Lembar Fakta Tuberculosis

download Lembar Fakta Tuberculosis

of 39

description

Lembar Fakta Tuberculosis

Transcript of Lembar Fakta Tuberculosis

  • Peringatan hari TB sedunia 2012

  • Disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, ditularkan melalui udara (percikan dahak penderita TB), ketika batuk, besin, berbicara/ meludahSeorang yang terdiagnosa TB dengan status BTA + dapat menularkan kepada 10-15 orang setiap tahunnya, Sebagian besar penderita usia produktif (15-55 thn)

  • Seseorang yang tertular dengan kuman TB belum tentu sakit TB. Kuman TB dapat menjadi tidak aktif (dormant) selama bertahun-tahun dan menjadi aktif bila daya tahan tubuh menurun

    Seorang penderita dapat disembuhkan dengan minum obat standar selama 6-8 bln

  • Risiko penularan setiap tahun 1-3 % artinya dari 100 penderita 1-3 orang beresiko terinfeksi TB setiap tahunnya melalui droplet. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Ventilasi mengurangi jumlah percikan, sinar matahari langsung membunuh kumanPercikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang gelap dan lembab

  • HIV +PajananInfeksi TBSembuhMatiKasus TB BTA +Faktor lingkungan-Ventilasi-Kepadatan-Dalam ruanganFaktor perilakuRisiko menjadi TB bila dengan HIV5-10 % setiap tahun- > 30 % lifetime

    Konsentrasi kumanLama kontak-malnutrisi-Penyakit DMImmuno supressanDiagnosa ,pengobatan terlambatTatalaksana tak memadaikronis

  • 1,4 juta orang meninggal karena TB (320.000 diantaranya perempuan, ada 350.000 orang dengan HIV positif atau total 3800 kematian per hariAda 5,4 juta kasus baru TB thn 2010, termasuk 1,1 juta kasus TB pada orang dengan HIVThn 2010 diperkirakan 3,4 % kasus TB adalah TB MDR (Multidrug Resistant)/ TB resistensi obat)

  • Target penemuan kasus 70 %, secara global angka penemuan semua kasus TB mencapai 65 % thn 2010Target keberhasilan pengobatan 65 % , secara global angka keberhasilan pengobatan di dunia mencapai 87 % thn 2009Cina, India dan Indonesia telah ikut mendorong percepatan global dalam deteksi penemuan kasus

  • Thn 2010 angka insiden TB adalah 189/100.000, menurun dari baseline 1990)Angka prevalens adalah 289/ 100.000, menurun 35 %)Angka mortalitas 27/ 100.000, menurun 71 %

    Tapi setiap tahun masih terdapat kasus baru 450.000, angka kematian akibat TB 64000/th

  • Komitmen politisPemeriksaan dahak mikroskopis yg bermutuPengobatan jangka pendek yang standar termasuk pengawasan langsung pengiobatanJaminan ketersediaan OAT bermutuSistim pencatatan pelaporan yang mampu memberi penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program keseluruhan

  • Strategi pengendalian TB diperluas secara universal, komponen yang terpenting adalah pengelolaan kasus kekebalan OAT, TB terkait HIV, penguatan sistem kesehatan, keterlibatan seluruh penyedia pelayanan Kesmas dan promosi penelitian

    Strategi DOTS pertama diperkenalkan thn 1995, sekarang diperluas ke puskesmas dan RS pemerintah

  • Data 31 jan 2012 angka penemuan kasus (Case detection rate) 82,2 % dan angka keberhasilan pengobatan 2010sebesar 86,7 %, melebihi target global 85 % selama 9 thn terakhir

  • Telah dibangun jejaring PPM TB dengan melibatkan rumah sakit, Dokter praktek swasta, Lapas, Tempat kerja, Ikatan Dokter Indonesia dan Apoteker, Apotik swasta, Ikatan lab Klinik Indonesia, Polri, untuk melaksanakan layanan TB yang berkualitasFinalisasi standar ISTC dengan 21 standar oleh IDI agar pelayanan TB menjadi standar sehingga mencegah terjadinya TB-MDR/ XDRSampai thn 2009 39 % RS telah terlibat dalam DOTS, 48,39 % RS TNI, klinik di lapas, 13 % klinik tempat kerja

  • Peningkatan Mutu lab dengan mengembangkan pedoman nasional Microscopy Quality AssurancePada saat ini ada 5 lab yi Mikrobiologi FKUI, Balai besar Lab Surabaya, NECHRI Unhas makasaar, BLK Prov Jabar dan lab RR persahabatan telah mendapat sertifikasi untuk memeriksa uji kepekaan OAT lini pertama dan kedua

  • Munculnya pandemi HIV/AIDS di dunia menambah permasalahan TB, koinfeksi dengan HIV akan meningkatkan risiko kejadian TB, TB adalah penyebab kematian utama pada ODHASaat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia tercepat di Asia. Hasil estimasi jumlah ODHA thn 2009 sejumlah 142.187 Pengguna jarum suntik 53 %, heteroseksual 42 %Org dengan HIV AIDS mempunyai risiko sakit TB 6 x lebih besar dari tanpa HIV, tingkat kematian ODHA 20 %, tanpa ODHA kematian 5 %

