu akan menghiasi harihari Kamu sebagai mahasiswa. Kamu akan dihadapakan dengan berbagai macam dinamika kampus seperti jadwal kuliah yang pa-dat merayap, praktikum, tugas, dan ujian. Namun akan sangat disayangkan jika selama menjadi ma-hasiswa, Kamu hanya kuli-ah saja. Padahal kampus menyediakan segudang unit kegiatan mahasiswa baik tingkat fakultas mau-pun universitas yang siap menggodok Kamu men-jadi mahasiswa penuh talenta. Mengikuti organ-isasi kampus yang ber-orientasi pada pengem-bangan minat dan bakat akan sangat berkontribu-si membentuk karakter, mengasah softskill dan mengajari Kamu caranya mengatur banyak hal. Ada beberapa tips dan trik memilih organisasi kam-pus agar di kemudian hari Kamu bisa mewujudkan apa yang kamu rancang di awal perkuliahan.

    1. Kenali Organisasi

    2. Pilih Organisasi Sesuai Minat

    3. Tetapkan Niat

    4. Persiapkan Mental

    5. Cari Kebahagiaanmu

    Saat Kamu akan memilih sebuah organisasi, penting untuk kamu mengenali dirimu sendiri, seperti minat, bakat dan kemampuanmu. Agar tak salah pilih, kenali juga organisasi yang akan kamu ikuti, cari tahu visi, misi dan kegiatan apa yang dilakukan organisasi yang akan kamu pilih.

    Setelah mengenali organisasi yang akan kamu ikuti. Sebaiknya pilihlah organisasi yang sesuai dengan bakat. Tapi kalau kamu memang suka tantangan baru, pilihlah sesuai minat yang kamu suka. Banyak hal baru yang bisa dipelajari dari setiap organisasi yang ada. Ingat tidak ada yang siasia selama Kamu memang sungguhan ingin bisa banyak hal.

    Mantapkan hati, mantapkan niat! Banyak kasus, mahasiswa hanya semangat saat mengikuti proses pendaftaran, selanjutnya hilang tanpa jejak. Entah karena sibuk dengan hal lain atau merasa tak sanggup dengan kerja organisasi tersebut. Kamu harus ingat komitmen awal mengikuti organisasi tersebut. Bukan sekedar ikutikutan teman saat mendaftar. Adakalanya ikutikutan berdampak baik juga buruk. Akan baik jika Kamu punya mental berani untuk belajar, tapi akan berdampak buruk jika Kamu hanya ingin bermainmain dan memang tidak bertekat untuk memanfaatkan organisasi dalam mengasah bakat dan kemampuan yang mungkin tidak Kamu sadari.

    Berkecimpung dalam organisasi tak semudah yang diucapkan. Biasanya memasuki pertengahn semester tugas Kamu akan menumpuk dan itu bisa membuat Kamu kelimpungan berorganisasi. Nah, kalau Kamu sadar, itulah fungsi organiasasi. Membuat Kamu bisa mengatur waktumu yang padat dengan baik dengan tempaan jadwal yang padat. Jika Kamu tak mudah menyerah saat harus membagi waktu kuliah dengan organisasi yang kamu ikuti, bisa dijamin Kamu akan menjadi manajer yang hebat.

    Banyak yang membuat mahasiswa baru akhirnya memilih keluar dari or-ganisasi, di antarnya tidak mendapatkan kenyamanan. Dalam berorgani-sasi tentu Kamu akan dituntut menghibahkan waktu, tenaga, pikiran, dan hati. Masuk dan keluar dari organisasi itu hal yang lazim untuk mencari kenyamanan, namun nilailah organisasi itu dengan kedewasaan berpikir bukan emosi kekanakan, terimalah kekurangan dan kelebihannya. Jangan biarkan emosi sesaat membawamu kehilangan organisasi sebetulnya baik buat Kamu. n

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201526

    Inovasi

    Buat mereka yang mengha-biskan aktifitasnya meng-gunakan sepatu setiap hari, pasti lekat sekali dengan masalah sepatu yang berbau tidak sedap. Seperti mahasiswa yang ditun-tut menggunakan sepatu, dengan segudang kesibukannya di kampus maupun di luar kampus membuat mahasiswa tidak terlalu punya waktu untuk rutin merawat sepatu yang sering dipakainya.

    Akibatnya bukan hanya tampilan sepatu semakin buruk, tapi sepatu juga berbau yang membuat kaki pemakainnya juga bau. Sepatu yang mustinya menjadi penunjang penampilan, malah sebaliknya menjatuhkan harga diri pemakain-nya.

    Sebenarnya masalah yang ter-jadi bukanlah sepenuhnya pada sepatu, aktifitas yang padat pada kaki menyebabkan sekitar 250.000 kelenjar keringat pada kaki menge-luarkan cukup keringat. Kaki yang lembab dengan sedikitnya udara dalam sepatu yang tertutup me-nimbulkan bakteri kaki (Kyeto-coccusSedentarius) yang bereaksi dengan kelenjar keringat kemudian menghasilkan gas yang menyebab-kan sepatu berbau tidak sedap.

