LO Skenario 1 Research

58
STEP 5 1. Cara menyusun latar belakang? 2. Metode-metode penelitian dan hipotesis penelitian? 3. Format penulisan karya ilmiah di Universitas Lampung?

Transcript of LO Skenario 1 Research

Page 1: LO Skenario 1 Research

STEP 5

1. Cara menyusun latar belakang?

2. Metode-metode penelitian dan hipotesis penelitian?

3. Format penulisan karya ilmiah di Universitas Lampung?

Page 2: LO Skenario 1 Research

STEP 6

Belajar Mandiri

Page 3: LO Skenario 1 Research

STEP 7

1. Menyusun latar belakang:

Misi latar belakang adalah untuk memberikan alasan mengapa penelitian dilakukan. Di

dalam latar belakang, peneliti harus dapat merumuskan berbagai argumentasi sehingga

“berani” menyimpulkan bahwa masalah yang didiskusikan adalah masalah yang

menarik, penting, dan dapat diteliti. Secara ekstrem, peneliti harus bisa meyakinkan

bahwa “Tak ada yang penting dalam hidup ini, kecuali masalah yang diteliti.

Latar belakang terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut:

a. Besar Masalah dan Dampak (Komponen M=masalah dan D=dampak)

b. Area spesifik (Komponen A)

c. Apa saja yang sudah dilakukan/diketahui (komponen E=elaborasi)

d. Apa yang belum diketahui/belum dilakukan (komponen

K=kesenjangan/kontroversi)

Besar masalah dan Dampak (Komponen M dan D)

Setiap latar belakang proposal penelitian akan dimulai dengan argumentasi peneliti

untuk menyampaikan bahwa masalah yang ditelitinya benar-benar merupakan masalah

yang besar dan memberikan dampak yang besar. Oleh karena besarnya masalah bersifat

relatif, besarnya masalah yang diteliti sangat tergantung pada kemampuan peneliti

untuk membuktikan bahwa masalah serta dampak yang diteliti adalah besar.

Berikut ini beberapa metode untuk menunjukkan bahwa masalah besar:

1. Bandingkan masalah tersebut dengan tempat lain

Masalah akan terlihat besar jika mempunyai angka yang lebih tinggi dibandingkan

dengan tempat lain.

Contoh:

Di Kecamatan A, prevalensi diare sebesar 10%. Padahal, di kecamatan lainnya,

prevalensi diare adalah sekitar 1-5%. Hal ini berarti prevalensi diare di kecamatan A

lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

2. Bandingkan masalah tersebut dengan waktu sebelumnya.

Page 4: LO Skenario 1 Research

Masalah akan terlihat besar jika masalah tersebut mempunyai angka yang lebih

tinggi dibandingkan dengan waktu sebelumnya.

Contoh:

Prevalensi diare di kecamatan A sebesar 10% ternyata lebih tinggi daripada tahun

sebelumnya sebesar 5%.

3. Bandingkan masalah tersebut dengan target yang diharapkan.

Masalah akan terlihat besar jika masalah tersebut mempunyai angka yang lebih

tinggi dibandingkan dengan target yang diharapkan.

Contoh:

Di Kecamatan A, pemerintah menargetkan prevalensi diare turun dari 5% menjadi

3% pada tahun berikutnya. Ternyata, prevalensi diare tahun berikutnya lebih tinggi

daripada yang diharapkan, yaitu sebesar 10%.

4. Masalah tersebut memberikan dampak yang besar.

Dampak dari masalah beraneka ragam, misalnya berdampak pada peningkatan

angka kesakitan, angka kematian, dampak ekonomi, dampak psikologis, prognosis

penyakit yang lebih buruk, dan lain-lain.

Contoh:

Diare menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat, perkembangan terhambat, dan

kematian.

Area Spesifik (Komponen A)

Area spesifik yang dilahirkan dari komponen M dan D bisa beragam. Area spesifik

dalam bidang kedokteran dan kesehatan paling tidak bisa dibagi ke dalam area

penentuan besar masalah, diagnosis, faktor resiko, faktor penyebab/etiologis,

pengobatan, prognosis, dan patofisiologi. Sebagai contoh, untuk masalah diarepeneliti

bisa mengambil area spesifik yang beragam, seperti:

1. Penentuan besar masalah, yaitu dengan meneliti prevalensi diare

2. Diagnostik, yaitu dengan mencari bagaimana mendiagnosis diare agar lebih akurat.

3. Faktor resiko, yaitu dengan mencari faktor resiko terjadinya diare

4. Pengobatan, yaitu dengan melakukan uji klinis

Page 5: LO Skenario 1 Research

5. Prognosis, yaitu dengan meneliti bagaimana keluaran dari pasien-pasien yang

mengalai diare, dan

6. Patofisiologi, yaitu dengan melakukan pemeriksaan zat tertentu dalam tubuh pasien

Area spesifik dapat dinyatakan secara eksplisit maupun implisit. Secara eksplisit,

peneliti dapat menuliskan ketertarikannya untuk meneliti are tertentu. Cara yang lebih

banyak dilakukan adalah dengan cara imlisit. Setelah menyampaikan masalah dan

dampak (yang pada umumnyaterdiri dari satu atau dua paragraf), peneliti langsung

melakukan elaborasi dari area yang akan diteliti. Elaborasi yang dilakukan peneliti

menunjukkan area apa yang dimintainya.

Elaborasi Apa yang Sudah Dilakukan (Komponen E)

Pada bagian ini, kita harus menuliskan berbagai penelitian yang sudah dilakukan

dalam bidang apa yang akan diteliti. Tujuan dari bagian ini adalah memberikan

gambaran apa saja yang sudah diteltii agar kita dapat mengidentifikasi apa yang masih

belum diketahui. Apabila kita memilih area spesifik diagnosis, elaborasilah penelitian

yang telah dilakukan yang berakitan dengan diagnosis. Kita tidak perlu mengelaborasi

area lainnya. Apabila kita memilih area spesifik terapeutik, elaborasilah penelitian yang

telah dilakukan yang berkaitan dengan terapeutik. Kita tidak perlu mengelaborasi area

lainnya. Begitulah konsekuensi apabila kita memilih area tertentu.

Apabila dalam satu penelitian terdapat dua area dan keduanya penting, kita perlu

melakukan elaborasi dari kedua area tersebut. Misalnya, dalam satu penelitian, peneliti

tertarik untuk meneliti area diagnostik dan terapeutik. Tentunya, peneliti harus

mengelaborasi penelitian yang telah dilakukan tentang diagnostik dan terapeutik.

Kita harus pandai dalam menyusun komponen elaborasi supaya alurnya

sistematis. Untuk membantu elaborasi yang sistematis, perlu dibuat matriks elaborasi.

Dari matriks inilah kita dapat melihat secara jernih apa saja yang sudah diketahui dari

area yang akan diteliti. Selanjutnya, melalui pemahaman ini kita dapat menyusun narasi

yang argumentatif sehingga kesenjangan yang kita temukan menjadi logis.

Kesenjangan Apa yang Ditemukan (Komponen K)

Page 6: LO Skenario 1 Research

Bagian kesenjangan (K) adalah konsekuensi dari bagian elaborasi (E). Kita bisa

mengidentifikasi apa yang belum diketahui jika kita tahu apa yang sudah diketahui.

Dari komponen K inilah kita menyimpulkan masalah penelitian apa yang akan

dilakukan. Sesuatu yang baru dalam penelitian mencakup salah satu dari aspek

populasi, desain penelitian, keluaran, dosis, alat ukur, dan lain-lain. Berikut beberapa

contoh kesenjangan yang dapat ditemukan setelah melakukan elaborasi.

1. Penelitian sebelumnya menggunakan desain uji klinis tanpa blinding. Kita lalu

merencanakan penelitian uji klinis dengan blinding.

2. Penelitian sebelumnya menggunakan alat ukur yang kurang valid dan kurang

reliabel. Kita lalu merencanakan penelitian dengan menggunakan alat ukur yang

lebih valid dan lebih reliabel.

3. Penelitian sebelumnya melakukan follow up selama tiga bulan. Kita lalu

merencanakan penelitian dengan follow up lebih lama, misalnya enam bulan.

4. Penelitian sebelumnya menggunakan subjek dengan derajat penyakit berat dan

ringan. Kita lalu merencanakan penelitian dengan subjek penelitian berat saja.

