Lapsus LBP Mitha.docx
-
Upload
thiefeezae -
Category
Documents
-
view
67 -
download
0
Transcript of Lapsus LBP Mitha.docx
Laporan Kasus
HERNIA NUCLEUS PULPOSUS
LUMBAL
Oleh
Erna Yulida I1A009008
Ririn Setianingrum I1A009015
Mohammad Fariz I1A009019
Irzal Rakhmadhani I1A009020
Riza Adi Saputra I1A009028
Puga Sharaz Wangi I1A009032
Pembimbing
dr. Muhammad Shiddiq, Sp.KFR
Bagian/SMF Ilmu Rehabilitasi Medik
FK Unlam-RSUD Ulin
Banjarmasin
Juni, 2013
STATUS PENDERITA
I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. RL (869896)
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Alamat : Jl. Tanjung berkat RT.07 RW.02 Teluk dalam
MRS : 15 September 2012
No. RMK : 86-98-96
Status : Jamkesmas
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : nyeri punggung bawah
Perjalanan Penyakit :
Nyeri punggung bawah dirasakan pasien sejak ± 20 hari yang lalu. Nyeri
terasa setelah pasien bangun dari posisi duduk di ayunan depan rumah.
1
Nyeri terasa dipunggung bawah dan menjalar sampai ke bokong. Nyeri
bersifat hilang timbul, timbul/bertambah pada saat pasien duduk atau berdiri
dan hilang pada saat pasien tidur. Keesokan harinya pasien dibawa ke
RSUD Ulin dan dirawat selama 5 hari. Pasien kemudian disarankan untuk
melakukan pemeriksaan CT Scan Lumbal Spine. Dari hasil pemeriksaan,
didapatkan gambaran adanya kelainan pada tulang belakang dan penderita
di konsulkan ke dokter bagian saraf. Namun karena pasien merasa tidak ada
perubahan dari nyerinya tersebut pasien memutuskan untuk pulang kerumah
sebelum diperiksa oleh dokter spesialis saraf. Tanggal 31 Mei pasien dibawa
ke Instalasi Rawat Darurat Medik RSUD Ulin karena keluhan nyeri
belakangnya bertambah hebat. Saat pasien batuk dan bersin nyeri dirasakan
bertambah. Riwayat panas, batuk-batuk lama dan penurunan berat badan
disangkal penderita. Riwayat jatuh terduduk juga disangkal penderita. BAK
normal tapi pasien sudah ± 10 hari tidak BAB.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi (-) , DM (-), Serupa (-)
Intoksikasi :
Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan
minuman.
Riwayat Penyakit Keluarga :
2
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi pada keluarga . Stroke tidak ada.
Ada riwayat diabetes melitus.
Keadaan Psikososial dan pekerjaan :
Pasien tinggal bersama dengan suami dan ketiga orang anaknya.
Pekerjaan ibu rumah tangga.
STATUS INTERNE SINGKAT
Keadaan Umum : Keadaan sakit : tampak sakit sedang
Kesadaran : 4-5-6
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 84 kali /menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
Kepala/Leher :
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik
- Leher : JVP meningkat (-/-), pembesaran KGB (-/-)
- Hidung : mimisan (-)
- Telinga : berdengung (-/-)
Thoraks
3
- Pulmo : I : Simetris
Pa : Fremitus vokal simetris
Per : sonor
A : Suara napas vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-).
- Cor : S1S2 tunggal
Abdomen : I : Tampak datar, retraksi (-)
A : Bising usus (+) normal
Pa : Hepar, lien, massa tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pe : Timpani
Ekstremitas : edema ka/ki(-/-), parese ka/ki (-/-), akral hangat
IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT
Emosi dan afek : Normal
Proses berpikir : baik
Kecerdasan : sesuai dengan usia
Penyerapan : baik
Kemauan : baik
Psikomotor : normoaktif
V. NEUROLOGIS
A. Kesan Umum:
4
Kesadaran : GCS 4 5 6
Pembicaraan : Disartri (-)
Monoton (-)
Scanning (-)
Afasia :
Motorik (-)
Sensorik (-)
Anomik (-)
Kepala : Besar : Normal
Asimetris : (-)
Sikap Paksa : (-)
Torticolis : (-)
Muka : Mask/topeng : (-)
Miophatik : (-)
Fullmoon : (-)
B. Pemeriksaan Khusus :
1. Rangsangan Selaput Otak
Kaku Tengkuk : (-)
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (+)/(+)
Bruzinski I : (-)/(-)
5
Bruzinski II : (-)/(-)
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Olfaktorius
Hyposmia (-) (-)
Parosmia (-) (-)
Halusinasi (-) (-)
N. Optikus Kanan Kiri
Visus normal normal
Yojana Penglihatan normal normal
