Majalah balipost edisi 67

52
67 | 8 - 14 Desember 2014 RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 ’’Kado’’ di Pengujung Tahun

description

 

Transcript of Majalah balipost edisi 67

67 | 8 - 14 Desember 2014

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

’’Kado’’ di Pengujung

Tahun

8 - 14 November 2014 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN�Rehab Jelang Akhir Semester Siswa Ujian Berbagi Ruang Kelas 18MANCANEGARA�Pencarian MH370 Berlanjut 20DAERAH�Pemkab Cuek Kolam Renang Seganing Terbengkalai 22

KESEHATAN�Stop, Narkoba di Bali! 20.000 Mati Sia-sia Per Tahun 24LENSA�Persembahan 26

OLAHRAGA� Hamilton Juara Musim 2014 28LINGKUNGAN� Sulit Mendayung Perahu 36PARIWISATA�Mencegah Alih Fungsi Lahan di Lumbung Beras 38TRADISI� ”Magibung” Tradisi Adiluhung, Kehilangan Apresiasi 44PROPERTI� Dampak Kenaikan BBM dan BI Rate Penjualan Rumah Merosot, Kos-kosan Menjamur 46

BALI SEPEKAN� Kurang Tepat, Bangun Balai Budaya di Puspem Badung 6LAPORAN UTAMA

�’’Kado’’ di Pengujung Tahun 8

�Jangan ‘’Nodai’’ Birokrasi 9�Batu Sandungan Jokowi-JK 10OPINI� Bahaya Narkoba di Sekitar Kita 12JAJAK PENDAPAT�Perlakuan Diskriminatif pada Terdakwa Koruptor 13PEMERINTAHAN�Bupati Badung Serahkan Hadiah Lomba Subak Tahun 2014 14POLITIK�Episode Korupsi Dermaga Gunaksa 16�Harus Fokus, Jangan Melebar 17

4

8 - 14 Desember 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Petugas Kebersihan di Kapal

Angkat Potensi DesaAngka kemiskinan di Kabupaten Badung meningkat. Data terakhir, angka

kemiskinan tahun 2013 sebesar 2,46 persen. Padahal pendapatan asli daerah (PAD) Badung terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Untuk menyikapi pen-ingkatan angka kemiskinan di kabupaten terkaya di Bali ini, tidak cukup dengan memberikan perlindungan sosial dan mengurangi beban pengeluaran masyarakat saja. Masyarakat miskin perlu dimotivasi untuk bisa mandiri secara ekonomi.

Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah adalah membuka potensi-potensi ekonomi, semacam pasar desa, UKM di sektor kerajinan, akomodasi wisata, sa-rana upacara, atau apalah. Pemerintah daerah atau pejabat mesti lebih peduli untuk menjadi motivator dan memberi pendampingan, membuka akses-akses permodalan, pasar dan lainnya, agar mereka bangkit dan mandiri.

I Made Rena AnggaraDenpasar Selatan

Mengingat Desa Kapal Kecamatan Mengwi ditunjuk sebagai desa wisata di Kabupaten Badung maka kebersihan, keindahan, dan kerapian perlu menda-

pat perhatian. Trotoarisasi dan papingisasi telah terwujud sehingga pemandangan nampak jauh berbeda dari sebelumnya. Dulu kelihatan tidak rapi dan kumuh dimana sejumlah pedagang menjajakan barangnya di atas trotoar tapi segelintir masih ada saat ini. Hal itu perlu ditertibkan lebih lanjut.

Saya lihat sepanjang jalan protokol di Desa Kapal kini selalu bersih karena setiap saat tukang sapu berbusana serba hijau itu menyapu di pinggir jalan. Saya harapkan sepanjang jalan alternatif antara Br. Celuk, Pemebetan, Gangga Sari, Langon dan Br. Tambak Sari yang panjangnya sekitar 800 meter itu juga dijaga kebersihannya oleh DKP Badung. Mengingat, jalur tersebut adalah jalur pariwisata karena adanya objek wisata Pura Sada yang sering dikunjungi wisatawan dari Eropa terutama Belanda dan Jerman. Di samping jalur pariwisata jalan tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat dari luar Badung seperti Tabanan, Buleleng dan lain-lain. Jadi jalan itu cukup krodit setiap saat.

Wayan Beratha YasaKapal, Mengwi, Badung

5

8 - 14 Desember 2014 5

BAHAYA narkoba sudah mengancam di depan pintu. Ini tidak berlebihan. Kalau kita mengikuti perkembangan informasi dan pemberitaan mengenai penangkapan pengedar maupun korban narkoba. Ancamannya sudah berada pada ambang batas yang sangat berbahaya dan harus diberantas sampai ke akar-akarnya.

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat korban penyalahguna narkoba hingga 2013 telah mencapai 4,2 juta jiwa. Itu berarti ada sekitar 40 orang per tahun meninggal sia-sia akibat narkoba. kerugian ekonomi negara akibat narkoba mencapai Rp 41 triliun per tahun, terdiri dari biaya ekonomi dan sosial. Dari 4,2 juta penyalahguna narkoba di Indonesia, mayoritas berasal dari kalangan remaja dan pemuda. Belum terhitung, berapa dari mereka yang putus sekolah hingga menga-lami gangguan jiwa akibat mengonsumsi

narkoba. Sedangkan pecandu narkoba di Bali bertambah 50 ribu setiap tahunnya. Tingginya angka penyalahgunaan narko-tika, diduga karena besarnya pasokan barang terlarang itu ke Bali.

Kita mengapresiasi kerja keras tiada henti pihak Badan Narkotika Nasional (BNN). Dari beberapa tugas dan fungsi BNN di antaranya yang penting adalah mencegah dan memberantas penyalahgu-naan dan peredaran gelap terkait dengan narkoba, memutus jaringan kejahatan terorganisasi, pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masyarakat dalam pelaksanaan reha-bilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkoba.

Tetapi, kenyataan bahwa demikian luasnya peredaran narkoba sudah merambah kalangan masyarakat, mem-

beri pesan kepada kita bahwa pem-berantasannya tidak cukup dilakukan pemerintah melalui BNN maupun penegakan hukum. Tetapi juga lingkun-gan keluarga melalui peran aktif orang tua. Posisi orang tua memegang peran penting dan efektif dalam pembinaan, pengarahan dan pengawasan perilaku putra-putrinya. Atau untuk melakukan pendeteksian sedini mungkin mengenai kecenderungan perilaku menyimpang putra-putrinya yang bisa menjurus ke kecanduan narkoba.

Organisasi kemasyarakatan, organ-isasi kemanusiaan, kepemudaan dan sejenisnya juga perlu melibatkan diri dalam upaya pencegahan narkoba. Sekolah mesti tidak bosan-bosannya menanamkan bahaya narkoba kepada para siswa dan menyediakan sebanyak mungkin kegiatan positif guna mewadahi kreativitas anak didik.

Narkoba Sudah di Depan Pintu

6

B A L I S E P E K A N

8 - 14 Desember 20146

MINIMNYA fasilitas belajar siswa di Denpasar menjadi perhatian sejumlah ka-langan. Terlebih, beberapa sekolah masih kekurangan bangku belajar. Karena itu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar diminta lebih memperha-tikan fasilitas penunjang pendidikan di kota ini. Apalagi, dalam RAPBD 2015 mendatang, Pemkot telah mengalokasikan sekitar Rp 41 miliar lebih untuk keberhasi-lan pendidikan di Denpasar.

Hal ini terungkap dalam rapat kerja antara Badan Anggaran DPRD dengan Tim APBD Pemkot Denpasar, Senin (24/11) di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD set-empat. Rapat kerja dipimpin Ketua DPRD IGN Gede didampingi tiga wakilnya dan Sekretaris Daerah Kota Denpasar AAN Rai Iswara. Anggota Badan Anggaran DPRD Denpasar A.A. Susruta Ngurah Putra sempat mempertanyakan alokasi anggaran ke Disdikpora dimaksud. Selain itu, ia juga menyoroti rencana pengadaan bangku yang hanya 500 unit, sementara keperluan masih cukup banyak.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Denpasar IGN Edy Mulya mengungkapkan, pada tahun 2015 pihaknya merancang untuk pembangunan 100 ruang kelas baru dengan perkiraan anggaran Rp 41,4 miliar lebih.

� Asmara Putra

RENCANA pembangunan balai bu-daya di eks gedung Balai Diklat mendapat sorotan anggota DPRD Badung. Anggota dewan menilai, balai budaya kurang tepat jika dibangun di kawasan pusat pemerin-tahan (puspem). Anggota DPRD Badung I Nyoman Sentana, Senin (24/11) mengung-kapkan, pihaknya sepakat jika pemerintah merencanakan pembangunan balai budaya. Hal itu dinilai sebagai langkah nyata dalam upaya pelestarian budaya khususnya buda-ya Bali. Namun, pihaknya tidak setuju jika balai budaya dibangun di eks Balai Diklat yang masih berada di kawasan Puspem

Badung, meskipun disebutkan balai budaya akan memiliki akses sendiri.

Menurutnya, pusat pemerintahan se-mestinya tidak perlu digabungkan dengan pusat kegiatan lainnya. Akan sangat rentan jika kompleks pemerintahan digabungkan dengan pusat kegiatan budaya terutama di bidang keamanan. ‘’Misalnya saja ke-tika ada pementasan budaya dilakukan di malam hari. Tentunya akan banyak orang yang mengunjungi. Ketika itu terjadi, apakah ada jaminan keamanan puspem tetap bisa terjaga?’’ katanya.

� Dedy Sumartana

SUASANA magis mengawali ac-ara panen padi massal di areal Subak Jatiluwih utara Pura Besi Kalung, Ke-camatan Penebel, Senin (24/5). Salah seorang petani mendadak histeris kar-ena kerauhan. Bahkan dalam keadaan tidak sadar wanita paruh baya tersebut terus menangis dan menghampiri tem-pat menghaturkan sesajen upakara.

Ia meminta agar dibuatkan ‘Dewa’ (nini padi) sebelum acara dimulai. Aksi kerauhan tersebut sontak mem-

buat suasana menjadi hening, para peserta lainnya pun menghentikan ak-tivitasnya. Tak kalah menariknya, usai pelaksanaan manyi massal serangka-ian HUT-521 Kota Tabanan tersebut juga ditampilan rekonstruksi tari Joged Nini. Tradisi yang kini jarang ditarikan setelah musim panen tersebut turut menambah suasana sakral di tem-pat tersebut. Kegiatan ini diikuti 521 petani dari Kecamatan Penebel.

� Puspa Dewi

RAPAT kerja pertama pembahasan APBD 2015, Senin (24/11) berlangsung panas. Pembicaraan berkutat pada dana hibah di Sekretariat Daerah untuk pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015 yang me-mantik pro-kontra di kalangan DPRD dan eksekutif. Bahkan lantaran buntu, pimpinan DPRD menskors rapat selama satu jam dan menggelar rapat intern di ruang pimpinan.

Perdebatan terkait acuan aturan yang diyakini pilkada langsung tidak digelar tahun depan dan ada kemungkinan mun-dur tahun 2018. Sejumlah anggota DPRD, menilai hibah Rp 13 miliar itu lebih baik dipasang di pos yang lain seperti di pen-didikan dan kesehatan. Anggota DPRD I Putu Dwita meminta dengan tegas apa

aturan yang digunakan untuk memasang anggaran itu. Sebab, saat ini yang berlaku dan menjadi acuan KPU adalah Perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang) Nomor 1 tahun 2014. Pilkada diselenggarakan serentak tahun 2018. Begitu halnya bila nanti mengacu pada UU terbaru (MD3), pemilihan dilakukan secara tidak langsung.

Sekda Jembrana I Gede Gunadnya memaparkan bahwa anggaran itu dipasang berdasarkan KUA-PPAS yang sudah disepakati sebelum keluarnya Perppu. Dana itu tetap dipasang untuk antisipasi apabila nantinya ada keputusan berbeda dan diadakan pilkada langsung.

� Surya Dharma

Kurang Tepat, Bangun Balai Budaya di Puspem Badung

Rapat Dana Pilkada Memanas

“Kerauhan” Saat Panen Massal

Dana Rp 41 Miliar, Tambah 100 Ruang Kelas

MBP/bit

7

8 - 14 Desember 2014 7

BELASAN rumah di Desa Gelgel, Klungkung kebanjiran Senin (24/11) ke-marin. Penyebabnya, air di saluran irigasi setempat tiba-tiba meluap, setelah sempat turun hujan pada malam hari. Air meluap,

karena sampah menyumbat jembatan kecil di atas saluran irigasi.

Situasi itu sempat mengagetkan se-jumlah warga sekitar di Banjar Tangkas Desa Gelgel. Pasalnya, persis di sebelah barat saluran irigasi itu, terdapat belasan rumah. Ada juga rumah yang sedang dibangun dan pura dadia warga setempat. Sebab, rumah mereka tiba-tiba diterjang banjir. Salah satu warga, Made Kasih, mengatakan situasi seperti ini sudah sering terjadi. Ia membenarkan, banjir kerap terjadi lantaran air dari Tukad Unda tersebut masuk ke saluran irigasi disertai sampah-sampah.

� Bagiarta

WARGA Payangan digegerkan dengan sebutir peluru yang menyasar dua orang sekaligus. Korbannya adalah I Wayan Sudana (57) dan I Nyoman Misi (54). Peristiwa itu terjadi ketika saat keduanya antre di Kantor Pos Payangan, Minggu (23/11) sekitar pukul 14.00 wita. Kedua korban yang beralamat di Banjar Lebah Desa Bukian, Payangan ini akhirnya dilarikan ke RS Sanjiwani Gianyar. Atas dugaan, peluru nyasar tersebut berasal dari upacara militer dari pihak kepolisian di kuburan Desa Melinggih, Payangan. Namun, Kapolsek Payangan AKP Agung

Wiranata Kusuma membantah itu peluru nyasar dari upacara militer. Ia menduga peluru tersebut dari penembak burung.

Kejadian ini berawal dari I Wayan Su-dana (57) dan I Nyoman Misi (54) yang mendatangi Kantor Pos Payangan untuk mengambil BLT (Bantuan Langsung Tu-nai) sekitar pukul 14.00 wita. Tanpa diduga saat mengentre kedua korban berteriak kesakitan. “Saat mengantre posisi Wayan Sudana berdiri, sementara nyoman Misi jongkok, tiba-tiba mereka berteriak kes-akitan,“ kata salah seorang saksi.

� Manik Astajaya

KERIBUTAN antarpemuda berawal dari saling pandang mata terjadi di Desa Lokapaksa, Seririt, Buleleng, Minggu (23/11). Dua pemuda dari satu desa, Kadek Agung Aryana (22) asal Banjar Tengah dan Gusti Agung TA (22) asal Banjar Jero Agung terlibat adu mulut berbuntut bentrok antarwarga, hingga mengakibatkan kerusakan rumah mi-lik warga sekitar. Kedua pemuda itu awalnya sempat berpapasan di sekitar Pura Taman.

Sebelum keributan dimulai mereka sempat saling pandang mata dengan raut muka menantang penuh kebencian. Mendengar adanya keributan, warga sekitar termasuk rekan-rekan dua pe-muda itu datang berkumpul. Bukan itu saja, mereka juga melakukan lempar batu ke arah berlawanan. Akibatnya, sejumlah genteng rumah warga rusak. Perbekel Desa Lokapaksa yang menge-tahui adanya keributan di wilayahnya, berupaya mendamaikan kedua kubu pemuda di Pura Desa Lokapaksa.

Namun, berselang dua puluh menit kemudian terdengar suara-suara teria-kan yang berujung pelemparan batu. “Peristiwa ini akibat miskomunikasi antarpemuda,” ujar Kapolsek Seririt Kompol Ida Bagus Dedy Januartha sei-zin Kapolres Buleleng AKBP Kurnaedi, S.H., S.IK., M.Si.

� Dewa kusuma

RENCANA Pemprov Bali membangun sarana transportasi kereta api, mulai digodok dengan menggelar dialog ‘’Pembangunan Perkeretaapian Bali’’ di kantor Bappeda Provinsi Bali, Senin (24/11). Pembangunan dan pengembangan angkutan berbasis rel di Bali ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan moda transportasi darat untuk men-jawab berbagai alternatif solusi kemacetan di wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).

Selain Sekretaris Jenderal Perkeretaa-pian Kementerian Perhubungan, acara

juga dihadiri Wali Kota Surabaya, Tri Ris-maharini dan perwakilan dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Soegeng Ipoeng Poernomo serta Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba dan jajaran. Dialog publik itu bertujuan untuk memberi-kan gambaran tentang jenis-jenis layanan kereta api (KA), aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda kereta api serta mendapatkan masukan dan pemikiran model atau teknologi yang sesuai diterapkan di Provinsi Bali.

� Widana

Pemprov Godok Rencana Bangun KA

Saluran Irigasi Tersumbat

Belasan Rumah Kebanjiran

Antre di Kantor Pos,Dua Pria Tertembak

Bentrok Antarwarga di Lokapaksa

MBP/gik

MBP/dgk

8

DI pengujung tahun 2014, berba-gai kejutan muncul di Bali. Di bidang hukum misalnya, dua mantan bupati jadi tersangka.

Mereka adalah Wayan Candra dan Adi Wiryatama.

Wayan Candra, mantan Bupati Klung-kung ditetapkan sebagai tersangka koru-psi dalam kasus korupsi Dermaga Gu-naksa. Ia juga mulai dibidik dalam kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) oleh Kejari Klungkung. Sementara kasus rekrutmen CPNS juga menjadi atensi dari aparat Adyaksa.

Sementara mantan Bupati Tabanan Adi Wiryatama juga terjerat kasus hukum. Walaupun kasusnya belum P21, Ketua DPRD Bali tersebut dijadikan tersangka kasus penipuan data otentik yang terkait dengan sertifikat tanah. Wiryatama tak sendirian. Dalam kasus yang dilaporkan Mangku Sarja, Pak Adi, demikian dia akrab dipanggil, dijerat bersama-sama putranya Gede Made Dedy Pratama dan Ketut Nuridja, notaris.

Penetapan tersangka terhadap kader PDI Perjuangan itu berawal dari laporan I Made Sarja atas dugaan pemalsuan akta otentik yaitu sertifikat tanah dan memberikan keterangan palsu. Ia me-laporkan ketiganya ke Polda Bali den-gan nomor LP/160/III/2014/Bali/Spkt. tanggal 11 Maret 2014. Sedangkan tanda bukti laporan nomor TBL/160/III/SPKT Polda Bali.

Atas laporan itu penyidik Dit. Reskri-mum Polda Bali menetapkan Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama sebagai tersangka bersama Gede Made Dedy Pratama dan Ketut Nuridja. Menu-rut pengacara Sarja, Zulfikar Ramly, pekan lalu, hasil pengecekan ke Polda dan Kejati Bali, penetapan tersangka itu berdasarkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang tercatat di buku penerimaan surat dengan nomor urut 232. Di buku tersebut tercatat jelas nama ter-sangka Ketut Nuridja, Dedy Pratama, dan Adi Wiryatama. Mereka dikenakan pasal 264 dan 266 KUHP tentang pemalsuan akta otentik dan memberikan keterangan

palsu. SPDP ini tersebut baru dikirimkan Polda ke Kejati Bali pada 14 November 2014. Sementara Adi Wiryatama Cs. ditetapkan sebagai tersangka sejak 24 Juli 2014.

Ramly menegaskan kasus ini berawal saat anak Sarja, Made Harum Bawa berencana bekerja sama dengan Adi Wiryatama, pada tahun 2000. Rencananya mereka membangun kafe di atas tanah seluas 470 meter persegi yang lokasinya dekat dengan kawasan Tanah Lot. Tanpa seizin ayahnya, Made Harum Bawa mengambil sertifikat tanah tersebut dan diserahkan kepada Adi Wiryatama. “Kerja sama itu tidak jalan, malah Adi Wiryatama membaliknamakan sertifikat tersebut,” ujarnya.

Pada tahun 2010, ditegaskannya, tanah itu sudah dibalik nama atas nama Gede Made Dedy Pratama di kantor Notaris Ketut Nuridja. Proses balik nama serti-fikat itu sama sekali tidak melibatkan Sar-ja. “Korban sebagai pemilik tanah, tidak pernah menjual tanah ini kepada Dedy Pratama ataupun Adi Wiryatama. Kok Nuridja berani mengeluarkan AJB (akta jual beli-red) antara Mangku Sarja dan Dedy Pratama. Akibat kasus ini, korban mengalami kerugian Rp 11 miliar. Kami berharap mereka ditahan,” ujarnya.

Ramly mengaku heran karena tanah tersebut malah dijual kepada Komang Subawa dan sudah dibangun. “Sekarang serti-fikat tanah itu sudah be-ralih kepemilikan kepada Komang Subawa. Infor-masinya dibeli dari Adi Wiryatama,” tandasnya.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto saat dimintai konfirmasi mengaku sudah menanyakan informasi itu kepada pejabat dan penyidik Dit. Reskrimum. “Sampai sekarang belum ada jawa-ban dari mereka (pejabat dan

penyidik-red),” tegasnya.Sementara itu jaksa yang ditunjuk

menangai perkara tersebut, I Made Tang-kas, membenarkan bahwa pihak Kejati Bali sudah menerima dua SPDP (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan) dari Dit. Reskrimum Polda Bali. Setidaknya dalam perkara ini, ada tiga orang yang telah dijadikan sebagai tersangka. “Kami membenarkan telah menerima SPDP. Satu atas tersangka notaris dan diterima sebulan yang lalu. Satu lagi baru dua hari atas nama AW (Adi Wiryatama) dan anaknya,” tandas Made Tangkas sembari mengatakan perkara ini baru P16.

