Majalah bali post edisi 42

52
42 | 16 - 22 Juni 2014 RP 20.000 Sumpah, Banyak Sampah di Bali

description

 

Transcript of Majalah bali post edisi 42

Page 1: Majalah bali post edisi 42

42 | 16 - 22 Juni 2014

RP 20.000

Sumpah, BanyakSampah di Bali

Page 2: Majalah bali post edisi 42
Page 3: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 3

D A F T A R I S I

KILAS BERITAl Cari Korban Feri, Penyelam Tewas 6LAPORAN UTAMAlSumpah, Banyak Sampah di Bali 8

lNusa Penida Menggeliat Liar 10lHutan ’’Pencitraan’’ 11POLITIKPilpres, Ambisi Elite Versus Simpati Publik 12ADVERTORIALlBadung Raih Adipura Ranking 1 Nasional Berhasil Ungguli 375 Kota Kecil 14OPINIlWabah Politik Belah Bambu 16JAJAK PENDAPATlPublik Meragukan Efektivitas Jembatan Timbang 17PENDIDIKANl21 Tahun Jadi Kasek, Kok Bisa? 18MANCANEGARAlMengejutkan, Kuburan Massal Bayi Ditemukan 20

DAERAHlGalian C di Karangasem Masalah Tenaga Kerja hingga Saling Klaim Lahan 22KESEHATANlBahayanya Alkohol Oplosan 24

LENSAlPernik Piala Dunia 26OLAHRAGAlMenjadi yang Pertama di Amerika Selatan 28

KRIMINALlWalau Minta Ampun, Siswa SMA Tetap Dibacok 32LINGKUNGANlKKP Nusa Penida Siapa Menjaga Kelestariannya? 36PARIWISATAl”Global Geopark Network” Awal Perjuangan 38

EVENTlHUT TELKOMSEL 40WISATAlEnam Sekaa Budaya LN Meriahkan PKB Ke-36 42TRADISIlGenggong Penyaringan Suaranya Diharapkan Makin Nyaring 44SANITASIl Mengelola Sampah Rumah Tangga 46HIBURANlAngklung, Meriahkan Piala Dunia 49PROFILlMario BlancoTerus Berkarya dan Kenalkan Ubud 50

Page 4: Majalah bali post edisi 42

4

16 - 22 Juni 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara, Manik

Astajaya, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Pohon Pinggir Jalan

Penerapan Arsitektur Bali

Pesatnya pembangunan di Bali kini kian menjauh dari nuansa arsitek-tur Bali yang menjadi ciri khas Pulau Dewata. Arsitektur minimalis

dan modern justru menjamur tanpa terkendali. Padahal, dalam Perda No. 5/2005 tentang Bangunan dan Arsitektur jelas tertuang minimal arsitektur Bali yang harus diterapkan dalam setiap bangunan di Bali.

Mengapa orang berpikir membuat bangunan minimalis? Boleh jadi karena ingin efisien dan mengoptimalkan lahan yang dimiliki. Karena kita tahu, harga lahan di Bali gila-gilaan. Kalau tidak dibanguni secara efisien kan boros. Boros lahan dan boros dana, belum ongkos tukang/pemborongnya.

Dalam kondisi di mana harga lahan dan ongkos pembangunan tinggi, rasanya wajar orang berpikir efisiensi dan memilih yang minimalis. Mungkin tidak semata-mata karena mode. Bahan-bahan bangunan kini juga sangat inovatif dengan harga terjangkau. Ongkos lebih bisa ditekan dibandingkan kalau membangun dengan stil Bali.

Apa benar arsitektur Bali pada dasarnya fleksibel, tidak mahal? Apa benar sangat relevan untuk diterapkan? Bagaimana menerapkan di lahan sempit seperti perumahan-perumahan rakyat yang lahannya kurang dari satu are, bahkan setengah are? Kalau itu bisa, perlu disosialisasikan secara gencar dan terus-menerus ke masyarakat.

Ni Made Ngastiti BaliDenpasar Timur

Penanaman pohon-pohon pinggir jalan di sejumlah ruas jalan tam-paknya sebagian ada yang sudah berhasil. Banyak yang sudah

tumbuh cukup tinggi dan berbunga semarak. Seperti terlihat di sepa-njang Jl. Gunung Batukaru Denpasar. Saya tidak tahu itu pohon apa, tetapi di pucuk-pucuknya mekar bunga-bunga berwarna putih bersih, ada juga yang pink, sangat indah. Lumayan menjadi pemandangan menyegarkan di tengah hiruk-pikuk, kroditnya jalanan dan suasana pertokoan padat di kawasan ini.

Keberadaan pohon-pohon berbunga di tepi jalan cukup mengalihkan perhatian di saat-saat kita terjebak macet di jalan, karena ada upacara, kendaraan pengangkut layang-layang atau keramaian menjelang hari raya. Memandang bunga-bunga bermekaran aneka warna lumayanlah agar tidak emosi, marah atau menghardik pengendara yang biasanya saling sruduk ingin mendahului di celah-celah sempit kemacetan.

Saya selalu ingin berterima kasih kepada orang-orang yang menjaga pepohonan pinggir jalan sehingga dia bisa tumbuh besar dan berbunga. Setidaknya jangan mengganggunya hingga merana dan mati. Karena keberadaan pohon selalu membuat alam tidak gersang.

I Ketut Sudra SejatiDenpasar Barat

Page 5: Majalah bali post edisi 42

5

Page 6: Majalah bali post edisi 42

6

K I L A S B E R I T A

16 - 22 Juni 20146

UPAYA pencarian jenazah korban kapal feri yang tenggelam di lepas Pantai Pulau Jindo, Korea Selatan, memakan korban. Untuk kali kedua, seorang penyelam dinyatakan tewas saat menelusuri interior Sewol, Jumat (30/5). Pencarian korban masih terus berlangsung karena 16 orang masih hilang. Namun sialnya, satu orang penyelam dilaporkan tewas saat bertugas.

Insiden terbaru ini terjadi ketika tim penyelam berusaha memotong lambung kapal demi mencari 16 orang yang masih hilang. Penyelam ini ditarik keluar dari air dalam kondisi tak sadarkan diri. Wajah penyelam yang berusia sekitar 46 tahun ini sudah berlumuran darah ketika diangkat dari air.

Otoritas tim penyelamat setempat menyatakan, penyelam ini meninggal dunia di rumah sakit. Penyelam ini merupakan penyelam kedua yang tewas saat menjalankan tugas pencarian korban tragedi Sewol sejak 16 April lalu. Penyebab kematian penye-lam ini tidak diketahui pasti. Otoritas setempat menyebutkan, penyelam ini bermarga Kim. Kapal feri Sewol terbalik dan tenggelam saat berlayar menuju Pulau Jeju dari Incheon pada 16 April lalu. Dari total 467 orang yang ada di atas kapal tersebut, hanya 172 orang yang berhasil diselamatkan hidup-hidup.

l Agustoni/ap

AIR danau meluap. Dampak luapan air Danau Batur ternyata juga merendam akses jalan utama menuju Pura Petirtaan Hulundanu Batur, yang terletak di Desa Songan, Kintamani. Kondisi yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir ini men-gakibatkan para pamedek yang hendak tangkil ke pura terpaksa harus dialihkan untuk melewati jalan alternatif yang telah dipersiapkan pihak pangempon.

Menurut pemangku Pura Hulundanu Batur, Desa Songan, Gede Ariana, sebelum terendam jalan utama menuju Pura Petir-taan awalnya tepat berada di bawah yakni tepat lurus dari depan Pura Hulundanu. Namun karena terendam, pihak pangem-pon kemudian berupaya mengalihkan jalan tersebut agar bisa dilalui para pamedek yang hendak tangkil ke pura. Tingginya air yang merendam jalan itu telah mencapai ukuran selutut orang dewasa.

“Sejak terendam, jalan ke Petirtaan ter-paksa harus memutar lewat belakang Pura Hulundanu,” ujarnya. Selain tenggelam, kondisi jalan utama menuju pura tersebut juga sudah penuh ditumbuhi eceng gondok. Eceng gondok yang kerap dianggap sebagai tanaman pengganggu itu bahkan tumbuh meluas hingga mencapai lima hektar.

l Dayu Rina

Cari Korban Feri, Penyelam Tewas

MBP/afp

Air Danau Meluap, Jalan Terendam

MBP/ina

Page 7: Majalah bali post edisi 42

7

16 - 22 Juni 2014 7

MUNCULNYA toko modern bodong di sejumlah tempat di Tabanan, apalagi setelah muncul Perbup Nomor 18 Tahun 2011 yang mengatur tentang Morato-rium Pembangunan Toko Modern di Kabupaten Tabanan, membuat Bupati Tabanan geram. Menurutnya, jika hal itu tidak ditindak tegas maka dikhawatirkan para pengusaha dengan modal besar akan merasa mendapatkan angin segar dan pelanggaran makin marak. “Jika memang melanggar tutup saja,” tegas Bupati Eka Wiryastuti, Minggu (1/6).

Ia juga mengatakan akan segera men-gumpulkan SKPD terkait untuk diberi pemahaman yang sama tentang morato-rium toko modern. Selain bupati, desakan

untuk segera menertibkan toko modern bodong itu juga diutarakan Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi alias Bopping.

Dikatakannya, dengan tidak bermaksud menyalahkan satu pihak, dirinya melihat SKPD terkait sangat lemah dan kurang tanggap dengan fenomena kekinian terkait toko modern. Dituding lemah tegakkan perda maupun perbup, utamanya Nomor 18 Tahun 2011, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tabanan Wayan Sudarya akhirnya angkat bicara. Menurutnya, penindakan tak serta-merta bisa dilakukan dengan penutupan maupun penyegelan, tetapi harus melalui prosedur yang ada. Ia mengatakan pihaknya telah melaksanakan tugas dalam upaya menegakkan perda dan

perbup demi menjaga wibawa pemerintah. “Kami telah melakukan penindakan ter-hadap pelanggar peraturan di lapangan. Bahkan bukti-bukti penindakan itu ada di kantor,” ungkapnya.

l Puspadewi

KAWASAN Pura Segara Penimbangan, Singaraja sejak dua tahun terakhir dikepung abrasi. Bibir pantai yang berbatasan langsung dengan areal pura kini rusak parah akibat gerusan gelombang pasang. Deker yang dipasang di sebelah utara pura untuk memecah gelombang, kini hancur. Kondisi ini jika tidak ditangani secepatnya kerusakannya dikhawatirkan akan bertambah parah dan areal pura semakin terancam.

Pantauan di lapangan, Jumat (30/5), tampak tumpukan deker berisi beton yang dipasang beberapa tahun silam, kini hancur. Bagian bawah deker pun mulai bergesar dan sudah ada yang terlepas karena setiap hari tergerus gelom-bang laut. Diperkirakan, deker yang hancur akibat hempasan gelombang laut itu mencapai sekitar 50 meter sebelah barat pura hingga ke timur pura.

Seorang warga I Made Wisata saat ditemui menceritakan, sejak dua tahun terakhir, deker pemecah ombak yang dipasang di sebelah utara pura mulai mengalami kerusakan. Tumpukan deker dengan kedalaman sekitar dua meter itu hancur karena tidak kuat menahan hempasan gelombang laut. Puncaknya, pada musim cuaca buruk Januari-Februari 2014 lalu, deker tersebut banyak yang terlepas. Bahkan, pada waktu itu deker tersebut tidak bisa menahan hempasan air laut, hingga gelombang ganas sempat menghantam fondasi panyengker pura.

l Mudiarta

KECELAKAAN maut kembali terjadi di jembatan jalur 11 atau Jalan Veteran depan proyek Stadion Padangkerta, Karangasem, Selasa (27/5). Saat itu sebuah mobil sedan DK 270 JU terjun ke jurang sedalam sekitar 15 meter. Pengendara mobil warna kuning itu De Ar hanya mengalami luka di dagu. Sementara seorang penumpangnya Hasnah asal Karangsokong, Subagan tak mengalami luka. Kata saksi Salman yang juga keluarganya asal Kecicang, Karangasem serta anggota Satpol PP Pemkab Karan-gasem Ketut Darma Antara, dua orang pengendara dan penumpangnya selamat.

Menurut warga, di lokasi jembatan By-pass Pa-dangkerta di depan proyek stadion yang belum selesai itu dikenal sebagai jalur maut atau rawan lakalantas. Sampai kini warga di sekitarnya sudah mencatat tiga kali kecelakaan lalu lintas, di mana pengendara terjun bebas ke jurang. Jembatan yang putus atau baru selesai sebelah itu, sangat rawan pengendara terjun bebas ke ju-rang. Soalnya, jalan lurus, dan malam hari gelap, karena jalur itu belum dipasangi lampu penerangan jalan. Di jalur itu kerap digunakan geng motor untuk trek-trekan. Sebelumnya dua pengendara motor tewas setelah sepeda motor mereka terjun di lokasi yang sama.

l Budana

Kawasan Pura Terancam Abrasi

MBP/mud

Terjun ke Jurang

MBP/bud

Tutup Toko Modern Bodong

MBP/dok

Page 8: Majalah bali post edisi 42

8

8 16 - 22 Juni 2014

L A P O R A N U T A M A

Produksi sampah di Bali per hari-nya mencapai 6.991 meter kubik. Ini tentu menjadi persoalan setiap daerah utamanya Denpasar, Ba-

dung, Gianyar dan Tabanan. Tak hanya kota-kota besar, kota kecil Bangli pun menghadapi masalah serupa. Minimnya sarana dan prasarana untuk mengelola sampah kerap menjadi persoalan dasar yang menghambat terwujudnya program clean and green yang diusung Bali se-lama ini.

Di Kabupaten Bangli misalnya. Untuk mengangkut sampah-sampah yang ada, Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli hanya mengandalkan 12 armada pengangkut

dan 2 unit pick up. Itu pun kondisinya kebanyakan sudah tua. Kepala Dinas Tata Kota Ida Ayu Yudi Sutha, Selasa (3/6), mengakui kondisi tersebut. Untuk mengangkut sampah yang per harinya mencapai 180 meter kubik, pihaknya hanya bisa mengandalkan 12 truk dan 2 pick up sebagai armada pengangkut. Selain jumlahnya yang terbatas, kondis-inya juga banyak yang sudah tua. “Kalau tenaga pengangkut sebenarnya sudah cu-kup. Tetapi armada kita yang kebanyakan sudah tua. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap optimalisasi pengangkutan sampah,” paparnya.

Selama ini, untuk mengatasi permasa-

lahan sampah, pihaknya mengerahkan ratusan tenaga lapangan yang berstatus PNS maupun PTT, masing-masing 330 PNS dan 122 PTT. Tentunya upah yang diberikan Pemkab Bangli kepada para tenaga lapangan itu bervariatif. Khusus untuk tenaga PTT hanya dibayar Rp 525 ribu sampai Rp 585 ribu per bulannya.

Dengan upah yang nilainya di bawah UMK itu tentunya tidak cukup untuk me-menuhi kebutuhan hidup mereka. Belum lagi risiko kesehatan yang harus mereka terima akibat seringnya bersentuhan den-gan sampah.

Sementara Buleleng produksi sampahnya mencapai 1.900 - 2.000 meter kubik. Kepala DKP Kabupaten Buleleng Ir. Nyoman Ge-nep, M.T. mengatakan, produksi sampah tidak sebanding dengan kemampuan pemer-intah untuk menyediakan armada angkut. Buleleng memiliki 3 jenis mobil armada pengangkut sampah, di antaranya 8 buah dump truk, 4 buah truk dan 12 buah amrol truk. Dari total 24 buah armada pengangkut, ada tiga mobil dalam kondisi rusak berat. Ketiga mobil itu kini disimpan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala. Semen-tara itu, 4 buah truk dan 6 dump truk dalam kondisi rusak ringan.

Ketua Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan LPPM Unud Dr. K.G. Dharma Putra, M.Sc., Rabu (4/6), me-ngatakan munculnya masalah sampah menunjukkan kegagalan para pemangku kebijakan untuk mengatasi persoalan yang penting namun tidak pernah menjadi prioritas. Menurutnya, pemerintah daerah harus memberi prioritas terkait sampah. Utamanya segera melayani kawasan-ka-wasan yang selama ini belum terjangkau armada pengangkut sampah.

Sumpah, BanyakSampah di BaliBali clean and green, menjadi dambaan setiap orang. Namun harapan itu masih di angan-angan. Sebab sampah masih banyak menumpuk. Demikian pula Bali yang hijau masih menjadi harapan. Apalagi hutan di Bali yang masih sekitar 22 persen dari luas provinsi, juga banyak yang ’’lobang’’ alias gundul. Bagaimana Bali harus menyikapinya?

MBP/dok

Sampah di Pasar Kereneng.

Page 9: Majalah bali post edisi 42

9

16 - 22 Juni 2014 9

MBP/dok

Sampah di aliran tukad Badung.

Atas kondisi itu, banyak yang menilai manajemen pengelolaan sampah di ka-bupaten/kota Bali masih belum sinkron. Artinya data produksi sampah per harinya tidak dijadikan pijakan untuk mengambil sebuah keputusan. Salah satunya men-genai jumlah armada angkut dan tukang pungut sampah. Walaupun diketahui jumlah sampah mencapai ratusan meter kubik setiap hari, namun jumlah armada angkut tidak ditambah secara signifikan. Sehingga banyak sampah yang tidak terangkut ke TPA.

Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Tabanan, Kota Tabanan menghasilkan 386 meter kubik sampah per hari. Bahkan saat hari raya keagamaan, volume sampah bisa menin-gkat hingga tiga kali lipat.

Untuk mengangkut sampah tersebut, DKP menerjunkan setidaknya 186 tukang sapu dan 30 kontainer yang tersebar di 176 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan 4 depo. Minimnya tenaga pengangkut sampah juga kerap kali membuat tumpu-kan sampah meluber ke pinggir jalan.

“Idealnya masih membutuhkan 50 unit armada kontainer untuk mengangkut sampah di 176 TPS. Saat ini hanya ada 12 armada truk pengangkut sampah, 7 jenis amrol, 4 unit kendaraan operasional jenis pick up dan 7 unit sepeda motor gerobak.”

jelas Kepala Dinas Kebersihan dan Per-tamanan (DKP) Tabanan Gusti Ngurah Supanji, pekan lalu.

Tidak hanya kendala armada, tenaga kebersihan yang telah bersusah payah menyumbangkan tenaga dan dedikas-inya menciptakan lingkungan tetap bersih upahnya relatif masih rendah. Tenaga kebersihan (tukang sapu) misalnya hanya mendapatkan upah Rp 17.500, sementara sopir Rp 21.500 untuk empat jam kerja/hari. Tugas yang berat dengan risiko pe-nyakit karena harus bergelut dengan sampah setiap hari, terkadang diabaikan oleh mereka hanya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Tak hanya di Tabanan, Kota Denpasar juga menghadapi masalah serupa. Setiap harinya Denpasar memproduksi sedikit-nya 750 ton atau setara 3.000 meter ku-bik sampah. Jumlah ini akan meningkat signifikan ketika hari raya keagamaan, seperti Galungan dan Nyepi. Sementara, sarana dan prasarana untuk menanggulangi masalah sampah belum optimal. Padahal, untuk mewujudkan sebuah kota yang asri dan indah, kebersihan menjadi penunjang utama yang mesti menjadi perhatian.

