Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

download Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

of 31

Transcript of Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    1/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Batu empedu merupakan salah satu penyakit tersering yang pada system traktus

    digestivus. Pada autopsy ditemukan 11-36% orang dengan batu empedu. Prevalensi dari

    kolelitiasis dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya etnis, gender, komorbiditas, umur, dan

    genetic. besitas, kehamilan, diet, !rohn"s disease, reseksi ileus terminalis, operasi gaster,

    spherocytosis herediter, sickle cell, dan tallasemia meningkatkan terbentuknya batu empedu.1

    #nsidens kolelitiasis di negara Barat adalah sekitar 1$-$ %, dan biasanya ter&adi pada

    orang de'asa tua dan lan&ut usia. Prevalensi kolelitiasis di (sia dan (frica lebih rendah daripada

    negara Barat.(ngka ke&adian pada 'anita lebih banyak -3 kali lebih banyak daripada pria.

    )ebanyakan kolelitiasis tidak mempunyai ge&ala maupun tanda. Perpindahan batu menu&u ductus

    cysticus menyebabkan kolik selain itu dapat menyebabkan kolesistitis akut. )olangitis dapat

    ter&adi ketika batu menghambat duktus hepaticus atau ductus billiaris sehingga mengakibatkan

    infeksi dan inflamasi.*

    )ista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang 'anita.

    )ista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot

    polos pada ovarium yang &inak. +alaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk men&adi tumor

    ganas atau kanker. Per&alanan penyakit yang sillint killer atau secara diam-diam menyebabkan banyak

    'ania yang tidak menyadari bah'a dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada

    saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar. )ista ovarium &uga dapat berubah men&adi ganas

    dan berubah men&adi kanker ovarium. ntuk mengetahui dan mencegah agar tidak ter&adi kanker

    ovarium maka seharusnya pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap

    sehingga dengan ini pencegahan ter&adinya keganasan dapat dilakukan.6,

    (nestesi pembiusan/ berasal dari bahasa 0unani. (n-tidak, tanpa2 dan aesthesos,

    persepsi, kemampuan untuk merasa2. ecara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa

    sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit

    pada tubuh. 4

    #stilah (nestesia digunakan pertama kali oleh liver +endell 5olmes pada tahun 17*

    yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena anestesi adalah

    pemberian obat dengan tu&uan untuk menghilangkan nyeri pembedahan. edangkan (nalgesia

    1

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    2/31

    adalah tindakan pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran

    pasien

    1.2 Tujuan

    8u&uan penulisan laporan kasus ini ada , yaitu tu&uan umum dan tu&uan khusus.

    8u&uan umum9 untuk mengetahui bagaimana per&alanan penyakit dan penatalaksanaan

    anestesi pada pasien ini.

    8u&uan khusus9 untuk menyelesaikan tugas laporan kasus dari kepaniteraan klinik di :;

    #lmu Bedah

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    3/31

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Batu empedu atau cholelithiasis adalah timbunan )ristal di dalam kandung empedu atau

    di dalam saluran empedu atau kedua-duanya. Batu kandung empedu merupakan gabungan

    beberapa unsur dari cairan empedu yang mengendap dan membentuk suatu material mirip batu

    di dalam kandung empedu atau saluran empedu. )omponen utama dari cairan empedu adalah

    bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan kolesterol. Batu yang ditemukan di dalam kandung

    empedu bisa berupa batu kolesterol, batu pigmen yaitu coklat atau pigmen hitam, atau batu

    campuran.*) i s t a a d a l a h s u a t u & e n i s t u m o r , p e n y e b a b p a s t i n y a s e n d i r i

    b e l u m di ke tahui. )is ta adalah suatu &eni s tumor berupa kan tong abnormal ya ng

    ber is icairan. Pada 'anita organ yang paling sering ter&adi adalah kista ovarium.6

    2.2 Anat!i "an #isilgi

    2.2.1 Siste! Bilier

    )andung empedu merupakan sebuah kantung berbentuk seperti buah pear, pan&angnya -1$ cm

    dengan kapasitas 3$-4$ ml. )etika terdistensi dapat mencapai 3$$ ml. )andung empedu

    berlokasi di sebuah lekukan pada permukaaan ba'ah hepar yang secara anatomi membagi hepar

    men&adi lobus kanan dan lobus kiri. )andung empedu dibagi men&adi 7 area secara anatomi9

    fundus, corpus, infundibulum dan leher. ;undus berbentuk bulat, dan u&ungnya 1- cm melebihi

    batas hepar, strukturnya kebanyakan berupa otot polos, kontras dengan corpus yang kebanyakan

    terdiri dari &aringan elastis. >eher biasanya membentuk sebuah lengkungan, yang mencembung

    dan membesar membentuk 5artmann"s pouch.1

    )andung empedu terdiri dari epitel silindris yang mengandung kolesterol dan tetesan lemak.

    :ukus disekresi ke dalam kandung empedu dalam kelen&ar tubuloalveolar yang ditemukan

    dalam mukosa infundibulum dan leher kandung empedu, tetapi tidak pada fundus dan corpus.

    ?pitel yang berada sepan&ang kandung empedu ditun&ang oleh lamina propria. >apisan ototnya

    adalah serat longitudinal sirkuler dan oblik, tetapi tanpa lapisan yang berkembang sempurna.