Terhadap penetapannya sebagai ter-sangka, Adi Wiryatama belum berhasil dimintai konfirmasi. Namun sebelumnya, ia menyatakan akan menghormati proses hukum. Namun, ia menegaskan bahwa proses jual-beli tanah di Desa Braban, Kediri, sudah melalui prosedur. Ter-masuk keluarnya sertifikat melalui jasa notaries. Ia menduga munculnya kasus ini berkaitan dengan politik. ‘’Saya kan maju menjadi caleg, ini ada indikasi mua-tan politik. Sebab poses jual-beli sudah benar,’’ jelasnya.

� Ngurah/Miasa

8 8 - 14 Desember 2014

L A P O R A N U T A M A

’’Kado’’ di Pengujung Tahun

jini korban

, j y

� Ngurah/MiasaPratama. Akibat kasus ilami kerugian Rp 11 map mereka ditahan,” uja

mly mengaku heran karut malah dijual kepadng Subawa dan sudah gun. “Sekarang serti-anah itu sudah be-kepemilikan kepada ng Subawa. Infor-ya dibeli dari Adi tama,” tandasnya.bid Humas Polda ombes Hery Wiyanto

dimintai konfirmasi aku sudah menanyakanmasi itu kepadat dan penyidik

Reskrimum. pai sekarang

ada jawa-ari mereka bat dan

ini, korban iliar. Kami

arnya.rena tanah

da

n

Adi Wiryatama dan Wayan Candra (kanan)

9

8 - 14 Desember 2014 9

BANYAK contoh yang bisa dipetik ketika Susilo Bambang Yudhoyono masih berkuasa. Ia sangat konsisten dalam menjalankan aturan, utamanya dalam memberantas korupsi. Setiap pejabat yang sudah ditetapkan sebagai terdakwa langsung dicopot dari jaba-tannya. Bahkan Menteri Agama Sury-adharma Ali malah lebih dulu mundur setelah ditetapkan sebagai tersangka korupsi kasus haji. Demikian pula Jero Wacik ketika menjadi Menteri ESDM. Dia memilih mundur sebagai menteri setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi. Bahkan Menteri dari Kintamani, Bangli itu tidak mau dilantik sebagai anggota DPR periode 2014-2019 dengan alasan yang sama; sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, sangat berbeda dengan kenyataan yang terjadi di Pemprov Bali. Walaupun dua pejabatnya telah ditetapkan sebagai terdakwa kasus koru-psi, ternyata Gubernur Mangku Pastika tidak mencopotnya dari jabatan. Mereka adalah kepala Dinas Kebudayaan Ketut Suastika dan Kepala UPT Taman Bu-daya Ketut Mantara Gandi.

Terhadap masih dipertahankannya dua pejabat yang terlibat kasus ko-rupsi itu, memantik reaksi dari wakil rakyat di DPRD Bali. Adalah Ketua dan anggota Komisi I DPRD Bali yang melihat keganjilan tersebut. Mereka mendesak Guber-nur Bali Made Mangku Pastika bersikap tegas terhadap dua pejabat Pemprov Bali yang men-jadi terdakwa kasus korupsi pengadaan sound system di Art Center Denpasar yakni Kepala Dinas Kebudayaan Ketut Suastika dan Kepala UPT Art Center Ketut Man-tara Gandi. Bahkan Komisi I mendesak Gubernur men-copot dua pejabat tersebut. “Kami desak Gubernur ber-sikap tegas. Kami harapkan Gubernur segera mencopot dua pejabat yang sudah menjadi ter-dakwa kasus korupsi di Art Center ini. Selain untuk mewujudkan

good and clean governance, juga mem-beri kesempatan kepada dua terdakwa untuk berkonsentrasi menghadapi masalah hukum yang sedang menjerat-nya. Kasihan mereka bebannya terlalu berat,’’ kata Tama Tenaya, Ketua Komisi I DPRD Bali yang membidangi hukum dan pemerintahan, pekan lalu.

Politisi PDI-P asal Nusa Dua ini me-nilai terseretnya dua pejabat Pemprov yang masih aktif dalam kasus korupsi dan telah ditetapkan menjadi terdakwa sangat mencederai prinsip-prinsip good and clean governance (pemerintahan yang baik dan bersih). Kasus ini sangat mencoreng citra Pemprov Bali di mata masyarakat. Terlebih dua terdakwa ini masih dipercaya mengemban jabatannya oleh Gubernur.

Di sisi lain dua pejabat yang telah menjadi terdakwa ini, jelas tidak akan

mampu berkonsentrasi men-jalankan tugas dan kewa-jibannya seba-gai pejabat untuk men-dukung ki-nerja pe-merintah-

an. “Jadi

kita minta secepatnya Gubernur agar mengevaluasi jabatan para terdakwa ini. Tujuannya agar para terdakwa bisa lebih fokus menjalani proses hukum yang ada. Kasihan mereka kalau terlalu banyak beban,” kata Tama Tenaya.

Kasus korupsi yang melibatkan peja-bat pemprov ini apalagi setingkat kepala SKPD, kata Tama Tenaya, menjadi ujian tersendiri bagi aparat penegak hukum di Bali agar mampu benar-benar profesion-al menjalankan tugasnya. Ia menyang-kan kenapa sampai para terdakwa ini yang melakukan tindak pidana koruspi hingga menyebabkan kerugian negara sampai Rp 812 miliar hanya dikenakan tahanan kota sementara kasus korupsi yang merugikan keuangan negara Rp 10 juta pelakunya langsung ditahan.

“Kami minta aparat penegak hukum dan hakim Tipikor berkeadilan dalam menegakkan hukum. Jangan sampai tebang pilih. Pelaku korupsi kecil di-tahan tapi pejabat yang korupsinya besar malah diringankan,” harapnya.

Hal senada disampaikan anggota Komisi I Nyoman Tirtawan. “Kami dorong agar Gubernur berani menco-pot dua pejabat yang sudah jadi ter-

dakwa ini. Kalau tidak berani, kami pertanyakan ada apa dibalik

itu,” kata politisi partai Nas-Dem (Nasional Demokrat) ini. Mesti ada asas praduga tak bersalah, imbih Tir-tawan, fakta sesuai hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menunjukkan telah ada

kerugian negara hingga Rp 812 juta. “Jadi jelas disana telah terjadi tindak korupsi. Dan unsur pidananya tidak hilang begitu saja kendati uang kerugian negaranya sudah dikembalikan,’’ te-

gasnya.

� Widana

8 -

a DPR periodean yang sama;i tersangka.

rbeda dengani di Pemprovjabatnya telah

kwa kasus koru-Mangku Pastika abatan. Mereka

budayaan Ketut PT Taman Bu-ndi.ertahankannya kasus ko-si dari Bali. gota

yang but. er-kus t -

upsi m di

kniaan pala

Man-misi men-ebut.

ber-apkan opot duanjadi ter-

Art Center wujudkan

masyarakat. Terlebih dua terdakwa inimasih dipercaya mengemban jabatannya oleh Gubernur.

Di sisi lain dua pejabat yang telah menjadi terdakwa ini, jelas tidak akan

mampu berkonsentrasi men-jalankan tugas dan kewa-jibannya seba-gai pejabat untuk men-dukung ki-nerja pe-merintah-

an. “Jadi

tahanan kota semyang merugikan kjuta pelakunya la

“Kami minta adan hakim Tipikmenegakkan hutebang pilih. Peltahan tapi pejabat malah diringank

Hal senada Komisi I Nyomdorong agar Gupot dua pejabat

dakwa ini. Kapertanya

itu,” kaDem (ini. Mtak btawapemPemme

kerug812 jtelahDan uhilanuangsuda

gasny

Jangan ’’Nodai’’ Birokrasi

Suastika dan Mantara Gandi (kanan)

10

Upaya ke ra s pemer in t ah Jokowi-JK untuk member-antas korupsi, kini mendapat batu sandungan dari Bali.

Sejumlah praktisi hukum mencontoh-kan dua kasus korupsi yang melibatkan pejabat dan mantan pejabat di Bali. Walaupun keduanya telah disidangkan di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Denpasar, terdakwa masih diberikan bebas dengan ditetapkannya sebagai tahanan kota. Seperti kasus Art Center dengan terdakwa Ketut Suastika dan Ketut Mantara Gandi. Keduanya ditetapkan sebagai tahanan kota. Demikian pula kasus korupsi BBM yang melibatkan mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Jembrana Dra. Ni Made Ayu Ardini, M.Si. Majelis hakim yang diketuai Cening Budiana juga memberikan tahanan kota.

Ketua Majeleis Hakim Cening Budiana mengatakan terdakwa me-mang tidak langsung masuk tahanan. “Kita sudah keluarkan peneta-pan, yang bersangkutan menjadi tahanan kota,” katanya. Hakim men-gakui bahwa tahanan kota, dalam sejarah pengadilan tipikor Denpasar baru kali ini terjadi.

Apa a lasannya? Cening Budiana men-gatakan, bahwa apa yang di-

lakukan itu memperpanjang dari apa yang dilakukan pihak kejaksaan. “Kita masih lanjutkan tahanan kota dari kejaksaan. Sepanjang proaktif, kita masih pertahankan. Ini perkara prioritas, jangan sampai mengabaikan persidangan,” kata Cening Budiana, sembari membantah bahwa kasus Art Center yang melibatkan pejabat adalah mendapatkan keistimewaan.

Hakim menjelaskan, bahwa peny-idik kejaksaan juga sejak awal tidak melakukan penahanan. “Yang terpent-ing, terdakwa proaktif, tidak melarikan diri, hadir setiap persidangan,” katanya sembari menjelaskan bahwa hakim tidak takut akan kemungkinan terdak-wa menghilangkan barang bukti.

Cening berulangkali menyatakan, bahwa salah satu dasar pertimbangan tidak dilakukan tahanan fisik adalah sejak dari awal bahwa penyidik dari kejaksaan tidak melakukan penahanan. “Jadi, kita keluarkan penetapan 30 hari untuk melakukan tahanan kota, karena kejaksaan melakukan hal tersebut,”

sambung Cening Budiana. Terhadap terdakwa Ayu, Cening juga be-ralasan yang sama. Karena jaksa

sebelumnya menetapkan Ayu sebagai tahanan kota.

Atas penetapan itu, sejum-lah praktisi hukum pun be-reaksi. Jika sebelumnya Ketua BCW Putu Wirata Dwikora mengatakan bahwa hakim bersikap tidak adil dalam

penangan kasus korupsi, kini praktisi hukum lainnya juga

menyatakan hal serupa. Bahkan Agus Saputra

yang ditemui, pekan lalu, menyayangkan

adanya perlakuan tidak sama un-

tuk terdakwa korupsi. “Pemerintahan Jokowi-JK jelas mengisyaratkan pem-berantasan korupsi. Tapi untuk pen-anganan korupsi di Bali, kok majelis hakim masih saja bersikap lembek dan tidak adil. Dalam undang-undang jelas disebutkan bahwa semua orang kedudu-kannya sama di depan hukum,” tandas Agus Saputra.

Dia juga mengakui, bahwa dalam KUHAP dimungkinkan ada tahanan kota ataupun tahanan rumah. Namun, dalam konteks pemberantasan korupsi yang telah menjadi komitmen kuat pe-merintah, semestinya hakim memper-timbangkan rasa keadilan masyarakat. “Saya baru pertama kali mendengar perkara korupsi masuk persidangan, dan oleh majelis hakim memberlakukan tahanan kota,” tandas Agus Saputra.

Oleh karena itu, Agus Saputra me-mandang bahwa majelis hakim dalam penanganan korupsi ini jelas tidak mencerminkan keadilan. “Ada asas equality before the law, yakni setiap orang mempunyai kedudukan atau persamaan di depan hukum. Apalagi ini kasus korupsi merupakan perkara yang merupakan kejahatan luar biasa,” ka-tanya. Oleh karenanya, majelis hakim diminta bersikap adil dan berlaku sama terhadap semua terdakwa, tanpa harus memandang status pejabat, petani, ataupun pegawai biasa.

Praktis hukum lainnya, Agus Sami-jaya mengakui bahwa soal penahanan atau tidak adalah kewenangan majelis hakim. Masalahnya, kata dia, ba-gaimana dengan kasus-kasus yang lain, mengapa tidak diberlakukan sama? Ha-kim mesti bersikap adil. “Ini menjadi problem, karena ada yang ditahan dan tidak ditahan,” katanya.

� Miasa

Budiana mengatakan terdakwa me-mang tidak langsung masuk tahanan. “Kita sudah keluarkan peneta-pan, yang bersangkutanmenjadi tahanan kota,” katanya. Hakim men-gakui bahwa tahanan kota, dalam sejarahpengadilan tipikor Denpasar baru kali ini terjadi.

Apa a lasannya?Cening Budiana men-gatakan, bahwa apayang di-

“Jadi, kita keluarkan penetapuntuk melakukan tahanan kokejaksaan melakukan hal

sambung Cening Budianaterdakwa Ayu, Ceninralasan yang sama. K

sebelumnya menetsebagai tahanan ko

Atas penetapan lah praktisi hukumreaksi. Jika sebelumBCW Putu Wiratamengatakan bahwbersikap tidak ad

penangan kasus kopraktisi hukum lai

menyatakan haBahkan Agu

yang ditemlalu, men

adanyatidak

8 - 14 Desember 201410

L A P O R A N U T A M A

Batu SandunganJokowi-JK

Cening Budiana

1 - 7 Desember 2014 11

Kasus Art Center

Siapa Exaudi Gultom?

Lighting di Art Center

KASUS Art Center yang kini telah me-nyeret dua terdakwa; Ketut Suastika dan Ketut Mantara Gandhi semakin menguatkan dugaan adanya ‘’tembok tebal’’ di balik kasus tersebut. Selain ketidaklaziman pen-etapan tahanan kota untuk terdakwa yang telah diadili di tipikor, juga masih gelapnya di balik pertemuan antara Exaudi Gultom dengan Kadisbud Ketut Suastika. Bahkan Exaudi Gultom yang mengaku sebagai pihak PT Pola Penawar Bangun Sejahtera tidak pernah diperiksa pihak Kejati Bali yang menangani kasus ini sejak awal. Lalu siapa sebenarnya Exaudi Gultom sehingga bisa mempengaruhi Suastika untuk melaku-kan rekayasa? Adakah ini terkait dengan arahan pejabat yang lebih berpengaruh?

Kasipenkum Humas Kejati Bali Ashari Kurniawan, pekan lalu mengakui, bahwa penyidik kesulitan untuk mencari ke-beradaan yang bersangkutan. “Kita sudah tanya ke mana-mana, namun tidak ditemu-kan,” jelasnya.

Ditambahkan, bahwa pihak penyidik sudah memburu alamat yang bersangkutan, namun belum bisa dilacak. “Penyidik kesu-litan,” jelasnya, sembari mengatakan pihak kejaksaan sudah memasang informan. Dia mengatakan, pihak terdakwa sudah sempat memberi tahu alamatnya. Namun, saat dicari ke alamat bersangkutan, jaksa tidak menemukannya. Atas kondisi itu, status Exaudi Gultom juga belum jelas.

Menyikapi misteriusnya Exaudi Gultom, penyidik kejaksaan akan berkoordinasi dengan pimpinan Kejati Bali, untuk ancang-ancang melakukan penetapan DPO, serta

koordinasi dengan pihak kepolisian.Disinggung soal siapa yang mengenalkan

Gulton untuk menggarap proyek tersebut? Ashari tidak mau memberikan penjelasan, dan meminta media mengikuti persidangan, karena nanti akan terungkap semua dalam persidangan. Seperti terungkap dalam per-sidangan, Senin (24/11), JPU Made Tangkas dalam dakwaannya menyatakan, sebelum dilakukan lelang pengadaan barang, ter-dakwa Suastika selaku Kadisbud bertemu dengan Exaudi Gultom membicarakan rencana pengadaan barang dan jasa. “Suas-tika minta pada Gultom, agar kerja sama ini berjalan dengan sukses,” tandas JPU. Kala itu, terdakwa juga memperkenalkan stafnya Ketut Gara, guna meningkatkan kerja sama pengadaan barang dalam proyek tersebut.

Suastika memanggil Gara ke ruangannya yang saat itu ada Gultom, sembari mem-bawa form survei harga. Selang beberapa hari, Gara diperintahkan oleh Suastika untuk mendampingi Mantara Gandi selaku PPK. Mereka melakukan survei ke Jakarta ber-dasarkan perintah Suastika. Mantara Gandi melakukan survei sound system ke PT Kandakakencana Sakti, PT Karunia Sinergi dan PT Pola Bangun Sejahtera.

Sekembalinya dari Jakarta, Ketut Gara diminta Mantara Gandi melaporkan hasil survei ke Kadis- bud. “Senya-tanya hasil sur- vei tidak pernah diolah dan di- analisa untuk diuraikan menjadi Harga Perkiraan Send-iri (HPS),” tan-

das jaksa. Akibat intervensi Exaudi Gultom, dengan menghilangkan PT Pola Penawar Bangun Semesta dari daftar survei, dan menyesuaikan dengan HPS yang diserahkan oleh rekanan melalui suruhan Gultom, maka terdakwa merekayasa surat tugas Kadisbud Pemprov Bali. Yakni, dengan menggan-tikan Pola Penawar Bangun Semesta dan memasukan PT Alfa Inti Media, sebagai perusahaan yang seolah-olah disurvei. Atas hal itu Kadisbud memrintahkan Ketut Gara untuk membuat surat tugas yang baru. “Bahwa HPS yang diterima dari Gultom, selanjutnya oleh Suastika diteliti untuk ditandatangani dan memerintahkan Gara supaya HPS diserahkan ke Mantara Gandi selaku KPA sekaligus PPK untuk ditandatangani.

Gara langsung ke Taman Budaya mem-bawa HPS dan melapor ke Mantara Gandi dengan kalimat “ini HPS dibuat oleh reka-nan. Kalau bapak setuju tandatangan, kalau tidak bapak lapor ke Pak Kadis (Suastika),” kata Gara sebagaimana ditirukan jaksa. Atas kondisi itu, Mantara Gandi pun menanda-tanganinya.

Jaksa menjelaskan bahwa Suastika selaku PA dan atau Kadisbud, telah me-nyalahgunakan kewenangannya. Yakni, mengintervensi KPA/PPK Mantara Gandi yang berdampak pada penetapan HPS oleh Mantara Gandi, dengan berdasarkan doku-men yang tidak benar, dan merupakan hasil sebuah rekayasa.

� Miasa

Berita tentang narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) tidak pernah surut kita saksikan di media masa (elektronik maupun

cetak). Korbannya lebih banyak dan radius pemakainya ternyata lebih luas dari yang kita bayangkan. Dari anak-anak sampai orang tua, dari kalangan artis sampai guru besar, dari ibu rumah tangga hingga pen-egak hukum.

Sebenarnya masih banyak yang luput dari pantauan media ketika masyarakat biasa yang tersangkut kasus terlarang tersebut. Dunia remaja bahkan anak-anak sangat rentan dipengaruhi oleh bahaya narkoba. Pergaulan masih menjadi salah satu pemicu menularnya pemakaian obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Salah bergaul maka mereka akan terperosok ke jurang yang sengaja dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kehidupan malam, diskotik, klub-klub malam dan sejenisnya masih menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba.

Kalangan artis sendiri memang tidak jauh dari dunia malam, dunia gemerlap (dugem). Sudah banyak pula artis yang menjadi korban narkoba akibat mereka salah dalam pergaulan.

Selain itu tertangkapnya seorang profe-sor bersama seorang dosen dan mahasiswin-ya, membuat masyarakat semakin melek bahwa dunia pendidikan tinggi, di mana kita menitipkan pembekalan intelektualitas dan moralitas generasi muda bangsa pun tidak bersih dari narkoba.

Kalangan penegak hukum sendiri pun tidak mampu melepaskan diri dari jeratan bahaya narkoba ketika mereka salah dalam bergaul. Ada empat lembaga penegak hu-kum; hakim, jaksa, polisi, dan pengacara, semuanya pernah tercoreng namanya. Oknum pengacara ada yang terlibat kasus narkoba, oknum hakim pernah berurusan dengan aparat kepolisian karena tersangkut kasus narkoba. Oknum jaksa bahkan pernah mengedarkan narkoba yang seharusnya menjadi barang bukti di persidangan. Bu-kannya dimusnahkan, barang haram itu malah diedarkan lagi di masyarakat. Yang lebih mengejutkan lagi, oknum penegak hukum yang tugasnya menangkap justru ikut-ikutan pula tersangkut. Mungkin sudah

tidak mengherankan lagi ketika masyarakat mendengar kabar ada oknum anggota kepolisian bahkan perwira polisi yang di-tangkap karena telibat narkoba.

Terakhir, belum lengkap kalau tidak mengomentari lembaga pemasyarakatan kita, menyedihkan kalau harus menerima kenyataan bahwa di dalam penjara pun peredaran narkoba tidak dapat dielakkan.

