Enterotomi Lia

33
PENDAHULUAN Hewan mempunyai kebiasaan makan. Pada hewan kecil tak jarang ditemukan benda asing pada organ intestine (usus). Masuknya benda asing kedalam saluran pencernaan dimungkinkan karena kekurangan pakan sehingga hewan cenderung memakan apa saja di sekitarnya. Tertelan saat bermain dan kebiasaan menggigit-gigit benda asing yang ada di sekitarnya. Benda asing yang biasa ditemukan pada intestinum adalah batu, koin, tutup botol dan lain-lain. Adanya benda asing di dalam intestine akan mengganggu kesehatan hewan. Kasus-kasus seperti ini sering sekali ditemukan. Terapi operasi yang biasa dilakukan adalah dengan enterotomi. Enterotomi merupakan tindakan penyayatan yang dilakukan pada dinding usus untuk mengambil benda asing dan dilakukan apabila jaringan usus masih baik yaitu bila pulsasi masih ada, jaringan tidak mengalami nekrosis, elastisitas usus masih baik, warna jaringan masih muda. Diagnosa terhadap benda asing dapat dilakukan dengan palpasi pada daerah abdomen dimana ditemukan masa pada dinding dasar abdominal. Diagnosa juga dapat dilakukan melalui pemeriksaan radiologi. Pada pemeriksaan radiology akan terlihat bentukan radioopaque, tidak tembus sinar x-ray karena benda asing bersifat padat pada daerah tersebut. TUJUAN

description

bedah

Transcript of Enterotomi Lia

PENDAHULUAN

Hewan mempunyai kebiasaan makan. Pada hewan kecil tak jarang ditemukan benda asing pada organ intestine (usus). Masuknya benda asing kedalam saluran pencernaan dimungkinkan karena kekurangan pakan sehingga hewan cenderung memakan apa saja di sekitarnya. Tertelan saat bermain dan kebiasaan menggigit-gigit benda asing yang ada di sekitarnya. Benda asing yang biasa ditemukan pada intestinum adalah batu, koin, tutup botol dan lain-lain. Adanya benda asing di dalam intestine akan mengganggu kesehatan hewan. Kasus-kasus seperti ini sering sekali ditemukan. Terapi operasi yang biasa dilakukan adalah dengan enterotomi.Enterotomi merupakan tindakan penyayatan yang dilakukan pada dinding usus untuk mengambil benda asing dan dilakukan apabila jaringan usus masih baik yaitu bila pulsasi masih ada, jaringan tidak mengalami nekrosis, elastisitas usus masih baik, warna jaringan masih muda. Diagnosa terhadap benda asing dapat dilakukan dengan palpasi pada daerah abdomen dimana ditemukan masa pada dinding dasar abdominal. Diagnosa juga dapat dilakukan melalui pemeriksaan radiologi. Pada pemeriksaan radiology akan terlihat bentukan radioopaque, tidak tembus sinar x-ray karena benda asing bersifat padat pada daerah tersebut.

TUJUAN

Tujuan dilakukan enterotomi antara lain untuk biopsi, pengambilan benda asing, pengobatan atau traumatik, eksisi massa dan adhesi yang bersifat obstruktif serta segmen-segmen yang tidak bermanfaat seperti kotoran-kotoran yang terkumpul mengikuti kejadian hernia strangulasi. Selain itu juga dilakukan untuk pemeriksaan luminal.