5. Penelitian sebelumnya menggunakan dosis tinggi. Kita lalu merencanakan

penelitian dengan dosis yang lebih rendah.

6. Penelitian sebelumnya menggunakan keluaran keadaan klinis saja. Kita lalu

merencanakan penelitian dengan klinis, laboratoris, dan mikrobiologis.

Setelah melakukan elaborasi, banyak kesenjangan yang mungkin kita peroleh. Pada

contoh pertama, kesenjangan ada pada aspek cara pengukuran. Pada contoh kedua,

aspek alat ukur. Contoh ketiga, aspek waktu pengukuran. Contoh keempat, aspek

populasi. Contoh kelima, aspek dosis. Contoh keenam, aspek keluaran. Jadi, kita tidak

perlu khawatir dengan kesenjangan karena besar kemungkinan, kesenjangan tersebut

akan selalu ada.

Point-point Latar Belakang Penulisan Masalah:

Pertama, ada baiknya kita mengetahui dan memahami latar belakang yang dimaksud

dari sebuah makalah. Latar belakang biasanya adalah suatu permasalahan yang muncul

di masyarakat dimana permasalahan tersebut banyak terjadi dan menjadi semacam

fenomena yang menarik untuk diangkat. Jadi sebuah kasus yang akan diangkat menjadi

latar belakang masalah sebaiknya merupakan kasus atau masalah yang menarik dan

Page 7: LO Skenario 1 Research

sedang terjadi atau sedang hangat dibicarakan. Walaupun sebenarnya tidak ada aturan

khusus yang melarang Anda untuk mengangkat sebuah topik atau masalah yang tidak

terkenal atau sudah lama terjadi, tetapi memilih sebuah kasus yang menarik dan terbaru

untuk diangkat merupakan poin positif tersendiri untuk makalah Anda nantinya.

Yang kedua, manfaat dari pembahasan tersebut apakah akan berpengaruh kepada

masyarakat kedepannya atau tidak. Sebuah penulisan atau makalah yang baik haruslah

memiliki tujuan dan manfaat yang baik pula Karena dengan menghasilkan tulisan serta

manfaat yang baik diharapkan dapat merubah perspektif si pembaca agar ikut

melakukan perubahan atau ikut bertindak dalam permasalahan tersebut.

Yang ketiga, adalah seberapa pentingnya masalah tersebut untuk diteliti apakah, apakah

nantinya penelitian yang Anda jalani akan melakukan sebuah hasil atau perubahan hal

ini terkait dengan manfaat dan tujuan yang sebelumnya dibahas. Jadi setidaknya

penelitian yang Anda kerjakan tidak sia-sia dan hanya untuk memenuhi tugas semata

tanpa ada hasil yang realistis.

Yang keempat, adalah apakah topik atau masalah tersebut sudah pernah dibahas atau

diteliti sebelumnya, hal ini perlu Anda ketahui karena Anda pasti tidak menginginkan

pekerjaan yang sia-sia ketika tahu bahwa hasil penulisan makalah Anda sudah ada dan

pernah dibahas atau diteliti sebelumnya. Sebenarnya hal tersebut bukan berarti

pekerjaan Anda menjadi tidak berguna dan benar-benar bisa dikatakan sia-sia, karena

walaupun sudah pernah dikerjakan sebelumnya hasil dan pembahasan tersebut pasti

memiliki perbedaan, meskipun akan lebih baik jika Anda mengetahuinya sejak awal

jadi setidaknya Anda bisa melengkapi dan menyempurnakan makalah tersebut dan

menghasilkan penelitian yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Yang kelima, tentunya pilihlah topik yang sesuai dengan keinginan Anda, karena

tentunya Anda akan lebih giat mengerjakan makalah tersebut apabila menggunakan

topik yang menarik minat Anda sendiri. Karena sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan

keinginan dari diri sendiri tentunya akan lebih nikmat untuk dijalani, dibandingkan

menjalani segala sesuatunya dengan penuh paksaan.

Page 8: LO Skenario 1 Research

Yang keenam, setelah mendapatkan latar belakang masalah yang tepat, Anda harus

mengetahui dan membatasi hal-hal yang akan diteliti sehingga penelitian menjadi focus

dan tidak terlalu luas, selain itu Anda harus tahu dan menentukan narasumber ataupun

tempat dimana Anda akan memperoleh informasi yang tepat. Selanjutnya Anda tinggal

mengolah data yang Anda teliti, menganalisisnya menjadi sebuah penulisan makalah

atau skripsi yang baik dan menarik kesimpulan yang bisa dimanfaatkan nantinya baik

oleh diri sendiri maupun orang lain.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban sementara peneliti

terhadap pertanyaan penelitian (analitik). Hipotesis inilah yang akan dibuktikan oleh

peneliti melalui penelitian. Tentu saja ada dua kemungkinan hasil apakah hipotesis

penelitian terbukti atau tidak terbukti.

Seringkali, hipotesis penelitian dirancukan dengan hipotesis statistika. Perlu diketahui

bahwa hipotesis penelitian berbeda dengan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian

adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian sementara hipotesis statistik

adalah jawaban sementara terhadap uji statistik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

berikut:

Dua orang peneliti, secara terpisah, akan melakukan penelitian untuk mengetahui

hubungan antara kebiasaan minum alkohol dengan kanker payudara. Peneliti pertama

mempunyai hipotesis bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan minum alkohol

dengan kanker payudara, sementara peneliti kedua mempuyai hipotesis bahwa tidak ada

hubungan antara minum alkohol dengan kanker payudara.

Setelah data terkumpul, kedua orang peneliti tersebut melakukan analisis statistik

dengan menggunakan uji chi square. Salah satu prosedur statistik adalah peneliti harus

mengetahui hipotesis nol dan hipotesis alternatif dari uji yang dilakukan. Hipotesis nol

dari uji statistik yang dilakukan adalah tidak ada hubungan antara minum alkohol

dengan kanker payudara. Dengan demikian, dalam hal uji statistik, kedua peneliti tentu

saja mempunyai hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang sama.

Page 9: LO Skenario 1 Research

Dari contoh diatas, terlihat bahwa hipotesis statistik “di belahan dunia mana pun akan

selalu sama”. Sementara hipotesis penelitian bisa berbeda-beda antarpeneliti bergantung

pada dugaan si peneliti itu sendiri. Hipotesis yang diabahas pada bagian ini adalah

hipotesis penelitian, bukan hipotesis uji statistik.

Bagaimana membuat hipotesis yang benar?

Suatu hipotesis harus memenuhi syarat berikut:

1. Merupakan kalimat deklaratif

2. Konsisten dengan pertanyaan penelitian

3. Hipotesis hanya dibuat untuk penelitian analitik

4. Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama

5. Menyebutkan variabel secara spesifik

6. Hanya mengandung satu variabel bebas dan satu variabel tergantung

7. Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas, tapi hanya emngandung satu

variabel tergantung

8. Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk hipotesdis negatif maupun hipotesis positif

9. Hipotesis positif dapat dibuat dalam hipotesis satu arah atau dua arah

Jenis Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis negatif dan hipotesis positif. Hipotesis

positif dibagi menjadi hipotesis positif dua arah dan hipotesis positif satu arah.

Hipotesis negatif adalah jawaban sementara yang menyatakan tidak ada hubungan

antarvariabel atau tidak ada perbedaan antarvariabel. Sementara hipotesis positif adalah

hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antarvariabel atau adanya perbedaan

antarvariabel. Pada hipotesis negatif terdapat kata kunci “tidak ada hubungan....” atau

“tidak ada perbedaan....”

Hipotesis positif yang hanya menyatakan adanya hubungan antarvariabel tanpa

menyebutkan secara jelas bagaimana sifat dari hubungannya, dinamakan sebagai

hipotesis dua arah. Pada hipotesis positif dua arah terdapat kata kunci “Ada

hubungan....” atau “Ada perbedaan....” Hipotesis positif yang menyatakan adanya

hubungan antarvariabel serta menyebutkan secara jelas sifat dari hubungannya,

dinamakan sebagai hipotesis satu arah.

