LEMBAR PENGESAHAN -...

71
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “Hubungan Hasil Belajar Fiqh teradap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”, telah diujikan disidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 september 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (Spd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 6 September 2010 Panitia Sidang Munaqasah Ketua Panitia/Jurusan Tanggal Tanda Tangan Bahrissalim, M.Ag ………………. ………………. NIP: 196803071998031002 Sekretaris Jurusan Drs. Sapiudin Shidiq, MA ………………. ………………. NIP: 19670328 2000031 001 Penguji I Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ………………. NIP: 19470902 1967121 001 Penguji II Dr. Akhmad Sodiq, MA ………………. ………………. NIP: 19710709 1998031 001 Dekan Prof. Dr. Dede Rosyada NIP: 19571005 198703 1003

Transcript of LEMBAR PENGESAHAN -...

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan Hasil Belajar Fiqh teradap Konsistensi Pelaksanaan

Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”, telah diujikan disidang munaqasah

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 2 september 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (Spd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 6 September 2010

Panitia Sidang Munaqasah

Ketua Panitia/Jurusan Tanggal Tanda Tangan

Bahrissalim, M.Ag ………………. ……………….

NIP: 196803071998031002

Sekretaris Jurusan

Drs. Sapiudin Shidiq, MA ………………. ……………….

NIP: 19670328 2000031 001

Penguji I

Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

NIP: 19470902 1967121 001

Penguji II

Dr. Akhmad Sodiq, MA ………………. ……………….

NIP: 19710709 1998031 001

Dekan

Prof. Dr. Dede Rosyada

NIP: 19571005 198703 1003

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

ABSTRAK

Siti Jaenab:

“Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu

Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran Fiqh yang berkaitan dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu sudah dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup pembelajaran Fiqh. Akan tetapi keberhasilan pembelajaran Fiqh masih kurang optimal, sehingga belum bisa memberikan hubungan yang kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat siswa kelas VII pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Ahliyah Cikampek.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang hubungan hasil pembelajaran Fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode korelasi, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa dengan mengambil sampel sebanyak 15% dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 193 orang siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah Cikampek.

Hasil perhitungan antara hasil belajar Fiqh dan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari perhitungan korelasi product moment yang menyatakan bahwa hasil belajar Fiqh telah memberikan pengaruh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa yaitu sebesar 48,44 % dan sebesar 41,56 % konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Ini berarti hasil belajar Fiqh belum bisa memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa.

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

ABSTRAK

Siti Jaenab:

“Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu

Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran Fiqh yang berkaitan dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu sudah dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup pembelajaran Fiqh. Akan tetapi keberhasilan pembelajaran Fiqh masih kurang optimal, sehingga belum bisa memberikan hubungan yang kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat siswa kelas VII pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Ahliyah Cikampek.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang hubungan hasil pembelajaran Fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode korelasi, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa dengan mengambil sampel sebanyak 15% dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 193 orang siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah Cikampek.

Hasil perhitungan antara hasil belajar Fiqh dan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari perhitungan korelasi product moment yang menyatakan bahwa hasil belajar Fiqh telah memberikan pengaruh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa yaitu sebesar 48,44 % dan sebesar 41,56 % konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Ini berarti hasil belajar Fiqh belum bisa memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa.

i

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi Allah

SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi

Muhammad saw., keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang telah

mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak

sedikit mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari penulis

sendiri maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

4. Dr. Hj. Sitti Salmiah, MA. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia

dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada peneliti

selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

ii

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

6. A.Hidayaturrahman, S.Pd.I, sebagai Kepala MTs sekaligus guru bidang studi

Fiqh Al-Ahliyah Cikampek, beserta staf yang telah membantu proses

penelitian serta memberikan data-data yang diperlukan peneliti.

7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada penulis selama

penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini.

8. Abah dan Ema, terima kasih atas do’anya.

9. Teh idah yang dengan penuh kasih sayang selalu mendidik, memberikan

bantuan moril dan materil, Razan keponakan yang selalu menjadi semangat, A

Uus yang selalu meminjamkan laptopnya untuk mengetik, K’Jen, Teh Iis, Teh

Aas serta kakak-kakak tercinta yang selalu mendo’akan penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi di UIN.

10. Untuk teman-teman tercinta, Evi, Iyan, Umi yang selalu mengobarkan api

semangat dalam keputusasaan penulis dan semua teman-teman (khususnya

kelas B PAI Ekstensi 2006) yang telah memberikan bantuan baik langsung

maupun tidak langsung dengan penuh toleransi ikut serta memberikan

sumbangan yang amat berharga dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan

terima kasih penulis, semoga Allah SWT., membalas semua amal baik mereka, dan

akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya kepada pembaca.

Jakarta, 15 Juni 2010

Penulis

iii

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Hasil Belajar Fiqh ....................................................................... 7

1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ................................................. 7

2. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh ......................................................... 11

3. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqh ............................................ 12

4. Ruang Lingkup Materi Fiqh ............................................................... 13

B. Shalat Lima Waktu ................................................................................... 13

1. Pengertian Shalat ................................................................................ 13

2. Kedudukan Shalat Lima Waktu ......................................................... 15

3. Hikmah Pelaksanaan Shalat Lima Waktu .......................................... 17

C. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh di MTs Al-Ahliyah Cikampek ............. 18

1. Pembelajaran dan Kurikulum ............................................................. 18

iv

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

2. Metode Pengajaran ............................................................................. 19

3. Sistem Evaluasi .................................................................................. 20

D. Kerangka Berfikir .................................................................................... 21

E. Hipotesis ................................................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 23

B. Variabel Penelitian .................................................................................. 23

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 25

E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 27

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Al-Ahliyah Cikampek ........................................ 31

1. Sejarah Berdirinya ............................................................................. 31

2. Kepengurusan Sekolah ....................................................................... 33

3. Sarana dan Prasarana.......................................................................... 35

4. Keadaan guru dan Siswa .................................................................... 35

5. Visi, Misi dan Tujuan ......................................................................... 38

B. Deskripsi Data .......................................................................................... 38

C. Analisis dan Interprestasi Data................................................................. 39

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan .................................................................................................... 56

2. Saran-saran ..................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

DAFTAR TABEL

1. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 24

2. Kisi-kisi angket Ibadah shalat siswa .............................................................. 26

3. Skor item alternatif jawaban responden ......................................................... 27

4. Klasifikasi skor angket ibadah ....................................................................... 28

5. Sarana dan prasarana MTs Al-Ahliyah .......................................................... 35

6. Daftar dewan guru dan karyawan MTs Al-Ahliyah Cikampek ..................... 35

7. Keadaan siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek Tahun Pelajaran 2009-2010 ..... 36

8. Siswa merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu ......................... 40

9. Siswa shalat berjamaah .................................................................................. 40

10. Siswa shalat tepat awal waktu ........................................................................ 41

11. Siswa pernah shalat pada saat bepergian ....................................................... 41

12. Siswa pernah mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan shalat ................... 42

13. Siswa pernah shalat pada saat waktu shalat subuh sudah habis ..................... 42

14. Sepulang sekolah siswa langsung melaksanakan ibadah shalat ..................... 43

15. Siswa merasa tenang jika shalat di awal waktu ............................................. 43

16. Siswa tetap melaksanakan shalat dalam keadaan sakit .................................. 44

17. Siswa pernah meninggalkan shalat ................................................................ 44

18. Siswa tetap melaksanakan shalat ketika sedang sibuk .................................. 45

19. Siswa tetap mengqhodo shalat ketika saya lupa ............................................ 45

20. Siswa bersemangat apabila guru menjelaskan pelajaran ............................... 46

21. Siswa membaca buku yang berhubungan dengan shalat ............................... 46

22. Siswa mengerjakan shalat lima waktu atas kemauan sendiri ......................... 47

23. Siswa pernah mengerjakan shalat karena orang lain...................................... 47

24. Siswa mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua ................................... 48

25. Siswa melaksanakan shalat karena perintah guru .......................................... 48

26. Analisis item skor ibadah shalat ..................................................................... 49

27. Klasifikasi rata-rata jawaban ibadah .............................................................. 50

vi

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

vii

28. Daftar hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Semester 1 .................. 50

29. Analisis korelasi variabel X dan variabel Y ................................................... 52

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-

anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.

Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang

dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam

segala hal.

Keberhasilan pendidikan sekolah ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan beajar-mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar-mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.1

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, Pasal III

disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila “…bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

                                                            

1 Zakiyah Drajat, Pendidikkan Islam dalam keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama, 1994), Cet. ke-1, h.99 

1

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  2

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”.2

Dari tujuan pendidikan nasional yang telah disebutkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan diantaranya

adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan tersebut

tentunya tidak akan terwujud apabila hasil belajar siswa tidak sesuai dengan

apa yang diinginkan. Karena itu hasil belajar sangat penting artinya harus

dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar. Karena hasil belajar

tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan ajaran agama Islam.

Pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan kata

benda yang berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar.3 Fiqih menurut bahasa, adalah paham, sedangkan menurut

istilah, fiqih pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang mencakup

seluruh ajaran agama, baik berupa akidah, akhlak, maupun amaliah (ibadah),

yakni sama dengan arti Syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hokum

syariah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah

dewasa dan berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.4

Jadi, hasil pembelajaran fiqih adalah hasil belajar yang telah dicapai

siswa setelah mengalami proses belajar fiqih yang terlebih dahulu

mengadakan evaluasi berupa angka atau nilai.

Shalat menurut bahasa Arab ialah ”do’a”, tetapi yang dimaksud di sini

ialah ”ibadah yang tesusundari beberapa perkataan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat

yang ditentukan”.

                                                            

2 UURI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: Cemerlang. 2003). h. 7 

3 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 17 4 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), Cet. ke-3, h.

13-14 

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  3

Firman Allah Swt.:

⌧ ☺

”Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)keji dan munkar.” (Al-Ankabut:45).5

Tugas seorang guru tidak hanya mengajar tapi harus bisa menjadi

tauladan yang baik untuk anak didiknya. Dari pembelajaran fiqih yang

diantaranya mengajarkan tentang shalat, tentunya diharapkan dari hasil

pembelajaran fiqih di sekolah siswa memahami, menghayati, dan

mengamalkan ibadah shalat dalam kehidupan sehari-hari.

Jika hasil belajar siswa itu tinggi maka, hal itu akan menjadi kekuatan

bagi dirinya untuk melaksanakan usahanya yaitu shalat, dan dengan adanya

hasil belajar tersebut bisa menjadi landasan bagi siswa untuk tekun

melaksanakan shalat. Hasil belajar/nilai yang tinggi akan meningkatkan minat,

kemauan, dan semangat yang tinggi untuk melaksanakan shalat karena antara

hasil belajar yang tinggi dan semangat untuk melaksanakan shalat ada kaitan

yang erat.

Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar sangat berperan

dalam pelaksanaan shalat siswa, siswa yang memiliki nilai tinggi pada mata

pelajaran fiqh, dalam melaksanakan shalat pun pasti akan tekun dan tepat

waktu, maka dari itu kualitas hasil belajar dapat diwujudkan sehingga

hasilnya/penerapannya dapat tercapai. Dan dengan demikian tujuan bidang

studi fiqh akan tercapai dengan baik.

                                                            

5 Sulaiman Rasyid , Fiqh Islam, (Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo, 1994), Cet. Ke-27, h. 53 

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  4

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa terdorong untuk mengkaji

dan meneliti lebih lanjut “Hubungan Hasil Belajar Fiqih terhadap

Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah

Cikampek”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

a. Masalah yang berkaitan dengan hasil belajar fiqh siswa dalam proses

pembelajaran

b. Masalah yang berkaitan dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima

waktu siswa di MTs Al-Ahliyah Cikampek

c. Masalah yang berkaitan dengan Hasil pembelajaran fiqh terhadap

konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs Al-Ahliyah

Cikampek

2. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang

diteliti, maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah:

1. Hasil belajar fiqh siswa di MTs. Al-ahliyah Cikampek

2. Gambaran pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. Al-Ahliyah

Cikampek

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang

diteliti sebagai berikut:

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  5

a. Bagaimana hasil belajar fiqh siswa terhadap konsistensi pelaksanaan

shalat lima waktu siswa di MTs. Al-ahliyah Cikampek?

b. Bagaimana gambaran pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs.

Al-Ahliyah Cikampek?

c. Apakah terdapat hubungan positif antara hasil belajar fiqh siswa

dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. Al-

Ahliyah Cikampek?

4. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh

b. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs

Al-Ahliyah, Cikampek

c. Untuk mengetahui hubungan hasil belajar fiqh terhadap konsistensi

pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah, Cikampek

5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Mendapatkan pemahaman tentang shalat

b. Dapat mengetahui hubungan hasil belajar fiqh terhadap konsistensi

pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs Al-Ahliyah, Cikampek

c. Dapat mengetahui bahwa keberhasilan melaksanaan shalat yang

konsisten itu tidak hanya berhubungan dengan nilai yang tinggi tetapi

ada hubungannya juga dengan minat dan motivasi

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  6

d. Untuk lembaga (instansi) sebagai acuan dalam meningkatkan

pendidikan saat ini dan yang akan datang

 

 

 

 

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Hasil Belajar Fiqh

1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang

mempengaruhinya, bahwa belajar ialah ”suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”1 Muhibbin Syah menambahkan dalam

bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar adalah “perubahan yang relatif

menetap yang terjadi dalam keseluruhan tingkah laku suatu organisme

sebagai hasil pengalaman”.2 Begitu juga menurut James O. Whaitaker

yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi Pendidikan,

                                                            

1 Slameto, Belajar dan Faktor‐ faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Cet ke-4, h. 2 

2 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), h.68 

7

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  8

memberikan definisi bahwa belajar adalah “proses di mana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman”.3  

Sedangkan menurut Witherington yang dikutip oleh Ngalim

Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa belajar

adalah “suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, dan kepandaian”.4

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan secara individu

baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah lakunya yang

dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam

berinteraksi dengan lingkunagnnya. Semua aktivitas dan prestasi hidup

manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu adalah suatu proses,

karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan

menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujuan.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

Faktor-faktor itu menurut Slameto terbagi menjadi dua yaitu: faktor

internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal dibagi menjadi tiga faktor yaitu:

a. Faktor jasmani, yang meliputi cacat tubuh

b. Faktor psikologi, meliputi intelegensi, minat, bakat, motivasi dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

                                                            

3  Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99 

4M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990),

Cet ke-5, h. 84 

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  9

2. Faktor eksternal dibagi menjadi tiga faktor yaitu:

a. Faktor keluarga, meliputi tingkat pendidikan orang tua, keadaan ekonomi, dan lain-lain

b. Faktor sekolah, meliputi keadaan guru, sarana dan prasarana.

c. Faktor masyarakat, yang meliputi teman dalam bergaul, media massa, keadaan tempat tinggal dan kegiatan dalam masyarakat.5

Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, terjadi proses yang

melibatkan kegiatan mental. Dalam kegiatan mental, terjadi penyudunan

hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu

pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar

mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari yang tidak

diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang biasa disebut dengan

hasil belajar.

Hasil adalah perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari usaha,

pikiran dan sebagainya. Pengertian hasil belajar menurut Nana Sudjana,

mendefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar.

Menurut Benyamin Bloom, yang dikutip Nana Sudjana, dalam

bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, membagi hasil belajar

menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yang terdiri dari enam aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,

                                                            

5 Slameto, Belajar dan Faktor‐ faktor..., h. 54 

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  10

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan eksrpesif dan interpretatif.6

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar dikatakan

berhasil bila terjadi perubahan pengetahuan dalam diri siswa, tingkah

lakunya lebih baik dan juga ia lebih terampil dari sebelumnya.

Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilaian yaitu kegiatan

membandingkan hasil pengukuran skor dengan acuan yang relevan

sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif.

Ada beberapa jenis penilaian dilihat dari fungsinya, yaitu:

a). Penilaian formatif, adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar, tujuannya adalah untuk melihat proses belajar mengajar sehingga guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya.

b). Penilaian Sumatif, adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir semester dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk mlihat hasil yang dicapai siswa.

c). Penilaian Diagnosa adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.

d). Penilaian selektif adalah penilaian untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menghadapi program belajar baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.7

Alat penilaian hasil belajar adalah berupa tes. Tes adalah cara yang

dapat dipergunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka

pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian

tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan yang harus dijawab

atau perintah-perintah yang harus dikerjakan sehingga atas dasar data yang

                                                            

6  Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001). Cet ke-7, h. 22-23 

 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil ..., Cet. ke-7, h. 22 

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  11

diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang

melambangkan prestasi siswa.8

Tes sebagai alat pengukur dan penilaian hasil belajar memiliki

manfaat antara lain sebagai diagnosis dan remedial untuk mengukur

kekuatan dan kelemahan seseorang dalam rangka memperbaiki

penguasaan atau kemampuan dalam suatu program pendidikan.

Jadi agar memperoleh gambaran daya serap siswa dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa, serta tingkat

penguasaan pengetahuan tertentu perlu dengan alat penilaian.

2. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh

Sebelum membahas mengenai mata pelajaran fiqh, sebaiknya

diketahui pengertian fiqh secara istilah syara’ yaitu ilmu tentang hukum

syara’ tentang perbuatan manusia (amaliah) yang diperoleh melalui dalil-

dalilnya yang terperinci.9

Mata Pelajaran Fiqh dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of live) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Mata Pelajaran Fiqh Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: Fiqh Ibadah, Fiqh Muamalah, Fiqh Jinayah, dan fiqh Siyasah yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqh mencakup perwujudan, keserasian , keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt. dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya.10

                                                            

8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakara: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 67 

9 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1, h.19 10 Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004: Standar Kompetensi

Madrasah Tsanawiyah, h.46 

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  12

3. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqh

Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta

didik agar dapat:

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab social yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.11

Sedangkan Fiqh di Madrasah Tsanawiyah berfungsi untuk:

a. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah swt. Sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

b. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam dikalangan peserta didik dengan ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat.

c. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.

d. Pembentukan kedisiplinan dan rasa taggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat.

e. Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui ibadah dan muamalah.

f. Perbaikan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyainan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Fiqh/hukum Islam pada jenjanng pendidikan yang lebih tinggi.12

                                                            

11 Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam..., h.46 12 Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam..., h.47 

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  13

4. Ruang Lingkup Materi Fiqh

Ruang lingkup Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara: Hubungan manusia dengan Allah SWT, Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. Mata pelajaran Fiqh Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: Fiqh Ibadah, Fiqh Muamalah, Fiqh Jinayah, dan Fiqh Siyasah yang menggambarkan bahwa ruang lingkup Fiqh mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.13

 

B. Shalat Lima Waktu

1. Pengertian Shalat

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Shalat mengandung arti yang

sama dengan sembahyang yaitu: Berdo’a kepada Tuhan.14

Abdurrahman Al-Jaziri mengatakan bahwa shalat itu adalah “Do’a

dengan kebaikan.15

Sebagaimana firman Allah SWT:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman

                                                            

13 Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam…, h.48 14 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DEPDIKBUD,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 866 15 Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab, (Cairo, Darul Ulum Press, 2002), Cet.

Ke-3, h. 9  

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  14

jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.9:103).16

Adapun pengertian shalat menurut istilah adalah sebagai berikut:

Sulaiman Rasyid mengatakan : ”Shalat adalah ibadah yang

tersusun dari beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi

dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan”17

Muhammad Bagir Al-Habsyi mengatakan: “Shalat adalah ucapan-

ucapan dan gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan dengan niat shalat,

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.18

Menurut Sayyid sabik yang dikutip oleh Zurinal dan Aminuddin

mengatakan: “Shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan

perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Swt. Dan

disudahi dengan memberi salam”. (Sabiq, I, 1973:205).19

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa shalat adalah

ibadah yang meliputi kata-kata dan perbuatan sesuai dengan syarat tertentu

yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

                                                            

16 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.Toha Putra, 1989), h. 298 

17 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam..., h. 53 18 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h. 105 

19 Zurinal dan Aminuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penellitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 64

 

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  15

2. Kedudukan Shalat Lima Waktu

Dalam sehari semalam ada lima kali shalat yang wajib dikerjakan

oleh setiap Muslim yang disebut dengan shalat wajib yaitu: Shalat subuh,

dzuhur, ashar,  maghrib, dan isya. Hukumnya Wajib ‘ain, dimana setiap

Muslim wajib mengerjakannya.

Adapun shalat bagi umat Islam adalah tiang agama, tonggak

keyakinan pokok semua jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Selain itu shalat juga sebagai cara ibadah yang paling indah kepada-Nya,

sinar cemerlang untuk menerangi hidup, penenang hati penawar duka,

pencegah perbuatan yang keji dan munkar, membedakan diri manusia

untuk apa ia diciptakan Allah, untuk membedakan siapa yang muslim dan

siapa yang kafir, membentuk manusia supaya beriman dan bertaqwa

kepada Allah, menghapus dosa-dosa kecil terhadap Allah SWT. 20

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Huud ayat 114 sebagai

berikut:

Dan tetaplah engkau mengerjakan shalat pada pagi hari dan petang dan di sebagian dari malam hari, sesungguhnya perbuatan-pernbuatan jelek dan menjadi peringatan bagi orang-orang yang mau memperhatikan. (Q.S. Huud:14)

Hadits Nabi :

                                                            

20 Mawardi Laba el-Sulthani, Zikir dan Do’a mendirikan shalat yang khusu mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar, (Jakarta: Al-Mawardi Prima. 2002). Cet.11.h. 57  

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  16

الصالة عماد الدين فمن اقا مها فقد اقا م الدين ومن تر آها فقد هدم الدين

Shalat itu tiang agama, maka siapa yang menegakkan shalat berarti ia menegakkan agama. Dan siapa meninggalkan shalat berarti ia telah meruntuhkan agama.21

Hadits di atas menjelaskan bahwa shalat itu merupakan tiang

agama, kalau shalat didirikan, maka agama akan berdiri karna sudah ada

tiangnya, tetapi jika shalat tidak didirikan, maka agama akan runtuh.

Karena kedudukan shalat sebagai tiang agama, maka shalat adalah penentu

bagi diterima atau tidaknya amalan-amalan manusia yang lain di akhirat

nanti. Apabila shalatnya diterima maka amalan-amalan yang lain akan

diterima pula, tetapi apabila shalatnya ditolak maka amalan-amalan yang

lainpun akan ditolak.

Oleh karena itu apabila kita ingin amalan-amalan kita diterima,

maka kita harus berusaha dengan daya kemampuan kita untuk membuat

shalat kita diterima oleh Allah SWT, yang demikian akan menyebabkan

kita memperoleh kemenangan di akhirat nanti.

Rasulullah SAW Bersabda:

ادا صلحت صلح سا ئر عمله وادا , اول ما يحا سب به العبد يو م القيامة الصالة

فسدت فسد سائر عمله

Amalan yang mula-mula dihisab dari seseorang hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika shalatnya baik, baiklah seluruh amalnya. Sebaliknya jika shalatnya jelek, maka jeleklah semua amalnya.22

Jadi shalat adalah amalan yang sangat penting dan bersifat wajib,

karena yang akan pertama kali ditanya diakhirat nanti adalah tentang

shalat. Maka dari itu, kedudukan shalat lebih penting dibandingkan dengan

                                                            

21 Hasbi As-Shiddieqy, Mutiara Hadits, (Jakarta Bulan Bintang, 1980), Jilid VII, h.435 22 T.M. Hasbi Ash-Shidieqy, Pedoman Shalat, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1997),

Cet. ke-11, h. 55 

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  17

amalan-amalan yang lain. Dirikanlah shalat, karena shalat akan membawa

kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Hikmah Pelaksanaan Shalat Lima Waktu

Tidak ada satupun di antara perintah maupun larangan yang Allah

bebankan kepada manusia, kecuali akan memberi manfaat. Allah sama

sekali tidak berkepentingan atau membutuhkan hasil dari perintah-

perintah-Nya. Allah Swt. Maha Suci Allah dari tujuan seperti itu.

Demikian juga, ketika Allah dan Rasul-Nya memerintahkan

manusia untuk shalat. Karena shalat itu memberikan manfaat dan hikmah

yang sangat besar bagi orang yang mengerjakannya, baik hikmah yang

terkandung dalam pengulangan waktu-waktunya maupun hikmah dalam

pelaksanaan shalat itu sendiri.

Di antara hikmah melaksanakan shalat adalah sebagai pengobat

jiwa yang sakit, susah, bingung, ragu-ragu, kecewa, putus asa, takut, dan

cemas. Selain itu, shalat juga mengandung hikmah untuk memperkuat

daya juang dan ketabahan serta kesabaran dalam menghadapi berbagai

macam problem hidup dan kehidupan.23

Sementara itu, Abu Ali Hasan Ali An-Nadwi yang dikutip oleh

Hasbi Ash-Shidieqy mengatakan bahwa hikmah shalat adalah sebagai

berikut:

a. Sebagai santapan yang sehat dan lengkap bagi jiwa

b. Sebagai penjagaan terhadap manusia dari lalai mengingat Allah

c. Sebagai penyucian hati dan jiwa dari debu-debu materi24

                                                            

23 Mawardi Laba el-Sulthani, Zikir dan Do’a mendirikan shalat yang khusu mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar…, h.18-25 

24 T.M. Hasbi Ash-Shidieqy, Pedoman Shalat..., h.46  

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  18

Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hikmah melaksanakan shalat selain

sebagai pengobat jiwa dari rasa sakit, cemas, ragu, gelisah dan sebagainya

juga bisa menjadi penjaga bagi manusia supaya tidak lupa dengan

penciptanya yaitu Allah SWT dan sebagai penyucian hati dari macam-

macam masalah duniawi.

C. Pelaksanaan Shalat Lima Waktu di MTs. Al-Ahliyah Cikampek

1. Pembelajaran dan Kurikulum

Kurikulum yang digunakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah

yaitu dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

pembelajaran serta tersedianya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di

Lingkungan MTs. Al-Ahliyah Bakan Maja Cikampek, Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan/Tingkat Sekolah (KTSP) yang sesuai dengan situasi

dan kondisi sekolah/satuan pendidikan yang berpedoman pada standar

kelulusan SMP/MTs sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah Pusat

melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 dan

Peraturan Menteri Pendidikan No.23 tahun 2006

Mengenai peningkatan kegiatan ibadah siswa, khususnya shalat

lima waktu, siswa dibiasakan untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan

Asmaul husna setiap kali akan mulai pelajaran dan shalat berjama’ah serta

praktek-praktek badah lainnya.