Funduskopi tdl tdl
N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens
Kanan Kiri
Kedudukan bola mata tengah tengah
Pergerakan bola mata ke
Nasal : normal normal
Temporal : normal normal
Atas : normal normal
Bawah : normal normal
Temporal bawah : normal normal
Eksopthalmus : (-) (-)
Celah mata (Ptosis) : (-) (+)
Pupil
6
Bentuk bulat bulat
Lebar 3 mm 3 mm
Perbedaan lebar isokor isokor
Reaksi cahaya langsung (+) (+)
Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)
Reaksi akomodasi (+) (+)
Reaksi konvergensi (+) (+)
N. Trigeminus
Kanan Kiri
Cabang Motorik
Otot Maseter normal normal
Otot Temporal normal normal
Otot Pterygoideus Int/Ext normal normal
Cabang Sensorik
I. N. Oftalmicus normal menurun
II. N. Maxillaris normal menurun
III. N. Mandibularis normal menurun
Refleks kornea langsung (+) (+)
Refleks kornea konsensuil (+) (+)
N . Facialis
Waktu Diam
7
Kerutan dahi Sama tinggi
Tinggi alis Sama tinggi
Sudut mata Sama tinggi
Lipatan nasolabial Sama tinggi
Waktu Gerak
Mengerutkan dahi : sama tinggi
Menutup mata : +/+
Bersiul : normal
Memperlihatkan gigi : normal
Pengecapan 2/3 depan lidah : normal
Sekresi air mata : tdl
Hyperakusis : (-)
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (-)
Nystagmus : (-)
Tinitus aureum : (-) (-)
Cochlearis : tdl
N. Glossopharyngeus dan N. Vagus
8
Bagian Motorik:
Suara : bicara jelas (+)
Menelan : normal
Kedudukan arcus pharynx : normal
Kedudukan uvula : di tengah
Pergerakan arcus pharynx : normal
Detak jantung : S1 S2 tunggal
Bising usus : (+) normal
Bagian Sensorik:
Pengecapan 1/3 belakang lidah : normal
Refleks muntah : (+)
Refleks palatum mole : (+)
N. Accesorius
Kanan Kiri
Mengangkat bahu (+) (+)
Memalingkan kepala (+) (+)
N. Hypoglossus
Kedudukan lidah waktu istirahat : di tengah
Kedudukan lidah waktu bergerak : di tengah
Atrofi : (-)
Kekuatan lidah menekan pada bagian : kurang kuat
9
Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : (-/-)
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
5 5
5 5
Besar Otot :
Atrofi : -
Pseudohypertrofi : -
Palpasi Otot :
Nyeri : +
Kontraktur : -
Konsistensi : -
Tonus Otot : Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Hipotoni - - - -
Spastik - - - -
Rigid - - - -
Rebound - - - -
phenomen
Gerakan Involunter
10
Tremor : Waktu Istirahat : -/-
Waktu bergerak : -/-
Chorea : -/-
Athetose : -/-
Balismus : -/-
Torsion spasme : -/-
Fasikulasi : -/-
Myoklonik : -/-
Koordinasi : tdl
Gait dan station : tdl
4. Sistem Sensorik
Rasa eksteroceptik Lengan Tungkai
Tubuh
Nyeri superficial : N/N N/N N/N
Suhu : N/N N/ N N/N
Raba ringan : N/N N/ N N/N
Rasa propioceptik
Rasa getar : tdl tdl tdl
Rasa tekan : N / N N/ N N/N
Nyeri tekan : N / N N/ N N/N
Rasa gerak/posisi : N / N N/ N
11
Rasa enteroceptik
Referred pain : N
Rasa Kombinasi
Stereognosis : N
Barognosis : N
Graphesthesi : N
Two point tactil discrimination : N
Sensory extinction : (-)
Loss of body image : (-)
Fungsi Luhur
Apraxia : (-)
Alexia : (-)
Agraphia : (-)
Fingerosesthesia : (-)
Membedakan kanan dan kiri : (-)
Acalculia : (-)
5. Refleks-refleks
Refleks kullit
Refleks dinding perut - -
- -
- -
12
Refleks cremaster : tdl
Refleks interscapularis : tdl
Refleks gluteal : tdl
Refleks anal : tdl
Refleks Tendon
Refleks biceps : ++ / ++
Refleks triceps : ++ / ++
Refleks patella : ++ / ++
Refleks achilles : ++ / ++
Refleks Patologis
Tungkai
Refleks Babinsky : (-) / (-)
Refleks Chaddock : (-) / (-)
Refleks Rossolimo : (-) / (-)
Refleks Gordon : (-) / (-)
Refleks Schaefer : (-) / (-)
Refleks Mendel Bacterew : (-) / (-)
Refleks Stransky : (-) / (-)
Refleks Gonda : (-) / (-)
Lengan
Refleks Hoffman Tromer : (-) / (-)
Reflaks Leri : (-) / (-)
Reflaks Meyer : (-) / (-)
13
Refleks Primitif
Graps refleks : (-)
Snout refleks : (-)
Sucking refleks : (-)
Palmomental : (-)/(-)
6. Susunan Saraf Otonom
- Miksi : normal (+)
- Defekasi : konstipasi (-),
- Sekresi keringat : normal
- Salivasi : normal
- Gangguan tropik : Kulit, rambut, kuku : (-)
7. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
