Lp Post Partum Fisiologis

32
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM NORMAL A. Konsep Masa Nifas 1. Definisi Puerperium/Nifas Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002). Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Obstetri Fisiologi, 1983). 2. Periode Masa nifas dibagi dalam 3 periode: a. Early post partum (Dalam 24 jam pertama) b. Immediate post partum (Minggu pertama post partum) c. Late post partum (Minggu kedua sampai dengan minggu keenam) 3. Tujuan Asuhan Keperawatan a. Menjaga kesehatan Ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya. b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

Transcript of Lp Post Partum Fisiologis

Page 1: Lp Post Partum Fisiologis

LAPORAN PENDAHULUANPOST PARTUM NORMAL

A. Konsep Masa Nifas1. Definisi Puerperium/Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6

minggu. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk

pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Obstetri Fisiologi,

1983).

2. Periode Masa nifas dibagi dalam 3 periode:

a. Early post partum (Dalam 24 jam pertama)

b. Immediate post partum (Minggu pertama post partum)

c. Late post partum (Minggu kedua sampai dengan minggu keenam)

3. Tujuan Asuhan Keperawatana. Menjaga kesehatan Ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada

bayinya dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

4. Tanda Dan Gejalaa. Perubahan Fisik

1) Sistem Reproduksia) Uterus

b) Involusi : Kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil.

Page 2: Lp Post Partum Fisiologis

No Waktu TFU Konsistensi After pain Kontraksi

1 Segera setelah lahir

Pertengahan simpisis dan umbilicus

Lembut Terjadi

2 1 jam setelah lahir

Umbilikus

3 12 jam setelah lahir

1 cm di atas pusat

Berkurang

4 Setelah 2 hari

Turun 1 cm/hari

Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting

susu.

c) Lochea

Komposisinya adalah jaringan endometrial, darah dan

limfe.

Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Adapun tahap

dari lochea itu sendiri adalah:

1. Rubra (merah) : 1-3 hari.

2. Serosa (pink kecoklatan)

3. Alba (kuning-putih) : 10-14 hari

Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat

berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.

d) Siklus Menstruasi

Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18

minggu, untuk itu tidak menyusui akan kembali ke siklus normal.

e) Ovulasi

Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui

mulai ovulasi pada bulan ke-3 atau lebih.

Ibu tidak menyusui mulai pada minggu ke-6 s/d minggu

ke-8. Ovulasi mungkin tidak terlambat, dibutuhkan salah satu

jenis kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

f) Serviks

Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi

untuk beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu,

struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.

g) Vagina

Page 3: Lp Post Partum Fisiologis

Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali

mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu,

bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.

h) Perineum

1. Episiotomi

Penyembuhan luka episieotomi membutuhkan waktu

dalam 2 minggu.

2. Laserasi

TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan s/d otot

TK II : Meluas sampai dengan otot perineal

TK III : TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter

TK IV : Melibatkan dinding anterior rektal

i) Payudara

Payudara membesar karena vaskularisasi dan

engorgement (bengkak karena peningkatan prolaktin pada hari I-

III). Pada payudara yang tidak disusui, engorgement akan

berkurang dalam 2-3 hari, puting mudah erektil bila dirangsang.

Pada ibu yang tidak menyusui akan mengecil pada 1-2 hari.

2) Sistem Endokrin a) Hormon Plasenta

HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron

plasma tidak terdeteksi dalam 72 jam post partum normal

setelah siklus menstruasi.

b) Hormon pituitari

Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu

pertama, menurun sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui

FSH, LH, tidak ditemukan pada minggu I post partum.

3) Sistem Kardiovaskuler a) Tanda-tanda vital

Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat

karena dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.

b) Volume darah

Page 4: Lp Post Partum Fisiologis

Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal

3-4 minggu. Persalinan normal : 200–500 cc, sesaria: 600–800

cc.

c) Perubahan hematologik

Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.

d) Jantung

Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal

2-3 minggu.

4) Sistem Respirasi Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,

keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post partum.

5) Sistem Gastrointestinal a) Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.

b) Nafsu makan kembali normal.

c) Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.

6) Sistem Urinariaa) Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius

terjadi karena trauma.

b) Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.

c) Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.

