Anemia Keluarga (LP)
-
Upload
rizky-rinaldi-b -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Anemia Keluarga (LP)
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
1/57
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut Depkes RI dalam Nasrul Effendy (1998 : 32). "Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan".
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan (Bailon dan Maglaya dalam Nasrul Effendy, 1998 : 32 ).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
keluarga adalah suatu unit yang terdiri dari dua atau lebih individu, yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka tinggal di suatu tempat dibawah satu atap berinteraksi satu sama lain
dalam keadaan saling ketergantungan dan menjalankan peranannya masing-
masing.
2. Pengertian Keluarga Resiko Tinggi
Keluarga resiko tinggi / keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap
kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan keluarga yang mempunyai
individu bermasalah" (Depkes RI, 1998 : 4).
7
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
2/57
Dalam melaksanakan Asuhan keperawatan kesehatan keluarga, yang menjadi
prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam
bidang kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah :
1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik / keluarga
dengan penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil:
1) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun).
2) Menderita kurang gizi atau anemia.
3) Menderita hipertensi.
4) Primipara atau multipara.
5) Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena;
1) Lahir prematur / BBLR.
2) Berat badan sukar naik.
3) Lahir dengan cacat bawaan.
4) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan
bayi.
8
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
3/57
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam
bayi atau anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota
keluarga :
1) Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk
digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga
dan sering timbul cekcok dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit.
4) Salah satu orang tua (suami / istri) meninggal, cerai, atau
lari meninggalkan keluarga
(Nasrul Effendy, 1998 : 41).
Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi yang tergolong kedalam
keluarga risiko tinggi.
3. Tipe / Bentuk Keluarga
Tipe dan bentuk keluarga menurut Nasrul Effendy ( 1998 : 33) adalah sebagai
berikut :
.a Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
.b Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman bibi dan sebagainya.
9
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
4/57
.c Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
.d Keluarga Duda / Janda (Single Family), adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
.e Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
.f Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
4. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (1985) dalam Suprajitno
(2003 : 4 ) adalah sebagai berikut :
a. Keluarga baru menikah
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial.
b. Keluarga dengan anak baru lahir
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
)1 Mempersiapkan menjadi orang tua.
)2 Adaptasi dengan perubahan adanya anggota
keluarga.
)3 Interaksi keluarga.
)4 Hubungan sexual dan kegiatan.
10
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
5/57
c. Keluarga dengan anak usia pra-sekolah
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain ( tua ) harus terpenuhi.
4) Memepertahankan hubunngan yang sehat, baik didalam atau diluar
keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar ).
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( biasanya
keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi ).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah, dan lingkungan lebih luas ( yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah
atau masyarakat ).
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan
dan kesejahteraan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
11
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
6/57
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
2) Memeprtahankan hubungan intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan ( anggota )
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga
besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membuka anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
g. Keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan
2) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan
anak-anaknya dan sebaya.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga usia tua :
12
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
7/57
Tugas perkembangan untuk tahap ini yaitu :
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan
pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review kehidupan masa lalu.
5. Keluarga Mandiri.
Kriteria keluarga mandiri terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Keluarga mengetahui masalah kesehatan, dengan kriteria :
1) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari
masalah kesehatan yang ada.
2) Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah kesehatan.
3) Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
4) Keluarga mempunyai persepsi yang positif terhadap masalah.
b. Keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, dengan
kriteria:
1) Masalah kesehatan dirasakan keluarga.
2) Keluarga dapat menyebutkan / mengungkapkan akibat dari
masalah kesehatan.
13
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
8/57
3) Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan
masalah kesehatan tersebut.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan, dengan kriteria :
1) Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan (sumber daya dapat berupa
pembiayaan untuk kesehatan, alat P3K, Kartu Menuju Sehat (KMS), dan kartu
kesehatan keluarga).
2) Keluarga terampil mampu melaksanakan perawatan pada
anggota keluarga (preventif, promotif dan kuratif).
3) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan.
Pembagian kategori berdasarkan pengelompokan adalah :
a. Keluarga Mandiri I (KM I) : skornya 1-4
b. Keluarga Mandiri II (KM II) : skornya 5-7
c. Keluarga Mandiri III (KM III) : skornya 8-10
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi keluarga menurut Nasrul Effendy (1998 :
35) adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
14
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
9/57
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota
keluarga.
2) Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa
aman.
b) Memberikan perhatian diantara
anggota keluarga.
c) Membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga.
d) Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi Sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
4) Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
15
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
10/57
c) Menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
5) Fungsi Pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai
orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
b. 5 fungsi keluarga menurut Freedman (1998 : 100)
a. Fungsi afektif ( the affective function ), adalah fungsi keluarga
yang utama untuk mengajakarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan sosial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi ( socialization and
social placement function ), adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan oranglain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi ( the reproductive function ), adalah fungsi
untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
16
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
11/57
d. Fungsi ekonomi ( the economic function ), yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan ( the health care
function ), yaitu fungsi untuk memeprtahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
B. Konsep Dasar Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin,
dan volume pada sel darah merah ( hematokrit ) per 100 ml darah. ( Sylvia A.
Price alih bahasa Peter Anugrah, 1995 : 232 ).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. (Smelzer&Bare alih
bahasa Agung Waluyo, 1997 : 935).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 g
% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 g % pada trimester II (Sarwono
Prawirohardjo, 2002 : 450).