    Masalah ini menjadi peluang bagi tiga mahasiswa Fakultas Teknik

    (FT) Universitas Lampung. Yaitu Ali Mustofa (Teknik Mesin11), Bagus Purnomo (Teknik Mesin 12), dan Brilian Yuanas Sanjaya (Teknik Me-sin13) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2015. Mereka menciptakan sepatu anti bau, penelitiannya berfokus pada solusi masalah bau busuk pada sepatu. Sesuai dengan namanya Sepetu Zeolit Anti Bau, sepatu yang mereka ciptakan itu memanfaatkan zeolit alam Lam-pung. Dengan gelar Nobel Stone, batuan mineral ini bekerja sebagai penyerap udara bau pada sepatu.

    Dalam proses pembuatannya meraka membuat sepatu dari awal dengan pemesan bahan mentah, kemudian zeolite aktif diletakkan pada sol pijakan kaki untuk menja-ga kenyamanan. Untuk mendapa-tkan zeolite yang menyerap udara bau, zeolite tersebut harus diak-tifakan dahulu. Secara fisika den-gan memanaskan zeolite dalam furnance pada suhu sampai 200C untuk melepas molekul air. Atau secara kimia dilakukan dengan pencucian zeolite dengan aquades untuk menghilangkan oksida pengotor yang menutupi permukaan pori sehingga zeolite yang sudah aktif dapat melakukan penyerapan dengan sempurna.

    Rangkaian arduino dipakai sebagai pengontrol dan sensor MQ5 untuk mendeteksi kualitas udara untuk membuktian secara ilmiah kerja zeolit dalam sepatu. Untuk udara normal da-lam sepatu dengan zeolit dan tanpa zeolit sebelum dipakai adalah 95 ppm.Setelah penguji-an dengan dipakai berlari selama tiga puluh menit kualitas udara dalam sepatu berzeolit menjadi 137 ppm (lebih bau dari sebel-umnya), namun pada dua sampai sepuluh jam kemudian kualitas udara dalam sepatu berzeolit turun menjadi normal seperti semula. Sedangkan sepatu tan-pa zeolite setelah dipakai berlari tingkat baunya terus meningkat sampai 246 ppm setelah 10 jam. Zeolit ini bukan membuat kaki jadi wangi tetapi menyerap uda-ra kotor dalam sepatu sehingga sepatu tidak bau, jelas Ali Mus-tofa sebagai pencetus ide ini.

    Meskipun belum berhasil men-jadi pemenang dalam PIMNAS tahun ini, meraka masih akan mengembangkan inovasi mereka tersebut. Rencananya juga kami mau masukin sepatu ini ke PKM wirausaha berikutnya, dan dapat bekerjasama dengan pabrik da-lam produksinya, ujar Ali. n

    Sepatu Anti Bau,Idaman Mahasiswa

    Oleh Rachmawati Ramdhan

    Dok.

  • 27 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Inovasi

    Sawahsawah yang memben-tang luas masih banyak di temui di Indonesia, sebagai negara agraris padi menjadi tana-man yang paling banyak ditanam di Indonesia. Namun sampai kapan masih tersedia lahanlahan luas untuk menanam padi? Pertanyaan inilah yang menjadi awal pemikiran Ari Setiawan membuat suatu ino-vasi yang cukup menggelitik, yaitu Hidropo nik Padi.

    Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman yang meng-gunakan air tanpa menggunakan tanah, menekankan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, dan biasanya tanaman yang ditanam menggunakan metode ini adalah sayursayuran, seperti sawi, sela-da, kangkung, tomat, dan lainnya. Sedangkan padi sendiri merupa-kan tanaman yang memang pada dasarnya membutuhkan air sebagai media tanam. Hal tersebutlah yang membuat inovasi yang dibuat ma-hasiswa Agribisnis09 Universitas Lampung terdengar menggelitik, lantas apa istimewanya?

    Menurut Ari, dengan metode hidroponik yang digunakan untuk menanam padi akan sangat me-nguntungkan, karena dapat lebih efektif dan efisien dalam penggu-naan waktu. Mampu memproduksi lebih cepat dibandingkan dengan bercocok tanam menggunakan me-dia tanah seperti biasa. Karena ti-

    Oleh Ariz Nisrina

    Rep

    ro

    dak menggunakan tanah jadi tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, bisa memanfaatkan halaman rumah, halaman lantai dua, bahkan di dalam ruangan dengan meman-faatkan sinar matahari ataupun cahaya lampu (LED), dan tidak bergantung dengan cuaca atau-pun musim sehingga produktivitas meningkat.