7) Sistem MuskuloskeletalTerjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan

saat hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post

partum.

8) Sistem Integumen

Hiperpigmentasi perlahan berkurang.

9) Sistem ImunRhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.

Page 5: Lp Post Partum Fisiologis

5. Pathways

Post partum fisiologis

Episiotomi (insisi )

Tak terpenuhi

Proses parenting

Psikologis

Reva rubing

Mekanis

Kelemahan fisik

Luka jahitan perinium

Perubahan pola peran

Gangguan pemenuhan ADL

Fase taking hold

Fase taking in

Terputusnya inkontinuitas jaringan

Penambahan anggota baru

Fase fetinggo Nyeri akut Resti infeksi

Page 6: Lp Post Partum Fisiologis

B. Tanda-Tanda Bahaya Kala Nifas1. Infeksi Masa Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya

makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi

darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah

vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan

merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama.

Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam

tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas

adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh

sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC

tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.

Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :

a. Infeksi Lokal

1) Pembengkakan luka episiotomi.

2) Terjadi penanahan.

3) Perubahan warna lokal.

4) Pengeluaran lochia bercampur nanah.

5) Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.

6) Temperatur badan dapat meningkat.

b. Infeksi General

1) Tampak sakit dan lemah.

2) Temperatur meningkat diatas 39 oC.

3) Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

4) Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.

5) Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

6) Terjadi gangguan involusi uterus.

7) Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

2. Faktor Predisposisi Infeksi Masa NifasFaktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah:

a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.

b. Tindakan operasi persalinan.

c. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.

Page 7: Lp Post Partum Fisiologis

d. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam

jam.

e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan

antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi,

kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

3. Terjadinya Infeksi Masa NifasTerjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:

a. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat

yang dipakai kurang suci hama.

b. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).

c. Hubungan seks menjelang persalinan.

d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban

pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal

infeksi).

4. Keadaan abnormal pada rahimBeberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :

a. Sub involusi uteri.

Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,

sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub

involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa

plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.

b. Pendarahan masa nifas sekunder.

Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama.

Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat

sisa plasenta dan selaputnya.

c. Flegmansia alba dolens.

Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang

mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :

1) Terjadi pembengkakan pada tungkai.

2) Berwarna putih.

3) Terasa sangat nyeri.

4) Tampak bendungan pembuluh darah.

Page 8: Lp Post Partum Fisiologis

5) Temperatur badan dapat meningkat.

5. Keadaan abnormal pada payudaraBeberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :

a. Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan

mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan

meningkat.

b. Mastitis dan Abses Mamae

Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae,

pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.

6. Keadaan abnormal pada psikologisa. Psikologi Pada Masa Nifas

Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk

dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada

minggu ke 12 setelah melahirkan.

Pada 0–3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak

kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan

sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu

mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam

hari.

Pada 3-10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya

muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya

berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke

lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan

khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya

sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi

dirinya atau bayinya.

Pada 1–12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai

membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini

sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari

anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka

semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.

Page 9: Lp Post Partum Fisiologis

b. Depresi Pada Masa Nifas

Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah

melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi.

Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus

terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.

Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang

muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks

lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor

penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus

melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami

dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada

ibu primipara.

C. Rawat Gabung1. Defenisi Rawat Gabung

Rawat gabung adalah bayi bersama ibunya dirawat dalam satu

kamar atau satu ruangan dan dapat juga diartikan bahwa membuat ibu dan

anaknya bergabung daam satu ruangan atau tempat tidur sama dan dapat

mencegah terjadinya infeksi serta akan meningkatkan keberhasilan

pemberian ASI, terutama bila digabungkan dengan penyediaan pedoman-

pedoman pemberian ASI.

2. Tujuan Rawat Gabunga. Memberikan bantuan emosional

1) Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi

2) Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk

mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi

b. Penggunaan ASI

1) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI

ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan

lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan

cara, menetekkan sejak bayi lahir dengan cara menetekkan sejak

bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang

keluar adalah colostrums yang jumlahnya sedikit.