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Usus Halus Anjing

Usus halus anjing memiliki panjang rata-rata 5 meter dan menempati sebagian besar rongga abdomen di caudal dari hati dan lambung. Secara anatomis terbagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum yang merupakan bagian terpendek, jejunum yang merupakan bagian terpanjang dan ileum (Fossum, 2002). Usus halus anjing terdiri dari tiga bagian yang dapat dibedakan berdasarkan susunan atau struktur histologisnya yaitu duodenum, jejunum dan ileum berdasar pada perbedaan-perbedaan struktural histologis/mikroskopis. Duodenum merupakan bagian yang pertama dari intestinum tenue. Duodenum amat dekat dengan dinding tubuh dan terikat pada mesenterium yang pendek. Duktus dari pancreas dan hati masuk ke bagian pertama dari duodenum pada jarak pendek di belakang pylorus. Jejunum dapat dengan jelas dibedakan dengan duodenum. Didalam duodenum bermuara saluran pancreas dan empedu (Frandson, 1993). Duodenum disuplai oleh arteri duodenalis yang merupakan cabang dari arteri pancreatico duodenalis cranialis dan caudalis (Miller, 1969).Jejunum bermula kira-kira pada posisi dimana mesenterium mulai kelihatan memanjang. Jejunum dan ileum bersambung dan tidak ada batas yang jelas diantaranya (Frandson, 1993), usus halus ini terletak ventro caudal abdomen. Jejunum merupakan usus halus bagian tengah dan paling panjang. Jejunum bermula pada bagian kiri akar mesenteric dimana duodenum ascending menurun pada flexura duodenal. (Fossum, 2002).Bagian terakhir dari intestinum tenue adalah ileum (Frandson, 1993). Ileum merupakan usus halus yang memiliki panjang 15 cm. Ileum ditandai oleh adanya lipatan ileocecal yang akan berhubungan dengan colon dan mengandung pembuluh darah arteri mesenterika illealis (Fossum, 2002).Intestinum tenue mempunyai beberapa lapisan yakni tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan tunika serosa. Tunika mukosa duodenum memiliki banyak vili dan plika sirkularis. Glandula intestinalis mencolok. Kelenjar submukosa dapat dijumpai. Nodulus limfatikus mungkin ada tetapi jarang. Vili biasanya lebar dan tumpul. Pada jejunum kelenjar submukosa terbatas pada bagian permukaan. Vili lebih kecil, tinggi dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan duodenum. Nodulus limfatikus terdapat di lamina propia dan submukosa. Pada ileum sel piala merupakan gambaran mencolok. Nodulus limfatikus agregati sering ditemukan di mukosa-submukosa, vili mengecil dan tidak terdapat plika (Maximo and Bloom, 1957).

Enterotomi

Enterotomi terdiri dari dua kata yaitu enetero yang berarti organ dalam (usus) dan tomi yang berarti penyayatan. Enterotomi merupakan tindakan penyayatan yang dilakukan pada dinding usus. Enterotomi dilakukan untuk mengatasi kelainan-kelainan yang ada di usus seperti adanya benda asing dan terapi-terapi lainnya yang berhubungan dengan usus.Enterotomi dilakukan dengan menyayat dinding usus secara longitudinal. Penyayatan dilakukan pada daerah dengan sedikit inervasi pembuluh darah. Penyayatan pada enterotomi sebaiknya tidak terlalu lebar, hal ini dikarenakan jaringan pada usus sangat lunak, lembut dan mudah robek. Apabila sayatan terlalu lebar maka akan mempersulit pada saat penjahitan. Sayatan dilakukan secukupnya atau jika terdapat benda asing pada lumen usus, sayatan sebaiknya sepanjang benda asing yang akan dikeluarkan dengan benda asing tersebut digunakan sebagai tumpuan saat menyayat.

