Latar Belakang Jurnal FIks Banget

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai rangsangan baik secara fisik, kimiawi, psikologis, maupun psikososial yang merupakan ancaman gangguan pada sistem homeostasis tubuh dapat memicu response stres. Berbagai stressor dapat menimbulkan berbagai respon spesifik yang khas untuk stressor tersebut, Jika tubuh bertemu dengan stressor, tubuh akan mengaktifkan respon saraf dan hormon untuk melaksanakan tindakan-tindakan pertahanan untuk mengatasi keadaan stress tersebut, Respon terhadap hormon dikendalikan oleh hipotalamus, hipotalamus menerima masukan mengenai stresor fisik dan psikologis dari hampir semua daerah di otak dan dari banyak reseptor di seluruh tubuh. Sebagai respon hipotalamus secara langsung akan mengaktifkan sistem saraf simpatis. Mengeluarkan CRH untuk merangsang sekresi ACTH dan kortisol. (Hole. 1981, Sherwood. 1996) Kortisol merupakan produk utama dari glukokortikoid, berperan dalam mengatur metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, Kortisol mempunyai efek metabolik yaitu meningkatkan konsentrasi glukosa darah dengan menggunakan simpanan protein dan lemak. Peningkatan kortisol berbanding lurus dengan tingkat keadaan stress seseorang, akibat dari peningkatan stress seseorang maka akan terjadi pula peningkatan produksi kortisol 1

Transcript of Latar Belakang Jurnal FIks Banget

Page 1: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai rangsangan baik secara fisik, kimiawi, psikologis, maupun

psikososial yang merupakan ancaman gangguan pada sistem homeostasis tubuh

dapat memicu response stres. Berbagai stressor dapat menimbulkan berbagai

respon spesifik yang khas untuk stressor tersebut, Jika tubuh bertemu dengan

stressor, tubuh akan mengaktifkan respon saraf dan hormon untuk melaksanakan

tindakan-tindakan pertahanan untuk mengatasi keadaan stress tersebut, Respon

terhadap hormon dikendalikan oleh hipotalamus, hipotalamus menerima masukan

mengenai stresor fisik dan psikologis dari hampir semua daerah di otak dan dari

banyak reseptor di seluruh tubuh. Sebagai respon hipotalamus secara langsung

akan mengaktifkan sistem saraf simpatis. Mengeluarkan CRH untuk merangsang

sekresi ACTH dan kortisol. (Hole. 1981, Sherwood. 1996) Kortisol merupakan

produk utama dari glukokortikoid, berperan dalam mengatur metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak, Kortisol mempunyai efek metabolik yaitu

meningkatkan konsentrasi glukosa darah dengan menggunakan simpanan protein

dan lemak. Peningkatan kortisol berbanding lurus dengan tingkat keadaan stress

seseorang, akibat dari peningkatan stress seseorang maka akan terjadi pula

peningkatan produksi kortisol oleh adrenal, peningkatan kortisol akibat stres ini

