LPM Imun Zetto
-
Upload
falix-surbakti -
Category
Documents
-
view
108 -
download
1
Transcript of LPM Imun Zetto
EVALUASI PROGRAM IMUNISASI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU
PERIODE JANUARI S/D OKTOBER 2012
Penerapan Metode Lingkaran Pemecahan Masalah
Program Kesehatan Dasar
Disusun oleh kelompok IV:
DARA DEANITA AYUNIS 110 2007 072
FAIRI CUNNY 110 2007 109
WAHYU HARIS PRABOWO 110 2007 286
WISNU SAKTI DWIPUTRANTO 110 2007 293
ZETTO ARYA BUANA 110 2007 309
Pembimbing :
Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota administrasi.
Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI
Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang
dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan
ini didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa
untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan
pinggiran.
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan
6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur
sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110
pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari
tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa
atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas,
dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal
curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan wilayah pantai dan tempat
bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupkan wilayah
rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut.
Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah
237.70 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan
195,13 Ha; kantor dan gudang 26,87 Ha; taman 4,66 Ha; lahan tidur 3,52 Ha; dll 7,52 Ha. Secara
administratif terdiri 4 kelurahan, 30 RW; 560 RT, 23.312 KK, 98 Posyandu dan 100.688 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 46.481/ km2, dengan batas wilayah :
Utara : JL.Letjen Suprapto Kec. Kemayoran
Timur : Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen
Selatan : JL.Percetakan Negara Raya Kec. Cempaka Putih
Barat : JL. Rawa Selatan Raya dan JL.Mardani Kec. Cempaka Putih
Kecamatan Johar Baru terdiri dari :
a) Kelurahan Johar Baru
b) Kelurahan Kampung Rawa
c) Kelurahan Tanah Tinggi
d) Kelurahan Galur
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru sangat padat. Menurut
data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan Desember 2011, Kecamatan Johar Baru
mempunyai jumlah penduduk sebanyak 116.261 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada
di Kecamatan Johar Baru tahun 2011.
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar BaruTahun 2011
No Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Kelurahan Johar Baru 38.003 Jiwa
2 Kelurahan Kampung Rawa 21.203 Jiwa
3 Kelurahan Tanah Tinggi 40.078 Jiwa
4 Kelurahan Galur 16.977 Jiwa
Jumlah 116.261 Jiwa
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru
menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2011 adalah sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa,
perempuan 57.336 jiwa. Berikut rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan
Johar Baru pada tahun 2011.
Tabel 1.2. Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT Di Kecamatan Johar Baru
Tahun 2011
Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011
Tabel 1.3. Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2011
KelurahanLuas
(km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan Penduduk
(per km2)
Kelurahan Johar Baru 119,10 38.003 Jiwa 319
Kelurahan Kampung Rawa 30,11 21.203 Jiwa 704
Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 40.078 Jiwa 633
Kelurahan Galur 26,20 16.977 Jiwa 648
Jumlah 237,7 116.261 jiwa 489
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011
No KelurahanLuas wilayah
(km2)KK RW RT
1 Kelurahan Johar Baru 119,10 27.356 613 454
2 Kelurahan Kampung Rawa 30,11 11.853 11 174
3 Kelurahan Tanah Tinggi 62,29 9.500 14 196
4 Kelurahan Galur 26,20 3.278 7 84
Jumlah 237,70 51.987 654 908
1.1.1.2.1 Data Penduduk Menurut Umur
Tabel 1.4. Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar BaruTahun
2011
No Kelompok Umur
(tahun)Jumlah
1. 0-4 10.247
2. 5-9 9786
3. 10-14 8847
4. 15-19 9936
5. 20-24 11.356
6. 25-29 12.578
7. 30-34 10.904
8. 35-39 9821
9. 40-44 8604
10. 45-49 7327
11. 50- 54 5687
12. 55-59 4068
13. 60-64 2705
14. 65-69 1999
15. 70-74 1256
16. >75 1140
Jumlah 116.261 jiwa
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011
1.1.1.2.2 Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 1.5. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Kecamatan Johar
Baru Tahun 2011
AgamaTanah
tinggi
Kampung
RawaGalur
Johar
BaruJumlah
Islam 35.488 18.931 15.709 101.971 101.971
Protestan 2.536 1.716 1.032 8.936 8.936
Katolik 1.941 498 154 4.509 4.509
Budha 35 24 63 501 501
Hindu 78 34 19 344 344
Jumlah 40.078 21.203 16.977 38.003 116.261
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011
1.1.1.3 Keadaan Lingkungan
1.1.1.3.1Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta terdapat wilayah
Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut banyak terdapat industri besar, sedang,
dan kecil sebagai penompang dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta
dan sebagai penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu
sentra produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia.
1.1.1.3.2Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana
kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana kesehatan masyarakat dan keluarga
berencana.
Sarana dan prasaran kesehatan yang yang ada saat ini banyak diminati oleh masyarakat
luas yang ada di wilayah Johar Baru dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya
penduduk yang bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut. Agar
semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya
terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan umur,
pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi
golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
1.1.1.3.3Fasilitas Kesehatan
Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim fasilitas kesehatan yang
ada. Keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru ini tidak sebanding dengan jumlah
penduduk
Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2011
No UraianTanah
tinggi
Kampung
RawaGalur
Johar
BaruJumlah
1. Rumah sakit - - - - 0
2. Rumah Bersalin 1 1 1 1 4
3. Puskesmas 1 1 1 1 4
4. Balkesmas/ Bpn - - - - 0
5. Dr. Umum Praktek - - 1 2 3
6. Dr.Spesialis Praktek 4 5 5 6 20
7. Praktek 24 jam - 1 - 1 2
8. Bidan Swasta 1 1 1 7 10
9. Apotik 6 5 4 9 24
10. Laboratorium - - 1 4 5
11. Posyandu 18 24 15 15 72
12. Toko Obat - 2 2 3 7
13. Drg. Praktek 1 3 2 4 10
Jumlah 32 43 33 53 161
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Tahun 2010
1.2 Gambaran Umum Puskesmas
Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan
UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan
serta dipelihara oleh setiap individu dan seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesehatan masyarakat yang
optimal.
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang per
orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan
keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang penting
adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan kesehatan strata pertama
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk mencapai hasil optimal dan meningkatkan
mutu serta kinerja Puskesmas, Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan
revitalisasi Puskesmas yang meliputi pengembangan kebijakan Puskesmas, pengadaan tenaga,
perbaikan fisik dan peralatan (Depkes 2006). Pembahasan tentang Puskesmas telah tertuang
dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.
1.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap
didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki
puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di
wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private
goodsserta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah
kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan
pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional
secara komphrensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.
Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan
menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan
kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented)
berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah
menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service
menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser
lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi otonomi
daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era
desentralisasi.
1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan
oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 - 50.000 penduduk. Untuk
jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas
di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina
yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi
koordinasi.
1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis
kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya secara
optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani
diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga
dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan
dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara
lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses ini
dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
Puskesmas.
Gambar 1.1 Fungsi Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah
program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai
dengan fungsi puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan sekolah,
tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai indikator :
- Tersedianya air bersih
- Tersedianya jamban yang saniter
- Tersedianya larangan merokok
- Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
- Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
- Tumbuh dan kembangnya LSM
- Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah :
- Promosi kesehatan masyarakat
- Kesehatan lingkungan
- KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
- KB ( Keluarga Berencana )
- Perbaikan gizi masyarakat
- P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )
- Pengobatan dasar
Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang kesehatan,
Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja tertentu, biasanya satu
wilayah kerja Puskesmas didasarkan atas beberapa faktor yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Keadaan geografis
3. Keadaan sarana dan perhubungan dan dan
4. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.
1.2.5 Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai
institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui
sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi
dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan
kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
1.2.6 Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya Indonesia
sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat adalah :
1. Lingkungan sehat.
2. perilaku penduduk yang sehat.
3. Cakupan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.
1.2.7 Misi Puskesmas
Dalam rangka untuk mewujudkan “Indonesia Sehat 2015” ditetapkan misi pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang bertujuan guna mendukung tercapainya
misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-
tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan berusaha untuk memuaskan
masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat
tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan
ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan
yang dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang
bersangkutan.
Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai berikut :
a) Meningkatkan profesionalisme petugas
b) Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
c) Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d) Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat
dan keluarga
1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat
Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang
ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain :
1. Promosi kesehatan masyarakat
2. Kesehatan masyarakat
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok
Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD).
Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan MKJP non MKJP
Pemberantasan penyakit menular Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
DBD Cakupan kasus DBD
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap yodium Cakupan vit A /Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)
Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di
atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu
oleh Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk
pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan
Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
3. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Usia lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni
upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana
secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas
dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan
berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas
adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Jiwa
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
8. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan di Kecamatan Sawah
Besaryaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan yang dilakukan antara lain:
Pembinaan
Penyuluhan
Deteksi dini (skrining kesehatan) pada anak sekolah kelas satu SD sampai SMA
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak kelas satu, dua dan tiga
Program lomba sekolah sehat pada TK, SD, SLTP dan SLTA
Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining kesehatan)
dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan
azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya
kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan
berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas
dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
i. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan.
ii. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan
jiwa.
iii. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi.
iv. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa dan
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor.
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan
dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
i. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan dan agama.
ii. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
iii. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
iv. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan
organisasi kemsyarakatan.
v. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
2. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas
rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu
(baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan
atas :
i. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh :
operasi) dan lain-lain.
ii. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
iii. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten
untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan
pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
i. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan
obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
ii. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena
bencana alam.
iii. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung
jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan
kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.2. Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)
1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina sesuai dengan SK
Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat Jl.Tanah tinggi XXI Johar Baru Jakarta
Pusat. Puskesmas Kecamatan Johar Baru membawahi 7 Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat
kecamatan, 6 Puskesmas tingkat kelurahan, 3 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar
Baru I, Johar Baru II, Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi enam Puskesmas
kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Johar Baru, yaitu :
1) Puskesmas Kelurahan Johar Baru I
Puskesmas Kelurahan Johar Baru I beralamat di Jl. Mardani Raya 36 RT 2/5.
2) Puskesmas Kelurahan Johar Baru II
Puskesmas Kelurahan Johar Baru II beralamat di Jl.Percetakan Negara II.
3) Puskesmas Kelurahan Johar Baru III
Puskesmas Kelurahan Johar Baru III beralamat di Jl. Keramat Jaya Gg IX.
4) Puskesmas Kelurahan Galur
Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg IX.
5) Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg. VII/12.
6) Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1 RT 2/1.