Belum selesai berita tentang oknum artis yang berpesta narkoba atau tertangkapnya oknum penegak hukum yang terlibat di da-lamnya, berita yang mencengangkan ketika seorang oknum akademisi. Dia yang se-harusnya jauh dari kesan pergaulan dugem ternyata tak mampu menghindar dari dunia glamor tersebut. Kejadian ini menjadi lebih mencengangkan lagi ketika seorang aka-demisi yang tertangkap bergelar Profesor alias Guru Besar di bidang hukum. Tanpa mengurangi rasa hormat bagi mereka yang memiliki strata tinggi, kejadian ini sangat mencoreng dunia pendidikan kita. Kalau Profesor saja terjerat bagaimana dengan ma-hasiswanya, begitulah komentar masyarakat pada suatu kesempatan. Tidak sedikit pula oknum mahasiswa yang terlibat.

Tercorengnya dunia artis, institusi pen-

egak hukum, dan dunia pendidikan kita menandakan bahwa kalangan mana pun tidak luput dari bahaya narkoba. Begitu me-luasnya korban narkoba hingga tak terbatas di semua kalangan, hal ini perlu diwaspadai oleh semua pihak.

Pemerintah dalam hal ini sudah me-nyikapi dengan terbentuknya Badan Narko-tika Nasional (BNN) tetapi keberadaannya masih perlu mendapat dukungan dari semua kalangan agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara maksimal.

Dalam upaya memberantas bahaya narkoba, penindakan tegas bagi mereka yang terbukti melakukan pelanggaran hukum me-mang sangat diperlukan. Tetapi kenyataannya upaya ini belum efektif memberikan efek jera bagi pelaku-pelaku yang lainnya. Melihat fenomena ini maka perlu memberikan porsi yang lebih terhadap upaya-upaya pence-gahan. Memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba bagi anak-anak mulai dari usia dini adalah salah satu hal penting yang tidak boleh diabaikan. Ketika niat untuk tidak menggunakan lebih besar dari pengaruh bu-ruk di sekitarnya, maka akan sulit bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk masuk, mempengaruhi dan merusak generasi muda. Perbanyak lagi diskusi tentang bahaya narkoba seperti apa yang telah dilakukan oleh BNN, sosialisasikan Impres Nomor 12 Tahun 2011 yang menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat dari menteri, hingga bupati untuk melakukan usaha-usaha pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN).

BNN dalam hal ini melalui BNNP hen-daknya memposisikan diri sebagai sahabat kaum muda, memberikan penyuluhan den-gan mengkemas sedemikian rupa kegiatan-kegiatan sosialisasi dalam bentuk hiburan-hiburan yang menarik. Selain itu tentu saja diperlukan upaya serius dari pemerintah bersama–sama dengan legislatif untuk segera mereformasi atau kalau dimungkinkan mer-evolusi mental oknum-oknum aparat mulai dari yang menangkap, menuntut, mengadili, hingga yang menahan orang-orang yang terperangkap dalam lingkaran narkoba.

Penulis, staf pengajar di Fakultas Hukum

Universitas Mahendradatta

8 - 14 Desember 201412

O P I N I

Oleh I Made Mulyawan Subawa

Bahaya Narkoba di Sekitar Kita

8 - 14 Desember 2014 13

J A J A K P E N D A PAT

Penegak hukum di Bali melakukan perlakukan diskriminatif terhadap tersangka korupsi. Semuanya tergantung keyakinan dan per-

timbangan jaksa dan hakim. Dalam kasus korupsi, tersangkanya ada yang langsung masuk penjara saat kasusnya sedang disidik. Di lain pihak, ada tersangka yang hanya menjadi tahanan kota dan tetap menikmati fasilitas negara karena tetap menjabat. Beda perlakuan terhadap tersangka ini pun akh-irnya mengundang pro-kontra. Ini menodai rasa keadilan dalam memberantas korupsi. Ada yang menduga ada campur tangan pihak luar untuk melindungi tersangka agar tak segera masuk bui. Sedangkan bagi tersangka yang tanpa pelindung, langsung masuk penjara sebagai tahanan. Padahal, rakyat Indonesia sepakat kalau kejahatan korupsi dan terorisme harus ditangai secara tegas, tuntas dan kerkeadilan.

Menyikapi beda perlakuan dan pem-berian status tahanan kota bagi tersangka korupsi ini, Pusat Data Bali Post menge-lar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuesioner dan wawancara via telepon. Berdasarlan tabulasi atas jawaban responden, ternyata 70,91 persen responden menyatakan tak setuju jika para tersangka koruptor ditetap-kan sebagai tahanan kota. Mereka mestinya ditahan apalagi prosesnya telah berlangsung bertahun-tahun. Penyidik pasti punya keya-kinan dan alat bukti kuat sebelum menjerat seseorang dalam kasus korupsi.

Responden menilai langkah penegak hukum di Bali memberikan status tahanan kota bagi tersangka korupsi pengadaan sound system Art Centre dan kasus bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Jembrana ini dinilai mengabaikan rasa keadilan. Responden berpendapat penegak hukum harus tegas jan-gan terjebak kepentingan–kepentingan yang subjektif. Jika tersangka lain dengan kerugian relatif lebih kecil langsung ditahan, kenapa ada pejabat dengan kerugian negara lebih besar tidak ditahan? Bahkan dalam konteks membangun pemerintahan yang bersih dan berwibawa, pejabat dengan status tersangka

semestinya dibebaskan dari tugas-tugas dinas agar bisa berkonsentrasi menghadapi masalah hukum.

Di lain pihak, 27,57 persen responden me-nyatakan setuju status tahanan kota diberikan kepada tersangka korupsi. Penegak hukum bisa saja mengambil langkah hukum tahanan kota tergantung pada karakter, komitmen dan keyakinannya terhadap tersangka. Secara hukum pemberian status tahanan kota juga dibenarkan. Sedangkan 1,50 persen respon-den tak memberikan respons atas pemberian status tahanan kota bagi tersangka korupsi.

Sementara itu, terkait dengan akan ter-bongkarnya aktor intelektual dalam kasus korupsi pengadaan Sound System Art Center dan kasus Pipanisasi di Karangasem dalam persidangan, 68,99 persen responden men-gaku tidak yakin. Indikasinya, penanganan dua kasus ini saja sejak awal sudah tarik ulur. Ada kesan tak transparan kepada pub-lik dalam menangani kasus ini. Responden

berkeyakinan dalam dua kasus yang pros-esnya bertahun-tahun ini tersangka tidak akan menyeret pelaku lainnya.

Sedangkan, 26,74 persen responden yakin para tersangka akan buka kartu terkait adanya peran pihak lain sehingga proyek yang mereka tangani bermasalah. Selama ini, korupsi jarang bisa dilakukan sendirian tanpa melibatkan pihak lain. Itu artinya, tersangka dan hakim akan menelu-suri jaringan dan proses terjadinya peny-impangan. Dengan begitu, pelaku lainnya akan terungkap. Responden berkeyakinan tersangka tak akan mau dikorbankan sendi-rian. Sedangkan 4,25 persen responden tidak memberikan jawaban atas hal ini. Mereka mengaku hanya berharap dua kasus menahun di Bali ini segera dituntaskan. Jika memang terbukti korupsi tersangkanya harus dipenjarakan.

� Dira Arsana

Perlakuan Diskriminatifpada Terdakwa Koruptor

8 - 14 Desember 201414

P E M E R I N TA H A N

BUPATI Badung A.A. Gde Agung, Kamis (27/11), menyerahkan hadiah bagi para pemenang Lomba Subak dan Subak Abian se-Badung tahun 2014. Penyerahan hadiah dilaksana-kan di Bale Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal. Di antaranya hadir pada acara tersebut, Kadispenda dan Pesedahan Agung Badung I Wayan Adi Arnawa, Kepala

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ke-hutanan I G.A.K. Sudaratmaja, Camat Abiansemal Putu Ngurah Thomas Yuniarta, para pekaseh dan tokoh masyarakat.

Ditambahkannya, saat ini di Keca-matan Petang telah dibuka lahan baru seluas 100 hektar dengan pengairan yang sangat cukup, bahkan siap men-gairi 150 hektar sampai 200 hektar.

Masih terkait hal tersebut, guna ter-wujudnya pembangunan di wilayah desa, Pemkab Badung juga memberi-kan bantuan kepada desa dinas, desa adat, banjar adat serta subak dan subak abian. Bantuan ini merupakan salah satu bukti perhatian Pemkab terhadap sumber budaya.

� Dedy

Bupati Badung A.A. Gde Agung didampingi Kadispenda dan Pesedahan Agung I Wayan Adi Arnawa saat menyerahkan hadiah bagi para pemenang lomba.

Bupati Badung Serahkan Hadiah Lomba Subak Tahun 2014

8 - 14 Desember 2014 15

KEMARAU berkepanjangan telah membuat masyarakat Nusa Penida men-jerit. Mulai dari krisis air hingga rawan pangan. Jika ini dibiarkan bisa berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat Nusa Penida. Bupati Klungkung Nyoman Suwirta yang peka melihat persoalan ini, langsung mengambil sejumlah keputusan strategis. Salah satunya, menetapkan persoalan ini sebagai status bencana kekeringan dan krisis air bersih.

Dengan penetapan ini, maka langkah antisipasi lebih terkoordinasi secara lintas sektoral. Langkah-langkah cepat terus diupayakan. Dampak kekeringan di gugu-san kepulauan Nusa Penida telah menca-pai puncak pada Nopember ini. Sementara hujan yang selalu diharapkan masyarakat tak kunjung tiba. Dalam beberapa bulan terakhir, jangankan air hujan untuk sawah tadah hujan, untuk air minum pun sangat sulit didapatkan. Terutama daerah-daerah atas Nusa Penida. Status bencana ini dituangkan dalam SK Bupati Klungkung Nomor 466/18/H2O/2014.

Penetapan status bencana ini, katanya dalam rangka antisipasi terhadap kek-eringan dan krisis air bersih, agar mas-ing-masing SKPD terkait melakukan koordinasi untuk kemudahkan dalam berbagai akses bentuk bantuan. Seperti pengerahan SDM, pengerahan perala-tan, pengerahan logistik, pengadaan air bersih dan penyelamatan. Setelah pen-etapan status bencana ini, pemerintah daerah juga memanfaatkan anggaran tak terduga tahun ini sebesar Rp 300 juta, yang selama ini selalu parkir dan tidak terpakai. Untuk penanganan krisis air, dengan keterbatasan armada, Bu-pati Suwirta menginstruksikan PDAM Nusa Penida mengatasi kelangkaan air, dengan menambah frekuensi pengiri-mannya.

Terutama pada daerah-daerah atas, seperti Desa Tanglad, Bunga Mekar, Pejukutan, Batukandik, Batumadeg, Kutampi, maupun desa-desa lain yang sangat membutuhkan. “Dengan anggaran tak terduga ini, tidak ada alasan lagi bagi petugas tidak melakukan pengiriman air ke desa-desa. Mereka setiap hari butuh air. Kami tentu ingin penanganannya teroga-

nisir dilapangan,” katanya. Khususnya, penanganan ekstra terhadap desa rawan pangan sesuai kajian Kesbangpolinmas. Selain itu, langkah strateis Bupati Suwirta lainnya, dengan meminta jatah program cadangan beras pemerintah pusat seban-yak 100 ton ke Bulog.

Cadangan beras pemerintah sudah mulai dikirim tiga hari berturut-turut pada pertengahan Nopember lalu. Cadangan beras pemerintah ini san-gat membantu memenuhi kebutuhan pangan sepanjang mengalami rawan pangan, dibantu suplai air secara rutin dari PDAM Klungkung di Nusa Penida. Selain masalah pangan dan krisis air, Bupati Suwirta juga sekaligus melak-sanakan terobosannya untuk memenuhi kebutuhan listrik di Nusa Penida. Tahun ini, sebanyak 115 kepala keluarga akh-irnya sudah terbebas dari kegelapan,

setelah mendapat bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Namun, meski tahun gelontoran ban-tuan cukup besar, ternyata daftar tunggu untuk memperoleh bantuan ini, masih cukup banyak. Mencapai 300-an kepala keluarga. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Be-rencana dan Pemerintahan Desa, Putu Widiada, mengatakan PLTS ini memang diarahkan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM). Salah seorang penerima PLTS Nengah Pilih, setelah penyerahaan bantuan tersebut, mengaku merasa ter-bantu. Sebab, selama hidupnya setiap malam belum pernah mendapat aliran listrik dari PLN. Ia bertahun-tahun hidup bersama keluarganya tanpa penerangan sama sekali.

� Bagiarta

Atasi Krisis PanganBupati Suwirta Ambil Keputusan Strategis

Bupati Suwirta saat mengecek warga penerima bantuan PLTS belum lama ini.

16

Mengembalikan investasi dana politik seolah menjadi kewa-jiban setelah mendapatkan kekuasaan. Berbagai celah

dilakukan. Mulai dari memperdagangkan pegawai kontrak, menerima gratifikasi dari rekrutmn CPNS dan memeras investor. Tak hanya itu, menyiasati anggaran juga dilakukan. Korupsi pun menjadi pilihan. Keserakahan ini akhirnya menyeret birokrat yang juga tergila-gila dengan jabatan.

Episode korupsi yang melebar ke mana-mana ini, kini dipertontonkan di bumi serombotan, Klungkung. Mantan penguasa Klungkung dua periode, Wayan Candra menjadi aktor utamanya. Ia dibidik beragam kasus. Setidaknya kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Bupati Klungkung Wayan Candra kian melebar. Setelah diberondong kasus dugaan korupsi pengadaan tanah, gratifikasi calo tanah dan tindak pidana pencucian uang (TPPU), be-lakangan hasil penyidikan penyidik Kejari Klungkung melebar ke kasus rekrutmen CPNS, selama Candra menjadi bupati. Ternyata, selama memimpin Klungkung ada perekrutan seribuan CPNS.

Data yang dihimpun dari Badan Kepe-gawaian Daerah (BKD) Kabupaten Klung-kung, saat periode 2008-2013, tercatat perekrutan CPNS terjadi tiga tahun bertu-rut-turut yakni tahun 2008, 2009 dan 2010. Data pengangkatan CPNS tahun 2008, dari pelamar umum, ada pengangkatan 281 CPNS. Antara lain dari kalangan guru sebanyak 182, kesehatan 59 dan teknis

40 orang. Tahun 2009, perekrutan CPNS meningkat dua kali lipat mencapai 639 orang. Terdiri dari kalangan guru sebanyak 299, kesehatan 130 dan teknis 210 orang. Terakhir, tahun 2010 jumlah perekrutan kembali turun menjadi 210 orang. Untuk bidang guru sebanyak 91 orang, kesehatan 59 orang dan teknis 51 orang. Total selama tiga tahun itu terjadi perekrutan 1.021 orang. Selama perekrutan, tidak ternah terjadi masalah. Seluruhnya berlangsung lancar, tanpa ada bidikan hukum dari Kejari Klungkung. Namun, belakangan munculnya kasus rekrutmen CPNS cukup mengagetkan BKD Klungkung. Sebab, selama ini perekrutan CPNS di Kabupaten Klungkung selalu berdasarkan arahan dan petunjuk pemerintah pusat. ‘’Rekrutmen CPNS Klungkung baru saat ini menjadi kasus. Saya kurang paham, apakah perso-alan rekrutmen CPNS ini erat kaitannya sebagai pengembangan kasus gratifikasi terhadap Candra sewaktu menjadi Bupati Klungkung,’’ ujar Kepala BKD Klungkung Nengah Sudiarta.

Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pe-nyidik. Ia mengatakan mantan bupati Candra juga sempat melakukan perekrutan serupa pada periode pertama memimpin Klung-

kung pada tahun 2003-2008. Sayangnya, BKD Klungkung tidak menyimpan lagi data rekrutmen CPNS saat itu. Apalagi, saat itu, ia belum bertugas di BKD Klungkung.

Mantan Wakil Bupati Klungkung peri-ode pertama era Candra, Ngakan Putu Gede Bawa membenarkan saat itu ada perekrutan CPNS. Saat itu perekrutan CPNS tidak ada masalah hukum. “Bisa ditanya para PNS yang lulus rekrutmen CPNS saat saya men-jabat. Saya kira semua sudah sesuai prose-dur dari pemerintah pusat,” tegasnya.

Kasi Intel Suhadi mengatakan kasus rekrutmen CPNS ini, muncul setelah kasus-kasus yang menjerat Candra terus dikem-bangkan penyidik. Ada dugaan, Candra menerima gratifikasi dari rekrutmen CPNS dari para pelamar selama dua periode men-jabat. Sayangnya, hal ini katanya masih perlu ditelusuri dan didalami. Beberapa pihak katanya sudah sempat diperiksa penyidik. Namun, siapa mereka dan kapasitasnya, masih dirahasiakan. Apalagi, pihaknya masih fokus membereskan tiga kasus yang menjerat Candra saat ini, terutama kasus TPPU dengan mengejar aset-aset milik Candra hingga ke Jakarta untuk disita.

� Bagiarta

8 - 14 Desember 201416

P O L I T I K

Kasus dugaan koru-psi pengadaan tanah

dermaga Gunaksa berbiak. Selain tindak

pidana pencucian uang (TPPU), belakan-

gan penyidik Kejari Klungkung membidik

gratifikasi rekrut-men CPNS. Seribuan

CPNS direkrut Candra selama berkuasa di

Klungkung

Episode Korupsi Dermaga Gunaksa

17

8 - 14 Desember 2014 17

LANGKAH penyidik Kejari Klung-kung menangani kasus Dermaga Gunaksa terus dipantau masyarakat Klungkung. Mereka pun berharap kasus ini segera tuntas. Masyrakat Klungkung pun men-gaku telah menyiapkan deretan kasus lain untuk segera dilaporkan. Penyidik pun didesak untuk fokus dan jangan terus melebar. Langkah penyidik mengem-bangkan kasus dermaga ini ke gratifikasi rekrutmen CPNS pun dikritisi.

Setidaknya aktivis antikorupsi Dewa Gede Sena menengarai ada indikasi pembiasan dalam penanganan kasus Dermaga Gunaksa. Mantan Wakil Bupati Klungkung ini menduga penyidikan yang melebar ke kasus CPNS menjadi skenario pihak Kejaksaan melepas tersangka. “Ka-sus CPNS kan bisa disidik belakangan. Hal ini kan tidak masuk dalam nebis in idem, karena materinya beda walau ter-sangkanya sama,” tegasnya.

Ia menegaskan masyarakat Klungkung sangat merindukan agar penegakan hukum berjalan hingga tuntas. Tidak ada alasan apapun bagi penyidik untuk menghentikan kasus ini. Apalagi penyidik punya waktu terbatas menahan tersangka.

Ia menguraikan Mantan Bupati Klung-kung Wayan Candra sudah ditahan sejak 26 Agustus lalu. Proses penahanan Candra dalam tahap penyidikan ini ber-langsung dalam beberapa tahap. Tahap pertama, tersangka sudah menjalani masa penahanan selama 20 hari. Kemudian diperpanjang lagi oleh Jaksa Penuntut

Umum (JPU) selama 40 hari. Karena masih dalam proses penyidikan, kembali dilakukan perpanjangan penahanan lagi 30 hari ini, yang diajukan ke Pengadilan Tipikor Denpasar.

Namun, dugaan ini langsung ditepis Kejaksaan Negeri Klungkung. Penyidik mengaku tidak main-main dalam menan-gani kasus mantan Bupati Klungkung I Wayan Candra. Buktinya, pihak kejak-saan menyiapkan lima saksi ahli untuk membuktikan keterlibatan tersangka (Candra—red) dalam kasus dugaan ko-rupsi, gratifikasi dan TTPU yang menjer-atnya. Saksi ahli yang didatangkan tidak hanya dari BPKP, namun juga ada dari Badan Pemeriksa Keuangan, PPATK, ahli pidana dan ahli agraria.

Salah seorang penyidik, Subekhan me-negaskan kelima saksi ahli yang disiapkan ini juga memiliki peran penting dalam mengungkap kasus yang melibatkan tersangka. Seperti halnya saksi ahli dari BPKP, pihak kejaksaan meminta bantuan untuk memeriksa kerugian negara dalam kasus korupsi tersangka. Sedangkan saksi ahli dari PPTK dan Keuangan Negara digunakan untuk menelusuri kasus TPPU dan gratifikasi yang dilakukan tersangka. “Kalau menyangkut pengadaan lahan dermaga kami datangkan saksi ahli dari agraria,” ujarnya.

Menurut Subekhan kelima saksi ahli yang didatangkan ini sudah memberikan keterangan di BAP. Pihak kejaksaan kini tinggal menunggu hasil audit dari BPKP

terkait kerugian negara. Sementara, pem-berkasan kasus mantan orang nomor satu di Klungkung saat ini sudah berjalan 90 persen. Pihak kejaksaan tinggal menyem-purnakan berkas yang masih belum sem-purna sebelum dibawa ke tahap penuntu-tan. “Pemeriksaan untuk tersangka saya rasa sudah cukup. Tapi kalau memang diperlukan lagi keterangannya maka kita akan periksa lagi,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Kasi Pidsus Kajari Made Pasek. Bahkan pihaknya menargetkan pemberkasan kasus mantan bupati Klungkung ini sudah dilimpahkan ke tahap penuntutan sebelum masa penah-anan tersangka berakhir 23 Desember.