    Perimuskular subserosa mengandung &aringan penyambung, saraf, pembuluh darah, limfe dan

    adiposa. )andung empedu ditutupi oleh lapisan serosa kecuali bagian kandung empedu yang

    3

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    4/31

    menempel pada hepar. )andung empedu di bedakan secara histologis dari organ-organ

    gastrointestinal lainnya dari lapisan muskularis mukosa dan submukosa yang sedikit.1

    (rteri cystica yang mensuplai kandung empedu biasanya berasal dari cabang arteri hepatika

    kanan. >okasi (rteri cystica dapat bervariasi tetapi hampir selalu di temukan di segitiga

    hepatocystica, yaitu area yang di batasi oleh =uctus cysticus, =uctus hepaticus communis dan

    batas hepar segitiga !alot/. )etika arteri cystica mencapai bagian leher dari kandung empedu,

    akan terbagi men&adi anterior dan posterior. (liran vena akan melalui vena kecil dan akan

    langsung memasuki hepar, atau lebih &arang akan menu&u vena besar cystica menu&u vena porta.

    (liran limfe kandung empedu akan menu&u kelen&ar limfe pada bagian leher.1,3

    @ambar .1Aesica fellea

    Persarafan kandung empedu berasal dari nervus vagus dan dari cabang simpatis mele'ati

    pleksus celiaca. 8ingkat preganglionik simpatisnya adalah 8* dan 8.

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    5/31

    penurunan aliran empedu. (sam hydrochloric, sebagian protein pencernaaan dan asam lemak

    pada duodenum menstimulasi pelepasan sekretin dari duodenum yang akan meningkatkan

    produksi dan aliran empedu. (liran empedu dari hepar mele'ati =uctus hepaticus, menu&u !B=

    dan berakhir di duodenum. phincter ddi yang intak menyebabkan empedu secara langsung

    masuk ke dalam kandung empedu.1

    ?mpedu terutama terdiri dari air, elektrolit, garam empedu, protein, lemak, dan pigmen empedu.

    atrium, kalium, kalsium, dan klorida memiliki konsentrasi yang sama baik di dalam empedu,

    plasma atau cairan ekstraseluler. p5 dari empedu yang di sekresikan dari hepar biasanya netral

    atau sedikit alkalis, tetapi bervariasi sesuai dengan diet. Peningkatan asupan protein

    menyebabkan empedu lebih asam. @aram empedu, cholate dan chenodeoCycholate, di sintesis di

    hepar dari kolesterol. :ereka berkon&ugasi dengan taurine dan glycine dan bersifat sebagai anion

    asam empedu/ yang di seimbangkan dengan natrium.3

    @aram empedu di ekskresikan ke dalam empedu oleh hepatosit dan di tambah dari hasil

    pencernaan dan penyerapan dari lemak pada usus. Pada usus sekitar *$% dari asam empedu di

    serap pada ileum terminal. isanya di dekon&ugasi oleh bakteri usus membentuk asam empedu

    sekunder deoCycholate dan lithocholate. #ni di serap di usus besar di transportasikan ke hepar, di

    kon&ugasi dan di sekresikan ke dalam empedu. ekitar 4% dari pool asam empedu di reabsorpsi

    dan kembali le'at vena porta ke hepar sehingga disebut sirkulasi enterohepatik. 4% di

    ekskresikan di feses.3

    @ambar .4 @ambar aliran empedu

    5

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    6/31

    )olesterol dan fosfolipid di sintesis di hepar sebagai lipid utama yang di temukan di empedu.

    Proses sintesis ini di atur oleh asam empedu.1

    +arna dari empedu tergantung dari pigmen bilirubin diglucoronide yang merupakan produk

    metabolik dari pemecahan hemoglobin, dan keberadaan pada empedu 1$$ kali lebih besar

    daripada di plasma. Pada usus oleh bakteri diubah men&adi urubilinogen, yang merupakan fraksi

    kecil dimana akan diserap dan di ekskresikan ke dalam empedu.3

    2.2.2 $%ariu!

    Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,

    dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan

    kanan.Ovar ium adalah kurang lebih sebesar ibu jar i tangan dengan

    ukuran panjangkira-kira 4 m, lebar dan tebal kira-kira 1,5 m

    5ilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darahdan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir ba'ahnya bebas. Permukaan belakangnya

    pinggir keatas dan belakang ,sedangkan permukaan depannya ke ba'ah dan depan. &ung yang

    dekat dengantuba terletak lebih tinggi dari pada u&ung yang dekat pada uterus, dan tidak &arang

    diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.6

    &ung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii

    proprium tempat ditemukannya &aringan otot yang men&adi satu dengan yang ada di ligamentum

    rotundum. ?mbriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum

    !

