Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

21
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER 2015 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PSORIASIS VULAGRIS Oleh: SITTI AULIA HIDAYAT 10542 0329 11 PEMBIMBING : DR. dr. Sitti Musafirah, Sp.KK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Transcript of Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

Page 1: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PSORIASIS VULAGRIS

Oleh:

SITTI AULIA HIDAYAT

10542 0329 11

PEMBIMBING :

DR. dr. Sitti Musafirah, Sp.KK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

1

Page 2: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Psoriasis adalah suatu penyakit kulit temasuk di dalam kelompok dermatosis

eritroskuamosa, bersifat kronik residif disertai pembentukan sisik yang terutama

diderita oleh orang dewasa baik perempuan maupun laki-laki, meskipun semua usia

dapat terserang1,2. Psoriasis sebelumnya dianggap sebagai penyakit kulit yang tidak

istimewa pada tahun 1841 didefinisikan oleh Ferdinand von Hebra sebagai suatu

penyakit sistemik berdasarkan pathogenesis autoimunologik dan genetik yang

bermanifestasi pada kulit, sendi serta terkait sindrom metabolik3.

Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia dengan angka kesakitan yang

berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada bangsa yang berkulit hitam seperti

di Afrika jarang ditemukan2. Di Indonesia pencatatan pernah dilakukan oleh sepuluh

RS besar dengan angka prevalensi pada tahun 1996, 1997, dan 1998 berturut-turut

0,62%; 0.59% dan 0,92%. Psoriasis terus mengalami peningkatan jumlah kunjungan

ke layanan kesehatan di banyak daerah di Indonesia. Remisi dialami oleh 17-55%

kasus, dengan beragam tenggang waktu3

Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur, walaupun pada bayi dan

anak-anak jarang, dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Umur rata-rata

waktu gejala pertama timbul pada laki-laki 29 tahyn dan wanita 27 tahun2

Penyebab psoriasis yang pasti belum diketahui, tetapi peranan autoimunitas dan

genetik dapat merupakan akar yang diakui dalam prinsip terapi. Mekanisme

peradangan kulit psoriasis cukup kompleks, yang melibatkan berbagi sitokin,

kemokin, maupun factor pertumbuhan yang mengakibatkan gangguan regulasi

keratinosit, sel-sel radang, dan pembuluh darah; sehingga lesi tampak menebal dan

berskuama tebal berlapis3

Belum ada cara yang efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna. Tetapi

dengan cara pengobatan gabungan, pengendalian psoriasis menjadi lebih mudah serta

kualitas hidup penderita dapat dipertinggi2

BAB II

2

Page 3: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

LAPORAN KASUS

A. RESUME

Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang ke Balai kulit dengan keluhan

bercak warna merah terang secara tiba-tiba. Keluhan ini di alami sejak 1 bulan yang

lalu. Bercak ini pertama kali muncul di jari-jari tangannya dan simetris. Kemudian

membesar dan menyebar ke kepala, siku, lutut, punggung dan kakinya. Bercak merah

ini bergabung membentuk lesi-lesi yang lebar dan berbatas tegas dimana dibagian

atasnya terdapat skuama, waranya putih, kering, kasar dan berlapis-lapis. Ukuran

lesinya sebesar lentikuler. Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya,

riwayat penyakit sistemik seperti DM dan hipertensi tidak diketahui karena pasien

tidak pernah periksa. Riwayat alergi tidak diketahui. Riwayat keluarga yang

mengalami hal yang sama tidak ada. Keadaan umum sakit ringan, kesadaran

komposmentis, gizi cukup, tanda-tanda vital dalam batas normal.

B. STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi : Kepala, belakang telinga, ekstremita atas, punggung tangan,

punggung belakang, ekstremitas bawah

Ukuran : Lentikuler-numular

Jumlah : Tidak terhitung (banyak)

Efloresensi : Makula eritema, papul, berbatas tegas, skuama tebal, dan

likenifikasi.