� Bagiarta

Harus Fokus, Jangan Melebar

MBP/bagiarta

Dermaga Gunaksa

MBP/bagiarta

Dewa Sena

8 - 14 Desember 201418

P E N D I D I K A N

Gara-gara rehab atap kelas belum rampung, ratusan siswa di dua sekolah dasar (SD) di Jem-brana mengikuti ujian akhir

semester (UAS) di ruang kelas seadanya. Di SDN 1 Pendem, misalnya, para siswa kelas V dan VI harus berbagi kelas saat ujian dalam satu kelas dengan disekat. Sementara siswa di SDN 1 Banjar Tengah terpaksa ujian bergantian pagi dan siang agar dapat ujian di dalam kelas.

Para siswa di SDN 1 Pendem sejak satu bulan ini terpaksa harus belajar berbagi di dalam satu ruang kelas lantaran satu ban-gunan dengan tiga ruangan sedang rehab atap. Perbaikan atap secara swakelola ber-sumber dari DAK (dana alokasi khusus) kegiatan peningkatan sarana prasarana dan kualitas pendidikan menengah perta-

ma itu baru turun bulan Oktober. Sehingga sampai saat ini pekerjaan belum rampung dan ditargetkan pada Desember.

Kepala SDN 1 Pendem Desak Made Yudani tidak menampik kondisi terse-but. Sejatinya, kondisi tidak terlalu mengganggu dan tidak ada siswa yang belajar di luar kelas. “Ya, satu kelas kami sekat untuk dua kelas karena ujian harus dilangsungkan bersamaan,” ujarnya. Sedangkan sebelumnya, siswa memang belajar digabung tetapi menurutnya tidak mengganggu pelajaran karena pengajaran sudah masuk ke pengayaan. Satu meja digunakan untuk tiga siswa saat ujian.

Yudani berharap agar rehab itu bisa tahun depan. Mengingat dari tim survei menilai perlu segera direhab, maka seko-

lah pun siap menerima. Konsekuensinya siswa belajar bergabung dalam satu ruang kelas. Sebelumnya, sekolah juga pernah mendapatkan rehab serupa saat menje-lang akhir tahun seperti ini dan berjalan lancar.

Sementara itu, di SDN 1 Banjar Ten-gah, dalam waktu bersamaan juga dilaku-kan rehab atap tiga ruang kelas. Namun, di SD bertingkat ini, sekolah menerapkan masuk bergantian, kelas pagi dan kelas siang. Termasuk pada UAS, para siswa ujian bergiliran untuk bisa masuk kelas. Para siswa ditemui seusai ujian mengaku sudah terbiasa adanya pemindahan kelas karena rehab dan masuk bergiliran pagi dan siang.

� Surya Dharma

MBP/surya dharma

Siswa kelas V dan VI SDN 1 Pendem berbagi satu ruangan kelas untuk ujian dengan disekat menggunakan papan. Sekolah terpaksa menerapkan cara itu lantaran gedung masih direhab saat akhir semester.

Rehab Jelang Akhir Semester

Siswa Ujian Berbagi Ruang Kelas

8 - 14 Desember 2014 19

DINAS Pendidikan, Pemuda olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dikpora-budpar) menjadi bulan-bulanan DPRD Jembrana saat rapat kerja pembahasan APBD 2015, belum lama ini. Pemicu-nya, belum dipasangnya anggaran untuk guru pengabdian SD yang selama ini membantu mengajar akibat kekurangan tenaga pengajar. Padahal, sebelumnya dalam KUA-PPAS, dewan sudah ngotot mengusulkan anggaran itu masuk.

Rapat hingga malam hari itu awal-nya berlangsung normal, bahkan salah satu anggota DPRD, I Putu Kamawi-jaya sempat meminta agar dilanjutkan apabila Dinas Dikporabudpar sudah memperbaiki RKA (rancangan kerja dan anggaran) yang sebelumnya dievaluasi. Namun, suasana berubah ketika Ketua Komisi, I Nyoman Sutengsu Kusuma-yasa dan Wakil Komisi A I Putu Dwita tidak menemukan upah untuk 391 guru abdi yang diusulkan dewan. “Dimana anggaran untuk para guru abdi itu? Men-

gapa di sini tidak ada? Dari awal sudah kami tekankan agar mereka (guru abdi) diperhatikan,” tegas Suheng.

Mengetahui tak dianggarkan, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa dan Putu Kamawijaya juga ikut tersulut naik darah. Sugiasa mengaku sangat kecewa. Pasal-nya, saat pembahasan KUA-PPAS lalu dirinya sudah menekankan agar insentif bagi guru abdi ini bisa dianggarkan. “Saya ingat saat itu (membahas) sampai masuk rumah sakit, sekarang kok bisa tidak di-pasang?” tandas Sugiasa geram.

Bahkan, Dewan rela tidak memasang jatah bansos (bantuan sosial) dan menga-lihkan anggaran itu ke sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Rata-rata satu anggota DPRD sebelumnya mendapat bansos Rp 60 juta.

Para wakil rakyat itu menegaskan, Dinas Dikporabudpar seharusnya mem-perhatikan para pengajar di sekolah dasar itu dalam membantu kekurangan guru kelas. Selama ini, para guru abdi itu

dibantu oleh sekolah dari BOS (bantuan operasional sekolah) dan itu pun kalau ada sisa. Dewan kembali mendesak agar mengutamakan bantuan untuk para guru abdi itu, walaupun jumlahnya sedikit. Saat itu, disepakati setiap guru abdi diberikan Rp 300 ribu dan diutamakan terlebih dahulu guru abdi SD. Untuk pembiayaan itu diperlukan anggaran Rp 1,3 miliar.

Sementara itu, Sekda Jembrana I Gede Gunadnya didampingi Kadis Dik-porabudpar I Nengah Alit dan Kepala Bappeda I Ketut Swijana mengaku akan mengupayakan anggaran itu bisa masuk. Apalagi, sebelumnya sudah dirancang masuk KUA-PPAS. “Kami akan usahakan dan beri kami waktu untuk memasang anggaran ini,” ujar Ketut Swijana. Dalam pembahasan plafon sebelumnya juga sudah ditekankan agar diutamakan yang sudah ditekankan Dewan.

� Surya Dharma

Anggaran Guru Abdi Dicoret, Dewan “Meradang”

MBP/surya dharma

Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa sangat kecewa dan naik darah mendapati anggaran untuk guru abdi tidak dianggarkan.

8 - 14 Desember 201420

M A N C A N E G A R A

Dalam upaya mencari bangkai pesawat MH370, Australia memperluas wilayah pencarian. Sebab, terdapat kemungkinan

puing-puing pesawat itu muncul ke darat. Kemungkinan bangkai pesawat tersebut mengapung di pesisir Pantai Sumatera Barat, Indonesia. Diperkirakan bangkai pesawat akan muncul sekitar 123 hari lagi. Hal ini berdasarkan prediksi yang dilaku-kan tim peneliti dari negara tersebut.

“Kami akan perluas pencarian untuk mencari bangkai yang terapung di tempat puing-puing diprediksi akan muncul,” kata Peter Foley. Koordinator tim pen-carian ini mengatakan, pusat peneletian menerima laporan sekali dalam seminggu terdapat puing-puing yang terdampar di Pantai Australia. Namun, sejauh ini tidak ada satu pun yang diidentifikasi berasal dari pesawat yang hilang tersebut.

Sementara Kepala Komisaris Austra-lian Transport Safety Bereau (ATSB), Martin Dolan, menolak anggapan adanya ketidaksepakatan lokasi pencarian di antara lima kelompok yang tergabung dalam tim internasional, America’s Boe-ing Co, France’s Thales, US Investigator the National Transportation, The Aus-tralian Defence Science, dan Organisasi Teknologi.

Awalnya, tim setuju kemungkinan besar terdapat di panjang 600 kilometer

dan 90 kilometer sebelah barat dari Perth. Namun, bulan lalu beberapa kelompok memperluas pencarian di dua wilayah prioritas tinggi jauh ke selatan.

“Tidak ada perbedaan pendapat, hanya aplikasi model analisis sengaja dibuat berbeda,” kata Dolan. “Kelima kelom-pok setuju bahwa tempat peristirahatan terakhir MH370 adalah dekat ‘busur tujuh’ kurva yang membentang dari sekitar 1.000 kilometer dari Exmouth, Australia Barat, ke titik sekira 2.000 kilometer sebelah barat daya dari Perth,” lanjutnya. Hingga kini, tim pencari telah mengarungi lebih dari 6.900 kilometer persegi dasar laut.

Sudah 8 bulan berlalu, namun pesa-wat maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 belum juga ditemukan. Tim multinasional yang dip-impin Australia terus berusaha melakukan pencarian. Pemerintah Negeri Kanguru merilis video yang berisi penjelasan men-gapa pesawat nahas yang mengangkut 239 orang tersebut masih menghilang misterius. “Daerah pencarian yang jauh dari daratan, di lautan yang sangat dalam dan dasar laut yang belum dipetakan,” begitu penjelasan dalam video tersebut.

Meski demikian, pencarian akan terus berlangsung. Saat ini, tim ahli satelit terbaik dari penjuru dunia bekerja sama untuk menyempurnakan analisis data

demi mengidentifikasi area yang akan diprioritaskan. Pencarian dilakukan menggunakan kendaraan submersible yang dilengkapi dengan sistem sonar, sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan men-etapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut.

“Eksplorasi oleh Pusat Koordinasi Ber-sama (JACC) antara Australia, Malaysia, dan China dilakukan pada kedalaman 6 km yang tidak dapat ditembus sinar matahari.”

Pesawat MH370 dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014 dini hari. Penumpang pesawat itu terdiri atas 152 warga Cina, 38 orang Malaysia, tujuh Indonesia, lima India, tujuh Australia, tiga Prancis, tiga Amerika Serikat, dua Selandia Baru, dua Ukraina, dua Kanada, dan masing-masing satu dari Rusia, Italia, Taiwan, Belanda dan Austria.

Pilot kapal terbang Malaysia itu adalah Kapten Zaharie Ahmad Shah, warga neg-ara Malaysia berumur 53 tahun. Zaharie bekerja di Malaysia Airlines sejak 1981 dan memiliki 18,365 jam terbang. Banyak pihak yang berharap pencarian pesawat ini segera berakhir dan setidaknya puing-puing bisa ditemukan.

� Gugiek Savindra

Pencarian MH370 Berlanjut

8 - 14 Desember 2014 21

KEKACAUAN terjadi di Ferguson, Missouri, Amerika Serikat pekan lalu. Belasan gedung dibakar massa, termasuk sejumlah kendaraan yang tengah parkir. Warga yang berkumpul di ruas jalan di Ferguson langsung menyerang polisi dan sebagian lainnya melempari batu. Polisi antihuru-hara menembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan warga.

Tak hanya itu, kemarahan warga juga diwarnai aksi baku tembak dengan petugas kepolisian setempat. Suasana Kota Ferguson mencekam ketika polisi setempat kewalahan mengatasi massa. Sementara pasukan Garda Nasional tak turut menjaga ketika putusan pengadilan atas kematian remaja kulit hitam Michael Brown diumumkan.

Agustus lalu, Brown yang tak bersen-jata diduga tengah merampok minimar-ket. Brown kemudian ditembak mati oleh polisi kulit putih Darren Wilson. Keluarga Brown mengaku kecewa karena sang polisi kulit putih dianggap tak bersalah. Namun mereka tak mengharapkan tim-bulnya kekacauan.

Jaksa Robert McCulloch menjelaskan, sebelum menyatakan Brown bebas dari dakwaan, pihaknya telah memeriksa bukti-bukti secara mendalam. Juri yang membebaskan polisi Darren Wilson beranggotakan 12 orang warga AS yang dipilih secara acak. Sembilan adalah keturunan kulit putih dan enam orang kulit hitam. Sedikitnya butuh sembilan suara sebelum dakwaan bisa dikena-kan.

Michael Brown, ditembak mati oleh Darren Wilson pada 9 Agustus di daerah pinggiran St Louis. Remaja 18 tahun itu ditembak Wilson setidaknya 6 kali dalam sebuah pergumulan saat menangani kasus perampokan Agustus lalu.Kematiannya menimbulkan protes yang berujung aksi kekerasan. Polisi pun dikritik karena menggunakan peralatan anti huru-hara militer.

Kasus ini telah memicu ketegangan rasial di Amerika Serikat. Komunitas Afrika-Amerika meminta Wilson didakwa melakukan pembunuhan.

Gubernur Missouri Jay Nixon saat itu mengumumkan keadaan darurat di daerah itu, dan memanggil 400 tentara Garda Nasional untuk mengantisipasi protes. Dia juga menyerukan untuk menahan diri menjelang pengumu-man.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih

pascakeputusan, Presiden AS Barack Obama mengatakan dirinya memahami bahwa sebagian rakyat Amerika kecewa dan marah, tapi ia meminta demonstrasi untuk melancarkan aksi protes secara damai.

� Gugiek Savindra

Kerusuhan Rasial di Ferguson

8 - 14 Desember 201422

D A E R A H

Pemkab Cuek

Kolam Renang Seganing

Bangli sebenarnya memiliki beberapa fasilitas kolam renang umum yang bisa dijadikan sebagai sarana olahraga maupun rekreasi. Selain yang ada di pusat pendidikan Kubu, fasilitas tersebut juga ada di Ke-

lurahan Kawan, Bangli. Akan tetapi, nasib kolam renang di Kelurahan Kawan lebih memprihatinkan dibanding kondisi kolam renang yang ada di Kubu. Karena hampir sepuluh tahun terbengkalai, kolam renang Seganing yang kini telah mengering itu hanya ditumbuhi semak dan rumput liar.

Berdasarkan pantauan belum lama ini, kolam renang Segan-ing yang terletak di dekat Pura Arca terdiri dari dua unit kolam. Satunya berukuran besar untuk kolam dewasa dan satu kolam lainnya berukuran lebih kecil untuk anak-anak. Karena lama dibiarkan terbengkalai, kedua unit kolam yang telah menger-ing itu pun kini menjadi tempat tumbuhnya semak dan rumput liar. Selain bangunan kolam, satu unit bangunan kamar mandi dan satu unit wantilan yang ada di sekitarnya nasibnya juga tak kalah mengenaskan. Atap genteng kedua bangunan itu sudah banyak yang copot dan nyaris ambruk. Bangunan-bangunan kamar mandi yang terdiri dari lima ruangan itupun tak ubahnya seperti rumah hantu.

Salah seorang warga setempat Ni Nyoman Lilin mengatakan, kolam renang Seganing dibiarkan tidak terurus sejak hampir 10 tahun lalu. Sebelumnya, kolam yang dibangun saat masa kepemerintahan Bupati Winaya tersebut pernah dimanfaatkan dan ramai dikunjungi masyarakat. Pengunjung yang datang biasanya memanfaatkan kolam renang untuk berolahraga ataupun hanya sekadar berekreasi.

“Yang datang tidak hanya warga Bangli, tapi juga orang dari Gianyar,” kata Lilin yang mengaku sempat berjualan makanan di kawasan Kolam Seganing belasan tahun silam. Ketika masih ramai dikunjungi, mereka yang datang dikenai karcis masuk. Kala itu karcis masuk dipungut oleh seorang guru olahraga. Dari pungutan karcis tersebut, kolam renang Seganing benar-benar terurus dan rutin dikuras.

Akan tetapi ramainya pengunjung tak berlangsung lama. Kolam renang Seganing berangsur-angsur sepi. Kolam itu mulai sepi pengunjung setelah ada seorang bocah tenggelam dan tewas di dalam kolam renang dewasa. “Semenjak ada orang mati tenggelam, kolam ini mulai sepi hingga akhirnya tutup,” terangnya.

Karena tidak lagi dirawat, kolam yang seharusnya dipenuhi air kini justru ditumbuhi rumput liar. Bahkan beberapa tangga besi yang terpasang di empat sisi kolam dewasa kini sudah hilang. Diduga hilangnya tangga besi itu karena sengaja di-ambil orang.

� Swasrina

8 - 14 Desember 2014 23

Bangunan Kolam Misterius

MESKI sempat ramai didatangi pengunjung, namun kepemilikan kolam renang Seganing ternyata masih belum jelas. Fisik kolam renang tersebut tidak pernah tercatat di bagian aset Setda Bangli sebagaimana fisik bangunan pe-merintah lainnya. Padahal bangunan itu berdiri di atas tanah Pemkab Bangli.

Seperti yang disampaikan Kabag Umum Setda Bangli A.A. Trisna Wijaya. Saat dikon-firmasi belum lama ini dia mengatakan bahwa kolam Seganing yang berada di dekat Pura Arca tersebut memang dibangun di atas tanah milik Pemkab Bangli.

Kolam itu berdiri di tanah seluas 5.956 m2 dalam keterangan sertifikat bernomor 11 Tahun 1987. Fungsi tanah itu diperuntukkan proyek pembangunan kolam renang Seganing. Akan tetapi kendati kolam renang tersebut berdiri di atas tanah milik Pemkab Bangli, namun ban-gunan fisiknya ternyata tidak tercatat di Bagian Aset. “Tanahnya memang tercatat milik Setda Bangli, tetapi bangunan fisiknya tidak tercatat di Bagian Aset, kemungkinan di Dinas Pekerjaan Umum (PU),” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Bangli Ida Bagus Wediatmika saat ditemui di ruang kerjanya justru mengaku tidak tahu. Dirinya hanya mengetahui bahwa kolam renang tersebut dulunya dibuat untuk sarana olahraga. Mantan Kadis Tata Kota ini pun belum bisa memastikan apakah kolam tersebut memang benar tercatat di dinas PU atau tidak. Untuk itu dirinya ber-janji akan segera mengecek kembali mengenai kepemilikan aset tersebut.

Lebih lanjut dikatakan Wediatmika, jika nantinya kolam renang itu merupakan aset pemerintah daerah, maka pihaknya mengaku siap untuk memperbaikinya. Hanya saja proses penggunaan anggaran saat ini berbeda dari sebelumnya. “Walaupun ada dana perbaikan misalnya, kalau peruntukannya memang bukan untuk itu, pastinya akan ditolak oleh ULP,” tan-dasnya. Tidak jelasnya kepemilikan aset kolam renang Seganing menjadi salah satu bukti bahwa penataan aset di tubuh Pemkab Bangli sampai saat ini masih sangat amburadul.

� Swasrina

Terbengkalai

8 - 14 Desember 201424

K E S E H ATA N

Peredaran narkoba tampaknya semakin canggih dan semakin berkembang pesat di Bali. Banyak modus operandi baru dilakukan

pengedar narkoba untuk menyelundupkan narkoba ke suatu wilayah. Penyebaran dengan penggunanya seakan berkom-petisi. Artinya, banyak barang pemakai juga bertambah banyak. Bagi yang telah kecanduan barang laknak ini memang sulit dilepaskan dan juga dihentikan dari jeratnya. Bahkan pecandu yang telah direhabilitasi pun dapat kembali men-jadi pemakai. Alasannya narkoba begitu nikmat. Karena itu, dia tidak berdaya untuk menyetop pengaruh ‘rasa surgawi’ barang haram itu.

Bali yang merupakan destinasi wisatawan dunia, menjadi incaran para gembong narkoba. Tak hanya dijadikan tempat transit, namun kini Bali sudah di-jadikan tempat produksi. Sesungguhnya, bahaya sangat besar mengancam Bali. Mereka para gembong itu benar-benar tidak takut hukum. Bisa jadi, keuntungan yang didapat oleh para pengusaha narkoba

dan pengedar memang sangat menggiur-kan. Jejaring kusut penuh gemerincing uang itulah, yang membuat masyarakat dan beberapa oknum di pemerintahan juga ikut terseret arus dan berpartisipasi dalam peredaran narkoba ini.

Data paling mencengangkan adalah 90% dari pemakai narkoba merupakan usia produktif alias pelajar. Generasi muda sudah larut pada nikmat sesaat itu. Begini gambaran salah satu potret anak muda bangsa ini. Lalu bagaimana penyerahan tongkat estafet berjalan baik dengan realitas anak muda bangsa ini terpengaruh narkoba seperti itu? Apalagi Bali memiliki penduduk 4 juta jiwa lebih. Itu artinya 1,8% atau sekitar 50.000 lebih adalah pengguna narkoba. Datanya sebanyak dua puluh ribu penyalah guna narkoba mati per tahunnya. Pasalnya, hanya 10% pecandu yang melakukan terapi. Akibatnya, kualitas hidup pecandu pun sulit untuk ditingkatkan.

Data tersebut sesuai yang dijelaskan Kepada Bidang Pencegahan BNNP Bali Ni Ketut Adi Lisdiani, SKM, MHP, Ed,

pada seminar bahaya narkoba, Kamis (20/11) lalu. Ia mengatakan saat ini narko-ba jenis psikotropika terutama sabu marak digunakan. “Mereka yang memakai pada awalnya trial saja alias coba-coba. Dari merokok kemudian meningkat memakai narkoba,” ungkapnya. Dari hasil survei yang pernah dilakukan, dikatakan pe-candu narkoba berawal dari upaya iseng dan coba-coba.

