LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

32
KONSEP LANSIA A. DEFINISI LANSIA Gerontologi berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti usia lanjut dan logos berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang terjadi pada lanjut usia. Geriatri berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti lanjut usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada usia lanjut (Kushariyadi, 2010). Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap indivindu. Lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Lansia merupakan kelompok orang lanjut usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan (Ernawati, 2005). Sedangkan menurut Prayitno (2002), mengatakan bahwa lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluanpokok bagi kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat (2), (3), (4), mengatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita. Penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, ditandai dengan penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan kematian. Secara ekonomi lansia dianggap sebagai beban sumber daya. Lansia merupakan kelompok umur yang mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh dan berbagai tekanan psikologis (Saparinah,2006). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah kelompok orang yang berumur lebih dari 50 tahun yang secara fisiologis mengalami kemunduran baik dari segi

description

Lp gangguan rasa nyaman nyeri

Transcript of LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

Page 1: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

KONSEP LANSIAA. DEFINISI LANSIA

Gerontologi berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti usia lanjut dan logos berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang terjadi pada lanjut usia. Geriatri berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti lanjut usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada usia lanjut (Kushariyadi, 2010).

Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap indivindu. Lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Lansia merupakan kelompok orang lanjut usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan (Ernawati, 2005). Sedangkan menurut Prayitno (2002), mengatakan bahwa lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluanpokok bagi kehidupannya sehari-hari.

Di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat (2), (3), (4), mengatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita. Penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, ditandai dengan penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan kematian. Secara ekonomi lansia dianggap sebagai beban sumber daya. Lansia merupakan kelompok umur yang mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh dan berbagai tekanan psikologis (Saparinah,2006). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah kelompok orang yang berumur lebih dari 50 tahun yang secara fisiologis mengalami kemunduran baik dari segi biologis, ekonomi maupun sosial secara bertahap hingga akhirnya sampai pada kematian.

B. BATASAN LANSIA

Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut:1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menggolongkan lanjut usia menjadi 4

yaitu:a) Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahunb) Lanjut usia (elderly) 60-74 tahunc) Lanjut usia tua (old) 75-90 tahund) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

2. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi:a) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahunb) Usia dewasa penuh (middle years) usia 25-60/65 tahun

Page 2: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

c) Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun3. Menurut Hurlock, perbedaan lanjut usia ada dua tahap, yaitu:

a) Early old age (usia 60-70 tahun)b) Advanced old age (usia >70 tahun)

4. Menurut Burnsie, ada empat tahap lanjut usia, yaitu:a) Young old (usia 60-69 tahun)b) Middle age old (usia 70-79 tahun)c) Old-old (usia 80-89 tahun)d) Very old-old (usia > 90 tahun)

C. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA1. Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.a. Sistem pernafasan pada lansia.

a) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.

b) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.

c) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.

d) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya proses difusi.

e) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu proses oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.

f) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

g) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

b. Sistem persyarafan pada lansia.1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.3) Mengecilnya syaraf panca indera.4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf

pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

2. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.a. Penglihatan

1) Kornea lebih berbentuk skeris.

Page 3: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

2) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).4) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan

lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.5) Hilangnya daya akomodasi.6) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.

b. Pendengaran.1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :

Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

2) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya keratin.

c. Pengecap dan penghidu.1) Menurunnya kemampuan pengecap.2) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan

berkurang.d. Peraba

1) Kemunduran dalam merasakan sakit.2) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

3. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.a. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20

tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.c. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).

d. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

4. Sistem genito urinaria.a. Ginjal. Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun

sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

b. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.