    Inovasinya ini sudah mulai dimi-nati, dengan cukup banyaknya per-mintaan pada Ari untuk mengajari cara budidaya tanaman menggu-nakan metode tersebut. Menurut-nya metode hidroponik sangat cocok dijadikan sebagai model per-tanian di Indonesia dengan segala keuntungan yang ditawarkan dan dengan meminimalisir penggunaan air dapat mengurangi jumlah keku-rangan air yang sedang melanda Indonesia.

    Meskipun sangat menguntung-kan, metode Hidroponik yang merupakan metode tanam dengan teknologi yang tinggi menimbul-kan tanggapan bahwa hal tersebut terlalu rumit untuk dilakukan bagi yang belum memahaminya. Seh-ingga belum banyak orang yang tertarik dengan metode hidro-ponik, selain itu minimnya keter-sediaan bahan pokok dan jumlah modal awal yang cukup besar, serta pemasaran menjadi kendala bagi metode hidroponik di Indonesia. Padahal menurut Ari, Hidroponik

    juga dapat mendukung indonesia agar mandiri dalam keteersediaan pangan.

    Karena menekankan pada pe-menuhan nutrisi pada tanamannya, maka media tanam diberi nutrisi yang mengandung garamgaraman dan unsur hara yang sudah difor-mulasikan sesuai takaran dengan kadar konsentrasi yang dibutuh-kan tanaman. Pertama, benih yang berkulaitas ditanam di media rokul yang sudah dipotong dadu sekitar 2 cm. Setelah berumur 714 hari dengan diberi nutrisi dengan dosis rendah hingga tumbuh satu atau dua daun sejati, tanaman siap dipindahkan ke media pembesar yang terbuat dari paralon, talang air atau bisa juga menggunakan sterofoam. Mulai diberi nutrisi ber-tahap sampai tanaman siap panen.

    Tanaman atau sayuran yang di-hasilkan dari metode hidroponik ini memiliki tampilan yang lebih menarik, lebih segar, terasa lebih manis, lebih renyah, dan kandungan omega 3 yang lebih ting-gi daripada tanaman dari hasil cocok tanam biasa. Dan karena tanpa pestisida jadi lebih aman dikonsumsi. Ari berharap metode Hidroponik miliknya dapat segera berkembang dan dikenal mas-yarakat, sehingga ia bisa mem-bantu masalah pangan yang ada di Indonesia dengan langkah ke-cilnya. n

    Padi Hidroponik,Solusi Mandiri Ketersediaan Pangan

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201528

    dubsmash,Lifestyle

    Setelah Selfie atau self po-trait menjadi trend berfoto di kalangan masyarakat, kini fenomena video selfie muncul se-bagai tren baru yang digandrungi. Melalui aplikasi lipsync terbaru yang di fasilitasi oleh dubsmash.com semua pengguna android ataupun bisa menikmati aplikasi tersebut.

    Aplikasi Dubsmash memungkinkan penggunanya untuk membuat video dengan pilihan audio yang sudah ada. Salah satu keunikan dari Dubsmash sendiri ialah pen-gaturan bahasanya yang bisa kita pilih se suai keinginan. Sampai saat ini ba nyak klip audio berbahasa In-donesia di dalamnya bahkan lagu dangdut yang sedang populer di Indonesia pun sudah ada dalam ap-likasi tersebut.

    Aplikasi yang menekankan pada ekspresi wajah ini sudah diunduh lebih dari 50 juta pengguna smart-phone di dunia. Salah satu peng-guna aplikasi dubsmash adalah Diantoro Deka Saputra. Mahasiswa Teknik Geofisika Universitas Lam-pung ini sudah mengunggah lebih dari 50 video Dubsmash di akun instagramnya. Ia mengaku suka membuat Dubsmash.

    Menurut Deka, membuat video Dubsmash merupakan hal yang

    menyenangkan. Tanggapan posi-tif dari pengguna instragram lain membuatnya semakin semangat dalam berekspresi di Dubsmash. Kalau liat komen dan like di Ins-tagram mereka terlihat suka sama dubsmashnya seneng aja gitu, ujarnya. Dalam membuat satu klip video, pemilik akun Insta-gram @dekarusuh ini melakukan tiga sampai lima kali pengambilan video. Hal ini dilakukannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan terlihat natural.

    Dosen Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, Diah Utaminingsih melihat bahwa ap-likasi video selfie lebih banyak digandrungi oleh kalangan anak muda. Hal ini karena timbul keti-dakpuasan dari photo selfie mem-buat mereka membikin video selfie yang juga tidak terlepas bahwa hal itu merupakan bagian dari perkem-bangan teknologi yang kini berkem-bang menjadi sebuah gaya hidup baru. Menurutnya, ketika mem-buat dan mengunggah video selfie dirasa menyenangkan bagi penggu-nanya, mereka akan bahagia.