Bagaimana melakukan pencegahan secara efektif? Melalui sosialisasi diya-kini cukup signifikan. Dari sosialisasi ini bisa disebar dengan baik pengetahuan tentang bahaya narkoba. Hematnya, stop narkoba. Kasihan sebanyak 20 ribu tewas sia-sia per tahunnya. Untuk menangkal hal itu, mau tidak mau dan suka tidak suka, upaya Pencegahan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) harus terus digencarkan. ‘’Program ini perlu dukungan semua pihak dan juga apresiasi yang tinggi dari segenap warga,’’ harapnya.

� Cittamaya

Stop, Narkoba di Bali!

20.000 Mati Sia-sia Per Tahun

SANITASI menjadi persoalan pent-ing yang perlu mendapat perhatian ekstra di negeri ini. Ketika suatu kasus gang-guan pencernaan menjadi permasalahan cukup krusial di nusantara ini sanitasi salah satu berkontrobusi pada masalah tersebut. Indonesia sendiri, penyandang gelar kasus gangguan pencernaan tert-inggi di dunia. Sayangnya kasus itu tak serta merta mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Pemerintah sendiri telah memiliki visi nyata, melalui program-program Sani-tasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Kedua program itu merupakan program nasional dari pemerintah pusat yang diberlakukan di masing-masing daerah. Kepala Bidang P2PL dr. Gde Wira Sunetra, MPPM me-nyatakan hal itu. Program STBM itu di-laksanakan dinas terpadu baik Bappeda, Dinas Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat. ‘Visi program ini sangat bagus sesungguhnya,’’ ujarnya

STBM itu memiliki lima pilar yang menjadi objek penanganannya yakni tidak buang air sembarangan (STOP BABS), mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (CTPS), mengelola air minum dan makanan yang aman (PAMM RT), mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga secara aman. Sementara itu, program yang kedua adalah PPSP yang leading center-nya Dinas PU.

“Setiap kabupaten memiliki buku putih yang berisi ceklist program STBM dan PPSP tersebut,” tuturnya.

Program lainnya adalah Kota/Kab Sehat, yakni Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum Sehat, Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan Transportasi Sehat, Kawasan Pertambangan Sehat, Ka-wasan Hutan Sehat, Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat, Kawasan Pariwisata Sehat, Ketahanan Pangan dan Gizi, Kehidupan Masyarakat Se-hat yang Mandiri, Kehidupan Sosial Sehat.

Terkait, pengawasan terhadap ma-kanan dan obat-obatan Diskes Provinsi

Bali berada pada garis terdepat bersama dengan BBPOM. Sedangkan, penga-wasan warung-warung kecil di suatu wilayah, merupakan tanggung jawab puskesmas. Lembaga kesehatan di dsa/kecamatan inilah mempunyai peran penting baik dalam pembinaan dan so-sialisasi ke pedagang-pedagang sekitar wilayah kerjanya. Pengawasan dan pembinaan tersebut dilakukan petugas sanitasi dari kader-kader kesehatan. “Namun kami tetap melakukan moni-tor,” tambahnya.

Gangguan pencernaan yang dialami masyarakat tak hanya akibat sanitasi buruk, tetapi juga perubahan iklim dan lingkungan. ‘’Pola-pola bakteri, virus, jamur, bermutasi namanya virulensi juga besar pengaruhnya,’’ terangnya. Virus itu bertambah kekuatannya sehingga dapat membuat penyakit. Lantas upaya-upaya apa saja bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan awal? Hematnya dengan meningkatkan stamina dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Selain itu moto kesehatan “CERDIK” dapat dijadikan acuan hidup sehat. Cek kesehatan secara rutin. Enyahkan asap rokok. Rajin olahraga. Diet makanan seimbang. Istirahat yang cukup. Kenda-likan stres merupakan moto kesehatan yang wajib digemakan dan diaplikasikan kepada warga. Dalam hal ini kesadaran warga adalah penting mengapresiasi program-program tersebut. Apalagi, masing-masing puskesmas memiliki ‘’mata-mata’’ kesehatan (District Sur-veilans Officer) untuk mengawasi jikalau ada peningkatan kasus tinggi sehingga bisa dilakukan penyuluhan sekaligus penanganannya.

Mereka setiap hari melakukan cacah, mencatat, dan mengevaluasi kondisi kes-ehatan di wilayah kerjanya. Dengan pola hidup serta implementasi yang konsisten tersebut, diharapkan dapat menurunkan angka kasus penyakit yang disebabkan masalah sanitasi itu.

� Cittamaya

8 - 14 Desember 2014 25

Sanitasi Buruk Picu Gangguan Pencernaan

L E N S A

Masyarakat Hindu menggelar ritual persembahan untuk leluhur atau yang lebih dikenal dengan upacara melasti. Dalam upacara melasti, pratima yang merupakan lambang wahana Ida Batara, di-usung keliling desa menuju laut

dengan tujuan agar kesucian pra-tima itu dapat menyucikan desa.

MBP/Putu David Toga Anantha

PERSEMBAHAN

Hamilton Juara Musim 2014

8 - 14 Desember 201428

O L A H R A G A

Lewis Hamilton akhirnya keluar sebagai juara dunia Formula 1 tahun 2014. Kemenangan di seri pamungkas musim ini, GP

Abu Dhabi, menjadi akhir manis untuk pembalap Mercedes itu. Hamilton men-jadi pembalap terdepan yang menyentuh garis finis dalam balapan sepanjang 55 lap di Sirkuit Yas Marina. Dia menuntas-kan lomba dalam waktu 1 jam 39 menit 2,619 detik.

Dengan kemenangan ini, Hamilton menempati posisi teratas di klasemen akhir pembalap dengan 384 poin. Dia berhasil mengungguli rekan setimnya di Mercedes, Nico Rosberg, yang harus puas jadi run-ner-up dengan 317 poin. Bagi Hamilton, ini adalah gelar juara dunianya yang kedua. Dia sebelumnya berjaya pada tahun 2008 saat masih memperkuat McLaren.

Rosberg sendiri mengalami nasib sial di Abu Dhabi. Start dari posisi paling depan, dia mengalami masalah di tengah lomba dan cuma finis di urutan ke-14.

Dalam balapan di Abu Dhabi, dua pebalap Williams naik podium setelah Felipe Massa finis kedua dan Valtteri Bottas finis ketiga.

Hamilton menganggap gelar juara dun-ia F1 2014 terasa lebih spesial daripada gelar juara yang diraihnya pada musim 2008. “Saya tidak bisa berkata-kata. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada fans dan keluarga. Untuk tim saya, terima kasih. Mereka bekerja luar biasa sepan-jang musim. Tanpa mereka, saya tidak mungkin ada di sini,” ucap Hamilton usai balapan.

Namun, meski jadi Juara Dunia, Hamil-ton ogah memakai nomor 1 musim depan. Dia mengaku ingin mempertahankan nomor 44 pada mobil Mercedes-nya Sebe-lum musim 2014, juara dunia F1 sudah pasti akan mendapatkan nomor 1 pada ta-hun berikutnya. Namun perubahan aturan musim ini yang meniru MotoGP, membuat para pebalap F1 boleh memilih nomor balapnya sendiri hingga akhir karier.

“Nomor 44 adalah nomor saya. Saya memenangkan gelar juara gokart pertama saya dengan nomor 44, jadi saya akan bertanya kepada Mercedes apakah saya bisa mempertahankan nomor itu. Nomor 1 tidak terlalu penting,” ujarnya. Juara dunia F1 2013 yang musim ini meng-gunakan nomor 1, Sebastian Vettel akan hijrah dari Red Bull Racing ke Scuderia Ferrari dan akan menggunakan nomor 5 musim depan.

Hamilton dan Rosberg mendominasi musim 2014. Mercedes mendominasi jalannya F1 2014. Dua pebalap Panah Perak mampu meraih 13 kemenangan di seluruh musim. Hanya di GP Kanada, Hungaria, dan Belgia, Hamilton dan Ros-berg gagal meraih kemenangan. Domi-nasi Mercedes juga terjadi di persaingan konstruktor. Tim asal Jerman itu berhasil menyabet gelar juara dunia konstruktor F1 untuk kali pertama musim ini.

� Gugiek Savindra

ROGER Federer akhirnya meraih salah satu dari dua trofi bergengsi yang belum pernah dia menangkan. Bersama Swiss dia mengalahkan Prancis dengan skor 3-1 untuk meraih gelar juara Piala Davis tahun ini.

Kemenangan Swiss atas Prancis dalam laga final ditentukan langsung oleh Federer. Di partai keempat dia menundukkan Richard Gasquet dengan kedudukan 6-4, 6-2, 6-2.

Meski kalah oleh Gael Monfils akibat cedera punggung yang diderita pada partai pertama, Federer tampil sangat baik dalam laga dengan Gas-quet. Federer memang membuat un-forced error lebih banyak dibanding lawannya itu, namun juara Grand Slam 17 kali itu membuat 62 winner. Federer langsung berlutut setelah pukulan drop shotnya masuk untuk memastikan ke-menangan diraih Swiss.

Ini menjadi Piala Davis pertama Swiss, yang capaian tertinggi sebelum-nya adalah final di tahun 1994 saat kalah dari Amerika Serika. Kemenangan ini juga sekaligus menyudahi penantian pan-jang Federer karena Piala Davis menjadi salah satu dari dua ajang bergengsi yang belum dia pernah menangi. Satu medali tersisa yang belum berada di lemari pialanya adalah emas Olimpiade.

“Kami berjuang keras untuk menda-patkannya. Saya sudah main di turna-men ini selama hampir 15 tahun dan saya tak pern ah sebelumnya berada sedekat pekan-pekan ini sebelumnya. Saya senang, saya tetap tenang dan saya memainkan pertandingan yang bagus saat saya membutuhkannya. Saya sungguh gembira untuk semua orang di tim kami,” sahut Federer di Reuters.

Swiss membuka keunggulan atas Prancis saat Stan Wawrinka me-menangi laga marathon dengan Jo-Wilfried Tsonga. Namun kemenangan Monfils atas Federer di hari Jumat membuat kedudukan jadi sama kuat 1-1. Keunggulan kembali didapat Swiss saat pasangan Roger Federer/Stan Wawrinka

mengalahkan Julien Ben-neteau/Richard Gasquet. Titel juara untuk Swiss akhirnya dikunci Federer setelah dia menundukkan Richard Gasquet.

Gelar i tu melengkapi trofi yang pernah diraih F e d e r e r. S e b e l u m n y a , petenis berusia 33 tahun itu pernah menyabet gelar juara Grand Slam, ATP World Tour Finals dan Olimpiade.

“Ini adalah gelar untuk tim. Ini bukan untuk saya, tetapi untuk mereka. Semuanya bermain den-gan sangat keras,” kata Federer. Federer juga berterima kasih pada tim medis Swiss yang membuat-nya fit. Sebelumnya, Federer sempat diragukan tampil karena dihantam cedera punggung saat tampil di ATP World Tour Finals.

“Saya benar-b e n a r s a n g a t bahagia. Rasan-ya sangat men-g a g u m k a n b i s a merayakan gelar ini bersama t im. Saya s e n a n g b i s a tetap tenang dan bermain bagus,” tutup Federer. Kini dia ditasbihkan seba-gai petenis terbaik di Swiss.

� Gugiek Savindra

Akhirnya, Federer Raih Piala Davis

meraih gsi yang Bersama

denganra Piala

Prancisangsung pat dia dengan

Monfils diderita tampil

an Gas-uat un-

bandingnd SlamFederer an dropkan ke-

ertama ebelum-at kalah

ngan iniian pan-menjadi gsi yang u medali

lemari e.menda-i turna-

hun danberada

umnya.ng dan n yang

kannya. semua

derer di

an atas ka me-gan Jo-nangan

Jumat ma li

mengalahkan Julien Ben-neteau/Richard Gasquet.Titel juara untuk Swiss akhirnya dikunci Federer setelah dia menundukkanRichard Gasquet.

Gelar i tu melengkapitrofi yang pernah diraih F e d e r e r. S e b e l u m n y a ,petenis berusia 33 tahunitu pernah menyabet gelar juara Grand Slam, ATP World Tour Finals dan Olimpiade.

“Ini adalah gelar untuk tim. Inibukan untuk saya, tetapi untuk mereka. Semuanya bermain den-gan sangat keras,” kata Federer.Federer juga berterima kasih padatim medis Swiss yang membuat-nya fit. Sebelumnya, Federer sempat diragukan tampil karenadihantam cedera punggung saat tampil di ATP World Tour Finals.

“Saya benar-b e n a r s a n g a t bahagia. Rasan-ya sangat men-g a g u m k a n b i s amerayakan gelar inibersama t im. Saya s e n a n g b i s atetap tenangdan bermain bagus,” tutup Federer. Kini dia ditasbihkan seba-gai petenis terbaik di Swiss.

� Gugiek Savindra

8 - 14 Desember 201430

O L A H R A G A

TUGAS berat menanti Kadek Swartama pada Pekan Olah-raga Nasional (PON) Remaja I/2014 di Surabaya, Jawa Timur, 9-15 Desember. Kemampuannya sebagai pelatih diuji saat memimpin tim sepak bola Bali berlaga dalam ajang olahraga yang baru pertama kali digelar di Tanah Air itu.

Kesebelasan Bali bakal bersaing dengan 11 provinsi lainnya dalam memperebutkan medali emas, perak, dan perunggu di Stadion Gelora Deltra (Sidoarjo) dan Stadion Brawijaya (Ma-lang) mulai 6 Desember. Swartama telah menyiapkan timnya cukup lama termasuk melakoni delapan kali uji coba dengan hasil enam kali menang dan dua kali seri. ”Persiapan sudah cukup matang untuk menghadapi PON Remaja. Semoga anak-anak mampu memberikan hasil positif buat Bali,’’ katanya di Denpasar pekan lalu.

Swartama menilai kekuatan tim-tim sepak bola usia di bawah 17 tahun di seluruh Indonesia terbilang cukup merata. Oleh karena itu, menghadapi tim mana pun sama sulitnya. ”Beban di Surabaya memang berat, untuk itu kami harus berjuang keras demi prestasi maksimal untuk Bali,” imbuhnya. Rival-rival Bali tercatat Sumatera Barat, Lampung, Jawa Tengah, DI Yogya-karta, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawasi Utara, Maluku, Papua Barat, dan tuan rumah Jawa Timur.

Swartama mengenal sepak bola sejak kelas II SMP, berawal dari orangtuanya yang terlibat dalam organisasi sepak bola pada zaman itu. Ia sering mengikuti sang ayah ke lapangan untuk memantau atau melihat pertandingan. Dari sanalah dirinya tertarik mendalami olahraga yang paling di-gandrungi di dunia ini. Libero atau belakang tengah menjadi posisi favoritnya.

Kejuaraan pertama yang diikutinya adalah mewakili Bali pada Pekan Olahaga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI). Setelah itu bergabung dengan klub lokal Tunas Muda Ubud, Gianyar, yang dibawanya meraih juara Porkas. Selanjutnya dipanggil memperkuat tim Pra-PON Bali, masuk klub Bali Sanur Bungalo (BSB), dan membela Perseden Denpasar sampai 1989.

Lepas dari Perseden, Swartama memperkuat klub semipro Gelora Dewata sampai 2001 atau hingga sang pemilik M. Mislan memindahkan kandang timnya ke Sidoarjo, Jawa Timur, yang sekarang bernama Deltras Sidoarjo. Pria kelahiran Gianyar, 1 November 1969, ini meneruskan petualangannya dengan men-jadi asisten pelatih Persegi Gianyar, Persegi Bali FC, pelatih

PON Bali di Kalimantan Timur, pelatih Perst Tabanan men-garungi Piala Nusantara 2014, pelatih timnas sepak bola pantai Indonesia yang berlaga pada Piala AFF 2014 di Kuala Lumpur, dan kini dipercaya meramu tim PON Remaja Bali.

� Eka Parananda

Kadek Swartama

Diuji di PON Remaja

MBP/nan

SEPANJANG November 2014, atlet Bali menuai kegagalan dan keberhasilan dalam mengikuti ajang olahraga tingkat nasional. Klub sepak bola Pro Kundalini dan kesebelasan Badung U-17 terhenti di kompetisi Liga Nusantara dan Piala Suratin. Sebaliknya, atlet wushu Denpasar memanen medali emas di Surabaya. Tidak ketinggalan gelar juara WBO Asia Pasifik dihasilkan dari ring tinju profesional.

Dua atlet wushu belia, Natasha Fabrielle Budijanto dari klub Garuda Dewata, dan I Gede Angga Wijaya asal klub Patriot Dewata, Denpasar, berjaya pada kejuaraan terbuka Piala Wali Kota Surabaya yang berlangsung 21-23 November. Dalam ajang yang diikuti sekitar 300 peserta itu, ked-uanya sama-sama menyabet medali emas.

Natasha yang tampil pada kategori junior C, meraih dua emas di nomor jianshu (pedang) dan qiangshu (tom-bak), serta satu perunggu di nomor changquan (jurus panjang). Garuda Dewata juga menggaet tiga perunggu yang dipersembahkan Hans Sanuya Wijaya pada nomor daoshu (golok), Nadya Kalyana Anindita (taichi 24 jurus), dan Teguh Hery Susantho (nomor wushu tradisional).

Angga Wijaya yang menjadi wakil tunggal Patriot Dewata, membawa pulang 1 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Emas didapatnya dari nomor changchuan C putra, perak dihasilkannya dari nomor daoshu, dan perunggu direbutnya dari nomor gunshu. Atlet wushu berumur 12 tahun ini meneruskan perak di nomor daoshu (golok) putra kelas C yang direngkuhnya dalam kejuaraan Piala Yasanis pada Juni lalu.

Ketua Umum Pengkot Wushu Kota Denpasar A. A. Ngurah Yuliarta mengaku bangga atlet Denpasar dapat mengukir prestasi di event nasional. Di bagian lain, Ketua Klub Garuda Dew-ata, Kadek Dedy Wahyudi, mengung-kapkan, pihaknya mengirim sejumlah atlet ke Piala Wali Kota Surabaya sebagai pemanasan menjelang tampil pada Bali Wushu Open Championship 2014 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, 19-24 Desember.

Sementara itu, berlaga di kandang

sendiri di Lapangan Alit Saputra, Dangin Carik, Tabanan, Sabtu (22/11), petinju Larry Siwu dari Mirah Boxing Camp Kuta, Badung, sukses mengkanvaskan juara WBO Asia Pasifik kelas welter (66,6 kg), Eak-khumphol Markrungthepthonburi asal Thai-land, pada ronde kelima dari 12 ronde yang direncanakan. Dengan demikian, Larry Siwu kini menyandang gelar juara WBO Asia

Pasifik. Pada akhir November masih ada tiga cabang olahraga (cabor) yang berjuang di level nasional untuk Bali. Tim sepak bola PS Badung senior berlaga pada babak 16 besar playoff Liga Nusantara di Batu, Jawa Timur, atlet tenis meja tampil dalam kejurnas mem-perebutkan Piala Gubernur Jawa Tengah di Semarang, 27-30 November, dan atlet judo mengikuti kejurnas di Makassar, Sulawesi Selatan, 29-30 November.

� Mawa

Gelar dari Wushu dan Tinju

8 - 14 Desember 201432

A K T I V I TA S

MBP/ist

SUMBANGAN - Pada Rabu (19/11) BPR Lestari menyer-ahkan sumbangan untuk program Bedah Rumah Provinsi Bali. Sumbangan diserahkan Alex P Chandra, Chairman

BPR Lestari, dan diterima langsung Gubernur Bali I Made Mangku Pastika di ruang kerja Kantor Gubernur Bali. BPR

Lestari sebelumnya telah diundang dalam acara jamuan makan malam bersama lembaga jasa keuangan se-Bali

untuk membahas rencana pengentasan kemiskinan di Bali. BPR Lestari kemudian merespon cepat dengan memberikan

dana sumbangan sebesar Rp 100 juta.

MBP/ist

WORKSHOP - Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali mengadakan

Senari (Seminar Nasional Riset Inovatif) yang ke-2 berlang-sung selama dua hari dari 21 sampai 22 November di Hotel

Grand Inna Kuta. Pada penyelenggaraannya yang kedua, Senari telah menerima sebanyak 238 makalah dari berbagai disiplin ilmu seluruh Indonesia. Nampak dalam foto Senari

ke-2 dibuka secara resmi oleh Rektor Undiksha Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd. didampingi Ketua Lemlit dan

Ketua Panitia Senari II ditandai pemukulan gong.

MBP/ist

KURIKULUM - Workshop Kurikulum Pendidikan Agama Hindu 2013 di Gedung Pascasarjana Unhi, Denpasar. Lem-baga Penelitian Universtas Hindu Indonesia (Unhi) bekerja

sama dengan Ditjen Binmas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar workshop pada Selasa (25/11).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali keluhan, masu-kan, dan saran para guru demi penyempurnaan kurikulum

tersebut. Selain itu, untuk membangun generasi bangsa yang lebih baik. Adapun tema acara tersebut “Melalui Work-shop Kurikulum Pendidikan Agama Hindu Tahun 2013, Kita

Tingkatkan Kualitas Pendidikan”.

MBP/ist

DITINJAU - Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Tabanan ikut berpartisipasi dalam pam-

eran Industri Kecil Menengah dan Usaha Kecil Menengah (IKM dan UKM) yang digelar Pemkab Tabanan serangkaian

peringatan HUT ke-521 Kota Tabanan, yang dibuka Selasa (25/11) hingga Sabtu (29/11) di Gedung Mario. Nampak

dalam foto stan KTNA Tabanan saat ditinjau Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya. Tampak hadir dalam

kegiatan tersebut Ketua KTNA Tabanan didampingi salah seorang tokoh Kediri Putra Astawa.

8 - 14 Desember 2014 33

A K T I V I TA S

MBP/ist

PERTUKARAN PELAJAR - Delapan siswa SMA Negeri 1 Ubud, Gianyar mengikuti kegiatan pertukaran dengan SMA

Nishinomiya Imazu Osaka Jepang yang berlangsung dari 16 hingga 23 November 2014. Kepala SMA Negeri 1 Ubud Drs Made Sudama, M.M., M.Pd., Selasa (25/11) mengata-kan pertukaran tersebut sebagai bentuk kerja sama SMA

Negeri 1 Ubud dengan SMA Nishinomiya Imazu Osaka Jepang yang telah berlangsung sejak tiga tahun lalu. Nam-pak siswa foto bersama setelah kegiatan praktik pembelaja-

ran kimia di SMA Nishinomiya Imazu Osaka, Jepang.

MBP/ist

AMBIL FORMULIR - I Made Sukerana, S.H. yang kini masih Wakil Bupati Karangasem, Jumat (21/11) mengambil

formulir bakal calon bupati (Bacabup) ke tim pendaftaran di Sekretariat DPD II Partai Golkar (PG) Karangasem.

Dia diantar massa yang berjumlah 168 orang pendukung dan diiringi bleganjur. Sukerana didampingi istri Ni Ketut

Sumawati dan diantar rombongan serta pengiring ble-ganjur. Rombongan ini berjalan kaki dari utara lapangan

Tanah Aron berjarak sekitar 100 meter ke sekretariat DPD di selatan lapangan.

MBP/ist

GELAR - Dua gelar tingkat nasional dalam sepekan diraih kelompok Madypadma Journalistic Park Trisma (SMAN

3 Denpasar). Kedua gelar itu, juara pertama atau emas di LKIR LIPI di Jakarta dan penghargaan Special Award di Lomba Peneliti Belia tingkat Nasional di Surabaya. Gelar

juara pertama atau emas di LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) bidang IPS/Kemanusiaan yang diselenggarakan

LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) tahun 2014 diraih Ni Nyoman Oktaria Asmarani dan Ni Nyoman

Shinta Prasista Sari. Prestasi kedua diraih oleh I Made Arya Artana dalam event Lomba Peneliti Belia Tingkat

Nasional 2014.

MBP/ist

SATYAGRAHA – Rektor Unmar Dr. Arya Wedakarna Usai Menerima Pengurus Gerakan Siswa Hindu (SHINDU)

Periode 2014–2015 di Kampus Pusat Universitas Mahen-dradatta. Wedakarna yang juga Rektor Universitas Mahen-

draadatta menerima audiensi Panitia Rekor MURI untuk Pembacaan Kitab Suci Terbanyak di Indonesia yang digagas

oleh Vivekananda Spirit Indonesia (VSI) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan. Acara digelar di

Pura Tanah Lot, Tabanan pada Minggu (23/11) pada pukul 15.00–17.00 Wita.

8 - 14 Desember 201434

A K T I V I TA S

MBP/ist

SERTIFIKAT - Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Negara (BPN) Bali Dra. Fatimah Saleh bersama-sama den-gan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti serta Muspida Tabanan lainnya berbaur dengan para peserta panen padi

massal serangkaian HUT ke-521 Kota Tabanan. Di sela-sela kegiatan panen padi massal serangkaian peringatan

HUT ke-521 Kota Tabanan yang akhirnya berhasil meraih penghargaan museum rekor Indonesia (muri) tersebut,

BPN menyerahkan sertifikat melalui program lintas sektor petani dan prona. Penyerahan sertifikat secara simbolis pada sejumlah petani subak Jatiluwih tersebut diserah-

kan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti didampingi Kakanwil BPN Bali.

MBP/ist

TINJAU - Setelah revitalisasi rampung, digelar upacara pacaruan dan melaspas, Minggu (23/11), dihadiri Wali

Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, didampingi beberapa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Selain tertata apik, jumlah kios bertambah dari 20 men-jadi 38, jumlah los yang awalnya 61 menjadi 76, jumlah

pelataran awalnya 24 menjadi 40, dan saat ini mampu menampung 138 pedagang. Pasar tersebut juga dilengkapi ruang bermain anak dan tempat menyusui. Nampak dalam

foto Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra saat meninjau Pasar Desa Sudha Merta Sidakarya, Denpasar

Selatan, usai direvitalisasi.

MBP/ist

ROMBONGAN - Asdep Inovasi Teknologi dan Rekayasan Industri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Iga Mai Sukariyati, M.M. bersama rombongan menin-jau Inkubator Bisnis STMIK Primakara. Tim dari Kemen-

terian Koordinator Bidang Perekonomian RI menyem-patkan diri melihat berbagai fasilitas di kampus tersebut, di antaranya Lab. Bahasa, Lab. Riset E-government dan Inkubator Bisnis yang menjadi andalan kampus STMIK

Primakara. Ketua Yayasan Primakara Made Artana meng-ungkapkan, inkubator bisnis atau pusat pengembangan

dan pembinaan para calon wirausaha di STMIK Primakara bukan aksesoris semata.

MBP/ist

WISUDA - Wisudawan/ti Alfa Prima meluapkan rasa bahagia saat foto bersama per jurusan dengan Direktur

Alfa Prima I Made Artana, S.Kom. Lembaga Pendidikan Manajemen dan Informatika Alfa Prima kembali meraya-

kan pelepasan para lulusannya lewat prosesi Wisuda periode X, Sabtu (22/11). Bertempat di Grand Ballroom Hotel Aston Denpasar, acara ini dihadiri kurang lebih 1.200 undangan.

Baik dari kalangan akademik Alfa Prima, instansi pemerin-tah, mitra kerja dan orang tua dan wali wisudawan/ti.

8 - 14 Desember 2014 35

A K T I V I TA S

MBP/ist

VETERAN - Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Putu Gede Suwitha menyerahkan konsumsi kepada veteran usai apel Margarana. Yayasan Pendidikan Soekarno (Soekarno Foundation for Education) membuka dapur umum dalam Peringatan Hari Puputan Margarana, Kamis (20/11). Tim

Yayasan menyerahkan konsumsi kepada 1.000 veteran usai mengikuti apel bendera di Makam Pahlawan Margarana.

Bantuan diserahkan langsung Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Dr. I Putu Gede Suwitha, S.U., dalam suasana

penuh rasa kekeluargaan yang menjadi jembatan generasi veteran pejuang dengan generasi muda saat ini.

MBP/ist

DUTA - SD Taman Rama di bawah Yayasan Taman Mahat-ma Gandhi terpilih sebagai duta Provinsi Bali dalam Lomba

Budaya Mutu Tingkat Nasional di bidang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Even digelar pada 10 - 13 Novem-

ber 2014 di Surabaya. SD Taman Rama berhasil mencapai prestasi di tingkat Nasional sebagai Juara Harapan III

setara rangking keenam nasional. Lomba ini menekankan penilaian terhadap tujuh komponen manajemen pendidikan.

MBP/ist

RAPIM - Ketua Yayasan Bagus Ketut Lodji tampak bicara serius dengan Rektor Universitas Mahasaraswati (Unmas) Made Sukamerta saat rapat pimpinan (Rapim) Umas Den-pasar. Sudah menjadi budaya, tiap tahun Unmas Denpasar

menggelar Rapim Unmas. Tahun ini Rapim Unmas dilak-sanakan, Kamis (20/11) hingga Jumat (21/11) di Hotel Puri

Nusa Indah Denpasar. Rapim dibuka Plt. Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar Ir, Bagus Ketut Lodji, M.S.

MBP/May

HUT PGRI - SMK Rekayasa memperingati HUT PGRI ke-69 dengan melaksanakan upacara bendera pada Selasa

(25/11). Upacara dilaksanakan di lapangan SMK Rekayasa yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru SMK Rekayasa.

Upacara bendera dirangkaikan dengan menyanyikan lagu Hymne Guru dan melakukan prosesi tali kasih antara siswa dengan guru. Drs. I Made Adayana Jelantik, Ketua Yayasan

Pendidikan Rekayasa menjelaskan bahwa HUT PGRI ini merupakan hari nasional jadi wajib diperingati bagi sekolah

negeri maupun swasta.

8 - 14 Desember 201436

L I N G K U N G A N

Kondisi Danau Buyan benar-benar memprihatinkan. Penyusutan air di musim kemarau menyebabkan terjadinya pendangkalan. Danau

yang berada di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada ini tertutup eceng gondok. Serbuan eceng gondok ini dalam beberapa tahun ini dengan cepat menutupi perairan danau.

Tak pelak nelayan yang bisa menjaring atau memancing ikan di danau mulai kesu-litan mendayung pedau (perahu kecil-red) ke tengah danau. Awalnya, pertumbuhannya sangat sedikit. Pada waktu itu, tidak banyak yang mengira kalau rumput liar atau eceng gondok ini akan menyebar dengan sangat cepat. Tak heran upaya penanganan oleh in-stansi terkait saat itu dilakukan secara parsial. Namun, belakangan pertumbuhannya kian subur dan bahkan menutup genangan air danau dalam luasan yang cukup lebar. Ironis-nya danau ini tak hanya tertutup oleh eceng gondok, juga mempercepat pendangkalan danau. Kini danau mengalami pendangkalan yang cukup parah. Pendangkalan ini akibat penyusutan air pada musim kemarau maupun erosi lahan pertanian di sekitar danau.

Akibat kurangnya perhatian terhadap danau Buyan ini, hingga kini sulit diperoleh data secara pasti berapa luasan areal danau yang tertutup eceng gondok. Begitu pula pendangkalan danau tidak tercatat dengan akurat oleh instansi teknis yang membidangi. Alasannya data dan pengkajian kerusakan lingkungan danau merupakan kewenangan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida yang berada di bawah Kementrian Pekerjaan Umum Pusat. Tak heran jika data teknis danau dan pengkajian indikasi pence-maran sama sekali tidak dilakukan dengan alasan pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan terkait masalah tersebut.

Namun, pemerintah daerah tak terkesan lepas tangan dalam menangani masalah eceng gondok di danau Buyan. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Bule-leng Gede Suyasa mengatakan, pemerintah daerah mulai tahun 2015 memastikan akan melakukan upaya penyelamatan lingkungan danau. Melalui rancangan APBD Induk 2015, pemkab mengalokasikan angaran Rp 300 juta. Selain fokus untuk membersihkan penutupan gencangan air oleh rumput liar dan eceng gondok itu, dana sebesar itu juga

untuk mendukung pembersihan sedimentasi yang kini mengakibatkan pendangkalan di danau tersebut. Pengerukan sedimentasi rencananya dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.

Tahun 2015 ada beberapa kegiatan yang akan dijalankan untuk menata kawasan Da-nau Buyan. Salah satu kegiatannya adalah membersihkan rumput atau eceng gondok yang menutup genangan air danau. Untuk mendukung kegiatan tersebut, pihaknya telah memasang alokasi dana pada rancan-gan APBD Induk Tahun 2015. Dana-dana tersebut sudah masuk dalam rencana kerja anggaran (RKA) di beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Salah satunya pada Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Buleleng dialokasikan dana Rp 300 juta. Dengan dana ini, KLH Buleleng ditugaskan melakukan pembersihan rumput atau eceng gondok.

Suyasa mengakui tumbuhan liar seperti eceng gondok di Danau Buyan telah menu-tupi hampir seprempat areal genangan air danau. Tumbuhan liar ini terlihat dari sisi timur hingga persis di depan Pura Ulun Danu Buyan di sebelah Utara. Tumbuhnya eceng gondok itu cukup mengganggu aktivitas ne-layan yang memancing ikan atau melakukan budidaya ikan air tawar di danau. Bahkan, pedau milik nelayan setempat terdampar di

pinggir danau. Perahu ini tidak bisa diangkat kedaratan, karena dipenuhi eceng gondok.

Sementara Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Buleleng Drh Nyoman Surya Temaja mengatakan, aloaksi dana pembersihan eceng gondok tersebut akan dimanfaatkan maksimal dalam dengann melibatkan masyarakat atau kelompok ne-layan setempat. Pola penanganan seperti ini diyakini mampu mengantasi pertumbuhan eceng gondok secara maksimal, dibanding-kan melakukan pembersihan secara sporadis atau sewaktu-waktu.

Soal cepatnya pertumbuhan gulma ini, Surya Temaja mengakui hal ini bisa saja karena pemakaian pupuk kimia oleh petani di sekitar danau. Limbah pemakaian pupuk kimia itu tidak sengaja hanyut ke danau dan membuat eceng gondok tumbuh subur. Ke depan perlu dibentuk petugas khusus semacam satgas untuk menjaga dan mem-bersihkan kawasan danau dari kepungan rumput liar dan eceng gondok. Anggota satgas ini bisa saja diambilkan dari pegawai kontrak dinas terkait. Mereka ditugaskan menjaga dan membersihkan kawasan danau, sehingga upaya ini akan jauh lebih efektif dibandingkan melakukan pembersihan pada acara-acara tertentu.

� Mudiarta

Sulit Mendayung Perahu

MBP/mud

Eceng gondok yang tumbuh subur hingga menutup genangan air di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada tahun depan akan dibersihkan.

8 - 14 Desember 2014 37

A K T I V I TA S

MBP/Edi

WISUDA - STISIP (Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Margarana Tabanan melaksanakan wisuda sarjana, Jumat (21/11), di Hotel Inna Grand Bali Beach. Wisuda XV

ini dirangkaikan dengan Dies Natalis XXXIII yang diikuti 65 orang wisudawan/wati dari Program Studi Ilmu Administrasi

Negara. Rata-rata masa studi delapan semester.

MBP/ist

PERHATIKAN UKM - Sejumlah anggota DPRD Bali minta kepada Angkasa Pura (AP) I Bandara Ngurah Rai

supaya memperhatikan pengusaha kecil dan menengah (UKM). Selain itu, Angkasa Pura I harus memperhatikan

pengusaha lokal, mengingat Bandara Ngurah Rai Bali berada di Pulau Bali. Demikian dikemukakan anggota

Komisi IV DPRD Bali Gede Kusuma Putra dan anggota Komisi I DPRD Badung Made Subawa ketika diminta konfirmasinya secara terpisah, Senin (24/11). Mereka

berharap dan minta dengan mutlak keberpihakan Ang-kasa Pura I karena keberadaannya di tanah Bali, apalagi

memakai nama I Gsti Ngurah Rai.

MBP/ist

ROMBONGAN PKL - Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Kamis (20/11) dikunjungi rombongan mahasiswa

KKL Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Univer-sitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah. Rombongan

mahasiswa UNS dipimpin Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP, diterima Dekan Fakultas Teknik Unhi I Wayan Muka, S.T., M.T., didampingi Komang Gede Santhyasa, S.T., M.T., dan puluhan mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Unhi. Nampak dalam foto Dekan Fakultas Teknik Unhi I Wayan Muka (kiri), didampingi Komang Gede

Santhyasa, saat menerima rombongan mahasiswa UNS.

MBP/ist

DHARMA WACANA - Pada Sabtu (22/11) bertepatan dengan upacara karya piodalan di Pura Bale Banjar Mekar

Manis, Denpasar, BPR Lestari ikut berpartisipasi dalam keg-iatan piodalan dengan mendukung masyarakat Banjar Mekar

Manis melalui acara dharma wacana yang diberikan lang-sung oleh Ida Pedanda Gde Made Gunung. Mengambil tema “Makna Banjar Dalam Kehidupan Bermasyarakat” dharma

wacana dihadiri oleh ratusan pangempon pura bale banjar dengan penuh antusias. Bantuan ini merupakan bagian dari

program BPR Lestari yang dinamakan Lestari Mabanjar.

P A R I W I S A T A

8 - 14 Desember 201438

Masalah alih fungsi lahan pertanian hampir dirasa-kan oleh seluruh kabupat-en/kota di Bali. Catatan

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali juga menyebutkan periode 1999 luas lahan pertanian di Bali mencapai 86.071 hektar. Angka tersebut mengalami penyusutan hingga 4.140 hektar atau tersisa 81.931 hektar di periode 2009. Dalam kurun waktu 14 tahun, yaitu dari tahun 1997-2011, lahan produktif berkurang mencapai 436 hektare atau 0,50 persen tiap tahunnya. Pada tahun 1997, lahan produktif kita tercatat 87.849 hektare dan pada tahun 2011 tercatat 81.744 hektare.

Penyusutan lahan itu mewarnai seluruh sektor pertanian di Pulau De-wata, tak kecuali Kabupaten Tabanan. Meski memiliki luas lahan sawah yang mendominasi, yakni sekitar 22.465 hektar, namun pemerintah setempat khawatir kabupaten yang dikenal se-bagai Lumbung Beras tergerus alih fungsi lahan.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wirya-stuti sempat mengajak petani untuk menjaga lahan pertaniannya, sehingga tidak tergiur akan nilai uang yang ditawarkan investor terhadap tanah pertaniannya. Meski demikian, de-ngan alasan kekeringan dan tidak lagi menghasilkan, tidak sedikit petani di Tabanan yang menjual lahannya untuk dijadikan perumahan ataupun ruko.

Tanpa disadari warga Tabanan belum banyak yang sadar jika lahan pertanian yang mereka miliki ternyata tidak hanya berpotensi menghasilkan produk pertanian tetapi juga bisa seba-gai tujuan wisata. Salah satu desa yang sudah menerapkan lahan pertanian sebagai objek wisata adalah Banjar Umabian Desa Peken Blayu Marga Tabanan.

Pengelola agrowisata di Banjar Umabian, Agung Prana memaparkan dulu begitu banyak sampah plastik, sawah kering dan terancam terjadi

alih fungsi lahan di Banjar Uma-bian. Pihaknya kemudian mengada-kan pendekatan dengan krama subak dan mengajak mereka terlibat dalam pengelolaan wisata agro. “Di desa ke-mudian didirikan central destiny point berupa akomodasi penginapan, di mana warga subak diajak untuk membangun kamar penginapan bersama-sama,” tuturnya.

Warga subak di Banjar Umabian ini kemudian ikut menyumbang pemban-gunan 20 kamar dan kemudian dikelola oleh pengelola. Setelah dipotong pajak, keuntungan dari sewa kamar tersebut diberikan kembali oleh warga. Adanya pemasukan dari lahan sawah mereka, warga mulai sadar akan pentingnya lahan pertanian yang mereka punyai.

“Mereka kemudian sadar untuk menjaga sistem subak dan lahan per-taniannya. Bahkan, ada perjanjian untuk mempertahankan lahannya dan tidak dialihkan fungsinya,” jelas Prana yang juga Tokoh Pariwisata Berbasis Komunitas.

Hingga saat ini lahan pertanian di Banjar Umabian terjaga sampai seka-rang. Bahkan pembangunan akomodasi penginapan pun dipilih tanah tegalan yang dipakai sebagai kandang sapi dan tidak produktif lagi, sehingga tetap mempertahankan lahan pertanian yang menjadi daya jual dari agrowisata di Banjar Umabian. Selain memberdaya-kan pemilik lahan, pihaknya sebagai pengelola juga memperkerjakan warga lokal. Selain itu di Banjar tersebut juga ada aturan bahwa dalam mengelola ako-modasi penginapan maupunhomestay-hanya boleh warga lokal saja. “Dalam waktu dekat ini di Banjar Umabian akan dibangunhomestay. Ada 12 kelu-arga yang sudah bersiap membangun,” ucapnya.

Keberhasilan wisata dengan me-ngajak masyarakat saat ini diperlukan untuk diterapkan di Tabanan. Selain meningkatkan ekomoni rakyat juga sebaga langkah untuk mempertahankan

lahan pertanian atau sumber alam lainnya, “Keikutsertakan warga lokal memang sangat diperlukan di Tabanan,” katanya.

Namun, diakuinya tidak mudah merubah mainset masyarakat lokal sehingga diperlukan pendekatan dan memberikan sosialisasi yang berbasis agama dan budaya. “Jika masyarakat mengerti bagaimana cara mengeloa potensi wisata dan merasakan hasilnya, maka wisata berbasis kearifan lokal akan berhasil diterapkan,” papar Prana. Ia melanjutkan, tidak hanya Banjar Umabian yang bisa sukses menerapkan wisata agro berbasis masyarakat. Daerah lain seperti Jatiluwih, Braban Selemadeg Timur maupun daerah lain di Tabanan juga memiliki potensi besar dengan menerapkan pariwisata kearifan lokal.

� Wira

Mencegah Alih Fungsi Lahan di Lumbung Beras

8 - 14 Desember 2014 39

SEPERTI yang telah diketahui banyak orang, bahwa Bali merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang dianugrahi keka-yaan wisata yang populer. Hal itu tentu mem-buat semua wilayah di Bali memili rating wisata yang tinggi, tidak terkecuali wilayah Karangasem. Di Karangasem sendiri ba-nyak objek wisata yang cukup populer yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Objek wisata Pura Besakih, Bukit Jambul, Taman Ujung, Candi Desa, Tinta Gangga merupakan sederet daya tarik wisata yang di-tawarkan. Tak cukup hanya di situ, berbagai cara pelaku pariwisata di Karangasem untuk menarik perhatian wisatawan ke bumi lahar. Salah satunya dengan menumbuhkan agro-wisata sebagai objek pendukung kunjungan ke Pura Besakih.

