Lapsus Anestesi

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk melakukan anastesi yang aman salah satu persyaratannya adal mengetahui khasiat, efek samping, dan cara kerja obat anestesi. Obat an dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : obat anestesi umum dan obat ane regional. Obat anestesi umum adalah obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi umum dari pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversibl dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip keadaan pingsanobat anestesi umum masih dibagi lagimenurut cara pemberiannya yaitu obat anestesi inhalasi dan obat anestesi parenteral obat anestesi parenteral setelah penyuntikan, kadar obat a dalam darah meningkat, lalu diikuti kenaikan kadar dalam jaring sehingga pasienmenjadi tidaksadar. Untuk mempertahankantahapan anesthesia, kadar dalam darah harusdipertahankan dengan penyuntikan berkala atau memberikan tetesan secarakontinyu sebab obat tersebut mengalami metabolisme di hati dan dikeluarkan lewat ginjal. ika pember obat anesthesia dihentikan, kadar dalam darah menurun, terjadi difusi b dari jaringan otak ke dalam darah dan pasien sadar kembali. !akin lama anesthesia berlangsung, makin lama juga proses sadar kembalinya jaringan tubuh selain otak juga menjadi jenuh dengan obat anesthesia. Propofol merupakan suatu "at induksi yang paling sering digunakan dalam tindakan anestesi umum. #ebih dari $% negara menerima penggunaan propofol bahkan tersedia juga dalam bentuk generik. Propofollebih cepat dan sempurna mengembalikankesadaran dibandingkan dengan obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Se cepatmengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang 1

description

anes

Transcript of Lapsus Anestesi

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangUntuk melakukan anastesi yang aman salah satu persyaratannya adalah mengetahui khasiat, efek samping, dan cara kerja obat anestesi. Obat anestesi dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : obat anestesi umum dan obat anestesi regional.Obat anestesi umum adalah obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi umum dari pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip keadaan pingsan obat anestesi umum masih dibagi lagi menurut cara pemberiannya yaitu obat anestesi inhalasi dan obat anestesi parenteral.obat anestesi parenteral setelah penyuntikan, kadar obat anesthesia dalam darah meningkat, lalu diikuti kenaikan kadar dalam jaringan otak sehingga pasien menjadi tidak sadar. Untuk mempertahankan tahapan anesthesia, kadar dalam darah harus dipertahankan dengan penyuntikan berkala atau memberikan tetesan secara kontinyu sebab obat tersebut mengalami metabolisme di hati dan dikeluarkan lewat ginjal. Jika pemberian obat anesthesia dihentikan, kadar dalam darah menurun, terjadi difusi balik dari jaringan otak ke dalam darah dan pasien sadar kembali. Makin lama anesthesia berlangsung, makin lama juga proses sadar kembalinya karena jaringan tubuh selain otak juga menjadi jenuh dengan obat anesthesia.Propofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan dalam tindakan anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan propofol bahkan tersedia juga dalam bentuk generik.Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan dengan obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain cepat mengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih sering apabila obat disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan penggunaan lidokain 1%.

BAB IILAPORAN KASUSA. IdentitasNama: Tn. IUmur: 11 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: PagutanAgama: HinduMRS: 26 Juni 2015No. RM: 134031

B. Pre Operatif 1. Anamnesis Keluhan Utama : Nyeri perut sebelah kanan Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeuluh nyeri perut sebelah kanan. BAB sejak 2 hari yang lalu tidak bisa.mual (+) muntah(-) Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-), asma (-). Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang menderita sakit yang sama dengan pasien. Riwayat Pengobatan dan Alergi : Pasien pernah MRS 2 hari yang lalu dengan keluhan sama dan pasien sempat di USG. Tidak ada riwayat operasi sebelumnya, riwayat alergi terhadap obat-obatan (-).2. Pemeriksaan fisik Keadaan Umum: Lemah Kesadaran: E4V3M6 Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg Suhu : 37,5C RR : 22 x/menit Nadi : 80x/menit Tes Mallampati : DBN Status Generalisata Kepala : Normocepali Mata : Sklera Ikterik -/-, Konjungtiva anemis -/- Hidung : Dalam batas normal Telinga : Dalam batas normal Leher : Pembesaran KGB (-), Massa (-) Thoraks : Inspeksi: Bentuk simetris, statis, dinamis Palpasi: BDE Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), Cor : S1, S2 tunggal reguler. Abdomen : Dalam batas normal. Ekstremitas : Akral hangat (+) Pemeriksaan Penunjang (26/6/2015) Laboratorium WBC : 15,99 x 103/ul ()RBC : 5,00 x 106/ul HGB : 14,5 gr/dl PLT : 264 x 103/ulSGOT : 21 U/L SGPT :12 U/L Ureum : 18,6 mg/dl Creatinin : 0,6 mg/dl GDS : 119 mg/dlUSG : gabaran appendicitis Acut DiagnosisAppendicitis Acut3. Diagnosis Pre-operasiDiagnosis : Appendicitis AcuteTindakan : Laparaskopi4. Kesan AnestesiLaki-laki usia 11 tahun menderita Appendicitis Acute dengan ASA I5. Terapi Pre-operasi Puasa 8 jam pre-operasi Informed consent ke keluarga tentang resiko tinggi operasi IVFD RL 20 tpm Premed metil prednisolon 125 mg dan Ranitidin 1 Ampul6. KesimpulanACC untuk operasi

Durante Operasi 1. Tempat : Ruang OK Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram2. Tidakan Operasi : Laparaskopi3. Jenis Anestesi : General Anestesi4. Teknik Anestesi : Injeksi intravena dengan posisi pasien tidur terlentang dan dipasang oro-pharyngeal airway (OPA). 5. Mulai Anestesi : 14.55 Wita6. Mulai Operasi : 15.00Wita7. Selesai Operasi : 17.10 Wita8. Premedikasi : Ondansentron 8 mg9. Induksi : Propofol 100 mg,10. Medikasi Tambahan : Tramadol 100 mgKetorolac 30 mgPentanylKetamin faralex11. Maintenance : Oksigen 3 Lpm12. Posisi : Terlentang13. Cairan durante operasi : RL 500 cc14. Perdarahan : minimalRecovery Room Diberikan oksigen 3 liter/menit Pantau hemodinamik pasien hingga pasien sadar Minimal skor Adrette 8, dipindahkan ke ruang perawatan

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 DefinisiPropofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan dalam tindakan anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan propofol bahkan tersedia juga dalam bentuk generik.Propofol merupakan obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan karakter recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual. Propofol merupakan cairan emulsi minyak-air yang berwarna putih yang bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1 ml/10mg) serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol, dan 1,2% purified eggphosphatide yang dimurnikan dan mudah larut dalam lemak. Propofol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh GABA. Penggunaan propofol 1,5-2,5 mg/kgBB dengan penyuntikan cepat (