akan memperparah keadaan seseorang yang terkena Cushing sindrome, sekresi

kortisol berlebih merupakan penyebab sindrom cushing yang paling sering dan

ditandai oleh kadar ACTH plasma dan kortisol yang tinggi. Gejala kasus penyakit

cushing sindrome adalah adanya mobilisasi lemak dari bagaian bawah tubuh,

disertai dengan banyaknya penimbunan lemak tambahan didaerah toraks dan regio

abdomen atas, sehingga tubuh tampak seperti tubuh kerbau. Sebagai seorang

tenaga kesehatan, perawat sangat memegang peran didalam melakukan berbagai

tindakan medis kepada kliennya, berbagai Intervensi pun dapat dilakukan perawat

untuk mengatasi keadaan stress pada pasien yang mengalami cushing sindrome ,

hal ini sangat diperlukan sebab peningkatan kadar kortisol secara terus menerus

akibat strres pada seseorang yang mengalami cushing sindrome dapat

memperburuk keadannya, salah satu intervensi yang dapat dilakukan perawat

1

Page 2: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

untuk memanagement stres adalah dengan melakukan terapi pijat, Terapi pijat

adalah salah satu intervensi yang telah mendapat perhatian dalam beberapa tahun

terakhir dengan melakukan terapi pijat selama lima belas menit setiap minggunya

maka akan dapat mengurangi frekuensi stress yang berdampak pada penurunan

kadar kortisol dalam tubuh,

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana

efektifitas terapi pijat terhadap penurunan frekuensi stres yang berdampak pula

pada penurunan kadar kortisol pada pasien cushing sindrom

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengaruh antara keadaan stres dengan peningkatan

kadar kortisol dalam tubuh ?

1.2.2 Bagaimana efektifitas terapi pijat terhadap penurunan frekuensi

stres dan kadar kortisol pada pasien cushing sindrom?

1.2.3 Bagaimana analisis implikasi keperawatan terhadap pemanfaatan

terapi pijat dalam mengurangi frekuensi stres pada pasien cushing

sindrome?

1.3 Tujuan

1.2.2.1 Mengidentifikasi pengaruh antara keadaan stres dengan

peningkatan kadar kortisol dalam tubuh

1.2.2.2 Mengidentifikasi efektifitas terapi pijat terhadap penurunan

frekuensi stres dan kadar kortisol pada pasien cushing sindrom

1.2.2.3 Mengidentifikasi implikasi keperawatan yang dapat ditimbulkan

terhadap penggunaan terapi pijat dalam mengurangi frekuensi stres

pada pasien cushing sindrom

1.4 Manfaat

1.4.1 Penulis

1.4.1.1 Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh antara

keadaan stres dengan peningkatan kadar kortisol serta efektifitas

2

Page 3: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

terapi pijat terhadap penurunan frekuensi stres pada pasien cushing

sindrom

1.4.1.2 Menambah kemampuan berpikir kritis dalam menanggapi

permasalahan kesehatan di masyarakat serta bagaimana cara

menanganinya

1.4.2 Bagi Pembaca

1.4.2.1 Pembaca dapat mengetahui pengaruh antara keadaan stres dengan

peningkatan kadar kortisol serta efektifitas terapi pijat terhadap

penurunan frekuensi stres pada pasien cushing sindrom

1.4.3 Institusi Pendidikan

1.4.3.1 Dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk meneliti lebih lanjut

mengenai pengaruh antara keadaan stres dengan peningkatan kadar

kortisol serta efektifitas terapi pijat terhadap penurunan frekuensi

stres pada pasien cushing sindrom.

1.4.4 Dinas Kesehatan

1.4.4.1 Dapat menambah data mengenai mengenai pengaruh antara keadaan

stres dengan peningkatan kadar kortisol serta efektifitas terapi pijat

terhadap penurunan frekuensi stres pada pasien cushing sindrom

\

3

Page 4: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stres

Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan

tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi.

Sindrom adaptasi umum atau teori Selye, menggambarkan stres sebagai kerusakan

yang terjadi pada tubuh tanpa mempedulikan apakah penyebab stres tersebut

positif atau negatif. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memerhatikan stresor

atau penyebab tertentu (Isaacs, 2004).

2.2 Definisi Terapi Pijat

Terapi pijat adalah memanipulasi jaringan lunak dan otot-otot menggunakan

tangan atau kaki yang ditujukan untuk menghilangkan ketegangan, nyeri, kejang,

stres, dan meningkatkan sirkulasi darah.

