LP Hipertensi

8
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. PENGERTIAN Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002: 896). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.(Smeltzer,2001) B. ETIOLOGI 1. Usia. Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden panykit arteri dan kematian premature. 2. Jenis Kelamin. berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi. 3. Ras. Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. 4. Pola Hidup.

description

hipertensi

Transcript of LP Hipertensi

Page 1: LP Hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas

140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.  Pada populasi manula, hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg.

(Bruner dan Suddarth, 2002: 896).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.(Smeltzer,2001)

B. ETIOLOGI

1. Usia.

Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi

pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden panykit arteri dan

kematian premature.

2. Jenis Kelamin.

berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi

daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai

meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.

3. Ras.

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang

berkulit putih.

4. Pola Hidup.

Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien

telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan

rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan

dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai

faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi

hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia

adalah faktor – faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis yang

berhubungan dengan hipertensi.

Page 2: LP Hipertensi

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

2. Kelelahan , letih

3. Nafas pendek

4. Sakit kepala, pusing

5. Mual, muntah

6. Gemetar

7. Nadi cepat setelah aktivitas

8. Sulit bernafas saat aktivitas

9. Gangguan penglihatan

10. Sering marah

11. Mimisan

12. Kaku pada leher atau bahu

Page 4: LP Hipertensi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang dilakukan 2 cara yaitu :

1. Pemeriksaan yang segera seperti :

a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko

seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi

ginjal.

c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).

d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan

hipertensi

f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler)

g. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

h. EKG : perbesaran jantung gangguan konduksi (Smeltzer, 2001)

2. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang

pertama ) :

a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal / ureter.

b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT

scan.

e. (USG) untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.

Page 5: LP Hipertensi

F. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup

a. Diit rendah lemak dan Diit rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium

benzoat, monosodium glutamat.

b. Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol

c. Lakukan olahraga secara teratur dan Hentikan kebiasan merokok (minum

kopi)

d. Menghindari stress dan gaya hidup yang lebih santai.

2. Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi

Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :

a. Beta Bloker

Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol, propanolol, timolol, pindolol,dll.

b. Antagonis Kalsium

Golongan obat ini seperti nifedipine, diltiazim, verapamil, amlodipin,

felodipin dan nikardipin.

c. Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme

Inhibitor atauACE Inhibitor)

contoh losartan, valsartan dan irbesartan.

d. Vasodilator

Yang temasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin,

minoksidil, diazosid dan sodium nitroprusid.

e. Golongan penghambat simpatetik

Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak

seperti pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer

seperti reserpin dan guanetidine.(Susalit, 2001)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai

dan kebutuhan oksigen.

3. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang

diderita klien

4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan denganpeningkatan

afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard

Page 6: LP Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Bare&Smeltzer, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol 2, Jakarta, EGC

Mansjoer, A, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta, Media Aesculapius

FKUI

Ridwan, M 2009. Mengenal,Mencegah,Mengatasi Silent Killer Hipertensi, Semarang,

Pustaka Widyamara.