LP HIPERTENSI.doc

16
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. PENGERTIAN Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya mempunyai tekana darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah lebih dari atau sama dengan 90 mmHg Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sam dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (WHO) Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus – menerus lebih dari satu periode Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin namun pada umumnya sistolik yang berkisar antara 140-190 mmHg dan diastolik antara 90-95 mmHg dianggap merupakan garis batas hipertensi (sylvia A, pierce. 533) B. KLASIFIKASI 1

description

Laporan pendahuluan

Transcript of LP HIPERTENSI.doc

Page 1: LP HIPERTENSI.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya

mempunyai tekana darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg

dan tekanan darah lebih dari atau sama dengan 90 mmHg

Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90

mmHg dan tekanan darah sam dengan atau diatas 160/95 mmHg

dinyatakan sebagai hipertensi (WHO)

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah

dalam pembuluh darah arteri secara terus – menerus lebih dari satu periode

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik

yang tidak normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang

dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin namun pada

umumnya sistolik yang berkisar antara 140-190 mmHg dan diastolik

antara 90-95 mmHg dianggap merupakan garis batas hipertensi (sylvia A,

pierce. 533)

B. KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

a. Hipertensi esensial/primer : hipertensi yang tidak diketahui penyebab

atau idiopatik

b. Hipertensi sekunder/renal

Berbagai faktor dihubungkan dengan hipertensi esensial, akan

tetapi belum terdapat keterangan pasti yang dapat menjelaskan

penyebabnya.

C. ETIOLOGI

1. Keluarga dengan riwayat hipertensi

2. Pemsukan sodium berlebih

1

Page 2: LP HIPERTENSI.doc

3. Konsumsi kalori berlebih

4. Kurangnya aktifitas fisik

5. Pemsukan alkohol berlebih

6. Rendahnya pemasukan potasium

7. Lingkungan

8. Penggunaan estrogen

9. Penyakit ginjal

10. Hipertensi vaskuler renal

11. Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dll.

D. TANDA DAN GEJALA

Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru

timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target sepertu pada

ginjal, mata, otak dan jantung. Gejalanya adalah sakit kepala, epistaksis,

pusing atau migren, marah, telinga berdengung, mimisan, sukar tidur dan

sesak nafas, rasa berat dit tengkuk, mata berkunag-kunang.

Gangguan serebral akibat hipertensi dapat berupa kejang, atau

gejala- gejala akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa

kelumpuhan, gangguan kesadaran bahkan sampai koma. Apabila gejala

tersebut timbul, merupakanpertanda tekanan darah perlu segera diturunkan

(Soeparman, 1999).

E. PATOFISIOLOGI

Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan tahanan perifer,

sehingga semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan

perifer akan mempengaruhi tekanan darah. Secara mudah tekanan darah

dapat dituliskan dengan formulasi sebagai berikut :

Tekanan darah = Curah jantung X Tahanan perifer

Selain curah jantung dan tahanan perifer, sebenarnya tekanan darah

dipengaruhi juga oleh tekanan atrium kanan, akan tetapi karena tekanan

atrium kanan mendekati nol, nilai tersebut tidak mempunyai pengaruh.

2

Page 3: LP HIPERTENSI.doc

F. FAKTOR RESIKO

Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah :

a) Faktor genetik :adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak

dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada heterozigot

b) Umur dan jenis kelamin :wanita lebih banyak menderita hipertensi

dari pada pria

c) Peranan ginjal :penyebab hipertensi sekunder

d) Penumpukan garam

e) Ketidakseimbangan kimiawi : disebabkan oleh pembesaran dan

kegiatan yang berlebihan pada salah satu kelenjar adrenalin

f) Diet

g) Kegemukan/ obesitas

h) Sembelit terkait masalah diet

i) Rokok : non significant

j) Alkohol : meninggi bila minum lebih dari 3X per hari

k) Emosional

l) Obat-obatan yangmenyebabkan hipertensi :

m) Kapsul utuk menghilangkan gejala pilek

n) Pil kontrasepsi kombinasi

o) Hormon

G. Komplikasi

Umumnya mengenai organ-organ vital seperti :

a) Mata : spasme fokal, penyempitan arteriola, perdarahan, eksudat dan

papil bendung

b) otak : infark otak, pecahnya pembuluh darah otak, kematian

c) Jantung : gagal jantung

d) Ginjal : gagal ginjal

3

Page 4: LP HIPERTENSI.doc

TINJAUAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data

Biodata

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agam, pekerjaan, pendidikan dll.

Umur dan jenis kelamin penting menentukan penyakit hipertensi terutam

yang terkait dengan gaya hidup.