2. Etiologi
17
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
12/57
Penyebab anemia adalah kekurangan zat besi dalam tubuh terutama yang
dapat disebabkan oleh:
a. Kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan zat
besi terutama yang berasal dari sumber hewan
b. Kebutuhan yang meningkat karena kehamilan,
penyakit infeksi (Malaria dan penyakit TBC).
c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada
perdarahan termasuk haid yang berlebih, sering melahirkan dan cacingan.
d. Ketidakseimbangan antara hubungan tubuh akan zat
besi dibandingkan dengan zat makanan
( http://www.depkes.go.id/index)
3. Tanda dan Gejala Anemia
Tanda-tanda anemia antara lain :
a. Kulit pucat
b. Rasa lelah
c. Napas pendek
d. Kuku mudah pecah
e. Kurang selera makan
f. Sakit kepala sebelah depan
g. Terkadang tidak ada keluhan bila pasien mengalami anemia ringan
( http://www.depkes.go.id/index )
4. Patofisiologi
18
http://www.depkes.go.id/index/http://www.depkes.go.id/index/ -
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
13/57
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2002: 448), timbulnya anemia dalam
kehamilan disebabkan karena keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sum-sum tulang.
Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran
darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma
30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%.
Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja
lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output
meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi
perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada
perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
5. Klasifikasi Anemia
Barbara Engram alih bahasa Suharyati Samba (1998: 429) mengklasifikasikan
anemia menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Anemia ringan, kadar hemoglobin sekitar 10 gr/dL
b. Anemia sedang, kadar hemoglobin antara 6-10 gr/dL
c. Anemia berat, kadar hemoglobin kurang dari 6 gr/dL
Sedangkan menurut Sarwono Prawirohardjo (2002: 450) anemia dalam
kehamilan dapat dibagi menjadi :
19
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
14/57
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya
unsur besi dalam makanan karena gangguan resorbsi, gangguan penggunaan atau
terlalu banyak besi keluar dari badan misalnya pada perdarahan. Keperluan akan
besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir.
b. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamila disebabkan karena defisiensi asam
folik dan jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
c. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan
oleh sepsis, sinar roentgen, racun atau obat-obatan. Dalam hal yang terakhir
anemianya dianggap hanya sebagai komplikasi kehamilan. Biasanya anemia
hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita dengan selamat mencapai masa
nifas, akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamila-kehamilan berikutnya
biasanya wanita menderita anemia hipoplastik lagi.
d. Anemia Hemolitik
20
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
15/57
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik
sulit menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat.
6. Pengaruh anemia dalam
kehamilan
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Berbagai
penyulit dapat timbul akibat anemia, antara lain :
a. Abortus
b. Partus prematurus
c. Partus lama karena inertia uteri
d. Perdarahan post partum karena atonia uteri
e. Syok
f. Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum
g. Anemia yang sangat berat (Hb < 4 gr/ 100 ml)
menyebabkan decompensasi kordis.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada
persalinan sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan. Selain itu hasil konsepsi
anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik, antara lain:
a. Kematian mudigh (keguguran)
b. Kematian perinatal
c. Prematuritas
d. Dapat terjadi cacat bawaan
21
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
16/57
e. Cadangan besi kurang
7. Penatalaksanaan Pada
Kehamilan Dengan Anemia di Keluarga
a. Pencegahan dan penanggulangan
1) Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat
hewani seperti ikan, daging, hati dan lain-lain,serta sumber nabati seperti
sayur hijau, tempe, tahu, dan buah-buahan berwarna untuk membantu proses
pembentukan hemoglobin.
2) Pemberian tablet Fe
a) Dosis dan cara pemberian tablet penambah darah
pada ibu hamil
Dosis pencegahan : sehari 1 tablet berturut-turut minimal 90 tablet selama
hamil.
(1) Diberikan tanpa pemeriksaan hemoglobin
(2) Dimulai pada waktu pertama kali
pemeriksaan
(3) Bila ibu hamil telah melahirkan tetapi Fe
yang dimakan belum mencukupi 90 tablet, maka Fe harus diteruskan sampai
selesai.
b) Efek samping obat
(1) Pemebrian tablet tambah darah
kadang-kadang dapat menimbulkan gejala seperti mual, nyeri di daerah
lambung, muntah, kadang-kadang diare atau sulit buang air besar.
22
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
17/57
(2) Setelah minum tablet tambah darah
kotoran akan menjadi hitam, hal ini sama sekali tidak membahayakan.
c) Cara minum obat :
Untuk mencegah timbulnya gejala diatas dianjurkan minum tablet tambah
darah setelah makan malam. Dianjurkan tidak minum tablet tambah darah
bersama-sama dengan susu, teh, dan kopi.
b. Memodifikasi lingkungan untuk menunjang perbaikan gizi ibu hamil
dengan cara :
1) Memanfaatkan pekarangan sebagai sumber sayuran, protein
hewani, protein nabati.
2) Mendapat perhatian yang cukup dari keluarga.
8. Dampak Ibu Hamil Anemia
Terhadap Sistem Tubuh
Pengaruh anemia terhadap sistem tubuh diantaranya adalah :
a. Sistem Kardiovaskuler
Apabila kadar hemoglobin rendah, jantung akan berkompensasi dengan
memompa lebih cepat dan lebih kuat sebagai usaha mengangkut lebih banyak
darah kejaringan yang mengalami hipoksia, peningkatan beban jantung tersebut
mengakibatkan berbagai gejala seperti takhikardi dan palpitasi. Selanjutnya akan
23
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
18/57
terjadi gagal jantung kongestif yang ditandai dengan pembesaran jantung
(kardiomegali), pembesaran hati (hepatomegali) dan edema perifer.
b. Sistem Pernafasan.
Peningkatan beban kerja jantung juga akan mengakibatkan gangguan pada
pernafasan diantaranya : dispneu, ortopneu, dan dispneu saat latihan.
c. Sistem Pencernaan.
Menurunnya suplai oksigen dalam darah akibat kadar hemoglobin yan rendah
dapat merangsang nervus vagus sehingga terjadi mual, muntah, anoreksia yang
menyebabkan asupan nutrisi kurang.
d. Sistem Perkemihan.
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka
hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas hepatoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas), hemoglobin akan terdifusi dalam glomelurus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).
e. Sistem Muskuloskeletal
Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah
menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun yang mengakibatkan proses
pembentukan ATP terhambat. Akibatnya energi yang dihasilkan sedikit,
menyebabkan klien merasa lelah dan lemah, yang mengakibatkan aktivitas
intoleran.