Gambar 1.3. Peta Letak Puskesmas se- Kecamatan Johar Baru
Kel. Johar Baru
Kel. Kampung Rawa
Kel. Galur
Kel. Tanah Tinggi
Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1.3.1 Sarana dan Prasarana Puskesmas
Sarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara lain:
1.3.1.1 Bangunan Puskesmas Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
1. Luas bangunan : 1.305 m2
2. Luas tanah : 1.782 m2
3. Daya listrik : 45.000 W
4. Air : tanah
5. Telepon : 7 unit
6. Fax : 1 unit
7. Komputer : 20 unit
8. Laptop : 4 unit
9. Printer : 13 unit
10. AC : 26 unit
11. Mobil Puskesmas keliling : 1
12. Mobil dinas : 2
13. Motor : 8
14. Swing fog : 4
15. Dental unit : 9
16. Rontgen unit : -
17. Unit mata : -
Puskesmas Kecamatan Johar Baru terdiri dari 3 lantai:
I. Lantai 1:
A. Loket (Loket Pendaftaran dan Loket Medical Record)
B. Rumah Bersalin (buka 24 jam)
C. Unit Gawat Darurat (buka mulai pkl. 16.00- 07.00 WIB)
D. Ruang Jaga Dokter
E. Ruang Metadon
F. Ruang Jaga Bidan dan Perawat
II. Lantai 2:
A. Balai Pengobatan Umum
B. Balai Pengobatan Askes
C. Poli Gigi
D. Poli KIA
E. Poli KB
F. Poli mata
G. Poli jiwa
H. Poli Gizi
I. Apotek
J. Laboratorium
III. Lantai 3:
A. Ruang Kepala Puskesmas
B. Ruang Pemulihan
C. Ruang Tata Usaha
D. Ruang Bina Kesehatan Masyarakat
E. Ruang Rapat
F. Aula
1.3.1.2 Tenaga Kerja Medis dan Nonmedis
Medis :
- Dokter spesialis
- Dokter umum
- Dokter gigi
Tabel 1.8 Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Desember 2011
Puskesmas
Jumlah Tenaga Kerja
Dokter
Spesialis
Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Apotek
er
Bida
n
Perawa
t
Perawa
t Gigi
Ahl
i
gizi
Tenaga
Nonmedi
s Jumlah
Kec. Johar
Baru 1 5 3 1 3 5 1 2 14 32
Kel Johar
Baru I 0 1 1 0 1 2 1 0 5 11
Kel.Johar
Baru II 0 1 1 0 2 2 1 0 2 9
Kel.Johar
Baru III 0 1 1 0 1 1 0 0 2 6
Kel.Kamp
ung Rawa 0 1 1 1 1 2 1 0 3 9
Kel.Galur 0 1 1 0 1 2 0 1 2 7
Puskesmas
Jumlah Tenaga Kerja
Dokter
Spesialis
Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Apotek
er
Bida
n
Perawa
t
Perawa
t Gigi
Ahl
i
gizi
Tenaga
Nonmedi
s Jumlah
Kel.Tanah
Tinggi 0 1 1 0 1 1 0 0 2 6
Jumlah 1 11 9 2 10 15 4 3 30 86
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Desember 2011
1.3.1.3 Alat Medis dan Non Medis
Medis:
- Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan sputum)
- 2 Unit Dental Unit
- USG
- Alat Apotek
- 7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)
Non medis:
- Alat perlengkapan
- Kartu diagnosis
- Kartu pasien, Formulir Laporan
1.3.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar Baru
A. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan Pelayanan prima,
berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat dan mandiri.
B. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1. Memberikan Pelayanan kesehatan prima dan merata.
2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis
Puskesmas.
3. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
B. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar BaruPuskesmas Kecamatan Johar Baru
bertekad memberikan pelayanan prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara
berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku,
serta senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk mencapai
kepuasan pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah
“Prima Sehat Mandiri untuk semua”.
1.3.3 Struktur Organisasi
Gambar 1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU
dr.Savitri Handayana, MM
SEKRETARIAT
Balkiswati, S.kep KEPEGAWAIAN
Drs. Supadi KEUANGAN
Lena MoritaHerni Syahfitri
PERENCANAANdr. Linda
KESMAS(dr. Budiarsinta)
YANKESdr. Yohana PMK
dr.LindaSDK
Dra.Eri Yuniati
UNIT GAWAT DARURAT
(lili Rohili)
UNIT KI-KB(Yulianis)
UNIT BALAI PENGOBATAN UMUM
DAN ANAK
(dr. Yohana & dr. Fitri)
UNIT BALAI PENGOBATAN GIGI
(drg.Sartikasari Suryahadi)
UNIT RUMAH BERSALIN(Sri Narwati)
PROMKES(dr.Fitri
Damayanti)
GIZI PPSM(Wiwik Lestari)
JIWA NAPZA(Hj.Pudjiastuti,
S.Kep)
KESLING(Lena Morita)
SURVEILANCE(Yenizar)
PENYAKIT MENULAR &
TIDAK MENULAR(Balkiswati, S.Kep)
MUTU(dr.Fitri
Damayanti)
FARMAKMIN(Dra.Eri Yunarti)
1.1.2.1
Gambar 1.5 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1.4 Program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
penyakit (Ranuh. et. all, 2008:40).
Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa
penyakit tertentu (Wahab, A. Samik, 2002: 22).
Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas
protektif dengan menginduksi respon memori terhadap pathogen tertentu/toksin dengan
menggunakan preparat antigen non virulen/non toksik (Wong. DL, 2008: 28).
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
LOKET
GIGIKIAKB
BP
MATAGIZIJIWA
LABORATORIUMTINDAKAN
SELESAIOBAT
penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan
zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, campak,
dan melalui mulut seperti vaksin polio. Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang
diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia
sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B. Imunisasi yang
dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau
penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji yaitu
imunisasi meningitis (Hidayat. AA, 2008: 37)
Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan memberi kekebalan pada bayi. Fungsi
imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang
berbahaya dan sering terjadi pada tahun tahun awal kehidupan seorang anak. Tujuan program
imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Keberhasilan program imunisasi diukur dengan pencapaian target cakupan imunisasi.
Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan ibu hamil.
Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak untuk
memberikan kekebalan khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama menurunkan
angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Tanpa imunisasi, kira-kira tiga dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak,
dua dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. satu dari 100 kelahiran anak
akan meninggal karena penyakit tetanus. Setiap 200.000 anak, satu akan menderita penyakit
polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak
terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Sesuai dengan program pemerintah (Departemen Kesehatan) tentang program
pengembangan imunisasi, maka anak harus mendapat perlindungan terhadap tujuh jenis penyakit
utama yaitu penyakit TBC dengan pemberian vaksin BCG, penyakit difteri tetanus pertusis
dengan pemberian vaksin DPT, penyakit poliomyelitis dengan vaksin polio, penyakit hepatitis B
dengan vaksin hepatitis B, dan penyakit campak dengan vaksin campak.
Ada dua imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Perbedaan antara imunisasi
aktif dan imunisasi pasif berhubungan dengan kekebalan yang didapat. Kekebalan Aktif yaitu
tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun–tahun, Sedangkan
Imunisasi pasif ialah tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti, si anak mendapatnya dari luar
tubuh dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti atau anak
tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh
dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.
1.4.1 Jenis Vaksin
Pada dasarnya vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan).
b. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif).
Sifat vaksin attenuated dan inactivated berbeda sehingga hal ini menentukan bagaimana
vaksin ini digunakan.
a. Vaksin hidup attenuated
Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit. Virus atau
bakteri liar ini dilemahkan di laboratorium, biasanya dengan pembiakan berulang-
ulang.
Vaksin hidup yang tersedia: berasal dari virus hidup yaitu vaksin campak, gondongan
(parotitis), rubella, polio, rotavirus, demam kuning (yellow fever). Berasal dari bakteri
yaitu vaksin BCG dan demam tifoid.
b. Vaksin inactivated
Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam
media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan
penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Untuk vaksin komponen, organisme
tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang dimasukkan dalam
vaksin (misalnya kapsul polisakarida dari kuman pneumokokus). Vaksin inactivated
tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh dosis antigen dimasukkan dalam
suntikan. Vaksin ini selalu membutuhkan dosis multipel, pada dasarnya dosis pertama
tidak menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan sistem
imun.
c. Vaksin polisakarida
Vaksin polisakarida adalah vaksin sub-unit yang inactivateddengan bentuknya yang
unik terdiri atas rantai panjang molekul-molekul gula yang membentuk permukaan
kapsul bakteri tertentu. Vaksin ini tersedia untuk tiga macam penyakit yaitu
pneumokokus, meningokokus, dan haemophillus influenzae type b.
d. Vaksin rekombinan
Terdapat tiga jenis vaksin rekombinan yang saat ini telah tersedia :
1. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen gen virus
hepatitis B ke dalam gen sel ragi.
2. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bakteri salmonella typhi yang secara genetik diubah
sehingga tidak menyebabkan sakit.
Tiga dari empat virus yang berada di dalam vaksin rotavirus hidup adalah rotavirus
kera rhesus yang diubah secara genetik menghasilkan antigen rotavirus manusia
apabila mereka mengalami replikasi
Program imunisasi dasar (bayi) yang dilaksanakan di puskesmas kecamatan Johar Baru
terdiri dari :
1) BCG
2) Hepatitis B
3) Polio
4) Campak
5) DPT
1.4.1.1 Rantai Vaksin
Adalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan
berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai
diberikan kepada pasien. Rantai vaksin terdiri dari proses penyimpanan vaksin di kamar dingin
atau kamar beku, di lemari pendingin, di dalam alat pembawa vaksin, pentingnya alat-alat untuk
mengukur dan mempertahankan suhu. Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup dan mati
berbeda. Untuk itu harus diketahui suhu optimum untuk setiap vaksin sesuai petunjuk
penyimpanan dari pabrik masing-masing.
Gambar 1.6. Macam-macam tempat penyimpanan vaksin
1.4.1.2 Suhu Optimum untuk Vaksin Hidup
Secara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2°C sampai dengan +8ºC,
diatas suhu +8ºC vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan dua hari, vaksin
BCG dan campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin hidup potensinya masih
tetap baik pada suhu kurang dari 2ºC sampai dengan beku. Vaksin oral polio yang belum dibuka
lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25ºC sampai dengan -15ºC, namun hanya
bertahan enam bulan pada suhu +2°C sampai dengan +8ºC. Vaksin BCG dan campak berbeda,
walaupun disimpan pada suhu -25ºC sampai dengan -15ºC, umur vaksin tidak lebih lama dari
suhu +2°C sampai dengan +8ºC, yaitu BCG tetap satu tahun dan campak tetap dua tahun. Oleh
karena itu vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan tidak perlu disimpan di suhu -25ºC
sampai dengan -15ºC atau didalam freezer.