Keluhan Utama

Keluhan utama pada hippertensi pada umumnya dalah sakit kepala, tersa

berat, terutama saat bangun tidur, di daerah oksipital separuh (migrain),

pusing, cepat lelah, penglihatan kabur, nyeri dada, nafas sesak, berkeringat

lebih, penurunan BB, tremor, cemas, mual-muntah, anoreksia, telinga

berdenging, penurunan reflek.

Riwayat Penyakit Yang Lalu

penyakit yang menjadi faktor pencetus adanya hipertensi antara lain

penyakit parenkhim dan vaskuler ginjal, DM, tumor otak, ensefalitis,

gangguan psikiatrik, merokok, alkoholik, kafein, kurang olah rag

(menyangkut gaya hidup)

2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Meliputi kondisi klien yang terkaji oleh perawat seperti tiungkat

ketegangan, kelemahan, kecenasan, dan tingkat kesadaran.

Tanda – Tanda Vital

- Tekana darah ; mengalami penigkatan, tekanan nadi meningkat.

- Tekanan nadi; amplitudo meningkat pada arteri karotis, pulsasi

radialis, perbedaan denyut nadi, atau tidak ada denyut nadi pada area

tertentu, seperti ; arteri popiteal, posterior tibia, tachicardi, disritmia.

- Respiratori rate ; tachipnea

- Temperatur ; umumnya normal ( 36,7c – 37,3c )

-

4

Page 5: LP HIPERTENSI.doc

Pemeriksaan Kepal – Leher

- Wajah : pucat, cianosis pada mukosa mulut dan bibir, grimace, tanda

ketegangan atau tanda kelelahan

- Hidung : pernapasan cuping hidung, sianosis, epistaksis

- Mata : konjungtiva pucat, gangguan visus, ptechie, perdarahan, papil

edema.

- Leher : distensi vena jugularis jika terkena CHF, arteri karotis, denyut

nadi kecil jika tejadi arteri sklerosis, da / tidaknya pembesaran

kelenjar thiroid, kesimetrisan tachea

Pemeriksaan Thorak

a. Inspeksi

- Kesimetrisan dan bentuk thorak

- Pernapasan : pola napas tachipnea, orthopnea, tanda-tanda

penggunaan otot bantu pernapasan. Jika terjadi hipertrofi dan

dilatasi ventrikel kanan tanpa atau dengan gagal jantung kanan

yang bisa m,engarah ke cor pulmonal.

b. Palpasi

- Tractile fremitus

- Denyut apek : point maximum impuls (PMI) bergeser dan atau

kuat angkat

c. Perkusi

Kemungkinan terjadi cardiomegali

d. Auskultasi

Terdengar suara napas tambahan ( ronchi / rales / wheezing ) jika

terjadi cor pulmonal sebagai akibat darai gagal jantung.

Pemeriksaan Abdomen

a. Inspeksi

- Kaji bentuk, ketegangan dinding perut, gerakan dinding perut

- Adanya denyutan dari hipocardium kanan yang menunjukkan

denyut dan vena hepar akibat hipertensi dan decompensasi cordis

kanan

5

Page 6: LP HIPERTENSI.doc

b. Palpasi

Teraba massa di abdomen, acites, hepatomegali, slenomegali jika

CHF

c. perkusi

shifting dulness menunjukkan adanya acites

d. auskultasi

bising usus umumnya normal

Pemriksaan Ekstrimitas Dan Integumen

a. inspeksi

- diaphoresis

- warna kulit pucat kebiruan / sianosis pada kuku, ujung jari, edema

jika gagal jantung kanan.

b. Palpasi

- Turgor kulit > dari 2 detik

- Suhu ekstrimitas dingin, penurunan relek tendon

- Mati rasa / kelumpuhan salah satu sisi badan jika hipertrofi

ventrikel

- GCS untuk menentukan tingkat kesadaran

-

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

- HB : untuk menilai vikositas dan indikator faktor resik seperti anemia.

- BUN kreatinin menilai perfusi / faal renal

- Glukosa serum hiperglikemia ( DM adalah presipilator hipertensi /

akibat dari peningkatan katekolamin

- Kadar kolesterol trgliserida : peningkatan mengindikasikan

predisposisi pembentukan plaquatheromaatus

- Kadar serum aldosteron : menilai adanya aldosteronisme primer

- Uric acid : hiperuricemia merupkan implikasi faktor resiko hipertensi

- Elektrolit : seru potasium ( hipokalemi ) mengindikasikan adanya

aldosteronisme, efek samping terapi diuretik, serum calcium bisa

meningkat berkontribusi terhadap hipertensi

6

Page 7: LP HIPERTENSI.doc

- Urine : analisa adanya darah, protein, glukosa dalam urine untuk

mengidentifikasikan fungsi renal.

