Lap. PPL Nita BK UNJ

229
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Bimbingan dan Konseling guna menyelesaikan studinya, dan sebagai salah satu bukti telah melaksanakan PPL adalah dengan menyusun laporan ini. Mata kuliah ini menekankan pada kemampuan praktek mahasiswa dalam proses belajar mengajar di lapangan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang mengharuskan mahasiswanya untuk terjun langsung kelapangan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka peroleh selama ini dari proses perkuliahan. Dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak hanya melakukan bimbingan klasikal tetapi juga melaksanakan konferensi kasus, bimbingan kelompok, konseling individu dan kelompok. Konferensi kasus merupakan suatu tindakan 1

description

Laporan PPL BK UNJ, silahkan bagi yang butuh gambaran formatnya download aja

Transcript of Lap. PPL Nita BK UNJ

Page 1: Lap. PPL Nita BK UNJ

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan wajib

yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Bimbingan dan Konseling guna

menyelesaikan studinya, dan sebagai salah satu bukti telah melaksanakan PPL adalah

dengan menyusun laporan ini. Mata kuliah ini menekankan pada kemampuan praktek

mahasiswa dalam proses belajar mengajar di lapangan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang

mengharuskan mahasiswanya untuk terjun langsung kelapangan untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah mereka peroleh selama ini dari proses perkuliahan.

Dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak hanya melakukan bimbingan klasikal

tetapi juga melaksanakan konferensi kasus, bimbingan kelompok, konseling individu

dan kelompok. Konferensi kasus merupakan suatu tindakan pencarian informasi

dimana dalam pelaksanaannya akan mengundang Kepala Sekolah, wali kelas, serta

orangtua murid yang bersangkutan agar data yang bisa diperoleh leih banyak dan

bervariatif. Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bimbingan kepada

beberapa orang dengan sebuah topik yang sama. Konseling inidividu merupakan

proses pemberian bantuan kepada seorang individu dan bersama – sama mencari

alternatif – alternatif penyelesaian masalahnya. Konseling kelompok merupakan

proses pemberian bantuan kepada sekelompok orang yang memiliki permasalahan

pada satu bidang masalah yang sama.

1

Page 2: Lap. PPL Nita BK UNJ

Dalam Program Pengalaman Lapangan, setiap Mahasiswa UNJ di tempatkan

di sekolah-sekolah agar dapat merasakan pengalaman sebagai seorang guru dan

dapat lebih mengetahui dunia pendidikan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang

sebenarnya. Serta mampu memahami karakteristik siswa dan juga mengembangkan

kompetensinya sebagai calon guru. Dalam Praktek Pengalaman Lapangan

Bimbingan Konseling(PPL BK), setiap mahasiswa harus mengenal tempatnya

dengan baik, mengenal siswa, kondisi sekolah, serta perangkat-perangkat lain yang

ada.

Oleh karena itu, hal yang pertama kali dilakukan oleh mahasiswa Bimbingan

Konseling dalam melaksanakan PPL adalah Need Asesmen. Need Asesmen ini

dimaksudkan agar mahasiswa dapat terlebih dahulu mengenal lingkungan tempat

PPL sehingga dapat beradaptasi serta dapat menentukan program-program yang

tepat untuk dilakukan selama kegiatan PPL berlangsung. Kemudian dari Need

Asesmen dapat diperoleh data-data yang diperlukan untuk informasi-informasi yang

dibutuhkan.Informasi yang diperoleh tersebut dapat memperkuat data siswa.

Adapun perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan setelah dilakukannya

yaitu:

1. Need Assessment

2. Bimbingan Klasikal

3. Bimbingan Kelompok

4. Konseling Kelompok

2

Page 3: Lap. PPL Nita BK UNJ

5. Konseling Individu

6. Konferensi Kasus

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam laporan PPL ini adalah :

1. Bagaimana kondisi lingkungan fisik sekolah dan interaksi sosial di

lingkungan sekolah SMKN 27 Jakarta.

2. Bagaimana kondisi belajar mengajar Bimbingan Konseling di SMKN

27 Jakarta.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan umum PPL Bimbingan Konseling antara lain :

1. Membekali mahasiswa melalui pengalaman langsung sebagai tenaga

kependidikan yang professional. Lulusan mahasiswa Bimbingan

Konseling diharapkan memiliki seperangkat kompetensi yang diperlukan

oleh seorang guru yang professional serta dapat menerapkannya dalam

penyelenggaraan berbagai program kependidikan baik di sekolah maupun

di luar sekolah.

2. Menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan untuk mengambil suatu

perbandingan antara teori dan praktek.

3. Mengembangkan kemampuan berpikir dalam hal pengamatan,

penganalisaan, dan pengevaluasian sesuai dengan perkembangan IPTEK.

3

Page 4: Lap. PPL Nita BK UNJ

4. Menambah wawasan keilmuan dalam hal praktek di lapangan untuk

diterapkan di kemudian hari.

Adapun tujuan khusus dari Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang sudah didapat semasa

kuliah pada lingkungan dunia kerja.

2. Menambah wawasan keilmuan baik ilmu ke-BK-an maupun non ke BK-

an

3. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang

terjadi dilingkungan sekolah

4. Mengembangkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa dalam

mengajar dan memberikan bimbingan kepada siswa.

5. Membangun kepekaan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang

terjadi pada diri siswa.

4

Page 5: Lap. PPL Nita BK UNJ

BAB II

PEMBAHASAN LAPORAN

A. LAPORAN ASESMEN

1. Pendahuluan

Sebelum melakukan strategi-strategi dalam menyusun dan melaksanakan

kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling maka hal pertama yang harus

dilakukan oleh Mahasiswa PPL Bimbingan Konseling atau guru-guru Bimbingan

Konseling adalah melakukan asesmen. Asesmen merupakan cara awal yang bisa

dilakukan untuk memperoleh data siswa. Asesmen tersebut memiliki tujuan

selain memperoleh data siswa juga untuk memperoleh informasi tentang

bagaimana kondisi siswa, permasalahan siswa, informasi tentang siswa, dan

kebutuhan siswa.

Hal tersebut sangat penting bagi mahasiswa PPL Bimbingan Konseling

dalam melakukan pelayanan kepada siswa agar layanan yang diberikan mampu

untuk membantu menyelesaikan permasalahan siswa dan membantu siswa dalam

memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh data-data siswa tersebut maka

sebelum melakukan asesmen yang harus ditentukan adalah jenis asesmen yang

akan digunakan.

Dalam pelaksanaan PPL Bimbingan Konseling ini praktikan akan

mengggunakan asesmen yaitu Daftar Cek Masalah (DCM), Sosiometri,

observasi, dan Asesmen Lingkungan. Hal in dikarenakan alat asesmen yang

5

Page 6: Lap. PPL Nita BK UNJ

tersedia terbatas dan ada beberapa asesmen yang tidak dimiliki oleh pihak

sekolah.

2. Hasil Asesmen

Berikut ini adalah hasil asesmen yang diperoleh:

1) DAFTAR CEK MASLAH (DCM)

Menurut hasil pengolahan data yang diperolah dengan menggunakan

Daftar Cek Masalah berdasarkan tiap kelas, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

1. X Tata Kecantikan Kulit (TKK)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil DCM pada kelas X TKK

diperoleh data dari hasil rerata persentase setiap per bidang masalah pada

per kelas yaitu 20.24% siswa memilih bidang masalah keadaan pribadi

dan kejiwaan , perkembangan jasmani dan kesehatan sebesar 15.5%, serta

hubungan sosial dan kejiwaan sebesar 13.59%. Ketiga bidang masalah

tersebut yang banyak dipilih oleh siswa sebagai masalah yang cukup

mengganggu mereka. Sementara untuk bidang masalah lain bisa dilihat

pada grafik di bawah.

6

Page 7: Lap. PPL Nita BK UNJ

PJK KLP KSR HPP HSK KPK MSA KRK MPP PTS KPP0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

15.50%

6.04%4.03%

8.36%

13.59%

20.24%

5.13%

13.49%

1.41%

9.26%

2.92%

GRAFIK DCM KELAS X TKK

Masalah

Persentase

Berdasarkan hasil data grafik di atas dapat dilihat jumlah rerata dan persentase

per bidang, serta jumlah keseluruhan per kelas. Dari tabel di atas dapat dilihat berapa

besar siswa memilih bidang masalahnya. Kemudian hasil data di atas dapat diurutkan

berdasarkan persentase dari jumlah rerata per bidang masalah kemudian akan

diperoleh peringkat bidang masalah sebagai berikut:

PERINGKAT MASALAH

No. Bidang Masalah %

1 Keadaan Pribadi dan Kejiawaan (KPK) 20,24

2 Perkembangan Jasmani dan Kesehatan (PJK) 15,5

3 Hubungan Sosial dan Kejiwaan (HSK) 13,59

4 Keadaan Rumah dan Keluarga (KRK) 13,49

5 Penyesuaian Terhadap Tugas Sekolah (PTS) 9,26

7

Page 8: Lap. PPL Nita BK UNJ

6 Hubungan Pacaran dan Perkawinan (HPP) 8,36

7 Keuangan Lingkungan dan Pekerjaan (KLP) 6,04

8 Moral, Sosial dan Agama (MSA) 5,13

9 Kegiatan Sosial dan Rekreasi (KSR) 4,03

10 Kurikulum dan Prosedur Pengajaran (KPP) 2,92

11 Masa Depan Pendidikan Agama (MPP) 1,41

Dari data tabel di atas dapat dilihat pilihan terbanyak yang dipilih oleh siswa adalah

bidang masalah keadaan pribadi dan kejiwaan 20,24%, dan jumlah item masalah

sebanyak 201 item. Permasalahan siswa pada bidang tersebut yaitu merasa khawatir

pada sesuatu yang belum pasti ( misalnya takut tidak bisa menjawab soal ulangan

atau ujian, merasa diri sebagai orang pelupa, sering merasa malas untuk melakukan

tugas dan kewajiban (misalnya malas belajar),merasa mudah marah, merasa mudah

tersinggung, sering melamun memikirkan kesedihan, merasa terlalu hati-hati

sehingga takut membuat kesalahan, merasa kurang percaya diri sehingga tidak berani

tampil di depan umum, mudah sedih dan menangis, orangtua sering mengatakan

bahwa dirinya bandel atau keras kepala, mudah gugup menghadapi suatu masalah,

terlalu banyak mengalami masalah pribadi, dan pikiran suka terganggu ketika

teringat masa kanak-kanak yang tidak bahagia. Masalah dalam bidang ini merupakan

masalah yang banyak dipilih oleh siswa kelas X TKK.

Sementara itu bidang masalah yang lain juga banyak dipilih oleh siswa

adalah perkembangan jasmani dan kesehatan sebesar 15.5% dengan jumlah item

8

Page 9: Lap. PPL Nita BK UNJ

masalah yang banyak dipilih sebanyak 154. Bidang masalah ini mengenai kesehatan

jasmani yang mengganggu siswa, seperti seringnya mengalami gangguan mata,

mudah lelah, merasa kurang tidur, merasa malu dengan keadaan kulit. Hal yang

menjadi masalah dalam bidang kesehatan ini menjadi masalah pada bidang masalah

yang lain.

Bidang masalah ketiga yang cukup banyak dipilih oleh siswa yaitu bidang masalah

hubungan sosial dan kejiwaan sebesar 13.59% dengan jumlah item yang banyak

dipilih siswa sebanyak 135. Siswa merasa mudah tersinggung dan suka dibicarakan

orang lain.

Dalam grafik berikut adalah grafik masalah siswa dari keseluruhan 11

bidang masalah yang dialaminya.

Abdina

Ashila

.P

Ayu Ningty

as

Ayu Rah

ayu

Delfie.A

Erika

.P

Hafiah

.I

Indah.P

Maudi.T

Mia.K

Nurhan

aRina.A

Rury.P

Senan

dung.R Tri.N

Virly.M

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

41%

19%

39%

21%

29%

16%

26%22%

53%

32%38%

19%24%

4%

50%

23%

39%

26%

11%15%

12%

51%

13%

21%15%

35%35%

16%

59%

19%

30%35%

GRAFIK DCM SISWA Masalah

Persentase

9

Page 10: Lap. PPL Nita BK UNJ

Persentase terbesar dari 11 bidang masalah dialami oleh Tri N dengan

persentase sebesar 59%.dengan jumlah item yang dipilih sebanyak 67 item masalah.

Sementara persentase terbesar kedua 51% yang dialami oleh Puji Syafira dengan

jumlah item yang dipilih sebanyak 58 item masalah. Sedangkan persentase terbesar

ketiga sebesar 50% yang dialami oleh Indah.P dengan jumlah item yang dipilih

sebanyak 56 item masalah.

2. XI Busana Butik (BS) 1

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil DCM pada kelas XI BS 1

diperoleh data dari hasil rerata persentase setiap per bidang masalah pada per kelas

yaitu 18,8% siswa memilih bidang masalah keadaan pribadi dan kejiwaan dengan

jumlah item yang dipilih siswa sebanyak 121. Sementara bidang masalah hubungan

sosial dan kejiwaan sebesar 15,05% dan jumlah item yang dipilih siswa sebanyak 98

dan perkembangan jasmani dan kesehatan sebesar 14,13% dengan jumlah item yang

dipilih sebanyak 93.

Sementara untuk bidang masalah lain bisa dilihat pada data grafik di bawah

ini:

10

Page 11: Lap. PPL Nita BK UNJ

PJK KLP KSR HPP HSK KPK MSA KRK MPP PTS KPP0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

20.00%

14.13%

5.37%6.14%

11.21%

15.05%

18.58%

5.83%

9.22%

1.99%

8.44%

3.99%

GRAFIK DCM PER BIDANG KELAS XI BS 1

Masalah

Persentase

Berdasarkan hasil data grafik di atas dapat dilihat jumlah rerata dan

prosentase per bidang, serta jumlah keseluruhan per kelas. Kemudian hasil data di

atas dapat diurutkan berdasarkan prosentase dari jumlah rerata per bidang masalah

dan akan diperoleh peringkat bidang masalah sebagai berikut:

PERINGKAT MASALAH

No. Bidang Masalah %

1 Keadaan Pribadi dan Kejiawaan (KPK) 18,58

2 Hubungan Sosial dan Kejiwaan (HSK) 15,05

3 Perkembangan Jasmani dan Kesehatan (PJK) 14,13

4 Hubungan Pacaran dan Perkawinan (HPP) 11,21

5 Keadaan Rumah dan Keluarga (KRK) 9,22

6 Penyesuaian Terhadap Tugas Sekolah (PTS) 8,44

7 Kegiatan Sosial dan Rekreasi (KSR) 6,14

11

Page 12: Lap. PPL Nita BK UNJ

8 Moral, Sosial dan Agama (MSA) 5,83

9 Keuangan Lingkungan dan Pekerjaan (KLP) 5,37

10 Kurikulum dan Prosedur Pengajaran (KPP) 3,99

11 Masa Depan Pendidikan Agama (MPP) 1,99

Dari data tabel di atas dapat dilihat pilihan terbanyak yang dipilih oleh siswa

adalah bidang masalah keadaan pribadi dan kejiwaan sebesar 18,58%. Siswa

memiliki banyak keluhan di bidang masalah tersebut diantaranya merasa diri sebagai

orang pelupa,sering merasa khawatir pada sesuatu yang belum pasti, merasa mudah

marah, mudah sedih dan menangis, merasa kurang percaya diri sehingga tidak berani

tampil didepan umum.

Kemudian untuk bidang masalah hubungan sosial dan kejiwaan sebesar

15,05% yang meliputi diantaranya merasa khawatir tentang kesan orang lain terhadap

dirinya, merasa mudah tersinggung dan sakit hati, kadang merasa kesepian dalam

suasana ramai, tidak menyukai seseorang.

Sementara itu bidang masalah yang tidak jauh lebih banyak pula dipilih oleh

siswa adalah perkembangan jasmani dan kesehatan sebesar 14,13% yaitu siswa

merasa bahwa kondisi fisiknya yang terlalu gemuk, mudah lelah,sering sakit kepala

dan kurang tidur.

Berikut ini adalah data grafik yang bisa kita lihat untuk melihat persentase per

siswa pada 11 bidang masalah di kelas XI BS 1:

12

Page 13: Lap. PPL Nita BK UNJ

Annisa

Adilah.L

Anita.A

Bianka

Dzahari

.K

Febria

na

Nanda.S

Nur Indah

Ribka.C

Syara

h.N

Suharti

Yani.E

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

22%22%29%

19%24%

15%10%

27%19%

5%

23%28%

13%

28%26%27%24%

15%

38%

27%

59%

43%35%

GRAFIK DCM SISWA KELAS XI BS1

Masalah

Persentase

Berdasarkan grafik tersebut kita dapat melihat tingkat masalah siswa lebih

rinci lagi yaitu kita dapat melihat masalah siswa per orang pada 11 bidang masalah

masing-masing dengan persentase yang lebih besar. Persentase siswa yang memiliki

masalah terbesar adalah Suharti dengan persentase sebesar 59% dan jumlah item

masalah sebanyak 67 item. Ia merasa dirinya lemah daya ingat sehingga merasa

khawatir menghadapi ujian/ulangan dan merasa tidak mampu mengikuti pelajaran

disekolah. Ia pun merasa bahwa terpaksa mengikuti mata pelajaran yang tidak

diminati sehingga tidak merasa betah didalam kelas dan tidak tahu apa yang

sebenarnya diinginkannya. Sementara siswa yang memiliki masalah terbesar kedua

yaitu Utik.H dengan persentase sebesar 43% dan jumlah item masalah sebanyak 49

item.Ia sering malas belajar sehingga merasa dirinya lemah daya ingat dan kurang

mampu mengeluarkan pendapat,, takut berbicara didepan kelas/diskusi, dan merasa

tidak mampu terhadap beberapa mata pelajaran. Sedangkan siswa yang memiliki

13

Page 14: Lap. PPL Nita BK UNJ

masalah terbesar ketiga yaitu Syarah.N dengan persentase sebesar 38% dan jumlah

item masalah sebanyak 43 item. Ia sangat jarang mengikuti kegiatan yang

diselenggarakan OSIS dan ia pun tidak diperbolehkan pergi kemana saja dengan

teman yang disukai sehingga hal ini membuat ia lambat dalam berkenalan dengan

orang lain serta membuatnya canggung jika berhadapan dengan orang lain.

Dari hasil yang diperoleh melalui Daftar Cek Masalah (DCM) dapat

membantu guru BK dalam mengelompokkan siswa sehingga dapat membentuk

kelompok untuk pelaksanaan bimbingan kelompok atau konseling kelompok maupun

pemilihan materi untuk layanan bimbingan klasikal, dan beberapa layanan lainnya

seperti konseling individu serta konferensi kasus.

3. XI BUSANA BUTIK 2

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil DCM pada kelas XI Busana Butik

2 diperoleh data dari hasil rerata persentase per bidang masalah terbesar di kelas yaitu

keadaan pribadi dan kejiwaan sebesar 19,56% dengan jumlah item yang dipilih dari

23 siswa sebanyak 152, hubungan sosial dan kejiwaan sebesar 15,44% dengan jumlah

item yang dipilih sebanyak 120, dan perkembangan jasmani dan kesehatan sebesar

14,28% dengan jumlah item yang dipilih siswa sebanyak 111.Ketiga bidang masalah

tersebut yang banyak dipilih oleh siswa sebagai masalah yang cukup mengganggu

mereka. Sementara untuk bidang masalah lain dapat dilihat pada data grafik di

bawah:

14

Page 15: Lap. PPL Nita BK UNJ

PJK KLP KSR HPP HSK KPK MSA KRK MPP PTS KPP0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

14.28%

5.92%3.86%

9.01%

15.44%

19.56%

7.59%

10.16%

1.67%

8.49%

3.98%

Masalah

Persentase

Berdasarkan hasil data grafik di atas dapat dilihat jumlah rerata dan

persentase per bidang, serta jumlah keseluruhan per kelas. Dari grafik di atas dapat

dilihat berapa besar siswa memilih bidang masalahnya. Kemudian hasil data di atas

dapat diurutkan berdasarkan persentase dari jumlah rerata per bidang masalah

kemudian akan diperoleh peringkat bidang masalah sebagai berikut:

PERINGKAT MASALAH

No. Bidang Masalah %

1 Keadaan Pribadi dan Kejiwaan (KPK) 19,56

2 Hubungan Sosial dan Kejiwaan (HSK) 15,44

3 Perkembangan Jasmani dan Kesehatan (PJK) 14,28

4 Keadaan Rumah dan Keluarga (KRK) 10,16

5 Hubungan Pacaran dan Perkawinan (HPP) 9,01

6 Penyesuaian Terhadap Tugas Sekolah(PTS) 8,49

15

Page 16: Lap. PPL Nita BK UNJ

7 Moral, Sosial dan Agama (MSA) 7,59

8 Keuangan Lingkungan dan Pekerjaan (KLP) 5,92

9 Kurikulum dan Prosedur Pengajaran (KPP) 3,98

10 Kegiatan Sosial dan Rekreasi (KSR) 3,86

11 Masa Depan Pendidikan Agama (MPP) 1,67

Dilihat dari data yang diperoleh, pilihan terbesar siswa yaitu pada bidang

keadaan pribadi dan kejiwaan yang meliputi seringnya merasa malas untuk

melakukan tugas dan kewajiban (misalnya malas belajar), sering merasa khawatir

terhadap sesuatu yang belum pasti (misalnya takut tidak bisa menjawab soal ulangan

atau ujian, merasa mudah marah, mudah tersinggung,seringnya orangtua

mengatakan dirinya bandel atau keras kepala, merasa diri sebagai orang pelupa,

merasa kurang percaya diri jika berada di depan umum.Masalah ini adalah masalah

terbesar pada bidang keadaan pribadi dan kejiwaan yang mengganggu mereka.

Masalah pada bidang ini berhubungan dengan masalah pada bidang hubungan sosial

dan kejiwaan. Orangtua yang sering mengatakan dirinya bandel atau keras kepala

menimbulkan rasa kekhawatiran bagi dirinya tentang kesan oranglain terhadap

dirinya, sehingga mereka mudah tersinggung dan sakit hati.

Pilihan terbesar kedua yaitu pada bidang hubungan sosial dan kejiwaan yang

meliputi kadang merasa khawatir tentang kesan orang lain terhadap dirinya, merasa

suka dibicarakan (digosipkan) oleh orang lain.merasa mudah tersinggung dan sakit

hati, kadang merasa kesepian dalam suasana yang ramai. Masalah tersebut

16

Page 17: Lap. PPL Nita BK UNJ

merupakan masalah yang paling banyak dialami siswa pada bidang hubungan sosial

dan kejiwaan.

Bidang masalah terbesar ketiga yaitu pada bidang perkembangan jasmani dan

kesehatan yang meliputi merasa kurang tidur, mudah lelah,merasa kurang enak

karena badan terlalu gemuk,sering sakit kepala. Masalah yang banyak dipilih pada

bidang perkembangan jasmani dan kesehatan ini berhubungan dengan masalah pada

bidang lain.

