225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

45
BY : YULI ASTUTI, SKM ASKEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI

description

w

Transcript of 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Page 1: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

B Y Y U L I A S T U T I S K M

ASKEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI

A DEFINISI

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya Nyeri sakit dolor (Latin) atau pain (Inggris) adalah kata-kata yang artinya bernada negatif menimbulkan perasaan dan reaksi yang kurang menyenangkan Walaupun demikiankita semua menyadari bahwa rasa sakit kerapkali bergunaantara lain sebagai tanda bahaya tanda bahwa ada perubahan yang kurang baik di dalam diri manusia

Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri

1 Mc Coffery (1979) mendefinisikan nyeri sebagai

suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya

2 Wolf Weifsel Feurst (1974) nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bias menimbulkan ketegangan

LANJUTAN

3 Arthur C Curton (1983) nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri

4 Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik fisiologis dan emosional

B FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak Reseptor nyeri disebut juga nociceptor secara anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer

Berdasarkan letaknya nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus) somatik dalam (deep somatic) dan pada daerah viseral karena letaknya yang berbeda-beda inilah nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda

Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu reseptor A delta dan serabut

Reseptor A Delta

a Merupakan serabut bermyelin

b Mengirimkan pesan secara cepat

c Menghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya

d Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll

e Biasanya sering ada pada injury akut

f Diameternya besar

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 2: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

A DEFINISI

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya Nyeri sakit dolor (Latin) atau pain (Inggris) adalah kata-kata yang artinya bernada negatif menimbulkan perasaan dan reaksi yang kurang menyenangkan Walaupun demikiankita semua menyadari bahwa rasa sakit kerapkali bergunaantara lain sebagai tanda bahaya tanda bahwa ada perubahan yang kurang baik di dalam diri manusia

Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri

1 Mc Coffery (1979) mendefinisikan nyeri sebagai

suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya

2 Wolf Weifsel Feurst (1974) nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bias menimbulkan ketegangan

LANJUTAN

3 Arthur C Curton (1983) nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri

4 Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik fisiologis dan emosional

B FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak Reseptor nyeri disebut juga nociceptor secara anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer

Berdasarkan letaknya nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus) somatik dalam (deep somatic) dan pada daerah viseral karena letaknya yang berbeda-beda inilah nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda

Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu reseptor A delta dan serabut

Reseptor A Delta

a Merupakan serabut bermyelin

b Mengirimkan pesan secara cepat

c Menghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya

d Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll

e Biasanya sering ada pada injury akut

f Diameternya besar

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 3: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri

1 Mc Coffery (1979) mendefinisikan nyeri sebagai

suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya

2 Wolf Weifsel Feurst (1974) nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bias menimbulkan ketegangan

LANJUTAN

3 Arthur C Curton (1983) nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri

4 Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik fisiologis dan emosional

B FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak Reseptor nyeri disebut juga nociceptor secara anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer

Berdasarkan letaknya nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus) somatik dalam (deep somatic) dan pada daerah viseral karena letaknya yang berbeda-beda inilah nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda

Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu reseptor A delta dan serabut

Reseptor A Delta

a Merupakan serabut bermyelin

b Mengirimkan pesan secara cepat

c Menghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya

d Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll

e Biasanya sering ada pada injury akut

f Diameternya besar

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 4: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

3 Arthur C Curton (1983) nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri

4 Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik fisiologis dan emosional

B FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak Reseptor nyeri disebut juga nociceptor secara anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer

Berdasarkan letaknya nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus) somatik dalam (deep somatic) dan pada daerah viseral karena letaknya yang berbeda-beda inilah nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda

Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu reseptor A delta dan serabut

Reseptor A Delta

a Merupakan serabut bermyelin

b Mengirimkan pesan secara cepat

c Menghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya

d Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll

e Biasanya sering ada pada injury akut

f Diameternya besar

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 5: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

B FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak Reseptor nyeri disebut juga nociceptor secara anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer

Berdasarkan letaknya nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus) somatik dalam (deep somatic) dan pada daerah viseral karena letaknya yang berbeda-beda inilah nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda

Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu reseptor A delta dan serabut

