lp kd 2..nyuci tangan
Click here to load reader
-
Upload
ririn-septiani -
Category
Documents
-
view
323 -
download
4
Transcript of lp kd 2..nyuci tangan
Nama : Ririn Septiani
NPM : 0906493400
“Alat bantu gerak dan universal precaution”
Alat Bantu Gerak
Alat bantu gerak adalah alat yang digunakan untuk membantu klien dalam
bermobilisasi dengan mudah. Beberapa tujuan penggunaan alat bantu gerak untuk
ambulansi yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot, menurunkan resiko
komplikasi immobilisasi, menurunkan ketergantungan klien dan meningkatkan
rasa percaya diri klien.
Tugas perawat adalah mengukur alat-alat tersebut agar sesuai dengan
kondisi klien. Tugas perawat dalam pemakaian alat bantu ini adalah mengajari
klien cara untuk menggunakan alat bantu dengan aman, mencapai kestabilan
dalam berjalan, naik turun tangga, dan bangkit dari duduk.
Ada bermacam-macam alat bantu jalan. Masing-masing alat bantu jalan
mempunyai indikasi dan kontraindikasi penggunaan dan cara penggunaan yang
berbeda. Pemilihan alat bantu jalan harus disesuaikan dengan kondisi klien.
Tipe alat bantu jalan:
1. Walking belt: ikat pinggang kulit melingkari pinggang klien dan
memiliki pemegang yang berfungsi bagi perawat sebagai pegangan.
2. Walker: suatau alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dari pipa dan logam. Walker mempunyai empat
penyangga dan kaki yang kokoh, klien memegang pemegang tangan
pada bagian diatas dan melangkah dengan memindahkan walker
lebih lanjut, dan melangkah lagi.
3. Tongkat adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dar kayu atau logam. Dua tipe tongkat umum
adalah tongkat berkaki panjang lurus (single straight-legged) dan
tongkat berkaki segi empat (quad cane). Tongkat berkaki lurus lebih
umum digunakan untuk sokongan dan keseimbangan klien yang
kekuatan kakinya menurun. Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh
yang terkuat. Untuk sokongan maksimum ketika berjalan, klien
menempatkan tongkat berada di depan 15 sampai 25 cm, menjaga
berat badan pada kedua kaki klien. Kaki yang terlemah bergerak
maju dengan tongkat dan kaki yang terkuat maju setelah yang
terlemah. Tongkat memberi keluhan paralisis ataupun hemiplegia.
Tiga tahap yang sama digunakan oleh tongkat berkaki lurus.
Tongkat berkaki segi empat
4. Kruk, sering digunakan untuk meningkatkan mobilisasi.
Penggunanya dapat temporer, seperti pada kerusakan ligament di
lutut. Kruk dapat digunakan permanen( misal klien oaralisis
ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau logam. Ada 2 tipe
kruk yaitu Lofstrand dengan pengatur ganda atau kruk lengan bawah
dan kruk aksila terbuat dari kayu. Kruk lengan bawah memiliki
pegangan tangan dan pembalutlogamnya yang pas mengelilingi
lengan bawah
5. Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi digunakan
untuk meminimalkan spasme otot; untuk mereduksi, mensejajarkan, dan
mengimobilisasi fraktur; untuk mengurangi deformitas; dan untuk menambah
ruangan di antara kedua permukaan patahan tulang. (Brunner & Suddarth, 1996)
Jenis-jenis traksi :
1. Traksi lurus / langsung, memberikan gaya tarikan dalam satu garis lurus
dengan bagian tubuh berbaring di tempat tidur. Traksi ekstensi Buck dan
traksi pelvis merupakan contoh traksi lurus.
2. Traksi suspensi seimbang, memberi dukungan pada ekstremitas yang sakit
di atas tempat tidur sehingga memungkinkan mobilisasi pasien sampai
batas tertentu tanpa terputusnya garis tarikan.
3. Traksi kulit/skelet
4. Traksi manual, merupakan traksi yang sangat sementara yang bisa
digunakan pada saat pemasangan gips, memberikan perawatan kulit di
bawah bobot busa ekstensi Buck, atau saat menyesuaikan dan mengatur
alat traksi.
5.
Gambaran Anatomi Organ Gerak Yang Akan Dikaji
Banyak hal yang dapat dikaji ketika menghadap klien imobilisasi. Namun secara
umum, kasus yang paling umum yang terjadi pada klien imobilisasi adalah kasus
fraktur baik fraktur pada bagian ekstremitas bawah maupun ekstremitas atas.