1.4.1.3 Suhu Optimum untuk Vaksin Mati
Vaksin mati (inaktif) sebaiknya disimpan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC juga,
pada suhu dibawah +2ºC (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. Bila beku dalam suhu -
0.5ºC vaksin hepatitis B dan DPT-Hepatitis B (kombo) akan rusak dalam ½ jam, tetapi dalam
suhu diatas 8ºC vaksin hepatitis B bisa bertahan sampai tiga puluh hari, DPT-hepatitis B
kombinasi sampai empat belas hari. Dibekukan dalam suhu -5ºC sampai dengan -10ºC vaksin
DPT, DT dan TT akan rusak dalam 1,5 sampai dengan dua jam, tetapi bisa bertahan sampai
empat belas hari dalam suhu di atas 8ºC.
1.4.1.4 Kamar Dingin dan Kamar Beku
Kamar dingin (cold room) dan kamar beku (freeze room) umumya berada dipabrik,
distributor pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, berupa ruang yang besar dengan kapasitas 5-100 m³,
untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar. Suhu kamar dingin berkisar +2°C sampai
dengan +8ºC, terutama untuk menyimpan vaksin-vaksin yang tidak boleh beku. Suhu kamar
beku berkisar antara -25ºC sampai dengan -15ºC, untuk menyimpan vaksin yang boleh beku,
terutama vaksin polio. Kamar dingin dan kamar beku harus beroperasi terus menerus,
menggunakan dua alat pendingin yang bekerja bergantian. Aliran listrik tidak boleh terputus
sehingga harus dihubungkan dengan pembangkit listrik yang secara otomatis akan berfungsi bila
listrik mati. Suhu ruangan harus dikontrol setiap hari dari data suhu yang tercatat secara
otomatis. Pintu tidak boleh sering dibuka tutup.
1.4.1.5 Lemari es dan Freezer
Setiap lemari es sebaiknya mempunyai satu stop kontak tersendiri. Jarak lemari es
dengan dinding belakang 10-15 cm, kanan kiri 15 cm, sirkulasi udara disekitarnya harus baik.
Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Suhu didalam lemari es harus berkisar
+2°C sampai dengan +8ºC, digunakan untuk menyimpan vaksin-vaksin hidup maupun mati, dan
untuk membuat cool pack (kotak dingin cair). Sedangkan suhu di dalam freezer berkisar antara -
25ºC sampai dengan -15ºC, khusus untuk menyimpan vaksin polio dan pembuatan cold pack
(kotak es beku). Termostat di dalam lemari es harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya
berkisar antara +2 sampai dengan +8ºC dan suhu freezer berkisar -15ºC sampai dengan -25ºC. Di
dalam lemari es lebih baik bila dilengkapi freeze watch atau freeze tag pada rak ke-3, untuk
memantau apakah suhunya pernah mencapai di bawah 0 derajat. Sebaiknya pintu lemari es hanya
dibuka dua kali sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan mengmbalikan sisa vaksin, sambil
mencatat suhu lemari es.
Lemari es dengan pintu membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan vaksin.
Karet-karet pintu harus diperiksa kerapatannya, untuk menghindari keluarnya udara dingin. Bila
pada dinding lemari es telah terdapat bunga es, atau di freezer telah mencapai tebal 2-3 cm harus
segera dilakukan pencairan (defrost). Sebelum melakukan pencairan, pindahkan vaksin ke cool
box atau lemari es yang lain. Cabut kontak listrik lemari es, biarkan pintu lemari es dan freezer
terbuka selama 24 jam, kemudian dibersihkan. Setelah bersih, pasang kembali kontak listerik,
tunggu sampai suhu stabil. Setelah suhu lemari sedikitnya mencapai +8ºC dan suhu freezer-15ºC,
masukkan vaksin sesuai tempatnya.
Gambar 1.7. Lemari es penyimpanan vaksin
1.4.1.6 Susunan Vaksin di Dalam Lemari Es
Karena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda terhadap suhu
dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari lemari es. Letakkan vaksin
hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang
paling dingin. Di antara kotak-kotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar 2 cm) agar
udara dingin bias menyebar merata ke semua kotak vaksin.
Bagian paling bawah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk meletakkan cool
pack, untuk mempertahankan suhu bila listerik mati. Pelarut vaksin jangan disimpan di dalam
lemari es atau freezer, karena akan mengurangi ruang untuk vaksin, dan akan pecah bila beku.
Penetes (dropper) vaksin polio juga tidak boleh di letakkan di lemari es atau freezer karena akan
menjadi rapuh, mudah pecah.
Tidak boleh menyimpan makanan, minuman, obat-obatan atau benda-benda lain di dalam
lemari es vaksin, karena mengganggu stabilitas suhu karena sering di buka.
1.4.1.7 Lemari Es dengan Pintu Membuka Kedepan
Bagian yang paling dingin lemari es ini adalah di bagian paling atas (freezer). Di dalam
freezer disimpan cold pack, sedangkan rak tepat di bawah freezer untuk meletakkan vaksin-
vaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah. Rak yang lebih jauh dari freezer (rak ke 2 dan
3) untuk meletakkan vaksin-vaksin mati (inaktif), agar tidak terlalu dekat freezer, untuk
menghindari rusak karena beku. Thermometer Dial atau Muller diletakkan pada rak ke-2, freeze
watch atau freeze tag pada rak ke 3.
Gambar 1.8. Lemari es penyimpanan vaksin dengan pintu membuka ke depan
1.4.1.8 Lemari Es dengan Pintu Membuka Keatas
Bagian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah (evaporator) yang
membujur dari depan ke belakang. Oleh karena itu vaksin hidup diletakkan di kanan-kiri bagian
yang paling dingin (evaporator). Vaksin mati diletakkan dipinggir, jauh dari evaporator. Beri
jarak antara kotak-kotak vaksin selebar jari tangan (sekitar 2 cm). Letakkan termometer Dial atau
Muller atau freeze watch/freeze tag dekat vaksin mati.
Gambar 1.9. Lemari es dengan pintu membuka ke atas
1.4.1.9 Wadah Pembawa Vaksin
Untuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat
menggunakan cold box (kotak dingin) atau vaccine carrier (termos). Cold box berukuran lebih
besar, dengan ukuran 40-70 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan, selain untuk transportasi
dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara. Untuk mempertahankan suhu vaksin di dalam
kotak dingin atau termos dimasukkan cold pack atau cool pack.
Gambar 1.10. Wadah pembawa vaksin
1.4.1.10 Cold Pack dan Cool Pack
Cold pack berisi air yang dibekukan dalam suhu -15ºC sampai dengan -25ºC selama 24
jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna putih. Cool pack berisi air dingin (tidak
beku)yang didinginkan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC selama 24 jam, biasanya di dalam
wadah plastik berwarna merah atau biru. Cold pack (beku) dimasukkan ke dalam termos untuk
mempertahankan suhu vaksin ketika membawa vaksin hidup sedangkan cool pack (cair) untuk
membawa vaksin hidup dan vaksin mati (inaktif).
Gambar 1.11. Ice Pack
1.4.2 Menilai Kualitas Vaksin
Vaksin hidup akan mati pada suhu di atas batas tertentu, dan vaksin mati akan rusak di
bawah suhu tertentu.
1.) Kualitas rantai vaksin dan tanggal kadaluwarsa
Untuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin
harus memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lain : disimpan di dalam lemari
es atau freezer dalam suhu tertentu, transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau
termos yang tertutup rapat, tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari
langsung, belum melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM (vaccine
vial monitor) atau freeze watch/tag belum melampaui batas suhu tertentu.
2.) VVM (vaccine vial monitor)
Untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas yang
dibolehkan, dengan membandingkan warna kotak segi empat dengan warna lingkaran
di sekitarnya. Bila waran kotak segi empat lebih muda daripada lingkaran dan
sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau B) maka vaksin belum terpapar suhu di atas
batas yang diperkenankan. Vaksin dengan kondisi VVM B harus segera
dipergunakan. Bila warna kotak segi empat sama atau lebih gelap daripada lingkaran
dan sekitarnya (disebut kondisi VVM C atau D) maka vaksin sudah terpapar suhu di
atas batas yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien.
Gambar 1.12 Vaccine Vial Monitor (VVM)
3.) Freeze watch dan freeze tag
Alat ini untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah 0°C. Bila
dalam freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam freeze
tag ada tanda silang (X), bearti vaksin pernah terpapar suhu di bawah 0°C yang dapat
merusak vaksin mati. Vaksin-vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien.
4.) Warna dan kejernihan vaksin
Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis untuk menilai
stabilitas vaksin. Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. Bila warnanya berubah
menjadi pucat atau kemerahan berarti pHnya telah berubah, sehingga tidak stabil dan
tidak boleh diberikan kepada pasien.
Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berwarna putih jernih sedikit
berkabut. Bila menggumpal atau banyak endapan berarti sudah pernah beku, tidak
boleh digunakan karena sudah rusak. Untuk meyakinkan dapat dilakukan uji kocok
seperti dibawah ini. Bila vaksin setelah dikocok tetap menggumpal atau mengendap
maka vaksin tidak boleh digunakan karena sudah rusak.
5.) Pemilihan vaksin
Vaksin yang harus segera dipergunakan adalah : vaksin yang belum dibuka tetapi
telah dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan), vaksin dengan
VVM B, vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat (EEFO = Early Expire First
Out), vaksin yang sudah lama tersimpan dikeluarkan segera (FIFO = First In First
Out).
1.4.3 Macam-macam vaksin dan fungsinya
1.4.3.1 Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TB). Vaksin
ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan. BCG diberikan satu
kali sebelum anak berumur dua bulan.
Di Indonesia TBC merupakan penyakit rakyat yang mudah menular, di negara yang
sudah berkembang penyakit ini sudah jarang ditemukan karena dilaksanakannya imunisasi BCG
yang luas, pengawasan ketat terhadap penderita TBC dan perbaikan keadaan sosial ekonomi.
1.4.3.2 Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin three-in-one yang melindungi terhadap difteri,
pertusis dan tetanus. Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga
jenis kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus, dalam bentuk
kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi DPT.
Vaksin difteri terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan. Biasanya diolah
dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT atau dalam bentuk
tetanus dan pertusis dalam bentuk DPT.
Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan
komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit difteri disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae,
sifatnya sangat ganas dan mudah menular.
Seorang anak akan terjangkit difteri bila ia berhubungan langsung dengan anak lain
sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier). Dalam hal inilah perlunya
dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan anak yang belum
mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang
menjadi karier. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri Bordetella pertussis ditandai dengan
batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.
Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk
sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi
serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Sementara tetanus adalah infeksi bakteri
yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Gejala yang khas yaitu anak tiba-
tiba batuk keras secara terus-menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar
air mata dan kadang-kadang sampai muntah.
Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi
DPT diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat anak berumur dua bulan (DPT I), tiga bulan
(DPT II) dan empat bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi
DPT ulang diberikan satu tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak
mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka diberikan DT, bukan DPT.
Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-95% dan daya
proteksi vaksin tetanus sangat baik yaitu sebesar 90-95% sedangkan daya proteksi vaksin
pertusis masih rendah yaitu 50-60%. Oleh karena itu tidak jarang anak yang telah mendapat
imunisasi pertusis masih terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan.
1.4.3.3 Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Terdapat
dua jenis vaksin yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II & III yang sudah
dimatikan (Vaksin Salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan. Dan yang masih hidup tapi
dilemahkan (Vaksin Sabin) cara pemberiannya melalui mulut berupa cairan. Di Indonesia vaksin
yang lazim diberikan ialah vaksin jenis Sabin.Vaksin polio dapat mencegah penyakit
poliomielitis yang disebabkan oleh virus polio, yaitu tipe I, II dan III. Virus polio akan merusak
bagian anterior susunan saraf pusat tulang belakang. Penyakit ini terutama banyak terdapat di
negara yang sedang berkembang. Di Indonesia tercatat beberapa kali wabah polio misalnya di
Belitung tahun 1948, di Semarang tahun 1954, di Medan tahun 1957. Gejala penyakit ini sangat
bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan bahkan sampai timbul kematian. Gejala
yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak
setelah menderita demam selama 2-5 hari. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-
otot pernafasan dan otot untuk menelan.
Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umur 0-4 bulan sebanyak empat kali (polio I,
II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi polio ulangan
diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan
pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Daya proteksi vaksin polio sangat baik yaitu sebesar 95-
100%.
1.4.3.4 Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek) yang
disebabkan oleh sejenis virus termasuk golongan paramiksovirus. Gejala yang khas yaitu
timbulnya bercak–bercak merah dikulit setelah anak demam 3-5 hari, bercak merah ini semula
timbul pada pipi di bawah telinga kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota gerak.
Imunisasi campak diberikan sebanyak dua kali. Pertama, pada saat anak berumur
sembilan bulan atau lebih, Campak kedua diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar
biasa dapat diberikan pada umur enam bulan dan diulangi enam bulan kemudian. Vaksin
disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan). Campak I diperlukan untuk menimbulkan
respon kekebalan primer, sedangkan Campak II diperlukan untuk meningkatkan kekuatan
antibodi sampai pada tingkat yang tertingi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam,
ruam kulit, diare.
Daya proteksi imunisasi campak sangat tinggi yaitu 96-99%, Menurut penelitian,
kekebalan yang diperoleh ini berlangsung seumur hidup.
1.4.3.5 Imunisasi Hepatitis B (HBV)
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Imunisasi ini diberikan sebanyak
empat kali. Antara suntikan HBV1 dengan HBV2 diberikan dengan selang waktu satu bulan pada
saat anak berumur di bawah empat bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis,
vaksin HBV disuntikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan pada bayi yang lahir dari
ibu yang status hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir.
HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV empat diberikan saat anak berusia
10 tahun. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki Hepatitis
B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayi berumur dua bulan. Pemberian imunisasi kepada
anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih.
Program imunisasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah imunisasi dasar dan
imunisasi pada ibu hamil. Imunisasi dasar yang diberikan pada anak adalah:
a. BCG untuk mencegah penyakit TB,
b. DPT untuk mencegah penyakit Difteria, Pertusis dan Tetanus,
c. Polio untuk mencegah penyakit Poliomyelitis,
d. Campak untuk mencegah penyakit Measles,
e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
Hasil Kegiatan Program Imunisasi di Puskesmas Wilayah Kecamatan Johar Baru Periode
Januari – Oktober 2012
Tabel 1.9 Indikator dan Pencapaian Program Imunisasi Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari – Oktober 2012
Program Indikator Target 1 tahun
(%)
Target
10 bulan
(%)
Pencapaian 10
bulan dalam
1 tahun (%)
IMUNISASI HB 0
BCG
POLIO 1
DPT/HB (1)
POLIO 2
DPT/HB (2)
POLIO 3
DPT/HB (3)
POLIO 4
CAMPAK
90%
95%
95%
95%
90%
90%
90%
90%
90%
90%
75%
79,17%
79,17%
79,17%
75%
75%
75%
75%
75%
75%
38%
70%
73%
71%
69%
69%
71%
70%
71%
67%
Tabel 1.10 Cakupan Peserta Imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 75% 268 51
2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 188 44
3 Kel. Johar Baru 816 75% 255 31
4 Kel. Galur 387 75% 83 21
5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 345 41
JUMLAH 3003 75% 1139 38
Berdasarkan tabel 1.10 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi HB 0 se-Kecamatan Johar Baru
Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 38 %, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan
jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.11 Cakupan Peserta Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 79,17% 447 79,17
2 Kel. Kampung Rawa 432 79,17% 292 68
3 Kel. Johar Baru 816 79,17% 522 64
4 Kel. Galur 387 79,17% 215 56
5 Kel. Tanah Tinggi 842 79,17% 625 74
JUMLAH 3003 79,17% 2101 70
Berdasarkan tabel 1.11 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi BCG se-Kecamatan Johar Baru
Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 70 %, dimana target selama 10 bulan 79,17 %
dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.12 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari –Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 452 79,17% 412 79,17
2 Kel. Kampung Rawa 432 79,17% 330 76
3 Kel. Johar Baru 816 79,17% 492 60
4 Kel. Galur 387 79,17% 207 53
5 Kel. Tanah Tinggi 842 79,17% 653 78
JUMLAH 2477 79,17% 2134 68
Berdasarkan tabel 1.12 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB1 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 68%, dimana target selama 10 bulan 79,17 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.13 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 79,17% 481 79,17
2 Kel. Kampung Rawa 432 79,17% 312 72
3 Kel. Johar Baru 816 79,17% 538 66
4 Kel. Galur 387 79,17% 246 64
5 Kel. Tanah Tinggi 842 79,17% 617 73
JUMLAH 3003 79,17% 2186 73
Berdasarkan tabel 1.13 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 1 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 73%, dimana target selama 10 bulan 79,17 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.14 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75
2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 316 73
3 Kel. Johar Baru 816 75% 493 60
4 Kel. Galur 387 75% 210 54
5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 580 69
JUMLAH 3003 75% 2082 69
Berdasarkan tabel 1.14 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 2 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari –Oktober Tahun 2012 adalah 69%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.15 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75
2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 307 71
3 Kel. Johar Baru 816 75% 500 61
4 Kel. Galur 387 75% 210 54
5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 636 76
JUMLAH 3003 75% 2073 69
Berdasarkan tabel 1.15 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT/HB 2 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 69%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.16 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75
2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 303 70
3 Kel. Johar Baru 816 75% 506 62
4 Kel. Galur 387 75% 208 54
5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 632 75
JUMLAH 3003 75% 1650 71
Berdasarkan tabel 1.16 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 3 se-Kecamatan Johar Baru
Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 71%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan
jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.17 Cakupan Peserta Imunisasi DPT/HB3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75
2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 283 66
3 Kel. Johar Baru 816 75% 552 68
4 Kel. Galur 387 75% 204 53
5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 632 75
JUMLAH 3003 75% 2100 70
Berdasarkan tabel 1.17 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT/HB 3 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 70%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.18 Cakupan Peserta Imunisasi POLIO4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)
Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75
2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 286 66
3 Kel. Johar Baru 816 75% 558 68
4 Kel. Galur 387 75% 202 52
5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 724 72
JUMLAH 3003 75% 2132 71
Berdasarkan tabel 1.18 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 4 se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 71%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.19 Cakupan Peserta Imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012
No PuskesmasJumlah
Sasaran (Bayi)
Target 10
Bulan (%)Kunjungan s/d
Oktober (Bayi)
Pencapaian s/d
Oktober (%)
1 Kec. Johar Baru 526 75% 394 75
2 Kel. Kampung Rawa 432 75% 223 62
3 Kel. Johar Baru 816 75% 534 65
4 Kel. Galur 387 75% 232 60
5 Kel. Tanah Tinggi 842 75% 624 69
JUMLAH 3003 75% 2023 67
Berdasarkan tabel 1.19 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Campak se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari – Oktober Tahun 2012 adalah 67%, dimana target selama 10 bulan 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 3003 bayi.
Tabel 1.20 Hasil Imunisasi Dasar Bayi Puskesmas (Pencapaian)
NO PUSKESMASSASARAN
BAYI
PENCAPAIAN S/D Oktober (%) DROP OUT (DO) (%)
HB0 (<7 HR)
BCGPOLI
O1DPT/
HB (1)POLIO2
DPT/HB (2)
POLIO3DPT/
HB (3)POLI
O4CAMPAK
DPT/ HB
(1)-(3)
DPT/HB (1)-
CAMPAK
POLIO 1-4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1KEC. JOHAR
BARU526 51 85 90 86 92 80 91 82 88 78 4,65 9,30 2,22
2KEL.
KAMPUNG RAWA
432 44 68 72 76 73 71 70 66 66 62 13,15 19,44 13,9
3KEL. JOHAR
BARU816 31 64 66 60 60 61 62 68 68 65 -13,3 -8,33 -3,03
4 KEL. GALUR 387 21 56 64 53 54 54 54 53 52 60 0 -13,2 18,75
5KEL. TANAH
TINGGI842 41 74 73 78 69 76 75 75 74 74 2,56 5,12 -1,37
JUMLAH 3003 38 70 73 71 69 69 71 70 71 67 7,06 12,33 30,47
1.5 Identifikasi Masalah
Sasaran program imunisasi dasar adalah balita dan anak-anak. Sasaran lainnya adalah
kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit.
Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan imunisasi dasar yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru periode Januari – Oktober 2012 maka didapatkan identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode
Januari – Oktober 2012.
3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012.
5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012.
6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012.
7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012.
9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012.
10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012.
11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012.
13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
periode Januari – Oktober 2012.
14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode
Januari – Oktober 2012.
15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012.
17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012.
18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012.
19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012.
21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode
Januari – Oktober 2012.
22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012.
24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012.
25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012.
27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012.
29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012.
30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012.
31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012.
32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012.
33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012.
34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari
– Oktober 2012.
1.6 Rumusan masalah
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program Imunisasi dasar di Puskesmas
Kecamatan Johar Baru maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan
antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed) akan dipilih dua
masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya dilakukan perumusan
masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari program imunisasi dasar Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 38%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target
sebanyak 79,17%.
