Lia Anggia Nasution

24
Lia Anggia Nasution

Transcript of Lia Anggia Nasution

Page 1: Lia Anggia Nasution

Lia Anggia Nasution

Page 2: Lia Anggia Nasution

§ Perempuan menyadari pentingnya surat kabar sebagai alat perjuangan untukdapat menelurkan gagasan-gagasan dan bergerak bersama dengan tujuan untukmemperbaiki nasib sehingga kaum perempuan dapat meraih kemajuan.

§ Surat kabar pertama yang diperuntukkan bagi kaum perempuan di Indonesiaadalah surat kabar Poetri Hindia terbit pada 1 Juli 1908. Surat kabar ini dibuat olehperintis pers Indonesia,Tirto Adhi Surjo.

§ Kemudian surat kabar pertama yang diterbitkan perempuan di Indonesia yakniSoenting Melajoe, terbit di Padang pada 10 Juli 1912 yang digawangi oleh RohanaKudus dan Ratna Djoeita.

§ Surat kabar pertama yang diterbitkan perempuan di Sumut bernama KoranPerempoean Bergerak, terbit Mei 1919-Desember 1920.

Page 3: Lia Anggia Nasution
Page 4: Lia Anggia Nasution
Page 5: Lia Anggia Nasution

§ Koran Perempoean Bergerak terbit pertama sekali pada 15 mei 1919 diWilhelminastraat no. 44, Telp. 562, Deli, Sumatera Timur. Koran ini dicetak oleh NV.Drukkerij ‘Setia Bangsa’ dan ditujukan sebagai ‘Penjokong Pergerakan KaoemPerempuan ‘

§ Sedangkan jargon Surat kabar ini adalah ‘De Beste Stuurlui Staan aan wal’ atau ‘sahabat terbaik mampu melindungi’- sesama perempuan harus mampu salingmendukung, saling melindungi.

§ Koran Perempoean Bergerak ini digawangi oleh redaksi perempuan yakni BoetetSatidjah, sebagai redactrice. Anong S. Hamidah, Ch. Baridjah, Indra Boengsoe danSiti Sahara, Onderwijszeres Matang Gloempang Doea. Ketiganya didaulat menjadiMedwerksters (staf redaksi). Sementara nama T.A Sabarijah memangku jabatansebagai Direktur Perempoean Bergerak. Parada Harahap sebagaiPemred, Belakangan tercatat juga nama Rabiatoel Adwie sebagai Matoer dan K.Wondokoesoemo sebagai redaksi yang menerima karang-karangan dari djawa.

Page 6: Lia Anggia Nasution

§ Koran ini ditulis dalam kertas A3, edisi pertama terdiri dari 3 kolom dan edisiselanjutnya 4 kolom.

§ Terdapat sebanyak 108 tulisan yang mengulas berbagai tema tentang penjagaanrumah tangga, adat sopan santun, hal kehidupan soeami dan istri, penjagaan anak-anak, kehidupan dalam pergaulan sehari-hari serta hal memasak.

§ Koran ini mampu merangkul sekitar 391 orang pelanggan baik perempuan danlaki-laki dari berbagai daerah di Indonesia yang dapat ditelusuri dari Chabaradministratie.

§ Memuat iklan dari berbagai produk yang berhubungan dengan kebutuhanperempuan seperti kain, jam tangan, buku cerita, perhiasan dll.

Page 7: Lia Anggia Nasution

§Bagaimana konsep feminisme yang digaungkan jurnalisdalam koran Perempoean Bergerak.

§Bagaimana dapur redaksi Koran Perempoen Bergerak danrelasi perempuan dan laki-laki yang membidani lahirnyakoran tersebut.

§Bagaimana korelasi koran tersebut terhadap gerakanperempuan di masa itu.

Page 8: Lia Anggia Nasution

§ Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis denganperspektif feminis.

§ Adapun model yang digunakan adalah analisis tiga dimensi NormanFairlough yang menggambarkan bahwa setiap peristiwapenggunaan bahasa merupakan peristiwa komunikatif yang terdiridari tiga dimensi yakni ; Teks, discourse practice dan socioculturalpractice.

Page 9: Lia Anggia Nasution

§ Dimensi Teks

Peneliti menelusuri bagaimana antarkataatau antar kalimat digabung sehinggamembentuk pengertian/wacana. Semuaelemen penelitian ini dipakai dengantujuan untuk melihat tiga aspek.

Pertama aspekideasional/representasi :

(Boetet Satidjah, Koran Perempoean Bergerak, edisi Mei 1919)

Page 10: Lia Anggia Nasution

(Perempoean Bergerak,Sitti Sahara, Agustus1919)

(Perempoean Bergerak,Sitti Danilah, Oktober1919)

Page 11: Lia Anggia Nasution

Representasi wacana feminisme inijuga ditegaskan dalam tulisanDireksi berjudul beroending edisiJuli 1919

Page 12: Lia Anggia Nasution

§ Wacana yang digaugkan dalam kontenPerempoean bergerak ini juga berkaitandengan pergerakan feminisme diIndonesia pada priode tahun 1919-1920yang dapat dikategorikan sebagaipergerakan feminisme tahap pertama.Pada tahap pertama memunculkanpersoalan hak memilih dalam pemilihanpejabat publik, hak pendidikan yangdikemukakan pada zaman Belanda.(Arivia, 2006:15)

§ Persoalan hak memilih ini dituliskanRoehana pada rubrik Pendahoeloeandalam Perempoean Bergerak, September1920

Page 13: Lia Anggia Nasution

§ Kedua Aspek relasional tekstual, yaitubagaimana pola hubungan antara penulisdengan khalayak; antara partisipasi publik(tokoh) dengan khalayak, dan antarapenulis dengan partisipan publikditampilkan dalam teks.