Reseptor A Delta

a Merupakan serabut bermyelin

b Mengirimkan pesan secara cepat

c Menghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya

d Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll

e Biasanya sering ada pada injury akut

f Diameternya besar

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 6: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Berdasarkan letaknya nociceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus) somatik dalam (deep somatic) dan pada daerah viseral karena letaknya yang berbeda-beda inilah nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda

Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu reseptor A delta dan serabut

Reseptor A Delta

a Merupakan serabut bermyelin

b Mengirimkan pesan secara cepat

c Menghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya

d Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll

e Biasanya sering ada pada injury akut

f Diameternya besar

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 7: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Reseptor A Delta

a Merupakan serabut bermyelin

b Mengirimkan pesan secara cepat

c Menghantarkan sensasi yang tajam jelas sumber dan lokasi nyerinya

d Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot tendon dll

e Biasanya sering ada pada injury akut

f Diameternya besar

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 8: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Serabut C

a Tidak bermyelin

b Diameternya sangat kecil

c Lambat dalam menghantarkan impuls

d Lokasinya jarang biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten

e Menghantarkan sensasi berupa sentuhan getaran suhu hangat dan tekanan Halus

f Reseptor terletak distruktur permukaan

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 9: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

C KLASIFIKASI NYERI

1 Berdasarkan sumbernya a Cutaneus superficial Yaitu nyeri yang mengenai kulit jaringan subkutan

Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) Contoh terkena ujung pisau atau gunting

b Deep somatic nyeri dalam Yaitu nyeri yang muncul dari ligament pemb Darah

tendon dan syaraf nyeri menyebar amp lbh lama daripada cutaneus Contoh sprain sendi

c Visceral (pada organ dalam) Stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen cranium

dan thorak Biasanya terjadi karena spasme otot iskemia regangan jaringan

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 10: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

2 Berdasarkan penyebab

aFisik

Bisa terjadi karena stimulus fisik Contoh fraktur femur

b Psycogenic

Terjadi karena sebab yang kurang jelassusah diidentifikasi bersumber dari emosi psikis dan biasanya tidak disadari Contoh orang yang marah-marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 11: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

3 Berdasarkan lama durasinya

a Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot

b Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal sindrom nyeri kronis dan nyeri psikosomatis

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 12: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

D STIMULUS NYERI

Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri (paintolerance) atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri diantaranya 1 Trauma pada jaringan tubuh misalnya karena bedah

akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

2 Gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

3 Tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri 4 Iskemia pada jaringan misalnya terjadi blockade pada

arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat

5 Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 13: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

E TEORI NYERI

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya

1 Teori pemisahan (specificity theory) Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medulla

spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan

2 Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke

medulla spinalis dan merangsang aktifitas sel T Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri persepsi dipengaruhi oleh modalitas dari reaksi sel T

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 14: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

3 Teori pengendalian gerbang (gate comtrol theory) Menurut teori ini nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil

yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan tertutupnya pintu mekanisme sehimgga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat efferent dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri

4 Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls

saraf sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 15: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

F TINGKATAN NYERI

1 Skala intensitas

10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien

9 8 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan

6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak 4 Nyeri seperti kram atau kaku 3 Nyeri seperti perih atau mules 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul 1 Nyeri seperti gatal tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 16: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

2 Tipe nyeri

10 tipe nyeri sangat berat

7-9 tipe nyeri berat

4-6 tipe nyeri sedang

1-3 tipe nyeri ringan

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 17: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

G FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya adalah

1 Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper sebagian arti nyeri merupakan negative seperti membahayakanmerusak dll Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti usia jenis kelamin latar belakang sosial budaya lingkungan dan pengalaman

2 Persepsi nyeri

Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif) Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 18: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

3 Toleransi nyeri Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol obat-obatan hipnotis gesekan atau garukan pengalihan perhatian kepercayaan yang kuat dsb Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan rasa marah bosan cemas nyeri yang tidak kunjung hilang sakit dll

4 Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang

terhadap nyeri seperti ketakutan gelisah cemas menangis dan menjerit Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri pengalaman masa lalu nilai budaya harapan social kesehatan fisik dan mental rasa takutcemas usia dll

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 19: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

ASUHAN KEPERAWATAN

1 PENGKAJIAN

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini) lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar menegakkan diagnose keperawatan yang tepat merencanakan terapi pengobatan yang cocok dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang di berikan

