Lbm 6 Uro

17
LBM 6 KENCING MENGEJAN STEP 1 Terminal dribbling menetesnya urin pada akhir miksi Straining keadaan saat miksi harus mengejan Nocturia frekuensi kencing lebih dari normal pada malam hari Frequent urin yang dikeluarkan lebih sering dari biasanya, sedikit sedikit STEP 2 1. Mengapa pasien mengluh pancaran urin lemah dan mengejan saat mulai kencing? 2. Mengapa pesien merasa tdak puas dan masih sisa sehabis kencing? 3. Anatomi fisiologi saluran kemih bawah 4. Mengapa di permeriksaan terdapat straining, terminal dribling, nocturia, frequent, dan massa pada suprapubik? 5. Apa hubungan usiadengan keluhan pasien? 6. Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan retensi urin? 7. Apa tujuan dokter melakukan kateterisasi dan RT? 8. DD? (etiologi, patogenesis, patofisiologi, gejala klinis) 9. Pemeriksaan penunjang? 10. Tatalaksana? 11. Faktor resiko? 12. Komplikasi? STEP 3 1. Anatomi fisiologi saluran kemih bawah

description

lbm 6 modul urogenitalia

Transcript of Lbm 6 Uro

LBM 6 KENCING MENGEJANSTEP 1 Terminal dribblingmenetesnya urin pada akhir miksi Strainingkeadaan saat miksi harus mengejan Nocturiafrekuensi kencing lebih dari normal pada malam hari Frequenturin yang dikeluarkan lebih sering dari biasanya, sedikit sedikitSTEP 21. Mengapa pasien mengluh pancaran urin lemah dan mengejan saat mulai kencing?2. Mengapa pesien merasa tdak puas dan masih sisa sehabis kencing?3. Anatomi fisiologi saluran kemih bawah4. Mengapa di permeriksaan terdapat straining, terminal dribling, nocturia, frequent, dan massa pada suprapubik?5. Apa hubungan usiadengan keluhan pasien?6. Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan retensi urin?7. Apa tujuan dokter melakukan kateterisasi dan RT?8. DD? (etiologi, patogenesis, patofisiologi, gejala klinis)9. Pemeriksaan penunjang?10. Tatalaksana?11. Faktor resiko?12. Komplikasi?STEP 31. Anatomi fisiologi saluran kemih bawah

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli .Prostat merupakan kelenjar aksesori terbesar pada pria; tebalnya 2 cm dan panjangnya 3 cm dengan lebarnya 4 cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius.Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam stroma yang terutama terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen dan serat elastis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai kubus rendah tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar. Sitoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya satu, bulat dan biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan kecil. Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus :-->Lobus medius-->Lobus lateralis (2 lobus)-->Lobus anterior-->Lobus posterior (9). Menurut konsep terbaru kelenjar prostat merupakan suatu organ campuran terdiri atas berbagai unsur glandular dan non glandular. Telah ditemukan lima daerah/ zona tertentu yang berbeda secara histologi maupun biologi, yaitu: (10)>Zona Anterior atau VentralSesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular.Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.>Zona PeriferSesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat. Zona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.>Zona Sentralis.Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.>Zona Transisional.Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik.Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostatic hyperpiasia (BPH).>Kelenjar-Kelenjar PeriuretraBagian ini terdiri dan duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal (10).Aliran darah prostat merupakan percabangan dari arteri pudenda interna, arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media.Pembuluh ini bercabang-cabang dalam kapsula dan stroma, dan berakhir sebagai jala-jala kapiler yang berkembang baik dalam lamina propria.Pembuluh vena mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke pleksus sekeliling kelenjar. Pleksus vena mencurahkan isinya ke vena iliaca interna. Pembuluh limfe mulai sebagai kapiler dalam stroma dan mengikuti pembuluh darah dam mengikuti pembuluh darah. Limfe terutama dicurahkan ke nodus iliaka interna dan nodus sakralis (8, 9).Persarafan prostat berasal dari pleksus hipogastrikus inferior dan membentuk pleksus prostatikus. Prostat mendapat persarafan terutama dari serabut saraf tidak bermielin. Beberapa serat ini berasal dari sel ganglion otonom yang terletak di kapsula dan di stroma. Serabut motoris, mungkin terutama simpatis, tampak mempersarafi sel-sel otot polos di stroma dan kapsula sama seperti dinding pembuluh darah (8, 9).