    Selain meningkatkan keper-cayaan diri, di sisi lain mungkin karena mereka ingin mendapatkan dukungan dari orang lain dengan

    yang mereka lakukan. Diah juga berpendapat aplikasi video selfie tersebut terkesan lebih informatif, karena Dubsmash tidak sekedar video biasa karena orang lain bisa melihat perilaku dan bahasa tubuh dari pengguna aplikasi tersebut.

    Diah juga mengatakan para pengguna setia Dubsmash harus memperhatikan konten yang akan diunggah. Jangan sampai meng-gangu atau menyindir orang lain, mereka harus sadar bahwa video selfie yang mereka unggah akan dilihat orang lain dan dinilai orang lain. Saya berharap jangan terlalu keasikan bermain Dubsmash dan malah meninggalkan kehidupan nyata yang harusnya dikerjakan dan melupakan segala sesuatu yang mungkin itu adalah kewajibannya, pesan Diah. n

    ajang baru ekspresikan diriOleh Evita Yuliana Restu

    Banyak cara mengekspresikan diri, mulai dari photo sel-fie yang menjadi fenomena dunia hingga yang sekarang

    sedang populer yaitu dubsmash. Tiap orang bisa eksis dengan video buatannya sendiri.

    Rep

    ro

    Rep

    ro

  • 29 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Lifestyle

    Teten Maulana bisa mengha-biskan 12 jam dalam sehari di depan layar komputer untuk bermain game online. Mahasiswa jurusan Sosiologi14 Universitas Lampung ini suka sekali bermain game online. Keyboard, mouse, komputer, dan internet tak pernah luput dari hidupnya. Dota menjadi game online favoritnya. Butuh lima orang untuk memainkan Dota, lima orang tersebut harus membentuk tim, dengan setiap anggota menen-tukan karakternya masingmasing yang memiliki skill berbedabeda. Untuk memainkan game keluaran dari Bizzart Warcraft dan Volve ini pemain harus cermat dan ber-pikir cepat, karena serangan dapat datang tibatiba. Jika pemain dapat mengalahkan lawan, maka leveln-ya akan naik dan skill tiap karakter meningkat.

    Menurut Teten game yang ber-genre strategi ini membuatnya se-makin mudah memecahkan suatu masalah karena ia terbisa dengan

    tantangantantangan yang disajik-an oleh game ini. Selain itu, ia dapat mengenal orang dari berbagai neg-ara karena game ini cakupannya internasional. Game ini juga dapat memberikan keuntungan mater-il dengan menjual sistem yang didapatkan saat memenangkan game. Meskipun menyenangkan dan menguntungkan, Teten juga mengaku kecanduannya bermain game mengganggu jam tidurnya, terkadang ia juga lupa makan, bah-kan tak jarang ia bolos kuliah untuk main game. Kadang bahkan mersa terisolasi dari lingkungan sosialnya.

    Ida Nurhaida mengatakan ber-main game dapat menimbulkan adiksi (kecanduan) seperti yang dialami Teten. Hal ini terjadi karena game membuat orang yang me-mainkannya merasa senang dan tertantang selain itu juga mereka mengiming- imingi gamers dengan hadiah yang besar. Secara psikolo-gis orang akan mengulang sesuatu yang membuatnya senang.

    Menurut dosen Ilmu Komunika-si Unila tersebut, seseorang yang mengalami adiksi berat akan mera-sa nyaman berada dalam dunia visual. Karena menurut pengala-mannya dalam menangani anak yang kecanduan berat dalam ber-main game, akan merasa bahwa mendapatkan penghargaan atau kehormatan di dunia visual lebih mudah dibandingkan dalam dunia nyata. Hal yang lebih membahayakan lagi jika pada akhirnya anak tersebut tidak dapat membedakan antara dunia visual dengan dunia nyata serta ketertampilan sosial akan semakin berkurang. Hidup mu adalah milik mu. Jangan biar-kan masa depanmu tertukar dengan kebiasaan mu. Jangan mau hebat hanya menjadi pemain, he-batlah jika kamu dapat membuat game tersebut. Maka belajarlah dan berusahalah untuk menjadi hebat seperti itu!! pesan Ida Nur-haida untuk para pemuda. n

    MAIN GAMEPECAHKAN MASALAH ATAU CIPTAKAN MASALAHOleh Rachmawati Ramdhan

    Banyak orang yang menjadikan game sebagai

    pelarian dari rasa stress, tapi ada juga yang menjadikan

    game sebagai santapan sehari-hari sama seperti kebutuhan untuk makan.

    Foto

    Waw

    an T

    arya

    nto

  • 30 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

    Anakedah

    Bulan Ramadhan biasanya selalu diisi dengan kegiataankegiatan ibadah. Salah satunya yaitu mempererat tali silaturahmi dengan mengadakan buka bersama. Sebut saja UKM Lalala, sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang rutin mengadakan acara buka bersama di kampus.

    Puasa hari keempat, UKM Lalala mengadakan buka bersama. Acaranya meriah, dihadiri oleh banyak undangan. Di antaranya adalah seorang aktivis tahun 90an, sebut saja Bu Ak.