Anggota DPRD Denpasar I Made Su-karmana, S.H., pekan lalu, mengatakan komitmen Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)

harus jelas dalam mengatasi masalah sampah. Ini penting menjadi perhatian, karena Denpasar sebagai salah satu des-tinasi wisata di Bali. Sebab citra yang baik, justru bisa datang dari kebersihan kota itu sendiri.

Sukarmana berharap Pemkot Denpasar harus berani melakukan perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang kebersihan kota ini. Tumpu-kan sampah di pinggir-pinggir jalan meru-pakan gambaran riil, bahwa penanganan sampah belum optimal. Artinya, harus ada upaya perbaikan terhadap manajemen penanganan sampah ke depan.

Direktur Eksekutif Walhi Bali, Suriadi Darmoko melihat, persoalan sampah tak kunjung tuntas lantaran minimnya Tem-pat Pembuangan Sementara (TPS). Di Denpasar misalnya, titik-titik TPS masih belum sebanding dengan tingkat kepa-datan penduduk. “Tidak terdistribusinya TPS dengan merata juga menyebabkan masih banyak sampah dikelola swasta sehingga masyarakat harus membayar untuk pengangkutan sampah dari rumah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir - red). Padahal tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan TPS dan mengangkut sampah dari TPS ke TPA,” ujarnya.

l Pusat Data

Page 10: Majalah bali post edisi 42

10

L A P O R A N U T A M A

16 - 22 Juni 201410

Kawasan pariwisata Nusa Penida tumbuh secara alami. Ragam potensi di wilayah ini, muncul begitu saja tanpa banyak menda-

pat sentuhan para pengambil kebijakan. Setiap hari banyak wisatawan nusantara dan mancanegara berdatangan. Hal itu men-dorong sejumlah pemodal besar berupaya memoles wilayah ini dengan membangun berbagai fasilitas pariwisata. Ironisnya, di tengah geliat itu, campur tangan pemerintah daerah sangat minim. Investasi pun kian ke-bablasan, melanggar berbagai aspek aturan berinvestasi.

Dua gugus pulau; Lembongan dan Cenin-gan, cukup menjadi contoh fakta itu. Nyaris seluruh pesisir pantai berdiri akomodasi dan fasilitas pariwisata. Tidak cukup hanya pesisir, investor kian merambah ke perbuki-tan. Alhasil, bukit tak lagi hijau melainkan penuh dengan akomodasi pariwisata. Meski berbagai bentuk pelanggaran di depan mata, pemerintah daerah tak punya taring untuk menertibkan.

Kondisi ‘’liar’’ pada dua gugus pulau mungil itu, diakui Bupati Klungkung Nyo-man Suwirta. Untuk mencegah jejak suram masa lalu itu, pihaknya kini fokus menjaga satu gugus pulau lagi yang belum banyak tersentuh perkembangan pariwisata. Bupati Suwirta mengakui, campur tangan pemerin-tah daerah selama ini dalam pengembangan pariwisata di kawasan Nusa Penida sangat minim. Ia mengakui arus investasi para investor kian mengincar kawasan pesisir di wilayah ini hingga perbukitan. Bahkan investor telah mengkaveling lahan di 14 desa di pulau ini.

Data Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klungkung, menunjukkan ribuan bidang lahan khususnya di kawasan pesisir sudah menjadi hak milik. Seperti di wilayah Ba-tununggul, ada 1.418 bidang tanah seluas 23.962.271 meter persegi, Kutampi 1.387 bidang tanah seluas 20.918.724 meter persegi, Kutampi Kaler 489 bidang tanah seluas 34.561.263 meter persegi, hingga

Ped sebanyak 2.456 bidang tanah seluas 13.045.588 meter persegi.

Sayangnya, siapa saja pemilik lahan itu, belum diketahui. Kepala Tata Usaha di BPN I Ketut Iriana, pekan lalu, mengatakan data server pertanahan lengkap dengan pemi-liknya sudah migrasi ke BPN pusat. “Data server-nya baru saja dipindahkan ke BPN pusat November tahun lalu. Saat ini kami tidak pegang data itu lagi,” jelasnya.

Belakangan, kepemilikan lahan juga kian berkembang pada sejumlah wilayah pesisir lainnya. Seperti wilayah Suana jumlah tanah hak milik 1.098 bidang tanah seluas 6.531.799 meter persegi, Pejukutan 861 bi-dang tanah seluas 5.234.514 meter persegi, Tanglad sebanyak 386 bidang tanah seluas 3.726.241 meter persegi, Sekartaji 316 bi-dang tanah seluas 2.418.133 meter persegi, hingga Desa Sakti 1.075 bidang tanah seluas 8.351.161 meter persegi. Sementara Kam-pung Toya Pakeh, yang juga masuk dalam rencana pengembangan resort development and protection, juga kian menjadi incaran, di mana saat ini ada 15 bidang tanah seluas 6.514 meter persegi menjadi hak milik.

Bahkan, hasil penelusuran pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daer-ah, khususnya pada pelayanan PBB dan BPHTB, Selasa lalu, ada satu wajib pajak atas nama Yeannie Christianti di Kampung Toya Pakeh, yang memiliki lahan dua hek-tar. Kapling terluas di pulau ini terdapat di wilayah Desa Sakti, atas nama wajib pajak GK Eling, dengan luas tanah 19,9 hektar. Sementara, mencermati data BPN, selain wilayah pesisir, wilayah perbukitan juga sudah dikapling-kapling. Seperti di wilayah Batukandik ada 850 bidang tanah seluas 6.129.703 meter persegi, Batumadeg 872 bidang tanah seluas 5.387.874 meter persegi, Klumpu 954 bidang tanah seluas 6.900.427 meter persegi hingga wilayah Bunga Mekar 1.248 bidang tanah seluas 9.181.388 meter persegi.

l Bagiarta

Nusa Penida Menggeliat LiarNusa Penida semakin menggeliat. Sektor pariwisata telah merambah tiga gugusan pulau yang terpisah dengan Bali daratan. Namun geliatnya bak ekor naga, mengibas seenak hatinya. Akibatnya Nusa Penida kini tumbuh liar. Aturan pun banyak yang dilanggar. Ini pula yang menjadi keprihatinan Bupati Klungkung Suwirta.

MBP/dokAtraksi wisata yang dilakukan di

Pantai Nusa Penida.

Page 11: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 11

Hutan Bali Barat penyumbang pal-ing dominan untuk daratan hijau di Bali. Sayangnya, kepedulian terhadap hutan tidak setara dengan fungsi hutan itu send-iri. Kawasan hutan lindung yang semes-tinya tidak boleh dijamah, kini berubah menjadi kebun-kebun masyarakat.

Kondisi ini sudah menjadi rahasia umum, bahkan terjadi transaksi jual-beli lahan di hutan. Pada tahun 2008, pemer-intah daerah bersama TNI, Polisi dan masyarakat mencoba melakukan gerakan perabasan tanaman produksi di dalam hutan. Hasilnya cukup mencengangkan. Kawasan hutan lindung terlihat asri di pinggir, namun gundul di dalam. Bahkan lebih mirip perkebunan dengan tana-man produksi. Pohon-pohon penyangga ditebang berganti tanaman produksi seperti pisang, durian dan lainnya. Bah-kan ditemui gubuk-gubuk tempat tinggal para pengawen yang berjarak belasan kilometer dari batas hutan. Gubuk-gubuk itu untuk tempat tinggal sementara para pengawen.

Pola pembabatan hutan juga sudah modern. Dengan terjangkaunya lokasi perambahan oleh sinyal telepon seluler, mereka dengan leluasa kabur setiap ada operasi. Tak jarang, polisi hutan hanya mendapati gelondongan kayu yang sudah ditebang tanpa pelaku. Selain itu ulah oknum warga yang memanfaatkan hutan lindung ataupun hutan produksi untuk matapencaharian mereka. Seperti dengan mencari kayu-kayu bakar, namun sayang-nya dengan menebang batang pohon yang masih muda.

LSM Forkot I.B. Aryanto mengatakan, aktivitas perambahan hutan memang tidak terlihat nyata tetapi selalu ada. Aksi pengawenan juga sudah menjadi rahasia umum, bahkan hingga transaksi jual-beli lahan. “Hutan dikapling, yang merasakan dampak yang dihilir. Jangan heran kalau nanti jadi wisata banjir, karena hutan sudah gundul,” terangnya.

Tak hanya di Jembrana, keberadaan hutan di wilayah Kintamani, Bangli sejat-inya menjadi areal vital dalam menyangga keberlangsungan hidup masyarakat Bali. Disadari atau tidak, hutan di Bangli yang kini luasnya mencapai 9.341,28 ha selama ini sangat berperan dalam menyuplai air dan udara bersih ke seluruh daerah di Bali. Meski diakui demikian, namun kontribusi nyata dari pemerintah provinsi termasuk kabupaten-kabupaten untuk menjaga hutan di Bangli saat ini masih sangat minim.

Selama ini, hutan di Kintamani mampu menjadi daerah resapan yang sangat baik. Keberadaan hutan tersebut juga mampu menjadi pengaman banjir bagi daerah yang ada di bawahnya.

Menurut tokoh masyarakat Kintamani yang juga anggota DPRD Bangli Nyoman Adnyana, semestinya kabupaten lainnya yang selama ini ikut menikmati pasokan air dari Bangli wajib memperhatikan keberlangsungan hutan di Kintamani, salah satunya dengan cara menyisihkan pendapatan daerah masing-masing yang dikoordinasikan ke pemerintah provinsi guna bersama-sama menjaga keberlang-sungan hutan di Bangli.

Hal serupa juga diungkapkan anggota DPRD Nyoman Basma asal Desa Suter, Kintamani. Menurutnya, Pemprov Bali seharusnya bisa menjadi fasilitator terh-adap kabupaten-kabupaten lainnya untuk menjaga hutan di Bangli. Pemrov bisa membuat aturan yang mengikat kabu-paten lainnya untuk memberi kontribusi nyata dengan menyisihkan sedikit penda-patan daerahnya untuk bersama-sama memelihara hutan di Bangli.

Pemerhati Lingkungan Dr. Luh Kar-tini mengatakan, keberadaan daerah penyangga kini mulai terancam. Kartini mencontohkan, persentase hutan sekarang hanya tinggal 28 persen saja, itupun sudah banyak yang bolong. Padahal idealnya, Bali harus memiliki 40 persen hutan untuk

memasok air yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.

“Daerah penyangga itu kan daerah tangkapan air, yang menjadi kebutuhan hakiki. Tetapi Sekarang semua diperjual-belikan, semua sudah ada pelanggaran-pelanggaran,” ujarnya.

Kartini menambahkan, ketika air tanah turun sampai lima meter, maka akan sulit untuk mengambil air tanah. Begitu juga tanaman akan sulit untuk hidup. Dengan demikian, masyarakat juga akan kesulitan untuk bertahan hidup. Tanda-tanda menu-runnya debit air bisa dilihat dari sebagian besar sungai di Bali yang kering saat musim kemarau.

“Sungai yang kering itu kan lebih dari 50 persen. Kalau sungai kering pada musim kering, itu artinya tidak ada yang memberi air secara berkelanjutan. Den-gan kata lain, pohon-pohon besar sudah habis. Lain halnya kalau masih ada air saat musim kering, itu artinya masih ada pohon yang tersisa,” jelasnya.

Tak hanya kesulitan air, Kartini juga melihat tanah Bali mulai rusak dan udara sudah mulai tercemar. Alih fungsi lahan seharusnya hanya ditoleransi 10 persen dalam kurun waktu 30 tahun. Tetapi nya-tanya, alih fungsi mendekati 10 persen sudah terjadi dalam beberapa tahun saja. Ironisnya, alih fungsi lahan juga sudah mulai menyerang daerah penyangga.

“Makanya ini zona-zona peruntukan harus jelas, ini sudah penyangga ya… tidak boleh dijual dan dibangun. Kesala-han terbesar selama ini kan melakukan eksploitasi tetapi tidak pernah merawat. Semua dibangun tanpa memikirkan ke depan bagaimana. Padahal, daerah yang paling dikembangkan atau dieksploitasi, daerah itu akan menjadi daerah yang paling bermasalah dengan sumber daya alam dan menjadi daerah paling miskin,” tegasnya.

l tim BP

Hutan ’’Pencitraan’’Kawasan hutan Bali Barat masih hijau dan lebat. Itu pandangan dari luar. namun ketika masuk lebih dalam, tak sampai 100 meter kondisinya sudah bertolak belakang. Seakan-akan lebatnya hutan yang tampak dari luar hanyalah pencitraan dan ‘’pagar’’ untuk menyembunyikan pandangan yang sangat menyedihkan.

Page 12: Majalah bali post edisi 42

12

16 - 22 Juni 201412

P O L I T I K

Putaran kampanye pilpres sedang berlangsung. Perang baliho dan propaganda politik membuat suhu politik memanas. Sindiran

Presiden SBY terhadap jenderal memihak dan menteri yang tak fokus menyeruak di antara pertarungan Jokowi-JK dan Prabo-wo–Hatta. Netralitas aparat yang selama ini digaungkan ternyata hanya menjadi retorika politik mengingat kekuatan poli-tik berbasis kekuasaan mulai memihak. Pejabat publik ikut menjadi gerbong tim sukses. Di pihak lain, koalisi rakyat untuk memilih pemimpin sederhana, merakyat dan jujur juga menguat.

Fakta terlibatnya gubernur, wakil gubernur dan bupati dalam pertarungan pilpres membuktikan bahwa netralitas dalam pilpres hanyalah pepesan kosong. Semua jargon politik dengan dalih netrali-tas politik sulit dipercaya.

Pengamat politik yang juga Ketua Stispol (Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Wira Bhakti Denpasar Nengah Merta, S.Sos., M.Si. mengatakan, ajang pilpres kali ini menjadi ajang per-tarungan kepala daerah yang mendukung dan menjadi tim kampanye masing-masing. Tentunya, masing-masing kepala daerah yang menjadi tim kampanye atau

tim sukses salah satu pasangan calon akan all out memenangkan kandidatnya. Sebab, pertarungan itu juga menyangkut gengsi kepala daerah bersangkutan jika calonnya kalah di daerahnya. ‘’Tim den-gan kekuatan figur pejabat publik sesing-kat gubernur dan bupati akan berhadapan dengan kekuatan rakyat bersatu dalam memilih pemimpin. Integritas pejabat publik juga akan diuji, sejauh mana mer-eka mampu menggerakkan massa pemilih untuk mendukung pilihan politiknya. “Sekarang yang bertarung bukan capres dan cawapres saja, tetapi juga kepala daerah. Karena, kepala daerah banyak

Pilpres, Ambisi Elite Versus Simpati Publik

MBP/dok

Jokowi saat kampanye di Papua.

Page 13: Majalah bali post edisi 42

13

yang menjadi bagian tim kampanye atau tim sukses,” kata Merta.

Rawan KonflikMenurutnya, pilpres kali ini berpotensi

rawan konflik. Sebab, hanya ada dua kandidat Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Bahkan, akan terjadi pertarungan sen-git, di mana masing-masing kubu akan mengerahkan seluruh potensi dan kekua-tan politik. Termasuk, kekuatan ekonom-inya untuk memenangkan kandidatnya. Pertarungan pilpres di Bali juga dirasakan cukup ketat, karena semua kepala daerah mulai dari gubernur, wakil gubernur, bupati/wali kota masuk dalam bagian tim kampanye atau tim sukses masing-masing pasangan capres dan cawapres.

Contohnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta masuk dalam Tim Kampanye Prabowo-Hatta wilayah Bali. Bahkan, Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Bali mengkomandoi langsung tim kampanye ini. Ada juga Bupati Klungkung Nyoman Suwirta yang menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta Kabupaten Klungkung

dan Bupati Karangasem Wayan Geredeg yang rencananya juga didaulat menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta Kabupaten Karangasem.

Di kubu Jokowi-JK semua kepala daerah dari PDI-P masuk dalam struktur Tim Kampanye Jokowi-JK wilayah Bali. Mereka adalah Wali Kota Denpasar IB Rai Dharma Wijaya Mantra, Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Bupati Bangli Made Gianyar, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiry-astuti, dan Bupati Jembrana Putu Artha. Mereka menjadi koordinator tim kampanye di masing-masing daerahnya. Sementara, Wakil Bupati Jembrana, Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati Gianyar, Made Mahayastra menjadi Ketua Tim Kampanye Jokowi-JK di wilayah masing-masing. Jika dipetakan, kubu Prabowo-Hatta didukung kekuatan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali serta dua bupati. Sedangkan, kubu Jokowi-JK didukung kekuatan 6 bupati/wali kota di Bali.

Menurut Merta, terkait dukungan kepala daerah ini kepada salah satu pasangan dengan menjadi tim kampanye, tidak bisa dipisahkan antara posisi sebagai

kepala daerah atau individu, karena jabatan yang disandang melekat. Jadi, potensi ke-curangan atau penyalahgunaan jabatan dan wewenang sangat terbuka lebar. Misalnya, salah satu kepala daerah menggunakan APBD atau fasilitas negara untuk membi-ayai kampanye pasangan capres.

Kendati kepala daerah menjadi tim kampanye tidak dilarang oleh Undang-undang, Merta berharap jangan sampai ket-erlibatan mereka menggangu roda pemer-intahan. “Saat kepala daerah menjalankan tugas partainya untuk memenangkan salah satu pasangan capres dan cawapres yang penting mereka tidak menggunakan fasilitas-fasilitas negara. Bawaslu juga mesti mengawasi dan menindak tegas, jika ada penyimpangan,” tegasnya.

Kendati sudah dideklarasikan pemilu damai dan komitmen masing-masing capres dan cawapres, namun menurut Merta fakta di lapangan dan di bawah bisa berbeda dan tidak bisa dikendali-kan. “Ini akan menjadi pertarungan yang seru. Masing-masing kubu juga sudah membuka peluang terjadinya gap atau masalah,” tutupnya.

l Widana

Page 14: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201414

A D V E R T O R I A L

Perjuangan yang tiada kenal me-nyerah dari masyarakat Badung untuk mewujudkan “Beautiful Badung yang bersih, hijau dan

berbunga” akhirnya berbuah prestasi fenomenal di tingkat nasional, yaitu Anugerah Adipura Kategori Kota Ke-cil dengan Ranking Terbaik 1 (satu) Nasional. Penghargaan ini diserahkan langsung Wakil Presiden RI Boediono bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Balthasar Kambuaya kepada Bupati Badung A.A. Gde Agung di Istana Negara Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (5/6) .

Usai menerima Adipura, Bupati Ba-dung A.A. Gde Agung didampingi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Ba-dung Putu Eka Merthawan dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Badung Ketut Sudarsana menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan partisipasi se-luruh komponen masyarakat, khususnya masyarakat Badung yang tidak kenal lelah bekerja dan berinovasi di bidang ling-kungan hidup sehingga Badung berhasil

meraih Adipura. “Prestasi ini merupakan buah kerja keras semua pihak di dalam menjaga dan berinovasi di bidang ling-kungan hidup dan penghargaan ini men-jadi motivasi bagi Pemerintah Kabupaten Badung bersama komponen masyarakat untuk lebih berinovasi menjaga lingkun-gan dalam mewujudkan Beautiful Badung yang bersih, hijau dan berbunga,” ujar Gde Agung.