Premedikasi

Atropin sulfatAtropin sulfat merupakan antikolinergik yang paling sering digunakan. Obat-obat golongan ini disebut juga anti muskarinik atau parasimpatolitik. Mekanisme kerjanya pada umumnya menghambat pada tempat yang disarafi oleh serabut postganglion kolinergik, dimana asetilkolin sebagai neurotransmiter. Atropin digunakan sebagai premedikasi anastesi dengan tujuan utama untuk menekan produksi air liur dan sekresi jalan nafas dan juga mencegah reflek yang menimbulkan gangguan jantung atau mencegah timbulnya bradikardia. Meskipun demikian pemberian atropin berpengaruh pada susunan syaraf pusat yang kemudian merangsang medula oblongata, pada mata menimbulkan midriasis, mengurangi sekret hidung, mulut, faring dan bronkus (Sardjana dan Kusumawati, 2004). Pada sistem kardiovaskuler atropin berpengaruh terhadap jantung yang bersifat menghambat peristaltik lambung dan usus (Brander et all, 1991).Atropin sulfat bersifat reversibel dan pada pemberiannya dapat dimetabolisir oleh semua spesies (Brander et al, 1991. Dosis yang dianjurkan untuk anjing dan kucing adalah 0,022-0,044 mg/kg BB. Atropin sulfat dapat diberikan secara subcutan, intramuskuler atau intravena. Pemberian secara intravena digunakan apabila ingin berefek cepat.

Keuntungan antikolinergik sebagai premedikasi adalah menurunkan sekresi saliva, menurunkan motilitas intestinal, menurunkan keasaman cairan gastrium, menghambat bradikardi oleh stimulasi vagal, menurunkan motilitas intestinal. Dan menyebabkan bronkodilatasi. Sedangkan kerugiannya adalah peningkatan kecepatan metabolisme, peningkatan denyut jantung, dapat menyebabkan bradikardia atau takikardia dan dilatasi pupil.

Anastesi Umum

Ketamin HClKetamin HCl merupakan larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan relatif aman (batas keamanan lebar). Ketamin mempunyai sifat analgesik, anastetik dan kataleptik dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk sistem visceral. Tidak menyebabkan relaksasi otot lurik, bahkan kadang-kadang tonusnya sedikit meninggi (Kumar, 1997). Ketamin HCL (ketalar,vetalar) adalah dl-2-(0-klorofenil)-2-9metilamino) sikloheksan HCL. Konsentrasi efektifnya 10, 50, dan 100 mg/ml dan cocok untuk injeksi secara intra muskuler atau inta vena. Pemberian anastesi secara intra vena sering digunakan untuk mendapatkan induksi anastesi yang cepat, yang kemudian dipertahankan dengan obat inhalasi yang tersedia.Ketamin bersifat lipofilik, dan dengan cepat akan didistribusikan ke seluruh organ yang mempunyai banyak vaskularisasi, termasuk otak. Selanjutnya akan didistribusikan kembali kejaringan bersama metabolisme hati, urin, dan sekresi empedu. Ketamin akan memasuki sirkulasi ke otak, namun pada saat bersamaan seperti halnya barbiturat, diredistribusikan ke organ dan jaringan lain. Dosis yang dianjurkan untuk anjing dan kucing adalah 10-20 mg/kg BB secara intramuskuler (Kumar, 1997). Ketika digunakan sebagai obat tunggal, ketamin tidak menghasilkan relaksasi muskulus skeletal yang baik, dan dapat mencapai recovery dengan segara dan biasanya dapat menyebabkan konvulsi pada anjing dan terkadang kucing. Untuk menghindari efek tersebut, banyak dokter hewan yang menggunakan ketamin bersama-sama dengan diazepam, acepromazin, xylazine thiobarbiturat atau anastesi inhalasi.

XylazineNama lain xylazine adalah 2(2,6-dimethylphenylamino)-4H-5,6-dyhidro-1,3-thiazine-hydrocloride). Merupakan sedativa non narkotik yang poten dan analgesik serta merupakan relaksan muskulus yang baik. Efek sedativa dan analgesia bekerja mendepres sistem syaraf pusat dan relaksasi muskulus karena terhambatnya transmisi intraneural dari impuls pada sistem saraf pusat. Xylazine diklasifikasikan sebagai analgesika juga mirip sedativa, namun bukan neuroleptik atau transquilizer. Xylazine menghambat efek adrenergik dan kolinergik neuron sehingga terjadi analgesia dan sedasi, efek samping yang bisa terjadi pada anjing yaitu muntah. Dosis untuk anjing adalah 1-2 mg/kg BB diberikan secara intramuskuler (Kumar, 1997).

Ketamin-XylazineKombinasi antara ketamin dan xylazine merupakan kombinasi terbaik bagi kedua agen ini untuk menghasilkan analgesia. Banyak hewan yang teranastesi secara baik dengan menggunakan kombinasi ini. Anastesi dengan ketamin-xylazine memiliki efek lebih pendek jika dibandingkan denga pemberian ketamin saja, tetapi kombinasi ini menghasilkan relaksasi muskulus yang baik tanpa konfulsi. Emesis sering terjadi pasca pemberian ketamin-xylazine, tetapi hal ini dapat diatasi dengan pemberian atropin 15 menit sebelum pemberian ketamin-xylazine. Efek anastesi akan timbul setelah 10-30 menit, dan kembalinya kesadaran timbul setelah 1-2 jam.

Antiseptik dan Desinfektan

Alkohol 70%Alkohol merupakan antiseptik umum, pelarut yang baik dan disinfektan, jika diaplikasikan secara lokal pada jaringan alkohol mempunyai efek sebagai anti bakteri dan germisid yang kuat (Brander, 1991).Alkohol sebagai antiseptika banyak dipakai dalam persiapan operasi dan persiapan penyuntikan, sedang alkohol sebagai desinfektansia banyak dipakai untuk mencuci alat-alat kedokteran dan sterilisasi sebelum pengambilan bahan-bahan secara aseptis. Alkohol sering digunakan bersama antiseptik lain, sehingga daya membunuh bakterinya menjadi lebih kuat. Sediaan alkohol meliputi etyl alkohol 70-95%, isopropyl alkohol 70-95%, dan campuran alkohol 205 dengan cloramin 3%.

Iodium Tincture (Povidon Iodin)Iodine merupakan germisidal yang bekerja dengan cepat, bakteri terbunuh dalam waktu 1 menit, dan spora bakteri akan terbunuh setelah 15 menit. Iodine juga dapat untuk mengobati luka, serta melawan infeksi jamur dan parasit (subronto, 2001). Sediaan iodine yang banyak digunakan adalah yodium tincture dan larutan lugol. Kedua larutan ini apabila terkena luka akan menyebabkan rasa perih, dapat merusak alat-alat kedokteran karena sufatnya yang korosif, serta meninggalkan bekas warna pada jaringan. Selain untuk disinfeksi yodium juga dipakai untuk mengobati luka serta melawan infeksi jamur dan parasit. Kemampuan yodium dalam menembus dinding sel sangat tinggi dan karena adanya gangguan metabolisme di dalam protoplasma kuman akan mati. Larutan tersebut apabila mengenai luka akan menyebakan rasa perih dan warna pada jaringan (Brander,1991).

Kalium Permanganat Kalium Permanganat (KMnO4) tersedia dalam bentuk kristal berwarna ungu dan mudah larut dalam air. PK mempunyai daya membunuh kuman yang tinggi. Hampir semua jenis kuman dapat terbunuh dengan antiseptik ini. Dalam konsentrasi yang tidak merusak jaringan, spora kuman tidak terpengaruh oleh PK (Brander et al., 1991).

Penstrep Penstrep merupakan obat campuran antara penicillin dan streptomisin sehingga dapat diharapkan daya kerjanya berspektrum luas. Penicillin bekerja dengan menghambat kerja enzim transpeptidase pada pembentukan dinding sel bakteri sehingga hanya efektif pada bakteri gram positif. Sedangkan streptomisin bekerja dengan menghambat sintesa protein bakteri langsung pada ribosom sub unit 30 S dan mengganggu penerjemahan kode genetik sehingga efektif terhadap bakteri gram negatif (Brander,1991).

Obat Yang Digunakan Pasca Operasi

AmpicillinAmpicillin merupakan prototip aminopenisillin berspektrum luas, tetapi aktivitasnya terhadap kokus gram positif kurang daripada penicillin G. semua penicillin golongan ini dirusak oleh betalaktamase yang diproduksi oleh dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu, kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel.Ampicillin diabsorbsi dengan baik pada saluran gastrointestinal. Pemberian peroral mencapai puncak konsentrasi serum dalam jangka waktu 2 jam. Didistribusikan keseluruh tubuh meskipun hanya sebagian kecil yang masuk kecairan cerebrospinal dan dalam konsentrasi tinggi terdapat dalam hati dan ginjal (Brander,1991). Dosis pemberian ampicillin secara peroral untuk anjing 10-20 mg/kg BB dan secara parenteral diberikan 5-10 mg/BB (Kirk dan Bistner, 1985).

Infus Ringers Dextrose 5 %Merupakan larutan Ringer berupa larutan jernih, tidak berwarna, steril dan bebas pirogen yang terdiri dari glukosa anhidrat (50g/l) sebagai sumber energi dan tekanan osmotik darah dan organ-organ dalam tubuh, KCL (0,3 g) yaitu berupa garam untuk mengatasi hipokalsemia dan hipokloremia, CaCL2 (0.48 g) yaitu garam penting untuk menjaga fungsi syaraf dan otot. Indikasi sebagai pengganti cairan elektrolit dan sumber kalori, sebagai penambah volume darah pada keadaan shock, dehidrasi dan perdarahan, serta untuk mengatasi alkalosis dan asidosis (menormalkan PH darah) (Kirk dan Bistner, 1985).Ringers dektrose adalah cairan pengganti yang berisi glukosa. Kandungan kalori larutan tersebut adalah 0,17 kcal/ml. pemberian infus larutan ringers dektrose dilakukan secara intravena. Ringers dektrose digunakan pada kasus dehidrasi, kehilangan cairan, shock, edema subkutan, gangguan saluran pencernaan dan obstruksi intestinum (Kirk dan Bistner, 1985).

Betadine Betadine salep dengan kandungan povidone iodine 10% digunakan untuk penyembuhan terhadap luka bakar, luka karena infeksi, ataupun luka yang lambat sembuh, seperti pada penderita diabetes. Pengalaman klinis menunjukkan bahwa betadine salep daya kerjanya tidak terpengaruh oleh adanya darah ataupun nanah, proses penyembuhan luka cepat, dan tidak menimbulkan noda di kulit maupun pakaian (larut dalam air).

Salep BioplasentonBioplacenton diproduksi oleh P.T. Kalbe Farma, berupa sediaan jelly mengandung ekstrak Placenta 10%, Neomisin Sulfat 5% dan jelly q.s. Ekstrak placenta yang terkandung dalam Bioplacenton berperan sebagai biogenic stimulator yang akan mempercepat regenerasi sel dan penyembuhan luka. Ekstrak placenta mengandung protein, asam amino, vitamin dan mineral. Selain itu juga mengandung enzim yang bersifat bioaktifator yang akan mengaktivasi aliran darah ke kulit dan dapat meningkatkan kemampuan kulit mengkonsumsi oksigen sehingga metabolisme dalam sel atau jaringan pun meningkat, yang nantinya akan menstimulir regenerasi sel pembentukan sel-sel kulit yang baru.Neomisin sulfat yang terkandung dalam obat ini biasa digunakan untuk pengobatan keratitis dan konjungtivitis pada anjing, keratokonjungtivitis pada ternak dan otitits eksterna akut pada anjing (Booth, 1988). Preparat ini biasa digunakan untuk mencegah infeksi pada luka sobek, luka lacerasi atapun abrasi pada sapi, kuda, kucing dan anjing. Preparat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi pasca operasi seperti pada amputasi declaw, potong ekor ataupun kastrasi (Booth, 1988).

MATERI DAN METODE

MATERI

Alat yang digunakan berupa :- scalpel handle dan blade- gunting lurus dan bengkok- needle holder- jarum bulat dan jarum segitiga- benang cat gut chromic dan cat gut plain, benang katun - pinset anatomis dan chirurgis- allis forceps,- hemostatic forceps (mosquito, rochester, oschner forceps)- forcep intestinal- duk steril dan duk klemp- silet, kapas, tampon, dan spuit- Sarung tangan dan masker

Bahan-bahan yang digunakan pada enterotomi meliputi - air sabun - Alkohol 70 % - Yodium tincture- larutan PK 0,1%- preanastesi medikasi dengan Atropin Sulfat 0,025 % dosis 0,04 mg/Kg BB - anastesi (Xylazin 2 % dosis 2 mg/Kg BB dan Ketamin HCl 10 % dosis 10 mg/Kg BB) - larutan Penicillin Streptomycin- injeksi Ampicilin 10 % dosis 10 mg/Kg BB - salep Bioplacenton- infus RD 5 %

METODE

Persiapan HewanSebelum operasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan fisik secara umum meliputi tekanan darah, frekuensi pulsus, frekuensi nafas, suhu tubuh, keadaan umum dari anjing tersebut, dan dilakukan pemeriksaan darah rutin. Jika anjing dinyatakan memenuhi syarat, maka operasi dapat dilaksanakan. Anjing harus dipuasakan makan selama 12 jam dan puasa minum selama 6 jam terlebih dahulu sebelum operasi dilakukan dengan tujuan agar kondisi usus dalam keadaan kosong sehingga anjing tidak muntah dalam kondisi teranastesi. Daerah sekitar abdomen, terutama daerah sekitar linea mediana, dibersihkan bulunya, yaitu dengan cara daerah tersebut dibasahi dengan air sabun terlebih dahulu kemudian dicukur bulunya menggunakan silet yang tajam searah dengan arah rebah bulu, kemudian daerah tersebut dibersihkan dengan air lalu di olesi dengan alkohol 70 % ditunggu kira-kira 2 menit baru diolesi dengan iodium tincture secara sirkuler. Hewan kemudian diberi preanastesi medikasi dengan Atropin Sulfat 0,025 % dengan dosis 0,04 mg/Kg BB secara sub kutan. Setelah 15 menit, hewan di anestesi dengan menggunakan campuran Ketamin HCl 10 % dosis 10 mg/Kg BB dan Xylazin 2 % dosis 2 mg/Kg BB secara intra muskuler.

Persiapan Meja dan Alat OperasiMeja operasi disterilisasi dengan cara dilap dengan lap basah kemudian dikeringkan. Meja operasi disterilkan dengan menggunakan air sabun dan dilap sampai bersih dan kering. Alat operasi dalam keadaan steril diletakkan dimeja khusus dan disusun secara urut didekat meja operasi.

Persiapan Operator dan Co-operatorOperator dan co-operator harus dalam keadaan aseptis dan steril selama berlangsungnya operasi. Tangan dicuci bersih dari ujung jari sampai siku dengan sabun dan disikat kemudian dibilas dengan air bersih yang mengalir sampai bersih kemudian didesinfektan dengan menggunakan larutan PK 0,1%. Selama operasi operator dan Co-operator menggunakan masker, sarung tangan dan pakaian khusus operasi untuk meminimalkan kontaminasi. Apabila gaun operasi sudah dipakai operator harus berhati-hati sehingga tidak bersentuhan dengan obyek atau barang lain.Pelaksanaan operasi Setelah hewan dalam keadaan teranestesi, hewan diletakkan di atas meja operasi dengan posisi rebah dorsal. Untuk mempertahankan posisi tersebut, keempat kaki hewan difiksasi pada meja operasi. Daerah linea alba diolesi dengan alkohol secara sirkuler dari sentral ke perifer, kemudian setelah kering ( 2 menit) diolesi dengan yodium tincture dengan cara yang sama walaupun setelah pencukuran bulu tadi sudah diolesi tetapi sebelum operasi baru akan dimulai perlu diolesi dengan alkohol dan iodium tincture lagi.. Setelah itu duk dipasang dan difiksir dengan duk klemp. Operasi dimulai dengan melakukan incisi pada kulit, kemudian dilajutkan dengan membuka subcutan, linea alba dan terakhir peritoneum yang tipis. Incisi dilakukan pada linea mediana, tepatnya mulai dari umbilikus kearah kaudal (6-12 cm) dengan menggunakan scalpel, setelah itu dilakukan preparasi tumpul dengan menggunakan gunting untuk mempermudah mendapatkan linea alba. Bagian kiri dan kanan dari linea alba dijepit dengan menggunakan allis forceps kemudian dibuat irisan kecil secara hati-hati dengan menggunakan ujung gunting atau scalpel. Irisan tersebut diperpanjang dengan menggunakan gunting. Tepi irisan dikuakkan dengan menggunakan allis forceps sehingga rongga abdomen terbuka dan usus yang akan dioperasi dapat dikeluarkan. Incisi pada dinding usus dilakukan pada daerah dimana vaskularisasinya sedikit. Di antara bagian usus yang akan diincisi dijepit pada bagian kanan dan kirinya dengan klem usus agar tidak merusak jaringan. Incisi dilakukan diantara dua klem pada sisi antimesenterium dari usus. Incisi dilakukan sampai lumen dengan lebar incisi sesuai kebutuhan. Penutupan dinding usus dilakukan dengan pola jahitan Connel, yaitu jahitan mencapai daerah lumen usus. Bisa juga dengan pola jahitan Cushing atau Lambert ataupun dengan jahitan sederhana tunggal menggunakan benang cutgut chromic. Sebelum rongga perut ditutup, dilakukan uji pada sambungan usus yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya kebocoran atau kebuntuan pada daerah jahitan dengan cara :a. Memasukan cairan berupa larutan penstrep ke dalam lumen usus pada daerah jahitan, dimana sebelumnya dilakukan pembendungan di sisi kanan dan kiri usus.b. Memasukkan atau menekan ujung jari tangan ke daerah jahitan.Setelah jahitan selesai, usus dikembalikan ke dalam cavum abdomen ke posisinya semula dan masukkan larutan penstrep ke dalam cavum abdomen untuk meminimalisir kemungkinan kontaminasi. Bersihkan bagian usus dan seluruh abdomen jika terjadi kontaminasi. Tempatkan omentum di atas garis jahitan sebelum menutup bagian perut (Fossum, T.W. 2002). Penutupan dinding abdomen dimulai dengan penjahitan linea alba dan peritoneum serta musculus obligus abdominis internus dan musculus obligus abdominis eksternus dengan teknik sederhana tunggal menggunakan catgut chromic dan jarum bulat. Jaringan subkutan dijahit dengan pola sederhana menerus dengan menggunakan benang ca gut plain, kemudian kulit dijahit dengan pola sederhana tunggal menggunakan benang katun. Bagian yang dijahit tersebut kemudian diolesi dengan yodium tincture 3% dan salep isodine. Untuk menghidari infeksi sekuder maka hewan diinjeksi dengan ampicillin 10 % dengan dosis 10-40 mg/Kg BB secara intra muskuler sebanyak volume yang telah ditentukan.

Perawatan Pasca Operasi Selama hewan masih teranestesi dilakukan infus RD 5% untuk mengganti cairan yang hilang dan koreksi keseimbangan elektrolit secara intravena. Hewan dipantau frekuensi nafas, suhu dan pulsusnya setiap 10 menit mulai teranastesi sampai hewan kembali sadar.Perawatan pasca operasi meliputi pemberian antibiotika yaitu ampicillin 10% dengan dosis 10-40 mg/kg BB secara intramuskuler selama 5 hari. Luka bekas operasi diolesi dengan salep Betadine atau Bioplasenton dua kali sehari sampai luka mengering. Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap denyut jantung, pernafasan dan temperatur tubuh. Infus diberikan selama pasca operasi secara intravena atau subkutan untuk mencegah adanya dehidrasi. Sejumlah kecil air dapat diberikan 8-12 jam setelah operasi. Jika tidak terjadi muntah, 12-24 jam setelah operasi sejumlah kecil makanan yang halus dan memiliki kadar lemak yang rendah dapat diberikan 3-4 kali sehari. Pemberian makan normal dapat secara bertahap diberikan 48-72 jam setelah operasi Pengambilan jahitan dilakukan 1 minggu pasca operasi (Fossum, 2002).

HASIL

Pada tanggal 4 Agustus 2010 anjing lokal bernama Hitam, berat badan 5,2 kg dioperasi enterotomi. terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik. Hal ini untuk mengetahui kondisi pasien berkenaan dengan anestesi yang akan dilakukan. A. Pra OperasiSebelum dilakukan penanganan, dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Hasil pemeriksaan fisik anjing tersebut adalah berikut : Anamnesis : Nafsu makan bagus, belum pernah di vaksin, tidak diare.Status Praesens :a.Keadaan umumkondisi tubuh sedang, ekspersi muka takut

b.Frekuensi nafas36x/menit

c.pulsus120x/menit

d.suhu38,6C

e.Kulit dan rambutturgor kulit normal, rambut tidak rontok

f.Selaput lendirconjungtiva normal, CRT < 2detik

g.Kelenjar-kelenjar limfepalpasi kelenjar limfe tidak pembengkaan

h.Pernafasannafas tipe thoraco abdominal

i.Peredaran darahsistole diastole dapat dibedakan

j.Pencernaanmulut dan ginggiva bersih, palpasi abdomen tidak ada rasa sakit dan kosong, anus bersih.

k.Kelamin dan perkencinganpalpasi ginjal dan vesica urinaria tidak ada rasa sakit

l.Syarafreflek pupil, palpebrae dan pedal bagus

m.Anggota gerakanjing mampu berdiri dan berjalan dengan normal

B. Operasi Pelaksanaan operasi dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. Hasil pelaksanaan Operasi:

C. Post OperasiPerawatan terhadap anjing diberikan terapi berupa Inj. Ampicillin dan Salep Bioplacenton. Selain itu juga dilakukan monitoring perkembangan kondisi anjing pasca operasi selama 6 hari. Anjing hari1-3 pasca operasi hanya diberi infus RD 5% sebanyak siang hari.. Hari ke-4 dan ke-5 pasca operasi, anjing diberi makanan gerusan hati ayam. Hari ke-6 pasca operasi, anjing diberi makanan berupa nasi dicampur hati. Hari ke-8 dilakukan pencabutan jahitan dan pertautan kulit tampak sudah menutup.

PEMBAHASAN

Pada tanggal 4 Agustus 2010 anjing lokal bernama Hitam, berat badan 5,2 kg, dibawa ke Bagian Bedah dan Radiologi Poliklinik Hewan Fakultas Kedokteran Hewan. Anjing secara umum dalam keadaan sehat, nafsu makan dan minum normal, tidak diare, cacingan, tidak muntah, belum pernah divaksin, diberi obat cacing (Drontal) dua hari sebelumnya. Sebelum dilakukan operasi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik. Hal ini untuk mengetahui kondisi pasien berkenaan dengan anestesi yang akan dilakukan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukan ekspresi muka takut, kondisi tubuh sedang. Frekuensi nafas 36 kali per menit, frekuensi pulsus 120 kali per menit, dan suhu tubuh 38,6oC. Turgor kulit normal (