Fisiologi ProstatSekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama sekret dari vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen. Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim lain dan lipid. Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos (8).Editors: MAYENRU DWINDRA, S.Ked. YAYAN AKHYAR ISRAR, S.Ked. Fakultas Kedokteran Universitas Riau - RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau.

2. Mengapa pasien mengeluh pancaran urin lemah dan mengejan saat mulai kencing? PANCARAN URIN LEMAH Menurut syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 adalah Umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. Fase Kompensasi Stadium Iritabel Bagian paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih Kekuatan kontraksi besar cenderung spasme hipersensitivitas otot detrusor otot detrusor menjadi lebih tebal karena ada fase kompensasi dari otot dinding detrusor (Normal Kontraksi otot P iv 20-40 cmH20 Obstruksi Hipertrofi otot Kontraksi otot P iv 50-100 cmH20 Untuk mengatasi hambatan) otot detrusor gagal berkontraksi cukup lama kontraksi otot detrusor putus-putus pengosongan vesica urinaria tidak sempurna penurunan kapasitas vesica urinaria nocturia dan bisa menyebabkan hesitensi Hipersensitif IRITABEL URGENSI dan FREKUENSI sbg gejala dini. Stadium Kompensasi Untuk ekspulsi urin menunggu kontraksi yang cukup kuat agar bisa mengatasi tahanan HESITANSI Kekuatan dan diameter pancaran urin mulai melemah Untuk ekspulsi sempurna perlu kontraksi kontraksi yang kuat Fase kontraksi tak bertahan lama FASE REFRAKTER Tak mampu merespons Kontraksi lagi MIKSI TERPUTUS-PUTUS Fase Dekompensasi Tahanan meningkat Kontraksi melemah DEKOMPENSASI Fase Kontraksi makin pendek Sisa urin makin banyak MIKSI TAK PUAS menetes Dekompensasi Akut Pengisian cepat Peregangan otot berlebihan Menghambat kompensasi Miksi makin sulit

Angka normal pancaran kemih rata-rata 10-12 ml/ detik dan pancaran maksimal sampai sekitar 20 ml/ detik. Pada obstruksi ringan, pancaran menurun antara 6-8 ml/detik, sedangkan maksimal pancaran menjadi 15 ml/detik atau kurang. Kelemahan detrusor dan obstruksi infravesikal tidak dapat dibedakan dengan pengukuran pancaran kemih.Obstruksi uretra menyebabkan bendungan saluran kemih sehingga mengganggu faal ginjal karena hidronefrosis, menyebabkan infeksi dan urolitiasis. Tindakan untuk menentukan diagnosis penyebab obstruksi maupun menentukan kemungkinan penyulit harus dilakukan secara teratur.Sumber: buku ajar ilmu bedah

Refleks mikturisiMemacu reseptor regangDinding Uretra posterior teregangMemungkinkan urin tambahan masuk leher VUPeningkatan tekanan di VUKontraksikan otot perutPengeluaran urin secara volunterSEBULAN LALU SUSAH MIKSIMENGEJAN SAAT MIKSI/STAINING

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Guyton

3. Mengapa pesien merasa tidak puas dan masih sisa sehabis kencing? Tidak puas miksiBiasanya ditemukan gejala dan tanda obstruksi dan iritasi. Gejala dan tanda obstruksi saluran kemih berarti penderita harus menunggu pada permulaan miksi, miksi terputus, menetes pada akhir miksi, pancaran miksi menjadi lemah, dan rasa belum puas sehabis miksi. Gejala iritasi disebabkan hipersensitivitas otot detrusor berarti bertambahnya frekuensi miksi, nokturia, miksi sulit ditahan, dan disuria. Gejala obstruksi terjadi karena detrusor gagal berkontraksi dengan cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus. Gejala iritasi terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada kandung kemih sehingga vesika sering berkontraksi meskipun belum penuh. Gejala dan tanda ini diberi skor untuk menentukan berat keluhan klinis.Apabila vesika menjadi dekompensasi, akan terjadi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin di dalam kandung kemih, dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. Jika keadaan ini berlanjut, pada suatu saat akan terjadi kemacetan total sehingga penderita tidak mampu lagi miksi. Karena produksi urin terus terjadi, pada suatu saat vesika tidak mampu lagi menampung urin sehingga tekanan intravesika terus meningkat. Apabila tekanan vesika menjadi lebih tinggi daripada tekanan sfingter dan obstruksi, akan terjadi inkontinensia paradoks. Retensi kronik menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, dan gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi. Pada waktu miksi, penderita harus selalu mengedan sehingga lama- kelamaan menyebabkan hernia atau hemoroid.Karena selalu terdapat sisa urin, dapat terbentuk batu endapan di dalam kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu tesebut dapat pula menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks, dapat terjadi pielonefritis Sumber: buku ajar ilmu bedah

4. Mengapa di permeriksaan terdapat straining, terminal dribling, nocturia, frequent, dan massa pada suprapubik? PF : MASSA DI SUPRAPUBIK

CURIGA :BPH,CA PROSTAT,PROSTATITISSingkirkan kecurigaan terhadap Urolithiasis,Edema,Kehilangan fungsi muskulerMassa Suprapubik

PENDERITA MERASAKAN TIDAK PUAS DAN MASIH TERDAPAT SISA URINE SEHABIS KENCING

Ditambah adanya Obstruksi di LUTMenyisakan 5-10 ml urinPengeluaran Urin

Urin keluarRefleks miksi,dengan bantuan mengejan karena sulit miksiVU terdistensiTidak puas saat miksi dan masih terdapat sisa urinNokturiaKegagalan ginjal melakukan pemekatan urinTerminal DriblingVU akan terisi kembali dengan urinFrekuensiRetensi urin

Ditambah usia sudah tua(70 tahun)

Dasar-dasar Urologi Basuki B.PurnomoBuku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton

5. Apa hubungan usiadengan keluhan pasien?Pada usia yang semakin tua, kadar testosterone menurun, sedangkan kadar estrogen relatif tetap, sehingga perbandingan antara estrogen : testosterone relative meningkat. Estrogen dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitifitas sel-sel prostat terhadap rangsngan hormone androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat (apoptosis). Meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan testosterone menurun, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa prostat menjadi lebih besar

6. Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan retensi urin? HAL- HAL YANG DAPAT MENYEBABKAN RETENSI URIN Kelemahan otot detrusora. Kelainan saraf periferb. Kelainan medulla spinalis

Hambatan obstruksi uretraa. Gumpalan darahb. Sklerosis leher buli-bulic. Hiperplasi prostatd. Karsinoma prostate. Striktur uretra akibat tindakan operatif f. Batu uretrag. Tumor uretrah. Klep utertai. Cidera uretraj. Fimosisk. Parafimosisl. Stenosis meatus uretra Hambatan obstuksi ginjalHidronefrosisTumorBatuCideraKarsinomaInkoordinasi antara detrusor-uretraCidera cauda equine

Sumber : Dasar- Dasar Urologi Basuki B. Purnomo Ed, 3.2011. Sagung Seto

7. Apa tujuan dokter melakukan kateterisasi dan RT? Indikasi pemasangan kateter:1. Diagnostik (secepatnya dilepas)a. Mengambil sample urin untuk kultur urinb. Mengukur residu urinec. Memasukan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologyd. Urodinamike. Monitor produksi urine atau balance cairan.2. Terapi (dilepas setelah tujuan dicapai)a. Retensi urineb. Self intermiten kateterisasi (CIC)c. Memasukkan obat-obatand. Viversi urinee. Sebagai splinDRE (Digital Rectal Examination) Dengan cara pemeriksaan rectal toucher (DRE/digital rectal examination, kita bisa merasakan apakah ada pembesaran prostat atau tidak.Caranya yaitu dengan memasukkan jari kita yang sudah memakai sarung tangan dan sudah dilubrikasi ke dalam rectum. Pembesaran dapat kita rasakan karena prostat terletak didepan rectum. Normalnya (jika tidak ada pembesaran, maka ujung jari kita dapat meraba prostat sampai ke ujung nya). Sewaktu kita melakukan pemeriksaan rectal toucher ini maka kita harus merasakan juga konsistensinya, ukurannya, dan apakah ada nyeri tekan. Biasanya, pada kanker, kita dapatkan benjolan yang tidak rata (asimetris dan keras), tapi pada BPH biasanya simetris, lembut, kenyal dan tidak ada nyeri tekan. Menurut ( Brockop dan Marrie, 1999 ) pemasangan kateter urine dapat dilakukan untuk diagnosis maupun sebagai terapi. Indikasi pemasangan kateter urine untuk diagnosis adalah sebagai berikut :1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi dengan menghindari kontaminasi.2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada klien segera setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur jumlah urine yang keluar.Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih melalui kateter.1. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil pressure.Indikasi Pemasangan Kateter urine sebagai Terapi adalah :1. Dipakai dalam beberapa operasi traktus urinarius bagian bawah seperti secsio alta, repair reflek vesico urethal, prostatatoktomi sebagai drainage kandung kemih.2. Mengatasi obstruksi infra vesikal seperti pada BPH, adanya bekuan darah dalam buli-buli, striktur pasca bedah dan proses inflamasi pada urethra.3. Penanganan incontinensia urine dengan intermitten self catheterization.4. Pada tindakan kateterisasi bersih mandiri berkala ( KBMB ).5. Memasukan obat-obat intravesika antara lain sitostatika / antipiretika untuk buli - buli.6. Sebagai splint setelah operasi rekontruksi urethra untuk tujuan stabilisasi urethra, Coude catheter yaitu kateter dengan ujung lengkung dan ramping. Kateter ini dipakai jika usaha kateterisasi dengan memakai kateter berujung lurus mengalami hambatan yaitu pada saat kateter masuk ke uretra pars bulbosa yang berbentuk huruf S, adanya hiperplasi prostat yang sangat besar, atau hambatan akibat sklerosis leher buli-buli. Dengan bentuk ujung yang lengkung dan ramping kateter ini dapat menerobos masuk kedalam hambatan ta Tujuan dari Rectal Toucher adalah :

