LP Post Partum

23
POST PARTUM A. Pengertian Post Partum Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 1993). Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) : 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu. 3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai komplikasi. B. ETIOLOGI

Transcript of LP Post Partum

Page 1: LP Post Partum

POST PARTUM

A. Pengertian Post Partum

Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama

masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh

alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu

masa nifas / purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah

kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 1993).

Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.

3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai

komplikasi.

B. ETIOLOGI

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan

berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut

involusi (winknjosastro,2006:237).

Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan

retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah

besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri

dari tiga lapis otot membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat

tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari perdarahan post

partum (Manuaba, 1998 : 190).

Page 2: LP Post Partum

C. FISIOLOGI

a) Involusi

Proses involusi mengurangi berat uterus dari 1000 gram seminggu

kemudian 500 gram, 2 minggu post partum 300 gram dan setelah 6

minggu post partum berat uterus menjadi 40 – 60 gram (berat

uterus normal : 30 gram). Involusi disebabkan oleh :

Kontraksi retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus- menerus

sehingga mengakibatkan kompresi pembuluh darah darah dan

anemia setempat : Ishcemia.

Autolisis : sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri

sehingga tertinggal jaringan fibroelastik dan jumlah remik sebagai

bukti kehamilan.

Atrofi : jaringan berfoliperasi dengan adanya estrogen kemudian

atrofi sebagai reaksi terhadap produksi estrogen yang menyertai

pelepasan plasenta. Selama involusi vagina mengeluarkan sekret

yang dinamakan lochea, yang dibagi menjadi 4, yaitu :

1. Hari ke 1 dan ke 2 Lochea Rubra, terdiri atas darah segar

bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-

sisa vernix caseosa lanugo dan mekonium.

2. Hari ke 3 dan 5 Lochea sanguilolenta, terdiri atas darah

bercampur lendir.

3. 1 minggu masa persalinan, lochea serosa berwarna agak

kuning.

4. Setelah 2 minggu (10-15) berwarna hanya cairan putih atau

kekuning-kuningan, warna itu disebabkan karena banyak

leukosit (Wiknjosastro, 2006 : 238).

b) Laktasi

Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada

kelenjar-kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi setelah

partus pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap

hypofisis hilang.

Page 3: LP Post Partum

Laktasi mempunyai 2 pengertian, yaitu :

1. Pembentukan / produksi air susu.

2. Pengeluaran air susu.

Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran

laktasi, refleks yang terjadi pada ibu yaitu prolaktin dan let down.

Kedua refleks ini bersumber dan perangsang puting susu akibat

isapan bayi meliputi :

Refleks prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat

pada puting susu terangsang. rangsangan tersebut oleh

serabut afferent dibawa ke hipotalamus didasar otak. Lalu

dilanjutkan ke bagian depan kelenjar hipofise yang memacu

pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah melalui

sirkulasi memacu sel kelenjar memproduksi air susu.

Reflek Let Down

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar ke

bagian belakang kelenjar hipofisis yang akan dilepaskan

hormon. Oksitosin masuk ke dalam darah dan akan

memacu otot-otot polos mengelilingi alveoli dan duktuli

dan sinus menuju puting susu (Huliana, 2003 : 33).

D. PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MASA NIFAS

Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi seperti

sedia kala sebelum hakil, sehongga pada masa nifas banyak sekali

perubahan-perubahan yang terjadi, diantaranya :

1. Perubahan dalam system reproduksi

a. Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)

b. Involusi tempat plasenta

c. Pengeluaran lochea

d. Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina

2. Laktasi / pengeluaran Air Susu Ibu

Page 4: LP Post Partum

Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi

perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga

merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone

esdtrogen menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone

prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.

3. Perubahan system Pencernaan

Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau

2 jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal

dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan

pengendalian pada fase defekasi.

4. Perubahan system perkemihan

Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami

kesukaran dalam buang air kecil, karena :

Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh

Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh

kepala bayi

Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring

5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal

Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan

sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena

meregang setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada

multipara.

6. Perubahan Sistem Endokrin

Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan

chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl

sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum

turun dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita

menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.

