Leukemia

32
LEUKEMIA By : Kelompok 3

Transcript of Leukemia

Page 1: Leukemia

LEUKEMIA

By : Ke lompok 3

Page 2: Leukemia

2

Nama Anggota Kelompok

1. Bilklintono2. Ella Sasmita3. Etty Rosmalinda

Dewi4. Fitri Widianti5. Hermanto6. Jefri Adrianus7. Jonli8. Novera Widiastuty9. Rindang Tri Ayu10.Sumanto

Page 3: Leukemia

3

Definisi Leukemia Menurut Handayani (2008;87) leukemia

merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini yang berlebihan dari sel darah putih. Leukemia juga bisa di definisikan sebagai keganasan sel darah akibat proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoietik.

Menurut Corwin (2009;430) bahwa leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu sel darah putih dengan menyingkirkan jenis sel lain.

Page 4: Leukemia

Etiologi 1. Faktor Genetik

Menyebabkan kelainan kromosom dan membuat sel lebih rawan mengalami abnormalitas genetik kemudian sel akan mengalami mutasi dan memicu pertumbuhan sel darah putih yang abnormal sehingga proliferasi mieloblast yang tidak terkontrol dan menyebabkan leukemia.

2. Sinar RadiokatifMerupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian leukemia mieloblastik akut (AML) dan leukemia granulositik kronis (LGK) jelas sekali meningkat sesudah sinar radioaktif. Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa penderita yang diobati dengan sinar radioaktif akan menderita leukemia pada 6 % klien, dan baru terjadi sesudah 5 tahun.

3. Virus Sampai sekarang belum dapat dibuktikan bahwa penyebab leukemia pada manusia adalah virus. Meskipun demikian ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai penyebab leukimia, yaitu enzyme reverse transcriptase ditemukan dalam darah manusia.

4

Page 5: Leukemia

5

Klasifikasi

Menurut Handayani (2008;89), leukemia dapat

diklasifikasikan menjadi :Leukemia Akut Kronis

Leukemia Mielositik Akut (LMA) Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Leukemia Mielositik Kronis (LMK) Leukemia Limfositik Kronis (LMK)

Page 6: Leukemia

6

Manifestasi KlinisMenurut Corwin (2009;431), leukimia akut memperlihatkan

gejala klinis yang mencolok. Leukimia kronis berkembang secara lambat dan mungkin hanya memperlihatkan sedikit gejala sampai stadium lanjut. Manifestasi klinis dari leukemia :

• Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia

• Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih

• Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi

• Nyeri tulang akibat pemupukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti nyeri yang semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukimia biasanya bersifat progresif.

• Penurunan berat badan karena berkurangnya nafsu makan dan peningkatan konsumsi kalori oleh sel-sel neoplastik

• Limfadenofati, splenomegali, dan hepatomegali akibat infiltrasi sel leukemik ke organ-organ limfoid dapat terjadi.

Page 7: Leukemia

7

Patofisiologi • Menurut Smeltzer (2001) analisa sitogenik menghasilkan banyak

pengetahuan mengenai aberasi kromosom yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi, dua atau lebih kromosom mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.

• Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak.

Page 8: Leukemia

8

Komplikasi

Menurut (Smeltzer, 2001;955), komplikasi

leukemia meliputi.

Perdarahan dan infeksi,

Pembentukan batu ginjal,

Anemia

Masalah pada gastroentestinal

Page 9: Leukemia

9

Pemeriksaan diagnostik

Menurut Handayani (2008;101), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan leukemia adalah :

1. Pemeriksaan darah lengkapMenunjukkan adanya penurunan hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah merah dan trombosit.

2. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi memberikan data diagnostik definitif.

Page 10: Leukemia

10

3. Asam urat serum meningkat karena

pelepasan oksipurin setelah keluar

masuknya sel-sel leukemia cepat dan

penggunaan obat sitotoksik.

4. Sinar X dada, untuk mengetahui luasnya

penyakit.

