Liken Simpleks Kronik Adoro

32
REFERAT LIKEN SIMPLEKS KRONIS Disusun Oleh: Riduan Adoro Lumban Gaol 0861050033 Pembimbing : Dr. Retno Sawitri, SpKK KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD BEKASI 1

Transcript of Liken Simpleks Kronik Adoro

Page 1: Liken Simpleks Kronik Adoro

REFERAT

LIKEN SIMPLEKS KRONIS

Disusun Oleh:

Riduan Adoro Lumban Gaol

0861050033

Pembimbing :

Dr. Retno Sawitri, SpKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RSUD BEKASI

PERIODE 22 JULI 2013 - 24 AGUSTUS 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

1

Page 2: Liken Simpleks Kronik Adoro

2013

2

Page 3: Liken Simpleks Kronik Adoro

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, penulis dapat

menyelesaikan tugas referat mengenai topik “Liken Simpleks Kronis” sebagai salah satu

tugas kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.Retno Sawitri,

SpKK yang telah membimbing penulis dalam kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin, serta kepada semua pihak yang telah membantu khususnya dalam penyelesaian

referat ini.

Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,

saya mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada dan penulis juga

menerima adanya kritik dan saran yang membangun atas isi daripada referat ini.

Akhir kata, semoga referat ini dapat berguna bagi para pembaca. Sekian dan

terima kasih.

Penulis.

i

Page 4: Liken Simpleks Kronik Adoro

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Epidemiologi................................................................................................2

2.2 Etiologi.........................................................................................................2

2.3 Patogenesis...................................................................................................3

2.4 Gejala Klinis................................................................................................4

2.5 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................7

2.6 Diagnosis......................................................................................................9

2.7 Diagnosis Banding.......................................................................................9

2.8 Penatalaksanaan.........................................................................................14

2.9 Prognosis....................................................................................................17

Bab III Kesimpulan............................................................................................................18

Daftar Isi............................................................................................................................19

ii

Page 5: Liken Simpleks Kronik Adoro

BAB I

PENDAHULUAN

Liken simpleks kronis atau juga dikenal dengan Neurodermatitis sirkumskripta adalah

penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas ditandai dengan

likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon dari kulit akibat gosokan dan garukan

yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama, atau kebiasaan menggaruk pada satu

area tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit

batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah akantosis dan

hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya pada permukaan

kulit.1-6

Gejala dan tanda yang khas seperti gatal, terlikenifikasi, dan sirkumskripta yang dapat

muncul di berbagai tempat dari tubuh merupakan karakteristik dari liken simpleks kronik

yang juga dikenal sebagai neuroderamtitis sirkumskripta. Penyakit ini memiliki

predileksi di punggung, leher, dan ekstremitas terutama pergelangan tangan,kaki, dan

lutut. 1-3,7

Neurodermatitis sirkumskripta merupakan proses yang sekunder ketika seseorang

mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit

yang mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang berakhir

dengan likenifikasi. Penyakit ini biasanya timbul pada pasien dengan kepribadian yang

obsessif, dimana selalu ingin menggaruk bagian tertentu dari tubuhnya.2,3,5,7

1

Page 6: Liken Simpleks Kronik Adoro

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 EPIDEMIOLOGI

Liken simpleks kronis jarang ditemukan pada anak-anak. Biasanya terjadi pada orang

dewasa. Puncaknya ditemukan antara umur 30 sampai 50 tahun. Lebih banyak ditemukan

pada wanita dibandingkan pria. Insidens tertinggi didapatkan pada bangsa ras Asia. 1,3,6

