Majalah balipost edisi 87

52
RP 20.000 Ke Mana Larinya Uang TWBI Rp 1 Triliun 87 | 27 April - 3 Mei 2015

description

 

Transcript of Majalah balipost edisi 87

RP 20.000

Ke Mana Larinya

Uang TWBI Rp 1 Triliun

87 |27 April - 3 Mei 2015

27 April - 3 Mei 2015 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN� Nilai UN Jeblok, Siswa Bisa Ikuti UN Perbaikan 18MANCANEGARA� Obat yang Disalahgunakan 20DAERAH� Ratusan Hektar Hutan GBBP Jadi Penambangan Liar 22

KESEHATAN� Batasi Konsumsi Purin pada Penderita Asam Urat 24

LENSA�Membaca Lontar 26

OLAHRAGA� Pilihan Berbeda 28LINGKUNGAN� Ranperda Mandek, Alih Fungsi Marak 36

PARIWISATA� Bali, Antara ”Mass Tourism” dan ”Blue Economy” 38TRADISI� ”Makepung Lampit”, Suka Cita di Sawah Sebelum Tanam Padi 46FASHION� Tampil Cantik dengan ”Clucth Bag” Kulit 48SOSOK� Koen Mulyono Modifikasi Tak Lebih dari 30% 49

OPINI� Reklamasi, Bisnis Pariwisata yang Meminggirkan Masyarakat Lokal 6BALI SEPEKAN�Dua Orang Diterjang Air Bah 7LAPORAN UTAMA�Hargai Cara Orang Bali Muliakan Alam 8 �Ke Mana Dana TWBI Rp 1 Triliun? Wajar Ada Dugaan Kongkalikong 9

�Dari Bali Sampai Amerika 11

POLITIK�Pilkada Serentak Tersendat PKPU 16�Dispensasi Menjual Bir 17

4

27 April - 3 Mei 20154

D A R I P E M B A C A

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Ke Depan, Gianyar Tak “Bersawah”

Tak Setuju, Reklamasi untuk Ciptakan Pulau Baru

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Mereklamasi alam Pulau Bali Selatan, dan mungkin juga kawasan Bali yang lainnya, untuk menciptakan pulau baru di Teluk Benoa, maka saya

sangat-sangat tidak setuju. Saya sebagai pemerhati Bali dari luar, sangat priha-tin melihat pesisir Pulau Bali sudah banyak longsor/abrasi akibat gelombang pasang. Segenap warga yang tinggal di Bali telah berupaya secara keyakinan masing-masing, baik duniawi maupun akhirat (sekala dan niskala) tetapi abrasi, pembangunan dan penjualan atas alam Bali terus/tetap berjalan. Mestinya disewakan saja, karena kita mewarisi alam Bali bukan dari keringat sendiri.

Destinasi Pulau Bali sebagai tujuan wisata yang diutamakan oleh Pemerintah RI sudah tidak bisa dipertahankan lagi karena pariwisata diarahkan ke daerah lain di Indonesia Timur. Bali yang dijadikan daerah utama ATM (Asal Tarik Modal) untuk pembangunan oleh pemerintah RI, kini ibarat pepatah habis manis sepah dibuang. Pemda Bali sekarang harus berusaha menentukan daerah wisata yang alami sebelum ditinggalkan dan dilupakan oleh wisatawan.

Segenap komponen pariwisata agar sadar akan pariwisata dalam konsep Tri Hita Karana: pendekatan kepada Tuhan, manusia, alam sehingga Provinsi Bali akan ajeg untuk anak, cucuk, cicit, kita.

Made Suryana Jl. Pejanggik VII/4 Mataram-NTB

Jika setiap tahun alih fungsi lahan mencapai 131 hektar, bagaimana lima tahun kemu-

dian dan seterusnya? Masa depan Gianyar di suatu saat tidak akan “bersawah” seperti keadaan Kota Gianyar sekarang. Di daerah Gianyar utara yang masih hijau sekarang sudah ada jalan baru beraspal di selatan Petak yang menuju daerah persawahan. Demikian pula di sekitar Tegenungan Sukawati, dan sawah sepanjang By-pass Ida Bagus Mantra, pantai Lebih sudah berhotel dan menurut berita burung akan disusul dengan rumah sakit internasional, vila yang menjamur. Semuanya sudah parah dirambah rumah. Mengapa begitu mudah izin perumahan dikeluarkan? Siapa yang harus menjaga kehijauan alam Bali, Gianyar khususnya? Bali green hanya sebuah pemanis. Semoga masalah ini tidak dibiarkan begitu saja. Hanya yang berkepatutan bisa menjaga daerah Gianyar.

Nyoman MandaBr. Teges Kaja Gianyar

5

27 April - 3 Mei 2015 5

HARGA Bahan Bakar Minyak (BBM) kini mengikuti pasar global. Subsidi yang bertahun-tahun dinikmati rakyat dihapuskan. Mekanisme penerapan harga BBM semacam ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran terh-adap konstitusi oleh pemerintah mengingat Mahkamah Konstitusi telah membatalkan Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Di lain pihak, penerapan harga BBM sesuai pasar global telah berdampak pada tidak menentunya harga–harga di pasaran. Harga kebutuhan pokok terus melambung walau-pun harga BBM terkoreksi menurun. Potensi terjadinya harga BBM di luar jangkauan masyarakat juga memicu kekhawatiran.

Menyikapi hal ini, Pusat Data Bali Post menggelar Jajak Pendapat di seluruh Bali. Ja-jak dilakukan dengan mengajukan kuesioner dan wawancara via telepon. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, 63,96 pers-en responden menyatakan tidak setuju jika harga BBM sepenuhnya disesuaikan harga pasar global. Responden malah memper-tanyakan kebijakan pemerintah saat ini. Jika pemerintah sebelumnya mampu memberikan subsidi kepada rakyat, mengapa sekarang tidak? Responden juga meragukan terjadinya dampak perbaikan ekonomi kerakyatan jika BBM diserahkan kepada harga pasar global.

Faktanya, setelah kebijakan ini diberlakukan pemerintah justru gagal melakukan pengen-dalian terhadap harga barang kebutuhan pokok. Terjadi kecenderungan menurunnya daya beli masyarakat akibat harga barang ter-dongkrak naik mengikuti harga BBM. Tidak jelasnya skema penikmatan kenaikan harga BBM di tingkat pasar terhadap kesejahteraan rakyat juga membuat responden tidak setuju harga BBM tanpa subsidi. Responden men-gusulkan pola penetapan harga BBM ditinjau kembali dengan skema yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat.

Sedangkan 32,06 persen responden menyatakan setuju jika harga BBM sesuai harga pasar global. Degan cara ini, pemer-intah tidak lagi mengalokasikan anggaran subsidi BBM. Alokasi dana subsidi ini bisa diarahkan untuk biaya pendidikan dan in-frastruktur. Namun, responden kelompok ini juga mengaku khawatir jika sewaktu-waktu harga BBM tidak terjangaku karena terlalu mahal. Sedangkan, 3,98 persen responden tidak memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Mereka mengaku pasrah menerima keputusan pemerintah terkait harga BBM. Mereka hanya berharap kenaikan harga BBM tidak membuat mereka tak berdaya membeli bahan pokok kebutuhan hidup.

� Dira

Menunggu Subsudi Harga BBM

grafis: tomik cahya

Setujukah Anda harga bahan bakar minyak (BBM)sesuai harga pasar dunia?

grafafis: is: totomik cahya

kah Anda hargakar minyak (BBM)

arga pasar dunia?

32,06% Setuju

3,98% Tidak Tahu

63,96%Tidak Setuju

N=577

6

Isu yang memanas seputar reklamasi adalah isu yang berkaitan erat den-gan pembangunan sentra baru bisnis pariwisata dan hospitalitasnya. Sudah

dapat dipastikan, pengembangan dan pem-bangunan kawasan yang menggunakan me-tode reklamasi adalah pembangunan dengan padat modal dan dapat dipastikan akan meminggirkan peran masyarakat lokal.

Pariwisata apa pun jenis, metode dan namanya, hendaknya dapat dibangun dan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Menurut United Nation (2002) prinsip-prinsip tersebut adalah satu kesatuan prinsip yang harus dipahami dan dilaksanakan secara holistik agar pembangunan pariwisata dapat berkesinambungan. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya adalah pengelolaan kepariwisataan mestinya dibangun dengan melibatkan masyarakat lokal sehingga masyarakat lokal akan merasa memiliki untuk perduli terhadap keberlanjutan pari-wisata. Masyarakat lokal harusnya menjadi pelaku bukan menjadi penonton.

Pembangunan juga diharapkan mam-pu menciptakan keseimbangan antara kebutuhan wisatawan dan masyarakat. Kepentingan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah tujuan yang didasar-kan atas kerelaan untuk membentuk kualitas destinasi pariwisata yang di-harapkan oleh wisatawan. Keseimban-gan tersebut akan dapat terwujud jika semua pihak dapat bekerja sama dalam satu tujuan sebagai sebuah komunitas yang solid. Komunitas yang dimaksud adalah masyarakat lokal, pemerintah lokal, industri pariwisata, dan organisasi kemasyarakat yang tumbuh dan berkem-bang pada masyarakat di mana destinasi pariwisata dikembangkan.

Pembangunan yang baik harus mend-engar dan rela melibatkan para pemangku kepentingan. Pelibatan para pemangku kepentingan harus dapat menampung pendapat organisasi kemasyarakatan lokal, melibatkan kelompok masyarakat marginal atau miskin, melibatkan kaum perempuan, melibatkan asosiasi pariwisata, dan kelompok lainnya dalam masyarakat

yang berpotensi mempengaruhi jalannya pembangunan dalam sebuah harmoni. Pembangunan kepariwisataan yang baik, mestinya dapat memberikan kemudahan kepada para pengusaha lokal dalam skala kecil dan menengah.

Pembangunan pariwisata harus dikon-disikan untuk tujuan membangkitkan bisnis lainnya multiflier effects baik secara langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat terhadap usaha/bisnis mereka, baik usaha baru maupun usaha yang telah berkembang saat ini.

Idealnya sebuah pembangunan pari-wisata harus mampu menciptakan keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang berujung pada kepua-san wisatawan. Menjaga keseimban-gan antara kebutuhan wisatawan dan kebutuhan masyarakat lokal sangatlah penting untuk diketahui. Pembangunan pariwisata harus mampu menjamin keberlanjutan, memberikan keuntun-gan bagi masyarakat saat ini dan tidak merugikan generasi yang akan datang. Pembangunan pariwisata harus bertum-buh dalam prinsip optimalisasi bukan

pada eksploitasi.Pembangunan yang baik juga harus

melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik untuk memastikan pembangunan tetap berjalan dalam konsep pembagunan berkelanjutan.

Mestinya pembagunan pariwisata dapat diletakkan pada prinsip pengelolaan den-gan manajemen kapasitas, baik kapasitas wilayah, kapasitas objek wisata tertentu, kapasitas ekonomi, kapasitas sosial, dan kapasitas sumberdaya yang lainnya se-hingga dengan penerapan manajemen kapasitas dapat memperpanjang daur hidup pariwisata itu sendiri sehingga konsepsi konservasi dan preservasi serta komoditikasi untuk kepentingan ekonomi dapat berjalan bersama-sama dan pem-bangunan pariwisata berkelanjutan dapat diwujudkan.

Mestinya, untuk menghadapi era kom-petisi MEA sektor pariwisata, pemerintah lebih fokus untuk menyiapkan SDM lokal agar tidak tergusur oleh SDM asing. Melakukan program peningkatan sumber-daya manusia dalam bentuk pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi untuk bidang keahlian pariwisata mestinya menjadi konsentrasi pemerintah saat ini dengan mengalokasikan sejumlah anggaran untuk melakukan pelatihan dan uji kompetensi tersebut, sehingga para pekerja akan siap untuk bekerja sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan pada bidangnya masing-masing.

Indikator keberhasilannya adalah kualitas hidup masyarakat lokal yang meningkat, kualitas wisata para wisatawan yang meningkat karena mereka puas dan akhirnya loyal terhadap destinasi. Indikator lainnya adalah kualitas profit para pengu-saha yang semakin meningkat sehingga perannya terhadap pembangunan sebuah destinasi amat diharapkan oleh semua pihak.

Penulis, dosen tetap Fakultas Ekonomika dan Humaniora Uni-

versitas Dhyana Pura Bali, alumnus Program Doktor Pariwisata Universitas

Udayana.

O P I N I

27 April - 3 Mei 20156

Oleh Dr. I GB Rai Utama, S.E., M.Agr., M.A.

Reklamasi, Bisnis Pariwisata yang Meminggirkan Masyarakat Lokal

7

27 April - 3 Mei 2015 7

B A L I S E P E K A N

TERJANGAN abrasi membuat sekitar 37 kilometer garis pantai di Tabanan makin parah. Bentangan garis pantai ini merupakan objek pari-wisata andalan Tabanan seperti Tanah Lot, Yeh Gangga, Kelating, Pasut, Soka hingga Pantai Balian di Lalanglinggah, Selemadeg Barat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Tabanan I Wayan Ad-nyana memaparkan pesisir Pantai Nyanyi yang berbatasan dengan Badung sampai pantai Selabih yang berbatasan dengan Jembrana sebagian besar mengalami abrasi.

Abrasi yang terjadi di sebagian pantai di Ta-banan dikhawatirkan makin parah apabila tidak ditangani. Ia mengatakan untuk mencegah abrasi pantai-pantai di Tabanan sudah ada tindakan yang diambil. Seperti kawasan pantai Tanah Lot lewat bantuan Jepang. Begitupun beberapa pantai lainnya telah dilakukan langkah pencegahan, dengan mem-buat tembok atau memasang pemecah ombak.

� Wira Sanjiwani

OBJEK wisata air terjun Aling-aling di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada kembali menelan korban jiwa. Satu orang wisatawan dan se-orang pemandunya terseret air bah di air terjun itu, Sabtu (11/4). Tim Basarnas, BPB, polisi, dan warga berusaha melakukan evakuasi terh-adap kedua korban. Hasilnya, satu korban berhasil ditemukan dalam kondisi tewas.

Informasi di lokasi kejadian me-nyebutkan, korban tewas adalah se-orang mahasiswa Mustofa, wisatawan asal Jakarta. Mayat korban ditemukan di jembatan Desa Sambangan sekitar dua kilometer dari kubangan Air Terjun Aling-aling. Sedangkan, satu lagi korban Putu Bayu Prasetiya (24) warga Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada belum ditemukan.

Korban Mustofa bersama rekan-rekannya mengunjungi objek Air Terjun Aling-aling dengan diantar oleh Bayu Prasetya. Di lokasi kor-ban bersama dua rekannya mandi

di sekitar kubangan air terjung yang dikenal ekstrem ini. Melihat air membesar, Bayu langsung berusaha menyelamatkan korban. Dia pun berhasil menyelamatkan dua tamu-nya. Namun nahas, ia justru terseret air bah bersama korban Mustofa. Akibat derasnya aliran air, tubuh korban Mustofa dan Bayu langsung menghilang ditelan air bah.

� Mudiarta

MENGANTISIPASI masuknya paham radikal dari jaringan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), puluhan personel TNI/Polri menggelar sidak duktang (penduduk pendatang) di seputaran Desa Buruan Kecamatan Blahbatuh, Minggu (12/4) hingga Senin (13/4). Alhasil, puluhan penduduk pendatang tanpa identitas terjaring, selanjutnya mereka digiring ke kantor desa.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, sidak duktang ini berawal dari adanya laporan masyarakat bahwa di seputaran lokasi tersebut sering ada aktivitas warga saat malam hari. Selain itu, banyak pula warga pendatang yang sering bepergian malam dan baru kembali saat subuh. Ada pula warga yang tinggal hanya dalam waktu dua hingga tiga hari, setelah itu mereka pindah ke tempat lain.

Hal tersebut membuat aparat desa kesulitan mendata identitas mereka. Hingga akhirnya dalam operasi tersebut, TNI-Polri berhasil menjaring 20 penduduk yang identitasnya tidak lengkap. Kapolsek Blahbatuh Kompol I Nyoman Suparta, mengatakan sidak seperti ini akan rutin digelar jajarannya, guna mengantisi-pasi penyusupan penganut paham radikal yang selama ini mengancam kamtibmas.

� Manik Astajaya

TINGGINYA potensi sumber daya alam di lahan Hutan Konser-vasi Gunung Batur Bukit Payang (GBBP) dan sekitarnya, dijadikan peluang oleh oknum nakal untuk melakukan penambangan ilegal. Menurut data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, luas hu-tan konservasi ini yang berpotensi dijadikan lahan pertambangan men-capai ratusan hektar.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai KSDA Bali I Ketut Catur Marbawa seizin Kepala BKSDA Bali, Suharyono, Minggu (12/4) menerangkan luas Hutan Konservasi Gunung Batur Bukit Payang menca-

pai 2.075 hektar. Hutan itu menyim-pan sumber daya alam, salah satunya berupa batu hitam. Tingginya harga batu ini memicu beberapa oknum untuk melakukan penambangan ilegal. “Banyaknya sumber daya alam di hutan ini, membuat rawan pencurian,” ujarnya.

Dikatakan lebih lanjut, luas wilayah hutan yang berpotensi terjadinya penambangan mencapai 260 hektar. Tidak hanya itu, hutan ini juga dirambah menjadi lahan perkebunan holtikultura dan permu-kiman yang luasnya mecapai sekitar 16 hektar.

� Sosiawan

Dua Orang Diterjang Air Bah

Puluhan Duktang Terjaring Operasi

Parah, Abrasi Pantai di Tabanan Penambangan Liar

di Hutan Konservasi GBBP

MBP/mud

8

8 27 April - 3 Mei 2015

L A P O R A N U T A M A

Rapat Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tentang Reklamasi Te-luk Benoa, pekan lalu, berlangsung panas. Rapat dipimpin Ketua Komite

II DPD Perlindungan Purba. Hadir dalam rapat tersebut Kementerian KLH, Kementerian KKP, ForBali, dan PT TWBI.

Gede Pasek Suardika, anggota DPD RI ber-suara keras ketika itu. Ia meminta semua pihak menghargai dan mengikuti cara berpikir orang Bali dalam memuliakan alamnya. Dalam rapat tersebut Suardika mementahkan semua pen-jelasan yang disampaikan pihak TWBI yang menyertakan Tim Kajiannya dari sejumlah akademisi. Ia juga mengkritik penjelasan dari pihak KLH dan KKP. “Kalau pendekatannya Tri Hita Karana, masih jauh sekali. Orang Bali nggak perlu Benoa direklamasi. Dulu Pulau Se-rangan juga dijanjikan seperti itu, tapi nyatanya saat ini pantai dari Gianyar sampai Karangasem rusak. Lalu yang bertanggung jawab men-geluarkan izin itu sekarang ke mana? Kami sudah tidak tahu ke mana. Jangan (investor) diperlakukan sebagai dewa penyelamat untuk memperbaiki Bali,” kata Suardika.

Mengenai paparan analisa dan data tim kajian dari TWBI, Suardika mengatakan rekla-masi tidak bisa dilakukan melalui pendekatan teori modern, tetapi pemerintah dan TWBI diminta juga memahami cara pandang orang Bali dalam memahami lingkungannya. Ada pendekatan cara berpikir orang Bali yang tidak bisa dipahami dengan cara berpikir tadi (kajian tim TWBI). ‘’Oleh karena itu, saya jadi mem-pertanyakan niat investor itu sebenarnya apa, revitalisasi atau reklamasi,” katanya.

Anggota DPD dari Nusa Tenggara Barat Lalu Suhaimi mengakui Bali dikenal dunia karena memiliki kekhasan, baik seni, budaya dan alamnya. “Oleh karena itu, kalau mau melakukan revitalisasi maupun mereklamasi, harus hati-hati,” ingatnya.

Selain dihadiri anggota DPD, juga diun-dang pihak yang pro maupun kontra. Mereka yang menolak reklamasi dimotori oleh For-BALI. Mereka beranggotakan sekitar delapan orang perwakilan. Antara lain akademisi dari Unuversitas Udayana (Unud), Walhi Bali, serta sejumlah bendesa adat yang membawa mandat surat tugas resmi.

Sementara itu dari pihak pengembang (pro-reklamasi), Direktur Umum PT Tirta Wahana

Bali Internasional (TWBI) Heru B Wasesa memperkenalkan tim kajiannya dari beberapa akademisi sejumlah perguruan tinggi minus akademisi dari Unud, direksi PT TWBI dan perwakilan masyarakat Bali.

Kedua orang yang diperkenalkan TWBI sebagai perwakilan rakyat Bali sempat diper-tanyakan oleh sejumlah bendesa adat. Sebab keduanya tidak bisa menunjukkan surat mandat dari desa yang diwakili. Dua orang perwakilan yang mengatasnamakan masyarakat Bali itu adalah Turah Pemayun yang mengaku sebagai undagi dan Komang Budi Subudi dari Yayasan Bumi Bali Bagus.

Saat diberi kesempatan memberikan presen-tasinya, Turah mengajak semua pihak untuk memperbaiki alam di Bali, khususnya lingkun-gan di sekitar Teluk Benoa yang harus segera dibenahi dan diperbaiki. Langkah itu, sesuai dengan konsep Tri Hita Karana sebagai ajaran yang diyakini masyarakat Bali. ‘’Kita juga bisa membangun Jagadnatha, dan kita minta pihak TWBI menanam tanaman yang diperlukan untuk kelestarian alam,” kata Turah.