24
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
19/57
f. Sistem Integumen.
Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah ke daerah
perifer dapat memberikan dampak kulit tampak pucat, capilary refiling time
melambat.
g. Sistem Persarafan
Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah dapat
menyebabkan suplai darah ke otak terganggu sehingga perfusi jaringan otak
terganggu. Bila oksigen yang dialirkan ke otak berkurang dapat menyebabkan
hipoxia / anoxia yang dapat mengakibatkan kerusakan otak menetap atau
temporer dan akhirnya terjadinya kerusakan otak permanen yang dapat
mengakibatkan defisit neurologis.
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil
Anemia
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui parktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. (Depkes RI, 1998 : 3 )
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya,
bersifat dinamis disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan
dari tahap-tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahap:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan, secara
keseluruhan pada tahap ini semua data dan informasi klien dibutuhkan,
dikumpulkan untuk pembentukkan masalah kesehatan dan keperawatan.
25
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
20/57
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma
keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dankesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Nasrul Effendy, 1998 : 46).
a. Pengkajian Keluarga
1) Data Umum
Meliputi : Nama Puskesmas, Tanggal Pengkajian, Jarak untuk mencapai
Puskesmas, Nama Kepala Keluarga, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku /
bangsa, Alamat.
2) Daftar Anggota Keluarga
Yang perlu dikaji yaitu nama anggota keluarga, hubungan keluarga dengan
klien, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, agama, keadaan kesehatan,
program Keluarga Berencana (KB) dan imunisasi.
3) Data Khusus Keluarga
a) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah
yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
b) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap prekembangan keluarga ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan
anak tertua dari keluarga inti yang dikaji.
26
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
21/57
c) Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum
Terpenuhi
Menjelaskan secara singkat mengenai tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi dan kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
4) Keadaan Biologis Keluarga
a) Keadaan Kesehatan
Perlu dikaji penyakit yang sedang diderita klien saat sekarang, bagaimana
penanganan yang telah dilakukan.
b) Kebersihan Keluarga
Dalam hal ini perawat perlu mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota
keluarga, kebersihan rumah dan sekitarnya, karena data ini sangat mendukung
dalam perawatan anemia
c) Penyakit yang Sering Diderita
Perlu dikaji jenis penyakit apa yang biasa diderita oleh seluruh anggota
keluarga, hal ini mengindikasikan adanya pemaparan panyakit yang sudah lama
dan mungkin sudah menginfeksi pada semua anggota keluarga namun tidak
dirasakan oleh keluarga.
d) Penyakit Kronis/Menular
27
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
22/57
Perlu dikaji riwayat penyakit menahun yang dapat memperburuk keadaan
klien.
e) Kecacatan Anggota Keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang mengalami
kecacatan fisik atau mentalnya.
f) Pola Makan
Menjelaskan mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi makan
dalam sehari, keseimbangan gizi, jenis makanan, cara pengolahan dan penyajian
makannya, hal ini menunjukkan ada tidaknya perhatian keluarga terhadap anggota
keluarga yang mengalami anemia.
g) Pola Istirahat
Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga meliputi berapa jam
keluarga tidur dan adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat keluarga.
h) Reproduksi / Akseptor KB
Menjelaskan mengenai jumlah anak, perencanaan pengaturan anak, metode
KB yang digunakan dan masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi
keluarga.
5) Psikologis Keluarga
a) Keadaan Emosi / Mental
Kecemasan akan timbul pada klien dan keluarga karena ketakutan penyakit
bertambah parah dan menyebabkan kematian.
b) Koping Keluarga
28
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
23/57
Mengetahui cara keluarga menyelesaikan masalah baik yang berhubungan
dengan kesehatan maupun masalah lainnya yang bisa terjadi dalam suatu rumah
tangga.
c) Kebiasaan Buruk
Keluarga yang di dalamnya ada anggota keluarga yang menderita anemia
perlu dikaji kebiasaan buruk, seperti merokok minum alkohol dll.
d) Rekreasi
Perlu ditanyakan bagaimana keluarga meluangkan waktu bersama untuk
melakukan refreshing atau rekreasi baik yang sifatnya rutininitas maupun tidak
rutin, baik yang bentuknya rekreasi keluar maupun rekreasi yang biasa dilakukan
di dalam rumah.
e) Pola Komunikasi Keluarga
Menjelaskan mengenai cara keluarga berkomunikasi satu dengan yang lainya
di dalam keluarga.
f) Pengambil Keputusan
Menjelaskan mengenai siapa yang biasa berperan sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga terkait dengan kemampuannya dalam mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku ataukah dilakukan
dengan cara lain, misal musyawarah keluarga.
g) Peran Informal
29
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
24/57
Menjelaskan mengenai peran informal dari setiap anggota keluarga, misalnya
penurut, motivator, inovator, diktator, dll. Hal ini perlu dikaji karena akan
menentukan sejauh mana anggota keluarga berinisiatif untuk menentukan
sikapnya dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapinya masing-masing.
6) Sosial Ekonomi Keluarga
a) Hubungan Dengan Orang lain
Menjelaskan mengenai hubungan anggota keluarga dengan orang lain,
termasuk teman, tetangga, dan masyarakat sekitarnya. Klien dengan anemia
cenderung untuk banyak dirumah karena mengeluh lemas dan pusing sehingga
hubungan dengan orang lain dapat terganggu.
b) Kegiatan Organisasi Sosial
Menjelaskan kegiatan yang diikuti oleh keluarga dalam organisasi sosial atau
perkumpulan sosial, misalnya kelompok pengajian, karang taruna, LSM dll. Data
ini dapat menunjukkan adanya perasaan malas dalam mengikuti kegiatan
tersebut.
c) Keadaan Ekonomi
Ditentukan oleh pendapatan keluarga baik yang didapat oleh kepala keluarga
maupun anggota keluarga yang lain. Serta ditentukan juga oleh kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga dan barang-barang yang dimiliki keluarga. Anggota
keluarga dengan ibu hamil akan ditemukan setiap bulannya biaya untuk
pemeriksaan kesehatan.