Likenifikasi terutama mudah diinduksi dalam Mongoloid

dan hitam kulit Afrika.2

2.2 ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun ada berbagai faktor yang

mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit ini, faktor penyebab dari liken simpleks

kronis dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 6,7

2.2.1 Faktor eksterna

2.2.1.1 Lingkungan

Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi

dalam menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi

memudahkan seseorang berkeringat sehingga dapat mencetuskan gatal, hal ini

biasanya menyebabkan liken simpleks kronis pada daerah anogenital.3,6

2.2.1.2 Gigitan Serangga

Gigitan seranga dapat menyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang

mengakibatkan rasa gatal.1,4

2.2.2 Faktor Interna

2.2.2.1 Dermatitis Atopik

Asosiasi antara liken simpleks kronis dan gangguan atopik telah banyak

dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopik terkena

liken simpleks kronis. 1,3

2.2.2.2 Psikologis

2

Page 7: Liken Simpleks Kronik Adoro

Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang mengakibatkan

liken simpleks kronis. Anxietas sebagai bagian dari proses patologis dari lesi

yang berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter yang

mempengaruhi perasaan, seperti : dopamine, serotonin, atau peptide opioid,

memodulasikan persepsi gatal melalui penurunan jalur spinal. Tekanan emosi

juga dapat mempengaruhi timbulnya pruritus yang mendasari liken simpleks

kronis. 1,3

2.3 PATOGENESIS Stimulus untuk perkembangan liken simpleks kronis adalah pruritus. Pruritus sebagai

dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan dengan gangguan kulit, proliferasi dari

nervus, dan tekanan emosional. Pruritus yang memegang peranan penting dapat dibagi

dalam dua kategori besar, yaitu pruritus tanpa lesi dan pruritus dengan lesi. Pasien dengan

liken simpleks kronis mempunyai gangguan metabolik atau gangguan hematologik.

Pruritus tanpa kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya gagal

ginjal kronik, obstruksi kelenjar biliaris, Limfoma Hodgkins, polisitemia rubra vera,

hipertiroidisme, gluten-sensitive enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi. Pruritus yang

disebabkan oleh kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis atopik, dermatitis kontak

alergi, dermatitis statis, dan gigitan serangga. 1,2,3

Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat menimbulkan

penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang nyata dari garukan, maka

disebut neurodermatitis sirkumskripta. Adanya garukan yang terus-menerus diduga

karena adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah

peneliti melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon dari adanya stress.

Adanya sejumlah saraf mengandung immunoreaktif CGRP (Calsitonin Gene-Related

Peptida) dan SP (Substance Peptida) meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan pada

prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. Sejumlah saraf

menunjukkan imunoreaktif somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan

neuropeptida Y, dimana sama pada neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan

kulit normal. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat dari

trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP melepaskan histamin dari

sel mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal. Membran sel schwann dan sel

3

Page 8: Liken Simpleks Kronik Adoro

perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan

terjadi akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan dibawah dermis alpha-

MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel endotel kapiler. 1-3,8

2.4 GEJALA KLINIS

Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Gatal bisa paroksismal,

terus-menerus, atau sporadik. Menggosok dan menggaruk mungkin di sengaja dengan

tujuan menggantikan sensasi gatal dan nyeri, atau dapat secara tidak sengaja yang terjadi

pada waktu tidur. Keparahan gatal dapat di perburuk dengan berkeringat, suhu atau

iritasi dari pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah pada saat terjadi stress psikologis.3

Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang berulang

menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan garis-garis kulit semakin

terlihat) plak yang berbatas tegas dengan ekskoriasis, sedikit edematosa, lambat laun

edema dan eritema menghilang. Bagian tengah berskuama dan menebal, sekitarnya

hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Biasanya, hanya satu plak yang

tampak, namun dapat melibatkan lebih dari satu tempat.3

Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah kulit kepala, tengkuk leher

(terutama pada wanita) pergelangan kaki, eksremitas ekstensor, dan region anogenital.

Daerah genital yang sering terkena adalah labia mayora pada wanita dan skrotum pada

laki-laki. Pada pasien dengan eczema atopi, intervensi kulit lebih berlikenifikasi dan

serotik. Pada pasien non atopi, tanda kutaneus dari penyakit sistemik atau limfadenopati

dapat terjadi.1,2,6,9

4

Page 9: Liken Simpleks Kronik Adoro

Gambar : Liken simpleks kronis ( dikutip dari kepustakaan 7 )

Gambar : likenifikasi,hipopigmen & hiperpigmentasi

pada scrotum (dikutip dari kepustakaan 3)

Gambar : Hiperpigmentasi pada daerah tengkuk. ( dikutip dari kepustakaan 2)

5

Page 10: Liken Simpleks Kronik Adoro

Gambar : hyperkeratotic fissured eczema (dikutip dari kepustakaan 6)

Gambar : Lichen simplex chronicus Excoriated, lichenified plaque with accentuated skin

lines caused by repeated scratching of the area. (dikutip dari kepustakaan 10)

6

Page 11: Liken Simpleks Kronik Adoro

Gambar : Plak liken simpleks kronis dengan memperlihatkan lesi yang berbatas tegas

(dikutip dari kepustakaan 8)

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

2.5.1 Tes Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium tidak ada tes yang spesifik untuk liken simpleks

kronis. Tetapi walaupun begitu, satu studi mengemukakan bahwa 25 pasien dengan liken

simpleks kronis positif terhadap patch test. Pada dermatitis atopik dan mikosis fungiodes

bisa terjadi likenefikasi generalisata oleh sebab itu merupakan indikasi untuk melakukan

patch test. Pada pasien dengan pruritus generalisata yang kronik yang diduga disebabkan

oleh gangguan metabolik dan gangguan hematologi, maka pemeriksaan hitung darah

harus dilakukan, juga dilakukan tes fungsi ginjal dan hati, tes fungsi tiroid, elektroforesis

serum, tes zat besi serum, tes kemampuan pengikatan zat besi (iron binding capacity),

dan foto dada. Kadar immunoglobulin E dapat meningkat pada neurodermatitis yang

atopik, tetapi normal pada neurodermatitis nonatopik. Bisa juga dilakukan pemeriksaan

potassium hydroksida pada pasien liken simpleks genital untuk mengeleminasi tinea

cruris.8,9

2.5.2 Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi untuk menegakkan diagnosis liken simpleks kronis adalah

menunjukkan proliferasi dari sel schwann dimana dapat membuat infiltrasi selular yang

cukup besar. Juga ditemukan neural hyperplasia. Didapatkan adanya hiperkeratosis

dengan area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang

irregular, hipergranulosis dan perluasan dari papillo dermis. Spongiosis bisa ditemukan,

tetapi vesikulasi tidak ditemukan. Papilomatosis kadang-kadang ditemukan. Ekskoriasi,

dimana ditemukan garis ulserasi punctata karena adanya jaringan nekrotik bagian

superficial papillary dermis. Fibrin dan neutrofil bisa ditemukan, walaupun keduanya

biasanya ditemukan pada penyakit dermatosis yang lain. Pada papillary dermis ditemukan

peningkatan jumlah fibroblas.1,9

7

Page 12: Liken Simpleks Kronik Adoro

Gambar : Histopatologi (dikutip dari kepustakaan 6)

2.6 DIAGNOSIS

Diagnosis untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pasien dengan neurodermatitis

sirkumskripta mengeluh merasa gatal pada satu daerah atau lebih. Sehingga timbul plak

yang tebal karena mengalami proses likenifikasi. Biasanya rasa gatal tersebut muncul

pada tengkuk, leher, ekstensor kaki, siku, lutut, pergelangan kaki. Eritema biasanya

muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul pada saat pasien sedang beristirahat dan hilang

saat melakukan aktivitas dan biasanya gatal timbul intermiten.1,3

Pemeriksaan fisis menunjukkan plak yang eritematous, berbatas tegas, dan terjadi

likenifikasi. Terjadi perubahan pigmentasi, yaitu hiperpigmentasi.2,3

8

Page 13: Liken Simpleks Kronik Adoro

Pada pemeriksaan penunjang histopatologi didapatkan adanya hiperkeratosis dengan

area yang parakeratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang irregular,

hipergranulosis dan perluasan dari papil dermis.1,9

2.7 DIAGNOSIS BANDING

Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah :

a. Dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahan kimia

yang secara langsung merusak kulit dan oleh sensitifitas spesifik pada kasus penderita

umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan dermatitis dan

lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematous yang berbatas jelas

kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla

dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi.5,8

Gambar : dermatitis kontak alergi disebabkan alergi pada kancing dari celana

jeans (dikutip dari kepustakaan 6)

b. Plak psoriasis

Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan karakteristik

plak eritematous, berbatas tegas, berwarna putih keperakan, skuama yang kasar, berlapis-

lapis, transparan, disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Lokasi terbanyak

9

Page 14: Liken Simpleks Kronik Adoro

ditemukan di daerah ekstensor. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi

beberapa hipotesa telah mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat autoimun, dan residif. 6

Gambar : Psoriasis : plak ekstensif (dikutip dari kepustakaan 6)

c. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik merupakan gangguan papuloskuamosa yang terdapat pada

daerah kaya sebum seperti kulit kepala, wajah dan punggung. Dermatitis ini berhubungan

dengan malassezi, abnormalitas imunologis, dan aktivasi dari komplemen. Berhubungan

erat dengan keaktifan glandula sebasea. Biasa terjadi pada bayi umur bulan pertama dan

mencapai puncak pada umur 18-40 tahun. Kelainan kulit terdiri atas eritema dam skuama

yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas.6

10

Page 15: Liken Simpleks Kronik Adoro

Gambar : Dermatitis seboroik aktiv pada wajah (dikutip dari kepustakaan 6)

Gambar : Dermatitis

seboroik pada bayi (d ikutip dari kepustakaan 6)

d. Liken Planus

11

Page 16: Liken Simpleks Kronik Adoro

Lesi yang pruritis, erupsi

popular yang

dikarakteristikkan dengan

warna kemerahan berbentuk

polygonal, dan kadang

berbatas tegas. Sering

ditemukan pada permukaan

fleksor dari ekstremital,

genitalia dan membrane

mukus. Mirip dengan reaksi mediasi imunologis. Liken planus ditandai dengan papul-

papul yang mempunyai warna dan konfigurasi yang khas. Papul-papul berwarna merah

biru, berskuama, dan berbentuk siku-siku.9

Gambar : Liken planus : “stiking kobner” pada lengan. (dikutip dari kepustakaan 6)

e. Dermatitis atopi

Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering terjadi

selama masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE

dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul

gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan.

Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa plak papuler, eritematosa, dan

berskuama atau plak likenifikasi yang gatal.9

12

Page 17: Liken Simpleks Kronik Adoro

Gambar :Dermatitis atopi pada anak terdapat pada sekitar mata akibat garukan.(dikutip

dari kepustakaan 6)

2.8 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dari neurodermatitis sirkumskripta secara primer adalah

menghindarkan pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok secara terus-menerus.

Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memotong kuku pasien, memberikan

antipruritus, glukokortikoid topikal atau intralesional, atau produk-produk ter, konsultasi

psikiatrik, dan mengobati pasien dengan cryoterapi, cyproheptadine, atau capsaicin yang

hampir sama penatalaksaan pada chronic eczematous inflammation.1,5,7,8

a. Steroid topikal

Merupakan pengobatan pilihan karena dapat mengurangi peradangan dan gatal serta

perlahan-lahan menghaluskan hiperkeratosisnya. Karena lesinya kronik.

Pentalaksanaannya biasanya lama. Pada lesi yang besar dan aktif, steroid potensi sedang

dapat digunakan untuk mengobati inflamasi akut. Tidak direkomendasikan untuk kulit

yang tipis (vulva, skrotum, axilla dan wajah). Steroid potensi kuat digunakan selama 3

minggu pada area kulit yang lebih tebal.1,8

1. Clobetasol

13

Page 18: Liken Simpleks Kronik Adoro

Topical steroid super poten kelas 1: menekan mitosis dan menambah sintesis

protein yang mengurangi peradangan dan menyebabakan vasokonstriksi.8

2. Betamethasone dipropionate cream 0,05%.8

Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid. Bekerja mengurangi

peradangan dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan

memeperbaiki permeabilitas kapiler.8

3. Triamcinolone 0,025 %, 0.1%, 0.5 % atau ointment

Untuk peradangan kulit yang berespon baik terhadap steroid. Bekerja mengurangi

peradangan dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan

memeperbaiki permeabilitas kapiler.8

4. Fluocinolone cream 0.1 % atau 0.05%

Topical kortikosteroid potensi tinggi yang menghambat proliferasi sel. Mempuyai

sifat imonusupresif dan sifat anti peradangan.8

b. Obat oral anti anxietas dan sedasi

Obat oral dan anti anxietas dapat dipertimbangkan pada beberapa pasien. Menurut

kebuthan individual, penatalaksanaan dapat dijadwalkan setiap hari, pada saat pasien

tidur, atau keduanya. Antihistamin seperti dipenhydramine dan hidroxyzine biasa

digunakan. Doxepin dan clonazepam dapat dipertimbangkan pada beberapa kasus.8

c. Agen anti pruritus

Obat oral dapat mengurangi gatal dengan memblokir efek pelepasan histamine

secara endogen. Gatal berkurang, pasien merasa tenang atau sedative dan merangsang

untuk tidur. Obat topical menstabilisasi membrane neuron dan mencegah inisiasi dan

transmisi implus saraf sehingga memberi aksi anestesi lokal.8

1. Dipenhidramin,

Untuk meringankan gejala pruritus yang disebabkan oleh pelepasan histamine.

2. Cholorpheniramine

Bekerja sama dengan histamine atau permukaan reseptor H1 pada sel efektor di

pembuluh darah dan traktus respiratori.

3. Hidroxyzine

14

Page 19: Liken Simpleks Kronik Adoro

Reseptor H1 antagonis diperifer. Dapat menekan aktifitas histamine di region

subkortikal system saraf pusat.

4. Klonazepam

Untuk anxietas yang disertai pruritus. Berikatan dengan reseptor- reseptor di SSP,

termasuk sistem limbik dan pembentukan retikular. Efeknya bisa dimediasi

melalui reseptor GABA.8

d. Agen imunosupresor

Tacrolimus, Mekanisme kerjanya pada liken simpleks kronik tidak diketahui. Dapat

mengurangi gatal dan peradangan dengan menekan pelepasan sitokin dari sel T. juga

menghambat transkripsi gen yang mengkode IL-3, IL-4, IL5, GM-CSF, dan TNF- alfa,

yang semuanya terlibat dalam aktivasi sel T derajat dini. Juga dapat menghambat

pelepasan mediator sel mast dan basofil kulit dan mengurangi regulasi ekspresi FCeRI

pada sel langerhans. Obat dari kelas ini lebih mahal dari kortikosteroid topical. Terdapat

dalam bentuk ointment dalam konsentrasi 0.03% dan 0.1%. indikasi apabila pilihan terapi

yang lain tidak berhasil.8

e. Immunodilator

Berasal dari ascomycin, suatu bahan alami yang diproduksi oleh jamur

streptomyces hygroscopicus var asmyeticus, bekerja menghambat produksi dan pelepasan

sitokin inflamasi dari sel T teraktivasi secara selektif dan berikatan dengan reseptor

imunofilin sitosolik makrofilin 12 (cytosolic immunophili receptor macrophilin-12).

