Lapsus MS
-
Upload
nadya-yuniarti-dhp -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of Lapsus MS
LAPORAN KASUS
GAGAL GINJAL KRONIK(CHRONIC KIDNEY DISEASE)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMRSAL DR MINTOHARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA
2014
I. IDENTITAS Nama : Ny. Juriah Umur : 50 tahun Jenis kelamin : Wanita Status Pernikahan : Menikah Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Seruling I F/18 RT
10/07 Jati Rasa, Bekasi Tanggal berobat : 19 April 2014
Anamnesis - Riwayat Penyakit
Keluhan UtamaLemas dan pandangan gelap sejak ± 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang pada hari Sabtu, 19 April 2014 pukul 13.30 WIB dengan keluhan lemas, merasa pandangannya gelap dan seperti ingin pingsan. Lemas sudah dirasakan pasien sejak 3 hari yang lalu namun makin bertambah berat ± 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit sehingga dbawa ke RS. Menurut pasien lemas yang dirasakannya disebabkan karena tidak memenuhi jadwal hemodialisa yang seharusnya dilaksanakan pada hari selasa dan jumat tanggal 15 & 18 April 2014.
Anamnesis - Riwayat Penyakit
Selain lemas pasien juga mengalami demam ± 4 hari sebelum masuk RS, mual serta muntah sejak 2 hari sebelum masuk RS, muntah berisi makanan. Terdapat nyeri pada perut kiri atas, mata berair dan agak buram serta kesemutan pada tangan dan kakinya seta BAB hitam sejak dilakukan HD.
Pasien sudah menderita diabetes sejak tahun 2003 dan meminum obat yang diberikan cukup teratur dan terkontrol dengan GDS terakhir diperiksa 120 mg/dL. Obat obatan yang digunakan novorapid dan levemir. Pasien juga menyadari menderita hipertensi sejak 3 tahun lalu. Sejak bulan februari 2014 pasien sudah melakukan HD sebanyak 20 kali, 2 kali seminggu.
Riwayat Penyakit DahuluRiwayat gastritis (+), riwayat penyakit jantung (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat KebiasaanPasien mengkonsumsi 2 gelas air putih setiap pagi dan menjaga makan sejak didiagnosa diabetes. Pasien biasa mengkonsumsi labu, kentang serta wortel dan hanya memakan 5 sendok nasi tiap kali makan.
Pemeriksaan Fisik
Status GeneralisKeadaan umum Kesadaran : Compos mentis Kesan sakit : Tampak sakit sedang Kesan gizi : Tampak gizi baikTanda vital Tekanan darah : 160/80 mmHg Nadi : 84 x/menit, regular, volume
cukup Pernapasan : 20 x/menit (jenis
abdominothorakal) Suhu : 36,8 oC
Status Gizi: Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 65 kg BMI : BB/TB(m)² = 24,53 (normoweight)
Kulit Inspeksi : warna kulit coklat kehitaman,
tidak ada lesi, tidak ada efloresensi bermakna, tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikterik
Palpasi : Suhu tubuh normal, akral teraba tidak dingin
: Kulit tidak terlalu basah, tidak kering
: Turgor kulit baik
Kelenjar Getah Bening Kepala : tidak teraba membesar Leher : tidak teraba membesar Axillaris : tidak teraba membesar Inguinalis : tidak teraba membesar
Kepala dan wajah Kepala: Normocephali
: Rambut warna hitam distribusi merata, tidak mudah dicabut.