3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari
– Oktober 2012 mencapai 56%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.
5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 76%, angka ini kurang dari target
sebanyak 79,17%.
7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 78%, angka ini kurang dari target
sebanyak 79,17%.
10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 72%, angka ini kurang dari target
sebanyak 79,17%.
11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target
sebanyak 79,17%.
12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target
sebanyak 79,17%.
14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 69%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 71%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 61%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 70%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 52%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 65%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target
sebanyak 75%.
34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAHDAN PENYEBAB MASALAH
2.1 Penetapan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan
keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua
permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi
prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan
prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang
ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program imunisasi dasar yang
merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.
Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua
masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk
dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.
Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap
anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah
yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program imunisasi dasar puskesmas Kecamatan Johar Baru
yang diangkat, maka didapatkan 34 permasalahan.
Adapun masalah tersebut meliputi :
1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 38%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
2. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
3. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
4. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012 mencapai 56%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.
5. Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
6. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 76%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
8. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 79,17%.
9. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 78%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 72%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 64%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak
79,17%.
14. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 73%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
15. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
16. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
17. Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 69%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 71%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 61%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
21. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 70%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
22. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
23. Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012 mencapai 54%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 53%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
27. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 68%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
28. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 66%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
29. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
30. Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober 2012 mencapai 52%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
31. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
periode Januari – Oktober 2012 mencapai 62%, angka ini kurang dari target sebanyak
75%.
32. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 65%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
33. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode
Januari – Oktober 2012 mencapai 74%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
34. Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari
– Oktober 2012 mencapai 60%, angka ini kurang dari target sebanyak 75%.
2.1.1 Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan
adalah teknik non skoring.
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab
itu juga disebut “ Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:
A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui diskusi
dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga
untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi
peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk
mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang
terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.2 Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara
lain :
2.1.2.1 Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat
dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan
tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut. Parameter
diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan
pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari
arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan
dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai
skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari
setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah
yang akan diambil.
2.1.2.2 Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang
akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan
dengan angka prevalensi
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing-
masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah
tersebut
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran
masyarakat dan para politisi
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia
2.1.2.3 Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai
bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-
masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada
sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR
(Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang
dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa
angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan
tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah
angka kematian ibu dan lain sebagainya.
2. Greetes member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain,
maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu
kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sector lain di
luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah
tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya
manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan
masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki
kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung
terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada
seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah
ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan
masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang
lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai
bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai
bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
2.1.2.4 Pemilihan Metode PAHOBerdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan untuk menggunakan metode PAHO
karena metode ini menempatkan parameter pada kedudukan yang sama dan memberikan hasil
final score yang ekstrim dimana skor yang diberikan pada tiap-tiap parameter dikalikan, lebih
sederhana dan mudah dalam penggunaannya.
2.1.2.4.1 MagnitudeMagnitude menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit
yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih target dan cakupan maka akan
semakin besar skor yang didapatkan. Skor tersebut didapatkan setelah disusun pengkategorian
nilai masalah dari yang terkecil sampai terbesar. Dari 34 masalah dibuat peringkat berdasarkan
masalah dengan magnitude yang dianggap paling besar. Setelah itu diberi skor dimana peringkat
dengan magnitude paling besar diberi skor 11 dan seterusnya hingga masalah dengan magnitude
paling kecil diberi skor 1.
Tabel 2.1 Skala Magnitude
Score Range (%)
1 0-4,99
2 5-9,99
3 10-14,99
4 15-19,99
5 20-24,99
6 25-29,99
7 30-34,99
8 35-39,99
9 40-44,99
10 45-49,99
11 50-54,99
Tabel 2.2 Daftar Masalah di Puskesmas (Cakupan)
No. Program & KegiatanTarget 10
bulan (%)
Cakupan
(%)Selisih Score
1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru75 51 24 5
2.
Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung
Rawa
79,17 68 11,17 3
3.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru79,17 64 15,17 4
4.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur79,17 56 23,17 5
5.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi79,17 74 5,17 2
6.
Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
79,17 72 7,17 2
7.
Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
79,17 66 13,17 3
8.Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur79,17 64 15,17 4
9.
Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah
Tinggi
79,17 73 6,17 2
10.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
79,17 76 3,17 1
11.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
79,17 60 19,17 4
12.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur79,17 53 26,17 6
13.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah
Tinggi
79,17 78 1,17 1
14.
Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
75 73 2 1
15.
Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
75 60 15 4
16.Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 54 21 5
17.
Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah
Tinggi
75 69 6 2
18.
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
75 71 4 1
19.
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
75 61 14 3
20.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 54 21 5
21.
Cakupan imunisasi Polio 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
75 70 5 2
22.
Cakupan imunisasi Polio 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
75 62 13 3
23. Cakupan imunisasi Polio 3 di 75 54 21 5
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur
24.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
75 66 9 2
25.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
75 68 7 2
26.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 53 22 5
27.
Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
75 66 9 2
28.
Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
75 68 7 2
29.Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 52 23 5
30.
Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah
Tinggi
75 74 1 1
31.
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
75 62 13 3
32.
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
75 65 10 3
33.Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur75 60 15 4
34.
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah
Tinggi
75 74 1 1
2.1.2.4.2 Severity
Merupakan kriteria yang menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian dan kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR,
jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan
lain, maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka yang digunakan
untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan
berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Untuk masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit seperti untuk masalah imunisasi
digunakan prevalensi dari penyakit campak. Angka-angka yang didapat kemudian diubah dalam
bentuk persentase untuk memudahkan dalam penentuan skor.
Nilai CFR dan Angka kematian:
1. CFR Hep.B : 1,64%
2. CFR TBC Paru : 14,1%
3. CFR Difteri, Pertusis : 13,85 %
4. CFR Tetanus : 4,5 %
5. CFR Polio : 0%
6. CFR Campak : 1,56%
Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut:
Tabel 2.3Skala Score Severity
Score Range (%)
1 0-4,99
2 5-9,99
3 10-14,99
4 15-19,99
5 20-24,99
6 25-29,99
7 30-34,99
8 35-39,99
Tabel 2.4. Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah Periode Januari-Okober 2012
No Program dan KegiatanProxy
X(%)
y*(%)
x+y(%)
Skor
1.
Cakupan imunisasi HB0 di
Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru
1,64 24 25,64 6
2. Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
14,1 11,17 25,27 6
3. Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
14,1 15,17 29,27 6
4. Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
14,1 23,17 37,17 8
5. Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
14,1 5,17 19,27 4
6. Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
0 7,17 7,17 2
7. Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
0 13,17 13,17 4
8. Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
0 15,17 15,17 4
9. Cakupan imunisasi Polio 1 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
0 6,17 6,17 2
10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
19,99 3,17 24,25 5
11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
19.99 19,17 40,25 9
12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
19,99 26,17 47,25 10
13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
19,99 1,17 22,25 5
14. Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
0 2 2 1
15. Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
0 15 15 4
16. Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
0 21 21 5
17. Cakupan imunisasi Polio 2 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
0 6 6 2
18. Cakupan imunisasi DPT/HB 2
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
21,8 4 25,8 6
19. Cakupan imunisasi DPT/HB 2
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
21,8 14 35,8 8
20. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 21,8 21 42,8 9
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
21. Cakupan imunisasi Polio 3 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
0 5 5 2
22. Cakupan imunisasi Polio 3 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
0 13 13 3
23. Cakupan imunisasi Polio 3 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
0 21 21 5
24. Cakupan imunisasi DPT/HB 3
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
21,8 9 30,8 7
25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
21,8 7 28,8 6
26. Cakupan imunisasi DPT/HB 3
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
21,8 22 43,8 9
27. Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
0 9 9 2
28. Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
0 7 7 2
29. Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
0 23 23 5
30. Cakupan imunisasi Polio 4 di
Wilayah Puskesmas
0 1 1 1
Kelurahan Tanah Tinggi
31. Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1,56 13 9,56 2
32. Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1,56 10 11,56 3
33. Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1,56 15 16,56 4
34. Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
1,56 1 2,56 1
2.1.2.4.3 Vulnerability
Menunjukkan sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut. Di bawah ini akan dijelaskan ketersediaan sumber daya, program kerja, obat,
dan alat pada Puskesmas Se- Kecamatan Johar Baru.
Untuk ketersediaan tempat, dalam program ini yang dimaksud sebagai tempat adalah
Puskesmas itu sendiri.
Tabel.2.5 Penentuan Score Vulnerability
Penentuan Score Ketersediaan Tempat
Score Keterangan
1 Jika tersedia tempat
2 Jika tidak tersedia tempat
Penentuan Score Ketersediaan Alat
Score Keterangan
1 Jika alat tersedia
2 Jika alat tidak tersedia
Penentuan Score Ketersediaan Obat
Score Keterangan
1 Jika obat tersedia
2 Jika obat tidak tersedia
Penentuan Score Ketersediaan Program Kerja
Score Keterangan
1 Jika Program kerja tersedia
2 Jika Program kerja tidak tersedia
Berikut, data mengenai Jumlah tenaga kerja sebagai sumber daya manusia berbanding
jumlah penduduk yang ada di masing- masing Kelurahan serta penentuan score nya.
Tabel 2.6 Jumlah Tenaga Kesehatan Berbanding Jumlah Penduduk
PuskesmasJumlah Tenaga
KesehatanJumlah Sasaran Ratio
Kecamatan Johar Baru 37 116.261 1 : 3142
Kelurahan Kampung
Rawa6 21.203 1 : 3534
Kelurahan Johar Baru7 38.003 1 : 5429
Kelurahan Galur7 16.977 1 : 2425
Kelurahan Tanah
Tinggi7 40.078 1 : 5725
Tabel 2.7 Penentuan Score Ketersediaan Sumber Daya
Puskesmas Score
Kelurahan Galur 1
Kecamatan Johar Baru 2
Kelurahan Kampung Rawa 3
Kelurahan Johar Baru 4
Kelurahan Tanah Tinggi 5
Tabel 2.8 Penentuan Indikator Masalah (Vulnerability)
No. Program dan Kegiatan Tempat Alat Obat Program Kerja
Sumber Daya
Manusia
Score
1.
Cakupan imunisasi HB0 di
Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru
1 1 1 1 2 6
2.
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
3.
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
4.
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
5.
Cakupan imunisasi BCG di
Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
1 1 1 1 5 9
6.
Cakupan imunisasi Polio 1
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
7.
Cakupan imunisasi Polio 1
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
8.
Cakupan imunisasi Polio 1
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
9. Cakupan imunisasi Polio 1
di Wilayah Puskesmas
1 1 1 1 5 9
Kelurahan Tanah Tinggi
10.
Cakupan imunisasi DPT/HB
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
11.
