Lp CA Cervix

15
1. Pengertian Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. (Diananda,Rama, 2009). Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001) 2. Etiologi Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks. 3. Faktor risiko: a. HPV ( Human Papiloma Virus ) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma Akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18.

description

keperawatan

Transcript of Lp CA Cervix

Page 1: Lp CA Cervix

1. Pengertian

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang

terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.

(Diananda,Rama, 2009).

Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok

penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan

maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia

35-55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada

saluran servikal yang menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001)

2. Etiologi

Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak

terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa

jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas

maka keadaannya disebut kanker serviks.

3. Faktor risiko:

a. HPV ( Human Papiloma Virus ) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis

(Kandiloma Akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang

sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18.

1) Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus papiloma.

2) Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma pada

kondilom akuminata.

3) Pada penelitian 45 dan 56, keterlibatan HPV pada kejadian kanker dilandasi oleh

beberapa faktor yaitu: epidemiologic infeksi HPV ditemukan angka kejadian

kanker serviks yang meningkat.

4) DNA HPV sering ditemukan pada Lis ( Lesi Intraepitel Serviks )

b. Merokok

Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi

dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah

menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.

Page 2: Lp CA Cervix

c. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).

d. Berganti - ganti pasangan seksual. Suami atau pasangan seksualnya melakukan

hubungan seksual pertama pada usia 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan

pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.

e. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran.

f. Pemakaian Pil KB.

Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun dapat

meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relative pada

pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya

pemakaian.

g. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.

h. Golongan ekonomi lemah.

Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap smear secara rutin dan

pendidikan yang rendah. (Dr imam Rasjidi, 2010)

4. Stadium klinis

Klasifikasi internasional tentang karsinoma serviks uteri :Tingkat kriteria

a. Tahap O : Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak terdapat bukti

invasi.

b. Tahap I : Karsinoma yang benar - benar berada dalam serviks. Proses terbatas pada

serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.

c. Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor

sudah memasuki stoma lebih dari 1 mm, sel tumor tidak terdapat pada pembuluh

limfa atau pembuluh darah.

d. Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan

invasi serviks uteri.

e. Tahap II : Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hingga mengenai vagina

(bukan sepertiga bagian bawah ) atau area para servikal pada salah satu sisi atau

kedua sisi.

f. Tahap IIa : Penyebarah hanya perluasan vagina, parametrium masih bebas dari

infiltrate tumor.

Page 3: Lp CA Cervix

g. Tahap IIb : Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetap belum sampai pada

dinding panggul.

h. Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telah meluas

kesalah satu atau kedua dinding panggul. Penyakit nodus limfe yang teraba tidak

merata pada dinding panggul. Urogram IV menunjukkan salah satu atau kedua ureter

tersumbat oleh tumor.

i. Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina, sedang ke

parametrium tidak dipersoalkan.

j. Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak ditemukan daerah

bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul ( frozen pelvic ) atau proses

pada tingkatan klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal.

k. Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa

rektum dan atau kandang kemih (dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi

metastasis keluar paanggul atau ketempat - tempat yang jauh.

l. Tahap IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa

rektrum dan atau kandung kemih.

m. Tahap IVb : Telah terjadi penyebaran jauh.

(Dr Imam Rasjidi, 2010)

5. Manesfestasi Klinik

a. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.

b. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).

c. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.

d. Perdarahan spontan saat defekasi.

e. Perdarahan diantara haid.

f. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.

g. Anemia akibat pendarahan berulang.

h. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.

(Dr RamaDiananda, 2009 )

Page 4: Lp CA Cervix

6. Patofisiologi

Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan gejala

atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang mengalami mutasi dapat berkembang

menjadi sel displasia. Apabila selkarsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan

timbul masalahkeperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat

mengganggu kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang

menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang

berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu pola

seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala

dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang menyebabkan

kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.

Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping

antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis,

sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi

eksternal radiasi ). Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu

menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko

tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang

menyebabkan kelemahan atau kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan

resiko injury pun akan muncul. Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker

leher rahim ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya.

Kecemasan tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,

ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan

selalu dihubungkan dengan kematian.

(Price, syivia Anderson, 2005)

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Sitologi

Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP ) sangat

bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannya melebihi 90% bila

Page 5: Lp CA Cervix

dilakukan dengan baik. Sitologi adalah cara Skrining sel - sel serviks yang tampak

sehat dan tanpa gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis

secara histologik.

b. Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkopi, suatu alat yang

dapat disamakan dengan sebuah mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya

didalamnya ( pembesaran 6 - 40 kali ). Kalau pemeriksaan sitologi menilai perubahan

morfologi sel - sel yang mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan

pola epitel dan vaskular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan

perubahan metabolik yang terjadi di jaringan serviks.

c. Biopsi

Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat seluruhnya

dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya terlihat sebagian

kelainan didalam kanalis serviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan diambil

secara konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam

sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.

d. Konisasi

Konosasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa

sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut ( konus ), dengan kanalis servikalis

sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan konisasi selalu dilanjutkan

dengan kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan

kolposkopi. Jika karena suatu hal pemeriksaan kolposkopi tidak dapat dilakukan,

dapat dilakukan tes Schiller. Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol

( yodium 5g, kalium yodida 10g, air 100ml ) dan eksisi dilakukan diluar daerah

dengan tes positif ( daerah yang tidak berwarna oleh larutan lugol ). Konikasi

diagnostik dilakukan pada keadaan - keadaan sebagai berikut :

1) Proses dicurigai berada di endoserviks.

2) Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.

3) Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.

4) Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.

Page 6: Lp CA Cervix

(Prof. R Sulaiman , 2006)

8. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium lanjut hanya

dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang biasa

digunakan adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat tergantung

dari stadium atau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan bahwa angka harapan hidup

untuk kanker leher rahim akan menurun dengan stadium yang lebih lanjut. Pada penderita

kanker leher rahim ini juga mendapatkan sitostatika dalam ginekologi.

Penggolongan obat sitostatika antara lain :

a. Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel pada siklus

termasuk obat - obatan non spesifik.

b. Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu darimana proliferasi

termasuk obat fase spesifik.

c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar,

termasuk obat - obatan siklus spesifik.

9. Penatalaksanaan Keperawatan

Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal anatara

lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi

yaitu memilih kulit yang baik dengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan

deodorant.

Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antara lain hindari

infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi

persisten 10 - 14 hari sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan mulut.

Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum adalah

teknik isolasi dan membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain

menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa hari,

memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan jelaskan pada

keluarga tentang pembatasan pengunjung. Selama terapi radiasi perawatannya yaitu

monitor tanda - tanda vital tiap 4 jam. Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan

Page 7: Lp CA Cervix

berserat dan cairan parenteral sampai 300ml dan memberikan support mental. Perawatan

post pengobatan antara lain menghindari komplikasi post pengobatan ( tromboplebitis,

emboli pulmonal dan pneumonia ), monitor intake dan output cairan. (Bambang sarwiji,

2011)

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Usia saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Salah satu faktor yang

menyebabkan kanker serviks ini adalah menikah dibawah umur 18 tahun.

2. Perilaku seks berganti - ganti pasangan

Dengan perilaku tersebut kemungkinan virus penyebab terjadinya kanker

serviks dapat ditularkan dengan mudah.

3. Sosial Ekonomi

4. Sosial ekonomi rendah dikaitkan erat karena tidak dapat melakukan pap smear secara

rutin dan pola hubungan seksual yang tidak sehat.

5. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang rendah dapat juga dihubungkan dengan kurangnya

pemahaman mengenai pencegahan dan penaganan kanker seviks.

6. Aspek mental: harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, peran diri, emosional.

7. Perineum; keputihan, bau, kebersihan

Keputihan yang gatal dan berbau adalah tanda dari kanker leher rahim yang mulai

mengalami metastase.

8. Nyeri ( daerah panggul atau tungkai )

Nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah mendesak dan abnor malita

pada organ - organ daerah panggul.

9. Perasaan berat daerah perut bagian bawah

Sel - sel kanker yang mendesak mengakibatkan gangguan pada syaraf - syaraf disekitar

panggul dan perut, sehingga menimbulkan perasaan berat

pada daerah tersebut.

Page 8: Lp CA Cervix

10. Gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan - makanan cepat saji dapat memicu sel

kanker untuk tumbuh dengan cepat, pada orang – orang dengan gemar berganti - ganti

pasangan dengan mengesampingkan efek negatifnya kemungkinan besar dapat timbul

gejala - gejala tersebut sehingga mengarah pada terjadinya kanker leher rahim.

11. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi perdarahan diantara siklus haid adalah

salah satu tanda gejala kanker leher rahim.

12. Riwayat Keluarga

Seorang ibu yang mempunyai riwayat ca serviks.

(Doengoes, 2005)

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan kematian sel.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama nyeri hilang atau berkurang.

Kriteria :

a. pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 0- 3.

b. Ekspresi wajah rileks.

c. Tanda - tanda vital dalam batas normal.

Intervensi :

a. Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas, dan skala nyeri.

b. Berikan tindakan kenyamanan dasar: relaksasi, distraksi, imajinasi, message.

c. Awasi dan pantau TTV.

d. Berikan posisi yang nyaman.

e. Kolaborasi pemberian analgetik.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah karena

proses eksternal Radiologi .

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisi dipertahankan untuk

memenuhi kebutuhan tubuh.

Page 9: Lp CA Cervix

Kriteria hasil :

a. Pasien menghabiskan makanan yang telah diberikan oleh petugas.

b. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.

c. Berat badan klien normal.

d. Hasil hemoglobin dalam batas normal.

Intervensi :

a. Kaji status nutrisi pasien

b. Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.

c. Dorong Pasien untuk makan - makanan tinggi kalori, kaya protein dan tetap sesuai

diit ( Rendah Garam ).

d. Pantau masukan makanan setiap hari.

e. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.

3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan hilang atau berkurang.

Kriterial hasil :

a. Pasien mengatakan perasaan cemasnya hilang atau berkurang.

b. Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien.

c. Pasien tampak rileks, tampak senang karena mendapat perhatian.

d. Keluarga atau orang terdekat dapat mengenai dan mengklarifikasi rasa takut.

e. Pasien mendapat informasi yang akurat, serta prognosis dan pengobatan dan klien

mendapat dukungan dari terdekat.

Intervensi :

a. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

b. Beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan

atau menolak untuk bicara.

c. Pertahankan bentuk sering bicara dengan pasien, bicara dengan menyentuh klien.

d. Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut.

e. Beri informasi akurat, konsisten mengenai prognosis, pengobatan serta dukungan

orang terdekat.