: Alis berwarna hitam, distribusi merata, tidak rontok
: Kelopak mata tidak cekung, tidak oedema, tidak ptosis, tidak ada xanthelasma
: Bulu mata hitam, tidak rontokWajah : Normal, simetris
: Tidak ada nyeri tekan pada sinus paranasalis
Mata : Conjungtiva anemis (+/+), Sclera ikterik (-/-)
: Arcus senilis (-/-)
: Pupil bulat isokor
: Kejernihan lensa (+/+)
: Refleks cahaya langsung (+/+)
: Refleks cahaya tidak langsung (+/+)
: TIO N/palpasi
Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tarik (-/-)
: Nyeri tekan mastoid (-/-)
: Liang telinga lapang (+/+), sekret (-/-), serumen (-/-)
: Membran timpani intak (+/+)
Hidung : Bentuk normal, deformitas (-), tidak ada deviasi
: Napas cuping hidung (-)
: Sekret (-/-), darah (-/-)
: Konka eutrofi, edema (-), hiperemis (-)Mulut Mukosa bibir : Kering (-), sianosis (-), pucat (+) Gusi : Tidak hiperemis, tidak ada perdarahan spontan, tidak
pucat Gigi geligi : Lengkap Lidah : Normoglosia, papil hipertrofi (-) Uvula : Simetris, letak ditengah, tidak hiperemis Tonsil : T1/T1 tenang, detritus (-/-), kripta melebar (-/-) Faring : Arcus faring simetris, tidak hiperemis Laring : Tidak diperiksa
Leher Parotis : Tidak teraba membesar Thyroid : Eutiroid, tidak teraba
membesar, tidak ada nyeri tekan Trachea : Tidak ada deviasi,
terletak ditengah JVP : 5+2 cmH2O Kaku kuduk : Negatif
ThoraxJantungInspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 1 cm
medial linea midclavicularis sinistraPerkusi : Batas jantung kanan setinggi ICS III
linea sternalis dextra: Batas atas jantung setinggi ICS III
linea sternalis sinistra: Batas terkiri jantung setinggi ICS V
1 cm medial linea midclavicularis sinistraAuskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop
(-)
PulmoDEXTRA SINISTRAInspeksi:SimetrisRetraksi (-)Gerak nafas tertinggal (-)
Inspeksi:SimetrisRetraksi (-)Gerak nafas tertinggal (-)
Palpasi:Fremitus raba (+) Deviasi trakea (-)Nyeri tekan (-)
Palpasi:Fremitus raba (+) Deviasi trakea (-)Nyeri tekan (-)
Perkusi:Sonor
Perkusi:Sonor
Auskultasi:Vesikuler (+) Ronkhi (-)Wheezing ekspirasi (-)
Auskultasi:Vesikuler (+) Ronkhi (-)Wheezing ekspirasi (-)
Abdomen
Inspeksi : Membuncit
: Warna kulit cokelat kehitaman, tidak pucat, tidak ikterik tidak ada efloresensi bermakna
: Kulit perut tidak keriput, caput medusa (-)
: Smiling umbilicus (-), tidak menonjol
: Gerak dinding perut simetris, tidak tampak gerak peristaltik
Palpasi : Supel
: Hepar dan lien tidak teraba
: Nyeri tekan (+), nyeri lepas (-)
: Undulasi (-)
Perkusi : Shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Urogenital : tidak dinilai karena tidak ada indikasi
Anus dan rectum : tidak dinilai karena tidak ada indikasi
EkstremitasInspeksi : Simetris, tidak ada deformitas
: Kulit berwarna cokelat kehitaman, tidak ikterik, tidak pucat, tidak sianosis
Palpasi : Capillary refill time < 2 detik: Eutrofi, tonus otot baik: akral hangat (+), edema (-)
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lab
Hematologi
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Interpretasi
Hb 9.2 g/dL 13,5-17 g/dL Menurun
Hematokrit 31 % 40-58% Menurun
Leukosit 11.700 / uL 4.000-11.000 / μL Meningkat
Trombosit 360.000 200.000-400.000 Normal
GDS 120 mg/dL <110 mg/dL Meningkat
Fungsi ginjal
Ureum 58 mg/dL 17-43 mg/dL Meningkat
Kreatinin 5.40 mg/dL 0.6-1.1 mg/dL Meningkat
Asam urat 6.7 mg/dL 2.3-6.1 mg/dL Meningkat
CCT = (140-umur) x BB/72 x kratinin plasma x 0.82 = (140-50) x 65/72 x 5.40 x 0.82 = 13 ml/mnt/1,72 m²
Resume
Pasien wanita umur 50 tahun datang dengan keluhan lemas, merasa pandangan gelap dan seperti ingin pingsan. Keluhan lemas sejak 3 hari dan pandangan gelap sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Terapat demam 4 hari SMRS, mual (+), muntah (+), nyeri perut kiri atas. Pasien sudah menderita DM sejak 11 tahun yang lalu an menyadari adanya hipertensi sejak 3 tahun yang lalu.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran Compos mentis, Vital : tensi 160/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit , suhu 36,8 oC, mata anemis, nyeri tekan (+) kiri atas.
