fiks kelusarga selesai.docx

download fiks kelusarga selesai.docx

of 29

Transcript of fiks kelusarga selesai.docx

PENGKAJIAN KELUARGA

KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkah dan rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul tentang ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KELUARGA LANSIA. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada orang tua kami, teman-teman kami yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan makalah ini. Dan kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini agar bisa menjadikan kami manusia yang berpengetahuan.Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang Konsep Teoritis Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Lansia Beserta Suhan Keperawatannya. Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah. Karena kami tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami masih membutuhkan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga bermanfaat.

Bengkulu, Maret 2015

penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR................................................................DAFTAR ISI..................................................................BAB I PENDAHULUANa) Pendahuluan...................................................................................................................b) Tujuan.............................................................................................................................c) Manfaat...............................................................................BAB II TINJAUAN TEORITISa) Konsep dasar keperawatn keluarga.........................................................................................................................b) Konsep dasar lanjut usia..................................................................................................c) Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga pada keluarga lansia.............................................................................................................BAB III ASKEP KELUARGA DENGAN KELUARGA LANSIA..................................................................................................................BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKeluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dani keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan kesehatan. Berbagai ilmu ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena sampai setengah abad yang lalu. Dan berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu gerontologi, geriatri serta keperawatan gerontik, dan keperawatan geriatrik. Seiring dengan keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedikteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia bertambah 1000 orang per hari pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lanjut usia.Secara demografi, menurut sensus penduduk pada tahun 1980 di Indonesia jumlah penduduk 147,3 juta. Dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11%) orang yang berusia 50 tahun ke atas, dan 5,3 juta orang (4,3%) berusia 60 tahun ke atas. Dari 6,3 juta orang terdapat 822,831 (23,06%) orang yang tergolong jompo, yaitu para lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus sesuai undang-undang bahkan mereka harus dipelihara oleh Negara.Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis. Survei rumah tangga tahun 1980 angka kesakitan penduduk usia lebih dari 55 tahun, sebesar 25,70% diharapkan pada tahun 2000 nanti angka tersebut akan menurun menjadi 12,30% (Depkes RI, Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut usia bagi Petugas Kesehatan I, 1992)Pada sistem muskuloskeletal termasuk di dalamnya adalah tulang, persendian, dan otot-otot akan mengalami perubahan pada lansia yang dapat mempengaruhi penampilan fisik dan fisiologisnya. Semua perubahan ini sangat mempengaruhi rentang gerak, gerak secara keseluruhan, dan cara berjalan. Kekuatan muskular mulai merosot pada usia sekitar 40 tahun, dengan suatu kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. perubahan gaya hidup dan penggunakan sistem neuromuscular adal penyebab utama kehilangan kekuatan otot. Secara umum, terdapat kemunduran kartilago sendi, sebagian besar terjadi pada sendi-sendi yang menahan berat dan pemebentukan tulang di permukaan sendi. Komponen-komponen kapsul sendi pecah dan kolagen yang terdapat pada jaringan penyambung meningkat progresif yang jika tidak dipakai lagi, mungkin menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan mobilitas sendi, dan deformitas. Penyakit inflamasi artikular yang paling sering terjadi pada lansia adalah Atritis Reumatoid.Berbagai penyakit sendi, termasuk Atritis Reumatoid dapat terjadi resiko jatuh pada lansia. Jatuh merupakan kejadian terbesar pada lansia. Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, sehingga mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendak dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996 dalam Buku Ajar Geriatri, Darmojo, 1999).Kesehatan merupakan aspek sangat penting yang perlu diperhatikan pada kehidupan lansia. Semakin tua seseorang, cenderung semakin berkurang daya tahan fisik mereka. Dalam kaitan ini, kajian terhadap keperawatan lansia (keperawatan gerontik dan geriatrik) perlu ditingkatkan

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumUntuk mengetahui, memahami, dan menguasai konsep dasar keperawatan keluarga lanjut usia 2. Tujuan KhususSetelah mempelajari makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :a. Konsep dasar keperawatan kesehatan keluargab. Konsep keperawatan keluarga lansia c. Asuhan keperawatan keluarga lansiad. Memahami masalah keperawatan keluarga lansia

C. Metode penulisan Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi keperpustakaan dari literatur yang ada baik di perpustakaan maupun dimedia internet sebagai pelengkap.