Page 4: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

c. Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.d. Atropi vulva.e. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan

menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.

f. Daya sexual, Frekuensi sexual intercouse cenderung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

5. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.a. Produksi hampir semua hormon menurun.b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tak berubah.c. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh

darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.d. Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.e. Menurunnya produksi aldosteron.f. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.g. Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang

serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stress).6. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.

a. Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

b. Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.

c. Esofagus melebar.d. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung

menurun, waktu mengosongkan menurun.e. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.f. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).g. Liver (hati). Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya

aliran darah.7. Sistem muskuloskeletal.

a. Tulang kehilangan densikusnya rapuh.b. Resiko terjadi fraktur.c. Kyphosis.d. Persendian besar & menjadi kaku.e. Pada wanita lansia : resiko fraktur lebih besar.f. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.g. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang)

1) Gerakan volunter Ù gerakan berlawanan.

Page 5: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

2) Gerakan reflektonik Ù Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus.

3) Gerakan involunter Ù Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus.

4) Gerakan sekutu Ù Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.

8. Perubahan sistem kulit & jaringan ikat.a. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.b. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan

adiposec. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu

tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.d. Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan

menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.e. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka

kurang baik.f. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.g. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut

kelabu.h. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.i. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.j. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

rendahnya akitfitas otot.9. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan seksual.

a. Perubahan sistem reprduksi.1) Selaput lendir vagina menurun/kering.2) Menciutnya ovarium dan uterus.3) Atropi payudara.4) Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur

berangsur.5) Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.

b. Kegiatan seksual.Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan

yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola-pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara sosial untuk kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang paling diharapkan dalam menjalani sexualitas.

Page 6: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

Seksualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain untuk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan seksualitas dalam pengalaman seks.

10. Perubahan-perubahan mental/ psikologisFaktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.b. Kesehatan umumc. Tingkat pendidikand. Keturunan (herediter)e. Lingkungan f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketuliang. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatanh. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan familyi. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan

perubahan konsep diriPerubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa

ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.

Kenangan (memory) ada dua : 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.

Intelegentia Quation : 1) tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial.a. Perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran

orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka.

b. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak.c. Gangguan halusinasi.d. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.e. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.

11. Perubahan Spiritual Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,1970).

D. PENYAKIT YANG UMUM TERJADI PADA LANSIA

Page 7: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

1. Osteo Artritis (OA)OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas.

2. OsteoporosisOsteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana massa atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin D.

3. HipertensiHipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal.

4. Diabetes MellitusSekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.

5. DimensiaMerupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.

6. Penyakit jantung koronerPenyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.

7. KankerKanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan

Page 8: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat.

PENGKAJIAN PADA LANSIAA. Hal-hal yang mendasari timbulnya perhatian kepada lanjut usia

Meliputi :1. Pensiunan dan masalah-masalahnya2. Kematian mendadak karena penyakit jantung dan stroke3. Meningkatnya julah lanjut usia4. Pemerataan pelayanan kesehatan5. Kewajiban pemerintah terhadap orang cacat dan jompo6. Perkembangan ilmu ; Gerontologi ; Geriatri7. Program PBB8. Konferensi Internasional di WINA tahun 19839. Kurangnya jumlah tempat tidur di rumah sakit 10. Mahalnya obat-obatan11. Tahun lanjut usia Internasional 1 Oktober 1999

B. Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lanjut UsiaMenurut Depkes (1993) dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok seperti lingkungan keluarga atau di rumah, Panti werdha atau puskesmas yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan anggota keluarga atau bukan tenaga keperawatan diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit atau panti.Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :1. Lanjut usia aktif : asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal

hygiene, kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu, kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga; kebersihan lingkungan seperti tempat tidur, dan ruangan; maknana yang sesuai misalnya porsi kecil bergizi, bervariaasi dan mudah dicerna dan kesegaran jasmani.

2. Untuk lanjut usia pasif; hal yang perlu diperhatikan pada dasarnya sama seperti di atas, khususnya bagi lansia yang lumpuh perlu dicegah terjadinya dekubitus.

C. Pendekatan Perawatan Lanjut Usiaa. Pendekatan Fisik

Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progesivitasnya.