Bupati Gde Agung meminta agar masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungannya sehingga ke depan menjadi budaya hidup bersih dan sehat. “Kami harapkan, masyarakat dapat mengolah sampah sendiri, seperti melakukan pemilahan sampah baik or-ganik maupun anorganik. Yang organik dibuat kompos untuk tanaman, sedang anorganik bisa dijual ke bank sampah yang tersedia. Sehingga harapan saya, sampah yang dibuang ke tempat pem-buangan akhir (TPA) bisa berkurang,” harapnya.

Sementara itu Kadis DKP Badung Putu Eka Merthawan mengatakan bahwa syarat

untuk dapat menerima trofi Adipura selain nilai memenuhi ketentuan minimal 75, juga ada inovasi baru yang tidak dimiliki daerah lain. “Inovasi Kabupaten Badung adalah pemanfaatan sampah organik dan sampah plastik dengan program Gelatik (Gerakan Berkelanjutan Antisampah Plastik) yang melibatkan sekolah serta masyarakat,” kata Eka Merthawan.

Perjuangan Badung meraih prestasi tertinggi Penghargaan Adipura terbaik kategori kota kecil tidaklah mudah, karena Badung harus menyisihkan 375 kota kecil se-Indonesia. Dan angka ambang batas nilai (passing grade) harus 75 dengan penilaian yang amat ketat. Perjalanan dengan perjuangan keras Badung sebagai kota kecil dari tahun 2012 hanya pada peringkat ke-33 Nasional, berkat kerja keras stakeholder terkait pada tahun 2013 Badung berhasil menduduki peringkat ke-5 nasional dan di tahun ini 2014, Kabupaten Badung berhasil menjadi jawara Adipura ranking 1 Nasional kategori kota kecil. (adv)

Bupati Badung A.A. Gde Agung menerima Adipura dari Wakil Presiden Boediono bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Bal-thasar Kambuaya di Istana Negara, Kamis (5/6) . Badung berhasil meraih Adipura Ranking 1 Nasional.

Badung Raih Adipura Ranking 1 NasionalBerhasil Ungguli 375 Kota Kecil

Page 15: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 15

E K O N O M I

Bangkitnya koperasi sebagai kekuatan ekonomi harus diim-bangi dengan langkah-langkah revolisioner. Gerakan koperasi

di Indonesia membutuhkan gerakan re-volusi untuk membuatnya maju sekaligus menemukan peran idealnya sebagai soko guru perekonomian negara.

“Untuk membangun koperasi di Indo-nesia pengelola perlu melakukan revolusi. Setidaknya semacam revolusi mental,” kata Suroto yang juga Ketua Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Koperasi (LSP2K), Selasa (3/6).

Sekarang ini, kata dia, kalau ingin membuat pembaruan bagi koperasi maka langkah revolusionerlah yang diperlukan. Kementerian Koperasi dan UKM harus te-gas mencabut badan hukum bagi koperasi yang tinggal papan nama dan rentenir berkedok koperasi yang jumlahnya 70

persen dari total jumlah koperasi yang lebih dari 200 ribu unit.

Ia berharap pemerintahan baru men-data ini setidaknya mau mengangkat menteri koperasi yang mengerti persoalan koperasi sesungguhnya. Ia juga mengin-gatkan saat ini koperasi di seluruh dunia sedang mengonsolidasikan diri sebagai kekuatan gerakan yang efektif. “Misal-nya di Kanada, Prancis, di sana koperasi benar-benar berperan, di negara tetangga kita juga koperasinya maju, dan kita ket-inggalan dalam banyak hal,” katanya.

Ia menambahkan, PBB juga sudah mengakui koperasi sebagai kekuatan pem-baruan sosial yang efektif dalam mengu-rangi pengangguran, kemiskinan, integrasi sosial, dan lain sebagainya. “Kita perlu UU Perkoperasian baru yang memberikan pen-gakuan, distingsi, dan perlindungan bagi koperasi di Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Gianyar I Wayan Ardana, S.H. mengatakan, bangkitnya koperasi seba-gai kekuatan ekonomi harus disyukuri. Ia mengatakan di Kabupaten Gianyar kini terdapat 1.057 koperasi. Lembaga keuangan ini secara gencar melakukan pembenahan manajemen.

Terkait dengan adanya beberapa kop-erasi di masyarakat yang memberlakukan sejumlah pemungutan dana kepada nasa-bah untuk masuk ke koperasi, mantan Se-kwan Gianyar itu mengatakan, sejatinya dalam hak usaha koperasi simpan-pinjam, yang dilayani baik kredit maupun tabun-gan adalah anggota koperasi. Setelah tiga bulan mereka wajib ikut anggota koperasi guna mendapatkan pelayanan koperasi.

l Wandi/Darmada

MBP/dok

Suasana Rapat Akhir Tahun (RAT) koperasi.

Menjadikan Koperasi sebagaiKekuatan Pembaruan Sosial

Page 16: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201416

O P I N I

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 akhirnya hanya diikuti dua pasang kontestan. Pasan-gan yang akan bertarung ada-

lah Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pasangan Prabowo-Hatta didukung enam par-pol, yaitu Partai Gerindra, PAN, PKS, Partai Golkar, PPP, dan PBB. Pasangan ini mendapatkan total dukungan 48,93 persen suara atau 292 kursi DPR. Selanjutnya pasangan Jokowi-Kalla didukung empat parpol, yaitu PDI-P, PKB, Partai NasDem, dan Partai Ha-nura. Pasangan ini mendapatkan total dukungan 39,97 persen suara atau 207 kursi DPR.

Dukungan parpol dalam koalisi hampir semua tidak bulat dalam realitas lapangan. Tidak sedikit elite dan kader dari beberapa parpol terang-terangan berseberangan dengan kebi-jakan yang digariskan. Banyak dugaan mengemuka atas fenomena ini. Ada yang menyebut sebagai kesengajaan untuk bermain dua kaki. Ada yang berpersepsi murni langkah spontanitas individual. Apa pun itu fenomena ini menarik dicermati demi penilaian elek-toral dan penguatan kualitas demokrasi ke depan.

Fenomena sebagaimana terungkap di atas salah satunya dapat diindikasikan sebagai politik belah bambu. Politik belah bambu secara sederhana dapat dimaknai sebagai taktik pecah belah. Aktifitas membelah bambu umumnya dilakukan dengan satu bagian atas diangkat dan bagian bawah diinjak. Semakin kuat bagian bawah diinjak dan semakin kuat bagian atas diangkat, makin cepat terjadi perpecahan.

Koalisi Pilpres 2014 sebenarnya bukan pertama kalinya dijumpai politik belah bambu. Hanya kali ini lebih banyak dan sebarannya merata di banyak parpol. Tera-pan stategi ini bisa terang-terangan bisa sembunyi-sembunyi. Ungkapan netralitas bukanlah jaminan, karena memungkinkan di belakang layar melakukan manuver keberpihaka. Beberapa peta politik belah bambu yang secara eksplisit terekspos sebagai mana jabaran berikut.

Pertama, di Partai Golkar. Parpol tertua ini menjadi partai yang sudah kenyang terkena atau melakukan politik belah bambu. Pemilu 2004 membuktikan ketika parpol secara resmi mengusung Wiranto sebagai capres, tetapi beberapa elitnya mendukung Jusuf Kalla sebagai cawapresnya SBY. Kini di Pemilu 2014 kembali terjadi. Partai Golkar secara res-mi mendukung Prabowo-Hatta. Nyatanya beberapa petingginya menyatakan dukun-gan ke Jokowi-JK, antara lain Luhut Pan-jaitan dan beberapa purnawirawan, Indra Piliang, Nusron Wahid, serta Poempida Hidayatullah

Kedua, di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selama pileg, partai berbasis massa NU ini menjual 3 tokoh sebagai capres, yaitu Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Rhoma Irama. Hasilnya cukup fenomenal, PKB mampu meraup suara 9,04 persen. PKB akhirnya mendukung Jokowi-JK. Kedua tokoh yang semua di-jual yaitu Mahfud MD dan Rhoma Irama menolak dukungan tersebut dan membe-lot ke kubu Prabowo-Hatta. Mahfud MD

bahkan didaulat menjadi ketua tim pemenangannya.

Ketiga, di Partai Hanura. Partai be-sutan Wiranto ini mendukung Jokowi-JK. Atas putusan ini ada dua elite yang menolak, menyeberang, bahkan resmi mengundurkan diri dari partai. Kedua tokoh penting di Hanura itu adalah Harry Tanoesudibyo dan Fuad Bawazier.

Keempat, di Partai Amanat Na-sional (PAN). PAN dapat dikatakan beruntung dan sukses komunikasi poli-tiknya dalam koalisi pilpres kali ini. Perolehan suaranya hanya peringkat keenam, namun mampu mengusung Hatta Rajasa sebagai cawapres. Kepu-tusan ini tetap mendapatkan tentangan internal. Pendiri PAN Goenawan Moehammad menyatakan mundur, serta dua kadernya Wanda Hamidah dan Alvin Lie menolak koalisi dengan Prabowo.

Kelima, di Partai NasDem. Partai ini menjadi yang pertama menyatakan berkoalisi dengan PDI-P. Perjalanan awal belum ada tanda-tanda perbedaan sikap. Akhirnya, penyeberangan dukun-

gan muncul dari anggota Dewan Pembina, yaitu Rachmawati Soekarno Putri.

Keenam, di Partai Demokrat. Sikap final partai penguasa ini netral atau tidak memihak salah satu pasangan. Publik merasa sangsi dengan sikap netral ini secara individual. Ketua Umum Partai Demokrat SBY merupakan besan, se-dangkan sekjennya, Ibas, merupakan menantu Hatta Rajasa, sang cawapres. Perbedaan sikap secara terbuka diucapkan oleh salah satu anggota Dewan Kehorma-tannya, Suaidi Marasabessy.

Fenomena politik belah bambu di atas menjadikan peta pilpres semakin susah ditebak. Dukungan parpol hanya berlaku di atas kertas dan belum ada jaminan teraktualisasi di lapangan hingga bawah. Tercatat hanya PDI-P, Partai Gerindra, dan PKS yang memiliki vitalitas tinggi sehingga terbebas dari belah bambu.

Penulis, peneliti di UII-Yogyakarta, Deputi Direktur C-PubliCA (Center for Public Capacity Acceleration)

Wabah Politik Belah Bambu

Page 17: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Jembatan timbang dilirik kem-bali menjadi strategi mengantisi-pasi kerusakan jalan. Pengoperasian kembali jembatan timbang digagas

kembali sejumlah bupati. Salah satunya Bupati Buleleng Agus Suradnyana. Na-mun, aroma kolusi di jembatan timbang terlanjur membuat publik tidak percaya terhadap efektivitas jembatan timbang mengatasi masalah. Selama ini jembatan timbang mati suri karena ditengarai di-jadikan ladang kolusi.

Menyikapi perlu tidaknya jembatan timbang dikelola kembali untuk mengatur dan mengawasi tonase angkut kendaraan, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilaku-kan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara via telepon. Berdasarkan tabulasi jawaban responden, ternyata 64 persen responden tidak yakin petugas jembatan timbang akan bertindak tegas menyikapi pelanggaran tonase angkut. Responden meyakini pengoperasian kembali jembatan timbang di Bali akan menyuburkan kolusi. Para sopir truk yang melintas di Bali tetap akan menggunakan celah kolusi untuk melewati jembatan timbang jika melanggar.

Sedangkan 35 persen responden meya-kini kolusi di jembatan timbang bisa di-tekan bila dilakukan kontrol secara ketat. Petugas yang ditempatkan di jembatan timbang harus diseleksi secara ketat agar tak menjadikan jembatan timbang sebagai lahan kolusi.

Kuncinya, pengawasan dan sanksi tegas bagi petugas yang kolusi harus ditempuh. Jika ini tidak dilakukan, pen-goperasian kembali jembatan timbang tidak akan mengatasi masalah kerusakan jalan akibat kelebihan tonase angkut. Sedangkan, 1 persen responden tak mem-berikan respons atas peluang jembatan timbang jadi ajang kolusi.

Sementara itu, 78 persen responden meyakini pengoperasian jembatan tim-bang mampu menekan kerusakan jalan dan laka lantas. Menurut responden, sering kali karena kelebihan beban truk-truk lintas pulau gagal melintasi tanjakan. Akibatnya laka lantas terjadi. Untuk itu, penentuan lokasi jembatan timbang juga harus strategis dan efektif. Masyarakat juga harus diberi akses melakukan pen-gawasan terhadap pengelola jembatan timbang.

Sedangkan 16 persen responden men-gaku tidak yakin dengan pengoperasian

jembatan timbang kerusakan jalan dan laka lantas bisa ditekan. Tingginya laka lantas di Bali selama ini bukan karena ada atau tidaknya jembatan timbang. Kerusakan jalan yang terjadi, juga bukan semata karena truk atau tronton melebihi tonase. Kerusakan jalan jus-tru akibat kualitas proyek yang rendah serta lambatnya perbaikan. Sedangkan kasus laka lantas banyak dipicu oleh perilaku berlalu lintas yang sembrono dan ugal-ugalan.

l Dira Arsana

Publik MeragukanEfektivitas Jembatan Timbang

YakinTidak YakinTidak Tahu

Yakinkah Anda petugas yang mengawasi jembatan timbang tidak akan kolusi?

N= 1500

1%

64%

35%

1%

64%

35%

Grafis/Tomik Cahya

Page 18: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201418

P E N D I D I K A N

Pendidikan membutuhkan sosok kepala sekolah (kasek) yang te-pat. Dia memegang peran penting sebagai motor penggerak lancar-

nya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan fungsi penting itu, tentu sosok kasek di suatu sekolah harus diperbarui sesuai kinerja, prestasinya, dan aturan yang berlaku sebagai upaya peningka-tan kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah. Namun, faktanya ada kasek yang bertugas hingga 21 tahun. Bagaimana bisa terjadi?

Menjelang tahun ajaran baru 2014/2015, sejumlah guru di semua jenjang pendidi-kan di Kabupaten Klungkung menge-luhkan kinerja kasek, khususnya jenjang sekolah dasar (SD). Kegiatan belajar men-gajar menjadi kurang maksimal, lantaran kaseknya sudah “karatan”. Keluhan itu disikapi serius Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung. Kebetulan, sesuai Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang penugasan guru seba-gai kasek, tugas tambahan itu hanya boleh dalam dua kali masa tugas atau selama delapan tahun. Hal itu dibenarkan Kadis-dikpora Klungkung Nyoman Mudarta, saat ditemui di kantornya pekan lalu. Dia menjelaskan, pada bab lima tentang masa tugas pasal sepuluh, dijelaskan kasek atau madrasah diberi satu kali masa tugas se-lama empat tahun. Masa tugas kasek dapat diperpanjang untuk satu kali masa tugas apabila memiliki prestasi kerja minimal baik berdasarkan penilaian kinerja.

Guru yang melaksanakan tugas tam-bahan sebagai kasek dua kali masa tugas berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi kasek di sekolah lain yang memiliki nilai akreditasi lebih rendah dari sekolah sebelumnya. Namun, apabila telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya satu kali masa tugas atau memiliki prestasi yang istimewa. Prestasi yang istimewa adalah memiliki nilai kinerja amat baik dan ber-prestasi di tingkat kabupaten, kota, provinsi atau nasional. Kasek yang masa tugasnya berakhir, tetap melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban melaksanakan proses pem-

belajaran atau bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan aturan itu, Mudarta menda-pat instruksi langsung dari Sekda Klung-kung, untuk melakukan pendataan terhadap masa tugas setiap kasek dari tingkat SD, SMP dan SMA. “Soalnya, informasi awal ada cukup banyak kasek dengan masa tugas lebih dari delapan tahun. Bahkan, ada yang masa tugasnya sampai 21 tahun,” jelas pejabat asal Desa Tegak ini.

Dari hasil pendataan Disdikpora, Mudarta mengatakan untuk tingkat SD, menemukan 30 kasek “karatan” alias masa tugasnya lebih dari delapan tahun. Di Kecamatan Klungkung sebanyak enam kasek, Banjarangkan sembilan kasek, Dawan delapan kasek dan Nusa Penida tujuh kasek. Sementara untuk tingkat SMP ada dua kasek. Sehingga total ada 32 kasek karatan di Klungkung. Menurut Mudarta, hal ini terjadi, kemungkinan karena sebelumnya belum disadari bahwa masa jabatan kasek tidak boleh lebih dari dua kali masa tugas.

Mudarta mengaku kaget setelah meli-hat hasil pendataannya. Sebab, ternyata cukup banyak kasek dengan masa tugas melebihi aturan yang ada. Sebagian besar dari mereka sudah mengemban masa tugas belasan tahun. Bahkan, ternyata benar, ada satu kasek ber-tugas hingga 21 tahun di Kecamatan Banjarangkan. Mulai dari tahun 1993 hingga 2014. Sayangnya, Mudarta menolak menjelaskan lebih lanjut indentitas mereka. Jelasnya, mereka selanjutnya akan kembali menjadi guru, sebagaimana amanat dari Per-mendiknas di atas. Untuk menempat-kan kasek baru, sudah ada lebih dari 30 guru yang mengantongi sertifikat c a l o n kasek. S e -

lanjutnya, mereka harus melewati fit and proper test oleh tim dari Disdikpora, sebelum ditempatkan di sekolah yang kaseknya sudah karatan. Fit and proper test akan dilakukan secepatnya, mengingat belum lama lagi dunia pendidikan akan memasuki tahun ajaran baru 2014/2015. Sehingga, ketika proses pembelajaran tahun ajaran baru sudah berlangsung, kaseknya sudah siap mengemban tugas mengatur kegiatan belajar mengajar di sekolahnya.

Upaya ini juga sebagai langkah mem-berikan peluang bagi guru-guru berprestasi mengemban tanggung jawab lebih sebagai kasek. Apalagi tingkat SD, sangat penting sebagai awal penanaman ilmu pengetahuan anak didik. Pihaknya berharap proses pergan-tian kasek di masing-masing sekolah tidak sampai mengganggu kegiatan penerimaan siswa baru (PSB). Total ada 139 SD, 24 SMP dan 12 SMA serta 6 SMK di Klungkung. Seluruh sekolah akan mulai aktif melakukan PSB pada pertengahan Juni ini.

l Bagiarta

21 Tahun Jadi Kasek, Kok Bisa?

Page 19: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 19

Kegairahan generasi muda Bali termasuk kalangan pelajar menonton se-rial Mahabrata yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta, harus dimanfaatkan sebagai momentum berharga oleh kalangan pendidikan di Bali untuk menggelorakan kembali kecintaan generasi muda terhadap kesenian tradisional wayang. Tentu saja, perlu ada sentuhan inovasi, kreativitas dan teknologi sehingga ”kemasan” kesenian wayang itu mampu memberikan daya pukau yang lebih besar sehingga generasi muda makin tertarik untuk menekuni kes-enian adiluhung warisan leluhur tersebut. Mengingat esensi cerita dalam kesenian wayang itu sangat sarat dengan tuntunan moral, sudah saatnya kesenian wayang itu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidi-kan di sekolah.