D. Sistematika PenulisanMakalah ini terdiri dari IV Bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.Bab II : landasan teoritis yang terdiri dari konsep dasar keperawatan keluarga, konsep dasar keperawatan keluarga dengan lansia Bab III : Laporan KasusBab IV: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

BAB IITINJUAN TEORITISA. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga1. PengertianKeluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung kepada orientasi teoritis pendefinisi yaitu dengan menggunakan menjelaskan yang penulis dari untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (1963) membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas: Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan saudari Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang di ambil dari masyarakat dengan beberpa ciri unik tersendiri. Meskipun definisi-definisi ini sering digunakan, namun terbatas kepada kemapuan aplikasinya dan sifat komprehensifnya definisi apa saja tentang keluarga harus menggambarkan bentuk-bentuk keluarga yang ada sekarang, dan definis tradisional seperti diats bisa memberikan gambaran tentang definisi yang dimaksud.Whall (1986) dalam analisa konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat dalam perawatan, ia mendefiniskan keluarga sebagai kelompok yang mendefinisikan diri dengan anggota sendiri terdiri dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah istilah usus, yang boleh jadi tidak di ikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian macam sehingga mereka menggagap diri meraka sebagai sebuah keluarga. Mengingat siapakah individu-individu yang diindetifikasikan sebagai anggota keluarga merupaka sebuah komponen yanh sangat penting dari definisi ini. Bozett (1987) menyatukan definisi individu dengan merujuk keluarga sebagai siapa yang disebut pasien itulah keluarga . Family service amerika (tahun 1984) mendefisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensif-yaitu sebagai 2orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman .

2. Tipe keluargaPembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu:a) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanyab) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi)Tipe-tipe keluarga secara umum yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang kelurga. (friedman, 1987 hal: 12)a) Keluarga inti (konjugal) merupakan keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian nafkah. Keluarga inti terdiri dari sumi, istri, dn ank mereka-anak kandung, anak adopsi atau keduanya.b) Keluarga orientasi (keluarga asal) merupakan unit keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkanc) Keluarga besar merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah) yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga inti, berikut ini termasuk sanak keluarga seperti kakek atau nenek, tante, paman, dan sepupu.Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, pengelompokn tipe keluarga selain tipe diatas berkembang menjadi:a) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adlah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangan cenderung hidup sendiri untuk membesarkan anak-anaknya.b) Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.c) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)d) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah. e) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non-marital heterosexual cohabiting family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya. f) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gaya and lesbian family).

3. Fungsi keluargaUmumnya diakui bahwa keberadaan keluarga adalah dalam frangka untuk memenuhi fungsi-fungsi dasar tertentu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia (kebutuhan kemsyarakatan) yakni pemberian nafkah dan mengasuh anak. Disamping itu, keluarga bertindak sebagai mediator yang penting antara masyarakat dan individu dan membentuk matriks dimana kebutuhan-kebutuhan pribadi dipenuhi.Sekarang ini keluarga tampak lebih khusus dn aktivitas-aktivitasnya yang secara tradisional berlangsung dalam rumah dan atau melibatkan seluruh anggota keluarga kini berlangsung dimana-mana dan hanya melibatkan segmen-segmen keluarga atau anggota keluarga secara individual.Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, fungsi perawatan kesehatan. (friedman, 1998, hal 349-401) 1) fungsi afektif berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu sebagai perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melakukan tugas-tugas yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anggotanya, Mulai dari tahun-tahun awal kehidupan individu dan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dna kelanjutan dari unit keluarga (stair, 1972)Komponen fungsi afektif meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini,. Maka keluarga menjalankan tujuan-tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat-sifat kemanusiaan dalam diri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin berhubungan secara lebih akrab dan harga diri.2) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.3) Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn menjaga kelangsungan keluarga.4) Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.5) Fungsi perawatan kesehatan (the health care function) yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

4. Dimensi struktur dasar keluarga Struktur keluarga dapat menggambar bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan caplan (1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada empat struktur keluarga yaitu:a) Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.b) Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.c) Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.d) Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.Struktur keluarga ini nantinya perlu dikaji oleh perawat yang memberikan asuhan. Berdasarkan ke empat elemen dalam struktur keluarga, diasumsikan bahwa (Leslie & Komar, 1989: Parsons & Bales, 1995) :1) Keluarga merupakan sistem sosial uang memiliki fungsi sendiri2) Keluarga merupakan sistem sosial yang mampu menyelesaikan masalah individu dan lingkungannya.3) Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat mempengaruhi kelompok lain.4) Perilaku individu yang ditampakkan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya dan aktualisasi keluarga dimasyarakat, serta memperhatikan perkembangan negara indonesia menuju negara industri, indonesia menginginkan keluarga dikelompokan menjadi lima tahap yaitu sebagai berikut .1) Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator Keluarga Sejahtera Tahap I. 2) Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan liungkungan tempat tinggal, dan transportasi.3) Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.4) Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologisnya, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan (konstribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur(dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk sosial kemasyarkatan, juga berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasasn sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan lain sebagaianya.5) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus) adalah keluarga yang telah dapat memenuhhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan, serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

5. Peran perawat keluargaPerawatan kesehatan masyarakat, sejak dahulu sampai sekarang, keluarga sudah dianggap sebagai kesatuan dari pemeliharaan kesehatan. Perananan perawat keluarga membantu keluarga untuk mengatasi dengan baik masalah-masalah kesehatan dengan meningkatkan kesanggupan mereka untuk melaksanakan tugas-tugs kesehatan. Proses membantu keluarga meningkatkan kesanggupan untuk menyelesaikan masalah kesehatan, perawat dapat berperan sebagai :- Pengenal kesehatan (health monitor)- Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit- Koordinator pelayanan kesehatan keluarga- Facilitator- Guru- Penasihat

B. Konsep Keperawatan Keluarga lanjut usia1. PengertianMenua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada Bab I Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.Dalam buku ajar geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaikikeruskan yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lansia, termasuk kehidupan seksualnya.Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang sling berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkit waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup berikut akan dikemukakan bermacam-macam teori proses menua yang penting.