2.3 Hubungan Stres dan peningkatan kadar kortisol

Perubahan fisiologis stres dapat ditunjukkan dengan mengukur hasil jangka

panjang fisiologis simpatik rangsangan , seperti , peningkatan tekanan darah,

tingkat jantung dan sekresi kortisol ( Clow 2001) Stress mengacu pada respons

umum nonspesifik tubuh terhadap setiap faktor yang mengalahkan, atau akan

mengalahkan, kemampuan kompensantorik tubuh dalam mempertahankan

homeostasis, stress mengacu pada keadaan yang di induksi oleh stresor. Jenis-

jenis rangsangan pengganggu berikut ini menggambarkan beragamnya faktor

yang dapat menimbulkan respon stres daiantaranya adalah fisik (trauma

pembedahan, panas atau dingin hebat), kimia (penurunan pasokan O2,

ketidakseimbangan asam-basa), Fisiologis (olahraga berat, syok, pendarahan,

nyeri), psikologis atau emosi (rasa cemas, ketakutan, kesedihan), dan sosial

((konflik pribadi dan perubahan gaya hidup), semua jenis stres tersebut

merupakan perangsang kuat untuk sekresi kortisol. kadar kortisol yang tinggi juga

bisa menjadi konsekuensi dari paparan kronis terhadap stres sehari-hari. Hampir

semua jenis stres baik bersifat fisik atau neurogenik, menyebabkan peningkatan

4

Page 5: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

sekresi ACTH dengan segera oleh kelenjar hipoisis anterior yeng diikuti dengan

peningkatan sekresi hormon adrenokortikal berupa kortisol dalam beberapa menit,

kunci dari pengaturan ini adalah eksitasi pada hipotalamus oleh berbagai tipe stres

yang berbeda. Rangsangan stres ini mengaktifkan seluruh sistem untuk

menyebabkan timbulnya pelepasan kortisol dengan cepat.

2.4 Definisi Cushing sindorme

Cushing Sindrome atau sindrom cushing adalah gangguan hormonal yang

disebabkan oleh paparan berkepanjangan akibat hormone kortisol yang tinggi.

Gangguan ini juga sering disebut dengan  hypercortisolism. Sindrom cushing

relatif langka dan paling sering mempengaruhi orang dewasa berusia 20 tahun

sampai 50 tahun

(Sylvia, 2006).

2.5 Patofisiologi Cushing Sindrome

Sindrom cushing

dapat disebabkan oleh

beberapa mekanisme, yang

mencakup tumor kelenjar

hipofisis yang menghasilkan

ACTH dan menstimulasi

korteks adrenal untuk

meningkatkan sekresi

hormonnya meskipun

hormone tersebut telah

diproduksi dengan jumlah yang adekuat. Hyperplasia primer kelenjar adrenal

dalam keadaan tanpa adanya tumor hipofisis jarang terjadi. Pemberian

kortikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom cushing. Penyebab

lain sindrom cushing yang jarang dijumpai adalah produksi ektopik ACTH oleh

malignitas yang paling sering ditemukan. Tanpa tergantung dari penyebabnya,

mekanisme umpan balik normal untuk mengendalikan fungsi korteks adrenal

menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal akan

menghilang. Tanda dan gejala sindrom cushing terutama terjadi sebagai akibat

5

Page 6: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

dari sekresi glukokortikoid dan androgen ( hormon seks ) yang berlebihan,

meskipun mineralkortikoid juga dapat berpengaruh. Sindrom cushing di akibatkan

sekresi kelebihan hormone adrenokortikoid, adrenokortikoid mensekresikan

hormone glukokortikoid, mineralokortikoid, dan adrenoandrogen. Contoh

glukokortikoid adalah kortisol .Tidak seperti aldosteron oleh zona glomerulosa,

yang terutama diatur oleh kalium dan angiotensin yang bekerja secara langsung

terhadap sel-sel adrenokortikal, ternyata hampir tidak ada rangsangan yang

mempunyai efek langsung terhadap sel-sel adrenal yang menyekresi kortisol,

sebaliknya, sekresi kortisol hampir seluruhnya diatur oleh ACTH yang disekresi

oleh kelenjar hipofisis anterior. Hampir semua jenis stres baik bersifat fisik atau

neurogenik, menyebabkan peningkatan sekresi ACTH dengan segera oleh kelenjar

hipoisis anterior yeng diikuti dengan peningkatan sekresi hormon adrenokortikal

berupa kortisol dalam beberapa menit, kunci dari pengaturan ini adalah eksitasi

pada hipotalamus oleh berbagai tipe stres yang berbeda. Rangsangan stres ini

mengaktifkan seluruh sistem untuk menyebabkan timbulnya pelepasan kortisol

dengan cepat, terdapat pula umpan balik langsung dari kortisol terhadap

hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior untuk menurunkan konsentrasi kortisol