Cakupan imunisasi DPT/HB
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
12.
Cakupan imunisasi DPT/HB
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
13.
Cakupan imunisasi DPT/HB
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
1 1 1 1 5 9
14.
Cakupan imunisasi Polio 2
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
15.
Cakupan imunisasi Polio 2
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
16.
Cakupan imunisasi Polio 2
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
17.
Cakupan imunisasi Polio 2
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
1 1 1 1 5 9
18.
Cakupan imunisasi DPT/HB
2 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
19.
Cakupan imunisasi DPT/HB
2 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
20.
Cakupan imunisasi DPT/HB
2 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
21.
Cakupan imunisasi Polio 3
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
22.
Cakupan imunisasi Polio 3
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
23.
Cakupan imunisasi Polio 3
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
24.
Cakupan imunisasi DPT/HB
3 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
25.
Cakupan imunisasi DPT/HB
3 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
26.
Cakupan imunisasi DPT/HB
3 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
27.
Cakupan imunisasi Polio 4
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
28.
Cakupan imunisasi Polio 4
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
29.
Cakupan imunisasi Polio 4
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
30. Cakupan imunisasi Polio 4 1 1 1 1 5 9
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
31.
Cakupan imunisasi Campak
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa
1 1 1 1 3 7
32.
Cakupan imunisasi Campak
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
1 1 1 1 4 8
33.
Cakupan imunisasi Campak
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
1 1 1 1 1 5
34.
Cakupan imunisasi Campak
di Wilayah puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
1 1 1 1 5 9
2.1.2.4.4 Community and Political Concern
Menunjuk sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan
para politisi. Hal ini dilihat dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dari hasil justifikasi
ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari adanya kebijakan pemerintah
terhadap program tersebut dan seberapa seringnya masalah dibahas di berbagai media. Perhatian
tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dianggap kebijakan pemerintah mendapat nilai terbesar bagi parameter ini karena menunjukkan
perhatian yang lebih dari pemerintah akan program tersebut. Score tertinggi didapat jika terdapat
kebijakan pemerintah dan ketiga media yang meliputi media audiovisual, audio, dan visual.
Tabel 2.9 Penentuan Score Community and Political Concern
Nilai Media
3 TV
2 Majalah, Koran
1 Radio
Tabel 2.10 Penentuan Indikator Tiap Masalah Score Community and Political Concern
No Program dan Kegiatan Radio Majalah, Koran
TV Score
1. Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru
1 2 3 6
2.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
1 2 3 6
3.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru
1 2 3 6
4.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur1 2 3 6
5.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
1 2 3 6
6.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
1 2 3 6
7. Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru
1 2 3 6
8.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
9.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
1 2 3 6
10.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
1 2 3 6
11.
Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
1 2 3 6
12.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
13. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di 1 2 3 6
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah
Tinggi
14.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
1 2 3 6
15.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru
1 2 3 6
16.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
17.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi1 2 3 6
18.
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
1 2 3 6
19.
Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
1 2 3 6
20.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
21.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
1 2 3 6
22.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru
1 2 3 6
23.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
24.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
1 2 3 6
25.
Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
1 2 3 6
26.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
27.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
1 2 3 6
28.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru
1 2 3 6
29.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
30.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
1 2 3 6
31.
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
1 2 3 6
32.
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar
Baru
1 2 3 6
33.Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur
1 2 3 6
34.
Cakupan imunisasi Campak di
Wilayah puskesmas Kelurahan Tanah
Tinggi
1 2 3 6
2.1.2.4.5 Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
Tabel 2.11 Penentuan Score Affordability
Score Keterangan
1 Jika dana tersedia
2 Jika dana tidak tersedia
Tabel 2.12 Penentuan Indikator Tiap Masalah Score Affordability
No. Program & Kegiatan Dana Tak
Tersedia
Dana
Tersedia
Score
1.Cakupan imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru - 1 1
2.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
3.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru - 1 1
4.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur - 1 1
5.Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1
6.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
7.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
8.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1
9.Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1
10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
11.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
12.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1
13.Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1
14.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
15.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
16.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1
17.Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1
18.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
19.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
20.Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1
21.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
22.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
23.Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1
24.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
25. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
26.Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1
27.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
28.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
29.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur
- 1 1
30.Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1
31.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa - 1 1
32.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru - 1 1
33.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur - 1 1
34.Cakupan imunisasi Campak di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi - 1 1
No. Program & Kegiatan M S VC &
PCA HASIL
1.
Cakupan imunisasi HB0
di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar
Baru
5 6 6 6 1 1080
2.
Cakupan imunisasi BCG
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung
Rawa
3 6 7 6 1 756
3.
Cakupan imunisasi BCG
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
4 6 8 6 1 1152
4.
Cakupan imunisasi BCG
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
5 8 5 6 1 1200
5.
Cakupan imunisasi BCG
di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
2 4 9 6 1 432
6.
Cakupan imunisasi Polio
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Kampung
Rawa
2 2 7 6 1 168
7.
Cakupan imunisasi Polio
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru
3 4 8 6 1 576
8.
Cakupan imunisasi Polio
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur
4 4 5 6 1 480
9.
Cakupan imunisasi Polio
1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tanah Tinggi
2 2 9 6 1 216
10.
Cakupan imunisasi
DPT/HB 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa
1 5 7 6 1 210
11.
Cakupan imunisasi
DPT/HB 1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan 4 9 8 6 1 1728
Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO, dari 34 masalah Program Imunisasi
Dasar secara kumulatif didapatkan 2 nilai terbesar, yaitu :
1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012.
2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru
periode Januari – Oktober 2012.
Kedua permasalahan tersebut dipilih karena merupakan permasalahan dengan score
paling besar dari keseluruhan masalah.
2.2 MenentukanKemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan
kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang ada terlebih
dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang telah
diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga dengan
diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan
dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara
teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu sumber daya
atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah: (Azwar Azrul,
1996).
Man : Sumber daya manusia
Money : Dana
Material : Sarana
Method : Cara
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada proses,
menurut George R. Terry, terdiri dari :
Planning (perencanaan) :
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
Organizing (pengorganisasian) :
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
Actuating (panggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki,
dan dukungan sumber daya yang tersedia.
Controlling (monitoring):
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan
menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:
1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012.
2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru
periode Januari – Oktober 2012.
Ga
mb
ar
2.1
Fis h
Bo
ne
Ca
ku
pan
im
un
is asi
DPT /H B1 di
Wil
aya h Pus
kes
mas
K
elu
rah
an
Gal ur
per iod e
Jan
uar i –
O
ktob
e r 201 2
Me
tho d
Mater
ial
Mon
ey
Tida
k be
rjala
nnya
pr
ogra
m
imun
isas
i ses
uai
targ
et
Tida
k ad
anya
dat
a ya
ng v
alid
m
enge
nai
jum
lah
pese
rta
imun
isas
i ba
ru
Ora
ng y
ang
mel
aksa
naka
n tid
ak s
esua
i de
ngan
ko
mpe
tens
iny
a
Man
Kura
ngny
a pe
nget
ahua
n pe
tuga
s pr
ogra
m
Imun
isas
i te
ntan
g ca
ra
penc
atat
an
data
ya
ng
baik
Tida
k ad
anya
at
uran
ba
ku
berk
aita
n de
ngan
pe
ncat
atan
da
n pe
ndat
aan
kegi
atan
pr
ogra
m
Imun
isas
i
Kura
ngny
a pe
ncat
atan
yan
g ak
urat
pa
da
pros
es i
mun
isas
i ol
eh p
etug
as
Adan
ya
kete
rbat
asan
da
na
dari
pem
erin
tah
untu
k m
enca
pai
targ
et
yang
se
suai
da
lam
imun
isas
i
Kura
ngny
a ke
ters
edia
an
tena
ga
kese
hata
n ya
ng
berk
ualit
as
Peng
orga
nisa
sian
pro
gram
im
unis
asi y
ang
diga
bung
kan
deng
an
prog
ram
lain
Prog
ram
im
unis
asi
yang
tid
ak
men
capa
i ta
rget
tuju
an
Tida
k ad
anya
ke
bias
aan
pada
ke
luar
ga
untu
k sa
dar a
kan
imun
isas
i an
ak
Kare
na
bany
ak
peke
rjaan
yan
g tu
mpa
ng ti
ndih
Min
imny
a in
form
asi d
an
penj
elas
an
pela
ksan
aan
prog
ram
im
unis
asi
pada
par
a pe
tuga
s di
la
pang
an
Petu
gas
pere
ncan
aan
hany
a m
enga
cu
pada
pe
renc
anaa
n pr
ogra
m
yang
te
lah
ada
sebe
lum
nya
tanp
a m
elih
at
keny
ataa
n ya
ng
ada
Caku
pan
imun
isas
i D
PT/H
B1 d
i W
ilaya
h Pu
skes
mas
Ke
lura
han
Gal
ur
perio
de
Janu
ari –
O
ktob
er
Tida
k te
rsed
iany
a ru
anga
n ya
ng
men
cuku
pi
untu
k pe
laks
anaa
n im
unis
asi
di
pusk
esm
as
Kare
na
kura
ngny
a co
ntro
l dar
i pi
hak
berw
enan
g
Kura
ngny
a ju
mla
h pe
gaw
ai
Kura
ngny
a pe
latih
an b
agi
petu
gas
Imun
isas
i m
enge
nai
penc
atat
an
data
yan
g ba
ik
