Majalah balipost edisi 76

52
RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 Harus Ada Lahan Pengganti Soal Reklamasi Susi Siap Beda Pendapat 76 | 9 - 15 Februari 2015

description

 

Transcript of Majalah balipost edisi 76

Page 1: Majalah balipost edisi 76

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

Harus Ada Lahan Pengganti

Soal Reklamasi

Susi Siap Beda Pendapat

76 | 9 - 15 Februari 2015

Page 2: Majalah balipost edisi 76
Page 3: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN�24 Sekolah di Bali Ikuti UN ”Online” 18MANCANEGARA�Pembajakan Misterius Cooper 20DAERAH�Galian C Ancam Pura Dalem Selaungan 22

KESEHATAN�Penyakit Kusta Menular tapi Tak Mudah Menular 24

LENSA�”NGELAWANG” CILIK 26

OLAHRAGA� Suksesi Kepemimpinan 28LINGKUNGAN� Jalan Berbatu Belum Diaspal 36PARIWISATA� ”Mass Tourism” atau ”Quality Tourism”? 38TRADISI� Tari Gandrung Desa Pengotan Pantang Bersentuhan, Diupah dengan Beras 44

PROPERTI� Ukiran Dekoratif Modern Makin Diminati 46SOSOK� dr. Emilia Sabiruddin Komunikasi Hati ke Hati 48SENI� Jegog Jembrana yang Memesona 50

OPINI� Yang Berpotensi yang Bunuh Diri 6BALI SEPEKAN�Pelanggaran Jalur Hijau Marak 7LAPORAN UTAMA�Soal Reklamasi Susi Siap Beda Pendapat 8

�Harus Ada Lahan Pengganti 10�Jokowi Mesti Cabut Perpres Reklamasi 11BISNIS�Lampu Hias Rotan ”Terbang” Hingga Jepang 13POLITIK�Membidik Ormas Anarkis 16�Bukti Pergeseran Perilaku 17

Page 4: Majalah balipost edisi 76

4

9 - 15 Februari 20154

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Kembali ke Buah Lokal

Evaluasi Hibah dan Bansos

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan pernyataan tentang pelarangan peredaran buah apel jenis Granny Smith

dan Gala yang diproduksi di Bidart Bros, Bakersfield, California, Amerika Serikat (AS) karena diduga terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes. Dampak dari bakteri Listeria Monocytogenes adalah bakteri termasuk yang kerap menempel di kulit apel bisa menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Masyarakat Bali sepatutnya berpola hidup kembali ke buah lokal. Tentunya dalam kemasan penyajian dengan berbagai inovasi serta penataan yang seindah

mungkin.Beryadnya menurut Hindu

di Bali mengandung prinsip, apa pun yang kita haturkan atau persembahkan kepada Sang Hyang Widhi dalam bentuk itulah yang juga men-jadi anugerah Beliau (Tuhan) kepada kita yang dinamakan prasadam atau lungsuran.

Dewa Nyoman Suardana, S.Ag.

Jl. Wibisana/Taman Sari

Br./Link. Panti Gede Denpasar

Kami sangat mendukung langkah-langkah Pemerintah Provinsi Bali yang akan melakukan evaluasi terhadap penyaluran anggaran hibah

dan bansos. Apabila dalam evaluasi tersebut ditemukan penyimpangan sebagaimana yang diungkapkan oleh Gubernur Bali, maka sistem peny-aluran bantuan hibah dan bansos ini perlu diperbaiki.

Hal yang sama kami harapkan juga dilakukan pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, seperti pemerintah Kabupaten Badung yang alokasi angga-rannya untuk disalurkan sebagai dana hibah dan bansos cukup besar.

Pemerintah Kabupaten Badung perlu segera melakukan evaluasi peng-gunaan dana bansos dan hibah, apakah sudah sesuai dengan maksud, tujuan dan sasaran. Perlu dilakukan evaluasi secara objektif, cek satu per satu penerima dana hibah dan bansos dan teliti ertanggungjawabannya yang meliputi administrasi dan fisik.

I Gusti Putu Wija

Br.Pangsan, Desa Pangsan, Kab.Badung

Page 5: Majalah balipost edisi 76

5

9 - 15 Februari 2015 5

PERILAKU orang Bali bergeser. Fenomena ini cenderung menguat di tengah pesatnya laju modernisasi. Pertumbuhan pariwisata Bali juga membuat peradaban dan perilaku orang Bali terkoreksi. Pragmatis dan konsumtif menjadi identitas baru.

Pengakuan ini terungkap saat Pusat Data Bali Post menggelar ja-jak pendapat di seluruh Bali terkait dengan pergeseran perilaku orang Bali. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, 63,67 persen responden mengakui kini identitas orang Bali sebagai orang yang santun ramah dan beretika mulai terkoreksi. Kini, banyak orang Bali terjebak budaya hidup mewah, pragmatis dan cenderung bergerak menuju modernisasi peradaban. Etos kerja masyarakat Bali juga berubah. Gotong royong yang du-lunya menjadi identitas kehidupan juga bergeser menjadi kehidupan transaksional. Perubahan penggu-naan nama orang Bali juga bergeser. Nama orang Bali kini cenderung bernuansa nasional dan kebarat-baratan. Identitas orang Bali yang dulunya arif juga mulai bergeser

pada perilaku beringas, suka konf-lik, korup dan cenderung bergaya hidup mewah.

Sementara itu, 34,05 persen re-sponden mengatakan dampak mod-ernisasi, pariwisata dan teknologi belum berdampak terhadap karakter orang Bali. Pergeseran memang ada namun belum signifikan. Sampai kini, karakter orang Bali masih tetap ramah, santun dan arif. Budaya go-tong royong juga masih terpelihara di desa–desa. Kalaupun ada orang Bali yang kini tersangkut kasus tindak kriminalitas, bergaya hidup konsum-tif dan terjerat kasus korupsi itu han-yalah kasus perorangan. Pergeseran perilaku semacam ini belum bisa di-jadikan dalil untuk mengeneralisasi perilaku orang Bali telah bergeser. Sedangkan 2,15 persen responden tak memberikan respons terkait hal ini. Responden kelompok ini hanya meyakini lambat laun perilaku orang Bali akan tergerus perubahan zaman dan perkembangan teknologi. Hal ini juga akan berimbas pada pewarisan budaya dan tradisi orang Bali.

� Dira Arsana

Bali Tergerus ModernisasiMenurut Anda apakah prilaku masyarakat Bali

sudah bergeser/berubah sebagai dampak perkembangan zaman

dan teknologi?

N=602

63,79%Sudah

2,16%TidakTahu

aman

2

%ku

%k

60N=6

34,05%Belum

grafis: tomik cahya

Page 6: Majalah balipost edisi 76

6

KEMAUAN orang untuk bunuh diri sepertinya susah dibendung. Berita tentang kasus bunuh diri dikatakan menarik lan-taran pelakunya masih sangat muda, penuh potensi, dan masih sangat diharapkan untuk membenahi negeri ini yang lagi carut-marut mengenai banyak persoalan seperti misalnya merebaknya kasus korupsi.

Kasus bunuh diri sudah merambah ham-pir ke seluruh daerah dan wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Penyebabnya antara lain, putus asa, depresi, perilaku bipolar, ketergantungan obat/alko-hol, stres, kesulitan masalah keuangan, dan hubungan interpersonal yang kurang sehat. Upaya pencegahan dan penanggulangan bunuh diri biasanya beranjak pada faktor pe-nyebab terjadinya bunuh diri yaitu berupaya menjaga jangan sampai orang-orang di seki-tarnya mengalami keputusasaan, depresi, terjadinya perilaku bipolar, ketergantungan obat/alkohol, stres, kesulitan dalam segi keuangan, dan agar terhindar dari hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi) yang kurang sehat.

Berkait dengan kasus bunuh diri yang sepertinya sangat susah dihilangkan/ditiadakan, penulis pernah melakukan penelitian (penelitian deskriptif) seban-yak dua kali yaitu pada tahun 2006 dan tahun 2009. Penelitian pertama (2006) mengambil objek sasaran bunuh diri yang dilakukan siswa-siswi di Provinsi Bali pada kurun waktu 2005-2006, sedangkan penelitian kedua yang objek kajiannya serupa dengan yang pertama melibatkan kasus-kasus bunuh diri pelajar di Provinsi Bali rentang waktu 2006-2009. Kedua penelitian ini mengambil objek sebatas pemberitaan koran Bali Post.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunuh diri yang terjadi di Bali dan terekpose di koran Bali Post mencapai 227 kasus sela-ma rentang waktu 2006-2009, dari jumlah ini 17 kasus (7,5%) menimpa anak-anak yang masih berstatus pelajar, yakni SD – SMA/SMK. Yang menarik dari hasil penelitian tersebut bahwa mereka (pelajar) melakukan bunuh diri disebabkan oleh faktor ekonomi/kemiskinan dalam keluarga, ada juga lan-

taran dilarang pacaran oleh orangtuanya, bertengkar dengan orangtua yang umumnya otoriter, terlambat membayar SPP atau uang komite, dan dimarah gara-gara sepeda motor pemberian orangtua rusak.

Malah penyebab yang tampak sangat sepele yaitu gara-gara tidak diberikan shampo oleh ibunya lalu bertengkar dan berujung pada perbuatan gantung diri. Semua penyebab yang disinggung ini bersumber dari pesan lisan korban sebelum melakukan bunuh diri, ada pula lewat pesan singkat (SMS), dan beberapa di antaranya melalui sepucuk surat yang ditaruh di atas meja belajar atau masih tersimpan di sakunya.

Ada berbagai upaya yang dapat ditempuh agar bunuh diri dapat segera dicegah dan ditanggulangi. Melalui berbagai sumber, terutama wawancara dengan sejumlah pakar (tokoh spiritual, psikiater, psikolog, dan kalangan pendidik) serta dengan mengikuti paparan teoretis dan kegiatan seminar-forum diskusi tentang bunuh diri,

upaya pencegahan dan penanggulangan bunuh diri dapat diidentifikasi seperti beri-kut. Pertama, berikan layanan psikologi atau semacam pendampingan bagi mereka dan keluarga mereka yang memiliki tanda-tanda hendak bunuh diri. Kedua, anak-anak perlu diajarkan keterampilan menghadapi dan menyelesaikan permasalahan sejak dini. Ketiga, media massa dalam memuat kasus bunuh diri hendaknya jangan sampai men-detail dan vulgar sehingga seolah-olah ingin mengajak mereka yang lain untuk bunuh diri. Keempat, secara spiritual anak-anak perlu mendapat pembinaan misalnya dengan menekankan bahwa orang yang meninggal gara-gara bunuh diri (ngulah pati) atma-nya kelak akan sengsara dan terlunta-lunta di alam neraka.

Pencegahan yang berbau saran dan ajakan, salah satunya datang dari Ketua PHDI Kabupaten Buleleng Drs. Putu Wilasa. Ia menyoroti cara mencegah dan menanggulangi bunuh diri terutama di ka-langan pelajar, yaitu dengan (1) Memberi-kan pemahaman tentang hakikat dan tugas hidup pada umumnya seperti kewajiban belajar, berbakti kepada Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Kuasa, berbakti kepada leluhur, cinta kepada sesama hidup, (2) Memberikan pemahaman bahwa hidup ini penuh tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar diri, dan (3) Memberikan pemahaman tentang fungsi agama dalam kehidupan. Pemahaman terhadap ajaran agama terkandung mak-sud di dalamnya untuk meredam gejolak jiwa yang sedang ditimpa kesedihan dan memberikan harapan hidup sesudah mati melalui ajaran karma.

Andaikata mereka (pelajar) tetap tidak menghiraukan apa yang termuat dalam aja-ran suci agama tersebut, boleh jadi mereka telah mengingkari adanya kemurahan Tuhan sebab selama ini beliau telah bermurah hati kepada setiap umat/manusia melalui segala kelengkapan “alat” (cipta, rasa, karsa, dan karya) yang diberikan-Nya.

Penulis, pemerhati pendidikan dan masalah sosial, tinggal di Singaraja

O P I N I

9 - 15 Februari 20156

Oleh Romi Sudhita

Yang Berpotensi yang Bunuh Diri

Page 7: Majalah balipost edisi 76

7

9 - 15 Februari 2015 7

B A L I S E P E K A N

MARAKNYA pelanggaran jalur hijau di Kabupaten Gianyar memang tidak bisa dipungkiri. Seperti di kawasan objek wisata Bukit Jati dan seputaran Goa Ga-jah hingga ke Peliatan Ubud. Sementara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Gianyar yang menjadi ujung tombak pen-egakan perda mengaku kesulitan, sebab terbentur dengan hak masyarakat mendi-rikan bangunan di lahan pribadinya.

Kasat Pol PP Gianyar I Gede Dag-ing mengatakan fakta yang ditemui di lapangan, pihaknya kesulitan membatasi alih fungsi lahan pada jalur hijau. Hal ini disebabkan jumlah penduduk di Gianyar terus bertambah, sehingga kebutuhan

mendirikan bangunan sangat tinggi. “Itu kan tanah pribadi orang yang barangkali di rumahnya sudah penuh sehingga di sana (jalur hijau) harus membangun. Kecuali pemerintah mau membeli tanah tersebut, pemerintah menukar guling jalur hijau pasti bisa terjaga. Tetapi kalau kondisi sekarang tanah sudah diserti-fikatkan dan orang mau membangun, bagaimana kita melarang?“ ucapnya, Minggu (26/1). Meski demikian, Gede Daging menegaskan pihaknya bersama tim terkait akan terjun ke lapangan untuk melakukan pengecekan kawasan jalur hijau yang masih bertahan.

� Manik Astajaya

BUPATI Klungkung Nyoman Suwirta tidak bisa menyembunyikan kekecewaan-nya, setelah melihat hasil pembangunan Kantor Badan Pembibitan Ternak (BPT) di Nusa Penida, Minggu (25/1). Gedung tersebut terkesan dibangun asal-asalan. Beberapa bagian dinilai tidak sesuai den-gan perencanaan. Bupati Suwirta mengul-timatum pihak rekanan dan akan menjadi evaluasi pengerjaan fisik berikutnya di Nusa Penida. Kantor BPT ini dibangun di Dusun Prapat, Desa Ped, dengan anggaran dari pemerintah pusat.

Hal yang membuat bupati kecewa, karena pemasangan pintu depan yang masih renggang, pemasangan ornamen

paras yang seharusnya ditempel ternyata dipasang menggunakan paku. Pemasan-gan batu alam yang masih renggang, sam-pai pemasangan kayu variasi bangunan malah menggunakan bahan kayu dengan disambung-sambung. Temuan tersebut sangat tidak layak untuk bangunan yang baru dan juga mengurangi nilai estetika.

Melihat kondisi itu, Bupati Suwirta langsung mengintruksikan kepada Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Ke-lautan Gusti Ngurah Badiwangsa untuk menindaklanjuti hasil pengerjaan ini agar dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dan gambar awal yang diberikan.

� Bagiarta

MODAL bukan satu-satunya masalah yang dihadapi sejumlah LPD di Karangas-em. Ada sekitar 28 LPD dalam kondisi tidak sehat karena permasalahan pada pengurus yang mengelolannya. Apalagi ketidakco-cokan antara pengurus LPD dan desa adat selaku pemiliknya terjadi pada sejumlah LPD sakit. Dari 190 LPD yang ada di Karan-gasem diketahui ada 25 LPD dalam kondisi sakit dan dua LPD telah bangkrut.

Kepala Badan Kerja Sama Lembaga Per-kreditan Desa (BKSLPD) Kabupaten Karan-gasem I Made Mastiawan meminta adanya pembinaan terhadap LPD yang tidak sehat. Mengingat, sejumlah LPD yang bermasalah ini karena SDM yang melakukan penyim-

pangan dalam pengelolaan. Permasalahan pengelolaan yang dialami LPD sangat kom-pleks ada pinjaman tidak tertagih, penguru-san nonaktif, kredit fiktif yang disebabkan permainan pengurus LPD tersebut.

Mengatasi permasalahan LPD, pihaknya akan berusaha untuk duduk ber-sama antara desa adat sebagai pemilik dan pengurus LPD. ‘’Kita perlu memberikan pemahaman. Kita punya program untuk pembinaan pelatihan di masing-masing kecamatan tahun 2015. Itu dari dana pem-berdayaan yang kita setor 5 persen, bekerja sama dengan Dinas Koperasi,’’ bebernya saat ditemui, Minggu (25/1).

� Dewa Farendra

KEBERADAAN Pasar Seni Geopark yang berlokasi di Penelokan Kintamani terancam mubazir. Pasalnya hingga jelang akhir Januari ini, pasar yang dibangun dengan dana miliaran rupiah itu tak kun-jung ditempati pedagang. Sikap Pemkab Bangli pun semakin gamang menyusul belum adanya titik temu mengenai be-saran sewa yang disepakati bersama 14 pedagang/pemilik kios yang ada di depan pasar tersebut.

Belum adanya kesepakatan besaran sewa diakui salah seorang pemilik kios di depan Pasar Seni Geopark Wayan Sumer-ta, Minggu (25/1). Dia mengatakan sejauh ini pihak pedagang belum pernah lagi dia-jak duduk bersama oleh pemerintah untuk membicarakan kesepakatan besaran sewa tersebut. Terakhir kali pertemuan untuk membahas besaran sewa dilakukan pada 12 November 2014 lalu.

Meski pertemuan itu sudah merupakan yang keempat kalinya, namun pemba-hasan sewa yang melibatkan Disperindag, Dispenda dan Disbudpar diakui Sumerta tidak menghasilkan kesepakatan apapun alias nihil. Pemkab tetap ngotot agar harga sewa Rp 2,7 juta per tahun sesuai Perda, sementara pihak pedagang juga tetap me-minta agar diberikan keringanan.

� Swasrina

Pelanggaran Jalur Hijau Marak

Bupati KecewaKantor BPT Dibangun Asal-asalan

Salah Kelola, 28 LPD “Sakit”

Pasar Seni Geopark Mubazir

MBP/ina

Page 8: Majalah balipost edisi 76

8

L A P O R A N U T A M A

Komitmen Susi Pu-djiastuti terhadap p e n y e l a m a t a n kawasan pesisir,

patut menjadi teladan para pejabat di Bali. Dalam

kasus Teluk Benoa, Menteri Kelautan dan Perikanan itu secara tegas menyatakan

siap berbeda penda-pat. Ia menyatakan akan tegas terh-adap inves tor, meskipun di-r i n y a

harus

berbeda pendapat dengan institusi ber-wenang lainnya.

Ia menegaskan pembangunan apapun bentuknya bukan cuma memikirkan tentang konstruksi saja tetapi juga diper-lukan memikirkan dampak ekologinya. “Tapi kembali lagi, ini hanya pendapat pribadi saya. Sikap saya untuk menan-datangani keputusan juga akan merefleksikan posisi saya. Seba-gai institusi, kalau

saya tidak bisa, ya saya hanya bisa teken dis-

senting opin-ion,” tegasnya.

Ketika rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Susi menga-

takan, pemerintah pusat memutuskan mengkaji kembali secara menyeluruh rencana reklamasi Teluk Benoa, Bali. Keputusan tersebut diambil agar upaya mereklamasi laut menjadi daratan di pe-sisir laut wilayah Selatan Bali itu, tidak merugikan masyarakat di sekitar wilayah yang direklamasi. “Saya terakhir rakor dengan Menko Perekonomian, bersama lima Menko Maritim, Bapenas, PU, ber-sama Dirjen-Dirjen, dan pada akhirnya waktu itu deadlock. Untuk semuanya (Teluk Benoa dan reklamasi Pantai Jakarta) di-hold, dianalisa dan dikaji ulang,” katanya, pekan lalu.

Soal Reklamasi

Susi Siap Beda Pendapat

Page 9: Majalah balipost edisi 76

9

9 - 15 Februari 2015 9

Menteri KKP menegaskan, dalam rakor tersebut disepakati perlu ada ka-jian lebih mendalam dari segala aspek. “Pak Menko memang meng-quote agar semua analisa dikaji ulang. Betul-betul komprehensif, jangan sampai merugi-kan,” imbuhnya.

Sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian khusus, menurut Menteri KKP adalah apabila dipaksakan direklamsi maka harus disediakan flatland (da-taran) sebagai pengganti lahan yang direkalamsi. “Ada nggak flat plan-nya, ada nggak water save-nya, kalau itu nggak ada airnya mau ke mana? Bali akan banjir Pak. Apapun yang akan kita lakukan, kita tidak bisa membuang air, just to no where. Air has to have a place. Karena air tidak mungkin pergi, jumlah hujan setiap tahunnya sama,” kata Menteri KKP.

Genangan air, menurutnya, akan berfungsi menjadi waduk penampung air di saat hujan, dan bisa menjadi lahan produktif di saat musim kemarau. Oleh karena itu, apabila lahan yang akan direklamasi seluas 10 hektar maka pe-merintah harus menyediakan juga lahan seluas 10 hektar.

“Daerah genangan itu adalah berben-tuk powder, di mana kalau hujan itu deras, dibuka pintunya dengan lumpurnya juga keluar. Flat plan tadi akan menjadi daerah pertanian pancaroba, bukan pertanian sepanjang umur. Dan ini saatnya pemer-intah menuju pada pembangunan sungai yang suistanable development, bukan project suistanblity,” kata Menteri KKP.

Mengenai lolos atau tidaknya rencana reklamasi, Menteri Susi mengaku secara pribadi, sikapnya akan tegas terhadap investor, meskipun dirinya harus berbeda pendapat dengan institusi berwenang lainnya. “Jangan sampai nanti bend-ungan dan revitalisasi lingkungan dari reklamasi itu sendiri jadi beban APBN. Ini juga berlaku di Jakarta, bendungan

dibuat dulu jangan pulaunya direklamasi dulu. Karena kalau pulaunya sudah jadi, airnya banjir ke mana-mana, dia tidak mau akhirnya pemerintah keluarkan APBN untuk bangun bendungan,” in-gatnya.