§ Aspek ini ditemui dalam rubrik khususdari redaksi yakni Beroending. Dalamrubrik ini, direksi maupun redaksimenjadikannya sebagai wadah untukmembicarakan hal-hal yang pentingmengenai gerakan perempuan. Rubrik iniditemui dalam lima edisi yakni Juli,Oktober, November, Desember tahun 1919dan edisi Juni 1920.

Beroending, koran perempoeanbergerak, Juli 1919

Page 14: Lia Anggia Nasution

§ Ketiga Aspek identitas ini dapatdilihat dalam konten KoranPerempoean Bergerak dimana gerakanperempuan pada masa itu sama sekalitidak berniat untuk mendapatkanposisi jauh di atas kaum laki-laki ataumenandingi laki-laki.

(Perempoean Bergerak,Mei 1919)

Page 15: Lia Anggia Nasution

(Perempoean Bergerak,Mei 1919)

Dimensi Praktik Produksi TeksKoran ini turut dibidani oleh lelaki yakniParada Harahap yang bertindak sebagaiPemimpin Redaksi dan Abdul Rachmansebagai administratur. Namun pada edisiJuli 1919 kedua nama tersebut tidakterlibat lagi dalam proses penerbitan suratkabar perempoean bergerak. Redactricekoran ini langsung dipegang oleh BoetetSatidjah atau Satiaman merupakan orangyang sama, dia adalah istri dari ParadaHarahap.

Relasi yang timpang

Page 16: Lia Anggia Nasution

(Perempoean Bergerak, Parada Harahap,Mei 1919)

Bias gender yang mengakibatkan beban kerjasering kali diperkuat dan disebabkan oleh adanyapandangan atau keyakinan di masyarakat bahwapekerjaan yang dianggap masyarakat sebagaijenis ‘pekerjaan perempuan’, seperti semuapekerjaan domestik, dianggap dan dinilai lebihrendah dibandingkan dengan jenis pekerjaanyang dianggap sebagai ‘pekerjaan lelaki’, sertadikategorikan sebagai ‘bukan produktif’ sehinggatidak diperhitungkan dalam statistik ekonominegara. (fakih, 1996:21)

Page 17: Lia Anggia Nasution

§ Redaksi Tidak Konsisten

§ Susunan redaksi koran berganti-ganti.

§ Pergantian kepala karangan atau Ilustrasi suratkabar. Dua perempuan bertelanjang kakimengenakan baju kurung, matanya tertutupkain hitam, dengan sedikit bagian dadanyaterbuka. Dua orang perempuan itu tampaksedang melangkah terbelit tali kawat berduri.Perempuan itu juga dipenuhi lilitan bunga yangmembuat mereka tidak mendapatkankebebasan atau sama dengan keindahan palsu(imitation). Di antara kedua perempuan itu adagambar ular membelit di tongkat yang kanankirinya diberi sayap.

(Perempoean Bergerak, TA Sabarijah , Mei1920)

Page 18: Lia Anggia Nasution

Perempoean Bergerak, edisi Mei 1919-Maret 1920 Perempoean Bergerak, edisi April 1920- Desember 1920

Page 19: Lia Anggia Nasution

Perempoean Bergerak, September 1919)

§ Dimensi Praktik Sosial Budaya

§ Aspek Sistuasional dipengaruhi kebijakanPolitik Etis yang dilakukan Belanda di masaitu melalui amanat Ratu 1901 yang diartikansebagai peningkatan campur tangannegara dalam urusan ekonomi. Rencanaekonomi ini dibarengi dengan sebuahprogram yang ambisius dalam pendidikan,bangunan prasarana seperti irigasi,perundang-undangan, dan perhatian padakesehatan rakyat. (Saskia, 1999)

Page 20: Lia Anggia Nasution

§ Dalam aspek ini, peneliti jugamenemukan perempuan di masa ituberhadapan dengan masa PerkebunanDeli di Medan.

§ (Perempoen bergerak,Mei 1919)

Page 21: Lia Anggia Nasution

§ Aspek Institusional koran ini banyak dipengaruhi oleh Europesche Vrouwen enJuffvroum (Forum istri-istri dan wanita (lajang) Eropa), dengan kerjasama untukmerajut jejaring memberitakan kabar dan arus pergerakan feminisme di Eropa.

§ Hal ini juga dituliskan oleh Boetet Satidjah dalam edisi Mei 1919.

Page 22: Lia Anggia Nasution

§ Aspek sosial dipengaruhi oleh perubahanmasyarakat. Perubahan ini terlihat dalamtulisan Parada Harahap pada edisi Mei1919 dan tulisan redaksi dalam edisi yangsama.

Page 23: Lia Anggia Nasution

1. Minimnya literatur terkait pers perempuan2. Informasi dari narsum bersifat pers umum

Perpustakaan Nasional

Wawancara dengan tokoh pers,M.TWH

Wawancara dengan sejarawan, Ichwan Azhari

Page 24: Lia Anggia Nasution

Terima Kasih