LO 1 Gabungan

4
Prosedur diagnosa di bidang konservasi gigi A. Pemeriksaan Subjektif Menanyakan mengenai penyakit yang sedang di derita berkaitan dengan aspek nye Aspek-aspek nyeri adalah (1) intensitas (2) spontanitas dan (3) persistensi n Makin kuat nyerinya makin besar kemungkinan penyakit yang irreversible. Nyeri intens adalah nyeri yang baru terjadi tidak dapat diredakan oleh analgesi! menyebabkan pasien men!ari pertolongan. Nyeri yang berlangsung lama biasanya tidak intens. Nyeri yang si"atnya ringan #sedang dengan durasi yang lama tida dengan sendirinya mengarah ke penyakit endodonsia. Nyeri intens dapat timbul pulpitis irreversible atau periodontitis atau abses apikalis simptomatik (ak 1. Nyeri Spontan Nyeri yang timbul tanpa adanya stimulus. $iasanya nyeri spontan yan dengan nyeri intensbiasanyamengindikasikan adanya penyakit pulpa atau periradikuler yang parah. 2. Nyeri Terus-menerus Nyeri ini bersi"at terus menerus dan bahkan intensitasnya makin meningkat stimulusnya hilang. Nyeri terus-menerus akibat stimulus termal biasanya menan adanya pulpitis irreversible. %an nyeri terus menerus setelah aplikasi tekana gigimengindikasikan penyakit periradikuler. Rasa nyeri &etiap pasien mempunyai batas ambang rasa nyeri yang berbeda-beda. 'ntu itu perlu dilakukan anmnesa yang !ermat untuk mendapatkan suatu diagnosis yan tepat. ada saat melakukan anamnesa rasa nyeri yang ditanyakan kepada pasien meliputi bentuk rasa nyeri lokasi bagaimana rasa nyeri itu timbul dan laman nyeri tersebut. $entuk rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien dapat berupa ras yang tajam ngilu atau !ekot !ekot. &edangkan lokasi rasa nyeri bisa terl atau rasa nyeri yang menjalar. *imbulnya rasa nyeri ada yang dipi!u olehrangs atau timbulnya spontan. %ari anamnesa yang telah dilakukan dapat diketahui ge gejala dari suatu penyakit. Misalnya + rasa nyeri yang durasinya sebentar dan