2. Teory proses menuaProses menua bersifat individual1) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda2) Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda 3) Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.a. Teori biologisa) Teori genetikTeori genetic lock. Teori ini merupakan teori instrinsik yang menjelskan bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik/ jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia akan mati. Manusia mempunyai umur harapan hidup nomor dua terpanjang setelah bulus. Secara teoritis, memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa waktu dengan pengaruh dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan pemberian obat-obatan atau tindakan tertentu.Teori mutasi somatik. Menurut teori ini penuaan terjadi krena adanya mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsiu DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel (Suhana, 1994: Constantinides, 1994)b) Teori nongenetikAuto-immune theory. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi yang merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit auto-imun pad lansia (Goldstein, 1989). Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh, tambahan kelenjar timus pada usi dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan auto-imun.Free radical theory. Dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau peruibahan dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini menyebabkan sel tidak dapat bergenerasi (Halliwel, 19944). Radikal bebas dianggap sebagai penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti: asap kendaraan bermotor, asap rokok, zat pengawet makanan, radiasi, sinal ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen pada proses menua.Cross link theory. Menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.Teori fisiologis.Teori ini merupakan teori instrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teori oksidasi stres, dan teori dipaki-aus (wear and tear theory). Disini terjadi kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal)

b. Teori sosiologisTeori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain:a) Teori interaksi sosialTeori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial meruipakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi. Pokok-pokok social exchange theory antara lain: Masyarakat terdiri atas faktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing. Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor mengeluarlkan biaya

b) Teori aktivitas atau kegiatanKetentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut-serta dalam kegiatan sosial Lansia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Pola hidup dilanjutkan pada cara hidup lansia Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lansia.c) Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini merupakan gabungan teori yang disebabkan pada seorang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personalisa yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah, walaupun ia telah lansia.d) Teori pembebasan penarikan diri (disangagement theory)Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori yang pertama diajukan oleh Cumming dan Henry (1961). Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambah lansia, apalagi ditambah dengan adanya kemiskinan, lansia secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering lansia mengalami kehilangan ganda (triple loss) : Kehilangan peran (loss of role) Hambatan kontak sosial (restriction of contact and relationship) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores and values).Menurut teori ini, seorang lansia dinyatakan mengalami proses menua yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematiannya. Dari penyebab terjadinya proses menua tersebut, ada beberapa peluang yang memungkinkan dapat diintervensi agar proses menua dapat diperlambat. Kemungkinan yang tersebar adalah mencegah: Meningkatnya radikal bebas Memanipulasi sistem imun tubuh Melalui metabolisme/makanan, memang berbagaimisteri kehidupan masih banyak yang belum bisa terungkap, proses menua merupakan salah satu misteri yang paling sulit dipecahkan.

3. Tipe LansiaMangkunego IV dalam surat Werdatama, yang dikutip oleh H.L Widyapratama menyebutkn bahwa (lansia) dalam literatur lama (Jawa) dibagi dua golongan, yaitu :- Wong sepuh : orang tua yang sepi hawa nfsu, menguasai ilmudwi tunggal, yakni mampu membedakan antra baik dan buruk, sejati dan palsu, gusti (Tuhan) dan kaula nya atau hambanya.- Wong Sepah : Lansia yang kosong, tidak tau rasa, bicaranya muluk-muluk tanpa isi, tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebihan serta memalukan. Hidupnya menjadi hambar (kehilangan romantika dan dinamika hidup).Pujangga Ronggo Warsito (dalam surat Klatida) menyebutkan bahwa Lansia terbgi menjdai dua kelompok, yakni :- Lansia yang berbudi sentosa: orang tua ini meskipun diridai Tuhan Yang Maha Esa dengan rezeki, tetapi tetap berusaha terus, disertai selalu in ingat dan waspada.- Lansia yang lemah : orang tua yang putus asa sebaiknya hanya menjauhkan diri dari keduniawan, supaya mendapat kasih sayang Tuhan.Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-macam tipe lansia, antara lain :- Tipe arif bijaksana : lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.- Tipe mandiri : lansia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.- Tipe tidak puas: lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.- Tipe pasrah : lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis (habis gelap datang terang), mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja yang dilakukan.- Tipe bingung : lansia yng kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh. Lansia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara lain :- Tipe optimis : lansia santai dan periang, penyesuain cukup baik, mereka memandang masalah lansia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesemptan untuk menuruti kebutuhan pasifnya. Tipen ini sering disebut juga lansia tipe kursi goyang (the rock king chairman) - Tipe konstruktif : lnsia ini mempunyai intregits baik, dapat meniukamti hidup, mempunyi tolernsi yang tinggi, humoristik, fleksibel dan tahu diri. Biasanya, sift ini terlihat sejak muda. Mekeka dengan tenang menghadapi proses menua dan menghadapi akhir.- Tipe ketergantungan : lansia ini masih dapat diterim ditengah msyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyi inisitif dn bila bertindak yang tidak praktis. Ia senang pensiun tidak suka berkerja dan senang berlibur, banyak makan, banyak minum.- Tipe defensif : lansia biasnya mempunyai riwayat pekerjaan tau jbatn yang tidak terkontrol, memegang teguh kebiasan, bersifat komplusif, anehnya mereka tkut menghadapi menjadi tua dan menyenangi masa pensiun.- Tipe militan dan serius : lansia yang tidak mudah menyerah, serius senang berjuang, bisa menjadi pnutan.- Tipe pemarah frustasi: lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukan penyesuaian yang buruk. Lansia sering mengekspresikan kepahitan hidupnya.- Tipe bermusuhan: lansia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan curiga. Biasanya, pekerjaan saat ia muda tidak stabil. Menganggap menjadi tua itu bukan hal yang baik, takut mati, iri hati pada orang yang muda, senang mengadu untung pekerjaan, aktif menghindari masa yang buruk.- Tipe putus asa: membenci dan menyalahkan diri sendiri. Lansia ini bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri. Tidak mempunyai ambisi, mengalami penurunan sosio-ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri. Lansia tidak hanya mengalami kemerahan, tetapi juga depresi, memandang lansia sebagai tidak berguna karena masa yang tidak menarik. Biasanya perkawinan tidak bahagia, merasa menjadi korban keadaan, membenci diri sendiri dan ingin cepat mati.

