leukimia

18
LEUKOPENIA A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Leukopenia Leukopenia berasal dari kata leukosit yang ditambah dengan akhiran penia (dalam bahasa Yunani, penia berarti kemiskinan). Jadi leukopenia adalah suatu keadaan berkurangnya jumlah leukosit dalam darah, yaitu kurang dari atau sama dengan 5000 / mm3. (Dorland,1994) Leukopenia adalah suatu keadaan di mana jumlah sel darah putih pada sirkulasi perifer kurang dari 4,0 x 109 / L. Pada sebagian besar kasus, penyakit ini dihubungkan dengan penurunan granulosit karena granulosit adalah komponen mayor dari sel darah putih pada sirkulasi perifer. (www.health-res.com) Leukopenia adalah kondisi klinis yang terjadi bila sumsum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih sehingga tubuh tidak terlindung terhadap banyak bakteri dan agen-agen lain yang mungkin masuk mengenai jaringan (Guyton, 2008) Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa leukopenia adalah suatu kondisi klinis di mana sumsum tulang memproduksi sangat sedikit

description

farmasi

Transcript of leukimia

Page 1: leukimia

LEUKOPENIA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian Leukopenia

Leukopenia berasal dari kata leukosit yang ditambah dengan akhiran penia

(dalam bahasa Yunani, penia berarti kemiskinan). Jadi leukopenia adalah suatu

keadaan berkurangnya jumlah leukosit dalam darah, yaitu kurang dari atau sama

dengan 5000 / mm3. (Dorland,1994)

Leukopenia adalah suatu keadaan di mana jumlah sel darah putih pada

sirkulasi perifer kurang dari 4,0 x 109 / L. Pada sebagian besar kasus, penyakit ini

dihubungkan dengan penurunan granulosit karena granulosit adalah komponen

mayor dari sel darah putih pada sirkulasi perifer. (www.health-res.com)

Leukopenia adalah kondisi klinis yang terjadi bila sumsum tulang

memproduksi sangat sedikit sel darah putih sehingga tubuh tidak terlindung

terhadap banyak bakteri dan agen-agen lain yang mungkin masuk mengenai

jaringan (Guyton, 2008)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa leukopenia

adalah suatu kondisi klinis di mana sumsum tulang memproduksi sangat sedikit

sel darah putih pada sirkulasi perifer, yaitu kurang dari atau sama dengan 5000

leukosit/mm3.

2. Epidemiologi Leukopenia

Dari 372 orang Yahudi Yemen dari segala usia yang ditinjau dalam rangka untuk

menjelaskan epidemiologi jinak leukopenia, terdapat dua puluh satu persen

leukosit berada di bawah 5000 cells/mm3. Neutropenia dengan jumlah neutrofil

3. Etiologi Leukopenia

Penyebab leukopenia dikhususkan ke dalam jenis-jenisnya, yaitu

Page 2: leukimia

1. Neutropenia, penyebabnya : infeksi virus, campak, demam thypoid toksin,

rickettsia dari tifus, faktor fisik (radiasi pengion), obat-obatan (sulfanilamides,

barbiturat, cytostaties), bensol, kekurangan vitamin B12, asam folat, anafilaksis

shock, hypersplenism, juga karena kelainan genetik.

2. Eosinopenia, penyebabnya : meningkatnya kadar stres, syndrom Cushing,

kortikosteroid, penyakit menular, corticotrophin dan kortison.

3. Limfopenia, penyebabnya : karena faktor keturunan dan immunodeficiency,

stres, radiasi penyakit, tuberkulosis militer.

4. Monocytopenia, penyebabnya : batang myeloid tertekan ditembak dari sumsum

tulang hemopoiesis (misalnya, dalam penyakit radiasi, kondisi septik parah, dan

agranulocytosis).

4. Patofisiologi Leukopenia

Leucopenia terjadi karena berawal dari berbagai macam penyebab. Berikut ini

akan dijelaskan patofisilogi penyakit leukopenia.

