LP OMSK

13
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK A. Pengertian Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel smatoid. Otitis media terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Otitis media superatif a. Otitis media superatif akut b. Otitis media superatif kronis 2. Otitis media non superatif a. Otitis media serosa akut (basotrauma : eerotitis) b. Otitis media serosa kronis (glue ear) (Soepardi, Arsyad, 1998) Otitis media superatif kronika (OMSK) atau otitis media perforata (OMP) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga

description

tugas

Transcript of LP OMSK

Page 1: LP OMSK

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

A. Pengertian

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba

eustachius, antrum mastoid dan sel-sel smatoid.

Otitis media terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Otitis media superatif

a. Otitis media superatif akut

b. Otitis media superatif kronis

2. Otitis media non superatif

a. Otitis media serosa akut (basotrauma : eerotitis)

b. Otitis media serosa kronis (glue ear)

(Soepardi, Arsyad, 1998)

Otitis media superatif kronika (OMSK) atau otitis media perforata (OMP) adalah

infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar

dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,

bening atau berupa nanah.

(Soepadi, Arsyad, E., 1998)

Page 2: LP OMSK

Otitis media superatif kronika ada 2 yaitu :

1. Otitismedia superatif kronika aktif

Yaitu telinga penderita terdapat kolesteatoma (dengan atau tanpa infeksi) atau perforasi

membran timpani kronika dengan infeksi (tanpa kolesteatoma) dengan gejala otore.

2. Otitis media superatif kronika tak aktif

Yaitu telinga penderita perforasi membrana tympani kronika tanpa kolesteatoma atau

infeksi tetapi rentan terhadap infeksi dengan gejala gangguan pendengaran.

(Cody, D. Thaner, 1991)

B. Etiologi

Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK adalah

P.aeruginosa dan S. aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan dalam penelitian.Jamur

biasanya jarang muncul kecuali bila terdapat super infeksi pada liang telinga.

(Buchman,2003).

Faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK yaitu :

1. Terapi yang terlambat diberikan.

2. Terapi yang tidak adekuat.

3. Virulensi kuman tinggi.

4. Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.

(Soepadi Arsyad, E., 1998)

Page 3: LP OMSK

C. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala OMSK yaitu :

1. Perforasi pada marginal atau pada titik atau sentral yaitu perforasi yang terletak di pers

flaksida pada membran timpany.

2. Abses / fistel netro-aurikuler (belakang telinga)

3. Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah.

4. Adanya sekret berbentuk nanah dan berbau khas.

(Soepadi, Arsyad E, 1998)

D. Patofisiologi

Otitis media akut dengan perforasi membran tympani menjadi otitis media supuratif

kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan bila proses infeksi kurang dari 2 bulan

disebut otitis media supuratif sub akut, beberapa faktor yan menyebabkan OMA menjadi

OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman

tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang), letak higiene buruk. (Soepardi, Arsyad,

E., 1998

F. Komplikasi

1. Meningitis

2. Granuloma

3. Abses otak

4. Labiringitis

Page 4: LP OMSK

5. Paralisis saraf fasialis yaitu adanya celah-celah tulang alami yang menyebabkan

hubungan antara saraf dengan telinga tengah, maka produk-produk infetoksik dapat

menimbulkan paralisis wajah.

6. Abses esktradural adalah suatu kumpulan pos diantara dural dan tulang yang menutupi

rongga mastoid atau telinga tengah. Gejala-gejala antara lain telinga dan kepala yang

berat.

7. Abses subdural

Suatu abses subdural dapat timbul akibat perluasan langsung abses ekstradural atau

perluasan suatu tromboflebitis lewat saluran-saluran vena. Gejala-gejalanya antara lain

demam, nyeri kepala, gangguan timbul koma pada pasien dengan otitis media supuratif

kronik.

(Adams, George L, 1994 )

Gejala awal komplikasi OMSK ( Arts, 2001)

1. Demam

2. Nyeri retroorbita pada sisi telinga yang terinfeksi

3. Nistagmus dan vertigo

4. Paralisis fasial pada sisi telinga yang terinfeksi

5. Nyeri kepala dengan atau tanpa letegia.

6. Papil edema

7. Meningismus

Page 5: LP OMSK

G. Penatalaksanaan

Prinsip dasar penatalaksanaan medis OMSK adalah :

1. Pembersihan telinga secara adekuat (aural toilet)

2. Pemberian anti mikroba topikal yang dapat mencapai lokasi dalam jumlah adekut.

3. Bedah

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-ulang.

Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi, keadaan ini antara lain

disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan :

1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan

dengan dunia luar.

2. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal.

3. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.