Berikut ini adalah data grafik yang bisa kita lihat untuk melihat persentase

per siswa pada 11 bidang masalah di kelas XI BS 2:

Aan.A

Ananda.R

Azzahra

Diah.P

Evi.P

Kahfi.A

Nabila

.F

Nur Indah

Reni.N

Salm

a

Sinta.

B

Sush

anty

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

32%

12%

36%

14%17%

49%

21%

41%35%

27%30%

27%

42%43%

19%

43%

25%

0%

37%

27%

12%

39%

24%

39%

GRAFIK DCM SISWA KELAS XI BS2

Masalah

Persentase

Berdasarkan grafik tersebut kita dapat melihat tingkat masalah siswa lebih rinci lagi

yaitu kita dapat melihat masalah siswa per orang pada 11 bidang masalah masing-

masing dengan persentase yang lebih besar. Persentase siswa yang memiliki masalah

terbesar adalah Citra.V dengan persentase sebesar 49% dan jumlah item masalah

17

Page 18: Lap. PPL Nita BK UNJ

sebanyak 55 item. Ia merasa dirinya sebagai orang yang pelupa sehingga ia merasa

khawatir pada sesuatu yang belum pasti seperti menjawab soal ulangan, dan ia malas

untuk melakukan tugas dan kewajiban (malas belajar). Ia merasa terlalu banyak

mengalami masalah pribadi, orangtuanya sering mengatakan dirinya bandel dan keras

kepala, karenanya pikirannya selalu terganggu bila memikirkan masa kanak-

kanaknya yang tidak bahagia sehingga ia mudah sedih dan menangis serta sering

melamun memikirkan kesedihan. Sementara siswa yang memiliki masalah terbesar

kedua yaitu Nining dan Rahmawati dengan persentase sebesar 43% dan jumlah item

masalah sebanyak 49 item.

Nining sering merasa tidak betah di dalam kelas karena merasa pelajaran yang

diinginkan tidak diajarkan disekolah sehingga ia merasa terpaksa mengikuti pelajaran

yang tidak diminati. Dirumahnya, ia tidak memiliki tempat belajar sendiri dan kedua

orangtuanya kurang dapat memahami apa yang harus dikerjakan disekolah. Dalam

kehidupan pribadi Nining pun banyak mengalami masalah pribadi, ia orang yang

mudah gugup dalam menghadapi masalah, mudah marah dan tersinggung serta

mudah sedih dan menangis. Ia sering memikirkan kesedihannya.Selain itu, ia merasa

dirinya sebagai seorang pelupa kuntuk mengerjakan atau menjawab soal ketika

ulangan/ujian.

Masalah pribadi pun dialami Rahmawati. Ia pun banyak mengalami masalah pribadi,

ia orang yang mudah gugup dalam menghadapi masalah, mudah marah dan

tersinggung serta mudah sedih dan menangis. Ia sering memikirkan

18

Page 19: Lap. PPL Nita BK UNJ

kesedihannya.Selain itu, ia merasa dirinya sebagai seorang pelupa kuntuk

mengerjakan atau menjawab soal ketika ulangan/ujian.

Masalah terbesar ketiga yaitu dialami oleh Nabila Fuad dengan persentase sebesar

42% dan jumlah item masalah sebanyak 47 item. Ia tidak tahu sebenarnya apa yang

diinginkannya karena beberapa rencananya pun tidak disetujui oleh orangtuanya.

Dari hasil yang diperoleh melalui Daftar Cek Masalah (DCM) dapat

membantu guru BK dalam mengelompokkan siswa sehingga dapat membentuk

kelompok untuk pelaksanaan bimbingan kelompok atau konseling kelompok maupun

pemilihan materi untuk layanan bimbingan klasikal, dan beberapa layanan lainnya

seperti konseling individu serta konferensi kasus.

4. XII Busana Butik 2

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil DCM pada kelas XII Busana Butik 2

diperoleh data dari hasil rerata persentase per bidang masalah terbesar di kelas yaitu

hubungan sosial dan kejiwaan sebesar 17,47% dengan jumlah item yang dipilih dari

26 siswa sebanyak 134,keadaan pribadi dan kejiwaan sebesar 16,68% dengan jumlah

item yang dipilih sebanyak 128, dan perkembangan jasmani dan kesehatan sebesar

15,77% dengan jumlah item yang dipilih siswa sebanyak 121.Ketiga bidang masalah

tersebut yang banyak dipilih oleh siswa sebagai masalah yang cukup mengganggu

mereka. Sementara untuk bidang masalah lain dapat dilihat pada data grafik di

bawah:

19

Page 20: Lap. PPL Nita BK UNJ

PJK KLP KSR HPP HSK KPK MSA KRK MPP PTS KPP0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

20.00%

15.77%

7.69%

4.82%

8.08%

17.47%16.68%

4.43%

12.77%

2.08%

6.77%

3.38%

Masalah

Persentase

Berdasarkan hasil data grafik di atas dapat dilihat jumlah rerata dan persentase per

bidang, serta jumlah keseluruhan per kelas. Dari grafik di atas dapat dilihat berapa

besar siswa memilih bidang masalahnya. Kemudian hasil data di atas dapat diurutkan

berdasarkan persentase dari jumlah rerata per bidang masalah kemudian akan

diperoleh peringkat bidang masalah sebagai berikut:

PERINGKAT MASALAH

No. Bidang Masalah %

1 Hubungan Sosial dan Kejiwaan (HSK) 17,47

2 Keadaan Pribadi dan Kejiwaan (KPK) 16,68

3 Perkembangan Jasmani dan Kesehatan (PJK) 15,77

4 Keadaan Rumah dan Keluarga (KRK) 12,77

20

Page 21: Lap. PPL Nita BK UNJ

5 Hubungan Pacaran dan Perkawinan (HPP) 8,08

6 Keuangan Lingkungan dan Pekerjaan (KLP) 7,69

7 Penyesuaian Terhadap Tugas Sekolah(PTS) 6,77

8 Kegiatan Sosial dan Rekreasi (KSR) 4,82

9 Moral, Sosial dan Agama (MSA) 4,43

10 Kurikulum dan Prosedur Pengajaran (KPP) 3,38

11 Masa Depan Pendidikan Agama (MPP) 2,08

Dilihat dari data yang diperoleh, pilihan terbesar siswa yaitu pada bidang hubungan

sosial dan kejiwaan yang meliputi merasa khawatir tentang kesan orang lain terhadap

dirinya karena sering disebut sombong oleh orang lain,kadang merasa kesepian dalam

suasana ramai karena merasa diri seorang penakut dan pemalu, merasa mudah

tersinggung dan sakit hati, merasa mudah terpengaruh dan kurang pandai memimpin

orang lain, merasa suka dibicarakan oleh orang lain,merasa rendah diri atau malu tak

menentu, sering dikritik atau dikecam oleh orang lain, merasa tidak dianggap penting

oleh orang lain, tidak bisa bergaul dengan orang lain secara lancer, sedang tidak

menyukai seseorang, sering diperolok-olok oleh orang lain,dan merasa ada sesuatu

kelainan dalam dirinya.

Pilihan terbesar kedua yaitu keadaan pribadi dan kejiwaan yang meliputi malas untuk

melakukan tugas dan kewajiban (misalnya malas belajar), sering merasa khawatir

terhadap sesuatu yang belum pasti (misalnya takut tidak bisa menjawab soal ulangan

atau ujian, merasa mudah sedih dan menangis, merasa kurang percaya diri jika berada

21

Page 22: Lap. PPL Nita BK UNJ

di depan umum, mudah gugup menghadapi masalah, merasa mudah marah, mudah

tersinggung, merasa diri sebagai orang pelupa, merasa terlalu hati-hati sehingga takut

membuat kesalahan, banyak mengalami masalah pribadi,seringnya orangtua

mengatakan dirinya bandel atau keras kepala, dan pikiran suka terganggu ketika

teringat masa kanak-kanak yang tidak bahagia.

Bidang masalah terbesar ketiga yaitu pada bidang perkembangan jasmani dan

kesehatan yang meliputi mudah lelah,sering sakit kepala, merasa kurang tidur,kadang

perasaan tidak enak karena badan terlalu pendek, keadaan gigi kurang memuaskan,

merasa kurang enak karena badan terlalu gemuk,suka alergi,mengalami gangguan

mata, sering kurang nafsu makan, kerongkongan sering serak, merasa malu dengan

keadaan kulit. Masalah yang banyak dipilih pada bidang perkembangan jasmani dan

kesehatan ini berhubungan dengan masalah pada bidang lain.

Berikut ini adalah data grafik yang bisa kita lihat untuk melihat persentase per siswa

pada 11 bidang masalah di kelas XII BS 2:

22

Page 23: Lap. PPL Nita BK UNJ

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

40%

17%15%

41%

27%

0%

28%

51%

42%

10%

20%

45%

25%26%

35%

12%12%

24%

51%

6%

25%

30%

20%20%18%

36%

GRAFIK DCM SISWA KELAS XII BS2

Masalah

Persentase

Berdasarkan grafik tersebut kita dapat melihat tingkat masalah siswa lebih rinci lagi

yaitu kita dapat melihat masalah siswa per orang pada 11 bidang masalah masing-

masing dengan persentase yang lebih besar. Persentase siswa yang memiliki masalah

terbesar adalah Roro.S dan Maria Ulpah dengan persentase sebesar 51% dan jumlah

item masalah sebanyak 58 item. Masalah terbesar Roro ada pada bidang hubungan

social dan kejiwaan. Ia merasa suka dibicarakan (digosipkan) orang lain, sering

diperolok-olokan orang lain, merasa ada suatu kelainan pada diri saya, sehingga

membuatnya sulit bergaul dengan orang lain secara lancer. Kadang-kadang ia merasa

khawatir tentang kesan orang lain terhadap dirinya.Ia merasa mudah terpengaruh oleh

orang lain, merasa kurang pandai memimpin orang lain, merasa diri sebagai orang

penakut dan pemalu, mudah tersinggung dan sakit hati. Ia sering dikritik atau

dikecam oleh orang tua dan sering disebut sombong oleh orang lain. Ia merasa tidak

23

Page 24: Lap. PPL Nita BK UNJ

dianggap penting oleh orang lain sehingga membuatnya merasa kesepian dalam

suasana yang ramai,

Masalah yang dialami Maria Ulpah yaitu ia merasa suka dibicarakan (digosipkan)

orang lain, sulit bergaul dengan orang lain secara lancer. Kadang-kadang merasa

khawatir tentang kesan orang lain terhadap dirinya. Ia merasa mudah terpengaruh

oleh orang laindan kurang pandai memimpin orang lain.Ia pun merasa diri sebagai

orang penakut dan pemalu, mudah tersinggung dan sakit hati, merasa rendah diri atau

malu tak menentu. Ia pun sering dikritik atau dikecam oleh orang tua dan sering

disebut sombong oleh orang lain.ia merasa tidak dianggap penting oleh orang lain,

sehingga merasa kesepian dalam suasana yang ramai.

Sementara siswa yang memiliki masalah terbesar kedua yaitu Noor Adinda dengan

persentase sebesar 45% dan jumlah item masalah sebanyak 51 item.

Noor Merasa mudah marah dan gugup menghadapi suatu masalah. Ia sering merasa

diri sebagai orang pelupa, malas mengerjakan tugas dan kewajiban (malas belajar),

sehingga membuatnya khawatir pada sesuatu yang belum pasti (misalnya takut tidak

bisa menjawab soal ulangan atau ujian). Ia Mudah sedih dan menangis dan sering

melamun memikirkan kesedihan. Orang tua sering mengatakan dirinya bandel atau

keras kepala sehingga membuatnya harus hati-hati takut membuat kesalahan dan ia

pun merasa kurang percaya diri sehingga tidak berani tampil di depan umum,

Masalah terbesar ketiga yaitu dialami oleh Melissa Ann dengan persentase sebesar

42% dan jumlah item masalah sebanyak 48 item. Ia tidak merasa bahwa sekolah ini

24

Page 25: Lap. PPL Nita BK UNJ

benar-benar bermanfaat baginya,tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan karena

beberapa rencananya tidak disetujui oleh orang tua/ keluarga,

Dari hasil yang diperoleh melalui Daftar Cek Masalah (DCM) dapat membantu guru

BK dalam mengelompokkan siswa sehingga dapat membentuk kelompok untuk

pelaksanaan bimbingan kelompok atau konseling kelompok maupun pemilihan

materi untuk layanan bimbingan klasikal, dan beberapa layanan lainnya seperti

konseling individu serta konferensi kasus.

5. XII Jasa Boga 1

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil DCM pada kelas XII Jasa Boga 1

diperoleh data dari hasil rerata persentase per bidang masalah terbesar di kelas yaitu

keadaan pribadi dan kejiwaan sebesar 18,29% dengan jumlah item yang dipilih dari

28 siswa sebanyak 148 ,hubungan sosial dan kejiwaan sebesar 14,8% dengan jumlah

item yang dipilih sebanyak 120, dan keadaan rumah dan keluarga sebesar 12,36%

dengan jumlah item yang dipilih siswa sebanyak 100.Ketiga bidang masalah tersebut

yang banyak dipilih oleh siswa sebagai masalah yang cukup mengganggu mereka.

Sementara untuk bidang masalah lain dapat dilihat pada data grafik di bawah:

25

Page 26: Lap. PPL Nita BK UNJ

PJK KLP KSR HPP HSK KPK MSA KRK MPP PTS KPP0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

20.00%

11.49%

6.92%

3.83%

7.91%

14.83%

18.29%

7.78%

12.36%

2.34%

9.64%

4.57%

Masalah

Persentase

Dari data tabel di atas dapat dilihat pilihan terbanyak yang dipilih oleh siswa adalah

bidang masalah keadaan pribadi dan kejiwaan 18,29% . Siswa sering merasa malas

untuk melakukan tugas dan kewajiban (misalnya malas belajar), merasa mudah

tersinggung, merasa khawatir pada sesuatu yang belum pasti ( misalnya takut tidak

bisa menjawab soal ulangan atau ujian, merasa mudah marah,merasa kurang percaya

diri sehingga tidak berani tampil di depan umum, merasa diri sebagai orang pelupa,

mudah gugup menghadapi suatu masalah, orangtua sering mengatakan bahwa dirinya

bandel atau keras kepala, sering melamun memikirkan kesedihan, merasa terlalu hati-

hati sehingga takut membuat kesalahan, mudah sedih dan menangis, terlalu banyak

mengalami masalah pribadi, dan pikiran suka terganggu ketika teringat masa kanak-

kanak yang tidak bahagia. Masalah dalam bidang ini merupakan masalah yang

banyak dipilih oleh siswa kelas XII JB1.

26

Page 27: Lap. PPL Nita BK UNJ

Sementara itu bidang masalah yang lain juga banyak dipilih oleh siswa

adalah hubungan social dan kejiwaan sebesar 14,83%. Masalah ini meliputi

perasaan khawatir tentang kesan orang lain terhadap dirinya, merasa mudah

tersinggung dan sakit hati, merasa kesepian dalam suasana ramai, sering disebut

sombong oleh orang lain,merasa kurang pandai memimpin orang lain, merasa tidak

dianggap penting oleh orang lain. Masalah ini banyak dialami oleh siswa di kelas

XII JB 1.

Bidang masalah ketiga yang cukup banyak dipilih oleh siswa yaitu bidang masalah

keadaan rumah dan keluarga sebesar 12,36%. Siswa sering bertengkar dengan

saudara kandungnya, sering terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dengan

dirinya, orangtua kurang memahami diri mereka, kadang-kadang merasa ingin

kabur dari rumah. Permasalahan pada bidang ini adalah masalah yang banyak

dipilih dan mengganggu siswa.

Dalam grafik berikut adalah grafik masalah siswa dari keseluruhan 11

bidang masalah yang dialaminya.

27

Page 28: Lap. PPL Nita BK UNJ

A.Setiaw

anAndre

Annisa.N

Arief

Aviana

Desy Fitri

Gufon

Hendro

Levina

Natalia

Nur Indah

Rizky

S.Monika

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

14.2%

27.4%

20.4%

38.1%

18.6%

24.8%

15.0%

27.4%

45.1%

16.8%

37.2%

15.0%

38.1%

49.6%

20.4%

13.3%

8.9%

31.0%

40.7%

18.6%

28.3%28.3%

20.4%

8.9%

13.3%

36.3%39.8%

14.2%

GRAFIK DCM PER SISWA KELAS XII JB1Masalah

Persentase

Persentase terbesar dari 11 bidang masalah dialami oleh Frisca dengan

persentase sebesar 49,6%.dengan jumlah item yang dipilih sebanyak 56 item

masalah. Ia merasa terdorong untuk melakukan sesuatu yang kurang baik sehingga

menjadi kebiasaan tertentu dan tidak mampu melawan kebiasaan kurang baik

tersebut.Salah satu kebiasaan kurang baiknya yaitu sering tergoda untuk menyontek

pada waktu ulangan, sehingga ia merasa dikejar-kejar dengan perasaan

bersalah/berdosa. Sementara persentase terbesar kedua 45,1% yang dialami oleh

Aviana.P dengan jumlah item yang dipilih sebanyak 51 item masalah. Aviana

merasa dirinya sebagai orang yang pelupa dan ia juga sering malas mengerjakan

tugas dan kewajiban seperti malas belajar sehingga ia merasa khawatir ketika

28

Page 29: Lap. PPL Nita BK UNJ

menghadapi ulangan aatau ujian. Ia mudah sedih dan menangis, ia sering

memikirkan kesedihan karena terlalu banyak mengalami masalah pribadi,

orangtuanya pun sering mengatakan dirinya bandel dan keras kepala. Karena

banyaknya masalah yang dialaminya, ia mudah gugup menghadapi suatu masalah

tersebut, dan membuatnya merasa kurang percaya diri untuk tampil didepan umum.

Sedangkan persentase terbesar ketiga sebesar 40,7% yang dialami oleh Levina

dengan jumlah item yang dipilih sebanyak 46 item masalah. Ia merasa dirinya

sebagai orang yang penakut dan pemalu, merasa rendah diri dan malu sehingga

kurang pandai memimpin orang lain. Ia mudah terpengaruh oleh orang lain,sering

dikritik dan dikecam oleh orangtua sehingga mudah tersinggung dan sakit hati. Ia

merasa suka dibicarakan oleh orang lain dan dianggap sombong

2) SOSIOMETRI

A. Klasifikasi Peringkat Sosiometri

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabulasi perhitungan sosiometri

maka dapat diklasifikasikan peringkat berdasarkan jumlah maupun prosentase

yang diperoleh dan dapat dilihat sebagai berikut:

a. XI Busana Butik 1

Berdasarkan hasil pengolahan perhitungan sosiometri maka diperoleh

peringkat hubungan siswa yang disukai dan hubungan siswa yang kurang

disukai serta disertai dengan grafik yaitu sebagai berikut:

29

Page 30: Lap. PPL Nita BK UNJ

a) Hubungan siswa yang disukai

No. Nama Siswa yang dipilihJumlah

PemilihIntensitas (%)

1 Dara 7 30%

2 Nur Indah 6 26%

3 Dzahari 6 26%

b) Hubungan siswa yang kurang disukai

No. Nama SiswaJumlah

PemilihIntensitas (%)

1 Yani 15 65%

2 Elly 10 43%

3 Salisa 8 35%

Berdasarkan data klasifikasi peringkat di atas maka dapat kita lihat juga pada

grafik dibawah ini:

30

Page 31: Lap. PPL Nita BK UNJ

Annisa

A.Sofya

n

Adilah.L

Alvina.P

Anita.A

Ari.DBian

kaDara

.S

Dzahari

.KEll

y.G

Febria

na

Monica

Nanda.S

Nur Fiitr

i

Nur Indah

Raniah

Ribka.C

Salisa

.N

Syara

h.N

Septya

ni

Suharti

Utik.HYa

ni.E0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

13.0%

4.3%

13.0%

4.3%8.7%

17.0%

4.3%

30.0%26.0%

22.0%

4.3%

13.0%8.7%8.7%

26.0%

8.7%

22.0%

4.3%

17.0%17.0%

8.7%13.0%

4.3%

0% 0% 0%4%

9% 9%

26%

0% 0%

43%

30%

0%

22%

4%0%

9%13%

35%

4%0%

9%

0%

65%GRAFIK SOSIOMETRI KELAS XI BS1

Suka

Tidak suka

Menurut data klasifikasi peringkat sosiometri di atas maka dapat

diperoleh data pada kedua hubungan tersebut. Pada hubungan siswa yang

disukai di kelas dan banyak dipilih oleh siswa-siswa yang lain adalah Dara

sebagai peringkat pertama (Star). Sementara untuk hubungan siswa yang

kurang disukai dan banyak dipilih oleh siswa-siswa adalah Yani sebagai

peringkat pertama (Isolated).

Konfigurasi Sosiometri Acak

Selain klasifikasi peringkat dan analisis hasil peritungan sosiometri, diperoleh

pula data berupa konfigurasi hubungan antar siswa yang dikelompokkan ke dalam

per kelas. Pada sosiogram yang telah dibuat kita dapat melihat adanya suatu

konfigurasi yang menyatakan erat tidaknya hubungan atau relasi sosial yang

terjadi. Konfigurasi adalah hubungan atau relasi sosial dari individu-individu

dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu susunan yang tertentu (Bimo

31

Page 32: Lap. PPL Nita BK UNJ

Walgito, 1987). Macam-macam konfigurasi yang terlihat pada sosiogram adalah

sebagai berikut:

1. Konfigurasi Triangle dimana setiap siswa dengan siswa lainnya saling

memilih teman yang disukai untuk diajak bergaul, ini merupakan suatu

bentuk intensitas hubungan yang sangat kuat, hal ini dapat terlihat antara

hubungan :

Alvina Ribka

Elly

(Hubungan 1)

Dzahari Ribka

Elly

(Hubungan 2)

Alvina Dzahari

Elly

(Hubungan 3)

32

Page 33: Lap. PPL Nita BK UNJ

A.Sofyan Nanda

Ribka

(Hubungan 4)

Elly Nanda

Ribka

(Hubungan 5)

Septyani Monica

Utik

(Hubungan 6)

Nur Indah Ari

Syarah

(Hubungan 7)

33

Page 34: Lap. PPL Nita BK UNJ

Annisa Nur Indah

Ari

(Hubungan 8)

Annisa Syarah

Bianka

(Hubungan 9)

Dara Nur Indah

Ari

(Hubungan 10)

2. Konfigurasi “Mutual” atau saling memilih atau adanya hubungan timbal

balik, pada sosiogram dapat terlihat antara hubungan mutual sebagai

berikut:

Syarah Nur Indah

Bianka Syarah

34

Page 35: Lap. PPL Nita BK UNJ

Elly Ribka

Dara Ari

Septyani Utik

Anita Septyani

Ribka Dzahari

Anita Dara

Alvina Ribka

Monica Utik

Adilah Febriana

Salisa Adilah

Nanda A.Sofyan

NurFitri Yani

Untuk hubungan siswa yang melakukan penolakan satu sama lain

tidak ditemukan pada hubungan di kelas XII BS1.