dalam plasma sewaktu tubuh tidak mengalami stres. Akan tetapi, rangsangan stres

itu sebenarnya merupakan salah satu rangsangan terkuat, rangsangan ini selalu

dapat mematahkan umpan balik penghambat langsung dari kortisol, sehingga akan

menyebabkan timbulnya eksaserbsi periodik dari sekresi kortisol di berbagai

waktu selama satu hari atau pemanjangan sekresi kortisol dalam keadaan stres

kronik , Hipersekresi korteks adrenal akan menyebabkan timbulnya efek

hormonal kompleks yang beruntun , disebut sebagai sindrom cushing, sebagian

besar kelainan sindrom cushing dianggap karena jumlah kortisol yang abnormal,

sehingga dengan peningkatan kadar kortisol pada orang stres akan akan

memperparah keadaan pada pasien sindrom cushing sebab peningkata kortisol

terus menerus pada sindrom cushing akan menyebabkan gangguan metabolisme

karbohidrat, glukosa dan protein serta kortisol yang berlebihan selama waktu yang

lama akibat stress menahun dapat mengacaukan regulasi sistem-imun. Misalnya,

rasio jumlah sel T-helper dan T-supresor bisa berubah shingga dapat mencetuskan

suatu penyakit auto-imun

6

Page 7: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

2.6 Manfaat terapi pijat terhadap penurunan kadar kortisol pada pasien

cushing sindrom

Manfaat pijatan dan sentuhan untuk menghilangkan stres sudah banyak diteliti

para ahli. Salah satunya studi yang dilakukan tim dari University of Miami yang

diikuti 37 pasien kanker payudara yang mendapatkan terapi pijat atau relaksasi

otot selama lima minggu. Para responden yang berada dalam kelompok terapi

pijat mengatakan mereka merasa lebih berenergi, berkurang stresnya serta rasa

amarahnya.hal ini diakibatkan ketika di pijat dengan relaksasi yang maksimal,

aktifitas mental akan

diperbarui, otot-otot lebih

lemas, dan kecemasan serta

stres akan berkurang,

peingkatan stres ini tentunya

akan meningkatkan kadar

kortisol dalam tubuh sebab

studi sebelumnya telah

mengukur kortisol sebagai

indikator stres( Heinrichs et al

2003; Deane et al, 2002 ) . peneliti lain menduga bahwa kortisol adalah sebagai

salah satu ukuran stres dan hal tersebut akan menjadi parameter yang berguna

untuk digunakan sebagai ukuran hasil dalam studi intervensi ( Hernadez – Reif et

al 2000; Field et al 1996; Field et al 1991) Sumbu Hipotalamus - hipofisis -

adrenal ( HPA ) mengaktifkan respon terhadap stres . kenaikan di tingkat stres dan

kecemasan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi fungsi sumbu ini dan

menyebabkan peningkatan kadar kortisol dalam darah ( Kudielka et al , 2004 ) .

kortisol adalah sebuah glukokortikoid yang sangat fungsional dalam metabolisme

glukosa , lemak , dan protein . Kortisol yang juga disebut sebagai hormon stres

merupakan penentu dalam situasi stres

( Koelsch dkk . , 2011) . Cushing sindrom adalah penyakit yang diakibatkan oleh

paparan berkepanjangan hormone kotisol yang tinggi , akibat stres yang terjadi

pada penderita cushing sindrom, yang mana stres ini akan meningktkan kortisol,

hal ini akan memperparah keadaan penderita cushing sindrome khususnya pada

7

Terapi Pijat

Penurunan Kortisol

Page 8: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

berbagai gangguan fungsional dalam tubuh. Bila masalah stres tersebut tidak

terpecahkan pada pasien cushing sindrom maka akhirnya akan dapat

menyebabkan kerusakan pada jaringan otot, saraf dan penurunan fungsi sistem-

imun, sedangkan kadar glukosa dan tekanan darah meningkat. Sel-sel otak

bereaksi kuat terhadap kortisol, khususnya bagian otak di mana terletak fungsi

ingatan (hippocampus), di mana terdapat banyak reseptor kortisol dan dapat

dianggap sebagai termostat untuk kortisol. Kelebihan kortisol mengakibatkan

perubahan ekspresi dari gen-gen tertentu yang penting bagi sistem ketahanan.