7) Spiritual Kultural Keluarga
a) Keadaan Beribadah
30
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
25/57
Menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga dalam melakukan aktivitas ibadah
sesuai agama yang dianutnya.
b) Keyakinan Tentang Kesehatan
Menjelaskan mengenai keyakinan atau kepercayaan keluarga tentang
kesehatan. Dapat dikaji melalui pandangan hidup keluarga terhadap keadaan
sehat.
c) Nilai dan Norma
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga. Meliputi
sesuatu yang dianggap baik atau buruk oleh keluarga. Dapat juga dikaji
kesesuaian antara nilai dan norma keluarga dengan nilai dan norma yang berlaku
di masyarakat.
d) Adat yang Mempengaruhi Kesehatan.
Menjelaskan mengenai adaptasi atau tabu-tabu yang dianut keluarga dan
pengaruhnya terhadap kesehatan, biasanya pada ibu hamil banyak pantangan,
seperti ibu hamil jangan keluar malam, ibu hamil harus membawa alat-alat
seperti peniti, gunting kuku, dan gunting kecil yang dipercaya sebagai tolak bala.
8) Lingkungan Rumah
a) Kebersihan dan Kerapihan
Menjelaskan mengenai keadaan kebersihan dan kerapihan di dalam maupun di
luar rumah, kebersihan rumah sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan.
b) Penerangan
31
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
26/57
Penerangan yang cukup terutama dari sinar matahari sangat mempengaruhi
keaadaan kesehatan, oleh karena itu perlu dikaji keadaan penerangan di dalam
rumah dan di seluruh bagian rumah lainnya.
c) Ventilasi
Ventilasi udara diperlukan untuk proses pertukaran gas yang ada di dalam
rumah dengan udara bersih yang berasal dari luar. Keadaan rumah yang
ventilasinya kurang menyebabkan keadaan ruangan tidak segar dan
memungkinkan penderita anemia tidak bisa bernafas sehat.
d) Jamban
Perlu dikaji letaknya, kepemilikannya, jumlah, jenis dan kebersihannya
e) Sumber Air Minum
Menjelaskan mengenai sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari, termasuk jenisnya (PAM, mata air, air sumur, pompa tanah dll) ketersediaan
air bersih untuk kebutuhan rumah tangga
f) Pemanfaatan Halaman
Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga memanfaatkan halaman yang ada
apakah digunakan untuk menanam sayur-sayuran yang tinggi akan zat besinya
seperti daun singkong, daun katuk, dll
g) Pembuangan Air Kotor
Menjelaskan mengenai cara pembuangan air kotor seperti dialirkan ke sungai,
menggunakan septic tank, termasuk jarak pembuangan dari sumber air minum.
h) Pembuangan Sampah
32
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
27/57
Menjelaskan bagaimana cara keluarga mengelola sampah misal : dibakar,
ditimbun, didaur ulang, dibuang ke sungai, diangkut dll
i) Sumber Pencemaran
Menjelaskan mengenai apakah terdapat sumber pencemaran didekat rumah.
Terkait dengan jenis pencemaran (polusi), jenis zat pencemar (polutan), jarak dari
rumah, tindakan yang telah dilakukan dalam menanggunlangi masalah tersebut.
9) Genogram
Genogram diisi untuk menggambarkan ada tidaknya penyakit yang diturunkan
secara genetik dari generasi-generasi sebelumnya (minimal 3 generasi keatas),
dengan ketentuan sebagai berikut :
: Laki-laki
: Perempuan
: laki-laki/perempuan yang telah meninggal dunia
: Hubungan perkawinan
: Bercerai
: Tinggal serumah
: penderita anemia
10) Denah Rumah
33
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
28/57
Denah rumah dibuat untuk memperlihatkan keadaan rumah dan tata letak.
b. Pengkajian Individu
1) Identitas
Meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat.
2) Riwayat Kesehatan
a) Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami
Suatu pernyataan mengenai masalah kesehatan atau penyakit yang dialami
oleh klien serta penanganan yang pernah dilakukan. Biasanya klien dengan
anemia mengeluh pusing, lemah, letih, lesu, mata berkunang-kunag, mudah
mengantuk, wajah, lidah, bibir, dan kuku pucat.
b) Masalah Kesehatan Keluarga (Keturunan)
Suatu pernyataan mengenai kesehatan atau penyakit dalam keluarga, dapat
ditemukan keluarga yang menderita anemia, dapat dihubungkan dengan beberapa
jenis anemia bersifat herediter seperti anemia hemolitik.
3) Kebiasaan Sehari-hari
a) Biologis
(1) Pola Makan
Pengkajian nutrisi akan menunjukan adanya kekurangan nutrisi esensial
seperti besi, Vitamin B12, dan asam folat
(2) Pola Minum
Pola minum penderita anemia akan mengalami penurunan.
(3) Pola Tidur
34
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
29/57
Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur meliputi berapa jam dan
adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat.
(4) BAB / BAK
Ditemukan frekuensi BAK yang sering, pada ibu hamil anemia yang
mengkonsumsi penambah darah akan ditemukan warna feses hitam sebagai efek
samping dari obat.
(5) Aktifitas Sehari-hari
Penurunan kadar hemoglobin sebagai pengikat oksigen dalam darah
menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun yang mengakibatkan proses
pembentukan ATP terhambat. Akibatnya energi yang dihasilkan sedikit,
menyebabkan klien merasa lelah dan lemah. Dikaji mengenai kebiasaan
melakukan olahraga karena latihan dapat menurunkan eritopoesis dan ketahanan
hidup sel darah merah pada beberapa orang yang gemar melakukan olahraga.
