#LiputanKampus - Malam Sastra - UNJ - Individu

6
Rekreasi Malam Bersama Sastra Rawamangun, UNJ Ketika rutinitas menidurkan kreativitas, maka pada sebuah malam (16/10/14), sastra hadir memeluk rutinitas dan menyalakan api kreativitas itu. Pemantiknya itu bernama Malam Sastra. Acara yang diprakarsai oleh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI), Universitas Negeri Jakarta ini telah memasuki perhelatan yang ketiga. Lokasi yang dipilih untuk menyalakan api kreativitas itu adalah di bawah pohon rindang, serta pendopo puri lingua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (JBSING). Pada bulan Oktober, berbagai acara bahasa dan sastra kian marak. Hal itu dikarenakan, pada tanggal 28 Oktober adalah hari lahirnya Sumpah Pemuda, dengan bahasa Indonesia sebagai butir ketiganya. Berbeda dengan kegiatan bahasa dan sastra lainnya seperti seminar bulan bahasa, dan berbagai lokakarya yang penyajianya formal. Malam Sastra diselenggarakan dengan lesehan bersama kacang, kopi, gorengan dan makanan ringan lainnya. Dan untuk mengadakannya dilakukan dengan cara swadana dan swadaya. Sebelum Malam Sastra terselenggara, para mahasiswa JBSI dari berbagai angkatan masuk ke kelas-kelas untuk mengumumkan acara, sekaligus mencari dana. Mereka juga memberitahu kepada setiap kelas untuk dapat menampilkan pertunjukan apapun, terlebih kepada mahasiswa baru, agar dapat mengakrabkan diri dengan kultur kampus

description

bgbg

Transcript of #LiputanKampus - Malam Sastra - UNJ - Individu

Page 1: #LiputanKampus - Malam Sastra - UNJ - Individu

 

Rekreasi Malam Bersama Sastra

Rawamangun, UNJKetika rutinitas menidurkan kreativitas, maka pada sebuah malam (16/10/14), sastra hadir

memeluk rutinitas dan menyalakan api kreativitas itu. Pemantiknya itu bernama Malam Sastra.

Acara yang diprakarsai oleh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI), Universitas

Negeri Jakarta ini telah memasuki perhelatan yang ketiga. Lokasi yang dipilih untuk menyalakan

api kreativitas itu adalah di bawah pohon rindang, serta pendopo puri lingua Jurusan Bahasa dan

Sastra Inggris (JBSING).

Pada bulan Oktober, berbagai acara bahasa dan sastra kian marak. Hal itu dikarenakan, pada

tanggal 28 Oktober adalah hari lahirnya Sumpah Pemuda, dengan bahasa Indonesia sebagai butir

ketiganya. Berbeda dengan kegiatan bahasa dan sastra lainnya seperti seminar bulan bahasa, dan

berbagai lokakarya yang penyajianya formal. Malam Sastra diselenggarakan dengan lesehan

bersama kacang, kopi, gorengan dan makanan ringan lainnya. Dan untuk mengadakannya

dilakukan dengan cara swadana dan swadaya.

Sebelum Malam Sastra terselenggara, para mahasiswa JBSI dari berbagai angkatan masuk ke

kelas-kelas untuk mengumumkan acara, sekaligus mencari dana. Mereka juga memberitahu

kepada setiap kelas untuk dapat menampilkan pertunjukan apapun, terlebih kepada mahasiswa

baru, agar dapat mengakrabkan diri dengan kultur kampus dan mahasiswa lainnya. Selain itu,

mereka juga menempelkan puisi-puisi di dinding-dinding, di sepanjang lorong jurusan, agar

gaung Malam Sastra semakin menyerbak.

“Malam Sastra adalah acara tahunan apresiasi sastra yang terselenggara dari tahun 2012” kata

Aji Saputra, mahasiswa angkatan 2012 yang tidak pernah absen dari Malam Sastra. Meski

diprakarsai oleh mahasiswa JBSI, Malam Sastra sangat terbuka untuk seluruh mahasiswa UNJ

yang ingin menampilkan sebuah pertunjukan, atau mungkin menjadi penikmat yang apresiatif.

Page 2: #LiputanKampus - Malam Sastra - UNJ - Individu

Hujan Apresiasi dan Banjir Komunitas

Selepas maghrib, banner-banner dari bekas seminar, digelar sebagai tikar. Dari depan pohon

rindang, terdapat panggung bundar yang berbentuk arena. Panggung itu telah dihias sedemikian

rupa dengan lilin-lilin, kursi, alat musik dan sound system. Lighting memancar dari kedua sisi

panggung. Backdrop hitam dan bendera Indonesia, menjadi sebuah latar. Suasana yang awalnya

hiruk-pikuk berubah menjadi khidmat ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Para mahasiswa

berkumpul duduk lesehan di depan panggung dan pendopo setelah MC membuka acara.