Sejumlah bendesa di dalam rapat sempat mempersoalkan pihak-pihak yang menga-tasnamakan orang Bali namun kenyataanya hanya membawa kepentingan pribadi. Made Sugita, Bendesa adat Kelan, wilayah yang berbatasan langsung dengan Teluk Benoa mempersoalkan klaim pihak yang dinilainya hanya merepresentasikan kepentingan pribadi dan kelompoknya.

“Kami sejumlah bendesa adat di sini membawa surat tugas resmi. Jadi Kalau ada orang-orang yang mengaku perwakilan men-gatasnamakan tokoh, itu tidak benar. Yang benar adalah yang membawa surat resmi dari bendesa adat setempat, ditunjuk karena diang-gap mampu bicara di forum tingkat daerah dan nasional, dengan mengatasnamakan masyarakat yang menyatakan menolak rekla-masi,” kata Sugita.

Direktur PT TWBI Heru Budi Waseso men-gatakan ada dua aspek yang menjadi penekanan reklamasi yaitu kondisi Teluk Benoa saat ini yang sudah rusak dan kedua, aspek pemanfaa-tan. “Oleh karena itu, yang penting ditekankan di sini adalah sebetulnya apa yang telah terjadi dengan Teluk Benoa saat ini,” katanya.

� Hardianto

PEMILIK kelompok usaha Artha Graha Tomy Winata sekaligus inves-tor PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI), mempertanyakan penolakan sejumlah pihak terkait revitalisasi Teluk Benoa padahal proyek tersebut dimaksudkan untuk membangun pari-wisata Bali. “Kalau proyek ini batal, silakan, tapi saya minta keadilan, saya menantang masyarakat dan LSM untuk moratorium seluruh proyek yang belum memiliki izin perubahan peruntukkan kawasan di sekitar Bali, terutama di tanjung dan Teluk Benoa juga dimoratorium atau yang sudah terlanjur dibangun dirobohkan,” kata Tommy Winata kepada wartawan, Minggu. Pria yang akrab disapa TW itu menjelaskan kalau memang perlu dilakukan moratorium, dia siap asal-kan semuanya dimoratorium. Jangan hanya proyek revitalisasi Tanjung Benoa saja.

Ungkapan senada disampaikan Direktur TWBI Heru Budi Wasesa di Hotel Kartika Plaza pekan lalu. Kata dia, moratorium yang dimaksud bukan bersifat sementara. Melainkan ada tin-dakan hukum pada proyek yang secara fakta melanggar. Kalau perlu dengan membongkar bangunan melanggar yang sudah kadung berdiri. Ia mengaku sudah melaporkan secara resmi 61 data pelanggaran yang dimiliki TWBI ke Dinas Kehutanan Bali. Laporan dilayangkan sekitar delapan bulan lalu, dan sudah ada beberapa kasus yang ditindaklanjuti. Tidak saja oleh Dinas Kehutanan, tapi juga anggota DPRD Bali sudah turun ke lapangan.

“Kami tidak lagi mengikuti apa hasilnya itu, yang penting kami sudah melaporkan. Seluruhnya yang sudah ada (yang melanggar, red), kalau itu dimoratorium, kami akan legowo. Dan kalau itu dilakukan, seluruh masyarakat Bali masih menolak kami, tidak menginginkan revitalisasi Teluk Benoa, ya..kami siap (mundur, red),” jelas Heru.

� Rindra

Hargai Cara Orang BaliMuliakan Alam

Siap Moratorium

MBP/dok

Tommy Winata

9

27 April - 3 Mei 2015 9

ADA data menarik terkait dengan ren-cana reklamasi Teluk Benoa. Dari Rp 30 trilun yang direncanakan, PT TWBI sudah mengeluarkan dana Rp 1 triliun. Direktur TWBI Heru Budi Wasesa mengatakan, setahunya dana tersebut digunakan untuk membantu CSR Forum Peduli Mangrove. Setiap bulannya, forum bentukan Artha Graha itu mendapat Rp 350 juta selama dua tahun terakhir. Dana CSR kemudian dipakai untuk merawat hutan mangrove yang ada. “Tentunya dana bantuan itu juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan sembako murah bersubsidi, kerja sama antara TWBI dengan Artha Graha Pedu-li,” lanjutnya.

Penjelasan petinggi TWBI itu tidak langsung memuaskan publik tentang arah aliran dana Rp 1 triliun tersebut. Sebab, sebelumnya muncul dugaan ada aliran dana ilegal untuk memuluskan reklamasi ini. “Jika memang benar PT TWBI sudah menghabiskan dana hampir Rp 1 triliun masyarakat Bali jadi bertanya-tanya, ke mana dan siapa saja penerimanya. Saya kira investor harus berani buka-bukaan siapa saja pejabat negara atau anggota dewan atau siapa saja yang sudah me-nerima aliran dana untuk memberi janji kepada investor bahwa reklamasi Teluk Benoa bisa dilakukan,” kata Sekjen Kornas (Koordinator Nasional) Tolak Reklamasi Teluk Benoa Gede Bangun Nusantara, Selasa (14/4).

Ia mendorong pihak investor untuk bersikap terbuka atas rencana reklamasi Teluk Benoa ini sehingga semuanya jelas. “Buka saja semuanya, sehingga krama Bali akan tahu siapa saja yang menerima aliran dana tersebut. Karena mereka membohongi investor dan juga masyarakat Bali,” tegasnya.

Hal senada disampaikan pemerhati lingkungan dan pengamat kebijakan publik Ngurah Karyadi. Ia juga tak

menampik adanya indikasi kuat dan sinyalemen dana investor mengalir ke beberapa pihak. Isu ini sudah berkem-bang, bahkan saat Pilgub 2013. “Untuk itu, harus ada sikap satria dari pihak-pihak yang selama ini ditenggarai me-nerima kucuran dana siluman tersebut, atau mungkin pihak PT TWBI sendiri yang mengungkapnya,” kata Ngurah Karyadi. Ia juga mendesak Gubernur Bali memanfaatkan tawaran morato-rium dari PT TWBI untuk mendesak Presiden membatalkan Perpres 51/2014, serta membatalkan reklamasi.

Akademisi Unud Dr. Gede Sudjana Budhi, S.E., M.Si., juga menegaskan, investor jangan mengaitkan kepentin-gan pribadi dengan masyarakat. Ter-lebih, mengungkapkan triliunan dana yang dikeluarkan untuk mega proyek tersebut. “Rakyat tidak ada urusan dengan pengeluaran PT TWBI, karena rakyat tidak pernah mengundang PT TWBI untuk melakukan reklamasi di Teluk Benoa,” sebutnya.

Dia berpendapat, jika PT TWBI telah menghabiskan banyak dana adalah un-tuk memenuhi kepentingan bisnis mer-eka. “Mengeluarkan biaya besar untuk studi pemetaan Teluk Benoa itu kepen-tingan PT TWBI agar mendapatkan izin Amdal, jadi kalau rugi itu risiko bisnis yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain,” jelasnya. Publik di Bali makin bertanya-tanya ke mana saja aliran dana Rp 1 triliun yang telah dihabiskan inves-tor PT TWBI terkait rencana reklamasi Teluk Benoa. Dugaan adanya aliran dana ilegal ke pihak tertentu di Bali untuk memuluskan reklamasi ini pun semakin menguat.

Anggota Komisi I DPRD Bali yang membidangi hukum dan pemerintahan Nyoman Tirtawan mengaku belum puas dengan pernyataan pihak TWBI

terkait aliran dana Rp 1 triliun tersebut. Ia mendesak aparat penegak hukum di Bali seperti kejaksaan dan KPK di pusat menelurusi aliran dana itu. Se-bab kuat dugaan ada aliran dana ilegal untuk memuluskan rencana reklamasi. “Untuk sebuah kebaikan dan supremasi hukum, aparat penegak hukum di Bali bahkan KPK mesti menelusuri ke mana saja aliran dana Rp 1 triliun yang telah dihabiskan investor. Pihak investor juga mesti terbuka, jangan sembunyi-sembunyi,” kata Tirtawan.

Ia pun memandang wajar kuat dugaan publik ada kongkalikong atau permain-an dalam proses perizinan reklamasi ini sebab memang dari awalnya prosesnya tidak transparan dan akuntabel. “Seka-rang aparat penegak hukum, jaksa, KPK bagaimana melihat kasus ini. Kami di Dewan hanya bisa mendorong agar ada pengawasan bersama dan kasus ini dibuka gamblang. Investor juga jangan asal klaim,” tegas politisi asal Bebetin, Sawan, Buleleng itu.

Ia juga mendorong agar ada kea-dilan dalam keran investasi di Bali Selatan dan aturan yang ada ditegak-kan. Mi-salnya ketika sudah ada Surat Edaran Gubernur terkait moratorium pembangunan akomodasi pariwisata di Bali Selatan, maka itu harus dijalankan pemerintah dan ditaati investor. “Cukup sudah Bali Selatan dijejali akomodasi pariwisata. Mari berpikir pemerataan pembangunan ke Bali Utara dan Bali Timur,” pungkas Tirtawan.

Pengamat ekonomi dan pemerin-tahan Viraguna Bagoes Oka menga-takan pemimpin di Bali seharusnya memahami baik dari aspek sekala dan niskala bahwa proyek reklamasi yang sarat dengan kepentingan bisnis ini memiliki ancaman besar terhadap alam dan masyarakat Bali ke depan.

Baginya, reklamasi bukan jalan ke-luar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, reklamasi bukan jalan keluar untuk menjaga lingkungan, reklamasi bukan pula sebagai jalan keluar untuk memajukan pariwisata. Justru penataan yang mengembalikan wajah Bali dengan budaya yang didasari agama, sangat diperlukan saat ini. Baik itu untuk ke-sejahteraan rakyat, untuk lingkungan dan ajegnya agama yang menjadi tuntunan hidup masyarakat.

� Parwata/Widana

Ke Mana Dana TWBI Rp 1 Triliun?

Wajar Ada Dugaan Kongkalikong

23 - 29 Maret 201510

L A P O R A N U T A M A

MBP/ist

Sejumlah warga demo menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. Aksi ini digelar Sabtu lalu di depan Reflection Pool, Capitol Hill,

Gedung Kongres Negara Amerika Serikat.

10

27 April - 3 Mei 2015 11

Taksu Bali memang tak bisa diragukan. Kepedi-han masyarakat Bali juga dirasakan warga di daerah

lain utamanya soal reklamasi Teluk Benoa. Tercatat sejumlah kegiatan tolak reklamsi terjadi di Jakarta, Solo, Yogyakarta dan Jawa Barat.

Tak hanya di Indonesia, masalah yang dihadapi Bali juga diang-gap masalah oleh penduduk dunia lainnya. Di Amerika Serikat mis-alnya. Di Negeri Paman Sam itu, sejumlah warga juga menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Mereka sayang Bali. Mereka tak ingin alam Bali ini hancur gara-gara pariwisata.

Puluhan WNI dan warga Amerika Serikat di Washington, D.C. mengge-lar aksi tolak reklamasi Teluk Benoa, Sabtu (11/4) lalu. Aksi tersebut dige-lar di depan Reflection Pool, Capitol Hill, Gedung Konggres Negara Amerika. Aksi di Washington, D.C. Ini merupakan salah satu dari aksi-aksi serupa yang terjadi di berbagai kota di berbagai negara.

Sambil menyanyikan lagu “To-lak Reklamasi”, para peserta demo membentangkan spanduk bertulis-kan “Washington DC Against The Destruction of Bali’s Environment, Tolak Reklamasi Teluk Benoa”. Juru bicara aksi, Made Supriatma dalam surat elektroniknya menya-takan tuntutan terhadap Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mencabut Perpres 51/2014. Pera-turan Presiden yang dikeluarkan di era Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir masa jabatan tersebut disinyalir sarat dengan kepentingan bisnis. Pasalnya, Perpres 51/2014 memberi jalan untuk mengurug wilayah konservasi Teluk Benoa se-luas 700 hektar. “Bisa dibayangkan keuntungan yang akan dikeruk oleh investor karena proyek ini terletak

di wilayah prime spot wisata Bali yang memiliki harga tanah terma-hal,” ujarnya.

Peserta aksi, Ika menambahkan, aksi damai sekaligus mengimbau para elite politik lokal dan elite pemerintahan di Bali untuk mend-engarkan suara rakyat. Mengingat penolakan terhadap pengurukan Teluk Benoa tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Bali. Namun, pe-nolakan ini telah terjadi dalam skala internasional. “Ada segelintir orang yang akan mendapat keuntungan sangat besar dari proyek reklamasi ini, sementara rakyat biasa harus menanggung jika terjadi kerusakan. Ini sangat tidak adil,” imbuhnya.

Selain dilakukan warga negara Indonesia, aksi di Washington. D.C. ini juga didukung oleh war-ganegara non-Indonesia. Seorang peserta aksi, Daniel Ziv adalah warga Kanada yang tinggal di Bali dan juga merupakan sutradara film dokumenter ‘Jalanan’. Ziv berharap aksi ini dapat mendukung perjuan-gan rakyat Bali penentang rekla-masi Teluk Benoa. “Selama kurang lebih 3 tahun ForBali dengan gigih menentang proyek ini baik lewat unjuk rasa maupun lewat ekspresi kebudayaan, dan diskusi-diskusi intelektual,” ujarnya.

Sementara itu, di tengah berbagai penolakan, PT Tirta Wahana Bali International (PT TWBI) berupaya untuk tetap melaksanakan rencana reklamasi. Selain mengajukan Am-dal, perusahaan ini juga berupaya mendapatkan pasir untuk pengurukan dari Lombok, NTB dan Banyuwangi, Jawa Timur. Namun kedua daerah itu, menyatakan menolak pasirnya diambil. Alasan mereka, pengerukan pasir dalam jumlah puluhan juta ku-bik akan merusak lingkungan.

� Rindra

Dari Bali SampaiAmerika

27 Desember 2010Gubernur Bali Mangku Pastika mengeluarkan Surat Edaran (SE) No.570/1665/BPM, tentang penghentian se-mentara (moratorium) pembangunan hotel di Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar. SE ini diterapkan sejak awal Februari 2011.

27 Juli 2011Presiden SBY menerbitkan Perpres 45/2011 tentang rencana tata ruang Kawasan Perkotaan, Denpasar, Badung, Gianyar, dan Ta-banan (Sarbagita). Dalam Perpres itu disebutkan bahwa Teluk Benoa merupakan kawasan konservasi.

26 Desember 2012Gubernur Bali Mangku Pastika menerbitkan SK Nomor 2138/02-CL/HK/2012 tentang Rencana Pemanfaatan dan Pengembangan Kawasan Perairan Teluk Benoa.

26 Juni 2013Bintang Real Madrid Christiano Ronaldo (CR7) secara resmi dinobatkan sebagai duta Forum Peduli Mangrove Bali di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rangkaian acara Save Mangrove, Save Earth tahun 2013 di Tanjung Benoa, Badung, Bali.Seiring kedatangan CR7 ke Bali mulai berembus kabar bahwa akan ada proyek besar yang memanfaatkan Teluk Benoa. Salah satu bukti yang ditunjukkan yakni adanya sejumlah ‘’taper’’ di jalan tol. Akhirnya SK Gubernur itu mendapat penolakan masyarakat. Mereka turun ke jalan menolak rencana reklamasi Teluk Benoa.

16 Agustus 2013Gubernur Pastika mencabut SK Gubernur Bali Nomor 2138/02-C/HK/2012 dan menerbitkan SK Nomor 1727/01-B/HK/2013 tentang Izin Studi Kelayakan Ren-cana Pemanfaatan, Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa.

27 Agustus 2013Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana (Unud) menyatakan ren-cana reklamasi Teluk Benoa tidak layak dilakukan.

30 Mei 2014Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Perpres No.51 Tahun 2014 tentang Perubahan Perpres No.45 Tahun 2011 (Perpres Sarbagita). Peraturan tersebut telah ditetapkan Presiden SBY pada 30 Mei 2014 serta diundangkan dan berlaku mulai 3 Juni 2014. Intinya adalah kawasan Teluk Benoa dan Pulau Pudut dicoret dari kawasan konservasi dan diganti sebagai kawasan penyangga.

15 Agustus 2014Ratusan warga dan pekerja wisata air yang tergabung dalam ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi) berkonvoi dengan perahu saat unjuk rasa di Teluk Benoa, Badung. Mereka menuntut Presiden SBY mencabut Perpres No.51/2014.

� Pusat data/diolah dari berbagai sumber

Berujung Penolakan

27 April - 3 Mei 201512

A K T I V I TA S

MBP/ist

OSN - Tujuh orang siswa SMA N 4 Denpasar (Foursma) berhasil melenggang ke Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang

akan digelar di Jogjakarta, 18-24 Mei mendatang. Dibanding sekolah lainnya, Foursma menyumbang peserta paling banyak

sebagai wakil Bali di ajang tersebut. Masing-masing, Han-nah Debora di bidang matematika, Wira Ari Setiarini dan Ayu Trisna Darmayanti di bidang kimia, Yustika Sari dan Prakasa

Wiprayoga di bidang biologi, serta Steven Kusumman dan Nor-man Bintang di bidang komputer. Nampak dalam foto Wakasek Kurikulum SMA N 4 Denpasar bersama siswa yang lolos OSN

di Jogjakarta Mei mendatang.

MBP/ist

MPR RI - Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (Anggota MPR RI) menandatangani Prasasti Lingga Terbesar di Indonesia (Rekor MURI) didampingi Bupati Wonogiri dan Mrs. Neeta Maholtra (President Balinese Indian Friendship

Association/BIFA) di Desa Unggahan, Kec. Seririt, Buleleng. Dalam kesempatan itu, Wedakarna menyampaikan sosialisasi

MPR RI yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tungga Ika. Dalam hal ini, perlu diingatkan oleh seluruh

generasi muda bangsa, bahwa NKRI adalah harga mati dan apapun eksperimen yang dilakukan kelompok di Indonesia

untuk mengganti NKRI termasuk menjadi negara agama ada-lah menjadi musuh bersama kaum nasionalis Indonesia.

MBP/ist

TINJAU - Bupati Badung A.A. Gde Agung bersama Wakil Bupati Badung I Made Sudiana, Sekda Badung Kompyang R. Swandika beserta Pimpinan SKPD terkait melaksanakan

kunjungan kerja guna meninjau kegiatan-kegiatan APBD Triwulan I tahun anggaran 2015, Rabu (15/4). Ada sejumlah

proyek fisik yang ditinjau meliputi : pembangunan gedung koperasi di areal Puspem Badung, Kantor Camat Mengwi, Ge-dung E RSUD Badung, Kantor PMI dan KPAD di Abianbase, SPAM Penet Unit Distribusi Badung dan Denpasar, penataan

taman telajakan dan median jalan simpang dewa ruci, pem-bangunan Long Storage Tukad Mati, dan penambahan sarana

infrastruktur air bersih di Badung Selatan.

MBP/ist

LANCAR - Hari ketiga pelaksanaan UN di SMK PGRI 4 Denpasar, Rabu (15/4) berjalan lancar dan tertib. Peserta UN di SMK PGRI 4 Denpasar adalah terbanyak kedua di

Bali yakni 602 siswa. Dari jumlah itu sebanyak 237 orang, Jasa Boga sebanyak 206 dan Multi Media (MM) sebanyak 159. Hebatnya sekolah ini mampu memenuhi ruangan UN

sebanyak 31 ruangan. Kadisdikpora Kota Denpasar IGN Eddy Mulya langsung memantau pelaksanaan UN diterima lang-sung Kepala SMK PGRI 4 Denpasar Drs. I Ketut Suarya,M.

Pd. bersama Pembina SMK PGRI Drs. I Nyoman Badra di lab restoran sekolah setempat.

K R I M I N A L

27 April - 3 Mei 2015 13

Perkembangan dunia teknolo-gi informasi membuat semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak mudah mengakses

informasi melalui jejaring sosial atau media sosial (Medsos), seperti Face-book dan Twitter. Hal ini tidak menutup kemungkinan adanya pengedar gelap narkoba menawarkan barang haram itu. Seperti halnya yang dilakukan Pijo dan DS yang eksis menjalankan aksinya lewat medsos.

Mereka kini meringkuk di balik trali besi setelah dibekuk anggota Dit. Narkoba Polda Bali, di kantor ekspedisi Jalan Cokroaminoto, Ubung, Denpasar Barat. Mereka mengaku transaksi lewat Medsos. Tersangka berinisial AB (24) dibekuk di kos-kosannya Jalan Kenyeri II Gang I, Denpasar Timur, dengan barang bukti 32 paket SS seberat 52,45 gram. Sedangkan TR alias Dadak ditangkap di kos-kosannya Perum Girya Abasan, Padangsambian, Denpasar Barat.

“Tersangka AB mengaku membeli narkoba itu dari seorang napi Rutan Ban-gli berinisial He. Sedangkan keterangan TR kepada kami, ganja tersebut dibeli dari napi LP Kerobokan berinisial Ra,” tegas Kasubdit I Dit. Narkoba Polda Bali Kompol Nyoman Sebudi, didamp-ingi Kabid Humas Kombes Pol. Heri Wiyanto.

Tersangka AB alias Robin, kata Sebudi, ditangkap sekira pukul 19.45 wita. Ia merupakan target operasi (TO) dan diincar banyak polisi. “Di kos-kosan tersebut, tersangka menyewa dua kamar, satu untuk tempat tinggal dan satunya lagi untuk bikin paket SS,” ujarnya.

Ketika polisi menggeledah kamar no-mor 1, dalam lemari pakaian ditemukan satu buah kotak hitam berisi satu potong pipet plastik berisi SS, lima tabung kaca kecil, dua korek gas, dan satu bong. Se-lain itu, di dalam laci lemari ditemukan satu bungkus rokok berisi 1 paket SS.

