Lapran Pemeriksaan Air FIX

download Lapran Pemeriksaan Air FIX

of 29

description

lingkungan

Transcript of Lapran Pemeriksaan Air FIX

I PENDAHULUANBab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar BelakangAir merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan memasak. Air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di setiap tempat dan setiap tingkatan tidak sama, artinya semakin tinggi taraf kebutuhan hidup manusia, semakin meningkat pula jumlah air yang diperlukan (Kusnaedi, 2004). Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kemampuan penyediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari bagi manusia adalah hal yang sangat penting. Air, tanah dan manusia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan orang dewasa perlu minum minimum 1,52 liter air sehari.Selain pentingnya air bagi di dalam tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan domestik rumah tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi, serta rekreasi (Moh. Soerjani, dkk, 1997).Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air di Indonesia meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Menurut Departemen Kesehatan (1994), di Indonesia rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita, meliputi : 30 liter untuk keperluan mandi, 15 liter untuk keperluan minum dan sisanya untuk keperluan lainnya. Kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan berbahaya bagi semua makhluk hidup yang tergantung pada sumber daya air. Air baku sebagai sumber air yang digunakan PAM terdiri dari air tanah dalam, mata air, dan sungai. Air tanah dalam dan mata air biasanya berkualitas baik dan hanya memerlukan pengolahan sederhana untuk dapat digunakan sebagai air minum yang memenuhi syarat, sedangkan air permukaan biasanya memerlukan pengolahan lengkap agar dapat mencapai standar bakteriologis dari air minum, sehingga di perlukan pengujian kualitas air secara mikrobiologi (Hefni, 2003).1.2. Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan perubahan pemeriksaan air adalah untuk mengetahui atau mengamati bakteri yang tumbuh dalam air sehingga air dapat diketahui layak atau tidak untuk dikonsumsi atau digunakan dan kualitas air tersebut. 1.3. Prinsip PercobaanPrinsip dari percobaan pemeriksaan air adalah berdasarkan metode count (hitung cawan), metode MPN (Most Probable Number) dan perhitungan jumlah koliform (Escherichia coli). Di dalam air. Selain itu juga berdasarkan bekteri Escherichia coli sebagai indikator polusi terhadap air, apabila ditemukan Escherichia coli dalam air maka air tersebut tercemar kotoran dan tidak layak untuk dikonsumsi.

II TINJAUAN PUSTAKABab ini menguraikan mengenai : (1) Peranan Air bagi Kehidupan, dan (2) Persyaratan Air.2.1. Peranan Air bagi KehidupanAir sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan dan juga merupakan sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan di atas bumi. Selain itu air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, juga manusia selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhanya semakin naik pula laju pemanfatan air. Tubuh Manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira 60-70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Untuk orang dewasa kira-kira memerlukan air 2.200 gram setiap harinya (Totok Sutrisno dan Eni Suciastuti, 1996).Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Syarat-syarat yang ditentukan sesuai dengan persyaratan kualitas air secara fisika, kimia dan biologi. Air yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidup sehat harus memenuhi syarat kualitas. Disamping itu harus pula dapat memenuhi secara kuantitas (jumlahnya). Diperkirakan untuk kegiatan rumah tangga yang sederhana paling tidak membutuhkan air sebanyak 100 L/orang/hari. Angka tersebut misalnya untuk :a. Berkumur, cuci muka, sikat gigi, wudhu 20L/orang/harib. Mandi/mencuci pakaian dan alat rumah tangga : 45L/orang/haric. Masak, minum : 5L/orang/harid. Menggolontor kotoran : 20L/orang/harie. Mengepel, mencuci kendaraan : 10L/orang/hariJumlah air untuk keperluan rumah tangga perhari perkapita tidaklah sama untuk tiap negara. Pada umumnya, dapat dikatakan pada negara-negara yang sudah maju, jumlah pamakaian air per hari per kapita lebih besar dari dari pada negara berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air sangatlah bervariasi sehingga rata-rata pemakaian air per orang per hari berbeda untuk satu negara dengan negara lainnya, satu kota dengan kota lainnya, satu desa dengan desa lainnya (Moh. Soerjani, dkk, 1997).

