LP Anemia aplastik.doc

7
 LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANEMIA APLASTIK DI RUANG D1/PENYAKIT DALAM RS DR. SARDJITO YOGYA KARTA DISUSUN OLEH : AY U KHUZAIMAH KURNIAW A TI 02/161611/EIK/00259 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN AKULTAS KEDOKTERAN UGM YOGYAKARTA 200!

description

bb

Transcript of LP Anemia aplastik.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANEMIA APLASTIK DI RUANG D1/PENYAKIT DALAM

RS DR. SARDJITO YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

AYU KHUZAIMAH KURNIAWATI

02/161611/EIK/00259

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

YOGYAKARTA

2004

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

1. PENGERTIAN

Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada sel darah merah ( Hematokrit per 100 ml darah ).

Anemia dapat diklasifikasikan menurut :

1. Morfologi sel darah merah dan indeks-indeksnya

2. Etiologi

Klasifikasi Anemia Menurut morfologi Mikro dan Makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya.Ada tiga klasifikasi besar yaitu :

1. Anemia Normositik Normokrom adalah Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal ( MCV dan MCHC normal atau rendah .

2. Anemia Makrositik normokrom adalah Ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal ( MCV Meningkat,MCHC normal)

3. Anemia Mikrositik HipokromUkuran sel-sel darah merah kecil mengandung Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal ( MCV maupun MCHC kurang ).

Yang termasuk dalam kategori Anemia Mikrositik Hipokrom adalah Anemia defisiensi bisa terjadi akibat kekurangan besi, pirodoksin atau tembaga.

Anemia Aplastik adalah suatu keadaan pansitopenia darah tepi yang disertai dengan penurunan secara nyata sel-sel induk multi potensial di dalam sumsum tulang (Soediman, 1995).

Anemia aplastik adalah ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah (Arif Mansjoer, 2000)

2. PATOFISIOLOGI

Semua sel darah (kecuali limposit) dibentuk dalam sumsum tulang . Pada bayi proses hematopoesis tersebar di seluruh tulang, akan tetapi pada orang dewasa normal hanya terbatas di kerangka tubuh dan bagian paling proksimal dari tulang ekstremitas. Sel hematopoetik berasal dari Totipoten Hematopoetik stem Cellis (THSC) yang berkembang menjadi sel mieloid pluripoten (PMSC) dan Colony Forming Unit (CFU) yang kemudian mengubah :

Mieloblast ----- Neutrofil

Promonosit ---- Monosit

Proeritroblast Eritrosit

Megakariosit Trombosit

Pada kondisi patologis oleh karena kongenital, efek kemoterapi atau obat-obatan dan penyakit hati, kehamilan fungsi sumsum tulang untuk membentuk sel induk (THSC) dihambat sehingga akhirnya sel-sel darah tidak dapat terbentuk yang ditandai dengan adanya penurunan eritrosit, leukosit, dan trombosit secara bersamaan (Pansitopenia).

3. TANDA DAN GEJALA

a. Konjungtiva pucat

b. Telapak tangan pucat

c. Iritabilitas dan Anoreksia

d. Takikardia , murmur sistolik

e. Letargi, kebutuhan tidur meningkat

f. Purpura

g. Perdarahan

4. KOMPLIKASI

a. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )

b. Daya konsentrasi menurun

c. Hasil uji perkembangan menurun

d. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

5. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG

a. Hematologi : Pansitopeni

b. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi struktur Hb

c. Masa Perdarahan : untuk mengidentifikasi penurunan eksresi Vit B12

d. Aspirasi sumsum tulang

6. THERAPI

a. Transfusi darah : PRC

b. Antibiotik profilaksis

c. Kortikosteroid dosis rendah dan androgen

d. Immunosupresif : pada pasien usia > 40 tahun

e. Transplantasi sumsum tulang

7. MASALAH KEPERAWATAN

a. Inefektif perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrien ke sel

b. Intoleransi Aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan

c. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

d. Keletihan

e. Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penurunan pertahanan tubuh sekunder (penurunan Hb, leukosit)

8. MASALAH KOLABORASI

a. PK : Perdarahan

b. PK : Gagal Jantung

c. PK : Konfusi

9. PERENCANAAN KEPERAWATAN

A. Tujuan

Tujuan Utama meliputi Toleransi terhadap aktifitas, pencapaian dan pemeliharaan nutrisi yang adekuat dan tidak adanya komplikasi.

B. Kriteria Hasil

a. Warna kulit anak membaik

b. Pola tumbuih anak membaik ( seperti terlihat pada peta pertumbuhan )

c. Tingkat aktifitas anak sesuai dengan usianya

d. Orang tua menunjukkan pemahamannya terhadap aturan pengobatan di rumah ( Misalnya : Pemberian obat, makanan kaya zat besi yang sesuai).

C. Intervensi

a. Pantau efek therapheutik dan efek yang tidak diinginkan dari terapi zat besi pada anak :

Efek samping dari terapi oral ( misal : perubahan warna gigi )

Ajarkan tentang cara-cara mencegah perubahan warna gigi:

Minum preparat besi dengan air, sebaiknya dengan jus jeruk

Berkumur setelah minum obat.

Anjurkan untuk meningkatkan makanan berserat dan air untuk mengurangi efek konstipasi dari zat besi

Untuk mengatasi konstipasi berat akibat zat besi cobalah untuk menurunkan dosis zat besi tetapi memperpanjang lama pengobatan.

b. Ajarkan pada orang tua tentang asupan nutrisi yang adekuat .

Kurangi asupan susu pada anak

Tingkatkan asupan daging dan pengganti protein yang sesuai

Tambahkan padi-padian utuh dan sayur-sayuran hijau dalam diet.

c. Dapatkan informasi tentang riwayat diet dan perilaku makan

Kaji faktor-faktor yang menyebabkan defisiensi nutrisi,-psikososial,perilaku dan nutrisional

Buat rencana bersama orang tua tentang pendekatan pendekatan kebiasaan makan yang dapat diterima

Rujuk ke Ahli Gisi untuk evaluasi dan terapi intensif.

d. Anjurkan Ibu untuk menyusui bayinya karena zat besi dari ASI mudah diserap.

D. Rasional

Dengan memantau efek therapheutik dapat diketahui keuntungan dan kerugian dari pemberian therapheutik tsb sehingga memudahkan i untuk tindakan lebih lanjut.

Dengan mengajarkan pada orang tua tentang asupan nutrisi yang adekuat kebutuhan zat besi anak bisa terpenuhi sesuai dengan usianya disamping orang tua lebih memahami akan pentingnya kebutuhan zat besi bagi anak.

Dengan memberikan informasi tentang riwayat diet dan perilaku makan dapat diketahui kebiasaan yang menguntungkan/merugikan bagi kesehatan klien.

Dengan menganjurkan Ibu untuk menyusui bayinya defisiensi zat besi pada bayi dan anak dapat dicegah karena pada ASI mengandung zat besi yang mudah diserap oleh tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cecily L. Betz, dkk, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, EGC Jakarta.

2. Suriadi,dkk, 2001, Asuhan Keperawatan Anak, cetakan I , penerbit C.V. Agung Seto, Jakarta

3. FKUI, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Percetakan infomedika, Jakarta.

4. Richard,R.,dkk, 1992, Ilmu Kesehatan Anak Bagian II.

5. Sylvia A.Price, dkk, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses penyakit, Edisi 4, EGC , Jakarta.

6. Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.