Sekira pukul 20.30 wita, penggeleda-han dilanjutkan ke kamar nomor 5. Di sana diamankan satu kotak HP berisi 24 paket SS, 2 plastik klip berisi paket SS, satu plastik berisi 4 paket SS, sendok plastik, dan satu bendel plastik klip. Sedangkan di kotak putih diamankan

timbangan digital dan satu bendel pipet plastik hijau.

“Total barang bukti yang kami amank-an 32 paket sabu-sabu seberat 52,45 gram. Selain itu juga disita kartu ATM BCA,” kata mantan Kapolsek Kuta ini.

Sedangkan terkait pengungkapan kasus ganja, mantan Kasat Sabhara Polresta Denpasar ini mengungkapkan, petugas dapat informasi dari masyarakat bahwa ada orang bernama DS berala-mat di Jalan Ken Arok, Ubung, jual ganja. Selanjutnya, petugas melihat DS nongkrong di bengkel motor di Jalan Tukad Banyusari, Denpasar Selatan. Beberapa menit kemudian, ia lalu keluar bersama AI dan AZ menuju ke kantor ekspedisi Jalan Diponogoro, Denpasar. Tak berselang lama, mereka keluar dan mengarah ke kantor ekspedisi Jalan Cokroaminoto, Ubung. Saat itu, mereka langsung disergap. Kepada petugas DS mengakui kalau paket berisi ganja tersebut miliknya.

“Dia mengaku beli ganja itu lewat online yaitu media sosial. Pengirimnya berinisial Su. Kalau AZ sebatas sebagai

saksi saja karena hanya mengantar,” tegasnya.

Kepada petugas, DS mengaku ada temannya, TR juga sering transaksi ganja. Alamat kosnya di di Perum Griya Abasan, Padangsambian, lantai 2 kamar nomor 4. Biasanya dia pakai motor Honda Scoopy dan Honda 70. Polisi menggerebek kos-kosan tersebut. Di kamar tersangka, petugas mengamankan paket ganja di Tupperware. “Tersangka mengaku mendapat ganja itu dari napi LP Kerobokan berinisial Ra,” tegas perwira asal Buleleng ini.

Dari penggeledahan tersebut disita satu linting ganja sisa pakai seberat 0,60 gram, ganja dibungkus tas kresek hitam seberat 33,26 gram, ganja di dalam ko-tak plastik kecil di dalam Tupperware seberat 12,22 gram, HP, dan blender untuk menghancurkan dun ganja. “Kasus ini masih kami kembangkan. Kami masih dalami pengakuan tersangka terkait barang terlarang itu dibeli dari napi,” imbuhnya.

� Kertanegara

MBP/ist

Modus baru peredaran narkoba lewat media sosial.

Transaksi Narkoba Eksis di Medsos

27 April - 3 Mei 201514

A K T I V I TA S

MBP/ist

WARISAN LELUHUR - “Gianyar Kota Pusaka” menjadi tema HUT ke-244 Kota Gianyar pada tahun 2015 ini. Tema

ini dimaknai sebagai sebuah kebijakan dan langkah aksi Ka-bupaten Gianyar dalam melestarikan dan memberdayakan

pusaka warisan leluhur untuk kesejahteraan masyarakat Gi-anyar. Demikian disampaikan Bupati Gianyar Anak Agung

Gde Agung Bharata, pada acara jumpa pers di Kantor Bappeda Kabupaten Gianyar, Kamis (9/4). Dikatakannya, tema ini ditetapkan sebagai wujud nyata Pemkab Gianyar

atas blue print “Revitalisasi Gianyar Menuju Kabupaten Un-ggul Dalam Bidang Seni Budaya” yang telah disusun oleh para budayawan, akademisi, praktisi dan tokoh-tokoh seni

dan budaya yang ada di Kabupaten Gianyar.

MBP/ist

KEJURNAS - Setelah tim senior HardysLAND Racing Team usai mengikuti Indonesia Xtreme Adventure Individu-

al (IXAI) 2015 yang digelar di Sirkuit Offroad Batulicin, Ka-limantan Selatan pada 4 - 5 April 2015., Tim HardysLAND

Racing Team Pobaepo Bali yang merupakan tim kedua Har-dysLAND Racing Team (HRT) juga mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) adventure offroad yang digelar oleh Indonesian Offroad Federation (IOF) pada 18 - 19 April 2015 di Sirkuit Offroad Balikpapan. Hal ini bagian dari

upaya HRT Pobaepo Bali untuk meningkatkan kemampuan melalui pengalaman dan jam terbang sehingga pembalap-

pembalap muda asal Bali memperoleh kesempatan yang sama untuk menunjukkan skill balap di tingkat nasional.

Nampak dalam foto HardysLand Racing Team Pobaepo Bali, yang merupakan tim lokal HardysLAND berfoto

sebelum keberangkatan Official untuk mengikuti Kejurnas Indonesia Offroad Federation (IOF) 2015 di Balikpapan.

MBP/ist

RAKER - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen) Hindu Prof. Drs. I Ketut Widnya, M.A., M.Phil.,

Ph.D meminta perencanaan Program Kerja Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram harus matang. Hal tersebut ditegaskannya kepada seluruh civitas akademika di Perguruan Tinggi berbasis Agama Hindu di Mataram ini saat menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker)

untuk menyusun program kerja lembaga perguruan tinggi setahun kedepan. ‘’Kita mengharapkan sebuah perenca-

naan program kerja yang matang sehingga nantinya tidak banyak direvisi ketika diajukan ke kementrian,” tuturnya ketika ditanya usai memberikan sambutan dan membuka

secara resmi agenda Raker tersebut, Selasa (14/4).

MBP/ist

RUPS - PT Bank Sinar Harapan Bali atau dikenal dengan sebutan Bank Sinar ‘Jreeeng’ menggelar Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) tahunan di Hotel Sanur Paradise, Kamis (9/4). Rapat dihadiri pemegang saham, pengurus

perseroan dan undangan terkait. Ada enam agenda penting yang dibahas, salah satunya persetujuan penjualan saham sebesar 0,65 persen milik I Made Madia (alm) yang kemu-dian dibeli oleh Bank Mandiri. Demikian dikatakan Direk-tur Utama Bank Sinar I Wayan Sukarta usai RUPS. Selain

itu, dalam RUPS ini juga dibahas persetujuan laporan keuangan dan laporan tugas pengawasan Dewan Komisa-

ris, persetujuan penggunaan laba bersih perseroan dan penunjukan kantor akuntan publik, persetujuan penetapan

remunerasi pengurus dan perubahan susunan pengurus.

27 April - 3 Mei 2015 15

MBP/ist

KOMITMEN - Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar di bawah kepemimpinan Wali Kota I.B. Rai Dharmawijaya Mantra bersama wakilnya I G.N. Jaya Negara, memiliki

komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas layanan kes-ehatan masyarakat. Komitmen itu salah satunya diwujudkan

dengan vaksinasi gratis pencegahan kanker serviks pada ribuan siswa SMP di Kota Denpasar. Tahun ini, Pemkot

Denpasar melalui Dinas Kesehatan menganggarkan dana hampir Rp 5 miliar untuk program vaksinasi kanker serviks

gratis tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini mengatakan, kanker serviks atau

kanker leher rahim merupakan penyakit yang terjadi pada daerah leher rahim yang merupakan pintu masuk menuju

rahim. Kanker serviks menjadi masalah kesehatan tersendiri bagi perempuan di Denpasar.

MBP/ist

WISUDA - Untuk kali pertama Rektor Unwar Denpasar Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E.Sp.PARK. (dua kiri) pada

Sabtu (11/4) mewisuda 484 orang sarjana S-1, S-2 dan setara diploma. Dari jumlah itu Program Studi Magister Manajemen

sebanyak 19 orang, Prodi Magister Ilmu Hukum (4), Prodi Magister Linguistik (6), FH (68), FISIP (20), FE (261), FS (13), FP (5), FT (18), FKIK (54), dan D-1 Perpajakan (16). Hingga wisuda ke-51, jumlah anggota IKADEWA menjadi 24.488 orang. Dewa Putu Widjana didampingi WR I Dr. I

Nyoman Kardana, M.Hum., WR II Ida Bagus Udayana, S.E., M.M. dan WR III Ir. A.A. Mayun Wirajaya, M.M. dalam jumpa pers, Jumat (10/4) mengatakan tahun ini adalah

tahun istimewa yang ditandai oleh mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Bagi dunia pendidi-

kan tinggi, MEA menjadi tantangan baru karena komunitas ASEAN mempunyai kesempatan dan memiliki kebebasan

untuk berbisnis pendidikan di Indonesia.

MBP/Wan

PELEPASAN BALON - Camat Denpasar Utara I Nyoman Lodra didampingi Kepala SMP Negeri 5 Denpasar Wayan

Kamasan serta sejumlah guru dan pegawai serta siswa melepas balon saat memeriahkan pelaksanaan jalan santai

perayaan HUT ke-36 SMP Negeri 5 Denpasar di depan pintu gerbang SMP Negeri 5 Denpasar, di Jalan Cokroami-

noto Gang Angsoka, Ubung, Denpasar Utara, Minggu (12/4). Terkait HUT, keluarga besar SMP Negeri 5 Denpasar melangsungkan berbagai kegiatan lainnya seperti berbagai lomba di bidang akademik, kerohanian, sosial budaya, olah-

raga, keterampilan, ilmu dan teknoligi (IT), kesehatan dan kebersihan, seminar akademik, workshop kesehatan serta

pameran hasil karya siswa.

MBP/ist

BANTUAN - Cok. Gd. Rai Widiarsa P, S.H. (Asisten I Gianyar) saat menerima simbolis penyerahan bantuan dari

Ary Widiartha, S.H. (Executive Director HardysFounda-tion). Ikut serta memeriahkan HUT ke-244 Kota Gianyar,

HardysFoundation bekerja sama dengan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, melaksanakan pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis bertempat di parkir lobi selatan

HardysMalls Gianyar, Kamis (16/4). Acara yang digelar dari pukul 09.00 - 13.00 wita tersebut, merupakan salah satu par-

tisipasi Grup Hardys dalam memeriahkan Hari Ulang Ta-hun Kabupaten Pusat Seni dan Budaya ini dan puncaknya dilaksanakan pada Minggu (19/4). Sebelumnya, Grup Har-dys juga telah menyumbangkan 1 unit sepeda motor kepada

Panitia HUT Kota Gianyar sebagai bentuk partisipasi.

16

27 April - 3 Mei 201516

P O L I T I K

Pembahasan draft rancangan Pera-turan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak terancam ber-

larut-larut. Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mencapai titik temu perihal dua isu strategis yang diminta Komisi II untuk diubah. Tahapan pilkada serentak terancam molor. Namun, di sejumlah kabu-paten, mobilisasi PNS telah bergulir.

Terkait pembahasan PKPU ada tiga isu strategis dalam PKPU yang menjadi perhatian Komisi II, di antaranya adalah jadwal pendaftaran bakal calon dari partai politik atau gabungan partai politik yang terlalu berdekatan dengan perayaan Idul Fitri, syarat pencalonan yang terlampau ketat, dan masalah syarat verifikasi partai politik yang berhubungan dengan Surat Keputusan (SK) Menkumham.

Pada rapat panja ke-4 Komisi II bersama dengan KPU, Bawaslu dan Kemendagri itu, setelah melakukan rapat pleno, KPU sepakat untuk mengubah salah satu pokok persoalan tersebut, yakni pendaftaran bakal calon dari sebelumnya dimulai pada 22 Juni, diundur menjadi 26 Juni dan dilak-sanakan selama empat hari. Dan Komisi II pun setuju dengan perubahan tersebut.

Namun, soal dua isu lain seperti mem-perlonggar syarat pencalonan yang ber-hubungan dengan petahana serta soal SK Menkumham, KPU belum bisa menen-

tukan untuk mengubahnya. Sebagaimana dinyatakan KPU sebelumnya, hal tersebut disebabkan oleh kedua isu tersebut memang sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada dan UU tentang Partai Politik.

“Kami belum menyatakan menolak atau menerima. Kami belum bisa menjelaskan dua soal tersebut karena butuh exercise dengan waktu panjang dengan memperhi-tungkan rekomendasi pasal per pasal. Kami belum punya sikap final soal itu,” kata Ketua KPU Husni Kamil Manik.

Mereaksi lambatnya pembahasan PKPU ini, sejumlah pihak meragukan kesiapan Komisi Pemilihan Umum untuk menggelar pilkada serentak pada Desember 2015. Seo-lah menjawab keraguan tersebut, lembaga penyelanggara pemilu menggelar uji publik rancangan peraturan KPU tentang pilkada serentak. Uji publik diikuti perwakilan sejumlah partai politik seperti, PDI Per-juangan, Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, serta Lembaga Swadaya Masyarakat. Dimulai dengan perencanaan program dan anggaran pada 18 Februari 2015 lalu. Tahapan berikutnya yakni pembentukan badan penyelanggara pemilu ad hoc di tingkat kecamatan dan kelurahan mulai 19 April 2015.

Di lain pihak, walaupun tahapan pilkada serentak belum bergulir, mobilisasi PNS telah berlangsung. Di Kabupaten Karan-gasem, sejumlah tokoh masyarakat mulai

melakukan mobilisasi massa. Bahkan, mo-bilisasi politik ini juga dilakukan terhadap para PNS. Untuk itulah, KPU Karangasem meminta kepada para PNS di lingkungan Pemkab Karangasem untuk netral, tidak memihak salah satu partai.

Ketua KPU Karangasem I Made Ar-nawa mengungkapkan sebelum tahapan penetapan calon Pilkada Karangasem, aksi mobilisasi atau pun pemasangan ba-liho menjadi sah-sah saja. Namun, jangan sampai sejumlah kegiatan yang bermuatan politis tersebut melibatkan PNS atau dipra-karsai oknum PNS.

Meski memiliki hak memilih, menurut-nya PNS seharusnya tidak sampai memihak salah satu partai. Mengingat, tindakan tersebut dapat mempengaruhi kebijakan dan pelayanan terhadap masyarakat. Setelah mendengar laporan adanya mo-bilisasi politis yang dilakukan kepada PNS, menurut Arnawa tindakan tersebut belum bisa diberikan sanksi sebelum calon ditetapkan.

� Hardianto/Parendra

Pilkada SerentakTersendat PKPU

Mulai 9 - 24 Juni Pengolahan daftar penduduk potensial pemilih

24 Juni - 6 November 2015Pemutakhiran data pemilih

20 Mei 2015 Penyerahan syarat dukungan dari calon Gubernur dan Wakil Gubernur

7 Juni 2015 Penyerahan syarat calon Bupati dan Wakil Bupati serta calon Wali Kota dan Wakil Wali

10 Juli 2015 Pengumuman membuka pendaftaran calon kepala daerah

22 Juli 2015 Pendaftaran calon

24 Agustus 2015 Tes Kesehatan dan Administrasi

28 Agustus - 6 Desember 2015 Tahapan Kampanye

9 Desember 2015 Pilkada Serentak

29 Februari 2016 Penetapan calon terpilih

Draf Tahapan Pilkada

17

27 April - 3 Mei 2015 17

PENGATURAN dan pengedalian pemasaran mikol golongan A termasuk di dalamnya bir memicu kontroversi. Sejumlah elemen menentang Permendag No.6 Tahun 2015 ini. Aturan yang diterapkan per 16 April 2015 ini berpo-tensi mematikan pelaku usaha di sektor pawisata. Pelaku ekonomi kerayatan di sektor pariwisata pun bergejolak.

Di Bali, penerapan Permendag ini ditentang Majelis Alit Desa Pakraman Kecamatan Kuta. Mereka langsung bersurat ke Bupati Badung agar men-gizinkan penjualan bir di warung-warung wilayah Kuta. Pasalnya, pemberlakuan Permendag tentang pelarangan penjualan minuman beralkohol (mikol) golongan A sejenis bir pada tingkat pengecer ini dikhawatirkan berdampak besar terhadap ribuan ekonomi kerakyatan masyarakat di wilayahnya.

Surat yang ditandatangani Ketua Majelis Alit Desa Pakraman Kecamatan Kuta I Wayan Swarsa mencantumkan be-berpa alasan. Di antaranya karakteristik kepariwisataan Kecamatan Kuta sangat terbuka dan fleksibel terhadap pengaruh yang ditimbukan kepariwisataan tanpa kehilangan jati diri sebagai benteng budaya Bali. Dari pengamatan sangat jarang ada prilaku negatif wisatawan karena mengkonsumsi mikol golongan A, justru diakibatkan mikol golongan lain.

Wayan Swarsa mengatakan yang mendasari atas sikap MADP adalah secara faktual banyak warga Kuta yang mencari nafkah dari menjual mikol golongan A sejenis Bir kepada para wisatawan. “Warung tradisional yang ada di Kuta termasuk juga di kawasan Seminyak, Legian itu rata-rata menjual mikol golongan A kepada wisatawan. Malah di pantai itu ada sekitar 1.300 pedagang, yang namanya mikol 5 persen jadi konsumsi yang relatif umum dan daya tarik wisata,” ungkapnya.

Dia menegaskan, penolakan tersebut

bukan lantaran mendukung budaya mabuk-mabukan, tapi melihat dampak negatif terhadap pendapatan masyarakat sekitar. Terlebih, selama ini suasana di Kuta dan lokasi pariwisata pada umum-nya sangat aman.

Desakan ini, ternyata mendapat re-spons dari Menteri Perdagangan RI Rah-mat Gobel. Ia memberikan dispensasi untuk menjual minuman bir. Dengan kata lain, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.6 Tahun 2015 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penjualan minuman beralkohol golongan A (jenis Bir) hanya berlaku bagi pemilik ataupun pengusaha minimarket dan supermarket saja. “Para pedagang kecil yang ada di kawasan wisata di seluruh Bali masih diberikan kesempatan untuk menjual minuman beralkohol golongan A sam-pai ada peraturan baru yang mengatur,”

ujar Ketua Komisi II DPRD Bali Ketut Suwandhi.

Namun demikian, lanjut Suwandhi, semua pedagang kecil diharapkan membentuk wadah koperasi di bawah desa adat masing-masing wilayah. Para pedagang yang tergabung dalam usaha koperasi juga diminta melarang anak-anak di bawah umur 21 tahun untuk membeli bir. Hal ini juga sesuai dengan kesepakatan dan arahan Menteri.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Bali A.A. Adhi Ardhana meli-hat pemberlakuan khusus di Bali akan memberi dampak positif bagi ekonomi kerakyatan. “Aktivitas pariwisata tidak lepas dari ekonomi kerakyatan. Kami juga sepakat apabila kue pariwisata ini juga ikut dinikmati kelompok kecil seperti pedagang,” jelasnya.

� Dodok/Rindra

Dispensasi Menjual

Bir

MBP/dok

Petugas sedang menyidak perdagangan bir di salah satu supermarket.

27 April - 3 Mei 201518

P E N D I D I K A N

Pola pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2015 ini yang sangat berbeda dengan tahun sebelumnya memberikan angin segar baik ke-

pada pihak sekolah dan siswa. Selain nilai UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan, dalam UN tahun ini siswa diberikan kes-empatan memperbaiki nilainya jika nilai UN mereka jeblok atau di bawah standar kompetensi lulusan. Sementara itu, standar kompetensi lulusan yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk enam mata pelajaran yang diujikan adalah 55. Namun, keputusan kelulusan tetap ditentukan sekolah melalui kombi-nasi hasil ujian sekolah dan nilai rapor.

Dalam POS (Prosedur Operasional Standar) UN Tahun 2015, disebutkan adanya UN Perbaikan yang akan dilaksan-akan di tahun 2016 mendatang. Jadi siswa yang ingin memperbaiki nilai UN-nya bisa mengikuti UN Perbaikan ini. Ada empat kategori hasil UN 2015. Pertama, “sangat baik” dengan rentang nilai 85-100. Kedua, “baik” dengan rentang nilai 70-85. Ketiga, “cukup” dengan rentang nilai 55-70. Dan terakhir, “kurang” dengan rentang nilai 0-55. Siswa SMA/SMK sederajat yang be-lum mencapai kompetensi lulusan, dalam

artian mendapat nilai 0-55, dapat mengi-kuti UN Perbaikan ini di tahun 2016.

Anggota Badan Standar Nasional Pen-didikan (BSNP) Prof. Dr. Erika Budiarti Laconi, M.S., belum lama ini mengatakan, UN Perbaikan bersifat pilihan. Artinya tidak wajib diikuti oleh siswa yang belum mencapai kompetensi lulusan pada suatu mata pelajaran tertentu. “Kami tidak paksakan anak yang nilai kurang harus mengulang. Kalau mereka bilang tidak perlu, tidak masalah. Kalau nilainya mau ada perbaikan, itu hak siswa mengikuti UN Perbaikan pada mata pelajaran yang nilainya kurang,” terang Prof. Erika.

Dia menambahkan, siswa bisa mengikuti UN Perbaikan berkali-kali. Misalnya, ada siswa yang nilai UN-nya kurang pada mata pelajaran Matematika, lalu dia mengikuti UN Perbaikan dan hasilnya masih tidak ada peningkatan nilai, maka siswa bersangkutan bisa kembali mengikuti UN Perbaikan. “UN Perbaikan yang dibiayai negara hanya satu kali. Kalau siswa ikut beberapa kali jadi harus biaya sendiri,” ujarnya.

Setelah mengikuti UN, siswa akan mendapatkan SHUN (Sertifikat Hasil Ujian Nasional). SHUN ini menyatakan kategori capaian mata pelajaran dan bukan menun-

jukkan kelulusan siswa. Dalam SHUN ini berisi informasi identitas peserta UN, ca-paian siswa dalam mata pelajaran UN, informasi analisis kompetensi, capaian siswa terhadap rata-rata nilai UN sekolah dan nasional.