Oleh karenanya, penderita lebih mudah dihinggapi suatu gangguan psikosomatis.

Misalnya hipertensi. Oleh karenanya penggunaan terapi pijat sangat efektif bagi

penderita cushing sindrom untuk membuatnya menjadi lebih rileks dan diikuti

dengan penurunan kadar kortisol dalam tubuh pula, sehingga berbagai jenis

penyakit penyerta yang diakibatkan akibat hiperkortisol dapat ditekan pada pasien

cushing sindrom.

8

Page 9: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

BAB III

PEMBAHASAN

PPICOT

Problem : pengaruh antara keadaan stres dengan peningkatan kadar kortisol serta

efektifitas terapi pijat terhadap penurunan frekuensi stres

Population : 60 orang

Populasi ini dibagi atas dua kelompok yang masing-masing terdiri atas

30 orang , satu kelompok digunakan sebagai kelompok kontrol yang

tidak mendapatkan terapi pijat dan satu kelompok lagi sebagai

kelompok intervensi mendapatkan terapi pijat, Kelompok kontrol

tidak menerima intervensi aktif dan diminta untuk melanjutkan

pekerjaan mereka , istirahat ,makan dan gaya hidup seperti biasa.

Sedangkan Kelompok intervensi diberikan terapi pijat menggunakan

minyak biji anggur sebagai pelumas kulit. pijat itu didasarkan pada

teknik pijat Swedia

( Fritz 2000) .

Intervention : Pemberian terapi Pijat terhadap penurunan frekuensi stres dan

kortisol

Terdapat dua kelompok utama disini yaitu keompok kontrol dan

kelompok intervensi, Kelompok intervensi diberikan terapi pijat

menggunakan minyak biji anggur sebagai pelumas kulit. pijat itu

didasarkan pada teknik pijat Swedia ( Fritz 2000) . Sedangkan

kelompok kontrol tidak . Dua peserta kontrol berhenti mengikuti

studi penelitian ini pada satu minggu akhir. Akibatnya, 28 peserta

yang tersisa untuk mengambil bagian dalam pengumpulan data

kelompok kontrol sementara 30 peserta ambil bagian dalam

kelompok intervensi . Dari 58 peserta yang tersisa , 48 ( 83 % )

menyelesaikan semua data yang diperlukan pada setiap titik waktu

yakni satu , tiga dan lima minggu dari penelitian. Semua peserta

diminta untuk memasok spesimen urin pertama di minggu pagi

9

Page 10: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

pertama , ketiga dan kelima . kortisol urin rata-rata pada sampel

kontrol dan intervensi berada di sekitar 6,0 dan tetap cukup konstan

sepanjang waktu . ini menunjukkan Tidak adanya perbedaan

statistik yang signifikan baik pada pemberian terapi pijat ataupun

tidak ada perlakuan pijat sama sekali pada seseoang, hal ini

disebabkan pada kelompok kontrol ataupun intervensi tidak

memiliki masalah peningkatan stres yang signifikan serta semua

kelompok memiliki kadar kortisol uin yang normal, sehingga tidak

mungkin intervensi terapi pijat akan semakin menurunkan kadar

kortisol kelompok tersebut karena kadar kortisolnya masih berada

dalam tahap normal , ini menjadi salah satu masalah dalam

penelitian jurnal ini karena tidak adanya perbedaan penyakit

ataupun stresor yang besar diantara kedua kelompok , hal ini sangat

bertolak belakang dari teori-teori yang ada, dimana bebrapa teori

menyatakan bahwa terapi pijat dapat membuat otot-otot menjadi

lebih lemas, dan kecemasan serta stres akan berkurang, sehingga

secara otomatis kadar kortisol dalam tubuh pun akan berkurang

sebab beberapa para peneliti- peneliti lain menduga bahwa

peningkatan kortisol adalah salah satu sebagai

indikator stres seseorang ( Heinrichs et al 2003; Deane et al, 2002 )