4. Gizi dan higiene yang kurang.

Jenis pembedahan pada OMSK

Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dilakukan pada OMSK :

1. Mastoidektomi sederhana

Operasi dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif

tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari

jaringan patologik.

Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi pada operasi ini fungsi

pendengaran tidak diperbaiki.

Page 6: LP OMSK

2. Mastordektomi radikal

Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang

sudah meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologis dan

mencegah komplikasi ke intrakranial.

3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)

Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi

belum merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk membuang semua jaringan

patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

4. Miringoplasti

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga

dengan nama timpanoplasti tipe I, rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.

Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe

benigna dengan perforasi yang menetap.

5. Timpanoplasti

Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih

berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan

medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki

pendengaran. (Soepardi, Arsyad, 1997 )

H. Pemeriksaan Penunjang

     Rontgen : Terlihat bayangan kolesteatoma pada rongga mastoid

CT Scan : Diskontinuitas osikula

  Uji Fistula positif

Darah Lengkap: terjadi peningkatan jumlah leukosit

Page 7: LP OMSK

I. Pencegahan

a. Hati-hati saat membuang ingus

Membuang ingus terlalu keras bisa membuat gendang telinga tertarik dan pecah. Cara

buang ingus yang benar adalah bergantian dengan kekuatan yang tidak dipaksakan

b. Bagi anak, hindari mengedot sambil tidur

Pada anak yang mengedot sambil tidur, dalam posisi tertentu terjadi yang namanya

refluks di mana kuman dari tenggorok tersedot masuk ke telinga. Karena saluran tuba

eustasii yang menghubungkan antara telinga dan tenggorok masih pendek dan lebar.

Maka dari itu, latihlah sejak dini anak yang masih mengedot untuk melakukannya dalam

keadaan posisi duduk atau setengah duduk.

c. Bila telinga sedang terluka, hindari berenang

Jika memiliki luka di telinga, janganlah berenang. Jamur bisa bekembang di telinga jika

ada luka. Oleh sebab itu bagi orang yang gendang telinganya sudah pecah dan sudah

terkena congek, tidak boleh berenang. Begitu juga dengan air yang masuk ke hidung,

kalau ada infeksi sinusitis, bisa jadi congek

d. Jadikan suatu kebiasaan untuk memeriksakan ke dokter THT

Dengan rutin melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi, maka apapun yang sedang

terjadi pada telinga dapat secepatnya ditangani 

Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Agar menghindari problema pada telinga, rawatlah kesehatannya, berikut beberapa cara

merawat telinga yang dapat dilakukan untuk tetap mempertahankan fungsi normal

pendengaran telinga Anda :

1. Mengorek telinga

Bersihkanlah daun telinga dengan cotton buds, jangan liang telinganya. Serumen di

sekitar liang telinga masih dibutuhkan untuk melindungi telinga. Termasuk mengangkat

debu-debu dari luar supaya tidak masuk telinga. Apalagi, kotoran telinga punya self

cleaning sendiri. Kalau pendengaran terganggu dengan serumen yang sangat menumpuk,

Page 8: LP OMSK

datanglah ke dokter THT. Cari apa yang menjadi penyebabnya. Jika ada keluhan telinga

gatal atau sakit, segera cari penyebabnya. Hindari mengobati sendiri dengan jari, cotton

bud, atau benda-benda lain

2. Telinga harus kering

Gendang telinga yang sobek bisa menutup, dengan catatan harus selalu kering alias tidak

boleh berair. Kalau pun luka, tidak boleh berair.

3. Rutin memeriksakan ke dokter

Memberikan perhatian dengan melakukan perawatan merupakan langkah yang

dianjurkan, selain sebagai pencegahan agar tidak muncul permasalahan juga untuk

memberikan penanganan secepat mungkin bila ada hal kejanggalan sekecil apapun.

Perhatikan infeksi-infeksi di daerah seputar THT (telinga, hidung dan tenggorok) seperti

amandel yang selalu bermasalah, sakit tenggorok yang berulang, dan sinusitis. Pada anak-

anak sebaiknya rutin ke dokter THT 6-12 bulan sekali dan untuk dewasa, bila tidak ada

kelainan anatomi dan telinganya sehat, cukup setahun sekali.

Page 9: LP OMSK

DAFTAR PUSTAKA

Adam S, George, L, 1994, Buku Ajar THT, EGC, Jakarta.

Buchman,C.A.et al.2003.Infection of The Ear.In:Essencial Otolaryngology Head and Head Surgery .8th Ed.Lee,K.J (Eds) New York:Mc-Graw Hill.

Cody, D. Thone, R., 1991, Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan, EGC, Jakarta.

Soepardi, Arsyad, E., 1998, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorokan, FKUI, Jakarta.