4. Tugas perkembangan lansiaa. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam mendukung kesejahteraan lansia mis. Perpindahan tempat tinggal lansia.b. Penyesuaian terhadap pendapatan menurunKetika lansia memasuki pensiun, pendapatan menurun secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat, sementara tabungan/pendapatan berkurang. c. Mempertahankan hubungan perkawinanHal ini menjadi penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari pasangan.Contoh: mitos tentang aseksualitas d. Penyesuaian terhadap kehilangan pasanganTugas perkembangan ini secara umum:tugas yang pali traumatis. Lansia menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak ada. Hal ini akan berdampak pada reorganisasi fungsi keluarga secara total.e. Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasiAda kecenderungan lansia untuk menjauhkan diri dari hub.sosial, namun keluarga menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial.

C. Konsep Dasar Asuhan keperawatan pada lansia1.Konsep asuhan keperawatan pada lanjut usiaAsuhan keperawatan lansia atau gerontik diberikan berupa bantuan kepada klien lanjut usia karena adanya :a. Kelemahan fisik, mental dan socialb. Keterbatasan pengetahuanc. Kurangnya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiriTujuan asuhan keperawatan pada lanjut usia :a. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan, sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hayatnya.b. Mempertahankan kesehatan dan kemampuan mereka yang usianya telah lanjut dengan perawatan dan pencegahan.c. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia.d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu.e. Merangsang petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan tertentu.f. Mencari upaya semaksimal mungkin agar klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit / gangguan masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).Fokus asuhan keperawatan pada lanjut usia : Peningkatan kesehatan Pencegahan penyakit (preventif) Mengoptimalkan fungsi mental Mengatasi gangguan kesehatan secara umum

