LP Hipertensi

12
9 LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. KONSEP MEDIS 1. DEFINISI Istilah Hipertensi diambil dari bahasa inggris hypertension . Kata hypertension itu sendiri bersal dari bahasa latin yaitu hyper dan tension . Hyper berarti super atau laur biasa dan tension berarti tekanan atau tegangan. Hipertensi akhirnya menjadi istilah kedokteran yang populer atau menyebut penyakit tekanan darah tinggi. Disamping itu dalam bahasa inggris digunakan istilah High Blood Pressure yang berarti tekanan darah tin g gi . (Sudarna, 2006) a. Pembagian Hipertensi 1. Menurut Jenisnya 1) Hipertensi primer Hipertensi primer/esensial adalah p enyakit hipertensi yang diketahui penyebabnya . Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress. Pada umunya penyakit hipertensi primer baru diketahui pada waktu pemeriksaan kesehatan kedokteran. Adapun gejala yang paling sering dirasakan penderita hipertensi primer yaitu sakit kepala. 2) Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder merupakan h ipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain . Timbulnya penyakit hipertensi sekunder sebagai akibat daru suatu penyakit kondisi dan kebiasaan seseorang misalnya pada hipertensi yang disebabkan kelainan ginjal. Ginjal yang dirasakan pasien adalah gejala-gejala kelainan ginjal karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. b. Klasifikasi Hipertensi 1. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO 1) Tekanan darah normal yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140 dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg 2) Tekanan darah pembatasan yakni sistolik 141 – 149 dan diastolik 91 – 94 mmH 3) Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang jika sistolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg (Sudarna, 2006). Klasifikasi Tekanan Orang Dewasa Berusia 18 tahun keatas* Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg Normal < 130 < 85 Normal tinggi 130 – 139 85 – 89 Hipertensi Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99 Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109 Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119

description

sistem kardiovaskuler

Transcript of LP Hipertensi

Page 1: LP Hipertensi

9

LAPORAN PENDAHULUANHIPERTENSI

A. KONSEP MEDIS1. DEFINISI

Istilah Hipertensi diambil dari bahasa inggris hypertension. Kata hypertension itu sendiri bersal dari bahasa latin yaitu hyper dan tension. Hyper berarti super atau laur biasa dan tension berarti tekanan atau tegangan. Hipertensi akhirnya menjadi istilah kedokteran yang populer atau menyebut penyakit tekanan darah tinggi. Disamping itu dalam bahasa inggris digunakan istilah High Blood Pressure yang berarti tekanan darah tinggi. (Sudarna, 2006)a. Pembagian Hipertensi1. Menurut Jenisnya

1) Hipertensi primerHipertensi primer/esensial adalah penyakit hipertensi yang diketahui penyebabnya. Penyebab tidak diketahui

namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress. Pada umunya penyakit hipertensi primer baru diketahui pada waktu pemeriksaan kesehatan kedokteran. Adapun gejala yang paling sering dirasakan penderita hipertensi primer yaitu sakit kepala.2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Timbulnya penyakit hipertensi sekunder sebagai akibat daru suatu penyakit kondisi dan kebiasaan seseorang misalnya pada hipertensi yang disebabkan kelainan ginjal. Ginjal yang dirasakan pasien adalah gejala-gejala kelainan ginjal karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

b. Klasifikasi Hipertensi1. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

1) Tekanan darah normal yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140 dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg

2) Tekanan darah pembatasan yakni sistolik 141 – 149 dan diastolik 91 – 94 mmH3) Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang jika sistolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg (Sudarna,

2006).

Klasifikasi Tekanan Orang Dewasa Berusia 18 tahun keatas*

Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg

Normal < 130 < 85

Normal tinggi 130 – 139 85 – 89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119

Stadium 4 (sangat berat) ≥ 210 ≥ 120

2. ETIOLOGICorwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan

Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.

Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi

Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga

Page 2: LP Hipertensi

9

terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkata preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.

Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrifi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. a. Faktor Resiko Hipertensi1) Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dikendalikan

1. Umur2. Jenis Kelamin3. Genetik (Keturunan)

2) Faktor Resiko yang Dapat Dikendalikan1. Merokok dan Minum Alkohol2. Obesitas3. Kurang Olahraga4. Stres Emosional

b. Gejala Hipertensi1) Sakit kepala dan pusing2) Nyeri kepala berputar3) Rasa berat di tengkuk4) Marah / emosi tidak stabil5) Mata berkunang – kunang6) Berdengung7) Sukar tidur8) Kesemutan9) Kesulitan bicara10) Rasa 11) Migre12) Mudah lelah13) Tinistus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah

3. PATOFISIOLOGIMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di

otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi . Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua

Page 3: LP Hipertensi

9

faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer. (Brunner & Suddarth 1997)

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh2) Pemeriksaan retina3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal      terpisah dan

penentuan kadar urin7) Foto dada dan CT scan.

5. PENATALAKSANAANNYAPengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang

berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Dan mengontrol faktor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi. Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, non farmokologis dan non farmakologi.a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

1) DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi

dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan  kadar adosteron dalam plasma.2) Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan  batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti

hipertensi yaitu:1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.4) Tidak menimbulakn intoleransi.5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.

Namun meskipun demikian ada beberapa langkah yang dianjurkan untuk :1. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan2. Membatasi alkohol3. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30 – 45 menit/hari)4. Mengurangi asupan natrium (garam)5. Mempertahankan asupan kalium dan magnesium yang adekuat6. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolestrol dalam makanan.

6. KOMPLIKASI1) Stroke2) Infark Miokard3) Gagal Ginjal4) Gagal Jantung

Page 4: LP Hipertensi

9

5) Ensefalopati

Page 5: LP Hipertensi

9

B. KONSEP KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN

Melakukan pengkajian terhadap pasien dengan hipertensi dengan mengambil 2 data, yaitu data subjektif dan data objektif.a. Data subjektif1. Adanya faktor – faktor risiko : riwayat keluarga (penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes, hiperlipidemia).2. Adanya riwayat hipertensi, obat-obat yang digunakan, kepatuhan, dan pemeriksaan lanjutan.3. Adanya riwayat penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, ginjal, diabetes, hiperlipidemia.4. Merokok, konsumsi alkohol.5. Kebiasaan makan : riwayat peningkatan atau penurunan berat badan.6. Kebiasaan gerak badan (kebiasaan olahraga).7. Pekerjaan, stres, manajemen stres.8. Pengetahuan tentang hipertensi dan pengobatannya.

b. Data Objektf1. Periksa tekanan darah 2x (Dalam pemeriksaan fisik dilakukan 2 kali pengukuran tekanan darah atau lebih dengan

jarak minimal 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan sebelahnya, dengan maksud mendapatkan nilai rata-rata yang tepat).

2. Berat badan dan tinggi badan. (berat badan yang tidak ideal dengan tinggi badan/ obesistas)3. Funduskopi mata untuk mengetahui adanya penyempitan atau perdarahan arteriole.4. Leher: bruit karotis, distensi vena jugularis, pembesaran kelenjar tiroid.5. Auskultasi jantung: adanya murmur, peningkatan kecepatan denyut jantung, tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri.6. Abdomen: bruit, tumor, pembesaran organ – organ abdominal.7. Ekstremitas: warna kulit, edema, hangat, nadi perifer; auskultasi arteri femoralis untuk adanya bruit.8. Distress pernafasan, oedema, takikardia9. Pengkajian neurologis (pusing, pening/pusing, berdenyu, sakit kepala)

2. DIAGNOSA, INTERVENSI RASIONAL dan EVALUASI1. NDX : Curah jantung penurunan, resiko tinggi terhadap peningkatan afterload, vasokonstriksi.

Evaluasi : Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung. Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima. Memperhatikan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien.

Intervensi Rasional

a. Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat.

b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

- Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vascular. Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolic sampai 130; hasil pengukuran diastolic di atas 130 dipertimbangkan sebagai peningkatan pertama, kemudian malingna. Hipertensi sistolik juga merupakan factor risiko yang ditentukan untuk penyakit serebrovaskular dan penyakit iskemi jantung bila tekanan diastolic 90/115.

- Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati/terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena.

- S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, mengidapat mengindikasikan kongesti paru sekunder

Page 6: LP Hipertensi

9

d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.

e. Catat edema umum/tertentu.

terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik.

- Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.

- Dapat mengidentifikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vascular.

2. NDX : Nyeri, [akut], sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral.Evaluasi : melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang.terkontrol. mengungkapkan metode yang memberikan perngurangan. Mengikuti regimen farmakologi yang resmi.

Intervensi Rasional

a. Mempertahankan tirah baring selama fase akut.

b. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis, kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.

c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, mis, mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.

d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

e. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan.

- Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi

- Tindakan yang menurunkan tekanan tekanan vascular serebral dan yang memperlambat/memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

- Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular serebral.

- Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural.

- Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan napas dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan membrane mukosa.

3. NDX : Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolic.

Evaluasi : mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan. Menunjukan perubahan pola makan (misalnya, pilihan makanan, kuantitas, dan sebagainya), mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.

Intervensi Rasional

a. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegunaan.

b. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, dan gula sesuai indikasi.

c. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan.

- Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi disproposi antara kapasits aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan masa tubuh.

- Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerosis dan kegemukan, yang merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya, mis., stroke, penyakitginjal, gagal jantung. Kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intravascular dan dapat merusak ginjal, yang lebih memperburuk hipertensi.

- Motivasi untuk penurunan berat badan dalah internal.

Page 7: LP Hipertensi

9

d. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.

e. Tetapkan rencana penurunan beratbadan yang realistic dengan pasien, mis.,penurunan bera badan 0,5 kg per minggu.

f. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan di mana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan.

g. Instrusikandan bantu memilih makanan yang tepat, hinder imakanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, eskrim, daging) dan kolesterol (dagingb erlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan)

Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil.

- Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program diittrakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhanindividu untukpenyesuaian/penyuluhan.

- Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat menurunkan berat badan 0,5 kg/minggu. Penurunan berat badan yang lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja lemak melalui kerja otot dan umumnya dengan cara mengubah kebiasaan makan.

- Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang di makan, dan kondisie mosisaat makan. Membantu untuk memfokuskan perhatian pada factor dimanapasientelah/dapat mengontrol perubahan.

- Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis.

4. NDX : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat.

Evaluasi : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan. Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Intervensi Rasional

a. Kaji kesepian dan hambatan dalam belajar. Termasuk orang terdekat.

b. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.

c. Hindari mengatakan TD ‘normal’ dan gunakan istilah “terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan.

d. Bantu pasien dalam mengidentifikasi factor-faktor risiko kardiovaskular yang dapat diubah, mis, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh stress.

- Kesalahan konseps dan menyangkal diagnose karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan.

- Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan. Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat.

- Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi.

- Factor-faktor risiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta ginjal.

Page 8: LP Hipertensi

9

e. Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara di mana perubahan gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi factor-faktor di atas.

f. Bahas pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien dalam membuat rencana untuk berhenti merokok.

- Factor-faktor risiko dapat meningkatkan proses penyakit atau memperburuk gejala. Dengan mengubah pola perilaku yang “bias/memberikan rasa aman” dapat sangat menyusahkan. Dukungan, petunjuk dan empati dapat meningkatkan kebersihan pasien dalam menyelesaikan tugas ini.

- Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung TD, dan vasokontriksi, mengurangi oksigenasi jaringan, dan meningkatkan beban kerja miokardium.

Page 9: LP Hipertensi

9

3. PENYIMPANGAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Page 10: LP Hipertensi

9

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta; Media AesculapiusBaradero, Mary. 2005. Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta; Buku Kedokteran EGCPrice, Sylvia. 2003. Patofisiologi. Jakarta; Buku Kedokteran EGCPotter, Perry. 1999. Fundamental Keperawatan. Jakarta; Buku Kedokteran EGCSmeltzer, Suzanne. 1997. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta; Buku Kedokteran EGCDoenges, Merilym. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; Buku Kedokteran EGCTambayong, Jan. 2001. Farmakologi untuk Keperawatan. Jakarta; Widya MedikaHinchliff, Sue. 1997. Kamus Keperawatan. Jakarta; Buku Kedokteran EGCTaylor, Cynthia. 2003. Diagnosis Keperawatan. Jakarta; Buku Kedokteran EGCPriharjo, Robert. 2005. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta; Buku Kedokteran EGC