7. Perubahan Tanda-tanda Vital

Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat

naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12

Page 5: LP Post Partum

jam pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat

terjadi bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada

perdarahan berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa

kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya

apabila tidak ada penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa

pengobatan.

8. Perubahan system kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo

2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan

peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih

menetap namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.

9. Perubahan Sistem Hematologik

Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama

persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi

patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang.

Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.

10. Perubahan Psikologis Postpartum

Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan

gejala-gejala depresi ringan sampai berat.

E. TANDA-TANDA BAHAYA POSTPARTUM

Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak

Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan

Pembengkakan di wajah/tangan

Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan

Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit

Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama

Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri

Page 6: LP Post Partum

Merasa sangat letih/nafas terengah-engah

F. Perawatan Post Partum

Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan

menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi.

Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan penjahitan dan

perawatan luka dengan baik. Penolong harus tetap waspada sekurang-

kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya

perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang

untuk mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh

miring ke kanan atau ke kiri untuk mencegah trombhosis. Ibu dan bayi

dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk

dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta

banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat

dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri sebaiknya

dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila

ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum,

mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma

atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi

analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus sudah

dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih

dan lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.

Page 7: LP Post Partum

G. Pathways

PATHWAYS post partum Letting go phase

Kehadiran anggota baru

Estrogen & Progesteron menurun

Oksitosin meningkat Prolaktin meningkat

cemas

perubahanpola peran

Isapan bayitidak adekuat

Isapan bayiadekuat

Pembendungan ASI

Payudara bengkak

Nyeri Akut

Oksitosin meningkat

Duktus & alveoli kontraksi

efektif Tidak efektif

ASI keluar ASI tidak keluar

Involusi uterus

Kontraksiuterus lambat

Atonia uteri

perdarahan

Vol. Cairan turun

Ketidakefektifan Perfusi Jaringan

Perrifer

Vol. darah turun

Anemia akut

Hb O2 turun

hipoksia

Resiko syok hipovolemik

Kontraksi uterus

Pelepasan jaringan endometrium

Lokheakeluar

Kurang perawatan

Invasi bakteri

Laserasi jalan lahir

Servik & vagina

Port of the entri

Resiko infeksi

Daya tahantubuh turun

Kelemahan umum

Kumanmudah masuk

Intoleransi aktivitas

Defisit perawatan diri

Ansietas

Ibu tidak tahu bagaimana cara

menyusui bayinya

Kurang Pengetahuan

Page 8: LP Post Partum

H. PENGKAJIAN

Nama Klien digunakan untuk membedakan antar klien yang satu

dengan yang lain (Sastrawinata, 1983 : 154)

Umur : Untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi

atau tidak, < 16 tahun atau > 35 tahun.

Suku / Bangsa :Untuk menentukan adat istiadat / budayanya

Agama :Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan

kepada ibu selama memberikan asuhan.

Pekerjaan ekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan ibu

kelelahan secara tidak langsung dapat menyebabkan involusi dan

laktasi terganggu sehingga masa nifas pun jadi terganggu pada ibu

nifas normal.

Alamat :Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat

tinggal.

Anamnesa (Data Subjektif)

Tanggal / jam :Untuk mengetahui kapan klien datang dan

mendapatkan pelayanan.

Keluhan : Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu setelah

melahirkan.

Riwayat kehamilan dan persalinan :Untuk mengetahui apakah

klien melahirkan secara spontan atau SC. Pada ibu nifas normal

klien melahirkan spontan.

Riwayat persalinan :

Jenis Pesalinan :Spontan atau SC. Pada ibu nifas normal

klien melahirkan normal.

Komplikasi dalam persalinan :Untuk mengetahui selama

persalinan normal atau tidak.

Placenta ilahirkan secara spontan atau tidak, dilahirkan

lengkap atau tidak, ada kelainan atau tidak, ada sisa

placenta atau tidak.

Page 9: LP Post Partum

Tali pusat :Normal atau tidak, normalnya 45-50 cm.

Perineum :Untuk mengetahui apakah perineum ada

robekan atau tidak. Pada nifas normal perineum dapat utuh

atau ada robekan, pada nifas normal pun bisa juga

dilakukan episotomi.