3. Konfigurasi seperti hubungan yang terjadi dibawah ini mempunyai

intensitas hubungan yang cukup kuat satu sama lain.

Dara

Anita Ari Bianka Yani

Febriana Nur Fitri Nur Indah

35

Page 36: Lap. PPL Nita BK UNJ

ANALISA SOSIOGRAM PENERIMAAN DIRI (YANG DISUKAI)

Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang terlampir, maka bentuk

hubungan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Segitiga : Annisa-Syarah-Bianka, Utik-Septyani-Monika, Nanda-Ribka-Elly,

Alvina-Ribka-Elly, Dzahari-Ribka-Elly, Alvina-Dzahari-Elly,

A.Sofyan-Nanda-Ribka, Nur Indah-Ari-Syarah, Annisa-Nur Indah-

Ari, Nur Indah-Dara-Ari.

Terpusat : Anita, Ari, Bianka, Febriana, Nur Fitri, Nur Indah, Yani > Dara

Intim :Adilah-Febriana, Nur Indah-Syarah, Bianka-Syarah, Elly-Ribka,

Dara-Ari, Septyani-Utik, Anita-Septyani, Ribka-Dzahari, Anita-Dara,

Alvina-Ribka, Monica-Utik, Salisa-Adilah, Nanda-Sofyan, Nur Fitri-

Yani

Populer : Dara

Terisolir : -

Sosiometri Penolakan Diri

1. Konfigurasi Triangle dimana setiap siswa dengan siswa lainnya saling

memilih teman yang tidak disukai dalam bergaul, ini merupakan suatu

bentuk intensitas hubungan yang sangat kuat, hal ini dapat terlihat antara

hubungan :

36

Page 37: Lap. PPL Nita BK UNJ

Bianka Elly

Yani

(Hubungan 1)

Bianka Alvina

Yani

(Hubungan 2)

Bianka Anita

Yani

(Hubungan 3)

Raniah Febriana

Elly

(Hubungan 4)

37

Page 38: Lap. PPL Nita BK UNJ

Febriana Elly

Yani

(Hubungan 5)

Febriana Elly

Annisa

(Hubungan 6)

Salisa Alvina

Yani

(Hubungan 7)

Salisa Septyani

Yani

(Hubungan 8)

38

Page 39: Lap. PPL Nita BK UNJ

Salisa Suharti

Yani

(Hubungan 9)

Salisa Elly

Yani

(Hubungan 10)

Salisa Elly

Suharti

(Hubungan 11)

Syarah Suharti

Ari

(Hubungan 12)

39

Page 40: Lap. PPL Nita BK UNJ

2. Konfigurasi “Mutual” atau saling memilih atau adanya hubungan timbal

balik, pada sosiogram dapat terlihat antara hubungan mutual sebagai

berikut:

Bianka Elly

Bianka Anita

Alvina Yani

Nanda Febriana

3. Konfigurasi seperti hubungan yang terjadi dibawah ini mempunyai

intensitas hubungan yang cukup kuat satu sama lain.

Adilah Dara Ribka Anita Bianka Febriana

Utik Yani Alvina

Suharti Septyani

A.Sofyan Raniah Salisa Dzahari Nanda

ANALISA SOSIOGRAM PENOLAKAN DIRI (YANG TIDAK DISUKAI)

Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang terlampir, maka bentuk

hubungan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Segitiga : Bianka-Elly-Yani, Bianka-Anita-Yani, Bianka-Alvina-Yani, Raniah-

Febriana-Elly, Febriana-Elly-Yani, Febriana-Elly-Annisa, Salisa-

40

Page 41: Lap. PPL Nita BK UNJ

Alvina- Yani, Salisa-Septyani-Yani, Salisa-Suharti-Yani, Salisa-

Elly-Yani, Salisa-Elly-Suharti, Syarah-Suharti-Ari

Terpusat : Adilah, A.Sofyan, Alvina, Anita, Bianka, Dara, Dzahari, Febriana,

Nanda, Raniah,Ribka, Salisa, Septyani, Suharti, Utik> Yani

Intim :Bianka-Anita, Bianka-Elly, Alvina-Yani, Nanda Febriana

b. XII Busana Butik 2

Berdasarkan hasil pengolahan perhitungan sosiometri maka diperoleh

peringkat hubungan siswa yang disukai dan hubungan siswa yang kurang

disukai serta disertai dengan grafik yaitu sebagai berikut:

a) Hubungan siswa yang disukai

No. Nama Siswa yang dipilihJumlah

PemilihIntensitas (%)

1 Asri 10 38%

2 Rina 7 27%

3 Citra 6 23%

b) Hubungan siswa yang kurang disukai

No. Nama SiswaJumlah

PemilihIntensitas (%)

1 Yusnita 11 42%

2 Rahma 8 31%

41

Page 42: Lap. PPL Nita BK UNJ

3 Cahyu 7 27%

Berdasarkan data klasifikasi peringkat di atas maka dapat kita lihat juga pada

grafik dibawah ini:

Anggun

Chahyu

Dyah

Liah

Melissa

Nathan

iaOvy

Rahma

Rika RoroSh

ifa

Yaumil

Yusn

ita0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

19%

38%

12%

23%19%

12%8%

4%8%

4%0%0%

23%

8%4%

8%8%

27%

15%19%

12%

0%4%4%4%

4%4%

27%

4%0%

8%8%

23%

15%15%

0%

27%24%

8%

31%

15%

8%

0%0%0%4%

0%

12%8%

42%

GRAFIK SOSIOMETRI KELAS XII BS2

Suka

Tidak suka

Menurut data klasifikasi peringkat sosiometri di atas maka dapat

diperoleh data pada kedua hubungan tersebut. Pada hubungan siswa yang

disukai di kelas dan banyak dipilih oleh siswa-siswa yang lain adalah Asri

sebagai peringkat pertama (Star). Sementara untuk hubungan siswa yang

kurang disukai dan banyak dipilih oleh siswa-siswa adalah Yusnita sebagai

peringkat pertama (Isolated).

Konfigurasi Sosiometri Acak

42

Page 43: Lap. PPL Nita BK UNJ

Selain klasifikasi peringkat dan analisis hasil peritungan sosiometri, diperoleh

pula data berupa konfigurasi hubungan antar siswa yang dikelompokkan ke dalam

per kelas. Pada sosiogram yang telah dibuat kita dapat melihat adanya suatu

konfigurasi yang menyatakan erat tidaknya hubungan atau relasi sosial yang

terjadi. Konfigurasi adalah hubungan atau relasi sosial dari individu-individu

dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu susunan yang tertentu (Bimo

Walgito, 1987). Macam-macam konfigurasi yang terlihat pada sosiogram adalah

sebagai berikut:

1. Konfigurasi Triangle dimana setiap siswa dengan siswa lainnya saling

memilih teman yang disukai untuk diajak bergaul, ini merupakan suatu

bentuk intensitas hubungan yang sangat kuat, hal ini dapat terlihat antara

hubungan :

Ovy Sarah

Rika

(Hubungan 1)

Anggun Asri

Cahyu

(Hubungan 2)

43

Page 44: Lap. PPL Nita BK UNJ

Zsa-zsa Penny

Shifa

(Hubungan 3)

Yaumil Citra

Diah

(Hubungan 4)

Yusnita Diah

Citra

(Hubungan 5)

2. Konfigurasi “Mutual” atau saling memilih atau adanya hubungan timbal

balik, pada sosiogram dapat terlihat antara hubungan mutual sebagai

berikut:

Sarah Asri

44

Page 45: Lap. PPL Nita BK UNJ

Ovy Asri

Rahma Roro

Zsa-zsa Penny

Yoga Roro

Rika Liah

Cahyu Regina

Liah Ovy

Rina Fitria

Zsa-zsa Shifa

Citra Yusnita

Yaumil Diah

Untuk hubungan siswa yang melakukan penolakan satu sama lain

tidak ditemukan pada hubungan di kelas XII BS1.

3. Konfigurasi seperti hubungan yang terjadi dibawah ini mempunyai

intensitas hubungan yang cukup kuat satu sama lain.

Asri

Anggun Liah

Mona Noor Rika Nathania

Sarah Rina Siti

45

Page 46: Lap. PPL Nita BK UNJ

ANALISA SOSIOGRAM PENERIMAAN DIRI (YANG DISUKAI)

Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang terlampir, maka bentuk

hubungan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Segitiga : Sarah-Ovy-Rika, Anggun-Asri-Cahyu, Zsa zsa-Penny-Shifa, Diah-

Yaumil-Citra, Yusnita-Diah-Citra.

Intim : Sarah-Asri, Ovy-Asri, Rahma-Roro, Rika-Liah, Cahyu-Regina, Liah-

Ovy, Rina-Fitria, Zsa zsa- Shifa, Citra-Yusnita, Yaumil-Diah

Terpusat : Anggun, Liah, Mona, Nathania, Noor, Ovy, Rika, Rina, Sarah, Siti >

Asri

Populer : Asri

Terisolir : -

Sosiometri Penolakan Diri

1. Konfigurasi Triangle dimana setiap siswa dengan siswa lainnya saling

memilih teman yang tidak disukai dalam bergaul, ini merupakan suatu

bentuk intensitas hubungan yang sangat kuat, hal ini dapat terlihat antara

hubungan :

Zsazsa Maria Zsazsa Roro

Yaumil Yaumil

(Hubungan1) (Hubungan 2)

46

Page 47: Lap. PPL Nita BK UNJ

Yaumil Yusnita Noor Roro

Penny Yaumil

(Hubungan 3) (Hubungan 4)

Noor Yusnita Noor Fitria

Penny Diah

(Hubungan 5) (Hubungan 6)

Maria Yusnita Yoga Yusnita

Penny Cahyu

(Hubungan 7) (Hubungan 8)

Yoga Nathania Mona Rahma

Cahyu Yusnita

(Hubungan 9) (Hubungan 10)

47

Page 48: Lap. PPL Nita BK UNJ

Rina Mona Melissa Liah

Regina Cahyu

(Hubungan 11) (Hubungan 12)

Asri Liah

Cahyu

(Hubungan 13)

2. Konfigurasi “Mutual” atau saling memilih atau adanya hubungan timbal

balik, pada sosiogram dapat terlihat antara hubungan mutual sebagai

berikut:

Zsazsa Maria Maria Citra

Cahyu Yusnita Mona Yusnita

Yoga Cahyu Noor Rahma

3. Konfigurasi seperti hubungan yang terjadi dibawah ini mempunyai

intensitas hubungan yang cukup kuat satu sama lain.

48

Page 49: Lap. PPL Nita BK UNJ

Fitria Noor Penny

Siti

Rahma

Mona Yusnita Yaumil

Cahyu Yoga Shifa Rina

c. XII Jasa Boga 1

Berdasarkan hasil pengolahan perhitungan sosiometri maka diperoleh

peringkat hubungan siswa yang disukai dan hubungan siswa yang kurang

disukai serta disertai dengan grafik yaitu sebagai berikut:

a) Hubungan siswa yang disukai

No. Nama Siswa yang dipilihJumlah

PemilihIntensitas (%)

1 Hendro 7 25%

2 Natalia 7 25%

3 Annisa.N 6 21%

b) Hubungan siswa yang kurang disukai

No. Nama Siswa Jumlah Intensitas (%)

49

Page 50: Lap. PPL Nita BK UNJ

Pemilih

1 Sri Andriyani 11 39%

2 Gufon 10 35%

3 Desi 7 25%

Berdasarkan data klasifikasi peringkat di atas maka dapat kita lihat juga pada

grafik dibawah ini:

A. Seti

awan

Andre

Annisa.N

Arief

Aviana

Desy Fitri

Gufon

Hendro

Levina

Natalia

Nur Indah

Rizky

S.Monika

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

4%

14%

0%0%

21%

14%

7%

14%

4%

21%

4%

14%

7%

11%

18%

11%

25%

0%

11%11%

25%

4%

7%7%

11%

4%

11%11%

4%

0%

7%

4%

0%0%

14%

21%

11%11%

25%

0%

4%

7%

36%

21%

4%

14%

4%

14%

0%

18%

0%0%

7%7%

4%

39%GRAFIK SOSIOMETRI KELAS XII JB 1

Suka

Tidak suka

Menurut data klasifikasi peringkat sosiometri di atas maka dapat

diperoleh data pada kedua hubungan tersebut. Pada hubungan siswa yang

disukai di kelas dan banyak dipilih oleh siswa-siswa yang lain adalah Hendro

sebagai peringkat pertama (Star). Sementara untuk hubungan siswa yang

50

Page 51: Lap. PPL Nita BK UNJ

kurang disukai dan banyak dipilih oleh siswa-siswa adalah Sri Andriyani

sebagai peringkat pertama (Isolated).

Konfigurasi Sosiometri Acak

Selain klasifikasi peringkat dan analisis hasil peritungan sosiometri, diperoleh

pula data berupa konfigurasi hubungan antar siswa yang dikelompokkan ke dalam

per kelas. Pada sosiogram yang telah dibuat kita dapat melihat adanya suatu

konfigurasi yang menyatakan erat tidaknya hubungan atau relasi sosial yang

terjadi. Konfigurasi adalah hubungan atau relasi sosial dari individu-individu

dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu susunan yang tertentu (Bimo

Walgito, 1987). Macam-macam konfigurasi yang terlihat pada sosiogram adalah

sebagai berikut:

1. Konfigurasi Triangle dimana setiap siswa dengan siswa lainnya saling

memilih teman yang disukai untuk diajak bergaul, ini merupakan suatu

bentuk intensitas hubungan yang sangat kuat, hal ini dapat terlihat antara

hubungan :

Ashry Anisa.O

Annisa.N

(Hubungan 1)

51

Page 52: Lap. PPL Nita BK UNJ

Hendro Hanif

Gufon

(Hubungan 2)

Hendro Bayu

M.Adnin

(Hubungan 3)

Hendro A.Setiawan

M.Adnin

(Hubungan 4)

Egi Frisca

Monica

(Hubungan 5)

52

Page 53: Lap. PPL Nita BK UNJ

Levina Egi

Monica

(Hubungan 6)

Hendro Arief

Bayu

(Hubungan 7)

Frisca Levina

Monica

(Hubungan 8)

2. Konfigurasi “Mutual” atau saling memilih atau adanya hubungan timbal

balik, pada sosiogram dapat terlihat antara hubungan mutual sebagai

berikut:

Annisa.N Ashry

Hendro Bayu

53

Page 54: Lap. PPL Nita BK UNJ

Arief Hendro

M.Adnin Hendro

M.Adnin A.Setiawan

Hanif Gufon

Archangela Fitri

Annisa.N Nur Aulia

Levina Monica

Desy Aviana

Frisca Levina

Egi Frisca

Bayu A.Setiawan

Dwi Natalia

Untuk hubungan siswa yang melakukan penolakan satu sama lain

tidak ditemukan pada hubungan di kelas XII BS1.

3. Konfigurasi seperti hubungan yang terjadi dibawah ini mempunyai

intensitas hubungan yang cukup kuat satu sama lain.

Hendro

Bayu A.Setiawan Gufon

Arief

Hanif M.Adnin Rizky

54

Page 55: Lap. PPL Nita BK UNJ

ANALISA SOSIOGRAM PENERIMAAN DIRI (YANG DISUKAI)

Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang terlampir, maka bentuk

hubungan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Segitiga : Annisa.O-Ashry-Annisa.N, Hanif-Hendro-Gufon, Hendro-Bayu-

M.Adnin, A.Setiawan-Hendro-M.Adnin, Egi-Monica-Frisca,

Levina-Egi-Monica, Hendro-Arief-Bayu, Frisca-Levina- Monica.

Terpusat : A.Setiawan, Arief, Bayu,Gufon,Hanif,M.Adnin,Rizky > Hendro

Intim : Annisa.N-Ashry, Hendro-Bayu, Arief-Hendro, M.Adnin-Hendro,

M.Adnin-A.Setiawan, Hanif-Gufon, Archangela-Fitri, Annisa.N-Nur

Aulia, Levina-Monica, Desy-Aviana, Frisca-Levina, Egi-Frisca,

Bayu-A.Setiawan, A.Dwi-Natalia

Populer : Hendro

Terisolir : Ita

Sosiometri Penolakan Diri

1. Konfigurasi Triangle dimana setiap siswa dengan siswa lainnya saling

memilih teman yang disukai untuk diajak bergaul, ini merupakan suatu

bentuk intensitas hubungan yang sangat kuat, hal ini dapat terlihat antara

hubungan :

2. Konfigurasi “Mutual” atau saling memilih atau adanya hubungan timbal

balik, pada sosiogram dapat terlihat antara hubungan mutual sebagai

berikut:

55

Page 56: Lap. PPL Nita BK UNJ

3. Konfigurasi seperti hubungan yang terjadi dibawah ini mempunyai

intensitas hubungan yang cukup kuat satu sama lain.

3) Asesmen Lingkungan

No. Data Out Put

1. Kualifikasi konselor SMKN 27 Jakarta memiliki konselor sebanyak tiga orang,

yang termasuk dalam kualifikasi lulusan sarjana di bidang

Bimbingan dan Konseling, yaitu Dra. Risya Muthia, Dra.

Sutilah dan Retnowati, Spd.

1. Dra. Risya Muthia

TTL : Jakarta, 12 September 1958

Pendidikan : S1 BK IKIP Jakarta

Tahun Lulus : 1982

PJ Kelas : X UPW,X TKR,X AP1, XI UPW,

XI TKK, XII UPW, XII TKR, XII AP1.

2. Dra. Sutilah

TTL : Yogyakarta, 20 Januari 1963

Pendidikan : S1 BK IKIP Yogyakarta

Tahun Lulus : 1989

PJ Kelas : X TKK, X BS, X PS, XI JB2, XI

BS1, XI BS2, XII JB1, XII TKK, XII BS1, XII

56

Page 57: Lap. PPL Nita BK UNJ

BS2

3. Dra. Tri Retnoningsih

TTL : Jakarta, 21 Oktober 1967

Pendidikan : S1 BK Universitas Negeri Jakarta

Tahun Lulus : 1993

PJ Kelas : X JB 1, X JB2, X AP2, X AP3, XI

AP3, XI JB2, XII PS, XII AP2, XII JB2

2. Sarana dan prasarana

ruang BK

Ruang BK memiliki luas sekitar 275 m2

Fasilitas pendukung :

Beberapa meja dan kursi untuk tempat kerja konselor

Satu set sofa beserta mejanya untuk menerima tamu

Satu ruangan sebagai tempat untuk melakukan

bimbingan kelompok atau konseling kelompok,

Satu ruangan sebagai tempat untuk melakukan

konseling individu

Beberapa lemari untuk menyimpan data-data dan arsip

mengenai siswa, info perguruan tinggi, beasiswa, dan

sebagainya

Komputer dan printer untuk menginput data seputar

kegiatan bimbingan dan konseling

Karpet untuk tempat duduk bila ada tamu atau ingin

57

Page 58: Lap. PPL Nita BK UNJ

melakukan kegiatan bimbingan kelompok, konseling

kelompok maupun konseling individu

AC, televisi, dan dispenser sebagai salah satu

penunjang kenyamanan saat berada di ruang bimbingan

dan konseling.

3. Kondisi kelas Ruang Kelas memiliki luas sekitar 105 m2

terdapat sekitar 25-35 meja dan kursi pada tiap kelas

berdasarkan jumlah siswa kelas

terdapat LCD dan papan tulis sebagai salah satu

sarana penunjang efektifitas pembelajaran.

setiap ruang kelas terdapat ±20-35 siswa

4. Kondisi kantin Memiliki 2 ruangan kantin dengan luas masing-masing ±

240 m2

Kantin sekolah mampu melayani siswa, guru, dan

karyawan SMKN 27 yang beraktivitas hingga sore

hari.

Makanan di kantin sekolah juga telah dinilai memenuhi

standar gizi dan kalori

5. Kondisi toilet Toilet/WC terdapat 5 ruang @ dengan luas 28 m2

kondisi toilet disekolah terlihat bersih dan nyaman

6. Rutinitas dan kegiatan

umum sekolah

Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 5 hari

(senin-jum’at)

58

Page 59: Lap. PPL Nita BK UNJ

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan di

ruangan kelas (teori) dan di ruang praktek (jika sedang

praktek)

Ujian Tengah semester yang dilaksanakan pada

pertengahan bulan Oktober.

Ujian Akhir semester di Bulan Desember

7. Kolaborasi guru BK BK SMKN 27 bekerjasama dengan berbagai lembaga,

antara lain :

Kantor mentri pemberdayaan perempuan

perguruan tinggi negeri, swasta, dan pendidikan di

luar negeri

Lembaga bimbingan belajar ; dalam bentuk try out

guna mempersiapkan kelas XII menghadapi ujian

Lembaga peduli narkoba dan kepolisian

Lembaga Psikologi

8. Harapan lingkungan

terhadap layanan BK

BK di sekolah dapat membantu siswa untuk mencapai

perkembangan yang optimal berkaitan dengan

perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

memberikan mutu layanan yang lebih optimal dan

penyampaian informasi yang lebih luas.

4. Observasi

59

Page 60: Lap. PPL Nita BK UNJ

a. Sejarah Singkat SMK Negeri 27 Jakarta Pusat

Pada awalnya sebelum tahun 1942, SMKN 27 Jakarta Pusat bernama

Logere Mizver Heid School, dan mengalami perkembangan ditahun 1942

dengan direnovasinya gedung bergaya Eropa. Sekolah ini pun berganti

nana menjadi Midelbare Huishould School (MHS) yaitu sekolah khusus

putri setingkat SLTP atau SKKP dan juga untuk Opleiding Svhoolvoor

Vak Onderwijzeressen (OSVO). OSVO merupakan sekolah guru khusus

untuk puteri setingkat SLTA atau SGKP. Namun, setelah Proklamasi

Kemerdekaan RI 1945 sekolah ini berubah menjadi SKP (Sekolah

Kepandaian Puteri), kemudian menjadi SGKP ( Sekolah Guru Kepandaian

Puteri).

Perkembangan terus berlanjut mulai tahun 1950 digedung ini terdapat

tiga sekolah yaitu SKP, FKIP UI Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga

yang menempati lokasi dibagian barat dan SGKP menempati lokasi

dibagian timur. Lalu, pada tahun 1963, SGKP dirubah menjadi SKKA

(Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas) dan tahun 1975 SKKA dirubah

lagi menjadi SMTK (Sekolah Menengah  Teknologi Kerumahtanggaan)

dengan program 4 tahun. Kemudian pada tahun 1984, bangunan ini

diperbaharui dan diresmikan menjadi SMTK oleh Prof. Dr. Nugroho Noto

Susanto (Menteri P & K tahun 1984), menggunakan kurikulum 1994

dengan program 3 tahun sama dengan SMKK lainnya.

60

Page 61: Lap. PPL Nita BK UNJ

Gedung sekolah ini berada didaerah yang ditetapkan sebagai bangunan

benda Cagar Budaya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta

No. 475 Tahun 1993, seperti gedung Fatahillah.