Ia menegaskan pembangunan apapun bentuknya bukan cuma memikirkan tentang konstruksi saja tetapi juga diper-lukan memikirkan dampak ekologinya. “Tapi kembali lagi, ini hanya pendapat pribadi saya. Sikap saya untuk menanda-tangani keputusan juga akan merefleksi-kan posisi saya. Sebagai institusi, kalau saya tidak bisa, ya saya hanya bisa teken dissenting opinion,” tegasnya.

Sejauh ini, menurutnya, untuk ren-cana reklamasi Tanjung Benoa, Kemen-terian KKP baru menerbitkan izin lokasi. “Untuk Benoa, sudah diterbitkan oleh KKP, izin lingkungan yang belum Pak. Tapi, pertanyaan saya, wilayah untuk genangan air mau di kemanakan? Harus disiapkan danau, wilayah air yang akan dikeruk. Saya akan bikin opini se-clear dan seterang mungkin,” tegasnya.

Tak DilanjutkanMendapati jawaban tersebut, anggota

Komisi IV DPR dari Fraksi PDI Perjuan-gan, I Made Urip merasa belum puas. Ia kembali menginterupsi. “Rencana rekla-masi itu sekitar 800 hektar. Jadi kalau Ibu bilang harus dicari lahan pengganti, dimana mencari lahan pengganti seluas 800 hektar itu? Tidak akan mungkin itu Bu!” tegasnya.

Karena dinilai tidak mungkin, politisi dari PDI Perjuangan ini menyarankan sebaiknya tidak dilanjutkan. Pembatalan menurutnya merupakan pilihan ter-baik. Dia mengaku membawa aspirasi masyarakat Bali untuk dititipkan kepada Menteri KKP. Aspirasi penolakan itu, menurutnya juga termasuk dari kelom-pok masyarakat adat yang ada di Bali. “Jangan dilanjutkan lagi. Jadi jangan lagi

Bali digoda oleh reklamasi. Wilayah Bali di situ sudah jenuh, sarat dengan bangu-nan. Ini akan mengubah eksositem. Kami orang Bali, sangat menjunjung tinggi ajaran Tri Hitna Karana, keseimbangan manusia dengan alam. Itu akan merusak Bu,” tegasnya.

Namun, interupsi Made Urip dite-pis Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron. “Saya ingin memastikan, penjelasan ibu sudah cukup. Kami hanya ingin ada kepastian, apakah Kementerian KKP menghentikan sementara, sampai hal-hal yang ibu sampaikan tadi,” kata politisi Partai Demokrat ini.

Menteri Susi menjawab, “Kalau wilayah genangan air, tidak dibuat dulu saya tidak approve. Kalau berani buat dan dibuat dulu, baru saya approve,” kata Menteri Susi.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Edi Prabowo mengatakan, “Artinya, izin yang tadi ibu sebut bisa dicabut,” timpal politisi dari Gerindra ini. Menteri Susi menjawab, “Kalau itu hanya izin lokasi, belum izin melaksanakan. Karena izin pelaksanaannya belum ada,” katanya. Namun, Menteri Susi menegaskan, sebagai pejabat publik, dirinya tidak mau disalahkan oleh masyarakat bahkan hingga anak cucunya karena membuat kebijakan yang keliru. “Mami what you do, Benoa is destroyed.”

Sementara itu, anggota Komisi IV dari Daerah pemilihan Bali lainnya, A.A Bagus Adhi Mahendra Putra mengatakan hingga saat ini secara pribadi dirinya belum menyetuji rencana reklamasi Tanjung Benoa sebelum ada kajian me-nyeluruh secara rinci dan jelas yang bisa dipertanggungjawabkan dari pemerintah pusat. “Ini penting Bu Menteri, karena akan berdampak pada turunnya wilayah konservasi yang luasnya mencapai 800 hektar. “Ini luas sekali,” tegasnya.

� Hardianto

Page 10: Majalah balipost edisi 76

10

DPRD Bali akhirnya memutuskan untuk tidak membuat pansus reklamasi Teluk Benoa. Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiry-

atama menyatakan, dewan akan segera bersikap soal reklamasi Teluk Benoa. Hal itu didukung semua fraksi di DPRD Bali.

Ketua Fraksi PDI-P Nyoman Parta me-negaskan jika ingin menuntaskan polemik reklamasi Teluk Benoa, Dewan sebenarnya tidak perlu lagi membentuk Pansus. Sebab prosesnya akan lama dan tidak serta merta menyelesaikan masalah. Fraksinya men-gusulkan agar Dewan langsung membuat sikap dan keputusan tegas tentang reklamasi Teluk Benoa ini. “Dewan langsung saja mengambil sikap dan keputusan tegas sebab masalah reklamasi ini sudah berlarut-larut,” kata Parta.

Sementara itu Ketua Fraksi Golkar Wayan Gunawan sependapat dengan Fraksi PDI P. Hal senada disampaikan Ketua Fraksi Demokrat Wayan Adnyana, Ketua Fraksi Gerindra Nyoman Suyasa dan Ketua Fraksi Panca Bayu Wayan Kari Subali. Pada prin-sipnya mereka sejalan dengan apa yang dis-ampaikan Ketua Fraksi PDI-P agar Dewan langsung mengambil sikap dan keputusan terkait rencana reklamasi Teluk Benoa ini.

Action DPRD Bali rupanya kalah cepat kalau dibandingan dengan langkah yang diambil DPR RI. Komisi IV DPR telah membuat kesimpulan setelah melakukan rapat kerja dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pekan lalu. Dalam kesimpulan rapat kerja bersama itu dis-epakati, proses yang sudah berjalan selama ini dihentikan dan dilakukan kajian ulang secara menyeluruh.

“Jadi kesimpulan penghentian itu, agar diberi ruang kajian. Karena menurut Bu Menteri (Menteri Susi Pudjiastuti), selama aturan-aturan itu sesuai. Ada ruang sekian, ada ruang pengganti sekian, tetap diberi celah. Tapi manakala nggak ada, ya nggak bisa terus. Penghentian sementara bisa men-jadi selamanya,” kata Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo di Gedung DPR.

Adapun bunyi kesimpulan yang terda-pat dalam poin 6 kesimpulan raker yang berlangsung Senin (26/1) malam itu, yaitu “Komisi IV DPR RI meminta pemerintah cq Kementerian KKP, untuk menghentikan reklamasi Teluk Jakarta dan tidak melanjut-

kan rencana reklamasi Teluk Benoa, serta mengkaji ulang prosesnya sesuai dengan UU No.1 Tahun 2014 tentang Perubahan UU atas UU No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.”

Menurut Edhy, dari masukan Menteri KKP, reklamasi akan menimbulkan daerah resapan air berkurang. “Bali yang selama ini tidak banjir, jangan sampai gara-gara direklamasi menjadi banjir. Maka dari itu, kita hentikan dulu, termasuk dari sisi aturan-nya,” katanya.

Soal kalimat dalam kesimpulan tegas menyatakan “tidak melanjutkan rencana reklamasi”, Edhy menampik jika itu diar-tikan sebagai rekomendasi membatalkan dari DPR. “Tidak melanjutkan itu, bisa definitif, bisa sementara. Manakala itu, baik bisa diteruskan. Kan kajiannnya harus jelas dulu. Di Universitas Udayana juga masih debatebel, meski sebelumnya menyatakan tidak boleh,” ujarnya.

Menurutnya, Komisi IV mencer-mati adanya pro kontra masyarakat di Bali antara yang menolak dan menyetujui rencana reklamasi. Dalam hal ini, DPR menyerahkan soal lanjut atau tidaknya rencana reklamasi berdasarkan persyaratan dan alasan yang ditetapkan Kemen-terian KKP berdasarkan aturan main ketentuan perun-dangan.

Salah satu con-toh yang diper-

syaratkan adalah keharusan pengelola menyediakan lahan pengganti sesuai den-gan lahan yang diambil untuk reklamasi. “Akan dihentikan selamanya, kalau tempat lahan pengganti penampungan airnya nggak ada. Ya nggak bisa diteruskan,” imbuhnya. Universitas Udayana (Unud) telah menge-luarkan hasil Feasibility Study (FS) yang menyatakan rencana reklamasi Teluk Benoa tidak layak. Namun, Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo menyebut bila kajian Unud ini debatebel atau masih bisa diperdebatkan. Dengan kata lain, kesimpulan rapat antara DPR dan Kementerian Kelautan dan Peri-kanan yang menyatakan “tidak melanjutkan rencana reklamasi Teluk Benoa” tidak bisa diartikan sebagai rekomendasi membatal-kan dari DPR.

Terkait pernyataan Edhy Prabowo bahwa FS Unud masih debatebel, Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika SpPD KEMD. tidak membantah hal tersebut. Menurutnya, penelitian atau ilmu apapun (tidak hanya masalah rekla-masi, red) pasti debatebel karena prinsip ilmu yang terus berkembang sehingga tidak ada nilai absolut atau mutlak demikian. “Oh iya memang, kalau penelitian kan pasti debatebel. Unud dengan metode yang biasa kita lakukan oleh peneliti itu, hasilnya seperti itu. Tapi kan boleh aja mempertanyakan dan memang nggak ada ilmu benar mutlak, begitu prinsip dasarnya,” ujarnya.

Meski demikian, Suastika mengaku Unud tetap pada prinsip awal menyatakan reklamasi Teluk Benoa tidak layak untuk di-lanjutkan. Pihaknya juga belum memikirkan

untuk membuat kajian baru dan tetap bertahan dengan hasil

kajian terakhir. ‘’Kita sih belum ada mikir begitu (buat kajian baru, red), jadi tetap dengan ha-sil kajian kemarin. Terserah orang lain,” tegasnya.

� Hardianto/Rindra

Komisi IV DPR RI me-minta pemerintah cq

Kementerian KKP, untuk menghentikan reklamasi Teluk

Jakarta dan tidak melanjut-kan rencana reklamasi Teluk Benoa, serta mengkaji ulang

prosesnya sesuai dengan UU No.1 Tahun 2014 tentang Perubahan UU atas UU No.27 Tahun 2007 tentang Pengelo-

laan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Kesimpulan Komisi IV DPR

L A P O R A N U T A M A

9 - 15 Februari 201510

Harus Ada Lahan Pengganti

jentara. Manakala itu,. Kan kajiannnya harus rsitas Udayana juga eski sebelumnyaoleh,” ujarnya.

misi IV mencer-rrtra masyarakat menolak dan a reklamasi.menyerahkan knya rencana an persyaratan

etapkan Kemen-arkan aturan un-

ylanjutkan. Pihaknya juga belum memikirkan

untuk membuat kajian baru dantetap bertahan dengan hasi

kajian terakhir. ‘’Kita sihbelum ada mikir begitu(buat kajian baru, red)ddjadi tetap dengan ha-sil kajian kemarinTerserah orang lain,”tegasnya.

� HardiantoRindra

Page 11: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 11

PADA 30 Januari lalu, tepat 100 hari Jokowi dilantik sebagai presiden. Dalam jangka waktu itu, Jokowi belum merespons apa yang menjadi aspirasi masyarakat Bali. Tiga masalah Bali; Reklamasi Teluk Benoa, KSPN Besakih dan Tahura Ngurah Rai, belum tersentuh sama sekali.

Mereka menginginkan Jokowi mem-punyai sikap tegas tentang masalah Bali tersebut, utamanya rencana reklamasi Teluk Benoa. Jokowi yang mendapat dukungan 74 persen masyarakat Bali pada Pilpres lalu, diharapkan mencabut Perpres 51/2014 yang diterbitkan saat rezim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mengembalikan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi seperti yang diamanatkan dalam Perpres 45/2011.

Anggota DPRD Badung I G.N. Sudiarsa, pekan lalu, mengungkapkan, untuk mengh-entikan reklamasi Teluk Benoa, peran Presiden Jokowi sangatlah besar. Sebab reklamasi Teluk Benoa dipayungi Perpres 51/2014. Kalau mau membatalkan maka presiden harus mencabut Perpres tersebut.

Untuk itu menghentikan rencana rekla-masi Teluk Benoa perlu ditindak lanjuti secara kelembagaan oleh DPR. Wakil rakyat di Senayan patut mengambil langkah lebih tegas untuk benar-benar menyetop rencana reklamasi. Untuk itu Sudiarsa menyebut, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan DPR adalah mengeluarkan rekomendasi un-tuk menghentikan rencana reklamasi. Pada poin ini Sudiarsa menekankan pada acuan peraturan yang memberikan ruang bagi pelaksanaan reklamasi Teluk Benoa adalah menjadi hal utama yang harus diperhatikan wakil rakyat di senayan. Sebab tanpa acuan aturan dari pemerintah, reklamasi tak punya dasar hukum. Jadi, rekomendasi yang mesti dikeluarkan DPR adalah berupa pencabutan Perpres No. 51 tahun 2014 yang memulus-kan rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Secara yuridis, kunci menghentikan rencana reklamasi itu ada di perpres. Dan hanya presidenlah yang berwenang menarik perpres. Maka dari itu, DPR sebaiknya memberikan rekomendasi kepada presiden agar mencabut Perpres 51,” kata Bendesa Adat Legian itu.

Apa yang disampaikan Sudiarsa men-gacu pada keputusan Raker antara Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Keputusannya ada-lah menunda dan mengkaji ulang rencana reklamasi Teluk Benoa.

Terhadap keputusan itu pula, Bend-esa Adat Tanjung Benoa I Made Wijaya mengatakan, keputusan itu memberikan angin segar bagi penyelamatan lingkun-gan. “Dengan keputusan itu, kami merasa sudah ada tanggapan dari pemerintah pusat terutama Menteri Kelautan dan Perikanan agar memperhatikan lingkungan dan nasib masyarakat,” ujar Wijaya, Selasa lalu.

Apresiasi serupa juga dating dari ForBA-LI. Setidaknya kasus reklamasi Teluk Benoa menjadi perhatian serius dan pemerintah tak gegabah mengizinkan reklamasi Teluk Benoa seperti rezim SBY.

‘’Namun, dengan pengalaman buruk kita selama ini dengan praktik kekuasaan dan pemodal yang cenderung manipulatif tentu saja kami masih khawatir hasil raker itu tidak terimplementasi degan konsis-ten. Bagi kami, degan proses kebijakan reklamasi Teluk Benoa yang manipulatif, memaksakan kehendak dengan mengubah

Perpres 45/2011, membohongi rakyat, mengabaikan studi kelayakan Universitas Udayana, sudah sepatutnya, khusus dalam kasus ini Bu Susi segera meninjau ulang izin lokasi yg diterbitkan menteri KKP sebelumnya dan menghentikan reklamasi Teluk Benoa dengan tidak menerbitkan izin pelaksanaan.

Hal senada juga diungkapkan anggota DPRD Badung I Made Sugita. Menurutnya, langkah yang dilakukan pemerintah pusat dan DPR RI patut diapresiasi. Namun, tetap saja belum ada kepastian rencana reklamasi Teluk Benoa dihentikan untuk selamanya. “Kalau seperti sekarang, bisa dibilang masih dalam wilayah abu-abu,” katanya.

Oleh karena itu pihaknya juga menyebut, kunci satu-satunya adalah Presiden harus mencabut Perpres No. 51 tahun 2014 dan kembali pada Perpres No. 45 tahun 2011. Pasalnya, dalam Perpres 45/2011, kawasan Teluk Benoa jelas dimasukkan sebagai kawasan konservasi sehingga tidak boleh diutak-atik. Terkait hal tersebut pihaknya juga meminta DPRD Bali bersikap tegas untuk meminta Perpres 51/2014 dicabut.

� Rindra/Dedy

Jokowi Mesti Cabut Perpres Reklamasi

MBP/dok

Masyarakat Kedonganan memasang baliho tolak reklamasi

Page 12: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201512

A K T I V I TA S

MBP/ist

UJIAN TERBUKA - Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Rabu (28/1) , menggelar ujian terbuka progam

doktor. Salah satu mahasiswa Pascasarjananya, Mujiyono, S.Ag., M.Ag. ujian dengan mengangkat disertasi ‘’Eksistensi Liau pada upacara Tiwah dalam kosmologi Hindu Kaharin-gan Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah (Kalteng)’’. Setelah memaparkan ringkasan disertasinya tersebut dan menjawab

pertanyaan dari panitia penguji terdiri dari 9 dosen yang diketuai Rektor IHDN Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si., Mujiyono berhasil meraih predikat cumlude dan berhak me-nyandang gelar doktor. Setelah meraih gelar doktor dengan predikat cumlude, Mujiyono didampingi keluarga (tengah)

foto bersama panitia penguji.

MBP/ist

MERIAH - Puncak HUT ke-62 Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar, Rabu (28/1) dilaksanakan secara meriah. Acara

syukuran dipusatkan di Aula Yayasan, sementara malam hiburan dipusatkan di Taman Budaya dengan agenda utama kreativitas seni, Layon Sari dan Meet and Greet with Sheila

on 7. Puncak HUT ditandai nyurud tumpeng banten dapetan oleh Ketua Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar, M.S. Chan-

dra Jaya sebagai simbol dan doa agar panjang umur dan mendapatkan segala yang diharapkan. Puncak HUT dihadiri

pengurus yayasan dan Putu Karti, istri salah seorang pendiri. Di acara itu juga diserahkan piala dan hadiah bagi pemenang

lomba.

MBP/ist

TENAGA KERJA - Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III memenuhi janjinya ikut campur dalam

sengkarut tenaga kerja di Bali. Selama ini masalah tenaga kerja merupakan masalah dasar yang dialami dunia industri di Bali. Masalah itu tidak kunjung menemukan titik temu. Selain

masalah UMR Bali yang dinilai tidak layak, juga keluhan terhadap maraknya outsourcing di Bali serta perlindungan hu-kum dan hak-hak dari pekerja Bali yang dirasa masih kurang

maksimal. Ini terungkap dalam pidato Senator Wedakarna saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komite III DPD RI Bidang

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi bersama seluruh jajaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Se-Bali, termasuk den-

gan lembaga tenaga kerja se-Bali.

MEMUASKAN - Prestasi san-gat memuaskan diraih Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Saraswati Den-pasar di bulan per tama 2015 . Kedua program studi yang dibuka yakni Prodi Sastra Inggris dan Prodi Sas t ra Jepang meraih akredi-t a s i B ( b a i k ) . Ini menunjuk-kan pemerintah pusat mengakui kuali tas input, proses hingga o u t p u t S T I B A Saraswati Den-pasar termasuk

baik dan berstandar nasional. SK BAN PT ini diterima secara sukacita warga STIBA Saraswati karena mencer-minkan juga STIBA Saraswati termasuk perguruan tinggi sehat dan memiliki asas legalitas. Nampak dalam foto Ketua STIBA Saraswati Denpasar, I Komang Sulatra, S.S., M.Hum., dan Dewa Putu Adnyana, S.S. menunjuk-kan SK BAN PT akreditasi B untuk kedua prodinya.

Page 13: Majalah balipost edisi 76

B I S N I S

9 - 15 Februari 2015 13

MBP/ist

BERBENAH - Sebagai satu satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Bangli yang berg-

erak dibidang perbankkan, PD BPR Bank Pasar Bangli terus berbenah baik dari sisi peningkatan kualitas SDM maupun sarana prasarana insprastrukur pendukung lainnya. Untuk

memberikan kenyamanan kerja kepada karyawan dalam upaya memberikan pelayanan terbaik guna meningkatkan

kepercayaan masyarakat khususnya para nasabah, PD BPR Bank Pasar Bangli segera melakukan pembangunan gedung baru. Nampak Bupati Bangli I Made Gianyar, S.H., M.Hum.

didampingi Direktur Utama Bank Pasar Bangli Ir. Made Astawa, Senin (26/1) melaksanakan peletakan batu pertama

pembangunan gedung baru PD BPR Bank Pasar Bangli.

Kebutuhan buyer akan produk kerajinan unik berbahan alami tampaknya tetap tinggi. Lampu hias rotan adalah salah satu

kerajinan berbahan alami yang permint-aannya tetap stabil dari konsumen. Bah-kan, saat ini seiring dengan desain yang makin variatif, pangsa pasar lampu rotan makin cerah.

Lampu hias rotan kini hadir dengan beragam desain yang unik. Selain unik, sebagai hiasan sekaligus penambah ak-sen cahaya pada malam hari, lampu hias rotan tampaknya memiliki daya tarik pada bahan alaminya sehingga membuat konsumen luar negeri terpikat.

“Buyer luar lebih menyukai kerajinan berbahan alami. Lampu hias rotan sangat diminati, karena cocok sebagai aksen

pada bangunan-bangunan modern mini-malis, yang sedang berkembang saat ini,” ujar Handayani, eksportir kerajinan rotan di Jalan By-pass Ngurah Rai.

Ia mengaku, mampu menjual lampu hias rotan ke berbagai negara ekspor sep-erti Jepang, Malaysia, Australia, Amerika, dan Thailand. Hingga saat ini, permintaan lampu-lampu unik tersebut tetap lancar di tempatnya. Dalam sebulan dirinya mampu mengekspor hingga ratusan pcs. lampu rotan.

Desain yang terus berkembang dari kerajinan tersebut, kata Handayani, menjadi salah satu keunggulannya. Buyer asing cenderung menyukai produk dengan desain-desain baru, karena akan dijual kembali di negara mereka. “Pelanggan kami sebagian besar adalah pebisnis,

mereka membeli untuk dijual kembali di negaranya,” ujarnya.

Selain pasar luar negeri, konsumen di pasar lokal juga tertarik pada lampu hias rotan. Sudiastini, rekan pedagang lain mengungkapkan, konsumen lokal dari kalangan pemilik hunian pribadi, vila, restoran, dan hotel adalah pangsa pasar utama produk tersebut.

“Justru ketika pasar ekspor melesu, produk lampu hias lebih banyak dipasar-kan di pasar lokal. Bahkan, persentase pembelian konsumen lokal rata-rata melebihi ekspor,” katanya.

� Ady

Lampu Hias Rotan

”Terbang” Hingga Jepang

Bisnis BaliInfo Bisnis di Bali

Page 14: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201514

A K T I V I TA S

MBP/ist

SHARING SESSION - BadanPenyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Regional XI mengadakan sharing

session dan media gathering pada Jumat (23/1) bertempat di ruang rapat kantor BPJS Regional XI. Dihadiri sejumlah

media, Kepala BPJS Kesehatan Regional XI (Bali Nusra), Dr.dr. Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi, AAK., memaparkan

tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Nampak dalam foto Peserta sharing session dan media gathering berfoto

bersama dengan Dr.dr Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi, AAK, Kepala BPJS Kesehatan Regional XI usai acara.