2. PengkajianPengkajiana. Pengkajian pada keluarga1) Identitas : Nama KK, alamat, komposisi keluarga (nama, jenis kelamin, hubungan keluarga, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan),dan genogram (genogram dari tiga generasi), tipe keluarga, suku/budaya yang dianut keluarga, agama yang dianut dalam keluarga, status social, aktivitas keluarga.2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua.3) Lingkungan : Karakteristik rumah, karakteristik lingkungan, mobilitas keluarga, hubungan keluarga dengan lingkungan, system social yang mendukung.4) Struktur keluarga : a) Pola komunikasi, menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi langsung atau tidak, adakah hal-hal yang tertutup atau tidak, frekuensi, kualitas komunikasi, dan pesan emosional (negative/positif).b) Pengambil keputusan, siapa yang membuat dan memutuskan keputusan dalam keluarga, penggunaan keuangan, model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan.c) Peran anggota keluarga, peran formal dan informal dalam keluarga, apakah ada konflik peran dalam keluarga, berapa kali dan bagaimana peran tersebut dilaksanakan secara konsisten.d) Nilai- nilai yang berlaku di keluarga, menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas, apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa penting nilai yang dianut,latar belakang budaya yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga, bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehata keluarga.5) Fungsi keluargaa) Fungsi afektif, menjelaskan pola kebutuhan keluarga, apakah keluarga merasakan dan dapat menggambarkan kebutuhan mereka.b) Fungsi sosialisasi, menjelaskan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga, apakah saling ketergantungan, dll.c) Fungsi perawatan kesehatan, menjelaskan sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan dalam keluarganya, pengetahua keluarga mengenai konsep sehat sakit, kesanggupa keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga, dll.b. Pengkajian pada klien 1) Identitas klien: Nama, usia, jenis kelamin, agama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.2) Riwayat kesehatana) Riwayat kesehatan sekarangTanyakan keluhan sakit yang dirasakan klien pada tahap usianya saat ini, bagaimana pandangan klien tentang kesehatannya, perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.b) Riwayat kesehatan dahuluTanyakan pada klien tentang penyakit yang pernah dialaminya pada masa lalu yang mempengaruhi kondisinya saat ini.c) Riwayat kesehatan keluarga Tanyakan riwayat penyakit genetic dan penyakit keluarga pada masa lalu dan masa sekarang seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, kaker, stroke, da arthritis reumatis, penyakit gagal ginjal, tiroid, asma, alergi, penyakit-penyakit darah, dll.d) Riwayat kesehatan psikososiospiritual1. Tanyakan kebiasaan klien dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat. Pemeriksaan psikologis dilakukan saat berkomunikasi dengan klien, untuk mengetahui fungsi kognitif, termasuk daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi terhadap realitas, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah. 2. Kaji bagaimana klien membina keakraban dengan keluarga dan masyarakat, kesibukan klien mengisi waktu luang, perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan social ekonomi.3. Kaji keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Pemeriksaan fisikPada usia dewasa akhir (60 tahun ke atas) terjadi penurunan fungsi fisiologis tubuh. Untuk itu pemeriksaan fisik pada klien dewasa akhir perlu dilakukan dengan pengkajian pada system tubuh di antaranya adalah sebagai berikut :1. Sistem integument Amati kulit lansia, adakah jaringan parut, keadaan rambut, kuku, kebersihan lansia secara umum, dan gangguan lain yang umum pada kulit.2. Sistem respirasi Bagaimana dengan pernafasan lansia, adakah gangguan pada system pernafasan, adakah sessak nafas, apakah menggunakan alat bantu, apakah terdengar ronkhi, wheezing, dll.3. System musculoskeletalAmati kondisi lansia apakah terdapat kontarktur pada sendi, bagaimana dengan tingkat mobilisasinya, adakah gejala atau tanda kifosis, dan adanya gerakan sendi yang terbatas.4. System kardiovaskuler Adakah keluhan pusing, sakit kepala, tanda edema pada ekstremitas bawah dan ekstremitas atas, pembengkakan pada vena jugularis, sirkulas darah perifer, warna, serta kehangatannya.5. System gastrointestinalAdakah keluhan mual,muntah, bagaimana asupan dietnya, status gizi secara umum, kondisi klien saat makan dikunyah atau langsung ditelan, keadaan gigi, adakah bising usus, tanda distensi abdomen, gangguan konstipasi atau obstipasi, serta diare atau tanda inkontinensia alvi.6. System perkemihan Bagaimana dengan warna dan bau urine, adakah distensi kandung kemih, tanda disuri, poliuri, anuria, inkontinensia uri, frekuensi urine, dan tanyakan berapa pemasukan dan pengeluaran cairan klien. 7. System persarafanApakah ada paralisis, parese/ hemiplegic, dll.8. System sensorikPengelihatan: pengelihatan tidak terlalu jelas atau kabur;berapa jerak pandang (untuk melihat, membaca, atau menulis). Pendengaran: bagaimana pendengaran klien apakah menurun, pengecapan: bagaimana kemampuan klien mengunyah makanan. Penciuman : adakah gangguan penciuman terhadap bau-bauan.

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGAPRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA MAHASISWA PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU TA. 2014/2015

I. DATA UMUM 1. Nama Kepala Keluarga: Tn. Zulkifli2. Alamat dan telepon : Jl. Putri Gading Cempaka RT 03 RW 013. Pekerjaan kepala keluarga: Buruh Harian Lepas4. Pendidikan Kepala Keluarga: SD Sederajat5. Komposisi Keluarga : ................................................................................

NoNamaJKHubungan Dgn KepalaKeluargaUmurPnddkStatus ImunisasiKET

BCGPolioDPTHepatitisCampak

1234123123

1

2Zulkifli

Nurana

L

PKepala KeluargaIstri76 th

70 thSD

SD-

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

-

Genogram (tiga generasi) :

6. Tipe Keluarga : ...terdiri dari suami dan istri ,anak anak sudah menikah semua ..................................................................................................................................................................................................

7. Suku Bangsa :Tn. Z berasal dari suku Bengkulu dan Ny.N juga berasal dari suku bengkulu. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bengkulu

8. Agama : Islam

9. Status Sosial Ekonomi : Suami dan istri tidak ada yang mencari nafkah lagi, biaya hidup ditanggung oleh anak dan hasil dari rumah kontrakan yang dulu mereka buat berada disebelah rumah

10. Aktifitas Rekreasi Keluarga: Tn Z dan Ny N jarang melakukan rekresi karena TN Z lebih suka dirumah hanya Ny N yang sesekali menjenguk anaknya dicurup

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini : Keluarga dengan Lanjut Usia

12. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi : Tidak Ada............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