Pada tahun 1994 sesuai dengan kurikulum SMK 1994 menjadi

Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Pariwisata dan tetap

menggunakan nama SMTK, yang membuka enam program studi dan sejak

tahun 1997 sampai sekarang, SMTK berubah nama menjadi SMKN 27

(Sekolah Menengah Kejuruan Negeri) dengan tujuh program studi yaitu

Akomodasi Perhotelan, Jasa Boga, Busana Butik, Patiseri, Unit Perjalanan

Usaha, Tata Kecantikan Kulit dan Tata Kecantikan Rambut.

a. Profil Sekolah

Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMK Negeri 27 Jakarta

Nomor Statistik Sekolah : 731016002001

NPSN : 20100163

Status Terakreditasi : A (Amat Baik)

SK Pendirian Sekolah :

Status Sekolah : Negeri

Alamat Sekolah : Jalan Dr. Sutomo, Pasar Baru Jakarta Pusat 10710

Telp.021-3845739 fax.021-3524973

Website : http://www.smkn27jakarta.sch.id

Email : [email protected]

61

Page 62: Lap. PPL Nita BK UNJ

Luas Tanah : 15.060 M2

Luas Bangunan : 8.008 M2

Hasil ME Terakhir :

- Kinerja Sekolah : Baik

- Kinerja Kepala Sekolah : Amat Baik

Kelompok : Seni, Kerajinan dan Pariwisata

b. Bidang Program Keahlian

Kompetensi Keahlian : Akomodasi Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata,

Jasa Boga, Patiseri, Busana Butik, Kecantikan Kulit,

Kecantikan Rambut

c. Data Siswa

Program

Keahlian

Kelas X Kelas XI Kelas XIIJumlah

Jumlah Jumlah Jumlah

Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa

A Perhotelan 3 94 3 90 2 64 8 248

U P W 1 31 1 27 1 31 3 89

Jasa Boga 2 63 3 88 2 57 7 208

Patiseri 1 31 1 30 1 30 3 91

Busana Butik 1 30 2 47 2 54 5 131

62

Page 63: Lap. PPL Nita BK UNJ

Tata Kecantikan

Rambut1 28 1 15 1 30 3 73

Tata Kecantikan

Kulit1 31 1 29 1 29 3 89

JUMLAH 32 929

d. Data Tenaga Pendidik

No Kelompok GuruJenjang Pendidikan

Jumlah>S1 S1 D3/D4

1 Produktif 2 39 1 42

2 Adaptif 1 17 - 18

3 Normatif - 15 - 15

4 BP/BK - 3 - 3

JUMLAH 68

e. Data Prasarana dan Sarana

No Nama Ruang/Area Kerja

Kondisi Saat Ini Kebutuhan Ruang

Jumlah

Ruang

Luas

(m2)

Total

Luas

(m2)

Jumlah

Baik

Jumlah

Rusak

Sedang

Jumlah

Rusak

Berat

Jumlah

ruang

Luas

(m2)

Total

Luas

(m2)

A Ruang Pembelajaran Umum

1. Ruang Kelas 18 66 1575 18

2. Ruang Lab. Fisika

3. Ruang Lab. Kimia

63

Page 64: Lap. PPL Nita BK UNJ

4. Ruang Lab. Biologi

5. Ruang Lab. Bahasa 2 100 200 2

6. Ruang Lab. Komputer 1 200 200 1

7. Ruang Lab. Multistudy 1 126 252 1

8. Ruang Praktek Gambar Teknik

9. Ruang Perpustakaan Konvensional 1 160 1

10. Ruang Perpustakaan Multimedia

B Ruang Khusus (Praktik)

1. Ruang Praktek/Bengkel/Workshop 7

R. Praktek Boga 4 120 464 4

R. Praktek Busana 4 105 540 4

R. Praktek Kecantikan 4 114 1 3

R. Praktek A. Perhotelan 1 120 120 1

R. Praktek UPW 1 60 60 1

R. Praktek Patiseri 1 120 1

R. Praktek….

C Ruang Penunjang

1. Ruang Kepala Sekolah & Wakil 1 120 1

2. Ruang Guru 7 40 7

3.Ruang Pelayanan Administrasi

(TU)1 70 1

4. BP/BK 1 56 1

5. Ruang OSIS 1 34

6. Ruang Pramuka,

7. Koperasi,

64

Page 65: Lap. PPL Nita BK UNJ

8. UKS, 1 36 1

9. Ruang Ibadah 1 120 1

10. Ruang Bersama (Aula) 1 340 1

11. Ruang Kantin Sekolah

12. Ruang Toilet 12 1

13. Ruang Gudang2 4 48 1

14. Ruang Penjaga Sekolah

15. Ruang Unit Produksi 4 60 4

16. Asrama Siswa

Tujuan, Visi, Misi, Moto, dan Kebijakan Mutu SMK Negeri 27 Jakarta

1. Tujuan SMK

Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi keahliannya.

2. Visi

“Menjadi sekolah menengah pariwisata bertaraf internasional yang

unggul, berbasis kewirausahaan, menguasai teknologi informasi dan

berwawasan lingkungan.”

65

Page 66: Lap. PPL Nita BK UNJ

3. Misi

• Membentuk tamatan yang mandiri, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.

• Menyediakan layanan pendidikan yang unggul berbasis kewirausahaan dan

teknologi informasi.

• Mengimplementasikan manajemen mutu dengan menggunakan pendekatan

bisnis.

• Mewujudkan kerjasama industri baik dalam maupun luar negeri.

• Mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan berwawasan

lingkungan.

4. Moto

“ Future in your hand by learning, sharring and caring with each other.”

5. Kebijakan Mutu SMK Negeri 27 Jakarta

• SMK Negeri 27 Jakarta senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan

jasa pendidikan dan pelatihan yang memuaskan pelanggan, dengan mengacu

kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang

sistem pendidikan nasional serta standar lain yang diakui nasional maupun

interasional.

66

Page 67: Lap. PPL Nita BK UNJ

• Perbaikan terus menerus akan dilaksanakan untuk mencapai pelayanan jasa

pendidikan dan pelatihan yang bermutu, tepat waktu dan tepat guna.

• Manajemen SMK Negeri 27 Jakarta Pusat bertekad untuk mencapai tujuan

tersebut dengan melibatkan seluruh jajaran dan tingkatan organisasi melalui

penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008.

Keadaan Fisik Sekolah

1. Total luas tanah : 15.060 m2

2. Luas lahan bangunan : 8008 m2

3. Luas lahan tanpa bangunan :

a. Taman : 4000 m2

b. Lapangan Olah Raga : 3050 m²

c. Lain-lain : 7052 m²

Bukti kepemilikan lahan berupa Sertifikat Tanah (Sertifikat hak milik no.

2737/219 Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kecamatan Sawah Besar) dan

dilengkapi instalasi listrik dengan daya 15.000 watt.

Keadaan Lingkungan Sekolah

SMKN 27 Jakarta yang terletak di jalan Dr.Sutomo no.1 ini memiliki dua

bangunan utama yaitu Gedung Hijau berarsitektur Eropa (cagar budaya Jakarta) yang

berfungsi sebagai ruang kelas, tata usaha, dan ruang jurusan unit perjalanan wisata

dengan luas 275 m2, dan gedung sekolah yang berarsitektur lebih modern. Kondisi

67

Page 68: Lap. PPL Nita BK UNJ

lingkungan sekolah sangat luas, asri, bersih dan kondusif sehingga menunjang

terlaksananya kegiatan belajar dan mengajar. Selain itu posisi sekolah sangat strategis

sehingga siswa berasal dari beragam daerah baik dari jakarta maupun luar jakarta

(jabodetabek).

Lingkungan SMKN 27 sebagai sekolah pariwisata di Jakarta Pusat merupakan

lingkungan yang tepat untuk pengembangan pariwisata khususnya bagi daerah

jakarta, karena berdekatan dengan berbagai macam objek wisata seperti Monumen

Nasional, Kota Tua, Gedung Kesenian Jakarta, dsb. Selain itu juga terdapat pusat

perbelanjaan seperti Pasar Baru, Golden Truly, Pasar Senen, dan Atrium Mall

sehingga siswa dapat dengan mudah membeli kebutuhan praktek mereka di temapat-

tempat tersebut. Letak SMKN 27 Jakarta Pusat juga berdekatan dengan gedung

Badan Pusat Statistik, bersebelahan dengan SMPN 5 Jakarta Pusat, juga SMKN 1

Jakarta Pusat.

Fasilitas Sekolah

1. Perpustakaan

Ruang perpustakaan dengan luas 160 m2 ini merupakan salah satu fasilitas

yang mendukung di SMKN 27 Jakarta Pusat, di tempat ini terdapat berbagai

macam buku-buku referensi yang menunjang pembelajaran siswa sesuai dengan

program studinya masing-masing. Jumlah koleksi buku yang dimiliki sekitar

13.913 buah dibagi menjadi dua jenis buku dengan perincian 13.000 buku paket

dan 913 buku non paket (buku penunjang).

68

Page 69: Lap. PPL Nita BK UNJ

Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa pengelolaan perpusatakaan

sangat terorganisir, dimana setiap pengunjung yang datang diwajibkan untuk

mengisi buku tamu yang telah tersedia sebelumnya, sistematika peminjaman dan

pengembalian buku juga dilakukan dengan sangat baik.

Selain itu, penataan perawatan berbagai buku disesuai dengan jenisnya

masing-masing, suasana yang tenang dan kondusif membuat siapapun yang

datang ketempat ini akan merasa nyaman untuk membaca buku atau mengerjakan

tugasnya. Hal itupun diperkuat dengan intensitas jumlah siswa yang datang ke

perpustakaan sekitar 200 orang perbulannya.

2. Laboratorium

SMKN 27 Jakarta Pusat memiliki tiga buah ruangan laboratorium yaitu

dua ruang laboratorium bahasa luas 180 m2 yang dilengkapi dengan komputer dan

perangkat penunjang lainnya untuk setiap siswa yang melakukan praktek mata

pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Jerman, Bahasa Perancis, dan Bahasa Inggris

(penggunakaan laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan belajar dan

mengajar).

Kemudian laboratorium komputer yang terletak dilantai dua yang

memiliki luas 180 m2 menurut hasil pengamatan ruangan ini telah dilengkapi

dengan perangkat komputer yang lengkap (setiap siswa menggunakan satu buah

komputer dan perangkatnya), LCD, white board, penyejuk ruangan dan

penerangan yang cukup baik.

69

Page 70: Lap. PPL Nita BK UNJ

3. Ruang Praktek Program Studi

Setiap jurusan yang terdapat di SMKN 27 Jakarta Pusat memiliki ruang

prakteknya masing- masing seperti ruang praktek Jasa Boga yang terbagi menjadi

6 ruangan, satu buah ruang praktek Patiseri atau yang disebut ruang coklat, ruang

praktek Busana Butik yang terbagi 3 ruang dan 1 buah ruang khsusus laboratorium

desain, ruang praktek tata kecantikan terbagi menjadi 2 ruangan yaitu untuk tata

kecantikan kulit dan tata kecantikan rambut, satu buah ruang praktek Akomodasi

Perhotelan, dan sebuah restoran (tea house) yang biasanya digunakan untuk

menjamu para tamu hotel (Edotel).

Dari hasil pengamatan tiap ruang praktek secara garis besar sudah cukup

baik dan menunjang kompetensi siswa sesuai dengan program studinya masing-

masing. Pada tiap-tiap ruang praktek telah menyediakan berbagai macam bahan

dan peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan praktikum para siswa, namun

ada kalanya siswa menyiapkan perlengkapan praktek mereka sendiri karena

keterbatasan alat dan bahan yang tersedia di sekolah.

4. Ruang Serbaguna (Aula)

SMKN 27 Jakarta Pusat memiliki sebuah ruang serbaguna atau aula yang

biasa digunakan untuk kegiatan rapat guru, pertemuan orangtua atau wali murid,

kegiatan siswa, LKS dan acara-acara sekolah lainnya. Ruangan ini cukup luas

dengan satu panggung besar dan mampu menampung puluhan orang didalamnya.

70

Page 71: Lap. PPL Nita BK UNJ

5. Ruang Bimbingan dan Konseling

Ruangan Bimbingan dan konseling yang dimiliki oleh SMKN 27 Jakarta

Pusat memang sangat mendukung terlaksananya program layanannya sendiri hal

itu dikarenakan ruangannya cukup besar dengan luas 275 m2 yang dibagi menjadi

3 ruang di dalamnya yaitu ruang untuk tamu dan meja para guru BK, ruang

konseling kelompok atau bimbingan kelompok, dan ruang konseling individual

yang memiliki kekhususan sendiri atau ruangan dibuat tertutup untuk menjaga

privasi konseli yang sedang menjalankan konseling.

Selain itu, di dalam ruang tersebut memiliki fasilitas pendukung seperti

seperangkat komputer dan printer yang biasa digunakan untuk membuat database

siswa atau pembuatan administrasi kelengkapan layanan bimbingan dan konseling

di SMKN 27 Jakarta. Selain itu dari hasil pengamatan terlihat bahwa ruangan ini

cukup rapi dimana arsip-arsip siswa disusun secara sistematik berdasarkan

program studi dan jenjang kelasnya masing-masing sehingga memudahkan

pencarian jika dibutuhkan sewaktu-waktu. Ruangan ini pula yang nantinya akan

digunakan oleh mahasiswa PPL BK dalam menjalankan tugasnya untuk

memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling Komprehensif meliputi bidang

pribadi, sosial, belajar dan karir kepada para siswa.

6. Ruang Tata Usaha

Ruang tata usaha di SMKN 27 Jakarta Pusat terletak di Gedung Hijau

dengan luas m2 dan memiliki jumlah karyawan sebanyak 27 orang.

71

Page 72: Lap. PPL Nita BK UNJ

Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 27 Jakarta Pusat meliputi sebagai

berikut :

No. Jenis Kegiatan Kompetensi

2 Rohis Menerapkan keimanan dan ketaqwaan

4 Paskibra Menerapkan kedisiplinan dan cinta tanah air

7 PMR Menerapkan P3K

9 Mading Menerapkan jurnalistik

10 Teater Mengapresiasikan seni teater

12 Paduan Suara Mengapresiasikan seni suara

13 OSIS/MPK Vokasional dan kepemimpinan

14. Pencak Silat Mengapresiasikan bela diri

Modern Dance Mengapresiasikan tari

Futsal Menerapkan olahraga permainan dan ketangkas

Bola Basket Menerapkan olahraga permainan dan ketangkas

Tari Betawi Mengapresiasikan tari tradisional

Interaksi Sosial

Hubungan sosial dalam suatu lingkup pendidikan khsusunya di sebuah

sekolah sebagai lembaga formal perlulah diciptakan seefektif mungkin. Komunikasi

antar individu maupun antar stakeholder sekolah merupakan salah satu syarat penting

72

Page 73: Lap. PPL Nita BK UNJ

yang diperlukan untuk saling mengenal dan memahami masing-masing individu

dalam kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya dalam lingkup pendidikan interaksi

terwujud antara guru dengan siswa sebagai salah satu bentuk penyampaian informasi

yang berisi ilmu pengetahuan.

Hasil pengamatan yang didapatkan selama proses observasi berlangusng

menyangkut hal interaksi sosial di lingkungan SMKN 27 Jakarta Pusat yaitu :

Interaksi sosial yang terjadi di antara stakeholder sekolah secara umum sudah

cukup baik. Hubungan antara guru dengan guru lainnya menunjukkan satu

hubungan yang baik dan profesional mereka saling menghormati dan

mendukung fungsi kerjanya masing-masing juga mampu menempatkan diri

sesuai dengan kondisi dan situasi antar teman sejawatnya.

Begitu pula interaksi yang terwujud antara guru dan siswa dimana keduanya

saling menunjukkan sikap yang asertif, siswa memperlihatkan rasa hormatnya

terhadap guru sebaliknya guru mengayomi anak didiknya dengan baik,

sebagai contoh misalnya saat bertemu di ruang bimbingan konseling beberapa

murid terlihat tidak canggung untuk bercengkrama dengan guru pembimbing

mereka, pada umumnya mereka mengkonsultasikan permasalahan yang

sedang dihadapinya.

Interaksi yang terjalin antar siswa, baik sesama siswa pada tingkat kelas yang

sama, kakak kelas dengan adik kelas maupun adik kelas dengan kakak

kelasnya pada umumnya telah terjalin dengan baik, hal itu terlihat dimana

dalam berteman mereka biasanya berbaur dengan sesamanya maupun kakak

73

Page 74: Lap. PPL Nita BK UNJ

atau adik kelas mereka. Selain itu tidak jarang mereka saling membantu

keperluan sekolah misalnya menanyakan tentang praktikum yang akan

mereka ikuti atau tugas-tugas sekolah lainnya.

Hubungan guru dengan pegawai atau staf sekolah terjalin cukup harmonis,

seperti misalnya interaksi antara guru dengan pegawai tata usaha dimana

terjadi hubungan kolaboratif yang berkaitan dengan pengurusan administrasi

siswa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengamatan yang diperoleh hubungan

interaksi sosial antar stakeholder sekolah sudah terjalin cukup baik, mereka saling

mendukung dan menghormati satu sama lain.

Studi Dokumentasi

“Terlampir”

3. Analisis Hasil Asesmen

Informasi yang diperoleh untuk mengumpulkan data maka dilakukan

pengumpulan data dengan menggunakan beberapa asesmen yang meliputu Daftar

Cek Masalah (DCM), sosiometri, asesmen lingkungan, dan studi dokumentasi.

Berdasarkan data asesmen tersebut diperoleh informasi mengenai keadaan guru,

siswa, dan kondisi lingkungan sekolah.

Berdasarkan dari hasil asesmen di atas diketahui bahwa dari hasil Daftar Cek

Masalah (DCM) yaitu permasalahan yang cukup banyak dipilih oleh siswa adalah

bidang keadaan pribadi dan kejiwaan, hubungan social dan kejiwaan, dan

perkembangan jasmani dan kesehatan. Pada bidang masalah keadaan pribadi dan

74

Page 75: Lap. PPL Nita BK UNJ

kejiwaan siswa banyak mengalami merasa diri sebagai orang pelupa,sering merasa

khawatir pada sesuatu yang belum pasti, merasa mudah marah, mudah sedih dan

menangis, merasa kurang percaya diri sehingga tidak berani tampil didepan umum.

Hal ini terjadi karena siswa merasa kurang nyaman dengan kondisi kelas

karena ada beberapa kelas yang memiliki ruang yang sempit dengan jumlah siswa

yang cukup banyak sehingga menimbulkan suasana panas dan siswa merasa kurang

kondusif dalam kelas dan siswa menjadi kurang semangat belajar di dalam kelas.

Sementara itu bagi siswa yang merasa sering mengantuk karena kurang tidur

juga karena ada juga beberapa kelas yang menggunakan Air Conditioner (AC)

dengan ukuran kelas yang cukup luas dan siswa merasa nyaman dikelas. Hal tersebut

membuat siswa sebagian merasa nyaman dan mengantuk di kelas. Hal ini diperkuat

dengan asesmen lingkungan yang diperoleh mengenai fasilitas sarana dan prasarana

di sekolah.

Sementara pada bidang masalah hubungan pribadi, muda mudi, dan

kehidupan sosial-keaktifan organisasi memiliki hubungan yang kuat dengan hasil

asesmen sosiometri yaitu mengenai hubungan sosial antar siswa di kelas. Dari hasil

sosiometri tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian yang diperoleh oleh siswa

dipengaruhi pula oleh kemampuan siswa itu sendiri dalam menjalin hubungan dengan

teman-teman disekitarnya.

Hal ini akan membentuk penilaian sendiri bagi setiap siswa, sehingga nilai-

nilai tersebut terbentuk karena kemampuan siswa itu sendiri. Nilai-nilai tersebut

75

Page 76: Lap. PPL Nita BK UNJ

dalam sosiometri yaitu berupa hubungan yang disukai dan hubungan yang kurang

disukai oleh teman yang terdiri dari 2 pilihan yaitu pemilih pertama dan pemilih

kedua dan memiliki bobot nilai yang berbeda.

Hasil yang diperoleh dari sosiometri yaitu hubungan teman yang disukai pada

peringkat pertama maka disebut dengan Star atau popular dan hubungan teman yang

kurang disukai pada peringkat pertama disebut dengan Isolated. Star adalah siswa

yang memiliki kemampuan menjalin hubungan yang baik seperti memiliki

komunikasi yang baik, senang bergaul dengan siapa saja, percaya diri, menghargai

teman, dan memiliki sikap yang disukai oleh siswa yang lain. Sementara Isolated

anak yang sebaliknya dari star, tidak memiliki kemampuan berinteraksi dengan baik

atau memiliki sikap yang kurang disukai oleh siswa-siswa yang lain.

4. Rekomendasi

Berdasarkan hasil asesmen dan analisis asesmen maka dapat diketahui kebutuhan

yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam hal ini maka dibuat perencanaan kegiatan

layanan Bimbingan Konseling yang akan dilaksanakan selama satu semester adalah

sebagai berikut:

a. Bimbingan klasikal

b. Bimbingan kelompok

c. Konseling kelompok

d. Konseling individu

e. Konferensi kasus

76

Page 77: Lap. PPL Nita BK UNJ

B. PERANCANGAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF

1. Landasan Filosofis dan Teoritis

a. Perspektif Filosofis dan Teoritis

1). Visi dan Misi SMKN 27 Jakarta Pusat

Visi

“Menjadi sekolah menengah pariwisata bertaraf internasional

yang unggul, berbasis kewirausahaan, menguasai teknologi

informasi dan berwawasan lingkungan.”

Misi

Membentuk tamatan yang mandiri, beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Menyediakan layanan pendidikan yang unggul berbasis

kewirausahaan dan teknologi informasi.

Mengimplementasikan manajemen mutu dengan

menggunakan pendekatan bisnis.

Mewujudkan kerjasama industri baik dalam maupun luar

negeri.

Mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan

berwawasan lingkungan.

Dari paparan tentang visi dan misi SMKN 27 jakarta dimana

SMKN 27 Jakarta berusaha untuk menjadi sekolah pariwisata

bertaraf internasional yang unggul, berbasis kewirausahaan,

77

Page 78: Lap. PPL Nita BK UNJ

menguasai teknologi informasi dan berwawasan lingkungan.

Sehingga dapat menciptakan lulusan yang mempunyai

kompetensi yang baik, peranan bimbingan dan konseling dalam

mendukung hal tersebut berperan sangat penting dimana untuk

membangun dan membentuk pribadi siswa yang mempunyai

kompetensi untuk lulus dengan bekal yang cukup tidak hanya

dalam ilmu dan keterampilan saja, namun budi pekerti dan

mempunyai nilai-nilai luhur.

Pembuatan program bimbingan dan konseling

komprehensif pun perlu mengacu pada visi dan misi sekolah

yang ada dimana melalui program tersebut karakter siswa

meliputi kompetensi, keterampilan, dan sikap siswa dengan

pemberian layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan

kebutuhan siswa. Pelaksanaan program layanan bimbingan dan

konseling komprehensif pun tentu saja memerlukan kolaboratif

antar stakeholder sekolah agar terciptanya tujuan bersama dalam

mengembangkan visi dan misi sekolah.