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    7/31

    2.& Patgenesis

    2.&.1 '(lelit(iasis

    Batu empedu yang ditemukan pada kandung empedu di klasifikasikan berdasarkan bahan

    pembentuknya sebagai batu kolesterol, batu pigmen dan batu campuran. >ebih dari $ % batu

    empedu adalah kolesterol batu yang mengandung D 4$% kolesterol/ atau batu campuran batu

    yang mengandung $-4$% kolesterol/. 1$ % sisanya adalah batu &enis pigmen, yang mana

    mengandung E$% kolesterol. ;aktor yang mempengaruhi pembentukan batu antara lain adalah

    keadaan stasis kandung empedu, pengosongan kandung empedu yang tidak sempurna dan

    kosentrasi kalsium dalam kandung empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan

    material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Pada keadaan normal, asam

    empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam men&aga solubilitas empedu. Bila empedu

    men&adi bersaturasi tinggi supersaturated/ oleh substansi berpengaruh kolesterol, kalsium,

    bilirubin/, akan berkristalisasi dan membentuk nidus untuk pembentukan batu. )ristal yang

    terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lama kelamaan tersebut bertambah ukuran,

    beragregasi, melebur dan membentuk batu. ;actor motilitas kandung empedu dan biliary stasis

    merupakan predisposisi pembentukan batu campuran.1,

    Prevalensi batu empedu berhubungan dengan banyak faktor termasuk umur, &enis kelamin, dan

    latar belakang etnik. Beberapa kondisi yang merupakan predisposisi berkembangnya batu

    empedu adalah obesitas, kehamilan, faktor makanan, rendahnya konsumsi kopi, penyakit !rohn,

    reseksi ileum terminal, operasi gaster, hereditary spherocytosis, sickle cell disease, dan

    thalassemia. emua ini akan meningkatkan resiko ter&adinya batu empedu. +anita 3 kali lebih

    sering ter&adi batu empedu di bandingkan laki-laki dan insidensinya meningkat sesuai dengan

    usia.1

    Batu Klesterl

    Batu kolesterol murni &arang di dapatkan dan terdapat hanya kurang dari 1$%. Batu ini

    biasanya multipel, ukurannya bervariasi, bila keras berbentuk ireguler, bila lunak berbentuk

    mulberi. +arnanya bervariasi dari kuning, hi&au, dan hitam. Batu kolesterol biasanya radiolusen,

    kurang dari 1$% radioopak. Baik batu kolesterol murni atau campuran, proses pembentukan batu

    "

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    8/31

    kolesterol yang terutama adalah supersaturasi empedu dengan kolesterol. )olesterol adalah

    nonpolar dan tidak larut dalam air dan empedu. )elarutan kolesterol bergantung pada konsentrasi

    dari kolesterol, garam empedu, dan lesitin fosfolipid utama pada empedu/. upersaturasi hampir

    selalu disebabkan oleh hipersekresi kolesterol di bandingkan pengurangan sekresi dari fosfolipid

    atau garam empedu.

    Batu Pig!en

    Batu pigmen di klasifikasikan men&adi batu pigmen coklat dan hitam. Batu pigmen hitam

    biasanya di hubungkan dengan kondisi hemolitik atau sirosis. Pada keadaan hemolitik beban

    bilirubin dan konsentrasi dari bilirubin tidak terkon&ugasi meningkat. Batu ini biasanya tidak

    berhubungan dengan empedu yang tidak terinfeksi dan lokasinya selalu di kandung empedu.

    ebagai perbandingan, batu pigmen coklat mempunyai struktur yang sederhana dan biasanya ditemukan pada duktus biliaris dan terutama pada populasi (sia. Batu coklat lebih sering terdiri

    dari kolesterol dan kalsium palmitat dan ter&adi sebagai batu primer pada pasien di negara barat

    dengan gangguan motilitas bilier dan berhubungan dengan infeksi bakteri. =alam hal ini bakteri

    memproduksislimedimana berisi enFim glukuronidase.1

    2.&.2 Kista $%ariu!

    etiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut ;olikel de@raff.

    Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari .* cm akanmelepaskan

    oosit mature. ;olikel yang rupture akan men&adi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki

    struktur 1,4 G cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak ter&adi fertilisasi pada oosit, korpus

    luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. amun bila ter&adi fertilisasi,

    korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama

    kehamilan. )ista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan

    selalu &inak. )ista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-

    lutein. )ista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk ;5 dan 5!@. )ista

    fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap

    gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional hydatidiform mole

    danchoriocarcinoma/ dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, 5!@

    menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.6,

    #

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    9/31

    Pasien dalam terapi infertilitas,induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin ;5

    dan >5/ atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,

    terutama bila disertaidengan pemberian 5!@. )ista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel

    yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau &inak. eoplasia

    yang ganas dapat berasal dari semua &enis sel dan &aringan ovarium. e&auh ini, keganasan paling

    sering berasal dari epitel permukaan mesotelium/ dan sebagian besar lesi kistik parsial. Henis

    kista &inak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. 8umor

    ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk &enis ini adalah tumor sel granulosa

    dari seC cord seldan germ cel tumor dari germ sel primordial. 8eratoma berasal dari tumor germ

    sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrionalI ektodermal, endodermal, dan

    mesodermal.3,6

    Henis kista

    Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan men&adi dua macam,yaitu kista non-

    neoplastik dan kista neoplastik.

    1. )ista ovarium non neoplastik

    a. )ista folikel

    )ista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus men&adi

    kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di ba'ah pengaruh

    estrogen tidak mengalami proses atresia yanglaFim, melainkan membesar men&adi kista.bisa di

    dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 Jcm.

    =alam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yangdihadapi itu neoplasma

    atau kista folikel. mumnya &ika diameter tumor tidak lebih dari 4 cm, dapat di tunggu dahulu

    karena kista folikel dalam bulan akan hilang sendiri.

    b. )ista korpus lutein

    =alam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan men&adi korpus albikans.

    )adang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri korpus luteum persisten/I perdarahan

    yang ter&adi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan ber'arna merah coklat karena

    darah tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas. =inding

    kista terdiri atas lapisan ber'arna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel

    teka.