    Seperti biasanya, setelah sholat maghrib, para peserta dipersilahkan untuk makan besar. Suasana semakin cair dengan perbincangan para tamu. Ada yang membicarakan pekerjaannya, kuliahnya, aktivitasnya, atau sekedar menggosipkan hidangan makan mereka. Sarinem, salah satu anggota dari UKM Lalala pun tak mau kalah heboh, ikut bercerita sembari diselingi candaan bersama anggota lainnya. Tibatiba, ketika yang lain sedang asyik mengobrol, Bu Ak diamdiam mendekati Sarinem. Bibirnya berbisik pelan ke arah Sarinem,

    Rebusan Rempah-Rempahdan Bau BadanOleh Fitria Wulandari

    Kamu pulang kampungnya berapa minggu sekali, Dek?

    Gak tentu sih, Bu. Satu tahun atau beberapa bulan sekali, kenapa memangnya, Bu? balas Sarinem, senyum simpulnya merekah di bibir, ia menggunakan standar sopan santun pada orang tua dengan sempurna.

    Nanti kalo Kamu pulang kampung, jangan lupa mandi pakai rebusan air daun sirih, kunyit, sereh, lengkuas, dan rempahrempah lainnya ya, kata Bu Ak. Sarinem hanya terbengong mendapat saran yang menurutnya aneh itu. Anggota UKM Lalala yang sedang mengobrol dengan Sarinem yang juga ikut mendengarkan saran dari Bu Ak itu pun penasaran dengan maksud sang mantan aktivis, teman Sarinem itu pun bertanya, Buat

    apa, Bu?Bu Ak

    hanya mengulum bibir menahan senyum yang membuat yang lain makin penasaran. Maaf ya, Dek. Maaf ini ya, ujar Bu Ak sembari menepuknepuk pundak Sarinem. Sarinem masih bengong dan makin mengerutkan dahi mendengar permohonan maaf Bu Ak.

    Biasanya kalau ngobatin bau badan yang gak hilanghilang, mandinya harus pakai rebusan air rempahrempah, lanjut Bu Ak menjelaskan.

    Sarinem pun terdiam, ia pun mulai menyadari maksud saran Bu Ak. Ia mulai menciumcium bagian ketiak dan bagian lainnya memastikan bau yang dihasilkan dari badannya. Mendengar keterangan dari Bu Ak dan melihat tingkah Sarinem itu, temanteman Sarinem pun saling melirik satu sama lain sambil menahan tawa.

    Yang membuat mereka menahan tawa bukan hanya

    karena saran yang diberikan Bu Ak, tapi juga karena bau badan Sarinem bukanlah bau

    badan permanen namun

    karena bau badannya itu

    disebabkan Sarinem yang sudah seharian tak mandi karena mengurusi persiapan buka bersama

    itu. nIlust

    rasi

    Ret

    no W

    ulan

    dari

  • 31 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Puisi

    MetamorfosaKulari ke baratgapai asacoba lintasi samuderagapai yang penuh asamjuga tak sedikit garamkukucurkan peluhtengadah dan bersimpuhsiap ribu pelurudemi asa yang satuhingga...tibalah hari ituhari yang tentuditunggu...hari yang...batutangistawatangisdukadanternyataini tempatnyatempat yang disiapkanya, tempat itutempatbaiktempatalittempat...ahh,metamorf.Hendi Nur PratamaFKIP Pend. B. Inggris 2015

    SAJAK KULangit abu-abu tak memudarkan mu.Gelap malam, tak menghilangkanmu.Mendengar parau suara angin, bergem-uruh dengan parau suara hati.Menjadi bait-bait kemunafikan.Belum sanggup ku kembalikan.Berjuta kata yang setiap detik kusesaliCitra Amalia YuliantiFISIP HI 2013

    Suara hati BUDAK-GEMBEL IntelektualJiwa raga tak berdaya lagiHati perih bak teriris sembiluMenjalankan segala bentuk perintah ituMeski tak juga memuaskan hatimu

    Telingaku bak micrifon bagimuSuara indahmu memecahkan gendang telingakuAku kau sulap jadi badut penghiburmuDengan seragam seni bak budakgembel di duniamu

    Wahai para intelektualAku kesini inguin mencari ilmuAku kesini membawa banyak harapanAku kesini menopang tanggung jawab yang besarAku kesini membawa titipan keluarga besar

    Wahai raja intelektualJangan kau kuras kantong kami yang hanya berisi recehanJangan kau peras kami dengan segala dana hiburanKami hanya anak kampung yang menginginkan kecerahanDan dapat mencicipi kebahagiaan seperti yang kau rasakan

    Riky FarizalFH Hukum Perdata 2012

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201532

    Menunggu Pagi

    Cerpen

    Terkadang, menunggu mengartikan penantian tanpa kepastian. Menunggu adalah perihal membentangkan sayap-sayap kesabaran. Menunggu adalah diam. Diam yang melelahkan.

    ilust

    rasi

    M. G

    hufro

    ni A

    nA

    rs

  • 33 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Cerpen

    jam dinding yang lebih bagus dari jam dinding yang meng-hadap ke selku. Jam yang ini modelnya berbeda, jam yang ini lebih besar dan berkilau, juga dilengkapi de ngan ban-dul besar yang bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti detak jarum di atasnya. Meski tampak lebih bagus, detaknya terdengar sama di telingaku. Memekakan, dan perlahan membuatku hanyut pada ke-tiadaan.