(6) Rekreasi
Anemia biasanya menyebabkan keletihan dan kelemahan, pasien akan jarang
atau hampir tidak melakukan rekreasi keluar rumah.
b) Psikologis
Keadaan emosi penderita anemia biasanya bervariasi tergantung koping tiap
individunya, ada yang emosinya tampak labil karena tidak bisa menerima
kenyataan yang menimpanya sehingga cenderung menarik diri dan mengisolasi
diri, tapi ada pula yang memiliki keadaan emosi yang stabil, dimana ia akan
menerima setiap keadaannya dengan ikhlas.
c) Sosial
35
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
30/57
(1) Hubungan Antar Keluarga
Hubungan antar keluarga dengan penderita anemia biasanya jarang terganggu,
karena keluarga sudah memahami betul kondisi klien sehingga lebih bisa
menerima klien apa adanya.
(2) Hubungan Dengan Orang Lain
Klien terkadang tidak melakukan interaksi dengan masyarakat dikarenakan
keluhan pusing yang menyebabkan kelemahan sehingga malas untuk beraktivitas.
d) Spiritual / Kultural
(1) Pelaksanaan Ibadah
Pelaksanaan ibadah terkadang terganggu karena merasa pusing atau lemah.
(2) Kayakinan Tentang Kesehatan
Keluarga yang anggota keluarganya menderita anemia biasanya termasuk
kedalam keluarga yang berasal dari kalangan menengah kebawah, sehingga yakin
bahwa sehat itu sangat mahal.
4) Pemeriksan Khusus Ibu Hamil
a) Riwayat Ginekologi.
(1) Riwayat Menstruasi
Dikaji mengenai riwayat kehilangan darah melalui menstruasi yang meliputi :
menarche, siklus haid, lamanya haid, keluhan saat haid, menstruasi berlebih.
Dikaji mengenai hari pertama haid terakhir untuk menentukan taksiran persalinan.
(2) Riwayat Perkawinan
36
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
31/57
Dikaji mengenai usia pada pertama kali menikah, status perkawinan, lama
perkawainan, dan jumlah perkawinan.
(3) Riwayat KB
Dikaji mengenai riwayat penggunaan alat kontrasepsi, keluhan selama
menggunakan alat kontrasepsi seperti adanya perdarahan diluar menstruasi yang
berlebih.
b) Riwayat Obstetri
(1) Riwayat Kehamilan Yang Lalu
Dikaji mengenai adanya riwayat anemia pada kehamilan yang lalu,
penggunaan obat penambah darah, jumlah pemeriksaan kehamilan, nutrisi selama
kehamilan.
(2) Riwayat Persalinan Yang lalu
Dikaji mengenai adanya tidaknya kesulitan saat melahirkan, bayi lahir cacat
atau abortus, persalinan lama, perdarahan, shock, dan payah jantung, kematian
janin , cacat bawaan, dan prematur.
(3) Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditemukan kelulahan seperti mata berkunang-kunang, lemah, badan lesu,
cepat lelah, pusing atau sakit kepala, mudah mengantuk, dan wajah, bibir, lidah,
kuku pucat. Penggunaan obat penambah darah, kebiasaan mengkonsumsi nutrisi
esensial seperti besi, vitamin B12 dan asam folat.
37
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
32/57
5) Pemeriksaan Fisik yang dapat dikaji pada ibu
hamil anemia
a) Tanda-tanda vital
(1) Keadaan umum
Ditemukan kondisi tampak lema, pucat.
(2) Kesadaran
Klien masih dapat berorientasi dengan baik
(3) Suhu
Tidak ditemukan adanya gangguan.
(4) Nadi.
Ditemukan takhikardi karena kadar hemoglobin yang rendah jantung akan
berkompensasi dengan memompa lebih cepat dan lebih kuat sebagai usaha
mengangkut lebih banyak darah kejaringan yang mengalami hipoksia
(5) Tensi
Ditemukan penurunan
(6) Pernafasan
Ditemukan dispneu, ortopneu dan dispneu saat latihan.
(7) Berat badan
Ditemukan penurunan berat badan akibat kurangnya asupan nutrisi esensial
seperti besi,vitamin B12, dan asam folat.
(8) Tinggi badan
Biasanya tetap seperti sebelum hamil.
38
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
33/57
(9) Lingkar lengan atas (LILA)
Ditemukan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 yang menunjukan status gizi
yang kurang.
b) Pemeriksaan fisik ibu hamil dengan anemia
(1) Rambut
Ditemukan keadaan rambut kering yang biasanya terjadi pada anemia
defisiensi besi.
(2) Mata
Ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik yang biasanya ditemukan pada
anemia pernisiosa atau hemolitika
(3) Telinga
Fungsi pendengaran baik yang dibuktikan dengan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik.
(4) Hidung
Fungsi penciuman baik yang dibuktikan dengan dapat membedakan bau-
bauan.
(5) Mulut
Ditemukan Bibir pucat, membran mukosa pucat.
(6) Leher
Dikaji mengenai pembesaran kelenjar getah bening dan peningkatan vena
jugularis.
(7) Dada
(a) Putting susu
39
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
34/57
Ditemukan keadaan puting susu menonjol atau tidak, adanya hiperpigmentasi.
(b) Jantung
Ditemukan mengenai takhicardi, palpitasi, pusing, ortopneu, dan dispneu saat
latihan, adanya pembesaran jantung.
(8) Abdomen
Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagia apa
yang ada di fundus, Leopold II untuk menentukan punggung kanan (PUKA ) atau
punggung kiri (PUKI), Leopold III untuk menentukan apakah bagian terendah
sudah masuk ke pintu atas panggul (PAP) atau belum, Leopold IV menetukan
sejauh mana bagian terendah masuk pintu atas panggul. Dikaji mengenai denyut
jantung janin apakah teratur atau tidak serta frekuensinya. Pemeriksaan Mc.