Organ-organ gerak yang termasuk ke dalam ekstremitas tersebut antara lain
meliputi: pergelangan tangan, lengan bawah, pinggul, lutut,pergelangan kaki dan
lain-lain.
- Lengan bawah. Sebagian besar fungsi tangan dilakukan oleh lengan bawah
dalam posisi setengah pronasi. Untuk fungsi optimal maka lengan bawah
harus mampu berputar dari supinasi ke pronasi.
- Pergelangan tangan. Fungsi utama pergelangan adalah memposisikan tangan
sedikit dorsifleksi yaitu posisi yang berfungsi. Pada klien imobilisasi, posisi
fungsional pergelangan tangan dapat dicapai dengan menggunakan gulungan
tangan dan pembebat.
- Pinggul. Pinggul merupakan bagian ekstremitas bahwa yang penting sebagai
daya penggerak dan pembawa berat badan, sehingga stabilitas sendi pinggul
lebih penting daripada mobilisasinya.
- Lutut, memiliki fungsi utama dalam stabilitas, yang dicapai oleh rentang
gerak, ligament dan otot. Sendi lutut yang tidak bergerak menyebabkan
imobilisasi yang serius. Derajat ketidakmampuan tergantung posisi dimana
lutut menjadi kaku.
- Pergelangan kaki sangat penting dalam menopang tubuh saat berjalan. Sendi
ini berfungsi untuk menopang berat badan sehingga tubuh tidak jatuh.
Prosedur
Berikut adalah penjelasan beberapa alat bantu gerak yang bisa digunakan oleh
klien dengan gangguan mobilisasi yang dapat membantu ambulasi klien:
a. Tongkat (Canes)
Tongkat merupakan alat ringan, membantu pergerakan dengan mudah, terbuat
dari kayu atau besi. Tongkat dapat membantu menjaga keseimbangan badan,
biasanya diberikan pada klien dengan hemiparesi dan digunakan untuk
emnurunkan ketegangan karena kumpulan badan yang berat. Tongkat tidak
direkomendasikan untuk klien dengan kelemahan kaki bilateral. Terdapat tiga tipe
tongkat yang umum digunakan, meliputi:
Tongkat standar, member dukungan minimal dan digunakan oleh klien yang
membutukan sedikit bantuan untuk berjalan
Tongkat bertangkai, terdapat pegangan atau gagang untuk dipegang sehingga
memudahkan untuk memberikan stabilitas lebih besar dari tongkat standar,
khususnya berguna untuk klien dengan kelemahan tangan
Tongkat segiempat yang mempunyai 3 atau 4 kaki yang memberikan
dukungan keseimbangan lebih besar. Alat ini digunakan bagi klien dengan parsial
unilateral atau paralisis penuh pada kaki.
Penggunaan alat bantu jalan dengan alat bantu gerak tongkat:
- mulai dengan penempatan tongkat pada sisi yang lemah
- Tempatkan tongkat kedepan 15-25 cm, jaga beban BB pada kedua tungkai
- Gerakkan sisi yang lebih maju
- Majukan tungkai melewati tongkat dengan kuat
- Gerakkan tungkai yang lemah ke depan rata dengan tungkai yang kuat
- Ulangi langkah langkah di atas
b. Tongkat penopang (kruk)
Terbuat dari kayu atau besi sepanjang ujung mencapai aksila. Kruk digunakan
untuk memindahkan berat dari satu atau kedua kaki. Terdapat 3 macam atau jenis
kruk, yaitu: kruk aksila, lofstrand, dan kruk platform. Kruk aksila kebanyakan
digunakan oleh klien dengan semua golongan umur, kruk lofstrand mempunyai
suatu peangan tangan diatur sesuai dengan ketinggian klien. kruk tipe inin sangat
berguna untuk klien yang mengalami ketidakmampuan permanen seperti
paraplegia. Kruk platform digunakan oeh klien yang tidak dapat menahan berat
dipergelangan tangannya. Terdapat beberapa teknik ketika klien menggunakan
alat bantu kruk, beberapa teknik adalah sebagai berikut:
1) Teknik 4 langkah
- Mulai dengan posisi tripod. Krik ditempatkan 15 cm didepn atau 18 cm
disamping masing-masing telapak kaki
- Gerakkan maju kruk kanan 14-15 cm
- Gerakkan maju kaki kiri sejajar dengan kruk kiri
- Gerakkan maju kruk 14-15 cm
- Gerakkan kaki kanan maju sejajar dengan kruk kanan
- Ulangi langkah diatas
2) Teknik 3 langkah
- Mulai dengan posisi tripod
- Majukan kedua kruk atau kaki yang cedera
- Gerakkan kaki dengan kuat ke depan
3) Teknik 2 langkah
- Mulai dengan posisi tripod
- Gerakan kruk kiri dan kaki kanan kedepan
- Gerakkan kruk kanan dan kaki kiri kedepan
- Ulangi langkah langkah diatas
4) Teknik langkah mengayun dan teknik langkah mengayun berlebih
Teknik langkah mengayun
- Gerakkan kedua kruk ke depan
- Angkat dan ayunkan tungkai ke kruk, biarkan kruk menahan berat badan
- Ulangi langkah 1 dan u secara berulang0ulang
Tekinik langkah mengayun berlebih
- Gerakkan kedua kruk kedepan
- Angkat dan ayunkan kedua tungkai melalui dan melebihi kedua kruk.