    Sipir perempuan itu meme-gang pundakku, menyuruhku berdiri. Aneh sekali, menga-pa harus dengan isyarat kalau ia bisa bicara dengan bahasa yang sama denganku. En-tahlah, mungkin bagi seorang sepertinya, bicara dengan seorang sepertiku merupakan pelanggaran, atau menyalahi aturan. Selama aku di sini, aku bisa hitung berapa kali ia bic-ara padaku.

    Kini aku dibawanya keluar ruangan yang nyaman itu. Kali ini tidak jauh berbeda den-gan lorong sebelumnya. Satu lorong setelah belokan yang berisi banyak ruangan berpintu kayu bercat hijau tua. Dalam beberapa langkah selanjut nya, tampak satu ruangan besar dengan banyak kursi meja di dalamnya. Sekarang aku mendapati diriku berduduk di salah satu kursi di ruangan ini. Kini sipir perempuan duduk di sampingku, tanpa satu kata pun diucapnya padaku. Ah, la-gipula aku tidak ingin mengo-brol sekarang. Yang terpent-ing, ia sudah berjanji untuk

    am dinding di ujung lorong menunjukkan pukul lima sore. Letaknya lumayan jauh, tetapi detak jar-umnya terdengar

    jelas memekakan telingaku. Mungkin

    hanya aku yang rasa. Makin lama detaknya terdengar ma-kin lambat, sampai-sampai setengah sadar kumendengar-kannya, sampai-sampai terti-dur aku dibuatnya. Sayangnya aku cuma bisa tidur sebentar, sebab sipir di depan sel sudah menyuruhku dan beberapa perempuan yang tidak kukenal di ruangan iniuntuk mem-bersihkan tubuh.

    Sekembalinya aku, kuli-hat lagi jam dinding di ujung lorong itu. Kini jarum panjang menunjuk angka dua belas, dan yang pendek ke angka enam. Aku masih terus me-langkah dengan borgol yang membuat tanganku tetap be-rada di belakang. Menyusuri lorong-lorong pengap yang di-isi beberapa perempuan yang juga tak kukenal.

    Aku berbelok menuju se-buah lorong yang lain. Satu lorong dengan banyak ruang-an berpintu kayu. Perempuan berseragam sipir ini masih me-megangi pundakku, dan mem-bawaku ke sebuah ruangan di balik pintu kayu.

    Aku mendapati diriku ber-duduk di sofa yang ada di ruan-gan ini. Sudah pukul delapan malam. Aku melihatnya dari

    J membawakan seseorang pada-ku malam ini juga. Untuk pertemuan ini, aku rela menunggu lama. Satu jam, dua jam, atau sampai pagi? Aku akan tetap menung-gu. Tidak berkurang sedikit pun kerelaanku menunggu. Namun seperti omong kosong, satu jam berlalu ia tidak juga datang. Dua jam berlalu si-pir perempuan di sampingku mulai membuat panggilan lewat kotak berwarna hitam berantena yang ia letakkan di dekat pundaknya. Dan pada akhirnya, ia juga mulai lelah menungguiku menunggu.

    Satu kabar baik. Ia bicara padaku. Namun malam ini aku terheran. Tampaknya kali ini ia bicara bukan sebagai sipir kepada tahanan, tetapi se-bagai seorang perempuan ke-pada perempuan. Sebagai seo-rang manusia kepada manusia.

    Sepertinya anakmu tidak bisa datang, kata dia.

    Aku menatapnya se-belum melanjutkan, iya, kataku, aku sudah menebak-nya.

    Maaf atas permint-aanmu yang tidak bisa ku-wujudkan, katanya padaku, tanpa melihatku yang menata-pnya di sampingnya.

    Aku terperanjat men-dengar ia meminta maaf pada-ku. Terlebih setelah ucapan-nya, air matanya mengalir bebas seperti sungai yang membanjir. Kemudian ia menyekanya.

    Ia menatapku yang kuyu atas banyak alasan. Pertama, anak-

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201534

    Cerpen

    kusambangi. Aku berduduk di tempatku yang beberapa jam lalu juga kududuki, sofa em-puk berwarna hijau tua. D i ruangan ini, tampak beberapa laki-laki bertubuh tegap dan berseragam sama seperti la-ki-laki yang membawaku ke-mari. Mereka berseliweran ke sana ke mari. Sesaat setelahn-ya, laki-laki yang membawaku kembali dari ruangan lain dan membawa sebentuk berkas da-lam sebuah map berwarna hi-jau. Lalu ia membawaku lagi menyusuri lorong-lorong yang lain.