Page 9: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

Kemunduran fisik akibat proses ketuaan dapat mempengaruhi ketahanan tuubh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar.

b. Pendekatan PsikisPerawat dapat berperan segai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungan. Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya.Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita dari masa lampau yang membosankan. Kemunduran ingatan akan mewarnai tingkah laku mereka dan lemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.

c. Pendekatan SosialMengadakan diskusi, tukar pikiran dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatanuntuk berkumpul bersama dengan sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka.

d. Pendekatan SpiritualPerawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama, terutama bila klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

D. Tujuan Asuhan Keperawatan1. Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan :

a. Peningkatan kesehatanb. Pencegahan penyakitc. Pemeliharan kesehatan

2. Mempertahankan kesehatanserta kemampuan dari kereka yang usianya lebih lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan

3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia (Life Support).

4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut)

5. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnose yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelaiann tertentu.

6. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para klien yang menderita suatu penyakit/gangguan masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (melakukan kemandirian secara maksimal).

E. Fokus Asuhan Keperawatan Lanjut Usia1. Peningkatan kesehatan2. Pencegahan penyakit3. Mengoptimalkan fungsi mental4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum

Page 10: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

F. PengkajianTujuan :1. Menentukan kemampuan klien untu memeihara diri sendiri2. Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individuMeliputi aspek :1. Fisik

Wawancara :a. Pandangan lanjut usia tentang kesehatannyab. Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usiac. Kebiasaan Lanjut usia merawat diri sendirid. Kekuatan fisik lanjut usia otot, sendi, penglihatan dan pendengarane. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecilf. Kebiasaan gerak badan.olah raga.senam lanjut usiag. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakanh. Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum

obat.i. Masalah-masalah seksual yang dirasakanPemeriksaan fisika. Pemeriksan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk

mengetahui perubahan system tubuh.b. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan fisik yaitu :

Head to toe Sistem tubuh

2. Psikologisa. Apakah mengenal masalah-masalah utamanyab. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaanc. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidakd. Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupane. Bagaimana mengatasi stress yang dialamif. Apakah mudah dalam menyesuaikan dirig. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan h. Apakah harapan pada saat ini dan akan datingi. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif; daya ingat, proses piker, alam

perasaan, orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah3. Sosial Ekonomi

a. Darimana sumber keuangan lanjut usiab. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luangc. Dengan siapa dia tinggald. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usiae. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannyaf. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah

Page 11: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

g. Siapa saja yang biasa mengunjunginyah. Seberapa besar etergantungannyai. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada

4. Spirituala. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanyab. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan,

misalnya pengajian.c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah.d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

5. Pengkajian dasara. Temperatur

Mungkin serendah ± 35oC Lebih teliti diperiksa di sublingual

b. Pulse (denyut nadi) Kecepatan, irama, volume Apikal, radial, pedal

c. Respirasi Kecepatan, irama dan kedalaman Tidak teraturnya pernafasan

d. Tekanan darah Saat baring, duduk, berdiri Hipotensi akibat posisi tubuh

e. Berat badan Berat badan perlahan-lahan hilang pada tahun-tahun terakhir

f. Tingkat orientasig. Memory h. Pola tiduri. Penyesuaian psikososialSistem Persyarafan1. Kesimetrisan raut wajah2. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak

Kebanyakan mempunyai daya ingatan yang menurun3. Mata: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak4. Pupil : kesamaan, dilatasi5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua6. Sensory deprivation (gangguan sensorik)7. Ketajaman pendengaran

Apakah menggunakan alat bantu dengar8. Adanya rasa sakit atau nyeriSistem Kardiovaskuler1. Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan

Page 12: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

2. Auskultasi denyut nadi apical3. Periksa adanya pembengkakan vena jugularis4. Pusing5. Sakit6. EdemaSistem Gastrointestinal1. Status gizi 2. Pemasukan diet3. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah4. Mengunyah dan menelan5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut6. Auskultasi bising usus7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon8. Apakah ada konstipasi, diare, dan inkontinensia.Sistem Genitourinarius1. Warna dan bau urine2. Distensi kandung kemih, inkontinensia.3. Frekuensi, tekanan atau desakan4. Pemasukan dan pengeluaran cairan5. Disuria6. Seksualitas

Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual

Sistem Kulit1. Kulit

Temperatur, tingkat kelembaban Keutuhan luka, luka terbuka, robekan Turgor Perubahan pigmen

2. Adanya jaringan parut3. Keadaan kuku4. Keadaan rambutSistem Muskuloskeletal1. Kontraktur

Atrofi otot Ketidakadekuatan gerakan sendi

2. Tingkat Mobilisasi Ambulasi dengan atau tanpa bantuan/peralatan Keterbatasan gerak Kekuatan otot Kemampuan melangkah atau berjalan

Page 13: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

3. Gerakan sendi4. Paralisis5. KifosisPsikososial1. Menunjukan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan2. Fokus-fokus pada diri bertambah3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian4. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih saying yang berlebihan

Page 14: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. “S”

DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI DI WISMA APANTI SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDHI LUHUR

A. DEFINISINyeri adalah sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual ( Asmadi 2008). Nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang mengalaminya ( Tamsuri 2007 ).Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002).Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

B. ETIOLOGI Faktor fisiologis

- Efek opium yang diproduksi tubuh menghasilkan zat kimia yang berfungsi sebagai regulator dalam beradaptasi terhadap nyeri.

Faktor psikososial- Kebudayaan- Lingkungan ; seseorang mempengaruhi persepsi dan respon sakit- Emosi : mempengaruhi persepsi sakit- Harapan ; adanya orang lain- Sistem nilai : individu berpengaruh terhadap persepsi dan respon nyeri- Pengalaman terdahulu : pengalaman terdahulu tentang rasa sakit mempengaruhi persepsi

rasa sakit.- Usia : usia sering mempengaruhi persepsi sakit individual

C. KLASIFIKASI1. Nyeri akut

Selang waktunya lebih singkat dengan tanda – tanda klinis antara laina berkeringat banyak, tekanan darah naik, nadi naik, pucat dan dengan respon pasien, umunya menaggis, teriak atau mengusap daerah yang nyeri.

2. Nyeri kronisMempunyai selang waktu yang lebik lama dan dapat berlangsung lebih dari enam bulan.

3. Nyeri intensitasnya- nyeri berat ( 7 – 10 )- nyeri sedang ( 3 – 6 )- nyeri ringan ( 0 – 3 )

Page 15: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

4. Nyeri berdasarkan tempatnyaa. Pheriperal pain, yakni nyeri yang terasa pada permukaan tubuh,misalnya pada kulit,

mukosab. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau

pada organ-organ tubuh visceral.c. Refered pain, yakni nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur

dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.

5. Nyeri berdasarkan sifatnyaa. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu

lama.c. Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.

Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.

D. MANIFESTASI KLINIKGangguam tidur

a. Posisi menghindari nyerib. Gerakan meng hindari nyeric. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)d. Perubahan nafsu makane. Tekanan darah meningkatf. Nadi meningkatg. Pernafasan meningkath. Depresi,frustasi

E. PATOFISIOLOGIPada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007)

PATHWAY

Page 16: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

Chemic, thermik, mekanik

Jejas

Kerusakan nesoseptor ( reseptor )

Nyeri kronik/akut

G3 susah tidur G3 imobilisasi G3 ansietas

F. PROSES KEPERAWATAN1. Pengkajian

a. Status kesehatanStatus kesehatan saat ini

- Alasan masuk rumah sakit- Faktor pencetus- Faktor memperberat nyeri ; ketakutan, kelelahan.- Keluhan utama- Timbulnya keluhan- Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan- Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya- Diagnosa medik

b. Status kesehatan masa lalu- Penyakit yang pernah dialami- Pernah dirawat- Operasi- Riwayat alergi- Status imunisasi- Kebiasaan obat – obatan