Sementara itu, analisis terhadap hasil UN akan menjadi informasi dan acuan satuan pendidikan, pemer-intah daerah dan pemerintah pusat dalam konteks posisi satuan pendidikan/kabu-paten/kota/provinsi terhadap satuan pen-didikan dan daerah lain maupun secara nasional untuk pemetaan dalam rangka pengendalian mutu. “Analisis hasil UN juga menjadi informasi rata-rata capaian terhadap SKL (Standar Kompetensi Lulu-san) mata pelajaran sebagai salah satu SNP (Standar Nasion-al Pendidikan,” tegas Prof. Erika.

� Widana

Nilai UN Jeblok, Siswa Bisa Ikuti UN Perbaikan

Siswa yang nilai UN-nya belum memuaskan bisa mengikuti UN perbaikan berkali-kali. Tampak

suasana UN di salah satu SMAN di Denpasar.

27 April - 3 Mei 2015 19

ADANYA kebijakan UN Perbaikan yang diperuntukkan bagi siswa SMA/SMK yang nilai UN-nya jeblok atau belum mencapai kompetensi lulusan direspons positif pihak sekolah termasuk Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Disdikpora) Kabupaten/Kota dan Provinsi. Namun, pihak sekolah dan Dis-dikpora masih kebingungan. Pasalnya, hingga kini belum ada arahan yang lebih jelas dan detil berupa petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan UN Perbai-kan ini yang baru akan digelar tahun 2016 mendatang. “UN Perbaikan ini spiritnya bagus. Tapi kami belum tahu bagaimana juklak juknisnya,” kata Kepala Disdikpora Kota Denpasar Ir. IGN Eddy Mulya, S.E., M.Si., belum lama ini.

Pihaknya berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) segera menerbitkan julklak juknis pelaksa-naan UN Perbaikan menyangkut siapa yang melaksanakan, bagaimana sistemnya, apakah ada persyaratan khusus termasuk menyangkut informasi bahwa siswa bisa mengikuti UN Per-baikan berkali-kali. Jangan sampai nanti timbul kebingunan di masyarakat menyikapi UN Perbaikan ini. “Melalui koor-

dinasi Disdikpora Kabupaten/Kota dan Provinsi ke Pusat kami harapkan UN Perbaikan ini bisa dipertajam dan kami menunggu juklak juknisnya agar lebih detil,” ujarnya.

Saat disinggung bahwa UN Perbaikan ini bisa menjadi mubazir sebab hasil atau nilai UN tahun ini tidak lagi men-

jadi penentu kelulusan, Eddy Mulya punya pandangan berbeda. Menurut dia, spirit dari pelaksanaan UN Perbaikan ini agar siswa

SMA/SMK memenuhi standar yang dipersyaratkan dari sisi persyaratan komptensi lulusan secara nasional. “Memang

hasil UN tidak menjadi penentu kelulusan. Jadi UN Perbaikan ini spiritnya nilai UN yang diperoleh

agar sesuai dengan standar nasional,” tegasnya.Ia menambahkan, UN Perbaikan ini dilak-

sanakan jika siswa berkeinginan memperbaiki nilainya dan atas inisitif sendiri. Dengan de-mikian pihak sekolah atau Disdikpora tidak bisa memaksakan atau mengintervensi siswa bersangkutan. “Kalau siswa tidak mengikuti UN Perbaikan mungkin juga tidak masalah terlebih itu tidak akan mempengaruhi ke-lulusan,” ujar Eddy Mulya.

Hal senada disampaikan Kepala Dis-dikpora Karangasem Drs. I Gede Ariyasa, M.Pd. Namun, pihaknya optimis hasil atau nilai UN siswa bisa memenuhi standar komptensi lulusan secara na-

sional sehingga tidak perlu mengikuti UN Perbaikan. “Kami pantau pelaksanaan UN tahun ini sudah berjalan lancar. Siswa begitu antusias dan semangat mengerjakan soal. Mer-eka juga sudah dipersiapkan matang menjawab soal,” katanya.

� Widana

UN Perbaikan Tunggu Juklak Juknis

27 A

kan ini yang baru akan digelar tahun 201Perbaikan ini spiritnya bagus. Tapi kami beljuklak juknisnya,” kata Kepala DisdikporaIGN Eddy Mulya, S.E., M.Si., belum lama

Pihaknya berharap Kementerian Pendidik(Kemendikbud) segera menerbitkan julknaan UN Perbaikan menyangkut siapa ybagaimana sistemnya, apakah ada persyaratmenyangkut informasi bahwa siswa bisa baikan berkali-kali. Jangan sampai nanti di masyarakat menyikapi UN Perbaikan

dinasi Disdikpora Kabupaten/Kota dankami harapkan UN Perbaikan ini bisa dmenunggu juklak juknisnya agar lebih d

Saat disinggung bahwa UN Perbaikamubazir sebab hasil atau nilai UN tahun

jadi penentu kelulusan, Eddy Mulya punya Menurut dia, spirit dari pelaksanaan UN Perb

SMA/SMK memenuhi standar yang dippersyaratan komptensi lulusan secara

hasil UN tidak menjadi penentuPerbaikan ini spiritnya nilai

agar sesuai dengan standar nIa menambahkan, UN P

sanakan jika siswa berkeinnilainya dan atas inisitif smikian pihak sekolah atabisa memaksakan atau mbersangkutan. “Kalau sisUN Perbaikan mungkinterlebih itu tidak akan lulusan,” ujar Eddy M

Hal senada disampdikpora Karangasem M.Pd. Namun, pihaatau nilai UN siswstandar komptensi

sional sehingga tidak pPerbaikan. “Kami pantatahun ini sudah berjalan lantusias dan semangat meneka juga sudah dipersiapkasoal,” katanya.

Prof. Dr. Erika Budiarti Laconi, M.S.

27 April - 3 Mei 201520

M A N C A N E G A R A

Narkoba semakin merajalela di negara kita. Berbagai jenis narkoba pun mulai bermun-culan. Namun di manakah

pertama kali barang ini digunakan? Candu pertama dikenal oleh bangsa Sumeria, digunakan sebagai sarana pengobatan, terutama pembedahan. Saat itu beberapa ahli mengetahui kegunaan candu analge-sik (pereda rasa sakit)dan narkotik (bius). Dahulu candu masih dikonsumsi mentah, baru pada 1805 mulai dikenal morfin menggantikan candu mentah (opium). Saat itu sudah diketahui penggunaan can-du yang berlebihan akan menyebabkan ketagihan dan sesak. Oleh karena itu pada mulanya orang-orang Eropa menganggap barang tersebut adalah barang setan.

Setelah beberapa waktu, diketahui candu mempunyai manfaat untuk ke-pentingan pengobatan. Ratu Elizabeth I menyadari pentingnya opium sebagai obat bius medis, jadi mereka membawa opium ke inggris. Awal mulanya candu dipergu-nakan sebagai obat bius. Penggunaannya berdasarkan resep dokter dan diawasi oleh pemerintah. Tetapi oleh beberapa orang narkotika disalahgunakan penggunaan-nya, yaitu untuk mabuk-mabukan.

Di Amerika morfin mulai digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit seki-tar tahun 1810. Serbuk itu dikategorikan

sebagai obat ajaib karena kemampuannya menghilangkan rasa sakit pascaoprasi atau sebagai penyembuh luka. Perten-gahan tahun 1850, morfin beredar luas di seluruh Amerika dan makin populer digunakan di dunia kedokteran. Dalam pengobatan medis, morfin dimanfaatkan sebagai obat penghilang rasa sakit oleh para dokter-dokter pada masa itu. Sayang, penggunaan dosis lebih dan terlalu ser-ingnya menyembuhkan rasa sakit dengan morfin semakin memicu ketergantungan pada obat tersebut.

Puncak kecanduan makin meningkat selama perang saudara. Jumlah pasien, terutama prajurit korban perang, dirawat dengan menggunakan morfin, mencapai sekitar sepuluh ribu orang. Karena terus menerus menggunakan morfin, sebagaian besar berubah menjadi pecandu. Tahun 1874, orang-orang menggantinya dengan heroin karena dianggap lebih aman. Jer-man merupakan produsen herion terbesar kala itu.

Heroin merupakan salah satu jenis obat terlarang yang paling populer. Heroin ada-lah bagian dari opium/candu, yang tentu menimbulkan ketergantungan secara fisik dan mental saat dikonsumsi. Karena men-imbulkan ketagihan, maka pada 1878 kera-jaan Inggris mengeluarkan undang-undang untuk mengurangi penggunaan opium.

Mereka juga memperkecil impor opium dari Bangsa Timur, terutama dari Cina.

Aturan itu juga diterapkan di Amer-ika. Pada tahun 1906 mereka membuat undang-undang makanan dan obat (Pure Food Drug Act) yang meminta pihak farmasi memberi label secara jelas men-genai komposisi kandungan opium dalam produknya. Namun peraturan tersebut belum berhasil dengan baik. Peredaran opium tetap dijual secara bebas dan makin tak terkontrol. Hal ini semakin mening-katkan jumlah pecandu, terutama di ka-langan tentara dan wanita bersalin. Sam-pai akhirnya pada tahun 1914, ditetapkan undang-undang yang mewajibkan kepada siapapun pengguna dan penjual untuk membayar pajak. Undang-undang itu mengatur regulasi penjualan narkotik, melarang memberi narkotik pada pecandu yang enggan sembuh.

Peredaran opium selama abad ke-19 ini makin pesat di Amerika. Melihat kon-disi yang mengkhawatirkan ini, Presiden Amerika Richard Nixon pada tahun 1970 mengobarkan perang melawan heroin melalui kerja sama antarnegara. Hingga saat ini, banyak negara yang sedang ber-juang untuk mengatasi masalah narkotika ini, termasuk Indonesia.

� Gugiek Savindra

k b ki j l l b i b t j ib k k M k j k il i i d i

Obat yang Disalahgunakan

PERLOMBAAN untuk menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) dimulai. Pekan lalu, Marco Rubio, menyatakan siap maju dalam pemilihan Presiden (pilpres) 2016 ini. Meski demikian, ternyata sosok yang satu ini masih sedikit misterius. Ternyata, Marco Rubio meru-pakan anak dari seorang bartender dan pelayan toko.

“Saya memang keturunan Kuba-AS. Orang tua saya merupakan warga Kuba yang telah bermigrasi ke AS sejak 1956. Di AS, ayah saya menjadi bartender, se-dangkan ibu saya seorang pelayan toko. Mereka bukan orang yang besar, namun mereka sangat berhasil mendidik saya,” ujar Rubio.

“Kedua orangtua saya lahir dari sebuah keluarga yang kekurangan di Kuba. Setelah ibunya meninggal, ayah saya harus bekerja sejak usia sembilan tahun. Ayah saya tahu arti bekerja keras. Jadi saya pun tahu, karena didikan mereka,” lanjutnya.

Pria yang memiliki nama lengkap Marco Antonio Rubio, dengan penuh percaya diri menyatakan siap bertarung untuk menjadi orang nomor satu di Ge-dung Putih. Pria yang saat ini menjabat sebagai Senator Florida tersebut harus

bersaing sengit dengan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

Rubio yang berasal dari Partai Repub-lik, turut menyinggung pesaingnya yang sudah terlebih dahulu menyatakan siap jadi Calon Presiden (Capres) AS, Hillary Clinton. Menurutnya, Hillary merupakan pemimpin dari masa lalu.

Rubio juga memiliki strategi untuk memenangkan hati rakyat. Dirinya ingin memanfaatkan Greeting Of Peace (GOP) sebagai prioritas pemerintahannya nanti. GOP bergerak dalam bidang kedamaian, terutama dalam memperjuangkan hak.

Kariernya di dunia politik dimulai saat Rubio bertugas sebagai komisaris Kota Miami Barat dan secara mengejutkan membuat Rubio menjadi Senat AS pada tahun 2010. Sejak saat itu lah pemikiran pragmatisnya dikenal oleh masyarakat luas.

Rubio adalah yang pertama mende-klarasikan orang tua yang ingin mem-vaksinasi anaknya tidak perlu melakukan pemesanan terlebih dulu. Dirinya juga mengatakan, aturan pernikahan sesama jenis dilindungi konstitusi Mahkamah Agung.

Rubio berulang kali menegaskan,

tidak mungkin ada yang bisa menggem-bosi perintah eksekutif imigrasi Presiden Obama dengan menutup Department of Homeland Security. Namun strategi ini tidak akan berhasil di beberapa negara bagian yang masih menolak kebijakan yang dikatakannya. Oleh karena itu Rubio harus mencari strategi lain untuk memenangkan suara di wilayah-wilayah tersebut.

Segala upayanya tentu memiliki risiko. Salah satu kendala terbesar Rubio untuk dijadikan nominasi adalah skeptisisme gigih kalangan konservatif. Mereka percaya dia membuat pencitraan dengan mengambil peran utama dalam negosiasi RUU reformasi imigrasi 2013.

Namun, Rubio menganggap enteng se-mua kontroversinya. Dengan bercanda di sebuah acara, Rubio mengatakan bahwa dia orang langka yang terpilih karena dicela oleh perdebatan imigrasi. Namun langkahnya ini lah yang membuatnya dihargai oleh banyak pendiri Partai Re-publik, yang mengagumi kesediaannya untuk berkompromi. Patut Ditunggu sepak terjang Rubio dalam rangka menuju AS 1.

� Gugiek Savindra

27 April - 3 Mei 2015 21

Rubio, Anak Bartender Incar Kursi Presiden

27 April - 3 Mei 201522

D A E R A H

Tingginya potensi sumber daya alam di lahan Hutan Konser-vasi Gunung Batur Bukit Payang (GBBP) dan sekitarnya, dijadi-

kan peluang oleh oknum nakal untuk melakukan penambangan ilegal. Menurut data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, luas hutan konservasi ini yang berpotensi dijadikan lahan pertambangan mencapai ratusan hektar.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai KSDA Bali I Ketut Catur Marbawa seizin Kepala BKSDA Bali Suharyono, Minggu lalu menerangkan luas Hutan Konservasi Gunung Batur Bukit Payang mencapai 2.075 hektar. Hutan itu meny-impan sumber daya alam, salah satunya berupa batu hitam. Tingginya harga batu ini memicu beberapa oknum untuk melakukan penambangan ilegal. “Ban-yaknya sumber daya alam di hutan ini, membuat rawan pencurian,” ujarnya.

Dikatakan lebih lanjut, luas wilayah hutan yang berpotensi terjadinya penam-

bangan mencapai 260 hektar. Tidak hanya itu, hutan ini juga dirambah menjadi lahan perkebunan hortikultura dan pemukiman yang luasnya mecapai sekitar 16 hektar. “Hutan ini juga dijadikan lahan perkebu-nan, dan beberapa ada digunakan sebagai pemukiman,” katanya.

Marbawa mengungkapkan, penam-bangan ilegal sudah terjadi sejak lama, namun penggaliannya hanya terjadi di beberapa titik. Begitu juga dengan tempat perkebunan yang hanya dilakukan pada sela-sela pohon lindung.

“Tidak seluruh lahan yang ditambang, hanya beberapa titik saja,” ungkapnya.

Menyikapi hal itu, Dikatakan Marbawa pihaknya sudah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya dengan melakukan pendekatan persuasif dengan warga yang bermukim di wilayah itu. Ia juga mengingatkan bahwa aktivitas berupa penambangan sangat tidak diizinkan karena berdampak buruk bagi lingkungan. Selain itu, pihaknya juga

melakukan pendataan terhadap warga yang bermukim di kawasan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa luas hutan yang kemungkinan dirambah untuk difungsikan ke hal lain. “Kami up-ayakan untuk menekan alih fungsi hutan ini. Sosialisasi juga kami terus laksana-kan,” terangnya.

Dikatakan, dalam melakukan peninda-kan hukum terhadap penambangan batu hitam ini, juga perlu adanya sinergisitas dengan pemerintah Kabupaten Bangli untuk berupaya menutup penambangan galian C yang berada di luar kawasan hutan konservasi.

Dengan cara itu, penambangan ile-gal bisa ditekan. “Syukur pemerintah daerah sudah melakukan upaya untuk menutup aktivitas galian C. Itu juga bisa mengurangi bahkan menghilangkan aksi penambangan liar di hutan konservasi,” ucapnya.

� Sosiawan

Ratusan Hektar Hutan GBBP Jadi Penambangan Liar

27 April - 3 Mei 2015 23

PERAMBAHAN hutan yang terjadi di kawasan Kintamani, Bangli semakin tak terkendali. Tidak hanya banyak yang dialihfungsikan menjadi lahan perke-bunan, perambahan hutan oleh oknum warga setempat itu kini dikabarkan juga mengkapling kawasan bumi perkemahan. Salah satunya seperti yang terjadi di bumi perkemahan Gunung Batur Bukit Payang di Toya Bungkah.

Kawasan perkemahan yang sejatinya terbuka untuk umum itu kini justru ban-yak yang dikapling secara pribadi oleh oknum warga setempat. Sejumlah infor-masi di lapangan menyebutkan, bumi perkemahan yang ada di areal tempat wisata alam milik pemerintah itu saat ini banyak yang dikapling secara pribadi oleh oknum warga. Bahkan, tak jarang rombongan wisatawan yang hendak

melakukan perkemahan, juga dikenakan pungutan liar hingga mencapai ratusan ribu rupiah.

“Taman wisata alam yang sering digunakan mahasiswa atau masyarakat umum untuk berkemah kini banyak yang dikapling oleh penduduk setempat. Seh-ingga bila ada orang mau kemah, sekarang sudah tidak punya tempat. “Kalau mau berkemah pun mereka harus bayar pada yang mengkapling itu,” kata salah seorang tokoh masyarakat setempat, Nyoman Muliawan, belum lama ini.

Menurutnya, kondisi itu terjadi tidak terlepas akibat dari kurangnya perhatian pemerintah dalam mengawasi keberadaan hutan di Kintamani. Kendati di kawasan tersebut telah ditempatkan sejumlah petu-gas, namun tak serta merta menjadikan kawasan tersebut tertib dari maraknya

aksi perambahan hutan. Bahkan, oknum petugas setempat banyak yang disinyalir ikut bermain dalam pengkaplingan terse-but. “Selama ini belum ada tindakan nyata pemerintah untuk menertibkan peramba-han hutan. Padahal di sekitar kawasan itu ada petugas yang ditempatkan. Jangan sampai pemerintah bilang tidak tahu tentang hal itu,” imbuhnya.

Muliawan berharap, pemerintah segera membuka mata terhadap persoalan perambahan hutan yang terjadi di Kin-tamani, termasuk perambahan kawasan perkemahan. Sehingga diharapan ke de-pannya, bumi perkemahan bisa kembali diselamatkan agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman terhadap wisatawan yang berkemah di sana.

� Swasrina

Perambahan Hutan Tak Terkendali

27 April - 3 Mei 201524

K E S E H ATA N

Perkembangan kehidupan modern di satu sisi menguntungkan umat manusia dewasa ini. Kemajuan iptek, membuat dunia ibarat tanpa

jarak dengan canggihnya alat telekomu-nikasi. Perjalanan juga bisa dipercepat menggunakan transportasi jet. Tetapi, di sisi lain ada implikasi yang kurang baik.

Ragam makanan yang terjadi seiring dinamika varietas menu makanan, kerap memicu dan menambah penyakit. Seperti penderita asam urat harus menghindari makanan-makanan mengandung purin. Purin adalah zat alami yang ditemukan di dalam sel. Purin tidak saja terdapat pada tumbuhan, juga pada hewan di sekitar kita. Dibandingkan daging, sayuran umumnya lebih tinggi unsur purinnya. Jika, purin masuk ke dalam tubuh mela-lui makanan, selanjutnya dimetabolisme menjadi asam urat.

Dr. I Ketut Sumada, Sp.S, Akp., mengatakan, batasi makanan yang mengandung purin, terutama roti. Se-lain itu makanan olahan seperti sosis, burger, daging merah, makanan siap saji, jeroan, kepiting, udang juga perlu pembatasan konsumsi. “Karena jenis makanan tersebut mengandung asam

urat,” tegasnya. Makanan-makanan itu dapat meningkatkan asam urat dalam tubuh secara signifikan. Selain daging, makanan dari tanaman juga perlu di-batasi seperti kacang-kacangan, kang-kung, bayam, melinjo. Jenis makanan yang mengandung alkohol seperti tape, arak, bir juga harus dieliminir. Makanan tersebut dapat mencegah pecahnya asam urat sehingga kadar asam urat menjadi tinggi dalam tubuh.

Semua makanan yang mengandung kulit, seperti kulit babi, kulit ayam, kulit sapi juga menyimpan kandungan asam urat tinggi. “Makanan yang mengand-ung kulit dari binatang berkaki empat termasuk juga ayam,” imbuhnya.

Sumada menganjurkan pada setiap pasiennya untuk banyak minum air agar zat-zat seperti asam urat, dapat keluar melalui air seni. Dengan minum air putih juga

membuat sistem metabolisme tubuh menjadi lancar.

� Cittamaya

Batasi Konsumsi Purin pada Penderita Asam Urat

27 April - 3 Mei 2015 25

ADA kecenderungan cukup bermakna, jumlah warga penderita asam urat, kian hari semakin bertambah saja. Setiap harinya ada saja kasus baru penderita asam urat. Dari data yang ada, penderita asam urat, memang ada kecenderungan mengalami peningkatan mencolok. Jadi, setiap hari ada saja kasus baru.