Kurikulum pelajaran Fiqh dalam pelaksanaannya ditekankan pada

upaya memberikan kemampuan pada anak didik, agar terbiasa beribadah.

Hal ini diupayakan dengan melaksanakan praktek, pada materi-materi

tertentu seperti shalat dan haji.25

                                                            

25 Hasil wawancara dengan Guru Fiqh MTs Al-Ahliyah pada tanggal 28 Februari 2010 

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  19

2. Metode Pengajaran

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila dia tidak menguasai

satupun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para

ahli psikologi dan pendidikan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan

menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode

yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tapi

menarik perhatian anak didik. Tetapi pengguanaan metode yang bervariasi

juga tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila

penggunaannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang

mendukungnya serta kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu,

disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.

Mengenai metode pengajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah

adalah sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah ini merupakan salah satu metode yang

digunakan oleh guru Fiqh dalam penyampaian materi pengajaran Fiqh.

Metode ini digunakan oleh guru Fiqh secara rutin dalam

menyampaikan materi pelajaran, karena materi pelajaran Fiqh yang

harus disampaikan sangat banyak, sedangkan alokasi waktu yang

diberikan hanya 2 jam pelajaran dalam seminggu. Dengan metode ini,

guru dapat menyampaikan materi pelajaran yang banyak dengan

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  20

alaokasi waktu sedikit. Disamping itu, metode ceramah

pelaksanaannya sangat sederhana, sehingga mudah digunakan oleh

guru.

b. Metode Tanya Jawab

Dalam menyampaikan materi Fiqh di kelas VII, guru juga

mengguanakan metode Tanya jawab. Metode ini biasanya digunakan

setelah guru menyampaikan materi pelajaran atau disela-sela kegiatan

belajar mengajar. Metode ini digunakan untuk mengetahui pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi digunakan oleh guru Fiqh untuk

memberikan pengalaman praktis kepada siswa tentang tatacara ibadah

yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ilmu Fiqh yang mereka

pelajari. Karena ilmu Fiqh bukan hanya sekedar teori, melainkan

praktek amaliah yang harus diutamakan.

d. Metode Latihan

Metode latihan ini memberikan kemampuan kepada siswa

untuk berlatih, yaitu melakukan suatu keterampilan tertentu

berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru. Metode ini memilki cirri

khas bahwa kegiatan yang berupa pengalaman berkali-kali dilakukan

dari suatu hal yang sama seperti melakukan shalat, puasa, zakat dan

sebagainya.

3. Sistem Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar

mengajar, yang digunakan untuk mengukur (memberikan penilaian)

terhadap hasil kegiatan belajar mengakar. Evaluasi pelajaran Fiqh di kelas

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  21

VII MTs. Al-Ahliyah dilakukan oleh guru kepada siswa melalui tes harian

dan tes akhir semester. Untuk mendapatkan nilai mata pelajaran Fiqh

digunakan nilai formatif dan nilai sumatif. Kemudian nilai tersebut

dikumpulkan dan dibagi dua, hasilnya dijadikan sebagai nilai akhir (nilai

rata-rata).26

C. Kerangka Berfikir

Belajar adalah suatu kegiatan perubahan tingkah laku manuusia karena

adanya interaksi dengan sesamanya atau lingkungannya. Dengan adanya

kegiatan interaksi tersebut seseorang mengalami perubahan tingkah laku baik

aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, maka ia dikatakan telah

mengalami suatu proses belajar.

Sedangkan hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah

laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar dapat

dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan pengetahuan dalam diri siswa,

tigkah lakunya dan juga ia lebih terampil dari sebelumnya.

Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berorientasi pada

pembekalan intelektual tinggi yang memiliki akhlakul karimah, siswa harus

memiliki latar belakang pendidikan yang terintegrasi, artinya pendidikan harus

dilihat sebagai bagian yang utuh yang memposisikan guru, materi atau bahan

pelajaran yang diberikan, proses pendidikan, lingkungan rumah dan

masyarakat, lingkungan siswa.

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembentukan

karakter siswa menjadi anak yang shaleh, maka, dengan mengikuti pelajaran

fiqh di sekolah diharapkan siswa dapat memahami, menghayati dan

mengamalkan materi yang telah disampaikan oleh guru yang salah satunya

membahas tentang shalat.

                                                            

26 Hasil wawancara dengan Guru Fiqh MTs Al-Ahliyah Cikampek 

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  22

Shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim

yang sudah baligh dan berakal sehat. Shalat juga merupakan amal ibadah

utama yang pertama akan dipertanyakan di akhirat. Mengingat siswa yang

duduk dibangku MTs kelas VII (1 MTs) ini sudah mencukupi syarat tersebut,

maka semua pihak yang bertanggung jawab pada dirinya harus

memperhatikan hal ini. Seperti halnya belajar, pelaksanaan shalat pun tidak

cukup denngan perintah saja, tetapi dengan keteladanan/contohlah yang lebih

mengena pada diri anak.

Jadi, jika dengan mengikuti pelajaran fiqh dipastikan akan menambah

pemahaman siswa dalam belajar, maka ibadah shalat adalah salah satu wujud

dari hasil pembelajaran fiqh tersebut. Karena dalam pelajaran fiqh pasti akan

ada satu pesan yang selalu mengingatkan siswa untuk melaksanakan ibadah

yang satu ini yaitu shalat.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentatif, yang merupakan dugaan atau

terkaan apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya. Jadi hipotesis itu

adalah jawaban sementara yang sifatnya bisa benar atau juga salah. Maka

untuk itulah diperlukan penelitian.

Hipotesis yang diajukan penulis sementara ini adalah untuk benar atau

tidaknya dugaan sementara penulis mengenai hubungan antara hasil

pembelajaran fiqh siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek terhadap

pelaksanaan shalat lima waktu siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek.

Dalam penelitian skripsi ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha: Terdapat hubungan positif yang nyata antara hasil pembelajaran fiqh

siswa dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu

Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara hasil pembelajaran fiqh

dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  23

Tegasnya, jika ada hubungan antara hasil pembelajaran fiqh siswa

kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek dengan konsistensi pelaksanaan shalat

lima waktu siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek, maka berarti Ha

(Hipotesis Alternatif) diterima, sedangkan Ho (Hipotesis Nihil) ditolak.

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan obyek penelitian adalah MTs. Al-Ahliyah Jl.

Jend. Sudirman No. 19 Bakan Maja-Cikampek Kec. Kota Baru 413734 Kab.

Karawang. Tlp. (0264) 316452

Waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 20 Februari s/d 20 Maret

2010.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencari hubungan hasil belajar fiqh

terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs. Al-Ahliyah

Cikampek Kota Baru.

a. Variabel bebas (independent variabel) adalah hasil belajar siswa pada

bidang studi fiqh.

b. Variabel terikat (dependent variabel) adalah ibadah shalat siswa MTs. Al-

Ahliyah Cikampek Kota Baru

23

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  24

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi ialah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang

merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup,

benda-benda, sistem, fenomena dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah Cikampek tahun pelajaran

2009/2010 berjumlah 193 orang yang terbagi ke dalam 5 kelas .

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Untuk mempermudah

proses penetapan sampel ini, penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi

Arikunto yang mennyatakan bahwa” Apabila subjeknya lebih dari 100 orang

maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% tetapi apabila subjeknya

kurang dari 100 orang maka diambil semuanya, maka penelitian ini

merupakan penelitian populasi.1

Tabel 1

Populasi dan Sampel

No Kelas Populasi Sampel

1.

2.

3.

4.

5.

VII.A

VII.B

VII.C

VII.D

VII.E

42

40

40

37

34

6

6

6

6

6

Jumlah 193 30

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil 15% dari

jumlah populasi yang ada. Dan dalam penetapan sampel penulis

menggunakan teknik Rendom Sampling (sampel acak sederhana).

                                                            

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. Ke-11, h.120 

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  25

D. Teknik Pengumulan Data

Yang dimaksud dengan pengumpulan data dalam hal ini adalah suatu

usaha untuk mendapatkan informasi mengenai Hubungan Hasil Belajar Fiqh

dengan Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa. Untuk

memperoleh data, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Observaasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis atas

fenomena-fenomena yang diteliti.2 Observasi ini dilakukan dengan cara

penulis datang langsung ke Sekolah MTs Al-Ahliyah Bakan Maja

Cikampek untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan hasil belajar

fiqh dan pelaksanaan shalat lima waktu.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 3 

Penggunaan data ini menggunakan panduan wawancara yang

dilakukan penulis kepada responden secara tatap muka langsung,

wawancara tersebut dilakukan pada kepala sekolah dan guru mata

pelajaran fiqh.

c. Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulus yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya.

