Latar Belakang Abses Hepar

download Latar Belakang Abses Hepar

of 3

description

Diagnosa: nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh.Diagnosa: nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh.Berhubungan dengan • Status hipermetabolik berkenaan dengan kanker • Konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan, mis., anoreksia, iritasi lambung, penyimpangan rasa mual.• Distres emosional keletihan, kontrol nyeri buruk, Dibuktikan dengan • Keluhan masukan makanan tidak adekuat, peubahan sensasi pengecap, kehilangan minat pada makanan, ketidakmampuan untuk mencerna yang dirasakan/aktual.• Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi dan bentuk tumbuh, penurunan lemak subkutan atau masa tubuh.• Sariawan, rongga mulut terinflamasi.• Diare dan/konstipasi, kram abdomen.Hasil yang diharapkan • Mendemonstrasikan berat badan stabil,penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda mal nutrisi.• Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan individual adekuat.• Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan atau peningkatan masukan diet. Intervensi RasionalMandiriPantau masukan makanan stiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi.Ukur tinggi, ketebalanm lipatan kulit trisep (atau pengukuran antropometrik lain sesuai indikasi). Pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukkan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi bagi selama sehari.Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan mis., makanan bening, cairan dingin, saring, krekers kering, roti panggang, minuman berkarbonat. Berikan cairan satu jam sebelum atau 1 jam sebelum atau 1 jam sesudah makan.Kontrol faktor lingkungan (mis., bau kuat/tidak sedap atau kebisingan). Hindari terlalu manis, berlemak, atau makanan pedas.Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga/teman.Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisai, bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum makan. Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang di antisipasi.Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum/selama dan setelah pemberian agen antineoplastik dengan sesuai.Evaluasi keefektifan antiemetik.Hematest feses, sekresi lambung.KolaborasiTinjau ulang pemeriksaan laboratorium mis., jumlah limfosit total, transferin serum, dan albumin.Berikan obat obatan sesuai indikasi:Fenotiazin mis., proklorperazin(compazine), tietilperazin (torecan); antidopaminergik, mis., metoklorpramid (reglan), ondansetron (zofran); antihistamin mis., difenhidramin (benadryl);Kortikosteoid mis., deksametazon (decadron); kanabinoid mis., 9-tetrahidrokanabinol; benzodiazepin mis., diazepan (valium).Vitamin, khususnya A, D, E, dan B6AntasidRujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi.Pasang/pertahankan selang NG atau pemberian makan untuk makanan enteral, atau jalur sentral untuk hiper alimentasi parenteral bila di indikasikan Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan(untuk menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.Keefektifan penilaian diet sangat individual penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.Dapat mentriger respon mual/muntah.Membuat waktu makan lebih menyenangkan, yang dapat meningkatkan masukan.Dapat mencegah awitan/menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan mem

Transcript of Latar Belakang Abses Hepar

askep Abses hepar BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hepar merupakan organ berbentuk biji dalam tubuh kita dengan berat 1,5 kg pada orang dewasa. Letaknya, terdapat pada bagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma. .Hati secara luas dilindungi tulang iga. Hepar terbagi atas dua lapisan utama; pertama, permukaan atas berbentuk tembung, terletak di bawah diafragma, kedua, permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan fisura transfersus. Fisura longitudional memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi empat belahan; lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus. Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu; Arteri hepatica dan Vena porta. Vena hepatica, keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darah dalam hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100 % masuk ke hati akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler Vena, akhirnya keluar sebagai Vena hepatica. Vena porta terbentuk dari lienalis dan Vena mesentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Hati dapat dianggap sebagai sebuah pabrik kimia yang membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar substansi yang terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaan fungsi ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal; kemudian hati akan menyimpan atau mentransformasikan semua nutrient ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik. Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan metabolisme glukosa dan protein. Hati membuat dan mengekresikan empedu yang memegang peran uatama dalam proses pencernaan serta penyerapan lemak dalam tractus gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbah produk dari dalam aliran darah dan mensekresikannya ke dalam empedu.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGAbses Hepar adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakter, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gasmointestional yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nektolik, sel-sel inflamasi atau sel darah di dalam parenkim hati.Abses Hati dibagi secara umum yaitu abses hati amebik (AHA) dan akses hati piogenik. Abses Hati amebik yaitu komplikasi dimebiasis ekstraintertinal yang paling sering dijumpai di daerah tropik/subtropik, termasuk Indonesia. Abses hati piogenik sebagai hepatic abscess, bacterial liver obscess, buctelial obscess of the liver, bacterial hepatic abscess.Di negara-negara yang sedang berkembang abses hati amebik didapatkan secara endemik dan jauh lebih sering dibandingkan dengan abses hati piogenik. Abses hati piogenik ini tersebar di seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan kondisi higrene/sanitasi yang kurang. Secara epidemiologi didapatkan 8-15 per 100.000 kasus abese hati piogenik yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit, dan dari beberapa kepustakaan Barat, didapatkan prevalensi antopsi bervariasi antara 0,29-1,47%. Sedangkan prevalensi di rumah sakit antara 0,008-0,16% abses hati sering terjadi pada pria dibandingkan perempuan dengan rentang usia berkisar lebih dari 40 tahun, dengan insiden puncak pada dekade ke-6Berdasarkan hasil Laporan Medical Record Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan mulai 01 Jnauari 31 Desember 2010 didapatkan penderita Abses Hepar sebanyak 71 orang. Jumlah penderita laki-laki sebanyak 57 orang dengan presentase 0,80%, sedangkan pada perempuan sebanyak 14 orang. Jumlah penderita yang meninggal dunia pada jumlah keseluruhan sebanyak 3 orang.Dari data tersebut di atas bahwa penderita Abses Hepar mayoritas dialami oleh laki-laki. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi abses hepar sangat diperlukan kerjasama tim kesehatan dan penanggulangan Abses Hepar dengan terjadinya dalam pemenuhan diri, memeriksa kesehatan secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari minuman beralkohol, mengawasi pemberian obat atau terapi yang membantu pemulihan.Dengan latar belakang di atas penulis tertarik dan ingin mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan yang tepat pada Gangguan Sistem Pencernaan dengan Abses Hepar. Sehingga memilih judul untuk Karya Tulis Ilmiah mengenai Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan dengan Abses Hepar pada Tn. S di Ruangan Santa Melania Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.