lp Hidrochepalus

27
A. Definisi Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. B. Etiologi Penyebab hidrosefalus masih tidak dapat dimengerti. Hidrosefalus dapat terjadi sebagai akibat dari abnormalitas genetik (seperti defek genetik penyebab stenosis aqueductal) atau gangguan perkembangan (contohnya neural defek termasuk spina bifida dan encephalocele). Kemungkinan lainnya termasuk komplikasi kelahiran premature seperti perdarahan intraventricular, penyakit meningitis, tumor, trauma kepala, atau perdarahan subarachnoid, yang dapat menyumbat aliran keluar cairan serebrospinal dari ventrikel-ventrikel ke sisterna atau mempersulit aliran tersebut. C. Patofisiologi Gangguan sirkulasi cairan serebrospinal-hidrosefalus

description

keperawatan

Transcript of lp Hidrochepalus

A. DefinisiHidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekanjaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.B. EtiologiPenyebab hidrosefalus masih tidak dapat dimengerti. Hidrosefalus dapat terjadi sebagai akibat dari abnormalitas genetik (seperti defek genetik penyebab stenosis aqueductal) atau gangguan perkembangan (contohnya neural defek termasuk spina bifida dan encephalocele). Kemungkinan lainnya termasuk komplikasi kelahiran premature seperti perdarahan intraventricular, penyakit meningitis, tumor, trauma kepala, atau perdarahan subarachnoid, yang dapat menyumbat aliran keluar cairan serebrospinal dari ventrikel-ventrikel ke sisterna atau mempersulit aliran tersebut.C. PatofisiologiGangguan sirkulasi cairan serebrospinal-hidrosefalus Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan gangguansirkulasi CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan tersebut adalah:1. Disgenesis serebri46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak adalah malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan dalam proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan CSS sebagai kompensasi dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah hidroanensefali yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri.2. Papilloma Pleksus khoroideusIni merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Papiloma pleksus khoroideus menyebabkan produksi cairan css yg berlebihan, tidak seimbang dengan penyerapannya, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.3. Obstruksi aliran CSS, yang disebabkan oleh :

Sebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid, post trauma, atau meningitis, dimana pada kedua proses tersebut terjadiinflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan sumbatan pada akuaduktus Sylvius atau foraminapada ventrikel IV. Sisterna basalis juga dapat tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan hambatan dari aliran CSS. Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang yang mengakibatkan arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, dimana obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan.

a. Stenosis akuaduktus sylvii Merupakan penyebab yang terbanyak pada hidrosefalus bayi dan anak (60 90%). Akuaduktus dapat merupakan saluran buntu sama sekali atau abnormal lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosepalus terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat pada bulan bulan pertama setelah lahir.b. Spina bifida dan kranium bifida Hidrosepalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold Chiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total. c. Sindrom Dandy WalkerMerupakan atresia kongenital foramen Luschka dan Magendie dengan akibat hidrosefalus abstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel IV yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa posterior. d. Kista AraknoidDapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu hematoma. e. Anomali pembuluh darahDalam kepustakaan dilaporkan terjadinya hidrosefalus akibat aneurisma arterio vena yang mengenai arteria serebralis posterior dengan vena Galeni atau sinus transverses dengan akibat obstruksi akuaduktus.4. Absorpsi CSS berkurangKerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS, selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan kejadian tersebut adalah:

a. Post meningitisb. Post perdarahan subarakhnoidc. Kadar protein CSS yang sangat tinggi5. Akibat atrofi serebriBila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul penimbunan CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.D. KlasifikasiKlasifikasi Berdasarkan Dinamik.Hidrosefalus dikatakan aktif jika tekanan intraventrikular terus menerus meningkat. Ada dua tipe hidrosefalus aktif. Pada hidrosefalus aktif terkompensasi, ukuran ventrikel serta tanda dan keluhan pasien tetap konstan seiring perjalanan waktu; pada hidrosefalus aktif tidak terkontrol, kondisi pasien memburuk, sedangkan ventrikel terus membesar. Hidrosefalus aktif tidak sama dengan hidrosefalus bertekanan normal, yaitu tekanan LCS hanya meningkat secara intermiten.Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara lain :1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS

a. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikansTerjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital : stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikellateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan lokasinya). Yang agakjarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus adalah sindrom Dandy-Walker, Atresiaforamen Monro, malformasi vaskuler atau tumor bawaan. Radang (Eksudat, infeksi meningeal). Perdarahan/trauma (hematoma subdural). Tumor dalam sistem ventrikel (tumor intraventrikuler, tumor parasellar, tumor fossa posterior).