Page 10: LO Skenario 1 Research

PENYUSUNAN HIPOTESIS

Bagaimana memecahkan suatu masalah, yang perlu diperhatikan adalah mencari sebab

dari masalah tersebut. Untuk mencari sebab-sebab dari masalah tersebut, maka

dilakukan penelitian. Agar penelitian dapat terarah, dirumuskan pendugaan terlebih

dahulu terhadap penyebab terjadinya masalah tersebut. Pendugaan terhadap penyebab

masalah tersebut disebut hipotesis. Hipotesis terdiri dari dua kata, yakni hipo (yang

berarti keraguan), dan tesis (yang berarti kebenaran). Jadi hipotesis berarti kebenaran

yang masih diragukan. Dalam pandangan Kerlinger, hipotesis adalah kesimpulan

sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih;

sedangkan menurut Bailey, hipotesis merupakan suatu proposisi yang dinyatakan dalam

bentuk yang dapat diuji dan meramalakan suatu hubungan tertentu antara dua variabel

(Malo dan Trisnoningtias, 1990:39). Hipotesis tersebut akan ditolak jika salah, dan

diterima jika fakta-fakta dalam penelitian membenarkan. Oleh karenanya penolakan dan

penerimaan hipotesis sangat tergantung kepada hasil-hasil penelitian empiris.

Hipotesis dapat juga dipandang sebagai suatu konklusi yang sifatnya sementara.

Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis dibuat dengan sembarangan, tetapi atas dasar

pengetahuan tertentu yang sebagian dapat diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu,

dan teori-teori yang relevan. Hipotesis mempunyai fungsi pengarah, yang memberikan

batasan-batasan mengenai macam-macam data yang harus dikumpulkan, cara-cara

pengumpulan data, dan model-model analisisnya (Mantra, 2001:10).

Suatu hipotesis penelitian ilmiah harus memenuhi syarat-syarat tertentu, diantaranya

adalah: Pertama, hipotesis adalah hasil kontruksi dari gagasan-gagasan yang dapat

diterangkan berdasarkan teori-teori atau hasil-hasil pengamatan tertentu; Kedua,

hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement) dan sama sekali tidak

boleh dalam bentuk pertanyaan; Ketiga, hipotesis selalu dikaitkan dengan keadaan

populasi, bukan hanya keadaan sampel yang diteliti, sampel penelitian hanya berfungsi

sebagai ajang atau wahana pengujian hipotesis, hasil penelitian pada sampel akan

digeneralisasikan pada populasi sumber sampel yang diambil; Keempat, dalam

hipotesis harus dilibatkan sedikitnya dua variabel (ubahan), pernyataan mengenai hanya

satu variabel tidak merupakan hipotesis yang perlu diuji; Kelima, suatu hipotesis

penelitian harus dapat dites, agar suatu hipotesis dapat diuji.

Page 11: LO Skenario 1 Research

Paling kurang ada ada tiga macam perumusan hipotesis, yakni yang bersifat deskriptif

(menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yang menjadi fokus perhatian

penelitian), korelasional (menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel

tetapi tidak menunjukkan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang

menjadi akibat dalam hubungan tersebut), dan kausalitas (telah menunjukkan variabel

mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat) [Lihat: Malo dan

Trisnoningtias, 1990:40-41]

Kriteria Hipotesis yang baik:

Dikembangkan dengan teori yang sudah ada, penjelasan logis atau hasil hasil penelitian

sebelumnya.

Hipotesis menunjukkan maksudnya dengan jelas.

hjipotesis dapat diuji

Hipotesis ini lebih baik dibanding hipotesis kompetisinya.

MACAM-MACAM HIPOTESIS

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel

walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.

Contoh Hipotesis Deskriptif:

Permasalahan Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso”

mempunyai perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?

Assumsi:

Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk

menerima proses perdamaian.

Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses

perdamaian.

Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai

suatu proses perdamaian.

Hipotesis Umum:

Page 12: LO Skenario 1 Research

Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses

perdamaian.

Hipotesis khusus:

Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses perdamaian.

Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses

perdamaian.

Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.

2. Hipotesis Korelasional/hubungan

Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara

dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat

kausal (sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas

Contoh Hipotesis Korelasional:

Permasalahan Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi

suatu Perusahaan.

Asumsi:

Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi

Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat

Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.

Hipotesis:

Semakin besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat

keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses

perdamaian hasil produksi yang semakin meningkat.

Hipotesis Korelasional terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi

Hipotesis Kausalitas

Contoh Hipotesis Kausalitas:

Permasalahan Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal

dalam suatu lingkungan masyarakat.

Page 13: LO Skenario 1 Research

Asumsi:

Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau

peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan

Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan

masyarakatnya.

Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan

tindakan kriminal.

Hipotesis:

Untuk mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya

absorbsinya jika mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat, maka

mereka semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

Hipotesis korelasi

hipotesis korelasi (correlational hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan dua

variabel terjadi bersamaantanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.

Contoh:

- HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.

3. Hipotesis asosiasi

Pengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik

dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua

variabel

Hipotesa Kerja (Hk) dan Hipotesa Nol (Ho)

Hipotesa-hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif,

relasional maupun hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja (Hk). Supaya hipotesa

kerja tersebut dapat diuji secara statistik, maka diperlukan suatu hipotesa pembanding.

Dalam penelitian sosial hipotesa pembanding tersebut dibuat secara arbritrer yang

berbentuk hipotesa nol (Ho). Hipotesa nol (Ho) adalah formulasi/rumusan terbalik dari

hipotesa kerja (Effendi, 1989:43-45).

Page 14: LO Skenario 1 Research

Contoh Hipotesa Kerja (Hk):

Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat

kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.

Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki

pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai

ekonomis anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil.

Keduanya menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan

kontrasepsi moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka

relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki pekerjaan

berpenghasilan tidak tetap.

Contoh Hipotesa Nol (Ho):

Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat

kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang

rendah.

Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang

signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan

berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil,

persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta

perilaku kontrasepsi moderen.

Metode Penelitian:

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam

pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

hipotesis penelitian.

a. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif

dan komparatif. Menurut Erlina (2008:20), penelitian deskriptif adalah penelitian

terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek

berupa individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Penelitian

deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang: apa, siapa, kapan, di

mana, dan bagaimana yang berkaitan dengan karakteristik populasi atau fenomena

tersebut. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan metode komparatif yang

dilakukan dengan membandingkan teori yang ada dengan praktik yang ditemui di

Page 15: LO Skenario 1 Research

dalam perusahaan dan menarik kesimpulan.

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, maka penulis melakukan pendekatan studi kasus. Dengan

menggunakan pendekatan ini, data yang dikumpulkan dapat disesuaikan dengan

keadaan yang sebenarnya dan dibandingkan dengan teori yang menunjang. Dengan

demikian, dapat memberikan gambaran yang cukup jelas serta dapat menarik

kesimpulan dari objek yang diteliti.

b. Jenis Data

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data

penelitian ini adalah:

- Data primer merupakan data mentah yang diperoleh secara langsung melalui

wawancara dengan pihak yang berhubungan dengan penelitian yang sedang

dilakukan, kemudian akan diolah untuk tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

- Data sekunder, merupakan data yang telah dikumpulkan lembaga pengumpul data

dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Erlina, 2008:24). Data

sekunder dalam penelitian ini adalah berupa Laporan Laba Rugi tahun 2008-2009.

c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:

1. Teknik observasi yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung ke

perusahaan tersebut.

2. Teknik wawancara yaitu dengan cara melakukan tanya jawab secara

langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten.

3. Teknik kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dari buku atau bahan

tulisan yang ada relevansinya dengan skripsi ini.

Page 16: LO Skenario 1 Research

d. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Akuntansi Pertanggungjawaban

sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya”, maka terdapat

dua jenis variabel yang menjadi atribut dalam penelitian yang dilakukan,

yaitu :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang dapat mempengaruhi perubahan

dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun

negatif bagi variabel dependen. Dalam hal ini, variabel independen adalah

akuntansi pertanggungjawaban (variabel x).

2. Variabel terikat yaitu variabel yang dapat dipengaruhi oleh Variabel

Independen. Dalam hal ini, Variabel Dependen adalah pengendalian biaya

(variabel y).

e. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif, yaitu metode di mana data dikumpulkan, disusun,

diinterpretasikan, dan dianalisa sehingga memberikan keterangan yang

lengkap bagi permasalahan yang dihadapi.

Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan metode komparatif. Hal ini

dilakukan untuk membandingkan teori yang ada dengan praktik yang

ditemui di dalam perusahaan dan menarik kesimpulan. Langkah akhir yang

digunakan dalam menganalisis data adalah memberi saran dari hasil

perbandingan yang telah dilakukan.

f. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Metode penelitian bisa kita artikan sebagai sebuah cara ilmiah yang dapat

digunakan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk keperluan

penelitian. Cara ilmiah di sini artinya cara-cara yang didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan yang harus rasional, empiris, dan sistematis.

Penelitian lazim dilakukan oleh kalangan akademisi, mahasiswa yang hendak

mengerjakan tugas akhirnya, maupun para praktisi dunia bisnis, sosial, dan ilmu

Page 17: LO Skenario 1 Research

pasti. Dengan kata lain, penelitian adalah hal lumrah yang dilakukan oleh

banyak pihak. Yang membedakan penelitian sebuah pihak dan pihak lainnya

adalah metode penelitian yang dipilih. Sebuah metode dipilih berdasarkan jenis,

tujuan, dan latar belakang penelitian.

Secara garis besar, ada 2 jenis metode penelitian, yaitu metode kualitatif dan

kuantitatif.

Metode Penelitian Kualitatif

Metode kualitatif adalah sebuah metode yang fokus terhadap asumsi

berdasarkan fakta. Sebuah penelitian kualitatif meyakini bahwa kebenaran itu

dinamis, dan dapat dicari tahu dengan menelaah orang-orang terkait interaksinya

dengan situasi. Metode ini mendasarkan kesimpulan penelitian pada asumsi-

asumsi interpretasi yang tepat mengacu pada fakta dan teori pendukung.

Ada lima karakteristik metode kualitatif, yakni:

1. Sumber data didapatkan dari lingkungan alamiah

Metode kualitatif mengharuskan penelitinya menggunakan lingkungan

alamiah sebagai sumber data penelitian. Oleh karena itu, biasanya metode ini

digunakan untuk mengkaji situasi sosial. Si peneliti akan datang langsung ke

lokasi terjadinya situasi sosial, memahami, lantas mempelajarinya.

Terkadang peneliti harus melebur langsung ke dalam situasi atau sekadar

menuliskan catatan-catatan penting dari data yang ia dapatkan di lapangan.

Catatan dan hasil penelitian kualitatif harus segera disusun agar masih hangat

saat dipublikasikan. Ingat bahwa kebenaran bersifat dinamis, sehingga

kebenaran hari ini belum tentu sama dengan kebenaran esok hari.

2. Bersifat deskriptif analitik

Maksudnya adalah data yang diperoleh dari lapangan (berupa catatan

lapangan, hasil wawancara, foto-foto, dan analisis dokumen) tidak

dituangkan dan dianalisis dalam bentuk angka. Deskriptif berarti bersifat

memaparkan, menggambarkan. Maka data (dan hasil analisis) dituangkan

dalam bentuk deskriptif narasi, pemaparan yang mendetail.

Page 18: LO Skenario 1 Research

Metode deskriptif ini pada prinsipnya harus dapat menjawab mengapa dan

bagaimana sesuatu (fenomena) dapat terjadi. Dalam hal ini peneliti harus

memiliki kematangan landasan teori sehingga justifikasinya atas data

penelitian menarik dan berbobot.

3. Menekankan pada proses, bukan pada hasil

Karena datanya berupa didapatkan dari lingkungan ilmiah, penekanan metode

penelitian kualitatif berada pada proses pencarian hingga analisis data; apa

yang peneliti lakukan, mengapa peneliti melakukan hal tersebut, dan

bagaimana peneliti melakukannya. Sebuah data yang deskriptif tidak dapat

diukur secara kuantitatif dan dijustifikasi berdasarkan frekuensinya saja.

4. Bersifat induktif

Maksudnya adalah penelitian dengan metode ini tidak dimulai dari belakang

meja, tidak dimulai dari deduksi teori; melainkan dimulai dari ditemukannya

fakta fenomena di lapangan. Setelah menemukan objek penelitianya, peneliti

akan terjun ke lapangan, mempelajari data lalu menganalisis serta

menafsirkannya berdasarkan teori yang ada.

5. Mementingkan makna

Makna suatu peristiwa yang dijadikan objek penelitian adalah hal utama

dalam metode penelitian ini. Ketepatan penafsiran makna mendorong

terbentuknya hasil penelitian kualitatif yang maksimal dan justifikasinya

baik.

Metode Penelitian Kuantitatif

Berbeda dengan metode kualitatif, metode ini adalah bagaimana mengolah data

dan hubungan antar-data secara sistematis dengan mengolahnya dalam bentuk

angka-angka. Oleh karena itu, metode ini identik dengan angka, matematika,

dan ilmu statistika.

Metode kuantitatif lazimnya digunakan dalam penelitian-penelitian di bidang

ilmu alam dan ilmu pendidikan (misalnya untuk mengetahui efektivitas aplikasi

Page 19: LO Skenario 1 Research

sebuah metode pendidikan dalam kelas). Namun tidak sedikit penelitian di

bidang ilmu sosial yang menerapkan metode ini.

Metode ini memegang kuat prinsip pembuktian hipotesis. Di awal penelitian,

peneliti biasanya memiliki suatu hipotesis atau teori yang ia yakini

kebenarannya. Penelitian dilakukan untuk membuktikan hipotesis tersebut benar

atau salah. Kesimpulan yang ditarik di akhir penelitian adalah penegasan bahwa

hipotesis awal benar atau salah.

Contoh mudah dari aplikasi metode ini adalah survey. Dalam survey, peneliti

akan menentukan jumlah sampel yang sepadan dengan jumlah keseluruhan

populasi, lalu hasil survey (data penelitian) diolah dengan rumus-rumus

statistika sehingga dapat disimpulkan hasil penelitiannya.

Inilah beberapa ciri metode penelitian kuantitatif:

1. Adanya hubungan kausalitas

Pada penelitian kuantitatif, peneliti kerap kali menetapkan hubungan sebab

akibat (kausal) antara variabel dalam hipotesisnya. Setelah data dianalisis,

peneliti kemudian dapat menyimpulkan sesignifikan apa hubungan kausalitas

antara variabel-variabel tersebut.

2. Bersifat deduktif

Penelitian kuantitatif cenderung bertujuan untuk menguji atau membuktikan

sebuah teori. Setelah teori dipilih, barulah si peneliti mencari beberapa sampel

yang bisa diambil dan melakukan eksperimen atau tes (bisa juga berupa survey)

kepada sampel tersebut.

Hasil eksperimen tersebut adalah data dalam metode penelitian ini. Peneliti

lantas mengolah data dengan teori-teori dan rumus-rumus statistika terkait.

Setelah itu, barulah peneliti dapat menyimpulkan apakah teori yang ia uji benar

adanya atau tidak (berdasarkan hasil penelitian).

3. Menggeneralisasikan hasil

Page 20: LO Skenario 1 Research

Biasanya, hasil penelitian kuantitatif di suatu lingkungan dapat digeneralisasikan

ke lingkungan lain; atau ke lingkungan yang lebih luas dengan menambah

sampel.

Memilih Metode Penelitian Berdasarkan Jenis Penelitian

Dari kedua metode yang telah dipaparkan di atas, diketahui bahwa keduanya

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu penting

kiranya bagi peneliti untuk memilih metode yang tepat sesuai kebutuhan.

Untuk itu, peneliti sepatutnya memahami terlebih dahulu jenis-jenis penelitian.

Penelitian memiliki banyak sekali jenisnya. Jika dikelompokkan, jenis penelitian

bisa dibedakan berdasarkan tujuannya, pendekatannya, tingkat eksplanasi, dan

jenis penelitian berdasarkan analisis dan jenis datanya.

1. Penelitian Menurut Tujuan

Jenis penelitian menurut tujuannya terdiri atas dua jenis, yakni penelitian

murni dan penelitian terapan.

Penelitian Murni: yakni penelitian yang hanya diarahkan untuk memahami

suatu masalah. Penelitian ini hanya dilakukan untuk mengembangkan teori

saja, tanpa memerhatikan tujuan praktisnya.

Penelitian Terapan: yakni penelitian yang diarahkan atau bertujuan untuk

menemukan sebanyak mungkin informasi yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah.