2. Infrastruktur Program

a. Pelaksana Program

Program bimbingan dan konseling komprehensif yang dibuat akan

dilakukan oleh mahasiswa PPL BK (praktikan) selama satu semester

yang didalamnya mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang

78

Page 79: Lap. PPL Nita BK UNJ

dilakukan mulai dari need asesment, bimbingan kelompok,

bimbingan klasikal, konseling inidividual, konseling kelompok, dan

konferensi kasus.

b. Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang utama dalam penyelenggaraan program layanan

bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut :

1). Tempat Kegiatan atau Ruang Pelayanan

Ruangan yang mendukung kegiatan bimbingan maupun

konseling adalah ruangan yang dapat membuat para siswa

nyaman serta memungkinkan terciptanya azas-azas bimbingan

dan konseling terutama azas kesukarelaan, keterbukaan dan

kerahasiaan.

Kegiatan layanan konseling individu dapat dilakukan pada

ruang konseling yang tersedia begitu pula kegiatan bimbingan

kelompok, maupun konseling kelompok yang dapat dilakukan di

ruangan bimbingan dan konseling.

2). Data-data yang lengkap yang tersusun dengan sistematis pada

tiap jenjang kelas pada salah satu almari juga database dalam

bentuk file-file di komputer, sehingga memudahkan praktikan

untuk mengumpulkan data tentang para konseli yang

ditanganinya.

3. Gambaran Kondisi Siswa

79

Page 80: Lap. PPL Nita BK UNJ

Berikut adalah beberapa gambaran kondisi siswa secara nyata

berdasarkan hasil analisis dan sintesis asesmen, yaitu :

a. Analisis asesmen keseluruhan kelas X Tata Kecantikan Kulit, yaitu

siswa membutuhkan keterampilan untuk dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang sekolah, karena siswa di kelas X yang baru

memasuki lingkup sekolah menengah kejuruan masih membutuhkan

masa orientasi tentang sekolah yang telah mereka pilih. Mereka juga

membutuhkan beberapa informasi tidak hanya mengenai lingkungan

sekolah, stakeholder, maupun fasilitas yang disediakan namun

mereka juga memerlukan informasi mengenai jurusan yang telah

mereka pilih. Selain itu berdasarkan hasil daftar cek masalah, siswa

juga memerlukan sikap percaya diri , dimana dari hasil yang didapat

kecenderungan siswa mengalami masalah pada keadaan pribadi dan

kejiwaan pada umumnya siswa merasa khawatir takut atau tidak bisa

menjawab soal atau pertanyaan saat ulangan, malu untuk tampil di

depan umum. Pada hasil sosiometri didapatkan bahwa siswa kelas X

ini perlu menyesuaikan diri dengan teman-teman dikelas.

b. Analisis asesmen keseluruhan kelas XII Busana Butik 2, yaitu

kecenderungan siswa mengalami masalah pada bidang hubungan

pribadi, dimana umumnya siswa cenderung merasa rendah diri,

mereka kurang dapat melihat kemampuan dan potensi diri yang ada

sementara melihat oranglain lebih baik dari dirinya. Hal itu tentu saja

80

Page 81: Lap. PPL Nita BK UNJ

akan menimbulkan masalah ketika mereka akan mulai memasuki

dunia usaha atau industri, dimana kompetensi bidang mereka akan

diuji. Selain itu, tingkat kepercayaan diri yang rendah membuat

mereka kurang dapat menjalin hubungan dengan teman sebaya secara

asertif, mereka menciptakan klik-klik pertemanan tertentu atau yang

mereka anggap sesuai dengan harapan mereka. Hal tersebut di

perkuat oleh data yang didapat dari hasil analisis sosiometri kelas XII

Busana Butik 2, ada indikasi beberapa siswa yang menjadi pusat baik

star maupun isolated.

c. Analisis asesmen keseluruhan kelas XI Busana Butik 1, yaitu

kecenderungan siswa membutuhkan keterampilan untuk menjalin

komunikasi yang baik dengan teman sebaya sehingga terciptanya

hubungan yang asertif. Konflik antar klik pertemanan cenderung

terjadi sehingga kekompakkan kelas XII Akomodasi Perhotelan I

kurang terlihat, hal tersebut diperkuat dengan data hasil sosiometri

yang didapat dimana klik-klik pertemanan banyak ditemuai, selain itu

pula ada beberapa siswa yang menjadi pusat baik star maupun

isolated. Selain itu, kelas XII Akomodasi Perhotelan I yang tengah

menghadapi persiapan uji kompetensi dan ujian nasional memerlukan

motivasi dan beberapa informasi terkait karir dan masa depan

mereka.

81

Page 82: Lap. PPL Nita BK UNJ

4. Sistem Layanan

a. Layanan Dasar (Guidance Curriculum)

1) Bimbingan Kelompok

Layanan ini dilakukan praktikan pada satu kelompok siswa sesuai

dengan kebutuhan mereka yang didapat melalui hasil observasi

dan wawancara. Kegiatan ini berlangsung selama minimal tiga

kali pertemuan, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Jumlah siswa

dalam kelompok tersebut sekitar 10-12 orang dengan durasi @ 45

menit (setiap sesi pertemuan).

2) Bimbingan Klasikal

Pelayanan bimbingan klasikal merupakan kegiatan tatap muka

secara langsung antara praktikan dengan para siswa dalam satu

kelas. Praktikan menyampaikan materi sesuai dengan topik yang

didapat dan disesuaikan kebutuhan para siswa, juga dikemas

dengan metode bervariasi dan media bimbingan yang mampu

menarik minat siswa terhadap layanan yang diberikan.

b. Layanan Responsif

1) Konseling Individual

Layanan konseling individual khususnya dilaksanakan untuk

membantu memandirikan siswa dalam menyelesaikan

permasalahannya, dimana praktikan membantu pelaksanaan

82

Page 83: Lap. PPL Nita BK UNJ

konseling individu untuk beberapa kasus siswa dan mencoba

menggunakan pendekatan dan teknik konseling yang sesuai.

2) Konseling Kelompok

Layanan ini di berikan oleh praktikan kepada salah satu kelompok

siswa yang terdiri dari 6 siswa. Pertemuan dilaksanakan minimal

empat kali pertemuan atau disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Layanan Perencanaan Individual

Praktikan memberikan layanan perencanaan individu sebagai bantuan

kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan

aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasar

pemahaman akan kelebihan dan kekurangan peserta didik.

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan suatu kolaborasi yang diciptakan oleh

praktikan dan stakeholder sekolah guna mendukung pelaksanaan

program bimbingan dan konseling komprehensif.

5. Akuntabilitas

a. Evaluasi

Evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif

merupakan proses pemberian penilaian terhadap keberhargaan

keberhasilan dan keberhasilan program yang telah dilakukan

83

Page 84: Lap. PPL Nita BK UNJ

praktikan melalui pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis

data yang akan dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Evaluasi

dilakukan berdasarkan analisis data berdasarkan acuan observasi

pada siswa untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil proses

bimbingan konseling. Berikut adalah format pengumpulan untuk

acuan evaluasi program yang dibuat praktikan :

No. Perilaku Jumlah

Pendahuluan

1 Siswa yang merespon apersepsi guru … Siswa

Kegiatan inti

1 Siswa yang memberikan pendapatnya … Siswa

2 Siswa ikut aktif dalam diskusi … Siswa

Penutup

1 Siswa yang menyampaikan kesimpulan … Siswa

2 Siswa yang tidak serius dalam diskusi … Siswa

3 Siswa yang bercanda dalam berdiskusi … Siswa

a. Supervisi

Setelah proses pelaksanaan perencanaan program bimbingan

konseling, pelaksanaan program bimbingan konseling berjalan dengan

84

Page 85: Lap. PPL Nita BK UNJ

baik karena fasilitas sekolah yang memadai dan para pembimbing

yang siap membantu dan memberi pengarahan sehingga berjalannya

program terlaksana dengan lancar.

Tujuan dibuatnya perencanaan adalah untuk mengetahui sejauh

mana derajat keberhasilan kegiatan dan mengingkatkan kolaborasi

layanan bimbingan konseling dengan stakeholder seperti kepala

sekolah, guru-guru bidang pelajaran, guru BK dan staff sekolah.

6. Perangkat Program (terlampir)

a. Kalender Semesteran

b. Kegiatan Bulanan

c. Kegiatan Mingguan

85

Page 86: Lap. PPL Nita BK UNJ

C. LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

1. Pendahuluan

Layanan kegiatan bimbingan konseling secara umum melaksanakan

layanan bimbingan klasikal dimana praktikan memberikan materi yang

dibahas di dalam kelas. Materi yang disajikan adalah materi yang disesuaikan

terhadap kebutuhan siswa yang diketahui berdasarkan hasil perolehan data

dengan menggunakan asesmen atau data lainnya.

Layanan bimbingan klasikal ini memiliki fungsi pemahaman,

pencegahan, dan pengembangan. Layanan ini mengembangkan beberapa

tugas perkembangan pada tiap siswa yang harus dicapai untuk mencapai

tujuan layanan bimbingan klasikal. Tujuan layanan bimbingan klasikal ini

meliputi dua hal yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus

dicapai oleh siswa dengan berdasarkan pada indikator yang telah dirumuskan

di dalam satuan layanan bimbingan klasikal. Selain itu layanan bimbingan

klasikal ini meliputi beberapa bidang perkembangan yaitu bidang belajar,

sosial, pribadi, dan karir.

2. Pelaksanaan

a. Hasil asesmen dan interpretasinya

Berdasarkan dari hasil asesmen Daftar Cek Masalah (DCM) bidang

masalah yang banyak dipilih oleh siswa adalah bidang masalah keadaan

pribadi dan kejiwaan, hubungan sosial dan kejiwaan, dan perkembangan

jasmani dan kesehatan. Kemudian berdasarkan hasil sosiometri yang

86

Page 87: Lap. PPL Nita BK UNJ

diperoleh ternyata dapat beberapa hubungan yang kurang baik antara

siswa di kelas.

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan dan

membutuhkan pemahaman lebih untuk pengetahuan siswa. Untuk

memberikan pemahaman tersebut, praktikan memberikan asesmen

berdasarkan kebutuhan mereka. Materi yang akan diberikan disesuaikan

dengan kebutuhan siswa yang sudah diketahui dari hasil analisis asesmen.

Materi-materi tersebut mencakup tugas perkembangan dan kompetensi

siswa.

b. Peta aspek perkembangan dan kompetensi siswa dari 8 satlan

1) Kelas X TKK

No. Topik Materi Aspek

Perkembangan

Kompetensi

1 Konsep Diri Pengembangan Diri Memanfaatkan kelebihan

yang ada pada dirinya untuk

berbagai tujuan hidup

2 Teknik memori dan

peningkatan daya ingat

Pengembangan diri Menggunakan kemampuan

otak dalam melakukan

aktivitas

3 Percaya Diri (Self-

Confidence)

Pengembangan Diri Siswa mampu menunjukan

rasa percaya diri

4 Stop menyontek Landasan perilaku Mengenal keberagaman

87

Page 88: Lap. PPL Nita BK UNJ

etis sumber norma yang berlaku

di masyarakat

2) Kelas XI

No. Topik Materi Aspek Perkembangan Kompetensi

1 Teknik memori dan

peningkatan daya ingat

Pengembangan diri Menggunakan

kemampuan otak dalam

melakukan aktivitas

2 Berfikir positif Kematangan intelektual

dan emosi

Siswa mampu melatih

dan mengembangkan

sikap berfikir positif

dalam kehidupan sehari-

hari

3 Persiapan Prakerin Kematangan intelektual

dan emosi

Siswa mampu

mempersiapkan diri

dalam praktik di dunia

kerja/industry

4 Komunikasi Efektif Kesadaran tanggung

jawab sosial

- Mengetahui pentingnya

komunikasi dengan

sesama

- Mengenal serta

memerankan diri dalam

88

Page 89: Lap. PPL Nita BK UNJ

suatu komunikasi

- Memahami landasan

moral komunikasi

dengan sesama

-

moral komunikasi

dengan sesam

3) Kelas XII

No Topik Materi Aspek Perkembangan Kompetensi

1 Mengendalikan emosi Kematangan intelektual

dan emosi

Siswa mampu

mengendalikan emosi

yang baik

2 Motivasi berprestasi Pemahaman diri i. Pemahaman terhadap

prinsip-prinsip belajar

ii. Memiliki rencana

kegiatan belajar

iii. Mampu mempersiapkan

diri mengikuti pelajaran

3 Konsep diri Pengembangan diri Memanfaatkan kelebihan

yang ada pada dirinya

untuk berbagai tujuan

89

Page 90: Lap. PPL Nita BK UNJ

hidup

4 Belajar efektif melalui

gaya belajar yang tepat

Kematangan intelektual Pemahaman terhadap gaya

belajar yang ada pada diri

siswa.

5 Multiple Intellegence Kematangan intelektual

dan emosi

Siswa mampu

mengembangkan

kemampuan

intelegensinya dan mampu

menggali serta mengenali

lebih dalam lagi

kemampuan intelegensi

yang dimilikinya

6 Perencanaan karir Pengembangan karir Memantapkan pilihan

karir sesuai bakat dan

minat

7 Informasi dunia kerja Pengembangan karir - Memiliki informasi

dunia kerja

- Memiliki persiapan

dalam memasuki dunia

kerja

8 Pemahaman potensi diri Pengembangan karir Memiliki pemahaman

mengenai bakat dan

90

Page 91: Lap. PPL Nita BK UNJ

minatnya

Memiliki persiapan dalam

mengembangkan potensi

yang dimiliki sesuai

dengan bakat atau minat

c. Refleksi

Dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal, para siswa dapat mengikuti

kegiatan dengan sungguh-sungguh. Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal

diberikan kepada siswa di kelas yang berbeda-beda dan memiliki berbagai

karakteristik dan disesuaikan dengan kebutuhan siswaa. Para siswa dapat memahami

materi yang disampaikan oleh praktikan dengan baik. Pada beberapa kelas, masih

terlihat ada siswa yang pasif dan kurang perhatian. Praktikan mencoba untuk

meminta kerjasamanya dalam memperhatikan materi yang disajikan. Penyampaian

materi dengan menggunakan media yang menarik dan tepat sangat membantu dalam

penyampaian tujuan dari bimbingan klasikal. Dari layanan bimbingan klasikal,

praktikan menggunakan berbagai metode yang bervariasi untuk dapat membuat siswa

lebih aktif seperti ceramah, tanya jawab,diskusi, simulasi, debat, dan bermain peran.

Praktikan juga menggunakan alat atau bahan sajian materi untuk siswa seperti lembar

quisioner atau pernyataan, dan media power point serta tampilan video dengan durasi

singkat sebagai penunjang siswa dalam pemahaman dirinya.

91

Page 92: Lap. PPL Nita BK UNJ

d) Kekuatan-kekuatan praktikan dalam menyelenggarakan layanan

bimbingan klasikal

1) Pemilihan topik bimbingan sesuai dengan kebutuhan para siswa

yang didapat dari analisis berbagai asesmen yang telah

dilakukan.

2) Kematangan dan penguasaan materi, kedua hal ini merupakan

aspek penting dimana praktikan akan dapat memberikan

pemahaman serta informasi spesifik dan mendalam kepada siswa

sesuai dengan topik bimbingan yang diberikan.

3) Pengaplikasian metode dan media pembelajaran yang tepat dan

mampu menarik minat siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan

berorientasi pada pemecahan masalah sesuai dengan kompetensi

yang dikembangkan.

4) Praktikan mampu bersikap fleksibel, terbuka, berwawasan luas

sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuanya bersama

praktikan.

5) Berpenampilan yang sopan dan menarik sebagai performance

sebagai guru ppembimbing.

6) Penyampaian dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa dan

dengan suara yang jelas.

e) Praktikan dalam menyelenggarakan layanan bimbingan klasikal perlu

meningkatkan beberapa kompetensi seperti :

92

Page 93: Lap. PPL Nita BK UNJ

1) Persiapan dan pembuatan satuan layanan yang saling terintegrasi

antara topik, aspek perkembangan, tujuan, kompetensi dasar,

indikator, metode dan media pembelajaran yang digunakan.

2) Mampu berinteraksi dan mengelola kelas dengan baik, sehingga

terciptanya suasana yang kondusif, serta praktikan menciptakan

interaksi dua arah dimana mendorong partisipasi aktif siswa juga

mampu menggali ide dan perasaan siswa secara terbuka dan bebas.

3) Kemampuan dalam penggalian informasi yang lebih dalam

mengenai seputar topic yang dibahas agar dapat menjawab

pertanyaan siswa yang menjurus pada topic dan pertanyaan yang

diajukan.

4) Penggunaan waktu seefektif mungkin, dimana praktikan

menggunakan alokasi waktu yang baik sesuai yang ditentukan.

5) Praktikan mampu merangkum hasil kegiatan bimbingan klasikal,

mengevaluasi hasil dan merencanakan tindak lanjut.

93

Page 94: Lap. PPL Nita BK UNJ

D. LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Bimbingan Kelompok merupakan salah satu layanan yang

terdapat dalam Bimbingan dan Konseling. Dalam bimbingan

kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal

masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari

pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri (dalam Winkel & Sri

Hastuti, 2004: 565). Dalam hal ini, bimbingan kelomok berfungsi

untuk mencegah atau meminimalisir timbulnya masalah bagi siswa

yang bersangkutan.

Dalam layanan bimbingan kelompok, peserta yang mengikuti

kegiatan ini adalah dari kelas XI Busana Butik 1. Anggota kelompok

terdiri dari 12 siswa perempuan di dalam kelas tersebut. Praktikan

mengambil kelompok tersebut karena dari hasil observasi yang telah

dilakukan, kelompok ini membutuhkan persiapan dalam menghadapi

prakerin sehingga praktikan perlu memberikan layanan bimbingan

kelompok dengan tema “ Persiapan Menghadapi Prakerin”.

Bimbingan ini diberikan sebagai bekal bagi kelompok tersebut agar

lebih mampu dan mantap dalam mempersiapkan diri menghadapi

94

Page 95: Lap. PPL Nita BK UNJ

prakerin,mengurangi kecanggungan dan kurangnya rasa percaya diri,

serta bagaimana menghadapi rekan-rekan dalam dunia industry.

b. Topik Layanan

“Persiapan Menghadapi Prakerin”

c. Tujuan

Agar siswa mengetahui pentingnya prakerin,bagaimana gambaraan

mengenai prakerin serta dapat mempersiapkan diri menghadapi

prakerin.

II. Pelaksanaan

a. Hasl Asesmen dan Interpretasinya

Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang dilakukan oleh praktikan dengan beberapa

siswa yang menyampaikan rasa khawatirnya dan kurang percaya diri

dalam menghadapi prakerin. Siswa meminta beberapa langkah dalam

persiapan menghadapi prakerin dan bagaimana persiapan dalam

menghadapi prakerin.

Hasil Observasi

Berdasarkan pengamatan praktikan di dalam kelas setelah memberikan

layanan bimbingan klasikal dengan materi mengenai “Persiapan

Menghadapi Prakerin”, praktikan melihat beberapa siswa yang

membutuhkan persiapan yang lebih mantap dalam menghadapi

prakerin. Beberapa siswa masih takut dan kurang percaya diri dalam

95

Page 96: Lap. PPL Nita BK UNJ

menghadapi prakerin. Hal ini dapat diketahui dari beberapa

pertanyaan dan pengakuan yang dilontarkan siswa dalam layanan

bimbingan tersebut.

Interpretasi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan,

dapat dilihat bahwa kelompok sangat membutuhkan persiapan dalam

menghadapi prakerin dan bagaimana menghadapi rekan kerja dalam

dunia industri. Beberapa siswa dalam kelompok tersebut masih takut

dan khawatir serta kurang percaya diri menghadapi prakerin.

b. Topik Berdasarkan Hasil Asesmen

Berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan, maka tema atau topik

yang diambil untuk bimbingan kelompok adalah “Persiapan

Menghadapi Prakerin”.

c. Hasil Kegiatan

Pertemuan I (10 Oktober 2012)

Pada tahap pembentukan praktikan memberikan penjelasan tentang

tujuan bimbingan kelompok serta menjelaskan aturan dan asas yang

ada dalam layanan bimbingan kelompok. Praktikan juga memberikan

ice breaking untuk mencairkan suasana agar tidak tegang. Pada tahap

transisi praktikan menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada

tahap berikutnya serta menanyakan kesiapan dari anggota kelompok

untuk melaksanakan bimbingan kelompok.

96

Page 97: Lap. PPL Nita BK UNJ

Pada pertemuan ini, kelompok diberikan materi dan penjelasan yang

lebih mengenai prakerin . Pada sesi ini juga kelompok diminta untuk

berbagi dan berdiskusi tentang materi yang disampaikan. Kelompok

terlihat cukup antusias dalam mengikuti aktivitas bimbingan

kelompok, meskipun ada satu siswa yang belum bisa masuk ke dalam

dinamika kelompok. Akan tetapi, secara umum kelompok telah

mengetahui dan memahami tentang prakerin dan fungsinya.

Pertemuan II (22 Oktober 2012)

Pada pertemuan kedua, praktikan juga menyampaikan informasi

mengenai pro kontra perusahaan terhadap siswa prakerin. Setelah

menyampaikan informasi tersebut, praktikan meminta kelompok untuk

berdiskusi mengenai mengenai kesalahan apa saja yang biasanya

dilakukan oleh siswa dalam dunia industry kemudian praktikan

memberikan penguatan.

Pertemuan III (5 Nopember 2012)

Pada pertemuan ini praktikan menyampaikan informasi mengenai

langkah menghadapi rekan kerja dan sukses dalam prakerin.

Kemudian kelompok diminta untuk berbagi dan diskusi mengenai apa

saja yang biasanya terjadi dalam dunia industry atau hal-hal apa saja

yang dilakukan ketika bertemu dengan rekan kerja. Pada pertemuan ini

siswa dapat menganalisis pengalaman yang pernah dialami oleh

97

Page 98: Lap. PPL Nita BK UNJ

dirinya ketika awal memasuki sekolah dan bersosialisasi dengan

teman-teman,rekan-rekan/ pihak sekolah.

d. Refleksi

Pada pertemuan awal, praktikan dapat membuat dinamika kelompok

yang baik dan membuat semua anggota kelompok menyatu dan tidak

tegang. Pada kegiatan diawal, praktikan terlihat lebih aktif dari siswa.

Dalam kelompok, siswa pun terlihat aktif dalam mengemukakan

pendapat, dan hanya satu siswa yang kurang aktif dalam

mengemukakan pendapat. Pada pertemuan ini, waktu dalam

bimbingan lebih 5 menit dari waktu yang ditentukan. Praktikan

memberikan bimbingan 1x50 menit, yang seharusnya waktu

bimbingan adalah 1x 45 menit.

Pada pertemuan kedua terlihat beberapa anggota kelompok yang

kurang antusias dan kurang semangat dalam mengikuti kegiatan

tersebut. Beberapa siswa masih terlihat aktif namun beberapa siswa

lainnya kurang aktif. Praktikan cukup mengalami kesulitan untuk

membentuk dinamika kelompok.

Pada pertemuan ketiga, kelompok terlihat bersemangat dan dapat

mengikuti kegiatan bimbingan dengan baik. Pada awal pembentukan

dan kegiatan, praktikan terlihat lebih aktif dan volume suara praktikan

masih minim. Siswa masih terlihat aktif bertanya dan berdiskusi,

namun volume suara siswa pun kurang dan masih minim. Ada empat

98

Page 99: Lap. PPL Nita BK UNJ

orang siswa yang memang pasif, dan praktikan mencoba siswa

tersebut untuk dapat mengemukakan pendapat.Dalam pertemuan ini,

ada satu siswa yang mengemukakan pendapat diluar tema yang

disajikan, praktikan melakukan cutting off agar pembahasan tidak

diluar materi.

Pada akhir pertemuan ini, praktikan menanyakan kepada siswa dalam

kelompok mengenai kesiapan siswa menghadapi prakerin,apakah

kelompok masih canggung dan gugup atau telah memiliki kesiapan.

Dari penyampaian kelompok secara keseluruhan mereka telah siap dan

hasil dari bimbingan kelompok ini memberi banyak manfaat dan

wawasan baru bagi kelompok.

e. Kekuatan-kekuatan Praktikan dalam Menyelenggarakan

Layanan Kelompok

1. Mampu dekat dengan anggota kelompok karena usia yang tidak

berbeda jauh dan bersifat terbuka

2. Bersifat fleksibel

3. Mampu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa

4. Siswa tidak canggung dalam mengemukakan pendapat

5. Penggunaan games untuk mencairkan suasana kelompok dan

merelaksasikan pikiran siswa

99

Page 100: Lap. PPL Nita BK UNJ

f. Kompetensi yang Perlu Ditingkatan oleh Praktikan dalam

Menyelenggarakan Bimbingan Kelompok

1. Kemampuan merangsang siswa untuk berpendapat

2. Kemampuan menghidupkan suasana

3. Kemampuan mengatur pengalokasian waktu

4. Intonasi suara yang jelas

100

Page 101: Lap. PPL Nita BK UNJ

E. LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL DAN KONFERENSI

KASUS

(Laporan Konseling Individual Kasus NS)

1. Pendahuluan

Pelaksanaan kegiatan layanan konseling individual pada konseli

berinisial NS dilaksanakan pada empat sesi pertemuan dengan jadwal

kegiatan sebagai berikut :

a. Sesi Pertama : tanggal 26 September 2012, pukul 14.00 s.d 14.45 WIB.

b. Sesi Kedua : tanggal 09 Oktober 2012, pukul 14.20 s.d 15.05 WIB.

c. Sesi Ketiga : tanggal 25 Oktober 2012, pukul 14.30 s.d 15.10 WIB.

d. Sesi Keempat : tanggal 16 Nopember 2012, pukul 12.00 s.d 12.50 WIB.

Permasalahan pribadi yang dihadapi oleh NS mengenai perubahan

perilaku. Manajemen waktu NS tidak beraturan sehingga seringkali

terlambat dan tidak masuk sekolah.NS belum menyelesaikan tugas-

tugasnya karena kesulitan memahami pelajaran. Praktikan memberikan

pendekatan behavioral dengan menggunakan teknik self management

sebagai pengelolaan diri dari siswa agar dapat menyesuaikan dan

memanage waktunya dengan baik.

Tujuan Evaluasi

Layanan konseling individu yang diselenggarakan praktikan pada

siswa berinisial NS siswa kelas XI Busana Butik 1 yang mengalami

101

Page 102: Lap. PPL Nita BK UNJ

masalah antara lain keterlambatan datang ke sekolah dan sering tidak masuk

sekolah. Masalah keterlambatan datang ke sekolah dikarenakan bangun

kesiangan atau terkadang belum mempersiapkan perlengkapan sekolah di

pagi hari. Seringnya tidak masuk sekolah karena ia belum selesai

mengerjakan tugas pembuatan pola drapping.

2. Prosedur Asesmen

Pelaksanaan layanan konseling membutuhkan data-data terkait guna

menunjang analisis masalah yang akurat, tentu saja hal itu membutuhkan

alat-alat asesmen untuk dapat menggali lebih dalam permasalahan yang

dihadapi konseli, serta mengetahui penyebab atau gejala yang ditimbulkan

dari permasalahan konseli. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi NS,

praktikan menggunakan beberapa alat asesmen yang digunakan, yaitu :

a. Wawancara

Asesmen yang dilakukan adalah wawancara dengan beberapa

pihak terkait masalah yang dialami NS. Setelah NS menemui praktikan

untuk meminta bantuan dan solusi dalam menyelesaikan masalah yang

sedang dialaminya, praktikan lalu merencanakan untuk melakukan

wawancara berikutnya untuk penggalian data. Wawancara pertama

dilakukan pada hari Senin, 26 September 2012 di ruang kelas pada

pukul 14.00-14.45 di ruang kelas 2.10. Dan pertemuan berikutnya pada

tanggal 09 Oktober 2012 pukul 14.20-15.05 di depan ruang multi

study. Saat wawancara berlangsun, NS menunjukkan sifat

102

Page 103: Lap. PPL Nita BK UNJ

keterbukaannya dalam permasalahan yang dihadapinya. Tujuan

wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi deskriptif tentang

permasalahan konseli secara langsung dengan sumbernya.

Sumber data yang didapat oleh praktikan melalui wawancara awal

dengan konseli, tidak lah cukup untuk membuat analisis yang tepat

sasaran maka diperlukan beberapa informasi terkait dengan beberapa

pihak yang dianggap dapat memberikan data-data yang relevan.

Praktikan pun melakukan wawancara dengan guru bk di sekolah

terkait masalah NS

Wawancara dengan guru pembimbing/guru bk (Ibu Sutilah)

Pelaksanaan wawancara dilakukan pada hari selasa tanggal 27

September 2012. Guru pembimbing memberikan informasi terkait

dengan masalah yang dihadapi NS. Beliau memberi keterangan bahwa

perilaku terlambat dan seringnya tidak masuk ke sekolah terlihat di

tahun ini saja. Pada tahun lalu ketika NS duduk di kelas X, ia terlihat

rajin masuk sekolah dan tidak terlambat. NS sering terlambat karena

setiap pagi mengantar adiknya ke sekolah atau terkadang bangun

kesiangan.

b. Studi dokumentasi

Sumber data studi dokumentasi yang diperoleh berupa laporan hasil

mid semester. Dari data yang diperoleh nilai mata pelajaran pola

103

Page 104: Lap. PPL Nita BK UNJ

drapping telah mencapai KKM, namun untuk tugasnya tidak ada nilai

karena NS belum menyelesaikan tugas pola drapping.

c. Data kehadiran siswa

Praktikan melihat frekuensi keterlambatan dan kehadiran siswa di

sekolah, ditemukan bahwa NS sering terlambat dan sering tidak hadir

ke sekolah.

Hasil Asesmen

JENIS DATA HASIL ANALISA

Wawancara

Wawancara

dengan konseli

.

Konseli ini menceritakan tentang keterlambatan datang ke

sekolah. Pada awalnya, keterlambatannya karena membantu

adiknya dalam persiapan berangkat sekolah seperti

memandikannya, memakaikan pakaiannya dan mengantar

sekolah adiknya yang lain. Setelah kakak tirinya tinggal

bersamanya,ia cukup terbantu dalam persiapan berangkat

sekolah, namun kendalanya yang terjadi saat ini, ia justru

belum mempersiapkan perlengkapan sekolahnya, atau

bangun kesiangan.

Iapun mengakui bahwa seringnya tidak hadir dikarenakan

tugas dalam pembuatan pola drapping belum selesai,

sehingga ia takut dan tidak hadir ke sekolah. Karena

seringnya terlambat ke sekolah membuatnya kurang

104

Page 105: Lap. PPL Nita BK UNJ

Wawancara

dengan guru

pembimbing

(Ibu Sutilah)

memahami pelajaran pada jam pertama yaitu pola drapping

sehingga ia kesulitan memahami pembuatan pola drapping.

Guru pembimbing memberikan informasi terkait dengan

masalah yang dihadapi NS. Beliau memberi keterangan

bahwa perilaku terlambat dan seringnya tidak masuk ke

sekolah terlihat di tahun ini saja. Pada tahun lalu ketika NS

duduk di kelas X, ia terlihat rajin masuk sekolah dan tidak

terlambat. NS sering terlambat karena setiap pagi mengantar

adiknya ke sekolah atau terkadang bangun kesiangan.

Data

Keterlambatan

dan

Ketidakhadiran

Siswa

Praktikan melihat frekuensi keterlambatan dan kehadiran

konseli di sekolah, ditemukan bahwa NS sering terlambat

dan sering tidak hadir ke sekolah. dalam sebulan terlambat

mencapai 3-4 kali atau terkadang lebih, dan tidak hadir

dalam sebulan 3-4 kali. Terhitung dari bulan Juli sampai

Oktober 10 kali tidak hadir.

Studi

dokumentasi

Diperoleh dari hasil belajar atau nilai Ujian Tengah

Semester. Dari laporan ini ada beberapa nilai yang rendah

dan untuk nilai tugas pola drapping konseli tidak ada. Ini

dikarenakan konseli belum menyelesaikan tugas pola

drapping tersebut. Dari hasil studi tengah semester ini dapat

dilihat ada beberapa mata pelajaran yang masih dibawah

105

Page 106: Lap. PPL Nita BK UNJ

KKM antara lain Bahasa Indonesia dengan nilai 73, PKN 39,

Seni Budaya 73, KWU 61 dan IPA 58.

Berdasarkan hasil assessment yang diperoleh dilihat bahwa konseli

memiliki masalah dengan keterlambatan dan ketidakhadiannya sehingga

mengakibatkan kurang memahami pelajaran dan mendapat nilai rendah. Untuk

dapat mengurangi masalah keterlambatan dan ketidakhadirannya, praktikan

menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik self management.

Namun sebelum memulai intervensi menggunakan pendekatan dan teknik

konseling tersebut, praktikan menggunakan pengumpulan data lebih mendalam

melalui analisis ABC. Berikut adalah analisis tingkah laku khusus yang

bermasalah, yaitu:

A = Bangun kesiangan, kurang persiapan perlengkapan sekolah dan belum

menyelesaikan tugas sekolah.

B = Empat bulan terakhir kurang mampu mengatur waktu sehingga sering

terlambat ke sekolah,dalam sebulan 3-4 kali terlambat dan sering tidak

hadir ke sekolah dalam sebulan 3-4 kali

C = Kurang memahami pelajaran

3. Informasi Latar Belakang

Deskripsi Kasus

NS adalah seorang siswa kelas XI. Ayahnya telah meninggal, dan ia

tinggal dengan ibunya bersama dua orang adik. Adik perempuannya

106

Page 107: Lap. PPL Nita BK UNJ

bernama Dian dan kini duduk dikelas 2 (dua) SMP,sedangkan adik laki-

lakinya masih duduk dibangku kelas 1 (satu) SD. Sepeninggal ayahnya,

ibunya menjadi tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. NS diharapkan oleh ibunya dapat membantu dan meringankan

pekerjaannya. Pada setiap hari, ia ditugaskan untuk menyiapkan dan

mengantar adik-adiknya berangkat sekolah. Ia bangun pagi sekitar pukul

04.30 atau terkadang pukul 05.30. Jika ia bangun pukul 05.30, ia merasa

terburu-buru sehingga ia tidak sempat membantu dan mengurus adiknya

yang paling kecil untuk menyiapkan keperluan sekolahnya. Ibunya sering

memarahinya jika ia tidak membantu adiknya dalam persiapan berangkat ke

sekolah. Hal ini menghambat waktunya dalam persiapan berangkat ke

sekolah, sehingga ia sering terlambat datang ke sekolah.

Sekarang ini kakak tirinya ikut tinggal bersama orangtuanya. Ia sedikit

terbantu karena tugas-tugas dirumah dibantu oleh kakak tirinya. Mulai dari

mempersiapkan perlengkapan sekolah adik-adiknya, mengantar sekolah

adiknya sampai membantu ibunya.

Faktor lingkungan keluarga yang menjadi penyebab keterlambatan

berangkat ke sekolah telah teratasi. Namun yang menjadi masalah

terlambatnya datang ke sekolah saat ini yaitu karena mempersiapkan

beberapa tugas sekolah atau perlengkapan sekolah di pagi hari dan

terkadang bangun kesiangan. Karena terlambatnya ia sering ketinggalan

107

Page 108: Lap. PPL Nita BK UNJ

mata pelajaran di awal seperti pola drapping sehingga kurang dapat

memahami pelajaran.

Selain terlambat ke sekolah, ia pun sering tidak hadir ke sekolah karena

beberapa tugas pembuatan pola drapping belum selesai. Karena itu, setiap

ada jam pelajaran praktek atau pola drapping ia sering tidak hadir dan

mengakibatkan ia tidak mengerti dalam pembuatan pola drapping tersebut.

4. Kesimpulan/Diagnosa, Prognosa, dan Rekomendasi

a. DIAGNOSA, PROGNOSA, REKOMENDASI

a. Diagnosa

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh, praktikan

mendiagnosa bahwa masalah yang dialami konseli adalah kesulitan

dalam mengatur waktunya sehingga sering terlambat dan tidak masuk

sekolah.

b. Prognosa

Jika masalah konseli ini tidak ditangani kemungkinan konseli akan

terus terlambat dan tidak masuk sekolah sehingga kurang dapat

memahami pelajaran dan berakibat nilai prestasinya rendah. Jika

masalah konseli dapat ditangani dengan baik, maka konseli akan dapat

mengatur waktunya untuk berangkat ke sekolah tepat waktu dan dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik sehingga nilainya dapat

meningkat.

108

Page 109: Lap. PPL Nita BK UNJ

c. Rekomendasi

Dari hasil diagnosa dan prognosa diatas, konseli termasuk siswa yang

perlu mendapatkan bantuan konseling individual dalam upaya

menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam proses

konseling praktikan menggunakan pendekatan behavioral. Pihak yang

terlibat dalam proses konseling adalah guru pembimbing/guru bk

SMKN 27 Jakarta dan teman sebaya. Adapun pelaksanaannya akan

dilakukan secara intensif berkisar antara 4-5 kali pertemuan dengan

durasi 45-60 menit selama bulan September-Nopember 2012.

5. Hasil Konseling

Behavioral adalah sebuah pendekatan konseling yang menganggap

perilaku manusia sebagai hasil dari proses belajar yang diperolehnya dari

interaksi dengan lingkungan. Tujuan pendekatan konseling behavioral

adalah membentuk kondisi baru untuk belajar.

Tingkahlaku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan

yang diterima dalam situasi hidupnya. Manusia bukanlah hasil dari

dorongan tidak sadar melainkan merupkan hasil belajar, sehingga ia dapat

diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi

pembentukkan tingkahlaku. Manusia cenderung akan mengambil stimulus

yang menyenangkan dan menghindarkan stimulus yang tidak

menyenangkan.

109

Page 110: Lap. PPL Nita BK UNJ

Self-management adalah prosedur dimana individu mengatur prilakunya

sendiri. Pada teknik ini individu terlibat pada beberapa atau keseluruhan

komponen dasar yaitu: menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku

tersebut, memilih prosedur yang akan diterapkan, melaksakan prosedur

tersebut dan mengevaluasi efektifitas prosedur tersebut.

Atas konsepsi ini, maka tahap-tahap yang dapat dilangsungkan praktikan

dalam pelaksanaan konseling dengan menggunakan teknik pengolahan diri

atau self-management adalah sebagai berikut:

1. Tahap monitor diri atau observasi diri

Pada tahap ini konseli dengan sengaja mengamati tingkahlakunya

sendiri serta mencatatnya dengan teliti. Catatan ini menggunakan

daftar cek atau observasi kualitatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan

oleh konseli dalam mencatat tingkahlaku adalah frekuensi, intensitas

dan durasi.

2. Tahap evaluasi diri

Pada tahap ini konseli membandingkan hasil catatan tingkahlaku

dengan target tingkahlaku yang telah dibuat oleh konseli.

Perbandingan ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas dan

efisiensi program. Ada beberapa target yang belum terlaksana, namun

dari hasil pengamatan terlihat ada perubahan pada konseli ia tidak

terlambat lagi datang ke sekolah dan tingkat frekuensi ketidakhadiran

mulai berkurang.

110

Page 111: Lap. PPL Nita BK UNJ

3. Tahap pemberian penguatan, penghapusan atau hukuman

Pada tahap ini konseli mengatur dirinya sendiri, memberikan

penguatan, menghapus dan memberikan hukuman pada diri sendiri.

Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena membutuhkan

kemauan yang kuat dari diri konseli untuk melaksanakan program

yang telah dibuat secara kontinyu.

Konseli sudah berhasil melakukan apa yang telah ditergetkan maka

praktikan memberi penguatan yang bersifat sosial, seperti pujian kata-

kata yang bagus dan ekspresi muka yang baik.

Pada beberapa program yang ditargetkan ada yang belum berhasil atau

terlaksana, maka praktikan memberi penguatan dengan menyemangati

konseli dan meminta konseli untuk mengevaluasi serta komitmen

dengan program yang ditargetkan.

Bahan-bahan yang diperlukan saat proses konseling ini antara lain;

format jadwal kegiatan rutin selama seminggu untuk melihat apa yang

dilakukan konseli sehari-hari, format perencanaan jadwal yang ideal

selama seminggu, dan format untuk membandingkan antara

perencanaan dengan hasil yang telah dicapai.

6. Refleksi

Layanan konseling individual yang telah dilakukan praktikan

terhadap NS melalui pendekatan Behavioral dengan menggunakan teknik

111

Page 112: Lap. PPL Nita BK UNJ

self management mencapai keberhasilan dimana NS sudah tidak terlihat

terlambat dan tidak bolos atau absen. Saat proses konseling berlangsung

praktikan tentu saja mengalami kesulitan terutama pengaturan waktu

dengan NS dan dalam memberikan penguatan kepada NS. Praktikan

menyadari banyak hal yang masih kurang dari praktikan dalam

pelaksanaan konseling.

(Laporan Konseling Individual Kasus APB)

1. Pendahuluan

Pelaksanaan kegiatan layanan konseling individual pada konseli

berinisial APB dilaksanakan pada empat sesi pertemuan dengan jadwal

kegiatan sebagai berikut :

1. Sesi Pertama : tanggal 26 September 2012, pukul 13.10 s.d 13.50 WIB.

2. Sesi Kedua : tanggal 12 Oktober 2012, pukul 14.15 s.d 15.00 WIB.

3. Sesi Ketiga : tanggal 5 Nopember 2012, pukul 11.50 s.d 12.35 WIB.

4. Sesi Keempat : tanggal 20 Nopember 2012, pukul 14.20 s.d 15.05 WIB.

Permasalahan yang dialami APB ditemukan oleh praktikan pada data

ketidakhadiran siswa, dimana frekuensi ketidakhadiran APB cukup

signfikan yaitu 4 sampai 6 kali dalam sebulan berturut-turut, setelah

ditelusuri lebih lanjut gejala perilaku yang muncul pun mulai diketahui

dimana APB tidak suka dengan mata pelajaran matematika dan ia malas

untuk datang ke sekolah jika keadaan hatinya sedang badmood.

112

Page 113: Lap. PPL Nita BK UNJ

Praktikan menggunakan pendekatan Behavioral melalui teknik kontrak

(contingency contracting), dimana teknik ini bertujuan untuk mengatur

kondisi sehingga APB menampilkan tingkah laku yang diinginkan

berdasarkan perjanjian antara APB dan praktikan.

2. Tujuan Evaluasi

Konseli didapatkan dari hasil pendataan daftar ketidakhadiran siswa,

dimana gejala-gejala perilaku yang nampak sudah mulai merugikan dirinya

sendiri. Ia banyak ketinggalan pelajaran dan kesulitan dalam

menyelesaikan pelajaran matematika. Konseli yang ditangani berinisial

APB, ia adalah seorang siswi kelas XI Busana Butik 1. APB berusia 16

tahun. APB berasal dari kalangan keluarga sederhana. Ayahnya bekerja

sebagai tukang ojek, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga. APB

Gejala-gejala yang nampak pada perilaku APB meliputi sering tidak masuk

sekolah dengan frekuensi 4 sampai 6 kali dalam sebulan berturut-turut.

Tujuan evaluasi ini adalah untuk melihat bukti-bukti adanya masalah

dan mengklarifikasi penyebab masalah sebenarnya dan merubah perilaku

konseli.

3. Prosedur Asesmen

Pelaksanaan layanan konseling membutuhkan data-data terkait guna

menunjang analisis masalah yang akurat, tentu saja hal itu membutuhkan

alat-alat asesmen untuk dapat menggali lebih dalam permasalahan yang

diahadapi konseli, serta mengetahui penyebab atau gejala yang ditimbulkan

113

Page 114: Lap. PPL Nita BK UNJ

dari permasalahan konseli. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi

APB, praktikan menggunakan beberapa alat asesmen yang digunakan,

yaitu :

a. Daftar Cek Masalah (DCM)

Pengisian daftar cek masalah dilakukan secara klasikal, dimana praktikan

menyebarkan asesmen tersebut di kelas XI Busana Butik 1 yang

diselenggarakan pada tanggal 1 Agustus 2012, pukul 12.55 s/d selesai..

b. Wawancara

Wawancara dengan konseli

Asesmen yang dilakukan adalah wawancara dengan beberapa pihak

terkait masalah yang dialami APB. Wawancara pertama dilakukan oleh

praktikan kepada konseli. Praktikan melakukan wawancara diruang kelas

2.10. Wawancara dilaksanakan pada hari senin 26 September 2012,

sekitar pukul 13.100 WIB. Saat wawancara berlangsung, APB sangat

antusias menjawab pertanyaan praktikan, namun belum mau terbuka.

Praktikan mencoba memberi penguatan agar APB dapat terbuka.

Selanjutnya APB dapat terbuka menyampaikan masalah yang dialaminya.

Tujuan wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi deskriptif

tentang permasalahan konseli secara langsung dengan sumbernya.

Sumber data yang didapat oleh praktikan melalui wawancara awal

dengan konseli, kurang cukup untuk membuat analisis yang tepat sasaran

maka diperlukan beberapa informasi terkait dengan beberapa pihak yang

114

Page 115: Lap. PPL Nita BK UNJ

dianggap dapat memberikan data-data yang relevan. Praktikan pun

melakukan wawancara terkait masalah APB dengan teman sekelas APB

yang berinisial YE, EG dan guru pembimbing/guru bk.

1) Wawancara dengan YE (teman sekelas APB)

Pelaksanaan wawancara dilakukan pada hari selasa tanggal 12

September 2012, sekitar pukul 11.00 WIB. Menurut YE konseli sering

tidak masuk pada hari Rabu atau Jum’at. Menurut YE, sepertinya APB

tidak suka dengan mata pelajaran matematika karena seringkali tidak

masuk sekolah pada hari-hari tertentu dimana ada mata pelajaran

matematika. Dan nilainya cenderung rendah.

