LP Walker Dan Tongkat

5
INTERVENSI PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI: PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN: TONGKAT DAN WALKER Oleh: Rahma Fadillah Sopha, 1006672876, KG3 A A. Pengertian Alat bantu gerak adalah alat yang digunakan untuk membantu klien dalam bermobilisasi dengan mudah. Beberapa tujuan penggunaan alat bantu gerak untuk ambulansi yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot, menurunkan resiko komplikasi immobilisasi, menurunkan ketergantungan klien dan meningkatkan rasa percaya diri klien. Tugas perawat adalah mengukur alat-alat tersebut agar sesuai dengan kondisi klien. Tugas perawat dalam pemakaian alat bantu ini adalah mengajari klien cara untuk menggunakan alat bantu dengan aman, mencapai kestabilan dalam berjalan, naik turun tangga, dan bangkit dari duduk. Pencegahan komplikasi dari tindakan serta pertimbangan aspek keamanan perawat dapat dilakukan beberapa cara, yaitu: 1. Perawat mengkaji toleransi aktivitas, kekuatan nyeri, koordinasi, dan keseimbangan klien untuk menentukan jumlah bantuan yang diberikan. 2. Perawat memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan di jalan klien. Kursi, penutup meja, tempat tidur, kursi roda disingkirkan dari jalan sehingga klien memiliki ruangan yang luas untuk berjalan. 3. Sebelum memulai, menentukan tempat beristirahat pada kasus dengan perkiraan kurang toleransi aktivitas atau klien menjadi pusing. 4. Untuk mencegah hipotensi ortostatik, klien harus dibantu untuk duduk di sisi tempat tidur dan harus istirahat selam 1-2 menit sebelum berjalan. Keseimbangan klien harus stabil sebelum berjalan. Perawat harus memberikan sokongan pada pinggang sehingga pusat gravitasi klien tetap berada di garis tengah. Hal ini dapat dicapai ketka perawat menempatkan kedua tangannya pada pinggang klien atau menggunakan ikat pinggang berjalan. Klien yang terlihat tidak siap atau pusing harus dikembalikan ke tempat tidur

description

Laporan Pendahuluan

Transcript of LP Walker Dan Tongkat

Page 1: LP Walker Dan Tongkat

INTERVENSI PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI: PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN: TONGKAT DAN WALKER

Oleh: Rahma Fadillah Sopha, 1006672876, KG3 A

A. PengertianAlat bantu gerak adalah alat yang digunakan untuk membantu klien dalam

bermobilisasi dengan mudah. Beberapa tujuan penggunaan alat bantu gerak untuk ambulansi yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot, menurunkan resiko komplikasi immobilisasi, menurunkan ketergantungan klien dan meningkatkan rasa percaya diri klien.

Tugas perawat adalah mengukur alat-alat tersebut agar sesuai dengan kondisi klien. Tugas perawat dalam pemakaian alat bantu ini adalah mengajari klien cara untuk menggunakan alat bantu dengan aman, mencapai kestabilan dalam berjalan, naik turun tangga, dan bangkit dari duduk.

Pencegahan komplikasi dari tindakan serta pertimbangan aspek keamanan perawat dapat dilakukan beberapa cara, yaitu:1. Perawat mengkaji toleransi aktivitas, kekuatan nyeri, koordinasi, dan keseimbangan

klien untuk menentukan jumlah bantuan yang diberikan. 2. Perawat memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan di jalan klien.

Kursi, penutup meja, tempat tidur, kursi roda disingkirkan dari jalan sehingga klien memiliki ruangan yang luas untuk berjalan.

3. Sebelum memulai, menentukan tempat beristirahat pada kasus dengan perkiraan kurang toleransi aktivitas atau klien menjadi pusing.

4. Untuk mencegah hipotensi ortostatik, klien harus dibantu untuk duduk di sisi tempat tidur dan harus istirahat selam 1-2 menit sebelum berjalan. Keseimbangan klien harus stabil sebelum berjalan. Perawat harus memberikan sokongan pada pinggang sehingga pusat gravitasi klien tetap berada di garis tengah. Hal ini dapat dicapai ketka perawat menempatkan kedua tangannya pada pinggang klien atau menggunakan ikat pinggang berjalan. Klien yang terlihat tidak siap atau pusing harus dikembalikan ke tempat tidur atau kursi terdekat. Jika klien mulai pingsan atau mulai jatuh, perawat harus memberi sokongan dengan dasar lebar yaitu satu kaki di depan yang lain sehingga menyangga berat badan klien.