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini

penulis menyebarkan angket kepada responden, yaitu siswa kelas VII MTs                                                             

2 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offest, 1989), Jilid 2, h. 151 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h.145  

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  26

Al-Ahliyah. Angket ini berupa 18 butir daftar pernyataan Pelaksanaan

Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah. Untuk lebih jelasnya dari

beberapa butir pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 

Tabel 2

Kisi-kisi Angket Ibadah Shalat Siswa

DIMENSI INDIKATOR NOMOR ITEM JUMLAH ITEM

+ −

1. Sikap siswa dalam pelaksanaan shalat

1.a.Siswa merespon dengan melaksanakan shalat tepat waktu

1,2,3, 4,7, 8, 9, 11,

5,6,10,

11

2. Minat siswa dalam pelasanaan shalat

2.a. Siswa selalu taat dalam melaksanakan shalat karena kesadaran

13,14,15, 12,16,17, 18

7

JUMLAH 18

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pencatatan data yang relevan dengan

masalah yang sedang diteliti kemudian data tersebut didokumentasikan.

Adapun teknik pengumpulan ini penulis pergunakan untuk memperoleh

data tentang hasil belajar fiqh secara langsung dari buku raport.

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  27

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap

analisa data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bentuk tabel

dengan menggunakan teknik deskriftif prosentase dengan rumus sebagai

berikut:

%100xNFP =

Keterangan:

P= Presentase

F= Frekuensi

N= Jumlah responden

Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring, untuk

menentukan skoring semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai

untuk semua jawaban sebagai berikut:

Tabel 3

Skor Item Alternatif Jawaban Responden

Positif (+) Negatif (−)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3

Tidak pernah 1 Tidak pernah 4

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  28

Kemudian dengan melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan klasifikasi

sebagai berikut:

Tabel 4

Klasifikasi Skor Angket Ibadah Shalat

Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban

25-50 Rendah

51-75 Sedang

76-100 Tinggi

Dalam penelitian ini juga digunakan korelasi product moment, adapun

rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, secara

operasional, analisa data tersebut dilakukan melalui tahap:

1. Mencari angka korelasi dengan rumus:

( )( )( ) ( ) ( )2222

r

Y YNX - X

X - XYNxy

∑∑∑ ∑∑ ∑∑

−=

N

Y

rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment

N = Jumlah responden

XY= Julah hasil perkalian skor X dan skor Y

X= Jumlah seluruh skor X

Y= Jumlah seluruh skor Y4

                                                            

4 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. X, h. 205‐206 

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  29

2. Memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r”

product moment

a. Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan

perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment,

seperti dibawah ini:

Besarnya “r”

Product

Moment (rxy)

Interprestasi

0,00 − 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)

0,20 − 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang lemah/ rendah

0,40 − 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sedang/ cukup

0,70 − 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang kuat/ tinggi

0,90 − 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sangat kuat/ tinggi

b. Interprestasi menggunakan tabel nilai “r” product moment (rt),

dengan terlebih dahulu mencari derajat bebesnya (db) atau

degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah:

df= N-nr

Keterangan:

df = Degress of freedom

N = Number of Cases

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  30

                                                           

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.5

Untuk mencari konstribusi variabel X terhadap variabel Y penulis

menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 X 100%

Keterangan:

KD = Konstribusi variabel X terhadap Y

R = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta”.

 

5 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan..., h.192‐194 

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Al-Ahliyah Cikampek

1. Sejarah Berdirinya MTs. Al-Ahliyah

MTs. Al-Ahliyah Cikampek merupakan lembaga pendidikan

formal yang berstatus swasta dan berada dibawah Yayasan Perguruan

Islam Al-Ahliyah Cikampek. Madrasah Al-Ahliyah memiliki tingkat

pendidikan Taman Kanak-kanak/Raudatul Athfal(TK/RA) Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Al-Ahliyah

(MA).

Menurut Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah Cikampek, A.

Hidayaturrahman, S.Pd.I, secara histotis berdirinya Yayasan Perguruan

Islam Al-Ahliyah berawal dari kepulangan seorang putra daerah bakan

maja Cikampek yang bernama K.H.Moch Syafe’i bin H. Abdul Hamid

setelah bermukim di tanah suci Makkah selama 10 Tahun dengan

keluarnya instruksidari pemerintah Indonesia bahwa semua pelajar dan

mukmin di luar negeri harus segera pulang ke Indonesia.

Sepulangnya di Indonesia K.H.Moch Syafe’i langsung mendirkan

pondok pesantren yang pada saat itu di daerah Bakan Maja sudah terbiasa

31

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  32

mengadakan pengajian-pengajian umum yang diselenggarakan di Mesjid

Al-Ahliyah, mesjid ini sudah berdiri sejak Tahun 1925. Pengajian tersebut

banyak dihadiri jama’ah baik yang datang dari Cikampek maupun dari luar

daerah seperti Purwakarta, Karawang, Subang dan sekitarnya. Pada saat

itu jumlah penduduk belum banyak dan sebagian besar mereka adalah

pendatang dari Karawang, Jakarta, seperti daerah Kalibata, Pasar Minggu,

Condet dan Tambun Bekasi, sehingga berdampak pada corak budaya

hidup dan adat masyarakatnya. Bahasa sehari-hari dan bahasa pengantar

dalam pengajian menggunakan bahasa betawi atau Jakarta.

Sekitar tahun 1950, pondok pesantren dilengkapi dengan

pendidikan system klasikal yaitu Tahdiriyah dan Awaliyah di atas tanah

wakaf H. Abdul Hamid bin H. Saimin yang kemudian dikembangkan

menjadi Madrasah Ibtidaiyah (6 Tahun) para siswanya adalah para santri

itu sendiri dan dari masyarakat sekitar Cikampek

Atas desakan dari masyarakat tentang lulusan para siswa MI dalam

upaya meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi sekitar tahun

1964 berdirilah Madrasah Tsanawiyah, sumbangan dan wakaf dari H.

Abdul Majid Gaffar dan Hj. Siti Sofiyah asal Jakarta. di atas tanah

wakafnya seluas kurang lebih 500 m2 dengan bangunan gedung pertama 3

lokal. Kemudian pada Tahun 1969 ditambah 2 lokal ruang belajar, jumlah

tenaga pengajar pada saat itu 8 orang lulusan pondok pesantren dan 1

orang guru PNS, sejak saat itu perkembangannya cukup pesat, sebab untuk

wilayah Kabupaten Karawang baru 1 Madrasah untuk tingkat Tsanawiyah

dan 1 buah Madrasah Negeri (PGAN) di daerah Cilamaya Kab. Karawang.

Pada Tahun 1970 Madrasah itu dikembangkan kembali dengan

membuka tingkat Tsanawiyah 6 Tahun sebagai pendamping dengan

adanya pendidiksn PGAA (PGAN 6 Tahun) yang kemudian sekitar Tahun

1982 karena PGAN 6 Tahun dipecah oleh pemerintah menjadi 2 bagian, 3

Tahun untuk tingkat Tsanawiyah dan 3 Tahun selanjutnya untuk PGAN.

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  33

Demikian pula dengan MTs Al-Ahliyah 6 Tahun diubah menjadi 2

tingkatan, 3 Tahun pertama untuk tingkat Tsanawiyah (MTs) dan 3 Tahun

berikutnya untuk tingkat Aliyah (MA) pada saat itu para siswa sudah

diikut sertakan dalam Ujian Negara.

Sebagai sekolah swasta yang sumber dananya hanya betul-betul

menggantungkan pada jumlah masuk dan besarnya uang SPP, disisi lain

sekolah sangat membutuhkan dana yang cukup untuk penambahan lokal

ruang belajar. Akhirnya tokoh-tokoh yang terkenal dalam lembaga ini

pada Tahun 1982 membentuk Badan Yayasan dengan nama Yayasan

Perguruan Islam Al-Ahliyah (YAPISA) dengan akta notaris No.47 atas

hukum Ida Farida SH, dengan harapan dapat mempermudah pencarian

dana untuk memenuhi kebutuhan baik sarana maupun prasarana sekolah.

Sedangkan kegiatan pembelajaran bidang studi Fiqh 2 jam dalam

seminggu, dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

Atas kepercayaan dari masyarakat baik dari dalam maupun luar

Cikampek untuk memasukkan putra/putrinya belajar di lembaga ini,

hingga memasuki Tahun 2006 jumlah siswa mencapai kurang lebih 1.530

siswa terdiri dari tingkat MI 600 siswa, MTs 660 siswa, MA 250 orang

siswa dan TK/RA 20 siswa dengan jumlah tenaga guru /TU/Karyawan 60

Orang.1

2. Kepengurusan Sekolah

Sebagai lembaga pendidikan formal MTs Al-Ahliyah Cikampek

memiliki satu kesatuan komponen yang terorganisir dalam melaksanakan

program kerjanya untuk mencapai tujuan pendidikan.