1. Menentukan konsistensi dari prostatKonsistensi prostat benigna seperti kalau kita menekan ujung hidung kita dan permukaan seluruh kelenjar biasanya rata (halus). Bila konsistensi prostat berdungkul atau terdapat bagian yang lebih keras, seperti kalau menekan daerah tulang hidung atau sendi jari maka harus dipikirkan adanya karsinoma, prostatitis kalkulosa, tbc prostat atau prostatitis granulomatosa.2. Menentukan besarnya prostatSecara RT besarnya prostat normal tersebut ditandai dengan batas batas yang jelas, yaitu sulcus lateralis mudah diraba, batas atas juga mudah diraba. Dan ditengahnya terdapat sulkus mediana yang juga mudah diraba.Menentukan besarnya prostat secara RT keakuratannya rendah karena memang banyak kendalanya, yaitu:Memerlukan banyak pengalamanFaktor subyektifitasnya besar, antara satu pemeriksa dengan pemeriksa lain sangat bervariasi.Sering prostat membesar intra vesika.Secara RT besarnya prostat dibedakan :- grade (derajat ) I : perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.- grade (derajat) II : perkiraan beratnya antara 20-40 gram.- grade (derajat) III : perkiraan beratnya lebih dari 40 gram

3. Menentukan sistem persyarafan unit vesiko urtetra.Tonus sphinter yang normal, tidak longgar waktu jari telunjuk dimasukkan dan refleks bulbo kaverosa (BCR) yang positif menandakan bahwa persyarafan unit vesiko uretra tidak intake. Bila dengan mendadak glans penis ditekan dengan tangan kiri dan pada jari telunjuk yang di rektum terasa kontarksi dari sphinter ani maka dikatakan bahwa BCR positif.. ContohProstatitisBPHCa Prostat

Akut : permukaan rata, bengkak, lunak, hangat

Kronis : tidak spesifik, terkadang teraba krepitasi (tanda kalkulosa prostat)Teraba membesar, permukaan rata, konsistensi kenyal, sulcus medianus tidak terabaTeraba nodul irreguler, sulcus medianus tidak teraba, konsistesi keras

DRE (Digital Rectal Examination)Dengan cara pemeriksaan rectal toucher (DRE/digital rectal examination, kita bisa merasakan apakah ada pembesaran prostat atau tidak.Caranya yaitu dengan memasukkan jari kita yang sudah memakai sarung tangan dan sudah dilubrikasi ke dalam rectum. Pembesaran dapat kita rasakan karena prostat terletak didepan rectum. Normalnya (jika tidak ada pembesaran, maka ujung jari kita dapat meraba prostat sampai ke ujung nya). Sewaktu kita melakukan pemeriksaan rectal toucher ini maka kita harus merasakan juga konsistensinya, ukurannya, dan apakah ada nyeri tekan. Biasanya, pada kanker, kita dapatkan benjolan yang tidak rata (asimetris dan keras), tapi pada BPH biasanya simetris, lembut, kenyal dan tidak ada nyeri tekan.