”Menurut saya, sudah saatnya kes-enian wayang itu masuk sekolah. Arti-nya, siswa-siswa di Bali khususnya di jenjang pendidikan SD dan SMP mulai diperkenalkan seni pewayangan karena kesenian ini sangat sinergis dengan upaya pembentukan karakter anak bangsa,” kata pengamat pendidikan Drs. Putu Sarjana, M.Si. kepada Bali Post, belum

lama ini.Menurut Sarjana, program Wayang

Masuk Sekolah ini sejatinya sudah di-gagas Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar beberapa tahun lalu. Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, instansi yang bertanggung jawab terhadap upaya-upaya penggalian, pengembangan dan pelestarian seni budaya Bali ini mer-ekrut sejumlah siswa yang memiliki minat khusus untuk dilatih menjadi dalang cilik. Guna merangkum jumlah siswa yang leb-ih besar lagi, Sarjana berharap kesenian wayang ini secara resmi dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Nantinya, program ini bisa diimplementasikan ke dalam sejumlah mata pelajaran muatan lokal seperti Bahasa Bali, Seni Budaya dan Keterampilan termasuk Pendidikan Agama Hindu. ”Ada baiknya, program Wayang Masuk Sekolah yang saat ini baru menyasar siswa-siswa yang memiliki minat khusus itu ditingkatkan statusnya menjadi materi wajib dalam kurikulum pendidikan sekolah di Bali,” katanya menyarankan.

Di samping mengusung misi pele-

starian seni budaya Bali, kata dosen Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar ini, program Wayang Masuk Sekolah itu juga sangat konstruktif dalam penanaman dan pembentukan sikap mental positif generasi muda Bali. Keteladanan tokoh-tokoh pewayangan seperti Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa bisa ditransformasikan ke dalam jiwa anak-anak sekolah dengan cara bercerita yang diselipkan dalam mata pelajaran Bahasa Bali dan Agama Hindu. Sedangkan misi pelestarian seni budaya Bali diimplementasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Yakni, mewajibkan sekolah memberikan materi pelatihan melukis, mengukir dan membuat wayang kepada anak didiknya termasuk melatih mereka menabuh gender pewayangan. ”Bahkan, tidak tertutup ke-mungkinan sejumlah siswa yang memiliki talenta khusus diberikan pelatihan men-dalang secara intensif sehingga program ini mampu melahirkan barisan panjang dalang-dalang muda usia yang siap meng-gantikan para seniornya,” tegasnya.

l Sumatika

Saatnya, Wayang Masuk Sekolah

Pengenalan karakter positif dalam ke-senian wayang perlu ditanamkan kepada generasi muda Bali sejak usia dini. Sudah

saatnya kesenian wayang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

MBP/sumatika

Page 20: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201420

M A N C A N E G A R A

Sebuah penemuan kuburan massal yang berisi sekitar 800 bayi di Irlandia telah mengejutkan dunia. Kuburan tersebut ditemukan

berada di septic tank sebuah rumah, ber-sebelahan dengan rumah penampungan anak dari para ibu yang tidak menikah. Kesimpulan mengenai kuburan massal ini bahwa jasad ratusan bayi itu kemung-kinan ditempatkan dalam tangki, yang kemudian dimakamkan di bekas rumah yang dihuni oleh para biarawati Katolik di Tuam, County Galway.

Anak-anak ini semuanya diyakini telah meninggal akibat sakit atau terkena wabah penyakit pada rentang tahun 1926 dan 1961. Kini Bangunan ini telah dirubuhkan tahun lalu dan berganti dengan sebuah perumahan real estate.

Kuburan massal ini terungkap setelah adanya sebuah penelitian oleh seorang wanita, yang merupakan warga lokal, bernama Catherine Corless. Berdasarkan

catatannya menunjukkan, septic tank ru-mah itu diubah dengan tujuan mengubur jasad. Tulang pertama yang ditemukan pada 1975, ketika semen yang menutupi tangki itu dibobol.

Catherine sempat terkejut dengan apa yang ditemukannya. Dia melihat semua jasad anak-anak yang dikubur di tempat tersebut dan menamakan kuburan mas-sal itu sebagai “Rumah Anak, Tuam”. “Hanya ada satu anak yang dikuburkan di pemakaman Tuam. Namun saya meyaki-ni, ada 796 anak-anak di kuburan massal. Kemungkinan ibu dari anak-anak yang dimakamkan ini adalah gadis-gadis yang lari dari rumah keluarganya. Mereka tidak pernah kembali,” ujar Catherine.

Rumah penampungan St Mary’s yang dikelola oleh Bons Secours Sisters, meru-pakan salah satu rumah penampungan ibu dan anak yang berdiri sejak abad ke-20 di Irlandia. Ribuan wanita hamil yang tidak menikah, saat itu disebut sebagai ‘wanita gagal’, dikirimkan ke rumah

penampungan tersebut untuk melahirkan bayi mereka.

Wanita-wanita yang dikirimkan ke rumah penampungan tersebut, diasingkan oleh komunitas konservatif Katolik dan kerap dipaksa menyerahkan anak mereka untuk diadopsi. Gangguan kesehatan dan masalah soal rumah penampungan tersebut sudah sejak lama didokumenta-sikan. Pada tahun 1944, laporan inspeksi pemerintah saat itu menyebutkan rumah penampungan Tuam tersebut menampung anak-anak yang kurus, rapuh dan men-derita busung lapar.

Temuan baru ini mencatat bahwa 796 anak yang dikubur di lokasi tersebut, sebagian besar menderita kurang gizi dan terkena penyakit menular seperti campak dan TBC. Namun apa pun itu, sangatlah tidak manusiawi untuk menguburkan anak-anak yang tidak berdosa tersebut dengan kurang layak.

l Gugiek Savindra

Mengejutkan, Kuburan Massal Bayi Ditemukan

Page 21: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 21

Wabah Ebola dilaporkan telah kembali muncul di Afrika Barat. Virus ini telah menyerang lebih dari 300 orang. “Ebola adalah penyakit yang menakutkan bagi banyak orang dan dianggap sebagai penyakit misterius, namun orang-orang bisa mengatasinya,” ujar Koordinator Darurat Médecins Sans Frontières/Dok-ter Lintas Batas (MSF), Marie-Christine Ferir.

Marie mengatakan, upaya melawan wabah terus ditempuh, sementara itu jum-lah kasus yang sudah dikonfirmasi terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Tercatat ada 192 kasus yang sudah dikonfirmasi dan 113 orang meninggal menurut data Kementerian Kesehatan Guinea. Wabah telah menyebar ke Boffa di pesisir Guinea ke Telimele di wilayah Kindia. Pasien-pasien baru juga telah terdaftar di Conakry, Gueckedou, dan Macenta.

Menurut Marie, peningkatan ka-sus ini bisa jadi disebabkan keeng-ganan pasien untuk ke rumah sakit. Perpindahan orang dan jenazah yang terinfeksi juga menjadi masalah utama. Keluarga pasien kerap kali memindahkan jenazah untuk men-gadakan pemakaman di kota-kota lain. Penambahan daerah yang ter-infeksi menjadikannya sulit untuk merawat pasien dan mengendalikan wabah.

“Kendala-kendala utama yang kami hadapi di lapangan adalah adanya penolakan dari masyarakat dan sulitnya menindaklanjuti orang-orang yang telah menyeberangi perbatasan dan ada kemungkinan terinfeksi,” kata Marie.

MSF mempekerjakan sekitar 300 staf ekspatriat dan staf nasional di wilayah tersebut. Lebih dari 40 ton perlengkapan dan persediaan logis-tik telah dikirim untuk menangani wabah yang berlangsung.

Ebola adalah virus mematikan yang ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, jarum yang tidak steril atau hewan yang terinfeksi. Gejalanya termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri

otot, sakit perut, kelelahan, dan diare. Ge-jala awal terjadi 4-16 hari setelah infeksi, dan jika tidak ditangani tepat waktu dapat memburuk dengan cepat. Pada akhirnya, virus menyebabkan semua organ utama gagal, mengakibatkan kematian.

Pada tahun 1976 di Zaire, penyakit ini muncul dari tempat yang tidak diketahui dan menewaskan 340 orang. Asal virus adalah di Zaire, pindah ke Sudan, ke Pantai Gading, dan pada tahun 1996 me-nyerang Gabon. Ada 4 jenis virus Ebola:

Ebola Zaire, Reston, Tai, dan Sudan. Ebola Reston, yang merupakan satu-satunya virus yang tidak menyerang ma-nusia, hanya pada monyet. Karakteristik paling menakutkan dari virus ini adalah penularannya lewat udara. Diagnosis dini sangat penting dalam mengobati virus ini dan metode pengendalian ekstrim infeksi seperti isolasi adalah cara satu-satunya untuk mencegah penyebaran virus.

l Gugiek Savindra

Kasus EbolaPeriode Negara Kasus MeninggalDecember 2008-February 2009 Republik Demokratik Kongo 32 15 May 2011 Uganda, Sudan 1 1 June-October 2012 Uganda, Sudan 11 4 June-November 2012 Republik Demokratik Kongo 36 13 November 2012-January 2013 Uganda, Sudan 6 3 March 2014-Present Guinea, Liberia 192 ?

Lagi, Ebola Mewabah

Page 22: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201422

D A E R A H

Selain mendatangkan keuntungan sementara atau sesaat, dengan maraknya galian C di Karangas-em, ternyata kian banyak menuai

konplik, di antaranya sengketa tapal batas desa. Sengketa seperti itu pernah terjadi antara Desa Pakraman Batudawa, Kubu dengan Muntig.

Selain itu, galian C juga rawan terjadi gesekan sosial dalam hal pengangkatan tenaga kerja. Ratusan warga dari Kubu be-berapa bulan lalu sempat beramai-ramai datang ke kantor bupati soal saling klaim lahan. Ada juga yang mempermasalahkan galian C tak berizin, serta aspirasi warga yang minta investor galian C mempriori-taskan mempekerjakan tenaga kerja dari masyarakat di sekitarnya.

Tu j u a n n y a m e m p r i o r i t a s k a n masyarakat lokal, agar warga lokal

tak hanya menjadi penonton di tengah bisingnya dan deru debu usaha galian C. Sementara itu, Perbekel Desa Suka-dana, Kubu, Made Krani yang dihubungi beberapa waktu lalu di desa itu menga-takan, di wilayah Desa Sukadana, ada sekitar 15 usaha galian C skala besar dan sedang.

Dia mengatakan semua usaha itu sudah berizin. Soal perjanjian masyarakat desa pakraman dengan investor, memang sudah ada. Di mana, saat minta izin menggali, investor berjanji bakal mempekerjakan tenaga kerja dari kalangan masyarakat di sana. Namun, kata Krani dari informasi yang diterimanya, dari 15 investor galian C di desanya, masih ada paling tidak dua usaha galian C yang belum memenuhi perjanjian desa masyarakat setempat. Di mana, masih ada investor galian C yang

juga mendatangkan pekerja dari luar desa itu.

Krani mengakui dari usaha galian C yang ada, untuk pekerja teknis alat berat, manajemen dan kasir, umumnya meng-gunakan karyawan asal luar desa itu. “Kami akan cek lagi, seberapa banyak investor galian C yang belum memenuhi perjanjian dengan masyarakat desa pakra-man di sekitarnya, terutama soal prioritas mempekerjakan tenaga kerja lokal,” papar Krani.

Dari data yang diperoleh di kantor desa Sukadana, di desa tandus itu bermukim 1.699 KK. Dari jumlah itu, 305 KK di antaranya tergolong rumah tangga mis-kin (RTM). Desa Sukadana terdiri dari 8 banjar dinas.

l Budana

Galian C di Karangasem

Masalah Tenaga Kerja hingga Saling Klaim Lahan

Galian C di dekat bendungan sabo penahan bencana alam banjir dan aliran debris di Kecamatan Kubu, Karangasem.

Page 23: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 23

Seorang ibu rumah tangga miskin dari wilayah Butus, Desa Buana Giri, Karangasem menangis. Wanita yang sehari-harinya sebagai petani itu kehilangan rumah dan lahan garapan. Soalnya, lahan dari nyakap tempat dia tinggal sebelumnya, sudah dikontrakkan oleh pemilik lahan itu. Lahan pertanian dan semula dikerjakan dan menjadi tumpuan hidup pasangan suami-istri petani itu kini sudah amblas. Ibu pertiwi dikeruk.

Pasutri itu terpaksa pindah. Ia meminjam pekarangan di desa di bagian bawah, kaki tenggara Gunung Agung. Wanita itu saat ditemui tak kuasa menahan tangis, karena meratapi nasibnya sebagai warga miskin. Lahan tumpuan hidupnya sudah hilang, sementara mereka juga krisis air bersih.

“Beginilah nasib kami. Di daerah kami di lereng tenggara Gunung Agung ini kaya galian C, tetapi miskin sumber mata air. Pada musim hujan kami menampung air hujan,” ujarnya. Air untuk konsumsi hanya ada pada saat hujan turun, dan sisanya ditampung di ember. Namun, pada musim kemarau desa ini benar-benar kekeringan.

Mereka yang mampu, akan membeli air bersih. Tentu dengan harga cukup mahal dari penjual air yang menggunakan mobil tangki atau pun diangkut dengan tower. Kami yang miskin, kalau tak dapat minta air dari tetangga, terpaksa mencari air ke sumber yang sangat jauh, bisa sampai beberapa KM. Warga yang memiliki sepeda motor, mencari air bersih dengan mem-bonceng jeriken.

Atas kenyataan itu, Ketua Aliansi Peduli Sejahtera masyarakat (Apisemar) Nyoman Pasek, mengaku sangat prihatin. Soalnya, sebagai putra daerah Karangasem, dia sedih ibu pertiwinya terus dikeruk. Sementara, dia mendapatkan informasi total usaha galian C di Karangasem setidaknya ada 78 buah skala besar maupun sedang. Dari jumlah itu, hanya sekitar sembilan yang berizin.

Galian di Karangasem kian meluas, setelah ludesnya potensi galian C di Gunaksa Klungkung dan di Batur yang dengan tegas ditutup Pemkab setempat. Hanya, kata Pasek, di Karangasem terlihat seolah-olah bebas. Tanpa pengendalian dan tanpa pen-gawasan. Itu terlihat, dari puluhan usaha galian C, tak pernah

ditindak Tim Yustisi Pemkab Karangasem. Pernah di wilayah Sebudi ditertibkan sebelum pilgub lalu.

Namun pengusaha bersama tokoh desa justru beramai-ramai datang ke kantor Bupati Karangasem. Karena didemo, Pemkab melunak. Galian C ilegal dibuka kembali seperti sediakala. Kes-epakatannya, pengembalian usaha galian C ilegal itu, sampai usai Pilgub.

Namun, sampai kini tak ada tindakan. Anggota DPRD Karan-gasem Nyoman Sadra yang juga dikenal sebagai pemerhati ling-kungan hidup, juga mengaku sangat miris melihat bumi pertiwi dikeruk tanpa kendali di Karangasem. Pengerukan bukan hanya di kaki dan lereng Gunung Agung, bahkan lahan yang terlihat produktif hingga merambah kebun salak.

Sadra dan Pasek mengaku khawatir, bagaimana nasib bumi Karangasem yang sudah dikenal 92 persen kering dan tandus. Pascahabisnya potensi galian C, apakah bisa menghidupi warganya secara mandiri untuk mengembangkan sektor perta-nian, seperti dulu? Apakah dalam jangka panjang, tidak justru

menyebabkan kian banyak potensi bencana alam, seperti tanah longsor, banjir pada musim hujan dan sebaliknya kekeringan pada musim kemarau?

Galian C merambah di wilayah Kecamatan Kubu, Kecamatan Bebandem, Selat dan Rendang. Bahkan di lokasi dengan ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (MDPL). Dit. Reskrimsus Polda Bali menindak dua buah galian C yang diduga melanggar aturan di wilayah Desa Sebudi beberapa minggu lalu. Dua bosnya ditetapkan menjadi tersangka.

Namun sampai minggu pertama Juni ini, baru satu pemiliknya yang bertanggung jawab, yakni Herman dari PT Hakadikon yang ditahan di sel Mapolda Bali. Pasek minta investor galian C yang melang-gar aturan, diharapkan ditindak. Itu agar adil, tidak tebang pilih, serta kewibawaan hukum dan penegak hukum terjaga.

l Budana

Ibu Pertiwi Terus Dikeruk

Page 24: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201424

K E S E H ATA N

Kasus keracunan alkohol oplosan sering terjadi di masyarakat. Bahkan, ada yang merenggut korban jiwa.

Alkohol oplosan sendiri merupakan sebutan bagi minuman yang mengand-ung alkohol dan dicampur bahan-bahan lainnya. Ada yang mencampur dengan minuman lain namun ada yang lebih ekstrem yaitu mencampurnya dengan obat tidur sampai obat serangga bahkan metanol. Semua tindakan ini dilakukan hanya untuk menambah pengaruh al-kohol agar lebih kuat dan lebih cepat mabuk.

Hal ini dipaparkan Tim Kedok-teran Forensik RS Sanglah, dr. Kunthi Yulianti, SpF. Menurutnya, mencampur minuman beralkohol dengan bahan lain yang tidak boleh diminum ada yang bersifat sinergis atau meningkatkan pengaruh alkohol dari minuman bera-kohol. Namun di sisi lain, bahan-bahan tersebut juga bersinergis terhadap sifat toksik dari alkohol. “Misalkan minum 5 gelas ada efek toksiknya, jika dicampur dengan bahan yang sinergis efek toksis muncul hanya dengan minum satu ge-las,” jelas Kunthi.

Bahan-bahan kimia yang sering di-campurkan oleh peminum maupun pem-buat minuman beralkohol memiliki efek yang berbeda-beda. Untuk obat-obatan seperti obat tidur akan menyebabkan penekanan saluran napas dan tidak sadarkan diri. Untuk obat serangga, bahkan tanpa dicampur alkohol dalam dosis kecil pun bisa berbahaya bagi kelangsungan hidup. Sementara metanol merupakan zat yang efek negatifnya muncul beberapa jam setelah diminum, sehingga seringkali datang ke Rumah Sakit dalam kondisi yang sudah parah.

Menurut Kunthi, efek cepat dari metanol adalah efek mabuknya. Setelah 8-12 jam, efek buruk lainnya muncul dan tingkat parahnya sesuai dengan daya tahan tubuh. Efek teringan adalah pusing dan mata kabur. Sementara yang terburuk adalah mata buta sampai terjadi kematian.

Lanjut Kunthi, pada dasarnya tubuh

punya pertahanan terhadap zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Tanpa disa-dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat yang berbahaya. Misalkan, dalam umbi singkong ada kandungan sianida. Namun porsinya sangat kecil dan masih ditoleril oleh tubuh. “Jika zat kimia itu dari alam, biasanya dosis sangat kecil dan masih bisa diatasi oleh tubuh,” ujarnya.

Dalam pertahanan terhadap zat-zat berbahaya, tubuh memiliki hati dan ginjal yang bertugas untuk mengolah dan membuangnya. Namun jika terlalu banyak, tentu ke-2 organ ini akan cepat mengalami kerusakan, sehingga kon-sumsi bahan kimia secara terus menerus akan merusak ke dua organ ini.

Untuk di Indonesia, dalam mengatasi keracunan minuman berakohol terutama yang dicampur dengan metanol baru sebatas dengan cuci darah. Sementara di luar negeri ada pengobatan khusus bagi keracunan metanol yaitu dengan memberikan alkohol murni atau anti-dotom etanol. “Antidotom etanol ini merupakan obat khusus bagi keracunan metanol yang berfungsi mendetoks kadar metanol dalam tubuh,” jelas Kunthi.

Namun, antidetoks etanol ini bukan-lah alkohol murni 96 persen biasa. Ada jenis alkohol 96 persen yang dijual, namun itu bukan untuk diminum tetapi jenis alkohol teknik yang biasa dipakai sebagai disinfektan atau bahan dasar di laboratorium. Menurut Kunthi, banyak masyarakat yang salah kaprah akan alkohol murni ini dan malah dipakai sebagai bahan dasar minumannya. “Al-kohol teknik itu tidak murni alkohol tetapi ada campuran zat metanol dan benzoatnya. Jadi memang bukan untuk diminum,” paparnya. Ketidaktahuan maupun ketidaksengajaan dalam men-campurkan bahan-bahan berbahaya pada minuman alkohol tetap berefek buruk bagi kesehatan. Tidak hanya cacat permanen, dosis yang tinggi bisa menyebabkan kematian.

l Wira Sanjiwani

Bahayanya Alkohol Oplosan

dr. Kunthi Yulianti, SpF.

Page 25: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 25

Jika ada kematian setelah minum minuman berakohol patut kita curigai adanya tambahan zat berbahaya. Sebab, menurut dr. Kunthi Yuliati, SpF., minu-man berakohol murni sangat jarang menyebabkan kematian. Mengapa? Ini dikarenakan para peminum jarang bisa mengkonsumsi pada taraf toksik karena keburu tidak sadar.

Lebih lanjut dijelaskan Kunthi, mi-numan beralkohol bersifat toksis dan besar potensi kematiannya jika dalam dosis 0,5 dalam darah. Namun, efek tidak sadarkan diri sudah dirasakan ketika dosisnya 0,3 dalam darah. “Jadi sebelum sampai 0,5 orangnya keburu tidak sadar dan tidak bisa minum lagi,” tutur Kunthi.

Selain minuman alkohol yang disen-gaja dioplos, ada juga minuman alkohol yang tanpa disengaja mengandung bahan berbahaya. Hal ini contohnya pada minu-man alkohol olahan tradisional. Proses destilasi atau pemurnian minuman al-kohol secara tradisional menurut Kunthi besar kemungkinannya tercampur dengan metanol. “Pada saat proses destilasi tidak hanya menghasilkan alkohol tetapi juga metanol,” tutur Kunthi. Hal inilah yang tidak disadari oleh pembuat minuman alkohol tradisional, sebab titik didih metanol dan alkohol sangat berdekatan. Untuk metanol ada pada kisaran 64,7 derajat celsius dan alkohol pada 78,87 derajat celsius.

Tercampurnya metanol dan alkohol

dikarenakan proses destilasi tradis-ional belum dilengkapi alat deteksi dan pemisah ke-2 zat ini sehingga terjadilah pencampuran metanol dan alkohol dalam minuman tanpa disadari. Menurut Kunthi, saat ini sudah ada lembaga Internasional bernama RFSP (International Federation of Spirit Producer) yang bertugas untuk membantu produsen minuman beralkohol tradisional dalam hal pemisahan metanol dan alkohol dalam proses destilasi dan melakukan pemeriksaan terhadap proses destilasi. Hanya sayang, lembaga Inter-nasional ini jangkauannya sangat terbatas dalam menjangkau langsung para pro-dusen minuman beralkohol.

l Wira Sanjiwani

Alkohol Murni Jarang Sebabkan Kematian

Kasus keracunan arak oplosan sering menimbulkan korban. Beberapa barang bukti yang diamankan pihak kepolisian.

Page 26: Majalah bali post edisi 42

L E N S A

Page 27: Majalah bali post edisi 42

Pernak-pernik Piala Dunia memang selalu diminati saat perhelatan selama sebulan terse-but berlangsung. Tahun ini pun, pernak-pernik Piala Dunia diharapkan bisa menarik perhatian penggila bola. Tampak dua orang laki-laki se-dang memajang bendera negara yang berkom-

petisi di Piala Dunia 2014 untuk dijual.

MBP/Wawan

PERNIK PIALA DUNIA

Page 28: Majalah bali post edisi 42

Penyerang Spanyol

Santi Cazorla mengenakan sepatu beda warna saat

melakukan pe-manasan jelang

pertandingan persahabatan melawan Bo-

livia di Stadion Ramon San-

chez Pizjuan, Seville.

16 - 22 Juni 201428

O L A H R A G A

Mungkinkah tim Eropa akan menjuarai Piala Dunia 2014 yang digelar di Brazil? Pada tujuh edisi perhelatan turna-

men empat tahunan itu digelar di Benua Amerika, tak satu pun tim Eropa mampu meraih juara. Namun itu hanya data statistik yang barang kali justru menjadi pemicu kebangkitan mereka menjuarai turnamen ini.

Tak berbeda dengan turnamen sebelum-nya, negara-negara Eropa selalu mengh-adapi kesulitan setiap kali event ini digelar di luar benuanya. Namun sepak bola kini

telah terpengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi memungkinkan tim tuan rumah tak lagi memperoleh keuntungan menjadi juara di depan pendukungnya sendiri.

Di putaran final Piala Dunia 2014 ini, 13 wakil Eropa menuju wilayah selatan Benua Amerika. Mereka memiliki ambisi sama yakni menunjukkan dominasi Eropa di olahraga ini setelah kesuksesan Spanyol yang menjadi negara pertama Eropa juara di luar benuanya, yakni di Afrika Selatan empat tahun lalu.

Dominasi Eropa di cabang ini terlihat dari keterwakilan mereka di turnamen

besar. Tiga dari empat peserta semifinal Piala Dunia 2010 merupakan wakil Eropa. Demikian pula dengan dalam 7 gelaran Piala Dunia antarklub dimenangkan oleh klub-klub Eropa. Hanya klub Brazil Co-rinthian yang membuat perbedaan yakni dengan memenangkan edisi 2012 dengan menundukkan Chelsea di final.

Meski bintang Argentina Lionel Messi mendominasi penghargaan Ballon d’Or FIFA dalam beberapa tahun terakhir, tetapi bintang Amerika Selatan lainnya meme-nangkan penghargaan itu adalah Kaka pada 2007.

Menjadi yang Pertamadi Amerika Selatan

MBP/rtr

Page 29: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 29

Messi pula menjadi contoh nyata ba-gaimana seorang pemain asal Amerika Selatan yang lebih banyak bermain di Benua Eropa dibandingkan di kampung halaman-nya sendiri. Barang kali pemain berusia 26 tahun itu merupakan contoh ekstrem dari persoalan ini karena dia meninggalkan Ar-gentina pada usia 13 tahun untuk menimba ilmu di akademi sepak bola Barcelona. Tetapi pengalamannya mewakili tren yang sedang berkembang saat ini.

Ini bisa diperbandingkan komposisi tim Tango saat ini dengan pendahulunya yang menjuarai Piala Dunia 1978. Kala itu 21 dari 22 pemain yang berlaga di putaran final bermain di klub-klub Liga Argentina. Sementara saat ini, tim asuhan Alejandro Sabella memiliki kompetisi 19 pemain yang berlaga di Eropa, 1 pemain di Liga Meksiko dan 3 di Liga Argentina.

Efeknya seperti diungkapkan pelatih Ing-gris Roy Hodgson bahwa pemain-pemain Amerika Selatan yang berjubel di kompetisi liga-liga Eropa, semakin merasa tidak seperti berlaga di kampung halamannya ketika mer-eka tampil di Piala Dunia Brazil.

“Amerika Selatan terlalu banyak mengek-spor pemain ke Eropa. Jadi bisa dipastikan akan lebih banyak pemain bergaya Eropa di tim-tim Amerika Selatan sekarang ini,” kata Hodgson di website FIFA seperti dikutip Agence France-Presse.

Demikian pula dengan Brazil. Tim asuhan Luiz Felipe Scolari itu hanya memiliki 4 pemain yang berlaga di kompetisi domestik. Sebagian besar skuadnya diisi pemain yang bersinar di klub hebat Eropa di antaranya

Neymar (Barcelona), Oscar, Ramirez dan David Luiz (Chelsea) hingga Dante (Bayern Munich), Marcello (Rel Madrid).

Transportasi sedikit memiliki pengaruh dibandingkan tim-tim Eropa yang berlaga di Benua Amerika Selatan pada Piala Dunia 1930 di Uruguay, 1950 di Brazil dan Chile pada 1962. Empat tim yang berlaga di Uruguay di awal turnamen ini menggunakan kapal laut untuk melintasi Samudra Atlantik namun kini mereka kini menggunakan penerbangan khusus bahkan ada yang menyewa jet pribadi.

Hanya saja mereka akan dihadapkan pada jadwal pertandingan yang menyebar di 12 kota berjauhan di seluruh penjuru Brazil. Kelelahan dan jet lag akan menjadi persoalan tersendiri.

Aklimatisasi menjadi menu utama kar-ena Brazil memasuki musim panas di mana temperatur bisa membumbung tinggi dan kelembaban udara bisa berbeda-beda di se-jumlah tempat di kota tuan rumah Piala Dunia ini. Sementara cuaca hangat biasa dinikmati pemain-pemain Eropa saat ini.

Memang, sejumlah tim-tim Eropa sem-pat mencicipi kesuksesan dengan hampir menjadi juara di wilayah ini. Cekoslovakia, Jerman Barat dan Belanda nyaris menjadi tim Eropa pertama yang berjaya di Benua Amerika ini.

Cekoslovakia yang kemudian pecah menjadi negara Rep. Ceko dan Slovakia pada 1991 seiring dengan runtuhnya Uni Soviet, sempat memimpin lebih dahulu melalui gol Pemain Terbaik Eropa 1962 Josef Maso-pust. Namun Brazil menjungkalkan mereka melalui gol Amarildo, Zito dan Vava dan

menjuarai Piala Dunia 1962.Piala Dunia 1986 di Meksiko juga meng-

hasilkan drama. Jerman Barat sempat terting-gal 0-2 saat menghadapi Argentina melalui gol Jose Luis Brown dan Jorge Valdano. Tim Panser mampu bangkit dengan memborong dua gol beruntun oleh Karl-Heinz Rum-menigge dan Rudi Voller yang memaksa pertandingan dilanjutkan babak perpanjang. Diego Maradona yang mencetak gol dengan tangan saat melawan Inggris, melepaskan umpan yang berhasil dituntaskan Jorge Bur-ruchaga untuk menang 3-2.

Belanda seharusnya mengangkat trofi Piala Dunia ini kala berlaga di Argentina 1978 jika tembakan gelandang Rob Rensen-brink tidak menghantam tiang gawang di injury time. Argentina memaksa tim Oranye memainkan babak tambahan sebelum me-nang 3-1. “Seandainya arah tembakan saya berbeda 5 cm, kami sudah menjadi juara dunia,” ujar Rensenbrink yang menyaksikan legenda Argentina Mario Kempes mengang-kat trofi juara.

Brazil menjadi tuan rumah dengan menghadapi protes dari warga negaranya sendiri. Tetapi Presiden Brazil Dilma Rous-seff menjanjikan keamanan pada turnamen ini dengan mengerahkan puluhan ribu per-sonil militer dan kepolisian. Setidaknya itu akan memberi perasaan nyaman dan aman bagi tim-tim Eropa sekaligus tantangan bagi mereka: mungkinkan salah satunya akan menjadi yang pertama juara di Benua Amerika Selatan.

l Yudi Winanto

Bek Spanyol Gerard Pique (tengah) dan rekan-rekannya melakukan peregangan pada latihan di Stadion RFK,

Washington.

Pelatih timnas Jerman Joachim Loew menyiap-kan gawang untuk lati-han pemain-pemainnya di St. Leonhard, Italia Utara.

Page 30: Majalah bali post edisi 42

O L A H R A G A

Memiliki keterbatasan fisik tidak seharusnya menyurutkan semangat untuk meraih prestasi.

Kekurangan yang ada justru men-jadi pijakan untuk mengukir sebuah impian. Itu dibuktikan atlet tuna-netra Ni Made Arianti Putri yang mempunyai masalah pada pengeli-hatannya.

Menggeluti olahraga atletik se-jak 2009 --bermula dari melihat kakak-kakak kelasnya yang meraih medali dalam suatu kejuaraan --Ari-anti mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan bagi Bali dan Indonesia. Sudah banyak medali yang dihasilkannya di tingkat nasional dan internasional.

Ajang pertama yang diikutinya adalah Pekan Olahraga Pelajar Catat Popcanas) 2009 di Yogyakarta. Turun di nomor lari 100 meter, lompat jauh, dan tolak peluru, ia menghasilkan medali emas lari 100 meter dan pe-runggu tolak peluru. ”Saya sangat senang bisa menyumbangkan dua medali sekaligus untuk Bali. Itu ajang pertama yang saya ikuti sejak terjun di atletik,” ungkap Arianti di Denpasar pekan lalu.

Prestasinya semakin melambung saat Pekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralympic Indonesia (Pepar-nas) 2012 di Riau. Dia sukses merebut tiga medali emas dari lari 100 meter,

lari 200 meter, dan lompat jauh. Sementara di ajang internasional, Arianti mendulang perunggu lari 100 meter saat berkiprah pada Asia Youth Para Games 2013 di Malaysia.

Ni Made Arianti Putri

Berprestasi dalam

Keterbatasan

MBP/nan

Page 31: Majalah bali post edisi 42

Dara yang sekarang menempuh pendidikan di SMA SLB-A Negeri Denpasar -- yang terletak satu hala-man dengan Panti Asuhan Dria Raba ini mengharapkan prestasinya makin meningkat. Berlaga di ajang olahraga terbesar di dunia, Olimpiade, menjadi obsesinya. Arianti sekarang memper-siapkan diri menghadapi Papernas 2016 di Bandung 2016. ‘’Saya mema-tok tiga medali emas sekaligus menar-getkan memecahkan rekor,’’ kata putri pasangan I Nyoman Setiawan dan Ni Made Suri ini.

Soal kariernya ke depan, putri kelahiran Denpasar, 4 Februari 1996, ini menyatakan masih bingung harus melanjutkan ke mana. Pasalnya, dia bersama keluarganya masih mem-pertimbangkan universitas yang tepat untuk menuntut ilmu. Pemilik rambut hitam panjang ini setelah tamat kuliah nanti, berkeinginan bekerja di Dinas Sosial atau mengabdi untuk yayasan yang ada di Bali. Jika kondisi men-dukung, Arianti siap menjadi seorang pelatih agar bisa membagi ilmu dan pengalaman yang dimilikinya.

I Wayan Sukada, guru olahrag-anya, mengharapkan Arianti berse-dia mengikuti berbagai kejuaraan yang akan datang, sebab tenaganya masih dibutuhkan oleh daerah dan bangsa. Menurutnya, sepulang dari berkompetisi di Malaysia, Arianti tidak mau ambil bagian dalam event di Myanmar tahun lalu karena bonus yang dijanjikan tidak kunjung keluar. ‘’Kami masih terus menunggu bonus tersebut,’’ ungkap Sukada.

l Eka Parananda

Nama : Ni Made Arianti PutriTempat/Tgl Lahir : Denpasar, 4 Februari 1996Orangtua : I Wayan Setiawan Ni Made SuriKakak : I Wayan Yesa Ariawan

Page 32: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201432

K R I M I N A L

Gusti Kade Krisna Bagaskara alias Gus Adek pasti sama sekali tak menduga bakal kena musibah. Ketika distop temannya untuk

diajak temannya ke kandang ayam milik tersangka Kaler di kawasan civic centre Jembrana, Kelurahan Dauh Waru, Jembra-na, Selasa (27/5) malam lalu, dia mau-mau saja. Krisna hanya disuruh menunggu di luar kandang/di jalan, sedangkan temannya menggasak ayam-ayam milik tersangka Ketut Kaler (49). Tetapi apa daya, ketika aksi mereka ketahuan, Gus Adek malah ditinggal teman-temannya. Dia yang duduk di sepeda motornya kemudian dilempar arit (sabit) oleh Kaler, sehingga mengalami luka parah. Tak beberapa lama kemudian, Gus Adek akhirnya meninggal dunia secara mengenaskan, lantaran kehabisan darah.

Kronologi kejadiannya, sekitar pukul 20.00, korban (Gus Adek), pelajar di salah satu SMA di Jembrana, asal Kelurahan Pendem, kumpul-kumpul dengan beberapa

rekannya di areal parkir Kantor Bupati Jembrana. Mereka lalu sepakat mencuri ayam milik I Ketut Kaler (49). Keenam pe-muda yang sepakat mencuri ayam tersebut adalah I Wayan MD (15), Putu Sjy (17), Agus DP (16), CWB (15) dan Putu Dk (23), serta korban I Gusti Kade KB (17). Mer-eka berangkat ke lokasi kandang dengan mengendarai tiga sepeda motor. Setibanya di tempat yang dituju, mereka kemudian membagi tugas. Empat pemuda bertugas masuk kandang untuk mencuri dengan cara memotong kawat kandang menggunakan batu asah. Setelah kawat pintu kandang terpotong, keempat pemuda tersebut masuk kandang. Sedangkan Gus Adek bersama seorang rekan lainnya menunggu di luar kandang untuk mengamati situasi. Aksi mereka akhirnya terendus pemilik ayam lantaran ayam yang mereka tangkap ber-suara keras. Mengetahui ayam miliknya gaduh, Kaler datang sambil membawa sabit yang agak besar dan tajam. Dia kemudian

berteriak agar para pencuri tersebut tidak kabur. Namun, keenam pemuda itu segera kabur begitu tahu kalau Kaler telah be-rada di kandang. Sedangkan Gus Adek, saat hendak kabur dengan naik motornya, keburu dilempar sabit oleh Kaler. Sabit itu mengenai pangkal lengan kiri bagian belakang dan punggung atas bagian kiri korban sehingga mengalami luka robek cukup dalam, dan mengeluarkan banyak darah segar.

Gus Adek berusaha kabur dengan men-gendarai Mio merah nopol DK 3254 WS. Lantaran terluka sangat parah, akhirnya motor korban menabrak tiang listrik. Kor-ban terjatuh bersama sepeda motornya, kemudian ditolong warga untuk dibawa ke RSUD Negara. Belum sempat mendapat penanganan maksimal, korban akhirnya meninggal dunia, karena luka di pung-gungnya tembus ke paru-paru. Saat kabur dari kandang ayam milik Kaler, mereka meninggalkan satu motor Honda Grand nopol DK 4593 WH. Sedangkan motor Honda Vario nopol DK 6003 ZN dibawa kabur pemuda lainnya.

Wakapolres Jembrana Kompol Hag-nyono mengatakan, bahwa pihaknya telah mengamankan kelima anak baru gede (ABG) yang beraksi bersama korban, termasuk empat pencuri lainnya yang sebelumnya mencuri di lokasi yang sama. Keempat pemuda itu yakni Putu Alit RS, Putu PN, Komang JA, dan Ketut AJ. Polisi telah menetapkan kesembilan pemuda tersebut sebagai tersangka dalam kasus pencurian ayam. Mereka dijerat Pasal 363 KUHP.

Sedangkan tersangka Ketut Kaler saat ditemui di Polres Jembrana mengaku menyesali perbuatannya karena dia sama sekali tidak berniat membunuh siswa SMA dari Pendem, Jembrana tersebut. Saat kejadian dia mengaku sedang emosi karena puluhan ekor ayamnya yang dipelihara selama ini, hanya tinggal tiga ekor akibat terus digasak pencuri. “Saya saat itu memang membawa sabit. Korban saya lempar dari jarak 5 meter - 10 meter karena saya melihat dia melarikan diri,” tegas Kaler.

Walau Minta Ampun, Siswa SMA Tetap Dibacok

MBP/witari

Tersangka pembacok pelajar di salah satu SMA di Jembrana hingga tewas, I Ketut Kaler, saat diamankan di Polres Jembrana. Inzet: korban Gusti Kade Krisna Bagaskara alias Gus Adek.

