Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

114
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena 1

Transcript of Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Page 1: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia

terutama di negara berkembang. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu

penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak.

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang

masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang

banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita).

Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan

harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang

bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare.

Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health

Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada

balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF

memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare.

Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3

episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi

yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama

malnutrisi pada anak (WHO, 2009).

Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun

2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian

akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7%

1

Page 2: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006, penderita diare

di Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%.

Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals/

MDG’s (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun

1990 sampai pada 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi

Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih

menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian

akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana

kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat

dan tepat (Kemenkes, 2011).

Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya kematian, malnutrisi, ataupun

kesembuhan pada pasien penderita diare. Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan,

dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan

kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui

4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger. Pada balita, kejadian diare lebih berbahaya

dibanding pada orang dewasa dikarenakan komposisi tubuh balita yang lebih banyak

mengandung air dibanding dewasa. Jika terjadi diare, balita lebih rentan mengalami

dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun

kematian.

Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan

memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan

salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat

menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan.

Berdasarkan hal tersebut di atas untuk dapat melakukan asuhan keperawatan

keluarga dengan fokus utama anggota yang menderita Diare, sehingga diharapkan

dapat menambah pemahaman dan perilaku kesehatan bagi keluarga khususnya

keluarga kelolaan di Desa Banjaranyar sehingga mempunyai kemampuan hidup sehat

dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan keluarga untuk melakukan lima tugas

kesehatan keluarga.

2

Page 3: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Asuhan keperawtan yang dikelola penyusun pada laporan ini berkaitan dengan

kasus tersebut, dalam laporan ini penyusun hanya membahas masalah tentang

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. D DENGAN

FOKUS UTAMA An. D MENDERITA DIARE DI DESA BANJARANYAR RT 01/RW 01

KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS”.

B. Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan laporan makalah ini, penyusun mempunyai beberapa tujuan

diantaranya adalah :

1. Tujuan umum

Menggambarkan pengelolaan kasus asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. D dengan fokus utama An. D yang menderita diare di desa

Banjaranyar RT 01/ RW 01 Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

2. Tujuan khusus

Tujuan penulisan laporan kasus kelolaan ini adalah untuk :

a. Menggambarkan hasil asuhan keperawatan keluarga dari pengkajian,

identifikasi masalah, prioritas masalah, perencanaan, tindakan, dan evaluasi

pada keluarga Tn. D dengan fokus utama An. D yang menderita diare di desa

Banjaranyar RT 01/ RW 01 Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

b. Menggambarkan faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan

kasus dalam keluarga pada keluarga Tn. D dengan fokus utama An. D yang

menderita diare di desa Banjaranyar RT 01/ RW 01 Kecamatan Sokaraja

Kabupaten Banyumas.

3

Page 4: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan khususnya tentang

asuhan keperawatn keluarga dengan fokus utama anggota keluarga yang

menderita diare.

2. Institusi pendidikan prodi keperawatan Purwokerto

Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di

perpustakaan atau referensi.

4

Page 5: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR DIARE PADA ANAK

1. Pengertian

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan

lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat

pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005 ; h.223).

Diare adalah buang air besar (defeksi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak

dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang

meningkat (Mansjoer, 2000 ; h.470).

2. Etiologi

Menurut Mansjoer (2000 ; h.470) penyebab dari diare antara lain :

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enteral

Infeksi saluran pencernaan makanan yang meriupakan penyebab utama diare

pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:

Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis), adeno-

virus, rotavirus, astrovirus.

Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides); protozoa

(entamoeba histolytica, giardia lamblia, tri chomonas nominis); jamur

(candida albicans).

5

Page 6: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

2) Infeksi parenteral

Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA),

transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.

3) Faktor Malabsorbsi

a) Malabsorbsi karbohidrat:

- Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)

- Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa). Pada bayi dan

anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).

b) Malabsorbsi lemak

c) Malabsorbsi protein

b. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan).

c. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak yang

lebih besar.

d. Faktor imunodefisiensi.

e. Faktor obat-obatan, antibiotik.

f. Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis.

3. Klasifikasi

Menurut Mansjoer (2000 ; h.500-505) diare dibagi menjadi 2 :

a. Diare Akut

Diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa

jam sampai 7 atau 14 hari..

b. Diare Kronis

Diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu, sedangkan pada bayi dan anak

berlangsung lebih dari dua minggu :

1) Diare osmotik

Diare yang berhenti jika pemberian makanan (obat-obatan dihentikan).

6

Page 7: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Pada diare osmotik, osmolatitas tinja diare merupakan beban osmotik

utama yang tidak terabsorbsi dan atau tidak diabsorbsi.

Tinja mempunyai kadar Na+ rendah (< 50 mEq/l dan beda osmotiknya

bertambah besar (> 160 mOsm/L).

Dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori

protein, bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Kelainan-kelainan yang menyebabkan diare osmotik kronis dapat

diklasifikasi dari mekanisme patofisiologinya, umur pada saat

mulainya/pola tampilannya.

2) Diare sekretorik

Diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan.

Diare sekretorik jarang dan merupakan kelainan pada bayi.

Frekuensi BAB > 5x/24 jam, encer, volumenya banyak.

Tinja mempunyai kadar Na+ tinggi (> 90 mEq/L) dan perbedaan

osmotiknya < 20 mOsm/L.

3) Diare inflamsi

Diare dengan kerusakan dan kematian enterosit disertai peradangan

sehingga feses terdapat darah. Diare inflamasi dibagi menjadi dua yaitu

inflamasi nonspesifik dan spesifik.

4. PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

a. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

7

Page 8: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

b. Gangguan sekresi

Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula.

8

Page 9: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Hipertermii

Infeksi (Virus, Bakteri, Parasit)

Molabsorbsi Makanan di usus

Makanan Beracun Faktor Psikologis

Reaksi Inflamasi Tek Osmotik Rangsang Saraf Parasimpatik

Gg. Motilitas UsusPe sekresi cairan dan elektrolitPergeseran cairan & elektrolit ke rongga usus

Isi Rongga Usus Hipermotilitas Hipomotilitas

Sekresi air & elektrolit Bakteri tumbuh SS

DIARE

Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering Output >> Obsorbsi >>

MK: < Pengetahuan

Perubahan nutrisi

Nyeri akut Iritasi Kulit

Resiko kerusakan integritas kulit

Dehidrasi

Tubuh kehilangan cairan & elektrolit

Pe vol cairan ekstra sel

Pe cairan intertitiil

Tugor kulit

Kurang volume cairan

Proses demam

PATHWAY KEPERAWATAN

9

Page 10: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Gambar 2.1 Pathway keperawanan diare

5. Manifestasi Klinis

Menurut Mansjoer (2000 ; h.470) secara umum manifestasi klinis yang muncul

akibat diare adalah :

Mula-mula pasien cengeng

Gelisah

Suhu tubuh biasanya meningkat

Nafsu makan berkurang atau tidak ada

Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.

Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan

empedu.

Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin

lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari

laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum dan sesudah diare, dan dapat disebabkan

karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam

basa dan elektrolit. Akan terjadi dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan

turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada

bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Manifestasi klinis yang terjadi pada klien diare berdasarkan tingkat dehidrasi :

a. Diare dengan dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 5% dari berat badan

Kesadaran baik (samnolen)

Mata agak cekung

Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal

10

Page 11: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Berak cair 1-2 kali per hari

Lemah dan haus

Ubun-ubun besar agak cekung

b. Diare dengan dehidrasi sedang

Kehilangan cairan lebih dari 5-10% dari berat badan

Keadaan umum gelisah

Rasa haus

Denyut nadi cepat dan pernafasan agak cepat

Mata cekung

Turgor dan tonus otot agak berkurang

Ubun-ubun besar cekung

Kekenyalan kulit sedikit berkurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2 detik

c. Diare dengan dehidrasi berat

Kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan

Keadaan umum dan kesadarna umum koma (apatis)

Denyut nadi cepat nsekali

Pernafasan kusmaul (cepat sekali)

Ubun-ubun besar cekung sekali

Mata cekung sekali

Turgor/tonus kurang sekali

Selaput lendir kurang/asidosis.

6. Komplikasi

Menurut Ngastiyah (2005 : 145) akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit

secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)

b. Rinjatan hipovolemik

c. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,

perubahan elektrokardiagram).

11

Page 12: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

d. Hipoglikemia

e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim

laktasi.

f. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik

g. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Mansjoer (2000 ; h.470) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan

antara lain :

a. Pemeriksaan Tinja

1) Makroskopis

Bentuk tinja dan jumlah tinja dalam sehari kurang lebih 250 mg.