5. Profil kimia, EKG, dan kultur spesimen

untuk menyingkirkan masalah atau

penyakit lain yang timbul.

Page 11: Leukemia

11

Penatalaksanaan Menurut Corwin (2009;432), penatalaksanaan pada

leukemia yaitu.1. Kemoterapi.2. Antibiotik untuk mencegah infeksi3. Transfusi sel darah merah dan trombosit untuk

mengatasi anemia dan mencegah perdarahan. 4. Pencangkokan sumsum tulang dapat berhasil

mengobati penyakit. Produk darah dan antibiotik spektrum luas diberikan selama prosedur transplantasi sumsum tulang untuk melawan dan mencegah infeksi

5. Imunoterapi, termasuk dengan interferon dan sitokin lain, digunakan untuk memperbaiki hasil.

Page 12: Leukemia

12

6.Terapi untuk leukimia kronis mungkin lebih

konservatif.

7.Antosianin (zat kimia yang diketahui bersifat

antioksidan dan melindungi hati) yang diisolasi

dari tanaman hibicus sabdariffa tengah diteliti

sebagai agen kemopreventif dengan cara

menyebabkan apoptosis (mematikan sel kanker

pada sel leukimia promielositik manusia.

Page 13: Leukemia

13

Asuhan Keperawatan

Page 14: Leukemia

14

Pengkajian Riwayat penyakit• Keluhan utama

Pasien penderita leukemia biasanya mengeluhkan lemah, lesu, sakit kepala, pucat (anemia), nyeri pada tulang, dan kecenderungan terjadi perdarahan.

• Riwayat penyakit dahuluKaji apakah ada pengobatan kanker sebelumnya.

Jika pasien pernah menjalani kemoterapi sebelumnya kemungkinan dapat memicu terjadinya leukemia akibat rusaknya sel-sel darah putih.

• Riwayat penyakit keluargaAdanya anggota keluarga yang pernah mengalami

penyakit leukemia, atau adanya gangguan hematologi.• Riwayat psikososial dan spiritual

Umumnya pasien merasa takut, cemas dengan penyakit yang diderita, tampak bingung, merasa kehilangan kemampuan dan harapan, depresi, ada juga yang merasa penyakitnya karena Tuhan tidak adil terhadapnya (hubungan spiritualnya kurang baik).

Page 15: Leukemia

15

Lanjutan ........Pola pemenuhan kebutuhan dasar• Nutrisi : Pasien mengalami penurunan nafsu

makan sehingga berat badan menurun dan sering muntah.

• Hygiene perseorangan : Pasien masih dapat melakukan hygiene secara mandiri, tetapi karena merasa sakit kegiatan tersebut dapat dibantu oleh orang lain.

• Eliminasi : Pasien sering mengalami diare, nyeri abdomen, kadang adanya darah pada urine akibat perdarahan. Jika ada perdarahan di lambung, maka fesesnya berwarna hitam.

• Aktivitas dan tidur : Saat beraktivitas pasien sering merasa cepat lelah, gelisah, dan kurang tidur.

Page 16: Leukemia

16

Lanjutan ........Pemeriksaan fisik (head to toe)• Keadaan umum : Takikardia, bradipnea, suhu terkadang

meningkat, demam, menggigil.• Kepala dan rambut : Biasanya kulit kepala terkelupas dan merah,

rambut banyak rontok akibat kemoterapi.• Leher : Adanya pembesaran kelenjar limfe.• Mata : Konjungtiva pucat biasanya pada leukemia dengan tanda

gejala anemia, perdarahan retina, dan gangguan penglihatan.• Hidung : Ada epistaksis.• Mulut dan tenggorokan : Sering sariawan, mukosa bibir

kering/pucat, ada perdarahan pada gusi.• Toraks : Pasien dengan leukemia limfositik kronis ditemukan efusi

pleura, suara napas ronchi, frekuensi napas meningkat, dispnea.• Abdomen : Adanya hepatomegali, splenomegali, nyeri ulu hati

(jika ada perdarahan). • Ekstremitas : Adanya nyeri pada tulang dan sendi.• Integumen : Akral dingin, adanya petekie, ekimosis, purpura,

hematoma.• Neurologi : Pusing, sakit kepala, gelisah, penurunan kesadaran.• Anus : Adanya perdarahan.