Seperti di Agrowisata Alam Giri, Ren-dang yang menyulap tegalan salak menjadi tempat wisata. Di tempat ini, pengunjung dibebaskan untuk melihat berbagai tanaman yang dikembangkan di tempat ini. Selain itu, diperlihatkan juga cara membuat kopi secara tradisional. "Saat ini kopi Luak yang terkenal di pasaran, maka dari itu kita perlihatkan cara membuat kopi itu," ucap Made Sugiri

pemilik objek agrowisata tersebut.Persaingan antara pelaku pariwisata di

Bali membuat pihaknya harus melakukan upaya lebih untuk bisa menarik kunjungan. Salah satunya dengan menggratiskan biaya masuk ke lahan sekitar 4 hektar tersebut. Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan tester gratis produk-produk alami yang dimi-liki agrowisata ini.

Pihaknya memiliki berbagai produk yang dijual di agrowisata tersebut. Pemasukan dari objek wisata ini berasal dari produk-produk yang dijual kepada prngunjung. Dengan cara ini, banyak wisatawan yang hendak singgah ke Pura Besakih memilih agrowisata ini sebagai tempat persinggahan. “Rata-rata yang paling banyak kunjungan dari Perancis, daerah Eropa. Tapi banyak juga yang berasal dari Cina, Jepang, Korea,” imbuhnya.

Objek wisata yang baru berdiri tiga tahun lalu ini saat ini memiliki jumlah kunjungan yang cukup banyak. Jumlah kunjungan tert-inggi ke tempat ini terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September. Jumlah kunjungan tertinggi bisa mencapai 1.600 orang dalam sebulan. Tidak dipungkiri banyaknya kunjun-gan ke agrowisata bergantung dari kunjungan

ke Pura Besakih.Selain agrowisata, banyak usaha ako-

modasi pariwisata yang mulai berkembang di Rendang, seperti restoran. Meski begitu, banyaknya kasus pemerasan wisatawan di objek wisata Pura Besakih, membuat pelaku pariwisata menjadi was-was. Made Sugiri berharap agar sejumlah kasus yang men-coreng dunia pariwisata ini bisa ditangani, sehingga tidak berdampak terhadap junlah kunjungan wisatawan.

Dewan Penentu Kebijakan Badan Pro-mosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali, Bagus Sudibya juga mengatakan, salah satu cara untuk menggarap potensi yang masih tersisi itu adalah dengan memanfaatkan potensi budaya, yakni agraris. Pariwisata budaya menjadikan rakyatnya menjadi subyek dari pembangunan, bukan objek. Karena itu pelaku selayaknya menikmati nilai tambah dari semua kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata. Apalagi, bedasarakan data statis-tik, wisatawan membelanjakan uangnya sekitar Rp 10 triliun setiap tahun. Dari Rp 10 triliun dibelanjakan selama setahun, Bali baru mampu menyerap lewat produk-produk pangan Rp 2,7 triliun. Sehingga, ada peluang terbuka yang masih dapat digarap Rp 6,3 triliun. “Nah ini salah satu potensi yang kita carikan solusinya lewat agrowisata. Bagaimana caranya dengan produk agro itu kita kaitkan dengan pariwisata, sehingga Rp 6,3 triliun itu bisa sebagaian kita rebut untuk mensejahterakan rakyat,” katanya.

Dengan melihat agraris sebagai potensi untuk merebut dolar yang dibelanjakan wisatawan, permerintah bersama stakeholder terkait harus membenahi infrastruktur menu-ju objek-objek yang menawarkan agrowisata. “Mari kita benahi aktivitas agraris ini, sehing-ga menjadi daya tarik wisata yang nantinya bisa memberikan nilai tambah kepada petani atau pertanian. Potensi ini harus dikawinkan. Misalnya, karena aktivitas pertanian ke-banyakan berada di desa maka jalan-jalan menuju desa sebagai kantong-kantoong per-tanian, seperti Jatiluwih, Sideman, Banyuatis diperbaiki,” pungkasnya.

� Farendra

Agrowisata Tumbuh di Bumi Lahar

Pasangan wisatawan asing nampak serius melihat pengolahan kopi tradisional di salah satu agrowisata di Karangasem.

8 - 14 Desember 201440

A K T I V I T A S

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

ADIRA X-TRA - Jajaran Manager Adira Finance Area Bali Nusa Tenggara bersama Sugeng Hariadi selaku Head of Region Adira

Bali Nusa Tenggara (duduk kedua dari kiri), Sahabat Adira Wiwin Vitrayanthi dan Ferry Herdianto (duduk Ketiga dan keempat dari Kiri) wakil pemenang Adira X-Tra Bonus 1001 Tiket Nonton GP

Sepang Malaysia di sela-sela Media Cetak dan Elektronik Gather-ing di Denpasar. Adira X-tra bonus merupakan salah satu program

apresiasi Adira Finance kepada para konsumennya. Program itu telah mencapai akhir masa periode. Program yang berlangsung selama periode 1 Maret – 31 Agustus 2014 lalu ini memberikan ‘’Grand Prize’’ kepada konsumennya berupa paket perjalanan

menonton langsung MotoGP di Sepang, Malaysia 2014.

MBP/ist

TANAM BAKAU - Wali Kota IB Rai Dharmawijaya Mantra saat memimpin penanaman pohon bakau serangkaian HGN dan HUT ke-69 PGRI di Pantai Mertasari. Tonggak kebangkitan Denpasar sebagai kota bersih dan sehat langsung dilakukan Wali Kota saat aksi peduli lingkungan serangkaian Hari Guru Nasional (HGN)

dan HUT ke- 69 PGRI yang digelar keluarga besar PD PGRI Kota Denpasar, Minggu (23/11) di Pantai Mertasari. Sekitar 6.000 siswa

dan guru SD hingga SMS/SMK di Kota Denpasar tumpah ruah mengikuti kegiatan tersebut.

MBP/ist

KUNKER - Kunjungan kerja (Kunker) dilakukan DPRD Badung ke pemerintahan Kota Batam belum lama ini. Kunker ini ber-

nilai positif dalam menambah wawasan anggota DPRD Badung khususnya di Komisi III. Salah satunya mengenai investasi di

Kota Batam. Iklim investasi di Batam dinilai kondusif lantaran pemerintah setempat menerapkan layanan perizinan yang trans-

paran dan tidak berbelit-belit. Pada studi banding tersebut, Komisi I, II dan III dipimpin langsung oleh ketua komisi masing-masing

yakni Ketua Komisi I I Nyoman Ardana, Ketua Komisi II I Nyo-man Dirga Yusa dan Ketua Komisi III I Nyoman Satria. Nampak

dalam foto serah terima cenderamata di sela-sela kunjungan kerja tiga komisi DPRD Badung di Batam.

MBP/Gie

PERAYAAN - Jajaran BPR Tridarma Putri menutup perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 dengan manis. Setelah diperin-gati dengan berbagai kegiatan bersama masyarakat Klungkung,

acara pamungkas HUT BPR kebanggaan masyarakat Klungkung ini ditandai dengan perayaan seremonial di kantornya di Jalan

Diponegoro, Sabtu (22/11) lalu. Puncak perayaan ini berlangsung dengan sangat meriah dan mendapat kado istimewa. Dalam seta-hun terakhir, kinerja BPR Tridarma Putri ini mendapat apresiasi

dari berbagai kalangan.

8 - 14 Desember 2014 41

A K T I V I T A S

MBP/ist

PAMERAN BUKU - Ketua YKPB Dr. A.A. Gede Oka Wisnu-murthi, M.Si., saat membuka pameran buka di Unwar serangka-

ian HUT ke- 43 Korpri Bali. Serangkaian peringatan HUT Korpri Bali, Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov. Bali (YKKPB) dan

Univ. Warmadewa menjadi tuan rumah pameran buku. Pameran buku tersebut dibuka Ketua YKKPB Dr. Drs. A.A. Gede Oka

Wisnumurthi, M.Si. Rabu (26/11) di kampus Unwar. Wisnumurthi didampingi Sekretaris Made Johnny Sanger, S.H., M.H.B.,T., dan

Wakil Rektor II Unwar, Ida Bagus Udayana Putra, S.E ., M.M.,.

MBP/ist

SENATOR – Senator RI Dr. Gusti Arya Wedakarna bersama Sena-tor asal Bali lainnya di Kantor Senator DPD RI di Renon Denpasar. Hadirnya UU No.11/2010 tentang Cagar Budaya, kini negara mem-

berikan kebebasan kepada umat Hindu dan Buddha untuk dapat menjalankan kegiatan keagamaan dengan leluasa. Kini tanggung jawab untuk mensosialisasikan dan mewujudkan perintah UU, se-

suai dengan kesepakatan Senator Bali itu dipercayakan kepada Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (Komite III Bidang

Agama, Budaya, Pendidikan dan Pariwisata).

MBP/ist

MEMBLUDAK – Suasana Kompetisi Catur Se-Bali di Kampus Un-mar Serangkaian Rektor Cup Universitas Mahendradatta. Serangka-

ian 52 Tahun Jubileum Universitas Mahendradatta (d/h Marhaen), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unmar bekerja sama dengan

Sport Center Universitas Mahendradatta dalam menyelenggarakan Kompetisi Catur Rector Cup II Se-Bali. Kompetisi ini merupakan

kompetisi yang kedua kalinya setelah sukses di Tahun 2013. Semua Pertandingan Rector Cup ini diselenggarakan di Kampus Universitas

Mahendradatta di Jalan Ken Arok No. 10 – 12 Denpasar.

MBP/ist

PRESTASI - Tak saja mahir dan unggul di bidang akademisi, siswa-siswi SMPN 1 Denpasar juga teruji di bidang non akade-

mis. Tiga siswa siswi yang tergolong aktif yang tergabung dalam kelompok Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa (CIBI) SMPN

1 Denpasar meraih prestasi dalam ajang Festival Lomba Seni PK-LK (lomba siswa berbakat) CIBI di Solo, Jawa Tengah. Nampak

dalam foto Kasek A.A. Gede Agung Rimbya Temaja bersama siswa CIBI SMPN 1 Denpasar yang meraih juara nasional Festival

Lomba Seni PK-LK tingkat nasional.

8 - 14 Desember 201442

A K T I V I T A S

MBP/ist

REKRUT - PT Ratu Oceania Raya Bali adalah manning agency atau perusahaan penyalur tenaga kerja di kapal pesiar yang kem-bali dipercaya oleh Royal Caribbean Cruises Ltd untuk merekrut crew bekerja di kapal pesiar. Perekrutan kali ini untuk persiapan peluncuran kapal baru dari Royal Caribbean yakni Quantum of

the seas yang rencananya akan mulai berlayar awal Desember 2014 ini. Nampak Mr. Ravi Singh dan Ms. Anna Lian yang meru-

pakan perekrut dari Royal Caribbean Cruises bersama manage-ment dan Staff PT. Ratu Oceania Raya Bali.

MBP/ist

MOU - Penandatanganan MoU BPJS dengan RS Siloam Bali. RS Siloam Bali mulai melibatkan diri dalam sistem pelayanan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan JKBM di tingkat daerah. Per 1 November 2014 lalu, RS Siloam Bali bahkan telah

menerima pasien BPJS. Kendati dibuka secara bertahap lantaran masih beradaptasi dengan sistem baru, Direktur RS Siloam Bali

dr. I Wayan Sutarga, MPHM mengaku tidak melakukan diskrim-inasi di dalam memberikan pelayanan.

MBP/ist

TERUNA TERUNI - Pemilihan teruna teruni kampus STIKI Indonesia diselenggarakan Sabtu (15/11) di Kampus STIKI

Indonesia. Kompetisi ini bertujuan mencari duta dari mahasiswa yang akan mewakili kampus di berbagai event. Peserta kompetisi

ini adalah mahasiswa Kampus STIKI Indonesia. Sebagai juri dari kompetisi ini adalah dua orang perwakilan dari teruna teruni Kota Denpasar dan satu orang perwakilan dari dosen STIKI Indonesia.

Nampak pemenang Teruna Bagus I Made Agus Govinda Dwija Putra dan Teruni Jegeg Ni Luh Lina Purwantini.

MBP/ist

BERTEMU - Upaya sosialisasi Bakal Calon Bupati (Bacabup) Badung dari PDI-P I Made Sujana, BAE, ke para pengurus PDI-P di tingkat kecamatan, ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Su-

jana bertemu dengan PAC PDI-P Kuta Utara, Badung belum lama ini. Rupanya, aspirasi yang berkembang di pengurus PAC PDI-P

Kuta Utara pun nyaris sama, mendukung penuh pencalonan I Made Sujana, pemilik Nirmala Group Jimbaran. Bahkan, di PAC

Kuta Utara pun telah memaketkan pasangan Made Sujana dengan bakal calon wakil bupati Putu Alit Yandinata, anggota F-PDIP

DPRD Badung.

8 - 14 Desember 2014 43

A K T I V I T A S

MBP/ist

PRO ADAT - Senator DPD RI Dr. Shri I Gst. Ngrh. Arya Weda-karna MWS III bersama Wayan Koster (DPR RI), dan Bupati

Tabanan Eka Wiryastuti saat sosialisasi tentang UU No.6 tahun 2014 tentang Desa. Desa adat sebagai desa menurut UU No.6 ta-hun 2014 tentang Desa tidak akan memberhentikan pejabat desa

termasuk para perbekel. Wedakarna menyatakan dalam Pasal 118 disebutkan justru para kepala desa yang saat ini masih men-

jabat akan diberikan kewenangan untuk menyelesaikan tugasnya hingga masa akhir jabatannya.

MBP/ist

HGN - Puncak Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT ke-69 PGRI diperingati keluarga besar Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar, Selasa (25/11) secara semarak. Tampil sebagai Pembina Upac-ara Ketua Yayasan Dwijendra Pusat, M.S. Chandra Jaya. Yang

menarik apel bendera tak hanya diikuti para guru TK-SMA/SMK namun juga para dosen Undwi dipimpin Retor Dr. Putu Dyatmi-kawati, S.H., M.Hum. Saat itu diserahkan penghargaan kepada

guru berprestasi Dwijendra yang diraih IA Rai Trisna Dewi (SMK Dwijendra). Nampak dalam foto Ketua Yayasan Dwijendra M.S.

Chandrajaya bersama pengurus yayasan dan kasek menyerahkan penghargaan kepada guru berprestasi IA Krisna Dewi.

MBP/ist

KANDIDAT - Monarch Bali membuktikan komitmennya untuk menempatkan alumni dan mahasiswanya untuk bekerja, baik di hotel mau-pun kapal pesiar. Terdapat 160 kandidat Monarch Bali lulus di perusahaan Royal Caribbean Cruises Ltd yang direkrut dari tanggal 12-14 No-vember lalu di PT Ratu Oceania Raya Bali. Royal Caribbean Cruises Ltd adalah perusahaan kapal pesiar Amerika terbesar yang ada di dunia

yang memiliki kapal pesiar Royal Caribbean Cruises, Celebrity, Azamara, Tui dan Pullmantur Cruises dengan total 40 kapal pesiar. Nampak dalam foto kandidat Monarch Bali yang lulus final interview bersama Management PT Ratu Oceania Raya Bali dan Monarch Bali.

SOSIALISASI PDPT - Unhi men-gadakan sosialisasi Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) agama Hindu swasta se-Indonesia di Hotel Nikki Denpasar mulai Senin (24/11). Sosialisasi ini diikuti oleh 12 perguru-an tinggi agama Hindu swasta, dengan peserta sebanyak 40 orang. Sosialisasi diisi oleh Rektor Unhi Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A., Dirjen Bimas Hindu, Tim Pendis, dan tim dari Dikti. PDPT merupakan kumpulan data penyeleng-garaan pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi yang terintegrasi secara nasional.

MBP/ist

8 - 14 Desember 201444

T R A D I S I

Kabag Humas dan Protokol Set-dakab Karangasem Drs. Made Sosiawan, sibuk mempersilakan sejumlah rekannya duduk me-

ngelilingi gibungan yang sudah disuguhkan. ‘’Silahkan duduk, tetapi jangan lebih dari delapan orang,’’ kata pria asal Buleleng itu.

Delapan orang yang sudah duduk men-gelilingi gibungan, sudah bersiap-siap santap siang di wantilan Gedung DPRD. Satu per-satu mencuci tangan dari air dalam waskom kecil yang diedarkan. Sosiawan yang sudah duluan makan, dengan sukarela melayani rekannya.

Begitulah suasana di sejumlah per-kantoran di Karangasem, saat ada acara kecil-kecilan. Misalnya, saat ada pisah kenal pejabat hasil mutasi atau usai piodalan di padmasana kantor.

Tradisi magibung atau makan bersama, seakan menjadi tren belakangan ini di ka-langan pegawai kantor pemerintahan. Tradisi makan bersama yang dulu merupakan tradisi masyarakat umum di pedesaan Karangasem, tampaknya diadopsi ke pemerintah, bahkan ke ranah politik. Pada simakrama hajatan politik, seringkali digelar magibung. Tradisi makan bersama menjadi lobi politik dengan makan bersama. Di kancah politik nasional, belakangan ada istilah lobi meja makan.

Dulu sekitar 10 tahun lalu, ketika Bupati Karangasem I Wayan Geredeg memenang-kan kursi bupati periode pertama, masyarakat diundang magibung di Taman Soekasada Oejoeng. Lebih 15 ribu orang magibung, da-lam ribuan gibungan. Saat itu masuk Rekor MURI magibung terbanyak.

Di tengah tradisi magibung menjadi tren di kalangan masyarakat menengah ke atas, bagi Drs. I Wayan Astika, Budayawan Karangas-em yang kini Kabag Kesra Setda Kabupaten Karangasem itu, belum menggembirakan bagi tradisi adiluhung masyarakat Karang-asem itu. Soalnya, ada sejumlah tata, etika dan filosofi dari magibung itu yang sudah ditinggalkan atau dilupakan. Menurutnya, itu bukan salah globalisasi atau dampak negatif dari globalisasi atau pariwisata. Namun itu karena salah kita sendiri, penganut tradisi-nya yang tanpa begitu peduli atau tanpa mengapresiasi. Di mana, mereka kurang

mengapresiasi. ‘’Kita sayangkan. Bukan salah apa dan siapa, karena kita sendiri yang tak mengapreasi, dan tak melanjutkan tradisi magibung dengan tata etika yang benar kepada generasi muda. Kita nyaris tak pernah lagi mengajarkan kepada anak-anak kita, bagaimana etika makan bersama yang benar,’’ katanya.

Sikap individual, serta sikap permisif (serba membolehkan) menjadi penyebab-nya. Akibatnya, tata krama dan etika kian ditinggalkan. Magibung menjadi sekadar makan bersama.

Magibung sesungguhnya tak hanya dike-nal di masyarakat Karangasem. Masyarakat etnis Bali di Lombok, juga mengenalnya. Bahkan, sampai kini tata etika magibung di Lombok jauh lebih lestari. Diduga, kenapa tradisi magibung khas Karangasem juga ada di Lombok, karena sebagian besar warga Bali di Lombok asalnya dari berbagai desa di Karangasem. Mereka bersama merantau ke Lombok dan tinggal di sana. Hal itu bermula dari ekspansi raja Karangasem ke Lombok yang mengajak serta keluarga dan prajurit-nya. Magibung di Karangasem, tak hanya ketika ada hajatan, seperti pernikahan, tetapi pada acara panca yadnya. Pokoknya, kalau berbanyak orang. Salah satunya dengan per-timbangan kebersamaan dan efisien, maka makan dilakukan secara bersama-sama.

Sesungguhnya, magibung dengan sugu-han nasi gibungan dan lauknya, sarat makna

filosifis. Di sana juga penuh tata krama, etika pergaulan dalam kebersamaan.

Astika asal Banjar Pande, Bebandem itu mengatakan, maksimal anggota magibung yang mengelilingi satu gibungan terdiri dela-pan orang. Namun, kalau kurang dari delapan boleh, ketika sudah tak ada orang lagi. Di tengah-tengah tersuguh gibungan. Sementara, tempat suguhan gibungan namanya kekepe, ada juga menyebut kelatkat gibungan. Nasi ter-onggok di tengah. Di atasnya disiapkan tempat lauk, bisa dari pengarangan kecil. Nasi putih, lauk di tengah total jenisnya ganjil, seringkali kali paling banyak 13 jenis, termasuk berbagai jenis sesate. Lauk jenis lawar atau sayur, diatur di tengah padamara. Sesuai warna mistis, di timur putih, di selatan merah serta yang lain. Semuanya mengandung filosofi mistis filosofis. Filosifinya, mohon anugerah atau nunas bhoga (makanan) juga mengandung mistis dan doa permohonan. Tujuannya, mohon bhoga dari Batara Bhoga, agar itu berguna dan menyehat-kan. Karena itu, membuat dan menyuguhkan makanan tak boleh sembarangan.

Salah satu dari delapan orang peserta magibungan, sebagai koordinator. Biasanya, disepakati yang tertua. Dia bertugas meng-atur, melayani, termasuk menyuguhkan atau menaikkan lauk. Lauk yang naikkan ke atas nasi, pertama dari yang lawar atau sayur. Terakhir meningkat ke sate lembat, pusut, baru sate asem atau sate daging.