b. Hidrosefalus tipe komunikansJarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan (Gangguan diluar sistem ventrikel). Perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu menimbulkan blokade villiarachnoid. Radang meningeal Kongenital :

Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan pembentukan.

Gangguan pembentukan villi arachnoid

Papilloma plexus choroideus

2. Berdasarkan Etiologinya

a. Kongenital

1) Stenosis akuaduktus serebriMempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati adalah sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii, Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).2) Sindrom Dandy-WalkerMalformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus. Etiologinya tidak diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia vermis serebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikelIV dan rongga subarachnoid yang tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80% kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya seperti agenesis korpus kalosum,abiopalatoskhisis, anomali okuler, anomali jantung, dan sebagainya.3) Malformasi Arnold-ChiariAnomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang otak dan cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan menonjol keluar menuju canalis spinalis.4) Aneurisma vena GaleniKerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi secara normal tidak dapat dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir di atas akuaduktus Sylvii menggembung dan membentuk kantong aneurisma. Seringkali menyebabkan hidrosefalus.5) HidrancephalySuatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS.

b. Didapat (Acquired)

1) Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)Infeksi oleh bakteri Meningitis, menyebabkan radang pada selaput (meningen) di sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari infeksi meningen menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.2) Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial3) Hematoma intraventrikulerJika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah mengalir dalamjaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis. Kemungkinan hidrosefalus berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk menyerap CSS.4) Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor initerjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otakyangdapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikulerdan kasus yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus (termasuk papiloma dan carsinoma). Tumor yangberada di bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik untuk mengobati hidrosefalus yang berhubungan dengan tumor adalah menghilangkan tumor penyebab sumbatan.5) Abses/granuloma6) Kista arakhnoidKista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan. Jika terdapat kista arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi dengan jaringan pada membran arachnoid. Kista biasanya ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otakatau pada ruang subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus nonkomunikans dengan cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya ventrikel III Berdasarkan lokasi kista, dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang tidak dapat dioperasi(dekat batang otak), dokter dapat memasang shunt untuk mengalirkan cairan agar bisadiserap. Hal ini akan menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.

3. Berdasarkan Usia

a. Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )

b. Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )

Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi, dan usia, terdapat juga jenis Hidrosefalus Tekanan Normal; sesuai konvensi, sindroma hidrosefalik termasuk tanda dan gejala peninggian TIK, seperti kepala yang besar dengan penonjolan fontanel. Akhir-akhir ini, dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak bersamaan dengan peninggian TIK. Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalustekanan normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak ada peningkatan tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian besar disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang tidak normal. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari perdarahan subarachnoid, trauma kepala, infeksi, tumor, atau komplikasi pembedahan. Namun, hidrosefalus jenis ini dapat terjadi walau tanpa memiliki faktor-faktor resiko dengan etiologi yang tidak diketahui.Pada dewasa dapat timbul hidrosefalus tekanan normal akibat dari:a) Perdarahan subarachnoidb) Meningitisc) Trauma kepalad) Idiopathic.Dengan trias gejala:a) Gangguan mental(dementia)b) Gangguan koordinasi(ataksia)c) Gangguan kencing (inkontinentia urin)Hidrosefalus ex-vacuo terjadi saat stroke atau trauma yang menyebabkan kerusakan otak. Dalamkeadaan ini, jaringan otak dapat mengkerut.