MBP/ist

TAMBAHAN MODAL - Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba Senin (26/1) di sela acara pengenalan

pengurus BPR Kanti mengatakan untuk memberikan pe-layanan yang optimal kepada UMKM BPR Kanti melakukan penambahan modal setor dan penambahan posisi baru yaitu

Direktur Bisnis. Diungkapkannya, tahun 2014 para peme-gang saham BPR Kanti telah menyetorkan modalnya 2 kali dalam setahun yaitu pada Agustus 2014 sebesar Rp 3 miliar

sehingga modal setor yang semula Rp 7 miliar menjadi Rp 10 miliar dan modal dasar ditingkatkan dari Rp 10 miliar

menjadi Rp 25 miliar. Nampak dalam foto Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba (bagian tengah no 3 dari kiri) bersama Direktur Bisnis, Direktur Operasional dan

Komisaris BPR Kanti yang baru.

MBP/ist

PEACE RUN - Di awal tahun 2015 ini, Kabupaten Badung memperoleh kehormatan pertama di kunjungi peserta Sri Chinmoy Oneness-Home Peace Run. Peserta Sri Chinmoy Oneness-Home Peace Run yang terdiri dari 35 perwakilan

negara di dunia ini diterima langsung Wakil Bupati Badung, Made Sudiana dengan didampingi Sekretaris Daerah Ka-

bupaten Badung, Kompyang R. Swandika beserta Kepala Di-nas Pariwisata Kabupaten Badung, Tjok. Raka Darmawan

di Depan Pura Lingga Bhuwana, Pusat pemerintahan Kabupaten Badung, Jumat (23/1). Nampak dalam foto Wakil

Bupati Badung, Made Sudiana terima api obor perdama-ian dari Exc. Directur Peace Run Inter National, Mr. Salil

Wilson di Depan Pura Lingga Bhuwana.

MBP/ist

PALEBON - Keluarga ageng Puri Pemecutan menggelar upacara palebon salah seorang tokoh adat dan budaya Bali, (alm) I Gusti Ngurah Oka Pemecutan di setra Badung, Min-

ggu (25/1). Palebon mendiang IGN Oka Pemecutan yang dikenal sebagai salah seorang perintis Majelis Pembina

Desa Adat (MPLA) Bali yang menjadi cikal bakal Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) ini, diyakini sebagai tong-

gak pemersatuan keluarga besar Puri Pemecutan. Hal terse-but terlihat dari hadirnya ribuan keluarga besar mengantar

almarhum ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Dalam plebon tersebut, hadir pula penglingsir Puri Gianyar yang

juga Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata.

Page 15: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 15

MBP/ist

UPSUS - Wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana, S.H., menghadiri pelaksanaan acara Pencanangan Gerakan Up-aya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung

dan Kedelai. Acara dihadiri Komandan Kodim 1623/Karan-gasem Letkol Arm. Erdi Eka Widjayanto, SIP, Kepala Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Ir. I Nyo-man Mertha Tanaya, M.Si., Camat Selat I Ketut Mertadina,

S.STP, Muspika Kecamatan Selat, seluruh Kepala SKPD terkait, serta krama Subak Uma Desa, Desa Duda, bertempat

di Subak Uma Desa, Desa Duda Kecamatan Selat, Jumat (23/1). Wakil Bupati menyambut baik kerjasama di bidang

pertanian supaya mempercepat pencapaian swasembada pangan khususnya padi, jagung dan kedelai di Kabupaten

Karangasem.

MBP/ist

KETAHANAN PANGAN - Bupati Badung A.A. Gde Agung, Jumat (23/1) lalu menghadiri pertemuan Presiden RI Joko

Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla beserta Kabinet Kerja dengan para bupati wilayah sebagian Sumatera, Bali, NTB, NTT dan Kalimantan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan dengan presiden dan wakil

presiden serta Kabinet Kerja tersebut, Bupati Gde Agung menyampaikan pemaparan tentang prioritas pemerintahan

dan pembangunan Kabupaten Badung di bidang ketahanan pangan, infrastruktur dan perizinan/penanaman modal.

Nampak dalam foto Presiden RI Ir. Joko Widodo dan Wapres Moh. Yusuf Kalla berbincang dengan Bupati Ba-

dung A.A. Gde Agung saat menghadiri pertemuan di Istana Kepresidenan, Jumat (23/1) lalu.

MBP/ist

SEKOLAH PILOT - AHA Aviasi Indonesia merupakan satu-satunya marketing resmi di Indonesia dari Sekolah

Pilot American Aviation Academy (AAA) yang berlokasi di San Diego California Amerika Serikat. AHA Aviasi juga

telah memberangkatkan salah satu muridnya yang bernama Made Abiyoga Pradipta Dharma yang berasal dari Singaraja

untuk training pilot di Califonia U.S.A. pada 20 Januari 2015. Saat ini AHA Aviasi sedang mendidik basic aviation

knowledge & Flight Simulator Device untuk para calon siswa yang akan menyusul berangkat ke Amerika dalam

waktu dekat ini. AAA merupakan sekolah pilot yang sudah berhasil menamatkan banyak siswa internasional dengan

standar dan kualitas terbaik di Amerika.

MBP/ist

SUKSES GANDA - Program Pasca Sarjana (PPS) Undik-nas tahun ini meraih sukses ganda. Pertama jumlah maha-

siswa barunya naik tajam. Pada acara welcoming student PPS Undiknas yang dibuka Direktur PPS Undiknas, Prof. Gede Sri Darma, DBA., Jumat (23/1) menerima 48 maha-siswa baru. Dari jumlah itu 54 mahasiswa memilih Prodi Magister Manajemen (MM) yang berubah nama menjadi

Undiknas Business School (angkatan 41a dan 41b) dan 14 mahasiswa memilih Prodi Magister Administrasi Publik

(MAP, angkatan 32). Setahun PPS Undiknas menerima tiga periode mahasiswa baru. Sukses kedua, Undiknas Univer-sity termasuk PT sehat dan PTS unggulan. Tahun ini PPS

Undiknas sedang mengajukan pembukaan prodi baru yakni Program S-3 Manajemen.

Page 16: Majalah balipost edisi 76

16

9 - 15 Februari 201516

P O L I T I K

Judi sambungan ayam (tajen) di Desa Peliatan, Ubud, Gianyar gaungnya menggema. Bukan karena taruhan bebotoh-nya yang tinggi, me-

lainkan karena adanya aksi premanisme di arena judi. Penusukan terhadap Jero Soli berbuntut. Bentrok susulan pecah di Pejeng, Tampaksiring. Premanisme dengan perilaku anarkis. Ini memperkuat indikasi terjadinya pergeseran perilaku orang Bali di tengah modernisasi dan pesatnya perkembangan teknologi.

Jika ditelusuri bentrok antara ormas sudah berulang kali terjadi di Bali. Ben-trok ormas ini pun terus berulang dan tak kunjung menuju titik nol. Dendam tampaknya menjadi bagian yang tak terpisahkan. Konflik yang berulang antar ormas ini membuat geram Kapolda Bali Irjen Pol A.J. Benny Mokalu. Ia pun memerintahkan jajarannya di Mapolres Gianyar segera melakukan penert-iban serta penanggulangan ormas yang melakukan tindak anarkis. ‘’Kita harus menertibkan mereka (ormas anarkis-red) untuk menjaga kamtibmas di Bali khususnya di Gianyar,“ tegas jenderal bintang dua ini.

Dijelaskannya, Polri kini menjabarkan program quik win. Program ini merupa-kan perintah khusus dari Mabes Polri

yang ditunjukan untuk memberantas, menertibkan serta menanggulangi pre-man atau ormas anarkis. “Preman itu kan berasal dari kata Belanda free man, jadi artinya mereka manusia bebas, tapi kita akan membuat mereka mengikuti aturan yang berlaku di suatu daerah,“ ujarnya.

Irjen Beny kembali menegaskan, bila para ormas sudah terbukti melakukan tindak pidana, proses hukum harus tetap dilakukan, serta para pelaku yang masih diburu harus secepatnya ditangkap. “Kalau sudah melakukan pelanggaran hukum yang pasti kita proses hukum,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Kapolres Gi-anyar AKBP Komang Sandi Arsana terkait kasus keributan antarormas yang terjadi di kawasan lumbung seni Gianyar, bahwa pihaknya akan mengutamakan proses hukum untuk anggota ormas yang sudah terbukti melakukan tindak pidana.

Pihaknya mengaku akan lebih optimal menjaga kamtibmas di wilayah Gianyar. Apalagi kawasan tersebut menjadi tujuan utama para wisatawan, sehingga pihaknya berkomitmen menjaga keamanan dan ke-nyamanan masyarakat Bali sendiri dan para wisatawan.

� Ngurah

Membidik Ormas Anarkis

MBP/dok

Suasana bentrok melibatkan ormas di Denpasar. Bentrok ormas kerap terjadi akibat tidak tegasnya penindakan hukum terhadap perilaku anarkis.

Preman itu kan berasal dari kata Belanda free man, arti-nya mereka manusia bebas,

tapi kita akan membuat mereka mengikuti aturan yang ber-

laku di suatu daerah

Irjen Pol A.J. Benny MokaluKapolda Bali

Bentrok Ormas

24 Desember 2012Bentrok ormas melibatkan Laskar Bali dengan pemuda Padangsam-bian bersatu. Bentrok ini membuat 7 motor hangus dan dua mobil rusak.

28 Januari 2013Bentrok antar organisasi masyarakat pecah di Denpasar, Bali. Bentrok akibat kesalahpahaman hingga ter-jadi perusakan saat massa saling berhadap-hadapan. Bentrokan meli-batkan dua ormas besar dan sangat berpengaruh di Bali itu pecah di depan Rumah Sakit Dharma Yadnya, Tohpati, Denpasar, pukul 21.30 wita.

27 Januari 2015Suasana tenang di Desa Pejeng Gi-anyar tiba-tiba berubah mencekam, Selasa (27/1). Penyulutnya dua ormas yang beberapa waktu lalu sem-pat berseteru kini kembali nyaris terli-bat bentrok tepat di perempatan Desa Pejeng, Tampaksiring, Gianyar.

Page 17: Majalah balipost edisi 76

17

Jelas itu sudah mulai berubah. Pragmatis dan individualistik sudah mulai berkembang,

demokrasi yang kebablasan, kriminalitas tinggi, kemudian kejahatan seksual tinggi,

aborsi juga tinggi. Itu artinya di situ ada perubahan

karakter orang Bali

Prof. Dr. I Nengah DuijaRektor IHDN Denpasar

9 - 15 Februari 2015 17

PERGESERAN perilaku orang Bali terjadinya karena berbagai faktor. Terlalu terbukanya orang Bali menerima pengaruh budaya membuat pergeseran perilaku membuat banyak orang men-jauh dari identitas ramah, santun dan berbudaya. Indikasi ini terbaca jelas dengan makin seringnya terjadi konflik antarormas termasuk konflik antara krama Bali.

Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. I Nengah Duija mengatakan ada lima respons masyarakat terhadap masuknya budaya luar. Di antaranya, langsung mengadopsi budaya luar yang masuk, melakukan adaptasi atau filter dalam waktu lama, revitalisasi atau budaya luar justru membangkitkan semangat kebudayaan di Bali, revitalisasi atau membangkitkan kembali kebudayaan lama, serta resistensi atau perlawanan dengan tidak mem-berikan ruang bagi kebudayaan luar untuk hidup.

“Respons masyarakat Bali lebih banyak yang adaptasi, karena ada bermacam gempuran nilai kebudayaan luar. Itu lama-lama juga akan menjadi

entitas sendiri dalam kebudayaan Bali,’’ ujarnya.

Duija menambahkan, proses adaptasi cend-erung membawa dampak negatif bagi Bali. Pasal-nya, Bali lambat laun bisa saja kehilangan bu-daya aslinya. Namun berganti menjadi kebu-dayaan luar yang sudah kadung diadaptasi sejak

lama. “Jelas, kita kha-watirnya di situ. Makanya

bagaimana sekarang kekuatan Bali membangun identitas diri melalui agama dan adat ini supaya mereka di satu sisi terjadi gempuran dari luar, di sisi lain justru terjadi penguatan. Oleh karena itu konsentrasi kita di berbagai sektor kehidupan ini memang harus berlandaskan pada apa yang kita sepakati sebagai sebuah nilai dalam kebudayaan Bali,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, ketika sebuah konsep kebudayaan berubah maka nilai orientasinya juga akan berubah. Kalau nilai orientasinya berubah, maka karakter masyarakat juga akan berubah. Saat ini, kata Duija, dalam aspek psikologis masyarakat Bali sudah mengalami perubahan yang signifikan. Misalnya, telah ada perubahan tata nilai dalam hal makan, dalam hal kehidu-pan, gaya hidup, domestik rumah tangga, dan hubungan sosial. “Jadi jelas itu sudah mulai berubah, pragmatis dan individualistik sudah mulai berkembang, demokrasi yang kebablasan, kriminalitas tinggi, kemudian kejahatan seksual tinggi, aborsi juga tinggi itu artinya disitu ada perubahan karakter orang Bali. Ruang ekspresi kita mulai terbatas, yang dulu masyarakat kita punya ruang ekspresi yang cukup tinggi, yang cukup luas, cukup representatif, misalnya mereka sama-sama di balai banjar untuk transformasi sosial kemudian mereka gotong royong, sekarang balai banjar banyak juga yang berubah menjadi lahan bisnis, disitu mulai ruang ekspresi terbatas. Maka gesekan akan semakin kuat, persaingan semakin kuat, kontestasi ekonomi semakin luas kelihatan,” paparnya.

� Rindra

Bukti Pergeseran Perilaku

Jelas itu sudan individua

demokrasi ytinggi, kemu

aborsi ju

p gberikan ruang bagi kebudayaan luar untuk hidup.

“Respons masyarakat Bali lebih banyak yangadaptasi, karena ada bermacam gempuran nilaikebudayaan luar. Itu lama-lama juga akan menjadi

entitas sendiri dalam kebudayaanBali,’’ ujarnya.

Duija menambahkan,proses adaptasi cend-erung membawa dampak negatif bagi Bali. Pasal-nya, Bali lambat launbisa saja kehilangan bu-daya aslinya. Namun berganti menjadi kebu-dayaan luar yang sudahkadung diadaptasi sejak

lama. “Jelas, kita kha-watirnya di situ. Makanya

p g yhubungan sberubah, pramulai berkemkriminalitas tinggi, aborsperubahan kkita mulai tepunya ruangcukup luas, csama-sama sosial kemudbalai banjar lahan bisnis,Maka geseksemakin kuakelihatan,” p

Page 18: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201518

P E N D I D I K A N

Ada yang berbeda dalam pelak-sanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini. Selain UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan

siswa, sejumlah sekolah di Indonesia termasuk Bali juga menerapkan UN yang dilakukan secara online atau computer based test (CBT). Untuk di Bali, tercatat 24 sekolah SMP dan SMA/SMK ditunjuk pemerintah pusat untuk melaksanakan UN online yang baru pertama kali dilakukan dan menjadi semacam pilot project ini.

“Di Bali ada 24 sekolah yang sudah menyatakan siap melaksanakan CBT atau UN online ini. Kami akan pantau serta cek kesiapan mereka,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bali TIA Kusuma Wardhani, belum lama ini.

Menurut Kusuma Wardhani, UN on-line atau CBT ini tidak seperti UN tahun sebelumnya yang menggunakan lembar soal dan lembar jawaban computer (LJK). Dengan UN online ini, siswa langsung diberikan soal UN di masing-masing komputer yang disiapkan pihak sekolah dan menjawab secara online. UN online

ini persis seperti test penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). “Sehabis mengerjakan soal UN online, siswa lang-sung bisa mengetahui bagaimana hasil-nya. Jadi ini bisa mempercepat proses dan juga tidak perlu menggunakan banyak naskah soal,” katanya.

Dari aspek tingkat objektivitas hasil UN, kata dia, pengerjaan UN secara online ini dirasakan lebih transparan dan objektif karena mampu menekan potensi kecurangan siswa. Sebab, soal UN antara komputer satu dengan yang lain berbeda dan tidak ada potensi siswa menyontek. Dengan demikian tidak juga dibutuhkan terlalu banyak pengawas seperti UN tahun-tahun sebelumnya. “CBT atau UN online ini spiritnya bagus sebab ke depan kita semua mesti mengarah ke sana,” ujarnya.

Namun, yang perlu mendapat perhatian serius adalah kesiapan sekolah menyiap-kan perangkat komputer yang terkoneksi dengan sistem yang ada sehingga jangan sampai pelaksanaan UN online ini malah kacau balau. Karenanya, dalam waktu dekat Disdikpora Bali akan mengkoordi-

nasikan kembali dan mengecek kesiapan pihak sekolah. Jika memang dari 24 seko-lah yang ditetapkan ada yang tidak siap, maka jumlah itu akan dikurangi. “Namun jika di luar yang sudah ditetapkan itu ada sekolah yang siap, Disdikpora tentu mempersilakan dan perlu dikoordinasikan lebih awal. Sementara itu, sekolah yang tidak melaksanakan UN online, tetap melaksanakan UN seperti pola tahun sebelumnya dengan lembar soal dan LJK,” ujar Kusuma Wardhani.

Untuk jadwal, UN online bagi SMP dilaksanakan pada tanggal 4, 5 dan 6 Mei 2015. Untuk SMA digelar 6 hari pada tanggal 7, 8, 9, 13, 14, 15 April 2015. Sementara untuk UN online SMK pada tanggal 13, 14, 15 dan 16 April. Sedan-gkan UN biasa pada SMP dilaksanakan pada tanggal 4, 5 dan 6 Mei. Untuk SMA/SMK digelar pada tanggal 13, 14, dan 15 April. “Nantinya, soal UN online dan UN biasa ini tentu berbeda. Kalau UN dijawab langsung di tempat di komputer kan tidak bisa dilacak,” tandasnya.

� Widana

24 Sekolah di Bali Ikuti UN ”Online”

Page 19: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 19

RENCANA pemerintah pusat melalui Kementerian Kebudayaan dan Pendidi-kan Dasar Menengah menerapkan pilot project Ujian Nasional (UN) online atau Computer Based Test (CBT) di sejumlah sekolah termasuk 24 sekolah di Bali mulai tahun 2015 ini diharapkan tidak sekadar coba-coba. Sekolah-sekolah yang menggelar UN online ini jangan sekadar menjadi kelinci percobaan yang malah merugikan sekolah dan siswa.

Karenanya, pihak sekolah harus benar- benar siap terutama menyangkut perang-kat komputer dan sistem yang terhubung dengan UN online ini agar tidak malah pelaksanaannya menjadi kacau balau. Demikian disampaikan anggota Komisi IV DPRD Bali yang membidangi pendidi-kan, kesehatan dan kesejahteraan sosial Wayan Rawan Atmaja, belum lama ini.

Ia mengingatkan spirit UN online ini memang bagus agar pelaksanaan UN lebih objek- tif, trans-p a r a n , efektif d a n

efisien. Namun, tidak semua sekolah siap dari sisi perangkat sarana prasara-nanya. Kemampuan siswa menggunakan komputer dan sistem UN online ini juga berbeda -beda, terlebih siswa di pede-saan. Jika memang UN online ini mulai dilaksanakan tahun ini, persiapannya harus matang dan jangan tergesa-gesa. “Jangan coba-coba dulu kalau kita tidak siap dengan UN online itu. Terlebih 24 sekolah SMP dan SMA/SMA di Bali ini hanya sebagaian kecil dari ribuan sekolah di Bali. Perlu dipikirkan kesiapan perang-kat sarana prasana dan kesiapan siswa. Kalau siswa di kota kan sudah biasa me-makai komputer dan laptop. Tapi siswa kampung, jangankan memakai laptop, sekolah saja nyambi bekerja membantu orang tua,” kata politisi Golkar asal Nusa Dua itu.

Dari sisi teknis perangkat komputer dan perangkat terkait, Rawan berharap juga disiapkan dengan baik. Utamanya juga menyangkut listrik. Tentu jika listrik mati, siswa tidak bisa mengkuti UN online ini dan tentu hal tersebut akan membuat UN menjadi molor. “Mesti ada back-up listrik dengan diesel. Sebab, bisa saja listrik sewaktu-waktu mati dan akhirnya UN bisa molor dan amburadul,” kata Rawan yang sudah dua periode duduk di DPRD Bali itu.

Melihat berbagai potensi per-masalahan yang akan mun-cul ini, Komisi I V

berinisiatif dalam waktu dekat men-gunjungi sekolah-sekolah di Bali yang akan melaksanakan UN online ini guna mengecek sejauh mana kesiapan mer-eka. “Komisi IV harus turun ke lapan-gan mengecek kesiapan sekolah dan melakukan koordinasi. UN online ini harus dikawal bersama agar dapat berjalan lancar,” tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidi-kan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bali TIA Kusuma Wardhani menerangkan UN online atau CBT ini tidak seperti UN tahun sebelumnya yang menggunakan lembar soal dan LJK (Lembar Jawaban Komputer). Dengan UN online ini siswa langsung diberikan soal UN di masing-masing komputer yang disiapkan pihak sekolah dan menjawab secara online. UN online ini persis seperti test pen-erimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri

Sipil). “Sehabis menger-jakan soal UN on-

line, siswa langsung bisa mengetahui bagaimana hasil-nya. Jadi ini bisa m e m p e r c e p a t proses dan juga tidak perlu meng-gunakan banyak

naskah soal,” kata TIA Kusuma Ward-

hani.

� Widana

Sekolah Jangan Dijadikan Kelinci Percobaan

Ia mengingatkan spirit UN online ini memang bagus agar pelaksanaan UN lebih objek- tif, trans-p a r a n , efektif d a n

Dua itu.Dari sisi teknis perangkat komputer

gkat terkait, Rawan berharap pkan dengan baik. Utamanya yangkut listrik. Tentu jika, siswa tidak bisa mengkuti ini dan tentu hal tersebut

buat UN menjadi molor. a back-up listrik dengan ebab, bisa saja listrik

waktu mati dan akhirnyamolor dan amburadul,”n yang sudah dua periode

DPRD Bali itu.t berbagai potensi per-n yang akan mun-omisi I V

UN online ini persis seperti test pen-erimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri

Sipil). “Sehabis menger-jakan soal UN on-

line, siswa langsung bisa mengetahui bagaimana hasil-nya. Jadi ini bisa m e m p e r c e p a t proses dan juga tidak perlu meng-gunakan banyak

naskah soal,” kata TIA Kusuma Ward-

hani.

� Widana

Dari sisdan perangjuga disiapjuga menylistrik mati,UN online akan memb“Mesti adadiesel. Sesewaktu-wUN bisa mkata Rawanduduk di D

Melihatmasalahancul ini, Ko

Page 20: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201520

M A N C A N E G A R A

Sebuah kejadian misterius terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Pada tanggal 24 November 1971, seorang pria kurus berambut gelap

membayar $20 di bandara Portland, Or-egon, untuk membeli tiket ke Washington. Dengan jas berwarna gelap, dasi, kaca mata hitam dan penampilan yang sopan, tidak ada yang menyangka bahwa pria ini akan melakukan salah satu kejahatan yang paling misterius dalam sejarah FBI.

Pria itu bernama Dan Cooper. Ia berjalan dengan santai memasuki pesawat Boeing 727 milik maskapai Northwest Airlines dan duduk di kursi 18C. Beberapa menit setelah pesawat tinggal landas, Cooper memanggil pramugari bernama Florence Schaffner yang sedang duduk di dekatnya dan menyerahkan sebuah kertas kecil yang terlipat.

Schaffner mengira Cooper hanya pria iseng lainnya yang berusaha memberikan nomor teleponnya. Jadi ia menerima catatan tersebut dan langsung menyimpannya ke saku tanpa melihat isinya. Tapi Cooper ke-mudian membisikan bahwa dia membawa bom. Schaffner tidak mempercayai Cooper begitu saja. Tapi ia segera membuka catatan itu dan membaca tulisan yang tertera disitu. “Aku membawa bom di dalam koperku. Aku akan menggunakannya jika dibutuh-kan. Pesawat ini telah dibajak.”

Dalam catatan Cooper juga tertulis kalau ia menginginkan uang sebanyak $200.000 dalam pecahan $20 dan dua parasut utama beserta dua parasut cadangannya dikirim ke pesawat ketika mendarat di

bandara Seattle-Tacoma, Washington.Pilot William Scott yang menerima

catatan itu kemudian segera menghubungi pusat pengendali udara di Seattle yang kemudian segera meneruskan pesan itu ke polisi dan FBI. FBI lalu meminta para kru pesawat menuruti keinginan sang pemba-jak. Sementara itu Cooper duduk dengan tenang di dalam pesawat sambil menikmati minuman ringan.

Pada pukul 17:24, kru pesawat diberitahu bahwa permintaan Cooper telah dipenuhi. Ketika pesawat mendarat di bandara Seattle-Tacoma, Cooper segera memerintahkan pilot Scott untuk memarkir pesawat di tem-pat sepi di bandara dan mematikan semua lampu. Seorang kru pesawat kemudian di-perintahkan untuk mengambil uang beserta parasut dari tangan FBI. Setelah uang dan parasut sampai ke tangan Cooper, seluruh 36 penumpang dan pramugari Schaffner dilepaskan. Hanya empat orang kru pesawat yang sekarang ada bersamanya.

Hingga saat itu, para petugas FBI masih tidak mengerti mengapa Cooper meminta parasut. Pada pukul 19:40, ketika pesawat telah diisi kembali dengan bahan bakar, Cooper memerintahkan pilot untuk men-erbangkan pesawat menuju bandara Reno. Di sana pesawat kembali diisi dengan bahan bakar.

Lalu Cooper memerintahkan pilot untuk menerbangkan pesawat ke arah Meksiko. Pada saat itu juga otoritas terkait telah me-merintahkan dua pesawat tempur mengikuti pesawat yang diba-

jak. Di sinilah legenda Cooper dimulai.Tidak lama setelah take off, Cooper me-

nyuruh semua kru untuk masuk ke kokpit pesawat sedangkan ia mengikat parasut ke tubuhnya dan berjalan menuju buritan pesawat.

Di dalam kokpit, para kru melihat lampu indikator menyala dan tekanan udara berubah dengan drastis. Tepat pada pukul 20:13, mereka merasakan pintu di buritan pesawat bersuara dengan keras. Seseorang sepertinya telah membukanya! Cuaca di luar pesawat saat itu hujan lebat. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah itu sebab para kru tetap berada di kokpit.

Dua jam setelah peristiwa itu, pesawat itu mendarat kembali di bandara Reno dengan kondisi pintu buritan terbuka. Para agen FBI dan polisi lokal segera mengepung dan menyerbu masuk serta memeriksa semua sudut pesawat. Mereka menemukan sisa dua parasut, puntung rokok, sepotong dasi hitam dengan penjepitnya. Mereka tidak menemukan Cooper, koper berisi uang dan dua parasut lainnya.

Para agen FBI berkesimpulan bahwa Cooper telah terjun dari pesawat. Namun, para pilot pesawat tempur yang mengikuti pesawat itu mengaku tidak melihat adanya seseorang yang terjun dari pintu buritan. Tapi mereka juga mengakui bahwa cuaca yang gelap dan hujan lebat mungkin telah membuat pandangan mereka menjadi terbatas.

Pencarian terhadap Cooper terus dilaku-kan pada tahun 1971 hingga tahun 1972. Namun usaha itu sia-sia. Cooper menghil-ang seperti ditelan bumi.

Lalu, pada tahun 1980, Jejak yang mulai mendingin kembali menghangat setelah se-orang anak laki-laki bernama Brian Ingram menemukan uang sejumlah $5.880 dalam bentuk pecahan $20 yang telah hancur di sungai Columbia. FBI menemukan nomor seri uang tersebut sama dengan yang telah diserahkan ke Cooper.

Apakah ini berarti Cooper tenggelam di sungai Columbia? Ataukah seikat uang itu hanya terlepas dari ransel Cooper? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak pernah mendapat jawaban yang pasti.

� Gugiek Savindra

Pembajakan Misterius Cooper

99 - 15 Februari 20152202020

beserta dua parasut cadangannya dikirim ke pesawat ketika mendarat di

pesawat yang diba- kNan

mormbsused

ditPm

Page 21: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 21

KEPOLISIAN Italia melancarkan perang terbuka terhadap para mafia yang paling berpengaruh di negara itu. Sedikitnya 163 orang telah ditangkap polisi di beberapa kota. Sebagian besar penangkapan dilakukan di Italia bagian utara, tempat kelompok Ndrangheta berkembang dalam beberapa tahun bela-kangan, yang mendominasi perdagangan kokain di kawasan Eropa.

Jaksa Wilayah Bologna, Roberto Alonso, dalam konferensi persnya men-jelaskan, 40 orang ditangkap di wilayah Calabria, yang merupakan kampung halaman Ndrangheta, Italia selatan, dan 117 orang ditangkap di kawasan utara Ita-lia, yang lebih makmur secara ekonomi. Pihak kepolisian selama ini menganggap Ndrangheta sebagai kelompok mafia yang paling berpengaruh di Italia, diikuti oleh Cosa Nostra di Sisilia dan Camorra di Napoli.

Operasi penangkapan para mafia itu mendapat pujian dari Jaksa nasional untuk Kejahatan Mafia Franco Roberti. Ia men-gatakan penangkapan itu sebagai hal yang bersejarah dan tidak pernah terjadi sebe-lumnya. “Ini merupakan langkah yang

mengesankan dan menentukan melawan mafia di utara. Kelompok itu telah berakar sangat dalam dan merupakan organisasi kriminal yang berbahaya,” kata Franco Roberti.

Belakangan ini, aparat keamanan Italia meningkatkan operasi untuk memberantas kejahatan. Pekan lalu, polisi menangkap 31 orang di Roma terkait dengan dugaan perdagangan narkoba. November lalu, puluhan orang ditangkap di Milan dan sekitarnya dengan tuduhan antara lain pemerasan.

Dengan pendapatan senilai 53 mil-iar Euro (Rp 836 triliun), Ndrangheta menghasilkan lebih banyak uang diband-ingkan Deutsche Bank dan McDonalds digabungkan, menurut hasil penelitian sebuah lembaga lokal. Lembaga riset Demoskopika meneliti sumber-sumber pandapatan sindikat kriminal interna-sional itu, termasuk perdagangan narkoba senilai 24,2 miliar Euro dan bisnis pembuangan sampah ilegal senilai 19,6 miliar Euro.

Jika ditotal, penghasilan kelompok mafia ini setara 3,5% PDB Italia tahun lalu, menurut laporan tersebut, yang

menganalisa dokumen-dokumen dari Kementerian Dalam Negeri, Kepolisian Italia, komisi anti-mafia di parlemen dan gugus tugas nasional anti-mafia.

Kelompok Ndrangheta diduga memi-liki 400 tokoh kunci di 30 negara, namun aktivitas yang sebenarnya diperkirakan melibatkan 60.000 orang di seluruh dunia. Pemerasan dan bisnis simpan pinjam menghasilkan 2,9 miliar Euro, sementara penggelapan menghasilkan 2,4 miliar Euro dan perjudian 1,3 miliar Euro.

Bisnis lain termasuk perdagangan senjata, pemalsuan barang dan penye-lundupan manusia yang relatif kurang menguntungkan, dengan total penda-patan kurang dari 1 miliar Euro. Nama Ndrangheta berasal dari bahasa Yunani yang berarti semangat atau kesetiaan. Kelompok ini memiliki struktur klan yang ketat sehingga sulit untuk ditembus.

Dengan jaringan yang beranggotakan ratusan keluarga kriminal, Ndrangheta disebut-sebut jauh lebih ditakuti dan lebih misterius dibandingkan kelompok mafia Sisilia.

� Gugiek Savindra

Polisi Perang Lawan Mafia

Page 22: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201522

D A E R A H

Aktivitas galian C di Desa Songan Kintamani seakan menjadi perso-alan yang paling sulit dituntaskan Pemerintah Kabupaten Bangli. Meski pemerintah telah mengeluarkan moratorium penghentian galian, namun aktivitas yang berlangsung sejak puluhan tahun itu

masih jalan terus. Bahkan karena semakin tak terkendali, aktivitas penamban-gan yang ada di Banjar Dalem tepatnya di sekitar areal Pura Dalem Selaungan malah mengancam keselamatan pura setempat. Pura yang awalnya berada di atas bukit kini dikelilingi jurang-jurang bekas galian.

Kondisi ini pun memicu keresahan para pengempon pura setempat. Seba-gaimana yang disampaikan pangempon Pura Dalem Suci Selaungan, Wayan Gede Parwata didampingi Wayan Darmayuda aktivitas galian di atas tanah pelaba yang dikuasai oknum warga itu terjadi sejak 2011 lalu. Awalnya, ak-tivitas galian hanya dilakukan oleh satu orang, namun lama-kelamaan jumlah penggali di dekat areal Pura Dalem Suci Selaungan terus bertambah hingga kini sebanyak sembilan orang. Bahkan aktivitas penggalian tidak lagi hanya dilakukan dengan cara konvensional, melainkan dengan memanfaatkan alat berat. Parwata mengakui, sejak awal keberadaan aktivitas galian tersebut, pihak pangempon pura sebenarnya sudah sempat menyampaikan keberatan. Jalan mediasipun sudah dilakukan beberapa kali dengan harapan dapat menghenti-kan aktivitas tersebut. Parwata mengatakan, saat mediasi berlangsung, pihak penggali selalu memberikan jawaban iya. Akan tetapi kesanggupannya untuk menghentikan aktivitas galian itu tidak pernah terwujud. Hingga kemudian, pada 5 April 2014 lalu, mediasi dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat, camat serta pihak kepolisian kembali digelar.

Dalam mediasi tersebut, disepakati bahwa aktivitas galian C hanya boleh dilakukan dengan batas maksimal 30 meter dari areal pura. Akan tetapi, da-lam perjalanannya lagi-lagi kesepakatan tersebut dilanggar pihak penggali.

Galian C Ancam Pura

Dalem Selaungan

Page 23: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 23

PROTES yang disampaikan pihak pangempon Pura Dalem Suci Selaungan melalui Lembaga Advokasi dan Bantuan Hukum Indonesia (LABHI) perihal pe-rusakan lingkungan ditanggapi Bupati Bangli Made Gianyar. Secara tegas, Bu-pati akhirnya menyatakan menghentikan segala aktivitas penambangan pasir yang selama ini berlangsung di sekitar lingkungan Pura Dalem Selaungan, Desa Songan, Kintamani.

Untuk menghentikan aktivitas itu, Bupati pun meminta jajarannya, serta pihak kepolisian baik Polda Bali maupun Polres Bangli untuk membantu menun-taskan persoalan pertambangan liar yang mengancam keberadaan dan kesucian Pura Dalem Selaungan. Pernyataan penghentian aktivitas penambangan pasir tersebut disampaikan langsung Bupati Made Gianyar di hadapan pihak pangempon pura saat acara sosialisasi dan mediasi yang digelar di Gedung BMB Setda Bangli belum lama ini.

Pada kesempatan tersebut Bupati Made Gianyar pada intinya menampik adanya tudingan yang menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bangli sama sekali tidak melaksanakan penga-wasan maupun pembinaan terhadap para penambang liar. Bupati juga menampik adanya tudingan yang menyebutkan dirinya melakukan pembiaran terhadap aktivitas galian pasir yang mengancam keselamatan pura setempat. Tak hanya itu saja, di hadapan pihak pangempon pura, Made Gianyar membantah telah melang-gar surat edaran (SE) Gubernur Bali nomor 604.1/1526/ESDM. DPU perihal pertambangan tanpa izin di kawasan Ka-ldera Batur Kintamani dan surat edaran (SE) Bupati Bangli No.545/756/SDA tentang pertambangan mineral bukan logam dan batuan.

Bupati mengklaim pihaknya di pe-merintahan selama ini telah melakukan langkah-langkah konkret yang bersi-fat preventif dalam mengendalikan, membina dan mengawasi kegiatan pertambangan liar yang ada di kawasan Kaldera Batur. Mulai dari tidak pernah menerbitkan izin penambangan pasir, menggelar rapat koordiasi penertiban dan pengendalian pertambangan hingga

melakukan konsultasi dan koordinasi ke Dirjen Minerba Kementerian ESDM di Jakarta.

Walaupun hasil dari upayanya itu diakui Gianyar tidak signifikan dalam menghenti-kan pertambangan karena beberapa alasan, permasalahan, tantangan dan keterbatasan kemampuan aparat yang ada. “Jadi selama ini kami tidak pernah membiarkan dan melanggar SE Gubernur Bali. Apalagi melindungi kegiatan pertambangan tanpa izin yang telah mengakibatkan kerusakan lingkungan,” terangnya.

Untuk menghentikan aktivitas per-tambangan di sekitar areal Pura Dalem Selaungan, Bupati pun meminta jaja-rannya dalam hal ini Satpol PP maupun dinas Perhubungan untuk menindaklan-juti perintahnya tersebut. Khusus untuk Dinas Perhubungan, Bupati meminta jam operasional truk pengangkut mate-rial galian yang selama ini diterbitkan dalam sebuah peraturan dapat kembali diefektifkan.

Menanggapi apa yang disampaikan Bupati, Tim LABHI atas nama pengem-pon Pura Dalen Selaungan minta agar komitemen bupati untuk menghentikan aktivitas pertambangan di sekitar Pura Dalem Selaungan tersebut bisa dituang-kan dalam media hitam di atas putih. Seh-ingga ada kejelasan dalam meproteksi ke-beradaan Pura tersebut. Selain itu, LABHI juga meminta Bupati agar memerintahkan langsung Camat, Perbekkel setempat, Satpol PP maupun Dinas Perhubungan untuk bisa mengawal komitmen tersebut. Termasuk meminta aparat penegak hu-kum melakukan tindakan apabila masih ditemukan adanya pelanggaran yang dilakukan pihak penggali.

Sementara itu anggota DPRD Ban-gli asal Desa Songan Kintamani Made Joko Arnawa berharap sikap tegas yang dilakukan Bupati Bangli tersebut bisa memberi keadilan bagi kedua pihak, baik pihak pengempon pura maupun pihak penggali. Setelah dilakukan penghentian penggalian, Bupati juga diharapkan da-pat memikirkan kelanjutan nasib pihak penggali yakni dengan mencarikan solusi pekerjaan pengganti bagi mereka.

� Swasrina

Penambangan dengan alat berat terus terjadi hingga membentuk jurang-jurang yang nyaris mengelilingi areal pura. “Jarak yang tersisa dari areal pura den-gan galian tak lebih dari 26 meter,” terangnya.

Meski terus dilanggar, upaya mediasi kembali dilakukan. Dalam mediasi yang kesekian kalinya tersebut, kembali disepakati bahwa batas maksimal penggalian tak lebih dari 30 meter, sebagaimana kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Namun tak berselang lama, saat pihak pengempon yakni Nyoman Pariarta dan Wayan Gede Arisupadma melakuan pengukuran di lokasi dengan menggu-nakan tali dan patok, tiba-tiba oknum warga yang diketahui merupakan salah seorang pemilik galian mendatangi keduanya dan melakukan penganca-man dengan bambu. Alhasil, kedua orang pengem-pon pura tersebut lari untuk menyelamatkan diri.

Adanya ancaman tersebut, pihak pengempon akhirnya memilih untuk menempuh jalur hukum dengan melapor ke Polres Bangli. Sebagai tindak lanjut dari laporan tersebut, petugas kepolisian dipimpin langsung Kasat Reskrim AKP Sukanada langsung turun mendatangi lokasi penggalian dan memerintahkan para penggali untuk menghentikan aktivitasnya.

� Swasrina

Bupati Hentikan Penambangan

Page 24: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201524

K E S E H ATA N

Pada zaman dahulu, kusta adalah penyakit sangat menakutkan. Karena itu, penyakit kusta ini begitu ditakuti masyarakat Indo-

nesia terutama di Bali. Pasalnya penyakit kusta tersebut dapat memberikan dampak mengerikan bagi penderita. Efek yang ditimbulkan dari kontraktur yaitu hilan-gnya jari-jari tangan hingga bagian kaki penderita bisa bernasib sama. Sudah pasti, hal ini memberikan stigma mengerikan bagi masyarakat. Kenyataan itu membuat penyakit ini sangat ditakuti masyarakat. Namun hal tersebut tidaklah akan terjadi, apabila penderita segera mengobati di-rinya ke pelayanan kesehatan terdekat.

“Kusta adalah penyakit menular na-mun paling tidak menular,” terang Prof. Dr. dr. Made Swastika Adiguna, Sp. KK, Kepala Bagian Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah, beberapa hari lalu.

“Kusta juga bukan penyakit ketu-runan,” tegasnya. Kusta memang penyakit menular, namun penularannya tidak mu-dah. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang tertular penyakit tersebut. Penyebab penyakit kusta adalah myco-bacteriym leprae. Kuman tersebut berada di hidung dan dapat ditularkan melalui

udara alias airbone infection. Kuman kusta tersebut bertebaran di udara. Ketika dihirup seseorang, maka orang tersebut rentan terkena kusta, terutama pada anak-anak.

“Kumannya ada di hidung, kemu-dian orang tersebut melakukan kontak yang erat dengan penderita secara terus menerus, maka hal itu bisa menyebab-kan tertular,” jelasnya. Berangkat dari hal inilah, mitos kusta yang merupakan penyakit keturunan dapat ditepis. Ia pun berbagi pengalamannya ketika menangani pasien kusta. Kebetulan yang menderita kusta itu adalah seorang ibu.

“Ibunya menderita kusta. Tetapi anaknya tidak begitu parah,” ujarnya. Beberapa faktor lain juga mempengar-uhi penularan penyakit lain mengingat kumannya bertebaran di mana-mana. Mekanisme sebarannya, jika kuman kusta itu terjangkit pada seseorang, ketika imu-nitas orang itu menurun, maka orang itu bisa tertular penyakit kusta itu. Penyakit kusta ini berkembang dari fase ke fase. Ia kembali menegaskan penyakit kusta hanya bisa ditularkan oleh orang yang menderita penyakit kusta terbuka. Hal itu karena kumannya lebih banyak daripada

penyakit kusta tertutup. Penyakit kusta ini memiliki masa inkubasi 5-15 tahun. Jika seseorang terinfeksi virus mycobacteriym leprae, maka 5-10 tahun mendatang baru orang tersebut menunjukkan gejala-gejala penyakit kusta itu.

� Cittamaya

Penyakit Kusta

Menular tapi Tak Mudah Menular

Page 25: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 25

GEJALA Kusta yang muncul bi-asanya, terjadi kelainan pada kulit men-jadi kemerahan. Kulit berwarna putih mirip panu, namun tidak bersisik dan kering. Terjadi bentol-bentol jika ditusuk tidak terasa karena mati rasa. Selain itu penebalan saraf yang menyebabkan rasa nyeri. Kedua tangan mati rasa lantaran saraf sudah terjangkit. Akibatnya, tangan menjadi kaku. Pada stadium lanjutan, muncul gejala alis menghilang. Wajah memerah seperti singa. Bahkan terjadi kontraktur yaitu hilangnya jari-jari tangan dan kaki. Akibat saraf menyerang, terjadi penyusutan dan mengecil organ tubuh. Pada penyakit kusta fase lanjut me-nyebabkan terjadi kecacatan, kerusakan saraf dan kulit. Di samping itu kelenjar

getah bening bisa terganggu.Penyakit kusta ini bukan akhir segalan-

ya. Penyakit kusta dapat disembuhkan, jika si penderita itu sesegera mungkin melakukan pengobatan. Namun bila ter-lambat mendapat penanganan, kecacatan bisa saja terjadi. Namun hal tersebut berlaku bagi penderita kusta terbuka. Biasanya penyakit kusta identik dengan masyarakat miskin. Alasannya, karena kurangnya menjaga kebersihan. Selain itu pada populasi penduduk padat penyakit kusta ini dapat menjangkiti masyarakat.

“Di Bali masih ada kantong-kantong wilayah yang rentan terjangkit penyakit kusta,” ungkapnya. Pasien itu dinyatakan sembuh, jika telah berhenti mengkon-sumsi obat-obatan.

Cara mencegah penyakit kusta menu-lar, adalah dengan mencari secara aktif penderita kusta baru. Kemudian dilaku-kan pengobatan sehingga kuman-kuman-nya dapat mati. Metode lainnya, menjaga kesehatan secara umum agar tidak mudah terserang kuman penyakit kusta ini. Pengecekan seseorang yang dicurigai kusta, dilakukan dengan menusuk cuping telinga, “Dari tusukan telinga itu dicari se-rumnya,”. Orang yang sudah menunjuk-kan gejala kusta, baru bisa teridentifikasi penyakitnya. “Tetapi, jika masih dalam masa inkubasi, maka penyakitnya belum dapat dapat terdeteksi,” pungkasnya.

� cittamaya

Pengobatan Kusta

Terlambat Berarti Cacat

Page 26: Majalah balipost edisi 76

L E N S A

Tradisi ngelawang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menolak bala dan

penyakit. Umumnya kegiatan dengan menarikan barong bangkung ini digelar se-cara berpindah-pindah sehari setelah hari raya Galungan. Meski tradisi ini makin ja-rang dilakukan, nampak dalam foto, anak-anak sedang berada di pantai melakukan

tradisi ngelawang.

TTrTrTrTrTradadadaa isisi i ngngngngelllelele awwwawawawwwwwwwananaanannannnannanngggggggggg memeeemmememm rurururururupppapapppakkaakan n n n kekekkekegiigigiiiigiattaatatatattaatttaananananaananaanannnnan

Page 27: Majalah balipost edisi 76

MBP/Gn Prana Jagannatha

Page 28: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201528

O L A H R A G A

Tak berbeda dengan badan sepak bola dunia FIFA, cabang olah raga atletik juga menghadapi suksesi kepemimpinan di tubuh

lembaga itu, IAAF. Agustus mendatang pemimpin baru akan menggantikan Pres-iden Lamine Diack yang telah memimpin institusi itu selama 16 tahun.

Tokoh yang mencalonkan diri adalah Sergei Bubka. Pria yang dikenal sebagai legenda loncat galah itu resmi men-calonkan diri. Dia akan bersaing dengan Sebastian Coe untuk menggantikan Diack yang kini telah berusia 81 tahun.

Diack memimpin IAAF sejak 1999 dengan menggantikan Primo Nebiolo. Ia telah menyatakan tidak akan men-calonkan diri lagi pada kongres IAAF di Beijing Agustus mendatang seperti dilaporkan Associated Press.

Bubka menjelaskan pencalonannya ini dikarenakan ada dorongan untuk memberikan kembali kesuksesan yang telah dia dapatkan di dunia atletik sepan-jang kariernya sebagai olahragawan.

“Untuk meyakinkan bahwa dunia atletik dan lembaga yang memimpinnya adalah kelas dunia dan menjadi contoh

bagi yang lainnya tentang bagaimana pemerintahan, transparansi dan etika diterapkan,” kata Bubka yang mantan anggota dewan IAAF sejak 2001 dan Wakil Presiden lembaga itu pada 2007.

Bubka menikmati masa kejayaan dengan menciptakan 35 rekor dunia dan menyumbang sebuah medali emas untuk Uni Soviet pada 1988. Dia juga mengoleksi 6 gelar juara dunia secara berturutan pada 1983 hingga 1997 dan tiga diantaranya dipersembahkan untuk negaranya : Ukraina.

Rivalnya sejauh ini hanyalah Coe. Mantan pelari jarak me-nengah Inggris dan juara Olim-piade itu, sukses menjadi ketua panitia pelaksana Olimpiade 2012 London.

Coe telah menyatakan pen-calonannya sejak November tahun lalu. Ia menjanjikan akan menarik banyak anak-anak muda masuk dalam dunia olahraga dan mengikis habis ancaman doping yang merusak sportivitas.

� Yudi Winanto

GAGAL mencapai semifinal Australia Terbuka, tidak membuat kecewa Kei Ni-shikori. Petenis Jepang peringkat 5 dunia itu mengaku tak ada yang salah dengan kega-galannya karena kerja keras telah dilakukan hingga terhenti di babak perempatfinal.

Petenis berusia 25 tahun itu menjadi hara-pan baru Asia setelah keberhasilannya men-capai babak final AS Terbuka 2014. Namun, Nishikori tak mampu melewati hadangan sang juara bertahan Stan Wawrinka sebelum mengakui keunggulan lawannya dari Swiss itu dengan skor 6-3, 6-4, 7-6 (6).

Ini berarti dia mengulang penampilannya di Melbourne Park pada 2012 yang juga ter-henti di babak perempatfinal. Dia menyadari penampilannya tidak menurun dan masih adanya kesempatan untuk memperbaiki diri.

DI AS terbuka tahun lalu, dia menying-kirkan Wawrinka di perempatfinal sebelum menciptakan kejuatan dengan menggulung-

kan petenis nomor satu dunia Novak Djokovic di semifinal. Sayangnya di partai puncak, dia harus kehebatan petenis Kroasia Marin Cilic. “Ini bukan pekan yang buruk,” katanya yang tetap memandang positif kekalahan itu setelah 10 hari berlaga di grand slam awal musim.

“Tidak mudah mencapai babak perem-patfinal di turnamen selevel grand slam. Tapi saya harus melakukan itu semua, memainkan semua pertandingan, begitu banyak pertandin-gan di grand slam ini,” kata petenis kelahiran Matsue, Prefektur Shimane dan berguru di pusat pelatihan tenis IMG Academy Florida arahan Nick Bollettieri.

Seperti dituturkan kepada Reuters, dia mengaku tegang setelah dikalahkan Wawrinka di set pertama dan kedua. Namun di set pe-nentuan justru menemukan keyakinan diri dan tampil dengan relaks.

� Yudi Winanto

g bagaimanansi dan etikayang mantan ak 2001 dan u pada 2007.sa kejayaanrekor duniamedali emas88. Dia jugadunia secara

gga 1997 danbahkan untuk

yalahme-lim-etua iade

pen-ember n akan k muda aga dan doping

Sergei Bubka saat

berlaga di Kejuaraan

Atletik di stadion Ullevi,

Gothenburg, Swedia pada 11

Agustus 1995.

Suksesi Kepemimpinan

Gembira Meski Kalah

Page 29: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 29

MBP/ap

Penampilan luar mobil Formula 1 Force India saat diluncurkan di Mexico City bersama kedua pembalapnya Sergio Perez (depan) dan Nico Hulkenberg.

TIM Formula 1 Force India tak mau terburu-buru mengelu-arkan mobil barunya untuk musim balapan 2015 meski waktu-nya terbatas. Ada tahapan sebelum mobil tersebut secara resmi digunakan oleh Sergio Perez dan Nico Hulkenberg sebelum dipakai di seri pembuka di Australia 15 Maret.

Usai meluncurkan corak dan eksterior mobil di Museum Sou-maya, Mexico City, tim tersebut baru akan menggunakan mobil baru VJM08 pada sesi kedua dan ketiga uji coba pra musim di Barcelona 19-22 Februari dan 26 Februari - 1 Maret. Sementara untuk ujicoba pertama di Jerez, Spanyol, tim yang bermarkas di Silverstone itu akan mengunakan mobil lama namun dengan beberapa bagian komponen baru.

“Kami memutuskan akan menggunakan mobil lama (2014).

Kesempatan untuk belajar terbatas jadi fokus diarahkan ke Bar-celona,” isi pengumuman tim di jejaring sosial Twitter, seperti dikutip Reuters.

Musim lalu, tim yang dipimpin oleh Vijay Mallya, menempati peringkat ke-6 di klasemen konstruktor. Optimisnya dilontarkan Mallya yang menyebutkan target kemenangan dicanangkan musim ini. “Kami berharap bisa mencapai podium pada musim ini,” jelas Mallya didepan mobil dengan corak keperakan di bagian atas dan hitam oranye di sisi kanan kiri.

Sederet tim mempublikasikan mobil baru atau penampilan luar kendaraan andalannya sepanjang akhir Januari. Selain Force India, tim lainnya adalah Ferrari, McLaren, Sauber, Toro Rosso, Red Bull dan juara dunia Mercedes. Namun sebagian diantara juga mengikuti jejak Force India yakni menggunakan mobil lama dengan komponen baru dalam sesi uji coba di Jerez. Mobil baru mereka baru diuji coba di Barcelona.

� Yudi Winanto

Mobil Lama

Page 30: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201530

O L A H R A G A

BILA dilihat sepintas, tidak ada yang percaya bahwa Amadeus Suropati lahir dan besar di Bali. Namun, pria ini ternyata benar-benar terlahir di Pulau Dewata tepatnya di Kuta, Badung. Sebelum menjadi pemain sepak bola profesional dan bersi-nar di luar negeri, ia pernah memperkuat Perseka-ba Badung U-16 dan Porda Badung U-23.

Putra pasangan Sukamanto dan Geneviene Mckenzie ini kini kembali ke tanah kelahirannya untuk membela Bali United Pusam (BUP) berlaga di Indonesia Super League (ISL) musim 2015. Amadeus minta masyarakat pencinta bola di Pulau Dewata meluangkan waktunya mendukung BUP saat berlaga di Stadion Wayan Dipta, Gianyar mulai 21 Februari mendatang.

“Saya minta dukungan dari semeton Bali dalam setiap pertandingan yang saya lakoni. Saya ingin sekali memberikan yang terbaik bagi masyarakat di sini karena saya lahir dan besar di Bali,’’ ung-kapnya menggunakan bahasa campuran Bali dan Indonesia di Denpasar pekan lalu.

Menurut dia, tanpa suport dari penonton maka BUP bakal sulit meraih hasil maksimal di ajang ISL. Penonton merupakan pemain ke-12 yang san-gat besar kontribusinya untuk kesuksesan sebuah tim. Apalagi BUP bakal bersaing melawan 19 kes-ebelasan dalam kompetisi panjang dan melelah-kan nanti. Di antara klub-klub tersebut termasuk tim-tim besar seperti Persib Bandung, Arema Cronus Indonesia, dan Persipura Jayapura.

Di sisi lain, Amadeus akan terus berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya di hadapan pelatih Indra Sjafri agar bisa menembus skuad inti BUP. Kesempatan itu terbuka lebar mengingat sampai saat ini BUP masih dalam proses pemben-tukan tim definitif. ‘’Saya sendiri bakal bersaing di posisi gelandang serang,” katanya.

Amadeus sebelumnya bermain di tim-tim luar negeri dan dalam negeri. Ia sempat membela Gi-anni Oddone Torino U-17 (Italia), Canberra City (Australia), Brandon Park Sahagian (Australia/FW1), Forrestfield United (Australia), CN Can-ning International (Australia), Brunswick City (Australia), HSBC Lions (Singapura), Deltras Sidoarjo, PSIM Yogyakarta U-18, Arema Malang (IPL), Porda Badung U-23, Persekaba Badung U-16, dan terakhir mengantarkan Pusamania Borneo FC meraih gelar juara Divisi Utama Liga Indonesia sekaligus promosi ke ISL.

� Eka ParanandaMBP/nan

Amadeus Suropati

Amadeus Minta Dukungan Masyarakat

Page 31: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 31

ATLET dan pelatih bulu tangkis Bali tidak hanya menjadi penonton dalam Djarum Superliga Badminton 2015 yang berlangsung di GOR Lila Bhuana, Denpasar, 25 Januari hingga 1 Februari lalu. Dua wakil tuan rumah terlibat dalam ajang bulu tangkis ber-taraf internasional itu.

Mereka adalah Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Made Chandra Berata. Mahadewi merupakan satu-satunya pemain asal Bali yang berlaga pada ke-juaraan antarklub tersebut. Ia bermain di ganda putri berpasangan dengan Meiliana Jauhari membela klub Sury-anaga Surabaya. Sementara Chandra Berata melatih tim putri klub Gifu Tricky Panders, Jepang.

Mahadewi lahir di Kediri, Tabanan, 12 September 1994 lalu. Ia berlatih bulu tangkis di klub Dewarra, Tabanan, sejak duduk di bangku kelas III SD. Suryanaga menariknya selepas mengi-kuti turnamen di Jember (Jawa Timur), saat duduk di bangku kelas II SMPN 2 Tabanan. Gadis ini kemudian melan-jutkan pendidikan di SMP Mardi Siwi, SMA Practica, dan sekarang kuliah di FH Unitomo, Surabaya.

Bakatnya yang menonjol membuat Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) memboyongnya ke Jakarta. Putri keempat pasangan Nengah Subagia dan Ni Nengah S. Kartini men-jalani pelatnas sejak Januari 2014. Mahadewi tetap fokus di nomor ganda berduet den-gan Anggia Shitta Awanda. Sebagai anggota pelatnas, ia diandalkan Jatim pada PON XIX/2016 di Jabar.

Sementara itu, Chandra Berata melatih di Jepang se-jak 2003, setelah dua tahun sebelumnya menukangi tim nasional Kamboja. Pria kela-hiran Buleleng, 20 Juli 1967 ini bertugas di negara Saku-ra karena ditunjuk langsung

oleh PB PBSI. Salah satu hasil polesan suami S u s i E n d r a w a t i Anggreni ini ada-lah Gotoai yang m e m p e r k u a t t im nasional J e p a n g d i Piala Uber.

M a n -tan pebulu t a n g k i s a n d a l a n Buleleng dan Bali itu me-nyam-p a i -k a n pesan

khusus kepada atlet di daerah ini yang bertanding di luar daerah. Menu-

rutnya, pemain harus didamp-ingi pelatih, bukan pengurus,

sebab pelatih yang paling tahu kemampuan atlet di lapangan.

Chandra Berata juga mengharapkan tidak d iber lakukan pem-batasan usia atlet bulu tangkis pada Porprov Bali 2015 di Bule-l eng . I a memin ta hal ini demi ketat dan berkualitasnya pertandingan untuk kemajuan prestasi bulu tangkis Bali.

� Mawa

Bali Terlibat di Djarum Superligaulu tangkis i penonton Badminton GOR Lila

uari hingga tuan rumah angkis ber-

Mahadewi dra Berata. tu-satunya ga pada ke-Ia bermain an dengan klub Sury-

ra Chandra klub Gifu

ri, Tabanan, Ia berlatiha, Tabanan, las III SD.

epas mengi-awa Timur),

II SMPN 2 dian melan-Mardi Siwi, g kuliah

njol ar

iaen-ari usn-a.iaN

ra e-

unm a-7 -

g

oleh PB PBSI. Salah satu hasil polesan suamiS u s i E n d r a w a t i Anggreni ini ada-lah Gotoai yang m e m p e r k u a t t im nasionalJ e p a n g d iPiala Uber.

M a n -tan pebulu t a n g k i sa n d a l a nBuleleng dan Bali itu me-nyam-p a i -k a n pesan

khusus kepada atlet di daerah ini yangbertanding di luar daerah. Menu-

rutnya, pemain harus didamp-ingi pelatih, bukan pengurus,

sebab pelatih yang palingtahu kemampuan atlet dilapangan.

Chandra Berata jugamengharapkan tidak d iber lakukan pem-batasan usia atlet bulutangkis pada PorprovBali 2015 di Bule-l eng . I a memin tahal ini demi ketat dan berkualitasnyapertandingan untukkemajuan prestasibulu tangkis Bali.

� Mawa

Page 32: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201532

A K T I V I TA S

MBP/ist

KETUA BARU - Berdasarkan hasil musyawarah unit kerja dan hasil penghitungan suara ditetapkan I Ketut Pasek

Arianta dari Front Office Departement terpilih sebagai ketua baru pengurus unit kerja (PUK) Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (FSP Par) Unit Hotel Amankila untuk periode

tahun 2015-2018. Kepengurusan ini nantinya akan menjadi perpanjangan tangan dari pekerja untuk menyampaikan

aspirasi kepada manajemen. Pada pelantikan di Hotel Amankila, Ketua Pimpinan Cabang FSP Par Kabupaten

Karangasem, I Ketut Tinggal memimpin pembacaan Panca Prasetya yang diikuti oleh seluruh pengurus unit kerja baru

periode 2015-2018. Nampak dalam foto Ketua Pimpinan Cabang FSP Par Kabupaten Karangasem, I Ketut Tinggal

melantik PUK FSP Par Unit Hotel Amankila.

MBP/ist

RDP - Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III berinisiatif mengumpulkan stakeholder kesehatan

di Bali menjelang Rapat Kerja DPD RI dengan Menteri Kesehatan RI di Jakarta. Rapat Dengar Pendapat (RDP)

digelar di Kantor Dinkes Prov. Bali yang dipimpin dr. IGN Ketut Suarjaya dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Se-Bali,

perwakilan Rumah Sakit Negeri dan Swasta, IDI Bali dan organisasi kesehatan. Dr. Wedakarna menyatakan di Bali

dengan adanya sistem subsidi baik pusat dan daerah, sudah seharusnya tidak ada lagi penolakan pasien tidak mampu di

seluruh rumah sakit negeri dan swasta.

MBP/ist

RAT - Koperasi Swadana Arta yang berdiri sejak 2 Februari 2008 dengan badan hukum BH No. 02/BH/XXVII.8/2008

menggelar acara Rapat Akhir Tahun (RAT), Minggu (25/1) di Balai Banjar Juntal Desa Kaba-kaba. Setelah hampir 7

tahun berdiri, koperasi yang bergerak di bidang simpan-pinjam ini terus mengalami pertumbuhan sebanyak 20

persen setiap tahunnya. Manager Koperasi Swadana Arta, Ni Ketut Indrawati memaparkan Koperasi Swadana Arta

saat ini memiliki anggota 173 orang. Koperasi ini sebagian besar melayani simpan pinjam bagi para anggotanya yang

bekerja sebagai petani maupun tukang. Nampak dalam foto Pemenang hadiah utama deposito berjangka Koperasi

Swadana Arta, Ni Ketut Muriathi mendapatkan satu unit sepeda motor.

MBP/ist

BANTUAN - Pemerintah Kabupaten Badung memberikan bantuan ke penyandang Disabilitas yang diutamakan kepada

para Veteran Pejuang, berupa 120 alat bantu dengar, 30 kursi roda dan sejumlah bantuan lainnya, Selasa (27/1) di

Gedung Kertha Gosana, Puspem Badung. Bantuan tersebut diberikan langsung secara simbolis oleh Ketua K3S Kabu-paten Badung Nyonya Ratna Gde Agung didampingi oleh para Dermawan dan Donatur dari kalangan pengusaha di

Badung, Turut hadir Bupati Badung AA Gde Agung, Wakil Bupati Made Sudiana, Wakil Ketua DPRD Badung, Made Sunarta, Kepala Dinas Sosial Ida Bagus Oka Dirga, serta

perwakilan dari tim Reaksi Cepat Kemensos RI. Nampak da-lam foto Bupati Badung AA Gde Agung berbincang dengan

salah satu penerima alat bantu dengar.

Page 33: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 33

MBP/ist

DOKTOR BARU - Pada Senin (26/1) lalu lahir satu orang doktor baru Dr. I Made Sara, S.E., M.P., dari jurusan IESP FE Universitas Warmadewa setelah lulus mempertahankan

ujian disertasinya dengan judul “Peranan Desa Adat Dalam Pembangunan Pariwisata di Bali (Studi Kasus Bali sebagai Daerah Tujuan Wisata) di Univ. Brawijaya. Sudah menjadi

budaya setiap ujian terbuka doktor dosen Unwar dihadiri Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali, Dr. A.A. Gede

Oka Wisnumurti, M.Si., dan Rektor Unwar, Prof. Dr. I Made Sukarsa, S.E., M.S. Hadir pula Sekretaris Yayasan Made

Johnny Sanger, S.H., M.H., B.T., dan Dekan FE Unwar I Gusti Lanang Putu Tantra, S.E., M.Si.,

MBP/wan

SATU SET - Satu set perhiasan berupa anting, cincin dan liontin dipatok Rp 25.999.000 dalam pameran perhiasan

mewah Felice Jewellery, Rabu (28/1) di lantai dua, Bedu-gul Room, Hotel Sanur Paradise. Selain itu Felice juga menampilkan cincin black diamond atau berlian hitam

yang dipadukan dengan emas putih, sebagai produk ung-gulan. Warna hitam pada berlian ini tidak hanya memberi

kesan magis juga identik dengan kesan mewah dan elegan. Koleksi batu-batu berharga terbaru di antaranya blue sap-

phire, rubi, cat eye, danemerald/jamrud. Batu-batu ber-harga ini bahan bakunya didatangkan langsung dari Sri

Lanka dan Kolombia.

MBP/ist

SWASTA FAVORIT - SMP Budi Utama di Kecamatan Ker-obokan, Badung sejak lama dikenal sebagai sekolah swasta

favorit. Mengawali tahun 2015, sekolah ini menyandang predikat sekolah favorit dalam lomba lingkungan kebersi-

han sekolah di Badung dalam rangka HUT ke-5 Kota Man-gupura. Selain itu sebelumnya siswa kelas VIII SMP Budi

Utama Kerobokan, Ni Nengah Erika Kumara Yanti meraih juara II lomba baca puisi se-Kota Denpasar dan Badung

di SMK Pariwisata Harapan Denpasar. Selain itu juara I lomba pidato bahasa Inggris se-Badung. Nampak dalam foto

Kepala SMP Budi Utama, Gede Mahardika dan Sekretaris Yayasan Wayan Suartama dan guru pembina bersama siswa

berprestasi SMP Budi Utama.

MBP/ist

SELAMAT – Ketua Umum Baladika Bali, Bagus Alit Sucipta didampingi jajaran pengurus DPD lainnya memberi

ucapan selamat kepada pengurus baru DPC Baladika Kota Denpasar periode 2015-2020 saat pelantikan di Hotel Aston

Denpasar, Minggu (25/1). Pelantikan pengurus PC Baladika Bali dihadiri Dewan Penasihat AA Alit Mantara, Dewa Putu

Ngurah, Nyoman Giri Prasta, Sekretaris I Ketut Sukarta, Wakil Ketua Jero Gede Komang Swastika, Wayan Suarma

Wibawa, Kadek Iwan Wirawecana, Jero Deny (bendahara), dan pengurus DPDP Baladika Bali lainnya, DPC Kabupat-

en/kota, Kapolresta Denpasar, Dandim 1611 Badung, Camat Denpasar Utara I Nyoman Lodra, Kapolsek Denbar, serta

ribuan anggota Baladika. Selain pengukuhan pengurus DPC juga dilantik 25 korlap Baladika se-Kota Denpasar.

Page 34: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201534

A K T I V I TA S

MBP/ist

MOTIVASI - Komisaris Utama BPR Group Sri Partha Made Meiarthayasa, S.E. (paling depan), Dewan Penasihat

dan PSP Group Sri Partha serta seluruh SDM Group Sri Partha secara tekun mendengarkan ilmu yang diberikan

oleh motivator kondang Nasional/Jakarta Christian Adrian-to. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Group Sri Partha (BPR

Sri Partha, BPR ASHI, BPR ANTENK, BPR TISH dan BPR PUSAKA, Sabtu (24/1) selama sehari penuh melaksanakan Pendidikan Motivasi Diri (Design Your Careed To The Top).

Acara dihadiri 200 orang lebih dari jajaran direksi dan sumber daya manusia (SDM) Group Sri Partha.

MBP/ist

KONFERENSI INTERNASIONAL - Setelah Desember 2014 yang lalu STIKOM Bali berhasil menyelenggarakan

konferensi ilmiah internasional IEEE yang merupakan kon-ferensi para insinyur Teknologi Informasi terbaik di dunia,

Januari ini Stikom Bali kembali menggelar konferensi ilmi-ah internasional yang bertajuk International Conference for Emerging Markets (ICEM) 2015. Memasuki era Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA) yang resmi diberlakukan pada 30 Desember 2015, Indonesia patut waspada. Nampak dalam

foto Rektor Perbanas Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo dan I Made Sarjana, S.E., M.M. membuka International

Conference for Emerging Markets (ICEM) 2015.

MBP/ist

CITY TOUR - Program City Tour Pemerintah Kota Den-pasar yang terus digalakkan, mulai disambut antusias para wisatawan mancanegara (wisman) dan para guide sebagai paket program wisata di kawasan Kota Denpasar. Tampak

pada Rabu (28/1), para wisman didampingi tour guide men-gunjungi Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Wali Kota I.B. Rai Dharmawijaya Mantra berkesempatan menyapa

rombongan wisman. Wali Kota Rai Mantra didampingi Direktur Utama PD Pasar Kota Denpasar I Made Westra

mengharapkan PD Pasar agar selalu menjaga kebersihan Pasar Badung dan Kumbasari. Pasar Badung dan Kum-basari juga dapat lebih ditata rapi serta kebersihan toilet

agar memiliki standar internasional.

MBP/ist

KADO TERINDAH - Sejak pertama kali diakuinya umat Hindu di Republik Indonesia yakni pasca berdirinya

Parisadha Hindu pada 1959, umat Hindu Nusantara sangat mendambakan berdirinya sekolah Hindu yang berbasis Weda. Hampir 56 tahun berjuang, perjuangan demi per-juangan akan hal ini gagal diwujudkan karena berbagai

macam kendala internal dan eksternal. Dan akhirnya pada awal tahun 2015, umat Hindu mendapatkan kado terindah yakni dengan turunnya Peraturan Menteri Agama No. 54 Tahun 2014 tentang pendidikan keagamaan Hindu yang

disahkan pada 23 Desember 2014. Nampak dalam foto President The Hindu Center Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya

Wedakarna MWS III (Komite III DPD/MPR-RI) usai raker dengan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefuddin.

Page 35: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 35

MBP/ist

KUNJUNGAN - Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali menerima kunjungan tamu dari The Bread for the

World (Evangelischer Entwicklungsdienst–EED) Jerman, Senin (26/1). Mereka adalah Prof. Oliver Martin (Kepala

Program Eropa dan Negara-negara di Dunia) dan Ms. Nadine (Kepala Program Beasiswa EED). Kedatangan tamu

tersebut diterima Rektor Undhira Dr. dr. Made Nyandra, Sp.K.J., M. Repro., Wakil Rektor I Dr. I Gusti Bagus Rai

Utama, S.E., M.M.A., M.A., Kepala Biro Program Interna-sional Ni Luh Christine Prawita Sari Suyasa, Bs. dan be-

berapa orang dosen di lingkungan Undhira. Selama ini Un-dhira telah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas

di luar negeri dan beberapa volunteer juga telah dikirim ke Undhira untuk bisa membagi ilmu kepada para mahasiswa.

MBP/ist

MUSDA - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpu-nan Bank Perkrditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) ke-9 di Hotel Inna Grand Bali Beach, Rabu (28/1). Musda yang

dihadiri seluruh anggota Perbarindo Bali menetapkan Ketut Wiratjana kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketua

Perbardino Bali masa bakti 2014-2018. Kegiatan empat tahunan itu dihadiri Kepala Kantor OJK Bali Zulmi, Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto, seluruh anggota Perbar-

indo dan undangan lainnya. Musda IX Perbarindo Bali dibuka Asisten II Sekda Provinsi Bali Ketut Wija.

MBP/ist

TERHAMBAT - Kabupaten Karangasem memiliki potensi besar di bidang pariwisata dan peternakan khususnya

sapi. Namun akibat minimnya infrastruktur di bumi lahar tersebut, menyebabkan kedua sektor yang sedang dikem-

bangkan Pemkab Karangasem, ini menjadi terhambat. Tidak dipungkiri akses jalan menjadi salah satu kendala meng-hambat geliat pembangunan di wilayah Bali Timur yang

mencakup Kabupaten Karangasem dan Buleleng. Akibatnya perkembangan perekonomian termasuk investasi di bidang pariwisata masih dirasa sangat lambat. Nampak dalam foto

Bupati Karangasem Wayan Geredeg dalam forum per-temuan para bupati dengan Presiden Jokowi dan Wapres

Jusuf Kalla di Istana Presiden Bogor, Jawa Barat.

MBP/ist

SEDERHANA - Resepsi HUT ke-15 SMK PGRI 3 Denpasar digelar, Rabu (28/1) secara sederhana. Sekalipun diguyur

hujan, namun semangat keluarga besar SMK PGRI 3 Den-pasar tak bergeming saat menjalankan apel bendera HUT.

Bahkan Kepala SMK PGRI 3 Denpasar, Drs. I Nengah Ma-diadnyana, M.M., ikut berbasah ria sebagai pembina upac-

ara. Madiadnyana melepas balon HUT, sedangkan syukuran HUT dipusatkan di aula sekolah setempat ditandai pemoton-gan tumpeng. Puncak HUT dihadiri Wakil Ketua PPLP Dik-

dasmen PGRI Kota Denpasar, Dr. Nengah Sukama, S.Pd., M.M. dan Ketua Komite diwakili Rejadi. Nampak dalam foto Kepala SMK PGRI 3 Denpasar didampingi Nengah Sukama

dan wakasek saat menyerahkan potongan tumpeng kepada perwakilan OSIS.

Page 36: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 201536

L I N G K U N G A N

Jalan, air dan listrik persoalan mendasar di daerah kritis Kubu. Menuju kawasan hutan di lereng timur Gunung Agung sampai ke selatan betapa susahnya.

Mesti jalan kaki melewati jalan tanah dengan semak-semak. Bahkan setiap saat harus mel-oncati batu besar karena ada sungai kecil di wilayah yang terdiri dari batu dan koral itu. Saat ini masih mendingan karena udara sejuk di musim hujan. Coba melintas di musim kemarau. Batu terlihat berasap, padang ilalang terbakar memerah, mentari begitu menyengat kulit. Tak heran, begitu ditiup an-gin di musim kemarau, hutan di lereng timur Gunung Agung dengan mudah terbakar. Ironisnya, sangat sulit memadamkan apinya karena sulit dijangkau. Pemandangan hutan lindung terbakar di lereng Gunung Agung sudah rutin di musim kemarau. Ironisnya kebakaran di hutan lindung itu sangat parah. Untuk memadamkan api sangat sulit karena jalan ke hutan lindung belum ada. ‘’Jangankan membawa alat pemadam api, petugas ke sana setengah mati, karena jalan sulit, belum lagi di bawah terik matahari dan ancaman terjebak kebakaran hutan,’’ aku Bupati Karangasem I Wayan Geredeg. Apa yang disampaikan orang nomor satu di bumi lahar itu tak berseberangan dengan warganya.

Ratusan warga Bejug, Banjar Batu Dawa Kaja, Desa Tulamben, Kubu, Karangasem saat musim kemarau kesulitan air bersih. Hendak membeli air bersih sampai Rp 400 ribu per tangki isi 5.000 liter, tak ada yang melayani. Soalnya, mobil tangki air tak bakal bisa membawa air naik ke perbukitan indah itu.

Saking indahnya, sampai ada investor membangun rumah pohon. Rumah pohon tergolong objek wisata baru di kaki timur Gunung Agung yang tandus itu. Sayang-nya, akses jalan belum diaspal. Masih jalan

tanah. Saat kemarau jalan tanah menjadi gembur, saat dilewati sepeda motor saja, jalan berdebu. Badan jalan sepanjang sekitar 3 km su-dah ada. Cuma masih perlu perlebaran di beberapa bagian agar layak untuk diaspal.

Hal i tu dibenarkan Klian Banjar Pakraman Apadsari Wayan Putra, beberapa hari lalu di desanya. Dia mengharapkan jalan itu di aspal. Selain nantinya warga lebih mudah membeli air bersih dengan mobil tangki, juga akses warga memasarkan hasil ladang seperti jagung, pisang, jambu mete atau ternak sapi. Selain mete, di desa itu juga potensial pengembangan ternak sapi. Hanya pada musim kemarau kesulitan air untuk minum sapi. Per jeriken isian 20 liter pada kemarau, air minum bisa sampai Rp 5 ribu di Bejug.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg mengakui, air bersih masih mahal di desa terpencil karena belum bisa dijangkau mobil tangki air. Akibatnya pada musim kemarau ternak sapi makan sapi atau sapi minum sapi. Guna menghindari kerugian lebih besar aki-bat sapi kian kurus, peternak lebih memilih menjual sebagian ternak sapinya. Sapi dijual, uangnya dibelikan pakan atau air yang harg-anya mahal. Jadinya, sapi minum sapi.

Atas kenyataan masih banyaknya warga di Karangasem terutama di perbukitan atau pegunungan tandus masih membeli air yang mahal, Bupati Karangasem Wayan geredeg mengatakan masih perlunya pengaspalan jalan untuk membuka daerah terisolasi seperti di Batudawa Kaja. Akses jalan atau infrastruktur pembangunan itu dinilai penting guna mendorong masyarakat men-ingkatkanya perekonomian masyarakat.

Dengan adanya jalan akses pembangunan menjadi lebih mudah. Di Bejug direncana-kan dibangun embung atau bak raksasa untuk menampung air hujan atau aliran air agak bersih dari batu massif di lereng Gunung Agung. Diharapkan dengan adanya embung dapat dirasakan manfaatnya bagi petani di sekitarnya, karena air itu akan jauh lebih murah, apalagi untuk sekadar memenuhi kebutuhan minum ternak.

Karena itu usai saat melakukan penghi-jauan di Bejug, Batudawa Kaja dengan mengerahkan siswa dan krama Bali, Bu-pati asal Desa salak Sibetan itu mengatakan pihaknya sudah memerintahkan Kadis PU Ir. Nyoman Sutirtayasa untuk mengecek dan mengkaji pengaspalan jalan ke Bejug. Jalan itu juga akan menjadi salah satu akses terdekat ke hutan lindung di lereng timur Gunung Agung. Perlunya akses jalan ke hutan lindung, guna mengantisivasi kalau terjadi kebakaran hutan di hutan lindung. Selama ini nyaris tiap kemarau hutan lindung itu terbakar. Semen-tara tidak adanya akses jalan menyebabkan upaya pemadaman sangat sulit. Jangankan membawa alat pemadam, petugas lewat saja atau mendaki ke lereng itu sudah kesulitan, belum lagi ancaman terkurung api di lereng gunung yang tandus dengan tiupan angin yang kencang menyebabkan penyebaran api tak terkendali dan sangat cepat.

� Budana

Page 37: Majalah balipost edisi 76

9 - 15 Februari 2015 37

MASIH sangat luas daerah kritis yang tandus dan gundul di Karangasem. Tengok wilayah perbukitan Desa Jungutan atau Seraya, kaki dan lereng timur dan selatan Gunung Agung wilayah Kubu dan Abang masih berbatu dan gersang.

Sebenarnya banyak tanaman bisa tum-buh di daerah kritis Kubu. Meski tanahnya pasir berbatu, di sana tak hanya hidup tanaman lontar, tapi juga jambu mete di sana-sini. Belum lagi tanaman jagung dan kacang-kacangan. Bahkan makin ke bawah dekat pantai tampak tanaman mangga dan anggur. Sayang petani di sana belum bisa menghapus trauma kejayaan jeruk tahun 1980-an. Mobil dan bir bergelimang di tengah kebun jeruk di Kubu waktu itu. Pesta bir dan magibung sudah menjadi pe-mandangan keseharian waktu itu. Sayang itu hanya berlangsung beberapa tahun. Memasuki era 1990-an jeruk habis digilas CVPD.

Kini justru tanaman penghijauan gameli-na favorit. Pekan lalu, seorang tuan tanah di Desa Tandus Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, tampak bolak-balik mengang-kut bibit tanaman penghijaun. Tuan tanah

itu mengangkut bibit gamelina dengan mo-bil, meski ke pelosok bukit melewati jalan sempit yang dirabat beton di dua bagian pas seukuran ban mobil.

Sementara, penyakapnya yang selama ini mengerjakan tanahnya ditanami jagung atau palawija, mengaku kelimpungan. Soalnya, ladang si tuan tanah ditanami bibit kayu hutan untuk investasi. Jarak tanam cukup rapat sekitar 1 meter, sehingga diperkirakan nantinya tak bisa lagi bertanam tanaman semusim seperti jagung atau palawija.

Begitulah belakangan ini pemilik la-han kian menggebu menanam bibit pohon favorit. Salah satunya gamelina atau jati belanda. Selama ini, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg kerap mensosialisasikan agar pemilik lahan yang masih ada lahan-nya kosong ditanami bibit kayu. Itu untuk investasi. Harga kayu mahal. Delapan tahun gamelina sudah bisa dipanen.

Sayang sejumlah petani menilai gameli-na rakus air. Apalagi di tanam di wilayah tandus yang terdiri dari koral dan bebatuan, menyebabkan mata air kian mengecil. ‘’Tak benar gamelina rakus air tanah. Gamelina juga bagus untuk tanaman penghijauan

untuk menyerap air hujan agar meresap ke tanah dan mengantisivasi banjir,’’ bantah Bupati Geredeg.

Dia mengatakan, hanya delapan tahun gamelina sudah bisa ditebang atau dipanen kayunya. Harganya lumayan. Karena itu, belakangan pemilik lahan berlomba in-vestasi menanam gamelina. Pohon itu disu-kai, selain hasilnya lebih cepat dan harga kayunya lumayan, juga daunnya disenangi ternak baik sapi atau babi.

Geredeg menilai bagus pemilik lahan di Kecamatan Kubu dan Abang berlomba menanam bibit kayu seperti gamelina itu. Soalnya, kalau hanya mengandalkan pemerintah untuk menghijaukan dengan gamelina, anggarannya sangat terbatas.

Potensi daerah yang dihijaukan di Karan-gasem sangat luas. Wilayah Karangasem yang cukup luas mencapai sekitar 827 km 2, sebagian besar atau 92 persen wilayahnya merupakan lahan kering. Dari 92 persen lahan kering, 45 persennya tergolong lahan kirits yang perlu dihijaukan. Lahan kritis itu, berupa bebatuan atau batu koral.

� Budana

MBP/wan

Ketiadaan jalan aspal, membuat masyarakat mesti berjalan kaki melewati batu besar untuk menghijaukan wilayah Batudawa Kaja.

Investasi, Tanam Gamelina

Page 38: Majalah balipost edisi 76

P A R I W I S A T A

9- 15 Februari 201538

Pariwisata Bali dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit. Di satu sisi, pertumbuhan kamar hotel yang tak terkendali mengharuskan

pelaku pariwisata mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya (mass tourism) untuk mengisi kekosongan kamar hotel. Di sisi lain, Bali yang hanya mengandalkan sektor jasa harus menjaga keberlangsungan pariwisata (sustainable tourism) dengan meningkatkan kualitas pariwisata (quality tourism).

Menyikapi hal itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ngurah Wijaya berpendapat, pari-wisata Bali harus berkualitas dengan tetap berpegang teguh pada pariwisata budaya. Bukan pariwisata man made atau pariwisata yang dibuat manusianya sendiri.

Para pelaku pariwisata Bali, kata dia harus merubahan paradigma, dari wisata massal menjadi wisata minat khusus (segmented tourism) mengarah pada pariwisata yang berkualitas. Se-bab, pengembangkan pariwisata minat khusus akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali secara keseluruhan.

“Perkembangan pariwisata minat khusus akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebab, den-gan tingkat pengeluaran yang tinggi dan lama tinggal yang panjang, otomastis tingkat konsumsi mereka juga akan meningkat,” sebutnya.

Praktisi Pariwisata Universitas Udayana, Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D., juga menyarankan, pemerintah men-gubah paradigma dari pariwisata kuantitas menjadi pariwisata kualitas dengan tidak lagi mentargetkan pertumbuhan kedatangan wisatawan per tahun.

“Pariwisata ke depan harus fokus pada peningkatkan kualitas destinasi dan daya tarik wisata, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi,” ucapnya.

Untuk diketahui, total pertumbuhan jumlah kamar hotel di Bali Pada 2009 mencapai angka 46 ribu, hingga 2011 telah terjadi peningkatan kamar sekitar 16 ribu atau mencapai 62 ribu. Ber-

dasarkan wilayah, Kabupaten Badung menempati posisi terbanyak yakni 77 persen.

Kondisi itu dinilai terjadi seiring bergesernya konsep pariwisata Bali dari pariwisata minat khusus mengarah ke pariwisata massal. Untuk itu, pariwisata Bali harus merubahan paradigma, dari wisata massal menjadi wisata minat khusus (segmented tourism). Pengem-bangkan pariwisata minat khusus akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali secara keseluruhan.

“Pariwisata yang cocok untuk Bali bukan mass tourism, tapi pariwisata minat khusus, karena menarik wisatawan yang bisa mem-belanjakan sesuatu dengan biaya yang lebih tinggi. Seperti pariwisata spiritual, budaya, golf dan lainya. Untuk itu, kami medorong pemerintah untuk menciptakan wisata yang segmented,” terangnya.

Perkembangan pariwisata minat khusus juga akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebab, dengan tingkat pengeluaran yang tinggi dan lama tinggal yang panjang, oto-mastis tingkat konsumsi mereka juga akan meningkat.

Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hampir didominasi sektor pariwisata, diakui Menteri Pariwisata Arief

Yahya akan berdampak pula dari kualitas pariwisata itu sendiri. Tentu saja, dengan adanya dampak dari pariwisata itu sendiri akan memperoleh pilihan arah pariwisata yang akan dijalankan oleh suatu daerah. “Na-mun jangan ada lagi dikotomi antara mass tourism dan quality tourism,” ungkapnya.

Para pelaku pariwisata ajak Yahya agar tidak menutup peluang terhadap jenis mass tourism yang kini didominasi oleh keda-tangan wisatawan Tiongkok. “Kalau kita tidak pilih mass tourism, orang akan pindah ke tempat lain, seperti Puket dan Pattaya di Thailand. Kalau kita tidak ambil (peluang-red), orang lain akan ambil,” ucapnya.

Budaya berlibur ke luar negeri (outbound) bagi warga Tiongkok, dikatakan Yahya mencapai Rp 100 juta per tahun. Sementara, target pemerintah yang berencana menda-tangkan 20 juta wisman ke Indonesia. “Itu artinya, sudah ada demand Rp 100 juta. Pertanyaannya, kita mau tidak mengambil demand itu? Kalau di Bali tidak mau, orang lain sangat mau,” ucapnya.

Yahya berharap, tidak lagi ada dikotomi antara mass tourism dengan quality tour-ism. “Jadi biarkan orang-orang menyasar pasarnya masing-masing,” katanya.

� Parwata

wisata Bali dihadapkan dengan dasarkan wilayah, Kabupaten Badung Yahya akan berdampak pula dari kualitas

”Mass Tourism” atau ”Quality Tourism”?

MBP/dok

Selama ini, wisatawan Tiongkok dianggap sebagai pasar yang daya belinya rendah diban-dingkan wisatawan Eropa. Namun, tidak dipungkiri pariwisata Bali masih membutuhkan

kehadiran mereka guna memenuhi jumlah kamar yang ada.

Page 39: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 2015 39

MEWUJUDKAN pariwisata Bali yang berkualitas memerlukan mod-al, usaha serta pengorbanan. Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Bali, Drs. Ec. I Putu Anom, M.Par., berpendapat promosi Bali harus diarahkan ke kawasan asal wisatawan yang berkualitas tidak cukup dengan tehnik Web, menyebar kerta berupa brosur, tapi harus mengikuti event-event agar bertemu langsung antara seller dengan buyer.

Dikatakan, dengan memasang target wisatawan berkualitas, tentu harus lama tinggalnya lama dan tingkat pengelu-arannya tinggi. Seperti, wisatawan dari Eropa, Amerika maupun belahan dunia barat lainnya. Sedangkan, wisatawan asal Asean maupun kawasan Asia lama tinggalnya singkat dan tingkat pengelu-arannya rendah, karena kawasan tersebut jaraknya relatif dekat dengan Indonesia.

“Tapi walaupun mereka kebanyakan tergolong wisatawan budget, kita masih membutuhkannya untuk memenuhi kamar yang ada,” ungkapnya.

Anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung ini tidak memungkiri jika saat ini Bali masih memerlukan banyak wisatawan memenuhi target kunjungan 4 juta Wis-man di 2015, dan untuk mengisi terlalu banyaknya jumlah kamar hotel di Bali yang telah over supply.

“Dengan pertumbuhan kamar hotel yang tidak terbendung, Bali dihar-uskan mengenjot tingkat kunjungan sebanyak-banyaknya,” katanya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bal i Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyambut positif perhatian pemerin-tah pusat yang memutuskan akan mem-berikan dana promosi Rp100 miliar un-

tuk mengenjot sektor tersebut. Dengan dana sebesar itu, pelaku pariwisata di Pulau Dewata akan lebih tenang untuk mengejar target kunjuman wisman 4 juta orang pada tahun ini.

Perhatian pemerintah pusat diper-caya mempermudah merealisasikan target wisman dengan catatan kondisi keamanan tetap seperti sekarang. Se-lama ini, Bali sangat membutuhkan promosi karena persaingan antar des-tinasi semakin ketat dan banyak yang belum dipasarkan dengan baik.

“Ini menunjukkan pemerintah pusat memiliki perhatian yang luar biasa kepada Bali, kami berterima kasih dan sangat senang dengan adanya perhatian di tengah kendala yang dialami BPPD [badan promosi pariwisata daerah],” tutur mantan Bupati Gianyar tersebut.

� Parwata

Cari Kualitas Tak Cukup Sebar Kertas

MBP/dok

Mendatangkan wisatawan berkualitas ke Bali tidak cukup hanya menyebarkan brosur atau lewat web. Pemerintah harus melakukan promosi langsung untuk menangkap peluang tersebut.

Page 40: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 201540

A K T I V I T A S

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/wid

PENGHIJAUAN - CV Alam Lestari bersama Rotary Club Bali Ta-man melakukan gerakan penghijauan di kawasan hutan dan areal Pura Puncak Mundi, Desa Klumpu, Nusa Penida, Minggu (25/1). Kegiatan ini dihadiri Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Kepala

Balai Pembenihan Tanaman Hutan Bali Nusra Daru Darmojo, Kepala Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai Bali Tekstianto,

KTNA Klungkung, serta ratusan warga Nusa Penida. Dalam penghijauan ini Rotary Club Bali Taman menyumbangkan 1.000 kelapa genjah untuk ditanam di areal pura dan hutan di Puncak

Mundi disertai 5 ton pupuk organik, anjir, dan perangsang pena-naman sebesar Rp 2,5 juta.

MBP/ist

ASET - LPD Sibetan meraup keuntungan mencapai Rp 3,3 miliar lebih dengan perkembangan aset mencapai Rp 92 miliar. Raihan tersebut mengukuhkan LPD Sibetan sebagai LPD yang memiliki

aset tertinggi se-Kabupaten Karangasem. Ketua LPD Sibetan I Made Mastiawan mengungkapkan, dari 190 LPD se-Karangasem,

LPD Sibetan memiliki aset tertinggi dari total keseluruhan men-capai Rp 600 miliar. Selain itu, kredit bermasalah di LPD Sibetan

tidak lebih dari 1,2 persen dari Rp 65 miliar kredit yang beredar. Nampak dalam foto Mastiawan menyerahkan dana pembangunan

desa adat pada RAT ke-14.

MBP/ist

SERAHKAN MOBIL - Pendiri Bimasakti School Surya Sanjaya menyerahkan mobil operasional ke SMK Bali Dewata. Penerapan manajemen berbasis teknologi Bimasakti School kepada sekolah-

sekolah terus mendapatkan sambutan para pendidik di Bali. Sejak berdiri 2009, penerapan manajemen sekolah berbasis IT (Infor-

mation Technology) mulai dirasakan manfaatnya oleh pengelola pendidikan. Hal ini tak lepas dari komitmen dan upaya pendiri Bimasakti School Ir. Ida Bagus Surya Sanjaya dalam melaku-kan pendekatan ke sekolah-sekolah guna menawarkan inovasi

teknologi baru. Seperti dilakukan pada SMK Bali Dewata, Den-pasar, Sabtu (24/1), dengan penyerahan sebuah mobil operasional

Bimasakti School kepada sekolah yang diterima Ketua Yayasan Bali Dewata Drs. Made Suparta, M.M.

MBP/may

UNDI - Kantor Wilayah BRI Denpasar melakukan pengundian hadiah program Dobel Untung Britama periode I pada Sabtu

(24/1) di Sector Bar dan Restaurant Hotel Inna Grand Bali Beach. Acara pengundian dihadiri sejumlah undangan dari nasabah

BRI. Pengundian juga disaksikan langsung oleh notaris I Gusti Ayu Rustini Putra, S.H., Dra. Ni Nyoman Suweni dari Dinas

Sosial Provinsi Bali dan I Nyoman Arnaya dari pihak kepolisian. Program Dobel Untung Britama adalah program berhadiah

tabungan BRI Britama di mana setiap nasabah berkesempatan memenangkan hadiah total miliaran rupiah. Keuntungan pertama yang didapat adalah hadiah langsung setiap membuka tabungan. Keuntungan kedua dari program ini adalah hadiah langsung top

up dana.

Page 41: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 2015 41

GEMARIKAN - Dalam rangka memasyarakatkan Gera-kan Gemar Makan Ikan di kalangan masyarakat khusus-nya di Karangasem, Dinas Peternakan, Kelautan dan Peri-kanan bekerja sama dengan BDS Tanah Aron menggelar acara “Gebyar Gemarikan Kabupaten Karangasem tahun 2015”. Kegiatan diawali dengan pertunjukan Bondres dari Diskominfo dan pertunjukan musik dari band Exists 86 binaan Lapas anak-anak Karangasem. Acara dibuka Sekda Ir. I Gede Adnya Mulyadi, M.Si. dan SKPD Pemkab Karangasem, Ketua dan Pengurus BDS Tanah Aron dan seluruh masyarakat Karangasem, guru dan siswa-siswi sekolah di Karangasem, di Gedung UKM Senter Jalan Gajah Mada Amlapura, Minggu (25/1).

RELAWAN - Ribuan warga berpakaian hijau gelap bertuliskan Relawan Adi Braya, Minggu (25/1) memenuhi

pelataran parkir GOR Mengwi di Desa Mengwi. Sebuah aksi simpatik yang memadukan kegiatan olah raga jalan santai, dengan gerakan memerangi sampah plastik. Tua,

muda, hingga anak-anak memunguti sampah sambil berolahraga. Kegiatan ini bentuk kepedulian Relawan

Adi Braya untuk mendukung program pemerintah dan komitmen Relawan Adi Braya mendukung sosok I Wayan Adi Arnawa menjadi calon Bupati Badung, melihat dedi-kasi, komitmen, serta kemampuannya. Ikrar Komunitas Adi Braya untuk mendukung Adi Arnawa sebagai calon

Bupati Badung periode 2015-2020, sempat dibacakan disela-sela acara pengundian doorprize.

MBP/ist

MBP/ist

DONOR DARAH - Aksi sosial donor darah serangkaian HUT ke-62 Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar bisa dikatakan yang tera-

mai selama ini. Tercatat lebih dari 300 warga Dwijendra mengikuti donor darah yang dipusatkan di aula Yayasan Dwijendra, Jumat

(23/1). Aksi ini dilakukan atas kerja sama Yayasan Dwijendra yang dikoordinir oleh BEM Universitas Dwijendra, pengurus OSIS

SMP, SMA dan SMK Dwijendra didukung Pramuka dan Menwa bersama PMI Bali. Yang menarik, PMI Bali yang mengerahkan

satu dokter dan tiga paramedis sampai kekurangan bed untuk pe-serta donor darah. Nampak dalam foto Ketua Yayasan Dwijendra

Pusat M.S. Chandra Jaya didampingi Ketua Panitia HUT Putu Dyatmikawati saat memantau pelaksanaan donor darah.

MBP/ist

KEMBALIKAN STATUS - Semangat Otonomi Daerah telah memberikan inspirasi kepada Bupati Badung Anak Agung Gde Agung untuk tidak pernah berhenti berpikir dan bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Disadari, kondisi eksisting dimana sebagaian besar masyarakat Badung saat ini

masih berada di wilayah pedesaan. Karenanya, dalam upaya menjadikan desa-desa di Kabupaten Badung menjadi desa yang

mandiri sekaligus sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, maka selain terus mendorong pembangunan infrastruktur di pedesaan,

dalam waktu dekat ini Pemkab Badung juga akan mengambil kebijakan dengan mengembalikan status kelurahan menjadi

perbekel.

MBP/ist

Page 42: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 201542

A K T I V I T A S

MBP/ist

CUSTOMER GATHERING - PT Bank Negara Indonesia (Per-sero) Tbk menggelar Customer Gathering kepada nasabah BNI

Emerald sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kepada para nasabah. Acara yang berlangsung di Hotel Sheraton Kuta Resort,

Jumat (23/1) cukup meriah. Customer Gathering itu dirangkaikan sosialisasi sekaligus penukaran kartu debit BNI Emerald versi

sebelumnya dengan Kartu Debit BNI Emerald Word MasterCard yang merupakan kartu debit paling eksklusif pertama di Indone-sia. Kartu Debit BNI Emeral Word MasterCard memiliki fasilitas

yang ditujukan kepada nasabah prioritas yang ingin mendapatkan pengalaman terbaik untuk mendukung kesuksesan mereka.

MBP/ist

DISAMBUT POSITIF - Rencana Bupati Badung untuk mengem-balikan status kelurahan menjadi perbekelan khususnya yang

berada di wilayah Kecamatan Mengwi, disambut positif para ben-desa adat di Kecamatan Mengwi. Pasalnya, hal tersebut sejalan

dengan harapan masyarakat. Dengan dikembalikannya kelurahan menjadi perbekelan, potensi desa dinilai bakal mampu dimaksi-

malkan sehingga akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan status perbekelan maka otomatis nantinya pemimpinnya atau perbekel adalah putra daerah. Putra daerah jelas lebih tahu kondisi wilayahnya sehingga akan lebih mudah

memetakan potensi sekaligus berkoordinasi dengan masyarakat. Kearifan lokal juga diyakini akan lebih dikedepankan. Nampak

dalam foto Bendesa Adat Abianbase Made Sunarta (kiri) dan Bendesa Adat Kapal A.A. Gde Dharmayasa.

MBP/ist

SIDANG SENAT - Pada Senin (26/1) diadakan sidang senat terbuka Fakultas Teknik UNUD dalam rangka Pemilihan Dekan

Fakultas Teknik Periode 2015 - 2019. Telah terpilih tiga paket calon Dekan : 1). Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,

PhD dengan 16 suara, 2). Dr. Ir. Nyoman Budiartha RM., M.Sc. dengan 12 suara, dan 3). Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME, PhD dengan 5 suara. Dengan demikian peringkat I adalah Prof.

Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., PhD dengan Prof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., PhD (PD I), Dr. Eng. Made Sucipta, ST., MT. (PD II), dan Ir. I Nyoman Budiastra, Mkes., MT. (PD

III). Memasuki tahun emas (50 tahun) FT Unud besar harapan seluruh civitas FT UNUD dapat lebih baik dalam menyongsong

tantangan global ke depan.

MBP/ist

HUT - PT BPR Pedungan pada Minggu (25/1) merayakan HUT ke-45 yang dihadiri tokoh masyarakat, pejabat serta nasabah.

Pada peringatan kali ini terjadi banjir hadiah. Direktur PT BPR Pedungan I Made Gede Mahendra, mengatakan pesatnya perkembangan usaha BPR Pedungan, tak terlepas dari dukun-

gan dan peran serta masyarakat, terutama warga Pedungan dan Pemogan. Hal itu dibuktikan sebagian besar warga kedua desa

tersebut adalah nasabah BPR Pedungan. Banjar-banjar yang ada di wilayah tersebut merupakan nasabah sangat setia dan memiliki

loyalitas tinggi.

Page 43: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 2015 43

MBP/ist

AKSI BERSIH - Ribuan siswa dan guru SMK PGRI 3 Denpasar, Se-lasa (27/1) diturunkan untuk memungut sampah plastik di sekitar Jl. Drupadi, Jl. Hayam Wuruk dan kawasan Renon. Aksi bersih sampah plastik ini serangkaian HUT ke- 15 SMK PGRI 3 Denpasar. Sekolah

berbasis pariwisata tersebut bekerja sama dengan Desa Sumerta Kelod sukses mengumpulkan tiga truk besar sampah plastik. Yang menarik kelas pengumpul sampah plastik diberikan hadiah laptop untuk membantu kelancaran PBM di kelas serta puluhan hadiah

hiburan sepeti dvd, kompor gas, kipas angin, dll. Nampak dalam foto Kepala SMK PGRI 3 Denpasar Nengah Madiadnyana menerima

bingkisan sampah plastik dari siswa dan gurunya.

MBP/ist

JALAN SEHAT - Kocak, Serem dan menghibur. Itulah kesan mendalam pelaksaan jalan sehat ke-62 Yayasan Dwijendra Pusat

Denpasar, Minggu (25/1). Jalan sehat yang biasanya dibuka dengan pengibaran bendera, kali ini dilakukan Wakil Wali Kota

Denpasar, IGN Jaya Negara dengan melepas anak panah. Hal itu sesuai dengan visi dan misi Dwijendra sebagai lembaga pelestar-

ian dan pengembangan budaya Bali dan agama Hindu. Yang menarik di jalan sehat menempuh jarak 6 km tersebut sejumlah peserta berlomba untuk meraih predikat peserta terlucu, terunik

dan terserem. Mereka berlomba mengenakan pakaian hantu, badut hingga drakula dan baju robot dari kertas.

MBP/ist

BINTANG VETERAN - Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawi-jaya Mantra mendapat penganugrahan Bintang Veteran RI dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pusat. Penghargaan

ini diberikan karena perhatian dan kepedulian Walikota Denpasar pada para Veteran Pejuang. Penganugrahan Bintang Veteran RI ini disematkan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Sabtu

(24/1) di Graha Sewaka Dharma Lumintang, pada peringatan HUT LVRI Provinsi Bali ke-58 yang dipusatkan di Kota Denpasar.

Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan Veteran sebagai pejuang kemerdekaan RI yang selalu mengingatkan dan menginspirasi

generasi penerusnya dalam mengisi kemerdekaannya.

MBP/ist

LSP LPK - Monarch Bali, sekolah perhotelan dan kapal pesiar yang ada di 5 kabupaten di Bali secara resmi memiliki lembaga untuk mensertifikasi lulusannya yakni LSP LPK Monarch Bali.

Lisensi yang dikeluarkan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) diserahkan oleh Ketua DPD HILLSI Bali Drs. I Made

Juana, M.M., didampingi Sekretaris Sisca Darmawan, S.S., dan diterima oleh Direktur LSP LPK Monarch Bali I Nengah Yasa Adi Susanto, S.H., didampingi Ketua Yayasan Widhi Sastra Nugraha I Made Sumitra, Koordinator Sertifikasi I Made Bobi Asmara, S.E.,

serta disaksikan para Direktur dan Assistant Direktur Monarch Bali beserta instruktur dan staf.

Page 44: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 201544

T R A D I S I

Gandrung merupakan salah satu tarian tradisional Bali. Tak banyak yang tahu bahwa tarian yang sem-pat populer di era tahun 1950-an

ini merupakan cikal bakal munculnya tarian Joged Bumbung. Ini terbukti dari banyaknya kesamaan yang terdapat antara tari Gan-drung dengan Joged Bumbung mulai dari gerakan, kostum hingga alat musik yang mengiringinya.

Saat ini Tari Gandrung masih dapat ditemui di beberapa daerah di Bali. Salah satunya di Desa Pengotan, Kabupaten Ban-gli. Di desa ini, sekaa yang melestarikan tari Gandrung masih ada dan eksis pentas di sejumlah even budaya seni.

Menurut Kelian Sekaa Gandrung asal Desa Pengotan, I Ketut Suarna alias Nang Gatot, jika dilihat sepintas Tari Gandrung tidak jauh berbeda dengan tari Joged Bum-bung yang kini banyak dikenal masyarakat. Dari segi kostum misalnya, penari gandrung wanita mengenakan kostum khas yang menutup hampir seluruh badan. Sama seperti Joged Bumbung, kostum penari gandrung wanita juga dilengkapi dengan gelung kepala. Hanya yang membedakan-nya, rambut penari gandrung wanita tertu-tup kain putih, sedangkan tari joged, tidak. “Kostum tari Gandrung full body dengan

ciri khas rambut ditutup kain putih. Ini yang membedakan dengan tari Joged Bumbung,” terangnya. Sementara itu penari pria atau pengibing biasanya hanya memakai pakaian bebas namun tetap sopan.

Suarna mengatakan, walaupun tarian ini termasuk jenis tari pergaulan namun pada bagian “ibing-ibingan” tidak diperkenankan ada gerakan yang sampai bersentuhan antara penari pria dengan penari wanita. Apalagi sampai menari dengan gerakan erotis. Karena adanya batasan itu, warga Desa Pen-gotan Bangli mengakategorikan tarian yang diiringi dengan gamelan bambu khas Bali ini sebagai salah satu tarian sakral.

Suarna mengungkapkan, sekaa tari Gandrung yang sempat populer di desanya di era tahun 50-an, biasanya beranggo-takan dua orang penari dan 15 orang penabuh. Uniknya, tarian ini tidak dicari oleh masyarakat, akan tetapi sekaa tari Gandrung yang ngelawang (berkeliling) ke penjuru desa untuk menghibur masyarakat. Keunikan lainnya, sekaa tari Gandrung yang ngelawang tidak dibayar dengan uang, me-lainkan diupah dengan beras atau sejenisnya. Hasil dari ngelawang itulah yang kemudian dibagi rata oleh anggota sekaa. “Setelah terkumpul, sampai di rumah beras-beras itu dibagi dengan yang lainnya,” terangnya.

Namun, kejayaan tari Gandrung di Bangli tidak berlangsung lama. Sekitar tahun 60-an, terjadi bencana erupsi Gunung Agung di Karangasem yang berdampak hingga ke Desa Pengotan Bangli. Mulai saat itulah sebagian besar ekonomi masyarakat menjadi lemah dan berpengaruh terhadap eksistensi tari Gandrung. Seiring perkembangan za-man, muncullah berbagai jenis tari baru sep-erti Joged Bumbung dan tari kreasi modern lainnya yang semakin mendesak eksistensi tari Gandrung.

Suana mengatakan untuk menyelamat-kan keberadaan tari gandrung di Bali, pada tahun 2012 tokoh-tokoh masyarakat Desa Pengotan yang tergabung dalam kelompok “Sekaa Gandrung Candra Seka” mencoba merekonstruksi kembali tari gandrung. Un-tuk menyempurnakan rekonstruksi tari Gandrung, pihaknya juga menggandeng maestro tari Gandrung Men Coblong (80) dan pembuat musik Nang Rai serta peng-gelut tabuh Nang Salin. Hasilnya pun cukup menggembirakan, tari Gandrung mulai ser-ing dipentaskan di berbagai kesempatan saat kegiatan adat maupun keagamaan di Desa Pengotan. Dan puncaknya tari Gandrung bisa dipentaskan secara massal saat puncak peringatan Hari Ibu di Kabupaten Bangli belum lama ini. * Swasrina

MBP/ina

Tari Gandrung Desa Pengotan dipentaskan secara massal saat puncak peringatan Hari Ibu di Kabupaten Bangli belum lama ini.

Tari Gandrung Desa Pengotan

Pantang Bersentuhan, Diupah dengan Beras

Page 45: Majalah balipost edisi 76

459- 15 Februari 2015

WAJAH-WAJAH menyeramkan tam-pak pada diri anak-anak baru gede. Mereka memoles wajah dan tubuhnya dengan cat berwarna-warni. Pernak-pernik mengiasi penampilannya. Demikian juga pakaian yang digunakan, ingin menggambarkan makhluk-makhluk gaib yang konon sering mengganggu kehidupan manusia. Anak-anak baru gede itu berasal dari siswa SD hingga SMA dari tujuh banjar di Desa Tegallalang, Gianyar. Mereka mengikuti tradisi Ngerebeg, serangkaian piodalan di Pura Luhur Duur Bingin, Desa Adat Tegallalang. Tradisi ritual ini telah dilakukan turun-temurun selama ratusan tahun.

Upacara Ngerebeg dimulai dengan pem-bagian paica kecil dan paica besar. Paica bisa disimboliskan sebagai anugerah yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Mahakuasa kepada umatnya. Paica kecil berupa makanan yang telah dib-agi menjadi porsi-porsi kecil dengan meng-gunakan daun pisang sebagai wadahnya. Makanan ini kemudian diberikan ke semua anak-anak dan orang dewasa. Selanjutnya anak-anak membagi diri dan duduk bersama membentuk lingkaran kecil mengelilingi ma-

kanan yang berupa nasi dan lawar disajikan dengan beralaskan daun pisang. Menyantap makanan secara bersama-sama dalam suatu lingkaran ini yang juga disebut magibung merupakan tradisi yang juga ada di beberapa desa di Bali.

Ritual Ngerebeg pun dimulai. Dengan diiringi gamelan baleganjur, anak-anak mem-bawa penjor dalam ukuran kecil, dihiasi daun kelapa untuk memperlihatkan bahwa mereka tidak takut terhadap butha kala.

Satu per satu anak laki-laki dengan ber-bagai hiasan sudah memadati Pura Luhur Duur Bingin. Hal ini dilakukan sebagai per-siapan pelaksanaan ritual Ngerebeg. Hingga pukul 12.00 wita sesaat setelah anak-anak tersebut berkumpul di Utamaning Mandala Pura, rangkaian upacara persiapan Nger-ebeg dilakukan. Seperti persembahyangan, hingga nunas paica yang dilakukan dengan cara magibung. Kegiatan ini kata Bendesa Pakraman Tegallalang Pande Wayan Karsa, memang dikhususkan bagi pengayah alit-alit atau anak-anak. Kegiatan ini khusus diikuti anak laki-laki dari tujuh banjar yang ada di Tegallalang yakni Banjar Penusuan, Banjar Tengah, Banjar Tegal, Banjar Triwangsa,

Banjar Tegallalang, Banjar Gagah, dan Ban-jar Pejeng Aji. Walaupun panyungsung Pura Luhur Duur Bingin ini sebenarnya hanya lima banjar, tapi khusus anak-anak di Banjar Gagah dan Pejeng Aji juga ikut serta dalam ritual.