Berikut prosedur membantu klien dalam menaiki tangga dengan menggunakan
kruk:
- Mulai dengan posisi tripod
- Pindahkan berap badan pada kedua kruk
- Majukan kaki yang tidak cedera ke tangga
- Posisikan kedua kruk dan kaki tidak cedera pada tangga
- Ulangi gerakan hingga klien mencapai tangga tertinggi
Berikut prosedur membantu klien dalam menuruni tangga dengan menggunakan
kruk:
- Mulai dengan posisi tripod
- Klien memindahkan beban BB pada tungkai yang tidak mengalami cedera
- Gerakkan kruk ke tangga dan intruksikan klien untuk memulai memindahkan
beban BB ke kruk dan gerakan tungkai yang mengalami cedera ke depan
- Gerakkan tungkai yang tidak cedera ke tangga dan posisikan sejajar kruk.
- Ulangi gerakan ampai tangga terakhir.
c. Walkers (alat bantu jalan)
Alat ini memiliki dasar yang lebar sehingga member keseimbangan dan
keamanan. Terdiri dari tangkai besi dengan pegangan tangan, 4 kaki yang kuat
dan satu tempat/permukaan terbuka. Alat bantu ini dapat digunakan bagi klein
yang mengalami masalah keseimbangan. Pengguanan ambulasi dengan walker:
- Berdiri ditengah-tengah walker dan pegang hand grips (pegangan pada batang
yang lebih atas)
- Lakukan langkah kedepan dengan walker
- Gerakkan walker 6-8 in (kurang lebih 15 cm) dan lakukan langkah ke depan
dengan tungkai yang lain
- Ulangi langkah-langkah diatas
Universal Precaution
Universal precaution atau kewaspadaan universal, merupakan
kewaspadaan yang menganggap bahwa setiap darah dan cairan tertentu lain dapat
menyebabkan infeksi, tidak memandang status sumbernya. Cairan tersebut bisa
berupa cairan semen, cairan vagina, cairan ketuban, cairan limfa, cairan
cerebrospinal, cairan pleura dan peritoneal, serta cairan pericardial. Ada berbagai
macam infeksi menular yang terdapat dalam darah dan cairan tubuh lain
seseorang, di antaranya hepatitis B dan C, dan HIV. Ada beberapa kegiatan yang
menimbulkan risiko yaitu menyuntik, mengambil darah, tindakan bedah, tindakan
kedokteran gigi, persalinan, membersihkan darah/cairan lain. Karena akan sulit
untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi atau tidak, petugas layanan kesehatan
harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh dalam hubungan dengan
semua pasien, dengan melakukan tindakan standar precaution seperti segera
mencuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh pasien, memakai
sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan tubuh pasien,
memakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan
tubuh.
Indikasi
- Melindungi diri dari risiko penularan penyakit.
- Petugas kesehatan juga tidak menulari penyakit kepada pasien.
Kontraindikasi
- Akan terjadi kesenjangan antara perawat dan pasien.
- Membuat pasien merasa terasingkan karena penyakitnya.
- Membuat pasien merasa penyakitnya sudah parah dan berbahaya.
Alat dan bahan untuk cuci tangan:
1. Sabun (batang atau cair, yang antiseptik atau bukan)
2. Wadah sabun yang berlubang supaya air bisa terbuang keluar
3. Air mengalir (pipa, atau ember dengan keran) dan wastafel
4. Handuk/lap sekali pakai (kertas, atau kain yang dicuci setelah sekali
pakai)
Prosedur Universal Precaution
Petugas pelayanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal
secara penuh dalam hubungan dengan semua pasien, dengan melakukan tindakan
berikut :
1. Administrative Controls
• Pendidikan
Mengembangkan sistem pendidikan tentang tindakan pencegahan kepada pasien,
petugas, dan pengunjung rumah sakit untuk meyakinkan mereka dan bertanggung
jawab dalam menjalankannya.