ECG

- Untuk mengetahui cardiomegali dan gangguan konduksi kelistrikan

jantung

- Tampak gelombang P pulmonal ( hipertensi pulmonal, RVH )

C. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN

Dibagi menjadi 2 golongan : farmakologi dan non farmakologi

1. Non farmakologi

- Diet rendah garam dan lemak

- Usahakn mempertahankan BB ideal

2. Farmakologi

Obat anti hipertensi yang diberikan harus memenuhi persyaratan, yaitu :

- Efek menurunkan tekanan darah efektif

- Efek sanping sedikit

- Pemberian sederhan

- Harga relatif murah dan mudah didapatkan

Obat antihjipertensi yang diberikan antara lain:

1. Diuretik

Fungsi :

- menurunkan volume plasma

- mencegah ekspansi sekunder dari plasma

- menurunkan retensi perifer dan tekanan darah

efek samping :

- meningkatkan kadar urine acid dalam darah

- hiperuricemia

- hiperkalemia

- hgiperglikemia

contoh obat :

- furosemid ( lasix )

- clonidin

7

Page 8: LP HIPERTENSI.doc

2. vasodilator

fungsi :

- mengembangkan pembuluh darah arteri

- mengurangi tahanan perifer

- menurunkan tekanan darah

efek samping

- meningkatkan curah jantung

- meningkatkan HR

contoh obat : diazoxide, minoxidil, prozasin

3. ace inhibitor

fungsi :

- menghambat renin, angiotensin

- vasodilatasi

- menurunkan volume darah

efek samping :

- ginjal : proteinuri, kegagalan faalmginjal, sidroma nefrotik

- darah : agianulusitosis, neutroponia mengakibatkan infeksi, sepsis

- kulit : ptechie, angiodema

- cardio : hipertensi, angina pectoris, kegagalan jantung kongesti

- dysngeusia : hilangnya sensasi lidah, mual, muntah, nyeri perut

contoh obat : captopril, E. nalafril

D. DIAGN0SA KEPERAWATAN

1. Menurunnya cardiac output s/d beban kerja jantung yang berlebih

sekunder terhadap ischemia myocard

2. Intoleransi aktivitas s/d ketidakseimbangan antara supali dan kebutuhan

oksigen

3. Gangguan rasa nyaman nyeri akut ( sakit kepala ) s/d peningkatan tekanan

vaskuler serbral

4. Resiko terjadinya trauma s/d penurunan fungsi visual

5. Resiko kekurangan volume cairan s/d mual muntah

8

Page 9: LP HIPERTENSI.doc

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa I

Penurunan curah jantung s/d beban kerja jantung yang berlebih sekunder

terhadap ischemia myocard

Intervensi :

1. Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan / paha untuk evaluasi awal

R/ perbandingan darai tekanan memberikan tekanan yang lebih lengkap

tentang keterlibatan / bidang masalah vaskuler

2. Catat keberadaan, kualitas, denyutan sentral dan perifer

R/ denyutan cordis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati /

terpalpasi, denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek

dari vasokonstriksi dan kongesti vena

3. Awasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler

R/ awasi pucat, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin

berkaitan dengan vasokonstriksi / mencerminkan dekompensasi /

penurunan curah jantung

4. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas / keributan

lingkungan

R/ membantu untuk menurunkan rangsang simpatik meningkatkan

relaksasi

Diagnosa II

Intervensi :

1. Kaji respon klien terhadap aktivitas, pertahankan frekuensi nadi > 20

kali / menit diatas frekuensi., istirahat, peningkatan tekanan darah nyata

selama / sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmHg atau

tekanan diastolik meningkat 20 mmHg ), dispnea atau nyeri dada,

keletihan dan kelemahan yang berlebih.

R/ menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi

terhadap stress, aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan

kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas

9

Page 10: LP HIPERTENSI.doc

2. Instruksikan klien tyentang tehnik penghematan energi, misalnya :

penggunaan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut dan menyikat

gigi

R/ menghemat energi mengurangi penggunaan energi juga membantu

keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas pearawatan diri secara

bertahap jika dapat ditoleransi beriak bantuan sesuai kebutuhan

R/ kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-

tiba memberikan bantuan hanya sebatas kebutuha akan mendorong

kemandirian dalam melakukan aktivitas

Diagnosa III

Intervensi :

1. Kompres dingin pada dahi, tehnik relaksasi, pijat punggung dan leher

R/ aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala

pada adanya peningkatan tekanan vaskuler

2. Minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala

mis; mengejan saat bab, batuk panjang, membungkuk

R/ aktivitas yang meningkatakan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala

pada adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral

3. Berikan cairan, makanan lunak, perawatn mulut yang teratur bila terjadi

perdarahan hidung

R/ menigkatkan kenyamanan umum

10

Page 11: LP HIPERTENSI.doc

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, E. Marillyn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

A. price, silvya, 1995.. Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arief dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : EGC.

Soeparman, 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Jakarta : Balai penerbit FKUI.

11