Page 17: Leukemia

17

Diagnosis keperawatan 1. Nyeri yang berhubungan dengan infiltrasi leukosit jaringan

sistemik.2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang

berhubungan dengan perubahan proliferatife gastrointestinal dan efek toksik obat kemoterapi.

3. Kelemahan yang berhubungan dengan anemia.4. Aktual/risiko tinggi penurunan cairan hipovolemik dan syok

yang b/d pengeluaran cairan berlebih karena diare, muntah-muntah, perdarahan dan penurunan intake cairan.

5. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan penurunan sumber energi peningkatan laju metabolik akibat produksi leukosit yang berlebihan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.

6. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau perubahan kesehatan.

7. Berduka yang berhubungan dengan kehilangan, kemungkinan terjadi karena perubahan peran fungsi.

Page 18: Leukemia

18

Intervensi Keperawatan

1. Nyeri yang berhubungan dengan infiltrasi leukosit jaringan sistemik.Tujuan : Setelah tindakan keperawatan nyeri akan berkurang.Kriteria Evaluasi :.Secara subjektif klein menerima medikasi nyeri sesuai dengan yang diresepkan dan menunjukkan penurunan tanda-tanda fisik dan perilaku tentang nyeri. Secara objektif didapatkan TTV dalam batas normal, dan wajah rileks.

Page 19: Leukemia

19

Intervensi Rasional

Kaji karakteristik nyeri: lokasi, kualitas,

frekuansi, dan durasi.

Memberikan dasar untuk mengkaji

perubahan pada tingkat nyeri dan

mengevaluasi intervensi.

Tenangkan klien bahwa anda mengetahui

nyeri yang dirasakan adalah nyata dan bahwa

anda akan membantu klien dalam

mengurangi nyeri tersebut.

Rasa takut bahwa nyerinya tidak dianggap

nyata dapat meningkatkan ansietas dan

mengurangi toleransi nyeri.

Kaji faktor lain yang menunjang nyeri,

keletihan, dan marah klien.

Memberikan data tentang factor-faktor yang

menurunkan kemampuan klien untuk

menoleransi nyeri dan meningkatkan tingkat

nyeri klien.

Berikan analgetik untuk meningkatkan

peredaraan nyeri optimal dalam batas resep

dokter.

Analgetik cenderung lebih efektif ketika

diberikan secara dini pada siklus nyeri.

Kaji respons perilaku klien terhadap nyeri dan

pengalaman nyeri.

Memberikan informasi tambahan tentang

nyeri klien.

Kolaborasikan dengan klien, dokter, dan tim

perawatan kesehatan lain ketika mengubah

penatalaksanaan nyeri diperlukan.

Metode baru pemberian analgetik harus dapat

diterima klien, dokter, dan tim perawatan

kesehatan lain agar dapat efektif, partisipasi

klien menurunkan rasa ketidakberdayaan

klien.

Berikan dukungan penggunaan strategi

pereda nyeri yang telah klien terapkan

dengan berhasil pada pengalaman nyeri

sebelumnya.

Memberikan dorongan strategi perdaraan

nyeri yang dapat diterima klien dan keluarga.

Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan

nyeri: distraksi, imajinasi, relaksasi, dan

stimulasi kutan.

Meningkatkan jumlah pilihan dan strategi

yang tersedia bagi klien.