- Skoliosis : tidak ada
- Khypose : tidak ada
- Khyposkloliosis : tidak ada
- Gibbus : tidak ada
- Nyeri tekan/ketuk : ++ daerah L5-S1,2
Gerakan Servikal Vertebra :
- Fleksi : tdl
- Ekstensi : tdl
14
- Lateral deviation : tdl
- Rotasi : tdl
- Gerak Tubuh : tdl
Rangsangan Spinal
- Lasegue (+)
- Bragard (+)
- Sicard (+)
- Patrick (+)
- Kontra Patrick (+)
Keterangan :
- Tde : Tidak dapat dievaluasi
- Sde : Sulit dievaluasi
- Tdl : tidak dilakukan
- N : normal
8. Pemeriksaan Tambahan
- Hasil laboratorium tanggal 15 September 2012
DARAH RUTIN
ParameterHasil
PemeriksaanNilai Normal Pria
Hemoglobin 10,3 14,0-18,0 g/dl
Leukosit 9,4 4,0-10,5 Ribu/ul
Eritrosit 3,84 4,5-6,0 juta/ul
Hematokrit 33,1 40-50%
15
Trombosit 404 150-450 ribu/ul
RDW-CV 12,7 11.5-14.7%
MCV 86,2 80,0-97,0 fL
MCH 26,8 27.0-32.0 pg
MCHC 31,1 32,0-38,0 %
GDS 101 <200
SGOT 27 U/L 8-38U/L
SGPT 44 U/L 8-41 U/L
Creatinin 42 mg/dl 0,7-1,2 mg/dl
Ureum 0,7 mg/dl 10-45 mg/dl
Natrium 145,1 135-146 mmol/l
Kalium 4,3 3,4-5,4 mmol/l
Klorida 109,7 95-120 mmol/l
Foto lumbosacral AP/LAT:
- Spondilosis deformans Lumbal spine 3-4-5- Gambaran Protrusio disc / HNP pada potongan disc L5-S1 bagian Medial
Lateral dengan pembengkakan lig. Flavum dan penyempitan Canalis spinalis.
RESUME
1. ANAMNESIS
Perempuan, 52 tahun, keluhan utama nyeri hilang timbul pada punggung
bawah kanan, menjalar sampai ke bokong. Nyeri punggung bawah dirasakan
16
pasien sejak ± 20 hari yang lalu. Nyeri terasa setelah pasien bangun dari
posisi duduk di ayunan depan rumah. Nyeri terasa dipunggung bawah dan
menjalar sampai ke bokong. Nyeri bersifat hilang timbul, timbul/bertambah
pada saat pasien duduk atau berdiri dan hilang pada saat pasien tidur. Keluhan
semakin memberat. Saat pasien batuk dan bersin nyeri dirasakan bertambah.
BAK normal tapi pasien sudah ± 10 hari tidak BAB.
2. PEMERIKSAAN
Interna
Kesadaran : komposmentis
GCS : 4 5 6
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 o C
Kepala/Leher : Tidak ada peningkatan JVP, pembesaran
KGB (-/-)
Thorax : Tidak ada kelainan
Abdomen : Tidak teraba massa, bising usus normal
Ekstremitas : Tidak ada edema dan ada parese
ekstremitas tungkai bawah kiri
Status psikiatri : dbn
Status Neurologis
17
- Kesadaran : GCS 4-5-6
- Pupil : pupil bulat, isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+
Meningeal sign: kaku kuduk (-), Brudzinski I & II (-)
Motorik : 5 5
5 5
Sensorik : N N
N N
Tonus : N N
N N
Refleks fisiologis : BPR ++ ++ KPR ++ + + BHR + +
TPR ++ ++ APR ++ ++ + +
+ +
Refleks patologis Babinsky (-)/(-), Chaddock (-)/(-), H/T (-)/(-)
ANS : Inkontinensia uri (-), inkontinensia alvi (-)
CV : Dalam batas normal
Rangsangan Spinal
Lasegue (+)
Bragard (+)
Sicard (+)
Patrick (+)
Kontra Patrick (+)
3. DIAGNOSIS
Diagnosis klinik : Low Back Pain
18
Diagnosis etiologis : Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Diagnosis topis : Regio L5-S1
Diagnosis Banding : LBP et causa Spondilitis TB
Lab:
Hemoglobin 10,3 14,0-18,0 g/dl
Leukosit 11,7 4,0-10,5 Ribu/ul
Eritrosit 3,84 4,5-6,0 juta/ul
Hematokrit 33,1 40-50%
RDW-CV 12,6 11.5-14.7%
4. PENATALAKSANAAN
Terapi umum:
1. Menjaga jalan nafas dan pemberian oksigen.
2. Monitoring tingkat kesadaran, tekanan darah, irama jantung, temperatur,
glukosa darah, saturasi oksigen, dan status hidrasi.
3. Pemberian nutrisi dan pengaturan konsistensi diet yang aman dalam proses
menelan.
4. Perubahan posisi untuk mencegah kontraktur, nyeri, dekubitus, dan
komplikasi respiratori.
Terapi Medikamentosa
1.Lyrica 3x 75 mg
2. Fitbon 1x1
19
3. Na Diclofenac 2x50mg
4. Amlodipine 5mg 1-0-0
5. Diazepam 2mg 3x1/2
6. Ranitidine 2x150mg
Rehabilitasi Medik
Problem Rehabilitasi Medis
1. Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9)
2. Gangguan AKS(sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya bisa berbaring di
tempat tidur)
3. Kecemasan yang dialami penderita karena merasa sakitnya tidak ada
perubahan bahkan menganggap penyakitnya ini adalah guna-guna dari
orang.