Page 10: Lp Post Partum Fisiologis

2) Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering

mungkin

c. Pencegahan infeksi

Mencegah terjadinya infeksi silang, pada perawatan bayi dimana

banyak bayi yang disatukan, infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat

gabung lebih mudah mencegah infeksi silang. Bayi yang melekat pada

kulit ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si ibu. Colostrum yang

mengandung antibodi dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh

permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi

sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan

mencegah infeksi terutama pada diare.

d. Pendidikan kesehatan Kesempatan melaksanakan rawat gabung da apat

dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu,

terutama primipara.

e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

3. Manfaat Rawat GabungAdapun manfaat rawat gabung yaitu:

a. Aspek fisik

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah

menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui

setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal).

b. Aspek fisiologis

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui

dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis

yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan

baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin

yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.

c. Aspek psikologis

Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera

terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan

antara ibu dan bayinya.

d. Aspek Edukatif

Page 11: Lp Post Partum Fisiologis

Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai

anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga

mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.

e. Aspek Medis

Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan

terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka

morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.

4. Pelaksanaan Rawat GabungKriteria yang diambil sebagai syarat rawat gabung yaitu:

a. Nilai Apgar lebih dari 7

b. BB lebih dari 2500 gram dan kurang dari 4000 gram

c. Masalah kehamilan lebih dari 36 minggu dan kurang dari 42 minggu

d. Lahir spontan persentasi kepala

e. Ibu sehat

Pelaksanaan rawat gabung diantaranya:

a. Di poliklinik kebidanan

1) Memberikan Penyuluhan mengenai kebaikan ASI dan merawat

gabung.

2) Memberikan penyuluhan mengenai perawatan payudara, makanan

ibu hamil, nifas, perawatan bayi.

3) Mengadakan ceramah, Tanya jawab. Dan motivasi KB.

4) Membantu ibu yang mempunyai masalah dalam kesehatan ibu dan

anak sesuai dengan kemampuan.

b. Di ruang perawatan

Bayi diletakkan di dalam tempat tidur bayi dan ditempatkan di

samping ibu. Pada waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya di

tempatkan ke ruangan lain, perawat harus memperhatikan keadaan

umum bayi dan dapat dikenali keadaan-keadaan yang tidak normal, bayi

bisa menyusu sewaktu ia menginginkan dan bayi tidak boleh menyusu

dari botol.

c. Di ruang follow up

Aktifitas di ruang follow up:

Page 12: Lp Post Partum Fisiologis

1) Menimbang berat bayi

2) Anamnesis mengenai makanan bayi

3) Cara menyusukan bayi

4) Pemberian imunisasi menurut instruksi dokter

5. ASI Ekslusif pada Rawat GabungMenurut Professor Guido Moro dari Macedonis Melloni Maternity

Hospital di Milan dua pertiga dari sistem kekebalan tubuh bayi ada di bagian

perutnya, sehingga sangatlah penting untuk memperhatikan apa yang ia

makan dan minum. Itulah sebabnya mengapa buah hati Ibu yang baru lahir

sangat membutuhkan ASI terutama selama 6 bulan pertama kehidupannya.

Sebagai makanan pertama si buah hati, ternyata ASI bukan hanya nutrisi

sempurna untuk buah hati dan mendekatkan hubungan emosi antara ibu

dan sang bayi, namun sekaligus memberi perlindungan karena ASI

bermanfaat memperkuat imunitas alami bayi yang baru lahir. Manfaat ASI

untuk sang buah hati, sepuluh keajaibannya antara lain:

a. ASI memperkuat sistem kekebalan tubuh. Komponen utama

pembangun sistem kekebalan tubuh pada ASI adalah prebiotik.

b. ASI menurunkan terjadinya resiko alergi.

c. ASI menurunkan resiko terjadinya penyakit pada saluran cerna, seperti

diare dan meningkatkan kekebalan pada sistem pencernaan.

d. ASI menurunkan resiko gangguan pernafasan, seperti flu dan batuk.

e. ASI kaya akan AA dan DHA yang medandukung pertumbuhan

kecerdasan anak.

f. ASI mengandung prebiotik alami untuk mendukung pertumbuhan flora

usus.

g. ASI memiliki komposisi nutrisi yang tepat dan seimbang.

h. Bayi-bayi yang diberikan ASI menjadi lebih kuat.

i. Menyusui juga menurunkan

terjadinya resiko obesitas saat ia tumbuh besar kelak.

j. Bayi-bayi yang menerima ASI memiliki resiko lebih rendah dari penyakit

jantung dan darah tinggi di kemudian hari.

k. Menurut hasil penelitian, menyusui telah terbukti dapat menurunkan

resiko kanker payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis.