Page 20: Leukemia

20

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan efek toksik obat kemoterapi.Tujuan : Mengurangi mual muntah sebelum, selama, dan sesudah pemberian kemoterapi.Kriteria Evaluasi : Klien melaporkan penurunan mual dan muntah, menunjukkan turgor kulit normal dan membran mukosa yang lembab, melaporkan tidak adanya penurunan berat badan tambahan, mengomsumsi cairan dan makanan yang adekuat

Page 21: Leukemia

21

Intervensi Rasional

Sesuaikan diet sebelum dan sesudah pemberian

obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi klien.

Setiap klien berespons secara berbeda terhadap

makanan setelah kemoterapi, makanan kesukaan

dapat meredakan mual dan muntah klien.

Cegah pandangan, bau, dan bunyi-bunyi yang

tidak menyenangkan di lingkungan.

Sensasi tidak menyenangkan dapat menstimulasi

pusat mual dan muntah.

Gunakan distribusi, relaksasi, dan imajinasi

sebelum dan sesudah kemoterapi.

Menurunkan anisietas yang dapat menunjang mual

muntah.

Berikan antiematik, sedative, dan kortikosteroid

yang diresepkan.

Kombinasi terapi obat berupaya untuk mengurangi

mual muntah melalui control berbagai factor

pencetus.

Pastikan hidrasi cairan yang adekuat sebelum,

selama dan sesudah pemberian obat. Kaji intake

dan output cairan.

Volume cairan yang adekuat akan mengencerkan

kadar obat, menngurangi stimulasi reseptor

muntah.

Berikan dukungan kepada klien agar dapat

menjaga personal hygiene dengan baik.

Mengurangi rasa kecap yang tidak menyenangkan.

Berikan tindakan pereda nyeri jika diperlukan. Meningkatkan rasa nyaman akan meningkatkan

toleransi fisik terhadap gejala yang dirasakan.

Page 22: Leukemia

22

3. Kelemahan yang berhubungan dengan

anemia.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan terjadi

penurunan tingkat keletihan.

Kriteria Evaluasi : Pasien melaporkan dapat

tidur lebih baik, melaporkan penurunan tingkat

keletihan, energi yang adekuat untuk ikut serta

dalam aktivitas, mengonsumsi diet dengan

masukan protein dan kalori yang dianjurkan,

Page 23: Leukemia

23

Intervensi Rasional

• Berikan dorongan untuk istirahat

beberapa periode selama siang hari.

Terutama sebelum dan sesudah latihan

fisik.

• Selama istirahat, energi hemat dan

tingkat energi dipengaruhi. Beberapa

kali periode istirahat singkat mungkin

lebih bermemfaat dibandingkan suatu

kali periode istirahat yang panjang.

• Tingkatkan jam tidur total pada malam

hari.

• Tidur membantu untuk memulihkan

tingkat energi

• Atur kembali jadwal setiap hari dan atur

aktivitas untuk menghemat pemakaian

energi.

• Pengatur kembali aktivitas dapat

mengurangi kehilangan energi dan

mengurangi stresor.

• Berikan masukan protein dan kalori

yang adekaut.

• Penipisan kalori dan protein

menurunkan toleransi aktivitas.

• Beriakn dorongan untuk teknik reaksi

imajenasi.

• Peningkatan relaksasi dan istirahat

psikologis dapat menurunkan keletihan

fisik.

• Kolaborasi pemberian produk darah

sesuai yang diresepkan.

• Penurunan hemeoglobin akan

mencetuskan klien pada keletihan

akibat penurunan keterbatasan

Page 24: Leukemia

24

4. Aktual/risiko tinggi penurunan cairan hipopolemik dan syok yang b/d pengeluaran cairan berlebih karena diare, muntah-muntah, perdarahan dan penurunan intake cairan.Tujuan : dalam waktu 1x24 jam gangguan volume dan syok hipopolemi teratasi.KH : klien tidak mengeluh pusing, membran mukosa lembab, turgor kulit normal, TTV dalam batas normal, CRT kurang dari 3 detik, urin lebih dari 600ml/hari. Laboratorium : nilai Hematokrit dan protein serum meningkat, kreatin menurun.