Perdarahan :

Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar pada kala I, II,

III selama proses persalinan, pada nifas normal pendarahan

tidak boleh lebih dari 500 cc.

Proses persalinan Bayi

Tanggal lahir : untuk mengetahui usia bayi

Tekanan darah pada nifas normal < 120 / 80 mmHg.

Nadi pada nifas normal 80 – 100 x/menit Pernapasan

pada nifas normal 16 – 20 x/menit, suhu normalnya 36BB

dan PB : untuk mengetahui BB bayi normal atau tidak

Normalnya > 2500 gr

BBLR < 2500 gr, makrosomi > 4000 gr.

Cacat bawaan : bayi normal atau tidak

Air ketuban : Air ketubannya normal atau tidak. Normalnya

putih keruh. Banyaknya normal atau tidak normalnya 500-

1000 cc.

Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

a. Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan ibu secara umum

nifas normal biasanya baik.

b. Keadaan emosional

Untuk mengetahui apakah keadaan emosional stabil / tidak dan

apakah terjadi post partum blues (depresi) pada post partum pada

klien tersebut. Pada ibu nifas normal keadaan emosional stabil.

c. Tanda Vital

36,40C sampai 37,40C.

Page 10: LP Post Partum

d. Pemeriksaan fisik

Muka

- Kelopak mata : ada edema atau tidak

- Konjungtiva : Merah muda atau pucat

- Sklera : Putih atau tidak

Mulut dan gigi : Lidah bersih, gigi : ada karies atau tidak

ada.

Leher

- Kelenjar tyroid ada pembesaran atau tidak

- Kelenjar getah bening : ada pembesaran atau tidak.

Dada

- Jantung : irama jantung teratur

- Paru-paru : ada ronchi dan wheezing atau tidak

Payudara

Bentuk simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,

pengeluaran colostrum (Mochtar, 1990 : 102).

Punggung dan pinggang

Posisi tulang belakang : normal atau tidak dan tidak normal

bila ditemukan lordosis.

CVAT : ada / tidak nyeri ketuk. Normalnya tidak ada.

Abdomen

Bekas luka operasi : untuk mengetahui apakah pernah SC

atau operasi lain.

Konsistensi : keras atau tidak benjolan ada atau tidak

Pembesaran Lien (liver) : ada atau tidak

e. Uterus

Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontraksi uterus,

konsistensi uterus, posisi uterus. Pada ibu nifas normal TFU 2 jari

di bawah pusat kontraksinya baik. Konsistensinya keras dan posisi

uterus di tengah.

Page 11: LP Post Partum

f. Pengeluaran lochea

Untuk mengetahui warna, jumlah, bau konsistensi lochea pada

umumnya ada kelainann atau tidak. Pada ibu nifas yang normal 1

hari post partum loceha warna merah jumlah + 50 cc, bau : dan

konsistensi encer (Mochtar, 1998 : 116).

g. Perineum

Untuk mengetahui apakah ada perineum ada bekas jahitan atau

tidak, juga tentang jahitan perineum klien. Pada nifas normal

perineum bisa juga terdapat ada bekas jahitan bisa juga tidak ada,

perineumnya bersih atau tidak.

h. Kandung kemih

Untuk mengetahui apakah kandung kemih teraba atau tidak, para

ibu nifas normal kandung kemih tidak teraba.

i. Extremitas atas dan bawah

- Edema : ada atau tidak

- Kekakuan otot dan sendi : ada atau tidak

- Kemerahan : ada atau tidak

- Varices : ada atau tidak

- Reflek patella : kanan kiri +/-, normalnya +

- Reflek lutut negatif pada hypovitaminase B1 dan penyakit

urat syarat

- Tanda hooman : +/-+ bila tidak ditemukan rasa nyeri

(Mochtar, 1998 : 102)

Uji Diagnostik

- Darah : pemeriksaan Hb

HB ibu nifas normal : Hb normal 11 gram %

- Golongan darah

Pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi darah apabila

terjadi komplikasi.