Page 33: Majalah bali post edisi 42

Kematian Gus Adek memang sangat memilukan kedua orangtua dan keluarganya. Pemuda berusia 17 tahun yang bercita-cita menjadi polisi, serta hidup di rumah sangat sederhana ini, dikenal sangat ringan tangan dan suka membantu. Rumah yang ditempati Krisna hanya berdinding gedek. Gusti Ko-mang Darmawan, orangtua korban, Jumat (30/5) lalu, mengatakan bahwa anaknya yang nomor dua ini sangat rajin. Mengingat kehidu-pan mereka yang serba kekurangan, Krisna dalam kesehariannya, selain memelihara sapi milik orang lain (ngadas), juga memelihara babi dan ayam, serta menambal ban. Selain itu selepas sekolah, dia sering membantu Ayuk Mang, kakak misan-nya, berjualan di areal parkir Pemkab Jembrana. Krisna alias Gus Adek, sebelum berangkat sekolah, juga harus mengantar canangsari ke rumah-rumah pelanggannya. “Semua hasilnya dipakai untuk keperluan sekolah. Dia jarang sekali minta uang sama saya, ayah atau ibunya. Kalau minta uang, paling banyak Rp 5.000,” ujar ayah almarhum Gusti Komang Darmawan.

Krisna juga bercita-cita bisa membeli sepeda motor dari keringatnya sendiri. Namun uangnya masih kurang, sehingga dia men-gurungkan niatnya membeli motor. Sambil terisak-isak, Gusti Komang Darmawan men-gatakan, bahwa anaknya sudah punya uang Rp 3,5 juta hasil dari menjual sapi. “Sedangkan harga sepeda motor bekas Rp 5 juta sehingga dia tidak jadi membeli sepeda motor. Bahkan uangnya sampai sekarang masih disimpan,” jelasnya.

Darmawan juga mengatakan, sebelum-nya sudah mendapat firasat buruk. Pasalnya sebelum Krisna meninggal dunia dibacok tersangka I Ketut Kaler, ayam kesayangan

milik almarhum mati mendadak. Namun tetap dibiarkan oleh ayahnya sambil menanti Krisna pulang. Setelah ditunggu-tunggu, ternyata Krisna juga dalam kondisi tidak bernyawa.

Darmawan juga tidak terima kalau anaknya dikatakan sebagai pencuri ayam. Dari cerita teman-teman putranya itu, Krisna sebelum kejadian, distop di jalan saat menuju tempat kakaknya berjualan di areal parkir Pemkab Jembrana. Krisna lalu diminta mengantar temannya ke tempat kejadian atau kandang ayam milik tersangka Kaler. Krisna hanya disuruh menunggu di luar kandang/di jalan. Bahkan pihak keluarga tidak terima, karena sebelum dibacok, ada saksi yang mengatakan bahwa Krisna sudah minta ampun. “Anak saya dipegang tersangka dan sudah minta ampun. Namun tetap saja dia dibacok. Malah ada temannya yang bilang, kalau pemilik kandang sempat ngomong tidak ada ampun. Kalau anak saya salah bawa saja ke polisi, kenapa anak saya dibunuh?” kata Darmawan.

Diceritakan pula ketika dalam kondisi terluka, Krisna masih sempat naik motor menuju tempat kakak misan-nya Ayuk Mang, berjualan di areal parkir Pemkab Jembrana. Namun belum sampai di tempat tujuan, dia keburu jatuh karena lemas. Korban kemu-dian berteriak-teriak minta tolong. “Mbok Yu Mang tulungin (bantu) Adek, Adek kel (bakal) mati,” kata Darmawan menirukan perkataan beberapa orang yang nongkrong diareal parkir Pemkab Jembrana. Krisna kemudian ditolong saudara lainnya, Gus Hendra. Gus Adek segera dilarikan ke RSU Negara untuk mendapat perawatan.

Gusti Ngurah Putu Artawan, paman korban, menambahkan bahwa darah korban terus ke luar akibat terluka parah dibacok

sabit oleh tersangka Kaler. Yu Mang sempat menutup luka itu dengan kain, namun darah tetap mengalir. “Saya yang naikkan dia ke sepeda motor untuk dibawa ke rumah sakit,” jelas Yu Mang.

Kematian korban membuat semua anggota keluarga Krisna shock karena korban dikenal baik, sangat rajin, santun, dan ramah. Bahkan seorang paman Krisna sampai kerauhan akibat tertimpa musibah. Dari hasil masuwugan, korban minta agar dibuatkan baner yang ada foto dirinya dan bertuliskan “Om Swastiastu titiang nunas ampura ring bapak, ibu, semeton titian sareng sami. Sekanin titiang maurip yening wenten kesalahan/iwang, titiang nunas pangampura. Selamat tinggal semua. Om Santi, Santi, Santi Om”.

Wakapolres Jembrana Kompol Hagnyono didampingi Kasat Reskrim AKP Gusti Made Sudarma Putra mengatakan, bahwa pihaknya memang telah menetapkan pemilik kandang ayam tersebut sebagai tersangka karena meng-hilangkan nyawa orang lain. “Kaler sudah menyiapkan sabit, dan dengan sengaja serta penuh kekuatan tenaga mengayunkan sabit hingga mengenai korban sampai meninggal dunia,” tambah AKP Gusti Made Sudarma Putra. Kaler akhirnya dijerat Pasal 338 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun, sub-sider 351 ayat 3 dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara.

l Witari

Page 34: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201434

K R I M I N A L

MAKSUD hati menghindar dari ke-jaran polisi, tersangka pembunuh wanita asal Inggris, Anne Marie Kathryn Drozdz (49), yakni Hambali alias Rudi alias Sam-zul, di sebuah vila di kawasan Junjungan, Ubud, Gianyar, akhirnya dibekuk Polres Gianyar bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, di tempat kos-kosan di Ja-karta pada Sabtu (31/5) lalu.

Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Eko Aris Purwanto, S.H. seizin Kapolres AKBP I Komang Sandi Arsana, SIK, Selasa (3/6) menjelaskan, sebelum be-raksi, tersangka Hambali yang buruh proyek di Ubud ini, terlebih dahului mensurvei seluk-beluk vila tempat Anne menginap. Pada Panampahan Galungan, Selasa (22/5) sekitar pukul 22.30, Ham-bali masuk vila tempat Anne menginap dengan memanjat tembok. Tersangka kemudian masuk kamar karena tidak dikunci penghuninya.

Saat itu Hambali menemukan Anne tertidur lelap dengan menggunakan daster.

Hambali sempat tertarik dengan tubuh Anne, tetapi tak sampai memperkosanya. Tiba-tiba Anne terbangun. Takut aksinya ketahuan, Hambali langsung membekap mulut wanita Inggris itu menggunakan kain. Hambali juga mencekik leher Anne, serta menjerat leher wanita Inggris ini dengan tali plastik yang sebelumnya dibawa Hambali dari proyek. Setelah korban tak berdaya, Hambali menggasak barang-barang milik korban di antaranya dolar pecahan 1.000 sebanyak 100 lembar senilai sekitar Rp 100 juta, sebuah laptop, sebuah HP, serta sepeda motor nopol DK 2434 LY yang disewa korban. Usai be-raksi, tersangka Hambali bergegas kabur ke Banyuwangi. Di sana, dia menukarkan uang dolar hasil rampokannya. Dengan menumpang bus, Hambali lanjut kabur ke Jakarta. Dipilihnya Jakarta, menurut Kasat Reskrim Polres Gianyar, karena Hambali sempat kerja di sebuah penga-lengan ikan di Jakarta Utara.

Dari uang hasil merampok, tersangka

Hambali kemudian membeli sejumlah barang berupa sepeda motor baru nopol B 3244 UFG (diduga nopol palsu), HP, ransel, dompet, dan sisa uangnya dipakai foya-foya. Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Eko Aris Purwanto menambahkan, kasus pembunuhan ini baru diketahui pada Umanis Galungan, Kamis (22/5), oleh pemilik vila. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi. Polisi segera turun ke TKP untuk melakukan penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah saksi. Sedikitnya 24 orang dimintai keterangan, termasuk teman-teman tersangka Ham-bali satu proyek.

Dari keterangan teman-teman ter-sangka itulah, polisi akhirnya mendapat informasi bahwa Hambali menghilang dari proyek. Aparat Polres Gianyar yang dipimpin Kasat Reskrim, bekerja sama dengan Polda Metro Jaya kemudian me-nangkap Hambali di tempat kos-kosan di Jakarta pada Sabtu (31/5) .

Atas pebuatan kejinya, tersangka Hambli akhirnya dijerat Pasal 365 KUHP ayat (3) dan atau Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Pria berusia 32 tahun asal Rengas Dengklok, Kerawang, Jabar ini, terancam 15 tahun penjara. Polisi sudah mengumpulkan semua barang bukti (BB) berupa 2 sepeda motor, uang tunai seki-tar Rp 40 juta, sejumlah pakaian korban dan tersangka, serta benda yang dipakai tersangka menghabisi korban.

l Yuliantara

Kabur, Pembunuh Wanita Inggris Dibekuk di Jakarta

Terancam 15 Tahun Penjara

Tersangka pembunuh wanita Inggris, Hambali alias Rudi alias Samzul (pakai zebo) diperlihatkan kepada wartawan Polres Gianyar, Selasa (3/6) lalu.

Page 35: Majalah bali post edisi 42

BEGINILAH jadinya kalau tersangka spesialis pengepruk kaca mobil, Yakob Sou alias Ubu (29), asal Dusun Elang, Desa Soasio Galela, Ternate, Maluku Utara, mencoba kabur saat digiring untuk pengembangan kasus di suatu tempatnya beraksi di Denpasar, Minggu (1/6). Kedua kakinya ditembak polisi, sehingga dia mengerang kesakitan, dan tak bisa ber-jalan sendirian.

Tersangka Yakob Sou ini berhasil dibekuk pasukan buser pada Jumat (30/5) lalu sekitar pukul 23.30 di rumah kontra-kannya di Jalan Taman Baruna Gang I No. 1 Nusa Dua, Kuta Selatan. Uniknya, tersangka Ubu diringkus begitu tiba dari Yogyakarta dengan menumpang pesawat. Sedangkan rekannya yang berinisial RI berhasil kabur saat hendak ditangkap.

Ketika keluar dari ruang tahanan Sa-treskrim Polresta Denpasar, Ubu harus dipapah polisi. Kedua kakinya yang di-lubangi polisi tampak dibalut perban putih.

Menurut Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Beny Murjayanto, setelah ditangkap di rumah kontrakannya, Ubu diajak polisi ke lokasi yang pernah dijadikan sasarannya. Tetapi saat diajak pengembangan kasus itu, dia mencoba

kabur sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas. Terjangan peluru pertama polisi rupanya tidak membuatnya menyerah. Dia malah lari, sehingga didor lagi. “Tersangka sebelumnya menjadi target kami karena terlibat kasus kepruk kaca mobil di beberapa wilayah di Bali. Aksinya cukup meresahkan masyarakat,” tegas Kompol Beny.

Meskipun sudah mengidentifikasi Ubu ada dibalik sederet kasus kepruk kaca mobil, awalnya tidak mudah bagi aparat Buser Satreskrim Polresta Denpasar melakukan penangkapan. Penyebabnya, pria berperawakan kurus pendek ini segera kabur ke luar Bali setelah mendapat hasil kejahatannya. “Biasanya, setelah dua atau tiga kali beraksi, Yakob dan rekannya yang berinisial Ri (selalu berduet dan bergiliran sebagai eksekutor) langsung terbang membawa hasil kejahatannya ke luar Bali di antaranya Yogyakarta dan Bandung,” beber Kompol Beny.

Polisi akhirnya mengendus tersangka Ubu datang ke Bali lewat Bandara Ngu-rah Rai. Dia akhirnya diringkus dengan barang bukti sebuah handphone (HP) Vanera milik Butet Maisari Stefani. Korban pada 30 April 2014 memarkir mobil-mobil Avanza nopol DK 924 AO di

depan rumahnya di Jalan Yudistira No.1X, Seminyak, Kuta. “Tersangka mengepruk mobil korban sekitar pukul 17.00 dan membawa kabur sebuah HP Samsung Galaxi, Samsung Note 3, satu HP Black-berry Z 10, HP Venera, uang Rp 10 juta, dan surat-surat penting, dengan kerugian sekitar Rp 20 juta. Tetapi yang baru kami sita hanya HP Venera,” ungkap Beny.

Selain HP, polisi juga mengamankan sepeda motor Yamaha Jupiter nopol DK 7114 IS yang selama ini dipakai beraksi. Untuk sementara waktu, tersangka Ubu sudah beraksi di tujuh TKP. Selain di Jalan Yudistira, Kuta, dia dan komplotannya, mengepruk kaca mobil di Jalan Kampial, Kuta Selatan. Kemudian di Jalan Raya Kuta; areal parkir Pantai Melasti, Kuta; Jalan Mahendradatta, belakang Terminal Ubung; serta di seputaran Sesetan, Den-sel. “Pengakuan Ubu masih kami kem-bangkan, termasuk melacak keberadaan temannya,” tandas Kompol Beny.

l Wiadnyana

16 - 22 Juni 2014 35

Mencoba Kabur

Kedua Kaki Pengepruk Kaca Mobil Ditembak

Tersangka pengepruk kaca mobil, Yakob Sou alias Ubu, diinterogasi

Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Beny

Murjayanto (kanan).

Page 36: Majalah bali post edisi 42

Wilayah kepulauan Nusa Penida, Klungkung memi-liki keanekaragaman hayati laut yang tinggi. Kecamatan

dengan tiga gugus pulau ini merupakan bagian dari segitiga terumbu karang dunia (the coral triangle), dengan kekayaan alam 1.419 hektar terumbu karang, 230 hektar hutan bakau dan 108 hektar padang lamun dan ragam potensi lainnya.

Kawasan ini lantas dicanangkan menjadi kawasan konservasi perairan (KKP) beberapa tahun lalu, dan akhirnya diresmikan pada Senin (9/6) lalu. Nah, setelah diresmikan, siapa yang menjaga kelestariannya? Terlebih, aktivitas manu-sia yang bersifat merusak kelestariannya kian marak di kawasan konservasi.

Dalam dokumen profil KKP Nusa Penida, KKP didefinisikan sebagai ka-wasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujud-kan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Pembentukan ini sebagai upaya mencegah berbagai ancaman kerusakan terhadap kekayaan hayati laut. Seperti, penang-kapan ikan dengan cara merusak dengan penggunaan bom, potasium dan sianida. Kemudian pembuangan jangkar kapal atau perahu di atas terumbu karang, pen-ebangan hutan bakau, pariwisata bahari yang tidak ramah lingkungan, pengam-bilan terumbu karang hingga ancaman pemanasan global. Sebelum dan sesudah pencanangan KKP pada tahun 2009, wilayah ini menghadapi tantangan berat mempertahankan kelestariannya.

Pasalnya, kawasan ini masih menjadi langganan penangkapan ikan dengan cara pengeboman serta ancaman perusakan lainnya. Bahkan, menjelang peresmian, upaya perusakan lingkungan di sekitar tempat ini masih marak. Kepala Dinas Pe-ternakan, Perikanan dan Kelautan (PPK) Klungkung, Gusti Ngurah Badiwangsa, pekan lalu tidak menampik, masih mas-ifnya ancaman perusakan lingkungan di KKP Nusa Penida. Khususnya me-

nangkap ikan dengan cara pengeboman. Ancaman itu sering datang dari sejumlah nelayan asal Lombok hingga kapal-kapal asing. Hanya beberapa nelayan nakal, yang dapat ditangkap oleh tim patroli menjelang peresmian. Selebihnya, upaya perusakan masih marak.

KKP Nusa Penida telah banyak menye-dot perhatian dunia internasional. Bahkan, banyak peneliti dari luar negeri yang da-tang langsung ke KKP dan melihat lang-sung keunikannya. Dari kajian ekologi laut di Nusa Penida, ditemukan 296 jenis karang, 576 jenis ikan (5 di antaranya jenis baru). Di perairan Nusa Penida juga ditemukan ikan mola-mola yang men-jadi ikon bawah laut Nusa Penida. Jenis bony-fish terbesar ini hidup di laut hingga kedalaman 400 meter. Pada musim ter-tentu mola-mola naik ke permukaan untuk mendapatkan sinar matahari dan mem-bersihkan tubuhnya dari berbagai parasit dengan bantuan ikan karang. Lokasi yang digemari ikan ini biasa dijumpai di Cristal Bay, Blue Corner, Ceningan Wall, Sental hingga Batu Abah. Kekayaan hayati laut Nusa Penida di atas, membawa banyak manfaat bagi masyarakat terutama sektor pariwisata bahari, perikanan dan perlind-ungan pantai.

Tokoh masyarakat Nusa Penida, Wayan Sukadana, menyampaikan dengan potensi dan besarnya perhatian dunia luar, mestinya KKP ini dapat dilindungi den-gan maksimal. Sebagai kawasan konser-vasi, kuncinya pihak-pihak terkait harus mampu menata dan mengelola. Namun, masalahnya setelah pencanangan KKP itu, menurutnya tidak didukung dengan anggaran. Sehingga, kontrol dan perlind-ungan hanya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, melalui lembaga pemer-hati terumbu karang, seperti CTC (Coral Triangle Center) Nusa Penida. Setelah diresmikan, KKP diharapkan mendapat proteksi yang lebih kuat, didukung den-gan berbagai peraturan dari pemerintah pusat, diturunkan ke pemerintah provinsi dan kabupaten. Sehingga, ketika sudah

diresmikan dan mendapat surat keputu-san, perlindungannya juga akan didukung anggaran dari pemerintah pusat. Sehingga jelas, siapa nanti yang melindungi KKP ini. Sementara, saat ini sudah dibentuk tim patroli yang terdiri dari TNI AL, Pemkab Klungkung, Polair, Pokmaswas (kelom-pok pengawas masyarakat), CTC hingga pecalang segara di Nusa Penida.

Kini, tim inilah yang menjaga KKP, namun belum didukung dengan anggaran yang cukup. “Tim ini sudah mulai patroli. Setiap hari dua kali. Kebetulan tim ini sempat memergoki nelayan asal Lombok dan menangkapnya belum lama ini. Itu hanya yang ketahuan, yang lainnya sebe-narnya masih masif,” katanya. Pihaknya berharap, setelah diresmikan, persoalan di KPP bisa lepas dari masalah legalitas. Sehingga, semakin jelas siapa yang mesti bertanggung jawab menata dan mengelola KKP, kemudian memberikan manfaat terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Baik secara ekonomi, lingkungan dan perkembangan pariwisata baru di Bali.

Saat ini KKP telah menjadi bagian dalam program nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melind-ungi 20 juta hektar laut Indonesia pada tahun 2020. Hingga kini sudah ada 26 kabupaten/kota telah mendeklarasikan KKP. Antara lain Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Biak di Irian Jaya Barat, Kabupaten Berau (Kalimantan Timur), Kabupaten Waka-tobi (Sulawesi Tenggara), Kabupaten Minahasa (Sulawesi Utara), Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur (NTB) dan Kabupaten Manggarai Barat (NTT).

l Bagiarta

16 - 22 Juni 201436

L I N G K U N G A N

KKP Nusa PenidaSiapa Menjaga Kelestariannya?

