Resume Imun

22
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga resume ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan penulis semoga resume ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi resume agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Surabaya, 12 November 2015 1
  • date post

    10-Jul-2016
  • Category

    Documents

  • view

    11
  • download

    0

Transcript of Resume Imun

Page 1: Resume Imun

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga resume ini

dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi

maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga resume ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi resume

agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Surabaya, 12 November 2015

1

Page 2: Resume Imun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. 1

Daftar Isi ……………………………………………………………………………… 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………… 3

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 3

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Resume …..………………………………………………………....……….. 5

2.2 Penambahan ………………………………………………………...……….. 7

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan ………………………………………………………………….… 14

3.2 saran ……..………………………………………………………………….… 14

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Resume Imun

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Makhluk hidup secara alami memiliki system pertahanan tubuh yang berkaitan dengan

pemeliharan kelangsungan hidupnya. Makhluk hidup akan berusaha mempertahankan

dirinya dari penyerangan yang tidak dikehendaki seperti virus, bakteri, jamur. dan

organisme lain yang dapat masuk ke dalam tubuh kita dan menyebabkan penyakit . Pada

saat terkena penyakit, tubuh kita merasa tidak nyaman atau merasakan sakit. Hal ini

berarti tubuh kita kemasukan virus atau organisme penyebab penyakit. Namun, meskipun

di sekitar kita selalu terdapat virus atau organisme penyebab penyakit tersebut. tubuh kita

tidak selalu terkena suatu penyakit. Tubuh kita dapat mencegah atau menolak suatu

penyakit masuk ke dalam tubuh. Tubuh kita memiliki sistem imun. Sistem imun tersusun

dari sel-sel dan jaringan yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap

infeksi atau penyakit.

Organisme penyebab penyakit (patogen) dapat masuk ke dalam tubuh dan memasuki

jaringan atau sel-sel dalam tubuh. Patogen juga dapat menghancurkan sistem irnun dalam

tubuh kita dan menggandakan diri di dalam tubuh. Patogen juga dapat menghancurkan

jaringan - jaringan dalam tubuh kita dengan melepaskan racun. Jika kekebalan tubuh kita

dapat dikalahkan oleh patogen, berarti tubuh kita mengalami suatu penyakit.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja fungsi organ limfa?

2. Ada berapa macam system imun di dalam tubuh makhluk hidup?

3. Bagaimana mekanisme pathogen menyerang tubuh?

4. Ada berapa macam garis pertahanan terhadap adanya invasi?

5. Apa saja yang di hasilkan di sumsum tulang ?

6. Bagaimana batas nilai normal dari sel darah ?

7. Bagaimana langkah respon inflamasi ?

3

Page 4: Resume Imun

1.3 Tujuan

1. Menegetahui apa saja fungsi organ limfa.

2. Mengetahui macam - macam system imun di dalam tubuh makhluk hidup.

3. Mengetahui mekanisme pathogen menyerang tubuh.

4. Menegetahui macam - macam baris pertahanan terhadap adanya invasi.

5. Mengetahui apa saja yang di hasilkan di sumsum tulang.

6. Mengetahui batas nilai normal dari sel darah.

7. Mengetahui langkah respon inflamasi.

4

Page 5: Resume Imun

BAB 2

Pembahasan

2.1 Resume

Tubuh manusia adalah habitat yang ideal bagi pathogen untuk hidup karena mengandung

nutrien yang melimpah yang digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Patogen

dapat berupa bakteri, jamur, protozoa, parasit, dan virus. Patogen tersebut dapat masuk ke

dalam tubuh melalui udara, makanan, air, dan luka. Sistem imun bersinergi dengan sistem

limfatik untuk melindungi tubuh dari infeksi pathogen. Pada sistem limfatik terdiri dari

pembuluh limfatik dan organ limfatik.

A. Organ limfa memiliki fungsi antara lain sebagai :

1. Menyerap kelebihan cairan dan mengembalikannya ke dalam darah.

2. Menyerap lemak dalam bentuk lipoprotein

3. Memproduksi, memeliharaan, dan mendistribusikan limfosit

4. Membantu pertahanan tubuh melawan pathogen

Kelenjar getah bening, limpa, kelenjar timus, dan sumsum tulang merah adalah organ

lympathic utama yang membantu kekebalan tubuh. Apabila pathogen telah masuk

kedalam tubuh maka akan terjadi pembesaran ½ hingga 2 inci ketika sebagai respon

terhadap pathogen yang telah masuk kedalam tubuh manusia.