13. Riwayat Keluarga Inti : Ny N mengatakan saat ini ia menderita hipertensi dan Tn K benerapa minggu ini mengalami sesak............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

14. Riwayat keluarga sebelumnya : Menurut Ny N keluarga memang mempunyai riwayat hipertensi sedangkan Tn K baru-baru ini merasakan sesak sebelumnya tidak pernah dan tidak ada riwayat Asma............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

III. LINGKUNGAN 15. Karakteristik Rumah : Rumah yang ditempati Tn Z adalah rumah permanen dimana dinding rumah dari batu bata yang sudah diplester dengan luas tanah dari berdirinya bangunan rumah 10x6 m2. Lantai rumah baik, ada teras, ada halaman, ruang tamu, 4 kamar, ventilasi rumah baik, sinar matahari bisa masuk melalui pintu dan jendela, persediaan air bersih mencukupi keluarga, dapur dan toilet baik

Denah Rumah :

16. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW : Lingkungan keluarga berasal dari desa yang sama dan masih ada hubungan keluarga. Keluarga tersebut sibuk dengan pekerjaanya jadi jarang berkumpul bersama. 2 meter dari rumah terdapat warung sayur-sayuran biasanya Ny N berbelanja diwarung untuk memenuhi kebutuhan keluarga............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

17. Mobilitas Geografis Keluarga : Anggota keluarga tinggal dalam komunitas dan lingkungan sekitar rumah yang sama............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat : Tn Z sering berinteraksi dengan tetangganya hanya saja saat ini jarang dilakukan karena Tn Z sedang sesak dan Ny N Masih aktif mengikuti majlis Talim............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

19. Sistem Pendukung Keluarga : Keluarga mempunyai beberapa rumah kontrakan yang cukup memenuhi kebutuhan diusia tuanya............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

IV. STRTUKTUR KELUARGA20. Pola Komunikasi Keluarga : Tn.Z Selalu menyempatkan waktunya dengan Ny. N untuk mengenang cerita cerita masala lalu mereka . dan hubungan mereka masih tetep harmonis di usia tuanya. Komunikasi dengan anak dan menantupun juga baik terlebih jika mereka mnegunjungi Tn.z dan Ny.N............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

21. Struktur Kekuatan Keluarga : pemegang keputusan dikeluarga adalah Tn.Z....................................................................................................................................................................................................................................................................................................

22. Struktur Peran Formal dan Informal : Peran Tn.Z Adalah sebagai seorang suami yang menghandle aktifitas keluarga dan memberi nafka untuk istri sedangkan Ny.n bertugas mengurus Tn.Z dan mengurus rumah . semua nak telah menikah dan lepas dari tanggung jawab Tn.Z............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

23. Nilai dan Norma dalam Keluarga : Ny. n menegutamakn kesehatan dann selalu menyempatkan mengunjungi puskesmas untuk mengecheck tekanan darahnya tetapi Tn z. tidak begitu............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

V. FUNGSI KELUARGA

24. Fungsi Afektif : Saaat dikaji Tn.Z mengatakan bahawa ia sangat menyayangi keluarganya dan dalam keluarga harus saling menjaga, menyayangi, dan menghormati. Karna itu ia selalu mendidik anaknya agar selalu menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi serta menghargai orang sebaya atau lebih mudah. Menurut Tn.z antar anggota keluarga harus saling mendukung mencintai dan saling mempunyai rasa memiliki dan menghormati . jika da permasalahan dalam keluarga biasanya dibicarakan bersam sama..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

25. Fungsi Sosial : sudah mampu Tn.Z dan Ny.N jalankan segala kegiatan baik arisan RT,PKK,kerja bakti dan kegiatan sosial lainnya............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

26. Fungsi Perawatan Keluarga :Keluarga Tn.Z berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan baik sandang, pangan, dan perlindungan bagi anggota keluarganya, meskipun dalam makanan tidak wajib dapat memenuhi kebutuhan empat sehat lima sempurna tetapipaling tidak salah satu atau bahkan dua sampai tiga dari kebutuhan tersebut bisa tersedia setiap harinya. Ny.S mengatakan kesehatan sangat pentingselalu memeriksa diri ke puskesmas............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

27. Fungsi Reproduksi : dari pernikahannya Tn.Z dan Ny.N mempunyai 6 orang anak dan sekarang fungsi reproduksi tidak dijalankan lagi............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

28. Fungsi Ekonomi : SETIAP BULAN Tn.Z Selalu mendapatkan penghasilan dari kontrakannya lebih kurang 500 perrumah dan anaknya selalu mengirimkan uang untuknya..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA29. Stresor jangka pendek dan Panjang : Tn.k akhir akhir ini mengalami sesak dan mengalami sesak dan membuat Ny N cemas sehingga tekanan darah Ny.N semakin tinggi............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

30. Kemampuan keluarga Berespon terhadap situasi / stresor : Biasanya yang digunakan dalam menghadapi masalah adalh dengan musyawarah suami istri dan meminta bantuan medis............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

31. Strategi Koping yang Digunakan : bila ada masalh dalam keluarag, biasanya akan dirembuk bersama sama untuk mencari jalan keluarnya............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

32. Strategi Adaptasi Disfungsional : tidak ada............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

VII. PEMERIKSAAN FISIK ( HEAD TO TOE ) ( Dikaji pada setiap anggota keluarga )

NOVARIABELNAMA ANGGOTA KELUARGA

Tn.Ny.An.An.