Donald mengenai tinggi fundus uteri dengan menggunakan met line dapat
menentukan usia kehamilan dalam bulan dan minggu serta dapat menetukan
taksiran berat badan janin sehingga dapat diketahui apakah berat janin rendah atau
tidak, serta lingkar perut. Pada keadaan anemia lebih lanjut (gagal jantung
kongestif) Ditemukan adanya pembesaran hati (hepatomegali), ditemukan adanya
keluhan mual, muntah, diare, anoreksia, glositis (peradangan lidah).
(9) Integumen
Ditemukan kulit pucat, dingin, kering, clubbing finger, capilary refilling time
(CRT) lebih dari 3 detik.
(10) Ekstrimitas
Pemeriksaan homman sign dapat menentukan adanya thromboplebitis. Dapat
ditemuakn baal, parestesia perifer, ataksia, gangguan koordinasi, edema perifer
40
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
35/57
c) Pemeriksaan penunjang
(1) Pemeriksaan hematologi
Ditemukan kadar Hb dibawah 11 g % pada trimester I dan III atau kadar
< 10,5 g % pada trimester II.
c. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
Untuk menentukan sejauh mana keluarga memahami dan menjalankan peran
dan fungsinya dalam merawat anggota keluarga yang sakit, maka perlu dilakukan
pengkajian data fungsi perawatan keluarga, yang meliputi :
1) Identitas keluarga
Diisi dengan nama kepala keluarga
2) Tanggal dikajinya
Mencantumkan tanggal, bulan dan tahun pengkajian dilakukan.
3) Masalah kesehatan
Masalah kesehatan adalah data senjang yang didapat dari pengkajian. Data
kesehatan dapat berupa diagnosa medis.
4) Masalah keperawatan
Masalah keperawatan didapat dari hasil pengkajian. Masalah keperawatan
dapat berupa masalah aktual, risiko dan potensial.
5) Data fungsi perawatan keluarga
41
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
36/57
Adalah data subjektif dan objektif yang didapat melalui pengkajian terhadap
fungsi perawatan keluarga dalam menghadapi suatu masalah keperawatan dari
kemampuan keluarga dalam :
(a) Mengenal masalah
(b) Mengambil keputusan
(c) Merawat anggota keluarga, termasuk didalamnya
kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
6) Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pengkajian ini, yaitu apakah keluarga tidak
mengetahui mengenai suatu masalah, tidak mau mengambil tindakan mengenai
suatu masalah atau tidak mampu melaksanakan perawatan terhadap anggota
keluarga dengan masalah keperawatan tertentu. Dimana kesimpulan mengenai
fungsi perawatan keluarga ini akan menjadi etiologi pada diagnosa keperawatan
keluarga.
d. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui kesenjangan atau masalah apakah masalah itu masalahkeperawatan atau masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat (Nasrul
Effendy, 1998: 97).
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan, kesehatan keluarga yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
42
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
37/57
3) Karakter keluarga.
e. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang
mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan
yang diharapkan. (Nasrul Effendy, 1998 : 51).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penderita anemia dalah :
1) Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2) Intoleransi aktivitas.
(Smelzer&Bare alih bahasa Agung Waluyo, 1997 : 937).
f. Menentukan Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan langkah selanjutnya
adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keperawatan keluarga.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai
berikut :
1. Tidak mungkin masalah kesehatan dan keperawatan
yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.
2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang
mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.
3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian
keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
4. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah
yang mereka hadapi
43
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
38/57
5. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang
pemecahan masalah kesehatan/keperawatan keluarga.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
Untuk menentukan masalah, perawat dapat menggunakan skala untuk
menyusun masalah kesehatan keluarga sesuai dengan prioritas.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus
didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu :
1. Sifat masalah, dikelompokan, menjadi ancaman kesehatan,
tidak/kurang sehat dan sejahtera yang dapat diketahui.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan
berhasilnya mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan
tindakan keperawatan dan kesehatan.
3. Potensi masalah dapat dicegah adalah sifat dan beratnya masalah
yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan.
4. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui
intervensi keperawatan dan kesehatan.
Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu
disusun skala prioritas seperti berikut ini :
TABEL 3
SKALA UNTUK MENYUSUN MASALAH KEPERAWATAN
KELUARGA SESUAI DENGAN PRIORITAS
44
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
39/57
No Kriteria Nilai Bobot
1 2 3 4
1 Sifat masalahSkala :
Ancaman kesehatan
Tidak/kurang sehat
Sejahtera
2
3
1
1
2Kemungkinan masalah dapat diubah skala :
Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
2
1
0
2
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
1
4Menonjol masalah
Skala :
Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi
tidak segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Sumber : Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Keluarga Edisi 2, Nasrul Effendy,1998:53Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan
dengan bobot
Skor
X Bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria. Skor
tertinggi adalah 5 sama dengan seluruh bobot.
Faktor faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas diantaranya adalah :
1. Sifat Masalah
45
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
40/57
Dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada
keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit
kemudian baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan
selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi yang
menuntut penyesuaian dalam keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah :
a. Pengetahuan, teknologi, dan
tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah.
b. Sumber daya keluarga,
diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.
c. Sumber daya perawat,
diantaranya adalah pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d. Sumber daya masyarakat, dapat
dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, DUKM, Polindes dan
sebagainya.
3. Potensial masalah dapat dicegah
a. Kepelikan/kesulitan masalah, hal
ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah yang menunjukan kepada
prognosa dan beratnya masalah.
b. Lamanya masalah, berhubungan
dengan jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat
46
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
41/57
dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah dapat
dicegah.
c. Tindakan yang sudah dan sedang
dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah dalam
rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
d. Adanya kelompok risiko tinggi
dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
2. Perencanaan
Tahap selanjutnya melakukan pengkajian adalah perencanaan pelayanan
keperawatan sebagai pedoman untuk memberikan pelayanan perawatan pada
seseorang berdasarkan diagnosa perawatan yang muncul.
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
oleh perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendy, 1998 : 54).
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan yang
bertujuan :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :
1) Memebrikan informasi yang tepat
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
47
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
42/57
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar
keluarga.