  • Sepertiga dari 40 juta ODHA di seluruh dunia terinfeksi TB,Di Asia Tenggara sekitar 450 % dari sekitar 6 juta ODHA memiliki kemungkinan terinfeksi TBDi Indonesia TB merupakan tantangan bagi pengendalian AIDS karena merupakan infeksi oportunistik terbanyak (49%) pada ODHA. Sebaliknya diperkirakan sekitar 3 % pasien TB dengan status HIV positif

  • Orang dengan HIV/ AIDS harus diskrining secara rutin dan segera dilakukan pemeriksaan TB dan menjalani pengobatan jika terbukti memiliki TBPasien TB yang mempunyai faktor risiko secara rutin harus ditawarkan untuk konseling dan tes HIV dan secara aktif dihubungan dengan pelayanan kesehatan jika terjadi kasus ko infeksi HIV

  • Membangun mekanisme kerja samaPerencanaan bersama TB HIVSurveilans bersama TB HIVMonitoring dan evaluasiMenurunkan beban TB diantara ODHAMengintensifkan penemuan kasus TB dan pengobatannya- Menjamin pengendalian infeksi TB pada fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat khusus

  • Menyediakan konseling dan tes HIVPencegahan HIV dan Infeksi menular seksualPengobatan preventif dengan kotrimoksasol dan infeksi opportunistik lainPerawatan, dukungan dan perawatan HIVKegiatan kolaborasi TB HIV telah dilaksanakan sejalan dengan rekomendasi WHO kecuali IPT baru akan dimulai di DKI dan Jawa Barat di 4 fasilitas pelayanan kesehatan thn 2012 (RS)

  • Lebih dari 1 juta kasus baru TB anak setiap tahun, thn 2010 ada 10 juta anak yatim piatu karena TBAnak sangat rentan terinfeksi TB berat seperti TB milier dan meingitis TB, karena kontak erat dengan pasien TB BTA +Gejala TB anak tidak khas, penurunan BB, lemah, lesu, batuk jaranganak < 3 thn dengan malnutrisi kondisi immunosupresan risiko tinggi menderita TB

  • Terutama TB paru, 20-30 % menyerang organ lainDiagnosa menggunakan sistim skoring terdiri - Kontak TB - Batuk kronik - Uji tuberkulin - Pembesaran kel - BB/ gizi lymphenkolli, axilla, ing - Foto toraks - pembengkakan tl/ sendi panggul, lutut, falang - - Demam

  • Anak beresiko bila kontak dgn TB dewasa aktifMengobati setiap pasien TB +tu kontak serumahSistem imunitas pada anak juga mempengaruhi terjadinya TB pada anakVaksinasi BCG dpt mencegah timbulnya penyakit TB berat pada anakTB anak dapat disembuhkan dlm waktu 6-9 blnTB anak tidak menular, pada ttl penting gizi

  • Proporsi kasus TB anak diantara semua kasus yang diobati di Indonesia thn 2007-2011 7,9 % - 12 %Beberapa propinsi memiliki proporsi kasus TB anak 15 %Ini menunjukkan adanya kecenderungan kasus overdiagnosis, under diagnosis dan uner reported kasus TB anak

  • Setiap kasus TB dewasa BTA + harus diperiksa kontak serumahAnak sakit TB diobati, kasus kontak serumah diberi terapi iNH profilaksisTingkatkan pelayanan TB pada semua masyarakat, kaum urban, pekerja migran, tahanan, minoritas etnikPrioritas utama untuk anak HIV +Integrasi pelkes ibu dan anak, HIV dan TB bersama-sama

  • Adalah TB yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap OATMDR TB adalah TB resistan obat terhadap minimal 2 OAT yi INH dan Rifampicin secara bersama atau disertai resisten terhadap OAT lini pertama lain seperti ethambutol, streptomycin atau pirazinamideTB XDR Kebal terhadap OAT lini kedua yi gol fluoroquinolon/ kanamycin, amikasin, capreomycin

  • Pada dasarnya cara penularan= dengan TB yang tidak resistan obat

    Diagnosis dan pemantauan pengobatan TB MDR dan XDR menggunakan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman terhadap obat. Dilaksanakan di lab yang telah tersertifikasi, sehingga tidak terjadi salah diagnosis

  • Dengan tatalaksana DOTS, supaya 95 % pasien sembuh dan dicegah gagal/ putus berobatKunci pencegahan: setiap suspek diberi pengobatan standar, dipantau kepatuhan dan ketuntasan berobatnyaserta terlapor dalam sistim survailansSetiap pasien yang telah didiagnosis TB MDR harus diobati tuntas disarana yang melayani TB MDR, supaya jangan jadi TB XDR

  • Ya, dibutuhkan waktu sekitar 18-24 bln dengan obat yang mengandung OAT yang harganya lebih mahal dan penanganannya lebih sulitPengobatan TB XDR lebih sulit lagi karena kuman telah kebal terhadap OAT lini pertama maupun lini kedua. Keberhasilan pengobatan saat ini sebesar 50-60 %Indonesia berada di peringkat 9 dari 27 negara dengan baban TB MDR terbanyak didunia