2. Penelitian Menurut Metode

Jenis penelitian menurut metodenya dibagi menjadi 8 jenis, yakni penelitian

survey, ex post facto, eksperimen, naturalistic, policy research, action

research, penelitian evaluasi, dan penelitian sejarah.

Penelitian Survey: yakni penelitian yang dilakukan pada sebuah populasi,

baik populasi besar maupun kecil, dengan sumber data yang berasal dari

populasi tersebut. Tujuannya untuk menemukan hubungan antarvariabel,

distribusi, dan kejadian-kejadian yang sifatnya relatif.

Page 21: LO Skenario 1 Research

Penelitian Ex Post Facto: yakni penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

sebab-sebab atau faktor-faktor yang memicu terjadinya suatu peristiwa yang

sudah berlangsung.

Penelitian Eksperimen: yakni penelitian yang bertujuan untuk menemukan

pengaruh suatu variable terhadap variable yang lain dalam kondisi yang

terkontrol secara ketat. Variable yang ditelitinya bisa dimanipulasi sendri

oleh si peneliti.

Penelitan Naturalistic: yakni metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti kondisi objek alami.

Policy Research: yakni penelitian yang bertujuan untuk meneliti masalah-

masalah sosial yang mendasar.

Action Research: yakni penelitian yang digunakan untuk menemukan metode

kerja yang paling efektif dan efisien.

Penelitian Evaluasi: yakni penelitian yang bertujuan untuk membandingkan

sebuah kejadian dengan program yang telah ditentukan peneliti.

Penelitian Sejarah: yakni penelitian terhadap kejadian-kejadian logis yang

terjadi di masa lalu.

3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi

Penelitian ini terdiri atas tiga jenis penelitian, yakni penelitian deskriptif

(untuk mendeskripsikan nilai-nilai suatu variabel) komperatif (untuk

membandingkan variabel-variabel penelitian), dan penelitian

asosiatif/hubungan (untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau

lebih).

4. Penelitian Menurut Analisis dan Jenis Data

Page 22: LO Skenario 1 Research

Penelitian ini terdiri atas 2 jenis penelitian, yakni penelitian kualitatif

(datanya berupa kata, kalimat, gambar, atau skema) dan penelitian

kuantitatif(datanya berupa angka atau scoring dari data kualitatif).

3. Format dan ketentuan Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung:

Umum

A. Bahasa

1. Kecuali abstrak, penulisan dilaksanakan dalam bahasa Indonesia dengan

berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan (EYD) dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1987).

2. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan/atau Inggris baku.

B. Jumlah

1. Universitas berhak menerima dua eksemplar dari setiap laporan penelitian

atau skripsi/tesis yang disusun oleh dosen atau mahasiswa Universitas

Lampung.

2. Skripsi/tesis/laporan seperti yang tercantum pada (a) digunakan:

a. Satueksemplaruntukdokumentasijurusan.

b. Satu eksemplar untuk dokumentasi perpustakaan universi- tas.

C. Kertas

1. Kertas berukuran A4 (21x29,7cm).

2. Jenis kertas:

a. Untuk skripsi/tesis digunakan kertas HVS dengan bobot 80 gram

b. Untuk laporan penelitian dan makalah ilmiah digunakan kertas HVS

dengan bobot 80 gram atau duplikator.

3. Untuk kulit (sampul) digunakan kertas buffalo.

4. Warnakertas:

a. Selain kulit (sampul), seluruh kertas berwarna putih.

b. Warna kulit mengikuti warna bendera fakultas.

Page 23: LO Skenario 1 Research

c. Warna kulit untuk laporan penelitian kerjasama bergantung pada

perjanjian.

d. Untuk laporan penelitian antarbidang ilmu, kulit laporan berwarna biru

langit.

D. Pengetikan

1. Skripsi/tesis, laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diketik

dengan komputer, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Ukuran huruf 12, dengan font Times New Roman;

b. Bila diperlukan, ukuran huruf 10 atau 11 dapat digunakan untuk isian

(bukan judul) dalam tabel atau gambar;

c. Huruf miring (italic) digunakan untuk kata asing, dan nama buku serta

majalah atau publikasi ilmiah pada catatan kaki (tidak dalam daftar

pustaka);

2. Penggandaan dapat dilakukan dengan fotokopi dengan kertas dan tinta yang

berkualitas tinggi, atau dicetak.

3. Judul bab dan subbab

a. Judul bab diketik 6 spasi dari batas atas kertas.

b. Judul subbab pada bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris

penuh di bawahnya.

c. Jika tempat tidak memungkinkan, judul subbab harus dimulai pada

halaman berikutnya.

4. Kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipenggal ke halaman

berikutnya, seluruh kata harus diketik pada halaman berikutnya.

5. Alinea

a. Alinea dapat dipisahkan dengan indentasi atau perbedaan spasi.

b. Jarak indentasi bebas tetapi ajeg (consistent).

E. Sembir (Margin)

1. Jarak dari pinggir kertas (Contoh l)

a. Sembir bawah, atas, dan kanan berjarak 3 cm (1,2 inci) dari pinggir

kertas.

b. Sembir kiri berjarak 4 cm (1,6 inci) dari pinggir kertas.

Page 24: LO Skenario 1 Research

c. Pengetikan mengikuti kaidah penulisan. Oleh karena itu, sembir kanan

tidak perlu rata.

2. Semua tabel dan gambar harus berada dalam sembir (margin)

F. Spasi

1. Secara umum, keseluruhan tulisan harus berspasi ganda

2. Spasi tunggal digunakan untuk judul, judul subbab, kutipan, tabel, judul

tabel, judul gambar, entri bibliografi, dan naskah pada abstrak makalah

ilmiah

3. Spasi tripel digunakan untuk antar tabel, antar gambar, antara tabel dan

naskah, dan antara gambar dan naskah.

4. Spasi empat digunakan:

a. Antara nama penulis dan baris pertama naskah pada halaman abstrak.

b. Antara “Daftar Tabel” dan baris pertama judul tabel pada halaman daftar

tabel.

c. Antara “Daftar Gambar” dan baris pertama judul gambar pada halaman

daftar gambar

d. Antara judul bab dan subbab atau baris pertama naskah.

5. Jarak (Jumlah ketukan antarkata) dalam tulisan:

a. Jarak satu ketukan digunakan antarkata dan setelah semua tanda baca

kecuali setelah titik pada akhir kalimat, titikdua, titik koma, tanda tanya,

dan tanda seru.

b. Jarak satu ketukan digunakan sesudah titik untuk singkatan gelar dan

nama.

c. Jarak dua ketukan digunakan setelah tanda baca titik pada akhir kalimat,

titik dua, titik koma, tanda tanya, dan tanda seru.

d. Antara titik dan singkatan lain dalam suatu gelar (misalnya

Ph.D.,S.H.),dengan angka lain untuk menunjukkan waktu, dan dengan

angka lain yang menunjukkan bilangan ribuan tidak mempunyai jarak

G. PenomoranHalaman

1. Nomorhalamandiketiktanpatandapetikataupuntandahubung.

2. Nomor halaman ditempatkan di samping kanan, satu spasi di atassembir(

margin )atasdanberjarak3cm(l,2inci)daripinggir kanan kertas

Page 25: LO Skenario 1 Research

3. Padahalamanyangmemuatjudulutama(bab),nomorhalaman

tidakdicantumkantetapidihitung.

4. Semua halaman dinomori, kecuali halaman pertama yang kosong, halaman

judul, halaman muka, dan halaman pertama satu bab

5. Halaman“Pendahuluan”sampai“DaftarPustaka”danlampiran

diberiangkaArabdimulaidenganangkal.

H. LaporandanSkripsi/TesisdenganVolumeGanda

1. Laporan/skripsi/tesis yang tebal mungkin memerlukan dua atau lebih volume

(jilid).

2. Halaman judul harus diulang pada setiap volume dan serupa, kecuali kata-

kata “Volume I” (“Jilid I”), “Volume II” (“Jilid II”), dan seterusnya yang

diletakkan tepat di bawah judul

3. Setiap volume (jilid) mempunyai halaman-halaman pemula.

4. Penomoran halaman berurutan dari “VolumeI” (“JilidI”) sampai volume

(jilid) terakhir.