Page 25: Leukemia

25

INTERVENSI RASIONAL

Pantau status cairan (turgor kulit, membran mukosa dan

keluaran urin)

Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari keadaan

status cairan.

Penurunan volume cairan mengakibatkan menurunnya produksi

urin, pemantauan yang ketat pada produksi urin < 600

ml/hr merupakan tanda-tanda terjadinya syok

kardiogenik.

Kaji sumber-sumber kehilangan cairan Kehilangan cairan bisa berasal dari faktor ginjal dan diluar

ginjal. Penyakit yang mendasari terjadinya kekurangan volume

cairan juga ini harus diatasi. Perdarahan harus dikendalikan,

muntah dapat diatassi dengan obat-obata antiemetik dan diare

dengan antidiare.

Auskultasi TD, bandingkan kedua

Lengan, ukur dalam keadaan berbaring,

Duduk, atau, bila memungkinkan.

Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik yang memberikan

manifestasi sudah terlibatnya sistem kardiovaskular untuk

melakukan kompensasi mempertahankan tekanan darah.

Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi

Perifer, dan diaforesis secara teratur.

Mengetahui adanya pengaruh adanya peningkatan tahanan

perifer.

Timbang berat badan setiap hari. Sebagai ukuran keadekuatan volume cairan, intake yang lebih

besar dari output dapat diindikasi menjadi renal

obstruksi.

Pantau frekuensi jantung dan irama. Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukann

komplikasi.

Kolaborasi :

Pertahankan pemberian cairan scara intervena

Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan cepat

dan memudahkan perawat dalam melakukan kontrol intake

dan output.

Pemberian kortikosteroid. Efek kortikorteroid yang menahan cairan dapat

menurunkan bertambahnya cairan yang keluar.

Monitor hasil pemeriksaan diagnostik:

platelet, Hb/Hct, dan bekuan darah.

Bila platelet <20.000/mm (akibat pengaruh sekunder obat

neoplastik), klien cenderung mengalami perdarahan.

Penurunan Hb?Hct berindikasi terhadap perdarahan.

Page 26: Leukemia

26

5. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan penurunan sumber energi peningkatan laju metabolik akibat produksi leukosit yang berlebihan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.Tujuan : aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas.KH : klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang berat terutama mobilitasi di tempat tidur

Page 27: Leukemia

27

INTERVENSI RASIONAL

Pantau status cairan (turgor kulit, membran mukosa dan keluaran urin) Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari keadaan status cairan.

Penurunan volume cairan mengakibatkan menurunnya produksi urin,

pemantauan yang ketat pada produksi urin < 600 ml/hr merupakan tanda-

tanda terjadinya syok kardiogenik.

Kaji sumber-sumber kehilangan cairan. Kehilangan cairan bisa berasal dari faktor ginjal dan diluar ginjal. Penyakit

yang mendasari terjadinya kekurangan volume cairan juga ini harus diatasi.

Perdarahan harus dikendalikan, muntah dapat diatassi dengan obat-obata

antiemetik dan diare dengan antidiare.

Auskultasi TD, bandingkan kedua

Lengan, ukur dalam keadaan berbaring,

Duduk, atau, bila memungkinkan.

Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik yang memberikan manifestasi sudah

terlibatnya sistem kardiovaskular untuk melakukan kompensasi

mempertahankan tekanan darah.

Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi

Perifer, dan diaforesis secara teratur.

Mengetahui adanya pengaruh adanya peningkatan tahanan perifer.

Timbang berat badan setiap hari. Sebagai ukuran keadekuatan volume cairan, intake yang lebih besar dari

output dapat diindikasi menjadi renal obstruksi.

Pantau frekuensi jantung dan irama. Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukann komplikasi.

Kolaborasi :

Pertahankan pemberian cairan scara intervena

Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan cepat dan memudahkan

perawat dalam melakukan kontrol intake dan output.