3

Page 4: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

C. DIAGNOSIS BANDING

Pitiriasis rosea

Dermatitis Seboroik

Dermatitis Numular

D. DIAGNOSIS

4

Page 5: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

Diagnosis ditegakan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosis kerja

pada pasien ini adalah Psoriasis gutata disertai Infeksi sekunder.

E. PENATALAKSANAAN

Terapi sistemik:

Cetirizine

Terapi topikal:

Asam salisilat

Inerson

vaseline

F. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

BAB III

5

Page 6: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

PEMBAHASAN

Psoriasis adalah peradangan menahun yang ditandai dengan plak eritematosa

dengan skuama lebar, kasar, berlapis dan putih seperti mika. Perjalanan penyakit ini

kronis residif. Faktor genetik mempunyai keterkaitan yang besar dengan psoriasis tipe

satu : yaitu psoriasis dengan awitan sebelum berumur 40 tahun. Sebaliknya psoriasis

tipe dua yaitu bila awitannya lebih dari 40 tahun sedikit dikaitkan dengan faktor

genetic.4

Psoriasis bersifat dinamis dan memberikan bermacam-macam presentasi dari

penyakit ini, sehingga dapat membingungkan dengan kondisi dermatologi yang

lainnya.5 Psoriasis memberikan dua bentuk utama klinis manifestasi yaitu psoriasis

gutata akut dan psoriasis plak kronis, serta beberapa varian klinis yang kurang sering

ditemukan seperi pustular psoriasis, psoriasis eritroderma, dan psoriasis arthritis.6

Lebih dari satu pola psoriasis dapat di temukan dalam waktu yang sama. Setiap orang

dengan psoriasis berbeda dan penyebab penyakitnya sulit di prediksi.5

Diagnosis Psoriasis Vulgaris pada pasien ini di tegakkan berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis di dapatkan keluhan bercak warna

merah terang secara tiba-tiba. Keluhannya di alami sejak 1 bulan yang lalu. Bercak

ini pertama kali muncul di jari-jari tangannya dan simetris. Kemudian membesar dan

menyebar ke kepala, siku, lutut, punggung dan kakinya. Bercak merah ini bergabung

membentuk lesi-lesi yang lebar dan berbatas tegas dimana dibagian atasnya terdapat

skuama, waranya putih, kering, kasar dan berlapis-lapis. Ukuran lesinya sebesar

lentikuler. Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya, riwayat penyakit

sistemik seperti DM dan hipertensi tidak diketahui karena pasien tidak pernah

periksa. Riwayat alergi tidak diketahui. Riwayat keluarga yang mengalami hal yang

sama tidak ada. Keadaan umum sakit ringan, kesadaran komposmentis, gizi cukup,

tanda-tanda vital dalam batas normal.

Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa psoriasis yang lambat biasanya

muncul di umur sekitar 55 tahun7 dan pada psoriasis di dapatkan adanya makula dan

6

Page 7: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

papula eritematosa dengan ukuran mencapai lentikular dan numular, yang menyebar

secara sentrifugal8. papula tersebut dapat saling bersatu membentuk plak yang besar.