2) Mikroskopis

Na dalam tinja (normal : 56-105 mEq/l) Chloride dalam tinja (normal : 55-95

mEq/l), kalium dalam tinja (normal : 25-26 mEq/l), HCO3, dalam tinja

(normal : 14-31 mEq/l).

b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan label klining test bisa

diduga terjadi intoleransi gula. PH normal kurang dari 6. Gula tinja, normalnya

tidak terjadi gula dalam tinja.

c. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, lebih cepat

dilakukan dengan pemeriksaan analisa gas darah. Dalam pemeriksaan gas

darah nilai jika terjadi alkaliosis metabolic/asidosis respiratorikmaka nilai CO2

lebih tinggi dari nilai O2, sedangkan jiaka terjadi asidosis metabolik alkalosis

respiratori maka nilai CO2 lebih rendah dari O2.

d. Pemeriksaan kadar urin dan kreatinin untuk mengetahui fool ginjal

Urin normal 20-40 mg/dl. Jika terjadi peningkatan menunjukan adanya

dehidrasi. Kreatinin normal 0,5-1,5 mg/dl. Jika terjadi peningkatan menunjukan

adanya penurunan fungsi ginjal.

e. Pemeriksaan darah lengkap

12

Page 13: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Darah lengkap meliputi elektroda serum, kreatinin, menunjukan adanya

dehidrasi. Nilai normal hemoglobin adalah 13-16 g/dl, hematokrit 40-48 vol%.

Hemoglobin dan hematokrit biasanya mengalami penurunan diare akut.

f. Duodeual Intubation

Gunanya untuk mengetahui kuman secara kuantitatif terutama pada diare

kronik. Penyebab yang ditemukan tidak ada yang berupa mikroba tunggal baik

itu Shigela, Crypto Sporodium dan E. Colienteroagregatif. Hasil pemeriksaan

duodeual intubation berupa +++ ( positif 3 ) menunjukan adanya 3 kuman

bakteri yang menjadi penyebab diare.

8. Penatalaksanaan

Menurut Mansjoer (2000 ; h.471-472) ada empat prinsip penting penanganan

diare yaitu :

a. Pemberian terapi rehidrasi

Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit

secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai

diarenya berhenti (terapi rumatan). Jumlah cairan yang diberi harus sama

dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/atau muntah

(previous water losses = PWL); ditambah dengan banyaknya cairan yang

hilang melalui keringat, urin, dan pernapasan (normal water losses = NWL);

dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah

yang masih terus berlangsung (concomitant water losses = CWL).

Jumlah tersebut tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-

masing anak atau golongan umur :

1) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun (BB 3-10 Kg)

sesuai dengan derajat dehidrasinya.

Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 50 100 25 175

Sedang 75 100 25 200

13

Page 14: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

berat 125 100 25 250

2) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 Kg)

sesuai dengan derajat dehidrasinya.

Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 30 80 25 135

Sedang 50 80 25 155

berat 80 80 25 185

3) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur > 15 tahun (BB 15-25 Kg)

sesuai dengan derajat dehidrasinya.

Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 25 65 25 115

Sedang 50 65 25 140

berat 80 65 25 170

b. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk

menghindarkan efek buruk pada status gizi.

c. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada

manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan

panas, kecuali pada :

Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis.

Suspek kolera dengan dehidrasi berat.

Diare persisten.

d. Obat-obat antidiare meliputi antimotilitas (misal loperamid, difenoksilat, kodein,

opium), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit). Antimuntah termasuk

14

Page 15: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

prometazin dan klorpromazin. Tidak satun pun obat-obat ini terbukti

mempunyai efek yang nyata untuk diare akut dan beberapa malahan

mempunyai efek yang membahayakan. Obat-obat ini tidak boleh diberikan

pada anak dibawah lima tahun.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA

1. Konsep Dasar Keluarga

Dalam pembahasan konsep keluarga kali ini tidak hanya akan membahas

tentang pengertian keluarga, bentuk maupun fungsi keluarga saja, tetapi yang

terpenting adalah tentang pengaruh keluarga terhadap kesehatan anggota keluarga

serta pengaruh anggota keluarga secara keseluruhannya dalam hal ini terkait

dengan penjelasan masalah penyakit Diare.

2. Pengertian keluarga

Menurut Effendy (1998 ; h.32-33) keluarga adalah unit terkecil masyarakat,

terdiri atas dua orang atau lebih, hidup dalam satu rumah, adanya ikatan perkawinan

dan pertalian darah berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, di bawah

asuhan seorang kepala rumah tangga, setiap anggota keluarga mempunyai peran

masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

3. Bentuk Keluarga

Menurut Effendy (1998 ; h.33-34) bentuk keluarga ada enam, salah satu tipe

tersebut adalah Keluarga Inti (Nuclear Family) yang umumnya dianut oleh sebagian

besar keluarga di Indonesia. Dimaksud keluarga inti karena didalam keluarga

tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Pemahaman tentang tipe keluarga ini

penting diketahui oleh perawat dikarenakan tipe keluarga dapat memberikan

gambaran akan besarnya upaya dan peran serta keluarga dalam meningkatkan

derajat kesehatan yang diharapkan.

15

Page 16: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

4. Perkembangan Keluarga

Ada delapan tahapan perkembangan keluarga dimana saat ini tahap

perkembangan keluarga yang sedang dilalui oleh keluarga Tn.D adalah tahap

keluarga dengan anak usia sekolah. Dalam tahap ini anak terbesar berada pada usia

sekolah dan keluarga memiliki tugas mensosialisasikan anak, meningkatkan prestasi

sekolah dan hubungan dengan teman sebaya, menyediakan aktivitas untuk anak,

mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, serta memenuhi

kesehatan fisik anggota keluarga.

5. Struktur Keluarga

Struktur keluarga yang dianut oleh keluarga Tn.D adalah patrilineal. Hal ini

dibuktikan dengan hubungan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

dalam beberapa generasi disusun melalui garis ayah (Effendy, 1998 : h.33) dimana

terdapat empat dasar dimensi structural yaitu a) struktur peran, b) struktur

kekuasaan, c) pola komunikasi, dan d) sistem nilai. Keempat dimensi ini

menggambarkan bagaimana keluarga tersebut diorganisasikan, ditata dan

bagaimana komponen tersebut berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

6. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

Menurut Effendy (1998 ; h.34) pemegang kekuasaan dalam keluarga antara

lain ada tiga salah satunya yang dianut oleh keluarga Tn.D adalah Patrikal

dikarenakan yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

dipihak ayah, yaitu Tn.D.

7. Peranan dalam Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

16

Page 17: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Peranan dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

Berbagai peranan dalam keluarga menurut Effendy (1998 : 34) adalah sebagai

berikut :

a. Peranan Ayah

Tn.D sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan Ibu

Ny.T sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran

penting untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak,

pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping peranan sosialnya serta

sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

c. Peranan Anak

An.D sebagai anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

8. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yang dijalankan oleh

keluarga Tn.D yaitu sebagai berikut :

a. Fungsi Afektif

Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatunya untuk

mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi

Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar

rumah.

17

Page 18: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

manusia, maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk

memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga

adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat

tinggal.

e. Fungsi Perwatan Kesehatan

Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktifitas tinggi dan kebutuhan fisik, pangan, papan, dan pemenuhan

kesehatan.

9. Stressor dan Koping Keluarga

Stressor atau faktor pemicu masalah yang ada dalam keluarga secara teori

menjelaskan bagaimana cara keluarga untuk bereaksi terhadap stressor tersebut

dan mempertimbangkan faktor yang dapat meningkatkan penyesuaian terhadap

masalah yang terjadi.

Melihat pada terjadinya masalah khususnya masalah kesehatan yang terjadi

akibat stressor tersebut, setiap keluarga memiliki koping yang berbeda dalam

mengatasinya namun menurut Friedman (1998) untuk dapat mengatasi masalah itu

setiap keluarga harus memiliki lima tugas utama memelihara kesehatan keluarga

khususnya dalam konteks ini ialah pada keluarga dengan fokus utama anggota

keluarga yang menderita Diare yaitu :

a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

tentang gejala Diare.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap anggota

keluarga yang menderita penyakit Diare.

18

Page 19: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita Diare.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepada anggota keluarganya.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat

mengatasi penyakit Diare.

Konsep tentang keluarga diatas penting untuk dipahami karena hal tersebut

berfungsi sebagai dasar dalam pengelolaan asuhan keperawatan keluarga. Pada

pembahasan berikutnya, penyusun akan menguraikan mengenai konsep asuhan

keperawatan penyakit diare kemudian dilanjutkan dengan asuhan keperawatan

keluarga dengan fokus utama anggota keluarga yang menderita Diare.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan

melalui praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan

masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

(Friedman, 1998 ; h.279)

Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan penyelesaian

masalah yang dimulai dari pengkajian, analisa data, menentukan diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi sampai dengan evaluasi, secara rinci

penyusun akan uraikan setiap tahap proses keperawatan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.

(Wijayanti, 2007 ; I)

Berikut ini hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga yaitu :

19

Page 20: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

a. Data umum, meliputi : nama, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala

keluarga, komposisi keluarga serta genogramnya, tipe keluarga, suku bangsa,

agama, status sosial ekonomi keluarga, aktifitas rekreasi keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi : tahap perkembangan

keluarga yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti serta riwayat keluarga

sebelumnya.

c. Pengkajian lingkungan, meliputi : karakteristik rumah, karakteristik tetangga

dan komunitas RW, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan keluarga dan

interaksi dengan masyarakat, sistem pendukung keluarga.

d. Struktur keluarga, meliputi : pola komunikasi keluarga, struktur kekuasaan

keluarga, struktur peran, nilai atau norma keluarga.

e. Fungsi keluarga, meliputi : fungsi sosialisasi, fungsi perawatan kesehatan,

fungsi reproduksi, dan fungsi ekonomi keluarga.

f. Stress dan koping keluarga, meliputi : stressor jangka pendek dan panjang,

kemampuan keluarga berespon terhadap stressor, strategi koping yang

digunakan, strategi adaptasi disfungsional.

g. Pemeriksaan fisik, dilakukan pada semua anggota keluarga.

h. Harapan keluarga.