Menghambat kompleks yang menghambat kalsineurin fofatase, yang kemudian

memblokir aktivasi sel T dan pelepasan sitokin. Atropi kutaneus tidak didapati pada

percobaan klinis yang merupakan kelebihan terhadap kortikosteroid topical. Indikasi

apabila pilihan terapi yang lain tidak berhasil.8

2.9 PROGNOSIS

Prognosis untuk penyakit liken simpleks kronis adalah :

15

Page 20: Liken Simpleks Kronik Adoro

2.9.1 Lesi bisa sembuh dengan sempurna.8

2.9.2 Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi

dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan.8

2.9.3 Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional yang

meningkat.8

2.9.4 Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat membantu

untuk mengurangi proses likenifikasi.8

Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila ada

gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai. Pengobatan yang

teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari gatal dapat hilang, atau

dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat menghambat proses penyakit

ini.2,8

BAB III

KESIMPULAN

16

Page 21: Liken Simpleks Kronik Adoro

Liken simpleks kronis atau juga dikenal dengan Neurodermatitis sirkumskripta adalah

penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas ditandai dengan

likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon dari kulit akibat gosokan dan garukan

yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama, atau kebiasaan menggaruk pada satu

area tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit

batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah akantosis dan

hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya pada permukaan

kulit.

Gejala dan tanda yang khas seperti gatal, terlikenifikasi, dan sirkumskripta yang dapat

muncul di berbagai tempat dari tubuh merupakan karakteristik dari liken simpleks kronik

yang juga dikenal sebagai neuroderamtitis sirkumskripta. Penyakit ini memiliki

predileksi di punggung, leher, dan ekstremitas terutama pergelangan tangan,kaki, dan

lutut.

Diagnosis untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pasien dengan neurodermatitis

sirkumskripta mengeluh merasa gatal pada satu daerah atau lebih. Sehingga timbul plak

yang tebal karena mengalami proses likenifikasi. Biasanya rasa gatal tersebut muncul

pada tengkuk, leher, ekstensor kaki, siku, lutut, pergelangan kaki. Eritema biasanya

muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul pada saat pasien sedang beristirahat dan hilang

saat melakukan aktivitas dan biasanya gatal timbul intermiten.

Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien, apabila ada

gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai. Pengobatan yang

teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari gatal dapat hilang, atau

dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat menghambat proses penyakit

ini.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 22: Liken Simpleks Kronik Adoro

1. Djuanda, Adhi. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam :Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Editor: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, dan Siti Aisah. Edisi V.

cetakan V. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Hal 147-

148.

2. Holden AC,Berth-jones J. In : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,

Editors.Rooks textbook of dermatology ; Eczema, prurigo, lichenification, and

erithroderma.7th.Italy : Blackwell scienc:2004.P. 1741-1743

3. Soter NA. Numular Eczema and Lichen Simpleks Chronicus/Prurigo Nodularis

In : Freedberg IM, Eizen AZ, Wollf K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, eds.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York : Mc. Graw

Hill ; 2003. p. 160-162

4. Hogan JD. Lichen Simplex Chronicus. Cited on October 7th 2011. available at

http://emedicine.medscape.com/article/1123423-overview#showall

5. Habif TP. Clinical Dermatology. 4th ed. Edinburgh : Mosby ; 2004. p. 54-65

6. Hunter John, John Savin, Marck Dahl editors. Clinical dermatology: eczema and

dermatitits.3rd edition Blackwell publishing 2002.p.70

7. Anderws’. Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 9th ed.Philadelphia(USA) ; 2000.p.58

8. Hogan JD. Lichen Simplex Chronicus. Cited on October 7th 2011. Available :

http://emedicine.medscape.com/article/1123423-treatment

9. Zaidi Zohra, Lanigan SW. Dermatology in Clinical Practice; Lichen Simpleks

Chronicus. United Kingdom: Springer Wien New York; 2010.p.174-176

10. Shou-Mei K, Lio PA , Stratigos AJ, Johnson RA. Lichen Simplex Chronicus. In :

Color Atlas & Synopsis of Pediatric Dermatology.ed.2rd. New York. The

McGraw-Hill Companies, Inc.. 2009. P.42-44.

18