Ikan mola-mola, ikon bawah laut Nusa Penida. Pada musim tertentu ikan mola-mola naik ke permukaan untuk mendapatkan

sinar matahari.

Page 37: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 37

MBP/ C Marthen

Page 38: Majalah bali post edisi 42

P A R I W I S A T A

Perjuangan pemerintah selama 4 tahun untuk menjadikan kawasan Gunung Batur sebagai Global Geopark Network oleh UNESCO

telah membuahkan hasil dengan diakuin-ya dalam The 11th European Geoparks Conference di Arouca di Portugal pada 20 September 2012. Pada 17 November 2012 keberhasilan ini dirayakan oleh Pemda Bangli dengan mengadakan ser-emoni yang dihadiri oleh Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Jero Wacik, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan Gubernur Bali Mangku Pastika. Tetapi, selayaknya disadari bahwa pengakuan dunia sebagai Global Geopark Network (GGN), yang direpresentasikan oleh UNESCO, tidak cukup dan juga bukan merupakan akhir dari tujuan, melainkan awal dari sebuah perjuangan yang memerlukan kerja keras dari berbagai kalangan, khususnya dari otoritas negara dan daerah.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah selayaknya mampu mengawal, membuat aturan, mensosialisasikan, mengajak dan menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama menjalankan apa yang menjadi misi sebuah geopark, yaitu konservasi dan pem-bangunan kawasan yang berkesinambungan. Tetapi sebelum sampai pada evaluasi dan diskusi luas tentang kesadaran, perhatian dan pelaksanaan lapangan dalam menjaga pengakuan dunia atas Geopark Gunung Batur, kiranya perlu dipahami tentang makna geopark dan kenapa Gunung Batur terpilih sebagai satu di antara 91 geopark di dunia.

Sejarah panjang Gunung Batur memang mempunyai makna luar biasa. Kawasan Gunung Batur menyimpan sejarah geologis yang telah dimulai dari puluhan ribu tahun lalu dan dipandang turut membentuk Pulau Bali, seperti sekarang ini. Proses geologis serta letusan-letusan besar yang dihasilkan oleh Gunung Batur telah menghasilkan endapan berbagai jenis batuan di lautan dan kemudian mengangkatnya menjadi daratan. Kegiatan gunung api yang berlangsung sampai saat ini juga dipandang turut mem-bentuk Gunung Abang, Danau Batur dan Gunung Batur muda yang telah menjadi ikon Kintamani.

Kontur Kintamani, hasil bentukan proses geologis, telah pula memberikan tanah vulkanik yang subur dan Danau Batur yang merupakan anugerah bagi mata pencaharian utama penduduk Kintamani, yaitu pertanian, perikanan dan tambang pasir dan batu. Di samping keuntungan yang kasat mata ini, keuntungan lain juga akan didapat dengan status menjadi kawasan geopark. Masuknya Gunung Batur ke dalam jaringan geopark global maka nama daerah, terutama daerah di sekitar Gunung Batur otomatis terangkat dan dipastikan akan berkontribusi terhadap pariwisata, lebih-lebih wisata green atau geotourism. Tentu kontribusi sebagai daerah pariwisata ini pada akhirnya akan berimbas kepada peningkatan ekonomi daerah, dan selayaknya akan menumbuhkembangkan posisi pertanian kintamani. Lapang-an kerja pun akan

mening-

kat, bukan saja bagi yang memiliki keahlian di bidang geologi tetapi untuk semua lapisan masyarakat, apakah masyarakat petani, peda-gang, perajin atau pun para profesional.

Keuntungan lain yang bahkan mung-kin bisa digolongkan sangat penting dan utama adalah kesempatan untuk menjaga alam geopark ini dengan per-hatian khusus dari pemerintah daerah setempat dan pemerintah pusat, dan juga dari dunia internasional. Museum Gunung Berapi yang sudah selesai dibangun, dan Museum Geopark yang dibangun bersebelahan dan sekarang sedang dalam proses akhir penyelesa-ian, yang dalam hal ini berlokasi di Penelokan, Kintamani-Bangli adalah wujud nyata perhatian Pemerintah Pusat yaitu Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral yang telah mendanai pembangunan kedua museum itu. Sudah bisa dipastikan bahwa museum tersebut akan memberikan peran besar dalam akses terhadap ilmu pengetahuan, dan bahkan bisa menjadi pusat informasi tentang apa, bagaimana dan pemahaman tentang betapa penting dan perlunya menjaga alam geopark. Sekiranya ilmu pengetahuan dan informasi geopark ini dipelajari, dihayati dan diimplementasi-kan secara baik, oleh generasi sekarang dan generasi penerus, maka perbaikan dan kes-eimbangan ekosistem serta pembangunan

ekonomi yang berkesinambun-gan (sustainable econom-

ic development) akan tetap terjaga.

”Global Geopark Network”

MBP/dok

Gunung Batur yang telah menjadi ikon pariwisata di Kintamani.

16 - 22 Juni 201438

Page 39: Majalah bali post edisi 42

Sebaliknya, bila pola pembangunan pariwisata, pertanian dan pertambangan yang cenderung mengejar keuntungan sesaat tetapi tidak memperhatikan aspek lingkungan jangka panjang maka akan merusak ekosistem dan menghancur-kan masa depan generasi yang akan datang.

Masuknya Gunung Batur dalam GGN, di samping menabur rezeki ekonomi, juga akan membawa citra harum bagi Bangli, Bali bahkan Indo-nesia. Label geopark tidak diberikan kepada semua gunung berapi, melainkan hanya kepada kawasan yang secara geologis memiliki pengaruh signifikan terhadap lingkungan sekitar. Gunung Batur adalah salah satu dari 91 lokasi geologi yang tersebar di 27 negara yang tercatat UNESCO yang termasuk kategori memiliki warisan bumi yang mempunyai keunikan geologi, keraga-man budaya, dan keragaman hayati yang perlu dilestarikan. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara ketiga yang tergabung ke dalam GGN setelah Ma-laysia dan Vietnam. Dengan demikian tentu kita tidak cukup hanya patut ber-bangga atas pengakuan dunia terhadap makna strategis dari masuknya Gunung Batur ke dalam GGN, melainkan juga harus mampu menjawab: sudah cukup siapkah pemerintah, khususnya Pemda Bangli -- sebagai pengawal terdepan — mengatur, menjaga, memelihara dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar semua pihak sadar bahwa “label” geopark jangan sampai dicabut kembali oleh UNESCO.

Sekitar dua tahun status Geopark Gunung Batur sudah berjalan. Tetapi gaung geopark itu seolah tak terdengar di tengah lalu-lalang truk pasir serta hiruk pikuk dan tertatih-tatihnya pen-gelolaan pariwisata Kintamani. Hampir tidak ada perbedaan yang berarti antara sebelum dan sesudah kawasan Batur, Kintamani ditetapkan sebagai geopark. Mungkin, sebagian besar masyarakat Bali pun belum tau bahwa Gunung Batur telah masuk ke dalam Jaringan Global Geopark. Dengan kondisi minimnya sosialisasi seperti ini, mengharapkan Ta-man Bumi Kaldera Batur untuk menjadi

sesuatu yang membanggakan bagi Bali pastikan terasa sulit. Apalagi untuk ber-harap agar kontribusi masyarakat untuk menghargai, melestarikan dan memberi arti atas maksud dan tujuan dari pen-etapan sebagai bagian dari jaringan geopark internasional itu sendiri.

Sangat perlu disadari, dihayati dan bahkan dipandang sebagai tantangan besar oleh kita, khususnya oleh otoritas pemerintah daerah, bahwa label geopark ini bukanlah sesuatu yang permanen. Proses review akan dilakukan setiap 4 tahun sekali untuk memastikan bahwa standar-standar yang telah ditetapkan untuk bertahan dalam status kawasan geopark dapat dipenuhi. Atau dengan kata lain, bukan suatu hal yang tidak mungkin bahwa pengakuan itu dapat dicabut kembali. Jangan sampai terjadi. Tentu menjadi sesuatu yang akan sangat memalukan bagi Bali dan Indonesia – apalagi Bangli -- bila ini terjadi. Kita semua berdoa, mudah-mudahan perjuan-gan selama 4 tahun untuk mendapatkan pengakuan sebagai kawasan geopark, yang notabene telah menguras dana dan energi yang cukup besar, tidak menjadi sia-sia. Untuk itulah Pemerintah Kabu-paten Bangli, sebagai institusi pemer-intah yangberada pada garda terdepan, harus lebih banyak memberikan perha-tian dan tidak menjadikan keterbatasan menjadi hambatan dalam memelihara, mensosialisasikan dan mengembangkan Geopark Gunung Batur.

Pekerjaan Pemerintah Daerah Ka-bupaten Bangli memang super berat dan mungkin sangat dilematis. Ke-cilnya pendapatan asli daerah (PAD), keterbatasan SDM dan kurangnya infrastruktur ekonomi, atau mungkin alasan sosial-politikmenjadikan Bangli menjadi terseok-seok dalam penanganan pengembangan pariwisata Kintamani, yang dalam hal ini tidak bisa dilepaskan keterkaitannya dengan geopark. Be-lum selesainya masalah-masalah yang terdahulu, sudah bertambah masalah baru dengan lokasi pasar yang berada di pusat pariwisata Kintamani, yakni areal pariwisata Penelokan yang diban-gun secara khusus oleh Kementerian Pariwisata sebagai fasilitas pengunjung

untuk melihat Gunung dan Danau Batur secara utuh. Aturan pengelolaannya pun tidak jelas, awalnya tidak boleh ada dagang sekarang di samping pasar tradisional satu kali dalam tiga hari juga pedagang mulai banyak. Ini mencer-minkan betapa crutial-nya penanganan pengembangan pariwisata Kintamani.Sampai kapan permasalahan ini akan tetap dibiarkan?

Tidak ada yang menyangkal bahwa Kintamani mengandung potensi ekono-mi daerah yang luar biasa, khususnya pertanianan dan pariwisata.Tetapi po-tensi ekonomi ini belum digali secara efektif, sehingga belum memberikan dampak ekonomi yang besar terhadap daerah dan masyarakat sekitar.Bahkan, kesan buruk pariwisata Kintamani sering lebih mengemuka ketimbang potensi yang ada. Sumber kemakmuran jangka panjang sirna karena kebutuhan ekonomi jangkapendek. Ini tercermin dari konflik kepentingan antara per-tanian, pertambangan dan pariwisata.Bukankah selayaknya antara pertanian dan pariwisata saling melengkapi (com-plementary). Di mananya, atau siapa yang salah, Pemerintah daerah atau masyarakat? Masyarakat tentu dihadap-kan pada kebutuhan ekonomi yang pal-ing cepat, dan kurang memperdulikan apakah tindakan pemenuhan kebutuhan ekonomi jangka pendek ini akan meru-sak lingkungan atau tidak. Pemegang hak regulasi tentu ada pada Pemerintah.Apakah aturan yang dikeluarkan Pemer-intah telah memadai dan cukup efektif dalam mengatur masyarakat untuk men-jaga lingkungan dan mengembangkan perekonomian daerah.Kalau peraturan yang dikeluarkan sudah cukup memadai dan bagus, pertanyaan lain muncul, apakah aturan itu telah diimplementasi-kan secara konsisten?Atau memang dua-duanya, aturannya belum memadai dan atau aturan yang ada tidak dilaksanakan secara konsisten?

Penulis Putu Astiti Saraswati President Director Toya Group

Awal Perjuangan

16 - 22 Juni 2014 39

Page 40: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201440

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764.

Penyampaian materi di lakukan dua minggu sebelum penerbitan.

E V E N T

HUT TELKOMSEL - (Dari kiri-kanan) GM Telkom Wilayah Bali Sela-tan I Gusti Bagus Ranuh, GM ICT Operation Telkom-sel Regional Bali-Nusra Danny A. Triawan, GM Sales Telkomsel Regional Bali Nusra Gatot P. Utomo, dan GM Telkom Wilayah Bali Utara Parama Artha memaparkan komitmen Telkomsel untuk fokus menggarap layanan digital memasuki usia Telkomsel ke-19 di Denpasar, Senin (2/5).MBP/Edi

MBP/Olo

HUT 13 - Sejumlah karyawan, penyiar, dan fans Radio Swara Negara 100,7 FM memperingati Hari Ulang Tahun ke-13 dengan sederhana, Ju-

mat lalu. Direktur Radio Swara Negara, Wisnu Suastika mengatakan rang-kaian peringatan ke-13 ini juga akan diisi dengan kegiatan bersih-bersih di sejumlah pura di Negara. Menapaki usia ke-13 ini, pihaknya berharap

radio semakin eksis dan selalu dekat di hati masyarakat Jembrana.

MBP/Bit

HUT 15 - Sebagai bentuk rasa syukur, puncak perayaan HUT ke-15 Radio Global 96,5 FM dilangsungkan secara sederhana

ditandai dengan doa bersama pendengar setia Radio Global (Kawan Global) dan pemotongan tumpeng. Acara syukuran

puncak ulang tahun ke-15 Radio Global ini berlangsung, Jumat (30/5) lalu.

Page 41: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 41

TIADA DUANYA - Juara Indonesian Food

Competition yang digelar Kedutaan Besar Indone-

sia di Amerika Serikat, Michele Youngs, ber-

sama rekan-rekannya, salah satunya Widjiono Yono Purnomo hadir di Shankara Resto, Jalan

Danau Toba No. 7 Sanur, Minggu (1/6) lalu. Mereka

berkesempatan mencicipi aneka masakan khas

Bali. Youngs menyatakan masakan Bali memiliki rasa nikmat yang tiada

duanya. Hadir pula dalam kesempatan itu Pendiri

Love Indonesian Culinary (Luvinary) Robert Manan

dan Presiden Indonesia Chef Association Henry

Alexie Bloem, serta bela-san chef profesional asal

Bali dan luar Bali. MBP/ram

Page 42: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201442

W I S A T A

www.bali-travelnews.com

Boleh jadi penampilan gong kebyar menjadi primadona bagi pengun-jung di setiap perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB). Namun,

jangan lupa sajian seni yang dibawakan oleh para seniman luar negeri ataupun luar daerah yang berpartisipasi dalam hajatan tahunan itu juga tak kalah menarik.

Sajian grup kesenian asing dan luar daerah itu tak hanya memberi warna bagi pesta kesenian di Pulau Dewata, tetapi juga menginspirasi para seniman lokal. Dan tak kalah menariknya, sajian mereka juga mampu mengundang warga mereka yang tinggal di Bali ataupun sengaja datang dari negara dan daerahnya untuk memberikan suport sekaligus mengenal Bali secara lebih dekat. Karena itu, menampilkan grup kesenian asing ataupun luar daerah bukan menjadi agenda baru dalam setiap perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB). Pada tahun 2014

ini, PKB ke-36 yang mengusung tema “Ker-tamasa: Dinamika Kehidupan Masyarakat Agraris Menuju Kesejahteraan Semesta akan dimeriahkan enam grup seni dari luar negeri dan 20 duta seni luar daerah.

Duta seni luar negeri yang sudah me-mastikan berpartisipasi adalah Bonni Si-moa MFA Dance Professor Seni Tari Lane Community College, Eugene Lane Com-munity College Eugene Amerika Serikat, Emiko Pengosekan Ubud Group Sekar Jaya Amerika Serikat, Sanggar Wiyarihita Jepang berkolaborasi dengan Sanggar Mekar Sari Dusun Lodsema Mawang Ubud Gianyar, Kevin Van Break Amsterdam Belanda, Pentas Tari oleh Penari Jepang dan Sanggar Oka’s Gandapura Denpasar serta duta seni dari Konsulat India. Sedangkan, duta seni partisipan luar daerah terdiri atas Sanggar Wira Kencana Jakarta, Banda Aceh, Bantul, Magelang, KPAP Gentra Seba STBA ABA

Bandung, Disbudpar Bandung Barat, Kali-mantan Barat, Lombok Tengah, Disbudpar Bima, Blitar, ISI Jogjakarta, Jakarta Utara, Gunung Kidul, Palangkaraya, Banyuwangi, Nusa Tenggara Timur, Ikatan Keluarga Maluku Bali, Kalimatan Tengah, dan Nyany-ian Dharma featuring Dewa Budjana.

Kabid Kesenian dan Perfilman Dinas Kebudayaan Bali mengatakan, dalam PKB tahun ini partisipasi luar negeri sedikit men-galami penurunan dari tahun sebelum karena terkendala sponsorhip. “Justru duta seni luar daerah yang terus meningkat. Bahkan, sejumlah daerah terpaksa ditolak karena jadwalnya sudah sangat padat dan tidak mungkin untuk ditambah,” katanya.

l Budarsana

Enam Sekaa Budaya LN Meriahkan PKB Ke-36

MBP/ant

Wisatawan asing ketika ikut serta memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2012.

Page 43: Majalah bali post edisi 42
Page 44: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201444

T R A D I S I

Jembrana tak hanya terkenal dengan kesenian Makepung dan Jegog-nya. Daerah ujung barat Pulau Bali ini sesungguhnya juga memiliki se-

jumlah seni karawitan tradisi yang unik. Salah satu alat musik tradisi yang ada di Kabupaten Jembrana adalah Genggong. Karawitan langka nan unik itu terdapat di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo. Namun sayang, kini keberadaannya di ambang kepunahan. Agar seni karawitan ini tetap lestari dan tak hilang ditelan zaman, perhatian dari pihak terkait di-harapkan lebih ditingkatkan, sehingga suara karawitan Genggong Penyaringan semakin nyaring.

Hal itu penting karena seni warisan nenek moyang tersebut semakin sepi

peminat. Terbukti, di beberapa banjar saat ini, hanya ada segelintir pemain alat musik dari bambu itu. Seiring waktu, nasib Genggong semakin terpinggirkan, kalah populer dengan alat musik mod-ern. Desa Penyaringan berupaya mem-bangkitkan seni tradisional ini dengan memberikan ruang kepada para seniman untuk berkreasi pada sejumlah even. “Selain kendang mabarung dan Jegog, di sini juga ada sekaa alat musik Genggong, tetapi jumlahnya sedikit,” terang Kepala Seksi Pelestarian dan Pengembangan Seni Budaya, Dinas Kebudayaan Jembrana I Putu N. Sutardi.

Seperti saat Parade Budaya Jembrana belum lama ini, alat musik ini disuguhkan untuk memeriahkan acara tersebut. Makin

terpinggirkannya kesenian masyarakat agraris ini lantaran banyak seniman yang sudah uzur, sementara regenerasi masih belum maksimal. Hanya segelintir yang berminat memainkan alat musik tiup ini. Salah satunya adalah Gede Sumar-wan, warga Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan. Petani yang menekuni musik tradisional sejak dirinya duduk di bangku SD, hingga saat ini masih lancar memainkannya. Ayahnya, almarhum Wayan Runjen, dulu merupakan seniman alat musik Genggong bersama seniman lain yang tergabung dalam sekaa. Tidak sembarang orang bisa memainkan alat musik seperti ini, pasalnya selain harus kuat bernafas juga mencari nada agar sesuai yang diharapkan.

Genggong Penyaringan

Suaranya Diharapkan

Page 45: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 45

Irama yang didendangkan alat ini pun mengikuti irama Jegog. “Idealnya ada 10 orang, termasuk yang mengir-ingi suling dan kletuk (penanda irama). Tetapi sekarang terus berkurang dan hanya satu dua saja,” ujarnya.

