LI 1 MM Eritropoiesis

3
LI 1 MM Eritropoiesis LO 1.1 proses pembentukan ertropoiesis berjalan dari sel induk melalui sel progenitor CFU GEMM (colony forming unit – granulocyte,erytrocyte,monocyte,megakaryocyte) atau unit pembentuk koloni granulosit,eritroid,monosit,dan megakryosit, BFU E (burst-forming unit erythroid) dan CFU E menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang yaitu pronormoblas. LO 1.2 faktor pembentukan Faktor pembentuknya antara lain : vitamin B12 , asam folat , besi (Fe) , tembaga (Cu) , cobalt (Co) , protein , hormon eritropoietin , dan kadar oksigen di udara Vitamin B12 merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh dan pertumbuhan sel jaringan pada umumnya karena B12 berperan dalam sintesis DNA. Karena jaringan menghasilkan eritrosit paling cepat jika kekurangan B12 maka penghasilan ertrosit berkurang kecepatannya. Kekurangan B12 juga bisa mengakibatkan kegagalan dalam proses eritropoiesis. Sebenarnya hal terseraing yang terjadi pada kegagalan pematangan eritrosit bukan karena kekurangan B12 tetapi karena kurangnya penyerapan B12 dalam saluran pencernaan, hal ini sering terjadi pada penderita anemia pernisiosa yg menyebabkan atrofi mukosa lambung. Pengaruh kadar oksigen yang rendah di udara

description

darah

Transcript of LI 1 MM Eritropoiesis

Page 1: LI 1 MM Eritropoiesis

LI 1 MM Eritropoiesis

LO 1.1 proses pembentukan

ertropoiesis berjalan dari sel induk melalui sel progenitor CFUGEMM (colony forming unit – granulocyte,erytrocyte,monocyte,megakaryocyte) atau unit pembentuk koloni granulosit,eritroid,monosit,dan megakryosit, BFUE (burst-forming unit erythroid) dan CFUE menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang yaitu pronormoblas.

LO 1.2 faktor pembentukan

Faktor pembentuknya antara lain : vitamin B12 , asam folat , besi (Fe) , tembaga (Cu) , cobalt (Co) , protein , hormon eritropoietin , dan kadar oksigen di udara

Vitamin B12

merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh dan pertumbuhan sel jaringan pada umumnya karena B12 berperan dalam sintesis DNA. Karena jaringan menghasilkan eritrosit paling cepat jika kekurangan B12 maka penghasilan ertrosit berkurang kecepatannya. Kekurangan B12 juga bisa mengakibatkan kegagalan dalam proses eritropoiesis. Sebenarnya hal terseraing yang terjadi pada kegagalan pematangan eritrosit bukan karena kekurangan B12 tetapi karena kurangnya penyerapan B12 dalam saluran pencernaan, hal ini sering terjadi pada penderita anemia pernisiosa yg menyebabkan atrofi mukosa lambung.

Pengaruh kadar oksigen yang rendah di udara

Pada tempat-tempat yang tinggi kadar oksigen sangat rendah maka dari itu produksi eritrosit harus dipercepat untuk memenuhi keperluan oksigen dalam jaringan.

Pengaruh Fe , Cu , Co

Fe diperlukan langsung untuk membuat hemoglobin.

Cu & Co sebagai katalisator dalam tahap-tahapan pembentukan hemoglobin. Misal: manusia butuh 2mg Cu per hari untuk pembentukan hemoglobin berjalan lancar.

Page 2: LI 1 MM Eritropoiesis

LO 4.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

Penegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diteliti disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat. Secara laboratorik untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dipakai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi sebagai berikut :

Adanya riwayat perdarahan kronis atau terbukti adanya sumber perdarahan.Laboratorium : Anemia hipokrom mikrosister, Fe serum rendah, TIBC tinggi.Tidak terdapat Fe dalam sumsum tulang (sideroblast-)Adanya respons yang baik terhadap pemberian Fe.

Diagnosis Banding

Anemia defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia hipokromik lainnya seperti:1. Anemia akibat penyakit kronik2. Thalassemia3. Anemia sideroblastik

Anemia defisiensi besi

Anemia akibat peny. Kronik

Trait thalassemia Anemia sideroblastik

MCV ↓ ↓/N ↓ ↓/N

MCH ↓ ↓/N ↓ ↓/N

Besi serum ↓ ↓ Normal Normal

T I B C ↑ ↓ Normal/↑ Normal/↑

Saturasi ↓ ↓/N ↑ ↑

Besi sumsum tulang

Negatif Positif Positif kuat Positif dengan ring sideroblast

Protoporfirin eritrosit

↑ ↑ normal normal

Feritin ↓ Normal ↑ ↑

Serum <20 µg/dl 20 – 200 µg/dl >50 µg/dl >50 µg/dl

Elektrofoesis Hb N N Hb. A2 N

transferin <15% 10 – 20 % >20% >20%