Penanganan Rehabilitasi Medis
1. Fisioterapi
Problem : Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9)
Program: Transcutaneus Electrical Nerve Stimulating (TENS) di
regio L5-S1.
2. Okupasi Terapi
Problem : - Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9)
- Gangguan AKS(sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya
bisa berbaring di tempat tidur)
20
Program: - Proper back mechanism untuk AKS (latihan cara duduk,
cara tidur, dancara berdiri yang benar).
3. Ortotik Prostetik
Problem: - Nyeri punggung bawah kanan (VAS= 9)
- Gangguan AKS(sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya
bisa berbaring di tempat tidur)
Program: - Rencana penggunaan korset LSO (Lumbo Sacral
Orthose).
4. Psikologis
Problem : - Pasien memiliki motivasi berobat yang baik.
- Pasien menganggap penyakitnya tersebut merupakan
“kiriman” dari orang jahat.
- Pasien tidak ada masalah baik dengan anggota keluarga
lain, dengan masyarakat maupun dengan lingkungan.
Program: - Memberikan dukungan mental kepada penderita.
- Memberikan bimbingan konseling kepada penderita.
- Meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tersebut karena
sebab medis dan bukan merupakan hal-hal yang gaib.
5. Sosial medik
Problem : - Biaya berobat ditanggung sendiri (Umum).
21
-Penderita seorang pedagang, biaya sehari-hari cukup.
- Masih menggunakan WC duduk.
Program: - Home visit
- MenggantiWC jongkok dengan WC duduk.
6. Home programs
-Menghindari mengangkat bebanyang berat.
- Back exercise
- Proper body mechanism : (cara berdiri, cara berjalan, cara duduk, cara
tidur yang benar)
* Cara Berdiri :
Jangan memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi.
Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk sebentar.
Bila ingin mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tapi tekuklah
pada lutut.
* Cara Duduk :
Busa jangan terlalu lunak.
Punggung kursi mempunyai kostur bentuk S, seperti kostur tulang
punggung.
Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari
paha.
Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan
punggung kursi.
22
*Cara Tidur :
Tidur ditempat tidur yang memilikialas yang keras dan rata.
Anjuran : Sebaiknya Pasien memperbanyak makan buah dan sayur atau
makanan yang memiliki kandungan serat yang tinggi untuk memperlancar
BAB nya.
PROGNOSIS
Ad Vitam : bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
23
PEMBAHASAN
Nyeri punggung bawah(NPB)/ Low Back Pain(LBP) adalah gejala yang
paling sering timbul di masyarakat kita. Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk
dunia pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri pungung bawah
selama hidupnya (lifetime prevalence) tanpa mengenal perbedaan umur dan
jenis kelamin. Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai
sedang dan sebentar. Ini akan membaik dalam beberapa minggu bagi kebanyakan
orang.
Kelompok Studi Nyeri (Pokdi Nyeri) PERDOSSI (Persatuan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia) melakukan penelitian pada bulan Mei 2002 di 14 rumah
sakit pendidikan, dengan hasil menunjukkan bahwa kejadian NPB meliput
18,37% dari seluruh kasus nyeri yang ditangani.
Penelitian mengemukakan bahwa LBP adalah konsekuensi logis dari
perkembangan manusia dari kuadripedal menjadi bidpedal sehingga walaupun
etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot
sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian besar LBP dalam
masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak menguntungkan
tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak
tubuh maupun selama pergerakan tubuh.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik memegang peranan penting untuk bisa
mengetahui penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini seperti, riwayat
trauma, demam, riwayat kanker, penggunaan steroid yang lama, dan lain-
24
lain.Banyak klasifikasi LBP yang dapat ditemukan dalam literatur namun tidak
ada yang benar-benar memuaskan. Sangat beragamnya klasifikasi ini
menunjukkan betapa banyaknya penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan
LBP.
Salah satu penyebab timbulnya keluhan nyeri punggung bawah adalah
Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Nyeri punggung bawah pada HNP dapat berupa
nyeri tumpul maupun tajam, selain memberikan keluhan klinis berupa nyeri
punggung bawah, HNP juga dapat bermanifestasi menjadi keluhan kram otot,
kelemahan kaki, hilangnya fungsi kaki, hilangnya control bladder dan bowel.
Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling
sering (90%) mengenai diskus intervertebratalis lumbal (L)5-sacrum(S)1 atau L4-
L5. Biasanya LBP oleh karena HNP lumbalis akan membaik kira-kira dalam
waktu 6 minggu. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa dan pada individu
dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat beban berat.
Definisi
Sakit pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan “low back pain” (LBP)
merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gejala utama berupa rasa nyeri
atau perasaan lain yang tidak enak yang terjadi di daerah punggung bagian bawah
dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar, umumnya
merupakan masalah yang terjadi karena gangguan pada otot bagian belakang.
Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga seringkali pasien mengalami
kesulitan dalam setiap pergerakan dan pasien harus beristirahat. LBP termasuk
25
salah satu gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari
mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau
tidak enak pada daerah lumboskaral dan sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh
berbagai sebab, kadang-kadang disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai
dan kaki.Nyeri punggung bawah lebih sering terjadi pada pekerja yang sehari-
harinya melakukan kegiatan mengangkat, memindahkan, mendorong atau menarik
benda berat.
HNP adalah suatu keadaan dimana keluarnya sebagian atau seluruh bagian
dari nukleus pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi anulus
fibrosus korpus intervetebral dan menekan radiks spinalis sehingga menimbulkan
gangguan. Degenerasi diskus dan herniasi diskus intervetebra merupakan kelainan
yang sering dijumpai pada orang dewasa. Diskus intervetebra bertugas rangkap,
yaitu untuk artikulasi (memberikan fleksibilitas kepada tulang belakang dan
sebagai peredam kejut (shock absorber).
Diskus intervetebralis terdiri dari dua bagian utama yaitu :
1. Anulus Fibrosus, terbagimenjadi 3 lapis :
Lapisan terluar terdiri dari lamelafibro kolagen yang berjalan menyilang
konsentris mengelilingi nukleus pulposus sehingga bentuknya seakan-akan
menyerupai gulungan per (coiled spring).
Lapisandalam terdiri dari jaringan fibrokartilagenus.
Daerah Transisi.
2. Nukleus pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglican
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan
26
mempunyai sifat sangat higroskopis. Nukleus pulposus berfungsi sebagai
bantalan dan berperan menahan tekanan/beban.
Pada diskus yang sehat, bila mendapat tekanan maka nukleus pulposus
menyalurkan gaya tekan ke segala arah dengan sama besar. Penurunan kadar
air nukleus mengurangi fungsinya sebagai bantalan, sehingga bila ada gaya
tekan maka akan disalurkan ke anulus secara asimetris aksibatnya bisa terjadi
cedera atau robekan pada anulus.
Etiologi
Etiologi low back pain (LBP) dapat dihubungkandengan hal-hal sebagai berikut :
1. Proses Degeneratif
Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, spondilolistesis, HNP, stenosis spinalis,
osteoartritis.Perubahan degeneratif pada vertebrate lumbosakralis dapat terjadi
pada korpusvertebrae berikut arkus dan prosessusartikularis serta ligamenta
yangmenghubungkan bagian-bagian ruas tulangbelakang satu dengan yang lain.
Dulu proses inidikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapikini dinamakan
spondilosis. Perubahandegeneratif ini juga dapat menyerang annulus fibrosis
diskus intervertebralis yang bilatersobek dapat disusul dengan protusio
diskusintervertebralis yang akhirnya menimbulkanhernia nukleus pulposus
(HNP). Unsur tulangbelakang lain yang sering dilanda prosesdegeneratif ini
adalah kartilago artikularis yangdikenal sebagai osteoartritis.
2. Penyakit Inflamasi
27
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu arthritis rematoid yang sering timbul sebagai
penyakitakut dengan ciri persendian keempat anggotagerak terkena secara
serentak atau selisihbeberapa hari/minggu, dan yang kedua adalahpada spondilitis
angkilopoetika, dengan keluhansakit punggung dan sakit pinggang yang
sifatnyapegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembablinu dan ngilu dirasakan.
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo,terutama kaum wanita, seringkali
disebabkanoleh osteoporosis.Sakit bersifat pegal, tajamatau radikular.
4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh fotorontgen polos dari vertebrae
lumbosakralissering dianggap sebagai penyebab LBPmeskipun tidak selamanya
benar.Contohnyaadalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5korpus vertebrae
lumbalis merupakan variasianatomik yang tidak mengandung
artipatologik.Demikian pula pada sakralisasi, yaituadanya 4 bukan 5 korpus
vertebrae lumbalis.
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapatmembangkitkan LBP yang hebat dan
dapatmenyerupai sprung back atau HNP. Gangguansirkulatorik yang lain adalah
trombosis aortaterminalis yang perlu mendapat perhatiankarena mudah didiagnosa
28
sebagai HNP.Gejalanya disebut sindrom Lerichie.Nyeri dapatmenjalar sampai
bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,
osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atautumor ganas yang
primer seperti myeloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam
metastasis.
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik(stafilokokus, streptokokus) dan
kronikcontohnya pada spondilitis tuberculosis (penyakit Pott), jamur,
osteomielitis kronik.
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBPkompensatorik.LBP yang tidak
mempunyaidasar organik dan tidak sesuai dengankerusakan jaringan atau batas-
batas anatomis.
Etiologi dari HNP sendiri adalah:
Degenerasi diskus intervertebralis.
29
Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi.
Trauma berat atau terjatuh.
Mengangkat atau menarik benda berat.
Faktoresiko :
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan
riwayat trauma sebelumnya
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah
raga tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok,
berat badan berlebih, batuk lama dan berulang.
PATOFISIOLOGI
HNP dapat terjadi tiba-tiba ataupun perlahan-lahan. Empat langkah terjadinya HNP
adalah:
1) Degenerasi discus: perubahan kimia yang terkait dengan usia menyebabkan
discus menjadi lemah.
2) Prolapse: bentuk ataupun posisi dari diskus dapat berubah yang ditunjukkan
dengan adanya penonjolan ke spinal canal. Hal ini sering pula disebut dengan
bulge atau protrusion.