E. Manifestasi Klinis1. Manifestasi pada bayi dan anakGejala yang menonjol pada hidrosefalus adalah bertambah besarnya ukuran lingkar kepala anakdibanding ukuran normal. Di mana ukuran lingkar kepala terus bertambah besar, sutura-sutura melebar demikian juga fontanela mayor dan minor melebar dan menonjol atau tegang. Beberapa penderita hidrosefalus congenital dengan ukuran kepala yang besar saat dilahirkan sehingga sering mempersulit proses persalinan, bahkan beberapa kasus memerlukan operasi seksio sesaria. Tetapi sebagian besar anak-anak dengan hidrosefalus tipe ini dilahirkan dengan ukuran kepala yang normal. Baru pada saat perkembangan secara cepat terjadi perubahan proporsi ukuran kepalanya. Akibat penonjolan lobusfrontalis, bentuk kepala cenderung menjadi brakhisefalik, kecuali pada sindrom Dandy-Walker dimana kepala cenderung berbentuk dolikhosefalik, karena desakan dari lobus oksipitalis akibat pembesaran fossa posterior. Sering dijumpai adanya Setting Sun Appearance/ Sign, yaitu adanya retraksi dari kelopak mata dan sklera menonjol keluar karena adanya penekanan ke depan bawah dari isi ruang orbita, serta gangguan gerak bola mata ke atas, sehingga bola mata nampak seperti matahari terbenam. Kulit kepala tampak tipis dan dijumpai adanya pelebaran vena-vena subkutan. Pada perkusi kepala anak akan terdengar suara cracked pot, berupa seperti suara kaca retak. Selain itu juga dijumpai gejala-gejala lain seperti gangguan tingkat kesadaran, muntah-muntah, retardasi mental, kegagalan untuktumbuh secara optimal. Pada pasien-pasien tipe ini biasanya tidak dijumpai adanya papil edema, tapi pada tahap akhir diskus optikus tampak pucat dan penglihatan kabur. Secara pelan sikap tubuh anak menjadi fleksi pada lengan dan fleksi atau ekstensi pada tungkai. Gerakan anak menjadi lemah, dan kadang-kadang lengan jadi gemetar.2. Manifestasi pada dewasa.Pada anak denan sutura yang tertutup, dan pada dewasa hidrosefalus timbul dengan manifestasi hipertensi intracranial, yang meliputi sakit kepala, mual dan muntah (terutama muntah-muntah pagi hari dan muntah proyektil), dan tanda-tanda iritasi meningeal, antara lain kaku kuduk, head tilt, opistotonus, dan fotofobia. Ketika kondisi berlanjut, manifestasi lain dapat meliputi fatigue, penurunan kognitif, gaya berjalan tidak seimbang, deficit saraf kranial (terutama kelumpuhan nervus abdusens), sindrom Parinaud, papiledema, dan gangguan kesadaran.F. Komplikasi

Komplikasi Hidrosefalus (Whaley and Wong, 2009)

1. Peningkatan TIK2. Pembesaran kepala

3. kerusakan otak

4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen

5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun

6. Kerusakan jaringan saraf

7. Proses aliran darah terganggu

G. Penatalaksanaan Medis1. Pemeriksaan Penunjang a. Scan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya (neoplasma, kista, malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial)

b. Pungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra kranial, mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk pengulangan pengaliran). c. EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolikd. Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepalae. MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai struktur otak tanpa kena radiasi2. Terapi medikamentosa

Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan daripleksus khoroid atau upay meningkatkan resorpsinya. Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat,terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana sarana bedah saraf tidak ada. Obat yang seringdigunakan adalah :

a. Asetasolamid

Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari

b. FurosemidCara pemberian dan dosis; Per oral; 1,2mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6 mg/kgBB/hari.

Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi3. Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)

Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan progresivitas hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada pungsi lumbal berulang akan terjadi penurunan tekanan CSS secara intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS oleh vili arakhnoidalis akan lebih mudah.