2.2. Persyaratan Air2.2.1. Pengertian Air BersihProgram kesehatan lingkungan dikenal adanya 2 (dua) jenis air yang dari aspek kesehatan layak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu air minum dan air bersih. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Syarat kesehatan dimaksud meliputi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktifitas (Sutrisno, Totok C, 2004).2.2.2. Persyaratan Kualitas Air BersihKualitas adalah kadar, mutu, tingkat baik buruknya sesuatu (tentang barang dan sebagainya) (Sutejo P dan Eling P, 2003).Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/ Menkes/Per/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak (Sutejo P dan Eling P, 2003).Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah, sumur, air tanah dangkal, sumur artetis atau air tanah dalam. Air bersih ini termasuk golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum (Sutejo P dan Eling P, 2003).Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No. 1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK PKA Tahun 2000/2001, dapat dibedakan ke dalam 5 kategori, yaitu :Tabel 1. Kandungan Bakteri Pada AirKelasKatagoriJumlah Koliform

Abaik< 50

Bkurang baik51-100

Cjelek101-1000

Damat jelek1001-2400

Esangat amat jelek> 2400

(Sutejo P dan Eling P, 2003).2.2.3 Persyaratan MikrobiologisPersyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli, salmonellatyphi, vibrio chotera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by water). Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform, ciadocera, dan lain-lain (Kusnaedi, 2004).Bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam panganmenunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia (Kusnaedi, 2004).Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan feses yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk susu (Anonim, 2010). Adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu : koliform fekal misalnya Escherichia coli dan koliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1992). Air tanah biasanya berkualitas baik dan hanya memerlukan pengolahan sederhana untuk dapat digunakan sebagai air minum yang memenuhi syarat, sedangkan air permukaan biasanya memerlukan pengolahan lengkap agar dapat mencapai standar fisika, kimia maupun bakteriologis dari air minum, sehingga di perlukan pengujian kualitas air.Adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml (Anonim, 2010).2.2.4 SNI Pengujian AirStandar Nasional Indonesia (SNI) air minum merupakan revisi SNI 10-3553-1996 yaitu air minum. Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknik Makanan dan Minuman dan telah dibahas dalam rapat konsensus nasional pada tanggal 11 Desember 2003 di Jakarta.Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-0l-3553-1996. Kedua jenis air minum itu selain harus memenuhi persyaratan fisik dan kimia, juga harus memenuhi persyaratan. Batas maksimum emaran mikroba dalam bahan pangan maupun air secara kuantitas dinyatakan sebagai jumlah maksimum mikroba yang diizinkan dinyatakan dalam angka atau jumlah koloni per satuan berat atau volume. Cemaran bakteri pada air anatara lain oleh bakteri Salmonella, Shigella, Clostridium, Pseudomonas dan Escherichia coli. Dalam perumusan SNI ini telah memerhatikan hal-hal yang tertera dalam :

Tabel 2. SNI Pengujian Air NoKriteria UjiSatuanPersyaratan

Air MineralAir Demineral

1Cemaran mikroba :

1.1Bakteri koliMPN/100ml< 2 (10MPN)< 2 (10MPN)

1.2Salmonella-Negatif/100mlNegatif/100ml

1.3Pseudomonas aeruginosaKoloni/mlNolNol

(Sumber : BSN, 2002)2.2.5. Kontaminasi SilangKontaminasi silang adalah proses perpindahan mikroba dari satu objek ke objek yang lain. Proses kontaminasi silang bisa terjadi melalui banyak jalan, secara langsung dan tidak langsung. Jika perpindahan mikroba terjadi dari sumber mikroba ke sampel, maka proses kontaminasi terjadi secara langsung. Kontaminasi tidak langsung adalah jenis kontaminasi silang karena faktor ketidaktahuan, tempat dan kondisi (Anonim, 2010).

III BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PERCOBAANBab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang Digunakan, dan (3) Prosedur Percobaan.3.1 Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan dalam percobaan Pemeriksaan Air adalah BCPT, BCPG, sempel air Rajawali, PCA, air steril, Ec Broth, ENDO dan EMBA.3.2 Alat yang DigunakanAlat yang digunakan pada percobaan perubahan air susu adalah 21 buah tabung reaksi, tabung Durham, jarum ose, pembakar spirtus, kapas, kertas bungkus, korek api, karet, pipet tetes, dan inkubator.3.3. Prosedur Percobaan 3.3.1. Presumtive TestProsedur percobaan pemeriksaan air ada beberapa tahap diantaranya presumtive test, siapkan sampel kemudian dipipet dengan a masullan ke air steril 10-1. Dengan menggunakan pipet a masukan masing-masing 1 ml ke 3 tabung BCPT 100, PCA 100, dan 3 tabung BCPG 100. Dengan menggunakan pipet c masukan ke tabung yang 3 tabung yang berisi BCPT 10-1 dan PCA 10-1 masing-masing 1 ml. Masih menggunakan pipet c masukan sampel ke air steril 10-2 setelah itu pipetkan masing-masing 1 ml ke 3 tabung BCPT 10-2 dan PCA 10-2. Setelah itu PCA di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C, BCPG dan BCPT di inkubasi selama 48 jam pada suhu 370C.3.3.2. Confirmed TestTahap ketiga yaitu confirmed test sediakan EMBA dan ENDO yang sudah dibagi menjadi 3 bagian masing-masing bagian itu ditulis 100, 10-1 dan 10-2. Goreskan dari masing-masing BCPT yang paling positif. Kemudian di inkubasi selama 24 jam dengan suhu 300C.3.3.1. Complete TestTahap kedua yaitu complete test sediakan 6 tabung reaksi yang di dalamnya terdapat tabung durham yang berisi Ec Broth. BCPT 100 dimasukan ke masing-masing tabung Ec Broth 100. Begitu juga dengan BCPT 10-1 dan BCPT 10-2. Kemudian di inkubasi selama 24 jam dengan suhu 300C.

10-210-110-210-110-010-010-010-210-1Gambar 1. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air

PCA inkubasi selama 24 jam pada suhu 370 CBCPG dan BCPT inkubasi selama 48 jam pada suhu 370 C

Ket :indikator adanya gas adalah dengan adanya gelembung udara pada tabung durham sedangkan indikator adanya asam adalah BCPT dan BCPG yang asalnya berwarna ungu akan berubah warna menjadi kuning.

Gambar 2. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air(Presumtive Test)

Ket : Bila salah satu tabung hanya gas atau asam saja yang positifGambar 3. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air(Complete Test)

Jika hasilnya positif, lanjutkan dengan pewarnaan gramKet : EMBA (+) jika warna biru metalik ENDO (+) jika warna merah metalikGambar 4. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air(Confirmed Test)

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANBab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1. Presumtive Testa. Sampel = Air RajawaliT Inkubasi = 370Ct Inkubasi = 24 jam

Gambar 5. Hasil Pengamatan Air (Presumtive Test)Dari tahap Presumtive Test dihasilkan koloni /ml adalah sebesar 3200 CFU/ml.b. Presumtive TestSampel = Air RajawaliT Inkubasi = 370Ct Inkubasi = 48 jam

Tabel 3. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37C Selama 48 jamTabungBCPG 100BCPG 100BCPT 10-1BCPT 10-2

AGAGAGAG

1++++++-+

2++++++-+

3++++++-+

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)4.1.2. Confirmed TestSampel = Air RajawaliT Inkubasi = 370Ct Inkubasi = 24 jam

Gambar 6. Hasil Pengamatan Air (Comfirmed Test)4.1.3. Complete TestSampel = Air RajawaliT Inkubasi = 370Ct Inkubasi = 48 jamTabel 4. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37C Selama 48 jamTabungEc BrothEc BrothEc Broth

AGAGAG

1++++++

2++++++

3++++++

Tabel MPN333

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)Dari tahap Complete Test dihasilkan MPN/ml adalah sebesar 239 MPN/ml.4.2. PembahasanPada tahap presumtive test menunjukan air di daerah Rajawali mengandung sejumlah bakteri sebesar 3200 CFU/ml. Uji pendugaan (presumptive test)dilakukan untuk menduga keberadaan bakteri koli dalam suatu sampel air. Uji dilakukan dalam medium fermentasi kaldu laktosa (laktosa broth) yang berisi tabung Durham. Uji dinyatakan positif bila terbentuk gas pada tabung Durham, karena bakteri koli mampu memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas yang merupakan khasnya. Uji pendugaan dapat menunjukkan kuantitas mikroorganisme koli yang merupakan jumlah perkiraan terdekat (MPN : Most Probable Number). MPN didapatkan dengan menghitung jumlah tabung positif dari tiap seri setelah 24 jam inkubasi pada suhu 37C.Pada tahap confirmed test dan telah tercemar oleh bakteri Escherichia coli. Uji penegasan atau penentu (confirmed test) Konfirmasi dari uji pendugaan perlu dilakukan, karena nilai positif (gas) dari uji pertama dapat juga merupakan reaksi dari bakteri non koli yang bukan indicator pencemar fekal. Uji penentu memerlukan medium selektif atau diferensisal, misalnya BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) dengan dilengkapi tabung Durham, EMB (Eosin Metylen Blue) atau endo agar. Syarat uji bernilai positif sama dengan uji pendugaan. Bila pada tahap ini di dalam kultur uji masih terbentuk gas, maka sampel air dinyatakan tidak layak minum.Pada complete test terdapat sejumlah koloni dalam sampel air yang berasal dari daerah Rajawali adalah sebesar 239 MPN/ml. Uji pelengkap (completed test)Uji ini merupakan analisis akhir dari sampel air untuk mendeteksi keberadaan bakteri koli fekal. Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. Usepa mensyaratkan presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella.Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia coli. Air untuk kolam renang (primary contact water) misalnya mensyaratkan kandungan coliform 2, maka ambil yang paling pekat3. Jika koloni 300, maka ambil yang paling encer

koloni / ml = koloni Pengenceran terkecil= 320 10-1= 3200 CFU/mlb. Presumtive TestSampel = Air RajawaliT Inkubasi = 370Ct Inkubasi = 48 jamTabel 3. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37C Selama 48 jamTabungBCPG 100BCPG 100BCPT 10-1BCPT 10-2

AGAGAGAG

1++++++-+

2++++++-+

3++++++-+

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)Keterangan :A (+) = warna ungu berubah menjadi kuningG (+) = ada gelembung di tabung durham4.1.2. Confirmed TestSampel = Air RajawaliT Inkubasi = 370Ct Inkubasi = 24 jam

Gambar 6. Hasil Pengamatan Air (Confirmed Test)Keterangan :EMBA (+) jika warna biru metalikENDO (+) jika warna merah metalik4.1.3. Complete TestSampel = Air RajawaliT Inkubasi = 370Ct Inkubasi = 48 jamTabel 4. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37C Selama 48 jamTabungEc BrothEc BrothEc Broth

AGAGAG

1++++++

2++++++

3++++++

Tabel MPN333

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)

Keterangan :Bila ada suatu tabung hanya gas atau asam saja yang (+) maka dianggap positifMPN/ml = 23,9 x 110-1 = 239 MPN/ml