    Aku dihentikan di ujung lorong, tampak bebera-pa laki-laki yang tadi kulihat berseliweran sudah berbaris rapi di luar ruangan. Di sela pintu yang terbuka dari salah satu ruangan, bisa kulihat jam yang menunjukkan pukul se-belas lewat lima menit.

    Laki-laki itu kini membawaku ke dalam ruang besar yang kosong. Di dalam hanya ada aku dan dia. Dia ti-dak banyak bicara. Dia mem-beriku pilihan untuk memakai penutup mata atau tidak. Lalu aku menggeleng pelan. Aku menolak. Aku ingin melihat dunia lebih lama, pikirku. Aku ingin melihat anakku.

    Suara dentang seperti lonceng yang dipukul keras-keras memekakan telinga.

    Dentang yang kini bisa dira-sakan setiap orang di sini, bu-kan cuma aku. Dentang itu be-rulang beberapa kali, sekarang saatnya.

    Beberapa detik setelah dentang itu selesai berbunyi, laki-laki dari luar berbondong-bondong masuk. Kali ini telingaku menang-kap suara yang tak beraturan. Bukan dentang yang menun-jukkan detik pada jam. Bukan dentang yang menunjukkan te-pat tengah malam. Tetapi den-tang yang menunjukkan akhir hidupku.

    Tembak... seru ses-eorang di antara mereka.

    Sepercik api melintas di depan mataku.

    Sejujurnya, aku ingin melihat dunia lebih lama, sebab anakku, ia tidak pernah tahu mengapa aku begini. Mengapa bapaknyasi hidung belang itukugorok lehernya di pagi itu. Aku merasakan sebentuk besi panas bersarang di kepal-aku, dan beberapa lainnya di tubuhku. Hari hampir pagi, na-mun duniaku masih gelap, dan kini semakin gelap. Dan ia ma-sih belum datang menemuiku. n

    M. Ghufroni AnArsFKIP Bahasa dan Sastra 14

    ku tidak bisa datang malam ini. Kedua, karena perempuan berseragam sipir di sampingku ini tiba-tiba memelukku.

    Aku masih dalam pe-lukan seorang perempuan se-umuran anakku. Ia sipir yang sehari-hari kulihat. Dan entah kenapa, kulihat tingkahnya persis seperti anak perem-puanku yang seumuran den-gan dia, kaku dan tak peduli pada apapun di sekitarnya. Kurasa sulit untuk menjelas-kan perasaan yang tengah dira-sakannya. Perasaan yang juga kurasakan sebagai seorang perempuan. Perasaan yang hanya dapat dibagikan hanya dengan tatapan dan isyarat, bukan dikatakan.

    *** Pukul sebelas tiga

    puluh. Aku mendapati diri-ku berduduk di sofa di dalam ruangan berpintu kayu. Be-berapa waktu lalu seseorang menjemputku dari selku. Bu-kan sipir perempuan itu lagi. Ia ialah seorang laki-laki berseragam lebih gelap dari sipir-sipir biasanya. Seorang laki-laki tinggi kekar dengan lambang merah putih di atas saku bajunya. Ada balok pang-kat di pundaknya, yang tidak kumengerti apa artinya.

    Laki-laki itu memb-awaku ke ruangan ini. Ruangan yang beberapa jam lalu juga

  • | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 201536

    Opini

    Geliat pers mahasiswa dalam euforiareformasiOleh Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S.(Salah Satu Pendiri UKPM Teknokra)

    Bagi bangsa Indonesia yang kini sedang menghadapi krisis multidimensi yang berkepanjangan seperti krisis ekonomi,

    politik, sosial budaya bahkan krisis mengarah pada perpecahan bangsa. Dalam mengatasi hal tersebut, generasi muda bangsa ini teristimewa para mahasiswa perlu dipersiapkan karena para mahasiswa merupakan aset bangsa yang bernilai strategis. Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, para mahasiswa telah memperlihatkan perannya sebagai agen perubahan. Para mahasiswa juga merupakan alat pemersatu bangsa dan calon pemimpin masa depan.

    Memasuki era globalisasi, pers yang merupakan suatu produk kolektif berkembang secara pesat. Media massa modern memiliki ciri khas, yakni terhapusnya secara praktis rintangan informasi, jarak, jumlah, arah, dan kredibilitas dalam penyampaian informasi pun meningkat. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menerima dan menyampaikan informasi, sehingga dunia nampak semakin kecil. Oleh sebab itu, pers mahasiswa sebagai

    media massa merupakan juga menjadi salah satu kunci utama dalam penyebaran hasilhasil pembangunan dan pengembangan kampus. Melalui Pers mahasiswa, pengembangan wawasan akademik para mahasiswa akan terus diperbaharui.