3) Extrusion: nucleus pulposus keluar melalui robekan dari annulus fibrosus.
4) Sequestration atau Sequestered Disc: nukleus pulposus keluar dari annulus
fibrosus dan menempati sisi luar dari discus yaitu padaspinal canal.
30
Gambar 1. 4 langkah terjadinya HNP
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit.
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
berada di canalis vertebralis menekan radiks. Bangunan peka nyeri mengandung
reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang olehberbagai stimulus lokal (mekanis,
termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai
mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme
31
nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga
prosespenyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme
otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.Nyeri yang timbul dapat
berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnyaberbagai mediator
inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada system saraf.
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan.
Pertama,penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervinevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.Nyeri dirasakan
sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya
karena pergerakan.Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf.Pada
kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion
Na dan ion lainnya.Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot
yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal.Hal ini merupakan
dasar pemeriksaan laseque.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuaidengan etiologinya masing-masing
sepertibeberapa contoh dibawah ini :
1. LBP akibat sikap yang salah
Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yangpanas pada pinggang, kaku dan
tidak enak namun lokasi tidak jelas.Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-
ototparaspinal agak spastik di daerah lumbal,namun motalitas tulang belakang
bagianlumbal masih sempurna, walaupun hiperfleksidan hiperekstensi dapat
32
menimbulkan perasaantidak enak.Lordosis yang menonjol.Tidak ditemukan
gangguan sensibilitas, motorik,dan refleks pada tendon.Foto rontgen lumbosakral
tidakmemperlihatkan kelainan yang relevan.
2. Pada Herniasi Diskus Lumbal
Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan,bersifat tumpul atau terasa
tidak enak, seringintermiten, wala kadang onsetnya mendadakdan
berat.Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahantenaga serta mengedan, batuk atau
bersin.Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidakterkena dengan tungkai yang
sakit difleksikan.Sering terdapat spasme refleks otot-ototparavertebrata yang
menyebabkan nyerisehingga membuat pasien tidak dapat berdiritegak secara
penuh.Setelah periode tertentu timbul skiatika atauiskialgia.
3. LBP pada Spondilosis
Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yangdisebabkan oleh protrusi
diskus, walaupun nyeribiasanya kurang menonjol pada spondilisis.Dapat muncul
distesia tanpa nyeri pada daerahistribusi radiks yang terkena.Dapat disertai
kelumpuhan otot dan gangguan reflex.Terjadi pembentukan osteofit pada
bagiansentral dari korpus vertebra yang menekanmedula spinalis.Kauda ekuina
dapat terkena kompresi padadaerah lumbal bila terdapat stenosis kanallumbal.
4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
Terdapat gejala klasik tuberkulosis sepertipenurunan berat badan, keringat
malam,demam subfebris, kakeksia.Gejala ini seringtidak menonjol.Pada lokasi
infeksi sering ditemukan nyerivertebra/lokal dan menghilang bila istirahat.Gejala
dan tanda kompresi radiks atau medulla spinalis terjadi pada 20% kasus (akibat
33
absesdingin)Onset penyakit dapat gradual atau mendadak(akibat kolaps vertebra
dan kifosis)Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dadaatau perut, diikuti
paraparesis yang lambat launmakin memberat, spastisitas, klonus,hiperrefleksia
dan refleks Babinsky bilateral.Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketoktulang
vertebra.Penekanan mulai dari bagian anterior sehinggagejala klinis yang muncul
terutama gangguanmotorik.
5. LBP pada Spondilitis Ankilopoetika
Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.Tidak hilang dengan istirahat dan
tidakdiperberat oleh gerakan.Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasangerakan
di sendi sakrolumbal dan seluruhtulang belakang lumbal.Laju endap darah
meninggi.Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.
LBP Pada HNP
Manifestasi klinis yang timbul pada HNP tergantung lokasi lumbal yang
terkena. HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya
pada 2 arah, yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri
pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf
mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri
pinggang dan sindroma kauda equina.Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah
saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh.Masing-masing hampir sebesar jari. Pada
setiap sisi tubuh, saraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di belakang
persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic
terbagi dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki.
34
Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica
bisamenyebar sepanjang saraf sciatic menuju kaki.Sciatica terjadi sekitar 5% pada
orangIschialgia, yaitu suatu kondisi dimana saraf Ischiadikus yang mempersarafi
daerah bokongsampai kaki terjepit. Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa
faktor, yaitu antara lainkontraksi atau radang otot-otot daerah bokong, adanya
perkapuran tulang belakang atauadanya Herniasi Nukleus Pulposus (HNP), dan
lain sebagainya.
Sciatica merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus
ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk jarum,sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak.
Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.Berjalan, berlari, menaiki tangga,
dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yangdiringankan dengan
menekuk punggung atau duduk.
Diagnosis
Seperti lazimnya, diagnosis LBP ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan pendukung seperti pemeriksaan radiologis.
a. Anamnesa
Dalam menegakkan diagnosa perludiperhatikan hal – hal seperti derajat
nyeri,stadium penyakit, lokasi nyeri dan faktormekanik, derajat disfungsi, faktor
resiko danpekerjaan, ada tidaknya trauma dan hasilpemeriksaan penunjang.
Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak? Apakah nyeri diawali oleh suatu
kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan sehari-hari? Adakah suatu trauma? Dimana
35
letak nyeri? (sebaiknya penderita sendiri yang disuruh menunjukkan dimana letak
nyerinya). Ada tidak penjalaran? Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah
pada sikap tubuh tertentu? Apakah bertambah pada kegiatan tertentu? Apakah
nyeri berkurang pada waktu istirahat? Adakah keluarga dengan riwayat penyakit
serupa? Ada tidak perubahan siklus haid, atau perdarahan pervaginam? Ada tidak
gangguan miksi dan defekasi atau penurunan libido?
Gambaran klinis
Nyeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan gejala
khas.Umumnya nyeri yang timbul berhubungan dengan aktivitas. Aktivitas
membuat nyeri makin bertambah buruk dan istirahat akan dapat menguranginya.
Spasme otot dan kekakuan dalam pergerakan tulang belakang merupakan ciri
spesifik. Gejala neurologis seperti nyeri pada bokong dan otot hamstring tidak
sering terjadi kecuali jika terdapatnya bukti adanya subluksasi vertebra. Keadaan
umum pasien biasanya baik dan masalah tulang belakang umumnya tidak
berhubungan dengan penyakit atau kondisi lainnya.
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
· Pada penderita dengan low back pain biasanya ditemukan antalgic gait (cara
berjalan seperti orang yang kesakitan), berdiri tidak tegak, tidak bisa duduk lama.
· Inspeksi daerah punggung. Perhatikan jika ada lurus tidaknya, lordosis, ada tidak
jalur spasme otot para vertebral, deformitas, kifosis, gibus.
2. Palpasi
36
Palpasi sepanjang columna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada salah satu
procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada palpasi atau
adanya spasme otot para vertebra).
Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri pinggang
bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena sebab yang lain.
1. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu saraf
tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik dengan
menentukan batas-batasnya, dengan demikian segmen yang terganggu dapat
diketahui.
3. Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana yang
terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen L4 maka
musculus tibialis anterior akan menurun kekuatannya.
3. Pemeriksaan refleks
Refleks tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor neuron
bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung bawah yang
disebabkan oleh HNP maka reflex tendon dari segmen yang terkena akan
menurun atau menghilang
4. Tes-tes
a. Tes lasegue (straight leg raising). Tungkai difleksikan pada sendi coxae
sedangkan sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri
37
pinggang dikarenakan iritasi pasa saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
b. Crossed lasegue. Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit
menyebabkan rasa nyeri pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed
lasegue positif.
c. Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi,
setelah sendi coxae 90o dicoba untuk meluruskan sendi lutut.
d. Patrick sign (FABERE sign). FABERE merupakan singkatan dari fleksi,
abduksi, external, rotasi, extensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari
kaki yang satu diletakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain. Setelah ini
dilakukan penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila
timbul rasa nyeri maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik
misalnya coxitis.
e. Kontra Patrick sign. Cara melakukan tes ini yaitu tungkai dalam posisi fleksi
sendi lutut dan sendi panggul, kemudian lutut didorong ke medial, bila di
sendi sakroiliaka ada kelainan, maka di situ akan terasa nyeri.
f. Bragard’s sign. Bragard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue
(LSR). Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika
LSR + (nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan pada pergelangan kaki. Jika
nyeri (+) atau bertambah maka Bragard’s sign (+).
g. Sicard’s sign. Sicard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR).
Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR +
38
(nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan ibu jari kaki tersebut. Jika nyeri (+)
atau bertambah maka sicard’s sign (+).
h. Tes Naffziger. Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS
akan meningkat, hal ini menyebabkan tekanan pada radiks bertambah,
sehingga timbul nyeri radikuler.
i. Tes Valsava. Penderita disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup
sekuatnya.
Dengan melakukan tes-tes ini, maka kita dapat menyingkirkan diagnosis
banding yang lain.
Postur pasien biasanya normal, bilamana subluksasio yang terjadi bersifat
ringan.Dengan subluksasi berat, terdapat gangguan bentuk postur.Pergerakan
tulang belakang berkurang karena nyeri dan terdapatnya spasme otot. Penyangga
badan kadang-kadang memberikan rasa nyeri pada pasien, dan nyeri umumnya
terletak pada bagian dimana terdapatnya pergeseran/keretakan, kadang nyeri
tampak pada beberapa segmen distal dari level/tingkat dimana lesi mulai timbul.2
Ketika pasien diletakkan pada posisi telungkup (prone) di atas meja pemeriksaan,
perasaan tidak nyaman atau nyeri dapat diidentifikasi ketika palpasi dilakukan
secara langsung diatas defek pada tulang belakang. Nyeri dan kekakuan otot
adalah hal yang sering dijumpai. Pada banyak pasien, lokalisasi nyeri disekitar
defek dapat sangat mudah diketahui bila pasien diletakkan pada posisi lateral dan
meletakkan kaki mereka keatas seperti posisi fetus (fetal position). Defek dapat
diketahui pada posisi tersebut. Fleksi tulang belakang seperti itu membuat massa
39
otot paraspinal lebih tipis pada posisi tersebut. Pada beberapa pasien, palpasi pada
defek tersebut kadang-kadang sulit atau tidak mungkin dilakukan.Pemeriksaan
neurologis terhadap pasien dengan spondilolistesis biasanya negatif.Fungsi
berkemih dan defekasi biasanya normal, terkecuali pada pasien dengan sindrom
cauda equina yang berhubungan dengan lesi derajat tinggi.