Penampilan pertama dari masing-masing kelas angkatan 2014, mereka menampilkan

musikalisasi puisi dari puisi-puisi sastrawan Indonesia, seperti Sapardi Djoko Damono, W.S.

Rendra, dan Chairil Anwar. Selanjutnya ormawa (organisasi mahasiswa) jurusan, seperti Teater

Zat, dan Bengkel Sastra Jakarta membawakan dramatisasi puisi. Dramatisasi puisi bisa diartikan

sebagai mementaskan puisi secara teatrikal dengan memasukkan konvensi-konvensi teater dan

tata panggung. Teater Zat membawakan Pahlawan Tak Dikenal Toto Sudarto Bachtiar dengan

diiringi lagu Gugur Bunga, kemudian Bengkel Sastra Jakarta, komunitas yang diasuh oleh Helvy

Tiana Rosa ini membawakan Balada Terbunuhnya Atmo Karpo W.S. Rendra. Berturut-turut

setelah itu, kembali penampilan dari mahasiswa baru JBSI. Meski baru, mereka tidak mau

ketinggalan untuk berkarya dan mengapresiasi sastra.

Selanjutnya ada Jbsinema yang berbeda dari penampilan komunitas lainnya. Dengan audio dan

visual, mereka bersuara. Komunitas pecinta film di JBSI ini merilis film anyar mereka yang telah

selesai di produksi. “Film ini berjudul Tiga. Bisa jadi karena ini adalah produksi kami yang

ketiga, atau sesuai premis film bahwa sifat manusia itu ada tiga. Yang pertama binatang, kedua

malaikat dan ketiga setan. Atau bisa juga karena film ini ditayangin di malam sastra yang ketiga.

Kami bebaskan intepretasi kalian” tutur Deni, penulis naskah film di Jbsinema.

Kemudian, ada Ranggon Sastra dari Unindra yang berkolaborasi dengan Vika, mahasiswi UNJ.

Mereka membawakan musikalisasi puisi Sapardi Aku Ingin dengan lariknya yang sudah tak asing

lagi bagi penikmat sastra: Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Lalu, Rofiqul Haq ketua

BEM JBSI membacakan puisi karangannya sendiri yang berkisah tentang mantan kekasih.

Page 3: #LiputanKampus - Malam Sastra - UNJ - Individu

Hingga di penghujung acara, Tembok Sastra melengkapinya dengan membawakan Asmaradana

Goenawan Muhammad. Malam Sastra percaya bahwa kreasi itu pada akhirnya akan menjadi

rekreasi di tengah kepadatan aktivitas-aktivitas kuliah. Rekreasi bukan hanya penghiburan, tapi

juga re-kreasi itu sendiri. (GP)

Page 4: #LiputanKampus - Malam Sastra - UNJ - Individu

Biodata Penulis

Galeh Pramudianto, pria kelahiran 20 Juni 1993 ini mempunyai hobi membaca, menulis dan menonton.

Kontributor untuk Alinea TV, BengkelSastra.net, Riset Teater Jakarta dan staff divisi humas Sigma TV

UNJ. Awal mula mengenal seni pertunjukan dari Teater Detik di SMA. Sedang menempuh studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta.

Menulis reportase untuk Bengkelsastra.net dan Alineatv.com. Pernah menjadi juara satu di ajang Pekan

Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) DKI Jakarta 2014 tangkai penulisan lakon yang diselenggarakan

oleh Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) DKI Jakarta. Kemudian naskahnya

“PARABEL PEMBELOT” dikurasi oleh N. Riantiarno dan Arthur S. Nalan menjadi juara III pada

ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) XII di Palangka Raya, Kalimantan Tengah 13-19

September 2014.

Antologi yang pernah memuat karyanya adalah Antologi Puisi “Kursi Tanpa Tahta” WR Revolution

(2012) kumcer “Kejutan Sebelum Ramadhan” Nulisbuku.com (2013) dan yang teranyar adalah

Antologi 153 Penyair Indonesia “Negeri Poci 5: Negeri Langit” Kosakatakita (2014). Bisa baca puisi

lainnya di senandungmendung.com dan kompasiana.com/galehpramudita serta kanal audio visualnya

di http://www.youtube.com/user/galiehpramudita. Bisa berinteraksi bersama kicauannya di

@galiehpa.

Cita-citanya, kapanpun itu, adalah suatu saat nanti hembusan kata-katanya dapat dibaca banyak orang dan

dinikmati di dinding-dinding audio visual. Baginya hidup adalah komedi yang sarat akan pengalaman,

atau tragedi bagi mereka yang kerap dilanda kebosanan. Hubungi di 0856-175-7768.