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 20: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah

1 Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)

2 Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3 Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 21: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri) sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri Sedangkan untuk pasien dengan nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku afektif kognitif (NIH 1986 McGuire 1992)

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 22: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Donovan dan Girton (1984) mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut diantaranya

1 Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka

a Karakteristik nyeri (Metode P Q R S T)

1) Faktor Pencetus (P Provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 23: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

2) Kualitas (Q Quality) Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien Misal kalimat-kalimat tajam tumpul berdenyut berpindah-pindah seperti tertindih perih dan tertusuk

3) Lokasi (R Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien

untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien

4) Keparahan (S Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan nyeri sedang atau berat

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 24: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 25: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

Skala Numerik (Numerical Rating Scale NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata Dalam hal ini pasien menilai nyeri dngan skala 0 sampai 10 Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 26: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Gambar 2 Skala Analog Visual (VAS)

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 27: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Skala Analog Visual (Visual Analog Scale VAS) merupakan suatu garis lurus yangmewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya Skala analog visual merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire 1984)

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 28: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Gambar 3 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 29: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis Kalimat pendeskripsi ini diranking dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat Perawat menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 30: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Gambar 4 Skala Nyeri Oucher

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 31: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-anak dikembangkan alat yang dinamakan ldquoOucherrdquo yang terdiri dari dua skala yang terpisah dengan nilai 0-10 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak-anak yang lebih kecil

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 32: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

Gambar 5 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong amp Baker

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 33: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

5) Durasi (T Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan durasi dan rangkaian nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 34: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

b Faktor yang memperberatmemperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien misalnya peningkatan aktivitas perubahan suhu stres dan lain-lain

1 Respon Fisiologis Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju

ke batang otak dan thalamus system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis Apabila nyeri berlangsung terus menerus berat dalam dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark miokard kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi

Beberapa respon fisiologis terhadap nyeri yaitu

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 35: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

a) Stimulasi Simpatik (nyeri ringan moderat dan superficial)

Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

Peningkatan heart rate

Vasokonstriksi perifer peningkatan BP

Peningkatan nilai gula darah

Diaphoresis

Peningkatan kekuatan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas GI

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 36: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

LANJUTAN

b) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

Muka pucat

Otot mengeras

Penurunan HR dan BP

Nafas cepat dan irregular

Nausea dan vomitus

Kelelahan dan keletihan

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 37: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

2 Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh mengusap bagian yang sakit menopang bagian nyeri yang sakit menggeretakkan gigi menunjukkan ekspresi wajah meringis mengerutkan alis ekspresi verbal menangis mengerang mengaduh menjerit meraung

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 38: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

3 Respon Afektif

Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri

4 Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien

Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari sehingga perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat membantu dalam program aktivitas pasien Perubahan-perubahan yang dikaji perubaha pola tidur pengaruh nyeri pada aktivitas serta perubahan pola interaksi pada orang lain

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 39: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

5 Persepsi Klien Tentang Nyeri

Perawat mengkaji persepsi klien terhadap nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri dan lingkungan

6 Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri

Perawat mengkaji cara-cara apa saja yang bisa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 40: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

B DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya Penegakkan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 41: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

C INTERVENSI

Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut

1 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

2 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

3 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

4 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

5 Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat dirumah

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 42: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

D IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada dua 1 Tindakan Farmakologis Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan WHO mengombinasikan

penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien

2 Tindakan Non Invasif Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung terapi

farmakologis yang sudah diberikan Jenis tindakan non invasive antara lain a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien b) Bimbingan antisipasi c) Relaksasi d) Imajinasi terbimbing e) Distraksi f) Akupunkur g) Biofeedback h) Stimulasi kutaneus i) Akupresur j) Psikoterapi

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 43: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

3 Tindakan InvasifPembedahan

Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri seperti tindakan perilaku-kognitif fisik maupun terapi farmakologis Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri Klien perlu diberikan pengetahua tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk mengontrol nyeri Beberapa kasus pembedahan antara lain

a) Cordotomy

b) Neurectomy

c) Sympatectomy

d) Rhizotomy

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 44: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

E EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri diantaranya klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri

Page 45: 225782740 Askep Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri