LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

104
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi ••& L II I. ____ iterin·,·. ·. , .. --... ---:I/ dari : .. _ ..• .. .... ,,.,._. 0 .J I gl. : g,&; .. ...... ; ... Q0 ......... .. Oleh : 'h lnrluk : ............ ::: .. t'.:l- .. .. .\... k1.i;;ifikasi : ......... ............ •••............... LIA RACHMAWATI NIM: 105070002337 FAKUL TAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Transcript of LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Page 1: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

PENERIMAAN DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI

ASUHAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

• ••& L

II I. ____ iterin·,·. ·. , .. --... -..~ ---:I/

dari : .. _ ..• .. .... ,~,7.,,,.,. ,,.,._. 0 .J I gl. : g,&; .. ~ ...... ; ... Q0 ......... ..

Oleh : 'h lnrluk : ............ ::: .. t'.:l-.. <..~.L'.1 .. .\... k1.i;;ifikasi : .........•............•••...............

LIA RACHMAWATI

NIM: 105070002337

FAKUL TAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2009

Page 2: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

JBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Skripsi

... ~ .. ---- -·-··"-'""'""""""''''\

PERPUSTAKAAN UTi\MI.\ I UIM SYAH!O JAl\i\RTI\ _j

Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidaya u ah Jakarta untuk memenuhi persyaratan

Pembimbing I

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

LIA RACHMAWATI

NIM.105070002337

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

M. Avicenna, M.H.Sc NIP: 19770906 20012 1004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009

Page 3: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

psi yang berjudul HUBUNGAN ANT ARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ~ERIMAAN DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN telah diujikan 1m sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif 3yatullah Jakarta pada tanggal 7 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai 1h satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Dekan/ ua Merangkap Anggota,

ja Umar, Ph.D . 130 885 522

Penguji I

-2(?_...o"-----, Rahmat Mulyono, M.Si '150 293 240

Pembimbing I

. Zahrotu Ni ah M.Si : 19620724 1 8903 2001

Jakarta, 7 Desember 2009

Sidang Munaqasyah,

Anggota

Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota,

ora.~.M.s; NIP.19561223 1983 032001

Pembimbing II

M. Avicenna, M.H.Sc NIP: 19770906 20012 1004

Page 4: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Syuk,uri .Jlpa rr-ane 1.(ita

9difikj

e:l £ak,uNg,n rr-ane crer6aik,

Page 5: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

ABSTRAKSI

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Desember 2009

(C) Lia Rachmawati

(D) Hubungan Kematangan Emosi dengan Penerimaan Diri Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan

(E) Halaman : 78 hal + lampiran

(F) Penerimaan diri diperlukan oleh setiap remaja yang tinggal dipanti asuhan agar mereka dapat mengenali diri mereka serta menerima keberadaannya dipanti asuhan. Penerimaan diri ini berasal dari dalam diri seseorang yang didasari dari proses dimana seseorang pada akhirnya mampu menerima segala kelebihan serta kekurangan yang mereka miliki.

Penerimaan diri remaja panti asuhan dapat muncul ketika tingkat emosi remaja tersebut telah stabil dan melalui perbaikan diri di masa lalu. Tingkat emosi tersebut merupakan proses dimana seseorang mampu mengontrol emosinya dan tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain sehingga individu tersebut bisa mencapai tingkat kematangan, hal ini dikenal dengan istilah kematangan emosi ..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan penerimaan diri remaja yang tinggal dipanti asuhan serta mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan pada kematangan emosi terhadap penerimaan diri.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dan dilakukan dipanti asuhan Yayasan Masjid At-Taubah dengan subjek penelitian sebanyak populasi yang berada dipanti tersebut, yaitu 49 orang remaja dengan rentang usia 17 tahun sampai 18 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,773. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sang at signifikan antara kematangan emosi dengan penerimaan diri. Artinya, semakin tinggi kematangan emosi maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan diri seseorang. Sumbangan efektif yang diperoleh sebesar 59,7%, hal ini menggambarkan bahwa

Page 6: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

kematangan emosi memberikan sumbangan yang besar tehadap penerimaan diri, sedangkan 41,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerimaan diri, seperti dukungan sosial, pola asuh, harga diri, dan alain-lain.

Dari hasil penelitian ini disarankan agar peneliti selanjutnya melakukan wawancara dan observasi agar mendapatkan hasil yang lebih lengkap, pemilihan subjek dilakukan tidak hanya pada remaja panti asuhan, namun pada remaja pada umumnya yang memiliki orang tua serta berusaha menambahkan variabel yang mungkin menjadi faktor penentu penerimaan diri, seperti harga diri, pola asuh, dukungan sosial, dan lain-lain.

(G) Daftar Pustaka: 23 (1963-2008)

Page 7: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wata'ala atas

rahmat dan hidayah-Nya atas semua yang diberikan kepada umatnya.

Shalawat dan salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam beserta sahabat dan keluarganya.

Dengan

Rasa syukur yang tiada henti atas terwujudnya skripsi yang berjudul

"Hubungan Kematangan Emosi dengan Penerimaan Diri Remaja yang

Tinggal di Panti Asuhan". Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat dalam

mencapai gelar Sarjana Psikologi Jenjang pendidikan Strata Satu Program

Studi Psikologi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak yang bersedia membimbing, membantu, dan

mendoakan kelancaran skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Jahja

UmarPh.D

2. lbu Zahrotun Nihayah, M.Si sebagai dosen pembimbing I dan Bapak

M. Avicenna M.H.Sc sebagai dosen pembimbing II yang dengan sabar

dan berbesar hati dalam membimbing saya menuju terwujudnya

skripsi ini

3. Bapak dan lbu staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

atas kesabaran dan kerjasamanya.

Page 8: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

4. Papa dan Mama tercinta atas segala kasih sayang, doa, dan

dukungannya.

5. Kakak dan adikku tersayang "Lusiyana Zuriyawati dan Fajri Abdillah"

serta kakak iparku "Yudi Ferdianto", atas pengertian dan

dukungannya.

6. Seluruh sahabat terbaik yang tidak tergantikan, lndri Dilapanga, Nuri

Hafni, Diah Ayu, Dwinita, Dedi Ansyah, Nessa, Ima, Dijah, Nurul

Kamilia, Hesty, Ari Pratiwi, Hani, Rahma,.Novitasari,K'Niken, Arum,

lntan, Risti, Purwa Dewi, De'Ria,atas doa, dukungan dan

perhatiannya.

7. Kepada pihak-pihak Panti Asuhan At-Taubah beserta subjek penelitian

yang ikut terlibat dalam penelitian ini.

8. Juga kepada seluruh angkatan 2005 dan semua pihak yang tidak

mungkin saya sebutkan satu persatu yang turut membantu dalam

penulisan skripsi ini.

Dengan ini saya selaku peneliti mempersembahkan sebuah karya tulis yang

lnsya Allah bermanfaat yang berjudul . "Hubungan Kematangan Emosi

dengan Penerimaan Diri Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan".

Penulis menyadari keterbatasan dari skripsi ini, maka saya mohon kesediaan

para pembaca untuk memaklumi segala kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini.

Jakarta, Desember 2009

Penulis

Page 9: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

DAFTAR ISi

ABSTRAKSI ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFT AR ISi ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL. ....................................................................................... ix

DAFT AR GAMBAR ................................................................................... x

DAFT AR LAMPIRAN ................................................................................. xi

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 ldentifikasi Masalah .................................................................... 7

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 7

1.3.1 Pembatasan Masalah ........................................................ 7

1.3.2 Perumusan Masalah ......................................................... 8

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8

1.4.1 Tujuan Penelitian .............................................................. 8

1.4.2 Manfaat Penelitian ............................................................. 8

1.5 Sistematika Penulisan ................................................................ 9

Bab 2 Kajian Pustaka

2.1 Penerimaan Diri ........................................................................ 11

Page 10: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

2.1.1 Definisi Penerimaan Diri .................................................. 11

2.1.2 Tahap-tahap Penerimaan Diri ......................................... 13

2.1.3Kondisi-kondisi yang menentukan penerimaan diri .......... 18

2.1.4 Aspek-sapek penerimaan diri. ......................................... 23

2.1.5 Dampak penerimaan diri bagi individu ............................ 24

2.2 Kematangan Emosi ................................................................. 26

2.2.1 Definisi kematangan emosi. ............................................ 26

2.2.2 Karakteristik kematangan emosi ..................................... 28

2.2.3 Ciri-ciri orang yang matang emosinya ............................. 30

2.3 Remaja .................................................................................... 30

2.3.1 Definisi remaja ................................................................ 30

2.3.2 Fase-fase masa remaja .................................................. 31

2.3.3 Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja ... 37

2.3.4 Remaja panti asuhan ...................................................... 38

2.3.4.1 Karakteristik remaja panti asuhan ........................... 39

Kerangka Berpikir ................................................................. 39

Bab 3 Metode Penelitian

3.1 Jen is penelitian ........................................................................ 42

3.3.1 Pendekatan Dan Metode Penelitian ................................ 42

3.3.2 Definisi Variabel Dan Operasional ................................... 43

3.2 Pengambilan Sampel. .............................................................. 44

"'

Page 11: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

3.2.1 Populasi Dan Sampel. .................................................... .44

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel. .......................................... 45

3.3 Pengumpulan Data .................................................................. 46

3.3.1 Metode dan instrumen penelitian ................................... 46

3.3.2 Teknik Uji lntrumen Penelitian ........................................ 50

3.4 Teknik Analisis Data ................................................................ 54

3.5 Prosedur Penelitian ................................................................. 55

Bab 4 Hasil Penelitian

4.1 Gambaran Umum subjek penelitian ........................................ 57

4.2 Presentasi data ........................................................................ 60

4.2.1 Deskripsi Statistik ............................................................ 60

4.3 Uji Persyaratan ........................................................................ 62

4.3.1 Uji Normalitas .................................................................. 63

4.3.2 Uji Linearitas ................................................................... 63

4.4 Uji Hipotesis ............................................................................. 64

4.4.1 Hasil Uji Hipotesis Statitisk Pertama ............................... 64

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis Statitisk kedua ................................... 66

4.5 Penelitian tambahan ................................................................ 68

Bab 5 Kesimpulan, Diskusi Dan Saran

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 71

Page 12: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

5.2 Diskusi ..................................................................................... 71

5.3 Saran ....................................................................................... 74

5.3.1 Saran teoritis ................................................................... 74

5.3.2 Saran praktis ................................................................... 75

Daftar Pustaka .......................................................................................... 77

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 13: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

DAFT ART ABEL

Tabel 3.1 Format Skoring Skala Likert

Tabel 3.2 Blue print skala kematangan Emosi

Tabel 3.3 Blue print skala Penerimaan Diri

Tabel 3.4 Blue Print Field Study Kematangan Emosi

Tabel 3.5 Blue Print Field Study Penerimaan Diri

Tabel 4.1 Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Tbel 4.2 Gambaran subjek berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Gambaran subjek berdasarkan kelas

Tabel 4.4 Gambaran subejk berdasarkan lama berada diasrama

Tabel 4.5 Gambaran subjek berdasarkan status saat ini

Tabel 4.6 Deskripsi statistik

Tabel 4.7 Uji normalitas skala Kematangan emosi

Tabel 4.8 Uji normalitas skala penerimaan diri

Tabel 4.9 Model Summary and Parameter Estimates

Tabel 4.10 Korelasi antar variabel

Tabel 4.11 Korelasi antara aspek-aspek kematangan emosi dengan Variabel penerimaan diri

Tabel 4.12 ANOVA

Tabel 4.13 Model Summary

Tabel 4.14 Coefficients

Page 14: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

DAFT AR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

v

Page 15: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4:

Lampiran 5

Lampiran 6

DAFTAR LAMPIRAN

Surat permohonan izin penelitian

Surat keterangan benar mengadakan penelitian

Kuesioner field study pertama dan kedua

Skor field study kematangan emosi dan penerimaan diri

Hasil uji reliabilitas dan uji validitas

Hasil uji persyaratan dan uji Hipotesis

Page 16: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

1.1 Latar Belakang

BAB 1

PENDAHULUAN

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan

seorang anak. Orang tua mempunyai peran penting dalam kaitannya dengan

pendidikan, kebutuhan menumbuhkan rasa aman, kasih sayang, yang semua

itu merupakan faktor kebutuhan psikologis anak. Penelantaran yang

dilakukan oleh orang tua akan menganggu proses tumbuh kembang anak,

karena anak yang tidak berkembang secara optimal dan kurang mendapat

dukungan dari keluarga dan lingkungan akan tumbuh menjadi remaja yang

tidak tangguh.

Hurlock (1999) juga mengatakan masa remaja merupakan masa transisi,

yaitu peralihan dari usia anak-anak menuju usia dewasa, pola emosi masa

remaja adalah sama dengan masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak

pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, dan khususnya

pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka.

Meningginya emosi dikarenakan mereka berada dibawah tekanan sosial, dan

Page 17: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

menghadapi kondisi baru, sebab selama masa kanak-kanak mereka kurang

mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan tersebut.

2

Moedjiono (2007) mengungkapkan remaja berada dalam pencarian kepastian

hidup, misalnya mengenai masa depan, identitas diri, apa yang akan

dikerjakan dalam hidup. Jika pengalaman yang ada tidak sesuai dengan

harapan, anak akan merasa tidak ada kepastian diri, tidak memiliki masa

depan sehingga remaja merasa tidak berarti. Kasus bunuh diri di kalangan

remaja meningkat, setidaknya itu yang terekam oleh media massa. Menurut

Dwidjo Saputro, dokter spesialis kesehatan jiwa dari Klinik Perkembangan

Anak dan Kesulitan Belajar, umumnya anak atau remaja bunuh diri karena

ada stresor psikososial. ltu bisa berupa tekanan dari keluarga, lingkungan,

atau kondisi sosial ekonomi yang rendah.

Ada beberapa remaja yang dihadapkan pada pilihan yang sulit ketika mereka

harus berpisah dari keluarganya karena ketidakmampuan orang tuanya

dalam membiayai hidup hingga mereka terlantar, ada pula remaja yang

kehilangan orang tuanya sehingga mereka menjadi yatim, piatu atau bahkan

yatim piatu. Dan mereka biasanya di tampung di sebuah tempat yang biasa

dikenal dengan panti asuhan.

Page 18: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Radio Nederland Wereldomroep (2009), mengungkapkan Organisasi amal

Save the Children baru saja menerbitkan laporan yang

3

menunjukkan bahwa di beberapa negara, 90% di Ghana, 95% di Indonesia

dan 98% di Eropa Timur dan Tengah setidaknya empat dari setiap lima anak

yatim punya satu dan kadang dua orangtua yang tidak mampu merawat

mereka.

Saat ini, pedoman pembinaan kesejahteraan sosial anak dini (1999)

mengungkapkan bahwa sasaran pelayanan panti asuhan tidak hanya

diperuntukkan bagi anak yatim, piatu atau yatim piatu, tetapi juga untuk anak

yang salah satu atau kedua orang tuanya sakit kronis, terpidana, korban

bencana dan lain-lain.

Hanya saja kehidupan remaja yang tinggal dipanti asuhan tidak sama dengan

kehidupan remaja pada umumnya, mereka kurang memperoleh perhatian,

kasih sayang ataupun bimbingan karena pengasuh harus berbagi kasih

sayang dan perhatian dengan yang lain yang banyak jumlahnya dan tidak

bisa memperhatikan secara mendalam. Menu rut Bustam (dalam Farid, 1993)

karakteristik anak panti asuhan atau yatim piatu adalah kurang perhatian,

kurang kasih sayang dan bimbingan dari orang tua, lingkungan hidup

keluarganya bersifat kurang membantu bagi pertumbuhannya, kurang

pendidikan dan pengetahuan, tidak memiliki bekal keterampilan untuk

Page 19: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

hidupnya di hari-hari yang akan datang, kurang pakaian, kurang gizi dan

vitamin, kurang bermain, dan tiada kepastian tentang hari esok.

4

Tidak adanya orang tua disekeliling mereka, akan membuat emosi mereka

terganggu, karena di dalam panti asuhan hanya terdapat pengasuh yang

tidak bisa memberikan perhatian penuh seperti orang tua pada umumnya.

Terutama pada remaja awal, ini adalah masa yang tidak realistik serta

mereka mengalami ketidakstabilan emosi. Hall dalam Al-Mighwar (2006)

menjelaskan pada remaja awal, mereka memandang diri sendiri dan orang

lain berdasarkan keinginannya, bukan berdasarkan keyataan yang

sebenarnya. Tidak heran bila sikap dan sifat remaja yang sangat antusias

bekerja tiba-tiba menjadi lesu, dari sangat gembira menjadi sangat sedih, dari

merasa percaya diri menjadi sangat ragu.

Namun, seiring bertambahnya usia, remaja akan mengalami kestabilan emosi

di usia 17 tahun, sebagaimana yang diungkapkan Al-Mighwar (2006), dalam

aspek fisik dan psikis, laki-laki muda dan wanita muda menunjukkan

kestabilan emosi.

Hasil wawancara yang dilakukan Wulandari (1999) pada pengasuh panti

asuhan, beberapa anak yang tinggal di panti asuhan dengan usia sekitar 13

tahun, mereka cenderung meluapkan emosi mereka dengan cara-cara yang

Page 20: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

sering mengkhawatirkan pengasuh panti, seperti bertengkar dengan teman

sekamar sampai terjadi pemukulan. Berbeda halnya dengan remaja yang

berusia 18 tahun, ketika saya mewawancarai pengasuhnya mengenai emosi

remaja tersebut, pengasuhnya pun menjawab bahwa remaja pada usia itu

lebih banyak diam ketika bertengkar dengan teman sekolahnya atau teman

sekamarnya. Mereka lebih sering mengungkapkan pada buku harian atau

bercerita pada guru.

Hurlock (1999) juga mengungkapkan remaja dikatakan sudah mencapai

kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak segera melampiaskan

emosi dihadapan orang lain melainkan menunggu pada saat dan tempat

yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih

tepat, dan dengan cara-cara yang dapat diterima.

Katkovsky, W & Garlow (1976), kematangan emosi merupakan suatu proses

dimana kepribadian secara terus menerus barusaha mencapai keadaan

tingkat emosi yang sehat baik secara intra maupun interpersonal.

5

Dalam jurnal Endah Puspita Sari (2002) yang berjudul "Penerimaan Diri Pada

Lanjut Usia ditinjau dari Kematangan Emosi " menunjukkan bahwa

kematangan emosi berkorelasi positif dengan penerimaan diri. Semakin tinggi

kematangan emosi individu lanjut usia maka semakin tinggi pula penerimaan

Page 21: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

dirinya, dan sebaliknya semakin rendah kematangan emosi individu lanjut

usia maka semakin rendah pula penerimaan dirinya. Dalam penelitian ini

subjek memiliki penerimaan terhadap kondisi ketuaannya dengan baik

karena memiliki kematangan emosi yang baik.

Menurut Pannes (dalam Hurlock 1973) penerimaan diri adalah suatu

6

keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta

mampu dan mau untuk hidup dengan keadaan tersebut. Jadi, individu

dengan penerimaan diri memiliki penilaian yang realistis tentang potensi yang

dimilikinya, yang dikombinasikan dengan penghargaan atas dirinya secara

keseluruhan. Artinya, individu ini memiliki kepastian akan kelebihan­

kelebihannya, dan tidak mencela kekurangan-kekurangan dirinya.

Penerimaan diri juga terjadi melalui proses hingga akhimya seseorang dapat

menerima dirinya secara utuh. Sedih, kecewa, marah, depresi, akan

membawa seseorang pada penerimaan diri dan penyesuaian diri,

sebagaimana yang diungkapkan Kubler-Ross (dalam Gargiulo, 1985).

Berdasarkan uraian diatas, penting untuk diteliti bagaimana hubungan antara

penerimaan diri dengan kematangan emosi remaja yang tinggal dipanti

asuhan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

Page 22: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Penerimaan Diri Remaja yang

tinggal di Panti Asuhan.

1.2 ldentifikasi Masalah

a. Bagaimana tingkat kematangan emosi remaja yang tinggal dipanti

asuhan?

b. Bagaimana tingkat penerimaan diri remaja yang tinggal dipanti

asuhan?

c. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi

dengan penerimaan diri remaja yang tinggal di panti asuhan?

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

7

1. Remaja yang dimaksud menurut Al-Mighwar (2006) ialah remaja akhir

yang berusia 17-18 tahun yang tinggal dipanti asuhan.

2. Kematangan emosi Katkovsky, W & Garlow (1976) adalah proses

dimana kepribadian secara terus menerus berusaha mencapai

keadaan emosi yang sehat baik secara intra maupun interpersonal.

3. Penerimaan diri menurut Pannes (dalam Hurlock, 1973) ialah suatu

keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya,

serta mampu dan mau untuk hidup dengan keadaan tersebut,

Page 23: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

sehingga ia mampu menerima kelebihan serta kekurangan yang

dimilikinya.

1.3.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah

pada penelitian ini adalah "Apakah ada hubungan yang signifikan antara

kematangan emosi dengan penerimaan diri remaja yang tinggal di panti

asuhan?"

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kematangan emosi dan

penerimaan diri pada remaja yang tinggal dipanti asuhan, serta memperoleh

gambaran mengenai korelasi antara kematangan emosi dengan penerimaan

diri pada remaja yang tinggal dipanti asuhan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Dalam melengkapi kajian ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan.

8

2 Dari sisi teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan pemahaman tentang kematangan emosi dan penerimaan diri

remaja yang tinggal dipanti asuhan

Page 24: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

3 Sebagai bekal ilmu pengetahuan dan dapat menggugah pemahaman

bagi pengasuh panti asuhan untuk melatih dan berperan aktif dalam

merawat anak asuhnya agar memiliki emosi yang matang sehingga

penerimaan diri mereka juga semakin baik.

1.4 Sistematika Penulisan

Peneliti menggunakan teknik penulisan American Psychological Association

(APA) Style. Dan secara garis besar sistematika penulisan penelitian ini

adalah:

1. Bab 1 pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Bab 2 kajian pustaka, yang meliputi: kematangan emosi, penerimaan diri,

dan remaja. Pada penerimaan diri akan dipaparkan ; definisi penerimaan

diri, tahap-tahap penerimaan diri, kondisi-kondisi yang menentukan

penerimaan diri, aspek-aspek penerimaan diri, dan dampak penerimaan

diri bagi individu. Pada kematangan emosi akan dipaparkan ; definisi

kematangan emosi, karakteristik kematangan emosi dan ciri-ciri orang

yang matang emosinya. Pada remaja akan dipaparkan ; definisi

remaja,fase-fase masa remaja, perubahan-perubahan yang terjadi pada

remaja, remaja panti asuhan dan karakteristik remaja panti asuhan.

9

Page 25: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

10

3. Bab 3 metodologi penelitian, yang meliputi: jenis penelitian (pendekatan

dan metode penelitian), definisi variabel dan operasional variabel,

pengambilan sampel (populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel),

pengumpulan data (metode dan instrumen penelitian dan teknik uji

instrumen penelitian), dan teknik analisa data serta prosedur penelitian

4. Bab 4 presentasi dan analisa data

5. Bab 5 kesimpulan, diskusi, dan saran

Page 26: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan diuraikan kajian tentang kematangan emosi, penerimaan

diri, dan remaja. Pada penerimaan diri akan dipaparkan ; definisi penerimaan

diri, tahap-tahap penerimaan diri, kondisi-kondisi yang menentukan

penerimaan diri, aspek-aspek penerimaan diri, dan dampak penerimaan diri

bagi individu. Pada kematangan emosi akan dipaparkan ; definisi

kematangan emosi, karakteristik kematangan emosi dan ciri-ciri orang yang

matang emosinya. Pada remaja akan dipaparkan ; definisi remaja,fase-fase

masa remaja, perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja, remaja panti

asuhan dan karakteristik remaja panti asuhan.

2.1 Penerimaan diri

2.1.1 Definisi Penerimaan Diri

Menurut Pannes (dalam Hurlock 1973) penerimaan diri adalah suatu

keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta

mampu dan mau untuk hidup dengan keadaan tersebut. Jadi, individu

dengan penerimaan diri memiliki penilaian yang realistis tentang potensi yang

dimilikinya, yang dikombinasikan dengan penghargaan atas dirinya secara

1 1

Page 27: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

12

keseluruhan. Artinya, individu ini memiliki kepastian akan kelebihan­

kelebihannya, dan tidak mencela kekurangan-kekurangan dirinya. lndividu

yang memiliki penerimaan diri mengetahui potensi yang dimilikinya dan dapat

menerima kelemahannya.

Hjelle dan Ziegler (1981) menyatakan bahwa individu dengan penerimaan diri

memiliki toleransi terhadap frustrasi atau kejadian-kejadian yang

menjengkelkan, dan toleransi terhadap kelemahan-kelemahan dirinya tanpa

harus menjadi sedih atau marah. lndividu ini dapat menerima dirinya sebagai

seorang manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi, individu

yang mampu menerima dirinya adalah individu yang dapat menerima

kekurangan dirinya sebagaimana dirinya mampu menerima kelebihannya.

Jersild (1965) mendefinisikan penerimaan diri sebagai penilaian yang realistis

terhadap potensi yang dimilikinya, memahami karakteristik dirinya dan

mampu menerima kondisi yang ada dengan sesungguhnya. Penerimaan diri

pada remaja yaitu dengan menyadari segala potensi-potensi yang dimiliki

sehingga mereka mampu melakukan sesuatu yang diharapkannya. Hal

tersebut sama dengan mereka mengetahui apa yang menjadi kekurangan,

serta tidak menjadi suatu kesalahan bagi mereka.

Page 28: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

1. Primary phase

a. Shock

Periode ini ditandai dengan tingkah laku seperti menangis berlebihan dan

rasa ketidakberdayaan.

b. Denial

14

Penolakan merupakan sikap yang bertahan dapat timbul disebabkan

ketakutan seperti ketidakmampuan potensi anak dimasa depan. Terkejut,

tidak percaya, merasa terpukul dan menyangkal pernyataan bahwa

kehilangan itu benar-benar terjadi. Secara sadar maupun tidak sadar

seseorang yang berada pada tahap ini menolak semua fakta, informasi dan

segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang dialaminya. lndividu

merasa hidupnya menjadi tidak berarti lagi. Pada saat itu dia dalam keadaan

terguncang dan pengingkaran, merasa ingin mati saja. Pada tahap ini

seseorang tidak mampu berpikir apa yang seharusnya dia lakukan untuk

keluar dari masalahnya. Dia tidak siap untuk menerima kondisinya. Oleh

karenanya tahap pengingkaran merupakan suatu tahap yang sangat tidak

nyaman dan situasi yang sangat menyakitkan.

c. Grief and Depression

Sedih merupakan reaksi yang penting dan berguna dan tidak harus

disangkal. Perasaan ini sebagai tanda adanya perubahan mengenai konsep

seorang anak menuju pada kenyataan yang terjadi. Depresi seringkali

menjadi penyebab dari proses kesedihan. Depresi adalah kemarahan yang

Page 29: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

15

berada di dalam. Moses (dalam Gargiulo, 1985) percaya kebanyakan orang

memiliki perasaan kemahakuasaan didalam dirinya. Semua kejadian yang

tidak menyenangkan tidak akan dialaminya. Masyarakat berpendapat bahwa

depresi merupakan perasaan yang tidak pantas dan tidak dapat ditoleransi.

Padahal ini merupakan proses yang normal, alami dan penting. Keadaan

depresi ini dapat diubah menjadi reaksi yang pantas dan masuk aka!. Karena

keadaan ini dapat memungkinkan anak untuk menerima segala sesuatu yang

tidak dapat diubah.

Penarikan diri dari sosial juga termasuk dalam tahap ini. lni menunjukkan

tahap penyembuhan. lndividu sering menunjukkan sikap menarik diri, tidak

mau berbicara, takut, perasaan tidak menentu dan putus asa. Seseorang

yang berada pada tahap ini setidaknya sudah mulai menerima apa yang

terjadi padanya adalah kenyataan yang memang harus dia hadapi

2. Secondary phase

a. Ambivalence

Pada masa ini anak merasakan perasaan yang bertentangan antara

menerima dan menolak kondisi yang terjadi. Perasaan negatif ini biasanya

muncul dengan perasaan bersalah.

b. Guilt

Perasaan bersalah mungkin menjadi reaksi yang paling sulit untuk

dilewati.Moses (dalam Gargiulo, 1985) percaya bahwa bukan karena rasa

Page 30: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

16

bersalahnya itu saja, tetapi apa yang menyebabkan rasa bersalah itulah yang

menyebabkan rasa sakit.

Rasa bersalah itu identik dengan kata-kata "seandainya" yang berada dalam

pikirannya. Selama tahap ini, reaksi yang umum adalah keinginan untuk

membayar kesalahannya. Rasa bersalah adalah suatu hal yang normal dan

penting, tetapi tidak harus dirasakan secara irasional dan berlebihan.

c. Anger

Marah merupakan sebuah penghadang untuk menuju penerimaan. Marah

dapat disebabkan dua tipe. Tipe pertama secara umum dapat diterima, sering

mengekspresikan keadilan dan bertanya "kenapa saya?". Tipe kedua adalah

merubah marah kepada diri sendiri menjadi kepada orang lain, jauh dari

orang lain dengan alasan harus ada yang disalahkan atas terjadinya ini

semua.

Wentworth (dalam Gargiulo, 1985) mengobservasi bahwa kemarahan tidak

menyelesaikan apa-apa. Jika perasaan ini meningkat, maka mereka

membutuhkan lingkungan yang mendukung dan menyadarkan bahwa

perasaan itu merupakan sebuah proses yang normal dan natural. Kemarahan

yang dialami oleh seseorang dapat diungkapkan dengan berbagai cara.

lndividu mungkin menyalahkan dirinya sendiri dan atau orang lain atas apa

yang terjadi padanya, serta pada lingkungan tempat dia tinggal. Pada kondisi

ini individu tidak memerlukan nasihat, baginya nasihat adalah sebuah bentuk

pengadilan Uudgement) yang sangat membuatnya menjadi lebih terganggu.

Page 31: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

17

d. Shame and Embarrasment

Perasaan ini timbul saat anak menghadapi lingkungan sosial yang menolak,

mengasihani atau mengejek. Cunningham & Davis (dalam Bromley, dkk,

1998) menyatakan bahwa pada tahap ini seseorang mulai menerima dan

mengenali bahwa kehidupannya memerlukan perubahan dan adaptasi.

3. Tertiary phase

a. Bergaining

Tahap ini merupakan tahap yang bersifat sangat personal dan jarang

diketahui oleh orang lain. Bergaining (tawar-menawar) adalah suatu strategi

dimana anak membuat perjanjian dengan Tuhan, ilmu pengetahuan atau

pihak manapun yang mampu membuatnya kembali normal. Pada tahap ini

seseorang berpikir seandainya dia dapat menghindari kehilangan itu. Reaksi

yang sering muncul adalah dengan mengungkapkan perasaan bersalah atau

ketakutan pada dosa yang pernah dilakukan, baik itu nyata ataupun hanya

imajinasinya saja. Seringkali seseorang yang berada tahap ini berusaha

tawar menawar dengan Tuhan agar merubah apa yang telah terjadi supaya

tidak menimpanya. Sering juga dinyatakan dengan kata-kata "seandainya

saya hati-hati", "kenapa harus terjadi pada keluarga saya". Sesungguhnya

bargaining yang dilakukan seseorang tidak memberikan solusi apapun bagi

permasalahan yang dia hadapi.

b. Adaptation and Reorganization

Page 32: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Adaptasi merupakan proses yang membutuhkan waktu dan berkurangnya

rasa cemas serta reaksi emosional lainnya. Tahap ini merupakan kondisi

dimana anak mulai merasa nyaman dengan situasi yang ada.

c. Acceptance and adjusment

18

Penerimaan merupakan suatu proses yang aktif dimana anak secara sadar

berusaha untuk mengenali, memahami, dan memecahkan masalah. Tetapi

perasaan-perasaan negatif yang sebelumnya tidak akan hilang sepenuhnya.

Dalam penerimaan diikuti dengan penyesuaian yang merupakan sebagai

sebuah tingkah laku. Tingkah laku yang mengarah ke sisi positif dan

bergerak maju. Penyesuaian memerlukan suatu perubahan dan pengaturan

ulang tujuan dan ambisi. Hal ini merupakan sesuatu yang sulit dan sangat

berhubungan dengan

kepribadian seseorang. Wentworth (dalam gargiulo, 1985) berpendapat

penyesuaian akan terjadi setelah penerimaan, saat mereka memahami

keadaan mereka maka saat itulah anak berpikir membutuhkan penyesuaian.

2.1.3 Kondisi-kondisi yang menentukan penerimaan diri

Dalam penerimaan diri, terdapat beberapa kondisi yang dapat menentukan

bagaimana seseorang dapat menyukai dan menerima dirinya. Hurlock (1974)

menjelaskan kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain :

Page 33: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

19

a. Self understanding (pemahaman diri)

Pemahaman akan diri sendiri adalah persepsi tentang diri sendiri yang dapat

timbul jika seseorang mengenali kemampuan dan ketidakmampuannya serta

mau mencoba kemampuannya tersebut. lndividu dapat memahami dirinya

sendiri tidak hanya bergantung pada kemampuan intelektual dirinya saja,

melainkan juga pada setiap kesempatannya untuk mengenali diri sendiri.

Pemahaman diri dan penerimaan diri berjalan secara berdampingan. lndividu

yang memahami dirnya dengan baik, maka akan menerima dirinya sendiri

dan tidak ada keinginan untuk berpura-pura menjadi orang lain, begitu juga

sebaliknya. Hal ini berarti semakin orang dapat memahami dirinya sendiri,

maka semakin ia dapat menerima dirinya.

b. Realistic expectations (harapan yang rea/istis)

Ketika harapan seseorang akan sesuatu hal adalah realistis, maka

kesempatan untuk mencapainya akan terwujud apabila sesuai dengan

harapannya. Hal ini dapat memberikan kepuasan pada diri sendiri yang

sangat berkaitan dengan penerimaan diri. Harapan yang realistis bisa timbul

bila individu menentukan sendiri harapannya yang disesuaikan dengan

pemahaman mengenai kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh orang lain

dalam mencapai tujuannya. Jadi, ketika individu mamiliki harapan,

seharusnya ia telah mampertimbangkan kemampuan dirinya dalam mencapai

tujuannya tersebut.

Page 34: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

20

c. Absence of environmental obstacles (tidak adanya hambatan lingkungan)

Ketidakmampuan individu mencapai tujuannya dapat ditimbulkan dari

lingkungan. Jika lingkungan sekitarnya menghalangi individu untuk

menunjukkan potensinya atau untuk mengekspresikan dirinya, maka

penerimaan dirinya tentu akan sulit tercapai. Sebaliknya, apabila didalam

lingkungan individu mendapatkan dukungan dari orang tua, guru, dan teman­

teman, maka individu dapat mencapai tujuannya, merasa puas atas apa yang

telah diraihnya, dan harapannya pun menjadi realistis.

d. Favorable social attitudes (tingkah laku sosial yang sesuai)

Ketika individu menunjukkan tingkah laku yang dapat diterima oleh

masyarakat, Hal tersebut akan membantu untuk dapat menerima diri. Yang

dimaksud favorable social attitudes disini adalah tidak adanya prasangka

terhadap diri atau anggota keluarganya, lndividu mengakui akan kemampuan

sosial yang dimiliki orang lain, tidak memandang buruk terhadap orang lain,

serta adanya kesediaan individu untuk menerima kebiasaan atau norma

lingkungan yang ada.

e. Absence of severe emotional stress (tidak adanya stress emosional yang

berat)

Stress menandai kondisi tidak seimbang dalam diri individu yang

menyebabkan individu bertingkah laku yang dipandang tidak sesuai oleh

lingkungannya. Perubahan pandangan ini menyebabkan pandangan individu

terhadap dirinya juga berubah ke arah yang negatif, sehingga berpengaruh

Page 35: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

terhadap penerimaan dirinya. Selain itu, tidak adanya gangguan stress

emosional yang berat memungkinkan seseorang untuk melakukan yang

terbaik dan tidak hanya mementingkan kepentingan dirinya saja, tatapi juga

orang lain.

f. Preponderance of successes (kenangan akan keberhasilan)

Kegagalan yang dialami oleh individu akan menimbulkan penolakan dalam

dirinya, sedangkan keberhasilan dapat berpengaruh pada penerimaan

dirinya. Ketika seseorang menerima kegagalan, maka ketika ia mengingat

keberhasilan dapat membantu memunculkan penerimaan diri. Sebaliknya,

kegagalan yang dialami dapat mengakibatkan penolakan dalam dirinya.

g. Identification with well-adjusted people (identifikasi dengan orang yang

memi/iki penyesuaian diri yang baik)

21

Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya dengan baik akan mampu

beradaptasi dengan baik, Hal ini dapat membantu dirinya untuk

mengembangkan sikap-sikap yang positif dalam hidupnya dan bersikap baik,

sehingga dapat menilai diri dan menerima dirinya dengan baik

h. Self perspective (perspektif diri)

Seseorang yang mampu memperhatikan pandangan orang lain terhadap

dirinya seperti ia memandang dirinya sendiri adalah seseorang yang memiliki

pemahaman diri yang cukup baik,. Hal inilah yang membuat ia bisa menerima

dirinya dengan baik dibandingkan seseorang yang memiliki perspektif yang

sempit mengenai dirinya. Perspektif diri yang luas diperoleh melalui

Page 36: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

pengalaman dan belajar. Dalam hal ini, usia dan tingkat pendidikaN

memegang peranan penting bagi seseorang untuk dapat mengembangkan

perspektif dirinya.

i. Good childhood training (po/a asuh masa kecil yang baik)

22

Meskipun ada bermacam-macam cara penyesuaian diri yang dilakukan

seseorang untuk membuat perubahan dalam hidupnya, namun yang

menentukan penyesuaian diri seseorang dalam hidupnya adalah pola asuh di

masa kecil. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis didalamnya

akan ada peraturan yang dapat mengajarkan kepada anak bagaimana ia

menerima dirinya sebagai individu, dan cenderung berkembang untuk

menghargai dirinya sendiri. Pola asuh yang diterapkan ini akan membentuk

konsep diri anak, sehingga pengaruhnya terhadap penerimaan diri tetap ada

meskipun usia individu terus bertambah.

j. Stable self-concept (konsep diri yang stabil)

Konsep diri yang stabil adalah satu cara bagaimana seseorang mampu

melihat dirinya sendiri dengan cara yang sama dari waktu ke waktu. Hanya

pada konsep diri yang sesuai seseorang mampu menerima dirinya sendiri.

Karena apabila individu memiliki konsep diri yang tidak sesuai dengan

dirinya, maka dapat terjadi penolakan dalam diri. lndividu yang tidak memiliki

konsep diri yang stabil, bisa saja pada satu waktu ia menyukai dirinya, pada

waktu lain ia membenci dirinya sendiri. lni akan membuatnya kesulitan untuk

Page 37: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

menunjukkan siapa dirinya kepada orang lain karena ia sendiri merasa

bertentangan terhadap dirinya sendiri.

2.1.4 Aspek-aspek Penerimaan Diri

23

Sheerer (dalam Cronbach,1963) menjelaskan lebih lanjut mengenai

karakteristik individu yang dapat menerima dirinya, yaitu:

a. lndividu mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi

persoalan.

b. lndividu menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia dan

sederajat dengan orang lain.

c. lndividu tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal dan tidak ada

harapan ditolak orang lain.

d. lndividu tidak malu atau hanya memperhatikan dirinya sendiri.

e. lndividu berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.

f. lndividu dapat menerima pujian atau celaan secara objektif. Sifat ini

tampak dari perilaku individu yang mau menerima pujian, saran dan

kritikan dari orang lain untuk pengembangan kepribadiannya lebih lanjut.

g. lndividu tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya ataupun

mengingkari kelebihannya.

Page 38: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

yang tertuju padanya untuk dijadikan sebagai perbaikan alas segala

kekurangan dalam diri.

25

Penerimaan diri yang disertai dengan rasa aman dalam diri dapat

mendukung seseorang untuk mengembangkan dirinya dan memungkinkan

seseorang untuk menilai dan mengevaluasi dirinya secara realistis, sehingga

dapat menggunakan potensinya secara efektif. Yang terpenting adalah,

seseorang yang mampu menerima dirinya tidak akan mau untuk menjadi

orang lain. la akan merasa puas dengan dirinya sendiri, dan tidak berpikir

untuk berpura-pura menjadi orang lain.

b. Dampak penerimaan diri dalam penyesuaian sosial

Dalam penerimaan diri, biasanya disertai dengan adanya penerimaan akan

orang lain. Penerimaan akan orang lain inilah yang mendukung penyesuaian

sosial yang positif bagi seseorang. Seseorang yang dapat menerima dirinya

akan merasa cukup aman untuk menerima orang lain, menaruh minat pada

orang lain serta dapat menunjukkan empatinya kepada orang lain, sehingga

ia memiliki penyesuaian sosial yang cukup baik daripada seseorang yang

merasa rendah diri atau merasa tidak adekuat yang cenderung bersikap

dimana ia hanya berorientasi pada dirinya sendiri (self oriented) dan sulit

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Page 39: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

26

2.2 Kematangan Emosi

2.2.1 Definisi Kematangan Emosi

Katkovsky, W & Garlow (1976), mengatakan istilah kematangan

menunujukkan adanya proses menjadi. lndividu yang dianggap telah

memenuhi persyaratan untuk disebut matang juga masih akan terus

berkembang, sehingga pada tiap-tiap individu mungkin memiliki taraf

kematangan yang berbeda pada waktu yang lalu maupun masa yang akan

datang. Kematangan emosi merupakan suatu proses dimana kepribadian

secara terus menerus barusaha mencapai keadaan tingkat emosi yang sehat

baik secara intra maupun interpersonal.

Menu rut Chaplin (2006), emotional maturity (kedewasaan emosional) adalah

suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari

perkembangan emosional, dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak

lagi menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak, namun

mereka mampu menekan atau mengontrolnya lebih baik, khususnya

ditengah-tengah situasi sosial.

Hurlock (1999) mengatakan bahwa kematangan emosi dapat dikatakan

sebagai sebagai suatu kondisi perasaan atau reaksi perasaan yang stabil

terhadap suatu objek permasalahan sehingga untuk mengambil suatu

keputusan atau bertingkah laku didasari dengan suatu pertimbangan dan

Page 40: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

tidak mudah berubah-ubah dari satu suasana hati ke dalam suasana hati

yang lain.

27

Menurit Hurlock (1999), anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah

mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak

"meledakkan" emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan

tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara

yang lebih diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain bahwa individu

menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi tanpa pikir

sebelumnya seperti anak-anak yang tidak matang.

Al-Mighwar (2006) mengatakan bahwa kematangan emosi bisa dicapai bila

remaja memperoleh gambaran tentang berbagai kondisi yang dapat

menimbulkan reaksi emosional. Caranya, antara lain dengan membicarakan

masalah pribadinya denganorang lain. Sebab, keterbukaan dan perasaan

serta masalah pribadi dipengaruhi oleh rasa aman dalam interaksi sosial dan

tingkat penerimaan orang lain terhadapnya.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi ialah suatu

proses dimana individu mampu mengontrol emosinya dalam menghadapi

berbagai situasi,hingga akhirnya mencapai tingkat dimana individu telah

mampu menguasai emosinya dengan baik.

Page 41: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

28

2.2.2 Karakteristik kematangan emosi

Menurut Smitson ( dalam Katkovsky & Garlow, 1976), ada beberapa

karakteristik yang dapat digunakan untuk melihat suatu tingkat kematangan

emosi diantaranya :

a. Ke arah kemandirian (toward independence)

Yang dimaksud dengan kea rah kemandirian disini adalah dapat

menemukan apa yang dikehendaki serta bertanggung jawab akan

keputusannya itu.

b. Kemampuan untuk menerima realitas (ability to accept reality)

Maksudnya adalah kemampuan untuk menerima kenyataan bahwa ia

memiliki kesempatan, kemampuan serta tingkat intelegensi yang

berbeda dengan orang lain. Dengan menyadari hal tersebut ia dapat

menentukan pola tingkah laku yang tepat.

c. Kemampuan beradaptasi (adaptability)

Kemampuan untuk mudah menerima orang lain atau situasi tertentu

dengan cara-cara yang berbeda. Salah satu hal yang paling

membedakan antara orang yang emosinya sehat adalah pada tingkat

fleksibility ini, dimana pada orang yang tidak sehat emosinya akan

berespon secara kaku dalam menghadapi orang lain atau situasi

tertentu.

Page 42: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

29

d. Kesiapan merespon (readines to respond)

Kesiapan merespon ini harus melibatkan kesadaran kita bahwa setiap

individu adalah unit dan bahwa setiap orang memiliki hak-haknya

sendiri. Dengan demikian diharapkan kita mampu merespon dengan

tepat pada keunikan masing-masing individu.

e. Kemampuan untuk seimbang (capacity to balance)

lndividu dengan kematangan emosi yang tinggi menyadari bahwa

sebagai makhluk sosial ia memiliki ketergantungan pada orang lain,

namun ia tidak harus takut bahwa ketergantungan itu akan

menyebabkan ia diperalat oleh orang lain.

f. Kemampuan berempati (empathic understanding)

Maksudnya adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam

kedudukan orang lain, sehingga dapat memahami perasaan dan

pikirannya.

g. Kemampuan menguasai amarah (challenging anger)

Untuk dapat mengendalikan amarahnya, seseorang harus mengenal

batas sensitivitas dirinya. Jadi, dengan mengetahui hal-hal apa saja

yang dapat membuat dirinya marah, ia akan dapat mengendalikan

perasaan amarahnya.

Page 43: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

2.2.3 Ciri-ciri orang yang matang emosinya

Menurut Hollingwort seperti yang dikutip oleh Jersild (1978), ciri-ciri orang

yang matang emosinya ialah :

a. Mampu memberikan reaksi emosional secara bertahap

b. lndividu yang matang emosinya dapat mengendalikan emosi bila

menghadapi

situasi tertentu, dan menunggu waktu yang tepat untuk memberi respon

yang

tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi.

30

c. Tidak menunjukkan kekecewaan yang berlebihan. lni terlihat pada caranya

memberikan atau mengatasi rasa kasihan pada diri sendiri.

2.3 Remaja

2.3.1 Definisi Remaja

Dalam Hurlock (1999), istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin

adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti

"tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Awai masa remaja biasanya

disebut sebagai "usia belasan", kadang-kadang bahkan disebut "usia belasan

yang tidak menyenangkan". Meskipun remaja yang lebih tua sebenarnya

masih tergolong anak belasan tahun, sampai ia mencapai usia dua puluh

satu tahun, namun usia belasan tahun yang secara populer dihubungkan

dengan pola khas perilaku remaja muda-jarang jarang dikenakan pada

Page 44: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

remaja yang lebih tua.biasanya disebut "pemuda" atau "pemudi'', atau

malahan disebut "kawula muda" yang menunjukkan bahwa masyarakat

belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa remaja.

31

Sarwono (2003) menjelaskan masa remaja merupakan masa transisi antara

masa kanak-kanak dan dewasa. Masa ini seringkali menghadapkan individu

yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan, di satu pihak ia masih

kanak-kanak, tetapi di lain pihak ia sudah harus bertingkah laku seperti orang

dewasa.

Al-Mighwar (2006) berpendapat bahwa istilah adolescence atau remaja

berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang bararti

remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi. Dalam bahasa lnggris,

murahaqoh adalah adolescence yang berarti at-tadarruj (berangsur-angsur).

Jadi, artinya adalah berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal,

kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan pada hakikat

umumnya, yaitu pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainnya

secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap.

2.3.2 Fase-Fase Masa Remaja

Hurlock {dalam Al-Mighwar, 2006) membagi masa remaja menjadi 2 bagian,

yaitu:

Page 45: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

a. Remaja awal (13 - 17 tahun)

Ciri khas remaja awal yang tidak dimiliki masa-masa yang lain, diantaranya:

1 . Tidak stabilnya emosi

32

Menurut Hall dalam Al-Mighwar (2006), perasaan masa ini sangatlah peka,

yaitu perasaan dan emosinya laksana hembusan badai dan topan dalam

kehidupan. Karena itu, tidak heran bila sikap dan sifat remaja yang sangat

antusias bekerja tiba-tiba menjadi lesu, dari sangat gembira menjadi sangat

sedih, dari merasa percaya diri menjadi sangat ragu, termasuk dalam

menentukan cita-cita. Dia belum bisa merencanakan dan menentukan

pendidikan dan lapangan kerja lebih lanjut, terlebih lagi dalam persahabatan

dan cinta ; plin-plan dalam bersahabat dan memilih pasangan

2. Lebih menonjolnya sikap dan moral

Matangnya organ-organ seks mendorong masa remaja untuk mendekati

lawan seksnya, sehingga terkadang berperilaku berlebihan yang dinilai tidak

sopan oleh sebagian masyarakat, muncul keberaniannya untuk melakukan

hal-hal yang hampir membahayakan, sehingga masalah dengan orang tua

atau dewasa lainnya sering terjadi.

3. Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan

Binet dalam Al Mighwar (2006) menjelaskan bahwa pada usia 12 tahun,

kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak, baru sempurna. Dan

pada usia 14 tahun, mulailah sempurna kemampuannya untuk mengambil

kesimpulan dan informasi abstrak, sehingga remaja awal suka menolak hal-

Page 46: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

33

hal yang tidak masuk akal. Bila dipaksa untuk menerima pendapat tanpa

alasan rasional, mereka sering menentangnya, baik terhadap orangtua, guru

atau orang dewasa lainnya.

4. Membingungkannya status

Hal yang tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan ialah

status remaja awal, sehingga orang dewasa sering memperlakukannya

secara berganti-ganti, karena masih ragu memberi tanggung jawab dengan

alasan mereka masih kanak-kanak.

5. Banyaknya masalah yang dihadapi

Banyak faktor yang menjadi masalah bagi remaja. Selain adanya ciri-ciri

remaja tersebut diatas, sifat emosional remaja awal juga menjadikannya

menghadapi banyak masalah. Karena emosionalistasnya lebih mendominasi

kemampuan, dia kurang mampu untuk menyepakati pendapat orang lain

yang kontradiktif dengan pendapatnya, sehingga seringkali muncul masalah

baru, yaitu konflik sosial. Penyebab lain adalah semakin minimnya peran

orang tua atau orang dewasa lain dalam membantu pemecahan masalahnya,

meskipun hal itu terjadi karena ulahnya sendiri, yaitu menolak bantuan itu.

Hal ini terjadi karena mereka menganggap bahwa orang dewasa terlalu tua

untuk mengerti dan memahami perasaan, emsoi, sikap, kemampuan pikir dan

status, sedangkan dirinya lebih mampu untuk melakukan semua itu.

6. Masa kritis

Page 47: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

34

Kebimbangan masa remaja dalam menghadapi dan memecahkan atau

menghindari suatu masalah menjadi indikasi kritisnya masa ini. Bila remaja

tidak mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, dia akan menjadi

orang dewasa yang bergantung pada orang lain. Sebaliknya, apabila dia

mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, hal itu akan menjadi

bekal untuk menghadapi berbagai masalah selanjutnya hingga dewasa.

b. Remaja akhir (17-21 tahun)

Ciri khas remaja akhir antara lain :

1. Mulai stabil

Dalam aspek fisik dan psikis, laki-laki muda dan wanita muda menunjukkan

peningkatan kestabilan emosi. Kesempurnaan pertumbuhan bentuk jasmani

membedakannya dengan perubahan masa remaja awal. Pada masa ini terjdi

keseimbangan tubuh dan anggotanya. Begitu pula kestabilan minat-minatnya

; menentukan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesama ataupun

lain jenis. Kestabilannya juga terjadi dalam sikap dan pandangan, artinya

mereka relatif tetap atau mantap dan tidak mudah berubah pendirian hanya

karena dibujuk atau dihasut. Gejala ini mengandung sisi positif. Dibanding

masa-masa sebelumnya remaja akhir lebih dapat menyesuaikan diri dalam

banyak aspek kehidupan.

Sedikitnya, ada dua faktor yang berpengaruh terhadap proses kestabilan

remaja akhir, yaitu sikap mendidik orang tua dan jarak tempat tinggal antara

Page 48: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

puas, menjauhkan dirinya dari rasa kecewa, dan menghantarkannnya pada

puncak kebahagiaan.

c. Lebih matang menghadapi masalah

36

Masalah yang dihadapi pada masa remaja akhir relatif sama dengan masalah

yang dihadapi remaja awal. Cara menghadapi masalah itulah yang

membedakannya. Bila remaja awal menghadapinya dengan sikap bingung

dan tingkah laku yang tidak sefektif, remaja akhir menghadapinya dengan

lebih matang. Kematangan itu ditunjukkan dengan usaha pemecahan

masalah-masalah yang dihadapi; baik dengan cara sendiri amupun dengan

diskusi dengan teman-teman sebaya. Langkah-langkah pemecahan masalah

itu mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang dapat lebih

menyesuaikan diri dalam situasi perasaan sendri dan lingkungan

disekitarnya.

d. Lebih tenang perasaannya

Remaja akhir, jarang memperlihatkan kemarahan, kesedihan, dan kecewa,

sebagaimana terkjadi pada masa remaja awal. Hal ini dikarenakan remaja

akhir telah memiliki kemampuan pikir dan kemampuan menguasai segala

perasaannya dalam menghadapi berbagai kekecewaan atau hal-hal lain yang

mengakibatkan kemarahan. Dia juaga telah berpandangan realistis dalam

menentukan sikap, minat, cita-cita sehingga adanya berbagai kegagalan

disikapinya dengan tenang.

Page 49: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

37

2.3.3 Perubahan-perubahan yang terjadi pada Masa Remaja

Hurlock (1999), mengatakan perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja

ialah:

1. Tinggi badan

Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pad a usia 17 /18

tahun dan bagi anak laki-laki satu tahun lebih dari usia tersebut.

2. Bera! badan

Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan perubahan tinggi

badan, hanya saja sekarang lebih menyebar ke seluruh tubuh.

3. Proporsi tubuh

Berbagai bagian tubuh secara bertahap mencapai proporsinya. Misal: badan

lebih lebar dan lebih kuat.

4. Organ seksual

Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran dewasa pada

periode remaja akhir, namun fungsinya belum matang sampai dengan

beberapa

tahun kemudian

5. Karakteristik sex sekunder

Karakteristik sek sekunder utama mengalami perkembangan pada level

dewasa

pada periode remaja akhir.

Page 50: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

38

2.3.4 Remaja Panti Asuhan

Bustam (dalam Farid, 1993) mengatakan panti asuhan sebagai lembaga

yang berusaha meningkatkan kesejahteraan anak yang dilakukan oleh

pemerintah dan atau masyarakat (UU RI no 4/1979 pasal 11) terus berusaha

semaksimal mungkin menciptakan suasana kehidupan seperti suasana

kehidupan dalam suatu keluarga, sehingga anak-anak yang diasuhnya

terpenuhi kebutuhannya secara wajar akan kesejahteraan sosial yang

memungkinkan bagi si anak untuk dapat rumbuh dan berkembang

sewajarnya secara jasmaniah, rohaniah, dan sosialnya.

Menurut pedoman pembinaan kesejahteraan sosial anak dini (1999), yang

termasuk sasaran pelayanan panti asuhan adalah :

a. Anak yatim, anak piatu dan anak yatim piatu

b. Anak terlantar yang keluarganya mengalami perpecahan

c. Anak yang salah satu atau kedua orang tuanya sakit kronis, terpidana,

korban bencana dan lain-lain.

Anak-anak yang diasuh dipanti asuhan dikarenakan oleh suatu keadaan yang

tidak menyenangkan yaitu salah satu atau kedua orang tuanya telah

meninggal dunia dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah sehingga ia

merasa kehidupannya dan disokong oleh orang lain yang sengaja sebagi

Page 51: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

orang tua pengganti dalam fungsinya untuk mencukupi seluruh kebutuhan

fisik, psikis, dan sosial seluruh anak asuhnya.

2.3.4.1 Karakteristik Remaja Panti asuhan

Bustam (dalam Farid,1993) mengatakan bahwa karakteristik anak panti

asuhan, antara lain :

a. Kurang perhatian, kurang kasih sayang dan bimbingan dari orang tua

b. Lingkungan hidup keluarganya bersifat kurang membantu bagi

pertumbuhannya

c. Kurang pendidikan dan pengetahuan

d. Tidak memiliki bekal keterampilan untuk hidupnya di hari-hari yang akan

datang

e. Kurang pakaian

f. Kurang gizi dan vitamin

g. Kurang bermain

h. Tiada kepastian tentang hari esok

Kerangka berpikir

39

Remaja yang tinggal di panti asuhan memiliki perkembangan emosi yang

berbeda dengan remaja yang memiliki keluarga I orang tua. Pada remaja

yang memiliki orang tua, mereka mendapat bimbingan dan arahan agar

dapat mandiri. Sedangkan pada remaja yang tinggal dipanti asuhan, mereka

Page 52: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

40

belajar sendiri bagaimana mereka hidup mandiri tanpa bimbingan orang tua.

Banyak dari mereka, yang awalnya tidak bisa menerima keberadaannya di

panti asuhan. Mereka akan shock, sedih, marah, kecewa, karena orang tua

mereka menempatkan mereka di panti asuhan. Namun, melalui pendidikan

yang didapat, pengalaman-pengalaman yang mereka alami selama di panti,

serta bertambahnya usia, sebenarnya mereka dapat belajar dan akhirnya

mampu mengendalikan emosi mereka sehingga bisa menerima dirinya. Hal

ini disebabkan karena mereka berada pada kondisi yang sama, sama-sama

tidak didampingi orang tua, melakukan kegiatan secara bersaman-sama dan

hanya mendapat pengasuhan yang terbatas. Sebagaimana yang

diungkapkan Al-Mighwar (2006),kematangan remaja akhir ditunjukkan

dengan usaha pemecahan masalah-masalah yang dihadapi; baik dengan

cara sendiri amupun dengan diskusi dengan teman-teman sebaya. Langkah­

langkah pemecahan masalah itu mengarahkan remaja akhir pada tingkah

laku yang dapat lebih menyesuaikan diri dalam situasi perasaan sendri dan

lingkungan disekitarnya. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Hurlock

(1974) yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik orang yang memiliki

penyesuaian diri yang baik adalah orang yang dapat mengenali segala

kelebihan yang ada pada dirinya daripada kekurangannya. Dari uraian diatas,

maka kematangan emosi akan mempengaruhi penerimaan diri remaja yang

tinggal di panti asuhan.

Page 53: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Remaja Panti asuhan dengan karakteristik : Kurang kasih sayang, perhatian, gizi, pakaian, pendidikan, pengetahuan

Hipotesis

Matangnya emosi dengan karakteristik : Mandiri, mampu menerima realitas, 1nampu beradaptasi, rnerespon dengan baik,memiliki empati, mampu menguasai amarah

41

Mampu menerin1a dirinya, dengan karekteristik : Mampu menghadapi persoalan, menganggap dirinya berharga, mampu menyesuaikan diri, bertanggung jawab, menerima kelebihan serta kekurangan yang dimiliki

Dari uraian diatas dapat diajukan hipotesa sebagai berikut :

Ha = tidak ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan

penerimaan diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan.

Ha= adanya hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan

penerimaan diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan.

Page 54: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

3.1.2. Definisi Variabel dan Operasional

3.1.2.1 Definisi Variabel

Variabel adalah suatu sifat yang memiliki berbagai macam nilai (Kerlinger,

2006). Variabel dalam penelitian terdiri dari dua macam variabel yaitu satu

variabel bebas dan satu variabel terikat dengan definisi sebagai berikut :

43

a. Variabel bebas (independent variable) adalah kematangan emosi, yaitu

sejauh mana individu dapat mengekspresikan emosinya secara tepat,

yaitu dengan memunculkan mekanisme psikologi yang sesuai dan

bermanfaat, untuk mengahdapi berbagai keadaan dalam kehidupan

sehari-hari ; dimana kemampuan tersebut didasarkan pada pengalaman­

pengalamannya dimasa lalu dan keinginan individu untuk terus belajar

dari kehidupannya.

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah Penerimaan diri, yaitu sejauh

mana individu mampu menerima kelebihan dan kekurangan dirinya, dan

mau hidup dengan keadaan tersebut, serta tahu cara meningkatkan dan

memperbaiki kelebihannya serta mengecilkan kekurangannya untuk

digunakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

3.1.2.2 Devinisi Operasional

a. Operasionalisasi pada variabel kematangan emosi adalah pengukuran

kematangan emosi berdasarkan hasil skor alat ukur pada aspek ke arah

kemandirian, kemampuan menerima realitas, kemampuan beradaptasi,

Page 55: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

44

kesiapan merespon, kemampuan untuk seimbang, kemampuan

berempati, dan kemampuan menguasai amarah.

b. Operasionalisasi pada variabel penerimaan diri adalah pengukuran

penerimaan diri berdasarkan hasil skor alat ukur pada aspek memiliki

keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menjalani kehidupan,

menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat

dengan individu lain, individu tidak menganggap dirinya aneh atau

abnormal dan tidak ada harapan ditolak orang lain, individu tidak malu

atau hanya memperhatikan dirinya sendiri,individu berani memikul

tanggung jawab terhadap perilakunya,m enerima pujian atau celaan atas

dirinya secara objektif,individu tidak menyalahkan diri atas keterbatasan

yang dimilikinya ataupun mengingkari kelebihannya

3.2. Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi Dan Sampel

Sugiono (2008) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Page 56: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

45

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi Yayasan Masjid A-Taubah,

Bekasi yang berjumlah 49 orang. Menurut Bailey dalam Iqbal (2002),

menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data

statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Dalam uji coba

penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 30 subjek. Sedangkan pada field

study penelitian ini, jumlah subjek yang ditentukan oleh peneliti adalah

sebanyak populasi yang terdapat pada Yayasan Mesjid At-Taubah,

siswa/siswi yang berusia 17-18 tahun sebanyak 49 orang.

3.2.2.Teknik pengambilan sampel

Penelitian ini menggunakan teknik sampel purposive sampling,cirinya yaitu

penilaian dan upaya cermat untuk memperoleh sampel represntatif dengan

cara meliputi wilayah-wilayah atau kelompok-kelompok yang diduga sebagai

anggota sampelnya (Kerlinger, 2006). Untuk penggolongan sampel,

karakteristik yang ditentukan adalah:

1. Remaja putra atau putri yang berusia 17-18 tahun. Adapun alasan

pengambilan usia 17-18 sebagai subjek penelitian karena masalah

kematangan emosi dan penerimaan diri

2. Remaja putra atau putri yang masih atau tidak memiliki kedua orang tua.

3. Remaja putra atau putri yang tinggal di panti asuhan.

Page 57: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

46

3.3.Pengumpulan Data

3.3.1. Metode dan instrument penelitian

Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala model Liker!.

Azwar (2007), menyatakan bahwa skala model Liker! adalah metode

penskalaan pernyataan individu yang menggunakan distribusi respon

sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Dalam penelitian ini skala yang

digunakan dalam pengumpulan data adalah: skala penerimaan diri dan skala

kematangan emosi. Skala dalam penelitian ini terdapat 5 kategori jawaban

dan masing-masing kategori ini memiliki nilai tertentu. Penilaiannya dapat

terlihat pada tabel di bawah ini:

Pilihan

Tabel 3.1

Bobot nilai

Pernyataan

Favorabel Unfavorabel

STS (Sangat Tidak setuju) 1 5

TS (Tidak setuju) 2 4

N (Netral) 3 3

S (Setuju) 4 2

SS (Sangat setuju) 5 1

Page 58: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

48

kepercayaan terhadap 7 2 teman

Kemampuan a. Mampu menempatkan 37,48 51,63 4 berempati diri dan memahami

oerasaan teman asrama Kemampuan a. Mampu mengendalikan 9, 11 21,29 4 menguasai emosi ketika berhadapan a ma rah dengan teman seasrama Jumlah 34 34 68

2. Skala Penerimaan Diri

Skala ini disusun mengacu pada komponen kematangan emosi yang

dibuat berdasarkan teori Sheerer dalam Cronbach (1963), yaitu:

Tabel 3.2 Blue Print Penerimaan Diri

Aspek lndikator Fav Unfav Jml Memiliki keyakinan a. Percaya diri 1,16,34 11,21,2 8 akan kemampuan pad a 41 8 dirinya dalam kemampuan 2 menjalani kehidupan yang dimiliki

b. Mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi baik dalam diri maupun lingkungan sekitar

Menganggap dirinya a. Seseorang yang 3,29 33,35 4 berharga sebagai menghargai seorang manusia dirinya dan yang sederajat bermanfaat bagi dengan individu lain teman

asramanya lndividu tidak a. Tidak merasa 12, 17,4 4,30,40 6

Page 59: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

49

menganggap dirinya berbeda dengan 2 aneh atau abnormal teman lainnya dan tidak ada harapan ditolak oranq lain lndividu tidak malu a. Mau 13,15 5,22 4 atau hanya beradaptasi memperhatikan dengan orang-dirinya sendiri orang di asrama 27,31, 6,18,23 6

dan 43 lingkungannya

b. Mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan pribadi

lndividu berani a. Berani 7,44 36,39 4 memikul tanggung menerima jawab terhadap resiko atas apa perilakunya yang telah

diperbuat

Menerima pujian a. Bersedia 8,19,24 25,37,3 8 atau celaan atas memberikan ,32 8,45 2 dirinya secara dan menerima objektif kritik dan saran

dari oranq lain lndividu tidak a. Menerima 20,26,4 9,10,14 6 menyalahkan diri kelebihan dan 6 atas keterbatasan kekurangan yang yang dimilikinya dimiliki ataupun mengingkari kelebihannya

Jumlah 23 23 46

Page 60: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

50

3.3.2. Teknik uji instrument penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan uji coba (try out) alat

tes. Adapun uji coba (try out) ini dilakukan dengan teknik purposive sampling

sampling, yaitu suatu bentuk pengambilan sampel yang dilakukan

berdasarkan beberapa pertimbangan. Dikatakan juga sebagai teknik

pengambilan sampel bertujuan, yang memiliki syarat berdasarkan

karakteristik tertentu.

Uji coba instrumen dilakukan dengan maksud untuk :

1.Sejauh mana pemahaman sampel terhadap pernyataan atau item-item yang

diberikan.

2.Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan

skor total. Dan item yang valid akan digunakan pada penelitian sebenarnya.

3.Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen.

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan uji instrumen yang

diberikan kepada remaja siswa/siswi panti asuhan Yayasan Masjid At-taubah

yang berjumlah 30 orang yang memenuhi kriteria sampel.

a. Skala Kematangan Emosi

Pada uji instrumen yang pertama dengan menggunakan 68 item terdapat 41

item yang valid, diantaranya pada nomor:

1,2,4,9, 11, 14, 16, 18, 19,21,23,24,25,26,28,30,32,34,35,39,40,42,43,44,45,46,

47,48,49,50,55,57,59,60,62,63,64,66,67,68. Hasil uji reliabilitas yang terdapat

Page 61: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

51

pada skala kematangan emosi ialah sebesar a = 0,870. Lebih jelasnya item

yang valid dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Bl P. t K t E ue rm ema anQan mos1

Aspek lndikator Fav Unfav Jml Ke arah a. Bersikap dewasa dalam 1*,2* 30* 3 kemandirian bergaul

b. Mampu menentukan ide- 23*,55*, 14* 4 ide positif dan 64* bertanggung jawab alas ide tersebut

Kemampuan a. Menerima kekurangan 32*,39* 24* 3 untuk dan kelebihan yang ada menerima dalam diri 16*,25*, 4*,57* 5 realitas b. Mampu bersaing secara 40*

positif dengan teman asrama

Kemampuan a. Mampu menyesuaikan 66*,67* 42* 3 beradaptasi diri dengan teman

asrama dan lingkungan baru dalam asrama 59* 43* 2

b. Mampu menerima orang teman asrama

Kesiapan c. Memiliki sikap cepat 26*,34*, 50*,60*, 6 merespon tanggap terhadap teman 44* 68*

d. Peka terhadap kondisi yang teman alami 7*,45* 18*,46* 4

Kemampuan c. Menyadari akan kebutuhan 19*,49* 35* 3 untuk bergantung dengan dengan seimbang tern an

d. Memberikan kepercayaan 28*,47* 62* 3 terhadap teman

Kemampuan a. Mampu menempatkan 48* 63* 2 berempati diri dan memahami

perasaan teman asrama Kemampuan a. Mampu mengendalikan 9*, 11 * 21* 3 menguasai emosi ketika berhadapan amarah denaan teman seasrama Ju ml ah 25 16 41

Ket: * =Item yang valid

Page 62: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

52

b. Skala Penerimaan Diri

Setelah dilakukan uji coba instrumen dengan menggunakan 46 item,terdapat

28 item yang valid. Hasil reliabilitas pada uji instrumen yang pertama ialah a

= 0,830. item yang valid diantaranya nomor:

1,2,4,5,6,7,8, 12, 13, 14, 15, 17, 19,20,22,24,28,29,30,31,32,33,37,39,41,42,43,4

4. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Blue Print Penerimaan Diri

Aspek lndikator Fav Unfav Jml Memiliki keyakinan a. Percaya diri 1* 28* 2 akan kemampuan pad a 41* 2* 2 dirinya dalam kemampuan menjalani kehidupan yang dimiliki

b. Mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi baik dalam diri maupun lingkungan sekitar

Menganggap dirinya a. Seseorang yang 29* 33* 2 berharga sebagai menghargai seorang manusia dirinya dan yang sederajat bermanfaat bagi denqan individu lain teman asrama lndividu tidak a. Tidak merasa 12*, 17*, 4*,30* 5 menganggap dirinya berbeda dengan 42* aneh atau abnormal teman lainnya dan tidak ada harapan ditolak oranq lain lndividu tidak malu a. Mau beradaptasi 13*, 15* 5*,22* 4 atau hanya dengan orang-memperhatikan oranq di asrama

Page 63: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

53

dirinya sendiri dan 31*,43* 6* 3 lingkungannya

b. Mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan oribadi

Jndividu berani a.Berani menerima 7*,44* 39* 3 memikul tanggung resiko atas apa jawab terhadap yang telah perilakunya diperbuat

Menerima pujian a. Bersedia 8*, 19*,2 37* 5 atau celaan atas memberikan dan 4*,32* dirinya secara menerima kritik objektif dan saran dari

oranq lain lndividu tidak a. Menerima 20* 14* 2 menyalahkan diri kelebihan dan atas keterbatasan kekurangan yang yang dimilikinya dimiliki ataupun mengingkari kelebihannya

Jumlah 17 11 28

Pengujian validitas

1. Uji validitas skala

Suatu tes atau skala dapat valid atau tidak valid untuk maksud ilmiah atau

praktis yang hendak dicapai oleh si pengguna/ pemakai tes atau skala itu

(Kerlinger, 2006). Untuk pengukuran kevalidan dilakukan korelasi antara

skor item dengan skor total. Apabila skor yang didapat rendah maka item

Page 64: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

54

'"·p;;PUS~ ~-U-11',: SYAHIO JA~l\RTA '

tersebut gugur atau dimodifikasi dan apabila skor yang didapat tingg1 ffia'Ka

skor tersebut valid dan dijadikan sebagai item dalam skala penulisan.

Pengujian Reliabilitas

2. Uji reliabilitas skala

Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang

sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan

yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekivalen yang berbeda

atau dalam kondisi pengujian yang berbeda (Anastasi, 2007). Dalam

aplikasinya reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxy·) yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. sebuah

instrumen dikatan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas di atas

0,630 (Anastasi, 2007). Untuk menghitung korelasi antar variabel

digunakan rumus koefisien korelasi pearson product moment dan

perhitungannya dibantu dengan program SPSS 17.0

3.4 Teknik analisa data

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi

dengan penerimaan diri menggunakan rumus Product Moment Pearson

dengan menggunakan sistem komputer SPSS 17.0

Page 65: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Untuk menghitung korelasi antar variabel digunakan rumus koefisien

korelasi pearson product moment dan perhitungannya dibantu dengan

program SPSS 17.0.

3.5 Prosedur penelitian

55

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, peneliti merencanakan langkah

langkah prosedur penelitian yang menunjang kelancaran dan keberhasilan

penelitian ini, yaitu:

1 . Persiapan

1 ). Dimulai dengan perumusan masalah

2). Menentukan variabel yang akan diteliti

3). Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat yang berkaitan dengan variabel penelitian.

4 ). Menentukan, menyusun dan mempersiapkan alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala kematangan emosi dan

skala peneimaan diri remaja panti asuhan.

5). Menentukan lokasi penelitian

2. Pengujian alat ukur (Try out)

3. Pelaksanaan penelitian

4. Pengolahan data

Page 66: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

56

1 ). Melakukan skoring setiap hasil skala yang telah diisi oleh masing

masing responden penelitian

2). Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh kemudian

dibuat tabel data.

3). Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian dan korelasi antar variabel penelitian.

5. Tahap Pembahasan

1 ). Menginterpretasi dan membahas has ii analisis statistik berdasarkan

teori.

2). Membuat kesimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan data

penunjang yang diperoleh

Page 67: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

BAB4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Panti Asuhan

berjumlah 49 orang, dengan kriteria (1) Perempuan dan laki-laki, (2) Usia

antara 17-21 tahun, (3) Kelas, (4) Lama berada di asrama, (5) Status saat ini.

Berikut ini adalah uraian gambaran umum dari subjek penelitian :

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 27 55,10 %

Perempuan 22 44,9 %

Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa subjek terdiri dari 27 orang laki­

laki dengan persentase sebesar 55, 10% dan 22 orang perempuan dengan

persentase sebesar 44,9%.

Page 68: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

59

Tabel 4.4

Gambaran Subjek Berdasarkan Lama Berada di Asrama

Jumlah Presentase

1 24 48,97%

Lama Berada 2 7 14,29 %

di Asrama 3 7 14,29 %

4 6 12,24 %

5 5 10,21 %

Jumlah 49 100%

Berdasarkan lamanya subjek peneltian yang berada di panti asuhan selama

1 tahun terdiri dari 24 orang dengan persentase sebesar 48,97%, subjek

penelitian yang berada di panti asuhan selama 2 tahun terdiri dari 7 orang

dengan peresentase sebesar 14,29%, subjek penelitian yang berada di panti

asuhan selama 3 tahun terdiri dari 7 orang dengan persentase sebesar

14,29%, subjek penelitian yang berada di panti asuhan selama 4 tahun tahun

terdiri dari 6 orang dengan persentase sebesar 12,24%, subjek penelitian

yang berada di panti asuhan selama 5 tahun terdiri dari 5 orang dengan

persentase sebesar 10,21 %.

Page 69: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

60

Tabel 4.5

Gambaran Subjek Berdasarkan Status

Jumlah Presentase

Memiliki orang tua 8 16,33% Status saat ini Yatim 14 28,57 %

Pia tu 17 34,69 %

Yatim-piatu 10 20,41 %

Jumlah 49 100%

Berdasarkan status mereka saat ini, yang masih memiliki orang tua terdapat

8 orang dengan presentase sebesar 16,33%, subjek yang termasuk anak

yatim ada 14 orang dengan presentase sebesar 28,57%, yang termasuk

anak piatu terdapat 17 orang dengan presentase sebesar 34,69%, dan yang

termasuk yatim piatu ada 10 orang dengan presentase 20,41 %.

4.2. Presentasi Data

4.2.1. Deskripsi Statistik

Di bawah ini akan dipaparkan deskripsi umum dari hasil skor perhitungan

statistik dari skala yang dibagikan kepada subjek penelitian. Untuk

mengetahui perbedaan tingkat kematangan emosi dan penerimaan diri

remaja yang tinggal di panti asuhan peneliti melakukan kategorisasi

rentangan untuk setiap responden. Rentangan dibagi menjadi tiga interval

Page 70: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

61

dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengkategorisasikan

peneliti terlebih dahulu menghitung mean media dan standar deviasi dari data

yang didapat dengan mnggunakan SPSS 15.0, dengan hasil sebagai berikut:

N

Mean

Median

Tabel 4.6

Deskripsi Statistik

Kematangan

emosi

Valid 49

Missing 0

160.39

158.00

Std. Deviation 12.921

Minimum 140

Maximum 185

Penerim

aan diri

49

0

105.02

106.00

8.625

87

125

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 49 subjek, variabel kematangan emosi dapat dilihat

bahwa rata-rata (mean) sebesar 160.39, nilai minimum sebesar 140, nilai

maksimum sebesar 185, dengan nilai standar deviation sebesar 158.00.

Pada variabel penerimaan diri dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) sebesar

105.02, nilai minimum sebesar 87, nilai maksimum sebesar 125, dengan nilai

standar deviation sebesar 106.00.

Page 71: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

62

4.3 Uji Persyaratan

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapat

tersebar secara normal atau tidak. Dalam hal ini yang diperhatikan adalah

tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel. Berikut adalah hipotesanya :

Ho : Populasi yang berdistribusi normal

Ha : Populasi yang berdistibusi tidak normal

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dan a= 0,05

Jika probabilitas > 0,05, maka ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka ho ditolak

a. Uji Normalitas Skala Kematangan Emosi

Tabel 4.7

Kematangan Emosi

Shapiro-Wilk

Statistic df

Kematangan .957 49

emosi

Sig.

.073

Dari hasil uji normalitas menggunakan rumus Saphiro-Wilk pada SPSS 15.0

didapat nilai signifikansi sebesar 0,073 dan taraf signifikansi alpha 5% atau

Page 72: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

63

sebesar 0,05. Nilai signifikansi yang didapat yaitu 0,073 lebih besar dari 0,05.

Karena nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpukan bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Skala Penerimaan Diri

Penerimaan

diri

Tabel 4.8

Penerimaan Diri

Shapiro-Wilk

Statistic df

.982 49

Sig.

.667

Dari hasil uji normalitas menggunakan rumus Saphiro-Wilk pada SPSS 15.0

didapat nilai signifikansi sebesar 0,667 dan taraf signifikansi alpha 5% atau

sebesar 0,05. Nilai signifikansi yang didapat yaitu 0,667 lebih besar dari 0,05.

karena nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpukan bahwa data terdistribusi normal.

4.3.2 Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

yang akan diukur dapat dianalisis dengan model regresi. . Berikut ini hasil

Page 73: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

model summary dan parameter estimates untuk melihat linearitas

kematangan emosi dan penerimaan diri

Tabel 4.9

Model Summary and Parameter Estimates

64

Parameter

Model Summary Estimates

Equatio R Constan

n Square F df1 df2 Sig. t b1

Linear .597 69.569 1 47 .000 22.309

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000,

dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

dan menandakan bahwa hubungan antara variable kematangan emosi

dengan penerimaan diri bersifat linear dan dapat dianalisis menggunakan

teknik regresi linear.

4.4. Uji Hipotesis

4.4.1. Pengujian Hipotesis Statistik Pertama

.516

Untuk pengujian hipotesis peneliti menggunakan software SPSS 17,0. Berikut

ini adalah hasil uji hipotesis:

Page 74: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Ke ma tan gan

emosi

Penerima an diri

Tabel 4.10

Korelasi Antar Variabel

Kematangan emosi

Pearson 1 Correlation Sig. (2-tailed)

N 49 Pearson .773 .. Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 49

65

Penerimaan diri

.773 ..

.000

49 1

49

Berdasarkan hasil di atas menunjukan bahwa korelasi antara variabel 1 yaitu

kematangan emosi dan variabel 2 yaitu penerimaan diri mempunyai korelasi

sebesar 0, 773. sedangkan r tabel pad a taraf signifikansi 5% dan 1 % untuk

sampel sebesar 49 orang adalah sebesar 0,281 dan 0,364. Adapun

hipoptesis yang diajukan adalah:

Ho1 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi

dengan penerimaan diri remaja yang tinggal di panti asuhan Yayasan

Masjid At-Taubah.

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan

penerimaan diri remaja yang tinggal di panti asuhan Yayasan Masjid At-

Taubah.

Page 75: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

66

Karena r hitung yakni 0, 773 lebih besar dari r tabel baik pad a taraf

signifikansi 5% yakni 0,281dan 1 % yakni 0,364, maka hipotesis nol 1 (Ho1)

yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

kematangan emosi dengan penerimaan diri ditolak. Dengan demikian

hipotesis alternatif 1 (H1) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kematangan emosi dengan penerimaan diri diterima.

4.4.2. Pengujian Hipotesis Statistik kedua

Untuk menjawab pertanyaan apakah terdapat sumbangan yang diberikan

kematangan emosi terhadap penerimaan diri pada rumusan masalah, peneliti

menggunakan rumus analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan

SPSS 17.0, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4.12

ANOVAb

Sum of

Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2131.179 1 2131.179 69.569 .ooo• Residual 1439.801 47 30.634

Total 3570.980 48

a. Predictors: (Constant), Kematangan Emosi

b. Dependent Variable: Penerimaan Diri

Page 76: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

68

Tabel 4.13

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of

Model R R Square Square the Estimate

1 .7733 .597 .588 5.535

a. Predictors: (Constant), Kematangan emosi

b. Dependent Variable: Penerimaan diri

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa R square sebesar 0,597, nilai R square

adalah nilai yang menunjukan seberapa besar sumbangan yang diberikan

variabel kematangan emosi terhadap penerimaan diri. Maka sumbangan

yang diberikan sebesar 59,7 % yang merupakan hasil kali 0,597 dengan

100%. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi penerimaan diri selain

kematangan emosi dapat diketahui dengan cara (100% - 59,7% = 41,3%)

dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

4.5 Penelitian Tambahan

Setelah diketahui nilai regresi dari kedua veriabel, maka peneliti ingin melihat

sumbangan yang diberikan pada masing-masing aspek variabel.

Berdasarkan hasil uji SPSS didapat degree of freedom (df), sebesar 1

dengan taraf signifikansi 0,05, maka diperoleh F label 4,00. Jika F hitung > F

Page 77: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

tabel, maka aspek-aspek diatas dapat memberikan sumbangan untuk

masing-masing variabel. Sedangkan nilai R square adalah nilai yang

menunjukan seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing

aspek untuk masing-masing variabel.

Tabel 4.14

Coefficients3

Standardize Unstandardized d

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 28.726 12.263 2.343 .024 Ke arah .327 .433 .114 .755 .455 kemandirian

Kemampuan .324 .344 .131 .940 .353 untuk menerima realitas

Kemampuan .885 .357 .283 2.484 .017 beradaptasi

Kesiapan .637 .292 .349 2.184 .035 merespon

Kemampuan .542 .480 .131 1.129 .266 untuk seimbang

Kemampuan .790 .783 .122 1.009 .319 berempati

Kemampuan -.307 .548 -.056 -.560 .578 menguasai amarah

a. Dependent Variable: Penerimaan Diri

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada

kelima aspek variabel Kematangan emosi adalah sebesar;

69

Page 78: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

70

a. 0,755 pada aspek kearah kemandirian

b. 0,940 pada aspek kemampuan menerima realitas

c. 2,484 pada aspek kemampuan beradaptasi

d. 2, 184 pada aspek kesiapan merespon

e. 1, 129 pada aspek kemampuan untuk seimbang

f. 1,009 pada aspek kemampuan berempati

g. -0,560 pada aspek kemampuan menguasai amarah

Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 47 (n - 2 = 49 - 2) adalah

sebesar 1,684. Nilai t hitung yang didapat dari aspek ke arah kemandirian,

kemampuan menerima realitas, kemampuan untuk seimbang, kemampuan

berempati dan kemampuan menguasai amarah < t tabel, maka dapat

disimpulkan bahwa kelima aspek Kematangan emosi ini tidak memberikan

pengaruh yang signifikan pada variabel Penerimaan Diri. aspek kemampuan

merespon memberikan kontribusi sebesar 2, 184 dan yang paling

memberikan kontribusi bagi veriabel Penerimaan Diri ialah aspek

kemampuan beradaptasi.

Page 79: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

maka semakin rendah pula penerimaan dirinya. Dengan demikian hipotesis

yang diajukan oleh peneliti diterima.

72

Dalam penelitian ini, kematangan emosi dan penerimaan diri remaja yang

tinggal di panti asuhan At-Taubah menunjukkan hubungan yang positif. Dari

pengalaman-pengalamannya selama tinggal disana, akan membuat remaja

tersebut banyak belajar dan mampu mandiri sehingga dapat menyesuaikan

diri dengan baik. Menurut Hurlock (1974) salah satu karakteristik orang yang

memiliki penyesuaian diri yang baik adalah orang yang dapat mengenali

segala kelebihan yang ada pada dirinya daripada kekurangannya. Seseorang

yang mempunyai penyesuaian diri yang positif akan memiliki keyakinan pada

diri sendiri dan adanya harga diri sehingga timbul kemampuan untuk

menerima dan mengelola setiap kritikan yang tertuju padanya untuk dijadikan

sebagai perbaikan alas segala kekurangan dalam diri. Remaja yang matang

secara emosi, menurut Hurlock (1990) bila pada akahir masa remajanya

tidak"meledakkan" emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat

dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara­

cara yang lebih diterima.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Endah Puspita Sari (2002) mengenai

penerimaan diri dan kematangan emosi pada lanjut usia menunjukkan bahwa

kematangan emosi berkorelasi positif dengan penerimaan diri. Dalam

Page 80: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

penelitian ini subjek memiliki penerimaan terhadap kondisi ketuaannya

dengan baik karena memiliki kematangan emosi yang baik.

73

Sumbangan efektif yang diberikan kematangan emosi terhadap penerimaan

diri dalam penelitian ini adalah sebesar 59,7%, dan terdapat 41,3% faktor

lain yang mempengaruhi penerimaan diri. Terkait dengan sumber-sumber lain

yang mempengaruhi penerimaan diri yaitu dukungan sosial, konsep diri,

harga diri.

Dari masing-masing aspek, pada veriabel kematangan emosi, aspek

kemampuan beradaptasi memberikan kontribusi paling besar bagi veriabel

penerimaan diri, yaitu sebesar 2,848. Hurlock (1974) mengungkapkan salah

satu karakteristik orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah

orang yang dapat mengenali segala kelebihan yang ada pada dirinya

daripada kekurangannya.

Karena penelitian ini bersifat kuantitatif, variabel data yang diperoleh lebih

ditekankan pada jawaban subjek di lembaran skala, sedangkan observasi

dan wawancara dilakukan hanya sekedar penunjang untuk memperjelas

pembahasan. Sehingga hasil data yang ada hanya dapat digunakan untuk

melihat ada atau tidaknya hubungan antar variabel dan sumbangan yang

diberikan tetapi tidak dapat mengetahui dinamika dan mengapa terdapat

Page 81: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

hubungan dan sumbangan antar variabel kematangan emosi dan

penerimaan diri.

74

Penelitian ini penting dilakukan karena kematangan emosi dan penerimaan

diri terdapat dalam diri setiap orang. Bagi remaja yang tinggal dipanti asuhan,

pengalaman-pengalaman yang dialami selama tinggal disana dapat membuat

emosi remaja tersebut menjadi lebih matang, baik dalam menghadapi

permasalahan maupun mengendalikan emosinya. Dengan begitu, mereka

akan mampu menerima dirinya dengan baik.

5.3 Saran

Berdasarkan pemaparan diatas terdapat berbagai keterbatasan pada

penelitian ini. Maka untuk perkembangan skripsi selanjutnya peneliti perlu

memberikan saran untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya, sebagai

berikut:

5.3.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar peneliti mampu

melakukan penelitian secara kualitatif dengan wawancara dan

observasi secara berkesinambungan agar mendapatkan hasil yang

lebih lengkap.

Page 82: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

75

2. Pemilihan subjek hendaknya dilakukan pada remaja panti asuhan

lainnya, karena panti asuhan saat ini memiliki aturan yang

berbeda,sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Sampel yang

akan diujikan sebaiknya lebih banyak daripada yang peneliti lakukan

saat ini. Peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya

dilakukan pada remaja pada umumnya sehingga dapat mengetahui

tingkat kematangan emosi dan penerimaan diri

3. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel yang

mungkin menjadi faktor penentu terjadinya penerimaan diri seperti

dukungan dari orang terdekat dalam hal ini adalah pengasuh panti

dapat lebih memperhatikan anak asuhnya.

4. Karena dalam penelitian ini terdapat 41,3% faktor lain yang

mempengaruhi penerimaan diri, maka bagi para peneliti selanjutnya

diharapkan untuk memasukkan variabel lain diluar variabel yang ada

dalam penelitian ini seperti konsep diri, harga diri, dukungan sosial.

5.3.2 Saran Praktis

1. Bagi Remaja di Panti Asuhan

Remaja diharapkan dapat lebih memahami arti penting dari penerimaan diri

dan

Page 83: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

dapat mengambil nilai-nilai yang positif, misalnya tidak menggantungkan

diri pada orang lain, bertanggungjawab dan bisa menempatkan diri

sebagaimana mestinya, sehingga mudah menyesuaikan diri dimanapun

berada dan mampu mengembangkan semua potensi pada diri secara

optimal serta diterapkan dan diwujudkan melalui hubungan dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga sangat membantu pembentukan diri untuk

menuju alam kedewasaan.

2. Bagi Pihak Panti Asuhan

76

Hendaknya pihak panti melatih para remaja agar masalah psikologis yang

mempengaruhi penerimaan diri remaja senantiasa diperhatikan oleh pihak

panti asuhan. Panti asuhan sebaiknya menyediakan pengasuh yang dapat

meluangkan waktu secara intensif dan memiliki selisih usia yang tidak terlalu

jauh dengan remaja agar proporsional dalam mengasuh remaja tersebut.

Mengingat latar belakang remaja yang masuk ke panti asuhan adalah remaja

dengan latar belakang keluarga, ekonomi dan lain sebagainya yang kurang

menguntungkan, maka hendaknya panti asuhan sebagai keluarga dapat

menciptakan situasi yang menyenangkan bagi anak asuhnya, sehingga anak

asuh merasa mendapatkan pengganti keluarganya.

Page 84: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

DAFT AR PUST AKA

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja Petunjuk bagi Guru dan Orangtua.

Bandung : Pustaka Setia

Anastasi, Anne. 2007. Tes Psikologi (Psychological Testing) Edisi Ketujuh.

Jakarta: PT lndeks.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yoyakarta: PT Rineka Cipta.

Az.war, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Pela jar

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persad a

Cronbach, L.J. 1963. Educational Psychology 2 end Edition. New York:

Harcourt, Bruce, and World

Gargiulo, R.W. 1985. Working with Parents of Exceptional Children: a guide

for professionals. Boston, USA : Houghton Mifflin Company

Page 85: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Hjelle, L.A an Ziegler, DJ.1981. Personality Theories: Basic Assumptions,

Research, and Application. 2 end Edition. Tokyo: Mc Graw Hill Kogakusha.

Ltd

Hurlock. 1973. Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw Hill Kogakusha,

Ltd

-----------. 1974. Personality Development. New Delhi: Mc Graw Hill Book

co.Inc

-----------. 1999. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta : Erlangga

Iqbal, Hasan M. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.

Jersild, A.T. 1965. The Psychology of Adolescent.New York. The McMillah

-----------.1978. The Psychology of Adjusment: current Concept and

Aplication. New York: Mc Graw Hill

Katkovsky, W & Garlow, L. 1976. The Psychology of Adjusment :Current

Concept & Application. New York : Mc Graw Hill

Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Behavioran. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

78

Page 86: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

WIB Nederland Wereldomroep. 2009. Menjadi Anak Yatim Karen

Kemiskinan.www.mail-archive .com. Diambil pada tanggal 29 November

2009, pukul 23.05 WIB

Wulandari. 1999. Apabila Anak-Anak Menjad iLiar.www.wordpress.com.

Diambil pada tanggal 13 November 2009, pukul 02.45 WIB

80

Page 87: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

YAYASAN MASJID AT-TAUBAH HARAPAN· JAVA

SMA ISLAM DARUTTAUBAH Terakreditasi : B. SK. No. : 02.00/440/BAP-SM/Xl/2008

JI. Tondano Raya No.1 Komp. Setia Bina Sarana Harapan Jaya, Bekasi Utara Telp.(021) 88850316, E-mail:[email protected]

s. u .R ~T .. J~Ji~_T._~_R/~.N .. 9.J~ J~ N0 J t.1?/SMA.ISKTIXTT!<\9

Yarni hertanda tarnmn dibawah ini

Nama : Muhammad Misbah, S.Pd.I Temoat Tan1rnal Lahir : Teiml. 07 Juni 2009 Jabatan : Kepala SMA Islam Daruttaubah Alamat : n. Tondano Rava No.I Perum SBS Haraoan Java Bekasi Utara ·.

Meneramrkan denf!an sesunf!lmhnva bahwa

Nama : Lia Rachmawati Temoat Tanf!f!al Lahir: Bekasi. 04 Januari 1987 Alamat : Haraoan Java JI. Gununf! Selamet B. 276

Adalah benar nama tersebut telah melakukan penelitian guna memenuhi kelengkapan bahan skriosi di Yavasan Masiid Attaubah Bekasi. Demikian Surat Keteranf!an ini dibuat untuk diiadikan keoerluan sebagaimana mestinva.

mad Misbah. S.Pd.J

Page 88: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

ielek 26 saya malas memulai pembicaraan ter!ebih dahulu ketika ada

teman baru 27 saya tidak canggung berbincang dengan teman baru yang

sekamar dengan sava 28 saya akan malu bertanya, meskipun saya tidak mengerti

pelajaran yang dijelaskan oleh guru 29 saya marah ketika mendapat teguran dari pengasuh panti

asuhan 30 saya akan tetap beke1ja sama dalam diskusi kelompok,

meskipun saya tidak menyukai salah satu teman sekelompok say a

31 saya sulit oercava dengan teman sava 32 sava senang iika teman sava tertimoa musibah ' 33 saya mengumpulkan tugas sekolah tepat waktu 34 saya . tidak akan menyerah untuk mencapai nilai terbaik

meskipun saya sering mendaoat nilai ielek 35 saya bangga dengan prestasi saliabat saya,meskipun

sebenarnya kita memiliki kemampuan yang sama 36 saya akrab dengan semua teman-teman di asrama 37 saya akan ikut berpartisipasi iika ada keria bakti di asrama 38 saya alrnn betanya pada gurujika ac1a pelajaran yang tidak saya

mengerti 39 saya diam saja jika bertemu rnm1 di ialan 40 saya beFL1saha untuk tidak marah ketika ada teman yang

meledek saya 41 saya belajar dengan tekun untuk mencaoai cita-cita saya

Page 89: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Kucsioncr Field Study Kcduu

·------- . ~·- - -.---··---TS STS TT

1 N I' ERNY i\'l'i\i\N SS· s 0 I

1 saya yakin bisa mencaoai cita-cita yang saya inginkan I 2 saya bersikap tenang dan terus berusaha untuk menyelesaikan

I tugas sekolah yang diberikan oleh guru 3 saya dekat dengan pengasuh asrama maupun teman sekamar i

' say a !

' I

4 saya akan tamoil apa adanya di depan semua teman-teman I I

5 saya akan tetap memperbaiki diri saya meskipun teman saya selalu memuii saya .

6 Saya lebih sulrn sendiri daripada bergabung dengan teman-teman sekamar saya

7 Selama berada di asrama saya cenderung tidak memilih teman dalam bergaul

8 saya kecewa dengan kekurangan yang saya miliki i

9 saya tidak mau menjadi ketua kelas meskipun teman-tel11an menunjuk saya '

10 saya mengeluh jika tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah yang .

diberikan oleh guru 11 saya hanya mendiamkan teman saya ketika teman teman saya

sedang sakit 12 saya hanya akan bergaul dengan teman yang sederajat dengan

saya 13 saya tidak peduli dengan teman disekitar saya 14 saya melaksanakan shalat tepat pada waktunya 15 say a berterima kasih pada teman saya jika teman saya

mengkritik saya ' 16 Saya sering menunjukkan barang-barang baru milik saya agar

saya dapat diterima oleh teman-teman asrama 17 saya merasa cukup demran apa yang saya miliki saat ini 18 saya akan membelikan obat untuk teman saya ketika teman saya

sedang· sakit 19 saya bangga dengan apa yang ada dalam diri saya 20 saya biasanya menyisihkan uang untuk disumbangkan kepada

orang yang kurang mampu 21 saya senang menunda-nunda waktu shalat 22 saya merasa puas dengan keadaan diri saya karena teman-teman

selalu memuji saya 23 meskipun saya memiliki banyak masalah, saya akan berusaha

untuk mendengarkan saran teman saya 24 saya akan tetap memberikan saran pada teman. saya meskipun

saya menganh1k 25 saya malu dengan penampilan fisik saya

Page 90: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

26 saya daoat menvelesaikan tugas tepat pada waktunva 27 saya mampu mengikuti berbagai kegiatan disekolah 28 Apapun kondisi dan situasinya dalam organisasi, saya akan tetap

melaksanakan apa yang menjadi tugas saya

:'

'"· i :':•

t-:

;; '

Page 91: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Field Study Kematangan Emosi

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 jml

1 5 3 1 3 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 1 3 4 5 3 5 4 5 3 2 5 3 3 5 5 4 5 3 5 1 5 1 4 161 2 5 5 3 3 4 4 5 3 5 2 3 5 3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 2 4 4 4 3 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 172 3 4 3 4 5 3 3 1 4 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 1 3 3 4 2 3 4 3 4 5 3 3 4 4 4 4 2 5 140 4 5 1 4 1 4 1 3 4 4 4 4 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 4 2 1 2 3 2 5 3 4 5 3 5 4 2 5 4 5 4 5 153 5 5 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 2 4 5 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 5 3 4 5 4 4 4 4 5 150 6 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 3 5 5 3 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 2 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 177 7 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 5 4 3 2 4 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 1 4 178 8 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 3 4 5 4 5 3 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 165 9 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 158