    PERKEMBANGAN PERS DI LAMPUNG

    Seiring era reformasi yang menggelindingkan era demokratisasi, pers di Provinsi Lampung memberikan ruang dan reposisi yang lebih terbuka terhadap informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Puluhan media cetak tumbuh dan berkembang, baik berbentuk koran harian, mingguan, dan bentuk tabloid. Seperti Lampung Post, Lampung Ekspres plus, Radar, Tribun, dan Harian Ekspres, maupun mingguan seperti Krakatau Post, Bandar Lampung News, Koridor, Kupas Tuntas, Sumatera Post serta yang berbentuk majalah dan tabloid, seperti: Dinamika News, Haluan Lampung, Lampung Media, SAI, Teknokra, pers online, dan lain sebagainya.

    Dengan semakin luas dan beragamnya informasi yang

    diserap akan memberikan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap persoalanpersoalan yang ada di lingkungan daerah, nasional, maupun global. Banyak hal yang bersifat positif dengan keberadaan pers itu sendiri, namun terdapat pula halhal yang bersifat negatif yang muncul akibat bebasnya pers dalam menyajikan informasinya. Unsur yang bersifat negatif tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan opini masyarakat, baik informasi itu berupa fakta, isue, dan opini yang dapat menyesatkan.

    Menyadari hal itu, perkembangan pers di Daerah Lampung (termasuk Teknokra) tetap berkewajiban untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan pers, dan menjadi penyalur pendapat/ opini yang bersifat konstruktif. Sedangkan kontrol sosial, kritik, dan saran yang bersifat korektif tetap merupakan hak pers.

    PERS DAN EUFORIA REFORMASI

    Dalam era reformasi ini, pers secara sadar atau tidak sadar ada kecenderungan terbawa arus eforia reformasi. Kadang kala informasi yang muncul tidak

  • 37 Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015|

    Opini

    Geliat pers mahasiswa dalam euforiareformasi

    mempertimbangkan privacy dari individu maupun kelompok yang menjadi subjek pemberitaannya. Bahkan informasi yang muncul memberikan kesan terlampau dipaksakan sehingga terjadi distorsi. Jika gambaran realita tersebut didominasi oleh media massa, akan timbul kecenderungan patologi sosial yang mengaburkan batasbatas realita objektif dan subjektif. Media massa dapat memproduksi kenyataan menurut pendekatan yang sesuai dengan keinginan sekelompok orang atau golongan tertentu, masyarakat awam terkadang hanya menerima apa adanya.

    Menyadari hal tersebut, maka kebebasan dalam penyajian fakta dan opini hendaklah merupakan perwujudan dari pemupukkan daya pikiran yang kritis objektif. Oleh sebab itu peran pers sebagai media informasi yang terdokumentasi memiliki nilai strategis dalam meningkatkan kesadaran emperis bagi para pembacanya. Dengan adanya informasi yang berimbang maka peningkatan dalam kesadaran hukum dan nilainilai demokratis di tengah masyarakat akan tumbuh dan berkembang secara subur dan bernilai positif. Peran pers

    sangat besar dalam memberikan perubahan wawasan masyarakat, khusus bagi dunia pendidikan. Para pendidik, guru, dan dosen lebih terpanggil untuk berbuat dan bekerja secara sungguhsungguh.

    Pers mahasiswa sebagai bagian dari media komunikasi memberikan peran strategis dalam mengembangkan teknologi. Teknologi komunikasi akan membentuk pola kepribadian manusia. Dengan demikian pers secara signifikan memberikan kontribusi dalam pembentukan sikap dan perilaku serta budaya mahasiswa. Perubahan wawasan akademik para mahasiswa akan berdampak pada perubahan perilaku dan budaya mahasiswa, dari yang apatis dan pasif menuju perilaku dan budaya belajar cerdas, budaya disiplin, dan berkembangnya budaya malu.

    Para penulis, kolumnis, dan para komunikator kampus dapat secara berimbang dalam menyajikan informasi sehingga jelas antara batasan fakta dengan opini dan antara isue dengan kenyataan. Hendaknya informasi yang disajikan tidaklah bersifat menyinggung perasaan, akan tetapi hendaknya dapat

    menyentuh perasaan dalam memperjuangkan kebenaran objektif dan keadilan atas dasar kebebasan pers.

    Oleh sebab itu, idealisme mahasiswa dalam jurnalistik tetap menjadi pedoman yang tidak bisa ditawar dan karya jurnalistik terus ditumbuhkembangkan menjadi suatu produk industri kreatif yang memiliki nilai jual dan berdaya saing. Dalam konteks ini, pers mahasiswa hendaknya memiliki nuansa edukasi. Dalam Islam, Rasulullah bersabda ada tujuh perkara yang mengalir pahala kepada hambaNya, salah satunya adalah mewariskan mushaf atau menulis karangan yang bernilai