Sel darah putih sangat sensitive dalam membedakan pathogen. Limfosit menggunakan

molekul permukaan untuk menentukan benda asing atau bukan yang masuk kedalam

tubuh. Apabila yang terdeteksi adalah pathogen limfosit akan segara menghilangkan

mikroba yang masuk ke dalam tubuh dengan cara di hancurkan.

B. Macam – macam system imun dibagi menjadi 2 :

1. system imun innate / bawaan dari lahir

Bagian luar tubuh yang terdiri dari kulit dan membrane mukosa , sedangkan untuk

bagian dalam tubuh terdiri dari fagosit , antimikroba protein , respon inflamasi.

2. system aquired

Yang terdiri dari tubuh manusia sendiri yang berupa antibody dan yang terdapat di

dalam sel seperti sitotoksik dan sel limfa.

5

Page 6: Resume Imun

Imunitas aktif / system innate diberikan oleh respon host terhadap antigen mikroba,

sedangkan imunitas pasif / system aquired diberikan melalui transfer angkat atau

antibodi atau limfosit T spesifik untuk mikroba. Kedua bentuk kekebalan memberikan

perlawanan terhadap infeksi dan spesifik untuk antigen mikroba, tetapi hanya respon

imun aktif yang menghasilkan memori imunologi. Sel transfer bisa dilakukan hanya

antara donor dan penerima genetik identik untuk menghindari penolakan dari sel-sel

yang ditransfer.

C. Mekanisme pathogen menyerang tubuh:

1. terjadi paparan pathogen melalui kulit atau mukosa

2. terjadi invasi melalui sel epitel, sehingga pathogen dapat masuk kedalam jaringan

tubuh

3. pathogen yang telah masuk berkoloni dan tumbuh serta memproduksi virulensi

berupa toxin

4. toxin yang dihasilkan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan.

D. Baris pertahanan tubuh terhadap invasi:

1. Hambatan untuk masuk, yang terdiri dari kulit dan membrane mukosa yang

bertindak untuk mencegah patogen dari mendapatkan masuk ke dalam tubuh.

2. responden pertama, seperti sel-sel darah putih fagosit, respon peradangan, demam,

natural killer sel yang bertindak untuk mencegah infeksi setelah invasi terjadi

karena patogen mendapatkan Past harrier dan masuk dalam tubuh.

3. pertahanan Acquired mengatasi infeksi dengan membunuh agen penyebab penyakit

tertentu yang telah memasuki tubuh.

E. Berbagai jenis sel darah yang di hasilkan sumsum tulang , antara lain:

1. eritrosit yang terdiri dari eritrosit

2. trombosit yang terdiri dari plateles , basofil , neotrofil, eosinofil , dan monosit

3. leukosit terdiri dari limfosite

F. Batas nilai normal sel darah :

a. leukosit : 4500 – 11.000

6

Page 7: Resume Imun

b. neutrofil : 1800 – 7700

c. eosofil : 0 – 450

d. basofil : 0 – 200

e. limfosit : 1000 – 4800

f. monosit : 0 – 800

G. Langkah respon inflamasi :

1. Karena perubahan kapiler di daerah yang rusak dan pelepasan mediator kimia,

seperti histamin oleh sel mast daerah meradang menunjukkan kemerahan, panas,

bengkak, dan nyeri.

2. Makrofag melepaskan sitokin, yang merangsang kekebalan tubuh reponses

inflamasi dan lainnya

3. Monosit dan neutrofil masuk melalui dinding kapiler dari darah dan

olcphagocytize patogen

4. Bekuan darah dapat membentuk segel untuk mencegah terjadinya kehilangan

darah.

2.2 Pengembangan

A. Fungsi system imun

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai berikut :

1. penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh

2. untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen

tubuh yang telah tua

3. sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta

menghancurkannya.

Sistem imun melibatkan banyak sekali komponen untuk menjalankan fungsinya dan

tidak dapat bekerja sendiri - sendiri , melainkan harus terjalin dalam satu kesatuan

Pada Prinsipnya, jika sistem imun seeorang bekerja optimal, orang tersebut tidak

mudah terkena penyakit dan sistem keseimbangannya iuga normal. Namun, sistem

imun tidak dapat dibentuk dalam waktu singkat. Respon imun tubuh alamiah

terhadap serangan patogen baru akan muncul dalam waktu 24 Jam.