1. Pengakajian riwayat nyeri- Sifat nyeri ; ( P, Q, R, S, T )

P : provocating ( pemacu ) dan paliative yaitu faktor yang meningkatkan atau mengurangi nyeriQ : Quality dan Quantity Supervisial : tajam, menusuk, membakar Dalam : tajam, tumpul, nyeri terus Visceral : tajam, tumpul, nyeri terus, kejang

Page 17: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

R : region atau radiation ( area atau daerah ) : penjalaranS : severty atau keganasan : intensitas nyeriT : time ( waktu serangan, lamanya, kekerapan muncul.

- Lokasi- Intensitas- Kualitas dan karakteristik- Waktu terjadinya dan interval- Respon nyeri

6. Diagnosa Keperawatana. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan ikat, pembuluh darah dan membran

mukosab. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan peningkatan energi akibat

penyakit kronis dan perubahan kimia tubuhc. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan kerusakan

neuromuskulard. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit kronis, perubahan fungsi tubuh,

ruam, lesi, dan purpura.e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ruam, lesi, edema, perubahan sirkulasi

dan hambatan mobilitas fisik.

Page 18: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

No Diagnosa NOC NIC1. Nyeri berhubungan

dengan agen injuri fisik, biologis, kimia.

Tujuan dan kriteria hasil (NOC ) :- Perubahan dalam rasa

nyaman- Penurunan tingkat nyeri- Melakukan tindakan

nyeri- Perasaan senang fisik

dan psikologis

- Lakukan pengkajian yang komprehensif dari nyeri: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan presipitasi.

- Eksplorasi faktor yang mempengaruhi nyeri

- Obsrvasi respon nonverbal karena ketidaknyamanan

- Evaluasi perkembangan masa lalu terhadap nyeri

- Catat perkembangan tingkat nyeri - berikan informasi tentang nyeri

seperti penyebab, lamanya, dan antisipasi terhadap kenyamanaan nyeri

- Berikan strategi nonfarmakologik sebelum dilakukan prosedur yang menyakitkan

- Gunakan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan pengetahuan nyeri dan penerimaan respon klien

- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri2. Keletihan

berhubungan dengan peningkatan kebutuhan peningkatan energi akibat penyakit kronis dan perubahan kimia tubuh

Tujuan dan kriteria hasil (NOC) :- Mengikutsertakan pasien

dalam tindakan sebagai bagian dari aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan.

- Beradaptasi dengan konsentrasi dan penghematan energi

- Meningatkan daya tahan adekuat untuk beraktivitas

- Dapat beraktivitas dalam melakukan kegiatan sehari - hari

- Tidak letih dan lemas

- Pantau pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya

- Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas misalnya. Takikardi, disritmia, dispnea, pucat, dan frekuensi napas

- Pantau lokasi dan sifat ketidak nyamanaan atau nyeri selama gerak atau beraktivitas

- Pantau adnya keletihan fisik dan emosi yang berlebihan pada pasien

- Pantau asupan nutrisi untuk menjamin keadekuatan sumber energi

- Jelaskan pada pasien tentang penyebab keletihan dan proses atau kondisi penyakit

- Ajarkan pasien mengenalai tanda

Page 19: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

dan gejala keletihan yang memerlukan pengurangan aktivitas

- Ajarkan tehnik pengaturan aktivitas untuk mencegah keletihan

- Konsultasikan pada ahli gizi dengan pemberian asupan makanan berenergi tinggi

- Rencanakan aktivitas yang mengurangi keletihan pada pasien

- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari - hari sesuai dengan kebutuhan

3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan kerusakan neuromuskular

Tujuan dan kriteria hasil (NOC) :- Mendapatkan dan

mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal

- Melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri

- Menyangga berat badan- Berjalan dengan

menggunakan langkah – langkah yang benar

- Menggunakan alat bantu secara benar dengan pengawasan

- Kaji kebutuhan bantuan pelayanan kesehatan akan peralatan pengobatan yang tahan lama