                                                            

1 Data diambil dari Arsip Hasil Laporan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa STAI Purwakarta yang Praktek di MTs Al-Ahliyah Tahun Pelajaran 2009-2010 

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  34

Adapun kepengurusan MTs. Al-Ahliyah Cikampek sebagai berikut:

a. Kepala Madrasah : A. Hidayaturrahman, S.Pd.I

b. Wakil Kepala Madrasah : Ilis Nurazizah, S.Ag

c. Kepala Tata Usaha : Tami Stevani

d. Kepala bidang Kurikulum : Ilis Nurazizah, S.Ag

e. Kepala bidang kesiswaan : Hj. Susi. M, S.Ag

f. Kepala bidang BK/BP : Kokom Komariah, S.E

g. Kepala bidang Humas : U. Syamsudin

h. Wali kelas VII A : Hj. Susi. M, S.Ag

i. Wali kelas VII B : Dede Lukman, S.Ag

j. Wali kelas VII C : Dra. Mahmudah

k. Wali kelas VII D : Wirda Hermilah, S.Ag

l. Wali kelas VII E : Henda Suhenda, S.Ag

m. Wali kelas VIII A : H. Jaenal Arifin, S.Ag

n. Wali kelas VIII B : Dedi Tajudin, S.Ag

o. Wali kelas VIII C : Ny. Haryati

p. Wali kelas VIII D : Ida Lidayani

q. Wali kelas IX A : A. Hasan Jamil

r. Wali kelas IX B : Istiqomah.S, S.Ag

s. Wali kelas IX C : E. Suherman

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  35

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di MTs. Al-Ahliyah Cikampek

sebagai berikut:

Tabel 5

Sarana dan Prasarana

MTs Al-Ahliyah Cikampek

NO Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Ruang Kelas 12 Ruang

2 Ruang Guru 1 Ruang

3 Ruang Kepala MTs. Al-Ahliyah 1 Ruang

4 Ruang Tata Usaha 1 Ruang

5 Ruang Osis 1 Ruang

6 Perpustakaan 1 Ruang

7 Lab. Komputer 1 Ruang

8 Tempat Ibadah (Masjid) 1 Gedung

9 Lapangan Basket 1 Area

10 Lapangan Voly 1 Area

4. Keadaan Guru dan Siswa

Guru-guru yang mengajar di MTs Al-Ahliyah berjumlah 35 orang

guru, dan karyawan 4 orang sesuai dengan wawancara penulis dengan

kepala MTs. Al-Ahliyah Bapak A.Hidayaturrahman,S.Pd.I, disebutkan

bahwa “guru-guru dan karyawan di MTs Al-Ahliyah Cikampek berjumlah

39 orang dengan latar belakang Pendidikan Perguruan Tinggi D3, D2, D1

dan SMA dari perguruan tinggi, sekolah negeri dan swasta, untuk lebih

jelasnya terlampir di tabel 6.

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  36

Sedangkan keadaan siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek pada Tahun

Pelajaran 2009-2010 seluruhnya berjumlah 470 siswa. 2dengan perincian

sebagai berikut:

Tabel 7

Keadaan siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek Tahun Pelajaran 2009-2010

NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII A 14 28 42

2 VII B 12 28 40

3 VII C 25 15 40

4 VII D 13 24 37

5 VII E 18 16 34

6 VIII A 25 15 40

7 VIII B 15 27 42

8 VIII C 17 24 41

9 VIII D 22 20 42

10 IX A 21 18 39

11 IX B 14 24 38

12 IX C 15 20 35

Sedangkan pakaian yang dikenakan para siswa/siswi seragam sebagaimana

yang ditentukan oleh sekolah, yaitu:

Hari Seragam

Putra Putri

Senin - Selasa ∗ Baju putih lengan pendek

∗ Celana biru panjang

∗ Baju putih lengan panjang

∗ Rok biru panjang

                                                            

2 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Al-Ahliyah pada tanggal 28 Februari 2010 

Page 47: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  37

Rabu – Kamis ∗ Baju batik lengan pendek

∗ Celana biru panjang

∗ Baju batik lengan panjang

∗ Rok biru panjang

Sabtu - Minggu ∗ Baju coklat lengan pendek

∗ Celana coklat panjang

(Seragam Pramuka)

∗ Baju coklat lengan panjang

∗ Rok coklat panjang

(Seragam Pramuka)

Waktu belajar siswa/siswi di MTs Al-Ahliyah Cikampek sebagai berikut:

Membaca Asma’ul Husna: 07.00 – 07.20

Jam pertama : 07.20 – 08.00

Jam kedua : 08.00 – 08.40

Jam ketiga : 08.40 – 09.20

Jam keempat : 09.00 – 10.00

Istirahat : 10.00 – 10.30

Jam kelima : 10.30 – 11.10

Jam keenam : 11.10 – 11.50

Istirahat shalat dzuhur : 11.50 – 12.20

Jam ketujuh : 12.20 – 13.00

Jam kedelapan : 13.00 – 13.35

Page 48: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  38

5. Visi, Misi dan Tujuan

♦Visi Sekolah/ Madrasah

Visi Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah adalah terbinanya generasi

yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan dan teknologi.

♦ Misi Sekolah/ Madrasah

1. Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan generasi bangsa

yang beriman, bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan, berakhlaqul

karimah serta santun dalam bermasyarakat

2. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga

kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan

3. Menjadikan Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah sebagai wahana

pengembangan pembelajaran IMTAQ dan IPTEK

♦ Tujuan Pendidikan MTs. Al-Ahliyah

Tujuan pendidikan MTs Al-Ahliyah yaitu dapat

mengembangkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

serta keterampilan untuk dapat hidup mandiri dan dapat mengikuti

pendidikan kearah yang lebih lanjut.

B. Deskripsi Data

Data-data penelitian tentang Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap

Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs. Al-Ahliyah

Cikampek, peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan

angket

1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data meliputi:

a. Proses belajar mengajar Fiqh di MTs. Al-Ahliyah Cikampek

b. Hasil belajar Fiqh siswa

c. Pelaksanaan Ibadah Shalat siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek

d. Keadaan guru dan siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek

e. Sarana dan prasarana di MTs. Al-Ahliyah Cikampek

Page 49: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  39

f. Struktur organisasi MTs. Al-Ahliyah Cikampek

2. Wawancara, peneliti melakukan interview kepada Kepala MTs. Al-Ahliyah

Cikampek dan guru bidang studi Fiqh.

3. Angket, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada seluruh siswa

kelas VII MTs. Al-Ahliyah Cikampek tentang ibadah shalat lima waktu

siswa pada bidang studi Fiqh meliputi:

a. Keinginan siswa untuk melaksanakan shalat tepat waktu

b. Sikap siswa dalam melaksanakan shalat lima waktu

c. Minat siswa dalam melaksanakan shalat dengan penuh kesadaran

d. Sikap siswa dalam meningkatkan pengetahuan

C. Analisis dan Interprestasi Data

Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada

siswa kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel dengan

menggunakann teknik deskriptif prosentase dan menggunakan teknik

korelasi.

Adapun hasil pengolahan angket pada teknik deskriptif prosentase

menggunakan rumus:

%100xNFP =

Keterangan:

P= Presentase

F= Frekuensi

N= Jumlah responden

Page 50: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  40

Hasil angket yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut sebagai berikut:

Tabel 8

Siswa merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

8

9

11

2

26,7 %

30 %

36,7 %

6,7 %

Jumlah 30 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa kadang-kadang merasa

berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu, walaupun sebagian ada yang selalu

dan sering merasa berdosa.

Tabel 9

Siswa shalat berjama’ah

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

2

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

4

6

19

1

13,4 %

20 %

63,3 %

3,3 %

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa shalat

berjama’ah, meskipun sebagian kecil ada yang shalat berjama’ah mungkin karena

tidak menyadari bahwa banyak hikmah dalam shalat berjama’ah.

Page 51: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  41

Tabel 10

Siswa shalat tepat awal waktu

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

3

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

6

18

1

16,7 %

20 %

60 %

3,3 %

Jumlah 30 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa 60% kadang-kadang siswa

melaksanakan shalat tepat awal waktu, meskipun sebagian kecil ada yang selalu,

dan sering tepat waktu, karna tergantung dengan kesadaran yang dimilikinya

Tabel 11

Siswa pernah shalat pada saat bepergian

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

3

3

12

12

10 %

10 %

40 %

40 %

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas dapat menunjukkan bahwa 40% siswa kadang-kadang

dan tidak pernah shalat pada saat bepergian, meskipun sebagian kecil ada yang

selalu dan sering, berarti mayoritas responden tidak pernah shalat saat bepergian

Page 52: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  42

Tabel 12

Siswa pernah mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan shalat

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

5

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

9

13

3

16,7 %

30 %

43,3 %

10 %

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa mengulur-

ulur waktu dalam melaksanakan shalat, dan sebagian kecilnya tepat waktu

Tabel 13

Siswa pernah shalat pada saat waktu shalat sudah habis

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

6

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

0

0

13

17

0 %

0 %

43,3 %

56,7 %

Jumlah 30 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa 56% siswa tidak pernah shalat pada saat

waktu subuh sudah habis, meskipun terdapat siswa yang kadang-kadang pernah,

mungkin dikarnakan tidurnya sudah larut malam.