Mulai makan secara bersama. Bisanya

”Magibung” Tradisi Adiluhung,

Pejabat di Karangasem “magi-bung” usai menyelenggarakan

suatu kegiatan.

adimulai dengan berdoa, sendiri-sendiri dengan ngejot kecil di sebelah tempat magi-bung. Koordinator mengomando mulai ma-kan. Masing-masing mengambil nasi dan lauk tepat di depannya. Tak etis, yang duduk di se-latan, mengambil nasi atau lauk di bagian utara yang merupakan jatah yang duduk di utara. Ketika salah satu bagian nasi di depannya sudah menipis, koordinator magibungan itu biasanya menawari menambah nasi atau tidak. Kalau nambah nasi, koordinator memangil tukang ubung (pelayan magibungan) yang melayani seluruh kelompok magibungan, baik mengambilkan nasi atau air minum.

Saat magibungan dimulai, biasanya yang empunya acara, saat itu duduk. Dia menyampaikan permakluman dan permo-honan maaf jika ada yang kurang berkenan dalam penyambutan atau pun makanan. Dia juga menyampaikan begitulah yang mereka bisa suguhkan. Dia menambahkan, soal lauk hanya ada sebegitu agar dicukupkan. Namun, kalau soal nasi, dipersilakan menikmati sekuatnya makan.

Biasanya, kalau si empunya kegiatan mohon bantuan atau menyampaikan pe-ngumuman mengenai acara berikutnya, dan jika dia memerlukan bantuan, saat itu juga disampaikannya.

Usai makan, jika ada salah satu sudah sele-sai atau sudah kenyang, dia tak boleh sesuka hati mendahului bangun atau pergi. Di mesti menunggu sampai semua selesai. Jadi, mulai bersama, selesai juga bersama. Itu tata krama dan etika magibungan dulu. Belakangan, karena pergaulan dan serba permisif, mesti ada yang melanggar, pelanggar sudah tak merasa malu. Dulu, orang tua mengajak anaknya kundangan. Magibung bersama, ayah dan anak biasanya pada gibungan yang sama. Di sanalah, orangtua, paman atau yang lebih tua, bakal mendampingi dan kerap mengajarkan etika dan tata krama magibungan. Yang tua tak segan menasihati, bahkan menegor yang lebih muda, tanpa ada rasa ketersinggungngan.

Sikap permisif masyarakat dalam berbagai etika pergaulan dan kebersamaan, juga sepetti tak meluntur pada tradisi magibung, tetapi juga

pada yang lain. Magibung atau tradisi makan bersama, sebenarnya tidaklah membuang-buang makanan yang banyak atau tidak efisien. Itu kalau memenuhi tata etika dan memaha-minya. Justeru magibung lebih efisien, dari segi tempat dan makanan. Di sana ada kebersamaan, saling berbagi makanan. Pejabat atau orang kecil, kaya dan miskin diperlakukan sama. Tak ada orang yang kaya atau pejabat jatah makanan lebih banyak atau lebih bagus. Tak boleh ada saling serobot, tidak pada makan prasmanan. Nasi gibungan atau lauknya, tak mesti diha-biskan. Pada anggota magibungan sedikit atau kurang dari delapan orang, sesuai kesepakatan anggota yang magibungan itu, bisa disepakati jatah nasi yang sudah disuguhkan bisa dikuran-gi dulu. Nanti, kalau masih merasa kurang, nasi yang sisihkan pada piring atau wadah lain, bisa dipakai menambah. Dengan begitu, kelebihan nasi yang disuguhkan dengan kebutuhan makan saat itu, tidak harus terbuang.

� Budana

Kehilangan Apresiasi

T R A D I S I P R O P E R T I

8 - 14 Desember 201446

Dampak kenaikan harga BBM pada bisnis properti diperkira-kan baru benar-benar terasa pada awal 2015. Harga prop-

erti belum menampakkan kenaikan yang signifikan, malahan di beberapa lokasi terjadi koreksi pasar (merosot). Namun, koreksi pasar yang terjadi tidak mencerminkan jatuhnya pasar property. Melainkan, lebih dikarenakan aksi in-dividu yang menjual propertinya. “Se-bagian besar koreksi pasar terjadi untuk rumah-rumah yang dibeli saat harga ‘over value’ (sudah ketinggian),” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda di Jakarta.

Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia yang memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen, diperkirakan bakal menjadi salah satu faktor yang membuat pasar properti terpuruk. Kondisi tersebut bakal membuat situasi perlambatan prop-erti semakin turun tajam, yang terindikasi dari telah terjadinya penurunan lebih dari 69 persen pada kuartal III 2014 diband-ingkan kuartal III 2013.

Indonesia Property Watch mem-perkirakan, setiap kenaikan 1 persen suku bunga akan menurunkan daya beli sebesar 4-5 persen. “Namun dengan adanya mul-tiplier effect dari kenaikan harga BBM dan perlambatan properti saat ini, diper-kirakan penurunan daya beli minimal 30 persen,” katanya.

Sementara itu, Real Estat Indonesia (REI) mencemaskan turunnya daya beli masyarakat di sektor perumahan sebagai dampak kenaikan BI Rate ini. REI kha-watir, suku bunga yang terus naik akan menghambat masyarakat untuk membeli property. Padahal, tingkat kebutuhan perumahan di tengah masyarakat masih sangat besar. Kebutuhan rumah di Tanah Air diperkirakan mencapai lebih dari 15 juta unit.

Menyiasati kondisi ini, beberapa pemi-lik modal di Bali mulai beralih dengan

mengembangkan/membangun aparte-men ataupun rumah kos-kosan. Mereka menyasar pasangan baru dengan tingkat perekonomian menengah seperti para manajer perusahaan atau setingkatnya. Bagi golongan karyawan apalagi pekerja kelas bawah, kos-kosan menjadi incaran. Karenanya, kini di Bali utamanya di daerah Denpasar dan lebih khusus lagi di wilayah Denpasar Selatan, tempat-tempat kos menjamur di mana-mana. Katakanlah di sepanjang Jalan Tukad Banyusari, Jalan Tukad Irawadi, Jalan Satelit dan sekitarnya, kos-kosan tumbuh bak jamur di musim hujan. Bahkan kini banyak berkembang apartemen, seperti Serayu Apartemen di Jalan Pulau Serangan atau di daerah Renon seperti di Jalan Badak Agung, Jalan Dedahulu, Jalan Jaya Giri, Jalan Batanghari, dan yang lainnya.

Untuk lahan, ada yang menggunakan lahan sendiri (entah dari warisan atau membeli sendiri) atau dengan mengontrak dalam jangka waktu relatif cukup lama, minimal 10 tahunan. “Kalau membuat kos-kosan dengan memanfaatkan lahan dari menyewa atau kontrak, minimal harus 10 tahunan baru kira-kira bisa dapat sedikit untung atau minimal balik modal. Sebab, dalam sistem kontrak lahan seperti ini biasanya setelah masa kontrak habis, bangunannya menjadi pemilik lahan. Ma-kanya, biasanya dalam kontrak ini sering ditambahkan klausul ‘bisa diperpanjang lagi’ untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian besar pada pengon-trak atau yang membikin kos-kosan,” jelas salah seorang pemilik kos-kosan di Sesetan, Denpasar Selatan yang tak mau namanya dimuat di media ini.

Dia menjelaskan, selain masa kontrak itu, pengembang atau pembuat kos-kosan harus juga memperhitungkan jumlah kamar kos yang akan dibangun agar bisa memperoleh keuntungan. Menurutnya, minimal membangun 10 kamar kos barulah kelihatan untungnya. Di bawah jumlah itu, keuntungannya sangat tipis

bahkan bisa-bisa hanya balik modal. Dengan menjamurnya tempat kos-

kosan sekarang ini, lanjutnya, bisnis kos-kosan juga agak sulit berkembang. Selain karena persaingan sudah ketat sementara pencari kamar kos juga agak stagnan, juga karena ada ketentuan kos-kosan dengan 10 kamar ke atas dikenakan pajak seperti halnya hotel. Belum lagi pembangunan apartemen kini juga mulai banyak den-gan menyasar karyawan menengah ke atas, mahasiswa dari keluarga berduit, termasuk ekspatriat atau turis asing yang tak mau tidur di hotel atau vila. Dengan fasilitas tambahan seperti free wifi dan sejenisnya sementara harganya bersaing dengan harga kamar kos, jelas persaingan makin berat terjadi di segmen ini.

� Sugiarta

Dampak Kenaikan BBM dan BI Rate

Penjualan Rumah Merosot, Kos-kosan Menjamur

8 - 14 Desember 2014 47

DEWI fortuna saat ini seakan belum berpihak kepada pengembang. Hal itu dikarenakan berbagai rintangan, seperti kebijakan pemerintah dan perbankan yang semakin menyulitkan pebinis properti . Terakhir dengan naiknya harga BBM, membuat mereka sulit bertahan.

“Apalagi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) sulit diter-apkan di Bali karena terkendala harga tanah. Dengan biaya produksi yang cenderung melonjak, kecil kemungki-nannya bisa diimbangi oleh pengem-bang pemula atau perorangan. Kondisi tersebut diperparah dengan produksi masih kecil sehingga tidak mung-kin mampu ber- saing den-gan industri b e s a r . Pemerin- t a h

Pusat memberi jatah untuk Bali ditetap-kan harga rumah Rp 135 juta, bagaima-na bisa? Harga tanahnya saja segitu,” kata seorang developer asal Tabanan, Gede Suardita.

FLPP tersebut, menurut Suardita, merupakan program kepemilikan ru-mah Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah. Kondisi ini akan berdampak tersendatnya pem-bangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selain itu, pengusaha properti yang mengg-arap segmen tersebut akan kena imbas. “Dulu saya yang konsisten jual rumah bersubsidi tersebut. Namun sejak tahun 2012, sudah tidak bisa lagi karena harga tanah semakin tinggi,” ujarnya.

Akibatnya, pengusaha pemula atau perorangan dan menengah di Bali teran-cam gulung tikar. Apalagi, harga BBM naik sehingga harga bahan baku secara

otomatis naik. Selain itu, biaya pen-giriman yang harus ditanggung

akan lebih besar. Sementara pengembang, tidak bisa

serta merta menaikkan harga penjualan karena akan ditinggalkan kon-sumen. Apalagi, biaya

hidup masyarakat juga meningkat sehingga mengu-rungkan niatnya membeli rumah. “ H a r g a l a h a n sekarang p a s t i tam-

bah mahal. Sedangkan masyarakat, tidak mau beli rumah yang harganya mahal,” kata Suardita.

Berapa persen developer yang telah gulung tikar? “Kalau itu, saya belum bisa prediksi. Tapi pengusaha perorangan sudah mulai berguguran. Bagaimana perkembangan bisnis ini ta-hun depan, saya belum bisa pastikan,” kata pengurus DPD REI Bali ini.

Kenapa tidak menggarap di luar Denpasar, Badung, dan Tabanan? Suardita mengungkapkan, sepertinya sulit. Warga yang tinggal di wilayah di luar tiga kabupaten/kota itu, domi-nan mengadu nasib di tiga kabupaten tersebut. Kecuali, pemerataan pem-bangunan di seluruh wilayah Bali dengan berbagai kekhasan dan daya tariknya, bisa diwujudkan pemerin-tah. “Begitulah kondisi kita saat ini di Bali. Banyak orang merantau di ketiga wilayah tersebut. Semestinya, kebutuhan rumah tinggi, tapi harganya terus meroket sehingga sulit dijangkau dan akhirnya terpaksa memilih tinggal di kos-kosan,” ucap pengusaha sukses yang hobi naik motor gede ini.

Dengan biaya produksi yang cend-erung melonjak, kecil kemungkinan-nya bisa diimbangi oleh pengembang pemula atau perorangan. Kondisi tersebut diperparah dengan produksi masih kecil dan tidak mungkin mampu bersaing dengan industri besar.

Ir. I Made Suardana selaku pengem-bang dan arsitek asal Bali mengaku khawatir melihat situasi seperti seka-rang ini. Bahkan, menurutnya situasi saat ini benar-benar menyulitkan pengembang. “Satu pihak pasar lagi lesu, ditambah harga BBM naik, me-nyebabkan harga material ikuta naik. Otomatis mau tidak mau harga rumah jadi ikut naik,” tegasnya.

Sementara kemampuan masyarakat menengah ke bawah, lanjutnya, lagi turun sehingga daya belinya rendah. “Jangankan kelas menengah ke bawah, kelas menengah ke atas saja masih wait and see,” ujar Suardana, sembari ber-harap situasi seperti sekarang ini tidak berlangsung lama dan akan membaik pada tahun depan.

� Kerta Negara

Hanya Pengembang Besar Bisa Bertahan

A K T I V I T A S

8 - 14 Desember 201448

MBP/ist

BERSEPEDA - CEO BNI Kantor Wilayah Denpasar Aryanto Purwadi (menggunakan kaca mata) usai melewati perjalanan bersepeda dari Kintamani Bangli hingga di Desa Pejeng Kaja, Ubud belum lama ini. Ratusan peserta mengikuti Bali Gowes

2014 Executive Customer yang diselenggarakan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Minggu (23/11). Perjalanan bersepeda ini di

mulai dari Kintamani Bangli hingga ke Villa Alam Puisi di Banjar Sembuwak, Pejeng Kaja, Ubud, Gianyar.

MBP/ist

WORKSHOP - Kabid Dikmen Wayan Supartha didampingi Nyo-man Winata, IB Suyasaputra dan Ni Made Tirta Ariantini saat

membuka workshop K-13 di SMAN 7 Denpasar. Workshop juga dihadiri Ketua MKKS SMA, Drs. I Nyoman Winata, M.Hum.,

Kepala SMAN 7 Denpasar Drs. IB Suyasaputra, M.Si., serta para tutor tingkat nasional di Bali. Kasi Kurikulum Dikmen Ni Made Tirta Ariantini, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan workshop kali ini

diikuti 400 guru SMA se-Kota Denpasar. Selain diberikan PP soal guru dan K-13 juga diberikan pelatihan membuat RPP, mengelola

kelas hingga sistem evaluasi dan pengelolaan keuangan.

MBP/ist

BERBAUR - Wali Kota IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil IGN Jaya Negara berbaur dengan para guru di puncak Hari Guru Nasional (HGN) di Kota Denpasar. Untuk kali pertama, HGN dan HUT PGRI dipusatkan di Lapangan Puputan Badung Gusti Ngu-rah Made Agung sehingga selain dihadiri 51.000 guru juga warga

Kota Denpasar. Yang unik, Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawi-jaya Mantra, Wakil Wali Kota, IGN Jaya Negara bersama istri

Antari Jaya Negara, Ketua DPRD, Gusti Ngurah Gede, Kadisdik-pora IGN Eddy Mulya disambut 300 penari baris yang dibawakan

guru-guru dan kasek TK, SD dan SMA/SMK di Denpasar.

MBP/ist

LESTARIKAN ALAM - Hijaukan Jimbaran bersama Jimbaran Hijau dan anak-anak sekolah di Jimbaran yang merupakan bentuk

komitmen yang berkesinambungan untuk tetap berperan aktif dalam melestarikan alam yang dilakukan Jimbaran Hijau sebagai

bagian dari masyarakat Jimbaran. Pada Sabtu (22/11), tepat di Hari Tumpek Wariga ratusan anak anak sekolah dasar di Jimbaran kembali melakukan gerakan Mari Berkebun di kawasan Jimbaran Hijau yang diprakarsai oleh Jimbaran Hijau bersama dengan Lu-rah Jimbaran, kepala lingkungan dan komunitas Bali Berkebun.

8 - 14 Desember 201449

A K T I V I T A S

TERBESAR - Iwan Sunito adalah CEO dan Founder dari Crown Group yang merupakan perusahaan properti terkemuka dan salah satu yang terbesar di Australia. Perusahaan ini dibangun bersama

dengan mitra bisnisnya, Paul Sathio. Iwan Sunito merupakan salah satu ahli properti yang paling berpengalaman di Australia. Beliau telah bekerja di seluruh area dari pengembangan properti

seperti desain, konstruksi dan manajemen. Iwan Sunito juga meru-pakan pimpinan dari Joshua International Architects, perusahaan

yang didirikan pada tahun 1994.

MBP/ist

HUT - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kanti mengelar aksi donor darah di kantor setempat, Kamis (20/11). Rangkaian kegiatan dalam mengawali HUT ke-25 ini melibatkan puluhan partisipan dari bank

umum, nasabah, dan keluarga bersar BPR Kanti. Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba mengatakan, kegiatan donor darah

ini bertujuan untuk berbagi kasih dan hidup antar sesama. Kegia-tan ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada masyarakat

yang membutuhkan. BPR Kanti sebelumnya juga menggelar turna-men futsal yang diikuti 16 tim yang berasal dari Bank Indonesia,

bank umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan wartawan, Resi-men Mahasiswa, Ikatan Akuntan Indonesia dan umum.

MBP/ist

BANTUAN - BPR Lestari memberikan bantuan 4 ton beras kepada 20 Panti Asuhan melalui program Lestari For Kids yang tersebar

di Bali. Panti Asuhan terletak di Denpasar, Nusa Dua, Klungkung, Gianyar bahkan sampaike Kerambitan Tabanan ini, diberikan

langsung oleh para staf BPR Lestari. Beberapa panti asuhan yang memperoleh bantuan, antara lain Panti Cacat Senang Hati, Panti

Asuhan Kesayang Ikang Papa Erlangga, Yayasan Kupu-kupu, Panti Asuhan Semaraputra, Panti Asuhan Kristen Baith El, Panti Asuhan

Kemala Bayangkari, Laroyba Foundation, Panti Asuhan Benih Harapan, dan Panti Asuhan Widya Asih.

MBP/ist

PERTAMA - I Komang Kisid menjadi orang pertama yang menyetor-kan formulir pendaftaran kepada panitia penjaringan. Kedatangan

adik Bupati Karangasem Wayan Geredeg itu didampingi keluarga be-sarnya, istri Ni Ketut Tami, kakak, ipar, anak dan beberapa kepona-

kannya ke Sekretariat DPD II Golkar Karangasem, Rabu (26/11). Dengan menggunakan pakaian adat, Kisid tiba di Sekretariat Golkar

di Jalan Kapten Jaya Tirta, Amlapura sekitar pukul 10.30, diterima Panitia Penjaringan yang diketuai I Nyoman Sudarsana.

A K T I V I T A S

8 - 14 Desember 201450

SERAHKAN MOBIL - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyaksikan penyerahan mobil Bimasakti School kepada SMKN

1 Singaraja. SMKN 1 Singaraja resmi menerapkan manajemen sekolah berbasis IT, Bimasakti School sejak Jumat (20/11) lalu,

ditandai penyerahan mobil operasional dari Bimasakti School kepada Kepala SMKN 1 Singaraja, Nyoman Suteja disaksikan

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, S.T. Menurut Direktur Utama Bimasakti, Ir. Ida Bagus Surya Sanjaya, dengan penerapan

sistem berbasis IT ini, diharapkan pembelajaran di sekolah akan jauh lebih baik.

MBP/ist

PENGHARGAAN - Anugerah Perbankan Indonesia 2014 mem-berikan penghargaan peringkat 1 Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 1 Perusahaan Non Tbk kepada PT Bank Sinar Harapan

Bali (BSHB), Selasa (18/11) di Financial Hall Graha Niaga Jakarta. Acara yang diselenggarakan oleh Economic Review dan Perbanas

Institute memberikan beberapa penghargaan untuk Bank Sinar, yakni peringkat 1 bidang Finance – Value Creation, peringkat 2

bidang Finance – Eficiency, Profit, peringkat 1 bidang Good Corpo-rate Governance, peringkat 1 bidang Risk Management, peringkat 2

bidang Human Capital, peringkat 1 bidang Marketing, peringkat 2 bidang Information Technology, peringkat 4 bidang Corporate Social

Responnsibility, peringkat 2 bidang Corporate Communication.

FUTSAL - Serangkaian 52 Tahun Jubileum Universitas Mahendradat-ta, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unmar bekerja sama dengan Sport Center Mahendradatta University menyelenggarakan invitasi pertand-ingan futsal yakni Rektor Cup pada 1 - 11 Desember 2014. Nampak dalam foto tiga Tim Futsal Unmar, yakni FC Marhaen 1963 (Kampus Pusat), FC Berdikari (LP2M Unmar Karangasem), dan FC Sukarno 1901 (LP2M Unmar Buleleng) yang akan bersaing memperebutkan ‘’Marhaen Cup’’ di Sport Center Mahendradatta University.

MBP/ist

WORKSHOP - Universitas Udayana meng-gelar workshop dengan tema “Percepatan Sertifikasi Produk Benih dan Bibit untuk

Peningkatan Mutu dan Populasi Sapi Bali di Provinsi Bali”. Workshop dihadiri Dirjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemente-rian RI, diwakili Kasubdit Mutu Bibit Ternak,

Direktorat Perbibitan Ternak, Pembantu Rektor I sekaligus membuka workshop

Pusat Kajian Sapi Bali Universitas Udayana, (21/11). Hadir pula Kepala Dinas Perterna-

kan Provinsi dan Kabupaten Kota se-Bali, Ketua LPPM Unud, Ketua BPTU Sapi Bali,

BPPT, BBVet, Dekan FKH, Perternakan, FTP, MIPA Universitas Udayana dan para

guru besar. MBP/ist