Radiasi sinar X dan sinar yang berlebihan serta (gamma) ال penggunaan obat-

obatan yang berlebihan, akan menyebabkan kerusakan sumsum tulang. Dengan

rusaknya sumsum tulang, maka kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi

sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) pun menurun (dalam kasus ini

dikhususkan leukosit yang mengalami penurunan). Kondisi tersebut akhirnya

akan mengakibatkan neutropenia (produksi neutrofil menurun), monositopenia

(produksi monosit menurun), dan eosinopenia (produksi eosinofil menurun).

Selain itu, jika seseorang mengidap penyakit immunodefisiensi, seperti HIV

AIDS, maka virus HIV akan menyerang CD4 yang terdapat di limfosit T dalam

sirkulasi perifer. Kondisi ini akan menyebabkan limfosit hancur sehingga

mengalami penurunan jumlah, yang disebut dengan limfopenia.

Oleh karena penyebab-penyebab di atas yang berujung pada menurunnya jumlah

komponen-komponen leukosit (neutropenia, eosinopenia, monositopenia,

limfopenia) maka terjadilah leukopenia.

Page 3: leukimia

5. Klasifikasi Leukopenia

Klasifikasi leucopenia didasarkan atas penyebabnya, yaitu :

1. Neutropenia memiliki penyebab yang beragam seperti : infeksi virus, campak,

demam tipus toksin, Rickettsia dari tifus, faktor fisik (radiasi pengion), obat-

obatan (sulfanilamides, barbiturat, cytostaties), bensol, kekurangan vitamin B12,

asam folat, anafilaksis shock, hypersplenism, juga karena kelainan genetik.

2. Eosinopenia penyebabnya adalah : meningkatnya kadar stres, syndrom

Cushing, kortikosteroid, penyakit menular, corticotrophin dan kortison.

3. Lymphopenia penyebabnya adalah : karena faktor keturunan dan

immunodeficiency, stres, radiasi penyakit, tuberkulosis militer.

4. Monocytopenia terjadi karena batang myeloid tertekan ditembak dari sumsum

tulang hemopoiesis (misalnya, dalam penyakit radiasi, kondisi septik parah, dan

agranulocytosis).

6. Manifestasi Klinis Leukopenia

Indikator yang paling umum dari leukopenia adalah neutropenia (pengurangan

jumlah neutrofil dalam leukosit). Jumlah neutrofil juga dapat menjadi indikator

yang paling umum dari risiko infeksi. Jika leukopenia ringan, orang tidak akan

menunjukkan gejala apapun, hanya dalam kasus yang berat gejala mulai muncul.

Jika leukopenia telah masuk ke tahap berat, gejala klinis yang biasa muncul :

a) Anemia, yaitu penurunan jumlah sel darah merah dan hemoglobin

b) Menorrhaggia, yaitu perdarahan yang berat dan berkepanjangan saat periode

menstruasi

c) Metrorrhaggia, yaitu perdarahan dari rahim, tetapi bukan karena menstruasi dan

hal ini merupakan indikasi dari beberapa infeksi

Page 4: leukimia

d) Neurasthenia, yaitu kondisi yang ditandai oleh kelelahan, sakit kepala, dan

mengganggu keseimbangan emosional.

e) Trombositopenia, yaitu penurunan jumlah trombosit yang abnormal dalam

darah.

f) Stomatitis, yaitu suatu peradangan pada lapisan mukosa struktur di dalam

mulut, seperti pipi, gusi, lidah, bibir, dan lain-lain.

g) Pneumonia, yaitu peradangan yang terjadi di paru-paru karena kongesti virus

atau bakteri.

h) Abses hati, yaitu jenis infeksi bakteri yang terdapat dalam hati. Hal ini relative

jarang terjadi tetapi fatal akibatnya jika tidak ditangani.

i) Kelelahan, sakit kepala, dan demam adalah gejala yang sering terjadi. Selain itu

pasien juga mengalami hot flashes, rentan terhadap berbagai infeksi, ulkus oral,

dan mudah marah

7. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi: kelemahan, pucat, turgor kulit kering, adanya infeksi / mudah terkena

infeksi (jika adanya luka), adanya luka yang menandakan kelemahan imun tubuh

(sariawan/ stomatitis), nafas cepat dan dangkal

Palpasi: Adanya nyeri tekan pada area yang sakit dan teraba panas, suhu tubuh

menunjukkan peningkatan

Auskultasi : ditemukan ronchi

8. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan labolatorium

Dilakukan pemeriksaan sel darah lengkap (CBC), termasuk manual diferensial

dalam kasus mengevaluasi leukopenia. Hati-hati terhadap evaluasi noda darah

Page 5: leukimia

perifer yang memberikan informasi tentang sel darah merah (RBC) dan morfologi

trombosit.

Pemeriksaan smear sumsum tulang dan biopsi sampel dengan teknik sitometri

arus.

Pemeriksaan microbiologic cultur darah, luka, dan cairan tubuh dapat dilihat pada

pasien demam.

Pengujian antibodi antineutrophil harus dilakukan pada pasien dengan riwayat

autoimun sugestif dari neutropenia dan pada mereka yang tidak jelas penyebab

leukopenia.

Dalam bawaan neutropenia dan neutropenia siklik, analisis genetik harus

dilakukan untuk mengklasifikasikan kondisi benar.

2. Imaging Studies

Tidak ada pencitraan yang spesifik untuk menetapkan diagnosis leukopenia.

Sebagai bagian dari pemeriksaan untuk lokalisasi infeksi, sesuai radiografi

(misalnya, gambar dada) ditandai.

Studi pencitraan lain ditentukan oleh keadaan-keadaan khusus dari setiap kasus.

3. Temuan histologis

Pada smear darah tepi menunjukkan penurunan yang ditandai atau tidak adanya

neutrofil.

Pada sumsum tulang mungkin menunjukkan myeloid hypoplasia atau tidak

adanya myeloid prekursor.

Dalam banyak kasus, sumsum tulang selular dengan pematangan promyelocyte di

sumsum tulang belakang.

Pada kesempatan ini, mungkin hypercellular sumsum.

Page 6: leukimia

4. Pemeriksaan pungsi lumbal pengambilan cairan Bone Merrow

9. Diagnosis

Diagnosis ditetapkan dengan melihat tanda dan gejala pada klien serta didasarkan

pada hasil pemeriksaan yang mendukung diagnosis. Pada pemeriksaan darah

lengkap tampak penurunan jumlah leukosit dalam darah. Pada smear darah tepi

menunjukkan penurunan yang ditandai atau tidak adanya neutrofil. Pemeriksaan

sumsum tulang mungkin menunjukkan myeloid hypoplasia atau tidak adanya

myeloid prekursor. Dalam banyak kasus, sumsum tulang selular dengan

pematangan promyelocyte di sumsum tulang belakang.

10. Penatalaksanaan / Pengobatan Leukopenia

Steroid dan vitamin yang diresepkan oleh dokter untuk mengaktifkan sumsum

tulang untuk menghasilkan lebih banyak sel darah putih.

Beberapa terapi seperti terapi sitokin dan kemoterapi digunakan untuk pengobatan

leukopenia.

11. Prognosis Leukopenia

Pada leukopenia tanpa pengobatan, dalam waktu kurang dari 1 minggu setelah

dimulainya leukopenia total akut, dapat terjadi kematian. Pada leukopenia karena

aplasia sumsum tulang, asalkan tersedia waktu yang cukup, pasien diterapi dengan

transfusi yang tepat, ditambah antibiotik dan obat-obatan lainnya untuk

menaggulangi infeksi, biasanya terbentuk sumsum tulang baru yang cukup dalam

waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan supaya konsentrasi sel-sel darah

dapat kembali normal (Guyton,2008).

http://nersc08.blogspot.com/2011/04/leukopenia.html

Page 7: leukimia

LEUKOPENIA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Lekopenia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah lebih rendah daripada

normal dimana jumlah leukosit lebih rendah dari 5000/mm³. (Suzanne C.