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga
yang sakit meliputi :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi)
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
2) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal
mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada disekitanya dengan cara :
1) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar l ingkungan
keluarga.
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
48
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
43/57
Hal yang penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan
mmpunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat
ukur dan diobservasi dengan pancaindra perawat yang objektif.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya
dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah kekemandirian klien
sehingga tingkat ketergantungan dapat dieliminasi.
Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung kepada :
a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang
jelas dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi
keluarga.
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan
dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam
menentukan masalah dan kebutuhan keperawatan keluarga.
1) Menentukan prioritas masalah.
2) Masalah tindakan yang tepat.
3) Pelaksanaan tindakan.
4) Penilaian hasil tindakan.
e. Rencana keperawatan dibuat secara tertulis.
49
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
44/57
BAGAN 1
LANGKAH LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN
RENCANA KEPERAWATAN
Sumber: Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakata, Nasrul Effendy, 1998 : 55
Keterangan : Proses dalam mengembangkan rencana perawatan keluarga,
menyangkut penggunaan metodeProblem Solvingatau pemecahan
masalah yang terdiri dari beberapa bagian penentuan masalah,
sasaran, tujuan perawatan, rencana tindakan dan rencana evaluasi.
Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah anemia
pada ibu hamil berdasarkan diagnosa keperawatan adalah :
a. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
50
Penjajakan
Tentukan data-data yang diperlukan
mengumpulan data-data tersebut
Analisa data
Identifikasi masalah
Tentukan rioritas
Penilaian
Hasil yang diharapakan
Kriteria evaluasi
Standar evaluasi
Analisa data
Identifikasi masalah
Pemilihan tindakan tepat
Pikiran alternatif-alternatif
Buatlah keputusan
Tentukan prioritas
Perumusan Tujuan Perawatan
Penentuan sasaran Perawatan
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
45/57
1) Kekurangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal
masalah kekurangan nutrisi pada ibu hamil anemia.
a) Tujuan
(1) Tujuan umum
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
(2) Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mengenal
masalah nutrisi pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat :
(a) Menyebutkan kembali
pengertian nutrisi pada ibu hamil.
(b) Menyebutkan kembali
penyebab timbulnya masalah nutrisi pada ibu hamil
(c) Menyebutkan kembali
tanda dan gejala kurangnya nutrisi pada ibu hamil
(d) Membandingkan keadaan
kurangnya nutrisi ibu hamil anemia dengan keadaan yang normal / standar
(e) Menerima keadaan anggota
keluarga yang sakit/ kurang sehat yaitu kurangnya nutrisi pada ibu hamil.
b) Intervensi
(1) Berikan penyuluhan tentang pengertian nutrisi
pada ibu hamil
51
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
46/57
(2) Berikan penyuluhan tentang penyebab, tanda
dan gejala kurang nutrisi pada ibu hamil.
(3) Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah
diberikan penyuluhan.
(4) Diskusikan dengan keluarga cara
membandingkan keadaan fisik kurangnya nutrisi pada ibu hamil anemia
dengan kondisi fisik ibu hamil normal / standar.
(5) Berikan kesempatan pada keluarga untuk
menerima keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang sehat yaitu kurangnya
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
(6) Berikan reinforcement positif atas keberhasilan
keluarga menjawab pertanyaan dengan benar.
2) Kekurangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah nutrisi
pada ibu hamil anemia.
a) Tujuan
(1) Tujuan umum
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
(2) Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mau menngambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah
nutrisi pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat :
52
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
47/57
(a) Menyebutkan kembali akibat dari
kekurangan nutrisi pada ibu hamil.
(b) Menyebutkan kembali alternatif untuk
mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia.
(c) Mengambil keputusan / tindakan yang
tepat untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia.
b) Intervensi
(1)
Berikan penyuluhan kepada keluarga mengenai akibat kurang nutrisi pada ibu
hamil.
(2)
Berikan alternatif penyelesaian untuk mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil
anemia.
(3)
Berikan kesempatan pada keluarga untuk memilih alternatif penyelesaian terhadap
masalah nutrisi pada ibu hamil anemia.
(4)
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga menjawab pertanyaan
dengan benar.
3) Kekurangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
masalah nutrisi pada ibu hamil anemia.
a) Tujuan
53
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
48/57
(1)
Tujaun umum
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
(2)
Tujuan khusus
Setelah dilakukan pertemuan selama 4 x 15 menit keluarga mampu
merawat masalah nutrisi pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga
dapat :
(a) Menyebutkan kembali tentang cara perawatan untuk
masalah nutrisi pada ibu hamil anemia.
(b) Menyebutkan kembali tentang tindakan yang harus
dilakukan untuk mencegah kurangnya kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
anemia
(c) Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi
masalah nutrisi pada ibu hamil anemia
(d) Memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi masalah
nutrisi pada ibu hamil.
(e) Melakukan perawatan dengan masalah nutrisi pada ibu
hamil anemia.
b) Intervensi
(1) Berikan penyuluhan tentang cara perawatan kurangnya kebutuhan nutrisi
pada ibu hamil anemia.
54
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
49/57
(2) Berikan penyuluhan mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk
mencegah kekurangan nutrisi pada ibu hamil anemia
(3) Berikan penjelasan mengenai cara memelihara lingkungan untuk mengatasi
masalah nutrisi pada ibu hamil anemia
(4) Berikan penjelasan mengenai cara memanfaatkan lingkungan untuk
mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil anemia
(5) Diskusikan bersama keluarga tentang pentingnya memeriksakan status gizi
ibu hamil dengan anemia secara teratur ke pelayanan kesehatan
(6) Berikan penjelasan tentang manfaat dan kelebihan pelayanan kesehatan
dalam mengatasi masalah nutrisi pada ibu hamil.