Pada umumnya simetris.9

Psoriasis Vulgaris yang biasa juga di sebut sebagai psoriasis plakat adalah

bentuk paling umum dari psoriasis, sekitar 90% dari pasien

psoriasis10.Lesi psoriasis vulgaris berupa plak eritematous, berbatas

tegas, simetris, kering, tebal dengan ukuran yang beragam serta

dilapisi oleh skuama tebal berlapis-lapis dan berwarna putih seperti

mika. Plak eritematous yang tebal menandakan adanya

hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, pelebaran pembuluh darah

dan inflamasi. Tempat predileksi lesi psoriasis yaitu pada scalp,

ekstensor lengan, kaki, lutut, siku, dorsum manus dan dorsum

pedis. Keluhan yang dirasakan adalah gatal dan kadang rasa panas

yang membuat pasien merasa tidak nyaman. Bentuk kelainan

bervariasi : lentikuler, numular atau plakat dapat berkonfluensi. Bila

tidak diobati, plak dapat bertahan selama berbulan-bulan atau

bertahun-tahun.3,10,11

Patogenesis psoriasis vulgaris adalah adanya peradangan yang

komplek dalam pertumbuhan dan diferensiasi epidermis dan

biokimia yang multiple, imunologi dan kelainan vascular, serta

hubungan yang belum dipahami dengan baik terhadap fungsi

system syaraf. Dasar penyebabnya masih belum diketuhui.

Berdasarkan riwayat penyakit, psoriasis umumnya dianggap

sebagai suatu kelainan primer dan keratinosit. Dengan ditemukan

adanya sel T spesifik imunosupresan cyclosporine A (CsA) sangat

aktif melawan psoriasis, dimana sebagian besar penelitian

memfokuskan pada sistem kekebalan.10

Factor genetik berperan. Bila orangtuanya tidak mendrita

psoriasis resiko mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah

7

Page 8: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

seorang orangtuanya menderita psoriasis resikonya mencapai 34 –

39%. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe: psoriasis tipe I

dengan awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe II dengan awitan

lambat bersifat nonfamilial. Hal lain yang menyokong adanya factor

genetic ialah bahwa psoriasis berhubunan dengan HLA. Psoriasis

tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6. Psoriasis

tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis

pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27.3

Factor imunologik juga berperan. Defek genetic pada psoriasis

dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga jenis sel, yakni

Limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau keratinosit.keratinosit

psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktifitasnya. Lesi psoriasis

matang umumnya penuh dnegan sebukan limfosit T pada dermis

yang terutama terdiri atas limfosut T CD4 dengan sedikit sebukan

limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru umumnya

lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis

terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel

Langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis.

Terjadinya proliferasi epidermis diawali dengan adanya pergerakan

antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel Langerhans. Pada

psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat,

hanya 3 – 4 hari, sedangakan pada kulit normal lamanya 27 hari.

Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis adalah penyakit

autoimun. Lebih 90% kasus dapat mengalami remisi setelah diobati

dengan imunosupresif.3

Berbagai factor pencetus pada psoriasis yang disebut dalam

kepustakaan, diantaranya sters fisik, infeksi fokal, trauma

(fenomena kobner), endokrin, ganguan metabolic, obat, juga

alcohol dan merokok. Stress psikis merupakan factor pencetus

8

Page 9: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

utama. Infeksi fokal mempunyai hubungna erat dengan salah satu

bentuk psoriasis ialah psoriasis gutata, sedangkan hubungannya

dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasus-kasus

psoriasis gutata yang sembuh setelah diadakan tonsilektomia.

Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. Factor endokrin

rupanya mempengaruhi perjalan penyakit. Puncak insiden psoriasis

pada waktu pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan

umumnya membaik, sedangkan pada masa pascapartus

memburuk. Gangguan metabolisme, contohnya hipokalsemia dan

dialysis telah dilaporkan sebagai factor pencetus. Obat yang

umumnya dapat menyebabkan residif ialah beta-adrenergik

blocking agents, litium, antimalaria, dan penghentian mendadak

kortikosteroid sistmik.3

Terdapat dua karakteristik gambaran histologi dari psoriasis

yaitu hyperplasia epidermis dan infiltrasi sel radang di dermis dan

epidermis. Pada tahap awal, terdapat sedikit hyperplasia epidermal

dengan penebalan dari rete ridges. Sel-sel epidermis bertambah

besar dan terdapat pembesaran dari nucleus, dilatasi ruang antar

sel dan infiltrasi dengan limfosit dan makrofag. Pada tahap

berikutnya, terdapat infiltasi dengan leukosit polymorpho-nuclear.