  • 5 lab telah tersertifikasi oleh Supra nasional laboratory Australia untuk melakukan pemeriksaan kultur dan DST yi LAB mikro FKUI, Lab RS Persahabatan, BLK Jawa BaratLab Nehcri Unhas MakassarHasil survey thn 2006 di Jateng 1,8 % TB MDR ditemukan antara kasus baru dan 17 ,1 % pd kasus TB yg pengobatan ulang. Pengobatan TB sekarang diadakan pada 10 RS

  • Beban TB di Indonesia masih sangat tinggi karena setiap tahun masih ada 450.000 kasus baru

    TB pembunuh no 1 diantara penyakit menulardan merupakan peringkat 3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia

    Pada usia 5 thn ke atas TB penyebab kematian no 4 di perkotaan setelah stroke, diabetes, hipertensi dan no 2 di pedesaan setelah stroke

  • Mutu pelaksaan DOTS di RS, klinik swasta dan praktek swasta belum optimal

    Meningkatnya resistensi ganda kuman TB terhadap OAT karena pengobatan tidak standr, kurang patuh dan tidak tumtas

    Perkiraan insidensi TB MDR 2-3 % diantar kasus TB baru dan 18 % diantara kasus yang sudah diobati (resistensi sekunder

  • Kasus baru: Belum pernah diobati , sudah pernah diobati kurang dari 4 mgKasus kambuh: Pernah diobati dan dinyatakan sembuh/ pengobatan lengkap, diagnosa kembali dengan BTA +Kasus setelah putus berobat (default)Pasien telah berobatPasien telah berobat/ putus berobat2 bln dengan BTA +

  • Kasus setelah gagal (failure): Hasil pemeriksaan dahak tetap positif/ kembali positif pada bln kelima atau lebih selama pengobatanKasus pindahan:Pasien dipindahkan untuk melanjutkan pengobatannyaKasus lain:-Tidak dik riwayat pengobatan sebelumnya- Pernah diobati, diobati dengan BTA negatif

  • Kategori I (@HRZE? 4 H3R3)Diberikan untuk pasien baru- Pasien baru TB paru BTA positif- pasien TB paru BTA negatif foto thorax pos- Pasien Tb extra paru

  • Berat badanTahap intensiftiap hari(RHZE(150/75/400/275Tahap lanjutan 3 x seminggu(RH(150/150)30-37 kg2 tablet 4 KDT2 tablet 2 KDT38-54 kg3 tablet 4 KDT3 tablet 2 KDT55-70 kg4 tablet 4 KDT4 tablet 2 KDT>=71 kg5 tablet 4 KDT5 tablet 2 KDT

  • Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah doobati sebelumnya- Pasien kambuh- Pasien gagal- Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

  • Berat badanTahap intensif t(RHZE(150/75/400/275)STahap lanjutan 20 Selama 56 hariSelama 28 hrRH (150/150)+E40030-37 kg2 tab 4 KDT + 500 mg Strepto 2 tab 4 KDT2 tab 2 KDT+ 2 E38-54 kg 3 tab 4 KDT+750 S3 tab 4 kdt3 tab 2 KDT + 3 E55-70 kg 4 tab 4 KDT + 1000 S4 tab 4 KDT4 tab 2 KDT + 4 E>=71 kg5 tab 4 KDT + 1000 S5 tab 4 KDT5 tab 2 KDT+ 5 E

  • Tipe pasien TBTahap pengobatanHasil periksa DahakTindak lanjutPasien baru dgnPada bln ke 5 NegatifPengobatan kategori IPEngobatanPositifNegatif

    Tipe pasienTahap pengobatanHasil periksa dahakTindak lanjutPasien baru dePada akhirNegatifPengobatan dilanjutkanNgsan pengobatanBln ke 5 pengobatanPositifPengobatan diganti dgn OAT kategori 2 mulai dari awal, jika Kategori Imungkin biakan, tes resistensiAkhir pengobatan NegatifLanjutkan pengobatan, jika mungkin biakan, tes resistensi (AP)PositifJika mungkin rujuk ke TB MDR

  • Tipe pasien TBTahap pengobatanHasil periksa dahakTindak lanjutPasien baru BTA +dgn pengobatan ulang kategori 2Akhir intensifnegatifTeruskan pengobatan tahap lanjutanPositifBeri sisipan 1 bln, , tahap lanjutan, bila tetap positifTahap lanjutan tetap diberikan- jika mungkin lakukan biakan tes resistensi atau rujuk ke layanan TB MDR

  • Tipe pasien TBTahap pengobatanHasil periksa dahakTindak lanjutPasien paru BTA positif dengan pengobatan ulang kategori 2Akhir intensifNegatifPengobatan diselesaikanPada bln ke 5 pengobatanpositifPengobatan dihentikan, rujuk ke layanan TB MDRAkhir pengobatanNegatifPengobatan diselesikan(AP)PositifPengobatan dihentikan, rujuk ke layanan TB MDR. Pengobatan dihentikan, rujuk ke TB MDR, idem