Grade 0: sulcus medianus prostat cekungGrade 1: prostat membesar, toleransi hingga 3 cmGrade 2: prostat membesar, melebihi 2-3 cm dari normalGrade 3: prostat membesar, teraba 3-4 cmGrade 4: prostat membesar, teraba > 4cm

8. DD? (etiologi, patogenesis, patofisiologi, gejala klinis) BPHCA PROSTATPROSTATITIS

DefinisiKelainan prostat yang ditandai dengan proliferasi elemen epitel dan stroma,yg menyebabkan kelenjar membesar dan sering menyebabkan obstruksi saluran kemihPerdangan pd prostat

Faktor Resiko Cukup banyak ditemukan pada laki-laki usia 40 th dan frekuensinya meningkat scr progresif seiring usia,mencapai 90 % pada dekade kedelapan>50 th,puncak pd usia 65-75 thRiwayat ISK,IMS

Etiologi1. Teori Dihidrotestosteron2. Inbalance esterogen-Progesteron3. Berkurangnya kematian sel4. Interaksi antara sel stroma dan sel epitel5. Teori stem selIdiopatikHormonGenetikLingkunganDiet tinggi lemak hewaniKuman gram Kuman gram +GO

Patogenesis1. Teori DihidrotestosteronTestosteronDihidrotestosteron

Berikatan dgn reseptor pd nukleus,merangsang sintesis DNA,RNA,dan GF 5 alfa reduktase

Hiperplasia Prostat

2. Inbalance esterogen-Progesteron

Usia lanjutesterogen naik,testosteron turun

3. Berkurangnya kematian sel4. Interaksi antara sel stroma dan sel epitelDHT dan estradiolSel stromaGROWTH FACTORroliferasi sel epitel maupun sel stroma

5. Teori stem selApoptosisStem selketidaktepatan aktivitas stem selProliferasiInfeksi ascenden

Gejala LUTSObstruksi(Hesistansi,pancaran miksi melemah,intemintensi,miksi tdk puas,menetes setelah miksi)Iritasi(frekuensi,nokturia,urgensi,disuria) UUTSKeluhan akibat penyulit BPH,Nyeri pinggang,benjolan di pinggang(hidronefrosis).demamDemam,menggigil,rasa sakit di perineal,frekuensi,urgensi,disuria,retensi urin

TandaRT : konsistensi prostat kenyal(sprti merab ujung hidung),lobus kanan dan kiri simetris,tdk tdpt nodulRT: konsistensi keras, bernodul, asimetris, sulcus medianus tidak terabaRT ; prostat bengkak,hangat,nyeri,teraba lunak

Px.Lab Sedimen urin (BPH akan menimbulkan penyulit lain) Tumor marker PSA meningkat, diperiksa lewat darah Faal ginjal Uriflowmetri PSA meningkat lebih tinggi daripada BPHLeukosituria,hematuria,leukositosis,PAF meningkat,bakteriuria,kultur urin

Px radiologi PIV Kelainan pd ginjal maupun ureter Memperkirakan besarnya kelenjar prostatindentasi prostatpendesakan ke VU,ureter sebelah distal(hooked fish) FPA ginjal membengkak TRUS (Trans Rectal Ultra Sonografi) besar dan vol.kelenjar prostat,kemungkinan pembesaran prostat maligan TRUS (Trans Rectal Ultra Sonografi) besar dan vol.kelenjar prostat,kemungkinan pembesaran prostat maliganTdk diperlukan

9. Faktor resiko BPH? Usia semakin tua estrogen naik Lifestyle diet, alkohol Herediter

10. Pemeriksaan penunjang BPH? RT untuk menilai ada perbesaran di prostat atau tidak. Jika ada nyeri tekan infeksi Px darah menyingkirkan DD, menilai fungsi ginjal Screening Ca prostat kadar PSA naik 30-50%, dilanjutkan px lebih lanjut USG/ transrectal ultasound USG lewat duburr FPA menyingkirkan ada batu tidak Kultur Radiologi VU FPA ada batu atau tidak Pielografi, sistografi, urografi dinding irreguler, filling defect (trombus/tumor), cari korelasi VU dengan prostat

11. Tatalaksana BPH? 12. Komplikasi Batu Kandung Kemih Hematuria Sistitis Pielonefritis Retensi Urin Akut Atau Kronik Refluks Vesiko-Ureter Hidroureter Hidronefrosis Gagal GinjalTenggara T. Gambaran Klinis dan Penatalaksanaan Hipertrofi Prostat, Jakarta : IDI,