Selama lesi berlangsung, sel epidermis menunjukkan kurangnya

diferensiasi dan peningkatan jumlah dan ukuran sel yang terus

berlanjut. Lapisan granular akan menghilang dan parakeratosis

yang abnormal akan muncul. Pada ikatan longgar keratin di

temukan neutrophil. Eksudasi neutrofil ke dalam epidermis

menyebabkan akumulasi sel-sel ini pada epidermis atas, di mana

bentukmicro-abscesses kecil. Didalam dermis, terjadi pembesaran

dan ketidak teraturan dari kapiler, sehingga menyebabkan migrasi

ke atas dari lapisan papillaris. Terjadi infiltrasi dari limfosit terutama

9

Page 10: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

di sekitar kapiler dermis di dalam jaringan papilaris. dan tingkat

yang lebih rendah dari makrofag dan kadang-kadang neutrophil.1,2

Psoriasis biasanya disertai dengan fenomena tetesan lilin ialah

skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,

seperti lilin yang digores, disebakan oleh berubahnya indeks bias.

Cara menggores dapat dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena

Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan

karena papilomatosis. Trauma pada kulit penderita psoriasis,

misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan

kelainan psoriasis dan disebut fenomena kobner.3

Diagnosis banding dari psoriasis vulgaris adalah pitiriasis rosea, dermatitis

seboroid, dan dermatitis numular. Yang membedakannya pada pitiriasis rosea lesinya

biasanya oval, teradapat centripetal healing dan lesi berbebntuk pohon natal.12,13

Dermatitis seboroid memiliki lesi yang lebih kekuningan di bandingkan dengan

psoriasis vulgaris yang lebih silver dan lesi psoriasis vulgaris lebih berbatas tegas di

bandingkan dermatitis seboroid13. Dermatitis numular di tandai dengan lesi yang

berbentuk uang logam yang biasanya di sertai dengan rasa gatal.3

Pemeriksaan tambahan yang dapat menunjang diagnosis adalah pemeriksaan

histopatologi walaupun ini sangat jarang dilakukan, namun sangat membantu untuk

kasus yang sulit.10

10

Page 11: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

Terapi yang diberikan kepada pasien adalah kortikosteroid topikal yang bekerja

sebagi antiinflamasi, antiproliferasi, dan vasokonstriktor.3 Pemberian asam salisilat

sebagai keratolitik, dimana dapat menguragi adesi keratosit dan menurunkan pH dari

stratum korneum sehingga dapat mengurangi skala dan melembutkan plak.10 Pada

pasien ini juga diberikan eritromisin dan metilprednisolon dikarenakan terdapat

infeksi sekunder yaitu hidradenitis supurativa.

Komplikasi psoriasis adalah gangguan kardiovaskular, pasien dengan psoriasis

memiliki angka morbiditas dan mortlalitas yang meningkat terhadap gangguan

kardiovaskular terutama pada pasien psoriasis berat dan lama. Gangguan emosional

yang diikuti masalah depresi sehubungan dengan manifestasi klinis berdampak pada

kualitas hidup pasien.3

Umumnya penyakit ini berjalan kronis dan bersifat residif. Belum ada cara yang

efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna.2

BAB IV

KESIMPULAN

1. Psoriasis adalah suatu penyakit kulit temasuk di dalam kelompok dermatosis

eritroskuamosa, bersifat kronik residif

2. Penyakit ini dimulai dengan makula dan papula eritematosa dengan ukuran

mencapai lentikuler-numular, yang menyebar secara sentrifugal

3. Psoriasis memiliki 3 fenomena yaitu tetesan lilin, autzpits, dan kobner

4. Psoriasis dapat diderita oleh orang dewasa baik perempuan maupun laki-laki,

meskipun semua usia dapat terserang

5. Diagnosis bandingnya adalah Pitiriasis rosea, Dermatitis seboroik, dan dermatitis

numular

11

Page 12: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

6. Pemeriksaan tambahan yang dapat menunjang diagnosis adalah pemeriksaan

histologis

7. Umumnya penyakit ini berjalan kronis dan bersifat residif. Belum ada cara yang

efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna

DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarto. 2012. “Alergi dan Penyakit Sistem imun”. Sagung Seto; Jakarta

