lporan farmako

7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Pengamatan 1. Daun Asam Jawa Hasil Ekstraksi Daun Asam Jawa Secara Maserasi Berat sampel kering Berat beker kosong Berat ekstrak kering+beker Berat ekstrak kering 50 gr 61,75gr 109 gr 47,25gr Hasil KLT Nama Ekstrak Eluen Jumlah Noda Sinar UV Larutan H 2 SO 4 10% Ekstrak Methanol a)CHCl 3 :CH 3 OH:H 2 O (16:6:1) b)EtOAc:C 2 H 5 OH:H 2 O (10:2:1) c)Benzen:EtOAc (7:3) d)Hexana:EtOAc (7:3) a) 8 b) 6 c) 2 d) 2 a) 12 b) 10 c) 4 d) 4 Ekstrak N- Butanol a)CHCl 3 :CH 3 OH:H 2 O (16:6:1) b)EtOAc:C 2 H 5 OH:H 2 O (10:2:1) a) 4 b) 3 a)5 b)5 Ekstrak Eter a)Benzen:EtOAc (7:3) b)Hexana:EtOAc (7:3) a) 2 b) 3 a)4 b)4

Transcript of lporan farmako

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan 1. Daun Asam Jawa Hasil Ekstraksi Daun Asam Jawa Secara Maserasi Berat sampel kering 50 gr Berat beker kosong 61,75gr Berat ekstrak kering+beker 109 gr Berat ekstrak kering 47,25gr

Hasil KLT Nama Ekstrak Sinar UV Larutan H2SO4 10% Ekstrak Methanol a) CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) b) EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) c) Benzen:EtOAc (7:3) d) Hexana:EtOAc (7:3) Ekstrak NButanol Ekstrak Eter a) CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) b) EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) a) Benzen:EtOAc (7:3) b) Hexana:EtOAc (7:3) a) 8 b) 6 c) 2 d) 2 a) 4 b) 3 a) 2 b) 3 a) 12 b) 10 c) 4 d) 4 a) 5 b) 5 a) 4 b) 4 Eluen Jumlah Noda

2. Rimpang Lengkuas Hasil Ekstraksi Rimpang Lengkuas Secara Perkolasi Berat sampel kering 20 gr Berat beker kosong 43gr Berat ekstrak kering+beker 51 gr Berat ekstrak kering 8gr

Hasil KLT Nama Ekstrak Sinar UV Larutan H2SO4 10% Ekstrak Methanol a) CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) b) EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) c) Benzen:EtOAc (7:3) d) Hexana:EtOAc (7:3) Ekstrak NButanol Ekstrak Eter CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) Benzen:EtOAc (7:3) Hexana:EtOAc (7:3) a) 4 b) 5 c) 3 d) 3 3 5 4 3 a) 5 b) 7 c) 5 d) 7 3 6 4 5 Eluen Jumlah Noda

3. Kulit Kayu Jati Putih Hasil Ekstraksi Kulit Kayu Jati Putih Secara Refluks Berat sampel kering 157 gr Berat beker kosong 43gr Berat ekstrak kering+beker 60 gr Berat ekstrak kering 17gr

Hasil KLT

Nama Ekstrak

Eluen

Jumlah Noda

Sinar UV

Larutan H2SO4 10%

Ekstrak Methanol

CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) Benzen:EtOAc (7:3) Hexana:EtOAc (7:3)

4 5 3 4 3 4 7 5

6 7 3 4 3 4 10 7

Ekstrak NButanol Ekstrak Eter

CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) Benzen:EtOAc (7:3) Hexana:EtOAc (7:3)

4. Biji Coklat Hasil Ekstraksi Biji Coklat Secara Sokhlet Berat sampel kering 65 gr Hasil KLT Nama Ekstrak Eluen Jumlah Noda Sinar UV Larutan H2SO4 10% Ekstrak Methanol Ekstrak NButanol Ekstrak Eter Hexana:EtOAc (7:3) 2 4 EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) Benzen:EtOAc (7:3) CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) 4 5 5 6 9 6 Berat beker kosong 43gr Berat ekstrak kering+beker 48 gr Berat ekstrak kering 5gr