Klien hemiplegia (paralisis pada satu sisi) atau hemiparesis (kelemahan pada satu sisi) sering memerlukan bantuan berjalan. Perawat selalu berdiri di bagian samping klien yang sakit dan menyokong klien dengan satu lengan memeluk pinggang klien dan lengan lain mengelilingi lengan bagian inferior klien sehingga tangan perawat berada di bawah aksila klien. Perawat yang tidak kuat dan tidak mampu memindahkan klien sendirian harus membutuhkan bantuan. Metode jika perawat dan klien mempunyai persamaan tinggi, yakni perawat berdiri di setiap sisi klien dengan lengan terdekatnya menyelip di bawah lengan klien ke arah punggung. Perawat kemudian menggenggam lengan klien. Lengan klien diletakkan di atas bahu perawat dan perawat menstabilkan lengan klien dengan tangannya yang bebas.

B. Indikasi

1. Pasien tirah baring lama

Page 2: LP Walker Dan Tongkat

2. Pasien yang masih lemah3. Pasien yang terdapat fraktur pada kaki

C. Kontra indikasi 1. Pasien dengan penurunan kesadaran.2. Pasien dengan fraktur yang  parah dan belum ada penyatuan tulang.3. Pasien yang mengalami kelemahan (malaise)

D. Alat dan bahan 1. Walking belt: ikat pinggang kulit melingkari pinggang klien dan memiliki pemegang

yang berfungsi bagi perawat sebagai pegangan.

2. Walker: suatau alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari pipa dan logam. Walker mempunyai empat penyangga dan kaki yang kokoh, klien memegang pemegang tangan pada bagian diatas dan melangkah dengan memindahkan walker lebih lanjut, dan melangkah lagi.a. Walker dengan 4 kaki tanpa roda di bawah.b. Delta walker dengan 3 kaki dengan ada rodanya.c. Rolatar walker dengan 4 kaki dan 2 roda di depan.d. Folding walker / kekuatan tangan maksimal

(a) (b)

Page 3: LP Walker Dan Tongkat

(c) (d)

3. Tongkat adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari kayu atau logam. Tongkat dapat membantu menjaga keseimbangan badan, biasanya diberikan pada klien dengan hemiparesi dan digunakan untuk menurunkan ketegangan karena kumpulan badan yang berat. Tongkat tidak direkomendasikan untuk klien dengan kelemahan kaki bilateral.

Dua tipe tongkat umum adalah tongkat berkaki panjang lurus (single straight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad cane). Tongkat berkaki lurus lebih umum digunakan untuk sokongan dan keseimbangan klien yang kekuatan kakinya menurun. Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan maksimum ketika berjalan, klien menempatkan tongkat berada di depan 15 sampai 25 cm, menjaga berat badan pada kedua kaki klien. Kaki yang terlemah bergerak maju dengan tongkat dan kaki yang terkuat maju setelah yang terlemah. Tongkat memberi keluhan paralisis ataupun hemiplegia. Tongkat 4 kaki memberikan dukungan keseimbangan lebih besar. Alat ini digunakan bagi klien dengan parsial unilateral atau paralisis penuh pada kaki.

E. Langkah-langkah1. Tongkat (Canes)

a. Mulai dengan penempatan tongkat pada sisi yang lemah b. Tempatkan tongkat kedepan 15-25 cm, jaga beban BB pada kedua tungkaic. Gerakkan sisi yang lebih majud. Majukan tungkai melewati tongkat dengan kuate. Gerakkan tungkai yang lemah ke depan rata dengan tungkai yang kuatf. Ulangi langkah langkah di atas

2. Walkers (alat bantu jalan)a. Klien menggunakan sepatu yang rata dan tidak licin.b. Ketika klien bangkit dari duduk atau akan memulai latihan, pergunakan tangan

kursi sebagai penopang, selanjutnya tempatkan salah satu tangan pada walker kemudian tangan yang satunya, setelah itu lakukan gerakan kaki maju.

Page 4: LP Walker Dan Tongkat

c. Berdiri ditengah-tengah walker dan pegang hand grips (pegangan pada batang yang lebih atas)

d. Lakukan langkah kedepan dengan walkere. Jika kaki kanan yang lemah, pastikan kaki kiri yang melangkah terlebih dahulu.f. Gerakkan walker 6-8 in (kurang lebih 15 cm) dan lakukan langkah ke depan

dengan tungkai yang laing. Ulangi langkah-langkah diatas

F. Sumber pustaka

Potter, Patricia A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan (konsep, proses, dan praktik). (Terj. Yasmin Asih dkk). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tucker, S.M., et al. (1998). Patient care standards: Nursing process, diagnosis, and outcome. (Terj. Yasmin Asih). Jakarta: EGC