- Bantu berjalan untuk mempertahankan fungsi tubuh

- Bantu pasien dengan penggunaan pergerakkan rom aktif atau pasif untuk mempertahankan atau memperbaikai fleksibilitas sendi

- Ubah posisi pasien untuk memberikan kenyamanan dan menurunkan resiko kerusakan kulit

- Ajarkan pasien tentang penggunaan alat bantu mobilitas misal; ktuk, walker dan kursi roda

- Ajarkan dan bantu pasien dalam proses perpindahan misal; dari tempat tidur ke kursi roda

- Ajarkan tehnik ambulasi dan perpindahan yang aman

- Instruksikan pasien 8ntuk memperhatikan postur tubuh yang benar

- Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi untuk meningkatkan mobilitas

- Berikan analgesik sebelum memulai aktivitas

- Berikan penguatan positif selama

Page 20: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

aktivitas4. Gangguan citra tubuh

berhubungan dengan penyakit kronis, perubahan fungsi tubuh, ruam, lesi, dan purpura.

Tujuan dan kriteria hasil (NOC) :- Pasien dapat

mengidentifikasi kekuatan pasien

- Pasien mengetahui perubahan aktual pada penampilan tubuh

- Pasien akan megambarkan perubahan aktual pada fungsi tubuh

- Pasien dapat memelihara hubungan sosial yang dekat dan hubungan personal

- Kaji dan dokumentasikan respon verbal dan non verbal pasien tentang tubuh pasien

- Tentukan bagaimana respon anak terhadap reaksi orang tua, sesuai dengan kebutuhan

- Beri dorongan atau pasien atau keluarga untuk mengungkapakan perasaan

- Bantu pasien atau keluarga untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan kekuatan personal

- Kolaborasi dengan merujuk kepada layanan sosial untuk merencanakan perawatan pasien atau keluaraga

- Instruksikan anak tentang fungsi dari bagian tubuh sesuai dengan kebutuhan

- Ajarkan orang tua tentang pentingnya respon mereka terhadap perubahan tubuh anak dan penyesuaian di kemudian hari, sesuai kebutuhan

- Pertahankan kebiasaan berpakaian tentang hubungan personal yang dekat

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ruam, lesi, edema, perubahan sirkulasi dan hambatan mobilitas fisik.

-

Tujuan dan kriteria hasil (NOC) :- Pemeliharaan integritas

kulit.- Terbebas adanya lesi

jaringan- Tidak ada ruam - Tidak ada eritema

disekitar luka

- Pantau proses penyembuhan luka - Bersihkan luka pada daerah

sekitar kulit- Lakukan pengawasan kulit untuk

mempertahankan intergritas membran mukosa dan kulit

- Perawatan luka untuk mencegah komplikasai luka

- Kaji tanda – tanda vital pasien- Catat karakteristik luka meliputi;

lokasi kedalaman luka, luas, adnya eksudat, warna, dan bau

- Kaji adanya tanda – tanda infeksi luka lokal misal; nyeri palpasi, edema, pruritus dan eksudat

- Ajarkan keluarga tentang prosedur perawatan luka

- Konsultasikan pada dokter dengan

Page 21: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

pemberian maknan dan nutrisi secara enteral dan parental untuk meningkatakan penyembuhan luka

- Evaluasi tindakan pengobatan atau pembalutan topikal meliputi balutan absorbent

Page 22: LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika : JakartaCapernito, Linda Juall. 2001. Asuhan keperawatan Edisi 8. EGC : JakartaJudith M. Wilkinson. 2006. Diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil

NOC. EGC. Jakarta.Mubarak, Iqbal. 2007. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.Tamsuri, A. 2007. Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria NOC. EGC :

Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.Wartonah. 2003. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperwatan. Salemba Medika.

Jakarta.