Page 12: LP Post Partum

F. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d trauma perineum, proses kelahiran, payudara bengkak, dan

involusi uterus

2. Kurang pengetahuan tentang manejemen laktasi dan perawatan bayi b/d

kurangnya informasi

3. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum b/d kurangnya

informasi

G. Intervensi

Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien

perdarahan post partum menurut prioritas dan rencana keperawatannya adalah :

a. Gangguan rasa nyaman, nyeri akut berhubungan dengan trauma

perineum, proses kelahiran, payudara bengkak, dan involusi uterus

(Carpenito, 1997).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri

berkurang atau hialng, dengan kriteria hasil pasien tidak

mengeluh nyeri, ekspresi wajah tenang, skala nyeri dalam

batas normal (2-3).

Intervensi keperawatan :

1. Berikan individu kesempatan untuk beristirahat.

Rasional: meningkatkan relaksasi

2. Ajarkan tindakan non infasif, seperti relaksasi.

Rasional: menurunkan tekanan vaskuler serebral

3. Kaji skala nyeri.

Rasional: mengidentifikasi tingkat nyeri

4. Ajarkan metode distraksi selama muncul nyeri akut.

Rasional: menurunkan tekanan vaskuler serebral

5. Beri posisi yang nyaman pada pasien.

Rasional: meningkatkan relaksasi/meminimalkan stimulus

Page 13: LP Post Partum

6. Kolaborasi pemberian analgetik.

Rasional: menurunkan/mengotrol nyeri dan menurukan sitem

saraf simpatis

b. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen laktasi dan perawatan

bayi berhubungan dengan kurangnya informasi (Carpenito, 1997).

Tujuan : Pasien mengerti pendidikan kesehatan yang diberikan

mengenai manajemen laktasi dan perawatan bayi setelah

dilakukan tindakan perawatan dengan kriteria hasil pasien

mampu menjelaskan kembali mengenai informasi yang

telah diberikan.

Intervensi keperawatan :

1. Kaji pengetahuan dan pengalaman menyusui, koreksi mitos dan

kesalahan informasi.

2. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang perawatan bayi yaitu

perawatan tali pusat dan perawatan payudara.

3. Jelaskan mengenai gizi waktu menyusui.

4. Kaji respon klien dalam menerima pendidikan kesehatan.

5. Minta klien untuk menjelaskan kembali informasi yang telah

diberikan.

c. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum berhubungan

dengan kurangnya informasi (Tucker, 1993).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat

mengungkapkan pemahaman tentang perawatan diri post

partum.

Intervensi keperawatan :

1. Anjurkan klien untuk menghindari coitus selama 4 – 6 minggu /

sesuai anjuran dokter.

2. Demonstrasikan perawatan payudara dan ekspresi manual bila

ibu menyusui.

3. Tekankan pentingnya diet nutrisi.

Page 14: LP Post Partum

4. Anjurkan pasien untuk menghindari mengangkat apapun yang

lebih berat dan bayi selama 2 -3 minggu.

5. Jelaskan perlunya dengan cermat pada bagian perineal.

6. Wapadakan klien untuk menghindari konstipasi.

7. Diskusikan gejala untuk dilaporkan kepada dokter.

8. Jelaskan bahwa lokhea dapat berlanjut selama 3 – 4 minggu

perubahan dari merah menjadi coklat sampai putih.

9. Beritahu menstruasi akan kembali 6 – 8 minggu setelah

perawatan.

10. Tekankan pentingnya rawat jalan terus menerus termasuk

pemeriksaan post pasca partum.

11. Perawatan vagina/vulva hygiene

Rasional: Membersihkan perineum

Page 15: LP Post Partum

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.1991. Pelatihan Gawat Darurat Prenatal.

Semarang : CV. Grafika Karya.

Carpenito, L. J. 1997. Hand Book of Nursing Diagnosis. Edisi VI. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

DEPKES RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta. 1995. Pencegahan dan

Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan. Jakarta : DEPKES RI

Doenges, M. E. 1999. Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and

Documentating Patient Care. Edisi III. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran, EGC.

Huliana, Mellyana. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa

Swara.

Long, Barbara. C. 1996. Essential of Medical Surgical Nursing. Cetakan I.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Penerbit CV. Mosby Company, St. Louis, USA

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : EGC.

Wiknjosastro Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta : YBP-SP.