• Adherence to Precaution (Ketaatan terhadap tindakan pencegahan) Secara
periodik menilai ketaatan terhadap tindakan pencegahan dan adanya perbaikan
langsung.
2. Standard Precautions
• Cuci tangan dengan menggunakan antiseptik setelah berhubungan dengan pasien
atau setelah membuka sarung tangan.
• Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh
• Pakai sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan tubuh atau
peralatan yang terkontaminasi dan saat menangani peralatan habis pakai.
• Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh
• Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman; yang sekali
pakai tidak boleh dipakai ulang.
• Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok
• Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis
• Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai dengan
prosedur.
• Buang limbah sesuai prosedur. Pemisahan limbah sesuai jenisnya diawali sejak
limbah tersebut dihasilkan.
a. Limbah padat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dibuang ke
tempat sampah kantong plastik kuning
b. Limbah padat tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dibuang
ke tempat sampah kantong plastik hitam
c. Limbah benda tajam atau jarum dibuang ke kontainer yang berwarna kuning
tahan tusuk dan tahan air
• Kesehatan karyawan dan darah yang terinfeksi bakteri patogen
Untuk mencegah luka tusuk benda tajam:
a. Berhati-hati saat menangani jarum, scalpel, instrumen yang tajam atau alat
kesehatan lainnya dengan permukaan tajam,
b. Jangan pernah menutup kembali jarum bekas pakai atau mernanipulasinya
dengan kedua tangan.
c. Jangan pernah membengkokkan atau mematahkan jarum
d. Buanglah benda tajam atau jarum bekas pakai ke dalam wadah yang tahan
tusuk dan air, dan tempatkan pada area yang mudah dijangkau dari area
tindakan.
e. Gunakan mouthpieces, ressucitation bags atau peralatan ventilasi lain
sebagai alternatif mulut ke mulut.
Alat pelindung
Unsur lain yang penting dalam universal precaution adalah penggunaan alat
pelindung yang sesuai tindakan. Alat yang dibutuhkan sarung tangan (misalnya
untuk ambil darah) hingga semua alat yang dibutuhkan oleh seorang bidan waktu
membantu kelahiran. Namun perawat yang hanya menyentuh pasien tidak
membutuhkan sarung tangan, yang penting cuci tangan sebelum dan sesudahnya.
Alat pelindung yang dibutuhkan antara lain :
• Sarung tangan, digunakan sebab tangan atau kulit berpotensi kontak dengan
darah atau cairan lain dan material yang terkontaminasi.
• Celemek
• Masker atau pelindung muka, untuk menghindari droplet darah atau cairan lain
dari mulut, mata atau hidung
• Kacamata
• Pelindung kaki
Dokumentasi Universal Precaution
(Kontrol Infeksi)
1. Dokumetasi Pengkajian
Gunakan format yang sistematis untuk mencatat pengkajian yang meliputi :
Status Ketahanan Tubuh Klien
Riwayat Klien di Rumah Sakit
Data Laboratorium
Infeksi pada Klien
2. Dokumentasi Diagnosa
Resiko untuk Infeksi
Resiko Terluka
Gangguan Jaringan Integumen
Resiko gangguan jaringan integument
Perubahan Membran Muskus Mulut
Perubahan Pemenuhan Nutrisi
Isolasi Sosial
3. Dokumentasi Intervensi
Daftar dan jenis masalah aktual resiko dan kemungkinan. Berikan
prioritas utama pada maslah aktual yang mengancam kesehatan,
Untuk mempermudah dan bisa dimengerti dalam memuar rencana
tindakan erikanlah ganbaran dan ilustrasi (contoh) bila mungkin
diagnosa khususnya sangat membantu ketika teknologi canggih
digunakan untuk perawtan klien atau ketika menggambarkan lokasi
anatomi.
Tuliskan dengan jelas khusus, terukur, kriteria hasil yang diharapkan
untuk mentapakan masalah ersama dengan klien tentukan keterampilan
kognitif, afektif dan psikomotor yang memerlukan perhatian.
Selalu ditanda-tangani dan diberi tanggal rencana tindakan, hal ini
perting karena seorang perawat profesionalakan bertanggung jawab dan
ertanggung gugat untuk melaksanan rencana tindakan yang telah
tertulis.
Mulai rencanatindakandengan menggunakan action verb
Alasan prinsip spesifik untuk menuliskan diagnosa keperawatan
Tuliskan rasional dari rencana tindakan.
Rencana tindakan harus selalu tertulis dan ditanda-tangani
Rencana tindakan harus dicatat seagai hal yang permanen
Klien dan keluarganaya jika memungkinkan diikutsertakan dalam
perencanaan
Rencana tindakan harus sesuai dengan waktu yangditentukan dan
diusahakan untuk selalu diperbaharuai misalnya setiap pergantian dines,
setiap hari, dan atau sewaktu-waktu diperlukan.
4. Dokumentasi Implementasi
Tindakan Pencegahan Penyakit
Tindakan Pengukuran Perawatan
Tindakan Pemberian Obat
Tindakan Peraturan Pengontrol Infeksi
Tindakan Pencegahan infeksi dan kontrol petugas medis rumah sakit
Tindakan Penggunaan Peralatan Keamanan.
5. Dokumentasi Evaluasi
Deskripsi jelas tentang tanda dan gejala klien
Deskripsi infeksi local
Keberhasilan dari intervensi-intervensi yang diberikan
Nilai yang dianut yang harus diperhatikan pada alat bantu gerak dan universal
precaution:
Nilai Essensial Sikap dan Kualitas
Pribadi
Perilaku Profesional
Altruisme
Peduli dgn kesejahteraan
orang lain
Perhatian
Komitmen
Pkasihan
Kemurahan hati
Ketekunan
Berikan perhatian yang
penuh pada klien ketika
memberikan keperawatan.
Bantu rekan perawat
lainnya dalam memberikan
perawatan ketika mereka
tidak dapat melakukannya.
Tunjukkan perhatian pada
kecenderungan dan
masalah social yang
memiliki implikasi
perawatan kesehatan
Persamaan
Memiliki hak,
kepentingan, atau status
yang sama
Penerimaan
Asertif
Tidak berpihak
Harga diri
Toleransi
Berikan asuhan
keperawatan berdasarkan
kebutuhan individu, bukan
pada karakter pribadi.
Lakukan interaksi dengan
perawat lain dengan cara
yang tidak diskriminatif.
Ekspresikan pemikiran
tentang perlembangan
akses keperawatan dan
perawaatan kesehatan
Estetika
Kualitas objek,
peristiwa, dan orang
yang memeberikan
kepuasan
Penghargaan
Kreativitas
Imajinasi
Sensitivitas
Adaptasi dengan
lingkungan sehingga dapat
memuaskan klien .
ciptakan lingkungan kerja
yang menyenangkan bagi
diri sendiri dan orang lain.
Tempatkan diri dengan
cara yang dapat
meningkatkan kesan positif
dalam keperawatan.
Kebebasan
Kapasitas untuk
menerapkan pilihan
Percaya diri
Harapan
Kemerdekaan
Keterbukaan
Penguasaan diri
Disiplin
Hargai hak individu untuk
menolak perawatan.
Dukung hak perawat lain
untuk memberikan
berbagai alternative pada
rencana perawatan.
Dukung dilakukannya
diskusi terbuka pada isu-
isu yang controversial
dalam profesi
Martabat manusia
Mewarisi derajat dan
keunikan sebagai
seorang individu
Pertimbangan
Empati
Kemanusiaan
Keramahan
Sangat menghargai
Percaya
Lindungi hak individu
tentang kebebasan pribadi.
Perlakukan individu sesuai
dengan perlakuan yang
ingin mereka terima.
Pertahankan kerahasiaan
klien dan staf. Rawat orang
lain dengan hormat tanpa
memandang latar belakang
Keadilan
Menyunjung moral dan
prinsip legal
Keberanian
Integritas
Moralitas
Objektifitas
Bertindak sebagai advokat
dalam perawatan
kesehatan. Alokasikan
sumber daya secara adil.
Laporkan praktik yang
tidak kompeten, tidak etis,
dan illegal secara objektif
dan actual.
Kebenaran
Jujur pada fakta atau
Akuntabilitas
Kebenaran
Dokumentasikan
keperawatan secara akurat
realitas Kejujuran
Keingintahuan
Rasionalitas
Reflektivitas
dan jujur. Dapatkan data
yang cukup untuk
membuat suatu keputusan
sebelum melaporkan
adanya pelanggaran
kebijakan organisasi.
Berpartisipasi dalam usaha
professional untuk
melindungi masyarakat
dari kesalahanninformasi
mengenai keperawatan.