    $

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    10/31

    c. )ista teka lutein)ista biasanya bilateral dan sebesar tin&u. Pada pemeriksaan mikroskopik

    terlihat luteinisasi sel-sel teka.8umbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone

    koriogonadrotropin yang berlebihan.

    d. )ista inklusi germinal

    8er&adi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel germinativum pada

    permukaan ovarium. Biasanya ter&adi pada 'anita usia lan&ut dan besarnya &arang melebihi 1 cm.

    )ista terletak di ba'ah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau

    torak rendah, dan isinya cairan &ernih dan serous.

    e. )ista endometrium)ista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.

    . eoplasti &inak

    1/. )istik9

    a.)istoma ovari simpleks

    )ista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral

    dan dapat men&adi besar. =inding kista tipis dan cairan di dalam kista &ernih, serous dan

    ber'arna kuning.pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.

    8erapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi &aringan yang

    dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

    b. )istadenoma ovarii serosum

    Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya &enis ini tak mencapai ukuran yang sangat

    besar, di bandingkan dengan kistadenoma muscinosum. Pertumbuhan men&adi ganas apabila di

    temukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis

    pada sel-sel. ecara mikroskopik di golongkan dalamkelompok tumor ganas.

    c. )istadenoma ovarii musinosum

    (sal tumor belum diketahui dengan pasti. :enurut meyer, berasal dari teratoma dimana di dalam

    pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen. Penulis lain menyebutkan bah'a

    tumor ini berasal yangsama dengan tumor Brenner. mumnya berbentuk multilokuler,

    ukurannya dapat mencapai ukuranyang amat besar

    d. )ista endometroid

    8er&adi karena lapisan didalam rahim yang biasanya terlepas se'aktu haid dan terlihat keluar

    dari kemaluan seperti darah/I tidak terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar

    1%

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    11/31

    ovarium. (kibat peristi'a ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah haid yang

    akan terus menerus tertimbun dan men&adi kista. )ista ini bisa 1 pada dua indung telur. 8imbul

    ge&ala utama yaitu rasa sakit terutama se'aktu haidKseCsuale intercourse.

    e.)ista dermoid

    8er&adi karena &aringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh men&adi beberapa

    &aringan seperti rambut, tulang, lemak. )ista dapat ter&adi pada kedua indung telur dan biasanya

    tanpa ge&ala. 8imbul ge&ala rasa sakit bila kista terpuntirK pecah.

    /. olid9

    emua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. (kan tetapi, ini tidak berarti bah'a

    termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi maligna. Potensi men&adi

    ganas sangat berbeda pada berbagai &enis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan

    sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.

    2.) Diagnsis

    2.).1 '(lelit(iasis

    Ana!nesis

    @e&ala batu empedu yang khas adalah kolik bilier, keluhan ini didefinisikan sebagai nyeri

    di perut atas berlangsung lebih dari 3$ menit dan kurang dari 1 &am, biasanya lokasi nyeri di

    perut atas atau epigastrium tetapi bisa &uga di kiri dan prekordial. 8imbulnya nyeri kebanyakan

    perlahan-lahan, tetapi pada sepertiga kasus timbul tiba-tiba.1,

    @e&ala kolik ini ter&adi &ika terdapat batu yang menyumbat duktus sistikus atau duktus

    biliaris komunis untuk sementara 'aktu, tekanan di duktus biliaris akan meningkat dan

    peningkatan kontraksi peristaltik di tempat penyumbatan mengakibatkan nyeri viscera di daerah

    epigastrium, mungkin dengan pen&alaran ke punggung yang disertai muntah.1,

    Penyebaran nyeri dapat ke punggung bagian tengah, skapula, atau ke puncak bahu,

    disertai mual dan muntah. Hika ter&adi kolesistitis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada

    'aktu menarik napas dalam dan se'aktu kandung empedu tersentuh u&ung &ari tangan sehingga

    pasien berhenti menarik napas, yang merupakan tanda rangsangan peritoneum setempat.1,,3

    Pe!eriksaan #isik

    11

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    12/31

    )alau ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan komplikasi, seperti kolesistitis

    akut dengan peritonitis lokal atau umum, hidrops kandung empedu, empiema kandung empedu,

    atau pankreatitis.

    Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum maksimum di daerah letak

    anatomi kandung empedu. 8anda :urphy postitif apabila nyeri tekan bertambah se'aktu

    penderita menarik napas pan&ang karena kandung empedu yang meradang tersentuh u&ung &ari

    tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik napas.

    Pe!eriksaan Penunjang

    a/>aboratorium

    Biasanya, &ika sudah ter&adi infeksi, maka akan ditemukan leukositosis 1.$$$-

    14.$$$Kmm3/. Hika ter&adi obstruksi pada duktus komunikus maka serum bilurubin

    total akan meningkat 1-7 mgKd>. erum aminotransferase dan alkali fosfatase &uga

    meningkat D3$$ Km>/.