IV.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini, dilakukan ekstraksi dari bahan-bahan alam yang mengandung zat berkhasiat yang bearda disekitar kita. Bahan alam yang digunakan pada percobaan ini adalah daun asam jawa, rimpang lengkuas, kulit kayu jati Putih dan biji coklat. Percobaan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui dan memahami cara mengekstraksi dan mengidentifikasi jumlah komponen kimia yang terkandung dalam bahan alam atau simplisia. Ekstraksi komponen kimia dilakukan dengan cara metode maserasi, refluks, perkolasi dan sokletasi yang diekstraksi dengan cara ekstrak cair-cair. Sedangkan identifikasi senyawa komponen kimia dilakukan metode kromatografi Lapis Tipis. Pemilihan metode untuk ekstraksi simplisia disesuaikan dari tekstur bahn alam tersebut. Daun asam jawa yang memilki tektur yang lembek diekstraksi secara maserasi, Rimpang Lengkuas Secara Perkolasi, Kulit Kayu Jati Putih Secara Refluks Dan Biji Coklat secara sokletasi karena memiliki tekstur yang keras. Sebelum diekstraksi, mula-mula dilakukan pengolahan simplisia. Daun asam jawa, rimpang lengkuas, kulit kayu jati putih dan biji coklat disortasi basah, dirajang/dipotong kecil-kecil agar semakin banyak kontak permukaan simplisia dengan pelarut nantinya sehingga hasil ekstraksi senyawa kimia lebih efektif. Kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari mulai terbit matahari sampai menjelang siang yaitu pada pukul 11:00 am dilanjutkan kembali pada pukul 1:00 pm sampai tenggelam matahari. Pengeringan dengan waktu tertentu ini dilakuakn agar zat aktif dalam simplisia yang berupa minyak-minyak menguap tidak hilang oleh pemanasan matahari. Setelah kering simplisia diserbukkan sesuai derajat kehalusan yang dikehendaki. Serbuk simplisia kemudian diekstraksi dengan metode dan prosedur kerja masing-masing. Cairan Pelarut yang digunakan pada semua metode adalah methanol. Ekstrak methanol yang diperoleh dimasukkan dalam vial dan

diberi tanda untuk di identifikasi secara KLT dan sisanya diekstraksi lebih lanjut. Selanjutnya dilakukan ekstrak cair-cair menggunakan pelarut eter dan N-Butanol dalam corong pisah. Prinsip ekstraksi cair-cair adalah menggunakan 2 fase pelarut yang tidak dicampur yaitu pelarut polar (air) dan pelarut non polar (eter) sehingga kedua pelarut akan berpisah dicorong pisah. Pada keadaan tersebut, zat aktif atau komponen kimia yang bersifat polar tertarik kedalam air dan yang bersifat non polar tertarik kedalam eter. Pelarut NButanol bersifat Polar sehingga harus dijenuhkan dengan air didalam corong pisah, N-Butanol tidal lagi menarik sehingga kedua pelarut tetap terpisah. Ekstrak methanol, eter dan N-Butanol dari masing-masing simplisia kemudian diidentifikasi komponen kimianya secara kromatografi lapis tipis . Metode KLT didasarkan pada prinsip Absorbs dan partisi, komponen kimia akan terabsorbsi pada fase diam (Silica gel) dan terpatisi oleh fase gerak (Eluen). Lempeng KLT yang telah ditotol dimasukkan kedalm eluen sesuai kepolarannya. Ekstrak eter yang bersifat non polar dimasukkan kedalam chamber berisi eluen Benzen:EtOAc (7:3) atau Hexana:EtOAc (7:3) sedangkan ekstrak N-Butanol yang bersifat polar dimasukkan kedalam chamber berisi eluen CHCl3:CH3OH:H2O (16:6:1) atau EtOAc:C2H5OH:H2O (10:2:1) sementara pada ekstrak methanol dapat dimasukkan kedalam chamber yang berisi kempat eluen tersebut karena sifatnya yang semi polar. Kemudian lempeng dibiarkan hingga terelusi sampai batas atas. Adanya perbedaan kepolaran pada setiap komponen kimia akan menyebabkan terjadinya pemisahan. Komponen kimia ini akan tampak sebagai noda pada lempeng KLT jika diliat pada lampu sinar UV yang selanjutnya disemprot dengan H2SO4 10% dan dipanaskan diatas api bunzen sehingga akan tampak kembali bercak noda.

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada Daun Asam jawa terdapat 12 bercak noda di dalam Ekstrak methanol, 5 bercak noda di dalam ekstrak N-Butanol dan 4 bercak noda di dalam ekstrak eter 2. Pada Rimpang lengkuas terdapat 7 bercak noda di dalam Ekstrak methanol, 6 bercak noda di dalam ekstrak N-Butanol dan 5 bercak noda di dalam ekstrak eter 3. Pada Kulit kayu jati putih terdapat 7 bercak noda di dalam Ekstrak methanol, 4 bercak noda di dalam ekstrak N-Butanol dan 10 bercak noda di dalam ekstrak eter 4. Pada Biji Coklat terdapat 9 bercak noda di dalam Ekstrak methanol, 6 bercak noda di dalam ekstrak N-Butanol dan 4 bercak noda di dalam ekstrak eter

V.2 Saran Arahan dari pembimbing mohon lebih ditingkatkan demi kemudahan dan kelancaran dari praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1985. Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 1978. Materia Medika Indonesia I, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia. Sutarno,Sudiro, 1986. Sediaan Galenik, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tim Penyusun. Penuntun Praktikum Farmakognosi II. Makassar : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Makassar. Tj , Soehardi, 2009. Pemanfaatan Tanaman Obat, Depkes RI. Dari http://www.ningharmanto.com/2009/07/pulasari/. tanggal 29-02-2012. Yuniarti, Titin. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Media Pressindo. Diakses pada