(7) Berikan motivasi pada keluarga untuk merawat masalah nutrisi pada ibu
hamil.
b. Intoleransi aktivitas
1) Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah intoleransi
aktivitas
a) Tujuan
(1) Tujuan umum
Klien mampu mentoleransi setiap aktivitas.
(2) Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mengenal
masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi
keluarga dapat :
55
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
50/57
(a) Menye
butkan kembali pengertian intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(b) Menye
butkan kembali penyebab timbulnya masalah intoleransi aktivitas pada ibu
hamil anemia.
(c) Menye
butkan kembali tanda dan gejala intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(d) Memba
ndingkan keadaan aktivitas ibu hamil anemia dengan keadaan yang normal.
(e) Meneri
ma keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang sehat yaitu intoleransi
aktivitas pada ibu hamil.
b) Intervensi
(1) Berikan penyuluhan tentang pengertian intoleransi aktivitas pada ibu hamil
anemia.
(2) Berikan penyuluhan tentang penyebab, tanda dan gejala intoleransi aktivitas
pada ibu hamil anemia.
(3) Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
(4) Diskusikan dengan keluarga cara membandingkan keadaan fisik intoleransi
aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kondisi fisik ibu hamil normal.
(5) Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga menjawab
pertanyaan dengan benar.
56
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
51/57
2) Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil tindakan yan tepat
untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas.
a) Tujuan
(1) Tujuan umum
Klien mampu mentoleransi setiap aktivitas.
(2) Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mau menngambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah
intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kriteria evaluasi keluarga dapat :
(a) Menye
butkan kembali akibat intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia.
(b) Menye
butkan kembali alternatif untuk mengatasi masalah intoleran aktivitas ibu
hamil anemia.
(c) Menga
mbil keputusan / tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah intoleran
aktivitas pada ibu hamil anemia.
b) Intervensi
(1) Berikan
penyuluhan kepada keluarga mengenai akibat intoleran aktivitas pada ibu
hamil anemia.
57
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
52/57
(2) Berikan
alternatif penyelesaian masalah intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia.
(3) Berikan
kesempatan pada keluarga untuk memilih alternatif penyelesaian terhadap
masalah intoleran aktivitas pada ibu hamil anemia.
(4) Berikan
reinforcement positif atas keberhasilan keluarga menjawab pertanyaan dengan
benar.
3) Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat masalah intoleransi
aktivitas pada ibu hamil anemia.
a) Tujuan
(1) Tujuan umum
Klien mampu mentoleransi setiap aktivitas.
(2) Tujuan khusus
Setelah dilakukan pertemuan selama 4 x 15 menit keluarga mampu
merawat masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia dengan kriteria
evaluasi keluarga dapat :
(a) Menye
butkan kembali tentang cara perawatan untuk masalah intoleransi aktivitas
pada ibu hamil anemia.
58
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
53/57
(b) Menye
butkan kembali tentang tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah
intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(c) Meman
faatkan lingkungan untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada ibu
hamil.
(d) Melaku
kan perawatan dengan masalah intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
b) Intervensi
(1) Berikan
penyuluhan tentang cara perawatan intoleransi aktivitas pada ibu hamil
anemia.
(2) Berikan
penyuluhan mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah
intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(3) Berikan
penjelasan mengenai cara memelihara lingkungan untuk mengatasi masalah
intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(4) Berikan
penjelasan mengenai cara memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi masalah
intoleransi aktivitas pada ibu hamil anemia.
(5) Diskusikan
bersama keluarga tentang pentingnya membatasi aktivitas klien.
59
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
54/57
(6) Berikan
motivasi pada keluarga untuk merawat masalah intoleransi aktivitas pada ibu
hamil anemia.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu proses keperawatan keluarga berdasarkan
rencana keperawatan yang telah disusun, pada tahap ini perawat berperan dalam
melaksanakan perawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan
dengan mengikut sertakan peran serta keluarga.
Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam
memecahkan keluarga disebabkan :
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan.
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh.
c. Tidak mau menghadapi sesuatu.
d. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan :
1) Adat istiadat yang berlaku.
2) Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan
dengan sasaran.
3) Kurang percaya terhadap tindakan yang
diusulkan.
e. Faktor lain yang bersumber dari perawat adalah :
1) Menggunakan pola pendekatan yang tetap (kaku,
kurang luwes).
60
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
55/57
2) Kurang memberikan penghargaan dan perhatian
terhadap faktor-faktor sosial budaya.
3) Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan terhadap
keluarga :
a) Sumber daya keluarga.
b) Tingkat pendidikan keluarga.
c) Adat istiadat yang berlaku.
c) Respon dan penerimaan keluarga.
d) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (Nasrul
Effendy, 1998 : 59).
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna
untuk menilai perkembangan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional :
S : Merupakan hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga dan klien secara
subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan
O : Merupakan hal-hal yang ditemui secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan yang
terkait dengan diagnosa keperawatan.
61
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
56/57
P : Merupakan perancanaan yang akan datang berdasarkan respon dari keluarga
pada tahap evaluasi.
Tahap evalusi dapat dilakukkan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evalusi sumatif adalah
evaluasi akhir.
Hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam tahap evaluasi adalah :
a. Tujuan tidak
realistis.
b. Tindakan
keperawatan yang tidak tepat.
c. Faktor lingkungan
yang tidak dapat diatasi.
Hasil asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia dapat diukur dari
tiga bidang (Nasrul Effendy, 1998 : 60).
a. Keadaan fisik
Seperti peningkatan kadar hemoglobin, konjungtiva tidak anemis, kuku dan
wajah tidak pucat.
b. Keadaan psikologis
Keluarga dapat menerima dengan positif terhadap perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia dirumah.
c. Pengetahuan dan perubahan perilaku
62
-
7/30/2019 Anemia Keluarga (LP)
57/57
Keluarga dapat menerima keadaan ibu hamil dengan anemia, keluarga dapat
bertambah pengetahuan mengenai masalah ibu hamil dengan anemia serta
melaksanakan apa yang telah diberikan perawat.
63