    (lkali fosfatase merupakan enFim yang disintesis dalam sel epitel saluran empedu.Pada obstruksi saluran empedu, aktivitas serum meningkat karena sel duktus

    meningkatkan sintesis enFim ini. )adar yang sangat tinggi, menggambarkan obstruksi

    saluran empedu.1,

    b/@

    :erupakan teknik yang cepat, tidak invasive, dan tanpa pemaparan radiologi.

    ltrasonografi mempunyai dera&at spesifitas dan sensitivitas yang tinggi untukmendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu intrahepatik

    maupun ekstrahepatik. =engan ultrasonografi &uga dapat dilihat dinding kandung

    empedu yang menebal karena fibrosis atau udem karena peradangan maupun sebab

    lain. Batu yang terdapat pada duktus koledokus distal kadang sulit dideteksi karena

    terhalang udara di dalam usus.1,

    12

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    13/31

    *a!+ar 2., US* Batu E!-e"u

    c/?

    8es invasive ini melibatkan langsung saluran empedu dengan kanulasi endoskopi

    (mpulla Aateri dan disuntikan retrogad Fat kontras. elain pada kelainan pancreas,

    ?

    batu duktus koledokus. )euntungan ?

    endoskopi dapat dilakukan serentak untuk memungkinkan le'atnya batu duktus

    koledokus secara spontan atau untuk memungkinkan pembuangan batu dengan

    instrumentasi retrograde duktus biliaris.1

    13

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    14/31

    *a!+ar 2.1 E/'P

    d/P8! Percutaneous 8ranshepatik !holangiography/

    :erupakan tindakan invasive yang melibatkan pungsi transhepatik perkutis pada

    susunan duktus biliaris intrahepatik yang menggunakan &arum !hiba dan suntikan

    prograd Fat kontras. 8eknik ini memungkinkan dekompresi saluran empedu non

    bedah pada pasien kolangitis akut toksik, sehingga mencegah pembedahan ga'at

    darurat. =rainage empedu per kutis dapat digunakan untuk menyiapkan pasien ikterus

    obstruktif untuk pembedahan dengan menghilangkan ikterusnya dan memperbaiki

    fungsi hati.1

    e/;oto Polos (bdomen

    14

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    15/31

    ;oto polos perut biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya

    sekitar 1$-14% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. )adang kandung

    empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat pada

    foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau

    hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa &aringan lunak di kuadran

    kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatika.

    2.).2 Kista $%ariu!

    (namnesis

    (danya ge&ala9

    a. @angguan haid

    b. Hika sudah menekan rectum atau A mungkin ter&adi konstipasi atausering berkemih.

    c. =apat ter&adi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan

    dan sakit diperut.

    d. yeri saat bersenggama.

    Pada stadium lan&ut.a.(sites

    b.Penyebaran ke omentum lemak perut/ serta organ di dalam rongga perut

    c.Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan

    d.@angguan buang air besar dan kecil.

    e.esak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

    15

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    16/31

    Pe!eriksaan Penunjang

    Pemeriksaan @ masih men&adi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista. elain itu, :itotripsi ?Ctarcorvoral hock +ave >ithotripsy L?+>/ >itotripsi gelombang elektrosyok meskipun sangat populer beberapa tahun yang lalu, analisis

    biaya-manfaat pada saat ini hanya terbatas untuk pasien yang benar-benar telah dipertimbangkan untuk

    men&alani terapi ini. ?fektifitas ?+> memerlukan terapi ad&uvant asam ursodeoksilat.

    Penanganan -eratif

    a/. pen kolesistektomi

    perasi ini merupakan standar untuk penanganan pasien dengan batu empedu simtomatik.

    #ndikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis

    akut. )omplikasi yang berat &arang ter&adi, meliputi trauma !B=, perdarahan, dan infeksi. =ata baru-baru

    ini menun&ukkan mortalitas pada pasien yang men&alani kolesistektomi terbuka pada tahun 1*, angka

    kematian secara keseluruhan $,1 %, pada pasien kurang dari 64 tahun angka kematian $,$3 % sedangkan

    pada penderita diatas 64 tahun angka kematian mencapai $,4 %.7

    b/. )olesistektomi laparoskopik

    1!

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    17/31

    )elebihan tindakan ini meliputi nyeri pasca operasi lebih minimal, pemulihan lebih cepat, hasil

    kosmetik lebih baik, menyingkatkan pera'atan di rumah sakit dan biaya yang lebih murah. #ndikasi

    tersering adalah nyeri bilier yang berulang. )ontra indikasi absolut serupa dengan tindakan terbuka yaitu

    tidak dapat mentoleransi tindakan anestesi umum dan koagulopati yang tidak dapat dikoreksi. )omplikasi

    yang ter&adi berupa perdarahan, pankreatitis, bocor stump duktus sistikus dan trauma duktus biliaris.

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    18/31

    Persiapan prabedah yang kurang memadai merupakan faktor ter&adinyakecelakaan dalam

    anestesia. ebelum pasien dibedah sebaiknya dilakukan kun&unganpasien terlebih dahulu

    sehingga pada 'aktu pasien dibedah pasien dalam keadaanbugar. 8u&uan dari kun&ungan tersebut

    adalah untuk mengurangi angka kesakitanoperasi, mengurangi biaya operasi dan meningkatkan

    kualitas pelayanan kesehatan.

    1. Penilaian pra bedah (namnesis

    eherpendek dan kaku &uga akan

    menyulitkan laringoskopi intubasi.

    Pemeriksaan rutin secara sistemik tentang keadaan umum tentu tidak bolehdile'atkan seperti

    inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi semua system organ tubuhpasien.

    Pemeriksaan laboratorium

    &i laboratorium hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaanpenyakit yang sedang

    dicurigai. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaandarah kecil 5b, lekosit, masa

    perdarahan dan masa pembekuan/ dan urinalisis. Padausia pasien diatas 4$ tahun ada an&uran

    pemeriksaan ?)@ dan foto thoraks.

    )ebugaran untuk anestesia

    Pembedahan elektif boleh ditunda tanpa batas 'aktu untuk menyiapkan agarpasien dalam

    keadaan bugar, sebaliknya pada operasi sito penundaan yang tidak perluharus dihindari.

    )lasifikasi status fisik

    )lasifikasi yang laFim digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang adalahyang berasal

    dari

    1#

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    19/31

    8he (merican ociety of (nesthesiologists ((/

    )lasifikasi fisik ini bukan alat prakiraan resiko anestesia, karena dampaksamping anestesia tidak

    dapat dipisahkan dari dampak samping pembedahan.

    )elas # 9 Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.

    )elas ## 9 Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang. !ontohnya9 pasien batu ureter

    dengan hipertensi sedang terkontrol, atau pasien appendisitis akut denganlekositosis dan febris.

    )elas ### 9 Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas.!ontohnya9

    pasien appendisitis perforasi dengan septisemia, atau pasien ileusobstrukstif dengan iskemia

    miokardium.

    )elas #A 9 Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitasrutin dan

    penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat. !ontohnya9Pasien dengan syok atau

    dekompensasi kordis.

    )elas A 9 Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahanhidupnya tidak akan

    lebih dari 7 &am. !ontohnya9 pasien tua dengan perdarahan basis kranii dan syok hemoragik

    karena ruptur hepatik.

    )lasifikasi (( &uga dipakai pada pembedahan darurat dengan mencantumkan tandadarurat ?

    L ?:?

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    20/31

    premedikasi

    yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesia diberi dengan tu&uanuntuk melancarkan induksi,

    rumatan dan bangun dari anestesi diantaranya9

    1. :enimbulkan rasa nyaman bagi pasiennya.

    a. :enghilangkan rasa kha'atir melalui9- )un&ungan pre anestesi

    - Pengertian masalah yang dihadapi.

    - )eyakinan akan keberhasilan operasib. :emberikan ketenangan sedative/

    c. :embuat amnesia

    d. :engurangi rasa sakit analgesic nonKnarkotik/e. :encegah mual dan muntah

    . :emudahkan atau memperlancar induksi9

    Pemberian hipnotik sedative atau narkotik

    3. :engurangi &umlah obat-obat anesthesia9Pemberian hipnotik sedative atau narkotik

    7. :enekan refleks-refleks yang tidak diinginkan muntahKliur/4. :engurangi sekresi kelen&ar saliva dan lambung9

    Pemberian antikolinergik atropine, primperan, rantin, 5 antagonis

    6. :engurangi rasa sakit

    ##. #=)# ((8?#

    :erupakan tindakan untuk membuat pasien dari sadar men&adi tidak sadar, sehingga

    memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan. #nduksi dapat diker&akan secara intravena,

    inhalasi, intramuscular atau rectal. etelah pasien tidur akibat induksi anestesia langsung

    dilan&utkan dengan pemeliharaan anestesia sampai tindakan pembedahan selesai

    In"uksi intra%ena

    Paling banyak diker&akan dan digemari. #ndksi intravena diker&akan denganhati-hati, perlahan-

    lahan, lembut dan terkendali. bat induksi bolus disuntikandalam kecepatan antara 3$-6$ detik.

    elama induksi anestesi, pernapasanpasien, nadi dan tekanan darah harsu dia'asi dan selalu

    diberikan oksigen.=iker&akan pada pasien yang kooperatif.

    - bat-obat induksi intravena9

    8iopental pentotal, tiopenton/

    amp 4$$ mg atau 1$$$ mgsebelum digunakan dilarutkan dalam akuades steril sampai kepekatan

    ,4% 1ml L 4mg/. hanya boleh digunakan untuk intravena dengan dosis 3- mgKkg disuntikan

    perlahan-lahan dihabiskan dalam 3$-6$ detik.

    2%

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    21/31

    Bergantung dosis dan kecepatan suntikan tiopental akan menyebabkan pasien berada dalam

    keadaan sedasi, hypnosis, anesthesia atau depresi napas. 8iopental menurunkan aliran darah otak,

    tekanan likuor, tekanan intracranial dan diguda dapat melindungi otak akibat kekurangan .

    =osis rendah bersifat anti-analgesi.

    Propofol diprivan, recofol/

    =ikemas dalam cairan emulsi lemak ber'arna putih susu bersifat isotonic dengan kepekatan 1%

    1ml L 1$ mg/. suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik

    sebelumnya dapat diberikan lidokain 1- mgKkg intravena. =osis bolus untuk induksi -,4

    mgKkg, dosis rumatan untuk anesthesia intravena total 7-1 mgKkgK&am dan dosis sedasi untuk

    pera'atan intensif $. mgKkg. pengenceran hanya boleh dengan dekstrosa 4%. 8idak dian&urkan

    untuk anak E 3 tahun dan pada 'anita hamil.

    )etamin ketalar/

    )urang digemari karena sering menimbulkan takikardia, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala,

    pasca anestesia dapat menimbulkan mual-muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk. ebelum

    pemberian sebaiknya diberikan sedasi midaFolam dormikum/ atau diaFepamvalium/ dengan

    dosis$,1 mgKkg intravena dan untuk mengurangi salvias diberikan sulfas atropin $,$1 mgKkg.

    =osis bolus 1- mgKkg dan untuk intramuscular 3-1$ mg. ketamin dikemasdalam cairan bening

    kepekatan 1% 1ml L 1$mg/, 4% 1 ml L 4$ mg/,1$% 1ml L 1$$ mg/.

    pioid morfin, petidin, fentanil, sufentanil/

    =iberikan dosis tinggi. 8idak menggaggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan untuk

    induksi pasien dengan kelianan &antung. ntuk anestesia opioid digunakan fentanil dosis $-4$

    mgKkg dilan&utkan dosisrumatan $,3-1 mgKkgKmenit.

    In"uksi intra!usular

    ampai sekarang hanya ketamin ketalar/ yang dapat diberikan secarai ntramuskular dengan

    dosis 4- mgKkgBB dan setelah 3-4 menit pasien tidur.

    In"uksi in(alasi

    - gas gelak, laughing gas, nitrous oCide, dinitrogen monoksida/

    berbentuk gas, tak ber'arna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar dan beratnya1,4 kali berat udara.

    Pemberian harus disertai minimal 4%. Bersifat anastetik lemah, analgesinya kuat, sehingga

    21

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    22/31

    sering digunakan untuk mengurangi nyeri men&elang persalinan. Pada anestesi inhalasi &arang

    digunakan sendirian, tapi dikombinasi dengan salah satu cairan anastetik lainseperti halotan.

    - 5alotan fluotan/

    ebagai induksi &uga untuk laringoskop intubasi, asalkan anestesinya cukup dalam, stabil dan

    sebelum tindakan diberikan analgesi semprot lidokain 7%atau 1$% sekitar faring laring.

    )elebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus simpatis, ter&adi hipotensi,

    bradikardi, vasodilatasi perifer, depresi vasomotor, depresi miokard, dan inhibisi refleks

    baroreseptor. :erupakan analgesi lemah, anestesi kuat. 5alotan menghambat pelepasan insulin

    sehingga mininggikan kadar gula darah.

    - ?nfluran etran, aliran/

    ?fek depresi napas lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih iritatif disbanding halotan.

    =epresi terhadap sirkulasi lebih kuat dibanding halotan, tetapi lebih &arang menimbulkan aritmia.

    ?fek relaksasi terhadap otot lurik lebih baik disbanding halotan.

    - #sofluran foran, aeran/

    :eninggikan aliran darah otak dan tekanan intracranial. Peninggian aliran darah otak dan

    tekanan intracranial dapat dikurangi dengan teknik anestesi hiperventilasi, sehingga isofluran

    banyak digunakan untuk bedah otak. ?fek terhadap depresi &antung dan curah &antung minimal,

    sehingga digemari untuk anestesi teknik hipotensi dan banyak digunakan pada pasien dengan

    gangguan koroner.

    - =esfluran suprane/

    angat mudah menguap. Potensinya rendah :(! 6.$%/, bersifat simpatomimetik

    menyebabkan takikardi dan hipertensi. ?fek depresi napasnya seperti isofluran dan etran.

    :erangsang &alan napas atas sehingga tidak digunakan untuk induksi anestesi.

    - evofluran ultane/

    #nduksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan isofluran. Baunya tidak menyengat dan

    tidak merangsang &alan napas, sehingga digemari untuk induksi anestesi inhalasi disamping

    halotan.

    Pelu!-u( tt nn"e-larisasi Trauriu! 2 !g Antrauriu!3

    Berikatan dengan reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi tidak menyebabkan depolarisasi, hanya

    menghalangi asetilkolin menempatinya, sehingga asetilkolin tidak dapat beker&a.

    22

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    23/31

    =osis a'al $,4-$,6 mgKkgBB, dosis rumatan $,1 mgKkgBB, durasi selama $-74 menit,

    kecepatan efek ker&anya E menit.

    8anda-tanda kekurangan pelumpuh otot9

    - !egukan hiccup/

    - =inding perut kaku- (da tahanan pada inflasi paru

    8(=#: (?8?#

    8ahapan dalam anestesi terdiri dari 7 stadium yaitu stadium pertama berupa analgesiasampai

    kehilangan kesadaran, stadium sampai respirasi teratur, stadium 3 dan stdium 7sampai henti

    napas dan henti &antung.

    tadium # t. (nalgesiaK t. !isorientasi/

    dimulai dari saat pemberian Fat anestetik sampai hilangnya kesadaran.Pada stadium ini pasien

    masih dapat mengikuti perintah danterdapat analgesi hilangnya rasa sakit/.8indakan

    pembedahan ringan, seperti pencabutangigi dan biopsi kelen&ar, dapat dilakukan pada stadium

    ini.tadium ini berakhir denganditandai oleh hilangnya reflekss bulu mata untuk mengecek

    refleks tersebut bisa kita raba bulu mata/.

    tadium ##

    t. ?ksitasiI t. =elirium/

    :ulai dari akhir stadium # dan ditandai dengan pernapasan yang irreguler, pupil melebar dengan

    reflekss cahaya M/, pergerakan bola matatidak teratur, lakrimasi M/, tonus otot meninggi dan

    diakhiri dengan hilangnya reflekssmenelan dan kelopak mata.

    tadium ###

    tadium ### yaitu stadium se&ak mulai teraturnya lagi pernapasan hingga hilangnya pernapasan

    spontan.tadia ini ditandai oleh hilangnya pernapasan spontan, hilangnyareflekss kelopak mata

    dan dapat digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan mudah.

    tadium #A

    =itandai dengan kegagalan pernapasan apnea/ yang kemudian akan segera diikutikegagalan

    sirkulasiK henti &antung dan akhirnya pasien meninggal. Pasien sebaiknya tidak mencapai stadium

    ini karena itu berarti ter&adi kedalaman anestesi yang berlebihan.

    ###.

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    24/31

    =apat diker&akan secara intravena anestesi intravena total/ atau dengan inhalasi atau dengan

    campuran intravena inhalasi.

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    25/31

    mur 9 34tahun

    Henis )elamin 9 Perempuan

    (gama 9 islam

    (lamat 9 probolinggo

    Peker&aan 9 #

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    26/31

    Ke-ala8le(er

    8ampak normocephali, pembesaran )@B -/

    T(ra9

    Hantung 9 BH #-## regular, :urmur -/, @allop -/

    Paru 9 vesikuler, 'heeFing -K-, ronki -K-

    A+"!en 7

    8eraba massa 1 &ari diatas simpisis pubis, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan M/,

    timpani, bising usus M/ normal.

    Ekstre!itas9

    ?Ctremitas atas dan ba'ah dalam batas normal

    *enitalia 7

    ;luCus M/

    Status lkalis9

    #nspeksi 9 distensi M/, 'arna sama dengan kulit sekitar

    Palpasi 9 nyeri tekan M/, teraba massa intraabdomen 1 &ari di atas simpisis, konsistensi kenyal,

    Perkusi 9 pekak

    (uskutasi 9 bising usus ormal

    PE4E/IKSAAN PENUNJAN*

    Pemeriksaan laboratorium tanggal $*K$K$13/

    5emoglobin 9 13,4gKdl

    >eukosit 9 11.$$Kcmm

    8rombosit 9 44.$$$

    5ematokrit 9 7$%

    &am PP 9 113 mgKdl

    bleeding time 9 ,$$mnt

    !lotting 9,3$mnt

    Bil. direk 9 $,$,1

    Bil.total 9 $,47

    @8 9 3*

    2!

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    27/31

    @P8 941

    B *,*

    )reatinin 1,$

    US*

    :enun&ukkan adanya kista dan gallstone

    Perenanaan anestesi 7

    Pada pasien ini direncanakan untuk dilakukan anestesi umum dengan endotracheal

    tube.

    Kesi!-ulan 7

    (( ##

    2"

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    28/31

    #ntraoperasi

    tatus anestesi

    o =iagnosa pre operasi 9 kista ovarii M gall stone

    o

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    29/31

    >ama operasi 9 6$menit

    >ama anestesi 9 *4 menit

    Henis anestesi 9 (nestesi mum dengan endotracheal tube

    Posisi 9 upine

    #nfus 9 pada tangan kanan

    Premedikasi 9 ondansentron 1 ampul, fentanyl 4mcg, midaFolam 3ml, ulfas atrofin 1

    ampul.

    :edikasi 9 (tracurium 4mg, propofol $$mg, tramadol 1 ammpul, ketorolac 1 ampul,

    deCametason ampul

    )eadaan akhir pembedahan

    8ekanan darah 9 1K* mm5g, adi 9 1$3CKmenit, aturasi 9 %

    BAB I:

    KESI4PULAN

    Batu empedu atau cholelithiasis adalah timbunan )ristal di dalam kandung empedu atau di

    dalam saluran empedu atau kedua-duanya. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa

    unsur dari cairan empedu yang mengendap dan membentuk suatu material mirip batu di dalam

    2$

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    30/31

    kandung empedu atau saluran empedu.

    etiap 'anita mempunyai indung telur kanan dan kiri yang ukuran normalnya sebesar bi&i

    kenari. etiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang masih muda atau follicle yang setiap

    bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar sangat cepat sehingga men&adi telur

    yang matang. Pada peristi'a ovulasi telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak

    ke rahim melalui saluran telur. (pabila sel telur yang matang ini dibuahi, follicle akan mengecil

    dan menghilang dalam 'aktu -3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada

    seorang 'anita. amun, &ika ter&adi gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun akan

    ter&adi.

    Pasien ini tergolong (( ## berdasarkan laboratorium abnormal. Pada operasi ini, digunakan

    anastesi umum dengan pemasangan pipa endotakeal dengan nafas kendali. Pemilihan

    teknik anestesi ini bertu&uan untuk memastikan &alan nafas agar selalu berada dalam kondisi

    terbuka dan mendapatkan ventilasi yang adekuat selama operasi, serta mencegah

    ter&adinya aspirasi atau regurgitasi yang dapat men&adi penyulit semasa operasi. etelah

    operasi selesai, pasien segera dipindahkan ke ruang recovery room.

    5asil tindakan anestesi yang baik didapatkan dengan persiapan yang baik dan tepat dengan

    dimulainya praanestesi, premedikasi, pemilihan teknik anestesi, pemilihan obat-obatan

    anestesi serta melakukan penga'asan tanda-tanda vital selama operasi dan tindakan pasca

    operasi.

    DA#TA/ PUSTAKA

    1. abK #lmu Bedah,

  • 7/26/2019 Lapsus General Anestesi Pada Laparotomi

    31/31

    7. +ir&oatmod&o, )ar&adi. (nestesiologi dan