Kete
rbat
asa
n la
han
pusk
esm
as
deng
an
jum
lah
pend
uduk
ya
ng b
anya
k
Kare
na
dana
pe
mer
inta
h u
ntuk
ke
seha
tan
tidak
di
foku
skan
un
tuk
imun
isas
i se
penu
hny
a
Kura
ngny
a al
okas
i da
na
untu
k m
emb
erik
an
pela
tihan
ba
gi
pega
wai
Prog
ram
im
unis
asi
bany
ak y
ang
tidak
m
enca
pai
targ
et
Kegi
atan
pr
ogra
m
imun
isas
i di
angg
ap
tidak
m
embu
tuhk
an
dana
yan
g le
bih
besa
r
Kura
ngny
a pe
nget
ahu
an
kelu
arga
Kare
na a
jara
n ke
luar
ga tu
run
tem
urun
un
tuk
tidak
im
unis
asi
Pela
ksan
aan
prog
ram
im
unis
asi
tidak
tera
rah
sesu
ai ta
rget
da
n sa
sara
n
Kura
ngny
a pe
latih
an
prog
ram
Imun
isas
i te
rhad
ap p
etug
as
pusk
esm
as
Ga
mb
ar
2.1
Fis h
Bon e Ca
ku
pan
im
un
isa
si
DP
T/H B1 di
Wil
aya h
Pu
sk
esm
as
Kel
ura
han
Jo
har
B
ar u
per
iod
e Ja
nu
ar i –
Ok
tob
e r 201 2
2.3 Menentukan penyebab masalah yang paling dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari enam prioritas
masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan
fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab
masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar
penyebab masalah yang paling dominan.Penyebab masalah yang paling dominan adalah
penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-
M et ho d
Mater
ial
Mon
ey
Plan
ning
Tida
k be
rjala
nnya
pr
ogra
m im
unis
asi
sesu
ai ta
rget
Actua
ting
Tida
k ad
anya
da
ta y
ang
valid
m
enge
nai
jum
lah
pese
rta
imun
isas
i ba
ru
Tida
k je
lasn
ya
pem
bagi
an tu
gas
peng
orga
nisa
sian
pr
ogra
m Im
unis
asi
Man
Contr
ollin
gOrga
nizing
Enviro
nment
Kura
ngny
a pe
nget
ahua
n pe
tuga
s pr
ogra
m
Imun
isas
i te
ntan
g ca
ra
penc
atat
an d
ata
yang
ba
ik
Tida
k ad
anya
atu
ran
baku
be
rkai
tan
deng
an
penc
atat
an
dan
pend
ataa
n ke
giat
an
prog
ram
Im
unis
asi
Kura
ngny
a pe
ncat
atan
yan
g ak
urat
pa
da
pros
es im
unis
asi
oleh
pet
ugas
Adan
ya
kete
rbat
asan
da
na
dari
pem
erin
tah
untu
k m
enca
pai
targ
et
yang
se
suai
da
lam
imun
isas
i
Kura
ngny
a ke
ters
edia
an
tena
ga k
eseh
atan
yan
g te
rlatih
pa
da
prog
ram
im
unis
asi
Peng
orga
nisa
sian
pr
ogra
m im
unis
asi
yang
dig
abun
gkan
de
ngan
pro
gram
lain
Mon
itorin
g pe
laks
anaa
n pr
ogra
m
imun
isas
i yan
g ku
rang
Angg
apan
ba
hwa
imun
isas
i da
pat
men
yeba
bka
n de
mam
pa
da
anak
Eval
uasi
ha
sil
prog
ram
imun
isas
i di
tang
ani
bany
ak
piha
kM
inim
nya
info
rmas
i da
n pe
njel
asan
pe
laks
anaa
n pr
ogra
m
imun
isas
i pa
da p
ara
petu
gas
di
lapa
ngan
Petu
gas
pere
ncan
aan
hany
a m
enga
cu
pada
pe
renc
anaa
n pr
ogra
m y
ang
tela
h ad
a se
belu
mny
a ta
npa
mel
ihat
ke
nyat
aan
yang
ada
Caku
pan
imun
isas
i D
PT/H
B1 d
i W
ilaya
h Pu
skes
mas
Ke
lura
han
Joha
r Bar
u
perio
de
Janu
ari –
O
ktob
er
Tida
k te
rsed
iany
a al
at
peny
impa
nan
vaks
in
(Col
d Bo
x)
yang
cu
kup
sesu
ai
kebu
tuha
n
Adan
ya tu
mpa
ng
tindi
h da
lam
pe
ncat
atan
dat
a
Met
ode
peng
awas
an y
ang
mas
ih b
elum
je
las
Kura
ngny
a pe
latih
an b
agi
petu
gas
Imun
isas
i m
enge
nai
penc
tata
n da
ta y
ang
baik
Kura
ngny
a pa
soka
n al
at d
ari
dina
s ke
ehat
an
sete
mpa
t
Kare
na
dana
pe
mer
inta
h u
ntuk
ke
seha
tan
tidak
di
foku
ska
n un
tuk
imun
isas
i se
penu
hnya
Kura
ngn
ya
alok
asi d
ana
untu
k m
emb
ayar
pe
tug
as
imun
isas
i
Koor
din
asi
dala
m
pros
es
peng
awas
an
mas
ih
belu
m
baik
Kura
ngny
a ko
mun
ika
si
anta
r pe
tuga
s pe
laks
ana
pr
ogra
m
imun
isas
i
Kura
ngny
a pe
ndat
aan
yang
aku
rat
terh
adap
ta
rget
im
unis
asi
Kura
ng
mak
sim
alny
a fu
ngsi
or
gani
sasi
pr
ogra
m
imun
isas
i
Prog
ram
im
unis
asi
dian
ggap
m
emili
ki
caku
pan
prog
ram
ya
ng
sem
pit
Kura
ngn
ya ra
sa
ingi
n ta
hu
mas
yara
kat y
ang
kura
ng
terh
ada
p pr
ogra
m
imun
isa
si
Kegi
atan
pr
ogra
m
imun
isas
i di
angg
ap ti
dak
mem
butu
hkan
da
na
yang
le
bih
besa
r
Kura
ngny
a so
sial
isas
i pe
nyul
uh
Imun
isas
i
Kura
ngny
a pe
nget
ahua
n mas
yara
kat
terh
adap
pr
ogra
m
Imun
isas
i
Pela
ksan
aan
prog
ram
imun
isas
i tid
ak te
rara
h se
suai
targ
et d
an
sasa
ran
Kura
ngny
a pe
latih
an
prog
ram
Imun
isas
i te
rhad
ap p
etug
as
pusk
esm
as
masalah yang lainnya dapt dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan
dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Menggunakan gambar diagram tulang ikan ( fishbone ) untuk mengetahui penyebab yang
paling dominan dalam program imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Johar Baru
didapatkan akar penyebab masalah sebagai berikut :
Input:
1. Perbandingan tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk berbeda jauh.
2. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.
3. Transportasi yang tersedia tidak memadai.
4. Kurangnya pelatihan nakes dalam evaluiasi program imunisasi.
Proses:
5. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.
6. Petugas imunisasi terlalu sedikit.
7. Pelaksana program sibuk memegang lebih dari satu program.
8. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.
9. Kurangnya koordinasi dalam proses pengawasan program imunisasi.
Dari 9 penyebab yang paling mungkin diperoleh 4 penyebab yang paling dominan
berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut:
a. Jarangnya mengadakan suatu pelatihan mengenai profesionalisme petugas
imunisasi.
b. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.
c. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan
warganya.
d. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH
Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa
alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment ), yaitu dengan memberikan skoring 1 – 3
pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok. Parameter
diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom. Selanjutnya kepada setiap
masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan
perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap
baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing – masing alternatif masalah tersebut.
Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :
1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.
Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit
diselesaikan.
2. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dengan sempurna d an nilai 1 adalah masalah yang paling sulit
dilaksanakan.
3. Murah biayanya.
Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling murah biaya
pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya.
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 – 3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan
dengan cepat dan nilai 1 merupakan masalah yang memerlukan waktu paling lama
dalam penyelesaiannya.
3.1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012
Dari empat akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya SDM yang berkualitas.
Alternatif pemecahan masalah: Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas
secara rutin dan terstruktur terutama mengenai imunisasi.
2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.
Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang
pentingnya imunisasi pada bayi.
3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan
warganya.
Alternatif pemecahan masalah: Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar
melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan baik materi ataupun tenaga.
4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.
Alternatif pemecahan masalah: Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program.
Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari-Oktober 2012
No ParameterBobo
tAL – 1 AL – 2 AL - 3 AL – 4
N BN N BN N BN N BN
1 Dapat menyelesaikan dengan sempurna
4 2 8 2 8 2 8 2 8
2 Murah biayanya 3 3 9 3 9 2 6 2 63 Waktu penerapannya sampai
masalah terpecahkan tidak terlalu lama
2 1 2 1 2 1 2 2 4
4 Mudah dilaksanakan 1 1 1 2 2 1 1 2 1
Jumlah 20 21 17 19
Keterangan :
AL – 1 :Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur
terutama mengenai imunisasi.
AL – 2 : Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada
bayi.
AL – 3 : Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran
sesuai kebutuhan.
AL -4 :Memperbaiki koordinasi antara pemilik program.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA,
berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.
2. Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur
terutama mengenai imunisasi.
3. Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program.
4. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai
kebutuhan.
3.2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru
periode Januari-Oktober 2012
Dari empat akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah
sebagai berikut :
1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.Alternatif pemecahan masalah: Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.
2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.
3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.Alternatif pemecahan masalah: Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan.
4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing.Alternatif pemecahan masalah: Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.
Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari-Oktober 2012
.
No
Parameter BobotAL – 1 AL – 2 AL - 3 AL – 4
NBN
NBN
NBN
NBN
1Dapat menyelesaikan dengan sempurna
4 3 12 2 8 1 4 2 8
2 Murah biayanya 3 2 6 1 3 2 6 2 6
3Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama
2 3 6 3 6 2 4 3 6
4 Mudah dilaksanakan 1 3 3 3 3 2 2 2 2
Jumlah 27 33 16 22
Keterangan :
AL – 1 : Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.
AL – 2 : Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada
bayi.
AL –3 : Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran
sesuai kebutuhan.
AL -4 : Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.
2. Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.
3. Memperbaiki koordinasi antara pelaksana program.
4. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai
kebutuhan.
BAB IV
RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
4.1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan
Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap
penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil
keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan.
Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang
paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.
4.1.1.Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari- Oktober 2012
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan angka
Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari-Oktober
2012yang didapatkan pada Bab III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :
Tabel 4.1. Rencana Usulan Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Galur periode Januari - Oktober 2012
No KEPUTUSANRENCANA
KEGIATANTARGET
VOLUME
KEGIATANBIAYA KETERANGAN
1. Mengadakan
Pelatihan
kepada
petugas
Puskesmas
secara rutin
dan
terstruktur
terutama
Merencanakan
pelatihan rutin
antara anggota
dan
penanggung
jawab program
Untuk
membangun
koordinasi
yang baik
antar anggota
1x/ tahun
Biaya
operasion
al
Rp
150.000,-
Dilakukan pada
bulan Januari pada
minggu pertama
Mengajukan
proposal
penambahan
tenaga
Memperbany
ak kuantitas
SDM
1x/ tahun Biaya
operasion
al
Rp
Dilakukan pada
bulan Januari pada
awal minggu kedua
mengenai
imunisasi
kesehatan di
Puskesmas
100.000,-
Memberikan
refreshing
ilmu dan
tanggung
jawab akan
program ini
Memperbaiki
kualitas
SDM yang
telah ada1x/ bulan
Biaya
operasion
al
Rp
250.000,-
Dilakukan pada
awal minggu
pertama setiap dua
bulan sekali
2. Melakukan
penyuluhan
pada
masyarakat
tentang
pentingnya
imunisasi pada
bayi
Mengumpulka
n kader dan
memberi
pengarahan
tentang
pentingnya
imunisasi pada
bayi
Menambah
tenaga
relawan
untuk
memberi
wawasan
kepada
masyarakat
akan
pentingnya
imunisasi
pada bayi
1x/bulan
Biaya
rapat
Rp
300.000,-
Dilakukan pada
minggu kedua
setiap awal bulan
Mengajukan
proposal
penambahan
tenaga
kesehatan di
Puskesmas
Mendapatkan
tenaga
kesehatan
sesuai dengan
keahliannya
1x/tahun
Biaya
pembuata
n dan
pengajuan
proposal
Rp
50.000,-
Dilakukan pada
bulan januari awal
minggu ketiga
Memberikan
arahan dan
pelatihan
kepada tenaga
kerja baru
mengenai
tugas dan
Mendapatkan
tenaga kerja
baru yang
kompeten di
bidangnya
1x/tahun Biaya
operasion
al
Rp
200.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
awal minggu
pertama
tanggung
jawabnya
3.