Page 53: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  43

Tabel 14

Sepulang sekolah siswa langsung melaksanakan ibadah shalat

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

7

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

9

4

13

4

30 %

13,3 %

43,4 %

13,3 %

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas sepulang sekolah siswa

langsung melaksanakan ibadah shalat, meskipun sebagian kecil ada yang tidak

langsung melaksanakannya

Tabel 15

Siswa merasa tenang jika shalat di awal waktu

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

8

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

21

5

3

1

70 %

16,7 %

10 %

3,3 %

Jumlah 30 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa siswa selalu merasa tenang jika shalat

awal waktu, meskipun ada sebagian kecil ada yang bersikap biasa-biasa saja

Page 54: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  44

Tabel 16

Siswa tetap melaksanakan shalat dalam keadaan sakit N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

9

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

4

4

16

6

13,3 %

13,3 %

53,4 %

20 %

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa 53% siswa tetap melaksanakan shalat

dalam keadaan sakit, meskipun sebagian kecil ada yang tidak shalat

Tabel 17

Siswa pernah meninggalkan shalat

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

10

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

2

2

19

7

6,7 %

6,7 %

63,3 %

23,3 %

Jumlah 30 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak pernah

meninggalkan shalat, hanya sebagian kecil yang pernah meninggalkannya.

Page 55: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  45

Tabel 18

Siswa tetap melaksanakan shalat ketika sedang sibuk

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

11

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

4

5

16

5

13,3 %

16,7 %

53,3 %

16,7 %

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa 53% siswa tetap melaksanakan shalat

ketika sedang sibuk, meskipun ada sebagian kecil yang tidak melaksanakannya

Tabel 19

Siswa tetap mengqodho shalat ketika saya lupa

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

12

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

5

13

7

16,7 %

16,7 %

43,3 %

23,3 %

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 43% siswa kadang-kadang

mengqodho shalat karena lupa, 23% tidak pernah dan 16,7% selalu dan sering.

Berarti dapat disimpulkan bahwa walaupun lupa tapi mayoritas siswa tetap

mengqodho shalat

Page 56: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  46

Tabel 20

Siswa bersemangat apabila guru menjelaskan pelajaran (khususnya masalah shalat)

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

13

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

14

6

9

1

46,7 %

20 %

30 %

3,3 %

Jumlah 30 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa siswa selalu bersemangat apabila guru

menjelaskan pelajaran khususnya tentang shalat dan sebagian kecil siswa ada

yang kadang-kadang dan tidak pernah besemangat.

Tabel 21

Siswa membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah shalat

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

14

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

9

14

2

16,7 %

30 %

46,7 %

6,7 %

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 46% siswa kadang-kadang

membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah shalat, 30% sering,

16,7% selalu dan 6,7% tidak pernah. Berarti dapat disimpulkan bahwa mayoritas

siswa membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah shalat

Page 57: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  47

Tabel 22

Siswa mengerjakan shalat lima waktu atas kemauan sendiri

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

15

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

14

5

8

3

46,7 %

16,7 %

26,7 %

10 %

Jumlah 30 100 %

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas siswa

mengerjakan shalat lima waktu atas kemauan sendiri, meskipun ada sebagian kecil

yang kadang-kadang dan tidak pernah melaksanakan atas kemauan sendiri

Tabel 23

Siswa pernah mengerjakan shalat karena orang lain

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

16

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

2

10

17

3,3 %

6,7 %

33,3 %

56,7 %

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 56% siswa tidak pernah

mengerjakan shalat karena orang lain, meskipun 33,3% kadang-kadang, 6,7%

sering dan 3,3% selalu. Berarti dapat disimpulkan mayoritas siswa mengerjakan

shalat atas keinginan sendiri

Page 58: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  48

Tabel 24

Siswa mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

17

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

7

16

6

3,3 %

23,4 %

53,3 %

20 %

Jumlah 30 100 %

Dari data di atas menunjukkan bahwa 53,3 % siswa kadang-kadang

mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua, 23,4 % sering, 20% tidak pernah

dan 3,3% selalu. Berarti dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kadang-

kadang mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua

Tabel 25

Siswa melaksanakan shalat karena perintah guru

N: 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

18

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

3

13

9

16,7 %

10 %

43, 3 %

30 %

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa melaksanakan

shalat karena perintah guru, meskipun ada sebagian kecil selalu sering dan tidak

pernah. Berarti dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa melaksanakan shalat

karena perintah guru.

Page 59: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  49

Tabel 26 Analisis item skor ibadah shalat

Subyek Nomor item angket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Skor

1 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 2 1 4 4 4 4 3 3 58 2 4 4 4 1 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 60 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 65 4 2 2 3 4 1 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 57 5 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 60 6 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 63 7 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 53 8 4 2 3 4 2 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 54 9 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 2 1 4 2 4 4 3 4 60

10 4 4 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 55 11 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 2 3 4 4 4 4 60 12 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 64 13 3 2 2 4 3 4 2 3 2 3 2 4 4 2 4 3 3 3 54 14 4 3 4 1 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 57 15 4 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 60 16 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 57 17 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 3 60 18 3 4 2 4 1 4 2 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 56 19 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 1 4 2 4 3 3 4 3 55 20 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 60 21 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 4 4 3 55 22 4 2 4 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 3 3 4 56 23 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 64 24 4 2 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 56 25 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 60 26 4 2 2 4 3 3 2 4 2 2 2 3 1 2 2 3 4 4 50 27 4 4 2 4 2 3 4 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 54 28 4 2 2 3 3 4 2 4 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 50 29 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 60 30 4 4 2 2 4 3 4 4 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 55

 

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah skor jawaban siswa dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Page 60: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  50

Tabel 27 Klasifikasi Rata-rata Jawaban Ibadah Shalat

Klasifikasi Jumlah Jawaban Keterangan Jawaban

25 – 50 2 Siswa Rendah 51 – 75 28 Siswa Sedang 75 - 100 - Tinggi

Jadi rata-rata skor ibadah shalat siswa pada pelajaran Fiqh di MTs. Al-

Ahliyah Cikampek dianggap sedang, yakni antara 51-75 sebanyak 33 siswa.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dilihat pada table berikut: 3

Tabel 28

Daftar Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Fiqh Semester 1 (Satu)

NO Nama Kelas Nilai 1 Muhammad Hafiz VII.A 7

2 Mita Azhary VII.A 8

3 Diana Intan Puspitasari VII.A 7

4 Indah Fadillah VII.A 7

5 Rifa Abdullah VII.A 8

6 Malikah Musyayidah.N VII.A 8

7 Vinny Octaviani VII.B 7

8 Kukun Kurnia Dewi VII.B 7

9 Khoirunnisa Ramadhan VII.B 7

10 Farhan Nurdinie VII.B 8

11 Rustini VII.B 7

12 Aditia Ramadhan Mubarok VII.B 7

13 Neneng Khodijah VII.C 8

14 Yayan VII.C 7

                                                            

3  Data diambil dari Daftar Nilai Raport Siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek Tahun pelajaran 2009-2010 

Page 61: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  51

15 Meta Lestari VII.C 7

16 Widya Trisna VII.C 8

17 Veva Rizkiah VII.C 7

18 Vera Oktaviana VII.C 7

19 Agus Diana VII.D 7

20 Anggun Kurniasari VII.D 7

21 Nofiana Ananda Dwi Putri VII.D 7

22 Sulistri Yanto VII.D 7

23 Siti Mardiah VII.D 7

24 Dita Marlin VII.D 7

25 Ahmad Zaenudin VII.E 7

26 Vera Afriyanti VII.E 9

27 Dede Sultoni VII.E 7

28 Yanti Sumiati VII.E 8

29 Larasati VII.E 7

30 Nadia Putri Camelia VII.E 8

Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Jumlah Kualisifikasi <60 - Rendah

60-80 21 Sedang 80-100 9 Tinggi

Jadi Hasil belajar siswa dalam bidang studi Fiqh termasuk dalam kualisifikasi.sedang hal ini antara 60-80 sebanyak 21 siswa.