7

Page 8: Resume Imun

B. Macam – macam respon imun

a. Respons Imun Non-spesifik

Respons imun non-spesifik, merupakan imunitas bawaan (innate immunity)

yaitu respons terhadap zat asing, dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak

pernah terpapar pada zat tersebut. Imunitas ini diturunkan secara alami, tidak

selektif dalam menahan setiap benda asing atau sel abnormal pada pertama kali

terpapar. Respons ini mempertahankan tubuh terhadap infeksi, iritasi, bahan

kimia, luka jaringan karena trauma mekanik atau terbakar.

Respons imun non-spesifik berperan dengan menyertakan beberapa agens

pertahanan tubuh, misalnya:

a)Pada peradangan menyertakan neutrofil dan makrofag.

b)Interferon untuk menahan serangan virus.

c)Natural killer cel, sejenis limfosit menahan serangan virus dan sel tumor.

d)Sistem komplemen, suatu plasma protein.

Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen,

misalnya antigen bakteri, adalah dengan mengahancurkan bakteri tersebut secara

non-spesifik dengan fagositosis. Untuk mencapai hal ini, maka fagosit harus

bergerak menuju sasaran yang memungkinkan dilepaskannya zat atau mediator

tertentu, yang disebut faktor leukotaktik atau kemotaktik yang berasal dari

bakteri maupun yang dilepaskan oleh neutrofil atau makrofag yang sebelumnya

telah berada dilokasi bakteri.

Respons imun non-spesifik membentuk lini pertahanan pertama terhadap sel

asing, cedera, atau peradangan. Kerusakan jaringan sebagian besar di perantarai

oleh fagosit yang berubah menjadi makrofag, sekresinya menghancurkan sel

asing dan sel yang rusak melalui proses fagositosis dan pengeluaran zat kimia.

Pertahanan non-spesifik yang beraksi tanpa memandang apakah agens pencetus

pernah atau belum pernah dijumpai. Misalnya:

a) Peradangan, suatu respons non-spesifik terhadap cedera jaringan. Pada

keadaan ini spesialis fagosit neutrofil dan makrofag dalam memberi

bantuan dari sel-sel imun jenis lain.

b) Interferon, sekelompok protein yang secara non-spesifik mempertahankan

tubuh terhadap infeksi virus.

8

Page 9: Resume Imun

c) Sel natural killer: sel jenis khusus mirip limfosit yang secara spontan dan

relatif non-spesifik menyebabkan ruptur dan menghancurkan sel penjamu

yang terinfeksi virus dan sel kanker

d) Sistem komplemen, sekelompok protein plasma inaktif yang apabila

diaktifkan secara sekuensial, menghancurkan sel asing dengan menyerang

membran plasma. Secara non-spesifik diaktifkan oleh adanya benda asing

juga antibodi yang dihasilkan sebagai respons imun spesifik terhadap

mikroorganisme tertentu. Sistem komplemen terlibat dalam mekanisme

pertahanan non-spesifik dan spesifik. Berbagai komponen dalam sistem

imun melakukan interaksi yang erat dan saling bergantung sehingga

sistem ini sangat efektif.

b. Respons Imun Spesifik

Respons imun spesifik merupakan respons didapat (dari luar organisme). Sel-sel

leukosit memegang peran penting dalam respons imun terutama limfosit, yang

merupakan inti dalam proses imun spesifik. Sel ini dapat mengenal setiap jenis

antigen baik intraseluler maupun ekstraseluler, misalnya dalam cairan tubuh

atau dalam darah. Responsnya bersifat selektif yang ditujukan pada materi asing

tertentu dan tubuh pernah terpapar sebelumnya, respons imun ini dilakukan

melalui limfosit. Antibodi dihasilkan oleh sel limlosit B dan teraktivasi bila

mengenali antigen yang terdapat pada Permukaan sel patogen, dengan bantuan

sel limfosit T. Terdapat tiga jenis sel limfosit B, yaitu sebagai berikut:

1. Sel B plasma, mensekresikan antibodi ke sistem sirkulasi tubuh. Setiap

antibodi sifatnya spesifik terhadap satu antigen patogenik. Sel plasma

memproduk sel antibodi sangat cepat yaitu sekitar 2000 per detik untuk

tiap sel. Sel plasma yang aktif dapat hidup selama 4 sampai 5 hari.

2. Set B memori, hidup untuk waktu yang lama dalam darah. Sel tersebut

tidak memproduksi antibodi, tapi diprogram untuk mengingat suatu

antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi

infeksi kedua.

3. Sel B pembelah, berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-scl

limfosit B.