1Riwayat penyakit saat ini

Sesak Hipertensi

2Keluhan yang dirasakan

SesakPusing ,pegal dan leher sering kram

3Riwayat penyakit sebelumnya

Tidak adaHipertensi

4Tanda-tanda vital

TD: 100/60 mmHgRR: 24x/mN: 78 x/mS: 36 cTD: 180/130 mmHgN:94 x/mRR: 20 x/mS: 36,5 C

5Kepala

Baik Baik

6Leher

Baik, ada penggunakan otot bantu asesoris pernafasanBaik

7Thoraks

Ekspansi dada kurang baik karna sesakBaik

8Abdomen

BaikBaik

9Esktremitas

Tidak ada udem, masih kuatTidak ada udem, masih kuat

10Kulit

Sawo matang , kurang elastis, bersihSawo matang , kurang elastis , bersih

11Genetalia

BaikBaik

VIII. HARAPAN KELUARGA

.keluaraga berharap bisa diberikan informasi kepada mereka tentang hal hal yang berhubungan dengan kesehatan ,terutama ny.n mengatakan ingin tahu tentang perawatn hipertensi dan asma , persepsi keluarga terhadap perawat keluarga adalah menganggap sosok perawat merupak orang yang bekerja dibidang kesehatan seta dapat membantu jika ada maslah kesehatan yang muncul dalam keluarga... ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

IX. ANALISIS DATA

NoDATAETIOLOGIMASALAH

1Data Subjektif : Ny n mengatakan bahwa menderita hipertensi sudah lama Ny.n sering mngalami nyeri kepala, pegal pegal dan kram leher Ny n mengatakn bahwa ia kurang menegtahui tentang perawatn hipertensi

Data Objektif : Tampak Ny n dan Tn z sering bertanya tanya tentang kesehatan TD :180/130 mmhg

Ketidakmampuan kelurga merawat anggota keluarga yang sakitGangguan rasa nyaman nyeri

2Data Subjektif : Ny n mengatakan bahwa tn.z akhir akhir ini mengalami sesak tetapi Tn Z jarang mau di ajak untuk berobat

Data Objektif : Tn z terlihat bed rest RR: 24x/mnit Terlihat menggunakan otot bantu pernafasan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asmaKetidakefektifan teraupeutik pada Tn.Z

Data Subjektif :

Data Objektif :

X. PRIORITAS MASALAH DX. I . .

NoKriteriaSkorBobotPembenaran

1Sifat Masalah Skala : Tidak / Kurang Sehat Ancaman Kesehatan Keadaaan Sejahtera

32113/3 X 1 = 1

2Kemungkinan Masalah dapat diubah Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat

2102 X 2 = 1

3Potensial Masalah Untuk dicegah Skala : Tinggi Cukup Rendah 32112/3 X 1 = 2/3

4Menonjolnya Masalah Skala : Masalah Berat harus segera di tangani Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani Masalah Tidak Dirasakan : 21010/2 X 1 = 0

Jumlah2 2/3

Dx 2. . .

NoKriteriaSkorBobotPembenaran

1Sifat Masalah Skala : Tidak / Kurang Sehat Ancaman Kesehatan Keadaaan Sejahtera

32113/3 X 1 = 1

2Kemungkinan Masalah dapat diubah Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat

21022/3 X 1 = 2/3

3Potensial Masalah Untuk dicegah Skala : Tinggi Cukup Rendah

32113/3 X 1 = 1

4Menonjolnya Masalah Skala : Masalah Berat harus segera di tangani Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani Masalah Tidak Dirasakan :

21012/2 X 1 = 1

Jumlah3 2/3

XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

1. Ketidakefektifan terapeutik Tn Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asma2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kurangnya kemamapuan keluarga Tn Z merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi

XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NoDiagnosa Keperawatan TujuanKriteria EvaluasiRencana Intervensi

1

2Ketidakefektifan terapeutik b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asma

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit hipertensiTujuan Umum Setelah diberikan Askep keluarga Tn Z mampu mengenal masalah asma.Tujuan Khusus Keluarga Tn Z dapat mengenal apa itu asma, dampak asma, dan pencegahannya.