Page 13: Lp Post Partum Fisiologis

l. Sebagai sumber gizi utama dikala buah hati belum dapat mencerna

makanan padat, ASI yang diproduksi langsung oleh tubuh bunda

setelah proses melahirkan dengan bantuan hormon prolactin dan

oxytocin ini, ternyata mengandung nutrisi lengkap yang disesuaikan

dengan kebutuhan buah hati. Adapun nutrisi yang dimaksud yaitu

nutrisi makro seperti protein, lemak dan karbohidrat, serta nutrisi mikro

seperti vitamin dan mineral. Nutrisi lainnya seperti DHA, AA, asam

lemak Omega 3 dan Omega 6 merupakan kandungan ASI yang

membantu proses pembentukan sel otak, memelihara jaringan otak,

dan kemampuan penglihatan.

6. Kontra Indikasi Rawat GabungAdapun kontra indikasi pada rawat gabung yaitu:

a. Keadaan ibu diantaranya:

1) Kondisi kardiorespirasi yang tidak baik, penyakit jantunng fungsional.

2) Pasca preklampsia, kesadaran belum baik.

3) Penyakit infeksi akut, TBC.

4) Penyakit Hepatitis B, terinfeksi virus HIV, herpes simpleks.

5) Terbukti menderita karsinoma payudara.

b. Keadaan bayi diantaranya:

1) Bayi kejang atau kesadaran menurun.

2) Sakit berat oada jantung dan paru.

3) Bayi yang memerlukan pengawasan intensif atau terapi khusus.

4) Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui.

7. Kesulitan Rawat Gabunga. Kasus tidak terdaftar belum memperoleh penyuluhan sehingga masih

takut untuk menerima rawat gabung.

b. Kekurangan tenaga pelaksana kesehatan untuk mencapai tujuan yang

maksimal.

c. Secara terpaksa masih digunakan susu formula untuk keadaa-keadaan

dimana ASI sangat sedikit.

D. Bayi Baru Lahir Normal 1. Definisi

Page 14: Lp Post Partum Fisiologis

Bayi baru lahir normal merupakan janin yang lahir melalui proses

persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu

sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gram.

2. Ciri-Ciri Bayi Baru lahir Normala. Berat badan 2500 – 4000 gr

b. Panjang badan lahir 48 – 52 cm

c. LIDA 30–38 cm

d. LIKA 33–35 cm

e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian

menurun -120x/menit.

f. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x.menit, kemudian

menurun kira-kira 40x/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi vernix caseosa.

h. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

i. Genetalia: ♀: Labia mayora sudah menutupi labia minora. ♂: Testis

sudah turun

j. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

k. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan seperti memeluk.

l. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak

tangan bayi akan menggenggam.                                          

m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

3. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahira. Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar

gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir

diambil dari metabolisme asam lemak.

b. Perubahan Suhu Tubuh

Page 15: Lp Post Partum Fisiologis

Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang

lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu, akibatnya metabolisme

jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga.

c. Perubahan Pernafasan

Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari plasenta, setelah

lahir melalui paru-paru bayi.

d. Perubahan Sirkulasi

Dengan berkembangnya paru tekanan O2 meningkat CO2

menurun mengakibatkan resistensi pembu;uh darah sehingga aliran

darah meningkat,  hal ini menyebabkan darah dalam uterus pulmonalis

mengalir ke paru puctus arterosus  menutup. Dengan munculnya arteri

dan vena umbilikasi dan terpotongnya tapi pisat, aliran darah dalam

plesenta melalui vena kawa inferior dan foramen ovale ke atrium kiri

terhenti, sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang

hidup diluar badan ibu. Perubahan alat pencernaan, hati ginjal mulai

berfungsi.

4. PenatalaksanaanSegera setelah melahirkan bayi:

a. sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan

handuk diatas perut ibu.

b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah

bayi.

c. Untuk mencegah jalan udaranya terhalang.

d. Klem dipotong tali pusat.

1) Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan

3 cm dari pengkal pusat bayi.

2) Mempertahankan tali pusat diantara kedua kklem sambil melindungi

bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.

3) Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat.

Mengganti sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Memotong tali

pusat dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat

tinggi.

Page 16: Lp Post Partum Fisiologis

4) Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada perdarahan,

lakukan pengikatan ulang yang lebih hanyat.

e. Jagalah agar bayi tetap hangat

1) Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit

bayi dan kulit ibu.

2) Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut

dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala yang telah

terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

f. Kontak dini dengan ibu.

1) Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan.

2) Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.

g. Pernafasan

Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.

h. Perawatan mata

Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk

pencegahan penyakit mata karena klamidia.

i. Pemeriksaan fisik bayi

1) Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan

sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.

3) Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala

dan berlanjut secara sistematis menuju jari kaki.

4) Menulis hasil pengamatan.

Pemeriksaan fisik bayi

1) Kepala:  Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak, terdapat

cephal hematoma.

2) Telinga:  Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.

3) Mata:  Tanda-tanda infeksi yakni Pus.

4) Hidung dan Mulut:  Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek

hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.

5) Leher: Ada pembengkakan/ tidak

6) Dada: Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung, putingnya menonjol/

tidak

Page 17: Lp Post Partum Fisiologis

7) Bahu, lengan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.

8) Perut: Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,

perdarahan tali pusat.

9) Jenis kelamin

a) ♂:  Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung

letak lubang ini.

b) ♀:  Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.

10) Tungkai dan kaki

Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.

11) Punggung dan anus

Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/ tidak, ada anus/

tidak, berlubang/ tidak.

12) Kulit

Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.

13) Sistem syaraf

Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan suara keras

yaitu pemeriksa bertepuk tangan.

14) Identifikasi bayi

a) Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang

segera pasca persalinan.

b) Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus

tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

c) Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi, ibunya),

tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.

d) Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan

nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.

15) Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat rekam

medis.

5. Perawatan Lain-Laina. Lakukan perawatan tali pusat.

b. Dalam waktu 24 jam berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.

c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, dan beri tahu orang

tua agar merujuk bayi untuk perawatan lebih lanjut.

Page 18: Lp Post Partum Fisiologis

d. Ajarkan cara merawat bayi :

1) Memberi ASI sesuai dengan kebutujan setiap 2-3 jam mulai dari hari

pertama.

2) Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan

mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan.

3) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan sehat.

4) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.

5) Mengawasi masalah dan kesulitan pada bayi dan mintalah bantuan

jika perlu.

6) Menjaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/ infeksi.

7) Mengukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit dan menyusu kurang

baik.

6. Tanda-Tanda Bahaya Yang Harus Di Waspadai Pada Bbla. Pernafasan: Sulit/lebih dari 60 kali per menit.

b. Kehangatan: Terlalu panas (> 38O C/terlalu dingin < 36OC)

c. Warna: Kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru/pucat, memar.

d. Pemberian makan: Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah.

e. Infeksi: Suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan/ nanah, bau

busuk, pernafasan sulit.

f. Tinja/kemih: Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau

tua, ada lendir/ darah pada tinja.

g. Aktivitas: Menggigil/ tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung,

lemah, mudah mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang,

menangis terus-menerus.

E. Asuhan Keperawatan Post Partum Fisiologis1. Pengkajian

a. Pemeriksaan Fisik1. Monitor Keadaan Umum Ibu

a) Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit

b) 24 jam I : tiap 4 jam

c) Setelah 24 jam : tiap 8 jam

Page 19: Lp Post Partum Fisiologis

2. Monitor Tanda-tanda Vital

3. Payudara

Produksi kolustrum 48 jam pertama.

4. Uterus

Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.

5. Insisi SC

Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.

6. Kandung Kemih dan Output Urine

Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.

7. Bowel

Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.

8. Lochea

Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.

9. Perineum

Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma,

edema, discharge dan approximation. Kemerahan menandakan

infeksi.