9

Page 10: Resume Imun

Respons imun spesifik dimulai dengan aktifitas makrofag (antigen presenting

cell) yang memproses antigen, sedemikian lupa sehingga dapat menimbulkan

interaksi dengan sel-sel imun spesifik . Dengan rangsangan antigen yang telah

diproses, sel-sel sistem imun bernefroliferasi (beradaptasi dengan ginjal) dan

berdiferensiasi (membedakan) sehingga menjadi sel yang memiliki kompetensi

imunologik dan mampu bereaksi dengan antigen . Respons imun spesifik

mencakup imunitas yang diperantarai oleh antibodi yang dilaksanakan oleh

turunan limfosit B dan imunitas yang diperantarai oleh sel yang dilaksanakan

oleh limfosit T .

Respons imun spesifik adalah serangan selektif yang ditujukan untuk membatasi

atau menetralisasi serangan tertentu yang oleh tubuh telah disiapkan untuk

dihadapi, karena tubuh sebelumnya sudah pernah terpajan ke sasaran tersebut,

Terdapat dua kelas respons imun spesifik:

a) Imunitas yang diperantai oleh antibodi atau imunitas humoral yang

melibatkan pembentukan antibodi oleh turunan limfosit B.

b) Imunitas yang diperantarai oleh sel atau imunitas seluler, melibatkan

pembentukan limfosit T aktif yang secara langsung menyerang sel-sel

yang tidak diinginkan.

Mekanisme Imun Non-Spesifik Mekanisme Imun Spesifik

Peradangan

1. Pencaplokan bakteri invasif oleh

makrofag jaringan.

1. Pengolahan dan penyajian bakteri

oleh makrofag ke sel B spesifik

untuk antigen tersebut.

2. Respons vaskuler yang diinduksi oleh

histamine untuk meningkatkan aliran

darah ke tempat peradangan, sehingga

lebih banyak sel efektor imun dan

protein plasma.

2. Proliferasi dan diferensiasi klon sel B

menjadi sel plasma dan sel pengikat.

Sekresi antibodi oleh sel plasma yang

mengikat bakteri secara spesifik

3. Pengepungan tempat peradangan oleh

bekuan fibrin.

3. Penguatan oleh interkulin yang

dikeluarkan oleh makrofag.

10

Page 11: Resume Imun

4. Emigrasi neutrofil anmonosit/

makrofag ketempat peradangan untuk

mencaplok dan menghancurkan benda

asing dan untuk membersihkan debris

sel.

4. Penguatan oleh sel T penolong yang

telah diaktifkan oleh antigen bakteri

yang sama yang telah di olah dan

disakijan oleh makrofag.

5. Sekresi zat perantara kimiawi oleh sel

fagositikyang meningkatkan respon

imun non-spesifik dan spesifik serta

mencetuskan gejala lokal dan sistemik

yang terkait dengan infeksi.

5. Pengikat antibodi dengan bakteri dan

penguatan mekanisme non-spesifik yang

menyebabkan distruksi bakteri yang

bersangkutan :

Bakteri sebagai obsonin untuk

meningkatkan aktifitas fagosit.

Pengaktifan sistem komplemen.

Stimulasi sel pembunuh, yang secara

langsung melisiskan bakteri.

Pengaktifan non-spesifik sistem

komplemen.

6. Pembentukan tonjolan membran/ attack

complex yang menimbulkan lubang

didinding bakteri lisis. Pengikat

berbagai tahanan peradangan.

6. persistesi sel pengikat yang mampu

berespons secara lebih tepat dan kuat

jika bakteri yang sama kembali masuk.

C. Konsep sel darah putih sebagai pertahanan tubuh terhadap petogen, terdiri dari :

1. Neutrofil untuk fagositosis

2. Eosinofil berperan dalam reaksi alergi

3. Basofil berperan dalam reaksi inflamasi

4. Monosit berfungsi untuk fagositosis

5. Limfosit berperan dalam respon imun spesifik

D. Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah Putih

Sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap patogen. Terdapat lima

jenis sel darah putih yang semuanya berasal dari pembelahan se!—sel stem yang

11

Page 12: Resume Imun

terdapat di sumsum tulang. Sel darah putih tersebut adalah neutrofil, eosinofil, basofil,

monosit. dan limfosit.

Neutrofil memiliki ciri nukleus berlobus, dan merupakan sel darah putih terbesar.

Netrofil memiliki fungsi fagositosis, yaitu menelan mikroorganime dan sisa - sisa sel

mati. Eosinofil memiliki peranan dalam reaksi alergi. Basofil dapat melepaskan

senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi (pembengkakan).