I. Enumerasi

1. Penomoran bab, subbab, dan seterusnya bukan keharusan

2. Huruf atau nomor yang sudah digunakan untuk suatu bab tidak dapat

digunakan untuk subbab dan seterusnya.

3. Jika hendak mengikuti pola enumerasi dengan penomoran hendaknya

digunakan pola berikut:

1......................................................................................................

1.1..............................................................................................

1.1.1.....................................................................................

1.1.1.1.....................................................................

1.1.1.2.....................................................................

Pembagian yang lebih bawah lagi (lebih dari empat) hendaknya

menggunakan huruf Latin kecil seperti berikut:

1......................................................................................................

1.1..............................................................................................

1.1.1.....................................................................................

Page 26: LO Skenario 1 Research

1.1.1.1.....................................................................

1.1.1.2.....................................................................

a..................................................................

b.................................................................

J. Catatan Kaki

1. Catatan kaki dapat digunakan untuk:

a. mengakui kutipan, pernyataan, dan/atau gagasan yang diambil dari

penulisan/orang lain.

b. membuktikan/membenarkan pernyataan dengan menyebutkan sumber

informasi.

d. Mengutip halaman tertentu

2. Catatan kaki dapat berupa rujukan penjelas (isi) dan silang.

3. Pengetikan (Contoh31)

a. Jika menggunakan cara indentasi, untuk setiap entri catatan kaki,

indentasi dimulai pada baris pertama dan berjarak lima ketukan dari

sembir (margin).

b. Catatan kaki dipisahkan dari naskah oleh garis tidak terputus sepanjang

10 ketukan dan berjarak dua spasi dari naskah.

c. Spasi tunggal digunakan dalam catatan kaki, spasi ganda digunakan pada

antar catatan kaki.

d. Kutipan dalam naskah diikuti dengan angka Arab yang diketik sedikit

diatas garis (tikatas/superscript).

e. Nomor yang sama (juga tik atas) diketik pada awal catatan kaki pada

bagian bawah halaman tempat terdapatnya kutipan tersebut.

f. Nomor-nomor tik atas diketik langsung setelah tanda baca dalam naskah

dan tanpa jarak.

g. Setelah nomor tik atas, tidak ada tanda baca.

h. Catatan kaki penjelas dan rujukan silang dinomori dengan urutan yang

sama.

4. Penulisan

a. Penulisan pertama untuk suatu catatan kaki harus mengandung informasi

lengkap nama penulis/orang, tahun penulisan/ucapan, judul tulisan,

tempat penerbit atau makalah/ ucapan dibacakan/diucapkan.

Page 27: LO Skenario 1 Research

b. Nama penulis ditulis mulai dengan nama kecil/nama pertama diikuti

dengan huruf besar pertamana nama tengah (jika ada) dan nama

akhir/keluarga (Contoh: Agus Karyanto, Soesiladi E. Widodo, Jerry M.

Bennet).

c. Tanda baca utama adalah koma

K. Tabel dan Gambar

1. Batasan Tabel dan Gambar

a. Kata “Tabel” menyatakan data yang sudah ditabulasikan dan digunakan

dalam skripsi/tesis/laporan penelitian/makalah ilmiah, baik dalam tubuh

tulisan maupun dalam lampiran.

b. Kata “Gambar” menunjukkan semua materi non verbal yang digunakan

dalam tubuh tulisan atau lampiran seperti peta, grafik, foto, gambar, dan

skema/diagram.

2. Persiapan Tabel dan Gambar

a. Untuk membuat tabel dan gambar dapat digunakan tinta cina dengan

hasil yang sama baiknya dengan hasil komputer.

b. Jika lebih dari satu warna digunakan dalam pembuatan gambar,

pewarnaan harus ajeg untuk seluruh tulisan dan untuk setiap kopi tulisan.

c. Pemandu huruf dapat digunakan untuk judul, nomor, dan tanda-tanda.

d. Tabel dan gambar sedapatnya menggunakan kertas dengan mutu yang

sama dengan kertas yang digunakan untuk seluruh tulisan.

e. Gambar yang berbentuk foto:

1. Foto yang lebih kecil dari halaman tulisan harus dipasang dengan

rapat pada kertas dengan kualitas yang sama dengan kertas untuk

seluruh tulisan.

2. Lemyangdigunakanharusberkualitastinggi.

3. Bahan lain selain lem tidak diperkenankan untuk digunakan.

3. Penempatan Tabel dan Gambar

a. Tabel dan gambar harus berada dalam sembir/margin.

b. Tabel/gambar diletakkan sedekat mungkin dengan uraian dalamtulisan.

c. Posisi tabel/gambar sejajar lebar atau sejajar panjang kertas tidak

mempengaruhi cara penomoran halaman.

Page 28: LO Skenario 1 Research

d. Tabel atau gambar yang ukurannya kurang atau sama dengan setengah

halaman dapat diletakkan di antara uraian laporan dan dipisahkan dari

kalimat sebelah atas dan bawah dengan satu spasi tripel.

e. Tabel atau gambar yang lebih besar dari pada setengah halaman

diletakkan pada halaman tersendiri.

f. Dua atau tiga tabel/gambar yang kecil dapat diletakkan pada satu

halaman dengan pemisahan.

g. Tabel/gambar yang lebar dapat diketik atau diletakkan sejajar panjang

kertas. Judul tabel/gambar diketik dibawahnya pada sisi

penjilidan/sembir kiri

h. Tabel/gambar yang besarnya melebihi ukuran kertas dapat dilipat dengan

lipatan yang sesuai dengan ukuran kertas, sembir diukur dari batas kertas

i. Gambar, misalnya peta, yang besarnya melebihi ukuran kertas dapat

dilipat dan dimasukkan ke dalam kantong pada bagian-dalam kulit

belakang (backcover).

4. Penomoran Tabel dan Gambar

a. Tabel/gambar dinomori dengan seri yang berbeda

b. Setiap seri diberi nomor urutdengan angka Arab

c. Penerusan tabel ke halaman lain:

1. Pada halaman berikutnya di batas atas diketik “Tabel 16 (lanjutan)”

tanpa tanda petik.

2. Judul tabel tidak diketik ulang.

d. Penomoran halaman tabel/gambar

1. Penomoran halaman yang memuat tabel/gambar mengikutihalaman

naskah.

2. Nomor halaman tersebut digunakan dalam menyusun

daftartabel/gambar.

5. Judul Tabel dan Gambar

a. Judul tabel/gambar adalah penggambaran isi tabel/gambar.

b. Judul diusahakan singkat dan lugas, serta diakhiri dengan tanda baca

titik.

c. Judul tabel/gambar harus sama dalam segala hal dengan yang tertera

dalam daftar tabel/gambar.

Page 29: LO Skenario 1 Research

d. Setiap judul tabel/gambar harus diketik dimulai dari sembir kiri. Judul

gambar yang pendek (1-4kata) diketik di bawah gambar pada bagian

tengah.

e. Judul gambar yang terlalu panjang

1. Jika judul gambar terlalu panjang untuk diletakkan dua spasi di

bawah gambar, halaman lain dapat ditambahkan disebelah muka.

2. Judul diketik sedikit di atas pertengahan kertas yang ditambahkan

dan diletakkan menghadap ke gambar.

3. Nomor gambar harus ada pada halaman judul gambar dan pada

halaman gambar di bawah gambar tersebut.

4. Halaman tambahan yang memuat judul gambar diberi nornor

halaman, halaman disebaliknya tidak.

f. Nomor dan judul tabel diletakkan dua spasi di atas batas tabel.

g. Nomor dan judul gambar diletakkan dua spasi dibawah batas gambar

bawah.

Khusus

Karya ilmiah yang berupa laporan lengkap (skripsi/tesis, laporan penelitian)

terdiri dari halaman-halaman pemula, isi, dan bahan-bahan acuan.

A. Halaman-halamanPemula

Halaman-halaman pemula terdiri atas:

1. Kertas kosong

2. Abstrak

a. Tujuan utama pembuatan abstrak adalah untuk memberikan informasi

ringkas tentang penelitian yang bersangkutan, yang memungkinkan

pembaca untuk mengambil keputusan apakah tulisan tersebut akan

bermanfaat untuk dibaca.

b. Informasi pada abstrak:

1. Skripsi/tesis/laporan lengkap meliputi;

i. Masalah, tujuan, dan hipotesis (kalau ada);

ii. Deskripsi singkat metode, teknik, dan data yang digunakan;

iii. Temuan (-temuan) utama.