Dalam ritual Ngerebeg yang dimulai dari depan Pura Luhur Duur Bingin itu, anak-anak tersebut membawa miniatur penjor dari pelepah pohon salak, selanjutnya berjalan kaki sejauh 10 km dengan mengelilingi Desa Tegallalang.

Wayan Karsa menjelaskan, ritual ini sebe-narnya juga terkait dengan keberadaan Pura Luhur Duur Bingin yang berbeda dengan lainnya. Sebab sasuhunan yang berstana di pura tersebut tak lain Ida Batara Teruna Gede yang disimbolkan dengan sepasang Barong Landung Lanang-Istri (laki-laki dan perempuan). “Jadi ritual ini memiliki makna seperti syukuran. Karena setelah anak-anak ini menghaturkan sesajen, baik itu buah, bunga dan lainnya pada pagi harinya, pada siang hari mereka melaksanakan ritual ini,” katanya.

� Manik Asta Jaya

“Ngerebeg”

Ritual Memohon Keselamatan

MBP/Nik

Para remaja dan anak-anak mengikuti upacara Ngerebeg di Desa Tegallalang.

Page 46: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 201546

P R O F E R T I

Bagian elemen yang membuat tampilan bangunan atau ru-angan terlihat lebih menarik adalah dinding. Solusi yang

bisa ditempuh agar dinding lebih ter-lihat indah yakni diberi hiasan berupa ukiran dinding dekoratif. Penggunaan hiasan tersebut membuat tampilan bangunan dan ruangan lebih cantik serta elegan.

Membuat dekoratif dinding harus memperhatikan konsep desain ru-angan atau bentuk gaya arsitektur bangunan. Bila menggunakan gaya tradisional, tentu ukiran dekoratif tersebut harus disesuaikan dengan konsep desain etnik yang diaplikasi-kan sehingga nuansa yang muncul dari hiasan tetap terlihat menyatu. Selain itu, penggunaan ukiran deko-ratif ini juga membuat pengeluaran dana tidak terlalu boros. “Kalau dari segi konsep ukiran tersebut, lebih condong ke pos modern. Jadi ukiran ini merupakan kombinasi dan penera-pan ide baru dari ukiran tradisional,” ujar arsitek asal Karangasem, Gede Semadi Putra.

Kalau dilihat dari sisi pembuatan-nya, lanjut Semadi, ornamen zaman sekarang sudah mulai dikerjakan dengan mesin dan tidak lagi meng-gunakan jasa ukir manual. Ornamen kalau dari sisi arsitek, dapat digu-nakan sebagai kamuflase terhadap bangunan itu sendiri supaya terlihat lebih seni.

Keuntungan dari ukiran modern tersebut, dapat dikerjakan dengan cepat karena menggunakan mesin dan bisa dikejar schedule-nya. Se-dangkan bila menggunakan ukiran manual, biasanya tergantung tukang ukirnya, apalagi saat ini sudah mulai jarang orang yang bisa menngukir Bali. “Kerugiannya pasti tukang ukir manual jadi tidak diperlukan lagi. Akibatnya, pengukir lokal bakal terg-erus oleh mesin yang lebih modern,” tandasnya.

Keistimewaan dari ornamen jenis ini, ujar ayah dua anak ini, mudah perawatannya, gampang diganti karena bisa dalam bentuk lembaran. Selain itu, pemasangannya juga san-gat mudah dan biasanya bahan yang dipakai adalah bahan yang mampu bertahan puluhan tahun. “Awalnya digunakan pada bangunan bertingkat seperti hotel. Tapi sekarang, peru-mahan juga sudah mulai pakai jenis ornamen ini,” tandasnya.

Hal senada diungkapkan Ir. Made Suardana selaku arsitek dan pengem-bang. “Bagus untuk tambahan variasi pada desain minimalis. Ukirannya sudah menjurus lebih modern dan keluar dari pakem tradisonal. Kebanyakan meny-erap konsep daun, bunga, dan cakra sebagai central point-nya,” tegasnya.

Bila dilihat sepintas, bahan yang digunakan kebanyakan dari sintetis. Keuntungannya dari sisi ekonomis, biayanya bisa terjangkau. Selain itu, dari sisi kelestarian lingkungan, bisa meminimalisir pemakaian batu alam yang diambil dari alam seperti padas atau sejenisnya. “Cuma cara cetakannya ini akan mengurangi ket-erampilan dari sisi tukang ukir atau seniman lokal. Pasalnya, model ini bisa dipabrikasi dengan mesin. Apalagi bahannya dari baja ringan, pasti dari sisi life time-nya lebih lama dan sangat menguntungkan,” ujar Suardana.

Penggunaan bahan seperti ini juga ada kerugiannya, yaitu bila dilihat dari sisi estetika dan artistik sentuhan seninya, agak kurang. Ukiran model ini bisa digunakan pada bangunan besar dan minimalis karena cocok untuk perpaduannya. “Bagus juga untuk hiasan gapura perumahan. Un-tuk pelestarian lingkungan, sekarang banyak muncul alternatif. Kalau terus menggunakan bahan-bahan dari alam, pasti akan habis karena tidak bisa diperbaharui,” tandasnya.

� Kerta Negara

Ukiran Dekoratif Modern Makin Diminati

Page 47: Majalah balipost edisi 76

KONDISI perekenomian dan harga BBM seperti sekarang ini, banyak pengembang tidak mampu bertahan. Apalagi pengembang susah mendapat-kan lahan dengan harga murah. Setelah diproses kapling dan ditambah biaya bangunan, harga unit rumah melewati batas daya beli masyarakat menengah ke bawah. Sementara konsumen paling banyak ada di kalangan ini. Pengembang pun tidak kehabisan akal menyikapi kondisi ini. Mereka mengurangi produk unit rumah dan justru perbanyak jual tanah kapling. Tentu harga tanah ka-pling tidak semahal membeli rumah dan proses pembangunannya bisa dilakukan bertahap sesuai kemampuan keuangan konsumen.

“Yang nggak kuat (pengembang) ujian memang mengambil langkah seperti itu (jual kapling). Di sinilah kelihatan mana pengembang asli dengan yang hanya ikut-ikutan. Kalau ingin instan memang jual kapling, tinggal pecah lahan di BPN dan langsung jual,” tegas pengembang

yang telah memproduksi ribuan unit rumah, Gede Suardita, S.E.

Sedangkan kalau menjual rumah, kata Direktur PT Bumi Cempaka Asri (BCA) ini, prosesnya memang panjang. Dari persiapan lahan, mengurus izin di desa adat dan istansi terkait, hingga pematangan lahan. Setelah itu selesai, baru bisa dibangun rumah. Selain itu, proses birokrasi perbankan juga tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini-lah yang menyebabkan penjualan kapling lebih mudah ketimbang rumah.

“Tapi beli tanah kapling ke depannya rawan masalah. Yang beli kapling keban-yakan lahannya lama terlantar. Selain itu, sangat rawan karena banyak pengapling liar dan ujung-ujungnya sulit proses izin saat dibangun,” ujar pengurus DPD REI Bali ini.

Namun Suardita tetap optimis, tahun ini bisnis properti tetap cerah. Apalagi, kalau sudah yakin menyelami jadi pengembang. “Kalau memang yakin, tidak usah khawatir. Nanti kan ada seleksi alam,” ucapnya.

Berbeda dengan pendapat I Wayan Su-

karja, pengembang asal Petang, Badung. Kembang-kempisnya bisnis perumahan, membuatnya nyambi jual kapling. Pasal-nya, tanah kapling lebih cepat laku. “Supaya bisa bertahan, jadi harus cari terobosan lain,” tambahnya.

Hal senada disampaikan developer lain, Putu Sarjana. Dia mengaku sulit memasar-kan rumah saat ini karena harganya terus naik, sedangkan kemampuan konsumen stagnan. “Terpaksa beralih jual kapling. Selain kemampuan konsumen, mengurus kredit di bank juga sulit,” tegas Sarjana.

Selain itu, menjual kapling tanah tidak ada patokan jumlah dan bisa memilih lokasi lahan yang strategis. Hal inilah yang me-nyebabkan kini lebih banyak yang menjual tanah kapling dibandingkan rumah. “Selain harganya terus naik, lakunya cepat sekali. Tapi konsumen harus hati-hati, jangan lang-sung tergiur harga murah. Cek status tanah supaya tidak ada masalah saat mengurus izinnya,” kata Sarjana.

� Kerta Negara

Pengembang Beralih ke Tanah Kapling

Page 48: Majalah balipost edisi 76

Kamis pagi itu, ruang rapat di lantai 2 Puskesmas II Den-pasar Utara dipenuhi kaum waria. Setelah semuanya ber-

kumpul, Kepala Puskesmas dr. Emilia membuka acara kemudian dilanjutkan oleh perwakilan KPA Denpasar yang memberikan penyuluhan seputar HIV/AIDS.

Mengingat perilaku seksual mereka yang cukup berisiko, mau tak mau suka tak suka, Emilia tetap harus menangan-inya untuk menekan angka penularan HIV/AIDS, karena mereka tinggal di wilayah lingkup kerjanya. “Tiap empat bulan, kami jadwalkan berkumpul untuk diberikan penyuluhan kesehatan, seperti bahaya suntik KB untuk memperbesar payudara, merokok, IMS, HIV/AIDS, dan sosialisasi JKN/BPJS. Kami juga melakukan tes darah dan IMS, dan tiap Kamis mereka dibagikan kondom gratis,” ujar mantan Bendahara IDI Bali, mantan Ketua IIDI Denpasar, dan mantan Ketua Bundo Kanduang IKMS Bali ini.

Puskesmas II Denut yang mewil-ayahi 2 desa Desa Pemecutan Kaca dan Desa Ubung Kaja, memiliki masyarakat dengan beragam profesi, lengkap den-gan permasalahannya yang kompleks. Puskesmas yang dipimpinnya sejak 2009 tersebut memiliki 3 program prioritas.

Pertama, pembinaan HIV/AIDS dan infeksi menular seksual (IMS) yang di-fasilitasi dengan pengadaan Klinik VCT Melati yang di-launching Desember 2011. Klinik VCT ini ditempatkan di belakang, jauh dari klinik pelayanan umum dan ada jalan khusus menuju ke sana. Dengan begitu, mereka yang memanfaatkan layanan ini pun merasa lebih leluasa memeriksakan kesehatannya dan berkonsul-tasi seputar permasalahan mer-eka. “Tapi ada juga dari mereka, Warcan (waria cantik) yang ingin pamer, sengaja masuk lewat jalan umum. Jadilah mereka tontonan karena penampilan mereka me-mang agak norak,” ujar dr. Emilia

yang terlihat akrab dengan komunitas Warcan ini. Yang jelas, dengan komu-nikasi dari hati ke hati dengan komuni-tas berisiko ini, Emilia berharap mereka bisa berperilaku seksual yang aman.

Program kedua adalah kebersihan dan kesehatan lingkungan, yakni den-gan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Kegiatannya antara lain pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gertak (gerakan serentak) PSN dilakukan tiap minggu, berkoordinasi dengan PKK, kepala dusun, dan lurah setempat. Menjaga kebersihan dilaku-kan mulai dari pemilahan sampah hingga mengolahnya menjadi kompos. Di tiap desa dan kelurahan juga sudah memiliki bank sampah. Selain itu, penyakit yang juga cukup mendapat perhatian adalah TBC.

Ketiga, program yodiumisasi yang berjalan sejak 2013. Ini dilatarbela-kangi karena ada beberapa masyarakat ditemukan sakit gondok. Padahal umumnya, penyakit ini ditemui pada masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan.

D a r i sanalah kemudian k a d e r - kader jumantik (seka- r a n g k a d e r kes- ehatan) di-

l a t i h ,

yang kemudian sembari bertugas mengecek jentik nyamuk ke rumah-rumah penduduk, juga menyosialisasi-kan pemakaian garam beryodium dan membagikannya kepada masyarakat. Penyuluhan tentang garam beryodium, DBD, dan kesehatan lainnya juga di-lakukan di posyandu. Sayangnya, target pencapaian tahun 2014 masih rendah, karena hanya diposkan pemerintah ban-tuan garam beryodium untuk 5 RT per banjar per tahun. Meski demikian, ada satu prestasi yang berhasil ditorehkan-nya, yakni berhasil membina UKS TK Permata Hati sebagai Juara 1 tingkat provinsi Bali tahun 2014, dan akan bersiap maju ke tingkat nasional.

Sebagai Kepala Puskesmas II Denut, istri Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa Sa-matra, Sp. S (K) ini membawahi 44 staf. Emilia mengatakan, pola kepemimpi-nannya memakai cara kekeluargaan. “Karena saya lebih tua, mereka sudah menganggap saya seperti ibu. Saya bisa marah ke mereka, mereka juga bisa marah ke saya jika saya salah. Yang penting tahu rambu-rambu dan aturan pemerintah yang dipakai acuan bertindak. Tak hanya urusan pekerjaan, bahkan mereka kerap curhat masalah pribadi kepada saya,” ucapnya terse-nyum.

Lalu bagaimana membagi waktu antara karier dan keluarga? Syukurnya suami dan anak-anak sudah mengerti dengan aktivitas dr. Emilia. Karena sebagai Kapus, tak jarang pukul 05.30 ia sudah harus di lapangan memantau PSN. “Anak-anak juga sudah besar-besar, jadi sudah bisa mandiri,” ujarnya. Namun biasanya, pagi sebelum berang-kat kerja, Emilia masih sempat sarapan bersama suami dan satu anaknya yang masih belum menikah.

Sesekali, di sore hari mereka masih sempat berkumpul.

� Inten Indrawati

S O S O K

9- 15 Februari 201548

LAPORAN

dr. Emilia Sabiruddin

Komunikasi Hati ke Hati

Page 49: Majalah balipost edisi 76

SEJAK didirikan tahun 2003, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali masih eksis hingga kini. Begitu juga dengan ketuanya, Ni Nyoman Masni, S.H. Ia adalah sosok wanita yang dikenal punya jiwa pejuang dan optimisme yang tinggi.

Partisipasi istri dari I Made Paterem ini dalam kegiatan perlindungan anak, karena tergerak fakta di lapangan. Betapa kasus yang melibatkan anak sebagai korban semakin meningkat. Di bawah kendalinya pula kiprah LPA Bali cukup menggem-birakan baik di Bali sendiri maupun di kalangan LPA se–Indonesia, Komnas Per-lindungan Anak hingga Kemensos RI.

Akhirnya sejak tahun 2012 LPA Bali beserta beberapa LPA lainnya menjadi mitra Kemensos RI dalam pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) berupa penyaluran Bantuan Tunai Bersyarat (BTB) bagi Anak Berhadapan Hukum (ABH) dan Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK). Untuk ini pula LPA Bali mendapatkan tiga orang pekerja sosial yang diperbantukan dari Kemensos, sebagai pelaksana PKSA.

Selain itu, masih banyak lagi kegiatan atau aktivitas LPA yang dijalankan ibu em-pat anak ini, seperti untuk mengantisipasi perkawinan anak di bawah umur, pelecehan seksual terhadap anak dan perlindungan anak dari bahaya rokok. Namun, perhatian Masni terhadap kehidupan anak tidak berhenti sampai di situ, di setiap kesempatan seleksi persiapan anak mengikuti Kongres Anak In-donesia yang diselenggarakan tiap tahun oleh Komnas Perlindungan Anak, selalu disisip-kannya pembinaan dan pembekalan tentang Bali dan adat budayanya serta masalah aktul lainnya di Bali. Hal ini menjadikan anak Bali selalu tampil prima dalam kongres dan selalu juga berhasil meraih predikat Duta Anak di antara sepuluh anak se-Indonesia yang terpilih.

Keberhasilan anak-anak inilah yang memberikan Masni spirit dan melupakan usianya yang sudah kepala tujuh. Ia selalu bersemangat dan akrab bersama anak-anak sampai berlanjut terbentuknya Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Bali.

Selain bicara tentang perjuangan dan kepeduliannya pada anak dalam Buku “Nyoman Masni Perempuan Teladan” juga dituangkan pengalaman dari perjalanan

hidupnya. Bahwa Masni, yang dilahirkan pada 12 Januari 1943 ini merasakan masa kecil yang jauh dari berkecukupan. Sejak ke-cil ia sudah mandiri, biasa mengurus dirinya, bahkan mengurus dua adiknya. Banyak lagi hal lainnya yang mencirikan kesederhanaan dan ketangguhan hidup seorang Masni. Begitu juga dengan dukungan ibunya Ni Nyoman Candri (almh) ,yang memintanya untuk sekolah terus. Sebab, kata sang ibu, anak yang bodoh tidak pernah sukses dan bahagia dalam hidupnya. Juga bijaksananya sang ayah I Made Soekoe (alm) yang tidak membedakan anak-anaknya dalam menem-puh pendidikan. Rupanya, hal inilah yang menjadi tonggak atau fase penting dalam sejarah hidup yang berharga bagi Masni sebagai pemacu cita-citanya.

Menginjak masa remaja ketegaran Masni semakin terasah, dan ia bertekad memperka-ya diri dengan ilmu dan kepintaran. Hingga ia pun bisa merasakan masa sekolah yang menyenangkan, ketika mengikuti pendidi-kan di Sekolah Menengah Kehakiman Atas (SMKA) Surabaya. Berikutnya digambarkan secara singkat Masni menjalani kariernya di Kejaksaan mulai tahun 1965 dan pensiun pada awal tahun 2000, ketika ia menjadi anggota DPRD Bali, yang semasa aktifnya duduk di Komisi A.

Di bidang organisasi, sejak tahun 1972 Masni mulai terlibat dalam berbagai kegia-tan organisasi. Diantaranya berperan

dalam pembentukan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali. Dari sekian organisasi yang diikutinya salah satu adalah pengadiannya yang cukup panjang di Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Bali. Masni pun tercatat sebagi Ketua BKOW Daerah Bali periodew 1999- 2004.

Kombinasi antara Masni yang berdi-siplin tinggi dan penuh passion dalam menjalankan tugas-tugas baik di rumah tangga, di masyarakat dan saat men-jalankan kariernya rupanya berhasil mengantarkan nenek delapan orang cucu ini sebagai Ibu Teladan se–Bali dan salah satu Tokoh Perempuan Bali.

Itulah beberapa hal yang diungkap dalam buku ”Nyoman Masni Perempuan Teladan” yang diluncurkan, Senin (19/1) di Kantor LPA.

Ketika ditanya motivasinya meluncurkan buku, Masni mengatakan ia ingin menyam-paikan pesan singkat saja bahwa jika kita bekerja dan melakukan apapun dalam hidup ini pedomannya adalah ikhlas.

� Sri Ardhini

LAPORAN

Nyoman Masni

Perkaya Diri dengan Ilmu

9- 15 Februari 2015 49

Page 50: Majalah balipost edisi 76

9- 15 Februari 201550

S E N I

www.bali-travelnews.com

Mendengar Jegog, kita pasti terbayang dengan Jembrana, sebuah kabupaten di Bali yang terletak 100 km arah

Barat Daya Kota Denpasar. Jegog merupa-kan gamelan (alat musik) yang terbuat dari bambu besar, lahir dan tumbuh subur di Kabupaten Jembrana. Gamelan ini memiliki bentuk khas serta suara yang nyaring dan merdu.

Kata Jegog diambil dari instrumen Gong Kebyar yang paling besar. Gamelan tradis-ional ini diciptakan oleh I Wayan Geliguh yang akrab dipanggil Kiyang Geliduh pada tahun 1912. Ia seorang seniman dari Banjar Sebual, Desa Dangin Tukad Aya, Kecama-tan Negara, Jembrana. Bahan gamelan ini terbuat dari tiing petung, bambu berukuran besar.

Jegog biasa dimainkan saat menggelar tradisi unik yang bernama “Makepung”. Jegog juga berfungsi untuk mengiringi tari khas daerah Jembrana yang bernama Tari Jegog. Tarian ini menampilkan gerak seder-hana yang banyak diangkat dari pencak silat. Belakangan, Jegog juga biasa memainkan

tabuh-tabuh Gong Kebyar untuk mengiringi tari. Di samping suaranya yang merdu, cara memainkan juga unik yakni posisi penabuh bersila atau duduk di atas sebuah kursi atau berdiri karena ukurannya lebih tinggi. Jenis gamelan ini sering tampil mabarung (bertarung) tampil bersama di atas pentas dengan posisi berhadap-hadapan. Suasana menjadi lebih meriah, suaranya nyaring, riuh dan seru, karena ditambah dengan sorak-sorai para penonton yang mendukung jagoannya.

Dan yang betul-betul memberikan ciri khas adalah cara memukul instrumennya yang berukuran terbesar yaitu jegogannya. Penabuhnya dua orang dengan jongkok bertengger di atas selawah bagian belakang-nya. Seorang memukul di sebelah kiri di daerah yang bilahannya bernada rendah dan seorang lagi di sebelah kanan yang bilahan-nya bernada tinggi.

Masing-masing membawa panggul besar seperti pemukul gong, namun karena berat dan besar digenggam dengan kedua tangan-nya. Sedang seorang yang di sebelah kiri memukul dengan cara “polos” dan yang di

sebelah kanan dengan cara sangsih. Untuk instrumen yang lain seperti undir, penyacah, dan kantil sama seperti gerantang masing-masing oleh seorang penabuh dengan meng-gunakan dua panggul.

Tiap-tiap instrumen mempunyai delapan buah yang sama. Larasnya adalah selendro yang hanya memakai empat nada. Satu barung gambelan jegog terdiri dari kantil, penyacah, undir, dan jegogan.

Selain pentas dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB), kesenian Jegog juga sering dita-mpil di Negeri Sakura Jepang, juga di negera lain di Eropah. Dan untuk melestarikan kese-nian Jegog, Pemerintah Kabupaten Jembrana menyelenggarakan lomba dan festival. Salah satunya adalah Festival Seni Jembrana yang menampilkan sekaa-sekaa Jegog yang ada di daerah itu. festival ini biasanya berlangsung di Areal Gedung Kesenian Bung Karno, Pusat Kota Jembrana.

� Budarsana

Jegog Jembrana yang Memesona

Page 51: Majalah balipost edisi 76
Page 52: Majalah balipost edisi 76