Compharism : Pemberian terapi pijat pada kelompok intervensi dan tanpa

perlakuan pada kelompok kontrol

Pada pemberian terapi pijat pada kelompok intervensi pada satu

minggu pertama rata-rata kadar kortisol urinnya adalah 6.5

sedangkan pada kelompok kontrol pada minggu pertama kadar

kortisol urinnya adalah 6.0, pada minggu ke 5 kadar kortisol urin

pada kelompok intervensi terjadi penurunan namuan tidak

signifikan yakni 6.0 , sedangkan pada kelompok kontrol terjadi

peningkatan kadar kortisol urin juga yakni 7.0, sehingga rata-rata

antara kelompok intervensi dan kontrol hampir sama yakni 6.0 ,

ini menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan yang signifikan

10

Page 11: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

pada kelompok yang menerima terapi pijat maupun tidak, hal ini

disebabkan kadar kortisol kedua kelompok masih dalam tahap

normal dan masih berada dalam kondisi yang sehat sehingga tidak

mungkin intervensi terapi pijat akan semakin menurunkan kadar

kortisol kedua kelompok tersebut yang mana masih berada dalam

tahap normal, sehingga perlu adanya perbedaan kondisi ataupun

penyakit antar satu kelompok satu dan kelompok lain untuk

memperbaiki penelitian ini, hal ini didukung pula oleh jurnal

pendukung yang berjudul “the effect of music on the level of

cortisol, blood glucose and physiological variables in patients

undergoing spinal anesthesia” yang menyatakan bahwa dengan

menggunakan terapi musik yang dapat merelaksasi seseorng

sehingga stres yang ada dapat ditekan dan kadar kortisol dalam

tubuhnya pun dapat berkurang, namun intervensi ini sudah dapat

mengurangi kadar kortisol seseorang karena berhubungan dengan

tingkat kecemsan, stres dan penyakit yang dialami

Outcome : Penurunan frekuensi atau tingkat stres dan kortisol setelah melakukan

terapi pijat

Pada penelitian ini tidak ada perubahan signifikan yang terjadi dengan

pengurangan tingkat stres hal ini dapat diukur dari kortisol urin kedua

kelompok, kedua kelompok memiliki rata-rata kortisol urin berkisar

antara 6.0 shingga tidak ada perubahan signifikan terhadap pemberian

terapi pijat, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

adalah kondisi kedua kelompok masih dalam keadaan normal

sehingga pemberian intervensi tidak akan efektif menunjukkan

perubahan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. hal ini

sangat berbeda dari teori-teori yang telah ada, beberapa teori

menyebutkan bahwa terapi pijat dapat membuat orang menjadi lebih

relaksasi dan tingkat stres akan berkurang, sehingga akan terjadi

penurunan kadar kortisol dalam tubuh sebab kortisol merupakan salah

satu ukuran stres dan hal tersebut akan menjadi parameter yang

11

Page 12: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

berguna untuk digunakan sebagai ukuran hasil dalam studi intervensi (

Hernadez – Reif et al 2000; Field et al 1996; Field et al 1991)

Time : 5 minggu

12

Page 13: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

3.1 Pengaruh antara keadaan stres dengan peningkatan kadar kortisol dalam

tubuh

Stres merupakan stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan

menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang, selain itu perubahan

fisiologis pada stres dapat ditunjukkan dengan mengukur hasil jangka panjang

fisiologis simpatik rangsangan, seperti , peningkatan tekanan darah, tingkat

jantung dan sekresi kortisol. Peningkatan kortisol merupakan salah satu indikator

stres dengan kata lain dapat dikatakan bahwa stres tersebut merupakan perangsang

kuat untuk sekresi kortisol. kadar kortisol yang tinggi juga bisa menjadi

konsekuensi dari paparan kronis terhadap stres sehari-hari. Hampir semua jenis

stres baik bersifat fisik atau neurogenik, menyebabkan peningkatan sekresi ACTH

dengan segera oleh kelenjar hipoisis anterior yeng diikuti dengan peningkatan

sekresi hormon adrenokortikal berupa kortisol dalam beberapa menit, kunci dari

pengaturan ini adalah eksitasi pada hipotalamus oleh berbagai tipe stres yang

berbeda. Rangsangan stres ini mengaktifkan seluruh sistem untuk menyebabkan

timbulnya pelepasan kortisol dengan cepat.Namun dari jurnal yang diperoleh

tidak ada perubahan yang signifikan dari kadar kortisol dalam tubuh antara

kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebab kadar kortisol kedua kelompok

masih normal sebelum dilakukan intervensi sehingga tidak mungkin

menurunkannya lagi selain itu kondisi tubuh pasien masih sehat sehingga tidak

ada perbedaan stresor antara satu kelompok dengan kelompok lain

3.2 Efektifitas terapi pijat terhadap penurunan frekuensi stres dan kadar

kortisol pada pasien cushing sindrom

Terapi pijat adalah suatu teknik dengan memanipulasi jaringan lunak dan otot-

otot menggunakan tangan atau kaki yang ditujukan untuk menghilangkan

ketegangan, nyeri, kejang, stres, dan meningkatkan sirkulasi darah, cushing

sindrom merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya tumor kelenjar

hipofisis ataupun karena paparan berkepanjangan akibat hormon kortisol dalam

tubuh , penyakit cushing sindrom sendiri merupakan salah satu penyakit yang bisa

menjadi lebih parah apabila pendritanya mengalami stres, hal ini disebabkan

karena stres tersebut akan merangsang keluarnya kortisol , sehingga stres

13

Page 14: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

terkadang disebut sebagai indikator dalam pembentukan kortisol. Sumbu

Hipotalamus - hipofisis - adrenal ( HPA ) mengaktifkan respon terhadap stres .

kenaikan di tingkat stres dan kecemasan dalam jangka panjang dapat

mempengaruhi fungsi sumbu ini dan menyebabkan peningkatan kadar kortisol

dalam darah ( Kudielka et al , 2004 ) . kortisol adalah sebuah glukokortikoid yang

sangat fungsional dalam metabolisme glukosa , lemak , dan protein . Kortisol

yang juga disebut sebagai hormon stres merupakan penentu dalam situasi stres

( Koelsch dkk . , 2011) . akibat stres yang terjadi pada penderita cushing sindrom,

hal ini akan meningktkan kortisol penderta cushing sindrom dan akan

memperparah keadaannya khususnya pada berbagai gangguan yang terkait dengan

sistem fungsional dalam tubuh. Bila masalah stres tersebut tidak terpecahkan pada

pasien cushing sindrom maka akhirnya akan dapat menyebabkan kerusakan pada

jaringan otot, saraf dan penurunan fungsi sistem-imun, sedangkan kadar glukosa

dan tekanan darah meningkat. Sel-sel otak bereaksi kuat terhadap kortisol,

khususnya bagian otak di mana terletak fungsi ingatan (hippocampus), di mana

terdapat banyak reseptor kortisol dan dapat dianggap sebagai termostat untuk

kortisol. Kelebihan kortisol mengakibatkan perubahan ekspresi dari gen-gen

tertentu yang penting bagi sistem ketahanan. Oleh karenanya, penderita lebih

mudah dihinggapi suatu gangguan psikosomatis. Misalnya hipertensi. Oleh sebab

itu penggunaan terapi pijat sangat efektif bagi penderita cushing sindrom untuk

membuatnya menjadi lebih rileks dan diikuti dengan penurunan kadar kortisol

dalam tubuh pula, sehingga berbagai jenis penyakit penyerta yang diakibatkan

akibat hiperkortisol dapat ditekan pada pasien cushing sindrom.