Dilihat dari kunjungan pasien di RSUD Wangaya, kata Dr. Ketut Sumada, per hari 5-10 orang datang. Mereka yang datang itu sebagian besar dengan keluhan asam urat. Adanya gejala peningkatan penderita asam urat tidak terlepas dari gaya modernitas masyarakat sekarang. “Perubahan gaya hidup, pola makan menunjukkan terjadi kecenderungan peningkatan para penderita asam urat,” ujarnya.

Setiap orang, memang mempunyai asam urat dalam tubuhnya. Pada keadaan tertentu, tubuh manusia memerlukan asam urat untuk kelangsungan hidupnya. Parahnya ketika orang mengalami gang-guan metabolisme, maka asam uratnya menjadi tinggi.

Penderita asam urat yang datang, bi-

asanya mengeluh nyeri pada sendi. Akan tetapi, tidak semua nyeri sendi merupakan sakit asam urat. Penyakit asam urat ditan-dai ciri-ciri khusus. “Misalnya bangun tidur, badan terasa sakit, merah, bengkak,” ujarnya. Gejala tersebut bisa saja dipicu makanan yang sebelumnya dimakan sep-erti burger, roti, kacang dll. Maka dari itu seorang dokter, harus mengetahui riwayat makan pasien sebelumnya. Gejala tersebut dapat disertai rasa gatal. “Tapi untuk me-mastikannya, harus cek lab,” imbuhnya.

Apabila, sakit asam urat tersebut dibi-arkan dan diabaikan begitu saja, maka dapat menjadi kristal dan lama kelamaan menumpuk menjadi benjolan. Benjolan itu disebut topus. “Benjolan biasanya terjadi di siku, jari tangan, jari kaki, lutut,” ujarnya. Karena itu, penderita asam urat harus menghindari benturan. Apabila terjadi ben-turan akan terjadi peradangan lebih cepat. Dampaknya penyakit asam uratnya kembali kumat. “Penderita asam urat yang lama akan mengalami benjolan. Benjolan itu rawan infeksi, sehingga harus dioperasi,” jelasnya. Operasi dilakukan apabila benjolan tersebut

mengganggu gerak tubuh atau penampilan. Benjolan tersebut nantinya dapat merusak persendian, sehingga menyebabkan ang-gota gerak tubuh terkena dampaknya. Ujung-ujungnya menjadi tidak berfungsi. Misalnya, jika asam urat mengenai kaki menjadi tidak bisa berjalan.

“Penderita asam urat harus menjalankan diet. Obat herbal atau yang sejenisnya tidak bisa kita rekomendasikan, pasalnya obat herbal itu belum diuji melalui penelitian,” imbuhnya. Obat berkedok herbal biasanya digunakan berdasarkan pengalaman. Namun, Dr. Sumada menegaskan pihak dokter tidak akan merekomendasikan obat yang belum teruji melalui penelitian.

Asam urat dapat mengenai semua usia. Namun, usia lanjut lebih rentan terkena asam urat. Alasannya, pada usia lanjut, itu metabolisme manusia mulai terganggu dan juga menurun kualitasnya. Ada kemung-kinan, makanan yang dikonsumsi tidak terserap dan tercerna sempurna. Akibatnya menghasilkan sisa berbentuk asam urat.

� Cittamaya

Usia Lanjut, Lebih Rentan Kena Asam Urat

MBP/ist

TERTIB - Pelaksanaan UN di SMAN 2 Denpasar di hari ketiga, Rabu (15/4) berjalan tertib dan penuh kejujuran. Tampak semua

HP dikumpulkan di depan ruangan kelas serta siswa tak ada yang bekerja sama mengerjakan UN. Di sekolah ini tercatat

445 siswa mengikuti UN. Dari jumlah itu dua orang terpaksa mengerjakan UN di rumah sakit akibat menderita DB. Hal itu

langsung dilaporkan Kepala SMAN 2 Denpasar (Resman) Drs. I Ketut Sunarta, M.Hum., kepada Kadisdikpora Kota Denpasar,

IGN Eddy Mulya saat meninjau pelaksanaan UN di sekolah tersebut. Dua siswa ini menolak mengikuti UN susulan kar-

ena kondisinya masih memungkinkan mengerjakan soal UN. Dengan demikian Ketut Sunarta berseloroh pelaksanaan UN di

Resman ada di tiga tempat yakni di SMAN 2, RS Bali Medika dan di Kasih Ibu.

L E N S A

MBP/Ida Bagus Putu Pramana Putra

Seorang ayah mengajarkan

anaknya mem-baca lontar. Di

tengah majunya teknologi digi-tal dewasa ini,

aktivitas belajar semacam ini patut menda-

patkan ancung-an jempol.

Melalui belajar membaca lon-tar, generasi

muda diajarkan untuk mencin-tai kebudayaan dan asal-usul-nya sebagai orang Bali.

27 April - 3 Mei 201528

O L A H R A G A

Klub Liga Prancis Paris Saint Germain dipermalu-kan Barcelona 1-3 di kandangnya stadion Parc des Princes di pertandingan pertama babak perempatfi-nal Liga Champions. Namun, siapa sangka pemain

tengahnya Javier Pastore di puji setinggi langit bahkan diklaim sebagai pemain terbaik dunia.

Saat dunia terpesona dengan karakter penyerang Real Ma-drid Cristiano Ronaldo dan kepiawaian menggiring bola striker Barcelona, Lionel Messi, nama Pastore justru muncul. Ironinya pemain asal Argentina itu tak sekalipun meraih penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d’Or seperti yang didapatkan Ronaldo atau Messi.

Adalah mantan penyerang Manchester United Eric Cantona yang mempunyai pilihan berbeda dengan menyebut Pastore sebagai pemain terbaik dunia. Kendati tidak subur mencetak gol, namun dia dinilai seba-gai pemain kreatif dalam membangun serangan atau melepaskan umpan untuk diselesaikan menjadi gol oleh rekan-rekannya.

“Saat ini pemain ter-baik dunia, pemain paling menarik di dunia adalah Javier Pastore dari Paris Saint Germain,” kata pria usia 48 tahun jelang pada acara pemberian penghar-gaan Laureus Awards di Shanghai, Tiongkok.

“Saya hanya menyak-sikan dua pertandingan untuk melihat Pastore bermain dan melepaskan umpan. Dia mempunyai talenta istimewa,” puji pemain yang pernah me-nendang pendukung klub Crystal Palace.

Pastore dibeli PSG dari klub Italia Palermo sehar-ga 54,6 juta dolar AS pada 2011. Pemain berusia 25 tahun itu tampil dalam 174 pertandingan dan mencip-takan 32 gol bersama klub kaya dari Paris itu.

Sepak bola erat kaitan-nya dengan interaksi. Ini yang menyebabkan olah-raga ini populer di seluruh dunia. “Dan Pastore bisa

melakukan sesuatu yang orang lain tak tahu,” nilai Cantona dalam wawancara dengan Reuters.

Pastore juga dinilai bisa membuat kejutan setiap waktu baik itu dalam rupa penciptaan gol, menghasilkan gol yang spektakuler atau hanya memberikan umpan dan umpan saja sepanjang pertandingan. Sebagai pemain tengah dan bertin-dak sebagai pengatur serangan, ia kreatif dalam membangun irama timnya.

“Itulah sebabnya dia saya nilai sebagai pemain terbaik dunia karena tipikalnya. Saya menyukai pemain semacam ini,” tambah mantan pemain yang dikenal dengan julukan “King Eric” itu.

Cantona yang kelahiran Marseille 24 Mei 1966, juga dikenal sebagai sosok kontrover-sial. Pemain yang pernah membela klub Auxerre, Marseille, Bordeaux, itu pindah ke Inggris untuk membela Leeds dan Man-chester United. Sepanjang lima musim membela MU ia menyumbang empat gelar Liga Utama Inggris, dua Piala FA dan dua Piala Liga. Dia juga dipandang sebagai sosok yang mem-bangkitkan kembali ke-jayaan MU di era 90-an.

Pemain dengan nomor punggung 7 itu, juga mu-dah dikenali di lapan-gan selain sosoknya yang urakan dan tak kenal ta-kut. Ia selalu membiar-kan kerah kaosnya dalam posisi berdiri setiap kali bertanding.

Cantona juga tak luput dari kontroversi setelah melepaskan tendangan kung fu pada pendukung Crystal Palace. Dalam konferensi pers, ia mem-buat wartawan bertan-ya-tanya karena mengu-capkan kalimat terkenal “When the seagulls follow the trawler, it’s because they think sardines will be thrown into the sea.” Setelah mengucapkan ka-limat itu, ia langsung men-inggalkan ruangan.

� Yudi WinantoMBP/ap

Aktor dan mantan pemain sepak bola Prancis Eric Cantona.

Pilihan Berbeda

27 April - 3 Mei 2015 29

ATLET bela diri campuran (MMA) Anderson Silva mempunyai mimpi memperkuat timnas taekwondo Brazil tampil di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro. Namun harapan itu tak gampang terwujud, selain faktor usia dan administrasi, ia juga dihadapkan pada kasus doping yang membuatnya terkena sanksi.

“Semua orang pasti paham bahwa setiap atlet top memimpikan tampil di Olimpiade. Saat Olimpiade dilaksanakan di negara saya, maka saya semakin termotivasi dengan semangat pesta olahraga ini,” kata Silva yang mengunggah foto dirinya mengenakan seragam taekwondo di Twitter-nya.

Atlet berusia 40 tahun melontarkan idenya dan mendapat tang-gapan Presiden Federasi Taekwondo Brazil Carlos Fernandes yang menyambut gembira dengan keinginan Silva itu. Namun untuk mewujudkan harapan tampil pada pesta olahraga multi event tahun depan, harus mendapat izin federasi.

Silva sebelum terjun di MMA merupakan atlet taekwondo. Peme-gang sabuk hitam dan juga duta taekwondo Brazil, tengah menjalani hukuman dari UFC karena dua kali gagal dalam tes obat terlarang.

Dalam tes yang dilakukan pada 9 Januari lalu, ditemukan unsur zat terlarang dalam sampelnya. Usai pertarungan melawan Nick Diaz pada 31 Januari, juga ditemukan kandungan serupa sehingga AFC menjatuhkan sanksi.

Silva membantah menggunakan obat terlarang untuk meningkat-kan penampilannya. Fisiknya bersih dan dia berusaha jujur dalam menyiapkan diri menghadapi pertarungan. Karena itu ia menunggu hasil pemeriksaan dan analisis dari spesialis untuk mengungkap kebenaran kasus itu. Mei mendatang ia akan menghadiri dengar pendapat tentang kasus tersebut.

Selain kasus doping, Silva juga dipandang tidak layak tampil di Olimpiade. Ini dikarenakan dia tidak pernah mengikuti kompetisi tae-kwondo dalam jangka waktu lama setelah terjun ke dunia MMA.

“Dia atlet top MMA, tapi taekwondo memiliki karakter tersendiri. Saya tidak yakin dia mendapat tempat di timnas,” jelas Lucas Fer-reira, salah satu taekwondoin yang berharap masuk timnas seperti dikutip Associated Press.

“Dia harus mengikuti prosedur seperti atlet taekwondo lainnya. Jika dia mampu membuktikan, maka ia layak mendapatkan jatah di timnas,” ujarnya kepada website Globoesporte.com.

Sementara itu atlet taekwondo lainnya, Guiherme Felix menyebut Silva tidak etis mendapat tempat di timnas Olimpiade.

� Yudi Winanto

TIMNAS putri sepak bola AS memburu trofi ketiga atau yang pertama sejak 1999, Piala Dunia. Mereka akan menjalani pertandingan pembuka melawan Australia pada 8 Juni men-datang di Winnipeg saat putaran final turnamen itu digelar di Kanada.

Pelatih Jill Ellis telah mengumumkan skuad finalnya yang berkekuatan 23 pemain sebelum memainkan serangkaian pertandingan pemanasan. Namun sebenarnya FIFA baru men-erima susunan pemain para peserta pada 25 Mei mendatang, laporan Associated Press. Namun Ellis bekerja lebih cepat dengan ingin mengetahui kemampuan skuad pilihannya.

“Saya kiri kelompok pemain ini mampu menyelesaikan misi tim,” jelas Ellis yang memasukkan sejumlah pemain muda di tengah dominasi pemain senior.

Rata-rata pemain pilihannya tampil dalam 101 pertandingan dengan yang paling senior adalah bek Christine Rampone, beru-sia 40 tahun saat turnamen itu dimulai. Ia tampil untuk kelima kalinya di event Piala Dunia termasuk saat meraih gelar juara pada 1999.

Pada edisi terakhir 2011, AS hanya mampu menempati posisi runner-up. Di partai puncak AS tak mampu meladeni permainan gigih Jepang yang akhirnya menggegam gelar juara.

AS juga diperkuat kiper tangguh Hope Solo. Solo yang bermain di klub Seattle Reign FC baru-baru ini terlibat kasus tindak pelanggaran ringan akibat perselisihan dengan kerabat-nya. Ia dibebaskan dengan dalih membela diri dari serangan dari keponakannya.

AS tergabung di Grup D Piala Dunia Juni mendatang. Usai menghadapi Australia, Solo dkk menantang Swedia pada 12 Juni di Winnipeg dan Nigeria pada 16 Juni di BC Place, Van-couver.

� Yudi Winanto

MBP/ap

Atlet bela diri Anderson Silva (kanan) asal Brazil berlaga mela-wan Stephan Bonnar dari AS pada kejuaraan bela diri campuran

(MMA) UFC 153 Rio de Janeiro.

Mimpi Tampil di Olimpiade

MBP/ap

Bek timnas putri AS Christie Rampone (kiri) memeluk kiper Hope Solo setelah timnya merebut medali emas di Olimpiade London 2012.

Memburu Trofi Ketiga

27 April - 3 Mei 201530

O L A H R A G A

CABANG olahraga (cabor) petanque baru berkembang setahun di Bali. Meski begitu, cabor ini sukses mengantarkan seorang atletnya, Ni Komang Ayu Triana Dewi menghuni pemusatan latihan na-sional (pelatnas) di Jakarta.

Mahasiswi semester IV Fakultas Olahraga Kesehatan (FOK) Undiksha Singaraja, Buleleng, ini menjalani pelat-nas bersama dua atlet Sumatera Selatan, Annisa Alfath dan Dwi Anjani Z. Mereka diturunkan mengikuti turnamen petanque di Malaysia Terbuka. Trio ini harus puas mengibarkan bendera tim nasaional

Merah Putih menduduki peringkat ke-32 dari total 115 tim peserta.

Atas prestasi tersebut, timnas petanque terancam tidak diberangkatkan ke SEA Games 2015 yang dihelat di Singapura, Juni mendatang. Dasar pertimbangannya, Indonesia hanya mengirimkan cabor yang atletnya berpeluang membawa pulang medali. ‘’Saya ingin dipanggil masuk pelatnas lagi. Kalau atlet petanque tak diberi kesempatan bertanding pada haja-tan multievent dua tahunan di Asia Teng-gara, kapan lagi saya bisa mendapatkan pengalaman,’’ tegas Komang Ayu.

Atlet kelahiran Denpasar, 14 Mei 1995 ini dipanggil masuk pelatnas setelah membela tim petanque Bali pada kejurnas di Palembang. Ketika itu Ayu bersama Yoga Astawa dan Bagus Maha Aryasa berhasil menjuarai nomor mix triple.

Komang Ayu sendiri berlatar belakang pencak silat dari perguruan Satria Muda Indonesia (SMI). Ia berlatih di Padepokan Kalimutu, Denpasar. Prestasi pertamanya adalah lolos ke ajang Popwil III di kelas laga ketika duduk di bangku SMAN 2 Denpasar (Resman). Akan tetapi dirinya absen di Popnas, sebab keburu tamat (2012), sehingga tiketnya diberikan pe-silat lainnya.

Ia juga turun pada Piala Wali Kota Denpasar dengan merebut juara dua di kelas C. Raihan ini membuatnya gagal masuk tim Porprov Denpasar, sebab yang dipanggil hanya sang juara di kelasnya. ‘’Saya belajar ilmu bela diri pencak silat untuk menjaga diri. Menjadi atlet silat tidak lama karena terbentur umur dan fisik. Sementara jika menjadi atlet petanque bisa sampai tua renta,’’ jelas putri ketiga pasangan Wayan Sadi dan Ni Made Soka ini.

Tidak hanya menggeluti pencak silat dan petanque, Ayu juga pernah menjadi pemain kabaddi mengibarkan bendera Undiksha pada event Bali International Sports Week (BISW) 2014. Undiksha dibawanya menempati peringkat ketiga di bawah ranking kedua IKIP PGRI Bali dan sang juara tim nasional Indonesia. ‘’Saya dinobatkan menjadi atlet favorit,’’ ujarnya bangga.

Komang Ayu tertarik petanque sejak Mei 2014. Ia turun pertama kali pada kejuaraan di Tabanan pada nomor tunggal dan ganda bersama Luh Abdi Julia Lestari dengan hasil merebut gelar juara. Sampai sekarang dirinya rajin berlatih di Taman Kota Singaraja.

Ia makin serius menekuni cabor asal Prancis ini karena diyakini mampu men-gontrol emosi, relaksasi, dan menuntut bersikap jujur. ‘’Berlatih petanque ini multifungsi. Sikap menjunjung sportivi-tasnya sangat tinggi,’’ terangnya.

� Daniel Fajry

Ni Komang Ayu Triana Dewi

Sempat Cicipi Pelatnas Petanque

27 April - 3 Mei 2015 31

PEKAN Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XII/2015 di Buleleng semakin dekat. Ajang olahraga dua tahun antarkabupaten dan kota se-Pulau Dewata itu akan ber-langsung 13-19 September mendatang. Akan tetapi hingga kini sejumlah arena pertandingan (venue) belum rampung.

Dari sejumlah venue yang disiapkan panitia, dalam hal ini KONI Kabupaten Buleleng, kolam renang termasuk yang paling terbelakang. Maklum saja, lokasi untuk cabang olahraga (cabor) perairan itu pengerjaannya baru rampung sekitar 19 persen. Padahal, penyelenggaraan Porprov makin dekat, tinggal empat bulan lagi.

Hal itu mengundang kegundahan Ket-ua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi. Ia minta pembangunan kolam renang dikebut supaya selesai sebelum pagelaran Porprov. Sebab, sebelum digunakan se-cara resmi, masih akan diuji coba oleh para atlet peserta.

‘’Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng harus aktif mengawasi proyek agar tuntas tepat waktu. Jika tidak, kami khawatir tidak selesai tepat waktu. Kami waswas kolam renang tidak bisa diguna-kan menggelar pertandingan. Mengerja-kan kolam renang tidaklah mudah, karena membutuhkan waktu yang panjang,” ujar Suwandi saat melakukan peninjauan venues Porprov Bali di Buleleng pekan lalu.

Tidak hanya kolam renang yang masih bermasalah. Masih ada beberapa arena pertandingan cabor lainnya yang dalam pengerjaan. Seperti Stadion Mayor Metra yang akan dipakai menggelar pertand-ingan cabor sepak bola, atletik serta acara pembukaan dan penutupan Por-prov. Bupati Buleleng Agus Suradnyana yang sempat meninjau stadion tersebut mengaku kecewa dengan kualitas dan lambannya pengerjaan proyek.

Suwandi memang minta pembanguan

dan renovasi venues dikebut supaya rampung secepatnya. Meski demikian, ia tetap berharap semua tempat pertandingan nanti berstandar Porprov. Oleh karenanya, mantan ketua umum KONI Badung itu minta Pemkab Buleleng terus melakukan pemantauan ke lokasi. Ini untuk menghin-dari proyek yang asal jadi. Misalnya kolam renang, rawan sekali kebocoran air jika dikerjakan tergesa-gesa.

Ketua Umum KONI Buleleng I Nyo-man Artha Widnyana mengakui penger-jaan kolam renang baru berjalan 19 persen. Kolam renang dan lapangan sepak bola memang menjadi PR yang harus dis-elesaikan sebelum Porprov digelar.

Sementara venue lainnya hanya perlu direnovasi agar siap digunakan pada saatnya nanti. ‘’Kami yakin semua arena pertandingan bisa diselesaikan tepat waktu,’’ tegasnya.

� Eka Parananda

MBP/nan

Kolam renang untuk Porprov Bali 2015 di Buleleng masih dalam proses pengerjaan.

Porprov Bali 2015

Kolam Renang Baru Rampung 19 Persen

27 April - 3 Mei 201532

A K T I V I TA S

MBP/ist

PELAYANAN - Peringatan hari jadi ke–244 Kota Gianyar dengan tema “Gianyar Kota Pusaka”, selain menampilkan

kreativitas seni, potensi pertanian dan kerajinan Gianyar, juga membuka stan pelayanan administrasi kependudukan,

berupa pembuatan e-KTP, KK, dan berbagai akta kepada masyarakat Gianyar. Stan pelayanan administrasi kepen-

dudukan mulai dibuka Rabu (8/4) hingga 15 April. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Ka-

bupaten Gianyar, Putu Gede Bayangkara, didampingi Kabid Pendaftaran Penduduk Dinas Catatan Sipil (Disdukcapil)

Kabupaten Gianyar, Gusti Ngurah Darmawan, mengatakan, pelayanan yang dibuka selama delapan hari, dimaksudkan

untuk memberi kemudahan kepada masyarakat dalam mengurus administrasi kependudukan, seperti e-KTP, Kartu

Keluarga (KK), dan administrasi kependudukan lainnya.