Tujuan UmumSetelah diberikan Askep keluarga Tn Z khususnya Ny N mampu merawat jika terjadi gejala hipertensi berulangTujuan Khusus Keluarga Tn Z khususnya Ny N mampu memberikan perawatan pada saat nyeri kepala, mampu memutuskan untuk meminta pertolongan medis jika gejala berat dirasakan

KriteriaPengetahuan

Sikap

Psikomotor

Sikap

PsikomotorStandar 1. Keluarga mampu menyatakan pengertian asma2. Keluarga mampu menyebutkan akibat asma3. Keluarga mampu mencegah asma dan mengontrol secara rutin1. Keluarga mampu memutuskan untuk membuat rencana kontrol setiap 2 minggu sekali ke puskesmas1. Keluarga dapat mengontrol aktivitas untuk mencegah asma memodifikasi lingjungan dan tehnik nafas dalam1. Keluarga mampu memutuskan untuk membuat rencana kontrol setiap 2 minggu sekali ke puskesmas2. keluarga mampu membuat rencana membeli tensi sendiri1. Keluarga menyediakan jenis makanan yang mengurangi hipertensi

1. Memberi informasi yang tepat tentang penyakit asma2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan3. Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya kesehatan masalah4. Mengajarkan keluarga teknik nafas dalam dan relaksasi5. Memberikan posisi serta memodifikasi lingkungan yang nyaman saat terjadi asma

1. Mengidentifikasikan konsekuensi tidak melakukan tindakan2. Mendiskusikan tentang konsekunsi tiap tindakan3. Mendemonstrasikan cara perawatan4. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah5. Mengawasi keluarga melakukan perawatan6. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin7. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

NB : Rencana dibuat untuk kelima tujuan sesuai tugas keluarga

XIII. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

NoTanggalDiagnosisKeperawatanKeluargaTujuan KhususImplementasiEvaluasi

1

2Jumat 20 Maret 2015

Jumat 20 Mret 2015

1

2Keluarga Tn Z dapat mengenal apa itu asma, dampak asma, dan pencegahannya.

Keluarga Tn Z khususnya Ny N mampu memberikan perawatan pada saat nyeri kepala, mampu memutuskan untuk meminta pertolongan medis jika gejala berat dirasakan

1. Memberi informasi yang tepat tentang penyakit asma2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan3. Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya kesehatan masalah4. Mengajarkan keluarga teknik nafas dalam dan relaksasi5. Memberikan posisi serta memodifikasi lingkungan yang nyaman saat terjadi asma

1. Mengidentifikasikan konsekuensi tidak melakukan tindakan2. Mendiskusikan tentang konsekunsi tiap tindakan3. Mendemonstrasikan cara perawatan4. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah5. Mengawasi keluarga melakukan perawatan6. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin7. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

S: Tn .z mengatakan mampu mengontrol ketika sesak berulang Ny .n mampu memberikan relaksi dan mengajarkan tehnik nafas dalam pada tn.Z jika sesak berulangO: Tn .Z tampak rileksdan terlihat nafas mulai terarturA: intervensi dihentikanP : masalah teratasi

S: Ny. N mengatakan mampu mengotrol tekanan darah tetap stabilDan mengurangi nyeri kepalaNy n dan Tn.Z saling mengingatkan untuk selalu memeriksa kesehatan di pelayanan kesehatanO: Ny .N terlihat rileks , tidak pusing , tidak pegal dan mampu mengontrol kram pada leher saat tekanan darahnya mulai tinggi mampu mengontrol emosiA: maslah teratasiP: intervensi dihentikan

BAB IV PENUTUPA. KesimpulanKeluarga merupakan kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998). Dimana keluarga juga bagian atau unit terkecil dari masyarakat yang beranggotakan dua orang ataupun lebih dan masing masing mempunyai ikatan perkawinan dan hubungan darah, mempunyai kepala dalam rumah tangga, mempunyai peran masing masing serta menganut suatu budaya yang keluarga itu yakini. Keluarga mempunyai beberapa tipe dan memiliki fungsi. Keluarga juga mempunyai struktur yang dapat digambarkan bagaimana keluarga menjalankan peran dan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat sekitar. Dalam hal ini, perawat mempunyai peran juga untuk membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap usia lanjut merupakan salah satu dari proses keperawatan dimana dalam hal ini dapat mengoptimalkan peran dan fungsi lansia. Jadi, semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia terhadap masalah-masalah yang terjadi, maka dapat diminimalisir masalah itu terjadi.

B. Saran 1. PerawatSebagai perawat dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan, perawat harus lebih tanggap dalam mengidentifikasi masalah masalah apa saja yang terkait dengan keluarga lanjut usia, sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan tahap lanjut usia serta perawat menjadi fasilitator dalam membantu penyelesaian masalah.2. PasienPasien diharapkan agar menjalankan tugas perkembangan sesuai dengan tahap lanjut usia, dapat menjaga keharmonisan keluarga, juga menjaga kesehatan dengan menkonsumsi makanan-makanan yang bernutrisi tinggi serta mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.3. MasyarakatSebagai masyarakat juga harus memahami tentang masalah-masalah yang sering terjadi pada lansia serta perawatannya pada masing-masing masalah tersebut dengan mengikuti pendidikan kesehatan yang diadakan oleh perawat sehingga apabila dikeluarga masyarakat terdapat keluarga dengan tahap lanjut usia, masyarakat dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat pada lansia-lansia yang ada disekitar masyarakat itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman.1998.Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGCSuprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGCNugroho, Wahyudi.2008.Asuhan Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGCBailon, Salvacion G.1978.Family Health Nursing.University of The Philippines : Diliman

29