Pemberian kortikosteroid. Efek kortikorteroid yang menahan cairan dapat menurunkan

bertambahnya cairan yang keluar.

Monitor hasil pemeriksaan diagnostik:

platelet, Hb/Hct, dan bekuan darah.

Bila platelet <20.000/mm (akibat pengaruh sekunder obat neoplastik),

klien cenderung mengalami perdarahan. Penurunan Hb?Hct berindikasi

terhadap perdarahan.

Page 28: Leukemia

28

6. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut

akan kematian, ancaman, atau perubahan

kesehatan.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam kecemasan

klien berkurang.

KH : Klien menyatakan kecemasan berkurang,

mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi

penyebab dan faktor yang memengaruhinya,

kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.

Page 29: Leukemia

29

Intervensi Rasional

Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan, dampingi klien

dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.

Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukkan rasa marah, dan gelisah.

Hindari konfrontasi. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan

mungkin memperlambat penyembuhan.

Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan.

Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat.

Menguragi rangsangan eksternal yang tidak perlu.

Tingkatkan kontrol sensasi klien. Kontrol sensasi klien (dalam menurunkan ketakutan dengan cara

memberikan informasi tentang keadaan klien, menekankan pada

penghargaan terhadap sumber-sumberkoping pertahanan diri). Yang positif,

membantu latihan relaksasi dan teknik-teknik pengalihan, serta memberikan

respons balik yang positif.

Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktivitas

yang diharapkan.

Orientasi dapat menurunkan kecemasan.

Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

ansietasnya.

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak

diekspresikan.

Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat. Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas,

dan perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih dan

melayani aktivitas serta pengalihan (misalnya membaca) akan menurunkan

perasaan terisolasi.

Kolaborasi: berikan anticemas sesuai indikasi.

Contohnya : diazepam

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.

Page 30: Leukemia

30

7. Berduka yang berhubungan dengan kehilangan, kemungkinan terjadi karena perubahan peran fungsi.Tujuan : Klien mampu melewati proses berduka dengan sesuai. KH : Klien dan keluarga mendiskusikan kekhawatiran dan perasaan secara tebuka satu sama lain, klien dan keluarga mengunakan ekspresi nonverbal tentang kekhawatiran mereka terhadap satu sama lain, klien dan keluarga mengidenfikasi sumber-sumber yang tersedia untuk membantu strategi koping selama terbuka.

Page 31: Leukemia

31

Intevensi Rasional

1. Bantu klien untuk mengunakan ketakutan. Kekhawatiran

dan pertayaan tentang penyakit, pengobatan, serta

implikasinya dan pengobatan.

1. Dasar pengetahuan yang akurat dan meningkat akan

mengurangi ansietas dan meluruskan miskonsepsi.

1. Berikan dukungan partipasi aktiv dari klien dan

keluarganya dalam keputusan perawatan dan pengobatan

1. pertipasi aktifakan mempertahankan kemandirian dan

kontrol emosi klien.

1. Berikan dukungan agar klien dapat membuang perasaan

negatif.

3 . hal ini memungkinkan untuk mengekspresikan emosional

tanpa kehilangan harga.

1. Libatkan waktuuntuk klien menangis dan

mengekspresikan kesedihannya.

4.perasaan ini diperlukan perasaan ini diperlukan untuk

terjadinya perpisahan dan kerengangan.

1. Libatkan petugas sesuai dengan yang diinginkan oleh

klien dan keluarga

5.Guna menispestasi proses terbuka dan perawatan spiritual

1. Sarankan konseling profesional sesuia yang

diindifikasikan bagi klien dan keluarganya untuk

menghilangkan proses berduka yang patologis

6.Hal ini menfasilitas proses berduka.

1. Ciptakan situasi yang memungkinkan untuk berlatih

melewati proses terbuka.

7.proses berduka beragam. Oleh karena itu, untuk

meyelesaikan proses berduka, keragaman ini harus

dibiarkan terjadi.

Page 32: Leukemia

32

SEKIAN DAN TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT