Leukemia Limfositik Kronik

4
LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIK PEMERIKSAAN 1. MANIFESTASI KLINIS Kebanyakan pasien LLK tidak menunjukkan gejala (asimptomatik). Pada pasien dengan gejala, paling sering ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat badan, kelelahan, hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan olahraga/latihan. 2. PEMERIKSAAN FISIK 20-30% pasien tidak menunjukkan kelainan fisik Sekitar 50% pasien mengalami limfadenopati dan/atau hepatosplenomegali Sering terjadi infeksi berkaitan dengan perjalanan penyakit Bisa ditemukan perdarahan (trombositopenia) 3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM a. Pemeriksaan darah lengkap Hb, Ht, eritrosit menurun (namun tidak separah LLA) Jumlah leukosit selalu meningkat Jumlah trombosit meningkat, turun, atau normal b. Sediaan apus darah Eritrosit : normositik normokrom Leukosit : limfositosis, limfosit matang 70-90%, smudge cell (sel basket) >, limfoblast <

description

LLK

Transcript of Leukemia Limfositik Kronik

Page 1: Leukemia Limfositik Kronik

LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIK

PEMERIKSAAN

1. MANIFESTASI KLINIS

Kebanyakan pasien LLK tidak menunjukkan gejala (asimptomatik). Pada pasien

dengan gejala, paling sering ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat

badan, kelelahan, hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan

olahraga/latihan.

2. PEMERIKSAAN FISIK

20-30% pasien tidak menunjukkan kelainan fisik

Sekitar 50% pasien mengalami limfadenopati dan/atau hepatosplenomegali

Sering terjadi infeksi berkaitan dengan perjalanan penyakit

Bisa ditemukan perdarahan (trombositopenia)

3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Pemeriksaan darah lengkap

Hb, Ht, eritrosit menurun (namun tidak separah LLA)

Jumlah leukosit selalu meningkat

Jumlah trombosit meningkat, turun, atau normal

b. Sediaan apus darah

Eritrosit : normositik normokrom

Leukosit : limfositosis, limfosit matang 70-90%,

smudge cell (sel basket) >, limfoblast <

c. Biopsi sumsum tulang (BMP)

Hiperseluler

Aktivitas limfopoetik meningkat

Eritropoetik tertekan

Trombosit bisa meningkat, normal, atau menurun

STADIUM LLK

Page 2: Leukemia Limfositik Kronik

1. Stadium LLK menurut RAI

Stadium Gejala klinis dan laboratorium

Median

survival

(bulan)

0 Limfositosis darah tepi dan sumsum tulang > 150

I Limfositosis + pembesaran limfonodi 101

II Limfositosis + hepatomegali/splenomegali > 71

III Limfositosis + anemia (Hb < 11 gr/dl) 19

IV Limfositosis + trombositopenia ( trombosit < 100000/uL) 19

2. Stadium LLK menurut Binet

Stadium Gejala klinis dan laboratorium

Median

survival

(bulan)

A Limfositosis darah tepi dan sumsum tulang (+) > 7

B< 3 daerah limfoid yang membesar, limfositosis darah

tepi dan sumsum tulang (+)< 5

C

≥ 3 daerah limfoid yang membesar, stadium B + anemia

(Hb < 11 gr/dl pada pria dan < 10 gr/dl pada wanita atau

trombositopenia (< 100000/uL)

< 2

PENATALAKSANAAN

Diagnosis LLK tidak menandakan perlunya pengobatan. Saat ini tidak terdapat terapi kuratif

untuk LLK. Tujuan terapi pada kebanyakan pasien LLK adalah meredakan gejala dan

memperpanjang kelangsungan hidup.

Indikasi terapi adalah :

Kegagalan sumsum tulang yang progresif yang ditandai dengan memburuknya

anemia dan atau trombositopenia

Limfadenopati yang progresif (>10cm)

Splenomegali massif (>6cm) atau nyeri pada limpa

Limfositosis progresif (dalam 2 bulan meningkat 50%)

Sitopenia autoimun

Page 3: Leukemia Limfositik Kronik

Kemungkinan terapi adalah sebagai berikut.

1. LLK stadium dini yang stabil

Pada pasien ini tidak perlu diterapi kecuali timbul gejala. Hal ini berdasarkan pada :

Pasien dapat bertahan hidup sebagaimana subjek normal

(+) klorambusil dapat memperlambat progresivitas penyakit, namun tidak

memperbaiki usia hidup

2. LLK stadium lanjut dengan batas tumor luas dan gagal sumsum tulang

a. Klorambusil

Mula-mula 2-4 mg kemudian dinaikkan 6-8 mg per oral setiap hari atau

pemberian intermiten setiap 2-4 minggu dengan dosis 0,4-0,7 mg/kgBB per oral.

Pengobatan diberikan sepanjang terdapat respon, biasanya tidak lebih dari 8-12

bulan.

b. Siklofosfamid

Diberikan kepada pasien yang tidak dapat mentoleransi klorambusil, dapat

diberikan siklofosfamid dengan dosis 200 mg/m2/hari per oral selama 5 hari atau

pemberian intermiten setiap 3-4 minggu dengan dosis 500-750 mg/m2 intravena.

3. Sitopenia akibat mekanisme autoimun

Diberikan kortikosteroid dengan dosis 1 mg/kgBB per hari.