2) Wawancara dengan EG (teman dekat APB dikelas)

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan pada hari Jum’at 02 Nopember

2012. EG yang cukup dekat dengan APB menceritakan bahwa APB

memang sering tidak masuk. Menurut EG, APB suka malas masuk

sekolah tidak tahu penyebabnya apa, namun EG seringkali

mengingatkan APB untuk tetap hadir ke sekolah karena nantinya ia

akan ketinggalan pelajaran.

3) Wawancara dengan guru pembimbing (Ibu Sutilah)

Wawancara dilakukan pada hari Senin, 22 Oktober 2012 sekitar pukul

11.00 WIB di ruang bimbingan dan konseling. Guru pembimbing

memberikan informasi bahwa APB sering tidak masuk dan belum ada

115

Page 116: Lap. PPL Nita BK UNJ

perubahan.Sewaktu duduk di kelas X pun APB sering tidak masuk.

Dan perilaku ini masih belum ada perubahan di kelas XI.

c. Data kehadiran siswa

Praktikan mengecek daftar absensi dan data keterlambatan APB dalam

kurun waktu 5 bulan (Juli s.d Nopember).

4. Hasil Asesmen

JENIS

DATAHASIL ANALISA

DCM

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis DCM diperoleh data

bahwa kecenderungan bidang masalah dengan persentase terbesar

adalah pada bidang keadaan pribadi dan kejiwaan sebesar 46,16%,

dimana dari pernyataan yang dipilih ia merasa mudah marah,

mudah gugup menghadapi suatu masalah, merasa mudah

tersinggung, sering merasa khawatir pada sesuatu yang belum

pasti (misalnya takut tidak bisa menjawab soal ulangan atau

ujian), merasa kurang percaya diri sehingga tidak berani tampil di

depan umum,pikiran suka terganggu ketika teringat masa kanak-

kanak yang tidak bahagia.

Wawancara Wawancara awal dengan konseli

Sumber data berasal dari konseli, dengan melakukan asesmen non

tes yaitu wawancara untuk mengumpulkan berbagai data.

Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk

116

Page 117: Lap. PPL Nita BK UNJ

mengungkap masalah yang konseli alami, apa saja yang

menyebabkan masalah ini terjadi, dan apa yang dirasakan konseli

ketika menghadapi masalah tersebut.

Praktikan menanyakan mengapa konseli sering tidak masuk

sekolah.

Konseli menceritakan alasan ia tidak masuk ke sekolah karena ia

malas dan apabila dihadapkan dengan pelajaran matematika yang

sulit atau karena ada tugas yang sulit, membuatnya malas untuk ke

sekolah.

Ia pun menyadari bahwa jika ia sering tidak masuk membuatnya

banyak ketinggalan pelajaran. Dan kadang ia pun berfikir apakah

bisa naik kelas atau tidak.

Ia ingin merubah tingkah lakunya yang sering tidak masuk dan

benar-benar memiliki komitmen untuk tetap datang ke sekolah.

Saat malam hari ia sudah mempersiapkan diri untuk berangkat

sekolah di esok hari, namun terkadang suasana hati yang badmood

atau tidak semangat membuat ia malas datang ke sekolah.

Ia tidak memiliki masalah dengan teman-temannya yang membuat

ia tidak semangat. Ia mengakui bahwa memang malas ke sekolah.

117

Page 118: Lap. PPL Nita BK UNJ

Wawancara dengan YE (teman sekelas APB)

Menurutnya ia tidak suka dengan mata pelajaran matematika

karena seringkali tidak masuk sekolah pada hari-hari tertentu

dimana ada mata pelajaran matematika

Wawancara dengan EG (teman dekat APB)

Menurut EG, APB suka malas masuk sekolah tidak tahu

penyebabnya apa, namun EG seringkali mengingatkan APB

untuk tetap hadir ke sekolah karena nantinya ia akan

ketinggalan pelajaran. Jika ada mata pelajaran yang tidak

dimengerti, APB sering bertanya kepada EG.

Wawancara dengan guru pembimbing (Ibu Sutilah)

Guru pembimbing memberikan informasi bahwa APB sering

tidak masuk dan belum ada perubahan.Sewaktu duduk di

kelas X pun APB sering tidak masuk. Dan perilaku ini masih

belum ada perubahan di kelas XI.

Data

Kehadiran

Konseli

Berdasarkan pengamatan praktikan pada data ketidakhadiran

konseli selama kurun waktu 5 bulan, APB tidak masuk sekolah

tanpa keterangan, dan jumlah ketidakhadiran konseli terhitung

dari bulan Juli sampai Nopember 2012 sebanyak 18 kali.

Berdasarkan berbagai pemaparan hasil asesmen diatas melalui berbagai alat

asesmen seperti daftar cek masalah, wawancara, dan data kehadiran siswa,

maka ditemukan adanya perilaku maladaptif pada diri APB, untuk memperkuat

118

Page 119: Lap. PPL Nita BK UNJ

analisis kemungkinan tersebut maka praktikan menggunakan pendekatan

Behavioral, dengan aplikasi teknik kontrak (contigency contracting). Namun

sebelum memulai intervensi menggunakan pendekatan dan teknik konseling

tersebut, praktikan menggunakan pengumpulan data lebih mendalam melalui

analisis ABC pendekatan Behavioral. Berikut adalah analisis permasalahan

APB menggunakan teori ABC , yaitu:

A (Antecedent) Pencetus perilaku

Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab diri untuk sekolah

B (Behavior) Perilaku yang dipermasalahkan

Tidak masuk sekolah dengan frekuensi 4 sampai 6 kali dalam sebulan tanpa

keterangan.

C (Consequence) Konsekuensi atau akibat perilaku tersebut

Ketinggalan pelajaran dan tidak mengerti pelajaran.

5. Informasi Latar Belakang

Konseli yang ditangani berinisial APB, ia adalah seorang siswi kelas XI Busana

Butik I. APB berusia 16 tahun. APB berasal dari kalangan keluarga sederhana.

Ayahnya bekerja sebagai tukang ojek, sementara ibunya seorang ibu rumah

tangga.

Gejala-gejala yang nampak pada perilaku APB meliputi sering tidak masuk

sekolah dengan frekuensi 4 sampai 6 kali dalam sebulan berturut-turut.AP

seringkali tidak hadir ke sekolah. Dalam sebulan 4 sampai 6 kali ia tidak hadir

tanpa keterangan. Motivasi belajarnya cukup rendah. Terkadang ia merasa

119

Page 120: Lap. PPL Nita BK UNJ

malas untuk datang ke sekolah. Jika dalam keadaan badmood atau merasa

jenuh ia lebih memilih untuk tidak hadir ke sekolah. Orangtuanya pun tidak

memarahi dan hanya menasehatinya jika tidak sekolah nanti tertinggal

pelajaran. Ia ingin merubah perilakunya itu agar ia sering hadir ke sekolah dan

tidak membolos. Ketika malam ia selalu mempersiapkan diri untuk berangkat

ke sekolah esok hari. Namun waktu pagi akan berangkat, terkadang

membuatnya malas untuk berangkat. Ia tidak tahu apa yang menjadi

penyebabnya. Menurut APB,seringnya tidak hadir ke sekolah karena factor

dalam dirinya yang memang malas ke sekolah dan terkadang ada mata

pelajaran yang kurang disukainya seperti mata pelajaran matematika.

Kesadaran dan tanggungjawabnya masih kurang dan perlu penanganan agar

perilakunya dapat berubah.

6. Kesimpulan/Diagnosa, Prognosa, dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis hasil asesmen terkait

masalah yang dihadapi APB maka analisis kasus yang didapat adalah sebagai

berikut :

a. Gejala Perilaku

Gejala yang nampak pada dimana APB tidak masuk sekolah tanpa

keterangan dengan frekuensi 4 sampai 6 kali dalam seminggu. Nlai

mata pelajaran matematikanya cukup rendah dan sering ketinggalan

pelajaran

b. Diagnosa

120

Page 121: Lap. PPL Nita BK UNJ

Berdasarkan data-data informasi yang terkait mengenai permasalahan

APB, maka diagnosa atau kemungkinan penyebab masalah yang ada

ditemukan kurangya kesadaran dan tanggung jawab konseli pada

sekolah.

c. Prognosa

Berdasarkan hasil analisis gejala dan diagnosa yang ada, maka

prognosa atau kemungkinan penangangan masalah APB melalui

pendekatan Behavioral menggunakan teknik konseling kontrak

(contingency contracting). Karena apabila permasalahan APB tidak

segera ditangani kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, adalah:

1) Tertinggal materi pelajaran sehingga kurang

mengerti/memahami pelajaran

2) Tingkat frekuensi absensi yang tinggi serta nilai yang rendah

akan menyebabkan tidak naik kelas.

d. Treatment

Sesuai dengan pendekatan konseling Behavioral yang digunakan oleh

praktikan dalam mengintervensi permasalahan APB teknik yang sesuai

untuk merubah perilaku konseli melalui kontrak (contigency

contracting) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Praktikan bersama konseli menetapkan tingkah laku yang akan

diubah dengan melakukan analisis ABC pendekatan behavioral.

121

Page 122: Lap. PPL Nita BK UNJ

Berikut adalah hasil analisis masalah APB melalui analisis ABC ,

yaitu :

A (Antecedent) Pencetus perilaku

Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab diri terhadap

sekolah.

B (Behavior) Perilaku yang dipermasalahkan

Tidak masuk sekolah dengan frekuensi 4 sampai 6 kali dalam

sebulan tanpa keterangan.

C (Consequence) Konsekuensi atau akibat perilaku tersebut

Ketinggalan pelajaran dan tidak mengerti pelajaran.

2) Menentukan data awal (baseline data) tingkah laku yang akan

diubah.

3) Menentukan reinforcement dan punishment yang tepat sesuai

dengan kesepakatan antara APB dengan praktikan.

7. Hasil Konseling

Pendekatan konseling behavioral memiliki asumsi bahwa setiap

tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan

tingkah laku baru dan manusia memiliki potensi untukk berperilaku baik

atau buruk, tepat atau salah (Walker & Shea, 1988, p.36). Begitupun

terkait masalah yang dihadapi APB, perilaku eksesif yang muncul pada

dirinya dapat dirubah menjadi lebih adaptif tentu saja melalui proses

belajar. Maka dari itu sesuai dengan pendekatan behavioral, praktikan

122

Page 123: Lap. PPL Nita BK UNJ

menerapkan teknik kontrak (contingency contracting) dimana praktikan

mengatur kondisi sehingga konseli menampilkan tingkah laku yang

diinginkan berdasarkan kontrak antara konseli dan konselor(praktikan).

Pada aplikasinya menurut pendekatan behavioral, praktikan melalui

empat tahap konseling sebagai berikut :

1). Praktikan melakukan asesmen (assessment)

Tahap pertama ini dilakukan pada sesi pertama konseling dimana

praktikan mengumpulkan dan menganalisis data melalui analisis

ABC pendekatan behavioral

A (Antecedent) Pencetus perilaku

Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab diri untuk sekolah

B (Behavior) Perilaku yang dipermasalahkan

Tidak masuk sekolah dengan frekuensi 4 sampai 6 kali dalam

sebulan tanpa keterangan.

C (Consequence) Konsekuensi atau akibat perilaku tersebut

Ketinggalan pelajaran dan tidak mengerti pelajaran.

2). Menetapkan tujuan (Goal Setting)

Pada tahap ini praktikan bersama APB menentukan tujuan konseling

yang akan dicapai, yaitu dimana APB akan merubah perilaku

eksesifnya seperti tidak masuk sekolah

3). Implementasi Teknik (Technique Implementation)

123

Page 124: Lap. PPL Nita BK UNJ

Kegiatan ini dilakukan pada sesi ketiga konseling dimana

setelah praktikan melakukan analisis dan tujuan konseling praktikan

menentukan strategi perubahan tingkah laku untuk membantu konseli

mencapai tujuan konseling yang telah disepakati. Praktikan mulai

menerapkan teknik kontrak atau contigency contracting (terlampir).

Hasil yang didapat adalah APB menyetujui dan berjanji akan

merubah perilaku maladaptifnya tersebut dengan mengisi lembar

kontrak tingkah laku yang telah ada, apabila dalam kurun waktu 1

minggu kedepan belum ada perubahan maka praktikan membuat

kontrak tingkah laku ke dua. Pada kontrak tingkah laku kedua akan

dibuat kesepakatan antara praktikan dan konseli, apabila konseli

mampu merubah perilakunya yang sering tidak masuk, maka konseli

mendapatkan penghargaan berupa coklat sesuai kesepakatan bersama.

Konrak pertama berlaku selama 2 minggu terhitung 1 hari setelah

pembuatan. Kemudian praktikan membuat kontrak kedua yang berlaku

selama 2 minggu setelah kontrak pertama.

4) Evaluasi dan Pengakhiran Konseling

Tahap akhir konseling ini, kegiatan yang dilakukan praktikan

adalah melihat perkembangan tingkah laku konseli yang telah

disepakati. Sesuai dengan kontrak pertama tercantum bahwa selama 2

minggu, konseli harus datang ke sekolah dan tidak membolos.

124

Page 125: Lap. PPL Nita BK UNJ

Selama kurun waktu 2 minggu, APB tidak masuk sekolah 2

kali. Dalam kontrak pertama belum berhasil, praktikan membuat

kontrak tingkah laku kedua yang berlaku selama 2 minggu. Dalam

tkontrak kedua dibuat persetujuan bahwa APB tidak akan malas

berangkat sekolah, tidak bolos atau absen ke sekolah dan berusaha

tetap hadir ke sekolah untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Jika

berhasil, maka praktikan memberi penghargaan. Untuk membuatnya

sadar dan tanggungjawab membutuhkan penguatan dari diri konseli,

dan hal ini tidaklah mudah.

8. Refleksi

Kegiatan layanan konseling individu yang telah dilakukan praktikan terhadap

APB melalui pendekatan Behavioral dengan menggunakan teknik kontrak

atau contingency contracting, menunjukkan perubahan sikap APB selama

pada dua minggu setelah kontrak pertama. Dalam 2 minggu pada kontrak

kedua APB terlihat 1 kali absen dan pada 1 minggu berikutnya mulai rajin dan

masuk sekolah. Praktikan menyadari, untuk merubah perilaku APB menjadi

rajin masuk sekolah dan meningkatkan kesadaran serta tanggungjawabnya

terhadap sekolah bukanlah suatu hal yang mudah. Praktikan merasa

lingkungan pun perlu memberikan reinforcement seperti dukungan dari

keluarga atau teman dan pihak sekolah yang terkait kepada APB.

125

Page 126: Lap. PPL Nita BK UNJ

126

Page 127: Lap. PPL Nita BK UNJ

(Laporan Hasil Konferensi Kasus A)

1. Pendahuluan

Konfrensi Kasus merupakan suatu layanan bantuan untuk siswa yang

mempunyai permasalahan, dengan mempertemukan beberapa orang yang terkait

dengan permasalahan juga bertujuan untuk menemukan cara pengentasan dan solusi

dari permasalahan serta dapat mengetahui informasi atau pengalaman juga masukan

atas solusi permasalahan, agar konseli dapat mandiri terhadap masalah yang

dihadapinya, dalam hal ini praktikan bertindak hanya sebagai fasilitator.

Pelaksanaan konfrensi kasus akan di atur oleh praktikan dan sebelum

dilakukan konfrensi kasus dilakukan proses konseling untuk membantu siswa

dengan treatment yang digunakan dalam proses konseling individu. Konfrensi

Kasus yang diadakan di sekolah kali ini berkaitan dengan permasalahan siswa yang

berkaitan dengan kurangnya tanggung jawab AL terhadap peraturan yang berlaku

disekolah.

Anggota Konfrensi Kasus :

Kepala Bidang Kesiswaan : Bapak Syahrir

Koordinator BK : Ibu Sutilah

Guru Bahasa Inggris : Ibu Khairan Deslina

Guru Produktif : Bapak Agus Susanto

Wali Kelas : Ibu Siti Rohmah

Guru Pembimbing : Ibu Retno dan Ibu Risya

Waktu Pelaksanaan : Hari Senin tanggal 8 November 2011, pukul 14.30

s.d selesai.

127

Page 128: Lap. PPL Nita BK UNJ

Tempat Pelaksanaan : Ruang BK SMKN 27 Jakarta

2. Tujuan Konfrensi Kasus

Tujuan diadakannya konfrensi kasus ini adalah mencari solusi atas

permasalah AL terkait para anggota kelompok anggota kelompok dengan

berdiskusi, dan saling memberikan masukan serta pengalaman mengenai

permasalahan yang sedang dibahas. Namun secara khusus, dari kedua permasalahan

tersebut, tujuan yang pertama adalah untuk mengetahui informasi-informasi

mengenai keadaan konseli saat ini di sekolah. Tujuan yang kedua adalah dapat

mengubah perilaku AL agar lebih adaptif lagi, serta memberikan reinforcement

terhadap perubahan yang telah terjadi.

3. Pelaksanaan

Konfrensi Kasus dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait yang berkenaan

dengan topik permasalahan konseli. Konferensi kasus dimulai dengan pembukaan

oleh praktikan dilanjutkan dengan sambutan Bapak wakil bidang kesiswaan yang

kemudian dilanjutkan oleh Ibu Sutilah sebagai koordinator BK.

Setelah pembukaan konferensi kasus telah selesai, praktikan memaparkan

beberapa data seperti hasil asesmen untuk memberikan penjelasa kepada para

anggota kelompok atas data yang telah didapat oleh praktikan selama masa

intervensi. Pemaparan data kepad kelompok menggunakan slide power poin agar

mereka dapat dengan mudah melihat serta mendalami data yang ditampilkan.

Selanjutnya, praktikan memaparkan deskripsi kasus berikut analisis permasalahan

128

Page 129: Lap. PPL Nita BK UNJ

(diagnosa, prognosa, dan sintesa data). Selanjutnya, setelah penjelasan mengenai

data diri dan permasalahan yang terkait dengan AL, praktikan meminta para

anggota kelompok secara bergantian untuk memaparkan pandangannya terkait

permasalahan AL. Kemudian, ketika semua anggota memaparkan pandangannya,

praktikan meminta untuk menanggapi berbagai tanggapan dari para anggota

kelompok, pada proses itulah diskusi berlangsung hingga akhirnya berbagai

masukan dan solusi muncul untuk masing-masing anggota kelompok.

4. Hasil Konfrensi Kasus

Hasil yang didapat dari konfrensi kasus yang berkaitan dengan

permasalahan AL dimana ia menunjuukan perilaku yang maladaptif seperti

terlambat datang kesekolah dengan frekuensi 3 sampai 4 kali dalam

seminggu, sering meninggalkan pelajaran terutama mata pelajaran bahasa

inggris dan front office, dan terlibat perkelahian dengan temannya disekolah.

Berikut adalah beberapa pemaparan dan hasil yang ditemukan saat

konferensi kasus, antara lain :

1) Wakil bidang kesiswaan, menyatakan bahwa AL memang sering datang

terlambat dan tidak jarang ia mendapatkan hukuman seperti memungut

sampah, atau lari mengitari lapangan. Beberapa kali beliau telah

memberikan pengarahan agar AL tidak mengulangi perilakunya tersebut,

namun keesokan harinya ia tetap melakukan kesalahan yang sama.

Ketika ditanyakan alasannya, AL menyatakan bahwa angkutan umum

129

Page 130: Lap. PPL Nita BK UNJ

yang ia naiki ngetem, atau ia beralasan kalau jalanan macet. Namun, AL

memiliki potensi di bidang olahraga, tidak jarang iya mengikuti beberapa

kegiatan pelombaan futsal dengan teman-temannya.

2) Wali Kelas XII Akomodasi Perhotelan I

Informasi yang didapat adalah selama membimbing AL, ia memang

bebrapa kali telah melanggat peraturan sekolah dan orangtua AL juga

pernah dipanggil untuk membicarakan sikap AL selama disekolah,

pemberitahuan itu disampaikan kepada orangtua AL melampirkan bukti-

bukti yang relevan. Solusi yang akan dilakukan adalah terus memantau

perkembagan perilaku AL baik selama jam pelajarannya maupun saat

AL melakukan aktifitas disekolah.

3) Guru Bahasa Inggris

Informasi yang didapatkan adalah dimana AL sering membolos pelajaran

bahasa inggris, apalagi ketika akan diadakan tes harian selain itu pula

beberapa nilai harian yang diperoleh AL belum memenuhi standar KKM,

maka dari itu untuk menutupi itu semua Ibu Deslina akan meminta AL

untuk mengerjakan beberapa tugas tambahan.

4) Guru Produktif (mata pelajaran jurusan “Front Office”)

Bapak agus memberikan informasi bahwa AL terlihat beberapa kali tidak

masuk kelas atau memang tidak diijinkan beliau untuk masuk karena ia

telah masuk ruang front office hal itu terjadi dengan alasan AL harus

berganti seragam FO secara bergantian di WC siswa sehingga ia telah

130

Page 131: Lap. PPL Nita BK UNJ

masuk kelas. Solusi yang diberikan oleh beliau dimana AL akan diberi

tugas tambahan untuk menutupi beberapa nilai yang belum memenuhi

standar KKM, lalu saat di kelas beliau akan terus meningkatkan

keaktifan AL karena selama ini AL selalu pasif dalam mata pelajaran

yang diajarkan.

5) Koordinator BK dan Guru Pembimbing

Solusi serta masukan yang didapatkan dari koordinator dan guru

pembimbing adalah terus membantu praktikan dalam hal memantau

perkembangan perilaku AL selanjutnya. Serta memberikan masukan

kepada praktikan tentang tindak lanjut yang akan dilakukan selanjutnya

setelah diadakan konferensi kasus ini.

5. Refleksi

Proses konfrensi kasus yang diselenggarakan oleh praktikan sudah cukup baik

pelaksanaannya, namun akan lebih baik lagi untuk kegiatan konferensi selanjtnya

sebaiknya dapat dirancang dengan matang oleh pihak penyelenggara. Pertemuan ini

dapat memunculkan inspirasi bagi pihak-pihak yang terlibat, untuk dapat

mendukung AL dalam perubahan sikapnya, tidak hanya itu saja semua pihak juga

dapat mengembangkan hasil konferensi kasus ini sebagai bentuk kolaborasi yang

baik sehingga tujuan serta layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara

secara maksimal.