Monosit menupakan sel berukuran besar dengan nukleus yang berbentuk seperti

ginjal. Monosit akan berkembang menjadi makrofag yang juga berfungsi fagositosis.

limfosit berukuran kecil dengan nukleus yang besar dan bulat. Limfosit terdiri atas

dua jenis sel yang keduanya memiliki peran penting dalam sistem imun, yaitu

limmosit B dan limfosit T. Limfosit B berperan dalam antibodi. sementara limfosit T

berperan dalam imunitas yang di perantarai sel. Kedua jenis sel limfosit tersebut akan

bermigrasi dari sumsum tulang ke nodus limfe dan limpa. tempat sel tersebut menjadi

rnatang. Dalam perjalanan. sel limfosit T akan melewati timus, dan setelah melewati

organ tersebut limfosit T akan memiliki kemampuan mengenali antigen ( suatu

senyawa kimia yang terdapat pada permukaan sel mikroorganisme dan benda asing )

yang spesifik. Neutrofil dan limfosit menuyusn 90 % dari sel darah putih dalam ubuh,

dan sisa 10% disusun oleh monosit, eosinofil, dan basofil.

E. Proses terjadinya inflamasi

Inflamasi atau pembengkakan jaringan merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan

jaringan. Baik dalam respon terhadap luka, gigitan serangga, atau cedera akibat

pukulan keras, tanda-tanda terjadinya inflamasi tetap sama, yaitu sebagai berikut:

1. timbul warna kemerahan. Hal tersebut disebabkan pembuluh darah membesar.

meningkatkan aliran darah ke area jaringan yang rusak.

2. timbul panas. Hal tersebut juga disebahkan aliran darah yang lebih cepat.

3. Terjadi pembengkakan. Aliran darah yang meningkat menyebabkan makin

banyak cairan jaringan yang masuk ke dalam jaaringan yang rusak,

menyebabkan jaringan membengkak.

4. Timbul rasa sakit. Jaringan yang membengkak menekan reseptor dan saraf.

Selain itu, zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel di area jaringan rusak juga

menstimulasi saraf. Inflamasi sangat berguna bagi pertahanan tubuh. sebab reaksi

12

Page 13: Resume Imun

tersebut mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses

penyembuhan. Reaksi tersebut juga memberikan informas pada komponen sistem

imun lain.

F. Proses Fagositosis

Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih jenis neutrofil dan monosit. proses

fagositosis meliputi sel darah putih memelan patogen. membawanya ke dalam

vakuola yang ada di sitoplasma sel tersebut, lalu mencernanya dengan enzim litik.

G. Beberapa jenis kekebalan tubuh meliputi :

1. Kekebalan aktif alami : diperoleh ketika sakit, antibodi tetap didalam darah

untuk mencegah serangan lain penyakit yang sama. Tipe imun ini bisa

dihasilkan oleh apa yang disebut infeksi non-klinis, karena tubuh terpapar pada

sejumlah kecil mikroorganisme dalam jumlah yang tidak cukup untuk

memunculkan suatu gejala difinitif (gejala pasti) tetapi cukup untuk

menstimulasi produk antibodi.

2. Kekebalan aktif buatan diberikan kepada anak-anak dan orang yang bepergian

untuk mencegah mereka terkena penyakit yang serius atau fatal. Suntikan

mikroorganisme yang suda mati atau hidup diberikan dan tubuh berespons

dengan menghasilkan antibodi. Dengan cara ini imun aktif dibuat. Toksin yang

tidak berbahaya juga digunakan untuk memberikan imun tipe ini. Toksin adalah

racun kimia yang dihasilkan mikroorganisme, jika diberikan dalam kondisi tidak

berbahaya.

13

Page 14: Resume Imun

BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Di dalam tubuh setiap manusia memiliki system imun yang berguna untuk

menghancurkan pathogen – pathogen yang dapat menyebabkan penyakit di dalam tubuh.

System imun terdiri dari system imun innate dan system imun acquired yang memberikan

perlawanan terhadap infeksi dari pathogen yang menyerang.

3.2 Saran

Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan resume di

kemudian hari.

14

Page 15: Resume Imun

DAFTAR PUSTAKA

1. James, Joyce ., Baker , Colin ., Swain , Helen. 2008. Prinsip – Prinsip SAINS untuk

Keperawatan. Jakarta : Erlangga.

2. Morton, Patricia Gonce. 1997. Panduan Pemeriksaan Kesehetan dengan Dokumentasi

SOAPIE. Jakarta : EGC.

3. Aryulina, Diah, Ph.D ., Muslim, Choirul, Ph.D. 2006. Biologi SMA dan MA untuk

kelas XI. Jakarta: Esis.

4. Playfair, J.H.L ., Chain, B.M. 2012. At a Glance Imunologi. Jakarta:Erlangga.

15