MBP/ist

BORONG JUARA - Prestasi membanggakan kembali di-ukir oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Desain Bali. Sebanyak 9 orang mahasiswa Program Studi Desain Interior membo-

rong seluruh gelar juara dalam Bamboo Furniture Com-petition 2015 yang diadakan Himpunan Desainer Interior

Indonesia (HDII) cabang Bali-NTB. Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali memborong juara I, II,

III dan juara favorit. Juara I diraih oleh Kevin Gautama Andhika, I Gede Wika Utama dan I Wayan Erryawan Bang-

kit Sanjaya. Sementara itu posisi kedua diraih Samantha Balbeid. Juara III diraih Lia Herlita Utomo, Gede Maellion Wiraraga dan I Kadek Dwipa Agastya. Bahkan gelar juara

favorit juga dimenangkan oleh mahasiswa STD Bali Ni Kadek Dwi Darmayanti dan Chintya Oktaviani.

MBP/ist

SPESIFIK - Kunker spesifik Komisi IV DPR-RI, Selasa (7/4) di Subak Liplip Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara Kabu-

paten Badung diterima Sekda Badung Kompyang R. Swandi-ka. Kunker delapan anggota Komisi IV DPR-RI itu untuk

melakukan peninjauan serta bertatap muka dengan petani terkait dengan alih fungsi lahan pertanian. Kunker dipimpin

Drs. H. Ibnu Multazam dari Fraksi PKB didampingi Sudin, Yadi Srimulyadi, Drs. I Made Urip, dan Efendi Sianipar dari

Fraksi PDI-P serta anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraksi Gerindra. Swandika mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Badung didukung penuh DPRD telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menekan terjadinya alih fungsi

lahan pertanian. Di antaranya memberikan insentif berupa pembebasan PBB, pemberian insentif berupa bibit dan benih

serta sarana produksi lainnya.

MBP/ist

KARYA - Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan Sedahan Agung Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa didampingi

anggota Komisi III DPRD Badung I Putu Alit Yandinata menghadiri Karya Ngenteg Linggih, Mapedudus Alit, Melas-pas dan Mendem Padagingan Pura Dugul Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Jumat (10/4). Di Kabupaten Badung, hingga

saat ini terdata 119 subak, baik subak yeh maupun subak abian yang tersebar di enam kecamatan dengan luas arel 11,9

ribu hektar lebih. Pada tahun anggaran 2015 ini, komitmen Pemkab Badung memberikan bantuan kepada masing-

masing subak Rp 50 juta. Dana ini bersumber dari penyisihan pajak dan retribusi daerah. Dipastikan, setiap tahun angga-

ran untuk subak akan makin meningkat seiring peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak.

27 April - 3 Mei 2015 33

MBP/ist

TERLIBAT - Lembaga yang berbasis di Tampaksiring yakni The Sukarno Center dipastikan akan turut terlibat di acara

resmi kenegaraan yakni 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 19 - 24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Sejumlah usulan pun disampaikan The Sukarno Center

saat beraudiensi dengan Luhut B. Panjaitan (Kepala Staf Kepresidenan RI) di kompleks Istana Kepresidenan RI di

Jakarta. Turut dalam rombongan Sukmawati Soekarno Putri (Pembina The Sukarno Center/Ketua Umum PNI Mar-

haenisme), Totok Suryawan Soekarno Putra (Pembina The Marhaenise Institute) dan Senator DPD-RI asal Bali Dr.

Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (President The Sukarno Center).

MBP/ist

PEMBINAAN - Di sela–sela kesibukan sebagai Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III yang juga Sekretaris Jenderal

Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori (PANDBTK) tetap melakukan pembinaan terhadap kelu-

arga besarnya,hal ini terbukti dengan hadirnya Arya Weda di acara pasemetonan. Ini sebuah tanda bahwa konsistensi dan pembinaan terhadap keluarga besar pasemetonan bisa

berjalan seiring dengan tugas negara. Hal ini terekam saat, Gusti Wedakarna menghadiri karya Pitra Yadnya Merajan Pasemetonan Ageng Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori

di Bantang Banua, Sukasada, Buleleng. Nampak dalam foto Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS

III bersama Ida Sulinggih Yoga Wiswa dan Ida Sulinggih Ratu Manik dan Semeton Tegeh Kori.

MBP/ist

TEMU WIRASA - Pasemetonan Ida Batara Sira Arya Sen-tong se-Bali menggelar acara temu wirasa yang dilaksana-

kan di Wantilan Pura Samuan Tiga, Gianyar, pada Sabtu (11/4) lalu. Dalam pertemuan yang berlangsung secara

sederhana dan kekeluargaan itu, muncul sebuah tekad kuat untuk membentuk paiketan yang dijadikan wadah untuk

berkumpul, bertukar pikiran dan matimbang wirasa antar-semeton, sehingga terbina kerukunan pasemetonan Sira

Arya Sentong. Tekad tersebut ditandai dengan membuat tim formatur yang akan bekerja untuk mewujudkannya. Temu

Wirasa tersebut dihadiri perwakilan warih Arya Sentong dari delapan kabupaten dan Kota Denpasar.

MBP/eka

LEPAS TUKIK - Dalam rangka memperingati anniversary Moena Fresh yang ke-25, keluarga besar Moena Fresh, Ju-mat (10/4) melakukan aksi peduli lingkungan dan pelestar-ian satwa langka. Salah satunya adalah melepas tukik yang dilakukan di Pantai Segara, Tuban. “Ada sekitar 105 tukik

yang dilepas,” kata Owner Moena Fresh Ir. Made Donny Moena. Dijelaskannya, dalam suatu usaha itu harus diingat

empat hal. Yaitu perusahaan senang, karyawan senang, owner senang dan lingkungan senang. “Saya saat ini sedang

memenuhi yang keempat, yakni lingkungan harus ikut senang,” katanya ditemui saat pelepasan tukik yang melibat-

kan pihak BKSDA.

27 April - 3 Mei 201534

A K T I V I TA S

MBP/ist

KULIAH UMUM - Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali menggelar kuliah umum bersama seorang konsultan

pendidikan dari Filipina Prof. Louie A Divinagracia, M.Sc., DBA., pada Rabu (8/4) di kampus Undhira. Hadir dalam

kuliah umum tersebut Rektor Undhira Dr. dr. Made Nyan-dra, Sp.KJ., M.Repro., Wakil Rektor I Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, S.E., M.MA., M.A., Lembaga Pembelajaran Karak-

ter Rahmadi Prasetyo, S.T., M.T., Kepala Biro Internasional Ni Luh Christine Prawita Sari Suyasa, BS, para dosen dan sekitar 100 orang mahasiswa dari 13 prodi yang semuanya telah terakreditasi di Undhira. Nampak dalam foto Rektor

Undhira Dr. Made Nyandra (kanan) bersama Prof. Louie A Divinagracia usai kuliah umum di kampus Undhira.

MBP/ist

VICTOR - Bosan dililit utang terus? Belum jago nam-bah rumah idaman? Yuk tatap muka dimentori oleh Bpk.

Cipto Junaedy, biar ketularan jago beli rumah bukan jago ngutang. Jika berutang, lubangnya di sini: Bayarnya pasti,

tetapi sumber yang dipakai untuk bayar sifatnya tidak pasti. Hadir di Seminar Gratis Strategi Membeli Banyak Properti

Tanpa Utang, meskipun Uang Belum Cukup, langsung bersama Cipto Junaedy, pelopor strategi beli banyak properti

tanpa utang (Rekor MURI). Nampak dalam foto Victor, pemilik dua tower Majestic Point Serpong berisi 1.000 unit,

tanpa utang, murid Cipto Junaedy.

MBP/ist

ANTUSIAS - Pabrikan asal Inggris AJS tahu betul ke-inginan para biker. Ya, kembali mengeluarkan AJS Raptor

Bobber 350cc VIN 2015. Bobber is back! Yang langsung disambut antusias biker di seluruh dunia, termasuk di Indo-nesia. Pun Bali. Ban gembot dengan fender belakang yang

mengecil, terkesan minimalis. Namun, roh Bobber yang ma-cho khas single rider begitu terlihat. Balutan krom dibalut pengecatan yang begitu berkualitas. Menjadi nilai tambah motor hobi satu ini. Selain enak dikendarai, Bobber yang

dibekali jeroan twin cylinder 350cc mampu menyemburkan tenaga layaknya motor sport.

MBP/ist

GIAN - Bosan dililit utang terus? Belum jago nambah ru-mah idaman? Yuk tatap muka dimentori oleh Cipto Junaedy,

biar ketularan jago beli rumah bukan jago ngutang. Jika Berutang, lubangnya di sini: Bayarnya pasti, tapi sumber

yang dipakai untuk bayar sifatnya tidak pasti. Hadir di Seminar Gratis Strategi Membeli Banyak Properti Tanpa

Utang, Meskipun Uang Belum Cukup, Cipto Junaedy, pelopor strategi beli banyak properti tanpa utang (Rekor

Dunia MURI). Nampak dalam foto Gian, mahasiswa dari Bandung, murid Cipto Junaedy, pemilik kompleks peruma-

han tanpa utang.

27 April - 3 Mei 2015 35

MBP/ist

NINA - Bosan dililit utang terus? Belum jago nambah ru-mah idaman? Yuk tatap muka dimentori oleh Cipto Junaedy,

biar ketularan jago beli rumah bukan jago ngutang. Jika Berutang, lubangnya di sini: Bayarnya pasti, tapi sumber

yang dipakai untuk bayar sifatnya tidak pasti. Hadir di Semi-nar Gratis Strategi Membeli Banyak Properti Tanpa Utang,

Meskipun Uang Belum Cukup, Cipto Junaedy, pelopor strategi beli banyak properti tanpa utang (Rekor Dunia

MURI). Nampak dalam foto Nina, ibu rumah tangga, murid Cipto Junaedy, pemilik Tower Apartment Tanpa Utang.

MBP/ist

DHARMA SHANTI - Bupati Gde Agung bersama para sulinggih usai pelaksanaan dharma shanti serangkaian

hari suci Nyepi Tahun Saka 1937, Jumat (10/4) di ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Mangupraja Mandala.

Dharma shanti yang mengambil tema “gumanti nincapang kahuripan panyama brayan” dihadiri para sulinggih, Bupati

Badung A.A. Gde Agung, Wakil Bupati Badung I Made Sudiana, Wakil Ketua DPRD Badung I Made Sunarta,

Sekda Badung Kompyang R. Swandika, pimpinan SKPD, majelis agama, bendesa adat serta tokoh-tokoh agama. Yang

memberikan dharma wacana dalam dharma shanti terse-but yakni Ketua Harian PHDI Badung I Nyoman Sukada.

Dharma shanti juga diisi pementasan tari Amerta Sri Bumi, pembacaan palawakya, koor dari Wanita Hindu Dharma

Kabupaten Badung dan diakhiri pementasan pragmen tari dengan judul “Yadnya Tama”.

MBP/ist

DOKTOR - Promovendus Drs. I Wayan Watra, S.Ag., M.Si., berhasil meraih gelar doktor di Program Doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan Program Pascasarjana Unhi (Uni-

versitas Hindu Indonesia) Denpasar, Rabu (15/4). Dalam ujian terbuka promosi doktor, Wayan Watra dinyatakan lulus

dengan predikat sangat memuaskan. Dalam ujian promosi doktor yang diuji 13 penguji tersebut, Wayan Watra memper-

tahankan disertasinya yang berjudul “Toleransi Kehidupan Beragama di Puja Mandala Nusa Dua Bali.” Selaku promo-tor yakni Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A., dan kopro-motor Prof. Dr. I Ketut Suda, M.Si. Ujian promosi doktor ini disaksikan banyak undangan seperti pejabat, teman sejabat

dan akademisi, sulinggih dan para tokoh masyarakat.

MBP/ist

GENERASI LESTARI - Ni Putu Ayu Pudak Sari, merupa-kan lulusan S-1 Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang saat ini bekerja sebagai Customer Service Officer Bakti BCA di

Bank BCA Gianyar. Ia sudah bekerja di BCA kurang lebih satu tahun empat bulan. Dan kini gadis yang biasa dipang-

gil Ayu Puu, ini sedang menjalani tes untuk bisa menjadi pegawai tetap di BCA. Salah satu syarat bisa mengikuti tes itu adalah sedang menempuh program kuliah sarjana atau

telah menjadi sarjana. Menurut Ayu Puu, bila dirinya bukan bagian dari Generasi Lestari (program beasiswa dari BPR

Lestari), ia tidak akan bisa mewujudkan impiannya saat ini yang sedang berusaha ia capai.

27 April - 3 Mei 201536

L I N G K U N G A N

Pemerintah Kabupaten Jembrana baik eksekutif maupun legislatif dihadapkan dengan tantangan pembentukan regulasi perlind-

ungan lahan pertanian. Hal ini menjadi persoalan amat krusial dengan derasnya kepentingan investor untuk mengalihfung-sikan lahan pertanian menjadi permuki-man. Pemerintah harus tetap mendahu-lukan kepentingan petani dalam menjaga eksistensi subak dan perlindungan sektor pertanian.

Atas dua kepentingan yang bertolak belakang itulah barangkali payung hu-kum berupa Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) saat ini masih bertahan di DPRD Jembrana. Padahal, Ranperda yang merupakan inisiatif Komisi C ini sudah bergulir sejak setahun lalu. Namun, mandek dengan alasan kurang akuratnya data lahan pertanian produktif.

Saat Ranperda itu tidak dibahas, justru alihfungsi lahan khususnya di Kecama-tan Jembrana dan Negara sangat pesat. Pengembang properti leluasa masuk mem-beli dan mengkapling tanah yang awalnya lahan pertanian menjadi permukiman. Kondisi tersebut mengundang keprihatinan subak-subak di Jembrana yang tergabung dalam Subak Gede Jembrana. Sebanyak 14 subak yang berada di bawah Subak Gede Kecamatan Jembrana melayangkan surat kepada Bupati Jembrana mengusul-

kan agar pemerintah daerah Kabupaten Jembrana segera merampungkan Pera-turan Daerah (Perda) pembentukan lahan pertanian abadi yang hingga kini masih mandek. Subak juga mengusulkan agar pemkab lebih serius mengusulkan realisasi pembangunan Embung Gelar, Batuagung. Fungsinya agar 14 subak di Subak Gede Jembrana bisa menanam padi dua kali setahun, untuk mengejar target peningka-tan gabah.

Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan kering untuk pembangunan peruma-han yang dilakukan para investor diyakini akan mengancam keberlangsungan sawah dan subak sebagai lembaga yang menaungi para petani. Apabila alih fungsi lahan ini terus diizinkan, sawah lama kelamaan akan habis dan yang paling menderita adalah kaum tani. Dampak berkurangnya lahan sawah akan berakibat hasil produksi padi (gabah) menurun drastis. Pada akhirnya swasembada pangan yang digembar-gem-borkan pemerintah tidak akan berhasil.

Dalam surat bernomor 01/KSG/III/2015 itu juga ditandatangani ke-14 Klian Subak di wilayah Subak Gede Kecamatan Jem-brana. Diantaranya Subak Tamblang, Subak Pangkung Gondang, Subak Sangkar Agung, Subak Kawis, Subak Jelinjing Budeng, Subak Jelinjing Loloan, Subak Tegalwani, Subak Pendem, Subak Sawe Rangsasa, Subak Sawe Dauhtukad, Subak

Sawe Dangintukad, Subak Tegal Lantang, Subak Jelinjing Ketugtug dan Subak Pe-mangked Perancak.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan Jembrana Ketut Wiratma mengatakan pemkab saat ini memang masih membahas Ranperda lahan perta-nian dengan DPRD. Aturan ini menurut Wiratma memerlukan pembahasan yang matang dan hati-hati, sebab berkaitan dengan lahan yang dimiliki masyarakat. Karena itu, dalam sosialisasi bukan hanya melibatkan pengurus subak tetapi juga pemilik lahan. Pemerintah juga harus mempertimbangkan hak seseorang dalam mewariskan tanahnya. Apalagi ketika keturunan membuat rumah di lahan sawah yang diwariskan. Pemerintah juga tidak menggunakan istilah lahan pertanian abadi melainkan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Dalam lahan pertanian berkelanjutan itu juga mengatur masalah sawah yang diwariskan. Salah satu hal yang dipertimbangkan adalah terkait kemampuan pemerintah memberikan kompensasi kepada pemilik lahan yang terkena dampak lahan pangan berkelanju-tan. Kondisi itulah yang menjadi kendala dan menyebabkan pengesahan Ranperda ditunda dan harus melewati sejumlah tahapan lagi

� Surya Dharma

Ranperda Mandek, Alih Fungsi Marak

Sawah hijau dengan pe-ngairan teratur mencoba bertahan dari gempuran

alih fungsi lahan.

MBP/olo

27 April - 3 Mei 2015 37

Perang Harga

BOLEH jadi Jembrana adalah ka-bupaten yang memiliki areal pertanian paling luas di Bali. Data tahun 2010 se-banyak 32.720 hektar lahan potensial untuk pangan dan hortikultura di bumi makepung. Dari luas lahan tersebut, 11.146 hektar adalah lahan sawah. Na-mun, tahun 2012 luas lahan pertanian di Jembrana sudah jauh berkurang tinggal 8143 hektar. Kondisi ini tak pelak memun-culkan kekhawatiran begitu derasnya alih fungsi lahan di Bali Barat ini. Karena itu Ranperda Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan diharapkan mampu men-jadi solusi mengamankan lahan pertanian. Persoalannnya bagaimana mengamankan lahan sawah berkelanjutan dari serangan alih fungsi. Tampaknya inilah persoalan paling krusial saat ini di tengah derasnya iming-iming uang kepada masyarakat. Belum lagi kendala makin berkurangnya minat generasi penerus pertanian yang hampir merata terjadi di seluruh Bali. Kar-ena itu dewan harus memutar otak untuk menemukan formula bagaimana agar para petani sebagai pemilik sawah tak mudah tergiur menjual sawah untuk kepentingan pembangunan perumahan, kantor dan se-bagainya. Pemerintah mencoba mengurai benang kusut agar pembahasan ranperda ini tak berlarut-larut. Pemerintah mencari formula kompensasi yang tepat kepada pemilik lahan untuk tetap mempertah-ankan lahan mereka. Selama ini wacana yang berkembang adalah bagaimana membebaskan lahan sawah petani dari pajak bumi dan bangunan. Terhimpit be-ban pajak bumi dan bangunan yang tinggi petani terpaka menjual tanah sawahnya. Memang ada wacana penghapusan PBB dari menteri tata ruang dan agraria, tapi sampai kapan bisa dikongkretkan. Sam-bil menunggul pembebasan PBB untuk lahan sawah, pemerintah mesti tetap memikirkan insentif yang pas agar petani tetap betah menanam padi, palawija atau hortikultura.

Namun inti persoalannya, pemerintah dihadapkan kendala data luas lahan per-tanian berkelanjutan. Sebab alih fungsi lahan terus berkembang. Hal itu terung-kap dalam rapat kerja antarkomisi yang dipimpin Ketua Komisi A, Ni Made Sri Sutharmi dan Ketua Komisi C, Ida Bagus Susrama belum lama ini. Dari rapat koordinasi dewan dan eksekutif

belum bisa ditetapkan luas lahan perta-nian berkelanjutan yang mesti dilindungi. Apalagi dihadapkan makin maraknya alh fungsi lahan sehingga perkembangan luas lahan pertanian akan terus menyusut. Dari koordinasi dengan Dinas Pertanian data luas lahan pertanian awalnya 6.856 Ha. Informasi terakhir luas lahan pertanian telah menyusut menjadi 6.798 Ha. Dinas juga sudah melakukan sosialisasi kepada para petani dengan mengumpulkan ke-lian subak. Pada prinsipnya kelian subak setuju terkait dengan penetapan ranperda tersebut. Tetapi Dinas, belum sampai tahap sosialisasi kepada pemilik lahan. Begitu halnya terkait kompensasi belum menemukan formula dalam bentuk apa

yang bisa diberikan oleh Pemkab terkait dengan persetujuan pemilik lahan.

Ketua Komisi C, IB Susrama menga-takan Jembrana telah mempunyai payung hukum terkait RTRW yakni Perda nomor 11 tahun 2012. ‘’Paling tidak SKPD men-garah pada perda RTRW yang kita miliki. Luas wilayah ruang 8.143 Ha tanaman pangan. Di SK bupati menjadi 6.000 an Ha. Jadi ada pengurangan luas wilayah pertanian,’’ terang dia. Menurutnya

memang ada perbedaan data dari Kemen-terian Pertanian dengan Dinas Pertanian. Karena perbedaan luas lahan pertanian inilah sangat sulit mensosialisasikan kepada kepada para petani pemilik lahan berapa sesungguhnya lahan pertanian berkelanjutan yang mesti ditetapkan. Selain itu di balik penetapkan lahan per-tanian berkelanjutan, wajib memberikan anggaran dalam bentuk insentif seperti pupuk yang tidak bayar, saluran irigasi yang bagus serta jaminan pemerintah terhadap pasca panen, dan adanya asur-ansi jaminan gagal panen. Anggota lain, I Ketut Sadwi Darmawan mengatakan per-lunya koordinasi antar-SKPD, agar jangan sampai ada pembangunan dulu di lahan

pertanian. Untuk itu tindakan tegas sangat diharapkan bagaimana mengerem alih fungsi lahan pertanian itu. ‘’Jangan sampai petani yang ada di hilir mendapat masalah saja. Pemerintah jangan sampai mendahu-lukan kepentingan investor. Artinya jika menyentuh lahan pertanian berkelanjutan, pihak terkait mesti berani menolak, tak tergiur iming-iming,’’ ucapnya.

� Surya Dharma

Kendala Luas Lahan Pertanian

MBP/olo

Lahan pertanian yang terkena dampak alih fungsi di Jembrana.

P A R I W I S A T A

27 April - 3 Mei 201538

Bali kini dihadapkan dengan dua pilihan, dimana harus menjaga pariwisata berkelanjutan (sustain-able tourism) dengan menjaga

alam dan lingkungan yang menjadi daya tarik pariwisata, mengarah pada ekonomi biru (blue economy). Namun, realitanya pariwisata yang berkembang cenderung mengarah pada pariwisata massal (mass tourism) yang lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas wisatawanya.

Pada prinsipnya, ekonomi biru adalah memanfaatkan modal alam dan teknologi berorientasi pelestarian alam untuk pengu-rangan biaya produksi dan konsumsi, mem-perbaiki mutu hidup manusia dan makhluk alam, pengurangan risiko lingkungan hidup demi eksistensi, dan keharmonisan kehidu-pan alam dan manusia. Yang terjadi konsep pariwisata budaya di Bali kini mulai bergeser menjadi mass tourism. Cirinya adalah pem-bangunan hotel yang tak terbendung. Bahkan cenderung mengabaikan daya dukung dan daya tampung Bali.

Itu sebabnya, mass tourism tak sejalan dengan konsep blue economy atau pem-bangunan tanpa merusak lingkungan. “Iya.. kecenderungan itu kan dampak dari penyelenggaraan mass tourism. Pariwisata massal yang kurang memperhatikan aspek lingkungan, kemudian kurang memberdaya-kan masyarakat lokal,” ujar Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Drs. I Made Sendra, M.Si. Dikatakan, pengembangan pariwisata Bali seharusnya sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam Perda tentang Cultural Tourism. Dalam Perda itu diatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan manusia sesuai ajaran Tri Hita Karana. Menurutnya, pedoman yang sudah dimiliki ini mesti diperkuat lagi ke depannya. Artinya ketika sebuah daerah dikembangkan sebagai destinasi wisata, maka harus mengedepank-an kepentingan masyarakat lokal, jangan dia sampai tergusur. “Tidak hanya orientasinya untuk kaum kapitalis atau pemilik modal,” ungkapnya.

Sendra sepakat bila konsep ekonomi biru relevan diterapkan di sektor kelautan

dan perikanan. Namun di Bali, hanya ka-wasan Pemuteran di Buleleng yang berhasil mengembangkan konsep ekonomi biru. Pasalnya, Pemuteran kini dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan Bali Utara yang dikelola warga lokal.

Menurut Guru Besar Universitas Udaya-na Prof. Dr. Ketut Rahyuda, MSIE., berpan-dangan, pembangunan apa saja yang tidak memperhatikan pembangunan berkelanjutan maka dalam jangka menengah dan panjang pencemaran dan kerusakan lingkungan pasti akan terjadi. “Apalagi, tujuan pembangunan di Teluk Benoa sudah dapat dipastikan ada-lah pembangunan yang sangat tergantung kepada orientasi profit,” tegasnya.

Berdasarkan teori, kata dia bahwa penge-

tahuan lingkungan adalah semacam penge-tahuan umum dan mencakup konsep perlindungan lingkungan, lingkungan alam dan ekosistem. Orang yang memiliki penge-tahuan lingkungan akan memproses infor-masi menggunakan pengetahuan ini (sistem pengetahuan), tahu apa yang bisa dilakukan tentang masalah lingkungan (pengetahuan terkait tindakan) dan memahami manfaat (efektivitas) dari tindakan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

“Risiko lain yang harus dihadapi adalah perkembangan ekonomi yang semakin tidak terkendali terutama terjadi kehancuran ekonomi rakyat, UMKM dan usaha mikro di daerah Bali Selatan,” terangnya.

. � Rindra

Bali, Antara ”Mass Tourism” dan ”Blue Economy”

BALI sudah menjadi icon dunia sebagai salah satu tujuan utama ber-wisata bukan karena keindahan alam dan budaya semata, namun Bali yang dianggap memiliki taksu. Namun, aura holistik dengan konsep Tri Hita Kara-na (THK) ini kini mulai terusik sebagai akibat dari pariwisata massal.

Kondisi itu diakui Pengamat ekono-mi, Viraguna Bagoes Oka, kini menim-bulkan bisnis pariwisata kanibalisme alias yang besar menyingkirkan yang kecil. Karena itu, penting bagi para pejabat maupun pemimpin Bali saat ini untuk dapat membaca yang tersirat, bukan tersurat legal formalistik saja dalam setiap situasi.

“Dalam hal ini pemimpin Bali penting lebih mendahulukan menga-mankan kekhasan hubungan lingkun-gan, masyarakat dan budaya THK serta pola mengalakan pendekatan small is beautiful Bali dari pola sekaa, banjar,

desa pakraman,” ungkapnya.Dengan kata lain stop dan henti-

kanlah mega-mega proyek untuk Bali, sehingga beban dan daya dukung Bali Selatan (infrastruktur dan kependudu-kan) tidak melampaui batas keharmon-isan. Saatnya kini mengalihkan proyek pariwisata besar ke kawasan di luar Bali Selatan atau di luar Bali. Seperti, Lombok yang ada bandar udara masih lengang, serta kawasan mirip Bali yang underutilized. Ini sekaligus guna men-galihkan derasnya urbanisasi dari Jawa dan bagian lain Nusa Tenggara.

Dikatakan, yang patut diwaspadai juga dan diungkap secara transparan serta akuntabel adalah sumber pen-danaan mega proyek yang menyerbu Bali belakangan ini. Sebab, ditengarai berasal dari uang panas yang tidak jelas sumbernya. “Yang patut diduga kuat berasal dari money laundering dari dalam negeri maupun luar negeri,”

katanya.Dijelaskan, masih kental dalam

ingatan beberapa kasus hukum saat ini. Seperti, Fuad Amin, Djoko Susilo, Gubernur Banten, dan tersangka lain-nya sebagian besar mencuci uangnya di Bali yang sudah terungkap totalnya mencapai puluhan aset properti atau hotel mewah yang mencapai nilai trili-unan rupiah.

Hal itu menurut Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali, Ketut Ardana, lantaran kendornya penegakan hukum. “law enforcement dari pemerintah terkait pembangunan pariwisata hanya ditatanan wacana saja, kenyataannya kebijakan itu belum mampu membendung pembanguna hotel yang terjadi,” ujarnya.

Menurutnya, pembangunan akomo-dasi pariwisata yang masif dan tidak terkontrol berdampak pada kualitas pariwisata yang terus merosot. Be-dasarkan catatan Bali Post kualitas wisatawan ke Bali pada era 80-an memiliki spending money atau pen-geluaran wisatawan selama berlibur mencapai 300 dolar per orang dengan length of stay (lama tinggal) pada mencapai 14 hari. Sedangkan 10 tahun terakhir, wisman yang datang tinggi mencapai 2,5 juta pertahun, namun justru spending money wisatawan rendah hanya mencapai 100 dolar per orang dengan length of stay mencapai 3 hari.

“Banyak akomodasi menimbulkan perang tarif. Harga kamar hotel yang harusnya diatas Rp 1 juta banting menjadi Rp 300 ribu. Akibatnya, wisatawan yang datang yang spending-nya rendah, lama tinggalnya juga rendah, karena dengan modal yang pas-pasan mereka sudah bisa ke Bali,” pungkasnya.

� Parwata

27 April - 3 Mei 2015 39

Pariwisata Kanibalisme

Pariwisata Bali harus diarahkan pada penyelamatan alam dan ling-kungan yang sejalan dengan blue economy, bukan mengarah pada pariwisata massal.

27 April - 3 Mei 201540

A K T I V I T A S

MBP/ist

AYU - Bosan dililit utang terus? Belum jago nambah rumah idaman? Yuk tatap muka dimentori oleh Bpk. Cipto Junaedy,

biar ketularan jago beli rumah bukan jago ngutang. Jika berutang, lubangnya di sini: Bayarnya pasti, tetapi sumber yang dipakai untuk bayar sifatnya tak pasti. Hadir di Semi-nar Gratis Strategi Membeli Banyak Properti Tanpa Utang, meskipun Uang Belum Cukup, langsung bersama Cipto Ju-

naedy, pelopor strategi beli banyak properti tanpa utang (Re-kor Dunia MURI). Nampak dalam foto Ayu, ibu rumah tangga

dari Jakarta, murid Bpk. Cipto Junaedy, pemilik kompleks perumahan tanpa utang.

MBP/ist

NUNAS TIRTA - Menteri Koperasi dan UMKM AAN Puspayoga didampingi Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Man-

tra nunas tirta usai melakukan persembahyangan bersama saat pelaksanaan Bhakti Panganyar Pemkot Denpasar berkaitan

dengan Karya Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur, Jumat (10/4). Pelaksanaan bhakti panganyar ini telah dilakukan Pemkot

Denpasar setiap tahun. Kali ini di-puput oleh Ida Pedanda Gede Wayahan dari Geria Wanasari Sanur, Denpasar. Kehadiran Men-kop Puspayoga bersama Wali Kota Rai Mantra dalam bhakti pan-

ganyar ini, disambut langsung Jero Gede Batur untuk selanjutnya melaksanakan persembahyangan bersama di pura setempat.

MBP/ist

PEMBINAAN - Kementerian Agama Provinsi Bali, Selasa (14/4) menggelar pembinaan kerukunan intern umat Hindu di wanti-

lan Desa Penglipuran, Bangli. Kegiatan pembinaan ini dihadiri oleh ratusan tokoh agama serta tokoh adat se-Kabupaten Bangli.

Melalui pembinaan tersebut diharapkan kehidupan beragama dan kerukunan intern umat Hindu khususnya di Kabupaten Bangli

bisa lebih ditingkatkan dan dimantapkan sehingga bisa men-dukung pembangunan dan kesejehteraan masyarakat. Nampak

dalam foto Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bali A.A. Gede Muliawan saat memberikan sambutan sekaligus materi

dalam kegiatan pembinaan kerukunan intern umat Hindu di Desa Penglipuran, Bangli.

MBP/edi

PEMBUKAAN - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik pada pembukaan

Kongres IV PDI Perjuangan, di Sanur, Kamis (9/4). Pada kongres ini, ia kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2015-2020. Masalah pilkada seren-tak menjadi perhatian pertamanya yang disampaikan dalam

pidato penetapan. Ia menegaskan, seluruh jajaran partai harus segera bekerja keras untuk menyiapkan kemenangan di pilkada

serentak, delapan bulan mendatang. Ia juga memastikan akan menuntaskan pendirian sekolah partai dan menyelesaikan

pembangunan kantor Sekretariat DPP di Jalan Diponegoro yang sudah tak terpakai sejak peristiwa 27 Juli 1994.

27 April - 3 Mei 2015 41

MBP/ist

NASDEM - Setelah meluncurkan program “Indonesia Memang-gil” untuk melibatkan partisipasi publik dalam kepengurusan

partai, NasDem kembali menelurkan program inovatif dan stra-tegis serta satu-satunya di antara parpol yang ada yakni “Sekolah

Legislatif” yang digelar di seluruh Indonesia. Sekolah Legislatif bagi kader-kader dan anggota legislatif NasDem dari Bali digelar

Jumat (10/4) di Denpasar dan dibuka langsung Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Kegiatan ini akan berlangsung

hingga Minggu (12/4). Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan motivasi kepada ratusan kader di Hotel Nusa Indah,

Jalan Waribang.

MBP/ist

PUNGUT SAMPAH - Sedikitnya 150 orang berpartisipasi dalam Community Beach Clean Up dengan membersihkan Pantai Legian

dari sampah, Sabtu (11/4). Kegiatan ini berawal dari kolaborasi Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), Quiksilver dan Garuda Indonesia dalam menjalankan program berbasis lingkungan

berkesinambungan bernama Bali Beach Clean Up (BBCU) sejak 2008 lalu. Dua tahun terakhir lantas diadakan Community Beach

Clean Up melibatkan sejumlah komunitas pantai Bali. Community Beach Clean Up rutin digelar mulai bulan Oktober hingga April. Pihaknya menyasar garis pantai sepanjang Kuta, Legian, Semin-yak, Jimbaran, dan Kedonganan untuk dibersihkan dari sampah

setiap dua minggu sekali selama bulan tersebut.

MBP/ded

TEROBOSAN - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.,Ak, Jumat (10/4), berkunjung ke Kampus Universitas Udayana (Unud),

Bukit Jimbaran. Tujuan kunjungan tersebut untuk membahas terobosan-terobosan baru dalam rangka meningkatan kualitas

perguruan tinggi di Bali. Menurut Nasir, kunjungan tersebut merupakan pertama kali Sejak dilantik sebagai menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK. Pada kesempatan baik tersebut, Nasir berdialog

dengan segenap rektor perguruan tinggi di Bali. Nampak dalam foto Rektor Unud Prof. Dr. dr. Ketut Suastika (kanan) menyerah-

kan cenderamata kepada Menristek Dikti Prof. H. M. Nasir.

MBP/ist

REKRUT - Kampus SPB–STPBI pada 24 Maret 2015 lalu merasa bangga bisa menyambut employer dua hotel baru di Amerika. Para employer ingin merekrut para mahasiswa untuk diajak bergabung sebagai opening team di hotel mereka. Hotel-hotel yang sebelum-

nya sudah melaksanakan kunjungan ke Kampus SPB-STPBI sep-erti Grand Hotel Michigan, The Greenbrier Resort West Virginia,

dan Aramark Property. Di hari itu East Hotel Miami, Florida melaksanakan kunjungan perdananya di kampus SPB-STPBI Denpasar. Kunjungan perdana mereka diwakili Ms. Christine

Langseth selaku Human Resouces bekerja sama dengan beberapa hotel berbintang, salah satunya St. Regis Bal Harbour, Miami Fl.

27 April - 3 Mei 201542

A K T I V I T A S

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

PANEN RAYA - Gerakan Nelayan Tani Indonesia (Ganti) Bali sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat petani dan nelayan.

Pasalnya, program kerja Ganti Bali langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Melalui pendampingan yang dilakukan dalam menanam padi organik dan edamame atau kedelai jepang, kini petani di Subak Tanah Iyeng, Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Ba-

dung, telah merasakan hasilnya. Pada Minggu (12/4) lalu, Ganti Bali melaksanakan panen raya di subak tersebut. Hadir dalam kegiatan

itu Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristyanto, Ketua DPD PDI-P Bali Wayan Koster, Ketua DPC PDI-P Badung Nyoman Giriprasta, Ketua Harian PP Ganti Dadang Mishal, Pengurus Ganti Bali, Kepala Desa Sedang Gede Putu Natih, para pekaseh dan 400-an krama Subak di

wilayah Desa Sedang. (dari kiri ke kanan) Nyoman Giriprasta, Hasto Kristyanto, Wayan Koster, Putu Gde Rasjmawan.

MBP/ist

DOKTOR - Promovendus I Wayan Miartha berhasil meraih gelar doktor di Prodi Studi Ilmu Agama Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Kamis (9/4).

Dalam ujian promosi doktor yang diuji 9 penguji tersebut, Wayan Miartha berhasil mempertahankan disertasinya yang

berjudul “Diksanisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Bali’’ dan diyatakan lulus dengan predikat san-

gat memuaskan. Dalam disertasinya, Miartha menyebutkan, diksanisasi pada MGPSSR sebagai sebuah teropong fenom-

enologi indikasi terjadinya privatisasi agama di kalangan pemilik modal termapankan (Tri Wangsa). Nampak dalam foto I Wayan Miartha (Ida Pandita Mpu Jaya Acarya Nanda) ujian

promosi doktor (S-3) di hadapan senat terbuka Badan Perwaki-lan Pascasarjana IHDN Denpasar.

MBP/ist

DHARMATULA - Menjaga adat dan budaya Bali yang bernapaskan agama Hindu, bukanlah tugas yang ringan. Dibutuhkan pengabdian yang tulus, tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih, menjaga kelang-sungan budaya Bali yang berlandaskan filosofi Tri Hita Karana. Tu-

gas berat ini, salah satunya diemban oleh pemangku sebagai pengan-tar yadnya. Karena itu, perlu ada perhatian yang lebih besar kepada

pemangku, baik itu soal kesejahteraan maupun kesehatan. Demikian disampaikan tokoh masyarakat I Wayan Adi Arnawa di sela-sela

melaksanakan dharmatula dengan para pemangku di Desa Sibang Gede yang bertempat di Pura Desa, Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, Badung, Rabu (8/4). Adi Arnawa, yang telah meman-

tapkan diri bakal ngayah untuk Badung ini, mengatakan pemangku menempati kedudukan yang penting dalam menjaga budaya daerah. Nampak dalam foto I Wayan Adi Arnawa menyerahkan bantuan 33

buah genta kepada para pemangku di Desa Sibang Gede.

MBP/ist

HUT - Kemeriahan peringatan HUT ke–244 Kota Gianyar sangat dirasakan seluruh masyarakat Gianyar. Tak hanya digelar pertun-

jukan seni dan pawai budaya, namun juga kegiatan sosial yang me-nyentuh masyarakat bawah. Dalam rangka memperingati hari jadi

Kota Gianyar, Pemkab Gianyar melalui Dinas Sosial melaksanakan kegiatan berupa pelayanan dan rehabilitasi sosial lanjut usia, serta

pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat. Kegiatan terse-but menyasar penyadang disabilitas dan lanjut usia telantar dengan

memberi bantuan permakanan (paket sembako). Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gi-

anyar I Wayan Suardana, S.Sos., MAP didampingi Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Drs. I Wayan Sama, M.H. di kantor Perbekel Desa Serongga dan kantor Perbekel Desa Buruan, Kamis (9/4).

27 April - 3 Mei 2015 43

MBP/ist

KINERJA – Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menginginkan agar partisipasi masyarakat lebih fokus terhadap

perkembangan pembangunan lingkungan dengan meningkatkan evaluasi kinerja. Demikian disampaikan Rai Mantra saat memberi-kan sambutan pada penilaian desa/lurah tingkat Kota Denpasar di

Kelurahan Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara, Selasa (14/4). Hadir juga pada kesempatan ini Anggota DPRD Kota Denpasar AAN

Gde Widiada, Wakil Ketua TP PKK Kota Denpasar Nyonya Antari Negara dan Ketua Dharmawanita Persatuan Kota Denpasar Ny. Kerti Rai Iswara, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Denpasar

I Made Mertajaya. Nampak dalam foto Dharmawijaya Mantra saat meninjau hasil daur ulang dari bank sampah yang ada di kelurahan peguyangan saat penilaian lomba desa dan kelurahan di Kelurahan

Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara, Selasa (14/4).

MBP/ist

SERAHKAN IUMK - Pada Kamis (9/4), Menteri Koperasi dan UKM A.A.G.N. Puspayoga menyerahkan Kartu Izin

Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) bagi sejumlah pelaku UMK di Denpasar. Bertempat di Kampus Undiknas Denpasar,

Puspayoga juga menyosialisasikan program kementerian dalam rangka pemberdayaan UMKM dan koperasi. Di mana

salah satu program unggulan saat ini adalah kemudahan penerbitan hak cipta bagi UKM. Penerbitan dan penyerahan IUMK merupakan rangkaian acara Gerakan Kewirausahaan Nasional 2015. Di antaranya hadir pada acara tersebut Wali

Kota Denpasar, Bupati Jembrana, Rektor Undiknas, Ny. Bintang Puspayoga, serta pejabat pemerintah pusat, provinsi

dan kabupaten/kota di Bali. Selain di Denpasar, kini program IUMK juga telah menyasar Jembrana.

MBP/Wan

GEMILANG - SMK Rekayasa Denpasar kembali menorehkan prestasi gemilang. Tiga sisawa sekolah ini mampu meraih juara 1 lomba cerdas cermat dan skill kontes dalam ajang Yamaha Motor

Show yang digelar di Lapangan Lumintang, Denpasar 11-12 April lalu. Ketiga orang siswa SMK Rekayasa Denpasar tersebut yakni

Faisal Hadi Purnama, I Kadek Merta Yasa dan I Nyoman Imanuel Santosa yang berhasil mengalahkan ratusan siswa dari SMK se-

Bali. Lomba cerdas cermat ini materinya menyangkut dasar-dasat teknik otomotif khususnya sepeda motor, injeksi, dan lainnya.

Sementara skill konteks berkaitan dengan praktik. Siswa berkom-petisi menampilkan keahlian atau skill dalam trouble shooting

(mencari kerusakan), penggantian spare part sepeda motor dan lainnya. ejumlah pelajar SMK Rekayasa meraih juara 1 SMK

Grand Prix dalam acara pegelaran Blue Core Yamaha Show 2015 Bertema ‘’Lampaui Dirimu’’ di Lumintang.

MBP/ist

KREATIF - I Gusti Ayu Dewi Wastu Manggala Marhaen Wedasteraputri Suyasa, S.S., M.H., yang saat ini mencuat sebagai

salah satu pemilik bisnis desain masuk dalam kategori ekonomi kreatif yakni Wastu (W2) Kebaya yang memproduksi kebaya

modifikasi dan juga berbagai aksesoris untuk wanita Bali seperti tas dan sepatu untuk kalangan terbatas (limited). Dan kini, Gek

Wastu menuai hasil dari kerja kerasnya selama bertahun–tahun. Ia pun fokus menggarap produk ekonomi kreatif secara terbatas.