10. Ekstremitas

Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.

11. Diagnostik

Jumlah darah lengkap, urinalisis.

b. Perubahan Psikologis1) Peran Ibu meliputi:

Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor

keluarga, usia ibu, konflik peran.

2) Baby Blues:

Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi

dan psikosis.

3) Perubahan Psikologis

a) Perubahan peran, sebagai orang tua.

b) Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.

Page 20: Lp Post Partum Fisiologis

c) Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap,

biasanya pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon

estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.

4) Faktor-faktor Risiko

a) Duerdistensi uterus

b) Persalinan yang lama

c) Episiotomi/laserasi

d) Ruptur membran prematur

e) Kala II persalinan

f) Plasenta tertahan

g) Breast feeding

2. Diagnosa Keperawatana. Gangguan integritas jaringan b.d. episiotomi, laserasi.

b. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. episiotomi.

c. Resiko tinggi infeksi b.d. gangguan integritas kulit.

d. Gangguan pola tidur b.d. ketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum

anak.

e. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.

peningkatan kebutuhan untuk menyusui.

f. Resiko tinggi konstipasi b.d. ketidaknyamanan perineal dan peristaltik

yang lemah.

g. Resiko tinggi gangguan eliminasi urine: retensi urine b.d. edema

pemeal, trauma perineal.

h. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d. kehilangan

darah, penurunan intake oral.

i. Cemas b.d. kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi/ibu,

kondisi bayi/ibu.

j. Resiko tinggi perubahan ikatan/peran b.d. konflik tentang bayinya.

3. Rencana Keperawatana. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d. episiotomi, laserasi.

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

nyeri berkurang.

Page 21: Lp Post Partum Fisiologis

2) Kriteria hasil

a) Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4.

b) Klien tampak rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur

nyaman.

c) Tanda-tanda vital dalam batas normal:

d) Suhu 36-37 C, N 60-100 x/menit, R 16-24 x/menit, TD 120/80

mmHg.

3) Intervensi

a) Tentukan adanya lokasi dan sifat serta skala nyeri.

b) Inspeksi perbaikan perineum, dan episiotomi.

c) Perhatikan adanya tanda REEDA.

d) Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi (teknik napas panjang

dan dalam, mengalihkan perhatian).

e) Monitor tanda-tanda vital.

b. Gangguan Integritas Jaringan b.d. Episiotomi, Laserasi

1) Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,

integritas jaringan meningkat.

2) Kriteria Hasil

a) Luka episiotomi menunjukkan tanda penyembuhan sesuai proses

(tahap-tahap penyembuhan luka)

b) Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA (-)

c) Nyeri dapat ditoleransi.

3) Intervensi

a) Monitor episiotomi akan kemerahan, edema, memar, hematoma,

keutuhan (sambungan dan pendarahan).

b) Berikan kompres es, untuk menurunkan edema.

c) Berikan penghangat (rendam pantat) 3-4 x/hari, setelah 24 jam

untuk meningkatkan vaskularisasi.

d) Lakukan perawatan episiotomi setiap hari.

e) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah

genetalia.

Page 22: Lp Post Partum Fisiologis

c. Resiko tinggi infeksi b.d gangguan integritas kulit

1) Tujuan: Tidak terjadi infeksi.

2) Kriteria Hasil

a) Luka bebas dari infeksi

b) Tidak timbul tanda-tanda infeksi

c) Tanda-tanda vital dalam batas normal

3) Intervensi

a) Kaji riwayat prenatal dan intranatal

b) Kaji tanda-tanda vital

c) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus

d) Catat jumlah, warna, bau, dan konsistensi lochea

e) Inspeksi sisi perbaikan episiotomi

f) Monitor input dan output cairan

g) Monitor tanda-tanda vital

Page 23: Lp Post Partum Fisiologis

DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Depkes RI: 1993.

Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2. EGC: Jakarta

FKUI. 2002. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan 1. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

FKUI. 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

FKUI. 1993. Obstetri Fisiologi. E. Leman: Bandung

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Persis Mary Hamilton. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta Sarwono, Prawirohardjo. 2000. Ilmu Kebidanan. YBPSP: Jakarta