Menyarankan
kepada Dinas
kesehatan agar
melakukan
perancangan
anggaran
sesuai
kebutuhan
Membuat
proposal untuk
rencana
penambahan
tenaga
puskesmas
Mendapat
persetujuan
untuk
menambah
tenaga
puskesmas
1x/tahun
Biaya
pembuata
n
proposal
Rp.
100.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
minggu kedua
Mengadakan
rapat
pengadaan
barang yang
sesuai
kebutuhan
Mendapat
persetujuan
untuk
pengadaan
barang yang
sesuai
kebutuhan
1x/tahun
Biaya
rapat
Rp.300.00
0,-
Dilakukan pada
bulan desember
minggu ketiga
4.
Memperbaiki
kordinasi
antara pemilik
program.
Mengadakan
rapat untuk
membahas
rencana
pencatatan
data pasien
Mendapat
persetujuan
untuk
mengadakan
kunjungan
rumah
1x/tahun
Biaya
rapat
Rp.
150.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
awal minggu kedua
Membuat
proposal
rencana kerja
dan kunjungan
rumah.
Peningkatan
ketrampilan
kader agar
mampu
melaksanank
an pendataan
yang akurat
1x/tahun Biaya
pembuata
n dan
pengajuan
proposal
Rp.
50.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
awal minggu ketiga
Melaksanakan
pelatihan
pendataan
sasaran bagi
kader
2x/tahun
Biaya
operasion
al
Rp.200.00
0,-
Dilakukan pada
bulan Januari dan
Agustus minggu
pertama (setiap 6
bulan sekali)
TOTAL Rp. 1.850.000,-
4.1.2.Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode
Januari – Oktober 2012
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan
Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari –
Oktober 2012 yang didapatkan pada Bab III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai
berikut :
Tabel 4.2. Rencana Usulan Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Johar Baru periode Januari – Oktober 2012
No KEPUTUSANRENCANA
KEGIATANTARGET
VOLUME
KEGIATANBIAYA KETERANGAN
1.
Menyusun
jadwal untuk
melakukan
pertemuan
rutin
Merencanakan
pertemuan
rutin antara
anggota dan
penanggung
jawab program
Untuk
membangun
koordinasi
yang baik
antar anggota
1x/ tahun
Biaya
operasion
al
Rp
150.000,-
Dilakukan pada
bulan Januari pada
minggu pertama
Mengajukan
proposal
penambahan
tenaga
kesehatan di
Puskesmas
Memperbany
ak kuantitas
SDM1x/ tahun
Biaya
operasion
al
Rp
100.000,-
Dilakukan pada
bulan Januari pada
awal minggu kedua
Memberikan
refreshing
ilmu dan
tanggung
jawab akan
program ini
Memperbaiki
kualitas
SDM yang
telah ada1x/ 2 bulan
Biaya
operasion
al
Rp
250.000,-
Dilakukan pada
awal minggu
pertama setiap dua
bulan sekali
2. Melakukan
penyuluhan
Mengumpulka
n kader dan
Menambah
tenaga
1x/bulan Biaya
rapat
Dilakukan pada
minggu kedua
pada
masyarakat
tentang
pentingnya
imunisasi pada
bayi
memberi
pengarahan
tentang
pentingnya
imunisasi pada
bayi
relawan
untuk
memberi
wawasan
kepada
masyarakat
akan
pentingnya
imunisasi
pada bayi
Rp
300.000,-
setiap awal bulan
Mengajukan
proposal
penambahan
tenaga
kesehatan di
Puskesmas
Mendapatkan
tenaga
kesehatan
sesuai dengan
keahliannya
1x/tahun
Biaya
pembuata
n dan
pengajuan
proposal
Rp
50.000,-
Dilakukan pada
bulan januari awal
minggu ketiga
Memberikan
arahan dan
pelatihan
kepada tenaga
kerja baru
mengenai
tugas dan
tanggung
jawabnya
Mendapatkan
tenaga kerja
baru yang
kompeten di
bidangnya1x/tahun
Biaya
operasion
al
Rp
200.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
awal minggu
pertama
3. Menyarankan
kepada Dinas
kesehatan agar
melakukan
perancangan
anggaran
sesuai
Membuat
proposal untuk
rencana
penambahan
tenaga
puskesmas
Mendapat
persetujuan
untuk
menambah
tenaga
puskesmas
1x/tahun
Biaya
pembuata
n
proposal
Rp.
100.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
minggu kedua
Mengadakan
rapat
Mendapat
persetujuan
1x/tahun Biaya Dilakukan pada
bulan desember
kebutuhan
pengadaan
barang yang
sesuai
kebutuhan
untuk
pengadaan
barang yang
sesuai
kebutuhan
rapat
Rp.300.00
0,-
minggu ketiga
4.
Memperbaiki
kordinasi
antara pemilik
program.
Mengadakan
rapat untuk
membahas
rencana
pencatatan
data pasien
Mendapat
persetujuan
untuk
mengadakan
kunjungan
rumah
1x/tahun
Biaya
rapat
Rp.
150.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
awal minggu kedua
Membuat
proposal
rencana kerja
dan kunjungan
rumah.
Peningkatan
ketrampilan
kader agar
mampu
melaksanank
an pendataan
yang akurat
1x/tahun
Biaya
pembuata
n dan
pengajuan
proposal
Rp.
50.000,-
Dilakukan pada
bulan desember
awal minggu ketiga
Melaksanakan
pelatihan
pendataan
sasaran bagi
kader
2x/tahun
Biaya
operasion
al
Rp.200.00
0,-
Dilakukan pada
bulan Januari dan
Agustus minggu
pertama (setiap 6
bulan sekali)
TOTAL Rp. 1.850.000,-
Ket : * Tidak ada biaya operasional
4.2. Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah
Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan
pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan
pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut ini :
Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Kegiatan Cakupan imunisasi DPT/HB1 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur dan Kelurahan Johar Baru periode Januari -
Oktober 2012
No Kegiatan
Bulan
Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Merencanakan pertemuan rutin
antara anggota dan penanggung
jawab program
Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu pertama
2. Mengajukan proposal
penambahan tenaga kesehatan
di Puskesmas
Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu kedua
3. Memberikan refreshing ilmu
dan tanggung jawab akan
program ini
x
4. Mengumpulkan kader dan
memberi pengarahan tentang
pentingnya imunisasi pada bayi
X x
5. Mengajukan proposal
penambahan tenaga kesehatan di
puskesmas
Dilakukan pada bulan Januari pada awal minggu ketiga
6. Memberikan arahan dan
pelatihan kepada tenaga kerja
baru mengenai tugas dan
tanggung jawabnya
X
7. Mengadakan rapat mengenai
promosi puskesmas kepada
masyarakat
x
8. Mengadakan rapat untuk
membahas rencana pencatatan
X
data pasien
9. Membuat proposal rencana
kerja dan kunjungan rumahx
10. Melaksanakan pelatihan
pendataan sasaran bagi kaderDilakukan pada bulan Januari dan Agustus minggu pertama
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Hanya 1 program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang dievaluasi, yaitu
program imunisasi dasar. Setelah dicermati, didapatkan 34 permasalahan yang teridentifikasi dan
akhirnya ditetapkan dua prioritas masalah selama bulan Januari s/d Oktober tahun 2012. Kedua
prioritas masalah tersebut antara lain :
1. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode
Januari – Oktober 2012.
2. Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru
periode Januari – Oktober 2012.
Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa atau fishbone didapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap program
dilakukan diskusi dan justifikasi, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta
alternatif cara pemecahan masalah, yaitu :
5.1.1.Akar penyebab masalah dominan dari Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari – Oktober 2012
Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:
1. Kurangnya SDM yang berkualitas.
2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.
3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya.
4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.
5.1.2.Akar penyebab masalah dominan dari Cakupan imunisasi DPT/HB1 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari – Oktober 2012
Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:
1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.
2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.
3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.
4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing.
5.2. Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut ada beberapa hal yang
disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Baru sebagai
berikut :
5.2.1.Alternatif penyebab masalah dominan dan Alternatif Pemecahan MasalahCakupan
imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Galur periode Januari –
Oktober
Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:
1. Kurangnya SDM yang berkualitas.
2. Kurangnya kesadaran warga untuk mencari informasi tentang imunisasi.
3. Rencana anggaran Dinas Kesehatan harus diseusaikan dengan kebutuhan warganya.
4. Pelaksanaan program imunisasi yang kurang terstruktur.
Sehingga alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah :
1. Mengadakan Pelatihan kepada petugas Puskesmas secara rutin dan terstruktur
terutama mengenai imunisasi.
2. Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.
3. Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai
kebutuhan baik materi ataupun tenaga.
5.2.2.Alternatif penyebab masalah dominan danAlternatif Pemecahan Masalah Cakupan
imunisasi DPT/HB1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru periode Januari –
Oktober 2012
Empat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:
1. Jarangnya mengadakan suatu pertemuan.
2. Kurangnya media yang membahas tentang pentingnya imunisasi bagi bayi.
3. Rencana anggaran melebihi jumlah target sasaran imunisasi.
4. Pelaksana program sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Sehingga alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah :
1) Menyusun jadwal untuk mengadakan pertemuan rutin.
2) Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pada bayi.
3) Menyarankan kepada Dinas kesehatan agar melakukan perancangan anggaran sesuai kebutuhan.
4) Memperbaiki kordinasi antara pelaksana program.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwir,A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Binarupa Aksara;1996.
2. Laporan Bulanan Imunisasi. Kecamatan Johar Baru bulan Januari s/d Oktober 2012. Jakarta
: Puskesmas Kecamatan Johar Baru; 2012.
3. Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru tahun 2011. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Johar
Baru; 2011.
4. Trihono, Arrimes. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto; 2005.