27 April - 3 Mei 201544

P R O P E R T I

Susahnya mendapatkan lahan di wilayah Badung dan Den-pasar, sudah bukan rahasia lagi. Kalau pun toh dapat di

wilayah pinggiran, harganya sudah tak terjangkau atau dalam hitung-hitungan para pengembang diistilahkan sudah tidak menguntungkan lagi. Mereka pun mulai melirik wilayah sekitar Badung dan Denpasar, yakni Tabanan dan Gianyar. Namun, untuk pengem-bangan di wilayah Tabanan, kini para pengembang mengaku agak kesulitan dengan ribetnya masalah perizinan dan persyaratan lain yang diterapkan desa adat setempat. Pilihan pun akh-irnya dijatuhkan ke wilayah Gianyar ke timur.

Jika awal-awalnya banyak pengem-bang melirik kawasan Batubulan (dekat terminal Batubulan, Gianyar), kini dengan adanya Jalan By-pass Prof. I.B. Mantra, mereka ramai-ramai me-nyerbu kawasan Gianyar selatan ini.

Kini, pengembang perumahan mau-

pun tanah kaplingan banyak menyasar lahan pertanian di Kabupaten Gianyar. Banyak pengembang dari berbagai daerah maupun pengembang lokal kini memburu lahan-lahan pertanian yang ada di Kabupaten Gianyar. Ten-tunya, beragam alasan mengapa para pengembang memilih bermain di bumi seni, ini. Salah satunya Wayan Nursidi, pengembang dengan bendera Cahaya Property yang membuka lahan peruma-han di kawasan Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Ia mengaku dipi-lihnya Gianyar dalam pengembangan sektor properti, karena letaknya cukup strategis.

Gianyar terletak di tengah–tengah. Baik warga yang datang dari Ban-gli, Klungkung, maupun Karangasem, yang hendak melakukan aktivitas di kawasan Badung maupun Denpasar, memilih tempat ini. ‘’Dengan lokasi strategis ini, menjadikan kawasan Gi-anyar dicari pengembang perumahan,” katanya.

Bukan saja pertimbangan lokasi strategis, harga dan luas tanah yang dicari oleh investor juga masih memungkinan untuk dikembangkan menjadi perumahan dengan harga lebih terjangkau. ‘’Investasi yang dilakukan pengembang masih memungkinkan mendapatkan nilai jual yang lebih,’’ imbuh Nyoman Ngurah Rai, pengem-bang asal Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

Di tengah kondisi ekonomi saat ini, pengembang banyak mengalami kendala. Situasi ekonomi yang tidak menentu dan ketatnya peredaran uang yang terjadi, membuat investasi yang dilakukan di bidang perumahan ikut lesu darah. Jika pada tahun sebelumnya transaksi yang terjadi dalam satu lahan yang dikembangkan mencapai 100 persen, kini dengan kondisi ekonomi menurun, angka penjualan hanya mencapai 50 persen.

� Dharmada

Gianyar Strategis, Harga Terjangkau

TAHUN 2015 ini, bisnis properti agak lesu. Hal itu tak lepas sebagai dampak dari berfluktuasinya harga BBM, tingginya suku bunga perbankan, serta merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “Dari awal tahun hingga April 2015 ini, tanah kapling maupun rumah yang saya bangun belum ada terjual. Bisnis agak lesu, tak tahu mungkin karena daya beli masyarakat juga lagi turun. Atau, mereka yang punya uang tidak lagi tertarik menginvestasikan dananya di properti,” ungkap salah seorang pengembang asal Petang yang mengem-bangkan perumahan di pinggiran Badung dan Denpasar, belum lama ini.

Stagnannya bisnis properti tahun ini, diakui Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Bali Putu Parwata. Dia pun menawarkan solusi dalam kondisi seperti ini, yakni dengan berkoordinasi antarpengembang,

perbankan dan pemerintah. Dengan pihak perbankan, sudah tentu terkait kebijakan suku bunga. Sedangkan dengan pemerin-tah, berkaitan menekan biaya perizinan, termasuk percepatan perizinan.

Selain itu, pengembang bisa me-masang strategi baru, salah satunya dengan mengembangkan properti ramah ling-kungan atau berkonsep go green. “Perlu langkah-langkah konkret yang harus ditempuh para pengembang. Salah satu solusinya, pengembangan properti ramah lingkungan,” ujarnya.

Properti berkonsep go green, kata Parwata, penekanannya pada upaya pele-starian lingkungan. Hal ini sejalan dengan tuntutan pasar sekarang ini yang sudah lebih memperhatikan aspek pelestarian lingkungan. Untuk itu, memang dibutuh-kan penyediaan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang lebih

banyak diarahkan pada upaya konservasi. Dicontohkannya, pembangunan peruma-han wajib dilengkapi fasilitas pengolahan limbah. Hasil dari pengolahan limbah itu dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Tentu saja penyediaan ruang terbuka hijau demi sirkulasi udara yang baik. Hal itu menjadi syarat utama properti go green.

Parwata mengakui, mengembangkan properti go green membutuhkan biaya ekstra bagi pengembang termasuk kon-sumen. Namun, semua akan terbayar dengan kepuasan konsumen itu sendiri. Apalagi di zaman sekarang, lingkungan nyaman dan sehat menjadi impian semua orang. “Perumahan dengan lingkungan udara sehat, siapa tidak menginginkan kondisi seperti itu,” katanya.

�Dedy

Properti Ramah Lingkungan

T R A D I S I

Makepung lampit atau yang dikenal dengan makepung betenan (bawah) meru-pakan kesenian kuno di

Jembrana yang belakangan kembali dikembangkan sejumlah masyarakat di Peh, Kaliakah, Kecamatan Negara. Selain berfungsi sebagai ajang latihan sebelum Makepung di sirkuit, Makepung Lampit ini juga menjadi daya tarik wisata yang agak jarang di Jembrana.

Dibandingkan dengan makepung konvensional yang menggunakan cikar di sirkuit, makepung betenan atau akrab disebut makepung basah ini lebih ramah. Sebab, tidak berpacu/balapan. Para joki cenderung jarang memecut kerbau hingga terluka. Atraksi ini pun lebih dapat diterima wisatawan mancanegara khususnya dari Benua Eropa.

Makepung lampit sengaja mengambil lokasi di areal persawahan menjelang musim tanam. Menurut para tetua di Desa Peh, Kaliakah, konon, makepung betenan ini merupakan cikal bakal dari Makepung yang dikenal saat ini dengan dasaran ta-nah berpasir atau kering. Karena berada di air dan lumpur, medannya lebih sulit sehingga kerbau-kerbau lebih terkuras energinya ketika dipacu. Makepung ini mulai berkembang di Peh sekitar tahun 1920-1925, di saat para petani di subak-subak akan mulai menanam padi. Dengan

meman- faatkan sejumlah petak sawah, sepasang

k e r -

bau dengan seorang jokinya beradu dengan sepasang kerbau lainnya dengan panjang lintasan 200-300 meter. Sepasang kerbau itu disatukan terikat dengan lampit (alat bajak) yang telah dimodifikasi lebih tipis dan landai. Pakaian para joki pun tidak mutlak memakai busana lengkap seperti makepung konvensional, bahkan kadang hanya memakai kamben dan bertelanjang dada.

Namun, yang membedakan para joki tetap menggunakan penutup kepala (udeng) khas makepung. Begitu juga sepasang kerbau yang dipacu, aksesorinya lebih sederhana yakni hanya rumbing (aksesoris di kepala kerbau) dan bendera. Salah se-orang penglingsir, Mangku Ketut Lega (70) mengatakan sejatinya makepung betenan ini hanya bisa digelar dengan tekstur tanah sawah yang tidak terlalu dalam. Sehingga kerbau-kerbau bisa leluasa dipacu dan tidak terjerembab di lumpur. Tekstur sawah yang seperti itu didapat di sekitar Peh, Ka-liakah dan memungkinkan untuk digelar makepung itu.

Kegiatan ini sejatinya rutin digelar para petani dan pemilik kerbau sekitar Peh dan Manistutu sebagai latihan sebelum bertand-ing. Terutama saat menjelang musim tanam padi di subak-subak itu. “Lomba juga sering digelar tapi saat musim tanam saja,” ujarnya. Na- mun berbeda dengan makepung dengan sirkuit di mana yang dinilai adalah ke-cepatan, untuk makepung

lampit ini lebih ke keindahan

gerakan kerbau dan joki.Sepasang kerbau itu harus berjalan lurus

dan gaya kepala kerbau serta si joki saat bertanding. Atraksi kuno ini ternyata bela-kangan juga menarik minat para wisatawan dari luar negeri. Sehingga memacu seman-gat kelompok warga di Manistutu dan Peh untuk mengembangkan kesenian khas masyarakat agraris Jembrana ini.

Ketua Jembrana Tourism Board (JTB) Nyoman Yudi Wartono, mengatakan dari kacamata pariwisata, makepung lampit ini lebih dapat diterima seluruh wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Pasal-nya, atraksi kerbau di sawah ini lebih bersa-habat terhadap binatang. “Atraksi ini tidak ada kesan menyiksa binatang, hal yang pal-ing ditabukan atau tidak disukai wisatawan Eropa khususnya. Makepung lampit ini lebih bisa diterima karena mengedepankan seni gerak,” tandasnya. Sayangnya, event makepung lampit ini masih jarang ditemui atau tidak rutin. JTB yang terdiri atas para relawan pariwisata asal Jembrana, secara bertahap menggandeng pihak hotel-hotel dan agen wisata untuk mengembangkan kesenian kuno ini. Objek gambar saat sepa-sang kerbau dipacu di tengah persawahan berbeda dengan makepung di sirkuit yang sering dilihat. “Makepung ini cenderung kuno dan jarang. Yang ada di Jembrana salah satunya ya ini, kita gandeng sekaa-sekaa di sini untuk pengembangan wisata ini,” tandasnya.

� Surya Dharma

”Makepung Lampit”, Suka Cita di Sawah Sebelum Tanam Padi

A K T I V I T A S

4727 April - 3 Mei 2015

MBP/ist

SEKOLAH - Bali Kiddy adalah sekolah nasional yang berlokasi di Jalan Teuku Umar Barat No.235 Kerobokan, Badung, di jalan utama

yang strategis. Sekolah Bali Kiddy menyelenggarakan Program Preschool yaitu Playgroup A dan B dan Kindergarten (TK) A dan B

dan program Bali Kiddy Primary atau SD Bali Kiddy. Sampai tahun akademik 2014-2015, Sekolah Bali Kiddy telah memiliki lebih dari 450

siswa mulai Playgroup, Kindergarten dan Primary (SD) dengan usia anak 2-12 tahun dari suku, agama, kewarganegaraan berbeda-beda.

Sekolah Bali Kiddy telah merancang kegiatan pembelajaran yang menekankan pada bahasa Inggris dan ICT atau Teknologi Komunikasi dan Informasi yang akan menjadikan anak lebih siap bersaing di dunia

global. Nampak dalam foto Para orangtua memberikan dukungan kepada putra-putrinya saat berlomba di Sekolah Bali Kiddy.

MBP/ist

PENGUKUHAN - Sekjen DPD PHRI Bali Ferry Marcus meny-erahkan bendera kepada Ketua Umum Laundry Association Bali

(LAB) yang baru I Nyoman Suka Kargana dalam acara pengu-kuhan kepengurusan periode 2015-2017. Acara ini juga dirang-

kaikan dengan gathering dan seminar yang berjudul ‘’Operation and Efficiency’’ di The Jayakarta Bali Hotel Legian, Kuta, Sabtu

(11/4). Materi seminar dibawakan ECOLAB.

MBP/ist

MARIA - Bosan dililit utang terus? Belum jago nambah rumah idaman? Yuk tatap muka dimentori oleh Bpk. Cipto Junaedy, biar

ketularan jago beli rumah bukan jago ngutang. Jika berutang, lubangnya di sini: Bayarnya pasti, tetapi sumber yang dipakai

untuk bayar sifatnya tidak pasti. Hadir di Seminar Gratis Strategi Membeli Banyak Properti Tanpa Utang, meskipun uang belum

cukup, langsung bersama Cipto Junaedy, pelopor strategi beli ban-yak properti tanpa utang (Rekor Dunia MURI). Nampak dalam

foto Maria, ibu rumah tangga, murid Bpk. Cipto Junaedy, pemilik tanah kapling tanpa utang.

MBP/ist

MARIO - Bosan dililit utang terus? Belum jago nambah rumah idaman? Yuk tatap muka dimentori oleh Bpk. Cipto Junaedy, biar

ketularan jago beli rumah bukan jago ngutang. Jika berutang, lubangnya di sini: Bayarnya pasti, tetapi sumber yang dipakai

untuk bayar sifatnya tidak pasti. Hadir di Seminar Gratis Strategi Membeli Banyak Properti Tanpa Utang, meskipun uang belum cukup, langsung bersama Cipto Junaedy, pelopor strategi beli

banyak properti tanpa utang (Rekor Dunia MURI). Nampak da-lam foto Mario, anak muda dari Surabaya, murid Cipto Junaedy,

pemilik kompleks perumahan tanpa utang.

F A S H I O N

27 April - 3 Mei 201548

Saat ini begitu banyak pilihan tas tangan (clutch bag) di pasaran. Beragam desain, mudah diper-oleh, mulai dari yang klasik

tanpa banyak aksen, hingga yang glamor dengan tema tertentu.

Winda, salah seorang anggota As-best Denpasar melalui merek Kama-ratih secara konsisten mendesain tas kulit berkualitas. Selain beberapa jenis kulit, tak ketinggalan clutch bag berbahan kain tenun lokal.

Dengan desain dan pilihan warna yang kreatif Winda berhasil me-

menuhi selera para pecinta clutch bag di Bali khususnya dan daerah

lainnya. Produknya ada juga yang dilengkapi warna-warni batu-batu

indah, hingga menghadirkan ke-san mewah.

Begitu juga dengan bagian dalam tas yang dilapisi dengan kain suede atau drill yang juga berkualitas prima dan tentu

saja mampu menyimpan keperluan pesta secara fleksibel.

Clucth bag koleksi Kamaratih ini san-gat cocok digunakan untuk menghadiri acara formal atau undangan acara resepsi pernikahan, gala dinner dan pesta lain-nya. Penggunaannya pun tinggal dipilih, bisa dikepit, digengam atau dikenakan dengan tali ekstra yang bisa dilepas.

� Sri Ardhini

Tampil Cantik dengan ”Clucth Bag” Kulit

LAPORAN

S O S O K

27 April - 3 Mei 2015 49

PERKEMBANGAN tata rias pengantin modifikasi kini se-makin berkembang dan banyak diminati generasi muda. Ala-sannya lebih praktis, simpel, namun tetap bisa tampil cantik. Demikian yang disampaikan Hj. Koen Mulyono, S.E., M.A. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Ahli Rias Pengantin Modifikasi & Modern Indonesia “Katalia”, ditemui di sela-sela aktivitasnya sebagai tim pen-guji dalam Uji Kompetensi Tata Rias Pengantin Bali di Tempat Uji Kompetensi (TUK) Agung, Denpasar.

Perempuan energik berusia 73 tahun ini memaparkan pada zaman dulu bahan-bahan susah didapat, seperti bedak dari tepung beras. Sekarang semua serba ada, ada kosmetik. Baju dulu bahan-nya dari beludru tebal dan panas, zaman sekarang dibuat yang tipis tapi dimodifikasi dengan orna-men maupun kreasi lain, namun tetap pada dasar dari daerah tersebut.

Di sinilah ditegaskannya peran Katalia, yakni memodifikasi tata rias pengantin yang sudah dibakukan sesuai perkembangan zaman tanpa menghilangkan ciri khas daerah masing-masing. “Yang dimodifikasi tersebut tidak boleh lebih dari 30%,” ujar Koen yang menjabat Ketum DPP Katalia untuk dua periode (2007-2012 dan 2012-2017) ini.

Sampai saat ini, dikatakannya Katalia sudah memiliki 13 Stan-dar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk uji kompetensi, yang ditandatan-gani Menteri Depnaker RI. Ke-13 SKKNI tersebut mencakup, Pengantin Solo Putri Modifikasi, Pengantin Bali, Pengantin Bugis-Makassar, Pengantin Muslim, Pengantin Melayu-Deli, Pen-gantin gaun panjang, Pengantin Betawi, Pengantin Padang, Pen-

gantin Jatim-Malang, Pengantin Banjarmasin, Pengantin Mod-ern Nusantara, dan Pengantin Sunda.

Koen menyampaikan ada tiga tujuan standar kompetensi ini. Pertama, agar anak muda menda-tang masih tetap menyenangi tata rias pengantin daerah. Kedua, lebih mudah memperkenalkan-nya ke luar negeri. Dan ketiga, untuk ujian mudah dilaksanakan, yang berkaitan dengan perleng-kapan yang diperlukan.

Target Katalia ke depan, me-nyusun SKKNI tata rias pengan-tin seluruh Indonesia, serta uji kompetensi pengantin ini dapat diakui nasional dan internasional. “Kami sudah melakukan uji kom-petensi di Malaysia Oktober ta-hun lalu untuk Tata Rias Pengan-tin Muslim Modifikasi, di Deli untuk Pengantin Gaun Panjang, dan bulan depan ke Singapura untuk menguji ujian Pengantin Muslim Modifikasi,” paparnya. Lomba Tata Rias Pengantin Modifikasi ini pun sudah pernah dilaksanakan sekali di Malaysia dan tiga kali di Singapura. Bah-kan, November mendatang, Kata-lia diundang Kedutaan Perancis untuk peragaan busana pengantin Muslim di Perancis.

Yang paling membanggakan bagi Koen adalah meskipun keg-iatan Katalia ini tak disubsidi pe-merintah, ia bersyukur masih ada pihak swasta yang mendukung kegiatan organisasi swadaya yang programnya dapat memban-tu pemerintah dalam pelestarian budaya, serta bisa menyebarkan keterampilan tata rias pengantin ke seluruh Indonesia melalui pelaksanaan seminar-seminar.

� Inten Indrawati

Koen Mulyono

Modifikasi Tak Lebih dari 30%

LAPORAN

A K T I V I T A S

27 April - 3 Mei 201550

MBP/eka

HUT - Memperingati puncak HUT ke-25 yang jatuh pada Sabtu (11/4), Moena Fresh mengundang para kolega yang

tersebar di seluruh Indonesia. Suasana haru muncul manaka-la dilakukan tiup lilin Anniversary ke-25, karena ternyata

bertepatan dengan ulang tahun ke-55 Owner Moena Fresh Ir. Made Donny Moena alias Donny Waspada atau sering juga

disebut Donny Melon. Dalam acara yang mengambil tema Moena Foria bertempat di Taman Jepun Jalan Hayam Wuruk Denpasar, ratusan teman dan kolega datang dan menyaksikan

tiup lilin. Ini membuat sang owner sempat menangis haru atas kedatangan para sahabat dan alumni dari SD, SMA 3 Ja-karta dan juga dari IPB Bogor serta sahabat-sahabat di Bali.

MBP/ist

PENINGKATAN - Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Badung yang sebagian besar bersumber dari pajak dan retribusi,

terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari tahun 2010 hingga tahun 2014 atau dalam kurun waktu hanya 4 tahun,

pendapatan dari sektor pajak mengalami peningkatan Rp 1,5 triliun lebih. Tak hanya dinikmati masyarakat Kabupaten Badung, enam

kabupaten lain termasuk pemerintah provinsi (pemprov) juga mendapatkan bagi hasil dari penyisihan pendapatan pajak hotel dan restoran. Tahun anggaran 2015 ini, total Rp 238,2 miliar dikucurkan untuk desa dan Rp 228,7 miliar diserahkan untuk pemprov dan enam kabupaten. Konsep pajak dari rakyat dan dikembalikan untuk rakyat,

dipegang teguh Bupati Badung A.A. Gde Agung selama hampir 10 tahun memimpin Kabupaten Badung.

MBP/ist

UJIAN - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di hari kedua di SMA PGRI 6 SMA PGRI 6 Denpasar, Selasa (14/4) berjalan

lancar. Sebanyak 136 siswa mengikuti UN dengan tertib. Pelaksanaan UN di hari kedua di sekolah ini langsung dipan-

tau Kadisdikpora Kota Denpasar, IGN Eddy Mulya (kanan) diterima langsung Kepala SMA PGRI 6 Denpasar, Drs. IGB

Wiadnyana, M.M. M.Pd. dan Wakasek SMA PGRI 6 Den-pasar, I Made Suagus Jaya, S.Pd. M.Pd. Saat itu Kadisdik-

pora IGN Eddy Mulya memuji sekolah yang sangat strategis jauh dari keramaian. Kedua, mampu tampil berkualitas

dengan program plus pariwisata dan multi media (MM). Dia menegaskan nilai plus SMA PGRI 6 Denpasar ini tetap dipertahankan karena terbukti membantu mengurai angka

pengangguran.

MBP/ist

SYUKURAN - Setelah sukses melaksanakan syukuran kemenan-gan di Jembrana, Gianyar, Karangasem, Denpasar, Bangli yang dihadiri puluhan ribu pendukung Wedakarna, kini tim relawan

41 dan The Marhaenisme Institute kembali menggelar acara syukuran atas terpilihnya Dr. Arya Wedakarna sebagai Senator RI (anggota DPD/MPR-RI) di wilayah Kabupaten Buleleng. Dihadiri

ratusan tokoh masyarakat, termasuk Gede Supriatna (Ketua DPRD Buleleng), Dewa Nyoman Sukrawan, S.H. (Bendahara

DPD PDI-P Bali) dan Kurniadi (Kapolres Buleleng) dan tokoh adat, agama Hindu, pendidikan, seniman, budayawan, ekonom serta generasi muda Buleleng. Dalam acara di Pura Desa Bale

Agung Singaraja ini, Dr. Wedakarna menyampaikan terima kasih-nya atas dukungan rakyat Buleleng, sehingga dirinya menjadi

pemenang di Pemilu DPD-RI lalu.