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin : tidak spesifik
Urine rutin : tidak spesifik
Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan
didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya penyakit
diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi
darihernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan
untukmenentukan tingkat protrusi diskus.
MRI tulang belakang: bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula
spinalisatau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan
dalam halmengevaluasi gangguan radiks saraf.
Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal
ataumemperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela
invertebrate dan pembentukan osteofit.
EMG : untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer
Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP
40
Penatalaksanaan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri
tanpa menghiraukan penyebab dasar LBP.Sering dokter menggunakan satu
pengobatan atau kombinasi beberapa jenis pengobatan dalam rencana terapi pada
pasien, dengan pemberian analgetik untuk mengontrol nyeri. Hal tersebut
bervariasi dari pemberian ibuprofen hingga acetaminofen, akan tetapi pada
beberapa kasus berat, NSAIDs digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan
inflamasi yang dapat terjadi.
Penanganan HNP dapat dilakukan dalam beberapa langkah penatalaksanaan
diantaranya adalah:
1. Perawatan non-farmakologis.
Bed Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang relaks, lutut agak
ditekuk dan di bawah pinggang untuk HNP lumbalis selama 2-3 minggu
tergantung keparahannya.
2. Perawatan farmakologi
Pemberian obat analgesic
Obat-obatan NSAID
Obat-obatan pelemas otot (muscle relaxant)
Penenang minor atau major bila diperlukan.
3. Pembedahan
Discectomy : Membuang sebagian aataupun keseluruhan intervertebral dics.
41
Laminotomy : Beberapa bagian lamina dibuang untuk mengurangi tekanan
pada saraf.
Laminectomy:Membuang keseluruhan lamina.
4. Perubahan gaya hidup
Melakukan pekerjaan sehari-hari secara ergonomic.
Menurunkan berat badan
Program Rehabilitasi Medik
a. Medikamentosa
- Analgetik
- Transquilizer
- Neuroroborantia
b. Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
- Terapi panas seperti : Infra red/hot packs
Diatermi : MWD, SWD, USD
- Terapi listrik : TENS
- Traksi
Okupasi Terapi
- Latihan AKS
- Proper Body Mechanism
- Latihan dengan aktivitas
42
Ostetis Prostetis
- Pemakaian korset LSO (Lumbal Sacral Orthose). Fungsinya untuk
mengontrol postur spinal, mengurangi nyeri, mencegah cedera lebih lanjut,
menghindarkan gerakan yang berbahaya bagi spinal.
Psikolog
Mengadakan evaluasi dan mengobati gangguan mental akibat penyakit, untuk
meningkatkan motivasi serta berusaha mengatasi penyakitnya.
Evaluasi : - Gaya hidup penderita sebelum sakit
- Respons penderita terhadap stress sehari-hari
- Respons penderita terhadap penyakit
Petugas Sosial Medik
Petugas yang memberikan bantuan kepada penderita demi menghadapi
masalah social yang mempengaruhi penderita dalam hubungan dengan
penyakit dan penyembuhan.
Prognosis
Kebanyakan pasien penderita HNP 80-90% akan membaik keadaannya kepada
aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh sempurna dalam
hitungan kira-kira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan berlanjut menjadi kronik
nyeri punggung bawah walaupun telah menjalani terapi. Dan bila berlanjut dengan
adanya keluhan pada kontrol bowel dan bladder maka perlu dipikirkan kembali
untuk dilakukan tindakan bedah.
Pencegahan
43
Bekerja atau melakukan aktifitas dengan aman, menggunakan teknik yang
aman. Mengontrol berat badan bisa mencegah trauma punggung atau pinggang
pada beberapa orang.
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Santoso B. Tatalaksana rehabilitasi medik nyeri spasme otot. Dalam: Panduan dan Makalah Kongres Nasional IV Perhimpunan Dokter Rehabilitasi Medik Indonesia, Jakarta, 1998.
2. Sadeli HA, Tjahjono B. Nyeri punggung bawah. Dalam: Nyeri Neuropatik, patofisioloogi dan penatalaksanaan. Editor: Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA.Perdossi, 2001:145-167.
3. Feske SK, Greenberg SA. Degenerative and compressive structural disorders. In:Textbook of Clinical Neurology. 2nd Ed., Ed. Goetz CG. Philadelphia: Saunders 2003; 583-600.
4. Harsono. Nyeri Punggung Bawah. Dalam : Buku Ajar Neurologi Klinis Edisi pertama. Yogyakarta: UGM Press, 1999; 201-201.
5. Wheeler AH, Stubbart JR. Pathophysiology of Chronic Back Pain. (Cited Jan 2004)Available from: URLhttp://www.emedicine.com/neuro/topic516.htm.
6. McGregor AH, Hugghes SPF. The evaluation of the surgical management of nerve rootcompression in patients with low back pain. Part 1: The assesment of outcome. Spine 2002: 27:1465-1470.
45