description

c

Transcript of LO 1 Gabungan

Prosedur diagnosa di bidang konservasi gigi A. Pemeriksaan Subjektif Menanyakan mengenai penyakit yang sedang di derita berkaitan dengan aspek nyeri.Aspek-aspek nyeri adalah (1) intensitas (2) spontanitas dan (3) persistensi nyeri.Makin kuat nyerinya makin besar kemungkinan penyakit yang irreversible. Nyeri intens adalah nyeri yang baru terjadi, tidak dapat diredakan oleh analgesic, dan menyebabkan pasien mencari pertolongan. Nyeri yang berlangsung lama biasanya tidak intens. Nyeri yang sifatnya ringan /sedang dengan durasi yang lama tidak dengan sendirinya mengarah ke penyakit endodonsia. Nyeri intens dapat timbul dari pulpitis irreversible atau periodontitis atau abses apikalis simptomatik (akut)1. Nyeri SpontanNyeri yang timbul tanpa adanya stimulus. Biasanya nyeri spontan yang digabung dengan nyeri intens biasanya mengindikasikan adanya penyakit pulpa atau periradikuler yang parah.2. Nyeri Terus-menerusNyeri ini bersifat terus menerus dan bahkan intensitasnya makin meningkat setelah stimulusnya hilang. Nyeri terus-menerus akibat stimulus termal biasanya menandakan adanya pulpitis irreversible. Dan nyeri terus menerus setelah aplikasi tekanan pada gigimengindikasikan penyakit periradikuler.Rasa nyeriSetiap pasien mempunyai batas ambang rasa nyeri yang berbeda-beda. Untuk itu perlu dilakukan anmnesa yang cermat untuk mendapatkan suatu diagnosis yang tepat. Pada saat melakukan anamnesa rasa nyeri yang ditanyakan kepada pasien meliputi bentuk rasa nyeri, lokasi, bagaimana rasa nyeri itu timbul dan lamanya rasa nyeri tersebut. Bentuk rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien dapat berupa rasa nyeri yang tajam, ngilu, atau cekot cekot. Sedangkan lokasi rasa nyeri bisa terlokalisir atau rasa nyeri yang menjalar. Timbulnya rasa nyeri ada yang dipicu olehrangsangan atau timbulnya spontan. Dari anamnesa yang telah dilakukan dapat diketahui gejala gejala dari suatu penyakit. Misalnya : rasa nyeri yang durasinya sebentar dan timbulnya dipicu oleh rangsangan yang segera hilang begitu rangsangan dihilangkan menunjukkan gejala dari pulpitis reversible. Sedangkan untuk nyeri yang spontan biasanya menunjukkan gejala dari pulpitis irreversible.B. Pemeriksaan Objektif Pemeriksaan ekstraoral Pemeriksaan intraoral1. Pemeriksaan vitalitas gigiStimulasi pada dentin, baik yang berupa dingin atau pun panas, akan menentukan respons terhadap stimulus dan kadang-kadang dapat mengidentifikasi gigi-gigi yang dicurigai karena timbulnya respons yang abnormal. Mengingat keterbatasan dari tes-tes ini, maka harus selalu dikontrol dan di interpretasikan dengan hati-hati. Tes termal berupa tes panas dan tes dingin akan menimbulkan respon dari pasien yang dapat menunjukkan keparahan dari penyakit. Respon nyeri tajam dan sebentar akan timbul baik pada pulpa yang normal, pulpitis reversible maupun irreversible. Akan tetapi jika responnya cukup intens dan berkepanjangan, pulpa biasanya telah mengalami peradangan irreversible. Sebaliknya, jika pulpa nekrosis tidak akan memberikan respon. Hal ini berlaku baik pada tes dingin maupun tes panas.a) Tes dinginTes ini dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu1) Menggunakan balok es (es biasa), namun tes dengan metode ini kurang efektif karena operator belum bisa mengontrol laju lelehnya es dan es biasa tidak sedingin es kering dan refrigerant.2) Menggunakan es kering (karbon dioksida). Tes ini dapat dilakukan tapi dengan alat khusus dimana nanti akan terbentuk batangang kecil karbon dioksida. Kemudian batangan ini ditempelkan pada permukaan fasial gigi yang diperiksa.3) Menggunakan refrigerant seperti etil klorida pada cotton roll. Respon nyeri tajam sebentar akan muncul pada pulpa yang normal, pulitis reversible maupun irreversible. Namun apabila tidak terdapat nyeri berarti pulpa telah mengalami nekrosis.b) Test Pulpa ElektrikalTes elektrik pulpa juga bisa menilai vitalitas pulpa. Tes vitalitas pulpa dengan listrik menggunakan stimulasi saraf. Tujuannya adalah untuk merangsang respon pulpa dengan mengenakan arus listrik yang makin meningkat pada gigi. Suatu respon positif merupakan indikasi vitalitas dan membantu dalam menentukan normalitas atau abnormalitas pulpa tersebut. Tidak adanya respon terhadap stimulus listrik dapat merupakan indikasi adanya nekrosis pulpa. Penguji elektrik pulpa ditempatkan pada gigi dan bukan pada bagian restorasi. Arus listrik kecil akan dikirim ke gigi yang menyebabkan adanya sensasi kesemutan ketika pulpa masih vital, namun ketika pulpa tidak vital maka tidak akan ada respon. Penting untuk mengamati gigi yang berdekatan atau gigi kontralateral sehingga gigi yang menjadi objek pemeriksaan dapat dievaluasi terhadap respon gigi lainnya. Tes elektrik pulpa dapat memberikan informasi tambahan, ketika dikombinasikan dengan penemuan lain, yang dapat menunjang diagnosis. Tes elektrik pulpa terkadang tidak possible jika dilakukan pada gigi dengan restorasi yang besar atau full-coverage restorastions Test pulpa elektris sulit dilakukan pada anak karena anak belum dapat membedakan rangsangan test elektris. Anak memberi reaksi karena anak dalam keadaan takut sehingga merasa sakit. Selain itu saluran atau orifis pulpa pada gigi sulung lebih besar dibanding pada gigi tetap sehingga perjalaran infeksi lebih cepat terjadi dan tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga anak cenderung tidak merasakan rasa sakit. Sebuah tes yang menggunakan suatu alat yang dijalankan baterai dan menghantarkan arus elektrik frekuensi tinggi yang dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, stimulus diletakkan di permukaan gigi Cara : letakkan pasta gigi diujung pulpa tester elektroda, sirkuit diaktifkan dengan klip atau dipegang oleh pasien. Ujung elektroda diletakkan di permukaan labial. Arus dinaikkan pelan-pelan sehingga didapatkan respon. Jika mendapatkan sensasi tingling, stinging, rasa penuh atau panas berarti vital.

C. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan RadiografiPemeriksaan radiografi digunakan untuk menentukan diagnosis ,seleksi kasus, rencana perawatan dan evaluasi keberhasilan atau penyembuhan. Selain itu pemeriksaan ini juga dapat memberikan info yang dapat digunakan sebagai peringatan para klinisi akan adanya kesukaran-kesukaran yang akan terjadi yang dapat disebabkan oleh kalsifikasi , masalah periodontal, perforasi, fraktur dan dapat juga menyingkap masalah masalah lesi periapikal besar, suatu akar atau saluran akar tambahan, apeks akar yang mengalami dilaserasi, ujung akar yang mengalami resorbsi secara patologis, dll.