Alat musik khas Penyaringan ini menurut cerita orang tua, berasal dari masyarakat agraris yang meniru suara kodok di sawah. Sehingga para petani membuat alat dari enau atau bambu yang dilubangi sedemikian rupa kemu-dian untuk menghasilkan bunyi, ditarik menggunakan tali. Hasil perpaduan renggangan bagian bambu/enau yang dilubangi dengan celah mulut mencip-takan suara yang nyaring menyerupai suara kodok di sawah. Di depan bambu/

enau itu terdapat tempurung kelapa yang dengan fungsi menutup mulut pemainnya. “Kalau pemula lima menit saja sudah tidak kuat memainkan alat musik ini, biasanya jari-jari yang me-narik tali mengalami kram dan mulut kecapean,” tandas dia.

Dalam satu penampilan Sumarwan yang sudah 30 tahun menggeluti alat musik ini bisa memainkan hingga set-engah jam. Kesenian ini berkembang di Penyaringan dan sering pentas mengisi acara manusia yadnya dan menyambut tamu. Pihaknya sangat berharap agar kesenian ini bisa terus berkembang dan banyak peminatnya sehingga tidak punah. Apalagi saat ini para pembuat alat musik ini semakin berkurang.

Bahan yang digunakan untuk men-geluarkan bunyi yang nyaring pun tidak sembarangan. Biasanya diambil dari bagian bambu yang sering bergesekan dengan bambu lainnya. “Masih ada beberapa yang bisa membuat Geng-gong ini, tetapi sebagian besar sudah lingsir (uzur). Kalau tidak ada penerus, mungkin akan punah,” tambahnya. Para seniman alat musik tradisional ini berharap ada perhatian dari pemerintah daerah agar budaya masyarakat agraris ini tidak terpinggirkan.

l Surya Dharma

MBP/olo

Genggong, alat musik tradisional khas Penyari-ngan kini nyaris punah, lantaran minim peminat.

Makin Nyaring

Page 46: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 201446

T R A D I S I S A N I T A S I

Hampir setiap rumah, setiap harinya pastilah menghasilkan sampah dari berbagai aktivitas yang dilakukan penghuninya.

Sampah ini biasanya ditampung di sebuah penampungan sampah, baik itu berupa tong/ember, keranjang atau bak penam-pungan sampah. Selanjutnya, sampah-sampah rumah tangga ini diambil petugas atau tukang sampah untuk dikirim/dibawa ke tempat penampungan sampah semen-tara (TPS) sebelum dibuang ke tempat penampungan akhir (TPA).

Namun, jika sampah dalam rumah tangga sudah dianggap berlebihan, mulailah keberadaannya mengganggu. Apalagi kalau sampah ini cukup lama diam karena telat diambil petugas/tukang sampah, mulailah memunculkan gang-guan lebih besar, seperti menebar bau tak sedap. Belum lagi berbagai penyakit yang mungkin ditimbulkan dari keberadaan sampah ini. Permasalahan ini hampir dihadapi semua rumah tangga terutama di perkotaan, yang tak punya cukup tempat untuk membuang sampah seperti halnya masyarakat perdesaan yang masih punya tegalan atau lahan kosong lainnya. Sampah pun menumpuk mulai dari rumah tangga, TPS sampai TPA.

Permasalahan ini sebenarnya bisa dicegah jika saja manejemen pengelolaan sampah yang baik diterapkan mulai dari rumah tangga. Yang paling sederhana dan terus dianjurkan, dimulai dengan pemilahan sampah antara yang organik dan yang anorganik. Untuk hal ini, tentu perlu disiapkan dua tempat sampah, baik itu berupa tong/ember ataukah kantong plastik ukuran besar (plastik sampah khusus yang biasanya berwarna hitam). Sampah organik dari berbagai tumbuhan seperti dedaunan, kulit buah, sisa sayur, nasi dan sejenisnya yang bisa diolah men-jadi kompos ditempatkan di satu tempat. Sementara sampah anorganik seperti plastik bekas, botol bekas dan sejenisnya, ditempatkan dalam satu wadah (tong, ember atau kantong plastik).

Namun sebelum itu, perlu diperhatikan tempat sampahnya dulu. Yakni, dengan memasang plastik di tempat sampah. Plastik harus menutup seluruh bibir tong sampah sehingga tidak ada sampah yang terlepas jatuh mengenai tempat sampah

itu sendiri. Jika tempat sampah kotor, bertambah pula kerja kita untuk mem-bersihkan tempat sampahnya. Plastik yang digunakan juga harus dipastikan tidak robek atau bocor. Tujuannya, ya… agar tidak ada sampah terutama yang cair merembes atau tercecer keluar.

Jika tempat sampah yang digunakan sudah penuh, langsung bungkus plastik tadi dan buang. Jangan tunggu sampai sampah melimpah keluar dari tempat-nya, dapat mengotori lantai dan daerah sekitarnya. Jika belum sempat untuk membuang sampah (terutama sampah organik) tetapi dalam tempat sampah mengandung sampah basah, paling lama dapat disimpan selama 1 hari. Jika lebih dari 1 hari, biasanya akan terlihat ulat yang muncul dalam tempat sampah. Setelah sampah dibuang, pas-tikan lansung memasang/mengisi plas-tik baru dalam tong sampah agar bisa langsung menampung sampah yang baru. Jika lambat atau lalai mengganti plastik, dikhawatirkan ada anggota keluarga yang membuang sampah ke dalam tong sampah yang belum dileng-kapi plastik itu. Hal ini akan membuat repot saat membuangnya nanti, karena dipastikan harus mencuci bersih tong sampah tadi.

Meski sudah dilapisi/dipasangi kantong plastik, tempat/tong sampah tetap harus dibersihkan secara berkala, apalagi jika su-dah terlihat terlalu kotor. Selain agar tidak tampak kotor dan menjijikkan terutama di mata orang lain, hal ini juga bertujuan agar penyakit tidak berkembang di dalam tong sampah. Akan lebih baik lagi jika mencuci tong sampah degan cairan pembersih lantai atau sabun cuci sejenisnya agar kuman dalam tong sampah benar-benar mati.

Untuk mengurangi beban tukang sampah, TPS dan TPA, sebaiknya sampah rumah tangga ini dikelola/diolah sendiri. Sampah organik misalnya, bisa diolah menjadi kompos dengan menambahkan zat/cairan tertentu seperti EM4 yang kini telah dijual di pasaran. Atau, bisa juga diolah dengan teknik memanfaatkan cac-ing tanah. Bekas (tai) cacing yang lebih dikenal sebagai Kascing inilah nantinya yang bisa dimanfaatkan sebagai kompos/pupuk untuk tanaman. Minimal, kompos dari pengolahan sampah organik rumah tangga ini bisa dipakai untuk memupuk Tabulapot (tanaman buah dalam pot), Toga (tanaman obat keluarga) atau tanaman hias seperti bunga yang ada di halaman rumah.

l Sugiarta/dari Berbagai Sumber

Mengelola Sampah Rumah Tangga

Page 47: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 47

DAMPAK dari membludaknya sampah terutama di daerah perkotaan, selain men-imbulkan kesan jorok dan kumuh, juga banjir. Sampah yang berserakan atau menumpuk akan dibawa air saat hujan deras. Jadi, meskipun masyarakt taat tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke kali, ancaman banjir tetap saja muncul dari keberadaan sampah ini.

Salah satu upaya yang kini gencar di-lakukan mengatasi permasalahan ii adalah dengan membuat lubang resapan biopori. Lubang resapan biopori ini diaktifkan dengan memasukkan sampah organik ke dalamnya. Sampah ini akan dijadikan se-bagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Melalui proses seperti itu, maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air, juga sekaligus ber-fungsi sebagai pabrik pembuat kompos.

Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budi daya tanaman/sayuran organik, maka kompos dari lubang resapan biopori adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.

Lubang resapan biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan mencip-takan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan saluran air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka, maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya. Dengan demikian, kemampuan peresapannya akan tetap ter-jaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya.

Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan “pakan” kepada

lubang resapan biopori ini berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah or-ganik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca. Berarti, ini mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.

Yang terpenting, dengan hadirnya lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air. Berbagai masalah yang diakibatkan adanya genan-gan air seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki ga-jah (filariasis) pun dapat dihindari dan dicegah. Tak hanya itu, sampah yang berserakan pun jadi berkurang sehingga juga dapat mencegah banjir. Keberadaan lubang biopori ini juga membuat air mere-sap ke dalam tanah hingga tak semuanya mengalir dan meluber ke sungai yang dapat menjadi banjir.

Cara membuat lubang biopori ini tidaklah terlalu susah. Pertama, buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter sekitar 10 cm.

Kedalamannya kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antarlubang antara 50 - 100 cm. Untuk memperkuat mulut lubang, dapat dengan menyemennya atau bisa juga dengan langsung memasukkan pipa paralon/plastik yang di atasnya ditutup namun tetap diisi lubang-lubang kecil tempat air meresap/masuk.

Setelah lubang biopori selasi, siap diisi dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput. Sampah or-ganik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan. Kompos ini dapat dipakai memupuk tanaman yang ada di rumah, seperti Tabulapot, Toga, tanaman hias dan lainnya.

l Sugiarta/dari Berbagai Sumber

Biopori, Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos

Page 48: Majalah bali post edisi 42

G A Y A H I D U P

16 - 22 Juni 201448

Hidup sederhana di tengah mordenisasi zaman terkesan sangat sulit. Padahal, jika kita mau, hidup sederhana

bukanlah perkara sulit. Hidup sederhana akan lebih indah bila kita mendapatkan apa yang diinginkan sesuai dengan ke-mampuan. Ciri hidup sederhana adalah mengelola hidup sesuai pendapatan dan senantiasa bersyukur serta tidak menyo-mbongkan diri. Di zaman modern ini juga ada banyak orang yang bisa mendapat-kan kesuksesan dengan cara sederhana. Hidup sederhana akan lebih baik bila kita memiliki kepribadian yang baik, sehingga komunikasi dengan lingkungan menjadi damai. Ingat, hidup sederhana bukan berarti miskin. Hal ini merupakan suatu langkah menuju masa depan yang lebih baik jika ingin merasakan kesenan-gan dan kebahagiaan secara sederhana. Kita juga harus bisa melepaskan diri dari urusan dan mengejar uang terus-menerus. Karena dengan terus-menerus mengejar uang, kita akan kehilangan

waktu bersosialisasi dan menikmati hidup kita. Cobalah untuk berpikir bagaimana agar hidup sederhana dengan mengelola keuangan secara irit. Seperti yang selalu dikatakan pakar keuangan, gaya hidup harus mengikuti kondisi keuangan kita.

Ada banyak cara untuk menuju hidup sederhana. Hidup sederhana bisa dimulai dengan menerapkan gaya hidup sehat. Jika kita sehat, tentu Anda tidak membu-tuhkan biaya pengobatan atau perawatan jika sewaktu-waktu kena penyakit berat. Karena itu, sebelum kebiasaan begadang, merokok, atau pola makan yang buruk menumpuk jadi penyakit, rawatlah diri Anda baik-baik. Makanlah dengan gizi seimbang, konsumsi multivitamin, minum banyak air putih, latihan secara teratur, dan istirahat cukup.

Ada juga yang menganjurkan kita agar belajar memasak jika ingin hidup seder-hana. Meskipun tidak suka memasak, setidaknya Anda perlu tahu bagaimana memasak sayuran atau daging dengan resep sederhana. Memasak makanan

sendiri akan lebih sehat dan lebih murah ketimbang jajan di luar. Jika cukup mahir memasak, Anda bahkan bisa membuat sendiri jajanan favorit Anda.

Hidup sederhana juga bisa dijabarkan dengan hiburan atau refreshing. Namun, kita tidak perlu menyambangi mal setiap hari, untuk memuaskan hobi menonton, kita bisa menonton film melalui DVD yang dipinjam dari teman. Cara ini bisa mengurangi pen-geluaran saat menonton di bioskop. Hiburan juga didapat dengan membaca majalah fash-ion, gosip, atau gaya hidup, puas-puaskan saja membaca versi online-nya di kantor. Jadi pengeluaran untuk membiayai kebutu-han terhadap hiburan perlu dibatasi.

Dengan berolahraga di rumah, ses-orang juga bisa merasakan hidup seder-hana. Kita tidak harus bergabung dengan pusat kebugaran untuk menjadi sehat. Anda bisa membuka video-video di You-Tube untuk mencari program pelangsin-gan atau pembentukan otot.

l Pusdat BP

Sederhana Bukan Berarti MiskinMBP/doc

Page 49: Majalah bali post edisi 42

16 - 22 Juni 2014 49

Angklung menjadi bagian dari lagu resmi Piala Dunia 2014 “This World is Ours”. Terpilihnya angklung sebagai bagian dari pesta sepak bola ini mestinya membuat rakyat Indonesia harus bangga. Angklung

merupakan kebudayaan lokal, karena merupakan alat musik tradisional. Lagu piala dunia yang menggunakan alat musik angklung merupakan sebuah lagu yang di persembahkan partner resmi Piala Dunia 2014 yaitu Coca Cola dibawakan oleh seorang penyanyi jebolan X-Factor USA David Correy seorang pemuda berdarah Brasil ini berkolaborasi dengan grup perkusi asal Brasil (Monobloco). Lagu yang diadaptasi ke dalam berbagai versi ber-beda. Correy dan Monobloco juga berkolaborasi dengan budaya dan musisi lokal di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dalam versi Indonesia, Correy dan Monobloco melibatkan penyanyi berdarah Jerman yaitu Millane Fernandez. Selain Mel-lane, pada lagu “This World is Ours” terdapat sentuhan bunyi angklung, lagu ini juga disadur dalam bahasa Indonesia dengan judul “Dunia Kita”

Sungguh suatu hal yang membanggakan dapat menghad-irkan anthem Piala Dunia 2014 dalam nuansa Indonesia. Dengan memasukan elemen budaya seperti bahasa Indonesia dan angklung, serta dibawakan oleh penyanyi Indonesia, kami ingin lagu ini lebih dekat dengan masyarakat. Ini adalah sebuah persembahan Coca Cola untuk menjadikan perayaan Piala Dunia 2014 lebih besar dirasakan oleh masyarakat Indo-nesia, “jelas Media Relations Manager Coca Cola Indonesia Andrew Halatu.

Sementara itu, penyanyi seksi asal Kolombia, Shakira, kembali meramaikan perhelatan Piala Dunia Brazil 2014 dengan menyumbangkan suara emasnya dalam sebuah lagu resmi Piala Dunia berjudul “La La La”. Video klip lagu terse-but sudah bisa dinikmati masyarakat dunia.

Dalam video berdurasi 3 menit 30 detik tersebut, terdapat beberapa bintang Barcelona yang didapuk menjadi model. Di antaranya sang kekasih Gerard Pique, Neymar Jr, Cesc Fabregas, dan peraih empat Ballon d’Or, Lionel Messi.

Tak hanya bintang El Barca, pemain dari luar Barcelona juga ikut meramaikan, seperti Eric Abidal, Sergio Aguero, dan Ra-damel Falcao. Bahkan, sang buah hatinya dengan Pique, Milan, juga tak mau ketinggalan eksis.

Untuk merampungkan proyek lagu ini, Shakira menjadikan salah satu seniman asal Brasil, seorang rapper bernama Carlinhos Brown. Diharapkan dengan adanya Carlinhos, bisa memberikan aroma yang “Brazil banget” di lagu ini.

“La La La” bukanlah satu-satunya lagu yang dipastikan akan sering Anda dengar selama event Piala Dunia dihelat. Penyanyi asal Amerika Serikat, Jennifer Lopez juga akan melakukan ko-laborasi dengan rapper berjuluk Mr. Worldwide, Pitbull di lagu yang berjudul We Are One (Ola Ola).

l Pusdat BP

H I B U R A N

Angklung,Meriahkan Piala Dunia

MBP/doc

Shakira, turut meramaikan perhelatan Piala Dunia Brazil 2014 dengan menyumbangkan suara emasnya dalam

sebuah lagu resmi Piala Dunia berjudul “La La La”.

Page 50: Majalah bali post edisi 42

Buah jatuh tak jauh dari pohon-nya. Pepatah tersebut tam-paknya cocok untuk Mario Blanco, anak Antonio Blanco

sebagai purusa satu-satunya dari empat bersaudara. Laki-laki kelahiran Ubud, 4 Juli 1962 ini, sekarang terus memegang teguh kewajibannya sebagai generasi penerus dalam melestarikan warisan ayahnya.

Teknik seni European dari ayahnya dan budaya Bali dari ibunya, mengan-tarkan Mario Blanco pada karya-karya yang sarat akan ciri khas budaya barat dan agama Hindu. Dia banyak mengambil objek alat-alat persembahan untuk Tuhan seperti ketel atau teko. Dalam perkem-bangannya, dia juga menciptakan karya-karya abstrak yang bersifat figuratif.

Pelukis yang akrab disapa Pak De ini menuturkan, dalam menjaga dan melestarikan museumnya, pihaknya berkomitmen tidak hanya mengelola karya seni tetapi juga menjaga dan mengembangkan lingkungan. “Di sini kita lestarikan dan kembangkan 180 ekor Jalak Bali. Beberapa ekor sudah diurus masyarakat di bawah pantauan BKSDA,” ungkapnya saat ditemui di Ronji Restaurant, Blanco Renaissance Museum.

Selain itu, sambungnya, pihaknya juga menyediakan fasilitas seperti Ronji Restaurant dengan view Bukit Campuhan atau Bukit Cinta, meeting room dengan kapasitas 300 orang, parkir yang memadai dan ke depan-nya ada tempat melukis khusus untuk pengunjung.

“Baru-baru ini, kami mendapat peng-hargaan juara pertama dari kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai tempat pariwisata terbaik di Indonesia dengan menyisihkan sembilan nomi-nasi lainnya. Ajang selanjutnya, kami masuk nominasi untuk maju ke kancah

internasional dalam United Nations De-velopment Programme di New York,” jelas penghobi rely ini.

Dia menyatakan, ke depanya tetap akan berkarya dan promosikan Bali ke manapun pergi. “Sebagai penerus saya tetap melanjutkan komitmen ayah yang senantiasa menggaungkan nama Bali di mata internasional. Contoh sederhana, saya senantiasa mengenakan busana adat Bali pada acara ter-tentu. Selain itu, Ronji Restaurant yang ada di sini, kami isi dengan pementasan t a r i Ba l i , ” terangnya.

Saat ini Ma-rio Blanco tidak hanya mengha-biskan waktunya sebagai seniman di atas kanvas dan h u n t i n g p h o t o tetapi juga sering gathering, menja-di juri photography dan menjadi host di salah satu stasiun televisi swasta.

“Kalau orang ber-bicara Ubud tidak akan lepas dari Blanco. Sebab, image Blanco sudah jadi ikon di Ubud se-l a i n

Monkey Forest dan Ceking. Jadi bagi yang ingin menyaksikan bagaimana rasanya memasuki dunia Blanco, syaratnya harus datang ke Indonesia-Bali-Ubud,” tambahnya.

l Ocha

P R O F I L

50 16 - 22 Juni 2014

www.bali-travelnews.com

Mario Blanco

Terus Berkarya dan Kenalkan Ubud

Page 51: Majalah bali post edisi 42
Page 52: Majalah bali post edisi 42

42 | 16 - 22 Juni 2014

RP 20.000

Sumpah, BanyakSampah di Bali