Page 62: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  52

Tabel 29 Analisis Korelasi Variabel X ( Hasil Belajar Fiqh) dan Variabel Y(Nilai Ibadah

Shalat Lima Waktu) N:30 Subyek X Y X2 Y2 XY

1 7 58 49 3364 406 2 8 60 64 3600 480 3 7 65 49 4225 455 4 7 57 49 3249 399 5 8 60 64 3600 480 6 8 63 64 3969 504 7 7 53 49 2809 371 8 7 54 49 2916 378 9 7 60 49 3600 420 10 8 55 64 3029 440 11 7 60 49 3600 448 12 7 64 49 4096 448 13 8 54 64 2916 424 14 7 57 49 3249 399 15 7 60 49 3600 420 16 8 57 64 3249 456 17 7 61 49 3721 427 18 7 56 49 3136 392 19 7 55 49 3025 385 20 7 60 49 3600 420 21 7 55 49 3025 385 22 7 56 49 3136 392 23 7 64 49 4096 448 24 7 56 49 3136 392 25 7 60 49 3600 420 26 9 50 81 2500 450 27 7 54 49 2916 378 28 8 50 64 2500 400 29 7 57 49 3249 399 30 8 55 64 3025 440

∑N=30 ∑X=220 ∑Y=1720 ∑X2=1622 ∑Y2= 99736 ∑XY=12656

Selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan

menggunakan rumus product moment untuk mengetahui tingkat korelasi variabel

yaitu:

Page 63: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  53

( )( )( ) ( ) ( ) ]Y YN][X - X[

X - XYNxy

2222

r

∑∑∑ ∑∑ ∑∑

−=

N

Y

= ) 1726 - 30.99736 ( ). 220 - 30.1622 (

220.1720 - 30.1265622

= 2979076 - 2992080 . 48400 - 48660

378400 - 379680 

= 13004 260.

1280 

= 33810401280

=1838,77

1280

= 0,696

Berdasarkan perhitungan di atas angka korelasi variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi. Dengan memperhatikan besarnya “rxy” yang diperoleh yaitu: 0,

696 ternyata terletak antara 0,40 – 0,70 yang berarti korelasi antara variabel X dan

variabel Y terdapat korelasi yang sedang/cukup.

Setelah mendapatkan “r” sebesar 0,696, maka nilai product moment. Pada

tabel diketahui untuk nilai df = N − nr, yaitu B df = 30 − 2 = 28. Dengan ‘df”

sebesar 28, dikonsultasikan dengan tabel nilai “r”, baik pada signifikansi 5 % atau

pada taraf signifikansi 1 %.

Page 64: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  54

1. Pada taraf signifikansi 5 % = 0,374

2. Pada taraf signifikansi 1 % = 0,478

Ternyata “rxy” atau “ro” pada taraf signifikansi 5 % lebih besar dari “r”

tabel atau “rt” (0,686 › 0, 374), maka pada taraf signifikansi 5 % hipotesa nol

ditolak, sedangkan hipotesa alternatif diterima. Ini berarti ada hubungan atau

korelasi yang signifikan antara hasil belajar fiqh dengan konsistensi pelaksanaan

shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek

Selanjutnya pada taraf signifikansi 1 % sama dengan taraf 5 % yaitu “rxy”

atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,696 › 0,478), maka pada taraf

signifikansi 1 % hipotesa nol ditolak sedangkan hipotesa alternatif diterima. Ini

berarti ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara hasil belajar fiqh dengan

konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek

Di sini dapat diinterprestasikan bahwa hasil belajar fiqh terhadap

konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek

terdapat hubungan yang sedang/cukup.

Setelah uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan

variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam bentuk persen (%), maka

digunakan rumusn “Coefficient of Determination” atau koefisien penentu yang

dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interprestasi angka

indeks korelasi “r” product moment di atas, sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= 0,6962 x 100%

= 0,484416 x 100%

= 48,4416%

= 48, 44%

Page 65: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  55

Menghitung koefisien determinan dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya pengaruh yang diberikan oleh hasil belajar Fiqh terhadap konsistensi

pelaksanaan shalat lima waktu siswa. Dari perhitungan di atas diperoleh hasil

koefisien determinan sebesar 48,44% hal ini menunjukkan bahwasannya variabel

X (hasil belajar Fiqh) telah memberikan pengaruh terhadap variabel Y

(konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa) yaitu sebesar 48,44% dan

menunjukkan bahwasannya 51,56% dari konsistensi pelaksanaan shalat lima

waktu siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor tersebut disebabkan oleh faktor

eksternal siswa diantaranya adalah teman, keluarga, lingkungan, dan sebagainya.

 

Page 66: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar yang diraih oleh siswa MTs Al-Ahliyah menunjukkan bahwa

rata-rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru mata pelajaran Fiqih

dapat dikualisifikasikan pada tingkat sedang.

2. Pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs Al-Ahliyah Cikampek cukup

baik.

3. Terdapat hubungan yang positif antara hasil belajar Fiqh dengan

konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah

Cikampek. Hal ini berdasarkan perhitungan besarnya ”rxy” pada taraf

signifikansi 1% yaitu “rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt”

(0,696 › 0,478), maka pada taraf signifikansi 1 % hipotesa nol ditolak

sedangkan hipotesa alternatif diterima. Begitupun pada taraf 5 % yaitu

“rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,686 › 0, 374), maka

pada taraf signifikansi 5% hipotesa nol ditolak, sedangkan hipotesa

alternatif diterima.

56

Page 67: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

  57

B. Saran

1. Hendaknya guru bidang studi Fiqih dapat merespon dan berinteraksi

dengan siswa tentang keinginan-keinginan siswa dalam belajar yang lebih

kondusif.

2. Hendaknya pimpinan yayasan, kepala dan dewan guru MTs Al-Ahliyah

Cikampek, selalu mendukung terhadap kegiatan-kegiatan siswa yang

positif. Karena dengan adanya dukungan dari semua pihak, siswa akan

termotivasi untuk belajar, giat melaksanakan shalat dan selalu

melaksanakan hal-hal yang positif sesuai dengan ajaran Islam.

 

Page 68: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

DAFTAR PUSTAKA Aminuddin dan Zurinal, “Fiqh Ibadah”, (Jakarta: Lembaga Penellitian Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) Arikunto, Suharsimi “ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: Rineka Cipta,

1998), Cet. Ke-11

Ash Shiddieqy, Hasbi “Pedoman Shalat”, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet. Ke-11

--------------- ”Mutiara Hadits”, (Jakarta Bulan Bintang, 1980), Jilid VII, h.435 

Departemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahnya”, (Semarang:CV.Toha Putra, 1989)  Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, kurikulum 2004: Standar Kompetensi Madrasah

Tsanawiyah Depdiknas, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) Darajat, Zakiyah, “Pendidikan Islam dalam keluarga dan Sekolah”, (Jakarta:CV. Ruhama,

1994), Cet. Ke-1 Habsyi, al Muhammad Bagir, “Fiqh Praktis” (Bandung: Mizan, 1999)

Hadi, Sutrisno, “Metodologi Research”, (Yogyakarta: Andi Offest, 1989), Jilid 2

Jaziri, al-Abdurrahman, “Fiqh Empat Madzhab” (Cairo, Darul Ulum Press, 2002), Cet. Ke-3

Purwanto, M. Ngalim “Psikologi Pendidikan”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), Cet ke-5 Rasyid, Sulaiman, “Fiqh Islam”, (Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo, 1994), Cet. Ke-27 Slameto, ”Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).

Cet ke-4 Soemanto, Wasty, ”Psikologi Pendidikan”; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta:

Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3

Sudjana, Nana ”Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001). Cet ke-7

Sudjono, Anas, “Pengantar Statistik Pendidikan”, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Cet.Ke- X

Page 69: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

---------------- “Pengantar Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) Sulthani, El Mawardi Laba, “Zikir dan Do’a mendirikan shalat yang khusu mencegah manusia

dari perbuatan keji dan munkar”, (Jakarta: Al-Mawardi Prima. 2002). Cet. Ke-11 Syafei, Rachmat “Ilmu Ushul Fiqh” (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-3 ---------------- “Fiqih Muamalah” (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), Cet. Ke-1

Syah, Muhibbin “Psikologi Belajar”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet ke-3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DEPDIKBUD, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10.  UURI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: Cemerlang. 2003

 

Page 70: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

Angket Penelitian

“Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”

Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Petunjuk Pengisian: Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dan berilah tanda cek list (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pendapat kamu. Keterangan: SL (selalu), SR (sering), KD (kadang-kadang), TP (tidak pernah) Ibadah Shalat Lima Waktu NO PERNYATAAN SL SR KD TP

1. Saya merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu

2. Saya shalat berjama’ah

3 Saya shalat tepat awal waktu

4 Saya pernah shalat pada saat bepergian

5. Saya pernah mengulur-ulur waktu dalam

melaksanakan shalat

6. Saya pernah shalat pada saat waktu shalat sudah

habis

7. Sepulang sekolah saya langsung melaksanakan

ibadah shalat

8. Saya merasa tenang jika shalat di awal waktu

9. Saya tetap melaksanakan shalat dalam keadaan

sakit

10. Saya pernah meninggalkan shalat

11. Saya tetap melaksanakan shalat ketika sedang

sibuk

12. Saya tetap mengqhodho shalat ketika saya lupa

Page 71: LEMBAR PENGESAHAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1144/1/98353... · Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor ………………. ……………….

13 Saya bersemangat apabila guru menjelaskan

pelajaran (khususnya masalah shalat)

14 Saya membaca buku-buku yang berhubungan

dengan masalah shalat

15 Saya mengerjakan shalat lima waktu atas

kemauan sendiri

16 Saya pernah mengerjakan shalat karena orang

lain

17 Saya mengerjakan shalat karena dimarahi orang

tua

18 Saya melaksanakan shalat karena perintah guru