Smeltzer, 2002)

Leukopenia adalah berkurangnya jumlah eritrosit di dalam darah, jimlahnya sama

dengan 5000/mm³ atau kurang. (Poppy, 2000)

Agranulositosis adalah sumsum tulang berhenti membentuk neutrofil,

mengakibatkan tubuh tidak dilindungi terhadap bakteri dan agen lain yang akan

menyerang jaringan ( Guyton, 1992 )

Agranulositosis adalah keadaan yang sangat serius yang ditandai dengan jumlah

leukosit yang sangat rendah dan tidak adanya neutrofil ( Price Sylvia A, 1995 )

Agranulositosis adalah keadaan yang potensial fatal dimana hampir tidak terdapat

leukosit polimorfonuklear atau jumlah granulosit yang lebih rendah dari

2000/mm³ ( Brunner, 2002 )

2. Penyebab

Infeksi virus dan sepsis bakterial yang berlebihan dapat menyebabkan leukopenia.

Penyebab tersering adalah keracunan obat seperti fenotiazin (yang paling sering),

begitu juga clozapine yang merupakan suatu neuroleptika atipikal. Obat antitiroid,

sulfonamide, fenilbutazon, dan chloramphenicol juga dapat menyebabkan

leukopenia. Selain itu, radiasi berlebihan terhadap sinar X dan γ juga dapat

menyebabkan terjadinya leukopenia.

Penyebab dari agranulositosis adalah penyinaran tubuh oleh sinar gamma yang

disebabkan oleh ledakan nuklir atau terpapar obat-obatan (sulfonamida,

kloramphenikol, antibiotik betalaktam, Penicillin, ampicillin, tiourasil).

Page 8: leukimia

Kemoterapi untuk pengobatan keganasan hematologi atau untuk keganasan

lainnya, analgetik dan antihistamin jika sering serta makin banyak digunakan.

3. Patofisiologi

Lima jenis leukosit yang telah diidentifikasi dalam darah perifer adalah neutrofil

(50- 75%), eusinofil (1 – 2%), basofil (0,5 – 1%), monosit (6%), limfosit (25-

33%).

Sel mengalami proliferasi mitotik, diikuti fase pematangan memerlukan waktu

bervariasi dari 9 hari untuk eusinofil sampai 12 hari untuk neutrofil. Proses ini

akan mengalami percepatan bila ada infeksi. Sumsum tulang memiliki tempat

penyimpanan cadangan 10 kali jumlah neutrofil yang dihasilkan per hari. Bila

infeksi cadangan ini dimobilisasi dan dilepaskan ke dalam sirkulasi. Neutrofil

merupakan sistem pertahanan priemer tubuh dengan metode fagositosis. Eusinofil

mempunyai fagositosis lemah dan berfungsi pada reaksi antigen antibodi. Basofil

membawa faktor pengaktifan histamin. Monosit meninggalkan sikulasi menjadi

makrofag jaringan. Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit T bergantung pada

timus, berumur panjang dibentuk dalam timus, bertanggung jawab atas respon

kekebalan seluler melalui pembentukan sel yang reaktif antigen. Limfosit B

berdiferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan imunoglobulin, sel ini

bertanggung jawab terhadap kekebalan humoral.

4. Gejala Klinis

a. Pasien tidak menunjukkan gejala sampai terjadi infeksi.

b. Demam dengan ulserasi merupakan keluhan yang tersering.

c. Rasa malaise umum ( rasa tidak enak, pusing)

d. Tukak pada membran mukosa

e. Takikardi

f. Disfagia

5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Jumlah darah lengkap : hemoglobin dan hematokrit

Page 9: leukimia

b. Jumlah eritrosit : menurun (dibawah 5000/mm³ pada lekopenia dan dibawah

2000/mm³ pada agranulositosis.)

6. Penatalaksanaan

Cara paling efektif untuk menangani leukopenia adalah dengan mengatasi

penyebabnya (simptomatik). Belum ada pola makan atau diet yang berhubungan

untuk menambah jumlah sel darah putih. Setiap obat yang dicurigai harus

dihentikan. Apabila granulosit sangat rendah pasien harus dilindungi oleh setiap

sumber infeksi. Kultur dari semua orifisium (misal: hidung, mulut) juga darah

sangat penting. Dan jika demam harus ditangani dengan antibiotik sprektrum luas

sampai organisme dapat ditemukan. Higiene mulut juga harus dijaga. Irigasi

tenggorokan dengan salin panas dapat dilakukan untuk menjaga agar tetap bersih

dari eksudat nekrotik. Tujuan penanganan, selain pemusnahan infeksi adalah

menghilangkan penyebab depresi sumsum tulang. Fungsi sumsum tulang akan

kembali normal secara spontan (kecuali pada penyakit neoplasma) dalam 2 atau 3

minggu, bila kematian akibat infeksi dapat dicegah..

Page 10: leukimia

Neutropenia

a. Definisi

Neutropenia adalah kondisi dimana jumlah dari neutrophils dalam aliran darah

berkurang. Neutrophils adalah tipe dari sel darah putih juga dikenal sebagai

polymorphonuclear leukocytes atau PMNs. Neutropenia mempengaruhi

kemampuan tubuh untuk melawan infeksi-infeksi

b. Diagnosa Neutropenia

Menentukan Neutropenia White blood cell count (WBC) adalah jumlah dari sel-

sel darah putih dalam volume darah. Batasan normal untuk WBC bervariasi

sedikit diantara labor-labor namun umumnya adalah antara 4,300 dan 10,800 sel-

sel per microliter atau cubic millimeter (cmm). WBC dapat juga dirujuk sebagai

jumlah leukocyte dan dapat dinyatakan dalam international units sebagai 4.3 x

109to 10.8 x 109 sel-sel per liter. Persentase dari tipe-tipe yang berbeda dari sel-

sel darah putih pada WBC disebut WBC differential. Absolute neutrophil count

(ANC) ditentukan oleh produk dari jumlah sel darah putih atau white blood cell

count (WBC) dan fraction (pecahan) dari neutrophils diantara sel-sel darah putih

seperti yang ditentukan oleh analisa WBC differential. Contohnya, jika WBC

adalah 10,000 per microliter dan 70% adalah neutrophils, ANC akan menjadi

7,000 per microliter. ANC dari kurang dari 1500 per microliter (1500/microL)

adalah definisi yang umumnya diterima dari neutropenia. Neutropenia adakalanya

lebih jauh dikelompokan sebagai:

- ringan jika batasan ANC dari 1000-1500/microL,

- sedang dengan ANC dari 500-1000/microL, dan

- parah jika ANC dibawah 500/microL.

Beberapa istilah-istilah medis mungkin digunakan secara sinonim dengan

neutropenia, meskipun definisi-definisi tepat mereka adalah berbeda. Leukopenia

merujuk pada umumnya pada jumlah sel-sel darah putih yang berkurang,

Page 11: leukimia

sementara granulocytopenia merujuk pada jumlah yang berkurang dari semua sel-

sel darah tipe granulocyte (neutrophils, eosinophils, dan basophils).

Karena neutrophils normalnya melebihi tipe-tipe lain dari granulocytes, istilah ini

adakalanya digunakan untuk merujuk pada neutropenia. Akhirnya,

agranulocytosis secara harafiah merujuk ketidakhadiran sepenuhnya dari semua

granulocytes, namun istilah ini adakalanya digunakan untuk merujuk pada

neutropenia yang parah.

c. Etiologi

Neutropenia dapat hadir (meskipun ia adalah relatif tidak umum) pada individu-

individu sehat yang normal, khususnya pada beberapa orang-orang keturunan

Afrika atau Arab dan Yahudi-Yahudi Yemenite. Neutropenia mungkin timbul

sebagai akibat dari produksi neutrophils yang berkurang, penghancuran

neutrophils setelah mereka diproduksi, atau penyatuan dari neutrophils (akumulasi

dari neutrophils keluar dari sirkulasi).

Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari banyak kondisi-kondisi medis:

Infeksi-infeksi (lebih umum infeksi-infeksi virus, namun juga infeksi-infeksi

bakteri atau parasit). Contoh-contoh termasuk: HIV, tuberculosis, malaria, Epstein

Barr virus (EBV), Obat-obat yang mungkin merusak sumsum tulang (bone

marrow) atau neutrophils, termasuk kemoterapi kanker, Kekurangan-kekurangan

vitamin (megaloblastic anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12

dan/atau folate), Penyakit-penyakit dari sumsum tulang seperti leukemia-

leukemia, myelodysplastic syndrome, aplastic anemia, myelofibrosis, Terapi

Radiasi, Penyakit-penyakit bawaan (sejak lahir) dari fungsi sumsum tulang atau

dari produksi neutrophil, contohnya, Kostmann syndrome;

Penghancuran autoimmune dari neutrophils (sebagai kondisi primer atau

berhubungan dengan penyakit lain seperti Felty's syndrome) atau dari obat-obat

yang menstimulasi sistim imun untuk menyerang sel-sel; Hypersplenism, yang

Page 12: leukimia

merujuk pada perampasan yang meningkat dan/atau penghancuran dari sel-sel

darah oleh limpa (spleen).

d. Gambaran Klinis

Gejala Neutropenia : Neutropenia dapat terjadi secara tiba-tiba dalam beberapa

jam atau beberapa hari (neutropenia akut) atau bisa berlangsung selama beberapa

bulan atau beberapa tahun (neutropenia kronik). Neutropenia tidak mempunyai

gejala yang spesifik, sehingga cenderung tidak diperhatikan sampai terjadinya

infeksi. Pada neutropenia akut, bisa terjadi demam dan luka terbuka (ulkus, borok)

yang terasa nyeri di sekitar mulut dan anus. Yang akan diikuti oleh pneumonia

bakteri dan infeksi lainnya. Pada neutropenia kronik, perjalanan penyakitnya tidak

terlalu berat jika jumlah neutrofilnya tidak terlalu rendah.

e. Penatalaksanaan

Merawat Neutropenia : Perawatan dari neutropenia didasarkan pada penyebab

yang mendasarinya, keparahan, dan kehadiran dari infeksi-infeksi atau gejala-

gejala yang berhubungan serta keadaan kesehatan keseluruhan dari pasien.

Sungguh, perawatan harus juga diarahkan pada segala proses-proses penyakit yag

mendasarinya. Perawatan-perawatan yang secara langsung dialamatkan pada

neutropenia mungkin termasuk (catat bahwa semua dari perawatan-perawatan ini

mungkin tidak tepat pada setting yang diberikan):

obat-obat antibiotik dan/atau obat-obat anti jamur untuk membantu melawan

infeksi-infeksi; pemasukan dari faktor-faktor pertumbuhan sel-sel darah putih

(seperti recombinant granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF, filgrastim)

pada beberapa kasus-kasus dari neutropenia yang parah; transfusi-transfusi

granulocyte; atau terapi corticosteroid atau intravenous immune globulin untuk

beberapa kasus-kasus dari neutropenia yang ditengahi oleh imun.

http://deoblogger.blogspot.com/2010/07/neutropenia.html