2. Makalah utama

i. Tujuan/masalah utama;

Page 30: LO Skenario 1 Research

ii. Ringkasan metodologi;

iii. Temuan/simpulan utama.

c. Jumlah halaman dan baris untuk abstrak:

1. Skripsi/tesis/laporan lengkap paling banyak dua halaman

2. Makalah ilmiah paling banyak setengah halaman

d. Pengetikan:

1. Skripsi/tesis/laporanlengkap

i. Kata “ABSTRAK” harus diketik dengan huruf-huruf besar tanpa

tanda petik, diletakkan di tengah-tengah kertas berjarak 6 spasi dari

pinggir atas pada halaman pertama abstrak.

ii. Kata “Oleh” harus diketik dengan jarak satu spasi tripel di bawah

judul tanpa tanda petik.

iii. Nama penulis diketik berjarak satu spasi ganda di bawah kata

“Oleh”, dan berjarak sama ke sembir kanan dan kiri.

iv. Pengetikan isi abstrak:

a. Pengetikan dimulai empat spasi di bawah nama penulis.

b. Pada halaman berikutnya, nama penulis diketik di sudut kanan

berjarak satu spasi dari batas atas sembir dan berakhir pada batas

kanan sembir.

c. Seluruh naskah dalam abstrak skripsi/tesis/laporan lengkap

diketik dalam spasi ganda.

d. Seluruh naskah dalam abstrak makalah ilmiah diketik dalam

spasi tunggal.

2. Makalah ilmiah

i. Kata “Abstrak”diketikberjaraktigaspasidarinama penulis.

ii. Seluruh naskah dalam abstrak diketik dalam spasi tunggal.

3. Halaman judul dalam skripsi/tesis/laporan

a. Judul diketik seluruhnya dalam huruf besar

b. Jika lebih dari satu baris, judul disusun secara simetrisdan diketik dalam

spasi tunggal

c. Nama penulis diketik lengkap

d. Halaman judul-luar (kulit) hanya memuat judul, nama penulis, nama

universitas, dan tahun penulisan.

Page 31: LO Skenario 1 Research

e. Gelar yang bersangkutan dengan skripsi/tesis diketik seluruhnya dalam

huruf besar dan dicantumkan pada halaman judul-dalam.

f. Nama jurusan, fakultas, dan tahun penulisan harus dicantumkan pada

halaman judul-dalam.

4. Halaman Persetujuan

a. Hanya untuks kripsi/tesis mahasiswa

b. Meliputi: judul skripsi/tesis, nama mahasiswa, dan nomor pokok

mahasiswa, jurusan, fakultas, anggota-anggota komisi pembimbing, dan

Ketua Jurusan.

5. Halaman Pengesahan

a. Hanya untuk skripsi/tesis mahasiswa

b. Meliputi:tim penguji, dekan, dan tanggal lulus ujian skripsi/tesis.

6. Riwayat Hidup

a. Hanya untuk skripsi/tesis mahasiswa

b. Bukan keharusan (optional).

c. Dapat berupa:

1. Data mengenai tanggal dan tempat lahir

2. Nama orangtua, riwayat pendidikan, riwayat kegiatan

kemahasiswaan, dan riwayat pekerjaan serta prestasi (kalau ada)

7. SusunanPeneliti

a. Hanya untuk laporan penelitian dosen

b. Disusun berdasarkan tingkatan tanggung jawab.

c. Sedapat-dapatnya mencantumkan bidang keahlian masing- masing.

8. Persembahan

a. Hanya untuk skripsi/tesis mahasiswa

b. Bukan keharusan (optional)

c. Jika diketik, harus singkat dan ditempatkan ditengah-tengah halaman.

d. Dianggap sebagai halaman pertama halaman pemula.

9. Kata Pengantar (Ucapan Terimakasih)

a. Pengetikan

1. “PRAKATA” atau “SANWACANA” diketik ditengah- tengah kertas

berjarak 6 spasi dari pinggir atas kertas tanpatandapetik.

2. “PRAKATA” atau “SANWACANA” seluruhnya diketik dalam huruf

besar.

Page 32: LO Skenario 1 Research

b. Isi

1. Gambaran umum tugas, ketentuan pengarahan, dan pegangan kerja

peneliti.

2. Gambaran umum pelaksanaan tugas dan hasil yang dicapai.

3. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

4. Tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan tulisan.

5. Nama penulis/penanggungjawab.

6. Tidak ada duplikasi isi dengan bagian skripsi/tesis/laporan yang lain.

c. “SANWACANA” berisi hal-hal seperti yang tersebut pada (3), (4), dan

(5) pada (b) diatas.

d. Naskah kata pengantar/ucapan terimakasih diketik empat spasi di bawah

“PRAKATA”/”SANWACANA”.

e. Penomoran

1. Halaman ini dinomori dengan angka Romawi i di samping kanan,

satu spasi dari batas bawah sembir berjarak 3 cm dari pinggir kanan

kertas.

2. Jika ada halaman persembahan, halaman ini dinomori ii

10. DaftarIsi

a. Pengetikan

1. Judul “DAFTAR ISI” diketik tanpa tanda petik ditengah- tengah

kertas, 6 spasi dari pinggir atas kertas.

2. Judul-judul diketik mulai dari batas kiri berjarak empat spasi dibawah

“DAFTAR ISI”

3. Kata “Halaman” diketik tiga spasi dibawah “DAFTAR ISI” dengan

huruf “n” terletak pada batas sembir kanan.

4. Nomor halaman entri pada daftar isi diketik di bawah kata halaman

dengan angka terakhir pada batas sembir kanan.

b. Materi

1. Hanya materi sesudah daftar isi dimasukkan ke dalam daftar.

2. Bahan-bahan pada halaman-halaman sebelum daftar isi tidak

dicantumkan.

3. Dibawah kata”LAMPIRAN”dicantumkan hal-hal yang ada dalam

lampiran (antara lain tabel dan gambar).

Page 33: LO Skenario 1 Research

c. Judul-judul bab ditulis dalam daftar isi dengan susunan kata- kata yang

persis sama dengan yang tertulis dalam isi tulisan.

d. Penomoran halaman

1. Daftar isi diberi nomor halaman dalam huruf Romawi kecil,

disamping kanan (mengikuti nomor halaman kata pengantar).

2. Nomor diketik satu spasi dari batas bawah sembir, berjarak 3 cm dari

pinggir kanan kertas.

11. DaftarTabel

a. Daftar tabel memuat seluruh judul tabel dalam naskah maupun dalam

lampiran.

b. Pengetikan

1. Judul “DAFTAR TABEL” diketik tanpa tanda petik di tengah-tengah

kertas, berjarak 6 spasi dari pinggir atas kertas.

2. Pengetikan judul-judul tabel dimulai pada batas kiri sembir, berjarak 4

spasi di bawah “DAFTAR TABEL”

3. Jarak antar judul tabel adalah dua spasi, dan jarak antar baris dalam

judul tabel adalah satu spasi.

4. Kata “Halaman” diketik tiga spasi di bawah “DAFTAR TABEL”

dengan huruf “n” terletak pada batas sembir kanan.

5. Kata “Tabel” diketik sejajar dengan kata “Halaman” berjarak tiga

spasi di bawah “DAFTAR TABEL” dengan huruf ’T” terletak pada

batas sembir kiri.

6. Nornor urut tabel dari naskah dan lampiran diketik berjarak dua spasi

di bawah kata “Tabel”, dimulai persis dari batas sembir kiri. Jika

nomor urut tabel terakhir terdiri dari lebih dari satu digit, angka

pertama nomor tabel yang lebih dari satu digit diketik dimulai dari

batas sembir kiri.

7. Nomor halaman tabel dari naskah dan lampiran diketik dibawah kata

“Halaman” dengan digit terakhir pada batas sembir kanan.

c. Penomoran halaman

1. Halaman daftar tabel diberi nomor halaman dalam huruf Romawi kecil

mengikuti nomor halaman daftar isi.

2. Nomor halaman diketik satu spasi di bawah batas bawah sembir,

Page 34: LO Skenario 1 Research

berjarak 3 cm dari pinggir kanan kertas.