Dalam pengkajian diperlukan suatu data-data yang dapat diperoleh melalui

berbagai cara. Menurut Friedman (1998 ; 56-62), cara yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data adalah :

a. Wawancara

Dilakukan dengan tatap muka langsung dengan pasien.

b. Observasi

Dengan memperhatikan fasilitas yang ada di lingkungan rumah.

c. Studi dokumentasi

Didapatkan melalui informasi tertulis yang diperoleh dari instansi lain seperti

puskesmas, desa, dan lain sebagainya.

20

Page 21: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Menurut Friedman (1998 : h.50-58), pengkajian keluarga dilakukan meliputi :

a. Pengkajian terhadap keluarga :

1) Mengidentifikasi data dan sosial budaya.

2) Data lingkungan.

3) Struktur keluarga.

4) Fungsi keluarga.

b. Pengkajian terhadap individu :

1) Mental.

2) Fisik.

3) Emosional.

4) Sosial.

5) Spiritual.

Menurut Friedman (1998 ; h.63), analisa data dibuat dengan memprioritaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah adalah :

a. Sifat masalah.

b. Kemungkinan masalah untuk diubah.

c. Kemungkinan masalah untuk dicegah.

d. Menonjolnya masalah.

2. Diagnosa Keperawatan

Dalam diagnosa keperawatan keluarga harus ada data, problem atau masalah,

dan etiologi. Data tersebut diperoleh melalui pengkajian baik secara subjektif

maupun objektif, sedangkan problem di dapat dari tipologi diagnosis keperawatan

menurut Friedman (1998 ; h.59), yaitu :

a. Aktual (terjadi defisit gangguan kesehatan).

b. Resiko (ancaman kesehatan).

c. Potensial (keadaan sejahtera/wellness).

21

Page 22: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Etiologi diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dan dari

tugas perawatan kesehatan keluarga berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga,

khusus diagnosa potensial boleh tidak menggunakan etiologi, dalam satu keluarga

dapat menentukan lebih dari satu diagnosa keperawatan, untuk menemukan

prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan, dihitung menggunakan cara

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Skala prioritas diagnosa asuhan keperawatan keluarga

No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah :

Skala :

- Tidak/kurang sehat

- Ancaman Kesehatan

- Krisis/ keadaan sejahtera

3

2

1

1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

Skala :

- Dengan mudah

- Hanya sebagian

- Tidak dapat

2

1

0

2

3. Potensi masalah untuk dicegah :

Skala :

1

22

Page 23: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

3

2

1

4. Menonjolnya masalah :

Skala :

- Masalah berat, harus ditangani

- Masalah tidak perlu segera ditangani

- Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Sumber : Friedman (1998 ; h.59)

Skoring :

a. Tentukan skor tiap kriteria.

b. Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan bobot.

c. Jumlah skor untuk setiap kriteria.

SkorAngkaTertinggi

X Bobot

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

a. Diare berhubungan dengan infeksi (virus, bakteri, parasit), malabsorbsi

makanan di usus, factor psikologis

b. Kekurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan

elektrolit pada tubuh.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan absorbsi.

23

Page 24: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

d. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.

e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.

f. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi.

g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.

3. Fokus Intervensi

Fokus intervensi disesuaikan dengan tugas keperawatan keluarga :

a. Diare

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan diare

dapat teratasi.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga

dapat merawat anggota keluarga yang menderita diare.

NOC : Bowel Continence

Kriteria Hasil :

Tabel 2.2 Kriteria hasil diegnosa diare

Indikator Tujuan Akhir

- Memelihara kontrol terhadap

pengeluaran feses

- Pengeluaran feses dapat

diketahui

- Diare berkurang

- Pencernaan cukup serat dan

cairan

- Mengetahui hubungan antara

5

5

5

5

5

24

Page 25: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

intake dengan pola defekasi

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang-kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Intervensi :

1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

a) Gali pengetahuan keluarga tentang diare.

b) Jelaskan arti diare.

c) Jelaskan tentang penyakit diare secara keseluruhan.

d) Beri kesempatan bertanya.

2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

a) Jelaskan akibat diare.

b) Beri kesempatan untuk memutuskan.

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.

3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

a) Jelaskan diit bagi penderita diare.

b) Diskusikan cara merawat klien dengan diare.

c) Jelaskan cara pencegahan diare.

d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

a) Jelaskan lingkungan yang baik bagi pasien dan keluarga.

b) Beri kesempatan untuk bertanya.

25

Page 26: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.

b) Beri kesempatan untuk memilihnya.

c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.

d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.

b. Kekurangan volume cairan.

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan

kekurangan volume cairan dapat teratasi.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga

mampu merawat anggota keluarga yang mengalami kekurangan volume

cairan.

NOC : Fluid balance

Kriteria Hasil :

Tabel 2.3 Kriteria hasil diagnosa kekurangan

volume cairan

Indikator Tujuan Akhir

- Intake dan output 24jam

seimbang

- Membrane mukosa lembab

- Tidak ada tanda-tanda

dehidrasi

5

5

5

Keterangan :

1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

26

Page 27: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan

Intervensi :

1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

a) Gali pengetahuan keluarga tentang diare.

b) Jelaskan arti cairan.

c) Jelaskan sumber cairan.

d) Jelaskan manfaat cairan.

e) Beri kesempatan bertanya.

2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

a) Jelaskan akibat kekurangan cairan.

b) Beri kesempatan untuk memutuskan.

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.

3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

a) Jelaskan kebutuhan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.

b) Diskusikan cara merawat klien dengan kekurangan volume cairan.

c) Jelaskan cara pencegahan kekurangan cairan.

d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

c) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien dan keluarga.

d) Jelaskan pentingnya pantauan pemasukan dan pengeluaran

cairan.

5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

e) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.

f) Beri kesempatan untuk memilihnya.

g) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.

27

Page 28: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

h) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga

mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

NOC : Nutritional status food and fluid intake

Kriteria Hasil :

Tabel 2.4 Kriteria hasil diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Indikator Tujuan Akhir

- Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi (pasien

mengerti jadwal makanan dan

jenis makanan)

- Tidak ada tanda-tanda mal

nutrisi (tanda-tanda malnutrisi

dan jenis makanan bibir

pecah-pecah, kulit rambut

rontok, BB menurun dan

rambut kemerahan)

- Menunjukkan peningkatan

5

5

28

Page 29: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

fungsi pengecapan menelan

(pasien mau makan, porsi

makan habis)

5

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang-kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Intervensi :

1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

a) Gali pengetahuan keluarga tentang nutrisi.

b) Jelaskan arti nutrisi.

c) Jelaskan sumber-sumber bahan makanan.

d) Jelaskan manfaat nutrisi.

e) Beri kesempatan bertanya.

2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

a) Jelaskan akibat dari kekurangan dan kelebihan nutrisi.

b) Beri kesempatan untuk memutuskan.

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.

3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

a) Jelaskan diit bagi penderita diare.

b) Motivasi pentingnya diit yang benar.

c) Diskusikan cara merawat klien dengan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh..

d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

29

Page 30: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

a) Jelaskan pentingnya makanan dan lingkungan yang bersih.

b) Beri kesempatan untuk bertanya.

5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.

b) Beri kesempatan untuk memilihnya.

c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.

d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.

d. Nyeri akut.

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri

yang dirasakan klien berkurang atau hilang.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga

dapat merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri.

NOC : Pain control

Kriteria Hasil :

Tabel 2.5 Kriteria hasil diagnosa nyeri akut

Indikator Tujuan Akhir

- Mengenal faktor penyebab

(makanan dan frekuensi BAB)

- Menggunakan metode

pencegahan non analget

(ditraksi, relaksasi)

- Mengenali gejala-gejala nyeri

(mules, cengeng, gelisah,

eksprewi wajah merintih,

memegangi perut)

5

5

5

30

Page 31: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

- Pernyataan nyeri

5

Keterangan :

1. Kuat

2. Berat

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak ada

Intervensi :

1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

a) Gali pengetahuan keluarga tentang nyeri.

b) Jelaskan arti nyeri.

c) Jelaskan sumber nyeri.

d) Beri kesempatan bertanya.

2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

a) Jelaskan akibat nyeri bila tidak ditangani.

b) Beri kesempatan untuk memutuskan.

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.

3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

a) Jelaskan cara merawat klien dengan nyeri.

b) Jelaskan cara pencegahan nyeri.

c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

a) Jelaskan lingkungan yang baik untuk mengurangi nyeri.

31

Page 32: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

b) Beri kesempatan untuk bertanya.

5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.

b) Beri kesempatan untuk memilihnya.

c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.

d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.

e. Kerusakan integritas kulit.

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

kerusakan integritas kulit tidak terjadi.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluarga

dapat merawat anggota keluarga yang mengalami kerusakan integritas kulit.

NOC : Tissue integrity : skin and mucous membrane

Kriteria Hasil :

Tabel 2.6 Kriteria hasil diagnosa kerusakan integritas kulit

Indikator Tujuan Akhir

- Integritas kulit yang baik, bisa

dipertahankan/kulit elastis

- Tidak ada luka (lesi pada kulit

pada kemerahan, kulit tidak

kering).