131

Page 132: Lap. PPL Nita BK UNJ

F. LAPORAN KONSELING KELOMPOK

1. Pendahuluan

Kegiatan layanan konseling kelompok yang diselenggarakan oleh

konselor (praktikan) pada kelompok siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit

sejumlah 6 siswa.Praktikan bersama para konseli atau anggota kelompok

menetapkan jadwal pertemuan konseling kelompok yang akan terbagi

menjadi empat kali pertemuan. Permasalahan nilai yang rendah dapat

terlihat berdasarkan data yang diperoleh dari laporan hasil Ujian Tengah

Semester (UTS) dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :

b. Sesi Pertama : tanggal 27 Nopember 2012, pukul 14.45 s.d 15.30 WIB.

c. Sesi Kedua : tanggal 28 Nopember 2012, pukul 14.00 s.d 14.45 WIB.

d. Sesi Ketiga : tanggal 30 Nopember 2012, pukul 14.30 s.d 15.15 WIB.

e. Sesi Keempat : tanggal 07 Desember 2012, pukul 12.20 s.d 13.05 WIB.

Permasalahan yang dihadapi konseli yaitu masalah nilai rendah yang

dikarenakan pengaturan waktu belajar dengan berbagai aktivitas konseli.

Konselor (praktikan) melihat data yang di dapat dari laporan hasil

Ujian Tengah semester. Berdasarkan data tersebut, praktikan mengungkap

permasalahan yang dialami oleh AO,AR,NH,SR,TA dan TN serta berbagai

analisis data (wawancara) yang telah diperoleh, maka treatment yang akan

digunakan untuk mengintervensi permasalahan ini yaitu dengan

132

Page 133: Lap. PPL Nita BK UNJ

menggunakan pendekatan Behavioral dengan menggunakan teknik self

management.

2. Deskripsi Kasus

AO,AR,NH,SR,TA dan TN merupakan siswi kelas X Tata Kecantikan

Kulit yang memiliki masalah nilai yang rendah. Terlihat dari hasil

perolehan data laporan hasil Ujian Tengah Semester (UTS) ada beberapa

mata pelajaran yang masih dibawah KKM.

Dari hasil laporan UTS TN dapat dilihat ada 16 mata pelajaran yang

dibawah KKM, dari laporan nilai NH terdapat 15 mata pelajaran yang

dibawah KKM. Dan laporan hasil UTS AO,AR,SR dan TA terdapat 14

mata pelajaran yang dibawah KKM.

Nilai rendah yang diperoleh AO dikarenakan ia kesulitan belajar. Fasilitas

dirumah cukup mendukung, hanya saja karena ia satu kamar dengan kakak

perempuannya terkadang ia terganggu. Kadang ia suka tidak nyaman

belajar di kamar dalam waktu bersamaan, karena dapat menyebabkan

pertengkaran. Ia ingin dapat belajar dengan nyaman diwaktu yang tidak

bersamaan dengan kakaknya.

AR memiliki nilai rendah dan terdapat 14 mata pelajaran yang masih

dibawah KKM. ia merasa kesulitan dalam mengatur waktu antara belajar

dan membantu orangtuanya. Kadang ia merasa letih sepulang sekolah dan

tidak ada waktu untuk belajar. Sepulang sekolah ia beristirahat dan setelah

133

Page 134: Lap. PPL Nita BK UNJ

itu ia membatu orangtuanya mengerjakan pekerjaan rumah sehingga ia

tidak memiliki waktu untuk belajar.

Masalah AR pun dialami oleh NH dan TN yang memang harus membantu

orangtuanya dirumah. NH dan TN tidak memiliki waktu khusus untuk

belajar. sepulang sekolah merasa letih dan harus beristirahat. Setelah itu ia

membantu orangtuanya menyelesaikan pekerjaan rumah. Waktu untuk

belajarnya sangat sedikit, terkadang ada waktu untuk belajar

3. Tujuan Konseling

Kegiatan layanan konseling kelompok ini dilaksanakan dengan tujuan

agar para konseli (anggota kelompok) mampu menyesuaikan waktu

belajarnya dengan baik sehingga kemungkinan ia fokus belajar dan paham

pelajaran serta mendapatkan nilai yang baik.

4. Hasil Konseling

Pendekatan Behavioral dengan teknik self management ditujukan

para konseli dalam layanan konseling kelompok ini untuk membantu

mereka dalam mengatur jadwal belajarnya agar lebih efektif, sehingga

kemungkinan nilainya akan meningkat menjadi lebih baik. Dalam proses

layanan konseling kelompok ini sesuai dengan pendekatan Behavioral,

konselor (praktikan) menggunakan teknik konseling yang sesuai dengan

permasalahan para konseli dimana praktikan menggunakan alat konseling

134

Page 135: Lap. PPL Nita BK UNJ

berupa format jadwal kegiatan rutinitas dalam seminggu dan konseli

membuat jadwal ideal atau target terencana yang seharusnya dilakukan.

Proses konseling kelompok dengan pendekatan Behavioral dilakukan

melalui beberapa tahap yang dilakukan oleh konselor (praktikan) dan para

konseli, berikut adalah hasil proses konseling yang telah dilakukan:

1) Praktikan melakukan asesmen (assessment)

Tahap pertama ini dilakukan pada sesi pertama konseling dimana

praktikan mengumpulkan dan menganalisis data melalui analisis

ABC pendekatan behavioral, dan didapatkan hasil sebagai berikut :

A (Antecedent) Pencetus perilaku

Kurang dapat mengatur waktu belajar karena berbagai aktivitas

dirumah

B (Behavior) Perilaku yang dipermasalahkan

Malas belajar karena letih. Dalam sehari belajar dirumah kurang

efektif hanya 30-40 menit, atau terkadang tidak belajar.. Di waktu

libur tidak belajar.

C (Consequence) Konsekuensi atau akibat perilaku tersebut

Kurang memahami pelajaran dan nilai rendah

2). Menetapkan tujuan (Goal Setting)

135

Page 136: Lap. PPL Nita BK UNJ

Pada tahap ini Praktikan bersama anggota konseling kelompok

menentukan tujuan konseling yang akan dicapai, yaitu dimana semua

anggota akan merubah perilakunya dengan mengatur waktu belajarnya

dengan baik.

3). Implementasi Teknik (Technique Implementation)

Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan strategi perubahan

tingkah laku dan membantu konseli mencapai tujuan konseling yang

telah disepakati. Praktikan mulai menerapkan teknik pengelolaan diri

atau self management.

Hasil yang didapat adalah seluruh anggota kelompok

menyetujui dan membuat jadwal rutinitas dalam satu minggu,

kemudian membuat jadwal ideal atau target terencana yang seharusnya

dilakukan. Hal ini dapat berhasil jika konseli dapat berkomitmen

melakukan jadwal yang direncanakan.

4) Evaluasi dan Pengakhiran Konseling

Tahap akhir konseling ini, kegiatan yang dilakukan praktikan

adalah melihat perkembangan tingkah laku konseli yang telah

disepakati. Praktikan dan konseli membandingkan jadwal rutinitas dan

jadwal ideal konseli. Dari jadwal rutinitas terlihat bahwa waktu belajar

yang dilakukan dalam setiap harinya sangat sedikit dan terlihat pula

ada beberapa konseli yang tidak ada waktu untuk belajar dalam sehari.

Langkah-langkah khusus dalam self management, antara lain:

136

Page 137: Lap. PPL Nita BK UNJ

1. Tahap monitor diri atau observasi diri

Pada tahap ini konseli dengan sengaja mengamati tingkahlakunya

sendiri serta mencatatnya dengan teliti. Catatan ini menggunakan

format jadwal konseli.Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh konseli

dalam mencatat tingkahlaku adalah frekuensi, intensitas dan durasi.

2. Tahap evaluasi diri

Pada tahap ini konseli membandingkan hasil catatan tingkahlaku

dengan target tingkahlaku yang telah dibuat oleh konseli.

Perbandingan ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas dan

efisiensi program. Penggunaan teknik self management yang

dilakukan praktikan sangat membantu konseli dalam pengaturan waktu

belajarnya.

AO sangat terbantu dengan adanya program terencana sehingga waktu

belajarnya lebih efektif dan tidak terganggu oleh kakaknya. Namun

ada beberapa yang belum tercapai target seperti selesai 15 menit

sebelumnya dari waktu belajar yang ditentukan.

AR yang setiap harinya penuh kesibukan dengan aktivitas dirumah

membantu orangtuanya dan tidak memiliki waktu belajar merasa

terbantu dengan program yang direncanakan, sehingga waktu

belajarnya lebih efektif.

NH pun merasa waktunya lebih efektif dan terencana.

137

Page 138: Lap. PPL Nita BK UNJ

SR memiliki waktu belajar yang baik. Dari lingkungan keluarga pun

ikut mendukungnya.

TA belum mencapai target yang direncanakan. Jadwal dalam rutinitas

mingguan tidak ada waktu untuk belajar dirumah, jadwal yang

direncanakan untuk waktu belajar belum tercapai seluruhnya, hanya

beberapa saja.

TN dapat menentukan jadwal belajarnya menjadi ideal yang

sebelumnya ia hanya belajar 30 menit sehari dan diwaktu libur ia

jadwalkan untuk belajar.

3. Tahap pemberian penguatan, penghapusan atau hukuman

Pada tahap ini konseli mengatur dirinya sendiri, memberikan

penguatan, menghapus dan memberikan hukuman pada diri sendiri.

Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena membutuhkan

kemauan yang kuat dari diri konseli untuk melaksanakan program

yang telah dibuat secara kontinyu.

Pada beberapa program yang dibuat, waktu belajar konseli dapat lebih

efektif.

Bahan-bahan yang diperlukan saat proses konseling ini antara lain;

format jadwal kegiatan rutin selama seminggu untuk melihat apa yang

dilakukan konseli sehari-hari, format perencanaan jadwal yang ideal

selama seminggu.

5. Refleksi

138

Page 139: Lap. PPL Nita BK UNJ

Kegiatan layanan konseling kelompok yang telah dilakukan praktikan

terhadap siswi kelas X Tata Kecantikan Kulit dengan pendekatan

Behavioral menggunakan teknik pengelolaan diri atau self management.

Dari teknik yang sudah dilakukan, praktikan menyadari masih banyak

kekurangan. Namun praktikan juga mengamati serta menanyakan kepada

anggota kelompok mengenai hasil yang dicapai, apakah dapat membantu

konseli atau tidak. Dari pengamatan yang dilakukan 90% penggunaan

teknik ini dapat tercapai dengan baik, Praktikan menyadari bahwa untuk

dapat merubah tingkah laku baru tidaklah mudah terlebih dalam pengaturan

waktu. Karena membutuhkan kemauan yang kuat dari masing-masing

individu serta komitmen yang besar. Di samping itu, praktikan merasa

lingkungan pun perlu memberikan reinforcement seperti dukungan kepada

konseli.

139

Page 140: Lap. PPL Nita BK UNJ

2) LAPORAN EVALUASI PROGRAM

1. Deskripsi Data Pencapaian Tujuan Layanan

d. Pencapaian siswa Terhadap Kompetensi/Tujuan Layanan Pada

Program Bimbingan Awal Semester I (sebelum diberikan program)

Berdasarkan instrumen evaluasi hasil yang diberikan ada tiga

kelas berbeda yaitu X Busana Butik 2 dengan jumlah siswa atau target

sasaran sebanyak 24 orang, kelas XI Busana Butik 2 sebanyak 27

orang siwa, dan kelas XII Akomodasi Perhotelan I sebanyak 31 orang.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada kompetensi

pemahaman terhadap gaya belajar, 2 orang siswa memiliki

pemahaman yang baik terkait gaya belajar yang ada pada dirinya, lalu

sebanyak 8 orang cukup baik, sementara sebnayak 14 orang belum

memahami gaya belajar yang ada pada dirinya. Pada kompetensi

konsep diri positif sebanyak 3 orang siswa memiliki konsep diri yang

positif dimana ia dapat menerima kelebihan juga kelemahan yang ada

pada dirinya secara wajar, lalu sebanyak 2 orang cukup baik namun

sekitar 23 orang belum memiliki pemahaman konsep diri positif

secara lebih mendalam.

Pada kompetensi selanjutnya yaitu pengembangan komunikasi

efektif, sekitar 4 orang siswa telah berhasil mengaplikasikan

komunikasi efektif dalam kehidupannya sehari-hari, lalu 3 orang

140

Page 141: Lap. PPL Nita BK UNJ

cukup baik dalam mengembangkan komunikasi efekti dalam

kehidupannya baik dengan orang yang lebih tua, sebaya, atau yang

lebih muda, sementara sebanyak belum dapat menerapkan komunikasi

efektif dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk kompetensi

penerimaan diri, sebanyak 5 orang siswa dapat dengan baik menerima

kondisi fisik maupun psikologis yang terjadi diusia remaja, sebanyak 3

orang siswa sudah cukup baik, tetapi 19 orang siswa belum mampu

menerima perubahan yang terjadi pada dirinya baik secara fisik

maupun psikologis. Selanjutnya pada kompetensi tentang pemahaman

fenomena kenakalan remaja sebanyak 4 orang sangat baik dalam

memahami berbagai perilaku-perilaku kenakalan remaja yang biasa

dilakuakan individu di usia 13 sampai 18 tahun, lalu 8 orang cukup

baik, namun 15 orang masih perlu informasi terkait tentang perilaku

kenakalan remaja.

Pada kompetensi selanjutnya yaitu pemahaman kepribadian

dan karir masa depan, sebanyak 2 orang memiliki pemahaman yang

baik, 4 orang siswa memiliki pemahaman sedang, dan 25 orang meras

belum memiliki pemahaman tentang keterkaitan antara kepribadian

dan karir masa depan. Selanjutnya pada kompetensi manajemen

konflik, sebanyak 3 orang siswa sangat baik dalam mengelola konflik

yang terjadi pada dirinya, 4 orang memiliki kemampuan yang sedang

dan 22 orang belum mampu mengelola konflik yang terjadi pada diri

141

Page 142: Lap. PPL Nita BK UNJ

mereka secara baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Gambaran Pencapaian Kompetensi (Tujuan Layanan)

Siswa Kelas X BB 2, XI BB 2, dan XII AP 1 Awal Semester I

No

.Kategori Awal Semester

Kelas X Busana Butik 2 (target sasaran 24 orang siswa)

1. Kompetensi 1 :

memahami gaya belajar yang ada pada diri siswa

Baik 2

Cukup 8

Rendah 14

2. Kompetensi 2 :

Memiliki konsep diri positif

Baik 3

Cukup 2

Rendah 23

Kelas XI Busana Butik 2 (target sasaran 27 orang siswa)

3. Kompetensi 3 :

Mengembangkan komunikasi efektif

142

Page 143: Lap. PPL Nita BK UNJ

Baik 4

Cukup 3

Rendah 20

4. Kompetensi 4 :

Memiliki penerimaan diri atas perubahan fisik maupun psikologis

yang terjadi diusia remaja

Baik 5

Cukup 3

Rendah 19

5. Kompetensi 5 :

Memahami fenomena kenakalan remaja di

lingkungan masyarakat

Baik 4

Cukup 8

Rendah 15

Kelas XII Akomodasi Perhotelan I (target sasaran 31 orang siswa)

6. Kompetensi 6 :

Memahami keperibadian dan pengaruhnya dalam pemilihian karir

masa depan

Baik 2

Cukup 4

143

Page 144: Lap. PPL Nita BK UNJ

Rendah 25

7. Kompetensi 7 :

Memahami cara mengelola konflik secara efektif

Baik 3

Cukup 6

Rendah 22

8. Kompetensi 8 :

Memiliki kemampuan berperilaku asertif dalam berbagai situasi

Baik 1

Cukup 4

Rendah 26

e. Pencapaian Siswa Terhadap Kompetensi/Tujuan Layanan Pada Program Akhir

Semester I (sesudah diberikan program)

Berdasarkan instrumen evaluasi hasil yang diberikan ada tiga kelas

berbeda yaitu X Busana Butik 2 dengan jumlah siswa atau target sasaran

sebanyak 24 orang, kelas XI Busana Butik 2 sebanyak 27 orang siwa, dan

kelas XII Akomodasi Perhotelan I sebanyak 31 orang.

Hasil yang didapat setelah pemberian program menunjukkan bahwa

pada kompetensi pemahaman terhadap gaya belajar, sebanyak 8 orang

memiliki pemahmaan yang baik, 13 orang merasa cukup memiliki

pemahaman terhadap gaya belajar mereka, dan sebanyak 3 orang merasa

144

Page 145: Lap. PPL Nita BK UNJ

masih belum memiliki pemahaman yang begitu berarti terkait gaya belajar

mereka. Pada kompetensi konsep diri positif sebanyak 6 orang memiliki

konsep diri positif yang baik, 13 orang cukup memiliki konsep diri yang

postifi, dan 5 orang siswa cenderung kurang memiliki konsep diri yang

positi.

Pada kompetensi selanjutnya yaitu pengembangan komunikasi efektif,

sekitar 9 orang siswa telah berhasil mengaplikasikan komunikasi efektif

dalam kehidupannya sehari-hari, lalu 15 orang cukup baik dalam

mengembangkan komunikasi efektif dalam kehidupannya baik dengan orang

yang lebih tua, sebaya, atau yang lebih muda, sementara sebanyak 3 orang

belum dapat menerapkan komunikasi efektif dalam kehidupannya sehari-

hari. Untuk kompetensi penerimaan diri, sebanyak 11 orang siswa dapat

dengan baik menerima kondisi fisik maupun psikologis yang terjadi diusia

remaja, sebanyak 14 orang siswa sudah cukup baik, namun ditemukan

adanya 2 orang siswa belum mampu menerima perubahan yang terjadi pada

dirinya baik secara fisik maupun psikologis. Selanjutnya pada kompetensi

tentang pemahaman fenomena kenakalan remaja sebanyak 7 orang sangat

baik dalam memahami berbagai perilaku-perilaku kenakalan remaja yang

biasa dilakuakan individu di usia 13 sampai 18 tahun, lalu 19 orang cukup

baik, namun 1 orang masih perlu informasi terkait tentang perilaku

kenakalan remaja.

145

Page 146: Lap. PPL Nita BK UNJ

Pada kompetensi selanjutnya yaitu pemahaman kepribadian dan karir

masa depan, sebanyak 11 orang memiliki pemahaman yang baik, 15 orang

siswa memiliki pemahaman sedang, dan 5 orang merasa belum memiliki

pemahaman tentang keterkaitan antara kepribadian dan karir masa depan.

Selanjutnya pada kompetensi manajemen konflik, sebanyak 14 orang siswa

sangat baik dalam mengelola konflik yang terjadi pada dirinya, 15 orang

memiliki kemampuan yang sedang dan 2 orang belum mampu mengelola

konflik yang terjadi pada diri mereka secara baik. Lalu kompetensi

pengembangan perilaku asertif sebanyak 12 orang siswa memiliki

kemampuan yang sangat baik dalam berperilaku secara asertif, 15 orang

cukup baik, dan 4 orang siswa yang belum memiliki kemampuan tersebut

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Gambaran Pencapaian Kompetensi (Tujuan Layanan)

Siswa Kelas X BB 2, XI BB 2, dan XII AP 1 Akhir Semester I

No

.Kategori Awal Semester

Kelas X Busana Butik 2 (target sasaran 24 orang siswa)

1. Kompetensi 1 :

memahami gaya belajar yang ada pada diri siswa

Baik 8

Cukup 13

146

Page 147: Lap. PPL Nita BK UNJ

Rendah 3

2. Kompetensi 2 :

Memiliki konsep diri positif

Baik 6

Cukup 13

Rendah 5

Kelas XI Busana Butik 2 (target sasaran 27 orang siswa)

3. Kompetensi 3 :

Mengembangkan komunikasi efektif

Baik 9

Cukup 15

Rendah 3

4. Kompetensi 4 :

Memiliki penerimaan diri atas perubahan fisik maupun psikologis

yang terjadi diusia remaja

Baik 11

Cukup 14

Rendah 2

5. Kompetensi 5 :

Memahami fenomena kenakalan remaja di lingkungan masyarakat

Baik 7

147

Page 148: Lap. PPL Nita BK UNJ

Cukup 19

Rendah 1

Kelas XII Akomodasi Perhotelan I (target sasaran 31 orang siswa)

6. Kompetensi 6 :

Memahami keperibadian dan pengaruhnya dalam pemilihian karir

masa depan

Baik 11

Cukup 15

Rendah 5

7. Kompetensi 7 :

Memahami cara mengelola konflik secara efektif

Baik 14

Cukup 15

Rendah 2

8. Kompetensi 8 :

Memiliki kemampuan berperilaku asertif dalam berbagai situasi

Baik 12

Cukup 15

Rendah 4

148

Page 149: Lap. PPL Nita BK UNJ

2. Analisis Data Perbedaan Pencapaian Siswa Terhadap Kompetensi /

Tujuan Layanan Program Bimbingan Awal Semester dan Akhir

Semester.

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa perbandingan pencapaian

siswa terhadap kompetensi/tujuan layanan program bimbingan awal

semester dan akhir semester yaitu sebagai berikut :

Rerata pencapaian siswa terhadap kompetensi/tujuan layanan program

bimbingan pada awal semester sebesar 29,37% sedangkan rerata

pencapaian siswa terhadap kompetensi/tujuan layanan program bimbingan

pada akhir semester sebesar 88,60% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut :

Pencapaian siswa terhadap kompetensi / tujuan layanan program bimbingan pada

awal semester dan akhir semester

Waktu Rerata Pencapaian Kompetensi (Tujuan Layanan)

Awal Semester 29,37%

Akhir Semester 88,60%

3. Keputusan

Berdasarkan pengujian perbedaan antara pencapaian tujuan layanan sebelum

diberikan program dan setelah diberikan program, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa program bimbingan memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan

149

Page 150: Lap. PPL Nita BK UNJ

siswa. Untuk itu, maka program dapat dilanjutkan dan dikembangkan memjadi

lebih baik lagi.

4. Rekomendasi

Berdasarkan hasil keputusan yang didapat dari analisis data valuasi

program maka program yang telah dibuat perlu beberapa perbaikan dimana

terlihat bahwa masih ada beberapa siswa yang belum diberikan layanan

secara tepat sasaran. Maka dari itu program yang telah ini sebaiknya

diperbaiki lalu dilanjutkan dan terus dikembangkan.

3) LAPORAN KEGIATAN NON BK

Berikut adalah beberapa kegiatan non BK yang dilakukan praktikan selama

masa program pengenalan lapangan di SMKN 27 Jakarta, sebagai berikut :

No

.

Tanggal Kegiatan Ket.

1. 17 Agustus 2011 Upacara memperingati HUT RI ke 46.

2. 8 - 9 September 2011 Halal Bihalal

3. 19 September 2011 Model Colouring jurusan Tata

Kecantikan Rambut.

150

Page 151: Lap. PPL Nita BK UNJ

3. 23 September 2011 Piket KBM lobby SMKN 27 Jakarta.

Kegiatan yang dilakukan :

Menerima tamu sekolah.

Memberikan informasi tentang KBM.

Pengurusan izin siswa (keluar/masuk).

4. 26 September 2011 Upacara Bendera

5. 5 Oktober 2011 Model Make up jurusan Tata Kecantikan

Kulit.

6. 24 Oktober 2011 Upacara Bendera

7. 28 Oktober 2011 Upacara Sumpah Pemuda

8. 7, 14, & 21 Nov 2011 Upacara Bendera

9. 25 November 2011 Upacara Hari Guru

151