2. Harahap, Marwali. 2000. “Ilmu Penyakit Kulit”. Hipokrates; Jakarta

3. Jacoeb, Tjut Nurul Alam. 2015. “Psoriasis-Buku Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin Edisi ke-7”. FK UI; Jakarta

4. Daili, Emmy S Sjamsoe, Sri, & I made. 2005. “Penyakit Kulit yang Umum di

Indonesia”. PT. Medical Multimedia Indonesia; Jakarta

5. Singleton, Joanne, Robert & dkk. 2015. “Primary Care: An interprofessional

Perspective”. Springer Publishing Company; New York

12

Page 13: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

6. Hertl, Michael. 2005. “Autoimmune Disease of the Skin, Pathogenesis,

Diagnosis, Management, Second, revised and enlarged edition”.

SpringerWienNewYork; Austria

7. Wolff, Klaus & Allen, R, J. 2009. “Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of

Clinical Dermatology”. Mc Graw Hill Medical; USA

8. Siregar,R,S.2005. “Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2”. EGC;

Jakarta

9. Delp, Mohlan & Robert manning. 1996. “ Major Diagnosis Fisik”. EGC; Jakarta

10. Klaus Wolff. 2008. “Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine”. Mc Graw

Hill Medical; USA

11. Griffiths C Camp R, Barker J. 2004. “Rook’s Textbook Of

Dermatology. 8th Edition” Blackwell Publishing. Massachusetts;

USA

12. Fry, Lionel. 2005. “An Atlas of Psoriasis, Second Edition”. Taylor & Francis;

London, UK

13. Trozak, Daniel, Tennenhouse,& john Russell. 2006. “Dermatology skills for

primary care: an illustrated guide”. Humana press; USA

LAMPIRAN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : K

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 50 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2015

Alamat : Bumi Sudiang Permai Blok K/251

B. ANAMNESIS

13

Page 14: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

Anamnesis dilakukan secara langsung kepada pasien pada tanggal 26

September 2015 di Balai Pengobatan Kulit.

1. Keluhan utama

keluhan bercak warna merah terang secara tiba-tiba. Keluhan ini di alami sejak

1 bulan yang lalu. Bercak ini pertama kali muncul di jari-jari tangannya dan

terdapat pada sisi kiri dan kanan . Kemudian membesar dan menyebar ke

kepala, siku, lutut, punggung dan kakinya

2. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya : (-)

Riwayat penyakit sistemik (DM, hipertensi) : disangkal

3. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan

pasien.

4. Riwayat pengobatan

Pasien sudah berobat di Badan Pengobatan Kulit tanggal 12 September 2015

dan 19 September 2015

5. Riwayat alergi : (-)

C. PEMERIKSAAN FISIS

1. Status present

Keadaan Umum:

Sakit : ringan

Kesadaran : composmentis

Gizi : baik

Hygiene : sedang

Tanda vital

Tensi : DBN

Pernafasan : DBN

Nadi : DBN

Suhu : DBN

Kepala

14

Page 15: Lapsus Aulia - Psoriasis Vulgaris.docx

Sclera : ikhterus (-)

Konjungtiva : anemia (-)

Bibir : sianosis (-)

Jantung : DBN

Abdomen : DBN

Ekstremitas : DBN

Kelenjar limfe : DBN

2. Status dermatologi

Lokasi : Kepala, belakang telinga, ekstremita atas, punggung

tangan, punggung belakang, ekstremitas bawah

Ukuran : Lentikuler-numular

Jumlah : Tidak terhitung (banyak)

Efloresensi : Makula eritema, papul, berbatas tegas, skuama tebal,

dan likenifikasi.

15