- Mampu melindungi kulit dan

mempertahankan kelembahan

kulit dan perawat alami

(pemberian baby oil/lotioon,

5

5

5

32

Page 33: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

tidak diberikan bedak)

- Hidrasi sesuai yang diharapkan

- Teksture sesuai yang

diharapkan

- Kulit tidak kering

5

5

5

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang-kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Intervensi :

1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

a) Gali pengetahuan keluarga tentang integritas kulit.

b) Jelaskan arti kerusakan integritas kulit.

c) Jelaskan sebab dan tandanya.

d) Beri kesempatan bertanya.

2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

a) Jelaskan akibat kerusakan integritas kulit.

b) Beri kesempatan untuk memutuskan.

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.

3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

a) Jelaskan cara merawat anggota keluarga yang mengalami

kerusakan integritas kulit.

33

Page 34: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

b) Jelaskan cara pencegahan kerusakan integritas kulit.

c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

a) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien.

b) Jelaskan pentingnya pemantauan pada klien.

c) Beri kesempatan untuk bertanya.

5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.

b) Beri kesempatan untuk memilihnya.

c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.

d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.

f. Hipertermi.

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

hipertermi tidak terjadi.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan, keluaraga

dapat merawat anggota keluarga yang mengalami hipertermi.

NOC : Thermoregulation

Kriteria Hasil :

Tabel 2.7 Kriteria hasil diagnosa hipertermi

Indikator Tujuan Akhir

- Suhu tumbuh dalam rentang

normal (36,5o C)

- Tidak ada perubahan warna

kulit

5

5

34

Page 35: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

- Hidrasi adekuat

- Melaporkan kenyamanan suhu

tubuh

5

5

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang-kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Intervensi :

1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

a) Gali pengetahuan keluarga tentang hipertermi.

b) Jelaskan arti hipertermi.

c) Jelaskan sebab dan tandanya.

d) Beri kesempatan bertanya.

2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

a) Jelaskan akibat hipertermi.

b) Beri kesempatan untuk memutuskan.

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.

3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

a) Jelaskan cara merawat anggota keluarga yang mengalami

hipertermi.

b) Jelaskan cara pencegahan hipertermi.

c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

a) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien.

b) Jelaskan pentingnya pemantauan pada klien.

c) Beri kesempatan untuk bertanya.

35

Page 36: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

a) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.

b) Beri kesempatan untuk memilihnya.

c) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.

d) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.

g. Kurang pengetahuan.

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien

dan keluarga mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali kunjungan, keluarga

dapat mengenal masalah kesehatan dengan pemahaman tentang penyakit

diare.

NOC : Knowledge : disease proses

Kriteria Hasil :

Tabel 2.8 Kriteria hasil diagnose kurang pengetahuan

Indikator Tujuan Akhir

- Mendeskripsikan faktor

penyebab, proses, efek, tanda

dan gejala, perjalanan penyakit

- Mampu menjelaskan apa yang

dijelaskan perawat

5

5

Keterangan :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang-kadang menunjukkan

36

Page 37: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

Intervensi :

1) TUK I : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.

a) Gali pengetahuan keluarga tentang penyakit klien.

b) Jelaskan tentang penyakit klien.

c) Jelaskan sebab dan tanda penyakit klien.

d) Beri kesempatan bertanya.

2) TUK II : Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

a) Jelaskan akibat kurang pengetahuan tentang penyakit klien.

b) Beri kesempatan untuk memutuskan.

c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga yang tepat.

3) TUK III : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

a) Jelaskan cara mendapatkan informasi tentang penyakit klien.

b) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

c) Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

4) TUK IV : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

d) Jelaskan lingkungan yang baik bagi klien dan keluarga.

e) Motivasi keluarga untuk memelihara dan menjaga keamanan

lingkungan.

f) Beri kesempatan untuk bertanya.

5) TUK V : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

e) Jelaskan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan.

f) Beri kesempatan untuk memilihnya.

g) Motivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.

h) Beri reinforcement atas kunjungan keluarga.

37

Page 38: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

4. Evaluasi

Tabel 2.9 Evaluasi dari diagnosa keperawanan penyakit diare

Dx Kriteria Hasil Skala

I - Memelihara kontrol terhadap pengeluaran feses

- Pengeluaran feses dapat diketahui

- Diare berkurang

- Pencernaan cukup serat dan cairan

- Mengetahui hubungan antara intake dengan pola defekasi

5

5

5

5

5

II - Intake dan output 24jam seimbang

- Membrane mukosa lembab

- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

5

5

5

III - Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi (pasien mengerti jadwal

makanan dan jenis makanan)

- Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi (tanda-tanda malnutrisi dan jenis

makanan bibir pecah-pecah, kulit rambut rontok, BB menurun dan

rambut kemerahan)

- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan menelan (pasien mau

makan, porsi makan habis)

5

5

5

IV - Mengenal faktor penyebab (makanan dan frekuensi BAB)

- Menggunakan metode pencegahan non analget (ditraksi, relaksasi)

- Mengenali gejala-gejala nyeri (mules, cengeng, gelisah, eksprewi

wajah merintih, memegangi perut)

- Pernyataan nyeri

5

5

5

5

38

Page 39: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

V - Integritas kulit yang baik, bisa dipertahankan/kulit elastis

- Tidak ada luka (lesi pada kulit pada kemerahan, kulit tidak kering).

- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembahan kulit dan

perawat alami (pemberian baby oil/lotioon, tidak diberikan bedak)

- Hidrasi sesuai yang diharapkan

- Teksture sesuai yang diharapkan

- Kulit tidak kering

5

5

5

5

5

5

VI - Suhu tumbuh dalam rentang normal (36,5o C)

- Tidak ada perubahan warna kulit

- Hidrasi adekuat

- Melaporkan kenyamanan suhu tubuh

5

5

5

5

VII - Mendeskripsikan faktor penyebab, proses, efek, tanda dan gejala,

perjalanan penyakit

- Mampu menjelaskan apa yang dijelaskan perawat

5

5

39

Page 40: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

BAB III

TINJAUAN KASUS

Sebuah keluarga dengan kepala keluarga Tn.D tinggal di Jl. Brawijaya IV no. 06 1/1,

Desa Banjaranyar, Kec. Sokaraja, Kab. Banyumas. Tipe keluarga pada Tn.D termasuk

keluarga inti, dimana dalam satu rumah terdiri Tn.D sebagai Ayah, Ny. T sebagai Ibu, dan

An.D sebagai anak. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut yaitu terjadi diare pada

An.D. keluhan yang dirasakan An.D rewel, pucat, lemas, BU: 10-12x/menit, TD: 100/70

mmH, R: 25 x/menit, N: 99 x/menit, S: 37.90C, kekenyalan kulit sedikit kurang, kulit kering,

membrane mukosa kering, elastisitas kulit ± 1 detik. Keluarga Tn.D sudah memeriksakan

An.D ke puskesmas namun belum menunjukkan adanya perubahan.

A. PENGKAJIAN

Hari : Selasa

Tanggal : 10 Desember 2013

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : Jl. Brawijaya IV no. 06 1/1, Desa Banjaranyar, Kec. Sokaraja, Kab.

Banyumas

I. DATA UMUM

1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. D

2. Alamat dan telepon : Jl. Brawijaya IV no. 06, 1/1, Desa Banjaranyar, Kec.

Sokaraja, Kab. Banyumas

40

Page 41: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

3. Pekerjaan KK : Wiraswasta

4. Pendidikan KK : D3 Peternakan Universitas Jendral Soedirman

Purwokerto

5. Komposisi Keluarga :

Tabel 3.1 Komposisi keluarga pada Tn. D

NO NamaJenis

Kelamin

Hub.

KeluargaUmur Pendidikan Pekerjaan

Status

Kesehatan

1. Ny, T Perempua

nIstri

26

TahunSMK

Ibu Rumah

Tangga

Sehat

2. An. D Perempua

n

Anak

kandung

6

TahunSD

Masih

sekolah

Sehat

6. Genogram

Gambar 3.1 Genogram keluarga pada Tn. D

Ket:

41

Page 42: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

: Laki- Laki

: Perempuan

: Sedang Hamil

: Tinggal satu rumah

7. Tipe Keluarga : Keluarga Inti

8. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

9. Agama : Islam

10. Status sosial ekonomi keluarga :

Penghasilan keluarga ± Rp 2.000.000,- per bulan, yang diperoleh dari gabungan

antara penghasilan suami dan istri, penghasilan suami diperoleh dari bekerja

sebagai wiraswasta di peternakan ayam di CV. APRICA, penghasilan istri

diperoleh dari menjual tas dan aksesoris wanita, dan hasil yang didapatkan tidak

tetap perbulannya. Menurut keluarga penghasilan yang diperoleh sudah cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya anak sekolah.

11. Aktifitas rekreasi keluarga :

Kegiatan yag dilakukan anak dari pasangan suami istri tersebut kadang-kadang

bermain bersama teman-temannya dilingkungan sekitar rumah, menonton TV di

rumah pada sore hari dan malam hari, bersilaturahmi dilingkungan sekitar,

kadang-kadang setiap hari Minggu pergi berekreasi ke tempat wisata (misal:

Owabong, Pancuranmas Padamara, dll), kadang-kadang mengunjungi orang tua

di Dukuh Waluh.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn.D berada pada perkembangan keluarga dengan usia sekolah

42

Page 43: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tn.D mengatakan belum dapat memenuhi kebutuhan kesehatan fisik dan menjaga

kesehatan anggota keluarga.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti

Tn. D mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Namun kadang-kadang

Tn. D sakit pusing, masuk angin, batuk, pilek dan kelelahan karena bekerja. Ny. T

juga belum pernah menderita penyakit yang serius, paling hanya pusing, batuk dan

pilek, sekarang Ny.T sedang mengandung anak ke-2 yang berumur kehamilan ± 3

bulan, Ny.T rutin tiap minggu untuk memeriksakan kesehatan kehamilannya ke

bidan terdekat yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Anak pertamanya

adalah An.D, dia perempuan yang sudah berumur 6 tahun dan sekarang telah

bersekolah SD kelas 1, status imunisasi pada An. D saat balita lengkap semua

dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan di Bidan Desa tersebut, An.D saat ini

sedang menderita diare, dalam sehari 5 kali BAB dan Tn.D sudah membawa

anaknya ke Puskesmas dan Bidan. Tn.D saat ini masih merokok 3-5 batang rokok

perhari.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat kesehatan tentang penyakit sebelumnya dalam keluarga Tn.D.

III. DATA LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Luas Rumah yang ditempati ±96m2 (lebar 8 meter, panjang 12 meter), terdiri dari 4

kamar tidur, 2 kamar tidur kosong, 1 kamar mandi dan WC luar, 2 kamar mandi

didalam kamar, ruang tamu, Ruang keluarga, dapur, gudang, kolam ikan, tempat

cucian, teras, garasi mobil/motor, kandang ayam dibelakang rumah (belakang

43

Page 44: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

1

6

2

43

5

78

10

99

11

dapur). Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari

keramik, terdapat ventilasi disetiap jendela/ atas pintu masuk. Sinar matahari

cukup, Barang yang tidak terpakai sehari-hari ditempatkan digudang dan kadang-

kadang hanya diletakkan disembarang tempat, Sumber air minum dari gallon isi

ulang yang dimasak, untuk mencuci, mandi menggunakan air sumur yang berada

disamping timur rumah, WC yang dimiliki sudah ada septic tank. Kebiasaan

memasak menggunakan kompor gas.

Denah Rumah

Gambar 3.2 Denah rumah pada Tn. D

Ket:

1 = Teras

2 = Ruang tamu

3, 4,7,9 = Kamar tidur

5 = Ruang Keluarga

6 = Garasi

8,10 = Dapur

44

Page 45: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

11 = Kandang ayam

2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Tetangga sebelah kanan kiri rumah Tn.D selalu berinteraksi dengan baik dan selalu

memperhatikan keadaan kesehatan keluarga. Tn.D dengan memberikan

support/dukungan kepada keluarga Tn.D jika sedang sakit atau jika ada masalah

kesehatan lainnya. Karena tetangga dalam satu RT tersebut merupakan satu

anggota keluarga besar dalam garis silsilah keluarga.

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn.D setelah menikah menempati rumah tersebut bersama dengan kedua

orang tuanya , dan setelah sudah ±7 tahun bersama denga kedua orang tua dari

Tn.D, mereka berpisah dan kedua orang tua Tn.D pindah rumah di Dukuh Waluh,

Purwokerto bersama dengan anak ke-3 nya, sehingga sekarang keluarga Tn.D

menempati rumah sebelumnya dan hidup mandiri. Jika Tn.D sedang dalam kondisi

sehat, Tn.D bekerja dari pagi sampai sore, dan istrinya mengantarkan anaknya

sekolah dan kadang-kadang sambil berjualan tas dilingkungan sekitar, anaknya

berangkat sekolah dari pagi sampai siang hari, dan kadang-kadang pulang sekolah

dijemput oleh mbahnya dan kadang-kadang menginap dirumah orang tua Tn.D

(mbahnya) di Dukuhwaluh. Anaknya yang bersekolah sekarang sedang libur.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga ini sering mengikuti pengajian, arisan dan kondangan yang dilaksanakan

rutin di Desa Banjaranyar oleh kelompoknya, tetapi sekarang Ny.T sedang hamil

dan untuk menjaga kesehatan janinnya, Ny.T jarang mengikuti kegiatan tersebut

jika sedang lelah/ ada halangan.

45

Page 46: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

5. Sistem pendukung keluarga

Jika dalam keluarga ada anggota keluarga yang sedang sakit/ada masalah

kesehatan biasanya dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat yaitu di Bidan

Desa Ny.A yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya atau dibawa ke

Puskesmas/Rumah Sakit. Untuk saat ini Ny.T selalu memeriksakan kandungannya

di Bidan Desa tersebut secara rutin.

IV. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawarah untuk

menyelesaikan masalah anaknya. Namun terkadang Tn.D menegur dengan keras

dan marah bila anaknya tidak mau sekolah atau membolos dan tidak mau menuruti

kata orang tua.

2. Struktur peran

Tn.D merasa tetap menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam

keluarga dan kehidupan keluarganya, meskipun kadang-kadang terdapat masalah-

masalah dalam keluarga, tetapi Tn.D sebagai kepala keluarga tetap menuntun

keluarga dalam memecahkan masalah-masalah yang ada. Tn.D juga menjadi

Bendahara di RT nya yang harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah

diamanahkan. Anaknya dikatakan berperilaku wajar sesuai dengan usianya, tetapi

jika anaknya nakal selalu diingatkan hal yang baik-baik.

3. Nilai atau norma keluarga

Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang

dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Melihat penyakit yang diderita

anaknya, merupakan penyakit yang dapat diobati dan dapat disembuhkan, karena

Tuhan tidak akan memberikan penyakit yang tidak ada obatnya.

46

Page 47: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

V. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afeksi

Tn.D mengatakan masih mampu mendidik anaknya dan sewaktu-waktu

memberikan teguran apabila anaknya telah diperingatkan oleh ibunya tetap tidak

mau menurut. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap

diajarkan oleh keluarga.

2. Fungsi Sosial

Keluarga selalu mengajarkan dan mencontohkan bagaimana berperilaku sesuai

dengan norma dan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dirumah

dan dilingkungan sekitar.

3. Fungsi Perawatan kesehatan

Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya semaksimal mungkin untuk mencari

bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit. Yang merawat

An.D adalah ibunya.Pemanfaatan sarana kesehatan saat ini cukup terpenuhi

karena Tn.D memiliki penghasilan yang dapat diperoleh secara rutin.

4. Fungsi Reproduksi

Keluarga mengatakan ingin punya anak lagi. Ny.T saat ini sedang hamil 4 bulan.

Menurut pengakuan Tn.D meskipun istrinya sedang hamil kadang-kadang masih

berhubungan suami istri.

5. Fungsi ekonomi

Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang didapatkan sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, dalam menggunakan uang selalu sehemat

mungkin, dan selalu menyisahkan uang untuk diabung.

47

Page 48: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor yang dimiliki

Stressor yang sangat dirasakan oleh Tn.D dan Ny.T adalah anak yang tidak nafsu

makan dan sekarang sedang mengalami diare.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya yang sedang mengalami Diare,

dan berusaha semaksimal mungkin dengan melakukan pengobatan agar anaknya

cepat sembuh.

3. Strategi koping yang digunakan

Keluarga menerima keadaan ini apa adanya dan selalu melibatkan ayahnya untuk

mengambil keputusan yang terbaik bagi keluarga.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Tn.D sering memberi nasehat pada anaknya agar tidak jajan sembarangan.

VII. PEMERIKSAAN KESEHATAN TIAP INDIVIDU ANGGOTA KELUARGA

Tabel 3.2 Pemeriksaan fisik setiap anggota keluarga pada keluarga Tn. D

No Pemeriksaan

fisik

Tn. D Ny. T An. D

1. Kepala Mesochepale Mesochepale Mesochepale

2. Leher Tidak nampak

adanya

peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

Tidak nampak

adanya

peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

Tidak ada

peningkatan

tekanan vena

jugularis dan

arteri carotis

48

Page 49: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

carotis, tidak teraba

adanya

pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

carotis, tidak

teraba adanya

pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

3. Mata Konjungtiva tidak

terlihat anemis.

Konjungtiva tidak

terlihat anemis.

Konjungtiva

tidak terlihat

anemis.

4. Telinga Fungsi

pendengaran baik,

tidak terdapat

serumen

Fungsi

pendengaran baik

tidak terdapat

serumen

Fungsi

pendengaran

baik tidak

terdapat

serumen

5. Hidung Tidak terdapat polip Tidak terdapat

polip

Tidak terdapat

polip

6. Mulut Tidak terdapat

sianosis

Tidak terdapat

sianosis

Tidak terdapat

sianosis,

membrane

mukosa kering.

7. Paru-paru Inspeksi : ekspansi

dada simetris

Palpasi : tactil

fremitus sama

ka/ki,

Perkusi : suara

paru ka/kiri sama,

sonor

Inspeksi :

ekspansi dada

simetris

Palpasi : tactil

fremitus teraba

sama ka/ki.

Perkusi : suara

paru ka/kiri sama,

sonor

Inspeksi :

ekspansi dada

simetris

Palpasi : tactil

fremitus teraba

sama ka/ki

Perkusi : suara

paru ka/kiri

sama, sonor

49

Page 50: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Auskultasi : bunyi

vesikuler, wheezing

ka/ki -/-, ronchi

ka/ki -/-

Auskultasi : bunyi

vesikuler,

wheezing ka/ki -/-,

ronchi ka/ki -/-

Auskultasi :

bunyi vesikuler,

wheezing ka/ki

-/-, ronchi ka/ki

-/-

8. Jantung Inspeksi : Ictus

cordis terlihat di

ICS V

Palpasi : Ictus

cordis teraba di ICS

V, tak ada nyeri

tekan

Perkusi : Terdengar

suara pekak.

Auskultasi :

Terdengar bunyi

jantung I-II, bunyi

jantung reguler

Inspeksi : Ictus

cordis tak terlihat

di ICS V

Palpasi : Ictus

cordis teraba di

ICS V, tak ada

nyeri tekan

Perkusi :

Terdengar suara

pekak.

Auskultasi :

Terdengar bunyi

jantung I-II, bunyi

jantung reguler

Inspeksi : Ictus

cordis tak

terlihat di ICS V

Palpasi : Ictus

cordis teraba di

ICS V, tak ada

nyeri tekan

Perkusi :

Terdengar suara

pekak.

Auskultasi :

Terdengar bunyi

jantung I-II,

bunyi jantung

regular

9. Abdomen Inspeksi : datar

Palpasi : tidak ada

massa, supel

Inspeksi :

cembung

Palpasi :

Leopold I: terasa

Inspeksi : datar

Palpasi : tidak

ada massa

50

Page 51: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Perkusi : pekak

Auskultasi : BU: 7-

8x/menit

keras bagian

kepala

Leopold II: teraba

keras puki

Leopold III: teraba

bokong

Leopold IV: kepala

belum masuk PAP

Perkusi : -

Auskultasi : BU:

10x/menit

Perkusi : -

Auskultasi : BU:

10-12x/menit

10. TTV TD: 130/90 mmHg

R: 23 x/menit

N: 88 x/menit

S: 36.70C

TD:110/70 mmHg

R: 24 x/menit

N: 90 x/menit

S: 37.20C

TD: 100/70

mmHg

R: 25 x/menit

N: 99 x/menit

S: 37.90C

11. Ekstremitas Atas : edema -/-,

Bawah : edema -/-

5 5

5 5

Atas : edema -/-

Bawah : edema -/-

5 5

5 5

Atas :edema -/-

Bawah: edema

-/- 5 5

5 5

12. Kulit Kekenyalan kulit

bagus, elastisitas

Kekenyalan kulit

bagus, elastisitas

Kekenyalan kulit

sedkit

51

Page 52: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

kulit kembali < 1

detik.

kulit kembali < 1

detik.

berkurang, kulit

kering,

elastisitas kulit

kembali ± 1

detik.

VIII. HARAPAN KELUARGA

Tn.D berharap anaknya segera sembuh dari penyakitnya. Dan keluarga juga

berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat, dan

cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda bedakan seseorang

dalam memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA

I. Analisis Dan Sintesis Data

Tabel 3.3 Analisa data

No Data Masalah (P)

1. DS :

Ibu mengatakan diare yang terjadi pada An.D sudah 3

hari yang lalu.

Ibu mengatakan frekuensi BAB hari ini sudah 5 kali,

dengan feses encer.

DO :

An.D terlihat pucat dan lemas.

BU: 10-12x/menit

TD: 100/70 mmHg

Diare pada An.D

52

Page 53: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

R: 25 x/menit

N: 99 x/menit

S: 37.90C

2. DS :

Ibu mengatakan an.D hari ini sudah 5 kali BAB,

dengan feses encer.

Ibu mengatakan an.D selama 3 hari terakhir rewel.

DO :

An.D terlihat lemas dan pucat.

An.D menangis saat dilakukan pengkajian.

Membrane mukosa An.D kering.

Kekenyalan kulit sedkit berkurang, kulit kering,

elastisitas kulit kembali ± 1 detik.

TD: 100/70 mmHg

R: 25 x/menit

N: 99 x/menit

S: 37.90C

Resiko Kekurangan

Volume Cairan pada

An. D.

3. DS :

Keluarga mengatakan kurang mengerti tentang tanda

dan gejala dan kurang memahami tentang diare.

DO :

Keluarga banyak bertanya tentang tanda dan gejala

serta tentang penyakit diare sendiri.

Kurang pengetahuan

keluarga Tn.D tentang

penyakit diare pada

An.D

53

Page 54: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

II. Penilaian (skoring) diagnosis Keperawatan

1. Diare pada An.D

Tabel 3.4 Prioritas masalah diagnosa keperawatan diare

No. Kriteria Nilai Pembenaran

1. Sifat Masalah : Tidak/Kurang sehat 3/3x1 = 1 Masalah yang terjadi

aktual, dan

memerlukan tindak

lanjut agar An.D dapat

menjalani rutinitasnya

sebagai anak.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

Hanya sebagian

1/2x2 = 1 Masalah dapat diubah

dengan menghindari

mengkonsumsi

makanan atau

minuman yang dapat

menimbulkan diare

serta diimbangi dengan

melaksanan PHBS.

3. Potensi masalah untuk dicegah : Cukup 2/3x1 = 2/3 An.D sering jajan

sembarangan dan

mengkonsumsi

makanan pedas, bila

dilarang kemauan

tersebut An.D

menangis.

4. Menonjolnya masalah : Masalah Berat harus

segera ditangani

2/2x1= 1 Keluarga menganggap

masalah ini berat dan

54

Page 55: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

perlu ditangani segera.

Jumlah 3 2/3

2. Resiko kekurangan volume cairan pada An.D

Tabel 3.5 Prioritas masalah diagnosa keperawatan resiko kekurangan volume cairan

No. Kriteria Nilai Pembenaran

1. Sifat Masalah : Ancaman Kesehatan 2/3x1 = 2/3 Bila keadaan tersebut

tidak segera diatasi

akan membahayakan

keadaan An.D.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

Hanya sebagian

1/2x2 = 1 Masalah dapat diubah

dengan memberikan

masukan oral yang

adekuat.

3. Potensi masalah untuk dicegah : Cukup 2/3x1 = 2/3 Masalah sudah terjadi

namun kekurangan

volume cairan akibat

diare dapat dicegah.

4. Menonjolnya masalah : Masalah berat,

harus segera ditangani

2/2x1= 1 Masalah berat maka

harus segera ditangani

karena mengganggu

An.D.

Jumlah 3 1/3

55

Page 56: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

3. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.D tentang penyakit pada An.D

Tabel 3.6 Prioritas masalah diagnosa keperawatan kurang pengetahuan

No. Kriteria Nilai Pembenaran

1. Sifat Masalah : Ancaman Kesehatan 2/3x1 = 2/3 Bila keadaan tersebut

tidak segera diatasi

akan membahayakan

keadaan An.D.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

Hanya sebagian

1/2x2 = 1 Masalah dapat diubah

dengan penyuluhan

tentang penyakit diare.

3. Potensi masalah untuk dicegah : Cukup 2/3x1 = 2/3 Penyakit An.D terjadi 3

hari yang lalu dan

keluarga hanya

melakukan perawatan

yang diketahuinya saja,

belum mengetahui

perawatan yang

khusus untuk penyakit

diare.

4. Menonjolnya masalah : Ada masalah, tetapi

tidak perlu segera ditangani

1/2x1= 1/2 Keluaraga

menganggap masalah

ini adalah masalah

biasa.

Jumlah 2 5/6

56

Page 57: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

III. Perumusan Diagnosis Keperawatan

Tabel 3.7 Perumusan diagnose keperawatan

No Diagnosis Keperawatan (PES)

1. Diare pada An.D

2. Resiko kekurangan volume cairan pada An.D

3. Kurang pengetahuan keluarga Tn.D tentang penyakit diare pada An.D

IV.Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Nama KK : Tn. D

Alamat : Jl. Brawijaya IV no. 06 1/1, Desa Banjaranyar, Kec. Sokaraja, Kab.

Banyumas.

Tabel 3.8 Perencanaan tindakan keperawatan

No.

Dx.

Tujuan Kriteria Standar Intervensi

57

Page 58: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

1. Tupan : Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam diharapkan

diare pada An.D

dapat teratasi.

Tupen : Setelah

dilakukan

tindakan 3 kali

kunjungan

diharapkan

keluarga

mampu

mengenal

masalah dan

mampu

merawat

anggota

keluarga yang

terkena diare.

Kognitif

(pengetahuan)

1. Keluarga

mengungkapka

n pemahaman

tentang

penyebab diare

yang dialami

An.D.

2. Keluarga dapat

memutuskan

tindakan yang

harus dilakukan

untuk

menangani

diare yang

terjadi pada

An.D.

3. Setelah An.D

sembuh,

keluarga dapat

memodifikasi

lingkungan

untuk

mencegah

terjadi diare

kembali pada

An.D

1. Kaji penyebab diare

yang terjadi pada

An.D.

2. Kaji kemampuan

keluarga yang telah

dilakukan pada

An.D.

3. Diskusikan dengan

keluarga tanda dan

gejala penyakit diare.

4. Diskusikan dengan

keluarga tindakan

yang dilakukan untuk

menangani diare

yang terjadi pada

An.D termasuk diit

makanan.

5. Diskusikan dengan

keluarga lingkungan

yang dapat

diterapkan untuk

mencegah terjadi

diare berulang.

6. Berikan kesempatan

kepada keluarga

untuk menanyakan

penjelasan yang

telah diberikan setiap

58

Page 59: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

kali diskusi.

7. Beri penjelasan

ulang kepada

keluarga bila ada

penjelasam yang

belum dimengerti.

8. Berikan pujian

terhadap

kemampuan

keluarga yang

mengikuti diskusi.

9. Evaluasi secara

singkat terhadap

topik yang telah

didiskusikan dengan

keluarga.

Perilaku 1. Keluarga dapat

melakukan

pencatatan

terkait

frekuensi,

warna,

konsistensi,

jumlah (ukuran)

feses.

2. Keluarga dapat

mengidentifikasi

penilaian secara

dini mengenai

1. Anjurkan keluarga

mencatat frekuensi,

warna, konsistensi,

dan jumlah (ukuran)

feses pada An.D.

2. Anjurkan kepada

An.D untuk

meminum obat

sesuai aturan dan

anjurkan keluarga

untuk untuk

memotivasi dan

mengawasi klien

59

Page 60: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

dehidrasi

melalui

pengecekan

turgor kulit dan

membrane

mukosa mulut

pada An.D.

3. An.D akan

meminum

obatnya secara

rutin sesuai

anjuran dokter

dan keluarga

dapat

melaksanakan

tugasnya

sebagai PMO

dengan baik.

4. Keluarga dapat

memelihara dan

mempertahanka

n kebersihan

lingkungan

rumah

khususnya

sanitasi yang

bersih dan

sehat.

5. Keluarga dapat

dalam minum obat.

3. Anjurkan keluarga

untuk selalu

mengecek keadaan

mukosa mulut dan

turgor kulit An.D

sebagai indikator

dehidrasi.

4. Anjurkan An.D untuk

banyak minum dan

anjurkan keluarga

untuk mengawasi

makanan dan

minuman yang

dikonsumsi An.D.

5. Anjurkan kepada

keluarga untuk

menjaga kebersihan

dan metode sanitasi

(misal;mencuci

tangan, menyiapkan

makanan).

6. Ajarkan keluarga

untuk menghindari

susu, kopi, makanan

pedas, dan makanan

yang mengiritasi

saluran cerna pada

60

Page 61: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

memodifikasi

makanan yang

disajikan

dirumah agar

An.D tidak jajan

sembarangan.

6. Keluarga dapat

menghindari

dan melarang

An.D

mengkonsumsi

makanan yang

pedas

berlebihan.

An.D.

7. Ajarkan keluarga

tentang penggunaan

obat antidiare yang

benar.

8. Ajarkan keluarga

cara mengolah dan

menyiapkan

makanan yang aman

dan menarik untuk

menghindari An.D

jajan sembarangan.

9. Berikan perawatan

dengan sikap

menerima dan tidak

menghakimi pada

An.D.

10. Berikan terapi

rehidrasi oral sesuai

program.

11. Kolaborasikan ke

pelayanan

kesehatan terdekat

untuk mendapatkan

bantuan atau

konsultasikan pada

dokter jika tanda dan

gejala diare yang

terjadi pada An.D

61

Page 62: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

menetap.

12. Lakukan kunjungan

secara mendadak

tanpa kesepakatan

untuk mengetahui

kemampuan

keluarga dalam dan

perilaku klien setelah

dilakukan pendidikan

kesehatan.

13. Berikan pujian

terhadap perilaku

yang dapat

dilakukan oleh

keluarga dan klien.

14. Berikan penguatan

terhadap perilaku

yang dilakukan untuk

dipertahankan setiap

hari.

2. Tupan : Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam diharapkan

resiko

kekurangan

cairan pada

Kognitif

(pengetahuan)

1. Keluarga

mengungkapka

n pemahaman

tentang tanda

dan gejala

kekurangan

cairan.

2. Keluarga dapat

menyebutkan

1. Kaji pengetahuan

keluarga.

2. Kaji kemampuan

keluarga yang telah

dilakukan pada

An.D.

3. Diskusikan dengan

keluarga tentang

tanda dan gejala,

62

Page 63: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

An.D tidak

terjadi.

Tupen : Setelah

dilakukan

tindakan selama

3 kali kunjungan

diharapkan

mengenal

masalah dan

mampu

merawat

anggota

keluarga

dengan resiko

kekurangan

volume cairan.

komplikasi

akibat dari

kekurangan

cairan.

3. Keluarga dapat

memutuskan

tindakan yang

harus dilakukan

untuk

mengatasi

kekurangan

cairan pada

An.D.

serta komplikasi dari

kekurangan cairan.

4. Diskusikan dengan

keluarga tindakan

yang dapat

dilakukan untuk

mencegah

kemungkinan

komplikasi dari

kekurangan cairan.

5. Berikan kesempatan

kepada keluarga

untuk menanyakan

penjelasan yang

telah diberikan setiap

kali diskusi.

6. Beri penjelasan

ulang kepada

keluarga bila ada

penjelasam yang

belum dimengerti.

7. Berikan pujian

terhadap

kemampuan

keluarga yang

mengikuti diskusi.

8. Evaluasi secara

singkat terhadap

topik yang telah

63

Page 64: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

didiskusikan dengan

keluarga.

Perilaku 1. Keluarga dapat

melakukan

pencatatan

terkait frekuensi,

warna, jumlah

(ukuran)

kehilangan

cairan (BAB).

2. Klien tidak

menunjukkan

tanda-tanda

dehidrasi.

3. Keluarga dapat

memanfaatkan

pelayanan

kesehatan..

1. Anjurkan keluarga

untuk mencatat

warna, jumlah

(ukuran), dan

frekuensi kehilangan

cairan (BAB) pada

An.D.

2. Anjurkan klien dan

keluarga untuk

memberi asupan oral

secara adekuat.

3. Ajarkan keluarga

tentang cara

memantau asupan

dan haluaran. (misal;

untuk BAK bisa

menggunakan

pispot/urinal/gelas

ukur).

4. Kolaborasi ke

pelayanan

kesehatan terdekat

untuk mendapatkan

bantuan (pemberian

cairan

intravena/infus).

5. Konsultasikan pada

64

Page 65: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

dokter jika terjadi

komplikasi akibat

kekurangan volume

cairan.

6. Lakukan kunjungan

secara mendadak

tanpa kesepakatan

untuk mengetahui

kemampuan

keluarga dalam dan

perilaku klien setelah

dilakukan pendidikan

kesehatan.

7. Berikan pujian

terhadap perilaku

yang dapat

dilakukan oleh

keluarga dan klien.

3. Tupan : Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24

jam diharapkan

keluarga

mampu

mengetahui

tentang

Verbal

(pengetahuan)

1. keluarga dapat

mengungkapka

n pemahaman

tentang

penyakit diare

yang dialami

An.D.

2. keluarga dapat

menyebutkan

tanda dan

gejala penyakit

1. Kaji pengetahuan

keluarga.

2. Diskusikan dengan

keluarga tentang

penyakit An.D.

3. Diskusikan dengan

keluarga tentang

tanda dan gejala

penyakit An.D.

4. Diskusikan dengan

keluarga tentang diit

65

Page 66: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

penyakit diare.

Tupen : Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 kali

kunjungan

keluarga

mampu

mengenal

tentang

penyakit diare.

diare.

3. Keluarga

mengetahui dan

dapat

menyebutkan

diit untuk An.D

yang menderita

diare.

pada penyakit An.D.

5. Berikan kesempatan

kepada keluarga

untuk menanyakan

penjelasan yang

telah diberikan setiap

kali diskusi.

6. Beri penjelasan

ulang kepada

keluarga bila ada

penjelasam yang

belum dimengerti.

7. Berikan pujian

terhadap

kemampuan

keluarga yang

mengikuti diskusi.

8. Evaluasi secara

singkat terhadap

topik yang telah

didiskusikan dengan

keluarga.

V. Implementasi Keperawatan

Tabel 3.9 Implementasi keperawatan

N

O

Tanggal/waktu Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Respon Paraf

66

Page 67: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

1. 10/12/2013

14.0 WIB

14.10 WIB

14.15 WIB

Diare pada An.D 1. Mengkaji

keluhan

pasien

2. Memonitor

tanda-tanda

vital

3. Memberikan

pendidikan

kesehatan

kepada

keluarga

DS :

Ibu mengatakan

frekuensi BAB

hari ini sudah 5

kali,dengan

feses encer.

DO :

An.D terlihat

pucat dan

lemas.

DS :

DO :

TD:100/70

mmHg

N : 99x/menit

S : 37,90C

R : 25x/menit

DS : Keluarga

mengatakan

mampu

memahami dan

menjelaskan

67

Page 68: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

14.45 WIB

15.00 WIB

tentang tanda

dan gejala

penyakit Diare

4. Mengobsevasi

kemampuan

yang telah

dilakukan

keluarga pada

An.D

5. Menganjurkan

kepada

keluarga untuk

tentang tanda

dan gejala

penyakit Diare.

DO : Keluarga

mampu

menjawab

pertanyaan dari

petugas

kesehatan

DS : Keluarga

mengatakan

sudah

melakukan

usaha untuk

kesembuhan

anaknya

DO : Keluarga

membawa

anaknya ke

tempat

pelayanan

kesehatan untuk

kesembuhan

An.D

DS : Keluarga

mengatakan

68

Page 69: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

15.10 WIB

memberikan

diit yang tepat

pada An.D

6. Menganjurkan

keluarga untuk

mengobservas

i keadaan

pasien

akan lebih

memperhatikan

diit yang tepat

untuk An.D

DO : Keluarga

terlihat

memahami dan

berusaha akan

lebih

memperhatikan

diit An.D

DS : Keluarga

mengatakan

An.D sudah

BAB lebih dari 5

kali dengan

feses encer

DO : Terlihat

An.D nampak

lemas

2. 15.20 WIB Resiko

kekurangan

volume cairan

pada An.D

1. Menganjurka

n kepada

keluarga

untuk

memantau

DS : Keluarga

mengatakan

asupan

makanan hanya

sedikit

69

Page 70: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

15.30 WIB

15.45 WIB

intake dan

output

2. Menganjurka

n keluarga

untuk

konsultasi

dengan

dokter

tentang

penyakit

yang diderita

An.D

3. Memonitor

tanda-tanda

vital

sedangkan hari

ini sudah BAB

lebih dari 5 kali

dan sering BAK

DO : An.D

Nampak lemas

DS : Keluarga

mengatakan

akan

berkonsultasi

dengan dokter

tentang penyakit

yang diderita

An.D

DO : Keluarga

mengangguk

dan

menyanggupi

saran dari

petugas

kesehatan

DS :-

DO :

TD:100/70

mmHg

70

Page 71: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

N : 97x/menit

S : 37,60C

R : 25x/menit

3. 16.00 WIB

16.15 WIB

Kurang

pengetahuan

keluarga Tn.D

tentang penyakit

diare pada An.D

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

penyakit

Diare pada

An.D

2. Memberikan

pendidikan

kesehatan

tentang

penyakit

Diare, tanda

dan gejala

serta diit

yang tepat

untuk An.D

DS : Keluarga

mengatakan

belum terlalu

paham tentang

penyakit Diare

DO : Keluarga

hanya mampu

menjawab

sebagian kecil

pertanyaan

yang diberikan

oleh petugas

kesehatan

DS : Keluarga

mengatakan

mampu

memahami dan

menjelaskan

tentang penyakit

Diare, tanda

dan gejala

namun belum

terlalu mengerti

71

Page 72: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

16.30 WIB

16.45 WIB

3. Memberikan

kesempatan

kepada

keluarga

untuk

bertanya

4. Memberikan

pendidikan

tentang diit

yang tepat

untuk An.D

DO : Keluarga

mengangguk

dan mampu

menjelaskan

sebagian

tentang topik

yang telah

disampaikan

DS : Keluarga

mengatakan

belum terlalu

memahami

tentang diit yang

tepat untuk

An.D

DO : Keluarga

terlihat

kebingungan

tentang

pemberian diit

yang tepat

untuk An.D

DS : Keluarga

mengatakan

72

Page 73: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

17.00 WIB

kesehatan

tentang diit

yang tepat

untuk An.D

5. Memberikan

pertanyaan

tentang topik

yang sudah

disampaikan

oleh petugas

kesehatan

mampu

memahami dan

menjelaskan

tentang diit yang

tepat untuk

An.D

DO : Keluarga

terlihat

memahami

penjelasan yang

disampaikan

oleh petugas

kesehatan

DS : -

DO : Keluarga

mampu

menjawab

pertanyaan

dengan benar

yang diberikan

oleh petugas

kesehatan

VI.CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN

73

Page 74: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Tabel 3.10 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

NO Tanggal/waktu Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi Paraf

1 12/12/2013

14.00 WIB

Diare pada An.D S : Ibu mengatakan hari

ini BAB anaknya sudah

3X dengan feses agak

berbentuk dan lembek

O :

Anak sudah tidak

terlihat lemas,

TD : 100/70 mmHg

N : 98 X/ menit

RR : 25 X/ menit

S : 36,8 O C

A :

Masalah belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

- Menganjurkan

keluarga

mencatat

frekuensi,

warna,

konsistensi, dan

jumlah (ukuran)

feses pada

An.D.

- Lakukan

kunjungan

74

Page 75: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

secara

mendadak

tanpa

kesepakatan

untuk

mengetahui

kemampuan

keluarga dalam

dan perilaku

klien setelah

dilakukan

pendidikan

kesehatan

2 12/12/2013

14.00 WIB

Resiko kekurangan

volume cairan pada

An.D

S : Ibu mengatakan hari

ini BAB anaknya sudah

3X dengan feses agak

berbentuk dan lembek

O :

- An.D sudah

tidak terlihat

lemas dan

pucat.

- Membrane

mukosa An.D

masih agak

kering.

- Kekenyalan kulit

sedkit

berkurang, kulit

75

Page 76: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

kering,

elastisitas kulit

kembali ± 1

detik.

- TD: 100/70

mmHg

- R: 25 x/menit

- N: 98 x/menit

- S : 36,80C

A :

masalah belum teratasi

P :

Lanjtkan intervensi :

- Menganjurkan

keluarga

tentang cara

memantau

asupan dan

haluaran.

(misal; untuk

BAK bisa

menggunakan

pispot/urinal/gel

as ukur).

- Lakukan

kunjungan

secara

mendadak

tanpa

76

Page 77: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

kesepakatan

untuk

mengetahui

kemampuan

keluarga dalam

dan perilaku

klien setelah

dilakukan

pendidikan

kesehatan

3 10/12/2013

17.00 WIB

Kurang pengetahuan

keluarga Tn.D tentang

penyakit diare pada

An.D

S :

Keluarga mengatakan

sudah mampu

memahami dan

menjelaskan tentang

penyakit Diare, tanda

dan gejala, serta diit

yang tepat untuk An.D

O :

Keluarga mampu

menjelaskan kembali

tentang pengertian

Diare, mampu

menyebutkan 3 dari 5

penyebab Diare, serta

mampu menyebutkan

diit yang tepat untuk

An.D

77

Page 78: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

A : Masalah Teratasi

P :

- Lakukan kunjungan

secara mendadak

tanpa kesepakatan

untuk mengetahui

kemampuan

keluarga dalam dan

perilaku klien

setelah dilakukan

pendidikan

kesehatan

78

Page 79: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penyusun melakukan asuhan keperawatan pada An. D dengan diare secara

komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, analisa

data, perumusan diagnose, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan rencana

tindakan sampai evaluasi , penyusun mengambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Masalah keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan keluarga pada

Tn.D dengan fokus diare pada An.D, resiko kekurangan volume cairan pada

An.D, dan Kurang pengetahuan keluarga Tn.D tentang penyakit diare pada An.D

2. Dalam pengelolaan asuhan keperawatan ini masalah-masalah ada yang belum

teratasi, untuk itu perlu perlu dilakukan rencana tindak lanjut berupa kunjungan

dalam pemberian asuhan keperawatan.

B. SARAN

79

Page 80: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

Dari kesimpulan di atas penyusun memberikan beberapa rekomendasi untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan perawatan pada kasus diare, antara

lain :

1. Perlunya pemahaman keluarga yang mendalam tentang pengelolaan dan

penanganan diare di rumah secara tepat agar meminimalkan terjadinya komplikasi

yang tidak diinginkan.

2. Apabila melakukan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan tindak lanjut yaitu

kunjungan rumah tidak terencana dan dilakukan pendelegasian sehingga keluarga

dapat meningkatkan status kesehatan keluarga dan dapat melakukan 5 tugas

keperawatan keluarga dengan tepat.

3. Pada pengumpulan data sebaiknya data-datanya lengkap dan benar sehingga dapat

dijadikan sebagai panduan yang valid dalam memberikan asuhan keperawatan pada

klien dan jika melakukan asuhan keperawatan keluarga sebaiknya lebih memahami

tentang 5 tugas kesehatan keluarga terutama dalam pengkajian dan

penatalaksanaannya.

4. Apabila melakukan penyuluhan kesehatan sebaiknya menggunakan media yang

menarik sehingga klien ataupun keluarga lebih tertarik untuk mengikuti dan lebih

mengerti tentang penyuluhan kesehatan yang diberikan.

80

Page 81: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L., Sowden Linda A. Buku saku pediatri edisi 3. Jakarta : EGC; 2002. h.155-

163.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat

Puskesmas. Jakarta : Depkes RI; 2005.

Effendy, Nasrul. Dasar-dasar perawatan masyarakat edisi 2. Jakarta : EGC; 1998.

Friedman. Keperawatan keluarga teori dan praktek, editor Yasmin Asih, dkk, alih bahasa

Inade Bora, dkk. Jakarta : EGC; 1998.

Mansjoer, Arif. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius; 2000.

h. 500-507.

Mansjoer, Arif. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius; 2000.

h. 470-476.

Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta ; EGC; 2005.

Wijayanti. Aplikasi keperawatan keluarga, aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC; 2007.

Wilkinson, Judith M., Ahern, Nancy R. Buku saku diagnosis keperawatan : diagnosis

NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC edisi 9. Jakarta : EGC; 2011.

81

Page 82: Lp Keluarga Anak Sekolah Diare

82