Pada pemeriksaan lab didapatkan pasien mengalami anemia (Hb 9,2 mg/dl), disertai dengan penurunan Ht (31%) dan terjadi proses infeksi dengan ditandai adanya leukositosis (11.700 /uL). Terdapat gangguan pada fungsi ginjal (GFR= 13 ml/mnt/1,73 m²), ureum 58 mg/dL, kreatinin 5,40 mg/dL, asam urat 6.7 mg/dL
Diagnosis
Chronic Kidney Disease (CKD) on HDHipertensi stage 2
Penatalaksanaan:
Terapi : Infus RL 14 tpmCeftizoxime 2 x 1 grRanitidin 2 x 1 ampOndancetron 3 x 8
mgAmlodipin 1x 5 mgValsartan 1x 80 mgBicnat 3 x 1CaCO3 3 x 1Asam folat 3x 1Aminoral 3 x 1Asam mefenamat 3 x
500 mg
Planning : USG Abdomen
Follow up20 April 2014 21 April 2014 22 April 2014 23 April 2014
S Lemas, Sakit perut (+)
Mual (+)
Sakit perut (+), Mual (+),
Pusing (+), demam (+)
Sakit perut (+), mual (+),
Pusing (+)
Lemas, mual (+), BAB
hitam (+). Kesemutan (+)
O CM / TSS
T: 150/80 mmHg
N: 88 x/menit
S: 36,8
CM / TSS
T: 140/80 mmHg
N: 84 x/menit
S: 38
CM / TSS
T: 150/80 mmHg
N: 84 x/menit
S: 36,6
CM / TSS
T: 160/90 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36,4
A CKD on HD
Hipertensi stage 1
CKD on HD
Hipertensi stage 1
CKD on HD
Hipertensi stage 1
CKD on HD
Hipertensi stage 2
P RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
24 April 2014 25 April 2014 26 April 2014 27 April 2014
S Lemas, Mual (+),BAB hitam
(+).
Lemas, Mual (+), demam
(+),BAB hitam (+)
Batuk berdahak (+), nyeri
di kaki (+),BAB hitam (+)
Batuk berdahak (+), nyeri di
kaki (+), BAB hitam (+)
O CM / TSS
T: 150/80 mmHg
N: 88 x/menit
S: 36,8
CM / TSS
T: 140/90 mmHg
N: 84 x/menit
S: 38
CM / TSS
T: 150/80 mmHg
N: 84 x/menit
S: 36,5
CM / TSS
T: 150/80 mmHg
N: 80 x/menit
S: 38,4
A CKD on HD
Hipertensi stage 1
CKD on HD
Hipertensi stage 1
CKD on HD
Hipertensi stage 1
CKD on HD
Hipertensi stage 2
P RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
Bisolvon syr 3 x C1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
Bisolvon syr 3 x C1
28 April 2014 29 April 2014 30 April 2014
S Lemas (+),Batuk berdahak (+) Lemas (+),Batuk berdahak (+) Lemas (+),Batuk berdahak (+)
O CM / TSS
T: 130/80 mmHg
N: 88 x/menit
S: 36,8
CM / TSS
T: 130/90 mmHg
N: 84 x/menit
S: 36,5
CM / TSS
T: 130/80 mmHg
N: 84 x/menit
S: 36,5
A CKD on HD CKD on HD CKD on HD
P RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
RL 14 tpm
Obat:
Ranitidin 2 x 1 amp
Novalgin 3 x 1 amp
Amlodipin 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Lasix 1 x 1 amp
Bicnat 3 x 1
As folat 3 x1
Aminoral 3 x 1
Bisolvon syr 3 x C1
PEMBAHASAN
Definisi Kerusakan ginjal selama 3 bulan, yaitu
kelainan struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan : Kelainan patologik atau Petanda kerusakan ginjal seperti kelainan pada
komposisi darah atau urine atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan
Laju filtrasi glomerulus < 60 mL/min/1,73 m² selama > 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.1
Tanda : Penurunan faal ginjal bertahap, penimbunan sisa metabolisme protein dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Derajat (stage) Kockroft – Gault
GFR (ml/mnt/1,73m2) = (140- umur) x BB .
72 x kreat plsm mg/dl * Pada wanita x 0,85
berdasarkan Cockroft-Goult didapatkan nilai Klirens kreatinin (ml/mnt/1,73m2) = 13 ml/mnt/1,73m2 dan telah berlangsung > 3 bulan, sehingga pasien Ny. Juriah dapat digolongkan menjadi CKD stage V (GFR <15 atau dialysis)
DERAJAT PENJELASAN GFR (ml/mn/1.73m2)1 Kerusakan ginjal dgn GFR normal atau ↑ ≥ 902 Kerusakan ginjal dgn GFR ↓ ringan 60 – 893 Kerusakan ginjal dgn GFR ↓ sedang 30 – 594 Kerusakan ginjal dgn GFR ↓ berat 15 – 295 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Epidemiologi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Romauli (2009) di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi, penderita gagal ginjal kronik terbanyak pada kelompok umur 53-61 tahun (30,4%) dan Hafidz (2010) di RSUP H. Adam Malik Medan prevalensi penderita gagal ginjal kronik terjadi pada usia 46-55 tahun dan penderita laki-laki lebih banyak daripada wanita.
Pasien wanita usia 50 tahun
Penelitian di luar negeri pada penderita diabetes mellitus menyatakan bahwa 30-40% dari penderita ini akan berlanjut menjadi nefropati diabetic dini dalam waktu 15-20 tahun setelah diketahui menderita diabetes.
setelah 20-30 tahun menderita diabetes maka sekitar 40-50 % akan mengalami gagal ginjal yang membutuhkan hemodialisa dan transplantasi ginjal.
Pasien sudah menderita DM sejak 11 tahun yang lalu
etiologi
PENYAKIT PASIEN Diabetes tipe 1 dan 2 Riwayat DM Penyakit glomerular (penyakit
otoimun, infeksi sistemik, obat, neoplasia)
Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar, hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit kistik (ginjal polikstik)
Riwayat hipertensi
Faktor resiko
Faktor resiko pasien
Diabetes melitusHipertensiPenyakit autoimunBatu ginjalISKBBLRObesitasUmur >50 tahunRiwayat penyakit ginjal, hipertensi, DM dalam keluargaTerekspos bahan kimia tertentu
• diabetes melitus
• Hipertensi
• berumur >50 tahun
• riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
Kesimpulan : dilihat dari etiologi dan faktor resiko penyebab gagal ginjal kronik pada pasien ini ialah karena pasien memiliki riwayat diabetes melitus sehingga lama kelamaan mengakibatkan kerusakan pada ginjal
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi Klinis Pasien
UmumFatiq, malaise, gagal tumbuh, edema Keadaan pasien lemah KulitPucat, gatal, rapuh, bruising Kulit tampak pucat Mata Fundus hipertensif, mata merah. Mata merah (-) KardiovaskulerHipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis,
uremik, tamponadeHipertensi (+)
HematologiAnemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.
Anemia, infeksi sekunder
GastrointestinalAnoreksia, nausea, vomiting, gastritis, ulkus peptikum, kolitis
uremik, perdarahan saluran cernaNausea (+), vomiting (+)
EndokrinIntoleransi glukosa, resistensi insulin, hiperlipidemia,
penurunan kadar estrogen dan progesteroneRiwayat DM
Pemeriksaan fisik dan lab Uremia
Nitrogen non-protein termasuk ureum, asam urat, kreatinin dan sejumlah kecil senyawa penting adalah produk akhir dari pemecahan. Pada gagal ginjal kronik, terjadi peningkatan konsentrasi kira-kira sebanding dengan jumlah penurunan neuron fungsional.
AnemiaDefisiensi eritropoietin Umur eritrosit yang memendek Toksin uremik yang menghambat proliferasi eritrosit Berkurangnya bahan pembentukan eritrositHemolisis akut dan kronik Gangguan fungsi eritrosit Perdarahan saluran cerna Defisiensi besi, defisiensi folat Inhibitor uremik Penatalaksanaan : Transfusi darah apabila hemoglobin <8gr/dl, terbaik dengan eritropoietin
TERAPI
DERAJAT PENJELASAN GFR (ml/mn/1.73m2) Action
1 Kerusakan ginjal dgn GFR normal atau ↑
≥ 90 Diagnosis & pengobatan, pengobatan kondisi komorbid, perlambat progresifitas, penurunan PJK
2 Kerusakan ginjal dgn GFR ↓ ringan
60 – 89 Memperkirakan progresifitas
3 Kerusakan ginjal dgn GFR ↓ sedang
30 – 59 Evaluasi & obati komplikasi
4 Kerusakan ginjal dgn GFR ↓ berat
15 – 29 Persiapan terapi pengganti ginjal
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis Terapi pengganti ginjal (jika ada uremia)
TERAPI - Pengendalian keseimbangan cairan dan garam
Pemberian cairan Asupan garam
tergantung evaluasi elektrolit, umumnya dibatasi 40-120 mEq (920-2760 mg).
Asupan cairan RL 14tpm
Aminoral 3 x 1
Teori Pasien
TERAPI - Pengendalian gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa
Pengobatan hiperkalemia tergantung derajat kegawatannya : Glukonas calcicus intravena
(10-20 ml 10% Ca glukonas) Glukosa intravena (25-50 ml
glukosa 50%) Insulin-dextrose i.v dengan
dosis 2-4 unit actrapid tiap 10 gram glukosa
Natrium bicarbonate intravena (25-100 ml 8.4% NaHCO3)
Meningkatkan eksresi kalium Furosemid K-exchange resin Dialysis
BicNat 3 x 1
Hemodialisa
Teori Pasien
TERAPI - Pengobatan gejala uremi spesifik
Pengobatan simptomatis
keluhan gastrointestinal dengan diet rendah protein dan pemberian antasida
penanganan anemia dengan eritropoitin rekombinan atau tranfusi
Ranitidine 2 x 1 ampul/hari
Ondancentron 3 x 1 ampul/hari
Pasien didapatkan anemia dengan 9,2 gr/dL
Asam folat 3 x 1
Teori Pasien
TERAPI - Deteksi dini dan terapi infeksi
Penderita GGK merupakan penderita dengan respon imun yang rendah, sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.
Gejala febris terkadang tidak muncul
Didapatkan peningkatan leukosit (11.700/uL) tanpa disertai peningkatan suhu yang berarti (36,90C)
Ceftrizoxime 2 x 1 gr/hr
Teori Pasien
TERAPI - dialisis
Indikasi HD Ensefalopati uremik Edema paru kelebihan cairan yang
tidak responsif dengan diuretik
Hiperkalemia Blood Uremic Nitrogen
(BUN) > 200 mg% dan peningkatan kreatinin
asidosis. LFG <15
mL/menit/1,73m² Mual, muntah
Ureum 58 mg/dL Kreatinin 5,40 mg/dL LFG 13
mL/menit/1,73m²
Teori Pasien
TERIMA KASIH