Indikasi : umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahan subarakhnoid, periventrikular-intraventrikular dan meningitis TBC. Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan dimana shunt tidak bisa dikerjakan atau kemungkinan akan terjadi herniasi (impending herniation)

Cara:

a. LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada interspace L2-3 atau L3-4 dan CSSdibiarkan mengalir di bawah pengaruh gaya gravitasi.

b. LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang memakai cara setiap LP CSS dikeluarkan 3-5 ml.

c. Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar kurang dari 5 ml, LP diperjarang (2-3hari).

d. Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan kepala setiap minggu.

e. LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan CT scan 3 minggu berturut-turut.

f. Tindakan ini dianggap gagal jika :

Dilatasi ventrikel menetap

Cortical mantel makin tipis

Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriks

Dilatasi ventrikel yang progresif

Komplikasi: herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi hipoproteinemia dan gangguan elektrolit4. Terapi Operasi

Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-2g/kgBB/hari yang diberikan dalamjangka waktu 10-30 menit

a. Third Ventrikulostomi/ Ventrikel III

Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar.

b. Operasi pintas/Shunting

Ada 2 macam :

a) Eksternal

CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.

b) Internal.

1) CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.

a) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)

b) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.

c) Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior

d) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus

e) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum

f) Ventrikulo - Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum

2) Lumbo Peritoneal Shunt

CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.

Komplikasi Shunting

a. Infeksi

b. Hematoma subdural

c. Obstruksi

d. Keadaan CSS yang rendah

e. Asites

f. Kraniosinostosis.H. Penatalaksanaan KeperawatanAsuhan keperawatan pada Gangguan Hidrocephalus

Pengkajian

1. Pengumpulan Data

a. Data demografiNama, Usia : Kebanyakan terjadi pada anak-anak pada usia infant, Jenis Kelamin : Hidrocephalus sebagian besar mengenai anak laki laki, Suku/ bangsa, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamatb. Riwayat Penyakit Sekarang : Pendarahan otak yang berhubungan dengan kelahirann prematurc. Riwayat Penyakit DahuluAntrenatal : Perdarahan ketika hamilNatal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu lahirPostnatal : Infeksi, meningitis, TBC, diare, neoplasmad. Riwayat penyakit keluarga 2. Pengkajian persistemB1 (Breath) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas

B2 (Blood) : Pucat, peningkatan sistole tekanan darah, penurunan nadi

B3 (Brain) : Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi menonjol dan mengkilat pembesarankepala, perubahan pupil, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer, strabismus, tidak dapat melihat ke atas, sunset eyes, kejang

B4 (Bladder) : Oliguria

B5 (Bowel) : Mual, muntah, malas makan

B6 (Bone) : Kelemahan, lelah, Peningkatan tonus otot ekstrimitas

3. Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganDari riwayat pertumbuhan dan perkembangan ini, kami mengambil kasus pada anak yang antara 0-3 bulanNoBayi NormalBayi Hidrosefalus

1Mengangkat kepala setinggi 450 Sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas bahkan kesulitan menggerakkan kepala

2Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengahTidak dapat menatap ke atas, memiliki penglihatan ganda, alis mata dan bulu mata ke atas sehingga sclera telihat seolah olah di atas Iris

3Melihat dan menatap wajah andaTidak mampu menatap dengan pandangan yang jelas,tidak dapat menatap ke atas

4Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengocehTidak ada tanda-tanda untuk bicara

5Suka tertawa kerasDiam, muram

6Bereaksi terkejut terhadap suara kerasTidak ada respon terhadap stimulus apapun

7Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyumTidak menunjukkan reaksi

8Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaranKurang bisa mengenali orang terdekat

Diagnosa Keperawatan

1. Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan akumulasi cairan serebrospinal.

Tujuan: Tidak terjadi peningkatan TIK

Kriteria Hasil:

Kesadaran Komposmetis

Tidak terjadi nyeri kepala

TTV normalIntervensi Rasional :

a. Observasi ketat tanda-tanda peningkatan TIK (Nyeri kepala, muntah, lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas, ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer strabismus, Perubahan pupil)

b. Pantau terus tingkat kesadaran anak

c. Pantau terus adanya perubahan TTV

d. Berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan pembedahan, untuk mengurangi peningkatan TIK 1) Untuk mengetahui secara dini peningkatan TIK