3.3 implikasi keperawatan yang dapat ditimbulkan terhadap pemanfaatan

terapi pijat dalam mengurangi frekuensi stres pada pasien cushing

sindrom

Adapun beberapa peran perawat terkait dengan pemanfaatan mobilisasi dini

pada pasien pasca operasi, antara lain :

advokator

Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga

dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan

14

Page 15: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

atau Informasi lain khususnya seperti informasi pentingnya terapi pijat

dalam mengurangi frekuensi stres pada pasien cushing sindrom

Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang mengalami

permaslahan dengan keadaan stres pada cushing sindrom berupa asuhan

keperawatan yg komprehensif meliputi pemberian asuhan pencegahan

hingga penatalaksanaan. Dalam intervensi keperawatan, perawat dapat

memberikan terapi pijat untuk mengurangi tingkat stres pada pasien

cushing sindrom.

Fasilitator

Perawat bisa membantu pasien dan keluarga dalam memecahkan masalah

dan tempat untuk bertanya apabila ada yang ingin mengetahui

pemanfaatan terapi pijat dalam mengatasi stres pada pasien cushing

sindrom

Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,

sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan

pendidikan kesehatan. Perawat bisa memberikn informasi tentang

bagaimana cara alterative untuk mengatasi stres pada pasien cushing

sindrom dengan melakukan terapi pijat, Karena masih banyak masyarakat

yang belum mengetahui bahwa terapi pijat dapat mengatasi stres pada

pasien yang mengalami cushing sindrom sehingga kompikasi lanjutan

daari penyakit ini dapat di netralisir

15

Page 16: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan antara

lain:

4.1.1 Stres berpengaruh terhadap peningkatan kadar kortisol dalam tubuh, semua

jenis stres baik bersifat fisik atau neurogenik, menyebabkan peningkatan sekresi

ACTH dengan segera oleh kelenjar hipoisis anterior yeng diikuti dengan

peningkatan sekresi hormon adrenokortikal berupa kortisol dalam beberapa menit,

Namun dari jurnal yang diperoleh tidak ada perubahan yang signifikan dari kadar

kortisol dalam tubuh antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebab

kadar kortisol kedua kelompok masih normal sebelum dilakukan intervensi

sehingga tidak mungkin menurunkannya lagi selain itu kondisi tubuh pasien

masih sehat sehingga tidak ada perbedaan stresor antara satu kelompok dengan

kelompok lain

4.1.2 terapi pijat sangat berpengaruh terhadap penurunan frekuensi stres dan

kadar kortisol pada pasien cushing sindrom, hal ini disebabkan terapi pijat dapat

memanipulasi jaringan lunak dan otot-otot untuk menghilangkan ketegangan,

nyeri, kejang, stres, oleh karena penurunan tingkat stres seseorang tersebut maka

kortisol yang digunakan sebagai indikator dari stres tersebut dapat sedikit

berkurang sehingga penggunaan terapi pijat sangat efektif bagi penderita cushing

sindrom untuk membuatnya menjadi lebih rileks dan diikuti dengan penurunan

kadar kortisol dalam tubuh pula, sehingga berbagai jenis penyakit penyerta yang

diakibatkan akibat hiperkortisol dapat ditekan pada pasien cushing sindrom.

4.1.3 Implikasi keperawatan terkait efektifitas terapi pijat terhadap penurunan

frekuensi stres dan kadar kortisol pada pasien cushing sindrom diantaranya dari

segi pelaksana pelayanan keperawatan, educator, advocator, dan fasilitator

16

Page 17: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

4.2 Saran

4.42.1 Perlu lebih dikembangkan lagi usaha intervensi keperawatan didalam

meneliti serta menginformasikan kepada masyarakat menegenai efektifitas terapi

pijat terhadap penurunan frekuensi stres dan kadar kortisol pada pasien cushing

sindrom

17

Page 18: Latar Belakang Jurnal FIks Banget

DAFTAR PUSTAKA

18