12. Daftar Gambar

a. Daftar gambar memuat seluruh judul gambar dalam naskah maupun

dalam lampiran.

b. Pengetikan:

1. Judul “DAFTAR GAMBAR” diketik tanpa tanda petik ditengah-

tengah kertas, berjarak 6 cm dari pinggir atas kertas.

2. Pengetikan judul-judul gambar dimulai pada batas kiri sembir,

berjarak 4 spasi di bawah “DAFTAR GAMBAR”.

3. Jarak antar judul gambar adalah dua spasi, dan jarak antar baris dalam

judul gambar adalah satu spasi.

4. Kata “Halaman” diketik tiga spasi dibawah “DAFTAR GAMBAR”

dengan huruf “n” terletak pada batas sembir kanan.

5. Kata “Gambar” diketik sejajar dengan kata “Halaman” berjarak tiga

spasi di bawah “DAFTAR GAMBAR” dengan huruf “G” terletak

pada batas sembir kiri.

6. Nomor urut gambar dari naskah dan lampiran diketik berjarak dua

spasi di bawah kata “Gambar”, dimulai persis dari batas sembir kiri.

Jika nomor urut gambar terakhir terdiri dari lebih dari satu digit, angka

pertama nomor gambar yang lebih dari satu digit diketik dimulai dari

batas sembir kiri.

7. Nomorhalamangambardarinaskahdanlampirandiketik di bawah kata

“Halaman” dengan angka terakhir pada batassembirkanan.

c. Penomoran halaman:

1. Halaman daftar gambar diberi nomor halaman dalam huruf Romawi

kecil mengikuti nomor halaman daftar tabel.

2. Nomor halaman diketik satu spasi di bawah batas bawah sembir,

berjarak 3 cm dari pinggir kanan kertas.

13. Daftar Simbol, Singkatan, dan Tata Nama

a. Daftar-daftar ini kalau digunakan harus diletakkan setelah daftar gambar

pada halaman-halaman pemula.

b. Tata cara penomoran halaman mengikuti halaman dedikasi atau kata

pengantar

Page 35: LO Skenario 1 Research

.

B. Isi

1. Pendahuluan

a. Pengetikan:

1. Judul “PENDAHULUAN” diketiktanpa tanda petik di tengah-tengah

kertas, berjarak 6 spasi dari pinggir atas kertas.

2. Isi pendahuluan mulai diketik empat spasi di bawah judul bab.

b. Pendahuluan berisi:

1. Masalah yang diteliti/dibahas, ruang lingkup, tujuan, dan kegunaan

penelitian, ATAU

2. Masalah yang diteliti/dibahas, ruang lingkup, tujuan, kegunaan,

kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

2. Tubuh Tulisan

a. Bagian ini memuat bab-bab dan subbab-subbab seperti yang tercantum

dalam daftar isi.

b. Pengetikan:

1. Judul bab:

i. Setiap judul bab diketik seluruhnya dalam huruf besar, penebalan

(bold) bukan keharusan tetapi optional tanpa tanda petik; ditengah-

tengah kertas; berjarak 6 cm dari pinggir atas kertas.

ii. Jika judul bab lebih dari satu baris, judul disusun simetris dan

berspasi tunggal.

iii. Penyantuman nomor bab bukan keharusan tetapi optional.

2. Judulsubbab:

i. Hurufpertama kata selain kata penghubung diketik hurufbesar.

ii. Penebalan (bold) bukan keharusan tetapi optional.

iii. Jika judul subbab lebih dari satu baris, judul diketik dalam spasi

tunggal.

iv. Penyantuman nomor subbab bukan keharusan tetapi optional.

3. Judul subbab:

i. Huruf besar hanya digunakan pada awal kalimat.

ii. Penebalan (bold) bukan keharusan tetapi optional.

iii. Jika judul subbab lebih dari satu baris, judul diketik dalam spasi

tunggal.

Page 36: LO Skenario 1 Research

iv. Penyantuman nomor subbab bukan keharusan tetapi optional.

c. Judul bab dan subbab, sub tidak boleh diakhiri dengan titik.

3. Ringkasan, Kesimpulan, dan Saran

a. Ringkasan bersifat optional.

b. Jika memungkinkan, kesimpulan dapat diikutisaran.

C. Bahan-bahanAcuan

Tata cara penulisan kepustakaan pada dasarnya disesuaikan dengan bidang ilmu.

1. Kepustakaan:

a. Jika tulisan menggunakan sumber informasi lain, daftar pustaka harus

dicantumkan.

b. Daftar pustaka dimulai dengan:

1. Sehelai kertas yang bertuliskan “DAFTAR PUSTAKA”, tanpa

tanda petik, diketik di tengah-tengah kertas;

2. Halaman ini tidakdihitung serta tidak dinomori

c. Tulisan“DAFTARPUSTAKA”harus diulang pada halaman pertama

daftar pustaka, berjarak 6 spasi dari pinggir kertas, di tengah-tengah

sejajar lebar kertas dan tanpa tanda petik (Contoh28).

d. Pengetikansumber pustaka

1. Setiap sumber pustaka diketik dalam spasi tunggal.

2. Spasi ganda digunakan untuk antars umber pustaka.

3. Tanda baca utama adalah titik

e. Penulisansumberpustaka

1. Informasi tentang sumber informasi harus lengkap dan dengan urutan

sebagai berikut:

i. Nama penulis;

ii. tahun penerbitan

iii. judul tulisan/intormasi;

iv. nama sumber informasi (buku, suratkabar, majalah populer,

majalah ilmiah, ensiklopedi, makalah);

v. namapenerbit(khususuntukbuku);

vi. tempat penerbitan/pengucapan (khusus untuk buku danmakalah);

vii. jumlah halaman buku atau halaman artikel.

Page 37: LO Skenario 1 Research

2. Buku

i. Judul buku diketik miring tanpa tanda petik, kecuali pada catatan

kaki.

ii. Huruf pertama setiap kata judul buku selain kata penghubung dan

kata depan diketik dengan huruf besar.

iii. Judul artikel yang diambil dari buku yang bersifat editorial

diperlakukan seperti pengetikan pada artikel dalam terbitan

berkala.

iv. Pengetikan pada daftar pustaka diakhiri dengan jumlah halaman

atau nomor (-nomor) halaman.

3. Terbitan berkala (jurnal dan buletin), majalah, danterbitan ilmiah

lainnya (misalnya prosiding)

i. Judul artikel diketik miring tanpa tanda petik

ii. Hanya huruf pertama kata pertama judul artikel diketik dengan

huruf besar.

iii. Nama terbitanberkala, majalah, dan terbitan ilmiah lainnya diketik

dengan hurup miring.Khusus untuk terbitan berkala, nama

terbitan diketik dengan menggunakan singkatan baku untuk

terbitan tersebut.

iv. Pengetikan pada daftar pustaka diakhiri dengan volume, nomor

(jika ada),dan halaman.

4. Nama penulis

i. Seluruh nama penulis harus diketik

ii. Untuk penulis tunggal, nama penulis dimulai dengan nama

belakang/keluarga penulis diikuti tanda baca koma, huruf pertama

nama depan/pertama (dan huruf pertama nama tengah, jika ada)

dalam huruf besar yang diikuti tanda baca titik.

iii. Nama penuliskedua dan seterusnya diketik dengan huruf pertama

nama depan/pertama (dan nama tengah) dalam huruf besar yang

diikuti tanda baca titik, diikuti nama belakang/keluarga.

iv. Gelar penulis tidak dicantumkan.

2. Lampiran

a. Lampiran umumnya berisi bahan-bahan tambahan, data asli, atau

penyitiran yang terlalu panjang untuk dicantumkan dalam naskah tulisan.

Page 38: LO Skenario 1 Research

b. Bagian ini dipisahkan dari bagian lain dengan kertas yang

bertuliskan“LAMPIRAN“ dipusat kertas yang tidak dihitung dalam

penomoran halaman

c. Lampiran-lampiran dapat dibagi dalam beberapa jenis lampiran,

misalnya Lampiran A, LampiranB, dan seterusnya

d. Tabel dan gambar dalam lampiran harus diberi nomor,judul dan didaftar

dalam daftar tabel atau daftar gambar pada halaman-halaman pemula.

e. Penomoran tabel dan gamba rmengikuti urutan dalam naskah.