2) Penurunan keasadaran menandakakan adanya peningkatan TIK

3) Untuk mengetahui kondisi aliran darah dan aliran oksigen ke otak

4) Dengan dilakukan pembedahan, diharapkan cairan cerebrospinal berkurang, sehingga TIK menurun, tidak terjadi penekanan pada lobus oksipitalis dan tidak terjadi pembesaran pada kepala2. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan penyakit yang di derita oleh anaknya

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai penyakit yang diderita anaknya

Kriteria Hasil :

Kecemasan orang tua pada kondisi kesehatan anaknya dapat berkurang

Orang tua mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, pengobatan dan perubahan pola hidup yang dibutuhkan

Intervensi Rasional

a. Beri kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kesedihannya

b. Beri kesempatan orang tua untuk bertanya mengenai kondisi anaknya

c. Jelaskan tentang kondisi penderita, prosedur, terapi dan prognosanya.

d. Ulangi penjelasan tersebut bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti 1. Keluarga dapat mengemukakan perasaannya sehinnga perasaan orang tua dapat lebih lega

e. Pengetahuan orang tua bertambah mengenai penyakit yang di derita oleh anaknya sehinnga kecemasan orang tua dapat berkurang

f. Pengetahuan kelurga bertambah dan dapat mempersiapkan keluarga dalam merawat klien post operasi

g. Keluarga dapat menerima seluruh informasi agar tidak menimbulkan salah persepsi3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pemasangan drain/shunt

Tujuan: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi ( 3 x 24 jam )

Kriteria Hasil:

TD dalam batas normal

Tidak terdapat perdarahan

Tidak terdapat kemerahanIntervensi Rasional

a. Pantau tanda-tanda infeksi( letargi, nafsu makan menurun, ketidakstabilan, perubahan warna kulit )

b. Lakukan rawat luka

c. Pantau asupan nutrisi

d. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik 1) Mengetahui penyebab terjadinya infeksi

2) Mencegah timbulnya ifeksi

3) Asupan nutrisi dapat membantu menyembuhkan luka

4) Antibiotik dapat mencegah timbulnya infeksiDAFTAR PUSTAKA

Doenges M.E. 1999. Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta:EGC

Lynda Juall Carpenito. 2000. Buku Saku : Diagnosa Keperawatan, Ed.8, EGC, Jakarta

Mansjoer, A. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 jilid 2. Jakarta : Media Aesculopius

Meddoy, R, and Newell,S. 2007. Lecture Note Pediatrik. Jakarta: EMS

Soetomenggolo,T.S . Imael .S. 1999. Neorologi anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta

Whaley and Wong. 1995. Nursing Care of infants and children, St.Louis : Mosby year Book

Wong, D. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6 Vol 2. Jakarta: EGCLAPORAN PENDAHULUAN HIDROCHEPALUSDI RUANG TULIP 1C (BEDAH UMUM) RSUD ULIN BANJARMASINDI SUSUN OLEH :

Meta Kiki Anggrilina ,S.Kep

14.NS.059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2015

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS: HIDROCHEPALUS

NAMA

: META KIKI ANGGRILINA, S. Kep

NIM

: 14.NS.059

Banjarmasin ,

februari 2015

Menyetujui,

RSUD ULIN Banjarmasin

Preseptor Klinik (PK)Lola Hamika, S.Kep.,Ns

NIP.

Program Studi Profesi Ners STIKES Sari Mulia Banjarmasin

Preseptor Akademik (PA)

Winda Ayu F, S.Kep.,Ns

NIP.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi NersSTIKES Sari Mulia Banjarmasin

Dini Rahmayani, S.Kep.,Ns.,MPH

NIP. 19.44.2004.008

LEMBAR PERSETUJUANJUDUL KASUS: HIDROCHEPALUS

NAMA

: META KIKI ANGGRILINA, S. Kep

NIM

: 14.NS.059

Banjarmasin ,

februari 2015

Menyetujui,

RSUD ULIN Banjarmasin

Preseptor Klinik (PK)

Lola Hamika, S.Kep.,Ns

NIP.

Program Studi Profesi Ners STIKES Sari Mulia Banjarmasin

Preseptor Akademik (PA)

Winda Ayu F, S.Kep.,Ns

NIP.