10 5 4 5 3 4 3 1 5 4 4 5 3 4 -4 5 3 4 5 4 3 2 5 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 158 11 5 5 3 5 5 2 5 5 5 5 "5 3 5 5 4 3 4 3 -4- 4 4 5 4 4 3 3 3 5- 5 5 3 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 173 12 4 2 4 5 4 5 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 2 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 170 13 5 3 4 5 5 5 3 5 5 4 5 2 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 1 4 4 2 5 4 4 5 3 5 4 4 5 2 5 5 5 170 14 5 3 4 3 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 2 4 4 2 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 169 15 5 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 2 - 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 157 16 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2 2 5 4 4 3 3 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 166 17 5 4 5 1 5 5 4 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 185 18 5 4 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 3 3 4 3 5 3 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 155 19 5 2 4 2 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 5 2 2 3 4 2 5 4 5 5 3 4 2 4 4 4 3 5 5 4 5 3 5 3 5 156 20 4 5 2 4 4 5 2 2 5 5 5 5 4 2 4 5 5 1 4 2 5 4 5 1 4 3 1 5 3 4 3 4 3 5 4 2 5 3 3 3 1 146 21 5 3 5 5 5 4 3 4 3 5 5 4 5 5 3 3 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 177 n 5 3 4 5 5 4 5 4 s 3 4 s 2 5 5 4 s 5 5 4 4 s 5 5 5 5 3 s 4 4 3 s 4 5 5 5_5 5 4 4 s 1a 23 5 3 4 4 5 2 4 5 5 3 4 4 3 4 3 3 3 5 3 4 4 5 4 4 3 3 3 4 5 4 3 5 3 5 4 3 4 3 5 4 4 158 24 3 3 3 5 4 2 4 4 4 3 4 4 5 1 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 158 25 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 140 26 4 3 5 5 5 3 5 ,5 3 3 4 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 5 1 3 3 5 4 4 3 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 168 27 5 2 2 3 2 3 4 4 1 3 4 4 5 4 4 5 3 3 4 4 5 4 4 5 2 4 1 2 4 4 3 2 3 1 5 3 4 4 4 4 3 140 28 5 3 5 4 5 4 3 5 4 3 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 177 29 4 5 5 5 3 3 4 4 2 5 5 2 5 4 4 3 5 5 4 4 3 5 4 5 1 2 3 4 3 4 3 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 161 30 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 5 4 5 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147 31 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 5 3 4 3 3 4 4 3 2 3 144 32 5 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 2 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 181

Page 92: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

~4 4 4 O 4 4 3 3 O O 3 O 3 3 5 3 3 4 4 4 5 4 5 3 5 3 4 3 3 5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 5 3 10U

35 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 5 3 4 3 i 4 4 5 4 3 4 5 3 4 5 3 5 3 4 5 5 5 3 5 1 5 161 36 4 3 3 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 ~ 3 150 37 5 5 4 4 5 3 2 5 5 4 5 5 5 2 4 5 1 5 5 4 5 5 5 5 1 5 2 3 5 4 2 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 172 38 5 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 5 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 5 141 39 5 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 5 4 4 5 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 5 147 40 4 4 4 3 3 4 5 3 3 4 4 2 5 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 3 . 5 4 4 158 41 4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 5 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 146 42 5 5 5 5 5 3 4 4 4 3 4 3 5 4 5 3 5 4 4 3 4 5 5 5 2 3 3 4 3 4 3 5 5 4 3 4 5 4 4 3 5 166 43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 149 44 4 2 3 5 5 3 1 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 5 4 5 3 3 5 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 5 4 3 2. 4 4 148 45 4 3 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 182 46 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 2 5 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 1 5 4 5 4 1 5 5 5 5 1 5 5 5 178 47 4 2 3 5 2 3 1 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 5 4 5 3 3 5 4 3 4 3. 3 3· 3 2 4 4 4 5 4 3 3 4 4 147 48 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 ·4 4 4 4 4 4 4 4 ·4 2 4 4 3 4 3 4 3 4· 5 4 4 4 4 4 4 154 49 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 2 4 4 4 163

Page 93: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

~~

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

.) .q. 4 4 1

3 5 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 4· 4 4 3 2

4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

z 4 3 4

4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5

5

5 3 4 3 3 4 5 3 4 3

5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 5 4 3 4 3 4 3 2 3 4 1 3 3 5 3 4 4 5 1 2 3 4 1 4 4 4 4 4 3 5 4

3 4 4 4 4 3 4 4 3 4

4

3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4

4 4 4 5 4

3 5 5 3

4 4

4 5 4 4

2 4 2 4 4 4 5

4 4 3 2 4 4 4 1 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 5 5 1 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4

5 4 3 2 3 2 3 5 2 4 5

4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4

2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4

1 4

2 3 3 3 3 5 3 4 4

4 3 3 4 4 5

5 5 5 3 4

4 4 101 4 4 108 3 3 97 4 5 104 4 4 105 4 4 94 5 5 115 5 4 113 4 4 95 4 4 110 4 4 116

Page 94: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

SKALA KEMATANGAN EMOSI

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excluded8 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.852 68

Item Statistics

- Mean Std. Deviation

VAR00001 4.1667 .69893

VAR00002 4.4333 .62606

VAR00003 3.5667 .85836

VAR00004 3.8000 .76112

VAR00005 3.2667 .98027

N

30

30

30

30

30

Page 95: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

VAR00040 3.9000 1.15520 30

VAR00041 2.5333 1.25212 30

VAR00042 3.4333 1.04000 30

VAR00043 3.6333 .88992 30

VAR00044 4.3333 .88409 30

VAR00045 3.5667 1.16511 30

VAR00046 4.0000 .87099 30

VAR00047 4.0000 .90972 30

VAR00048 3.9000 .75886 30

VAR00049 3.9667 .92786 30

VAR00050 4.0667 .78492 30

VAR00051 4.0000 .94686 30

VAR00052 3.8667 1.13664 30

VAR00053 3.1667 .94989 30

VAR00054 4.3333 .71116 30

VAR00055 3.8000 .88668 30

VAR00056 3.9333 .94443 30

VAR00057 4.2667 .86834 30

VAR00058 3.3000 1.20773 30

VAR00059 3.0667 1.11211 30

VAR00060 3.8333 1.01992 30

VAR00061 4.3000 .59596 30

VAR00062 3.5333 .86037 30

VAR00063 4.1667 1.08543 30

VAR00064 3.4333 1.19434 30

VAR00065 3.5000 .82001 30

VAR00066 3.6000 1.16264 30

VAR00067 3.9000 1.02889 30

VAR00068 4.1000 .88474 30

Item-Total Statistics

Page 96: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Corrected Item- Cronbach's

Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

VAR00001 255.8000 365.407 .279 .850

VAR00002 255.5333 363.292 .405 .849

VAR00003 256.4000 376.869 -.128 .856

VAR00004 256.1667 363.523 .318 .850

VAR00005 256.7000 368.838 .094 .853

VAR00006 256.9667 372.309 -.005 .855

VAR00007 255.7333 361.857 .370 .849

VAR00008 256.5333 378.947 -.162 .858

VAR00009 256.3000 358.976 .298 .850

VAR00010 256.2333 363.151 .197 .852

VAR00011 256.2333 358.806 .419 .848

VAR00012 255.9000 367.679 .196 .851

VAR00013 256.6333 374.516 -.056 .856 ' VAR00014 255.5667 363.220 .260 .850

VAR00015 255.2667 372.823 -.004 .854

VAR00016 255.4333 362.737 .318 .850

VAR00017 256.2333 369.151 .097 .853

VAR00018 255.8000 354.234 .489 .846

VAR00019 255.7667 356.599 .477 .847

VAR00020 256.3667 377.620 -.135 .857

VAR00021 256.1000 371.128 .067 .853

VAR00022 256.4000 367.145 .166 .852

VAR00023 256.2667 350.616 .529 .845

VAR00024 255.5333 355.982 .489 .847

VAR00025 256.1000 349.472 .606 .844

VAR00026 255.5000 358.672 .550 .847

VAR00027 255.3667 368.033 .265 .851

VAR00028 256.3333 358.644 .459 .848

VAR00029 256.7333 367.513 .146 .852

VAR00030 256.2000 360.441 .355 .849

VAR00031 256.4000 380.110 -.204 .858

Page 97: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

VAR00066

VAR00067

VAR00068

Mean

259.9667

256.3667

256.0667

255.8667

Scale Statistics

349.137

352.133

353.361

Variance Std. Deviation N of Items

373.344 19.32210 68

.526

.522

.577

.845

.846

.846

Page 98: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

SKALA PENERIMAAN DIRI

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

. . N %

Cases. Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.762 46

Item Statistics

Mean Std. Deviation

VAR00001 4.5000 .77682

VAR00002 3.3333 .99424

VAR00003 3.5667 .81720

VAR00004 3.7333 1.01483

VAR00005 4.1667 .83391

VAR00006 4.2667 .73968

VAR00007 3.4000 .89443

N

30

30

30

30

30

30

30

Page 99: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

VAR00042

VAR00043

VAR00044

VAR00045

VAR00046

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

VAR00010

VAR00011 -

VAR00012

VAR00013

VAR00014

VAR00015

VAR00016

VAR00017

VAR00018

VAR00019

VAR00020

VAR00021

VAR00022

VAR00023

3.6667

3.5000

3.8667

2.9667

4.0333

.84418

.77682

.97320

1.21721

.85029

30

30

30

30

30

Item-Total Statistics

Corrected Item-

Scale Mean if Scale Variance Total

Item Deleted if Item Deleted Correlation

164.9333 154.064 .418

166.1000 163.403 -.065

165.8667 157;016 .247

165.7000 153.114 .342

165.2667 150.616 .558

165.1667 156.489 .308

166.0333 152.171 .443

165.2333 153.978 .406

166.2000 161.821 -.013

166.2000 174.372 -.525

165.6667 160.920 .040

165.8667 153.292 .389

165.6000 154.455 .346

165.6000 160.662 .065

166.6333 152.792 .291

165.7667 159.357 .147

165.4667 156.671 .267

166.0667 155.720 .241

165.7333 152.409 .441

165.6333 151.551 .434.

165.8000 162.303 -.013

165.2667 156.271 .295

165.4333 154.875 .270

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

.751

.769

.757

.753

.746

.755

.749

.751

.769

.784

.765

.751

.753

.763

.754

.760

.756

.757

.750

.749

.766

.755

.756

Page 100: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

VAR00024 .165.5000 149.500 .588 .744

VAR00025 166.3000 167.390 -.228 .775

VAR00026 165.3667 159.413 .163 .760

VAR00027 165.9333 157.857 .191 .759

VAR00028 '166.0667 159.857 .093 .762

VAR00029 165.7667 147.978 .478 .745

VAR00030 165.8000 162.303 -.022 .768

VAR00031 165.6333 149.137 .564 .744

VAR00032 165.5667 149.840 .481 .747

VAR00033 165.5667 153.702 .335 .753

VAR00034 166.4333 160.254 .044 .766

VAR00035 165.5000 155.431 .260 .756

VAR00036 165.9667 159.620 .088 .763

VAR00037 165.6000 157.903 .134 .762

VAR00038 165.5667 159.220 .112 .762

VAR00039 165.2000 149.683 .509 .746

VAR00040 166.7000 163.045 -.064 .775

VAR00041 165.6667 151.816 .370 .751

VAR00042 165.7667 154.737 .347 .753

VAR00043 165.9333 154.064 .418 .751

VAR00044 165.5667 148.185 .574 .743

VAR00045 166.4667 165.982 -.151 .776

VAR00046 165.4000 156,662 .251 .757

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items . '

169.4333 162.737 12.75683 46

Page 101: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

Uji Persyaratan dan Uji Hipotesis

Deskripsi Statistik

Kematangan

emos1

N Valid 49

Missing (')

Mean 160.39

Median 158.00

Std. Deviation 12.921

Minimum

Maximum

Uji Normalitas

Kematangan Emosi

140

185

Shapiro-Wilk

Penerima

an diri

49

0

105.02

106.00

8.625

87

125

Statistic df Sig.

Kematangan .957 49 .073

emos1

Penerimaan Diri

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Penerimaan diri ' .982 49 .667

Page 102: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

beradapt asi kesiapan .670 .722 .540 .265 1.000 .375 .403, .102 n1erespo

i n ke1nainp .491 .216 .518 .364 .375 l.000 .322 .096 uan untuk seimban g Ken1an1p .431 .487 .430 .075 .403 .322 l.000 .127 uan bere1npat i Kemarnp .103 .035 .177 .239 .102 .096 .127 l.000 uan menguas ai amarah Peneri1na .000. .000 .000 .000 .000 .000 .001 .242 an diri Ke arah .000 .015 . 150 .000 .068 . .000 .405 ken1andir ian

Ke111amp .000 I .015 .000 .000 .000 .001 .112 uan menerin1 a rcalitas Ke111ainp .000 .150 .000 .033 .005 .304 .049 uan beradapt

. asi kcsiapan .000 .000 .000 .033 .004 .002 .243 1nerespo n ke1nan1p .000 .068 .000 .005 .004 .012 .256 uan untuk seilnban g

Kemamp .001 .ODO .001 .304 .002 .012 .192 uan berempat i Kemamp .242 .405 .112 .049 .243 .256 .192·

.

uan ' n1enguas

ai amarah Penerima 49 49 49 49 49 49 49 49 an diri Kearah 49 49 49 49 49 49 49 49 kemandir ian Ken1a1np 49 49 49 49 49 49 49 49 uan n1enerim a realitas

Page 103: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

l(en1amp 49 49 49 49 49 49 49 49 uan beradapt asi kesiapan 49 49 49 49 49 49 49 49 n1erespo

' n kemamp 49 49 49 49 49 49 49 49 uan untuk sein1ban g

Ke1nan1p 49 49 49 49 49 49 49 49 uan beren1pat i Ken1atnp 49 49 49 49 49 49 49 49 uan menguas ai a1narah

Regression

ANOVA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

J Regression 2131.179 1 2131.179 69.569 .000'

Residual '

1439.801 47 30.634

Total 3570.980 48

a. Predictors: (Constant), Kematangan Emosi

b. Dependent Variable: Penerimaan Diri

Page 104: LIA RACHMAWATI-FPSI.pdf

I

Model Summaryb

AdjustedR Std. Error of

- . Model R R Square Square the Estimate

1 .773a .597 .588 5.535

a. Predictors: (Constant), Kematangan emosi

b. Dependent Variable: Penerimaan diri

Tabel 4.14

CoefficientSR

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 28.726 12.263

Ke arah .327 .4-33 .114 kemandirian

Kemampuan .324 .344 .131 untuk menerima realitas

Kemampuan .885 .357 .283 beradaptasi

Kesiapan .637 .292 . .349

merespon

Kemampuan .542 .480 .131 untuk seimbang

Kemampuan .790 .783 .122 berempati

Kemampuan -.307 .548 -.056 menguasai anmrah

PER PUST A KAAN UT AM;-\ UIN SYAHID JAKARTA j

t Sig.

2.343 .024

.755 .455

.940 .353

2.484 .017

2.184 .035

1.129 .266

1.009 .319

-.560 .578

a. Dependent Variable: Penerimaan Diri